• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN RISIKO PADA SUPPLY CHAIN PT GRAHA MAKMUR CIPTA PRATAMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGELOLAAN RISIKO PADA SUPPLY CHAIN PT GRAHA MAKMUR CIPTA PRATAMA"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

PENGELOLAAN RISIKO PADA

SUPPLY CHAIN

PT GRAHA

MAKMUR CIPTA PRATAMA

NAMA

: YOGI ADHI SATRIA

NRP

: 2507100074

PEMBIMBING 1 : PUTU DANA KARNINGSIH

PEMBIMBING 2 : NINIET INDAH ARVITRIDA

(2)
(3)

Latar Belakang

Pengepul

(4)

Pentingnya manajemen risiko

why

agar aliran proses

supply chain tidak

terganggu

(5)

Aliran Pengadaan Udang Segar

Petambak Kecil Pengepul Petambak Besar Supplier Partner (H. Rois Huda) Perusahaan (PT GMCP)

Arus Jual Beli

Arus Informasi Kebutuhan (Quantity & Size), Harga dan Pembayaran

(6)

Receiving Pemotongan Kepala Sortir Pengupasan Kulit Soaking Individual Quick Frozen (IQF) Glazing Packing Penimbangan Penyimpanan pada cold storage

Aliran Produksi

(7)

Perusahaan Local Broker Quality Control Shiping Government Quality Control & Administration Buyer Quality Control Inspection Customer

(8)

Perumusan Masalah

Identifikasi, penilaian dan analisis risiko pada supply

chain PT Graha Makmur Cipta Pratama

serta identifikasi mitigasi yang paling sesuai dalam

pengelolaan risiko tersebut agar perusahaan dapat

meminimasi kerugian serta mencapai tujuannya.

(9)

Melakukan Identifikasi risiko yang berpotensi timbul pada

Suply Chain PT Graha Makmur Cipta Pratama

Memetakan keterkaitan supply chain risk untuk PT Graha

Makmur Cipta Pratama sehingga dapat diketahui hubungan

antara suatu kejadian dan faktor risiko dengan kejadian dan

faktor risiko lainnya

Mendapatkan desain mitigasi terhadap risiko kritis yang

terjadi pada supply chain PT Graha Makmur Cipta

Pratama

Tujuan

Melakukan analisa dan evaluasi risiko untuk menentukan

bobot-bobot dari risiko yang ditemukan

(10)

Ruang Lingkup

Batasan

Mitigasi hanya sampai pada rekomendasi, tidak sampai tahapan

implementasi

Produk yang diamati hanya jenis udang

vannamei

Risiko yang diidentifikasi berdasarkan pada tujuan Perusahaan

Peneliatan dikhususkan pada penjualan kepada customer di luar Indonesia

Asumsi

Tidak terjadi perubahan biaya-biaya pada proses selama

(11)

Berdasarkan identifikasi risiko, dapat memberikan gambaran

jenis-jenis risiko serta tingkat risiko pada supply chain PT

Graha Makmur Cipta Pratama

Dengan tindakan mitigasi yang diperuntukan pada PT. Graha

Makmur Cipta Pratama, diharapkan perusahaan dapat

mengurangi kerugian yang diakibatkan risiko pada supply

chain.

Memberikan usulan dan bahan pertimbangan kepada pembuat

kebijakan dalam menangani risiko dan mengambil keputusan

pada kegiatan supply chain selanjutnya

Manfaat

Memberikan wacana atau pengetahuan tentang Supply Chain

Risk Management (SCRM) untuk supply chain yang memiliki

karakteristik yang hampir sama dengan studi kasus yang

diangkat dalam penelitian ini

(12)

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

PERUMUSAN MASALAH

Studi Literatur

• Konsep Supply Chain Management • Konsep Risk Management

• Konsep SCRM

•Konsep pengembangan SCOR • Konsep AS/ NZS 4360 : 2004

• Strategi mitigasi pada supply chain

Studi Lapangan • Kondisi Perusahaan

• Flow supply chain process • Data historis perusahaan

A

Metodologi

T

ahap

Ident

if

ik

as

i

Mas

al

ah

(13)

