• Tidak ada hasil yang ditemukan

043_Reza F Sihab_07_Radiasi Benda Hitam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "043_Reza F Sihab_07_Radiasi Benda Hitam"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR PRAKTIKM

LAPORAN AKHIR PRAKTIKM

FISIKA LANJUTAN

FISIKA LANJUTAN

“RADIASI BENDA HITAM” “RADIASI BENDA HITAM”

Tanggal

Tanggal Pengumpulan Pengumpulan : : 6 6 April April 20172017 Tanggal

Tanggal Praktikum Praktikum : : 13 13 April April 20172017 Waktu

Waktu Praktikum Praktikum : : 07.3007.30 –  –  10.00 WIB 10.00 WIB

 Nama

 Nama : Reza Fathurahman S: Reza Fathurahman S  Nim

 Nim : 1115016300: 111501630000430043 Kelompok

Kelompok : : 7 7 (Tujuh)(Tujuh)  Nama Anggota

 Nama Anggota ::

1.

1. Septiani Septiani Winahyu Winahyu (11150163000(11150163000022)022) 2.

2. Amalia Amalia Novianty Novianty (11150163000(11150163000023)023) 3.

3. Abdul Abdul Muhyi Muhyi (11150163000039)(11150163000039) Kelas

Kelas : : Pendidikan Pendidikan Fisika Fisika 4A4A

LABORATORIUM FISIKA LANJUTAN LABORATORIUM FISIKA LANJUTAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA JAKARTA

2017 2017

(2)

A. Tujuan

1. Membuktikan hukum Stefan Boltzman mengenai radiasi benda hitam

2. Menunjukan bahwa permukan hitam menyerap radiasi lebih baik dari pada  permukaan tertutup

3. Mengukur tegangan output U pada suhu (100  –  200)

°

C B. Dasar Teori

Cahaya dapat bersifat sebagai gelombang sekaligus sebagai partikel. Cahaya sebagai gelombag karena cahaya dapat menampilkan peristiwa difraksi dan interferensi. Cahaya sebagai partikel dibahas dalam teori kuantum sehingga sinar dipandang sebagai arus itu berupa partikel paket  –  paket tenaga (kuanta cahaya atau foton). (Jati, 2009: 394)

Pada akhir abad ke-19 para ahli fisika tertarik pada pemancarn cahaya oleh suatu permukaan logam yang dipanaskan. Kita telah mengetahui bagaimana cahaya  berubah dari warna merah tua menjadi pijar apabila suatu logam secara terus  – 

menerus ditingkatkan sampai mencapai titik lebur. Terjadinya perubahan warna dapat dikatak sebagai pergeseran intesitas meksimum dari panjang gelombang tertentu ke  panjang gelombang tertentu ke panjang gelombang yang lebih pendek. Spectrum

radiasi thermal inilah yang membuat para fisikawan tertarik.

Radiasi thermal adalah pancaran radiasi suatu benda yang disebabkan oleh suhunya. Distribusi intensitas radiasi sebagai fngsi frekuensi atau fungsi panjang gelombang disebut spectrum radiasi. Sebagai idealisasi didefinisikan benda hitam sempurna merupakan suatu benda yang dapat menyerap semua cahaya yang sampai dipermukaannya. Menurut teori termodinamika benda hitam sempurna jika dipijarkan akan membentuk pancaran total yang maksimum bila dibandingan dengan benda  –   benda lain yang sama suhunya. (Wiyatmo, 2010: 96)

Benda hitam didefinisika sebagai beda yang menyerap seluruh radiasi yang mengenainya. Contoh dari benda hitan adalah lubang kecil pada sebuah benda  berongga. Dipantulkan berkali  –   kali oleh dinding rongga sampai akhirnya

menemukan lubang kembali untuk keluar. (Muhammad, 2016: academia.edu)

Benda dengan suhu mutlak lebih tinggi dari 0 k memancarkan radiasi electromagnet yang membawa energi spectrum frekuensi radiasi demikian bersifat kontinu. Stefen (1879):

(3)

Dengan:

  = energi total yang dipancarkan persatuan waktu persatuan luas permukaan

 pada suhu T untuk seluruh spectrum panjang gelombang pancaran

  = tetapan emitivitas permukaan benda (bernilai 0 untuk benda putih sampai 1

untuk benda hitam)

