• Tidak ada hasil yang ditemukan

(PUS) KECAMATAN PERPUSTAKAAN STIKES JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA AN (D-3) PROGRAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "(PUS) KECAMATAN PERPUSTAKAAN STIKES JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA AN (D-3) PROGRAM"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

  Diaju S   ukan Sebag Sekolah Ting P STIKES J ai Salah Sat ggi Ilmu Ke BAIQ SAY PROGRAM JENDERA tu Syarat M esehatan Jen YU LESTA 11121 M STUDI K AL ACHMA 2015 i  Mencapai Ge ndral Achm ARI AGUS 56 KEBIDANA AD YANI Y 5 elar Ahli Ma mad Yani Yo STINA AN (D-3) YOGYAKA adya Kebid ogyakarta ARTA danan

(2)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

(3)
(4)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

  vii    KATA PENGANTAR

Puji syukur di panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga dapat menyelesaikan usulan penelitian yang berjudul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur (Pus) Tentang Kb Implant Di Desa Wonolelo, Dusun Purworejo, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul, Yogyakarta”. Rangkaian penyusunan usulan penelitian ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai gelar ahli madya (D-3) di Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

Usulan penelitian ini telah dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan, dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu, dan pada kesempatan ini, dengan rendah hati mengucapkan terima kasih dengan setulus-tulusnya kepada :

1. Ibu Reni Merta Kusuma, M. Keb, selaku Ketua Program Studi D-3 Kebidanan di Stikes Achmad Yani Yogyakarta

2. Ibu Endang Rostiati, S.ST., M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan

3. Ibu Farida Kartini,S.Si.T.,M.Sc selaku dosen penguji usulan penelitian yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menguji, mengkoreksi, dan memberikan masukan serta saran terhadap usulan penelitian ini.

4. Kepala Dusun Purworejo selaku penanggung jawab penelitian

5. Teman–teman mahasiswa angkatan 2012 Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta yang telah bersedia membantu dan memberikan nasihat serta dorongan.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada kita semuanya, sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar harapan kami semoga usulan penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi semua.

Yogyakarta, Agustus 2015

Baiq Sayu Lestari Agustina

(5)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... ix DAFTAR GAMBAR ... x DAFTAR LAMPIRAN ... xi INTISARI ... xii ABSTRACK ... xiii BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 7 C. Tujuan Penelitian ... 7 D. Manfaat Penelitian ... 8 E. Keaslian Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 14

A. Landasan Teori ... 14

B. Kerangka Teori ... 43

C. Kerangka Konsep ... 44

D. Pertanyaan Penelitian ... 45

BAB III METODE PENELITIAN ... 47

A. Desain Penelitian ... 47

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 47

C. Populasi Dan Sampel Penelitian ... 48

D. Variabel Penelitian ... 50

E. Definisi Operasional ... 50

F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ... 51

G. Validitas dan Reliabilitas ... 52

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 54

I. Etika Penelitian ... 56

J. Rencana Jalannya Penelitian ... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 60

A. Hasil Penelitian ... 60

B. Pembahasan ... 65

C. Keterbatasan ... 73

(6)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 74 A. Kesimpulan ... 74 B. Saran ... 75 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN   viii 

(7)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

ix    DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Definisi Operasional... 49 Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner... 50 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pasangan Usia Subur Berdasarkan Umur,

Pendidikan, dan Pekerjaan di Dusun Purworejo, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul... 59 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

Pasangan Usia Subur (PUS) tentang Pengertian KB Implant di

Dusun Purworejo, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul... 60 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

Pasangan Usia Subur (PUS) tentang Jenis KB Implant di Dusun Purworejo, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul... ... 61 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

Pasangan Usia Subur (PUS) tentang Efek Samping KB Implant di Dusun Purworejo, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul... 61 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

Pasangan Usia Subur (PUS) tentang Keuntungan dan Kerugian KB Implant di Dusun Purworejo, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul... 62 Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

Pasangan Usia Subur (PUS) tentang Indikasi dan Kontra Indikasi KB Implant di Dusun Purworejo, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul... 62 Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

Pasangan Usia Subur (PUS) tentang Tempat Pemasangan dan Pencabutan KB Implant di Dusun Purworejo, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul... 63 Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

Pasangan Usia Subur (PUS) tentang Kunjungan Ulang Setelah Pemasangan KB Implant di Dusun Purworejo, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul... 64

(8)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

  x    DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1. Kerangka Teori ... 43 Gambar 2.2. Kerangka Konsep ... 44

(9)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

xi   

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penyusunan KTI

Lampiran 2. Permohonan Menjadi Responden Lampiran 3. Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 4. Kuesioner

Lampiran 5. Surat Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 6. Uji Validitas dan Releabilitas Lampiran 7. Hasil Olah Data

 

(10)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

xii   

INTISARI

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TENTANG KB IMPLANT DI DUSUN PURWOREJO, DESA

WONOLELO, KECAMATAN PLERET, KABUPATEN BANTUL, YOGYAKARTA

Baiq Sayu Lestari Agustina1, Endang Rostiati2

Latar belakang: Berdasarkan Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana

Nasional (BKKBN) peserta KB aktif di Indonesia pada tahun 2014 sejumlah 35.190.777 juta jiwa. Sehingga di Indonesia pada tahun 2014 penggunaan akseptor KB aktif lebih banyak menggunakan kontrasepsi suntik (47,54%), dan penggunaan akseptor KB aktif lebih rendah menggunkan metode kontrasepsi implant sebanyak (10,44%) (BKKBN, 2014). Berdasarkan data yang telah didapatkan dari Puskesmas Pleret jumlah pengguna KB aktif di Desa Wonolelo dengan presentasi peserta KB aktif untuk kontrasepsi kondom 3,9%, pil 10,4%, suntik 39,2%, IUD 10,4%, implant 19,7%, MOP 0,5%, MOW 1,9%.

Tujuan: Diketahuinya gambaran tingkat pengetahuan pasangan usia subur (PUS)

tentangKB Implant di Dusun Purworejo, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul.

Metode penelitian: penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif

kuantitatif, dengan pendekatan survey, pengambilan sempel dengan accidental sampling, besar sempel 56 responden (100.

Hasil: hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan PUS tentang KB

implant di Dusun Purworejo, Desa Wonolelo, Kec amatan Pleret, Kabupaten Bantul, Yogyakarta adalah baik sebanyak 16 responden (28,6%), cukup sebanyak 25 responden (44,6%), kurang sebanyak 15 responden (44,6%).

