• Tidak ada hasil yang ditemukan

Drainase di Lingkungan Kampus C UNAIR Mulai Dibersihkan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Drainase di Lingkungan Kampus C UNAIR Mulai Dibersihkan"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Drainase di Lingkungan Kampus

C UNAIR Mulai Dibersihkan

UNAIR NEWS – Program pembersihan dan normalisasi drainase di

lingkungan kampus C Universitas Airlangga (UNAIR) sudah dimulai pada 22 Februari 2016 lalu. Memang belum semua, dan baru pada drainase di tepi jalan antara Asrama Mahasiswa putera hingga Fakultas Kedokteran Hewan (FKH). Tetapi langkah awal ini akan berlanjut hingga semua drainase terkeruk lumpur dan kotorannya. Bahkan dimungkinkan juga membuat normalisasi-normalisasi dengan membuat sudetan agar laju air menjadi lancar.

Agus Sutiyono, S.Sos., Kasi Lingkungan, Subdit Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), Direktorat Sarana dan Prasarana UNAIR, menjelaskan bahwa pengerukan dan normalisasi drainase ini dilaksanakan bersama Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (PUBMP) Pemkot Surabaya.

Pembersihan drainase ini terinspirasi dari pekerjaan serupa di kampus B yang dilakukan oleh RSU Dr. Soetomo. Selanjutnya Direktorat Sarpras mengajukan permohonan via surat kepada Dinas PUBMP per 1 Februari 2016. Dilakukan survey oleh petugas PUBMP pada 15 Februari dan pembersihan pertama menggunakan alat berat (beko) pada 22 Februari 2016. Karena hujan lebat dan banjir di berbagai tempat di Kota Surabaya, oleh Pemkot beko sementara dialihkfungsikan sementara ke Jl. Ngaglik untuk mengatasi sumbatan drainase disana, kemudian digeser lagi ke Jl. Darma Husada untuk pekerjaan serupa.

”Jadi pembersihan lanjutan pada drainase lainnya di kampus C, kita menunggu instruksi lebih lanjut dari Pemkot selaku yang punya alat berat,” kata Agus Sutiyono kepada UNAIR News.

Pekerjaan pengerukan sungai yang paling besar dan lebih berat diperkirakan Agus adalah drainase yang menghubungkan antara

(2)

Asrama Puteri hingga terusannya hingga samping kanan gedung Student Center (SC) dan yang membelah antara kampus FKM dan FST. Karena kondisi drainase lebih lebar diperkirakan nanti juga diperlukan ponton agar pengerukan bisa maksimal, bahkan jika diperlukan juga bisa dibuat sudetan-sudetan dan normalisasi untuk memperlancar lajunya air.

“Mengapa dinormalsiasi, karena saluran yang melewati sawah-sawah itu juga banyak di kanan-kirinya yang ruwet karena rumput dan tanaman lain yang tak teratur, karena kondisi juga belum diplengseng,” tambah Agus seraya optimis bila semua drainase sudah dibersihkan maka laju jalannya air hujan itu akan lancar. (*)

Penulis: Bambang Bes

Belajar dari Jepang, Perawat

Terjun Langsung ke Daerah

Bencana

UNAIR NEWS – Perawat harus jemput bola ke daerah-daerah yang

terkena dampak bencana. Pernyataan itu disampaikan oleh Prof. Mariko Ohara dalam seminar penanganan bencana bertajuk “Disaster Management Intra and Extra Hospital” pada Senin (28/3)di Hall Lantai 8 Rumah Sakit Universitas Airlangga. “Indonesia dan Jepang memiliki banyak kesamaan terkait dengan frekuensi bencana yang terjadi,” ujar Prof. Ohara selaku profesor di The Japanese Red Cross College of Nursing mengawali uraiannya.

(3)

keperawatan bencana untuk diperhatikan. Keberadaan perawat di tengah kondisi bencana menurutnya amat diperlukan dalam upaya memberikan perawatan yang memadai kepada para korban bencana. Perawat, lanjut Prof. Ohara, harus melakukan jemput bola ke daerah-daerah yang terkena dampak bencana tersebut. Para perawat juga disiapkan dengan berbagai kemampuan tanggap bencana melalui berbagai simulasi jenis bencana seperti gempa bumi, kecelakaan pesawat, dan lainnya.

