Menimbang a.
Mengingat
PRESIOEN
REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2O2O
TENTANG
PENYELENGGARAAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
bahwa
untuk
penyelenggaraan kawasan ekonomi khusus dan melaksanakan ketentuan Pasal9 dan
Pasal 12 ayat(6)
Undang-UndangNomor
39
Tahun
2OO9 tentangKawasan
Ekonomi Khusus, telah ditetapkan
PeraturanPemerintah
Nomor 2 Tahun 2OIl
tentangPenyelenggaraan
Kawasan Ekonomi
Khusussebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 100 Tahun
2Ol2
tentang
Perubahan
atasPeraturan
PemerintahNomor
2
Tahun
2)ll
tentangPenyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus;
bahwa
penyelenggaraankawasan ekonomi
khusussebagaimana
telah
diatur
dalam Peraturan
PemerintahNomor 2
Tahun
2OlL tentang Penyelenggaraan KawasanEkonomi
Khusus
sebagaimanatelah diubah
denganPeraturan Pemerintah
Nomor
100Tahun
2Ol2
tentangPerubahan
atas
Peraturan Pemerintah Nomor2
Tahun2Ol1
tentang
PenyelenggaraanKawasan
EkonomiKhusus sudah tidak
sesuai dengan perkembangan dankebutuhan hukum dalam masyarakat;
bahwa
berdasarkan pertimbangan
sebagaimanadimaksud dalam
huruf
a danhuruf
b, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Penyelenggaraan KarvasanEkonomi Khusus;
Pasal
5
ayat'2)
Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia
Tahun
1945;Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2OO9 tentang Kawasan
Ekonorni
Khusus
(Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun
2OO9Nomor 147,
Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5O66); b
c
I
2
Menetapkan
REPUBLIK INDONESIA
-2-MEMUTUSKAN
PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENYELENGGARAAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS.
BAB I
KETENTUAN UMUM Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah
ini
yang dimaksud dengan:1.
KawasanEkonomi Khusus yang selanjutnya
disingkatKEK
adalah
kawasan dengan
batas tertentu
dalamwilayah
hukum
NegaraKesatuan
Republik
Indonesiayang
ditetapkan
untuk
menyelenggarakan
fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu.2.
Dewan Nasional adalah dewan yangdibentuk
di
tingkatnasional
untuk
menyelenggarakan KEK.3.
Dewan Kawasan adalah dewan yangdibentuk
di
tingkatprovinsi
untuk
membantu
Dewan
Nasional
dalampenyelenggaraan KEK.
4.
PemerintahPusat adalah
PresidenRepublik
Indonesiayang
memegang
kekuasaan
pemerintahan
negaraRepublik
Indonesiayang
dibantu
oleh
Wakil
Presidendan
menteri
sebagaimanadimaksud dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun
1945.5.
Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagaiunsur
penyelenggara
pemerintahan
daerah
yang
memimpinpelaksanaan
urusan
pemerintahan
yang
menjadikewenangan daerah otonom.
6.
Administrator
adalah bagiandari
Dewan Kawasan yangdibentuk
untuk
setiap
KEK
guna
membantu
Dewan Kawasan dalam penyelenggaraan KEK.7.
Badan Usaha adalah perusahaan berbadanhukum
yangberupa Badan
UsahaMilik
Negara,Badan
UsahaMilik
Daerah, koperasi,
swasta,dan
usaha patungan untuk
menyelenggarakan kegiatan usaha KEK.8.
Pelaku Usaha adalah perusahaan yang berbentuk badanhukum,
tidak
berbadan
hukum
atau
usaha
orang perseorangan yang melakukan kegiatan usaha di KEK.-3-9.
Izin lingkungan adalah izin yang diberikan kepada setiaporang
yang melakukan usaha
dan/atau
kegiatan yangwajib
amdalatau
UKL-UPL dalamrangka
perlindungandan
pengelolaanlingkungan
hidup
sebagai prasyaratuntuk
memperoleh izin usahadan/atau
kegiatan.10.
Perizinan Berusahaadalah
pendaftaranyang
diberikankepada Pelaku Usaha
untuk
memulai dan
menjalankanusaha
dan/atau
kegiatandan diberikan dalam
bentukpersetujuan
yang
dituangkan
dalam
bentuksurat/keputusan
atau pemenuhan persyaratandan/atau
komitmen.1
1.
Perizinan Berusaha Terintegrasi SecaraElektronik
atauOnline Single Submisslonyang selanjutnya disingkat OSS
adalah
Perizinan Berusaha
yang
diterbitkan
oleh Lembaga OSSuntuk
dan atasnama
menteri, pimpinanlembaga, gubernur, atau
bupati/wali
kota kep4da Pelaku Usaha melalui sistem elektronik yang terintegrasi.12.
Pelayanan
Terpadu
Satu
Pintu yang
selanjutnyadisingkat
PTSPadalah
pelayanan
secara
terintegrasidalam
satu
kesatuan proses
dimulai
dari
tahappermohonan sampai dengan
tahap
penyelesaian produkpelayanan melalui satu pintu.
13.
Pendelegasian Wewenang adalah penyerahan tugas, hak, kewajiban, dan pertanggungjawaban Perizinan Berusaha,perizinan
lainnya,
dan
nonperizinan,
termasukpenandatanganannya atas nama pemberi wewenang.
14.
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas yangselanjutnya
disingkat dengan
KPBPB
adalahsebagaimana
dimaksud
dalam
Undang-Undang Nomor36 Tahun 2OOO tentang Penetapan Pet'aturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1
Tahun
2000 tentangKawasan
PerdaganganBebas
dan
Pelabuhan
Bebasmenjadi
Undang-Undang sebagaimana
telah
diubahdengan Undang-Undang Nomor
44 Tahun
2OO7'tentangPenetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti
Undang-Undang
Nomor
1Tahun
2OO7tentang
Perubahan atasUndang-Undang
Nomor
36
Tahun
2O0O
tentangPenetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang
Norrior
1
Tahun
2OOOtentang
KawasanPerdagangan
Bebas
dan
Pelabuhan
Bebas
Menjadi Undang-Undang Menj adi Undang-Undang.REPUBLIK INDONESIA
-4-Pasal 2
Penyelenggaraan KEK meliputi:
a.
pengusulan pembentukan KEK;b.
penetapan KEK;c.
pembangunan dan pengoperasian KEK;d.
pengelolaan KEK; dane.
evaluasi pengelolaan KEK.BAB II
PENGUSULAN PEMBENTUKAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS
Bagian Kesatu
Lokasi Kawasan Ekonomi Khusus
Pasal 3
Lokasi yang dapat diusulkan
untuk
menjadi KEKyaitu
a.
area baru;b.
perluasan KEK yang sudah ada; atauc.
seluruh atau sebagian lokasi KPBPB.Pasal 4
Lokasi KPBPB sebagaimana dimaksud dalam Pasal
3 huruf
cmerupakan lokasi KPBPB Batam, KPBPB
Bintan,
dan KPBPBKarimun yang dibentuk
berdasarkan Undang-Undang yangmengatur
mengenai KPBPBsebelum
atau
sesudah jangka waktu yang ditetapkan berakhir.Pasal 5
Lokasi yang
diusulkan
untuk
menjadi KEKharus
memenuhikriteria:
a.
sesuai dengan rencana
tata
ruang wilayah
dan
tidakberpotensi mengganggu kawasan lindung;
b.
dukungan
dari
PemerintahDaerah provinsi dan/atau
Pemerintah Daerah kabupaten/ kota;d
-5-C
terletak
pada
posrsi
yang dekat
dengan
jalur
perdagangan internasional
atau dekat
dengan
jalur
pelayaran internasional
di
Indonesiaatau terletak
padawilayah potensi sumber daya unggulan; dan
mempunyai batas yang jelas.
