KERAGAAN PLASMA NUTFAH PADI LOKAL
DI KALIMANTAN BARAT
Performance of Local Rice Germplasm in West Kalimantan
Agus Subekti, Dadan Permana, Pratiwi, Trisna Yasi A.W., dan M. Arifin Muflih
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Barat Jl. Budi Utomo No.45 Siantan Hulu Pontianak
E-mail: [email protected]
ABSTRACT
West Kalimantan endowed genetic diversity of rice is very rich. No fewer than 100 local rice varieties cultivated for generations by farmers in western Borneo. The high interest of local farmers grow rice due to rice varieties have been adaptive to the local biophysical conditions, including climate change (flooding and drought). Genetic diversity of local rice nutfah plasma should be maintained. This study is to explore, inventory and conservation (collection) of local varieties of rice germplasm in West Kalimantan. The method used in this research is the exploration and survey research methods are implemented in eight districts in West Kalimantan. Rice germplasm collected in the form of seed / grain passport of data recorded. Local rice germplasm exploration results is further in inventory and ex-situ conservation (collected) in the Gene Bank-BB or BB-Biogen and Rice. The results were obtained 121 local rice germplasm accessions in 8 districts. Local rice germplasm of the most widely encountered in Sambas district (29 accessions), followed by the District Sangggau (26 accessions), Pontianak District (22 accessions), Porcupine District (19 accessions), Kapuas Hulu (14 accessions), Bengkayang (13 accessions), Kubu Raya regency (11 accessions) and Ketapang (10 accessions). Local rice varieties are the most widely spreading varieties Sirendah, then Siam Ketupat, Ringkak Lean, and Coriander. Similarities between the local rice varieties was highest in the district between Pontianak regency and Kubu Raya district.
Keywords: performance, germplasm, local rice, West Kalimantan ABSTRAK
Kalimantan Barat dikaruniai keanekaragaman plasma nutfah padi yang sangat kaya. Tidak kurang dari 100 varietas padi lokal dibudidayakan secara turun temurun oleh petani di Kalimantan barat. Tingginya minat petani menanam padi lokal disebabkan karena varietas padi lokal sudah adaptif dengan kondisi biofisik lahan, termasuk terhadap perubahan iklim (kebanjiran maupun kekeringan). Keanekaragaman genetik plasma nutpah padi lokal perlu dipertahankan keberadaannya. Tujuan penelitian ini adalah melakukan eksplorasi, inventarisasi dan konservasi (koleksi) plasma nutfah varietas padi lokal di Kalimantan Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode penelitian eksplorasi dan survey yang dilaksanakan pada delapan kabupaten di Kalimantan Barat. Plasma nutfah padi yang dikumpul berupa biji/gabah dicatat data paspornya. Plasma nutfah padi lokal hasil eksplorasi ini selanjutnya di inventarisasi dan dikonservasi secara ex-situ (dikoleksi) di Bank Gen BB-Biogen dan atau BB-Padi. Dari hasil penelitian diperoleh 121 aksesi plasma nutfah padi lokal di 8 kabupaten. Plasma nutfah padi lokal yang paling banyak di temui di Kabupaten Sambas (29 aksesi) , disusul oleh Kabupaten Sangggau (26 aksesi), Kabupaten Pontianak (22 Aksesi), Kabupaten Landak (19 Aksesi), Kabupaten Kapuas Hulu (14 aksesi),
Ketapang (10 Aksesi). Varietas padi lokal yang paling luas sebarannya adalah varietas Sirendah, lalu Siam Ketupat, Ringkak Condong, dan Ketumbar. Kemiripan jenis padi lokal antara Kabupaten yang paling tinggi ditemukan diantara Kabupaten Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya.
Kata kunci : keragaan, plasma nutfah, padi lokal, Kalimantan Barat
PENDAHULUAN
Kalimantan Barat terletak di bagian barat pulau Kalimantan atau diantara garis 2 ⁰08' LU serta 3⁰02' LS serta diantara 108⁰30' BT dan 114⁰10' BT . Berdasarkan letak geografis ini Kalimantan Barat tepat di lalui garis katulistiwa sehingga merupakan daerah tropis dengan curah hujan > 3600 mm (Badan Pusat Statistik Kalimantan Barat, 2012). Kalimantan Barat dari 11,6 juta ha lahan yang berpotensi untuk tanaman pangan, baru dimanfaatkan 1,03 juta ha. Dari seluas 235.395 ha areal intensifikasi padi, 58,3 persen di antaranya telah ditanami varietas unggul dan sisanya varietas lokal.
