LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN
PADA KELAINAN KEHAMILAN MOLA HIDATIDOSA
PADA KELAINAN KEHAMILAN MOLA HIDATIDOSA
A.
A. PePengngerertitianan Mol
Mola a HidHidatiatidosdosa a mermerupaupakan kan bagbagian ian dardari i penpenyakyakit it trotropobpoblas las dandan dimasukan dalam
dimasukan dalam Gestasional Trophoblastic Disease.Gestasional Trophoblastic Disease. Sel trofoblas Sel trofoblas hanyahanya ditemukan pada wanita hamil, apabila ditemukan pada wanita tidak hamil ditemukan pada wanita hamil, apabila ditemukan pada wanita tidak hamil pada
pada teratoma teratoma ovarium ovarium disebutdisebut Non Non Gestasional Gestasional TTrophoblastic rophoblastic DiseaseDisease.. Pada umumnya kehamilan diharapkan berakhir dengan sempurna tetapi Pada umumnya kehamilan diharapkan berakhir dengan sempurna tetapi sering kali terjadi kegagalan, maka dapat kita simpulkan bahwa penyakit sering kali terjadi kegagalan, maka dapat kita simpulkan bahwa penyakit trofoblas dimana Mola Hidatidosa termasuk di dalamnya pada hakekatnya trofoblas dimana Mola Hidatidosa termasuk di dalamnya pada hakekatnya adalah kegagalan konsepsi kehamilan.
adalah kegagalan konsepsi kehamilan. Mol
Mola a berberasal asal dardari i bahbahasa asa latilatin n yanyang g berberartarti i massmassa a dan hidatidan hidatidosdosaa berasal dari kata
berasal dari kata Hydats Hydats yang yang berarti berarti tetesan tetesan air.air. Mol
Mola a hidhidatidatidosa osa adaadalah lah kehkehamiamilan lan yanyang g berberkemkembanbang g tidtidak ak wajwajar ar (
( konkonsepsepsi si yanyang g patpatoloologis) dimangis) dimana a tidtidak ak diteditemukmukan an janijanin n dan hampdan hampir ir seluruh vili korialis mengalalami perubahan hidropik. alam hal demikian seluruh vili korialis mengalalami perubahan hidropik. alam hal demikian dis
disebuebut Mot Mola Hila Hidatdatidoidosa sa atauatau CompleteComplete molemole sedangsedangkan bila disertaikan bila disertai janin atau bagian janin disebut sebagai Mola Parsialis atau
janin atau bagian janin disebut sebagai Mola Parsialis atau Partial mole. Partial mole. Mola Hidatidosa adalah suatu kehamilan yang ditandai dengan adanya Mola Hidatidosa adalah suatu kehamilan yang ditandai dengan adanya villi korialis yang tidak normal se!ara histologis yang terdiri dari beberapa villi korialis yang tidak normal se!ara histologis yang terdiri dari beberapa ma!am tingkatan proliferasi trofoblastik dan edema pada stroma villus. ma!am tingkatan proliferasi trofoblastik dan edema pada stroma villus. "iasanya kehamilan mola terjadi di dalam uterus, tetapi kadang # kadang "iasanya kehamilan mola terjadi di dalam uterus, tetapi kadang # kadang terdapat juga di saluran telur ataupun ovarium.
terdapat juga di saluran telur ataupun ovarium. Mol
Mola a hidhidatiatidosdosa a adaadalah lah !ho!horiorioni! ni! vilvilli li (jo(jonjonjotantan$gan$gantuntungangan) ) yanyangg tumbuh berganda berupa gelembung#gelembung ke!il yang mengandung tumbuh berganda berupa gelembung#gelembung ke!il yang mengandung banyak
banyak !airan !airan sehingga sehingga menyerupai menyerupai buah buah anggur anggur atau atau mata mata ikan. ikan. %arena%arena itu disebut juga hamil anggur atau mata ikan. %elainan ini merupakan itu disebut juga hamil anggur atau mata ikan. %elainan ini merupakan
neopl
neoplasma trofoblas yang asma trofoblas yang jinak (benignjinak (benigna) a) (( Mochtar Mochtar, , Rustam, dkk Rustam, dkk , &'' , &'' *+)
*+)
Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal, dengan !iri#!iri stoma Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal, dengan !iri#!iri stoma vi
villllus us kokoririalialis s lanlangkgka, a, vavaskskululariarisassasi i dadan n ededemaematutus. s. ananin in bibiasaasanynyaa meninggal akan tetapi villus#villus yang membesar dan edematus itu hidup meninggal akan tetapi villus#villus yang membesar dan edematus itu hidup dan tumbuh terus, gambaran yang diberikan adalah sebagai segugus buah dan tumbuh terus, gambaran yang diberikan adalah sebagai segugus buah anggur. (
anggur. (Wiknjosastro, Hanifa, dkk Wiknjosastro, Hanifa, dkk , *--* ++'), *--* ++')
Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal di mana hampir seluruh Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal di mana hampir seluruh villi
villi kariolkariolisnya isnya mengamengalami lami perubperubahan ahan hidrohidrofobik. fobik. %eham%ehamilannyilannya a yangyang berkembang
berkembang tidak tidak wajar, wajar, tidak tidak ditemukan ditemukan janin, janin, hampir hampir seluruh seluruh villivilli kor
korialiialis s menmengalgalami ami perperubaubahan han hidhidropropik, ik, bila bila disdisertertai ai janijanin n ataatau u bagbagianian janin
janin disebut disebut mola mola parsial, parsial, pembuahan pembuahan sel sel telur telur yang yang kehilangan kehilangan intinyaintinya atau inti tidak aktif lagi
atau inti tidak aktif lagi
B
B.. EEttiioollooggii
Penyebab dari mola belum sepenuhnya diketahui dengan pasti tetapi Penyebab dari mola belum sepenuhnya diketahui dengan pasti tetapi ada beberapa dugaan yang bisa menyebabkan terjadinya mola