Kesimpulan: Gambaran Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur (Pus)

Tentanmatan Pleret, Kabupateng KB Implant Di Dusun Purworejo, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul, Yogyakarta sebagian besar didapatkan hasil yaitu berpengetahuan cukup.

Kata Kunci: Pasangan Usia Subur (PUS), KB Implant.

1

Mahasiswa Program Studi Kebidanan (D-3) Stikes Jemderal Achmad Yani Yogyakarta

2

Dosen Pembimbing Jurusan Kebidanan (D-3) Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

(11)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

xiii   

ABSTRACT

THE DESCRIPTION OF KNOWLEDGE LEVEL OF FERTILIZED AGED COUPLES (PUS) ABOUT CONTRCEPTIVE AT DUSUN PURWOREJO,

DESWONOLELO, KECAMATAN PLERET, KABUPATEN BANTUL, YOGYAKARTA

Baiq Sayu Lestari1, Endang Rostiati2

Background : Based on National Family Planning and Population Agency (BKKBN) the

member of active family planning participants in Indonesia in 2014 was 35.190.777 people, so that in Indonesia in 2014, the active family planning acceptors had higher usage of Injecton Contraceptive (47,54%), and lower usage of Implant Contraceptive (10,44%) (BKKBN, 2014). Based on the result of Puskesmas Pleret usage active Contraceptive at Desa Wonolelo with the member presentation Contraceptive active for Contraceptive Kondom 3,9%, PIL 10,4%, Injection 39,2%, IUD 10,4%, Implant 19,7%, MOP 0,5%, MOW 1,9%.

Purpose of reseach : To know the level Fertilized-Aged Couples (PUS) about Implant

Contraceptive at Dusun Purwerejo, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.

Method of Reseach : this research is quantitative descriptive with survey approach.

Samples were selected through accidental sampling technique as many a 56 respondents (100%) who met the inclusion an exclusion criteria.

Result : the result of this study indicated that the knowledge level of Fertilized-Aged

Couples (PUS) about Imlpant contraceptive at desa Wonolelo, Kecamatan Pleret, Kabuaten Bantul Yogyakarta is was good 16 respondents (28,6%), enough 25 respondents (44,6%), less 15 respondents (26,8%).

Conculision : the description of knowledge level Ferlitized-Aged Couples (PUS) about

Implant Contraceptive at Dusun Purworejo, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul, Yogyakarta was mostly in sufficient.

Keyword : Fertilized-Aged Couple, Imlpant Contraceptive

A student of Diploma III Midwifery Study Program of A.Yani Yogyakarta High School of Health Science

A Counseling Lecture of Diploma III Midwifery Study Program of A.Yani Yogyakarta High School of Health Science

(12)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

1    BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan berbagai jenis masalah yang dihadapi di Indonesia salah satunya adalah negara berkembang yang mempunyai masalah dalam bidang kependudukan yaitu dimana masih tingginya pertumbuhan penduduk. Indonesia berada pada urutan ke-4 untuk negara yang berpopulasi terbesar setelah dari negara Cina, India, dan Amerika Serikat. Dengan pencapaian populasi penduduk Indonesia pada tahun 2010 sekitar 237.641.326 juta jiwaBPS Badan Pusat Statistik (BPS, 2011).

Keluarga berencana (KB) merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk meningkatkan ketahanan keluarga, kesehatan, dan keselamatan ibu, anak, serta perempuan. Pelayanan KB menyediakan informasi, pendidikan, cara bagi laki-laki dan perempuan untuk merencanakan kapan akan mempunyai anak, berapa jumlah anak, berapa tahun jarak usia antara anak, serta kapan akan berhenti mempunyai anak. Program Keluarga Berencana (KB) dilakukan dalam rangka mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran. Sasaran program KB adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang dimaksud sebagai responden pada pengambilan responden adalah Wanita Usia Subur (WUS) (Depkes RI, 2014).

Indonesia dengan luas wilayah terbesar tetap menjadi negara dengan penduduk terbanyak, jauh dari 9 negara anggota lain. Dengan angka fertilitas atau Total Fertility Rate (TFR) 2,6 Indonesia masih berada di atas rata-rata TFR

(13)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

perkiraan jumlah penduduk Indonesia tahun 2013 sejumlah 248,4 juta orang. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa pada tahun 2013, sebanyak 28,55 juta (11,47%) penduduk Indonesia merupakan penduduk miskin. Secara nasional, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia tahun 2013 sebesar 73,29 masih masuk kategori sedang (50-80), dengan komponen Angka Harapan Hidup (AHH) sebesar 69,87 tahun, rata-rata lama sekolah 8,08 tahun, angka melek huruf 93,25% dan pengeluaran riil per kapita sebesar Rp. 641.040 (Kementerian Kesehatan RI, 2014).

Data dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 sendiri dimana jumlah penggunaan kontrasepsi atau Contraceptive Prevalence Rate (CPR) di Indonesia tahun 1991-2r012 cenderung meningkat, sementara tern angka frtilitas atau Total Fertility Rate (TFR) cenderung menurun. Tren ini menggambarkan cakupan wanita usia subur yang meningkat dengan usia 15-49 tahun yang melakukan KB sejalan dengan menurunnya angka fertilitas nasional. Bila di bandingkan dengan target RPJMN 2014, CPR telah melampaui target sekitar 60,1% dengan capaian sekitar 61,9%, namun TFR belum mencapai target (2,36) dengan angka tahun 2012 sekitar 2,6. Berdasarkan BKKBN menunjukkan bahwa pada tahun 2013 ada 8.500.247 PUS (pasangan usia subur) yang merupaka pasangan KB baru dan hampir separuh dari data tersebut sekitar 48,56% menggunakan metode kontrasepsi suntik (Kementrian Kesehatan RI, 2014).

Paradigma baru Program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dari mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) menjadi visi untuk mewujudkan “Keluarga Berkualitas tahun 2015”. Keluarga

(14)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

3   

yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam paradigma baru program Keluarga Berencana ini, misinya sangat menekankan pentingnya upaya menghormati hak-hak reproduksi, sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas keluarga. Berdasarkan dengan visi misi tersebut, Program Keluarga Berencana Nasioanal mempunyai kontribusi penting dalam melakukan upaya meningkatkan kualitas penduduk dengan dilaksanakannya program Making Pregnancy Sefer (MPS) dimana setiap kehamilan harus merupakan kehamilan yang diinginkan (Saifuddin, 2006).