A

PEMETAAN AKTIVITAS SUPPLY

CHAIN

PENGIDENTIFIKASIAN RISIKO (PENGEMBANGAN SCOR)

PENILAIAN RISIKO (AS/ NZS 4360 : 2004) B RISK MAPPING

T

ahap

P

engum

pul

an

dan

P

engol

ahan

D

at

a

(14)

B

•PEMETAAN KETERKAITAN •FORMULASI ALTERNATIF

STRATEGI MITIGASI

KESIMPULAN DAN SARAN ANALISIS

T

ahap

A

n

a

lis

is

dan

K

es

im

pul

an

(15)

Pemetaan Aktivitas

(16)

Menyediakan produk bermutu untuk kepuasan pelanggan dengan :

1. Memenuhi syarat-syarat pelanggan

2. Prima dalam mutu, aman dan legal

3. Penyerahan produk tepat waktu

(17)

Identifikasi Risiko Pada

Aktivitas

Plan

(18)

Identifikasi Risiko Pada

Aktivitas

Source

(19)

Identifikasi Risiko Pada

Aktivitas

Make

(20)

Identifikasi Risiko Pada

Aktivitas

Deliver

(21)

Identifikasi Risiko Pada

Aktivitas

Return

(22)

Jumlah Risiko

Total =

(23)
(24)

Penilaian Risiko Pada

Aktivitas

Plan

(25)

Penilaian Risiko Pada

Aktivitas

Source

(26)

Penilaian Risiko Pada

Aktivitas

Make

(27)

Penilaian Risiko Pada

Aktivitas

Deliver

(28)

Penilaian Risiko Pada

Aktivitas

Return

(29)

6 low risks

2 moderate

risks

3 high risks

0 extreme

risks

Perencanaan Customer Relationship Management

yang tidak tepat

Kesalahan pada perencanaan manajemen pemasok

Ketidakpastian order dari customer

Pemetaan Pada Aktivitas

(30)

4 low risks

2 moderate

risks

2 high risks

0 extreme

risks

Kesulitan dalam mendapatkan udang segar dari

pemasok sesuai dengan kebutuhan perusahaan

Ketidaktersediaan udang segar secara kuantitas

maupun kualitas yang dibutuhkan perusahaan dari

pemasok

Pemetaan Pada Aktivitas

(31)

6 low risks

1 moderate

risks

2 high risks

0 extreme

risks

Respon terhadap permintaan customer yang tidak

memadai

ketidakmampuan pemasok dalam memenuhi

perubahan yang mendadak dalam spesifikasi dan

jumlah permintaan perusahaan

Pemetaan Pada Aktivitas

(32)

3 low risks

6 moderate

risks

1 high risks

0 extreme

risks

Rusaknya Finish Product disebabkan proses

pengiriman ( rusaknya mesin pendingin pada

kontainer logistic provider)

Pemetaan Pada Aktivitas

(33)

9 low risks

1 moderate

risks

0 high risks

0 extreme

risks

Pemetaan Pada Aktivitas

Return

(34)

Faktor Risiko

Pemasok

Organisasi

Perusahaan

Logistik

Provider

Market &

Customer

1. Kesalahan eveluasi perencanaan

dalam pencarian dan pemilihan pemasok

2. Alur informasi permintaan customer ke

pemasok yang kurang tepat

3. Kurangnya informasi mengenai

pemasok yang memiliki potensi

4. Kapasitas tambak dalam pemenuhan

udang segar yang dibutuhkan

perusahaan tidak memadai

5. Persaingan dengan kompetitor dalam

mendapatkan udang segar

6. Terjadinya bencana alam pada lokasi

pemasok

Kuranganya skill dan pengalaman dari

pegawai marketing

Kapasitas produksi yang kurang memadai

1. Kurang kapabilitasnya mesin yang dimiliki

logistic provider

2. Kesalahan dalam memilih logistic provider

1. Strategi marketing yang kurang tepat

2. Kurang adanya prioritas CRM dalam

perusahaan

3. Tidak adanya customer tetap

4. Ketidakpastian dari kondisi customer

berkaitan dengan lokasi / perekonomian

Negara

5. Tidak adanya informasi demand dan

(35)