Di Jepang sendiri terdapat Disaster Support Nurses yang berisi para perawat yang disiapkan untuk menghadapi bencana yang diinisiasi oleh Japan Nursing Association (Asosiasi Perawat Jepang).

“Ada daftar para perawat yang disiapkan untuk menghadapi bencana di setiap prefektur (provinsi). Misalkan terjadi bencana yang cukup besar di sebuah prefektur, perawat tanggap bencana dari prefektur lain juga dapat dilibatkan untuk membantu,” tandasnya. Berbagai hal tersebut telah diatur dalam

Disaster Relief Act, regulasi yang khusus mengenai penanganan

bencana yang terjadi di Jepang.

Di akhir pemaparannya, Prof. Ohara mengingatkan bahwa para perawat di tengah bencana harus saling bahu-membahu membantu para korban. Meskipun di tengah berbagai keterbatasan yang ada, tidak boleh para perawat saling menyalahkan.

“Yang tidak kalah penting, setiap daerah punya adat dan kebiasaan. Para perawat juga harus memperhatikan tersebut ketika ditugaskan di daerah bencana,” pungkas perempuan yang pernah menjadi sukarelawan di Aceh ketika terjadi gempa dan tsunami lebih dari satu dekade lalu ini. (*)

Penulis : Yeano Andhika

(4)

Ajak Mahasiswa Bikin Action

Plan dan Kunjungi Kampung

Green and Clean

UNAIR NEWS – Dalam rangka peringatan hari bumi yang jatuh pada

22 April lalu, American Corner Universitas Airlangga bekerjasama dengan Young South East Asia Leadership Initiative

(YSEALI) mengajak para mahasiswa untuk berkompetisi

menyumbangkan ide kreatif mereka. Kompetisi tingkat nasional bertajuk Youth Ecopreneurship Challenge (YEC) tersebut diikuti berbagai mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi.

Y E C m e r u p a k a n k o m p e t i s i a c t i o n p l a n d a l a m b i d a n g

ecopreneurship yang dimeriahkan dengan berbagai rangkaian

acara. Rangkaian acara tersebut meliputi talkshow, Focus Group

Discussion (FGD), kunjungan ke kampung green and clean, dan

ditutup dengan pemaparan action plan dari semua tim peserta. Kali ini, para peserta diajak untuk berkunjung ke kampung

green and clean Jambangan, Surabaya, Sabtu (30/4). Kampung sehat Jambangan

Kampung Jambangan telah puluhan kali mendapatkan predikat sebagai kampung sehat bersih, baik tingkat regional maupun nasional. Rupanya, di kampung ini masyarakat bahu-membahu mewujudkan tatanan masyarakat yang konsisten menjaga kesehatan, keselamatan, dan keseimbangan lingkungan. Kampung Jambangan sudah berbenah sejak dirintis pada 2002 lalu.

“Sekarang kita tambah dan kita tata. Kita sudah memiliki prioritas utama, menggunakan sistem satu pintu melalui satuan tugas (satgas). Semuanya sudah teratur dan tertata dengan adanya satgas. Semua untuk keberlangsungan perbaikan

(5)

Jambangan,” ungkap Yulia Ratna, kader lingkungan di Kelurahan Jambangan.

Banyak predikat yang dilekatkan pada Kampung Jambangan, seperti kampung asuh, kampung sehat, kampung kreatif dan inovatif. Selain itu Jambangan juga pernah memperoleh penghargaan Kalpataru dari Kementerian Lingkungan Hidup RI pada 2008, penghargaan The Best Green dan Clean pada tahun 2013. Kampung Jambangan juga pernah memperoleh penghargaan Upakarti atas karya jasa pengabdian dan peloporan dalam industri kecil dan kerajinan. Hal inilah yang kemudian membuat banyak kampung lainnya untuk termotivasi.

Dalam seminggu, Kampung Jambangan bisa memenuhi kunjungan hingga tiga kali. Berbagai kunjungan justru kerap kali berasal dari luar Jawa. Seperti yang sudah-sudah, dari Banjarmasin, Kalimantan, hingga dari Papua. Kebanyakan yang melakukan kunjungan ialah ibu-ibu PKK atau perangkat kelurahan.