Data yang didapatkan untuk peserta KB aktif berdasarkan BKKBN di Indonesia tahun 2014 sejumlah 35.190.777 juta jiwa dengan pembagian dari beberapa alat kontrasepsi yaitu metode kontrasepsi IUD sebanyak 3.896.007 (11,07%), metode kontrasepsi MOW sebanyak 1.238.749 (3,52%), metode kontrasepsi MOP sebanyak 241.619 (0,69%), lalu metode kontrasepsi kondom sebanyak 1.109.630 (3,15%), metode kontrasepsi Implant sebanyak 3.675.408 (10,44%), metode kontrasepsi suntik sebanyak 16.730.346 (47,54%), dan yang terakhir metode kontrasepsi Pil sebanyak 8.299.018 (23,58%) (BKKBN, 2014).

Salah satu upaya dalam menurunkan pertumbuhan penduduk dengan cara kondisi penduduk tumbuh seimbang yang ditandai dengan angka fertilitas total (TFR) atau Net Reproductive Rate (NRR). Sesuai dengan visi dan misi BKKBN dimana di wujudkan melalui pengendalian angka kelahiran dan penurunan angka kematian, pengarahan mobilitas penduduk, serta pengembangan kualitas

(15)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

penduduk pada seluruh dimensinya. Dalam mewujudkan pertumbuhan penduduk yang seimbang dan keluarga yang berkualitas (BKKBN, 2013).

Berdasarkan data yang telah didapatkan dari BKKBN dimana pada provinsi DIY penggunaan kontrasepsi dikelompokan untuk KB hormonal adalah KB modern jenis implant, suntik dan pil sedangkan non hormonal jenis sterilisasi pria, sterilisasi wanita, IUD, kondom. Lalu pengelompokan jenis alat KB modern menurut jangka waktu efektifitas untuk MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang) adalah implant, sterilisasi pria, sterilisasi wanita serta IUD, sedangkan non MKJP adalah jenis suntikan, pil, kondom. Dimana provinsi DIY penggunaan alat kontrasepsi cara modern 54,2%, lalu penggunaan cara KB hormonal 33,0%, cara KB non hormonal 21,1%, lalu dengan cara jangka panjang 18,9%, dan terakhir cara jangka pendek 35,3% (Diknas, 2013).

Program-program dalam upaya pengendalian fertilitas (program keluarga berencana) telah dikembangkan demi kepentingan umat manusia. Meskipun demikian, tidak ada satupun metode KB yang hingga saat ini dapat memenuhi keinginan yang ideal, efektif, reversibel, mudah dan dapat bertanggung jawab memakai metode-metode yang teruji, termasuk kontrasepsi mantap secara etis dapat diterima. Pelaksanaan kontrasepsi mantap (kontap) pada perempuan harus melaui proses konseling yang hati-hati, sehingga merupakan keputusan melalui pilihan yang matang dapat bertanggungjawab dari segi kesehatan, etik, dan agama dari pasangan yang bersangkutan (Prawirohardjo, 2009).

(16)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

5   

Implan adalah alat kontrasepsi yang disusupkan dibah kulit lengan atas bagian dalam, berbentuk kapsul silastik (lentur) di mana di dalam setiap kapsul berisi hormon yang dapat mencegah terjadinya kehamilan. Implan mempunyai cara kerja menghambat terjadinya ovulasi, menyebabkab selaput lendir endometrium tidak siap untuk nidasi/menerima pembuahan, mengentalkan lendir servik, dan menipiskan lapisan endrometrium dengan tingkat keberhasilan efektifitas implan 97-99% (BKKBN, 2006).

Kontrasepsi ini berisi levonorgestrel, terdiri dari 6 kapsul yang diinsersikan dibawah kulit lengan atas bagian dalam, kira-kira 6-10 cm dari lipatan siku. Levonorgestrel adalah suatu progestin yang telah banyak dipakai dalam pil KB seperti ovral dan nordette. Setiap kapsul mengandung 35 mg levonolgestrel. Setiap hari keenam kapsul melepaskan 50 mikrogram levonorgestrel, dan akan efektif sebagai kontrasepsi untuk 5 tahun (Irianto, 2014).

Berdasarkan hasil survei BKKBN Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sampai bulan November 2014 didapatkan jumlah peserta KB aktif sebanyak 440.059 akseptor. Proporsi peserta KB aktif berdasarkan alat kontrasepsi suntik 201.572 (45,78%), IUD 105.595 (24,00%), pil 50.439 (11,46%), implant 29.572 (6,72%), kondom 28.871 (6,56%), MOW 20.849 (4,74%), MOP 3.252 (0,74%). Untuk penggunaan kontrasepsi di Provinsi DIY implant berada dalam urutan terendah setelah kondom, MOW, dan MOPdengan peresentase 6,72%.

Hasil dari BKKBN per kabupaten/kota se-DIY sampai bulan November 2014 menyatakan bahwa pengguna kontrasepsi implant terendah adalah di

(17)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Kabupaten Bantul sebanyak 5.803 (4,87%). Jumlah peserta KB aktif yang ada di Kabupaten Bantul menurut jenis kontrasepsi dengan jumlah 119.152 akseptor. Penggunaan KB suntik sebesar 57.424 (48,19%), IUD 27.790 (23,32%), pil 13.546 (11,37%), kondom 7.832 (6,57%), MOW 5.631 (4,73%), implant 5.803 (4,87%), MOP 1.126 (0,95%).

Berdasarkan data yang telah didapatkan dari Puskesmas Pleret jumlah pengguna KB aktif di Desa Wonolelo dengan presentasi peserta KB aktif untuk kontrasepsi kondom 3,9%, pil 10,4%, suntik 39,2%, IUD 10,4%, implant 19,7%, MOP 0,5%, MOW 1,9%.