Pasal 6
Rencana
tala
ruang wilayah
sebagaimanadimaksud
dalamPasal
5 huruf a
meliputi
kawasan
budi
daya
yangperuntukannya berdasarkan
peraturan daerah
tentangrencana tata ruang wilayah kabupaten/kota.
Pasal 7
(1)
Pemerintah
Daerah
provinsi
sebagaimana
dimaksuddalam
Pasal5
huruf
b
merupakan
Pemerintah Daerahprovinsi
yang
mengusulkan
atau
menyampaikan pembentukan KEK.(21
Pemerintah
Daerah
kabupaten/kota
sebagaimanadimaksud dalam Pasal 5
huruf
b merupakan PemerintahDaerah
kabupaten/kota
yang
mengusulkan
ataumenyetujui pembentukan KEK.
(3)
Dukungan
Pemerintah
Daerah provinsi
dan/atau
Pemerintah
Daerah
kabupaten/kota
sebagaimanadimaksud dalam Pasal 5
huruf
b paling sedikit meliputi:a.
komitmen rencana
pemberian
insentif
berupapembebasan
atau
keringanan
pajak
daerah
danretribusi
daerah serta kemudahan; danb.
pendelegasiankewenangan
di
bidang
perizinan, fasilitas, dan kemudahan.Pasal 8
(1)
Posisi
yang dekat
dengan
jalur
perdaganganinternasional
sebagaimanadimaksud
dalam
Pasal
5huruf
c
merupakan
lokasi yang memiliki
akses
kepelabuhan
atau
bandar
udara
atau
tempat
lain
yangmelayani kegiatan perdagangan internasional.
REPUBLIK INDONESIA
-6-(21
Posisi yang dekat denganjalur
pelayaran internasional diIndonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal
5 huruf
cmerupakan lokasi yang memiliki akses ke:
a.
alur laut
kepulauan Indonesia;b. jaringan pelayaran yang
menghubungkanantarpelabuhan
internasional
hub
di
Indonesia danpelabuhan internasional di Indonesia; dan
c.
jaringan
pelayaran
yang
menghubungkan
antarapelabuhan
internasional
hub dan
pelabuhaninternasional
di
Indonesia dengan
pelabuhaninternasional di negara lain.
(3)
Posisiyang terletak
padawiiayah potensi
sumber dayaunggulan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
5 huruf
cmerupakan
lokasi
yang
berdekatan
dengan
sumber bahan bakuindustri
pengolahan yang dikembangkan.Pasal 9
(1)
Batas yangjelas
sebagaimanadimaksud dalam
Pasal 5huruf
d meliputi batas alam atau batas buatan.(2)
Pada batas KEK
harus
ditetapkan
pintu
keluar
ataumasuk
barang
untuk
keperluan
pengawasan barang yang masih terkandung kewajiban kepabeanan.(3)
Penetapanpintu
keluar atau masuk barang sebagaimanadimaksud pada ayat (2)
dilakukan
dengan berkoordinasidengan kantor pabean setempat.
Bagian Kedua
Zonasi Kawasan Ekonomi Khusus
Pasal 10
(1) (2)
KEK dibentuk
untuk
satu atau beberapa zona.Zona sebagaimana dimaksud pada
ayat
(1) dapatterdiri
atas:a.
pengolahan ekspor;b.
logistik;c.
industri;
d.
pengembangan teknologi;e.
pariwisata;f.
energi...
-7
-f.
energi;g.
industri
kreatif;h.
pendidikan;i.
kesehatan;j.
olah raga;k.
jasa keuangan;dan/atau
1.
ekonomi lain.(3)
Zona ekonomilain
sebagaimanadimaksud
pada ayat (21huruf
I ditetapkan oleh Dewan Nasional.Bagian Ketiga
Pengusul Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus
Pasal 1 1
(1)
Pembentukan KEK dapatdiusulkan
oleh:a.
Badan Usaha;b.
Pemerintah Daerahkabupaten/kota;
atauc.
Pemerintah Daerah provinsi.(21
Badan
Usaha
sebagaimanadimaksud pada
ayat
(1)huruf
aterdiri
atas:a.
Badan UsahaMilik
Negara;b.
Badan UsahaMilik
Daerah;c.
koperasi;d.
badan usaha
swastaberbentuk
perseroan terbatas; dane.
badan usaha patungan atau konsorsium.Pasal 12
(1)
Dalam hal tertentu, Pemerintah dapat menetapkan suatu wilayah sebagai KEK.(21
PenetapanKEK
sebagaimanadimaksud pada
ayat
(1)dilakukan
berdasarkan
usulan
kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian.Pasal 13
(1)
Seluruh
atau
sebagianwilayah
KPBPBBatam,
KPBPBBintan, dan
KPBPBKarimun dapat ditetapkan
menjadiKEK.
(2)
PenetapanKEK
sebagaimanadimaksud pada
ayat
(1)dilakukan
berdasarkan usulan Dewan Kawasan KPBPB.REPUBLIK INDONESIA
-8-Pasal 14
(1)
Pengusulan KEK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11ayat (1), Pasal 12,
dan
Pasal
13
disampaikan
secaratertulis
kepada Dewan Nasional KEK oleh:a.
pimpinan Badan Usaha;b.
bupati/wali
kota;c.
gubernur;d. menteri/pimpinan lembaga
pemerintah nonkementerian; ataue.
Ketua Dewan Kawasan KPBPB.(2)
Penyampaianpengusulan KEK
sebagaimana dimaksudayat
(1)
disertai
dengan
persyaratan
pengusulan pembentukan KEK.Bagian Keempat
Persyaratan Pengusulan Pembentukan
Kawasan Ekonomi Khusus Paragraf 1
Pengusulan Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus
Oleh Badan Usaha
Pasal 15
(1)
Badan Usaha
sebagaimanadimaksud dalam Pasal
11ayat (1)
huruf
a mengusulkan pembentukan KEK melaluiPemerintah
Daerah
provinsi
setelah
memperolehpersetujuan
tertulis dari
Pemerintah
Daerahkabupaten/kota.
(2)
Usulan pembentukan KEK sebagaimana dimaksud padaayat (1)
dilengkapi dengan dokumen
paling
kurangberupa:
a.
peta lokasi
pengembangandan
luas
area
yangdiusulkan yang terpisah dari permukiman penduduk;
b.
rencanatata
ruang
KEKyang diusulkan
dilengkapidengan peraturan zonasi;
c.
rencana dan sumber pembiayaan;d. Izin
Lingkungan dilaksanakan
sesuai
denganketentuan peraturan perundang-undangan;
-9
-e.
hasil studi kelayakan ekonomi dan finansial; danf.
jangkawaktu
suatu KEK dan rencana strategis.(3)
Selain kelengkapan dokumen
sebagaimana dimaksudpada ayat (2) juga dilengkapi dengan:
a.
akta pendirian Badan Usaha;b.
persetujuan Pemerintah Daerah kabupatenlkota;
danc.
penguasaanlahan atas
sebagianatau seluruh
darilahan usulan KEK.
(41 Persetujuan Pemerintah
Daerah
kabupaten/kotasebagaimana
dimaksud
pada ayat (1),
memuatpersetujuan atas:
a.
izin lokasi KEK yang diusulkan;b.
kesesuaian
dengan rencana
tata
rllang
wilayahkabupaten/kota; dan
c.
dukungan
Pemerintah
Daerah
kabupaten/kotasebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3).
(5)
Lokasi
KEK yang
diusulkan
oleh
Badan
Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berada:a.
daiam satu wilayahkabupaten/kota;
ataub.
lintas wilayahkabupatenlkota.