ada beberapa dugaan yang bisa menyebabkan terjadinya mola
aktor ovum aktor ovum memang sudah memang sudah patologik, tetapi patologik, tetapi terlambat untuk terlambat untuk dikeluarkan
dikeluarkan
/munoselektif dari trofoblas/munoselektif dari trofoblas
%eadaan sosioekonomi yang rendah%eadaan sosioekonomi yang rendah
Malnutrisi, defisiensi protein, asam folat, karoten, vitamin 0,Malnutrisi, defisiensi protein, asam folat, karoten, vitamin 0, asupan lemak hewani yang rendah
asupan lemak hewani yang rendah
Paritas tinggiParitas tinggi
1mur, resiko tinggi kehamilan dibawah *- atau 1mur, resiko tinggi kehamilan dibawah *- atau diatas 2- tahundiatas 2- tahun
/nfeksi virus dan faktor kromosom yang belum jelas/nfeksi virus dan faktor kromosom yang belum jelas
Sosio ekonomi rendahSosio ekonomi rendah aktor 3esiko
aktor 3esiko
efek pada ovariumefek pada ovarium
efisiensi nutrisi antara lain defisiensi protein, asam folat,
karoten
1mur dibawah *- tahun atau
1sia diatas 2- tahun memiliki peningkatan resiko 45
dibanding perempuan yang lebih muda
C. Epidemiologi
Mola Hidatidosa yang dikenal awam sebagai hamil anggur, mempunyai frekuensi insiden yang !ukup tinggi. rekuensi insiden di 0sia menunjukan lebih tinggi daripada di negara barat. i /ndonesia & 6& sampai & &2& kehamilan, di epang & 6-- kehamilan, di 1S0 & &26-sementara itu di /nggris & &6--. Se!ara umum sebagian besar negara di dunia & &--- kehamilan. Hal ini mungkin dikarenakan sebagian besar negara 0sia mempunyai jumlah penduduk yang masih di bawah garis kemiskinan ( status sosio ekonomi yang rendah ) yang menyebabkan tingkat gi7i yang rendah khususnya defisiensi protein, asam folat dan karoten. Menurut penelitian umur memegang peranan, umur di bawah *-tahun dan diatas 2- *-tahun mempunyai resiko lebih tinggi menderita kehamilan mola ini.
D. Klai!i"ai
Mola #idatidoa$"omplet
Mola hidatidosa komplet lebih sering daripada mola hidatidosa parsial. 3esiko untuk berkembang menjadi tumor trofoblas dari mola sekitara *-8. Mola hidatidosa merupakan hasil konsepsi tanpa adanya embrio. itandai dengan gambaran seperti sekelompok buah anggur. 9illi khorialis yang berkembang menjadi massa vesikel yang jernih vesikel tersebut tumbuh besar dan mengisi seluruh !avum uteri. 9esikel tersebut terdiri dari berbagai ukuran yang hampir tidak terlihat sampai beberapa !entimeter diameternya struktur histologis nya bersifat sebagi berikut
egenerasi hidropik dan edema$pembengkakan stroma villi :idak adanya pembuluh darah pada villi yang edema
Proliferasi dari epitel tropoblas men!apai beberapa tingkatan$derajat
beragam
:idak adanya fetus atau amnion
"erbagai penelitian sitogenetik terhadap kehamilan mola komplit, menemukan komposisi kromosom yang paling sering 2;, <<, dengan kromosom sepenuhnya berasal dari ayah. =vum dibuahi oleh sebuah sperma haploid yang kemudian mengadakan duplikasi kromosomnya sendiri setelah meiosis. %romosom ovum bisa tidak terlihat atau tampak tidak aktif. :etapi semua mola hidatidosa komplit tidak begitu khas dan kadang#kadang pola kromosom pada mola komplit bisa 2;, <>. alam keadaan ini, dua sperma membuahi satu ovum yang tidak mengandung kromosom. 9ariasi lain juga pernah dikemukakan yaitu 26,<. 3esiko neoplasia trofoblastik yang terjadi pada mola komplit kurang lebih sebesar *-8.
Mola #idatidoa parial
ika perubahan hidatidosa bersifat fokal dan belum begitu jauh dan masih terdapat janin dan sedikitnya kantong amnion keadaan ini disebut sebagai mola parsialis. Pada sebagian villi yang biasanya avaskuler terjadi pembengkakan hidatidosa yang berjalan lambat sementara villi yang lainnya yang vaskuler dengan sirkulasi darah fetus plasenta yang berfungsi tidak mengalami perubahan . Hiperplasia tropoblastik yang terjadi lebih bersifat fokal daripada generalisata, kariotipe se!ara khas triploid yang bisa ;',55y atau ;',5yy dengan satu komplemen maternal tapi biasanya dengan dua komplemen haploid paternal. anin se!ara khas menunjukan stigmata triploid yang men!akup malformasi kongenital multipel dan retardasi pertumbuhan. 3esiko terjadinya koriokarasinoma sangatlah ke!il
:abel karakteristik mola hidatidosa komplet dan parsialis
Mola #idatidoa$"omplet Mola #idatidoa parial
%ariotipe iploid(2;,<< atau 2;,<>) :riploid (;',<<< atau ;', <<>)
Patologi
etus :idak ada %adang#kadang ada 0mnion, sel darah merah
janin
:idak ada %adang#kadang ada ?dema villa ifus "ervariasi, fokal Proliferasi trofoblastik "ervariasi, ringan sampai
berat
"ervariasi, fokal, ringan sampai sedang @ambaran klinis
iagnosis %ehamilan mola Missed 0bortion 1kuran uterus 6-8 lebih besar u$ umur
kehamilan
%e!il u$ umur kehamilan %ista the!a#lutein *6#+-8 arang
%omplikasi Sering terjadi arang Penyakit post mola
E. Pato!iiologi
Pada Mola Hidatidosa atau Complete mole tidak ada jaringan fetus$janin. '-8 merupakan kromosom 2;,<< dan &-8 merupakan kromosom 2;, <>. Semua kromosom berasal dari paternal. Sebuah enukliasi telur dibuahi oleh sperma haploid (yang kemudian berduplikasi menjadi masing#masing kromosom), atau sel telur dibuahi oleh dua sperma. Pada mola hidatidosa, vili korion menyerupai anggur dan hiperplasia trofoblastik mun!ul.