Tanaman padi di Kalimantan Barat di budidaya oleh petani pada berbagai agroekosistem, terdiri dari agroekosistem lahan pasang surut, lahan sawah dan lahan kering, dengan topografi datar, bergelombang sampai berbukit. Dengan agroekosistem yang beragam telah membentuk tanaman untuk tumbuh dan beradaptasi pada lokasi yang spesifik, hal ini menyebabkan Kalimantan Barat dikaruniai keanekaragaman plasma nutfah padi yang sangat kaya. Tidak kurang dari 100 varietas padi lokal dibudidayakan secara turun temurun oleh petani di Kalbar. Tingginya minat petani menanam padi lokal disebabkan karena varietas padi lokal sudah adaptif dengan kondisi biofisik lahan, termasuk terhadap perubahan iklim (kebanjiran maupun kekeringan). Dari varietas-varietas padi lokal yang banyak ditanam terdapat varietas-verietas unggul lokal yang memiliki potensi genetik yang baik seperti ringkak janggut, sirendah, ketumbar, siam ketupat, dll, dengan potensi hasil 3,5 - 5 ton, toleran cekaman biotik dan abiotik serta perubahan iklim.
Keanekaragaman genetik padi lokal harus dipertahankan keberadaannya, bahkan harus diperluas agar supaya selalu tersedia bahan untuk pengembangannya bahkan untuk pembentukan varietas unggul. Upaya mempertahankan keberadaan plasma nutfah adalah dengan kegiatan konservasi. Konservasi tersebut secara garis besar terdiri dari konservasi in-situ dan konservasi ex-situ. Kesediaan yang lestari dari plasma nutfah secara ex-situ dilakukan antara lain dengan upaya melakukan eksplorasi, menginventarisasi dan mengkoleksinya. Selain itu untuk mempermudah mendapatkan informasi dari koleksi plasma nutfah yang kita koleksi maka perlu dilakukan dokumentasi yang memadai, sebaiknya dilakukan secara komputerisasi sehingga membentuk suatu database yang dapat diakses secara mudah oleh para peneliti atau yang memerlukannya. Tujuan dari kegiatan ini adalah melakukan eksplorasi, inventarisasi dan konservasi (koleksi) plasma nutfah varietas padi lokal di
Kalimantan Barat. Keluaran dari kegiatan ini adalah tereksplorasi, terinventarisasi dan terkonservasinya (terkoleksinya) plasma nutfah padi lokal di Kalimantan Barat.
METODOLOGI PENELITIAN
Kegiatan eksplorasi, inventarisasi, dan konservasi ek-situ (koleksi) plasma nutfah padi lokal di Kalimantan Barat akan dilakukan pada bulan Januari s/d Desember tahun 2012. Lokasi kegiatan ini difokuskan pada delapan kabupaten produksi padi di Kalimantan Barat yaitu : Kabupaten Sambas, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Pontianak, Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Ketapang, Kabupaten Landak, Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Kapuas Hulu. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian eksplorasi/survey, dengan penentuan sampel menggunakan teknik bola salju (Snowball sampling). Data plasma nutfah padi lokal hasil eksplorasi di analisis menggunakan indeks keragaman/diversitas Shanon (H) dan untuk mengetahui kemiripan struktur jenis padi lokal antara kabupaten menggunakan koefisien Sorenson (SC) (Ludwiq. J.A., and Reynolds. 1988 ; Rosenzweig, M.L. 1995 ; BB-Biogen, 2013). Plasma nutfah padi yang dikumpul berupa biji/gabah dicatat data paspornya. Data paspor berisi kumpulan informasi umum yang berhubungan dengan asal dimana varietas/kultivar tersebut berasal. Data paspor memuat berbagai informasi yang berasal dari kegiatan eksplorasi. Dikarenakan informasi tersebut diinventarisasi pada saat dilakukan eksplorasi di lapang, maka data paspor umumnya berisi mengenai informasi-informasi yang bersifat umum. Namun demikian, informasi tersebut
sangat bermanfaat untuk memberikan gambaran historis mengenai
varietas/kultivar yang dikoleksi (Soemantri I.H., et. al., 2008)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Kalimantan Barat
Kalimantan Barat merupakan daerah tropis, yang secara geografi terletak diantara garis 2 ⁰08' LU serta 3⁰02' LS serta diantara 108⁰30' BT dan 114⁰10' BT. Berdasarkan letak geografis ini Kalimantan Barat tepat di lalui garis katulistiwa dengan curah hujan > 3600 mm. Sebagian besar wilayah Kalimantan Barat merupakan daerah berdataran rendah dengan luas sekitar 146.807 km2 atau 7,53 persen dari luas Indonesia atau 1,13 kali luas pulau Jawa. Dilihat dari jenis tanahnya, maka sebagian besar daerah Kalimantan Barat terdiri dari jenis tanah PMK (podsolik merah kuning), yang meliputi areal sekitar 10,5 juta hektar atau 17, 28 persen dari luas Kalimantan Barat. Berdasarkan penggunaan lahan di Kalimantan Barat terdapat luas lahan sawah irigasi sekitar 74.460 ha, lahan non irigasi sekitar 348.650 ha dan lahan kering sekitar 522.578 ha (Badan Pusat Statistik Kalimantan Barat, 2012) .
