Memenangkan Setiap Relationship
dengan Pemahaman Pola Berpikir
KENALI KEKUATAN
POLA BERPIKIR ANDA
Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta
(1). Setiap orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) huruf i untuk penggunaan secara komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan atau pidana denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
(2). Setiap orang yang dengan tanpa hak dan atau tanpa izin pencipta atau pemegang hak cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi pencipta sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan atau huruf h, untuk penggunaan secara komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan atau pidana denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
(3). Setiap orang yang dengan tanpa hak dan atau tanpa izin pencipta atau pemegang hak melakukan pelanggaran hak ekonomi pencipta sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan atau huruf g, untuk penggunaan secra komesial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan atau pidana denda paling banyak Rp 1.000.000.000.00 (satu miliar rupiah).
(4). Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan atau pidana denda paling banyak Rp 4.000.000.000.00 (empat miliar rupiah).
KENALI KEKUATAN
POLA BERPIKIR ANDA
Agus E. Purwanto
Trainer on softskill, sales, and creativity at workMemenangkan Setiap Relationship
dengan Pemahaman Pola Berpikir
Kenali Kekuatan Pola Berpikir Anda Agus E Purwanto
© 2017 Agus E Purwanto Hak Cipta dilindungi Undang-Undang Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit
PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia – Jakarta
Anggota IKAPI, Jakarta
717090747 ISBN: 978-602-04-1832-2
Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin
tertulis dari penerbit
Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, Jakarta Isi diluar tanggung jawab Percetakan
v
Pembaca Yth., agar dapat memanfaatkan buku ini secara maksimal, saya menyarankan beberapa hal berikut ini.
• Mohon pertama kali dibaca lengkap di bagian “Pendahuluan” di halaman xxv dan “Profi l Emergenetics” di halaman xxxix. Profi l Emergenetics tersebut terdiri dari 4 “Pola Berpikir” di halaman xli dan “Pola Berperilaku” di halaman xlii.
• Bab I sampai dengan Bab VII dapat dan boleh dibaca tidak berurutan. Jika Anda ingin membaca kasus nomor berapa pun, mohon membaca pengantar bab sebelum kasus tersebut. Sehingga, Anda memahami
CARA MEMANFAATKAN BUKU
INI
kerangka teori secara ringkas dari kasus-kasus yang ada.
• Bab VIII dan Bab IX adalah aplikasi di rumah. Sebaiknya dibaca setelah membaca kasus sebelumnya, yaitu kasus 1 sampai dengan kasus 18. Kedua bab ini adalah tambahan untuk melengkapi kasus-kasus yang ada di Bab I sampai dengan Bab VII.
• Bab X mengenai Strategi Jitu Memanfaatkan
Pola Berpikir. Bab ini harus dibaca untuk
mendapatkan pemahaman yang menye-luruh mengenai model emergenetics.
Untuk mendapatkan Profi l Emergenetics Anda seperti contoh di halaman xli, Anda dapat menghubungi penulis (Agus E. Purwanto) melalui email: agus_dlc@yahoo.com , WA, atau Line di 089 99 549 709. Layanan ini termasuk Individual Coaching bagi setiap pemilik Profi l Emergenetics.
Cara mendapatkan profi l tersebut adalah dengan mengisi kuesioner via internet (online). Cara ini dapat dilakukan di tempat tinggal masing-masing di seluruh wilayah Republik Indonesia.
