• Tidak ada hasil yang ditemukan

[modul 3 Termoelektrik] Fitri.A Permatasari 10211087.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "[modul 3 Termoelektrik] Fitri.A Permatasari 10211087.pdf"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL 3

TERMOELEKTRIK

Fitri. A Permatasari, Vessabu W. Kusumah, Fransiska R. Widiasari, Frans Willy, Kamal D. Jatmoko, Kezia R. Ulina

10211087, 10211026, 10211098, 10211048, 10211067, 10209026 Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung, Indonesia

E-mail : fitri.auliapermatasari@yahoo.com

Asisten : Kiagus Aufa Ibrahim/10210024 Tanggal Praktikum : (09-10-2013)

Abstrak

Termoelektrik merupakan fenomena konversi energi panas menjadi energy listrik atau sebaliknya. Termolistrik dapat dijelaskan menggunakan efek seebeck, efek peltier dan efek Thomson. Pada percobaan ini dilakukan pengamatan efek seebeck dan efek peltier menggunakan rangkaian alat sederhana. Selain itu, dilakukan pengukuran nilai koefisien seebeck reversible thermoelectric demonstrator yang digunakan menggunakan metode efek peltier dan seebeck. Hasil percobaan menunjukan bahwa kedua metode menunjukan nilai koefisien seebeck yang berbeda. salahsatu metode menunjukan nilai koefisien seebeck negatif.

Kata Kunci : seebeck, peltier, termoelektrik I. Pendahuluan

Efek termoelektrik merupakan konversi perbedaan temperatur menjadi perbedaan tegangan secara langsung atau sebaliknya. Perbedaan temperatur menyebabkan muatan ( misalnya elektron) berpindah dari sisi panas ke sisi yang lebih dingin. Perpindahan muatan tersebut memungkinkan terjadinya arus. Dan sebaliknya energi ditransfer ke material melalui arus sehingga menyebabkan perbedaan temperatur. Termoelektrik dijelaskan melalui efek seebeck, efek peltier dan efek Thomson.

Pada tahun 1821 Thomas Johann

Seebeck, mengamati fenomena

menyimpangnya jarum kompas yang diletakan di dalam loop tertutup. Loop tersebut dibuat dari dua buah sambungan logam yang berbeda dan diberikan perbedaan temperatur pada sambungannya. Kemudian Lord Kelvin menjelaskan fenomena ini, bahwa terdapat beda tegangan diantara sambungan logam akibat perbedaan temperatur[1]. Beda tegangan tersebut menyebabkan timbulnya medan magnet sehingga membuat jarum kompas menyimpang.

Besarnya beda tegangan yang dihasilkan akan sebanding dengan perubahan temperaturnya. Semakin besar perbedaan temperaturnya maka akan semakin besar beda tegangan yang dihasilkan. Perbedaan tegangan yang dihasilkan setiap perubahaan

temperatur disebut dengan koefisien seebeck yang sesuai memenuhi persamaan 1[2].

(1) Keterangan : S = koefisien seebeck (V/K) ΔV : beda tegangan (V) ΔT : perbedaan temperatur (K)

Pada tahun 1834 Charles Peltier Anthanase menemukan proses sebaliknya. Dua buah kawat logam yang berbeda disambungkan menjadi sebuah loop tertutup. Saat loop tersebut dialiri arus listrik, terjadi perbedaan temperatur pada kedua jenis kawat tersebut.

Pada umumnya devais termoelektrik yang digunakan adalah semikonduktor. Dengan memanfaatkan semikonduktor tipe p dan tipe n dan rangkaian seperti pada gambar 1, kita dapat membuat termoelektrik dengan efek seebeck dan peltier yang proses termoelektriknya lebih baik. Semikonduktor tipe p berperan sebagai pembawa muatan ( elektron) sementara itu, semikonduktor tipe n lebih banyak hole nya[3]. Hal ini memungkinkan elektron untuk berdifusi dari tipe n ke tipe p. Difusi elektron ini akan disertai dengan perpindahan panas. Untuk dapat mengalir dari tipe n ke tipe p yang tingkat energinya lebih rendah, maka aka nada selisih eenrgi yang diemisikan. Energi tersebut diemisikan dalam bentuk panas.