Di Jambangan, masyarakat membangun lingkungan agar terus diberdayakan. Mulai dari urban farming, pengadaan bank sampah, kerajinan tangan dari daur ulang sampah, hingga pembuatan makanan dan minuman yang bersifat herbal.

“Arah dari semua ini adalah memberdayakan perekonomian masyarakat setempat,” kata Yulia.

Inovasi diakui Yulia sebagai hal yang mutlak. Inovasi harus terus dilakukan agar usaha menuju lingkungan sehat terus berkembang.

“Harapannya, setiap generasi muda seperti sekarang membantu kami menyuarakan betapa pentingnya bumi untuk diselamatkan, karena kalau kami saja, nanti tidak berkelanjutan,” lanjutnya. Kegiatan YEC ditutup dengan pemaparan action plan dari 12 tim yang telah diseleksi. Pemenang action plan kali ini yaitu diperoleh tim Gubuk Organik. Gubuk Organik merupakan bisnis yang bergerak di bidang ecososiopreneur. Tujuan utama bisnis

(6)

ini adalah untuk mengajak masyarakat sadar tentang hidup sehat dengan mengonsumsi sayur organik.

“Gubuk organik itu proyeknya sudah berjalan. Manajemen mereka bagus karena sudah melakukan pendekatan dengan korporasi besar. Selain itu, kami juga menilai dari penilaian awal. Kami lihat dari idenya yang inovatif, manajemen bagus, bermanfaat karena memberdayakan masyarakat, serta jelas implementasinya,” kata Dicky Johar Pribadi, selaku salah satu juri dalam YEC. (*)

Penulis : Binti Q. Masruroh Editor : Dilan Salsabila

Pimpinan Baru RS Gigi dan

Mulut FKG Janji Tingkatkan

Mutu Pelayanan

UNAIR NEWS – Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) FKG UNAIR

memiliki pimpinan baru. Serah terima jabatan dilaksanakan menyusul pergantian jajaran pimpinan di lingkungan FKG UNAIR. Acara yang dilaksanakan di gedung garuda muka ini diawali dengan sambutan dari Direktur RSGM periode yang lalu, Hening Tuti Hendarti, drg., M.S., Sp.PM.

Hening menyampaikan kendala-kendala yang dihadapi dalam pendirian RSGM dan sangat mengharap, dengan penggantian pimpinan, keadaan akan menjadi lebih baik. Hening juga sangat berharap bahwa RSGM dapat menyelesaikan setiap permasalahan yang dihadapi.

(7)

baru, Prof. R. Coen Pramono D, drg., SU., Sp.BM(K). Pada kesempatan ini Coen menyampaikan bahwa akan meningkatkan mutu RSGM di masa yang akan datang dan berjanji akan menyelesaikan permasalahan. “Kami akan berupaya keras menguatkan RSGM agar menjadi lebih baik lagi,” kata dia.

Acara dihadiri oleh Dekan FKG UNAIR dan disaksikan oleh seluruh Civitas akademika, Dalam sambutannya Dekan menegaskan walau RSGM bersifat mandiri, namun FKG UNAIR akan terus mendukung dan berharap komunikasi yang sudah terjalin sangat baik dapat berlangsung di masa yang akan datang . (*)

Penulis: Humas FKG UNAIR Editor: Rio F. Rachman

Ketua

BPK

Jadi

Dosen,

Mahasiswa FEB Belajar dari

Praktisi

UNAIR NEWS – Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia

(BPK RI) Harry Azhar Aziz mengisi perkuliahan minggu pertama semester genap 2015/2016 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNAIR, Kamis (3/3). Di program sarjana ia mengajar mata kuliah Ekonomi Publik, sedangkan untuk program magister ia mengajar mata kuliah Audit Keuangan Negara dan Pengelolaan Keuangan Negara.

Dalam kesempatan tersebut, ia menjelaskan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan negara, termasuk di dalamnya peran BPK RI. Para mahasiswa nampak antusias mendengarkan kuliah yang langsung diisi oleh pakarnya tersebut.