Hasil Eksplorasi Plasma Nutfah Padi Lokal di Kalimantan barat
Kegiatan eksplorasi plasma nutfah padi lokal di Kalimantan Barat telah dilakukan di delapan Kabupaten di Kalimantan Barat yaitu : Kabuten Kubu Raya yaitu di Kecamatan Sungai Raya dan Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Pontianak yaitu di Kecamatan Siantan dan Kecamatan Sungai Pinyuh, Kabupaten Landak di Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Sambas di Kecamatan Pemangkat, Kecamatan Semparuk, Kecamatan Tebas, Kecamatan Tekarang, dan Kecamatan Jawai, Kabupaten Sanggau di Kecamatan Kembayan, Kecamatan Balai, dan Kecamatan Sekayam, dan Kabupaten Bengkayang di Kecamatan Jagoibabang dan Kecamatan Monterado, hasil eksporasi tersebut dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Plasma Nutfah Padi Lokal di Kalimantan Barat
NO Nama Varietas Kabupaten Total PTK KR KTP SBS BKY LDK SGU KH 1 Angkong 0 0 0 0 0 0 1 0 1 2 Antan Rayan 0 0 0 0 0 1 0 0 1 3 Arang 0 0 0 0 0 0 1 0 1 4 Baci 0 0 0 0 1 0 0 0 1 5 Bali 0 1 0 0 0 1 0 0 2 6 Balik 0 0 0 0 0 0 0 1 1 7 Banjar 0 0 0 1 0 1 0 0 2 8 Banyalosat 0 0 0 0 0 0 1 0 1 9 Belacan 0 0 0 0 0 0 1 0 1 10 Beliah 0 0 0 0 1 0 0 0 1 11 Belimbing 0 0 0 0 0 0 1 0 1 12 Beras Hitam 0 0 0 0 0 1 0 0 1 13 Beras merah 0 0 0 0 0 1 0 0 1 14 Betmen 1 0 0 0 0 0 0 0 1 15 Bunga 0 0 0 0 0 1 0 0 1 16 C-4 0 0 0 0 0 0 0 1 1 17 Cante' 0 0 0 0 0 0 1 0 1 18 Cianjur 1 0 0 0 0 0 0 0 1 19 Darah belut 1 0 0 0 0 0 0 0 1 20 Dekor 0 0 0 0 1 0 0 0 1 21 Diya 0 0 0 0 1 0 0 0 1 22 Dolog 0 0 0 0 0 0 1 0 1 23 Ginte/pancing 0 0 0 0 0 0 0 1 1 24 Hitam Besar 0 0 0 0 0 0 1 0 1 25 Hitam Kecil 0 0 0 0 0 0 1 0 1 26 Humairah 0 0 0 1 0 0 0 0 1 27 Iban 0 0 0 0 0 0 1 0 1
NO Nama Varietas Kabupaten Total PTK KR KTP SBS BKY LDK SGU KH 29 Jagung 0 0 0 0 0 0 1 0 1 30 Janphak 0 0 0 0 1 0 0 0 1 31 Jeranang 0 0 0 0 0 0 1 0 1 32 Jongkat 0 0 1 0 0 0 0 0 1 33 Kapuas 0 0 0 1 0 0 0 0 1 34 Ketumbar 1 1 0 1 0 0 0 0 3 35 Ketupat Pendk 0 0 0 0 0 0 0 1 1 36 Kujam Merah 0 0 0 0 0 0 0 1 1 37 Kuning 1 0 0 1 0 0 0 0 2 38 Lawi 0 0 0 0 0 0 1 0 1 39 Lilin 0 1 0 0 0 0 0 0 1 40 Majun 0 0 0 0 1 0 0 0 1 41 Mat Bangkal 0 0 1 0 0 0 0 0 1 42 Mat