 = tetapan Stefan Blotzman = 5,67 x 10-8 w/(m2k 4)

Jika benda yang sama disinari, sejumlah energi akan diserap dan dinyatakan dalam  persamaan:

=

  = koefisien serapan yang menurut teorema kirchoff (1883) bernilai = e. (kusminarto, 2011: 25-26)

C. Alat dan Bahan

 No. Gambar Nama Alat Dan Bahan

1. Microvoltmeter

2. Temperatur Sensor

(4)

4. Moll’s Thermopile

5. Gectric Furnace 230 V

6. Kabel Penghubung

7. Oven Listrik

8.

(5)

D. Langkah Kerja

 No. Gambar Langkah Kerja

1.

Merangkai semua alat dan bahan lalu hubungkan mall’s thermopile ke microvoltmeter dengan kabel penghubung

2. Lalu nyalakan microvoltmeter, lakukan proses

resat untuk mengukur (V)

3.  Nyalakan digital thermophile dan mengatur pada

 batasan >200

4. Menghidupkan oven listrik dan jika suhu sudah

mencapai 200

 matikan oven listrik 5.

Mencatat suhu dan tegangan yang dihasilkan setiap kelipatan 10 dari suhu (100-200)

 ℃

 dan (200-100)

 ℃

E. Data Percobaan

Percobaan 1 saat oven listrik hidup percobaan 2 saat oven listrik mati T (

) Tegangan (Microvolt) T (

) Tegangan (Microvolt)

100

4,98  10

−

200

0,49  10

−

110

5,69  10

−

190

2,74  10

−

120

6,14  10

−

180

4,47  10

−

130

7,20  10

−

170

6,35  10

−

140

7,96  10

−

160

7,71  10

−

150

8,93  10

−

150

9,38  10

−

160

10,14  10

−

140

10,81  10

−

170

11,59  10

−

130

12,06  10

−

180

13,18  10

−

120

13,04  10

−

190

14,84  10

−

110

13,87  10

−

(6)

200

17,33  10

−

100

14,90  10

−

F. Analisis Data ➢ Percobaan 1  No M













M







1

1,25  10

383

373

 1,56  10

383

373

1,25  10

383

373

2

2,55  10

383

373

 6,50  10

383

373

2,55  10

383

373

3

4,02  10

403

373

 16,16  10

403

373

4,02  10

403

373

4

5,56  10

413

373

 30,91  10

413

373

5,56  10

413

373

5

7,20  10

423

373

 51,84  10

423

373

7,20  10

423

373

6

8,96  10

433

373

 80,98  10

433

373

8,96  10

433

373

7

10,89  10

443

373

 118,59  10

443

373

10,89  10

443

373

8

12,93  10

453

373

 167,18  10

453

373

12,93  10

453

373

9

15,08  10

463

373

 227,40  10

463

373

15,08  10

463

373

10

17,41  10

473

373

 303,11  10

473

373

17,41  10

473

373

8,583  10

1,514  10

100,355  10

3,025  10



17,67  10



➢ Percobaan 2  No M







 







M







1

2,32  10

463

473

 5,4  10

463

473

2,32  10

463

473

2

4,48  10

453

473

 20,1  10

453

473

4,48  10

453

473

3

6,52  10

443

473

 42,5  10

443

473

6,52  10

443

473

4

8,45  10

433

473

 71,4  10

433

473

8,45  10

433

473

5

10,21  10

423

473

 104,2  10

423

473

10,21  10

423

473

6

11,85  10

413

473

 140,4  10

413

473

11,85  10

413

473

7

13,38  10

403

473

 179  10

403

473

13,38  10

403

473

8

14,05  10

393

473

 220,5  10

393

473

14,05  10

393

473

9

16,16  10

383

473

 261,1  10

383

473

16,16  10

383

473

10

17,41  10

373

473

 303,1  10

373

473

17,41  10

373

473

10,6  10

10,6  10



154,8  10

4,2  10



23,74  10



➢ Percobaan 1 1)

=110℃=110+273=383 

=100℃=100+273=373 

=5,67  10

−

/

= 

=5,67  10



−



/

383

373

=5,67  10

−

/

2,15  10

1,93  10

=5,67  10

−

/

0,22  10

6)