vii
ENDORSEMENT ...ix
UCAPAN TERIMA KASIH ... xxi
PENDAHULUAN... xxv
EMERGENETICS ...xxxiii
Bab I Pola BERPIKIR ANALYTICAL Kasus 1: Mempertahankan Nasabah Premium di Industri Perbankan ...6
Kasus 2: “If I Know My Profi le, So What?” ...11
Kasus 3: Cara Mencintai Pola Berpikir Analytical ...17
BAB II Pola BERPIKIR STRUCTURAL Kasus 4: Langkah Mudah Menjadi Sales Agen Asuransi Sukses ...28
Kasus 5: Prediksi Pola Berpikir Presiden Jokowi dan Presiden SBY ...32
Kasus 6: “Saya Merasa Seperti Ditelanjangi.” ...37
BAB III Pola BERPIKIR SOCIAL Kasus 7: Yang Membuat Bergairah Itu Bernama Marshall ...46
Kasus 8: “Suamiku Manajer Personalia di Kantornya.” ...50
Kasus 9: Empat Sahabat Itu Bernama Shelli, Ida, Ningsih, dan Lely...54
BAB IV Pola BERPIKIR CONCEPTUAL Kasus 10: “Ayo, Ikut Tur 3 Hari 3 Malam ke Nusa Kambangan!” ...62
Kasus 11: Afrika Selatan 2020 ...65
Kasus 12: Buat Janji Saat Belum Ditemukan Telepon Genggam ...68
BAB V Pola BERPERILAKU EXPRESSIVENESS
Kasus 13: “Bisa Sekamar Sendiri?” ...83
Kasus 14: Email Tiga Bulan Kemudian ...85
Kasus 15: Agen Asuransi Muda yang Pendiam ...87
BAB VI Pola BERPERILAKU ASSERTIVENESS Kasus 16: Panduan Menjadi Sekretaris Profesional (1) ...99
Kasus 17: Panduan Menjadi Sekretaris Profesional (2) ...103
Kasus 18: Panduan Menjadi Sekretaris Profesional (3) ...105
BAB VII Pola BERPERILAKU FLEKSIBILITY Kasus 19: “Bosku Kok Plin Plan?” ...114
BAB VIII APLIKASI DALAM KEHIDUPAN DI KANTOR Kasus 20: Modern Leadership: Lead the Brains, NOT the Bodies ...124
BAB IX APLIKASI DALAM KEHIDUPAN KELUARGA Kasus 21: Cinta Pertama yang Awet ...132
Kasus 22: 1 dari 4 Perempuan Bermusuhan dengan Ibu Mertua ...137
Kasus 23: Mencari Pembantu Rumah Tangga ...142
BAB X STRATEGI JITU MEMANFAATKAN Pola BERPIKIR PENUTUP ...159
FOTO GALERI ...163
DAFTAR PUSTAKA ...169
xxxiii
Ada tiga kecakapan utama (basic skills) yang banyak dibahas dalam manajemen, yaitu: kecakapan teknis (technical skills), kecakapan manusia (human
skills/soft skills), dan kecakapan konseptual (conceptual skills). Pada posisi manajerial apa pun (lower/middle/ top management), kecakapan manusia (human skills/ soft skills) memiliki peranan yang sangat besar. Hal ini
menjelaskan mengapa masalah-masalah hubungan antarmanusia sering kali menjadi penyebab utama gagalnya suatu bisnis.
Saat ini sudah diketahui berdasarkan berbagai riset yang menyatakan bahwa tingkat keberhasilan seseorang dalam karier profesionalnya lebih dipengaruhi oleh soft skills yang dimilikinya. Soft skills secara umum didefi nisikan sebagai keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (termasuk juga dengan dirinya sendiri). Coba kita bayangkan pengalaman kita di masa lalu di mana kita baru mulai bekerja. Apa pun profesi dan industri yang
kita pilih, tentunya ada banyak proses penyesuaian dalam berhubungan dengan atasan, rekan kerja sesama/beda bagian, atau pelanggan.
Menurut 50 orang yang termasuk paling sukses di Amerika, menyatakan bahwa ada 10 rahasia sukses menurut mereka, yaitu: (1) passion, (2) intelligence &
clarity of thinking, (3) great communication skills, (4) high energy level, (5) egos in check, (6) inner peace, (7) capitalizing early life experience, (8) strong family life,
(9) positive attitude, dan (10) focus on doing the right
things right. Mereka senada mengatakan bahwa yang
paling menentukan kesuksesan mereka bukanlah keterampilan teknis, melainkan kategori yang berhubungan dengan keterampilan berhubungan dengan orang lain (human skill atau soft skill).