Mitigasi Pemasok

Faktor Risiko Mitigasi

Kesalahan evaluasi perencanaan dalam pencarian dan pemilihan pemasok

• Membuat database pemasok

• Mengembangkan kriteria pemilihan pemasok

Alur informasi mengenai permintaan

customer ke pemasok yang kurang

tepat

• Information sharing tentang potensi

demand kepada pemasok

• Membuat database pemasok • Menyediakan mekanisme kerja sama dengan customer

Kapasitas tambak dalam pemenuhan udang segar yang dibutuhkan

perusahaan tidak memadai

Information sharing tentang potensi demand kepada pemasok

Persaingan dengan kompetitor dalam mendapatkan udang segar

• Mempererat kerjasama dan kolaborasi

• Membeli udang segar dengan harga sedikit lebih mahal

• Pembayaran kepada pemasok secara tepat waktu

(36)

Lanjutan Mitigasi Pemasok

Faktor Risiko Mitigasi

Kurangnya informasi mengenai pemasok yang memiliki potensi

• Mempererat kolaborasi dan

information sharing dengan pemasok

• Membuat database pemasok

tentang pemasok lain yang berpotensi Terjadinya bencana alam pada lokasi

pemasok

Sharing informasi mengenai perkiraan

(37)

Faktor Risiko Mitigasi

Kuranganya skill dan pengalaman dari pegawai marketing

• Melakukan penilaian kinerja dan memberikan reward and punishment • Melakukan pelatihan terhadap

pekerja

• Memberi target yang jelas bagi setiap pegawai dengan waktu deadline

tertentu Kapasitas produksi yang kurang

memadai

Memperbesar kapasitas produksi (Dengan melihat keadaan finansial perusahaan)

(38)

Faktor Risiko Mitigasi

Kurang kapabilitasnya mesin yang dimiliki logistic provider

• Membuat penilaian terhadap setiap

logistic provider dan membuat

database untuk data penilainnya • Membuat kontrak yang lebih tegas dan lebih menguntungkan

perusahaan terhadap logistic provider yang dipilih

Kesalahan dalam memilih logistic

provider

•Membuat database untuk logistic

provider untuk data historinya

(39)

Faktor Risiko Mitigasi

Strategi marketing yang kurang tepat

• Riset pasar

• Membuat database mengenai customer

• Melakukan forecasting demand dan supply dari pemasok

• Memperbaiki strategi CRM dengan melakukan komunikasi secara rutin terhadap customer lama • Mengikuti International Certification

• Memberikan pelatihan pada pegawai perusahaan terutama untuk Top Management mengenai

pentingnya Customer Relationship Management (CRM)

• Mempertahankan dan meningkatkan mutu produk serta meningkatkan pelayanan pada customer

• Menyediakan mekanisme kerja sama dengan

customer

(40)

Kurang adanya prioritas CRM dalam perusahaan

Mengadakan pelatihan untuk top manajemen

Tidak adanya customer tetap • Memperbaiki strategi CRM dengan melakukan komunikasi secara rutin terhadap customer lama

• Mempertahankan dan

meningkatkan mutu produk serta meningkatkan pelayanan pada

customer

• Menyediakan mekanisme kerja sama dengan customer

Ketidakpastian dari kondisi customer berkaitan dengan lokasi /

perekonomian Negara

• Memperbaiki strategi CRM dengan melakukan komunikasi secara rutin terhadap customer lama