(8)

Tidak melulu membahas materi, ia pun beberapa kali juga menyelipkan nasihat-nasihat untuk para mahasiswa.

“Nanti lulus paling tidak IPK harus di atas 3,5. Kalau ada masalah dalam kuliah boleh juga hubungi saya,” ujarnya disambut antusias oleh para mahasiswa.

Kehadiran Ketua BPK RI sebagai dosen di beberapa mata kuliah memang menjadi bagian dari kurikulum yang sedang dikembangkan oleh FEB UNAIR dalam rangka memberi mahasiswa gambaran mengenai kondisi riil dari apa yang sedang mereka pelajari. Menurut Wakil Dekan I FEB UNAIR, Dr. Rudi Purwono nantinya beberapa mata kuliah dalam beberapa pertemuan memang akan diisi langsung oleh praktisi. Para praktisi yang dihadirkan adalah yang kompetensinya sesuai dengan mata kuliah yang diajarkan.

“Beberapa alumni yang bekerja di BI, Kemenko Perekonomian dan lainnya, mereka juga akan kembali ke kampus untuk turut mengajar,” jelas doktor Ilmu Ekonomi lulusan UI ini.

Penulis : Yeano Andhika

Tim Psikologi UNAIR Juara

Bertahan Festival Rujak Uleg

UNAIR NEWS – “Nemu jaket ngarepe gapuro, Kresek ireng isine tahu, Ojo kaget karo Suroboyo, Lanang ganteng wedoke ayu,”

berikut adalah petikan yel-yel tim Fakultas Psikologi UNAIR yang kembali mempertahankan juara dalam Festival Rujak Uleg yang diadakan oleh Pemerintah Kota Surabaya. Penghargaan ini diraih sudah kali keempat oleh tim Psikologi UNAIR masuk dalam

(9)

kelompok 15 peserta terbaik dalam festival tahunan peringatan Hari Ulang Tahun Kota Surabaya.

Sebanyak lima orang dalam satu tim menyajikan rujak cingur dalam festival yang diselenggarakan di kawasan Pecinan Kembang Jepun, Minggu (29/5). Tim yang dikapteni oleh Naning selaku Sekretaris Dekan FPsi, diawaki oleh empat orang lainnya, yakni Agus, Harri, Qomari, dan Ratna. Mereka merupakan staf kependidikan dari berbagai unit yang dinaungi oleh Fakultas Psikologi UNAIR.

Untuk menyajikan kudapan rujek uleg yang enak di lidah, tim mempersiapkan peralatan dan bahan yang telah ditentukan oleh panitia dan juri lomba. Dari segi bumbu, tim mempersiapkan komposisi yang diantaranya terdiri dari kacang, petis, gula jawa, garam, bawang putih goreng, dan pisang kluthuk. Dari segi campuran bahan, tim juga telah mempersiapkan mentimun atau kerahi, bengkuang, cingur, tahu, tempe, lontong, mangga muda, kacang panjang, dan, kecambah.

Agar rujak uleg memiliki cita rasa berbeda di lidah, Naning, salah satu tim Psikologi UNAIR memiliki resep khusus. “Kami membeli petis dari orang Madura asli. Terus, kita tambah bawang putih. Kita juga beli satu cingur. Cingur itu direbus selama tiga jam,” tutur Naning seraya membocorkan resep rahasianya.

Sebelum tim mulai berkompetisi, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan para konsulat jenderal dari negara sahabat menguleg bumbu rujak dalam satu cobek besar. Setelah diberi aba-aba oleh panitia, tiap peserta meneriakkan yel-yel disertai goyangan-goyangan yang mampu membuat suasana tambah meriah.

(10)

Naning Dyah salah satu tim Psikologi UNAIR Jadi Juara Bertahan Festival Rujak Uleg Surabaya (Foto: UNAIR NEWS)

Dalam festival rujak uleg itu, panitia menganjurkan setiap tim untuk membuat sepuluh porsi rujak. Namun, karena adanya dukungan dana dari fakultas, tim Psikologi UNAIR menghidangkan 20 porsi rujak uleg. Selain menghidangkan porsi untuk pengunjung, tim juga harus membuat sepiring rujak kepada panitia untuk dinilai.