Pada Mola parsialis atau Partial mole jaringan fetus$janin dapat ditemukan. ?ritrosit dan pembuluh darah janin pada vili dapat ditemukan. %omplemen kromosom nya ;',<<< atau ;' <<>. %romosom tersebut merupakan hasil dari pembuahan sel telur haploid dan duplikasi dari kromosom haploid paternal. Seperti pada Complete mole, jaringan
hiperplasia trofoblastik dan vili korion yang lunak pun mun!ul pada mola ini.
0da beberapa teori yang diajukan untuk menerangkan patogenesis dari penyakit trofoblast
:eori missed abortion
Mudigah mati pada kehamilan + A 6 minggu karena itu terjadi gangguan peredarah darah sehingga terjadi penimbunan !airan masenkim dari villi dan akhirnya terbentuklah gelembung# gelembung.
:eori neoplasma dari Park
Sel#sel trofoblast adalah abnormal dan memiliki fungsi yang abnormal dimana terjadi reabsorbsi !airan yang berlebihan ke dalam villi sehigga timbul gelembung.
Studi dari Hertig
Studi dari Hertig lebih menegaskan lagi bahwa mola hidatidosa semata#mata akibat akumulasi !airan yang menyertai degenerasi awal atau tiak adanya embrio komplit pada minggu ke tiga dan ke lima. 0danya sirkulasi maternal yang terus menerus dan tidak adanya fetus menyebabkan trofoblast berproliferasi dan melakukan fungsinya selama pembentukan
!airan. (Silvia, Bilson, *--- 2;4)
0danya faktor ovum yang mengalami keterlambatan dalam pengeluaran menyebabkan kematian terhadap ovum itu sendiri di dalam tubuh, setelah mengalami kematian ovum mengalami degenerasi, yang kemudian tubuh jonjot A jonjot korion berganda mengandung !airan, jonjot ini berupa kista berbentuk seperti anggur dan dinamai mola hidatidosa. 0da beberapa penanganannya, ketika dilakukan tindakan invasif kurtase, terjadilah perdarahan sehingga timbulah risiko tinggi kekurangan volume !airan. Pada mola hidatidosa terdapat jaringan ulkus, dan bakteri mudah masuk kedalamnya, adanya bakteri yang masuk mengakibatkan risiko tinggi infeksi. aringan ulkus menstimulasi reseptor nyeri sehingga menimbulkan gangguan rasa nyaman nyeri pada pasien. alam tindakan
invasif ini faktor pengetahuan pasien juga berpengaruh terhadap prosedur perawatan, kurangnya pengetahuan pasien atau keluarga akan menimbulkan
ke!emasan pada pasien itu sendiri.
Pathway Mola Hidatidosa
%urang pengetahuan Perdarahan
3isiko jaringan ulkus "akteri mudah masuk
%urang informasi tentang prosedur
%urtase aringan terdapat ulkus :indakan /nvasif Mola Hidatidosa
%ista A kista ke!il seperti anggur onjot A jonjot korion yg tumbuh berganda
mengandung !airan %angg&an a"ti'ita Kelema#an( pen&r&nan ir"&lai %angg&an raa n)aman *n)eri+ Cema Menstimulasi reseptor nyeri Rii"o tinggi in!e"i Rii"o tinggi "e"&rangan 'ol&me ,airan Hipovolemik
Mengalami keterlambatan dalam pengeluaran
%ematian ovum dalam tubuh
-. %eala Klini
*. Perdarahan vaginal merupakan gejala yang men!olok dan dapat bervariasi mulai spotting sampai perdarahan yang banyak. "iasanya terjadi pada trisemester pertama dan merupakan gejala yang paling banyak mun!ul pada lebih dari '-8 pasien mola. :iga perempat pasien mengalami gejala ini sebelum usia kehamilan + bulan. Hanya sepertiga pasien yang mengalami perdarahan hebat. Sebagai akibat dari perdarahan tersebut, gejala anemia agak sering dijumpai lebih jauh.
+. %adang#kadang terdapat perdarahan tersembunyi yang !ukup banyak di dalam uterus.
2. Hiperemesis gravidarum
Pasien biasanya mengeluh mual muntah hebat. Hal ini akibat dari proliferasi trofoblas yang berlebihan dan akibatnya memproduksi terus menerus " HC@ yang menyebabkan peningkatan " HC@ hiperemesis gravidarum tampak pada &6 #*6 8 pasien mola hidatidosa. Balaupun hal ini sulit untuk dibedakan dengan kehamilan biasa. &-8 pasien mola dengan mual dan muntah !ukup berat sehingga membutuhkan perawatan di rumah sakit.
6. 1kuran uterus lebih besar dari usia kehamilan
Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan tropoblastik yang berlebihan, volume vesikuler vilii yang besar rasa tidak enak pada uterus akibat regangan miometrium yang berlebihan. Pada sebagian besar pasien ditemukan tanda ini tetapi pada sepertiga pasien uterus
ditemukan lebih ke!il dari yang diharapkan. ;. :idak adanya aktifitas janin
Meskipun uterus !ukup besar untuk men!apai simfisis se!ara khas tidak ditemukan aktifitas janin sekalipun dideteksi dengan
instrumen yang paling sensitif tidak teraba bagian janin dan tidak teraba gerakan janin.