Desa Wonolelo terdapat 8 dukuh dengan jumlah penduduk sekitar 4.709 jiwa, di Dusun Purworejo terdapat 126 orang pasangan usia subur, 2 ibu yang menggunakan KB Implant. Hasil wawancara kepada 15 ibu, 2 orang paham tentang pengertian KB Implant, 4 orang yang belum paham tentang jenis-jenis KB Implant, 3 orang yang belum mengetahui tentang efektifitasnya, 2 orang belum mengetahui tentang indikasi dan kontraindikasinya, 2 orang belum paham tentang efek sampingnya dan 2 orang belum tahu keuntungan dan kerugiannya. Di Dusun Purworejo Kabupaten Bantul terdapat isu tentang KB Implant yang mengatakan bahwa pengguna KB Implant pada saat memasang implantnya di pasang di lengan atas bagian dalam, kemudian pada waktu melepas implant, implant tersebut tidak di temukan. Ada Ibu yang beranggapan bahwa alat kontrasepsi Implant itu bisa pindah tempat dengan sendirinya (jalan-jalan). Hal inilah yang mengakibatkan Ibu pasangan usia subur di Dusun Purworejo Kabupaten Bantul takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Implant.

(18)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

7   

Berdasarkan hasil studi pendahuluan diatas peneliti tertarik dan merasa perlu meneliti kasus tersebut dengan judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) Tentang KB Implant di Dusun Purworejo Kabupaten Bantul”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diuraikan diatas peneliti dapat mengambil suatu rumusan masalah yaitu “Bagaimanakah Gambaran Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) Tentang KB Implant di Dusun Purworejo, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya gambaran tingkat pengetahuan pasangan usia subur (PUS) tentangKB Implant di Dusun Purworejo, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan PUS tentang pengertian KB Implant di Dusun Purworejo, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul.

b. Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan PUS tentang jenis KB Implant di Dusun Purworejo, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul.

(19)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

c. Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan PUS tentang efek samping KB Implant di Dusun Purworejo, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul.

d. Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan PUS tentang efektifitas KB Implant di Dusun Purworejo, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul.

e. Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan PUS tentang keuntungan dan keterbatasan KB Implant di Dusun Purworejo, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul.

f. Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan PUS tentang indikasi dan kotraindikasi KB Implant di Dusun Purworejo, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul.

g. Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan PUS tentang tempat pemasangan dan pencabutan KB Implant di Dusun Purworejo, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul.

h. Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan PUS tentang kunjungan ulang setelah pemasangan KB Implant di Dusun Purworejo, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul.

(20)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

9    D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam penelitian khususnya tentang kontrasepsi Implant serta diharapkan dapat menambah pengetahuan peneliti dan pembaca tentang kontrasepsi Implant.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Institusi Daerah

Hasil penelitian ini dapat sebagai masukan dalam memberikan informasi/penyuluhan tentang alat kontrasepsi.

b. Bagi Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

Hasil penelitian ini dapat sebagai masukan dalam memberi informasi dan pengembangan asuhan kebidanan serta menambah referensi tentang alat kontrasepsi khususnya bagi mahasiswi DIII Kebidanan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar bagi peneliti selanjutnya serta dapat menjadi salah satu bahan bagi pembelajaran, khususnya dalam lingkup KB Implant.

(21)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

E. Keaslian Penelitian

Keaslian merupakan uraian tentang hasil penelitian yang telah ada baik di Indonesia maupun luar negeri dan berhubungan dengan topik masalah yang dibahas dan menjelaskan secara nyata antara penelitian yang telah ada.

1. Tani, M.Y.L. (2013), dalam penelitiannya yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Ibu Akseptor KB tentang Alat Kontrasepsi Implant Puskesmas Mlati II tahun 2013”. Desain penelitian tersebut adalah deskriptif, dengan populasi 30 orang. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan survey yaitu mengamati secaralangsung (Notoatmodjo, 2010). Besar sampel penelitian adalah 30 orang yang diambil dengan teknik total sampling. Instrument yang dipergunakan untuk pengumpulan data adalah kuisioner tertutup. Hasil penelitian ini mayoritas tingkat pengetahuan Ibu kategori cukup yaitu sebanyak 16 orang (53,3%), mayoritas tingkat pengetahuan Ibu kategori kurang yaitu sebanyak 6 orang (20,0%).

Perbedaan dengan penelitian ini adalah tempat, waktu penelitian dan metode pengambilan sampel. Dalam penelitian metode pengambilan sampling menggunakan accidental sampling dengan teknik sampel non probability sedangkan Londa Tani menggunakan non probability sampling dengan teknik total sampling. Persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama meneliti

tentang KB implant, desain penelitian, variabel yang digunakan yaitu sama-sama variabel tunggal.

2. Kurnia, D.A. (2012), dalam penelitiannya yang berjudul “Tingkat Pengetahuan WUS tentang KB Implant di Desa Mantingan Kecamatan

(22)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

11   

Mantingan Kabupaten Ngawi tahun 2012”. Desain penelitian tersebut adalah deskriptif kuantitatif. Besar sampel penelitian adalah 157 orang yang diambil

dengan teknik Quota sampling. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan survey yaitu mengamati secara langsung (Notoatmodjo, 2010).Instrument yang dipergunakan untuk pengumpulan data adalah kuesioner tertutup. Hasil penelitian ini mayoritas tingkat pengetahuan Ibu kategori cukup yaitu sebanyak 111 orang (70,7%), tingkat pengetahuan Ibu kategori kurang yaitu sebanyak 24 orang (15,3%), serta tingkat pengetahuan Ibu kategori baik yaitu sebanyak 22 orang (14,0%).

Perbedaan dengan penelitian ini adalah tempat, waktu, tujuan penelitian dan metode pengambilan sampel. Dalam penelitian tujuannya hanya untuk mengetahuai tingkat pengetahuan pasangan usia subur tentang KB implant dan metode pengambilan sampling menggunakan accidental sampling sedangkan Kurnia tujuannya adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia subur dan karakteristik ibu yang menggunakan implant dan menggunakan teknik Quota sampling. Persamaan dalam penelitian ini adalah sama meneliti tentang KB implant, variabel yang digunakan yaitu sama-sama variabel tunggal.

3. Hidayati, N.S. (2013), dalam penelitiannya yang berjudul “Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang Alat Kontrasepsi (Implant) di Wilayah Kerja Puskesmas Kaliangkrik Kabupaten Magelang tahun 2013”. Desain penelitian tersebut adalah deskriptif. Besar sampel penelitian adalah 75 orang yang diambil dengan teknik sampling accidental sampling. Dalam penelitian

(23)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

ini menggunakan pendekatan cross sectional. Instrument yang dipergunakan untuk pengumpulan data adalah kuisioner tertutup. Hasil penelitian ini mayoritas tingkat pengetahuan Ibu kategori cukup yaitu sebanyak 47 orang (62,7%), tingkat pengetahuan Ibu kategori kurang yaitu sebanyak 15 orang (20%) , serta tingkat pengetahuan Ibu kategori baik yaitu sebanyak 13 orang (17,33,0%).