=160℃=160+273=433 

=100℃=100+273=373 

=5,67  10

−

/

= 

=5,67  10



−



/

433

373

=5,67  10

−

/

3,51  10

1,93  10

=5,67  10

−

/

1.58  10

(7)

 =1,25  10

/

2)

=120℃=120+273=393 

=100℃=100+273=373 

=5,67  10

−

/

= 

=5,67  10



−



/

393

373

=5,67  10

−

/

2,38  10

1,93  10

=5,67  10

−

/

=2,55  10

0,45  10

/

3)

=130℃=130+273=403 

=100℃=100+273=373 

=5,67  10

−

/

= 

=5,67  10



−



/

403

373

=5,67  10

−

/

2,69  10

1,93  10

 

=5,67  10

−

/

=4,02  10

0,71  10

/

4)

=140℃=140+273=413 

=100℃=100+273=373 

=5,67  10

−

/

= 

=5,67  10



−



/

413

373

=5,67  10

−

/

2,91  10

1,93  10

 

=5,67  10

−

/

=5,56  10

0,98  10

/

5)

=150℃=150+273=423 

=100℃=100+273=373 

=5,67  10

−

/

= 





=8,96  10

/

7)

=170℃=170+273=443 

=100℃=100+273=373 

=5,67  10

−

/

= 

=5,67  10



−



/

443

373

=5,67  10

−

/

3,85  10

1,93  10

 

=5,67  10

−

/

=10,89  10

1,93  10

/

8)

=180℃=180+273=453 

=100℃=100+273=373 

=5,67  10

−

/

= 

=5,67  10



−



/

453

373

=5,67  10

−

/

4,21  10

1,93  10

=5,67  10

−

/

=12,93  10

2,28  10

/

9)

=190℃=190+273=463 

=100℃=100+273=373 

=5,67  10

−

/

= 

=5,67  10



−



/

463

373

=5,67  10

−

/

 4,59  10

1,93  10

=5,67  10

−

/

=15,08  10

2,66  10

/

10)

=200℃=200+273=473 

=100℃=100+273=373 

=5,67  10

−

/

= 





(8)

 =5,67  10

373

−

/

423

=5,67  10

−

/

3,20  10

1,93  10

 

=5,67  10

−

/

=7,20  10

1,27  10

/

=5,67  10

373

−

/

473

=5,67  10

−

/

5  10

1,93  10

=5,67  10

−

/

=17.41  10

3,07  10

/

➢ Percobaan 2 1)

=190℃=190+273=463 

=200℃=200+273=473 

=5,67  10

−

/

= 

=5,67  10



−



/

463

473

=5,67  10

−

/

4,59  10

5  10

=5,67  10

−

/

=2,32  10

0,41  10

/

2)

=180℃=180+273=453 

=200℃=200+273=473 

=5,67  10

−

/

= 

=5,67  10



−



/

453

473

=5,67  10

−

/

4,21  10

5  10

=5,67  10

−

/

=4,48  10

0,79  10

/

3)

=170℃=170+273=443 

=200℃=200+273=473 

=5,67  10

−

/

= 

=5,67  10



−



/

443

473

6)

=140℃=140+273=413 

=200℃=200+273=473 

=5,67  10

−

/

= 

=5,67  10



−



/

413

473

=5,67  10

−

/

2,91  10

5  10

=5,67  10

−

/

=11,85  10

2,09  10

/

7)

=130℃=130+273=403 

=200℃=200+273=473 

=5,67  10

−

/

= 

=5,67  10



−



/

403

473

=5,67  10

−

/

2,64  10

5  10

=5,67  10

−

/

=13,38  10

2,36  10

/

8)

=120℃=120+273=393 

=200℃=200+273=473 

=5,67  10

−

/

= 

=5,67  10



−



/

393

473

(9)

 =5,67  10

−

/

3,85  10

5  10

=5,67  10

−

/

=6,52  10

1,15  10

/

4)

=160℃=160+273=433 

=200℃=200+273=473 

=5,67  10

−

/

= 

=5,67  10



−



/

433

473

=5,67  10

−

/

3,51  10

5  10

=5,67  10

−

/

=8,45  10

1,49  10

/

5)