4. Pre#eklamsia
:anda tanda pre#eklamsia selama trisemester pertama atau awal trisemester kedua mun!ul pada &-#&*8. Pada trisemester kedua sekitar *4 8 pasien mola hidatidosa komplit berlanjut dengan toksemia yang di!irikan oleh tekanan darah D &2- $'- proteinuria D +-- mg$dl dan edema generalisata dengan hiperrefleksi. Pasien dengan konvulsi jarang.
. Hipertiroid
%adar tiroksin plasma pada wanita dengan kehamilan mola sering meningkat (&-8), namun gejala hipertiroid jarang mun!ul. :erjadinya tirotoksikosis pada mola hidatidosa berhubungan erat dengan besarnya uterus. Makin besar uterus makin besar kemungkinan terjadi tirotoksikosis. =leh karena kasus mola dengan uterus besar masih banyak ditemukan, maka dianjurkan agar pada setiap kasus mola hidatidosa di!ari tanda#tanda tirotoksikosis se!ara aktif dan memerlukan evakuasi segera karena gejala#gejala ini akan menghilang dengan menghilangnya mola. Mola yang disertai tirotoksikosis mempunyai prognosis yang lebih buruk, baik dari segi kematian maupun kemungkinan terjadinya keganasan. "iasanya penderita meninggal karena krisis tiroid. Peningkatan tiroksin plasma mungkin karena efek dari estrogen seperti yang dijumpai pada kehamilan normal. Serum bebas tiroksin yang meningkat sebagai akibat thyrotropin A like effe!t dari Chorioni! @onadotropin Hormon. :erdapat korelasi antara kadar hC@ dan fungsi endogen tiroid tapi hanya kadar hC@ yang melebihi &--.--- iu$E yang bersifat tirotoksis. Sekitar 4 8 mola
hidatidosa komplit datang dengan keluhan seperti hipertensi, takikardi, tremor, hiperhidrosis, gelisah emosi labil dan warm skin. Pada penderita mola yang lanjut dapat terjadi beberapa komplikasi sebagai berikut
&. 0nemia *. Syok
+. Preeklampsi atau ?klampsia 2. :irotoksikosis
6. /nfeksi sekunder.
;. Perforasi karena keganasan dan karena tindakan.
4. Menjadi ganas ( P:@ ) pada kira # kira &#*-8 kasus, akan menjadi mola destruens atau koriokarsinoma.
%. Pemeri"aan Pen&nang
Pemeri"aan La/oratori&m %arakteristik yang terpenting pada penyakit ini adalah kemampuan dalam memproduksi hC@, sehingga jumlahnya meningkat lebih tinggi dibandingkan kadar F#hC@ seharusnya pada usia kehamilan yang sama.
Hormon ini dapat dideteksi pada serum maupun urin penderita dan pemeriksaan yang lebih sering dipakai adalah F#hC@ kuantitatif serum. Pemantauan se!ara hati#hati dari kadar F#hC@ penting untuk diagnosis, penatalaksanaan dan tindak lanjut pada semua kasus penyakit trofoblastik. umlah F#hC@ yang ditemukan pada serum atau pada urin berhubungan dengan jumlah sel#sel tumor yang ada.
1ntuk pemeriksaan @allli mainini &$+-- suspek mola hidatiosa dan jika &$*-- kemungkinan mola hidatidosa atau gemelli. Pengukuran F#hC@
pada urin dengan kadar D&--.--- m/1 $ml$*2 jam dapat dianggap sebagai mola.
-oto rontgen a/domen :idak tampaknya tulang janin pada kehamilan +# 2 bulan
US% @ambaran berupa badai salju tanpa disertai kantong gestasi atau janin 1S@ ini merupakan pemeriksaan penunjang yang spesifik antar
kehamilan dengan mola hidatiosa.
Pada kelainan mola, bentuk karakteristik berupa gambaran seperti badai salju dengan atau tanpa kantong gestasi atau janin. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan pada setiap pasien yang pernah mengalami perdarahan pada trimester awal kehamilan dan memiliki uterus lebih besar
dari usia kehamilan. 1S@ dapat menjadi pemeriksaan yang spesifik untuk membedakan antara kehamilan normal dengan mola hidatidosa. Pada *-# 6-8 kasus dijumpai adanya massa kistik di daerah adneksa. Massa tersebut berasal dari kista teka lutein.
Amniogra!i Penggunaan bahan radiopak yang dimasukkan ke dalam uterus se!ara trans abdominal akan memberikan gambaran radiografik khas pada kasus mola hidatidosa kavum uteri ditembus dengan jarum untuk amniosentesis. *- ml HypaGue disuntikkan segera dan 6#&- menit kemudian dibuat foto anteroposterior. Pola sinar < seperti sarang tawon, khas ditimbulkan oleh bahan kontras yang mengelilingi gelombang# gelombang korion. engan semakin banyaknya sarana 1S@ yang tersedia teknik pemeriksaan amniografi ini sudah jarang dipakai lagi. "ahan radiopaG yang dimasukan ke dalam uterus akan memberikan gambaran seperti sarang tawon.
Ui onde Hani!a Sonde dimasukan pelan#pelan dan hati#hati ke dalam kanalis servikalis dan !avum uteri . bila tidak ada tahanan sonde diputar setelah ditarik sedikit bila tetap tidak ada tahanan maka kemungkinan adalah mola.
-oto t#ora0 1ntuk melihat metastase.
T1 dan T2 1ntuk membuktikan gejala tirotoksikosis. %. Penatala"anaan
Prinsip penatalaksanaan kehamilan mola hidatidosa adalah evakuasi dan evaluasi.