Perbedaan dengan penelitian ini adalah tempat, waktu dan pendekatan. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan survey dan teknik sampling yang digunakan adalah non probability. Hidayati menggunakan pendekatan croos sectional dan sampling yang digunakan adalah sampling accidental

sampling yaitu teknik penentuan sampel yang bisa ditemui. Persamaan dalam penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif, dan teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling, sama-sama meneliti tentang KB implant, variabel yang digunakan yaitu sama-sama variabel tunggal.

4. Nangendo, S. 2013. Faktor yang mempengaruhi penggunaan kontrasepsi Implantpada Pasangan Usia Subur di Kenya. Institute of Anthropology, Gender and African Studies, University of Nairobi. Desain penelitian menggunakan tabulasi silang dan analisis regresiyang digunakan untuk memeriksa karakteristik peserta dan faktor lain yang berhubungan dengan memilih kontrasepsi implant. Hasil penelitian faktor yang mempengaruhi keputusan Pasangan Usia Subur dalam penggunaan kontrasepsi implant di Kenya adalah pengguna kontrasepsi jangka pendek lebih dari 4 tahun mempunyai rasio 34% untuk memilih implant, sedangkan wanita dengan

(24)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

13   

masalah kesehatan akibat menggunakan kontrasepsi jangka pendek (22%) dan responden yang kesulitan kembali ke klinik (44%), faktor perlindungan jangka panjang dan kenyamanan sebagai alasan untuk memilih mengggunakan alat kontrasepsi implant. Implant tampaknya menjadi pilihanyang menarik untuk sebagian besar Pasangan Usia Subur di Kenya. Hal ini dipengaruhi oleh karakteristik demografis responden terhadap penggunaan alat kontrasepsi jangka pendek dimana responden kesulitan untuk kembali ke klinik, hal ini menunjukkan bahwa penggunaan kontrasepsi implant tersebut memiliki daya tarik yang luas.

Perbedaan dengan penelitian ini adalah tempat, waktu dan metode penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey deskriptif kuantitatif sedangkan Nangendo menggunakan tabulasi silang dan

analisis regresi. Persamaan dalam penelitian ini adalah penelitian tentang KB

implant.

(25)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

60   

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Dusun purworejo terletak di Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret,Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Secara geografis Dusun Purworejo dibatasi oleh sebelah utara Dusun Ploso, sebelah timur dibatasi Dusun Cegokan, sebelah barat dibatasi Dusun Guyangan, dan sebelah selatan dibatasi oleh Dusun Bojong.

2. Karakteristik Responden

Hasil penelitian terhadap karakteristik pasangan usia subur di Dusun Purworejo, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Pasangan Usia Subur Berdasarkan Umur, Pendidikan, dan Pekerjaan di Dusun Purworejo, Desa Wonolelo,

Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul

Karakteristik F (%) Umur <20 Tahun 3 5,4 20-35 Tahun 32 57,1 >35 Tahun 21 37,5 Pendidikan SD 6 10,7 SMP 14 25 SMA 33 58,9 PT 3 5,4 Pekerjaan Petani 20 35,7 Wiraswasta 16 28,6 Swasta 15 26,8 PNS 5 8,9 Jumlah 56 100

(26)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

61       

Tabel 4.1 menunjukkan mayoritas pasangan usia subur di Dusun Purworejo, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul berumur 20-35 tahun sebanyak 32 orang (57,1%), berpendidikan SLTA sebanyak 33 orang (58,9%), dan bekerja sebagai petani sebanyak 20 orang (35,7%).

3. Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang KB Implant

Tingkat pengetahuan pasangan usia subur (PUS) tentang KB Implant di Dusun Purworejo, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul diuraikan sebagai berikut:

a. Tingkat pengetahuan pasangan usia subur tentang pengertian KB implant Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat

Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang Pengertian KB Implant di Dusun Purworejo, Desa Wonolelo,

Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul

Tingkat pengetahuan F (%)

Baik 28 50

Cukup 22 39,3

Kurang 6 10,7

Jumlah 56 100

Sumber: Data primer tahun 2015

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui tingkat pengetahuan pasangan usia subur (PUS) tentang pengertian KB Implant di Dusun Purworejo, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul mayoritas baik sebanyak 28 orang (50%)

(27)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

   

b. Tingkat pengetahuan pasangan usia subur tentang jenis KB implant Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat

Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang Jenis KB Implant di Dusun Purworejo, Desa Wonolelo,

Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul

Tingkat pengetahuan F (%)

Baik 38 67,9

Cukup 0 0

Kurang 18 32,1

Jumlah 56 100

Sumber: Data primer tahun 2015

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui tingkat pengetahuan pasangan usia subur (PUS) tentang jenis KB Implant di Dusun Purworejo, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul mayoritas baik sebanyak 38 orang (67,9%).

c. Tingkat pengetahuan pasangan usia subur tentang efek samping KB implant Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat

Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang Efek Samping KB Implant di Dusun Purworejo, Desa Wonolelo,

Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul

Tingkat pengetahuan F (%)

Baik 12 21,4

Cukup 32 57,1

Kurang 12 21,4

Jumlah 56 100

Sumber: Data primer tahun 2015

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui tingkat pengetahuan pasangan usia subur (PUS) tentang efek samping KB Implant di Dusun Purworejo, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul mayoritas cukup sebanyak 32 orang (57,1%).

(28)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

63       

d. Tingkat pengetahuan pasangan usia subur tentang efektifitas KB implant

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang Efektifitas

KB Implant di Dusun Purworejo, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul

Tingkat pengetahuan f (%)

Baik 31 55,4

Cukup 0 0

Kurang 25 44,6

Jumlah 56 100

Sumber: Data primer tahun 2015

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui tingkat pengetahuan pasangan usia subur (PUS) tentang efektivitas KB Implant di Dusun Purworejo, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul mayoritas baik sebanyak 31 orang (55,4%).

e. Tingkat pengetahuan pasangan usia subur tentang keuntungan dan keterbatasan KB implant

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang Keuntungan dan Kerugian

KB Implant di Dusun Purworejo, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul

Tingkat pengetahuan F (%)

Baik 29 51,8

Cukup 0 0

Kurang 27 48,2

Jumlah 56 100

Sumber: Data primer tahun 2015

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui tingkat pengetahuan pasangan usia subur (PUS) tentang keuntungan dan kerugian KB Implant di Dusun Purworejo, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul mayoritas baik sebanyak 29 orang (51,8%).