“Kita bagi tim ya. Satu orang membuatkan rujak untuk panitia, dan empat orang lainnya untuk pengunjung. Tapi kita juga tidak berhenti goyang, mbak. Biar suasananya ramai saja. Jadi, ya, nguleg sambil goyang,” tutur Sekretaris Dekan Psikologi UNAIR sambil sesekali ditimpali tawa.

Dengan tampilan kostum yang didominasi warna hijau dan merah, paras wajah mereka didandani dengan bedak yang sangat tebal. Naning mengatakan, konsep kostum mereka meniru ala Lady Gaga. Sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan juri, 45

(11)

nominasi tim terbaik dinilai dari keunikan kostum, kebersihan, kelengkapan bahan rujak uleg, dan kesinambungan gerak ketika menyanyikan yel-yel.

Lalu, juri menetapkan 15 tim terbaik dengan memperhitungkan rasa dan penyajian rujak uleg. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini secara simbolis menyerahkan penghargaan tersebut kepada 15 tim terbaik. Mereka juga mendapatkan uang pembinaan sebesar Rp 1,5 juta per tim.

Secara keseluruhan, festival membuat makanan khas Surabaya ini diikuti oleh sekitar 1.500 tim. Peserta merupakan tim yang berasal dari perguruan tinggi, hotel berbintang, instansi pemerintahan, dan swasta. (*)

Penulis : Defrina Sukma S Editor : Nuri Hermawan

Luar Jawa Butuh Banyak Dokter

Hewan

UNAIR NEWS – Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI)

Jawa Timur I, Prof. Dr. Suwarno, drh., M.Si. yang hadir pada pelantikan dan pengambilan sumpah dokter hewan baru (31/3), mengatakan bahwa para lulusan yang telah menyelesaikan studi profesi ini bakal semakin meramaikan dunia kedokteran hewan, namun baginya Indonesia masih sangat butuh banyak tenaga dokter hewan, terlebih bagi daerah-daerah di luar Jawa.

“Semakin hari ternak semakin banyak, penyakit manusia yang disebabkan melalui hewan juga terus berkembang, dan Indonesia sangat kurang tenaga dokter hewan, maka penting untuk kalian bisa mengabdi ke berbagai daerah di Indonesia, jangan hanya di

(12)

Jawa,” ujarnya.

ketua PDHI yang merupakan wakil dekan III FKH UNAIR tersebut juga menambahkan, bahwa di tengah arus Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang sudah dibuka ini, ia mengungkapkan pemerintah dan jajaran terkait dunia kedokteran hewan terus berupaya untuk mengontrol laju tenaga asing.

“Untuk mengatasi permasalahan tenaga dokter hewan di Indonesia, kami sudah berupaya mengontrol tenaga dari asing, salah satunya memberikan syarat harus bisa berbahasa Indonesia, makanya kalian yang di sini harus mampu untuk terus mengasah kemampuan dan pengetahuan,” imbuhnya.

Senada dengan Prof. Suwarno, Ir. M. Gazali Umar, S.IP., MM., yang juga mewakili keluarga lulusan, mengaku bangga dan bersyukur bisa menjadi bagian dari UNAIR. Sebagai Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Berau Kalimantan Timur, ia mengaku puas dengan proses pembelajaran yang dilaksanakan di FKH UNAIR. Dihadapan para lulusan yang salah satunya merupakan putranya sendiri, ia berharap bahwa para dokter hewan yang baru ini mau mengabdikan dirinya ke daerah-daerah yang sangat membutuhkan tenaga dokter hewan.

“Hari ini kalian berpakaian rapi, mengenakan jas dan batik, besok anda harus bersiap untuk turun ke lapangan, untuk pengabdian, di tempat saya kerja, Berau Kalimantan Timur masih sangat butuh tenaga-tenaga kalian, silahkan abdikan diri kalian ke luar Jawa,” pungkasnya. (*)

Penulis: Nuri Hermawan Editor: Dilan Salsabila

(13)

Rahwana

dan

Rama

akan

bertarung di UNAIR

UNAIR NEWS – Rama akan segera merebut kembali sang istri,

Sinta yang diculik oleh Rahwana. Rama juga akan meminta bantuan Anoman untuk mengirimkan surat pada Sinta bahwa ia akan segera datang menjemputnya.