1. ika perdarahan banyak dan keluar jaringan mola, maka atasi syok dan
perbaiki keadaan umum terlebih dahulu
2. %uretase dilakukan setelah diagnosis dapat ditegakkan se!ara pasti 3. Pemeriksaan dan pemantauan kadar hC@ pas!a kuretase perlu
dilakukan mengingat kemungkinan terjadi keganasan
4. Penundaan kehamilan sampai ; bulan setelah kadar hC@ normal, dan 5. Pemberian kemoterapi pada mola hidatidosa dengan resiko tinggi.
:erapi mola hidatidosa terdiri dari 2 tahap yaitu &. Perbaiki keadaan umum
*. Pengeluaran jaringan mola
+. :erapi dengan profilaksis dengan sistostatika 2. ollow up
Per/ai"i "eadaan &m&m
>ang termasuk usaha ini misalnya koreksi dehidrasi, transfusi darah pada anemia berat (jika I gr 8) atau karena terjadi syok, dan
menghilangkan atau mengurangi penyulit seperti preeklampsia dan tirotoksikosis. Preeklampsia diobati seperti pada kehamilan biasa, sedangkan untuk tirotoksikosis diobati sesuai protokol penyakit dalam misalnya propiltiourasil + 5 &-- mg oral dan propanolol 2-#- mg.
&. %uretase ilakukan jika pemeriksaan PE kadar F#hC@ serta foto thora5 selesai. "ila kanalis servikalis belum terbuka maka dilakukan pemasangan laminaria dan kuretase dilakukan *2 jam kemudian. Sebelum kuretase dengan kuret tumpul terlebih dahulu siapkan darah 6-- !! dan pasang infus dengan tetesan o5ito!yn &- m/1 dalam 6-- !! e5trose 6 8 dan seluruh jaringan hasil kerokan di P0. :ujuh sampai &- hari sesudah kerokan itu dilakukan kerokan ulangan dengan kuret tajam, agar ada kepastian bahwa uterus betul#betul kosong dan untuk memeriksa tingkat proliferasi sisa#sisa trofoblas yang dapat ditemukan. Makin tinggi tingkat itu, makin perlu untuk waspada terhadap kemungkinan keganasan.
*. Histerektomi 1ntuk mengurangi frekuensi terjadinya penyakit tropoblas ganas sebaiknya histerektomi dilakukan pada
wanita diatas +6 tahun
anak hidup di atas + orang
wanita yang tidak menginginkan anak lagi
0pabila ada kista teka lutein maka saat histerektomi, ovarium harus dalam keadaan baik, karena akan menjadi normal lagi setelah kadar F# HC@ menurun.
Terapi pro!ila"i dengan itotati"a
iberikan pada kasus mola dengan resiko tinggi akan terj adi keganasan, misalnya pada umur tua (+6 tahun), riwayat kehamilan mola sebelumnya dan paritas tinggi yang menolak untuk dilakukan histerektomi, atau kasus dengan hasil histopatologi yang men!urigakan."iasanya diberikan methotre5at atau a!tinomy!in . :idak semua ahli setuju dengan !ara ini, dengan alasan jumlah kasus mola menjadi ganas tidak banyak dan sitostatika merupakan obat yang berbahaya. @oldstein berpendapat bahwa pemberian sitostatika profilaksis dapat menghindarkan keganasan dengan
%adar F#hC@ di atas &--.--- /1$E praevakuasi dianggap sebagai resiko tinggi untuk perubahan ke arah ganas, pertimbangkan untuk memberikan methotre5ate (M:<) +J6 mg sehari selama 6 hari dengan interval * minggu sebanyak + kali pemberian. apat juga diberikan a!tinomy!in &* Kg$kg""$hari selama 6 hari.
-ollo3 &p
Eama pengawasan berkisar antara satu atau dua tahun, mengingat kemungkinan terjadi keganasan setelah mola hidatidosa (L *-8). 1ntuk tidak menga!aukan pemeriksaan selama periode ini pasien dianjurkan untuk tidak hamil dulu, dengan pemakaian alat kontrasepsi.
Selama pengawasan, se!ara berkala dilakukan pemeriksaan ginekologik, kadar F#hC@ dan radiologi. Pemeriksaan ginekologi dimulai satu minggu setelah pengeluaran jaringan mola. Pada pemeriksaan ini dinilai ukuran uterus, keadaan adneksa serta !ari kemungkinan metastase ke vulva, vagina, uretra dan !ervi5. Sekurang#kurangnya pemeriksaan diulang setiap 2 minggu.
Cara yang paling peka saat ini adalah dengan pemeriksaan F#hC@ yang menetap untuk beberapa lama. ika masih meninggi, hal ini berarti masih ada sel#sel trofoblas yang aktif. Cara yang umum dipakai sekarang ini adalah dengan radioimmunoassay terhadap F#HC@ sub unit. Pemeriksaan kadar F#HC@ dilakukan setiap minggu atau setiap * minggu sampai kadar menjadi negatif lalu diperiksa ulang sebulan sekali selama ; bulan, kemudian * bulan selama ; bulan. Seharusnya kadar F#HC@ harus kembali normal dalam &2 minggu setelah evakuasi.
Pemeriksaan foto toraks dilakukan tiap 2 minggu, apabila ditemukan adanya metastase penderita harus dievaluasi dan dimulai pemberian kemoterapi. 0pabila Pemeriksaan fisik, foto toraks dan kadar F#HC@ dalam batas normal, follow up dapat dihentikan dan ibu diperbolehkan hamil setelah & tahun. "ila selama masa observasi kadar F#HC@ menetap atau bahkan !enderung meningkat atau pada pemeriksaan klinis.
Pemakaian /1 merupakan kontraindikasi. Pil %" kombinasi tidak hanya memperlambat penurunan titer F#HC@ namun juga dapat menstimulasi neoplasia trofoblas dan pil %" kombinasi ini dapat digunakan bila F#HC@ negatif. 0njuran sterilisasi biasa dilakukan pada penderita usia
tua ataupun penderita yang telah memiliki !ukup anak.