Embun 0 0 1 0 0 0 0 0 1 43 Mate’ 0 0 0 0 0 1 0 0 1 44 Melawi 0 0 0 0 0 1 0 1 2 45 Merah besar 0 0 0 0 0 0 1 0 1 46 Moton 0 0 0 0 1 0 0 0 1 47 Muncul 0 0 0 0 0 0 1 0 1 48 Nyerungkop 0 0 0 0 0 0 1 0 1 49 Padi merah 1 0 0 0 0 0 0 0 1 50 Padi Hitam 1 0 0 0 0 0 0 0 1 51 Pance' Itali 0 0 1 0 0 0 0 0 1 52 Pandan wangi 1 1 0 0 0 0 0 0 2 53 Pantat Ulat 0 0 0 0 0 1 0 0 1 54 Pelawang Dewa 0 0 0 0 0 1 0 0 1 55 Pelawang Kapuas 0 0 0 0 0 1 0 0 1 56 Pelawang Lumut 0 0 0 0 0 1 0 0 1 57 Pelimbung 0 1 0 0 0 0 0 0 1 58 Pembagi 0 0 0 0 0 0 1 0 1 59 Piyet 0 0 0 0 0 0 1 0 1 60 Pulut anak ruan 1 0 0 0 0 0 0 0 1 61 Pulut Banjar 0 0 0 1 0 0 0 0 1 62 Pulut Ciherang 0 0 0 0 0 1 0 0 1 63 Pulut Cina 1 0 0 0 0 0 0 0 1 64 Pulut ekor kuda 0 0 0 1 0 0 0 0 1 65 Pulut enda becek 0 0 0 1 0 0 0 0 1 66 Pulut Hitam 1 0 0 0 0 0 0 0 1 67 Pulut Jambi 1 0 0 0 0 0 0 0 1 68 Pulut Kancil 0 0 0 0 0 1 0 0 1
NO Nama Varietas Kabupaten Total PTK KR KTP SBS BKY LDK SGU KH 69 Pulut sagu 1 1 0 0 0 0 0 0 2 70 Pulut Papan 0 0 1 0 0 0 0 0 1 71 Pulut Sinakan 0 0 0 0 0 1 0 0 1 72 Ragang 0 0 0 0 0 0 1 0 1 73 Rana Halus 0 0 0 0 0 0 0 1 1 74 Rati 0 0 0 0 1 0 0 0 1 75 Remunai 0 0 0 0 0 0 0 1 1 76 Renden 0 1 0 0 0 0 0 0 1 77 Ringkak Berkat 0 0 0 1 0 0 0 0 1 78 Ringkak Bulat 0 0 0 1 0 0 0 0 1 79 Ringkak Condong 1 1 0 1 0 0 0 0 3 80 Ringkak Janggut 0 0 0 1 0 0 0 0 1 81 Ringkak Keretek 0 0 0 1 0 0 0 0 1 82 Ringkak Ketupat 0 0 0 1 0 0 0 0 1 83 Ringkak latek 0 0 0 1 0 0 0 0 1 84 Ringkak Paya 0 0 0 1 0 0 0 0 1 85 Ringkak Putih 0 0 1 1 0 0 0 0 2 86 Ringkak Sambas 0 0 1 0 0 0 1 0 2 87 Ringkak Semut 1 1 0 0 0 0 0 0 2 88 Ringkak Senen 0 0 0 1 1 0 0 0 2 89 Ringkak Ulap 0 0 0 1 0 0 0 0 1 90 Ringkak Unggul 0 0 0 1 0 0 0 0 1 91 Saing 0 0 0 0 0 0 1 0 1 92 Salimah 1 0 0 0 0 0 0 0 1 93 Salon 0 0 0 0 0 0 0 1 1 94 Sampit 0 0 0 1 0 0 0 0 1 95 Sanggau 0 0 0 0 0 0 1 0 1 96 Sayap 0 0 0 0 0 0 1 0 1 97 Sekapar 0 0 0 0 0 0 1 0 1 98 Selasih 0 0 0 0 0 0 1 1 2 99 Seluang 0 0 0 0 0 0 0 1 1 100 Senam kain 0 0 0 1 0 0 0 0 1 101 Serai 0 0 1 0 0 0 0 0 1 102 Seraya 1 0 0 0 0 0 0 0 1 103 Siam Ketupat 1 1 0 1 0 0 0 1 4 104 Siam Mangat 0 0 0 1 0 0 0 0 1 105 Siam Pemangkat 1 0 0 0 0 0 0 0 1 106 Sirendah 1 1 0 1 1 1 0 1 6 107 Sirendah Bulat 0 0 0 1 0 0 0 0 1 Sirendah kulit