(2)

Gambar 1. (a)Skema efek seebeck; (b) skema efek peltier. [4]

Selanjutnya pada tahun 1851 William Thomson menjelaskan efek Thomson. Saat arus listrik dialirkan kepada konduktor yang memiliki gradient temperatur melebihi panjangnya, maka konduktor tersebut hanya dapat menyerap atau melepaskan kalor, tidak dapat melakukan dua proses bersamaan.

Prinsip termoelektrik menjadi dasar pengembangan aplikasi lain di kehidupan sehari – hari, seperti refrigerator, termometer, pendingin ruangan dan lainnya.

II. Metode Percobaan

Pada percobaan ini, digunakan demonstrator termoelektrik reversible, probe sensor temperatur, gelas air, seperangkat computer dengan software logger pro, multimeter dan catu daya. Demonstrator tersebut terdiri dari semikonduktor tipe p dan n yang dihubungan oleh dua buah kaki logam.

Untuk mengamati fenomena seebeck dan menentukan koefisien seebeck dari material yang digunakan, dilakukan dengan cara menyiapkan dua buah gelas air yang berbeda temperaturnya. Gelas pertama berisi air panas, sementara gelas kedua berisi air dingin. Kedua kaki demonstrator dimasukan kedalam gelas tersebut. Probe sensor temperatur yang telah dhubungkan dengan software logger pro. Probe dipasang di dalam air dingin, air panas, dan di dua kaki demonstrator. Pada ujung kaki probe dipasang multimeter digital. Pengambilan data dilakukan setiap 5 detik selama 3 menit. Data yang diambil merupakan beda tegangan dan perubahan temperatur disetiap probenya. Pada percobaan ini, diharapkan teramatinya beda tegangan oleh multimeter akibat perubahan temperatur air dan logam.

Sementara itu, percobaan efek peltier, digunakan rangkaian alat komplemen efek

seebeck. Dua buah gelas berisi air dengan temperatur yang sama. Demonstrator dihubungkan pada catu daya selama 30 menit. Tegangan catu daya dipilih 5 volt agar dalam batas aman penggunaan demonstrator. Setelah 30 menit, maka diamati perubahan temperatur dua buah gelas air dan dua kaki demonstrator menggunakan probe sensor temperatur. Pada percobaan ini, diharapkan didapat nilai beda tegangan yang berubah selama pengukuran ( 3menit) dan beda tempertur antara dua buah gelas air dan kaki demonstrator.

Pada percobaan ketiga, kita memanfaatkan efek seebeck untuk memutarkan kincir. Dengan rangkaian alat sama seperti pada percobaan 1, namun ditambah dengan kincir berdinamo yang disambungkan pada kedua kaki demonstrator. Pada percobaan ini, akan teramati kincir yang berputar searah jarum jam.

III. Data dan Pengolahan Data  Menghitung Efek Seebeck.

1.a Probe diletakan di air Kondisi Awal :

Tpanas = 322.39 K Tdingin = 277.21 K

Gambar 2. Grafik beda tegangan yang dihasilkan terhadap beda temperatur pada kedua air saat

percobaan efek seebeck.

1.b Probe diletakan di kedua kaki reversible thermoelektrik demonstrator Kondisi Awal :

Tpanas = 322.39 K Tdingin = 277.21 K

(3)

Gambar 3. Grafik beda tegangan yang dihasilkan terhadap beda temperatur pada kedua kaki saat

percobaan efek seebeck.

 Menghitung Efek Peltier. 1.a Probe diletakan di air Kondisi Awal :

Tpanas = 322.39 K Tdingin = 277.21 K

Gambar 4. Grafik beda tegangan yang dihasilkan terhadap beda temperatur pada kedua air saat

percobaan efek peltier.

1.b Probe diletakan di kedua kaki reversible thermoelektrik demonstrator

Kondisi Awal : Tpanas = 322.39 K Tdingin = 277.21 K

Gambar 5. Grafik beda tegangan yang dihasilkan terhadap beda temperatur pada kedua air saat

percobaan efek peltier.

Berdasarkan regresi linear dari masing – masing grafik diatas dan mengasosiasikan persamaan regresi dengan persamaan 1 maka

diperoleh koefisien seebeck untuk setiap grafik diatas sebagai berikut.