TEORI DASAR ASUHAN KEPERA4ATAN PADA PASIEN
DEN%AN KELAINAN KEHAMILAN
MOLA HIDATIDOSA
I. Peng"aian
a. Identita Paien
&) ama Sebagai identitas bagi pelayanan kesehatan$3umah Sakit$ %linik atau !atat apakah klien pernah dirawat disini atau tidak.
*) 1mur igunakan sebagai pertimbangan dalam memberikan terapi dan tindakan, juga sebagai a!uan pada umur berapa penyakit$kelainan tersebut terjadi. Pada keterangan sering terjadi pada usia produktif *6 A 26 tahun.
+) 0lamat Sebagai gambaran tentang lingkungan tempat tinggal klien apakah dekat atau jauh dari pelayanan kesehatan khususnya dalam pemeriksaan kehamilan.
2) Pendidikan 1ntuk mengetahui tingkat pengetahuan klien sehingga akan memudahkan dalam pemberian penjelasan dan pengetahuan tentang gejala $ keluhan selama di rumah atau 3umah Sakit.
6) Status Perkawinan engan status perkawinan mengetahui berapa kali klien mengalami kehamilan Mola Hidatidosa atau hanya sakit karena penyakit lain yang tidak ada hubungannya dengan kehamilan.
;) 0gama 1ntuk mengetahui gambaran dan spiritual klien sehingga memudahkan dalam memberikan bimbingan keagamaan.
4) ama Suami 0gar diketahui siapa yang bertanggung jawab dalam pembiayaan dan pemberian persetujuan dalam perawatan.
) Pekerjaan 1ntuk mengetahui keadaan aktivitas sehari#hari dari klien, sehingga memungkinkan menjadi faktor resiko terjadinya kehamilan Mola Hidatidosa.
/. Kel&#an Utama
%aji adanya menstruasi tidak lan!ar dan adanya perdarahan pervaginam berulang.
,. Ri3a)at "ee#atan
3iwayat kesehatan sekarang >aitu keluhan sampai saat klien pergi
ke 3umah Sakit atau pada saat pengkajian seperti perdarahan pervaginam di luar siklus haid, pembesaran uterus lebih besar dari
usia kehamilan.
3iwayat penyakit masa lalu Mengkaji riwayat penyakit pada masa
lalu yang pernah diderita oleh klien misalnya diabetes mellitus, penyakit jantung, hipertensi, masalah ginekologi$urinary, penyakit
3iwayat pembedahan %aji adanya pembedahan yang pernah
dialami oleh klien, jenis pembedahan, kapan, oleh siapa dan di mana tindakan tersebut berlangsung.
3iwayat kesehatan keluarga >ang dapat dikaji melalui genogram
dan dari genogram tersebut dapat diidentifikasi mengenai penyakit turunan dan penyakit menular yang terdapat dalam keluarga.
3iwayat kesehatan reproduksi
%aji tentang mennorhoe, siklus menstruasi, lamanya, banyaknya, sifat darah, bau, warna dan adanya dismenorhoe serta kaji kapan menopause terjadi, gejala serta keluhan yang menyertainya.
d. Ri3a)at "e#amilan( peralinan dan ni!a
%aji bagaimana keadaan anak klien mulai dari dalam kandungan hingga saat ini, bagaimana keadaan kesehatan anaknya. %aji mengenai aktivitas seksual klien, jenis kontrasepsi yang digunakan serta keluhan yang menyertainya.
e. Ri3a)at pema"aian o/at
%aji riwayat pemakaian obat#obatan kontrasepsi oral, obat digitalis dan jenis obat lainnya.
!. Data Bio 5 Pi"o 5 Soial 6 Spirit&al
%aji mengenai aktivitas, sirkulasi, pernapasan, !airan, eliminasi, kenyamanan$nyeri, keamanan, baik sebelum dan saat sakit.
A"ti'ita kelemahan, kesulitan ambulasi.
Sirkulasi :akikardia, berkeringat, pu!at, hipotensi (tanda syok) dan edema jaringan.
Pernapaan pernapasan dangkal, takipnea. Ma"an dan Min&m pengkajiannya antara lain
6 Muntah proyektil.
6 Membran mukosa kering, lidah bengkak, turgor kulit buruk.
Eliminai
6 %etidakmampuan defekasi dan flatus.
6 iare (kadang#kadang).
6 Cegukan distensi abdomen.
6 Penurunan haluaran urine, warna gelap.
6 Penurunan$tak ada bising usus (ileus) bunyi keras hilang timbul, bising usus kasar (obstruksi) kekakuan abdomen, nyeri tekan. Hiperesonan$timpani (ileus) hilang suara pekak diatas hati (udara bebas dalam abdomen)
Ken)amanan$ n)eri yeri abdomen, istensi, kaku, nyeri tekan.
Keamanan 3iwayat inflamasi organ pelvik (salpingitis) infeksi
pas!a#melahirkan, abses retroperitoneal.
Itira#at tid&r adanya rasa nyeri memungkinkan terganggunya
istirahat tidur pasien.
Pengat&ran &#& kaji suhu pasien biasanya terjadi peningkatan suhu tubuh pasien karena adanya proses inflamasi
Ke/eri#an Diri kaji kebersihan pasien terutaa kebersihan pada bagian alat reproduksi pasien, kebersihan bisa mempengaruhi ada
Soial dan Kom&ni"ai %aji orang terdekat dengan klien, bagaimana pola komunikasi dalam keluarga, hal yang menjadi beban pikiran klien dan mekanisme koping yang digunakan.