Berdasarkan penelitian lain di Inggris, Amerika, dan Kanada, ada 24 atribut soft skills yang sangat berpengaruh di dunia pekerjaan. Atribut tersebut adalah inisiatif, etika, integritas, berpikir kritis, kemauan belajar, komitmen, motivasi, bersemangat, dapat diandalkan, komunikasi lisan, kreatif, kemampuan analisis, dapat mengatasi stress, manajemen diri, problem solving, dapat me-ringkas, bekerja sama, fl eksibel, bekerja dalam tim, mandiri, mendengarkan, tangguh, kemampuan ber-argumentasi logis, dan manajemen waktu.
xxxv
Saya percaya, kita semua memiliki kemampuan tersebut di atas. Akan tetapi, ada yang skala dan kualitasnya sangat bagus dan ada yang pada taraf biasa-biasa saja. Ada yang melalui proses otodidak (belajar sendiri sambil jalan) dan memiliki kemampuan tersebut dengan mumpuni. Bagi golongan lain yang merasa masih kemampuan soft skills -nya pada taraf biasa-biasa saja, tidak perlu khawatir, karena soft
skills juga termasuk kategori keterampilan.
Seperti halnya keterampilan mengukir, kete-rampilan menyanyi, dan ketekete-rampilan teknis yang lainnya, soft skills juga dapat diajarkan dan dipelajari dengan menggunakan alat dan cara tertentu. Yang diperlukan adalah latihan menggunakan alat-alat pengembang soft skill yang sekarang banyak tersedia dan telah dikembangkan. Model Emergenetics adalah salah satu tools yang dapat dipergunakan.
Model Emergenetics merupakan salah satu alat hasil dari psikometri (psychometrics tools) berdasarkan pada riset otak (brain research) terkini. Saat ini di bidang HR, psikometri menjadi lebih berkembang dan popular karena pimpinan organisasi/perusahaan berusaha mencari cara/alat yang lebih objektif dalam rangka mengembangkan tim dan karyawannya.
Psikometri didefi nisikan sebagai bagian dari
psikologi yang mengkhususkan diri dalam me
-nangani masalah pengukuran aspek-aspek psi-kologis atau secara mudah dapat dikatakan sebagai pengukuran psikologis. Aspek psikologis yang diukur dapat meliputi preferensi, kepribadian, kecerdasan, temperamen, dan lain sebagainya. Para ahli psi-kometri berupaya membuat alat ukur dengan meng-gunakan matematika (statistika terapan) untuk melakukan pengukuran.
Model Emergenetics tentunya dapat digunakan untuk beberapa hal berikut dalam kehidupan sehari-hari.
Mengenal aspek-aspek dirinya sendiri berupa kelebihan (strength), kekurangan (blind-spot) dalam memproses informasi, dan preferensi berperilaku dalam berhubungan dengan orang lain.
Dapat menerima diri lebih objektif. Memahami orang lain lebih objektif.
Mampu mengemukakan berbagai aspek dalam dirinya dengan tepat.
xxxvii
Dapat mengelola informasi tentang dirinya. Membantu agar dapat menggunakan informasi tentang dirinya sebagai dasar perencanaan dan pembuatan keputusan cara berhubungan dengan orang lain.
Geil Browning, Ph.D, adalah orang yang me-nemukan dan mengembangkan Model Emer genetics. Geil seorang penulis, guru, peneliti, pembicara, dan pelaku usaha. Beliau adalah pendiri dan CEO dari Emergenetics® International. Geil menerima gelar doktor dari Universitas Nebraska, Amerika Serikat di mana beliau masih mengajar sebagai Associate
Professor dan menyelesaikan penelitian
Post-Doctoral-nya di Universitas Harvard.