Tabel 1. Nilai koefisien seebeck hasil percobaan Koeffisien seebeck (mV/K) Metode seebeck Metode peltier Air 3 -55,4 Kaki material -1,1 -52,6

 Menentukan arah putaran kincir.

Dari hasil percobaan didapat bahwa kincir berputar searah jarum jam.

IV. Pembahasan

Efek termolistrik merupakan konversi panas menjadi energi listrik ada sebaliknya. Pada percobaan ini, kita meninjau efek seebeck dan peltier pada material campuran logam dan semikonduktor. Pada material logam, pita konduksi overlap dengan pita valensi sehingga memungkinkan elektron bergerak bebas dari pita valensi ke pita konduksi dengan energi yang rendah. Saat material konduktor dipanaskan disalah satu ujungnya berarti sisi yang panas memiliki energi yang lebih tinggi dibanding sisi yang dingin. Energi tersebut digunakan elektron untuk berpindah ke sisi yang lebih rendah energinya. Pergerakan elektron menimbulkan medan listrik di sekitarnya sehingga terdapat beda potensial diantara kedua ujung logam tersebut. Nilai beda potensial yang dihasilkan setiap beda temperatur disebut koefisien seebeck. Setiap logam memiliki tingkat energi pita konduksi dan valensi yang berbeda, sehingga menyebabkan nilai beda potensial yang dihasilkan setiap perbedaan temperatur pun berbeda. Oleh karena itu, nilai koefisien seebeck setiap logam berbeda dengan logam yang lain.

Sementara itu, efek peltier dibuat dengan memberikan arus pada kedua ujung material yang berbeda. Elektron akan berdifusi dari potensial tinggi ke potensial rendah. elektron berdifusi sepanjang pita konduksi logam yang memiliki tngkat energi yang berbeda. Misalnya tinjau kasus energi pita konduksi material A lebih besar dibanding energi pita konduksi material B. Saat material A dipanaskan, maka elektron berdifusi dari pita

(4)

konduksi A ke pita konduksi B. energi yang dibawa elektron lebih besar dibanding energi pita konduksi material B, sehingga saat melewati pita konduksi material B elektron melepaskan energi kalornya pada air A. Sebaliknya, saat elektron menuju pita konduksi material A yang energinya lebih besar, maka elektron akan menyerap energi pada air B. Energi yang diterima air di material B akan digunakan untuk menaikan temperaturnya, sedangkan energi yang diambil dari air material A akan membuat temperatur air A turun.

Reversible thermoelectric demonstrator yang digunakan merupakan tipe CAT No. 32729 yang merupakan campuran dari semikonduktor dan logam alumunium pada kakinya. Devais ini mampu menghasilkan sekitar 10mV untuk setiap 1 K perubahan temperatur pada kedua kakinya. Koefisien seebeck yang dihasilkan percobaan 1a, 1b, 2a dan 2b bernilai berbeda – beda. Hal ini disebabkan karena system yang tidak terisolasi. Sensor temperatur sangat sensitif, sementara itu sistem tidak diisolasi sehingga terdapat faktor temperatur udara. Misalnya saat dilakukan pengukuran selama 3 menit, udara mengalami perubahan temperatur sehingga yang terbaca pada sensor temperatur bukan hanya sistem (air atau kaki) melainkan perubahan temperatur di udara juga yang mengenai probe sensor. Sistem yang tidak terisolasi juga menyebabkan adanya perpindahan kalor dari material ke lingkungan. Selain itu, konsep pengukuran temperatur adalah kesetimbangan termal antara probe sensor dengan kaki atau air yang diukur. Temperatur yang terbaca bergantung dari kapasitas termal probe sensornya.