Be"era 7 1ntuk mengetahui keadaan aktivitas sehari#hari dari klien, sehingga memungkinkan menjadi faktor resiko terjadinya kehamilan Mola Hidatidosa. Serta kaji masalah finansial pasien (status ekonoi pasien)
Re"reai %aji mekanisme koping dalam menghadapi keadaan pasien
Belaar 7 %aji persepsi $ pengetahuan pasien mengenai mola hidatidosa
Spirit&al 7 %aji tentang keyakinan klien terhadap :uhan >M?, dan kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan.
g. Pemeri"aan -ii"
Pada pemeriksaan fisik didapatkan
Inpe"i 7 Mengobservasi kulit terhadap warna, perubahan warna, laserasi, lesi terhadap drainase, pola pernafasan terhadap kedalaman dan kesimetrisan, bahasa tubuh, pergerakan dan postur, penggunaan ekstremitas, adanya keterbatasan fisik, dan seterusnya.
Pada inspeksi biasanya terdapat
6 Bajah pu!at dan kadang A kadang badan kelihatan pu!at kekuning# kunigan yang disebut sebagai mola fa!e.
6 @lembung mola yang keluar
Palpai 7 Merasakan suatu edema, mengevaluasi edema, menentukan karakter nadi, men!atat suhu, derajat kelembaban, men!ubit kulit
untuk mengamati turgor dan tekstur kulit, menentukan tegangan$tonus otot, menentukan kekuatan kontraksi uterus atau respon nyeri yang abnormal, memperhatikan posisi janin. Hasil palpasi biasanya
6 1terus lembek dan membesar tidak sesuai kehamilan
6 0danya fenomena harmonika kalau darah dan gelembung mola keluar maka tinggi fundus uteri akan turun lalu naik lagi karena terkumpulnya darah baru.
6 :idak teraba bagian#bagian janin dan balotemen yang gerak janin
Per"&i 7 Menggunakan jari, ketuk lutut dan dada dan dengarkan bunyi yang menunjukkan ada tidaknya !airan, massa atau konsolidasi.
%emudian menggunakan palu perkusi, ketuk lutut dan amati ada tidaknya refleks$gerakan pada kaki bawah, memeriksa refleks kulit perut apakah ada kontraksi dinding perut atau tidak.
A&"<ai 7 Mendengarkan di ruang antekubiti untuk tekanan darah, dada untuk bunyi jantung$paru abdomen untuk bising usus atau denyut jantung janin. Hasil auskultasi biasanya
6 :idak terdengar bunyi denyut jantung janin (pada mola hidatidosa parsial mungkin dapat didengar )
6 :erdengar bising dan bunyi khas
#. Pemeri"aan pen&nang
Pemeri"aan La/oratori&m idapatkan hasil produksi hC@, meningkat dibandingkan kadar F#hC@ seharusnya pada usia kehamilan yang sama.
-oto rontgen a/domen :idak tampaknya tulang janin pada kehamilan +#2 bulan
US% @ambaran berupa badai salju tanpa disertai kantong gestasi atau janin 1S@ ini merupakan pemeriksaan penunjang yang spesifik antar kehamilan dengan mola hidatiosa.
Ui onde Hani!a :idak ada tahanan ketika sonde diputar dan setelah ditarik sedikit juga tetap tidak ada tahanan pengujian ini memungkinan adalah mola.
-oto t#ora0 1ntuk melihat metastase. II. Diagnoa
iagnosa yang bisa mun!ul pada mola hidatidosa antara lain
&. 3esiko tinggi terhadap devisit volume !airan berhubungan dengan perdarahan.
*. 3esiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuat pertahanan sekunder.
+. @angguan 0ktivitas berhubungan dengan kelemahan, penurunan sirkulasi.
2. @angguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan kerusakan jaringan intrauteri.
6. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan.
III. Peren,anaan *Inter'eni+ No Diagnoa T&&an
8 Kriteria #ail
Inter'eni Raional & 3isiko tinggi
terhadap devisit volume !airan berhubungan
dengan perdarahan
T&&an 7 :idak terjadi devisit volume !airan, seimbang antara intake dan output jumlah maupun
kualitas baik.
Kriteria #ail 7 ::9 stabil, membrane mukosa lembab, turgor kulit baik.
&. %aji kondisi status hemodinamika
*. 1kur pengeluaran harian.
&. Pengeluaran !airan pervaginal sebagai akibat abortus memiliki karekteristik bervariasi
*. umlah !airan ditentukan dari jumlah kebutuhan harian ditambah dengan
+. Catat haluaran dan pemasukan.
2. =bservasi adi dan :ensi.
6. "erikan diet halus.
;. ilai hasil lab. H"$H:. 4. "erikan sejumlah !airan /9 sesuai indikasi. . ?valuasi status hemodinamika.
jumlah !airan yang hilang pervaginal
+. Mengetahuai
penurunanan sirkulasi terhadap destruksi sel darah merah. 2. Mengetahui tanda hipovolume (perdarahan). 6. Memudahkan penyerapan diet ;. Menghindari perdarahan spontan karena proliferasi sel darah
merah.
4. Mempertahankan
keseimbangan !airan dan elektrolit dan tranfusi mungkin diperlukan pada kondisi perdarahan
masif
. Penilaian dapat dilakukan se!ara harian melalui pemeriksaan fisik. * 3esiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan perdarahan, kondisi vulva T&a&an 7 :idak terjadi infeksi selama perawatan
perdarahan
Kriteria #ail 7 ::9 dalam batas normal,
&. %aji kondisi keluaran$dis!hart yang keluar jumlah, warna, dan bau
&. Perubahan yang terjadi pada dis!hart dikaji setiap saat dis!hart keluar. 0danya warna yang lebih gelap disertai bau tidak enak mungkin merupakan
lembab. ?kspresi tenang, Hasil laboraturium dalam batas normal. *. :erangkan pada klien pentingnya perawatan vulva selama masa perdarahan +. Eakukan perawatan vulva 2. :erangkan pada klien !ara mengidentifikasi tanda infeksi 6. 0njurkan pada suami untuk tidak melakukan hubungan senggama selama masa perdarahan ;. =bservasi suhu tubuh. tanda infeksi
*. /nfeksi dapat timbul akibat kurangnya kebersihan genital yang lebih luar.