(6)
Dalam
hal
lokasi KEK yang diusulkan dalam
lintas wilayah kabupatenf kota, persetujuan pembentukan KEK sebagaimana dimaksud pada ayat (3)huruf b
harus darimasing-masing
kabupaten/kota
yang masuk
dalamlokasi KEK.
Paragraf 2
Pengusulan Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus Oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota Pasal 16
(1)
Pemerintah
Daerah
kabupaten/kota
sebagaimanadimaksud dalam Pasal 11 ayat (1)
huruf
b
mengusulkan pembentukan KEK melalui Pemerintah Daerah provinsi.REPUBLIK INDONESIA
-10-(21
Usulan
pembentukan KEK sebagaimanadimaksud
padaayat (1)
dilengkapi dengan
dokumen
paling
kurangberupa:
a.
peta lokasi
pengembangandan luas
area
yangdiusulkan
yang
terpisah
dari
permukimanpenduduk;
b.
rencanatata ruang
KEK yangdiusulkan
dilengkapidengan peraturan zonasi;
c.
rencana dan sumber pembiayaan;d.
Izin Lingkungan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan;
e.
hasil studi kelayakan ekonomi dan finansial; danf.
jangkawaktu
suatu KEK dan rencana strategis.(3)
Selain
kelengkapan dokumen
sebagaimana dimaksud pada ayat (21juga dilengkapi dengan:a.
dukungan
Pemerintah
Daerah
kabupatenlkota
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
7
ayat (3); danb.
penguasaanlahan
atas
sebagianatau
seluruh
dari lahan usulan KEK.Paragraf 3
Pengusulan Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus Oleh Pemerintah Daerah Provinsi
Pasal 17
(1)
Pemerintah
Daerah
provinsi
sebagaimana
dimaksuddalam Pasal
11
ayat
(1) huruf c
mengusulkanpembentukan KEK
yang
dilengkapi dengan
dokumenpaling kurang berupa:
a.
peta lokasi
pengembangandan luas
area
yangdiusulkan
yang
terpisah
dari
permukimanpenduduk;
b.
rencanatata ruang
KEK yangdiusulkan
dilengkapidengan peraturan zonasi;
c.
rencana dan sumber pembiayaan;-
11-d.
Izin Lingkungan sesuai dengan ketcntuan peraturanperundang-undangan;
e.
hasil studi kelayakan ekonomi dan finansial; danf.
jangkawaktu
suatu KEK dan rencana strategis.(2)
Selain
kelengkapan dokumen
sebagaimana dimaksudpada ayat (1)juga dilengkapi dengan:
a.
persetujuan Pemerintah
Daerah
kabupaten/kotasebagaimana dimaksud dalam Pasal
7
ayat (3); danb.
penguasaanlahan atas
sebagianatau seluruh
dari lahan usulan KEK.(3)
Lokasi KEK
yang diusulkan oleh
Pemerintah
Daerahprovinsi dapat berada:
a.
dalam satu wilayahkabupaten/kota;
ataub.
lintas wilayah kabupaten/kota.(4)
Dalam
hal
lokasi KEK yang diusulkan dalam
lintas wilayahkabupaten/kota,
persetujuan pembentukan KEK sebagaimana dimaksud pada ayat (2)huruf a harus
darimasing-masing Pemerintah Daerah
kabupaten/kota
yangmasuk dalam lokasi KEK.
Paragraf 4
Pengusulan Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus oleh Kementerian I Lembaga Pemerintah Nonkementerian
Pasal 18
(1)
Kementerian/lembaga
pemerintah
nonkementeriansebagaimana
dimaksud dalam Pasal
12
mengusulkanpembentukan KEK
yang
dilengkapi dengan
dokumenpaling kurang berupa:
a.
peta lokasi
pengembangandan luas
area
yangdiusulkan
yang
terpisah
dari
permukimanpenduduk;
b.
rencanatata ruang
KEK yangdiusulkan
dilengkapidengan peraturan zonasi;
c.
rencana dan sumber pembiayaan;d.
lzin
Lingkungan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan;
REPUBLIK INDONESIA
-12-e.
hasrl studi kelayakan ekonomi dan finansial; danf.
jangkawaktu
suatu KEK dan rencana strategis.(21
Selain kelengkapan dokumen
sebagaimana dimaksud padaayat
(1)juga
dilengkapi dengan penguasaan lahan atas sebagian atau seluruh dari lahan usulan KEK.(3)
Lokasi KEK yang diusulkan oleh
kementerian/lembagapemerintah
nonkementerian sebagaimana
dimaksudpada ayat (1) dapat berada:
a.
dalam satu wilayahkabupaten/kota;
ataub.
Iintas wilayah kabupaten/kota.Paragraf 5
Pengusulan Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus Oleh Dewan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas
Pasal 19
(1)
Dewan Kawasan KPBPB sebagaimanadimaksud
dalamPasal
13
mengusulkan pembentukan
KEK
yangdilengkapi dengan dokumen paling kurang berupa:
a.
peta lokasi
pengembangandan luas
area
yangdiusulkan
yang
terpisah
dari
permukimanpenduduk;
b.
rencanaperuntukan ruang pada lokasi KEK
yangdilengkapi dengan peraturan zonasi;
c.
jangka waktu
beroperasinya
KEK
dan
rencana strategis pengembangan KEK;d.
rencana transisi perubahan
KPBPBmenjadi
KEK,yang memuat paling kurang:
1.
kelembagaan yaitu:a)
jangka waktu transisi paling lama
3
(tiga)tahun
dan dapat diperpanjang paling lama2 (dua)
tahun
berdasarkan evaluasi Dewan Nasional;b)
tugas
Dewan
Kawasan selama
transisi dilaksanakan oleh Dewan kawasan KPBPBbersangkutan;
c)
tugas
Administrator
dilaksanakan
olehBadan
Pengusahaan
KPBPBbersangkutan; dan/ atau
-13-d)
tugas
Badan Usaha
pengelola
KEKdilaksanakan
oleh
Badan
PengusahaanKPBPB berdasarkan
kebijakan
umumyang ditetapkan oleh Dewan Nasional.
2.
fasilitas
fiskal
yaitu
fasilitas
f-rskalyang
telahditerima
oleh badanusaha atau
pelaku usahadan
fasilitas
fiskal
tersebut
tetap
diberikansesuai dengan ketentuan peraturan perundang-perundangan;
3.
kemudahan
yaitu
kemudahan
yang
telahditerima
oleh badan usahaatau
pelaku usahadan
kemudahan
tersebut
tetap
diberikansesuai dengan ketentuan peraturan
perllndang-undangan.
(2)
Pengusulanoleh
Dewan Kawasan KPBPB sebagaimanadimaksud pada
ayat
(1)
didasarkan
atas
pengusulan yang disampaikan oleh:a.