Nilai koefisien seebeck akan bergantung dengan jenis material yang digunakan. Material semikonduktor mempunyai rentang koefisien seebeck lebih besar daripada konduktor. Hal ini disebabkan oleh pembawa muatan semikonduktor lebih banyak dibanding konduktor. Nilai koefisien seebeck pada semikonduktor berkisar dari nilai negatif sampai positif. Koefisien seebeck merepresentasikan nilai potensial pada kaki dingin relatif terhadap nilai potensial pada kaki panas. Berdasarkan hukum termodinamika, energi akan mengalir dari energi tinggi ke energi lebih rendah. Energi kalor sebanding dengan temperatur sehingga kaki dingin memiliki energi lebih rendah

dibanding kaki panas. Pada semikonduktor tipe – n pembawa muatan adalah elektron. Elektron akan berdifusi dari kaki panas ke kaki dingin, menyebabkan potensial pada kaki dingin lebih negatif dibanding potensial pada kaki panas sehingga nilai koefisien seebeck akan bernilai negatif. Sebaliknya, pada semikonduktor tipe –p, pembawa muatan adalah hole. Saat semikonduktor tersebut diberi beda temperatur maka, hole berdifusi dari kaki panas ke dingin menyebabkan potensial di kaki dingin lebih positif dibanding potensial di kaki panas sehingga koefisien seebeck akan bernilai positif. Dengan demikian, untuk material semikonduktor nilai koefisien seebeck bernilai negatif merepresentasikan semikonduktor tipe – n, sedangkan koefisien seeebeck positif merepresentasikan semikonduktor tipe – p.

Pada percobaan ini, divariasikan pengukuran temperatur pada air yang digunakan dan pada kaki demonstrator. Secara teori, untuk mengukur koefisien seebeck suatu material, maka tinjau perbedaan tegangan yang dihasilkan dan perbedaan temperatur pada material tersebut. Oleh karena itu, metode pengukuran koefisien seebeck menggunakan nilai beda temperatur pada kaki lebih baik dibanding pada air. Temperatur air, tidak dapat mewakili temperatur pada kaki demonstrator (material yang dicari nilai koefisiennya). Walaupun demikian, nilai temperatur yang terdapat pada kaki belum tentu terdistribusi homogen, karena demonstrator tersebut merupakan campuran semikonduktor dan logam yang tidak diketahui komposisinya. Oleh karena itu, hasil pengukuran menunjukan ketidakkonsistenan nilai koefisien seebecknya. . Pada percobaan 1 didapatkan nilai koefisien positif dan negatif pada kaki, sedangkan pada percobaan 2 didapatkan nilai koefisien seebeck negatif. Berdasarkan hasil tersebut, tidak dapat ditentukan jenis semikonduktor yang digunakan.

Pada percobaan ketiga, dengan memanfaatkan efek peltier, didapatkan beda tegangan yang digunakan untuk memutarkan kincir. Arah perputaran kincir yang searah jarum jam merepresentasikan kutub yang dipasangkan pada kakinya.

Termokopel merupakan salah satu termometer yang menggunakan metode

(5)

elektrik. Termokopel dibuat dari dua logam berbeda dengan menggabungkan kedua ujungnya. Salah satu titik sambungan dijadikan acuan pengukuran temperatur, sedangkan ujung yang lain, merupakan titik yang akan diukur temperaturnya. Saat titik tersebut dikenai temperatur , logam A dengan koefisien Seebeck SA dan logam B dengan koefisien SB akan menghasilkan gaya elektromagnetik yang berbeda sehingga menimbulkan beda tegangan yang berbeda (efek seebeck). Beda tegangan tersebut dikonversi menjadi nilai cacahan yang menunjukan nilai temperaturnya.

Salah satu aplikasi sistem thermoelektrik adalah sistem hybrid pada kendaraan bermotor. Sistem kendaraan bermotor pada sistem hybrid adalah gabungan sistem kendaraan bermotor dengan motor listrik. Energi listrik untuk menggerakkan motor, listrik diperoleh dari altenator dan juga dynamic brake, dimana energi gerak diubaha menjadi energi listrik. Keuntungan dari kendaraan hybrid yaitu dapat mengurangi konsumsi bahan bakar melalui tiga mekanisme yaitu: 1 pengurangan energi terbuang selama kondisi ideal atau keluaran rendah. 2 pengurangan ukuran dan tenaga mesin motor bakar, dalam hal ini kekurangan tenaga akan dipengaruhi oleh motor listrik. 3 menyerap energi yang terbuang. Sementara energi panas dibuang pada kendaraan bermotor yang akan dijadikan energilistrik. Konsep yang digunakan adalah konsep seebeck. Apabila terdapat dua yang sumber temperatur yang berbeda pada dua material semikonduktor maka akan mengalir arus listrik pada material tersebut. Dengan menerapkan teknologi thermoelektrik ini apabila diterapkan pada

kendaraan bermotor dimana gas buang pada mesin motor bakar berkisar antara 200-300 derajat C maka dengan adanya beda temperatur ini akan diperoleh gaya geraklistrik yang kemudian dapat digunakan untuk menggerakkan motor listrik ataupun disimpan didalam baterai.