Geil memulai kariernya sebagai Kepala Sekolah Dasar di usia 26 tahun. Pencarian keilmuannya dalam jangka panjang mengenai “bagaimana manusia belajar”, pada akhirnya telah membawa dirinya melakukan riset dominasi otak dan mengembangkan Profi l Emergenetics sebagai instrumen yang memberikan informasi berharga mengenai atribut berpikir dan berperilaku. Pada saat ini lebih dari 500.000 orang dari seluruh dunia telah mendapatkan dan memanfaatkan profi l emergenetics.
Kata ‘Emergenetics’ adalah gabungan dari dua kata bahasa Inggris, yaitu Emerge dan Genetics. Secara resmi, emergenetics oleh penciptanya didefi nisikan sebagai “Patterns of thinking and behaving that emerge
from your genetics blue print and your life experience”.
Atau, dapat diterjemahkan sebagai “Pola-pola dari berpikir dan berperilaku yang muncul pada diri seseorang sebagai hasil dari kombinasi faktor genetis sejak lahir dan pengalaman hidup”.
Seseorang dapat memiliki Profi l dirinya setelah mengisi kuesioner. Profi l emergenetics memberikan nilai angka yang pada dasarnya adalah menunjukkan preferensi (tingkat kesukaan) seseorang, atau sering kita sebut dengan Comfort Zone (Zona Nyaman).
Contoh bentuk dari Profi l Emergenetics adalah seperti dicontohkan di Gambar 1 berikut ini.
xxxix
Catatan
Untuk mendapatkan Profi l Emergenetics Anda seperti contoh di halaman ini, Anda dapat menghubungi penulis buku ini, yaitu Agus E. Purwanto, melalui email: agus_dlc@yahoo.com atau melalui WA dan Line di 089 99 549 709. Layanan ini termasuk Individual Coaching bagi setiap pemilik Profi l Emergenetics.
Pola Berpikir
Dalam buku ini saya mengadaptasi Model
Emergenetics dengan gambar grafi s agar memudahkan
untuk dijelaskan, dipahami, dan diaplikasikan sehari-hari. Model Emergenetics menggambarkan bahwa setiap individu memiliki pola berpikir yang khas seperti diilustrasikan pada Gambar 2 berikut ini.
xli
Gambar 2. Pola berpikir individu (Analytical, Structural, Social, &
Conceptual) Analitis: -Data -Logis -Alasan Struktural: -Detail -Prosedur -Aplikasi Sosial: -Relasi -Feeling -Teman Konseptual: -Imajinatif -Bermimpi -Visi Masa Depan
Si Preferensi Kuning Pola Berpikikir CONCEPTUAL
Pola Berpikikir SOCIAL
Si Preferensi Merah Si Preferensi Biru
Pola Berpikikir ANALITYCAL
Pola Berpikikir STRUCTURAL
Pola Berperilaku
Selain memiliki pola berpikir, setiap individu juga memiliki pola berperilaku yang khas dan di-ilustrasikan pada Gambar 3 berikut ini.
Gambar 3. Pola Perilaku (Expressiveness, Assertiveness, & Flexibility)
“Diam saja sih?” (Kayak mikir negara saja Lu!)
“Banyak banget sih omongan Lu!” (Kayak petasan di saat
Lebaran!)
Jawaban: “Terserah. Saya ikut saja.” “Terserah pilihan kawan-kawan.”
Jawaban: “Padang saja. Ini favoritku. Jangan ke tempat
lain. Percaya deh!” “Padang saja enak. Saya suka pedas.”
“Di pertemuan tadi pagi sudah diputuskan bahwa kita akan melakukan kegiatan ini minggu
depan.” “Minggu depan harus
jalan ya!” “Kita sudah memutuskan,
harus jalan.”
“Di pertemuan tadi pagi sudah diputuskan bahwa kita akan melakukan kegiatan ini
minggu depan.” “Oh, kayaknya harus ditunda
dulu karena ada informasi tambahan terbaru.” “Kita tunda dulu karena ada informasi terbaru.”
Expressiveness
Assertiveness