Badan Pengusahaan KPBPB; ataub.
badan usaha.(3)
Dalam
hal
badan
usaha
telah
menguasai
ataumendapatkan alokasi
lahan
dari
Badan
PengusahaanKPBPB,
pengusulan
oleh
Badan
Pengusahaan KPBPBsebagaimana
dimaksud pada
ayat
(21huruf
a,
perlu mendapat pertimbangan dari badan usaha dimaksud.(4)
Dalam
hal
badan
usaha
telah
menguasai
ataumendapatkan alokasi
lahan
dari
Badan
PengusahaanKPBPB, pengusulan
oleh
badan
usaha
sebagaimanadimaksud
pada
ayat (2)
huruf
b,
perlu
mendapat pertimbangan dari Badan Pengusahaan KPBPB.Bagian Kelima
Penyampaian Pengusulan Pembentukan
Kawasan Ekonomi Khusus
Pasal 20
(1)
Usulan
pembentukan
KEK oleh
Badan
Usahasebagaimana
dimaksud
dalam Pasal
15
disampaikansecara
tertulis
oleh
pimpinan Badan
Usaha
melaluiPemerintah
Daerah
provinsi
kepada
Ketua
Dewan Nasional yang disertai dengan dokumen persyaratan.REPUBLIK INDONESIA
-t4-(2)
Usulan
pembentukan
KEK oleh
Pemerintah
Daerahkabupaten/kota
sebagaimanadimaksud
dalam Pasal 16disampaikan secara
tertulis oleh
bupati/wali
kotamelalui
Pemerintah
Daerah
provinsi
kepada
KetuaDewan
Nasional
yang
disertai
dengan
dokumen persyaratan.(3)
Usulan
pembentukan
KEK oleh
Pemerintah
Daerahprovinsi
sebagaimana
dimaksud
dalam Pasal
17disampaikan secara
tertulis
oleh gubernur kepada KetuaDewan
Nasional
yang
disertai
dengan
dokumen persyaratan.(41
Usulan
pembentukan
KEK oleh
kementerian/lembagapemerintah
nonkementerian sebagaimana
dimaksuddalam Pasal
18
disampaikan secara
tertulis
olehmenteri/kepala
lembaga
pemerintah
nonkementeriankepada
Ketua
Dewan Nasional
yang disertai
dengandokumen persyaratan.
(5)
Usulan pembentukan KEK oleh Dewan Kawasan KPBPBsebagaimana
dimaksud
dalam Pasal
19
disampaikansecara
tertulis oleh
Ketua
Dewan
Kawasan
KPBPBkepada
Ketua
Dewan Nasional
yang disertai
dengandokumen persyaratan.
BAB III
PENETAPAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS
Bagian Kesatu
Pengkajian Pengusulan Pembentukan
Kawasan Ekonomi Khusus
Pasal 21
(1)
Dewan Nasional melakukan
kajian
terhadap
usulan pembentukan KEK sebagaimanadimaksud
dalam pasal 20 dalamwaktu
paling lama45
(empatpuluh
lima) harikerja terhitung
sejak diterimanya
usulan
tertulis
dandokumen persyaratan secara lengkap.
(21
Kajian
sebagaimanadimaksud pada ayat
(1) dilakukanterhadap:
a.
pemenuhankriteria
lokasi KEK; danb.
kebenaran
dan
kelayakan
isi
dokumen
yangdipersyaratkan.
-15-(3)
Pelaksanaankajian
sebagaimana dimaksud pada ayat (2)dilakukan
oleh Sekretariat Dewan Nasional.(41
Sekretariat Dewan Nasional dalam melaksanakan kajiansebagaimana
dimaksud
padaayat
(3)dapat
melibatkankementerian/lembaga
pemerintah
nonkementerian,Pemerintah
Daerah provinsi,
Pemerintah
Daerahkabupaten/kota,
Badarr Usaha, akademisi, tenaga ahli,dan/atau
pihak terkait.Bagian Kedua
Persetujuan atau Penolakan Atas Pengusulan Pembentukan
Kawasan Ekonomi Khusus
Pasal 22
(1)
Berdasarkanhasil kajian
sebagaimanadimaksud
dalamPasal
21,
Dewan Nasional
memutuskan
untuk
menyetujui atau menolak usulan pembentukan KEK.
(21
Keputusan
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)dilakukan
dalam sidang Dewan Nasional.Pasal 23
(1)
Dalam
hal
pengusulan pembentukan
KEK
yangdisampaikan
oleh
kementerian/lembaga
pemerintahnonkementerian
belum
menyampaikan persetujuan dandukungan
dari
Pemerintah
Daerah
kabupaten/kota
sebagaimana
dimaksud
dalam Pasal
7 ayat
(3),persetujuan
dan
dukungan tersebut diberikan
dalamsidang Dewan Nasional.
(2)
Persetujuan
dan
dukungan
dari
Pemerintah
Daerahkabupatenlkota
sebagaimanadimaksud
pada
ayat
(1)disampaikan secara
tertulis paling lama
15(lima
belas)hari
kerja
terhitung sejak
pelaksanaansidang
Dewan Nasional.(3)
Persetujuantertulis
Pemerintah Daerah kabupaten/kotamemuat persetujuan atas:
a.
izin lokasi KEK yang diusulkan;b.
kesesuaian dengan rencana
tata
rLlang
wilayahkabupaten/kota; dan
c.
dukungan kabupatenfkota
sebagaimana dimaksud dalam Pasal7
ayat (31.REPUBLIK INDONESIA
-
16-(4)
Dalam
hal
PemerintahDaerah kabupaten/kota
lokasiKEK belum
memberikanpersetujuan,
Dewan Nasionaldapat melakukan pembahasan kembali.
Pasal 24
(1)
Dalam
hal
Dewan Nasional menyetujui
pembentukanKEK,
Dewan Nasional
mengajukan
rekomendasi pembentukan KEK kepada Presiden.(21
Dalam hal
Dewan
Nasional menolak
usulanpembentukan
KEK,
penolakan disampaikan
secaratertulis
kepada pengusul disertai dengan alasan.(3)
Pembentukan
KEK yang
telah disetujui oleh
DewanNasional
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1),ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
BAB IV
PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS
Bagian Kesatu
Pelaksanaan Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus
Pasal 25
Badan
Usaha,
Pemerintah
Daerah
provinsi,
PemerintahDaerah kabupaten/kota, kementerian/lembaga
pemerintahnonkementerian,
dan
Dewan Kawasan
KPBPB melakukanpembangunan
KEK yang telah
ditetapkan sampai
siapberoperasi paling lama 3 (tiga) tahun.
Pasal 26
Pembangunan
KEK
sebagaimanadimaksud dalam
Pasal 25mencakup paling kurang:
a.
penetapan Badan Usaha pembangun KEK;b.
penguasaandanlatau
pengadaantanah
di
lokasi
yangdiusulkan
menjadi KEK;c.
pembangunanprasararra
dan
sarana
yang
berada
didalam lokasi KEK;
d.
penyediaan sumber
daya
manusia
untuk
menunjangpengoperasian KEK; dan
-t7-e penyediaan prasarana
dan
saranayang
beradadi
luar
lokasi KEK.
Bagian Kedua
Penetapan Badan Usaha Pembangun Kawasan Ekonomi Khusus
Pasal 27
Dalam
pelaksanaan pembangunan
KEK
sebagaimanadimaksud
dalam
Pasal
25,
Pemerintah
Daerah
provinsi,Pemerintah Daerah
kabupatenfkota,
ataukementerian/lembaga
pemerintah
nonkementerianmenetapkan
Badan
Usahauntuk
melakukan
pembangunanKEK.
Pasal 28
(1)
Badan
Usaha pembangunKEK
sebagaimana dimaksuddalam Pasal 26
huruf
aterdiri
atas:a.
Badan UsahaMilik
Negara;b.
Badan UsahaMilik
Daerah;c.
koperasi;d.
badan usaha swasta berbentuk perseroan terbatas;dan/atau
e.
badan usaha patungan atau konsorsium.(21
Badan
Usaha pembangunKEK
sebagaimana dimaksudpada
ayat
(1) termasuk badan layanan
umum
sesuaidengan ketentuan
peraturan
perundang-undangan yangmengatur
mengenai
pengelolaan
kekayaan
badanlayanan umum.