• Membuat database mengenai pelanggan

• Riset pasar Tidak adanya informasi demand dan

forecasting demand maupun supply

Merekap data demand dan

melakukan forecasting demand dan

supply dari pemasok

(41)
(42)

Bulan Supply (Kg) Demand (Kg) Selisih Demand dan Supply Januari 111863 218050 106187 Februari 85406 223475 138069 Maret 159115 394817.9 235702.9 April 145076 280992.9 135916.9 Mei 144184 311607.1 167423.1 Juni 111723 281253.6 169530.6 Juli 128423 396925 268502 Agustus 151213 333982.1 182769.1 September 83725 274800 191075 Oktober 133794 273210.7 139416.7 Nopember 120700 324203.6 203503.6 Desember 152526 331442.9 178916.9

Gap Antara Demand dan Supply

Eksisting

(43)

Month De m an d Jan Jul Jan Jul Jan Jul Jan Jul Jan 700000 600000 500000 400000 300000 200000 Smoothing Constants Alpha (level) 0.2 Gamma (trend) 0.2 Accuracy Measures MAPE 12 MAD 38172 MSD 2186530612 Variable Forecasts 95.0% PI Actual Fits Double Exponential Smoothing Plot for Demand

Month Su pp ly Jan Jul Jan Jul Jan Jul Jan Jul Jan 225000 200000 175000 150000 125000 100000 Smoothing Constants Alpha (level) 0.2 Gamma (trend) 0.2 Accuracy Measures MAPE 19 MAD 22275 MSD 736387444 Variable Forecasts 95.0% PI Actual Fits

Double Exponential Smoothing Plot for Supply

Waktu Forecasting Supply Forecasting Demand Selisih Hasil Forecasting Februari 2011 120061 299063 179002 Maret 2011 120802 302009 181207 April 2011 121544 304955 183411 Mei 2011 122285 307901 185616 Juni 2011 123027 310847 187820 ~ ~ ~ September 2014 151950 425741 273791 Oktober 2014 152692 428687 275995 Nopember 2014 153433 431633 278200 Desember 2014 154175 434579 280404 Januari 2015 154917 437525 282608

Forecasting Demand dan Supply

(44)

Integrasi

CRM - SRM

(45)

Perusahaan dapat melakukan benchmarking dengan

perusahaan besar seperti ajinomoto

Membuat gudang sebagai tempat penyimpanan raw

material.

(46)

Membuat Media Komunikasi Berbasis Web

Mempertahankan dan meningkatkan mutu produk serta

meningkatkan pelayanan pada customer baik sebelum terjadi

transaksi pembelian maupun setelah terjadi pembelian

Menyediakan mekanisme kerja sama dengan customer

(47)

Adanya customer tetap sehingga dapat mengurangi tingginya fluktuasi

demand pada perusahaan

Dari data demand yang lebih stabil, hasil dari forecasting demand

pun akan menjadi lebih stabil sehingga memudahkan perusahaan

dalam memprediksi kebutuhan udang segar lebih awal

Dari data demand yang lebih stabil dapat memberikan opsi pada

perusahaan untuk mengembangkan kapasitas produksi

Perusahaan akan mendapatkan informasi mengenai kondisi

keuangan dan potensi order dari customer lebih awal

Prediksi kebutuhan udang segar dari awal akan memudahkan

perusahaan dalam memaksimalkan potensi pemasok agar bisa

memasok sesuai dengan kebutuhan perusahaan

(48)

1.Dari hasil identifikasi risiko diperoleh 48 risiko pada supply chain

perusahaan yang ditelusuri menggunakan pengembangan Supply Chain

Operations Reference (SCOR)

• a. 14 risiko pada aktivitas plan

• b. 7 risiko pada aktivitas source

• c. 9 risiko pada aktivitas make

• d. 10 risiko pada aktivitas deliver

• e. 9 risiko pada aktivitas return

2. Dari hasil analisa risko yang dilakukan diperoleh nilai likelihood dan

consequences berdasarkan Australian Standard/ New Zealand Standard

(AS/NZS) 4360 : 2004 diperoleh 28 low risk, 12 moderate risk, dan 8 high

risk.