NO Nama Varietas Kabupaten Total PTK KR KTP SBS BKY LDK SGU KH 109 Sirendah Merah 0 0 0 0 0 1 0 0 1 110 Sirendah rendah 0 0 0 0 0 1 0 0 1 111 Siya 0 0 0 0 1 0 0 0 1 112 Srikandi 0 0 0 1 0 0 0 0 1 113 Suate' Merah 0 0 1 0 0 0 0 0 1 114 Suate' Putih 0 0 1 0 0 0 0 0 1 115 Sukung 0 0 0 0 1 0 0 0 1 116 Taiwan 0 0 0 1 0 0 0 0 1 117 Taras 0 0 0 0 0 1 0 0 1 118 Thailand 1 0 0 0 0 0 0 0 1 119 Umbang 0 0 0 0 1 0 0 0 1 120 Umbang Serai 0 0 0 0 0 0 0 1 1 121 Uwi (beras merah) 0 0 0 0 0 0 1 0 1 Total 22 11 10 29 13 19 26 14 144 Indeks Shanon (H) 3,09 2,40 2,30 3,37 2,56 2,94 3,26 2,64
Keterangan: PTP = Pontianak, KR = Kubu Raya, KTP = Ketapang, BKY = Bengkayang, LDK = Landal, SGU = Sanggau, KH = Kapuas Hulu
Berdasarkan Tabel 1 diatas diperoleh informasi bahwa terdapat 121 plasma nutfah padi lokal yang tersebar di 8 Kabupaten di Kalimantan Barat. Kabupaten yang memiliki plasma nutfah padi lokal yang paling banyak adalah Kabupaten Sambas (29 aksesi) , disusul oleh Kabupaten Sangggau (26 aksesi), Kabupaten Pontianak (22 aksesi), Kabupaten Landak (19 aksesi), Kabupaten Kapuas Hulu (14 aksesi), Kabupaten Bengkayang (13 aksesi), Kabupaten Kubu Raya (11 aksesi) dan Kabupaten Ketapang (10 aksesi). Varietas padi lokal yang cukup luas penyebarannya adalah varietas Sirendah yang ditanam oleh petani di enam Kabupaten yaitu di Kabupaten Sambas, Kabupaten Pontianak, Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Landak, dan Kabupaten Ketapang, selanjutnya disusul oleh varietas Siam Ketupat yang menyebar di empat kabupaten yaitu Kabupaten Sambas, Kabupaten Pontianak, Kabupaten Kubu Raya dan Kabupaten Kapuas Hulu, selanjutnya disusul oleh varietas Ketumbar dan Ringkak Condong yang ditanam di tiga Kabupaten yaitu Kabupaten Sambas, Kabupaten Pontianak, dan Kabupaten Kubu Raya, selanjutnya disusul oleh varietas Bali, Banjar, Melawi, Pandan Wangi, Pulut Sagu, Ringkaka Paya, Ringkak Putih, Ringkak Semut, Ringkak Senen,dan selasih yang ditanam di dua Kabupaten, sedang varietas lokal lainnya hanya ditanam di satu Kabupaten.