Pasal 29
(1)
Dalam
hal
KEK yang
ditetapkan merupakan
usulanBadan Usaha
sebagaimanadimaksud dalam Pasal
11ayat (1)
huruf
a, Badan Usaha pengusul ditetapkan olehPemerintah
Daerah provinsi
atau
Pemerintah .Daerahkabupaten/kota
sebagai Badan Usaha pembangun KEKsebagaimana dimaksurd
dalam
Pasal28 paling lama
90(sembilan
puluh) hari
terhitung
sejak
tanggaldiundangkannya Peraturan Pemerintah penetapan KEK. (2)
Dalam...
REPUBLIK INDONESIA _ 18_
(2)
Dalam penetapan sebagai Badan Usaha pembangun KEKsebagaimana
dimaksud
pada
ayat (1),
Badan
Usahapengusul ditetapkan
sebagaiBadan
Usaha
pengelola KEK.(3)
Badan
Usaha
sebagaimanadimaksud pada
ayat
(2) bertanggungjawab
atas pembiayaan pembangunan danpengelolaan KEK.
Pasal 30
(
1)
Dalam
hal
KEK yang
ditetapkan merupakan
usulanPemerintah
Daerah kabupaten/kota,
penetapan BadanUsaha
untuk
membangun
KEK
dilakukan
olehPemerintah Daerah
kabupaten/kota
secaraterbuka
dantransparan berdasarkan :
a.
ketentuan peraturan
perundang-undangan
yangmengatur
mengenai pengadaan
barang/jasapemerintah dalam
hal
pembangunanKEK
dibiayaidari
anggaran pendapatan
dan
belanja
daerahkabupaten/kota; atau
b.
ketentuan peraturan
perundang-undangan
yangmengatur mengenai
kerja
sama pemerintah
danbadan usaha dalam
hal
pembangunan KEK dibiayaidari
kerja sama Pemerintah Daerahkabupaten/kota
dengan Badan Usaha.(2)
Dalam penetapan Badarr Usahauntuk
membangun KEK sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Badan Usaha yangditetapkan
sebagai pembangun
ditetapkan
sebagaiBadan Usaha pengelola.
Pasal 31
(1)
Dalam
hal
KEK yang
ditetapkan merupakan
usulan PemerintahDaerah provinsi, penetapan Badan
Usahauntuk
membangun
KEK dilakukan
oleh
PemerintahDaerah provinsi secara
terbuka
dan
transparanberdasarkan:
a.
ketentuan peraturan
perundang-undangan
gmengatur
mengenai pengadaan
barang/jasapemerintah
dalam
hal
pembangunanKEK
dibiayaidari
anggaran pendapatan
dan
belanja
daerahprovinsi; atau
_19_
b.
ketentuan
peraturan
perundang-undangan
yangmengatur mengenai
kerja
sama pemerintah
danbadan usaha dalam hal pembangunan KEK dibiayai
dari
kerja sama Pemerintah Daerah provinsi denganBadan Usaha.
(2)
Dalam
hal
penetapan
Badan Usaha
sebagaimanadimaksud
pada
ayat
(1) huruf b,
Badan
Usahapembangun ditetapkan sebagai Badan Usaha pengelola.
Pasal 32
(1)
Dalam
hal
KEK yang
ditetapkan merupakan
usulankementerian/lembaga
pemerintah
nonkementerian,penetapan
Badan
Usaha
untuk
membangun
KEKdilakukan
oleh
kementerian/lembaga
pemerintahnonkementerian
secara
terbuka
dan
transparanberdasarkan:
a.
ketentuan peraturan
perundang-undangan
yangmengatur
mengenai pengadaan
barang/jasapemerintah
dalam
hal
pembangunanKEK
dibiayaidari anggaran pendapatan dan belanja negara.
b.
ketentuan peraturan
perundang-undangan
yangmengatur mengenai
kerja
sama pemerintah
danbadan usaha dalam hal pembangunan KEK dibiayai
dari
kerja
sama
kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian dengan Badan Usaha.(21
Penetapan
Badan
Usaha
oleh
kementerian/lembagapemerintah
nonkementerian sebagainrana
dimaksudpada
ayat
(1)dapat dilakukan
berdasarkankerja
samastrategis dengan Badan Usaha.
(3)
Kerja
sama strategis dilaksanakan
dalam
hal
BadanUsaha tersebut
telah
memenuhi
persyaratan
yangditetapkan
oleh
kementerian/lembaga
pemerintah nonkementerian.(41 Dalam
hal
penetapan
Badan Usaha
sebagaimanadimaksud pada
ayat (1) huruf
b
atau
sebagaimanadimaksud
pada
ayat (2),
Badan Usaha
pembangun sekaiigus ditetapkan sebagai Badan Usaha pengelola.REPUBLIK INDONESIA.
-20-Pasal 33
(
1)
Dalam
hal
KEK yang
ditetapkan merupakan
usulanDewan
Kawasan KPBPB
dan
KEK
belum
dapatdinyatakan
siap
beroperasi,
pembangunan
KEKdilaksanakan oleh:
a.
Badan Pengusahaan KPBPB sebagaimana dimaksuddalam
Pasal
19 ayat
(21huruf
a
untuk
usulanpembentukan KEK
oleh
Dewan
Kawasan KPBPB;atau
b.
badan usaha
sebagaimanadimaksud dalam
Pasal19 ayat
(21huruf
b, untuk
usulan
pembentukanKEK oleh
Dewan Kawasan KPBPB berasal
dari usulan badan usaha bersangkutan.(21
Badan
Pengusahaan
KPBPB
atau
badan
usahasebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan sebagai
Badan Usaha pengelola KEK.
(3)
Badan
Usaha
sebagaimanadimaksud pada
ayat
(2) bertanggungjawab
atas pembiayaan pembangunan dan pengelolaan KEK.(4)
Dalam hal Badan
Pengusahaan
KPBPB
yangmelaksanakan pembangunan
KEK
sebagaimanadimaksud pada
ayat
(1), maka
Badan
PengusahaanKPBPB
wajib
melakukan
penyesuaianmenjadi
BadanUsaha
sebagaimanadimaksud dalam Pasal
28
dalamjangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun.
Bagian Ketiga
Penguasaan
dan/atau
Pengadaan Tanah di Lokasi YangDiusulkan
menjadiKawasan Ekonomi Khusus
Pasal 34
(1)
Pelaksanaan penguasaandan/atau
pengadaantanah
dilokasi yang diusulkan menjadi KEK
dilakukan
oleh:a.
Badan Usaha dalamhal
KEKdiusulkan
oleh BadanUsaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1)
huruf
a;b.
Pemerintah Daerahkabupaten/kota
dalamhal
KEKdiusulkan
oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota sebagaimanadimaksud
dalam
Pasal
11 ayat
(1)huruf
b;-21
-c.
Pemerintah
Daerah provinsi dalam
hal
KEKdiusulkan
oleh
Pemerintah
Daerah
provinsisebagaimana
dimaksud
dalam Pasal
11 ayat
(1)huruf
c;d.
Kementerian/lembagapemerintah
nonkementeriandalam
hal
KEK
diusulkan
olehkementerian/lembaga
pemerintah
nonkementeriansebagaimana dimaksud dalam Pasal 12; atau
e.
Badan
pengusahaan
KPBPB
dalam
hal
KEKdiusulkan
oleh
Dewan KPBPB
sebagaimanadimaksud dalam Pasal 13.
(21
Pelaksanaan penguasaandan/atau
pengadaan
tanah sebagaimanadimaksud pada
ayat (1) dapat
dilakukanoleh
Badan
Usaha
yang
mendapatkan
kuasa berdasarkan perjanjiandari
Pemerintah Daerah provinsi,Pemerintah
Daerah
kabupaten/kota,kementerian/lembaga
pemerintah
nonkementerian atau badan pengusahaan KPBPB.(3)
Penguasaandan/atau
pengadaantanah
sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dapat
dilakukan
sekaligus sesuailuas
KEK yang
ditetapkan
atau
dilakukan
secarabertahap sesuai dengan rencana pengembangan strategis
KEK.