=150℃=150+273=423 

=200℃=200+273=473 

=5,67  10

−

/

= 

=5,67  10



−



/

423

473

=5,67  10

−

/

3,20  10

5  10

=5,67  10

−

/

=10,21  10

1,8  10

/

=5,67  10

−

/

2,38  10

5  10

=5,67  10

−

/

=14,85  10

2,62  10

/

9)

=110℃=110+273=383 

=200℃=200+273=473 

=5,67  10

−

/

= 

=5,67  10



−



/

383

473

=5,67  10

−

/

2,15  10

5  10

=5,67  10

−

/

=16,16  10

2,85  10

/

10)

=100℃=190+273=373 

=200℃=200+273=473 

=5,67  10

−

/

= 

=5,67  10



−



/

373

473

=5,67  10

−

/

1,93  10

5  10

=5,67  10

−

/

=17,41  10

3,07  10

/

➢ Percobaan 1

= ∑M∑(

∑(







)

∑(



)

∑(







)(∑



)





) 

= 8,585  10

103,025  10

3,025  10





1,514  10

1,514  10

17,67  10





(10)

= 25,97  10

10 30249998,49  10



26,75  10





=  0,78  10

10 9,15  10





 = 0,78  10

91.5  10





=√ 0,85 10

−

=0,9  10

−

= (∑

∑(







) ∑(





)∑



)

∑(





)

= 1017,67  10

103,025  10



1,514  10



1,514  10

8,585  10



= 176,7  10

10 30249998,49  10



12,9 10





=  163,8  10

10 9,15  10





=  163,8  10

91.5  10





=√ 1,79  10

−

=1,34  10

−

= (∑





) ∑(





)∑

 ∑(





)

∑(





)

[∑

∑

]

=

√ [103,025  10



176,7  10

1,32  10





12,9 10

][100,355  10



73,7  10

]

= 163,8  10

5001,24  10





=0,033

➢ Percobaan 2

= ∑M∑(

∑(







)

∑(



)

∑(







)(∑



)





) 

= 10,6  10

104,2  10

4,2  10



1,19  10



1,9  10





23,72  10



= 44,52  10

10 420000000  10



+45,07  10





(11)

=  0,55  10

10 0,176  10





 = 0,55  10

1,76  10





=√ 0,31 10

−

=0,5  10

−

= (∑

∑(







) ∑(





)∑



)

∑(





)

= 1023,72  10

1014,2  10



1,9  10



1,9  10



10,6  10





= 237,2  10

1,76  10



20,14 10





= 217,06  10

1,76  10





=√ 123,3  10

−

=11,1  10

−

= (∑





) ∑(





)∑

 ∑(





)

∑(





)

[∑

∑

]

=

√ [42  10



3,61  10

237,2  10





][1348  10

20,14 10



112,4  10

]

= 217,1  10

√ 38,4 10



1235,6 10



= 217,1  10

217,8  10





=0,99

Grafik

(12)

G. Pembahasan

Praktikum kali ini adalah radiasi benda hitam. Radiasi memancarkan partikel secara sepontan sedangkan benda hitam adalah benda ang menyerap seluruh radiasi yang mengenainya. Contoh dari benda hitam adalah lubang kecil pada benda  berongga. Ketika radiasi masuk kedalam benda, tidak dapat langsung keluar karena radiasi dipantulkan berkali –  kali pada dinding rongga. Sampai akhirnya menemukan kembali lubang untuk keluar.

Terdapat duakali percobaan pada praktikum ini. Percobaan 1 saat oven menyala tentang suhu yang digunakan adalah setiap kelipatan 10 dimulai dari

100°200°

. Dari besarnya suhu akandidapatkan nilai tegangan yang tertera pada microvoltmeter. Pada hasil percobaan didapat semakin besar suhu tegangan yang didapat semakin besar juga. Dengan selish setiap tegangan tidak jauh bereda.