Cuplikan cerita di atas merupakan sinopsis dari pertunjukan Drama Kolosal di Pagelaran Airlangga Specta 2016 yang akan digelar pada tanggal 24 November 2016 di Gedung Airlangga Convention Center (ACC) UNAIR. Dalam Pagelaran Spekta tersebut, perjuangan Rama merebut Sinta akan kembali disuguhkan dengan menarik. Menurut Ibrahim Baridwan selaku pemeran Rama, pemilihan cerita dalam pertunjukan tersebut terinspirasi dari Novel karya Sudjiwo Tedjo.

“Pertunjukannya berjudul Rahvayana, terinspirasi dari Novel Sudjiwo Tedjo yang berjudul Rahvayana. Tapi di sini mengisahkan kisah ramayana dilihat dari sudut pandang yang berbeda, yaitu dari sudut pandang rahwana,” ujar Ibrahim.

Dalam pemilihan pemeran di Pagelaran Drama Kolosal ini juga dilakukan casting. Setelah melalui casting pada 9 November lalu di Student Center (SC), terpilihlah 11 pemain terbaik yang akan berlaga. Skenario dan sutradara untuk pagelaran ini ialah Bryan Ahmad Affan Lubis, salah satu anggota UKM teater UNAIR.

Pagelaran Specta 2016 ini merupakan persembahan akhir tahun untuk Dies Natalis UNAIR ke 62 yang digagas Forum Komunikasi Unit Kegiatan Mahasiswa (FORKOM UNAIR) dan juga Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNAIR. Pagelaran Airlangga Specta 2016 juga menampilkan bakat-bakat luar biasa dari mahasiswa UNAIR. Dalam rangkaian Airlangga Spekta 2016, selain pagelaran drama Rahvayana, akan ada juga Festival band, Pemilihan Duta

(14)

UNAIR, dan Bazaar.

Jadi, jangan lewatkan acara Airlangga Spekta 2016 tanggal 24 November 2016 yang diadakan di Gedung ACC Kampus C UNAIR, mulai pukul 10.00 hingga selesai.

Penulis : Faridah Hari Editor : Nuri Hermawan

Mengangkat

Semangat

Masyarakat dalam Membangun

Majapahit

UNAIR NEWS – Partisipasi masyarakat adalah kunci keberhasilan

pembangunan, termasuk di bidang pelestarian sejarah dan kepariwisataan. Inilah yang mendorong lima mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga, untuk meneliti partisipasi masyarakat dalam pelestarian situs peninggalan Kerajaan Majapahit.

Kelima mahasiswa itu adalah Leny Yulyaningsih (FISIP/2015), Nadiya Firdausi (FISIP/2015), Fazza Baraka (FISIP/2015), Dian Rizkita Puspitasari (FISIP/2015), dan M. Giofani Fahrizal (FISIP/2015). Penelitian tentang partisipasi masyarakat itu mereka tuangkan dalam proposal program kreativitas mahasiswa kategori penelitian sosial humaniora (PKM – PE Soshum) berjudul “Partisipasi Masyarakat dalam Implementasi Perwujudan Program Pembangunan Desa ‘The Spirit of Majapahit’ dalam Konsep Good Governance’. Proposal PKM – PE milik tim yang diketuai Leny itu berhasil lolos pendanaan dari Direktorat

(15)

Jenderal Pendidikan Tinggi tahun 2016.

Kawasan Trowulan telah menjadi wahana penelitian arkeologi. Ratusan benda peninggalan Kerajaan Majapahit ditemukan di puluhan situs. Benda peninggalan itu berupa bangunan, arca, gerabah, candi, dan petilasan. Situs Trowulan telah ditetapkan oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) sebagai situs warisan dunia. Guna melestarikan peninggalan budaya itu, maka Pemerintah Kabupaten Mojokerto, dan Provinsi Jawa Timur membangun Rumah Majapahit.