V. Simpulan

Penentuan koefisien seebeck lebih baik dilakukan dengan cara mengukur beda potensial yang dihasilkan pada material dan beda temperatur yang dihasilkan pada logam tersebut. Pengukuran lebih baik dilakukan dalam keadaan system terisolasi agar tidak terdapat energi yang pindah ke lingkungan.

Koefisien seebeck bergantung pada jenis material. Semikonduktor tipe p mempunyai nilai koefisien seebeck positif sedangkan semikonduktor tipe – n bernilai negatif.

VI. Pustaka

[1] Auparay. N, Room Temperature Seebeck Coeficient Measurement of Metals and Semiconductors, Oregon State University; 2013

[2] Kasap. S, Thermoelectric Effects in Metal : Thermocouple, Canada : University of Saskatchewan; 2001

[3] Miwa K, Development of Seebeck-Coefficient Measurement Systems Using Kelvin-Probe Force Microscopy, Jepang : Shizuoka University. 2013.

[4] Inge. M, Penelitian Bahan Termoelektrik bagi Aplikasi Konversi Energi di Masa Mendatang, Bandung : Institut teknologi Bandung; 2011.

[5]Operating Instruction Reversible Thermoelectric Demonstrator CP32729, Cenco Physic.

(6)

Lampiran

Tabel 2. Hasil percobaan 1a

ΔV (volt) T air dingin (oC) T air panas (oC) ΔT (K) 0.5437 4.2145 49.3351 45.12 0.5443 4.2437 49.3061 45.06 0.5449 4.1565 49.1901 45.03 0.5455 4.2437 49.1033 44.86 0.5461 4.3305 49.0741 44.74 0.5465 4.3594 49.0163 44.66 0.5468 4.3883 48.9875 44.60 0.547 4.3594 48.9586 44.60 0.5478 4.3016 48.9009 44.60 0.548 4.3594 48.8721 44.51 0.548 4.5036 48.8721 44.37 0.548 4.5036 48.8433 44.34 0.5476 4.4171 48.7568 44.34 0.547 4.4748 48.6706 44.20 0.5464 4.5324 48.6419 44.11 0.5457 4.5324 48.5846 44.05 0.5451 4.5902 48.5846 43.99 0.5449 4.6190 48.5559 43.94 ΔV (volt) T air dingin (oC) T air panas (oC) ΔT (K) 0.5446 4.6477 48.4698 43.82 0.5446 4.5902 48.3270 43.74 0.5444 4.7051 48.3841 43.68 0.5444 4.5902 48.2414 43.65 0.5443 4.7625 48.2414 43.48 0.5443 4.7625 48.2127 43.45 0.5438 4.6190 48.1558 43.54 0.5436 4.6764 48.0989 43.42 0.5439 4.7338 48.1273 43.39 0.5426 4.6764 48.0137 43.34 0.542 4.7911 48.0421 43.25 0.5415 4.7911 48.0137 43.22 0.541 4.6477 47.9284 43.28 0.5404 4.7625 47.9001 43.14 0.5395 4.8200 47.9001 43.08 0.5386 4.6764 47.8151 43.14 0.5379 4.7625 47.7869 43.02 0.5447 4.5902 48.4126 43.82

(7)