Percobaan 2 saat oven dimatikan rentang suhu masih sama dengan percobaan  pertama hanya saja dimulai dari suhu 200

 - 100

. Hasil percobaan yang didapatkan  pada percobaan kedua ini suhu yang digunakan semakin menurun dan tegangan yang didpat menurun pula. Percobaan pertama oven dalam keadaan menyala sehingga radiasi yang dipancarkan semakin besar dan dapat membuat suhu semakin besar pula. Begitu juga sebaliknya, pada saat oven dimatikan radiasi yang dipancarkan semakin menurun sehingga suhu semakin menurun. Berarti suhu sebanding dengan radiasi.

Karena semua benda yang dapat memancarkan panas, intensitas panas yang dipancarkan dalam bentuk radiasi akan meningkat sesuai dengan suhu. Hukum Stefen Boltzman menyatakan bahwa total radiasi yang dipancarkan oleh sebuah benda hitam sebanding dengan kenaikan suhu mutlak T pangkat 4. Terlihat dalam grafik hubungan

(13)

suhu terhadap pancaran radiasi. Dari grafik pertama (percobaan 1) dari titik satu ketitik lainnya lama  –   kelamaan semakin menjauh. Sedangkan pada percobaan 2 karena hasilnya negative terlihat dalam grafik semakin menurun. Jarak dari titik  –  ketitik semakin mendekat.

H. Kesimpulan

1. Bahwa hukum Stefen-Boltzmen menyatakan total radiasi yang dipancarkan oleh sebuah benda hutam sebanding dengan kenaikan suhu mutlak T pangkat 4. Terbukti dalam praktikum ini.

2. Benda hitam dapat menyerap seluruh radiasi panas dari semua panjang gelombang dan benda hitan juga memiliki factor absorpsi yang paling besar, pada suhu dan  panjang gelombang tertentu, sangat mungkin memiliki daya emisi yang baik. 3. Semakin naik nilai suhu maka radiasi akan naik pula, tegangan akan naik dan

 begitu sebaliknya. I. Komentar/Saran

1. Pastika semua alat berfungsi dan tersusun/terangkai dengan baik dan benar

2. Pada saat nilai sudah muncul pada mikrivoltmeter sangat cepat berganti. Kalo bisa saat nilinya muncul lagsung difoto saja.

J. Daftar Pustaka

Jati, bambang dan tri kuntoro. 2009. Fisika Dasar Untuk Mahasiswa Ilmu Komputer  Dan

 Informatika. Yogyakarta: ANDI OFFSET

Kusminarto. 2011. Esensi Fisika Modern. Yogyakarta: ANDI OFFSET

Wiyatmo, yusman. 2010. Fisika Modern. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset Muhammad, R. 2016. Laporan Intensitas Radiasi Benda Hitam.

www.academia.edu/laporan-intensitas-radiasi-benda-hutam.  Diakses pada tanggal

(14)

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahun 1900 M, setelah 6 tahun belajar di Universitas Berlin, ia menyatakan bahwa kunci pemahaman radiasi benda hitam adalah anggapan bahwa pemancaran dan penyerapan radiasi

Radiasi ini akan terkungkung di dalam rongga berbentuk gelombang tegak, Karena dinding rongga berupa konduktor maka pada dinding rongga terjadi simpul- simpul

Pada percobaan ini akan digunakan plat datar berwarna hitam dan merah, sehangga dapat dibandingkan plat mana yang cepat menyerap cahaya (dalam hal ini cahaya bersumber

Puncak kurva merupakan intensitas maksimum yang dapat dicapai oleh suatu radiasi, di mana intesitas ini bergantung pada temperatur/suhu benda hitam tersebut, dan

Persaman (8-1) menunjukkan bahwa daya yang dipancarkan persatuan luas persatuan frekuensi oleh suatu benda hitam bergantung hanya pada suhu dan frekuensi cahaya dan

Menurut pergeseran Wien, semakin tinggi suhu suatu benda hitam maka (1) intensitas radiasi bergeser ke arah panjang gelombang yang lebih kecil (2) cahaya yang dipancarkan benda

suatu benda berongga dipanaskan, misalnya pada suhu T maka dinding sekeliling rongga akan memancarkan radiasi dan memantulkan sebagian radiasi yang datang (menyerap sisanya)..

Mereka menemukan bahwa daya total per satuan luas intensitas yang dipancarkan pada semua frekuensi oleh benda hitam panas adalah sebanding dengan pangkat empat dari suhu mutlaknya, 𝐼 =