(4)
Penguasaandan/atau
pengadaan
tanah
untuk
KEKdibuktikan
dengan:a.
sertifikat kepemilikan/penguasaan; ataub.
perjanjian kerja
sama denganpihak lain
dalam halmelakukan kerja sama dengan pemilik tanah.
(5) Tanah yang telah
dilaksanakan
pengadaannyasebagaimana
dimaksud
pada
ayat (1) dan ayat
(2)diberikan
hak
pengelolaandan/atau
hak
atas
tanahsesuai
dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang mengatur mengenai pertanahan.
Bagian Keempat
Pembangunan Prasarana dan Sarana Yang Berada di
Dalam Lokasi Kawasan Ekonomi Khr.rsus
REPUBLIK INDONESIA
-22-Pasal 35
(1)
Pengusul pembentukanKEK
bertanggungjawab untuk
membangun prasarana dan sarana yang beradadi
dalamKEK.
(2)
Jenis
dan
standar
prasaranadan
sarana
sebagaimanadimaksud pada ayat (1)
diatur
dengan Peraturan Dewan Nasional.Bagian Kelima
Penyediaan Sumber Daya Manusia
Untuk
Menunjang Pengoperasian Kawasan Ekonomi KhususPasal 36
(1)
Dewan
Kawasanmelakukan penyiapan prasarana
dansarana, serta sumber daya manusia
untuk
menunjangterselenggaranya
sistem
pemberian perizinan
dankemudahan di KEK.
(21
Sumber daya manusia sebagaimana dimaksud pada ayat(1)
meliputi
aparatur
sipil
negara
untuk
pelaksanaantugas administrator KEK.
(3)
Pengusul pembentukan
KEK
melakukan
penyiapansumber daya manusia
untuk
menunjang pengoperasianKEK, selain aparatur sipil negara sebagaimana dimaksud pada ayat (21.
(4)
Penyiapan sumber daya manusia sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dapat
bekerja
sama
dengankementerian/lembaga
pemerintah
nonkementerian,badan usaha, penyelenggara pendidikan, danf atau pihak terkait.
(5)
Kementerian/lembaga
pemerintah
nonkementerianterkait
dapat memberikandukungan
penyiapan sumberdaya
dimaksud
pada
ayat (3)
melalui
pelaksanaanprogram yang terkait.
Bagian Keenam
Penyediaan Prasarana Yang Berada Di Luar Lokasi
Kawasan Ekonomi Khusus
-23-Pasal 37
(1)
Pemerintah Daerahkabupaten/kota,
Pemerintah Daerahprovinsi,
dan/atau
kementerian/lembaga
pemerintahnonkementerian
memberikan
dukungan
untuk
pembangunan prasaranadi luar
KEKuntuk
menunjangpengembangan KEK.
(21
Prasarana penunjang sebagaimanadimaksud
pada ayat (1)dapat
berupainfrastruktur
untuk
akseske dan
dariKEK.
Bagian Ketujuh
Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus
Sebagai Proyek Strategis Nasional Pasal 38
(1)
(21
(3)
KEK merupakan proyek strategis nasional.
Pelaksanaan pembangunan KEK sebagai proyek strategis
nasional
sebagaimanadimaksud pada
ayat (1)
sesuaidengan ketentuan
peraturan
perundang-undangan yangmengatur
mengenai percepatan pelaksanaan
proyekstrategis nasional.
Ketentuan
mengenai pelaksanaanKEK
sebagai proyekstrategis nasional sebagaimana
dimaksud
padaayat
(1)diatur
oleh Dewan Nasional.Bagian Kedelapan
Pembiayaan Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus
Pasal 39
Pembiayaan
untuk
pembangunan KEK bersumber dari:a.
anggaran pendapatan dan belanja negara;b.
anggaran pendapatan dan belanja daerah;c.
badan usaha;dan/atau
d.
sumber
lain
yang
sah
sesuai
denganperaturan perundang-undan gan.
ketentuan
REPUBLIK INDONESIA
-24-Bagian Kesembilan
Evaluasi Pembangunan Dan Kesiapan Pengoperasian Kawasan Ekonomi Khusus
Pasal 40
(1)
Pengusul
pembentukan
KEK harus
menyampaikanlaporan perkembangan pelaksanaan pembangunan KEK
kepada Dewan Kawasan pada
bulan
ke
12(dua
belas),bulan ke
24
(duapuluh
empat),dan bulan ke
36
(tigapuluh
enam) sejak KEK ditetapkan.(2)
Laporan perkembangan pelaksanaan pembangunan KEKsebagaimana
dimaksud
pada
ayat (1)
sesuai
dengantahapan yang ditetapkan oleh Dewan Nasional.
(3)
Dewan Kawasan sebagaimanadimaksud pada ayat
(1)meneruskan
laporan
perkembangan
pelaksanaanpembangunan
KEK
dan
laporan status kesiapan
KEKkepada Dewan Nasional.
Pasal 41
(1)
Dewan
Nasional
melakukan
evaluasi
terhadappelaksanaan pembangunan
KEK
berdasarkan
hasillaporan
Dewan Kawasan sebagaimanadimaksud
dalamPasal 40 ayat (3).
(21
Hasil
evaluasi
sebagaimanadimaksud
pada
ayat
(1)disampaikan kepada Dewan Kawasan
dan
pengusul pembentukan KEKuntuk ditindaklanjuti.
(3)
Pengusul pembentukan KEK wajibmenindaklanjuti
hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1).Pasal 42
(1)
Dalamjangka waktu paling lama
36
(tigapuluh
enam)bulan
sejak KEK
ditetapkan, pengusul
pembentukanKEK
harus
menyelesaikanpembangunan
KEK
sesuaitahapan
y^ng
ditetapkan
untuk
dinyatakan
siapberoperasi
kepada Dewan Nasional
melalui
Dewan Kawasan.-25-(2)
Kesiapan beroperasi sebagaimanadimaksud pada
ayat(1) meliputi kesiapan:
a.
prasarana dan sarana;b.
sumber daya manusia; danc.
perangkatpengendalianadministrasi.(3)
Dewan
Nasional
melakukan
evaluasi
terhadappelaksanaan pembangunan
KEK
dan
kesiapan
operasiKEK sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1).
(41
Hasil
evaluasi
sebagaimanadimaksud
pada
ayat
(3) berupa:a.
KEK dinyatakan siap beroperasi; ataub.
KEK dinyatakan belum siap beroperasi.(5)
KEK yang
dinyatakan
siap
beroperasi
sebagaimanadimaksud
pada
ayat (4)
huruf
a
ditetapkan
dengankeputusan Ketua Dewan Nasional.
(6)
Dalam
hal
KEK
dinyatakan
belum siap
beroperasisebagaimana
dimaksud pada ayat (4)
huruf
b,
Dewan Nasional:a.
melakukan perubahan luas wilayahatau
zona;b.
memberikan perpanjangan
waktu
paling
lama
2(dua) tahun;
c.
melakukan penggantian badan usaha;dan/atau
d.
melakukan
langkah
penyelesaian
masalahpembangunan KEK.
(71
Hasil
evaluasi
sebagaimanadimaksud pada
ayat
(4)disampaikan kepada Dewan Kawasan
dan
pengusul pembentukan KEKuntuk ditindaklanjuti.
Pasal 43
(1)
Dalamhal
perpanjanganwaktu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal42
ayat (6)huruf b
telah diberikan dan KEKbelum siap beroperasi karena keadaan kahar atau bukan
.
karena kelalaian pengusul pembentukan KEK,
DewanKawasan menyampaikan pertimbangan
perpanjanganwaktu
kepada Dewan Nasional
paling
lama
30
(tigapuluh)
hari
kerja
sebelum berakhirnya
jangka
waktuperpanjangan.