(49)

3.Dari pemetaan keterkaitan supply chain risk untuk high risk pada

PT Graha Makmur Cipta Pratama, terdapat 15 faktor risiko yang

menyebabkan risiko-risiko tersebut

4.Didapatkan 7 strategi mitigasi kelompok pemasok, 3 strategi

mitigasi kelompok organisasi perusahaan, 2 strategi mitigasi

kelompok logistic provider, 8 strategi mitigasi kelompok

customer. Selain strategi mitigasi untuk tiap kelompok,

direkomendasikan juga perancangan strategi mitigasi yang

terintegrasi dengan pendekatan integrasi Supplier Relationship

Management (SRM) dan Customer Relationship Management

(CRM).

(50)

• Pengidentifikasian dan penilaian risiko dapat dilakukan secara

berkala dan berkelanjutan agar dapat meminimasi kerugian jika

terjadinya risiko yang berakibat negatif pada perusahaan.

• Pada penelitian selanjutnya, dapat diperhitungkan peningkatan

kapasitas produksi dengan mempertimbangkan forecasting

demand maupun supply apabila demand dan supply sudah lebih

stabil.

(51)

Daftar Pustaka

• 2004. Tutorial: Risk Management Standard, AS/NZS 4360: 2004, Broadleaf Capital International Pty Ltd.

• 31000:2009, A. N. I. 2009. Risk Management-Principles and Guidelines, University of Technology Sydney.

• Alijoyo, A. 2006. Enterprise Risk Management, Jakarta, PT. Ray Indonesia.

• Choy, K. L., Lee, W. B., & Lo, V. 2003. Design of an intelligent supplier relationship management system: a hybrid case based neural network approach. Pergamon. • Christopher, Martin & Peck, H. 2003. Building the Resilient Supply Chain. Cranfield

School of Management.

• Decs Accredited Purchasing Unit Managing Risk In Contracting. 2001

• Frosdick, S. 1997. The Technique of Risk Analysis are Insufficient in Themselves,

Disaster Prevention and Management. vol: 6:3, 165-177.

• Herrmann, J. W., & Hodgson, B (2001). SRM: Leveraging the supply base for

competitive advantage. Proceedings of the SMTA International Conference,

(52)

Lanjutan Daftar Pustaka

• Hilson, D. 2001. Extending the Risk Process to Manage Opportunitie, Proceeding

of the Fourth European Project Management Conference, London.

• Indrajit, R. E. & DJOKUPRANOTO, R. 2002. Konsep Manajemen Supply Chain, Jakarta, PT Grasindo.

• Karningsih, P. D. 2011. Development of a Knowledge Based Supply Chain Risk

Identification System. Doctor Philosophy, University of New South Wales.

• Muhdi, S. 2005. Program Pengembangan Pemasaran Hasil Perikanan Indonesia. Direktorat Pemasaran Hasil Laut dan Ikan

• Pujawan, I. N. & ER, M. 2010. Supply Chain Management, Surabaya, Guna Widya. • Shaw, R. (1999). CRM definitions defining customer relationship marketing and

management. In SCN Education BV (Ed.), Customer Relationship Management:

The Ultimate Guide to the Efficient Use of CRM. HOTT Guide, 2001

• Simchi-Levi, D., Kaminsky, P. & E, S. L. 2000. Designing and Managing the Supply

(53)

Lanjutan Daftar Pustaka

• Tang, C. S. 2005. Perspectives in Supply Chain Risk Management: A Review, Los Angeles.

• Tang, C. S. 2006. Robust strategies for mitigating supply chain disruptions.

International Journal of logistics: Research and Applications, Vol. 9, 33-45.

• Waters, D. 2007. Supply Chain Risk Management, London and Philadelphia, Kogan Page Limited.

(54)

Referensi

Dokumen terkait

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,