(29)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

   

f. Tingkat pengetahuan pasangan usia subur tentang indikasi dan kontraindikasi KB implant

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang Indikasi dan Kontra Indikasi

KB Implant di Dusun Purworejo, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul

Tingkat pengetahuan F (%)

Baik 15 26,8

Cukup 22 39,3

Kurang 19 33,9

Jumlah 65 100

Sumber: Data primer tahun 2015

Berdasarkan tabel 4.6 diketahui tingkat pengetahuan pasangan usia subur (PUS) tentang indikasi dan kontra indikasi KB Implant di Dusun Purworejo, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul mayoritas cukup sebanyak 22 orang (39,3%).

g. Tingkat pengetahuan pasangan usia subur tentang tempat pemasangan dan pencabutan KB implant

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang Tempat Pemasangan dan Pencabutan

KB Implant di Dusun Purworejo, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul

Tingkat pengetahuan F (%)

Baik 7 12,5

Cukup 30 53,6

Kurang 19 33,9

Jumlah 56 100

Sumber: Data primer tahun 2015

Berdasarkan tabel 4.7 diketahui tingkat pengetahuan pasangan usia subur (PUS) tentang tempat pemasangan KB Implant di Dusun Purworejo, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul mayoritas cukup sebanyak 30 orang (53,6%).

(30)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

65       

h. Tingkat pengetahuan pasangan usia subur tentang kunjungan ulang setelah pemasangan KB implant

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang Kunjungan Ulang Setelah Pemasangan

KB Implant di Dusun Purworejo, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul Tingkat pengetahuan F (%) Baik 25 44,4 Cukup 0 0 Kurang 31 55,4 Jumlah 56 100

Sumber: Data primer tahun 2015

Berdasarkan tabel 4.8 diketahui tingkat pengetahuan pasangan usia subur (PUS) tentang pengertian KB Implant di Dusun Purworejo, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul mayoritas kurang sebanyak 31 orang (64,6%).

B. PEMBAHASAN

1. Tingkat pengetahuan pasangan usia subur tentang KB implant

Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar pasangan usia subur di Dusun Purworejo, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul memiliki tingkat pengetahuan kategori cukup sebanyak 23 orang (41,1%) dari 56 responden. Hasil penelitian ini sejalan dengan Tani (2013) yang menyimpulkan mayoritas tingkat pengetahuan ibu tentang kontrasepsi implant di Puskesmas Mlati II kategori cukup yaitu sebanyak 16 orang (53,3%).

Pasangan usia subur yang memiliki pengetahuan cukup tentang kontrasepsi implant akan melakukan berbagai upaya untuk menggunakan alat

(31)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

   

kontrasepsi implant. Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang, berdasarkan pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih tahan lama daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan.

Banyaknya pasangan usia subur yang mempunyai tingkat pengetahuan cukup tentang KB implant dipengaruhi oleh umur, pendidikan, pekerjaan, dan informasi. Umur responden dalam penelitian ini mayoritas antara 20-35 tahun sebanyak 31 orang (55,4%) dari 56 responden. Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Menurut teori Notoatmodjo (2010) seseorang yang berumur produktif (muda) lebih mudah menerima pengetahuan dibandingkan seseorang yang berumur tidak produktif (lebih dewasa) karena orang dewasa telah memiliki pengalaman yang mempengaruhi pola pikir sehingga sulit diubah.

Pendidikan responden mayoritas SMA sebanyak 32 orang (57,1%) dari 56 responden. Hal ini sesuai pernyataan Depkes RI (2007) bahwa pendidikan yang dijalani seseorang memiliki pengaruh pada peningkatan kemampuan berpikir, dengan kata lain seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan dapat mengambil keputusan yang lebih rasional, umumnya terbuka untuk menerima perubahan atau hal baru dibandingkan dengan individu yang berpendidikan lebih rendah.

(32)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

67       

Pekerjaan responden mayoritas adalah buruh/petani sebanyak 19 orang (33,9%). Menurut teori Notoatmodjo (2010) pekerjaan merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan. Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung.

2. Tingkat pengetahuan pasangan usia subur tentang pengertian KB implant

Pengetahuan pasangan usia subur tentang pengertian KB implant di Dusun Purworejo, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul sebagian besar kategori baik sebanyak 28 orang (50%) dari 56 responden. Item pertanyaan yang dijawab dengan benar oleh mayoritas responden adalah implant merupakan alat kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit.

Hasil penelitian ini terdapat 7 responden (12,5%) yang memiliki tingkat pengetahuan kurang tentang pengertian KB implant. Pertanyaan yang paling banyak tidak terjawab adalah kata lain dari implant adalah AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit). Responden yang memiliki tingkat pengetahuan kurang tentang pengertian KB implant terbanyak pada kelompok yang bekerja sebagai buruh/petani sebanyak 6 orang (10,7%). Lingkungan pekerjaan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu (Noatmodjo, 2012).

(33)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

   

3. Tingkat pengetahuan pasangan usia subur tentang jenis KB implant

Pengetahuan pasangan usia subur tentang jenis KB implant di Dusun Purworejo, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul sebagian besar kategori baik sebanyak 39 orang (69,6%) dari 56 responden.

Hasil penelitian ini terdapat 17 responden (30,4%) yang memiliki tingkat pengetahuan kurang tentang jenis KB implant. Responden yang memiliki tingkat pengetahuan kurang tentang jenis KB Implant terbanyak pada kelompok berpendidikan SLTP sebanyak 7 orang (22,6%) dari 56 responden. Menurut Notoatmodjo (2010), pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut menerima informasi.

4. Tingkat pengetahuan pasangan usia subur tentang efek samping KB implant

Pengetahuan pasangan usia subur tentang jenis KB implant di Dusun Purworejo, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul sebagian besar kategori cukup sebanyak 32 orang (57,1%) dari 56 responden. Item pertanyaan yang dijawab dengan benar oleh mayoritas responden adalah akseptor KB Implant sering terjadi perubahan pola/siklus haid..