Berdasarkan Tabel 1 juga dapat di lihat bahwa keragaman (diversity ) plasma nutfah padi lokal di masing-masing kabupaten yang dihitung berdasarkan Indeks Shanon (H) tertinggi ditemukan di Kabupaten Sambas ( H = 3,37) , disusul oleh Kabupaten Sangggau (H = 3,26), Kabupaten Pontianak (H = 3,09), Kabupaten Landak (H = 2,94), Kabupaten Kapuas Hulu (H = 2,64), Kabupaten
Bengkayang (H = 2,56), Kabupaten Kubu Raya (H = 2,40) dan Kabupaten Ketapang (H = 2,30).
Selanjutnya untuk mengetahui tingkat kemiripan struktur jenis padi lokal antara 2 kabupaten/wilayah diduga dari besaran koefisien Sorenson (SC), hasil perhitungan dapat di lihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Nilai Koefisien Sorenson (SC) Plasma Nutfah Padi Lokal antar Kabupaten di Kalimantan Barat
KABUPATEN PTK KR KTP SBS BKY LDK SGU KH PTK 1,00 0,42 0,00 0,20 0,06 0,05 0,00 0,11 KR 1,00 0,00 0,20 0,08 0,13 0,00 0,16 KTP 1,00 0,05 0,00 0,00 0,06 0,00 SBS 1,00 0,10 0,08 0,00 0,09 BKY 1,00 0,08 0,00 0,07 LDK 1,00 0,00 0,06 SGU 1,00 0,00 KH 1,00
Keterangan : PTP = Pontianak, KR = Kubu Raya, KTP = Ketapang, BKY = Bengkayang, LDK = Landal, SGU = Sanggau, KH = Kapuas Hulu
Berdasarkan tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa plasma nutfah padi lokal dengan kemiripan paling tinggi terdapat diantara Kabupeten Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya (SC =0,42), kemudian antara Kabupaten Pontianak dan Kabupaten Sambas serta antara Kabupaten Kubu Raya dan Sambas (SC =20), sedangkan antara kabupaten lainnya relatif kecil.
KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keragaman plasma nutfah padi lokal tertinggi ditemukan di Kabupaten Sambas dengan jumlah 29 aksesi dengan nilai indeks keragaman atau Indeks Sorenson (H) sebesar 3,37, disusul oleh Kabupaten Sanggau dengan jumlah aksesi 26 dan nilai H = 3,26, Kabupaten Pontianak dengan jumlah aksesi 22 dan nilai H = 3,09, Kabupaten Landak dengan jumlah aksesi 19 dan nilai H = 2,94, Kabupaten Kapuas Hulu dengan 14 aksesi dan nilai H = 2,64, Kabupaten Bengkayang dengan jumlah aksesi 13 dan nilai H = 2,56, Kabupaten Kubu Raya dengan jumlah aksesi 11 dan nilai H = 2,40, serta Kabupaten Ketapang dengan jumlah aksesi 10 dan nilai H = 2,30
Sementara, dari sisi luas sebaran, varietas padi lokal yang luas sebarannya adalah varietas Sirendah, disusul oleh Siam Ketupat, Ringkak Condong, dan Ketumbar. Kemiripan jenis padi lokal antara kabupaten yang paling tinggi
kemudian antara Kabupaten Pontianak dan Kabupaten Sambas serta antara Kabupaten Kubu Raya dan Sambas (SC =20), sedangkan antara kabupaten lainnya relatif kecil.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Barat, 2012. Kalimantan Barat dalam Angka, BPS Provinsi Kalimantan Barat, Pontianak.
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, 2013. Panduan Inventarisasi dan/atau Koleksi Sumber Daya Genetik Tanaman di Indonesia. BB-Biogen, Bogor.
Ludwiq, J.A., and J. F. Reynolds, 1988, Statistical Ecoloqy a Primer on Methods and Computing, John Wiley & Sons, New York.
Rosenzweig, M. L. 1995. Species Diversity in Space and Time. Cambridge University Press, New York, NY
Somantri I.H., Hasanah M., Kurniawan, H., 2008. Teknik Konservasi Ex-situ, Rejuvenasi, Karakterisasi, Evaluasi, Dokumentasi, dan Pemanfaatan Plasma Nutfah. http://anekaplanta.wordpress.com/2008/01/13/teknik-konservasi-ex-situ-rejuvenasi-karakterisasi-evaluasi-dokumentasi-dan-Pemanfaatan-plasma-nutfah/