REPUBLIK INDONESIA
-26-(21
Perpanjangan
waktu
pembangunan
sebagaimanadimaksud pada ayat (1) didasarkan pada hasil konsultasi dengan
instansi pemerintah
dan pihak terkait
lainnyasesuai kebutuhan.
Pasal 44
(1)
Dewan Nasional melakukan evaluasiatas
pertimbanganyang disampaikan
oleh
Dewan Kawasan
sebagaimanadimaksud dalam
Pasal43
ayat (1) dalamjangka
waktupaling
lama 30 (tiga
puluh)
hari kerja
sejakpertimbangan disampaikan.
(2)
Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukanterhadap kelayakan dioperasikannya KEK.
(3)
Berdasarkan evaluasi, Dewan Nasional dapat:a.
memberikan perpanjangan
waktu
pembangunan KEK; ataub.
menyampaikanusulan
pencabutan penetapan KEKkepada
Presiden
disertai
dengan
rancanganperaturan
pemerintah
tentang
pencabutanperaturan
pemerintah
tentang
penetapan
suatu lokasi sebagai KEK.(41
Perpanjanganwaktu
sebagaimanadimaksud pada
ayat(3)
huruf a
diberikanuntuk jangka waktu
paling lama 5 (lima) tahun.Pasal 45
Dalam
hal
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42ayat
(6)dan
Pasal44
ayat (3)huruf a
telah dilakukan,
KEKbelum dapat
juga
beroperasi, Dewan Nasional mengajukanusulan
pencabutan penetapan KEK kepada Presiden disertai dengan rancangan peraturan pemerintah tentang pencabutanperaturan pemerintah tentang penetapan suatu lokasi sebagai KEK.
BAB V
PENGELOLAAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS
Bagian Kesatu
Pengelolaan Kawasan Ekonomi Khusus
-27
-Pasal 46Pengelolaan KEK dilakukan oleh:
a.
Administrator; danb.
Badan Usaha pengelola.Bagian Kedua
Administrator
Pasal 47
(1)
Administrator
sebagaimanadimaksud dalam
Pasal 46huruf
a dibentuk oleh Dewan Kawasan.(21
Administrator bertugas:a.
memberikan Perizinan
Berusaha
dan
perizinanlainnya serta
nonperizinan
yang
diperlukan
bagiPelaku Usaha
untuk mendirikan,
menjalankan, dan mengembangkan usahadi
KEK;b.
melakukan
pengawasan
dan
pengendalianoperasionalisasi
KEK yang
dilakukan oleh
Badan Usaha pengelola KEK; danc.
menyampaikan laporan operasionalisasr KEK secaraberkala dan insidental kepada Dewan Kawasan.
(3)
Pelaksanaan Perizinan Berusahadan perizinan
lainnyaserta nonperizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (21
huruf
a
dilakukan
oleh
Administrator
melalui
PTSPsesuai
dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(4)
Pelaksanaan Perizinan Berusahadan perizinan
lainnyaoleh
Administrator
sebagaimanadimaksud
pada ayat (3)dilakukan
melalui OSS sesuai
dengan
ketentuanperaturan
perundang-undangan
yang.
mengaturmengenai pelayanan
perizinan berusaha
terintegrasisecara elektronik.
(5)
Dalam
melakukan
pengawasan
dan
pengendalianoperasionalisasi KEK sebagaimana
dimaksud
pada ayat(2)
huruf
b, Administrator berwenang memberikan:a.
arahan
kepada Badan Llsaha pengelola KEKuntuk
perbaikan operasionalisasi KEK; danb.
teguran kepada Badan Usaha pengelola KEK dalamhal
terjadi
penyimpangan
dalam
pengoperasian KEK.REPUBLIK INDONESIA
-.28
-(6)
Laporan
operasionalisasiKEK
sebagaimana dimaksud pada ayat (2)huruf
c disampaikan secara berkala setiap6 (enam) bulan.
(7)
Laporan
operasionalisasi
KEK secara
insidentaldisampaikan dalam
hal
Dewan Nasional
atau
DewanKawasan
membutuhkan
perkembangan operasionalisasiKEK
atau Administrator menilai terdapat kondisi
yangharus dilaporkan segera.
(8)
Administrator
sebagaimanadimaksud
pada
ayat
(1)harus
sudah dibentuk paling lambat
sebelum
KEK beroperasi.Pasal 48
(1)
Ad
istrator
dalam
menyelerrggarakan
PTSPsebagaimana
dimaksud
dalam Pasal
47
ayat
(3)mendapat Pendelegasian Wewenang
dari
menteri/kepalalembaga pemerintah nonkementerian, gubernur,
ataubupati/wali
kota yang memiliki
kewenangan Perizinan Berusaha, perizinan lainnya, fasilitas, dan kemudahan.(21
Menteri/kepala lembaga pemerintah
nonkementerian,gubernur,
atau
bupati/wali
kota
yang
berwenangmengeluarkan Perizinan Berusaha, perizinan
lainnya,fasilitas,
dan
kemudahan
di
KEK
dapat
menunjukpenghuburrg dengan Administrator.
(3)
Pendelegasian Wewenang sebagaimanadimaksud
padaayat
(1)
ditetapkan
melalui
peraturan
menteri/kepalalembaga pemerintah nonkementerian, gubernur,
ataubupati/wali
kota.(4)
Administrator memberikan rekomendasi
kepadamenteri/kepala lembaga pemerintah
nonkementerian,gubernur,
atau
bupati/wali
kota
untuk
mendapatkanPerizinan
Berusaha, perizinan
lainya,
fasilitas,
dankemudahan
yang
berdasarkan
undang-undang
tidakdidelegasikan.
(5)
Penunjukan
penghubung sebagaimanadimaksud
padaayat (2)
ditetapkan menteri/kepala
lembaga pemerintah nonkementerian, gubernur, ataubupati/wali
kota.Pasal 49
Pelaksanaan
dan
pembinaan PTSPdi
KEKdilakukan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.-29-Bagian Ketiga
Badan Usaha Pengelola Pasal 50
(1)
Badan
Usaha
pengelola
bertugas
menyelenggarakankegiatan usaha KEK.
(21
Badan Usaha
pengelola sebagaimanadimaksud
padaayat (1) berbentuk:
a.
Badan UsahaMilik
Negara;b.
Badan UsahaMilik
Daerah;c.
koperasi;d.
badan usaha swasta berbentuk perseroan terbatas;e.
badan usaha patungan; atauf.
Badan Layanan Umum.(3)
Badan Usaha
pengelola sebagaimanadimaksud
padaayat
(1)
ditetapkan
paling
lambat
sebelum
KEK beroperasi.Pasal 51
(1)
Penetapan
Badan Usaha
pengelola
dilakukan
olehPemerintah Daerah
kabupaten/kota,
Pemerintah Daerahprovinsi, dan
kementerian/lembaga
pemerintahnonkementerian
sesuai
dengan
ketentuan
peraturanperundang-undangan yang mengatur mengenai:
a.
pengelolaan barangmilik
negara/daerah; ataub.
kerja sama pemerintah dan badan usaha.(2)
Dalamhal
aset prasaranadan
sarana KEK merupakanbarang
milik
negara/daerah,
Pemerintah
Daerahkabupaten/kota,
Pemerintah
Daerah provinsi,
atau kementerian/ lembaga pemerintah nonkementerian dapatmenugaskan Badan Usaha
Milik
Daerah sebagai BadanUsaha pengelola.