Hasil penelitian ini terdapat 12 responden (21,4%) yang memiliki tingkat pengetahuan kurang tentang efek samping KB implant. Pertanyaan yang paling banyak tidak terjawab adalah Pertanyaan yang paling banyak tidak terjawab adalah efek samping implant bisa menaikan berat badan dan akseptor KB Implant perdarahan yang hebat sering terjadi. Responden yang memiliki

(34)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

69       

tingkat pengetahuan kurang tentang efek samping KB Implant terbanyak pada kelompok yang berpendidikan SMP sebanyak 8 orang (14,3%) dari 56 responden.

5. Tingkat pengetahuan pasangan usia subur tentang efektivitas KB implant

Pengetahuan pasangan usia subur tentang efektivitas KB implant di Dusun Purworejo, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul sebagian besar kategori baik sebanyak 31 orang (55,4%) dari 56 responden. Item pertanyaan yang dijawab dengan benar oleh mayoritas responden adalah kegagalan KB Implant lebih tinggi dibandingkan KB steril.

Hasil penelitian ini terdapat 25 responden (44,6%) yang memiliki tingkat pengetahuan kurang tentang efektivitas KB implant. Pertanyaan yang paling banyak tidak terjawab adalah KB pil efektifitasnya lebih tinggi daripada KB Implant. Responden yang memiliki tingkat pengetahuan kurang tentang efektivitas KB Implant terbanyak pada kelompok yang berpendidikan SMP sebanyak 7 orang (12,5%) dari 56 responden. Menurut Notoatmodjo (2010), pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut menerima informasi.

(35)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

   

6. Tingkat pengetahuan pasangan usia subur tentang indikasi dan kontraindikasi KB implant

Pengetahuan pasangan usia subur tentang indikasi dan kontraindikasi KB implant di Dusun Purworejo, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul sebagian besar kategori cukup sebanyak 25 orang (44,6%) dari 56 responden. Item pertanyaan yang dijawab dengan benar oleh mayoritas responden adalah implant boleh digunakan oleh wanita saat hamil.

Hasil penelitian ini terdapat 20 responden (35,7%) yang memiliki tingkat pengetahuan kurang tentang indikasi dan kontraindikasi KB implant. Pertanyaan yang paling banyak tidak terjawab adalah implant boleh di gunakan semua wanita usia reproduks. Responden yang memiliki tingkat pengetahuan kurang tentang indikasi dan kontraindikasi KB Implant terbanyak pada kelompok usia > 35 tahun sebanyak 14 orang (25%) dari 56 responden. Notoatmodjo (2010) menyatakan bahwa pada usia tidak produktif (lebih dewasa) maka kemampuan mental yang diperlukan untuk mempelajari dan menyusun diri pada situasi baru seperti mengingat hal-hal yang dulu pernah dipelajari dan berpikir kreatif akan semakin menurun

7. Tingkat pengetahuan pasangan usia subur tentang keuntungan dan keterbatasan KB implant

Pengetahuan pasangan usia subur tentang keuntungan dan keterbatasan KB implant di Dusun Purworejo, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret Kabupaten

(36)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

71       

Bantul sebagian besar kategori baik sebanyak 31 orang (55,4%) dari 56 responden. Item pertanyaan yang dijawab dengan benar oleh mayoritas responden adalah implant dapat mempengaruhi hubungan seksual.

Hasil penelitian ini terdapat 25 responden (44,6%) yang memiliki tingkat pengetahuan kurang tentang keuntungan dan keterbatasan KB implant. Pertanyaan yang paling banyak tidak terjawab adalah dalam pemasangan Implant perlu dilakukan pemeriksaan dalam. Responden yang memiliki tingkat pengetahuan kurang tentang keuntungan dan keterbatasan KB Implant terbanyak pada kelompok yang bekerja sebagai buruh/petani sebanyak 15 orang (26,8%) dari 56 responden. Salah satu faktor pembentuk pengetahuan seseorang adalah lingkungan sosial termasuk didalamnya lingkungan kerja. Menurut Notoatmodjo (2010) manusia mempelajari kelakuan dari orang lain dilingkungan sosialnya. Hamper segala sesuatu yang dilakukan bahkan apa yang difikirkan dan dirasakannya bertahan dengan orang lain.

8. Tingkat pengetahuan pasangan usia subur tentang tempat pemasangan dan pencabutan KB implant

Pengetahuan pasangan usia subur tentang tingkat pemasangan dan pencabutan KB implant di Dusun Purworejo, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul sebagian besar kategori cukup sebanyak 29 orang (51,8%) dari 56 responden. Item pertanyaan yang dijawab dengan benar oleh mayoritas responden adalah setelah keguguran Implant dapat segera dipasang dan pemasangan dan pencabutan Implant tidak memerlukan pelatihan.

(37)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

   

Hasil penelitian ini terdapat 20 responden (35,7%) yang memiliki tingkat pengetahuan kurang tentang pemasangan dan tempat pencabutan KB implant. Pertanyaan yang paling banyak tidak terjawab adalah kesuburan segera kembali setelah pencabutan Implant. Responden yang memiliki tingkat pengetahuan kurang tentang pemasangan dan tempat pencabutan KB Implant terbanyak pada kelompok berpendidikan SLTP sebanyak 12 orang (21,4%) dari 56 responden. Menurut Soekanto (2006) pendidkan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat. Tingkat pendidikan menunjukkan korelasi positif dengan terjadinya perubahan perilaku positif yang meningkat dan dengan demikian pengetahuan juga meningkat. Jika pendidikannya rendah maka pengetahuannya juga relatif rendah.

9. Tingkat pengetahuan pasangan usia subur tentang kunjungan ulang KB implant

Pengetahuan pasangan usia subur tentang kunjungan ulang KB implant di Dusun Purworejo, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul sebagian besar kategori baik sebanyak 31 orang (55,4%) dari 56 responden. Item pertanyaan yang dijawab dengan benar oleh mayoritas responden adalah apabila sakit kepala hebat atau penglihatan kabur setelah pemasangan KB implant segera melakukan kunjungan ulang.