Untuk membangun Rumah Majapahit, diperlukan keamanan yang kondusif di desa-desa sasaran. Ada tiga desa yang terkena dampak yaitu Desa Bejijong, Desa Jatipasar, dan Desa Sentonorejo. Awal pembangunan Rumah Majapahit sempat menuai pro dan kontra dari warga. Akibat ketidaksejalanan itu, pembangunan Rumah Majapahit sempat stagnan.

“Ada isu-isu yang beredar di masyarakat, yaitu rumah yang dibangun menjadi milik pemerintah, keharusan penduduk yang bersangkutan memeluk agama tertentu, pembangunan Rumah Majapahit didanai pihak asing, dan alokasi bantuan keuangan tunai pemeliharaan Rumah Majapahit mencapai Rp 7 – 10 juta per tahun,” tutur Nadiya selaku anggota tim.

Singkat cerita, masyarakat akhirnya bersedia berpartisipasi dalam pembangunan Rumah Majapahit setelah mendapatkan penjelasan dari pihak Pemprov Jatim dan Balai Pelestarian Cagar Budaya Trowulan.

Berdasarkan penelitian tim, pembangunan Rumah Majapahit di kawasan Trowulan ternyata bermanfaat bagi pembangunan rumah, pagar, gapura, pertokoan yang bernuansa arsitektur Majapahit. “Kondisi ini cukup menggembirakan dan membanggakan karena arsitektur Majapahit masih disukai masyarakat. Itu berarti gaung dan langkah pelestarian budaya Majapahit di bidang arsitektur dan bangunan mendapatkan jalan untuk terus dilakukan dan ditingkatkan,” tutur Leny.

(16)

Saat ini, perkembangan pembangunan yang bernuansa Majapahit di Trowulan semakin terlihat. Tiga desa sasaran, khususnya Desa Bejijong, banyak mendapatkan kunjungan wisatawan baik hanya sekadar melihat bagaimana wujud Rumah Majapahit. Masyarakat pemilik Rumah Majapahit sebagian mengembangkan rumahnya untuk berjualan souvenir atau oleh-oleh dan hasil kerajinan. Beberapa rumah diantaranya digunakan sebagai warung dengan nuansa Majapahit dan sebagian kecil yang digunakan sebagai

homestay.

Penulis: Defrina Sukma S.

UNAIR Raih Juara III PIMNAS

Ke-29

UNAIR NEWS – Pesta karya ilmiah mahasiswa terbesar di

Indonesia tahun 2016, telah berakhir Kamis (11/8) malam. Pesta kompetisi bernama Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-29 dilaksanakan di kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) dan ditutup secara resmi oleh Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristek Dikti, Prof. Intan Ahmad, Ph.D. Ajang PIMNAS ke-29 itu diikuti 145 perguruan tinggi se-Indonesia. Tiga besar juara PIMNAS kali ini masih didominasi oleh perguruan tinggi yang berdomisili di Jawa Timur. Ketiganya adalah Universitas Brawijaya (UB) yang meraih juara I, Universitas Gadjah Mada meraih juara II, Universitas Airlangga meraih juara III. Posisi UNAIR dalam PIMNAS tahun ini meningkat dari tahun lalu yang menduduki peringkat empat. Dalam acara penutupan PIMNAS ke-29, UNAIR mengirimkan 21 tim dari seluruh kategori makalah program kreativitas mahasiswa (PKM). Tim UNAIR berhasil merebut 8 emas, 3 perak, dan 1

(17)

perunggu.

Sedangkan, tim UB dengan kekuatan 31 tim PKM berhasil meraih 10 medali emas, 7 perak, dan 6 perunggu. Sementara, tim UGM meraih 8 medali emas, 5 perak, dan 6 perunggu. Dan, tim ITS meraih 4 medali emas, 5 perak, dan 2 perunggu.

Direktur Kemahasiswaan UNAIR Dr. M. Hadi Subhan, dan Ketua Kontingen UNAIR Agus Widiantoro, SH., M.Si., yang mengawal tim UNAIR hingga penutupan, sama-sama menyatakan cukup puas dan berterima kasih kepada seluruh mahasiswa dan tim. Meski harapan untuk memboyong piala kemenangan Adikarta Kertawidya ke kampus tertua di Indonesia Timur ini masih belum tercapai, setidaknya target UNAIR untuk masuk tiga besar sudah terwujud. PKM UNAIR yang menyabet emas di nomor presentasi, diantaranya dari tiga nomor PKM-PE (Penelitian Eksakta). Yakni, makalah yang berjudul “Paduan Hyaluronic Acid (HA) Polyethylene Glycol (PEG) Sebagai Injectable Hydrogel untuk Terapi Penderita Degenerasi Diskus Intervertebralis” yang dipresentasikan Cityta Putri dan tim.