(3)
Penugasan sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(21dilakukan melalui
penyertaan
modal
daerah/negarasesuai
dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
REPUBLIK INDONESIA
-30-Pasal 52
(1)
Badan Usaha
pengelola sebagainranadimaksud
dalamPasal
50
ayat (1)
melaksanakan pengelolaan
KEKberdasarkan
perjanjian
pengelolaan
KEK
yangditandatangani
bersamaantara
Badan Usaha
denganPemerintah Daerah
kabupaten/kota,
Pemerintah Daerahprovinsi, atau
kementerian/lembaga
pemerintah nonkementerian sesuai dengan kewenangannya.(21
Perjanjian
sebagaimanadimaksud pada ayat
(1) palingsedikit memuat:
a.
lingkup pekerjaan;b.
jangka waktu;c.
standar kinerja pelayanan;d.
sanksi;e.
pelaksanaan
pelayanan
KEK
dalam
hal
terjadisengketa;
f.
pemutusan
perjanjian
oleh
Pemerintah
Daerahkabupaten/kota,
Pemerintah Daerahprovinsi,
ataukementerian/lembaga
pemerintah
nonkementerian dalam hal tertentu;g.
manajemen operasional KEK;h.
pengakhiran perjanjian;i.
pertanggungjawaban
terhadap
barang
milik
negaraf daerah;j.
serah terima aset
atau
infrastruktur oleh
BadanUsaha
pengelola
kepada
kementerian/lembagapemerintah nonkementerian, Pemerintah
Daerahprovinsi, atau
PemerintahDaerah
kabupaten/kotasetelah kerja sama pengelolaan berakhir; dan
k.
kesanggupan penyediaan
ruang kantor
untuk
kegiatan pelayanan kepabeanan dan cukai.(3)
Dalam hal pengelolaan KEKdilakukan
oleh Badan UsahaMilik
Negara/Badan UsahaMilik
Daerah yang dilakukandengan mekanisme penyertaan
modal
negaraf daerahkepada
Badan
UsahaMilik
Negara/Badan UsahaMilik
Daerah tersebut,
pengelolaanKEK tidak
memerlukanperjanjian pengelolaan KEK sebagaimana dimaksud pada
ayat (1).
-31
-Bagian KeempatEvaluasi Pengelolaan Kawasan Ekonomi Khusus
Pasal 53
(1)
Administrator melaporkan
pelaksanaan
tugassebagaimana
dimaksud
dalam Pasal47
ayat (2) kepada Dewan Kawasan.(21
Dewan Kawasanmelakukan evaluasi
pengelolaan KEKberdasarkan
laporan
Administrator
sebagaimanadimaksud pada ayat ( 1).
(3)
Hasil
evaluasi
sebagaimanadimaksud pada
ayat
(1)disatnpaikan kepada:
a.
Administrator; danb.
Dewan Nasional.Pasal 54
Hasil evaluasi Dewan Kawasan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal
53
ayat
(21ditindaklanjuti oleh Administrator untuk
pengendalian operasional KEK.Pasal 55
(1)
Berdasarkan
hasil evaluasi Dewan
Kawasansebagaimana dimaksud dalam Pasal
53 ayat
(2), DewanNasional melakukan penilaian terhadap operasionalisasi
KEK.
(21
Berdasarkan penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat(1), Dewan Nasional dapat:
a.
memberikan arahan kepada Dewan Kawasanuntuk
peningkatan kinerja operasionalisasi KEK;b.
melakukan pemantauan terhadap
operasionalisasiKEK;
dan/atau
c.
memberikan rekomendasi mengenai langkahtindak
lanjut
operasionalisasi KEK berupa:1.
pemutusanperjanjian
pengelolaan KEK dalamhal
Badan
Usaha pengeloladitetapkan
sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 51 ayat (1);REPUBLIK INDONESIA.
-32-2.
perbaikan manajemen operasionalKEK
dalamhal
Badan Usaha pengelola merupakan BadanUsaha
pengusul
atau
Badan
Usaha
yangmelakukan
kerja
samaantara
pemerintah danBadan Usaha
sebagaimanadimaksud
dalamPasal
30
ayat
(1)
huruf
b,
Pasal31
ayat
(1)huruf
b, dan Pasal32
ayat (1)huruf
b; atau3.
pengusulan pencabutan penetapan KEK.(3)
Rekomendasipemutusan perjanjian
pengelolaan KEKsebagaimana
dimaksud pada ayat
(21huruf
c
angka
1disampaikan
oleh
Dewan
Nasional
kepada
DewanKawasan, apabila Badan Usaha pengelola:
a.
tidak memenuhi standar kinerja pelayanan;b.
dinyatakan pailit;c.
melakukan kegiatan
yang
menyimpang
dari
izinusaha dan izin lain yang diberikan;
dan/atau
d.
mengajukan permohonan pemberhentian
sebagaiBadan Usaha pengelola.
(4)
Rekomendasiperbaikan manajemen operasional
KEKsebagaimana
dimaksud pada ayat
(2)huruf
c
angka 2disampaikan
oleh
Dewan
Nasional
kepada
DewanKawasan, apabila Badan Usaha pengelola:
a. tidak
memenuhi
standar
kinerja
pelayanan;dan/atau
b.
melakukan kegiatan
yang
menyimpang
dari
izin
usaha dan izin lain yang diberikan.
(5)
Rekomendasi pencabutan penetapanKEK
sebagaimanadimaksud pada ayat
(2)huruf
c
angka
3
disampaikanoleh
Dewan Nasional kepada
Presidenapabila
dalampengoperasian KEK:
a.
tidak dilakukan
perbaikankinerja
setelah dilakukanlangkah
sebagaimanadimaksud
padaayat
(3) atau ayat (4);b.
terjadi
dampak
negatif
skala
luas
terhadaplingkungan
di
sekitarnya;c.
menimbulkan
gejolak
sosial
ekonomi
bagimasyarakat
di
sekitarnya;dan/atau
d.
terjadi pelanggaranhukum di
KEK.-33-Pasal 56
(1)
Dalam
hal
status
Badan Usaha
pengelola
dicabut,Pemerintah
Daerah provinsi,
Pemerintah
Daerahkabupaten/
kota, atau kementerian/lembaga pemerintahnonkementerian
wajib
melakukan proses
penetapanBadan
Usaha pengelolayang
baru
dalam waktu
palinglama
30
(tiga
puluh)
hari kerja
setelah
pencabutan Badan Usaha pengelola.(21
Dalam
hal
status Badan
Usaha
pengelola
dicabut,Pemerintah
Daerah provinsi,
Pemerintah
Daerahkabupatenf
kota, atau
kementerian/lembaga pemerintahnonkementerian
melakukan proses penetapan
BadanUsaha
pengelolayang
baru
sesuai dengan
ketentuanperaturan perundang-undangan.
(3)
Selama
belum
ditetapkannya Badan Usaha
pengelolayang
baru
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1),pengelolaan KEK dilakukan oleh Administrator.
BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN Pasal 57
(1)
Pengusulan pembentukan KEKyang telah
disampaikan kepada Deu,an Nasional dan belumdiputuskan dan/atau
ditetapkan
sebagaiKEK
sebelum Peraturan Pemerintahini
mulai berlaku,
dilaksanakan berdasarkan Peraturan Pemerintah ini.(2)
Pembangunan
KEK yang
dilaksanakan
dan
belumdinyatakan
siap
beroperasi
sebelum
PeraturanPemerintah
ini
mulai berlaku,
diselesaikan berdasarkan Peraturan Pemerintah ini.(3) KEK yang telah
beroperasi
sebelum
PeraturanPemerintah
ini
mulai berlaku,
disesuaikan pelaksanaanpengelolaannya berdasarkan Peraturan Pemerintah ini.