Hasil penelitian ini terdapat 25 responden (44,6%) yang memiliki tingkat pengetahuan kurang tentang kunjungan ulang KB implant. Pertanyaan yang paling banyak tidak terjawab adalah kunjungan ulang apabila terjadi

(38)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

73       

infeksi pada luka bekas pemasangan Implant. Responden yang memiliki tingkat pengetahuan kurang tentang kunjungan ulang KB Implant terbanyak pada kelompok yang berumur > 35 tahun dan bekerja sebagai buruh/petani masing-masing sebanyak 13 orang (23,2%) dari 56 responden. Makin tua usia seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada usia tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun dan kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan juta akan berkurang (Notoatmodjo, 2010). Jenis pekerjaan menentukan sosial ekonomi keluarga. Seseorang berpenghasilan cukup besar maka akan mampu untuk menyediakan atau membeli fasilitas-fasilitas sumber informasi

C. Keterbatasan Penelitian

1. Dalam melakukan penelitian dalam melakukan pengumpulan data dilakukan pada waktu satu kali dan dikumpulkan dalam satu tempat, dimana pada saat pengisian kuesioner responden duduknya berdekatan sehingga memungkinkan jawaban antara responden sama.

2. Pada saat dilakukan penelitian responden membawa anaknya, sehingga pada saat pengisian kuesioner responden tidak fokus.

(39)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

74   

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelum dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Tingkat pengetahuan pasangan usia subur (PUS) tentang KB Implant di Dusun Purworejo, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul. 2. Karakteristik responden berdasarkan umur 20-35 tahun adalah 32 responden

(57,1%), berdasarkan pendidikan SMA adalah 33 responden (58,9%), berdasarkan pekerjaan petani adalah 20 responden (35,7%).

3. Tingkat pengetahuan pasangan usia subur (PUS) tentang pengertian KB Implant di Dusun Purworejo, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul mayoritas baik sebanyak 28 orang (50%).

4. Tingkat pengetahuan pasangan usia subur (PUS) tentang jenis KB Implant di Dusun Purworejo, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul mayoritas baik sebanyak 38 orang (67,9%).

5. Tingkat pengetahuan pasangan usia subur (PUS) tentang efek samping KB Implant di Dusun Purworejo, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul mayoritas cukup sebanyak 32 orang (57,1%).

6. Tingkat pengetahuan pasangan usia subur (PUS) tentang keuntungan dan kerugian KB Implant di Dusun Purworejo, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul mayoritas baik sebanyak 29 orang (51,8%).

(40)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

75       

7. Tingkat pengetahuan pasangan usia subur (PUS) tentang indikasi dan kontra indikasi KB Implant di Dusun Purworejo, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul mayoritas cukup sebanyak 22 orang (39,3%).

8. Tingkat pengetahuan pasangan usia subur (PUS) tentang tempat pemasangan KB Implant di Dusun Purworejo, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul mayoritas cukup sebanyak 30 orang (53,6%).

9. Tingkat pengetahuan pasangan usia subur (PUS) tentang kunjungan ulang setelah pemasangan KB Implant di Dusun Purworejo, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul mayoritas kurang sebanyak 31 orang (64,6%).

B. Saran

Saran yang dapat diberikan peneliti berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Institusi Daerah

Hasil dari penelitian ini dapat sebagai masukan untuk meningkatkan pemberian informasi/penyuluhan tentang alat kontrasepsi implant untuk Puskesmas dan perangkat Desa.

2. Bagi Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai informasi dan pengembangan pengetahuan serta menambah referensi tentang alat kontrasepsi khususnya bagi mahasiswi DIII Kebidanan.

(41)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

   

3. Bagi Paeneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya serta dapat menjadi salah satu bahan bagi pembelajaran, dan melanjutkan penelitian yang serupa khususnya tentang KB Implant.

.

.

(42)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi kelima. Jakarta :Rineka Cipta

.(2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arum, S & Sujiyatini. (2011). Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini. Yogyakarta: Nuha Medika.

BKKBN. (2013). Informasi Pelayanan Kontrasepsi. http://aplikasi.bkkbn.go.id. Diakses tanggal 20 januari 2014 pukul 10.00 WIB.

Dinas Kesehatan Propinsi Yogyakarta. (2013). Profil Kesehatan Propinsi Yogyakarta. Yogyakarta: Dinas Kesehatan Propinsi Yogyakarta.

Handayani, S. (2010). Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Rihama.

Hartanto, H. (2004). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Hidayati, N.S. (2013). Pengetahuan pasangan Usia Subur (PUS) tentang Alat Kontrasepsi (Implant) di Wilayah Kerja Puskesmas Kalianggrik Kabupaten Magelang.

Kemenkes RI, 2014. Pusat data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Kurnia, D.A. (2012). Tingkat Pengetahuan WUS tentang Kb Implant di Desa Mantingan Kecamatan Mantingan Kabupaten Ngawi

(43)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Notoadmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Nasir, Muhith, Ideputri. 2011. Metode Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika

Prawirohardjo, S. (2009). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohadjo.

Saifuddin, A. (2010). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Saryono, S.A. (2011). Metodologi Penelitian Kebidanan DIII, DIV, S1, S2. Yogyakarta: Nuha Medika.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Wiknjosastro, H. (2010). Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Wirosuhardjo. K. (2007). Dasar – Dasar Demografi. Jakarta: FEUI.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis I penelitian ini yaitu “terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi profesi terhadap komitmen profesi” adalah

sekolah. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk meningkatkan pembelajaran matematika yang menarik dan menyenangkan sehingga dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran

Selain PPK ( Program Penanggulangan Kemiskinan) atau PNPM-Perdesaan yang dikelola oleh Departemen Dalam Negeri dan P2KP (Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan)

ad* b)» Xalau kita baoa bunyi dari paoal 1601 b Btff maka da* patlah kita oimpulkon batata, oobelum waktu yang di- perjanjikan dalaa suatu porjanjian pemborongan itu habio,

Perbedaan jumlah harga pokok produksi menurut perusahaan, menurut metode rata rata tertimbang dan menurut FIFO akan berpengaruh terhadap penentuan harga jual dan laba yang

Jika kamu memikirkan rencana-rencana pendidikan setelah lulus SMP/SMA, pernyataan mana dibawah ini yang paling sesuai dengan kamu.. 1.Jelas bahwa saya akan melanjutkan studi

Dari Pengujian di atas, meskipun disimulasikan dengan kondisi tegangan input berubah atau beban berubah, modul kendali rangkaian konverter boost dapat membuat

maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “ Apakah ada perbedaan perilaku prososial yang signifikan pada anggota Jemaat Dewasa Muda GKI Petrus.. Jayapura