+. /nkubasi kuman pada area genital yang relatif !epat dapat menyebabkan infeksi.
2. "erbagai manivestasi klinik dapat menjadi tanda nonspesifik infeksi demam dan peningkatan rasa nyeri mungkin merupakan gejala infeksi 6. Pengertian pada keluarga
sangat penting artinya untuk kebaikan ibu senggama dalam kondisi perdarahan dapat memperburuk kondisi system reproduksi ibu dan sekaligus meningkatkan resiko infeksi pada pasangan.
;. Mengetahui infeksi lanjut. 2 @angguan
0ktivitas berhubungan
dengan kelemahan,
T&&an 7 %lien dapat melakukan aktivitas tanpa adanya komplikasi
Kriteria #ail7 klien
&. %aji tingkat kemampuan klien untuk beraktivitas *. %aji pengaruh
aktivitas terhadap
&. Mungkin klien tidak mengalami perubahan berarti, tetapi perdarahan masif perlu diwaspadai untuk men!egah kondisi
penurunan sirkulasi
dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan$diperlukan , melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur
kondisi
uterus$kandunga +. "antu klien untuk
memenuhi kebutuhan
aktivitas sehari# hari
2. "antu klien untuk melakukan tindakan sesuai dengan kemampuan$kondi si klien 6. ?valuasi perkembangan kemampuan klien melakukan aktivitas
klien lebih buruk
*. 0ktivitas merangsang peningkatan vaskularisasi dan pulsasi organ reproduksi
+. Mengistiratkan klilen se!ara optimal
2. Mengoptimalkan kondisi klien, pada Mola Hidatidosa, istirahat mutlak sangat diperlukan 6. Menilai kondisi umum
klien 6 @angguan rasa nyaman (yeri) berhubungan dengan kerusakan jaringan intrauteri
T&&an 7 %lien dapat beradaptasi dengan
nyeri yang dialami Kriteria #ail 7 6 %lien mengungkapkan nyeri hilang$berkurang 6 :ampak rileks 6 Mampu beristirahat dengan tepat
&. %aji kondisi nyeri yang dialami klien *. :erangkan nyeri yang diderita klien dan penyebabnya +. %olaborasi pemberian analgetika
&. Pengukuran nilai ambang nyeri dapat dilakukan dengan skala maupun diskripsi
*. Meningkatkan koping klien dalam melakukan guidan!e mengatasi nyeri +. Mengurangi onset
terjadinya nyeri dapat dilakukan dengan pemberian analgetika oral maupun sistemik dalam spe!trum luas$spesifik .
; Cemas
berhubungan
T&&an 7 :idak terjadi ke!emasan,
&. %aji tingkat pengetahuan$pers
&. %etidaktahuan dapat menjadi dasar
dengan kurang pengetahuan.
pengetahuan klien dan keluarga terhadap penyakit meningkat Kriteria #ail 7 6 %lien tenang 6 %lien dapat memahami informasi tentang penyakitnya 6 %lien dapat menerima kondisinya
epsi klien dan keluarga terhadap penyakit. *. %aji derajat ke!emasan yang dialami klien. +. "antu klien mengidentifikasi penyebab ke!emasan. 2. 0sistensi klien menentukan tujuan perawatan bersama. 6. :erangkan hal# hal seputar Mola Hidatidosa yang perlu diketahui oleh klien dan keluarga.
peningkatan rasa !emas. *. %e!emasan yang tinggi
dapat menyebabkan penurunan penialaian objektif klien tentang penyakit.
+. Pelibatan klien se!ara aktif dalam tindakan keperawatan merupakan support yang mungkin berguna bagi klien dan meningkatkan kesadaran diri klien. 2. Peningkatan nilai objektif terhadap masalah berkontibusi menurunkan ke!emasan. 6. %onseling bagi klien
sangat diperlukan bagi klien untuk meningkatkan
pengetahuan dan membangun support system keluarga untuk mengurangi ke!emasan klien dan keluarga.
I9. Pela"anaan *Implementai+
Pelaksanaan asuhan keperawatan disesuaikan dengan intervensi yang telah diren!anakan sebelumnya
9. E'al&ai
?valuasi dilakukan sesuai dengan kriteria yang ingin di!apai pada intervensi sebelumnya, untuk mengetahui apakah asuhan keperawatannya
berhasil atau tidak.
DA-TAR PUSTAKA
0nonim. *--4. Kelainan Kehamilan Molahidatidosa. (alam http$$!akmoki;.wordpress.!om$*--4$-*$&;$hamil#anggur# apaan#sih$). iakses pada tanggal &* Maret *-&2
0nonim. *-&*. Laporan Pendahuluan Mola Hidatidosa. (alam http$$duniakita444.blogspot.!om$*-&*$-2$laporan#pendahuluan# mola#hidatidosa.html). iakses pada tanggal &* Maret *-&2
0nonim. *-&+. Mola Hidatidosa. (alam http$$dokterbagus.wordpress.!om$*-&+$-$*+$mola#hidatidosa# hamil#anggur$). iakses pada tanggal &* Maret *-&2.
Carpenito, Eynda. (*--&). Buku aku Dia!nosa Kepera"atan. Penerbit "uku %edokteran ?@C akarta.
oenges, Marilynn ?. &'''. #encana asuhan kepera"atan. ?@C akarta
Hamilton, C. Mary. &''6. Dasar$dasar Kepera"atan Maternitas, edisi % , ?@C akarta.
Mo!htar, 3ustam. &''. inopsis &bstetri' (ilid ) . ?@C akarta
Batiaj, harna. *--. *suhan Kepera"atan Mola Hidatidosa. (alam http$$harnawatiaj.wordpress.!om$*--$-6$&-$askep#mola#hidatidosa$) iakses pada tanggal &* aret *-&2