(18)

Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristek Dikti, Prof. Intan Ahmad, Ph.D didamping al. Rektor IPB membunyikan angklung sebagai tanda Pimnas Ke-29 2016 di IPB, diakhiri, Kamis (11/8) malam. (Foto: Bambang ES)

Kemudian di kelas 2, PKM-PE atas nama Inas Fatimah dan tim yang berjudul “Inovasi Durameter Artifisial Berbasis Selulosa Bakteri – Kolagen dengan Plasticizer pada Kasus Trauma Kepala”.

Ketiga, adalah makalah Karina Dwi Saraswati dan tim yang berjudul “Studi In Vivo Poly-Lactid-co-glicolic-Acid (PLGA) dengan Coating Kitosan sebagai Selaput Penutup Organ Pencernaan untuk Aplikasi Kelainan Dinding Perut yang Terbuka”. Ketiga tim penyabet emas nomor presentasi merupakan tim mahasiswa bimbingan Dr. Prihartini Widiyanti, drg., M.Kes. Ada satu lagi emas nomor presentasi yang dipersembahkan Ulima Hapsari dan tim dengan makalah PKM – Kewirausahaan berjudul “PKM (Penutup Kompres Mata) Anti Kantong Panda”.

Sedangkan, di nomor poster, medali emas UNAIR dipersembahkan oleh PKM-K kelas presentasi-1 karya Indah Paraswati dan tim yang berjudul “Pemanfaatan Cangkang Kerang Simping (Placuna Placenta) sebagai Komoditi Usaha Pakan Ternak Unggas Non-Konvensional”. Satu lagi dari PKM-K (Kewirausahaan) kelas-2 oleh Erwin Candra dan tim dengan poster makalah berjudul “KUMAK: Kit Uji Merkuri dalam Air dan Kosmetik sebagai Cara Praktis Menguji Kandungan Merkuri dalam Kosmetik dan Air”. (*) Peringkat 15 besar hasil Pimnas Ke-29 di IPB tahun 2016:

Universitas Brawijaya 1.

Universitas Gadjah Mada 2.

Universitas Airlangga

3.

Institut Teknologi Sepuluh Nopember 4.

Institut Teknoogi Bandung 5.

Universitas Indonesia 6.

(19)

Universitas Udayana 7.

Institut Pertanian Bogor 8.

Universitas Diponegoro 9.

Universitas Negeri Medan 10.

Universitas Muslim Indonesia 11.

Universitas Negeri Malang 12.

Universitas Negeri Semarang 13.

Universitas Islam Indonesia 14.

Universitas Negeri Yogyakarta 15.

Penulis: Bambang Bes Editor: Defrina Sukma S.

Referensi

Dokumen terkait

Kedua, dampak terhadap pendidikan anak, dengan bekerja dapat memberikan dampak yang buruk terhadap pendidikan anak yaitu dengan bekerja anak menjadi tidak ingin

sebagai imunomodulator Mahasiswa dapat menjelaskan tumbuhan obat yang berkhasiat imunomodulator Tumbuhan obat yang berefek sebagai imunomodulator Ceramah & Dialogis 2x50

Pengetahuan pasangan usia subur tentang tingkat pemasangan dan pencabutan KB implant di Dusun Purworejo, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul sebagian besar kategori

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu “Terdapat perbedaan biomassa perifiton pada substrat keramik antara hulu, tengah, dan hilir Sungai Salo”..

Observasi lapangan adalah dimana penelitian dilakukan dengan terjun langsung ke tempat penelitian di UPTD Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, tujuan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning melalui

Belanda menguasai Indonesia selama hampir 350 tahun, kecuali untuk suatu masa pendek tahun penjajahan Belanda bagi sebagian orang adalah mitos belaka karena wilayah Aceh