Tabel 3. Hasil percobaan 1b (efek seebeck) ΔV (volt) T kaki dingin (oC) T kaki panas (oC) ΔT (K) 0.5437 13.1224 35.6308 22.0977 0.5443 13.2973 36.0430 22.5084 0.5449 13.2224 36.3348 22.7457 0.5455 13.1724 36.4321 23.1124 0.5461 13.4222 36.6761 23.2597 0.5465 13.3474 36.8473 23.2539 0.5468 13.4471 37.0677 23.4999 0.547 13.4721 37.2886 23.6206 0.5478 13.4970 37.4606 23.8166 0.548 13.4222 37.4854 23.9636 0.548 13.6464 37.6084 24.0632 0.548 13.6961 37.6823 23.9620 0.5476 13.9196 37.8799 23.9862 0.547 13.7706 37.8305 23.9602 0.5464 14.1673 38.0531 24.0599 0.5457 13.8205 37.9789 23.8858 0.5451 13.9692 38.2266 24.1584 0.5449 14.0435 38.2762 24.2574 ΔV (volt) T kaki dingin (oC) T kaki panas (oC) ΔT (K) 0.5446 13.8205 38.2762 24.2327 0.5446 14.0684 38.3754 24.4557 0.5444 13.9444 38.3258 24.3070 0.5444 14.1673 38.4998 24.3814 0.5443 13.8949 38.4749 24.3325 0.5443 13.8701 38.4749 24.5801 0.5438 13.8453 38.5246 24.6049 0.5436 13.8949 38.6241 24.6794 0.5439 13.7210 38.4749 24.7293 0.5426 13.8949 38.5993 24.7540 0.542 13.8701 38.4998 24.7044 0.5415 14.1920 38.4998 24.6297 0.541 14.3156 38.4998 24.3078 0.5404 14.2908 38.4998 24.1842 0.5395 14.3403 38.4002 24.2090 0.5386 14.3403 38.4499 24.0599 0.5379 14.1179 38.4499 24.1096 0.5447 13.9444 38.3010 24.3320

(8)

Tabel 3. Hasil percobaan 2a (efek peltier) ΔV (volt) T air panas (oC) T air dingin (oC) ΔT (K) 0.1035 28.9796 24.9391 4.0405 .1029 29.0960 25.0320 4.0640 0.1023 29.0261 25.0320 3.9941 0.1015 29.0029 24.9391 4.0637 0.1008 29.1193 25.0784 4.0409 0.1003 29.1193 25.0784 4.0409 0.0995 29.0261 24.9623 4.0638 0.0989 29.1661 25.0320 4.1340 0.0983 29.2126 25.1016 4.1111 0.0978 29.0727 25.0552 4.0175 0.0972 29.0494 24.9857 4.0638 0.0967 29.0494 25.0320 4.0174 0.0960 29.0494 24.9857 4.0638 0.0955 29.0960 25.0089 4.0871 0.0949 29.1893 25.0552 4.1341 0.0943 29.1893 25.0784 4.1110 0.0938 29.2359 25.0784 4.1575 0.1036 28.9796 24.9391 4.0405 ΔV (volt) T air panas (oC) T air dingin (oC) ΔT (K) 0.0933 29.1428 25.0089 4.1339 0.0926 29.2592 25.0784 4.1808 0.0919 29.1893 25.1016 4.0878 0.0912 29.1193 25.0089 4.1104 0.0905 29.2592 25.1247 4.1345 0.0899 29.1661 25.0784 4.0877 0.0893 29.1193 25.0320 4.0873 0.0887 29.0960 25.0320 4.0640 0.0884 29.2126 25.0320 4.1806 0.0880 29.2359 25.1247 4.1112 0.0877 29.1428 25.0552 4.0876 0.0873 29.1428 25.0320 4.1107 0.0867 29.2825 25.1016 4.1810 0.0862 29.2359 25.1016 4.1344 0.0856 29.2126 25.1247 4.0879 0.0852 29.1661 25.0320 4.1340 0.0847 29.2825 25.1247 4.1578 0.0842 29.2592 25.1945 4.0648

(9)

Tabel 3. Hasil percobaan 2b (efek peltier) ΔV (volt) T kaki panas (oC) T kaki dingin (oC) ΔT (K) 0.1036 29.7026 28.7001 1.0025 0.1029 29.6793 28.5372 1.1421 0.1023 29.7960 28.7467 1.0493 0.1015 29.6793 28.6069 1.0724 0.1008 29.7726 28.7234 1.0492 0.1003 29.7726 28.7699 1.0027 0.0995 29.7026 28.6769 1.0257 0.0989 29.6793 28.5604 1.1189 0.0983 29.7960 28.7001 1.0958 0.0979 29.7726 28.7932 0.9794 0.0972 29.7026 28.6534 1.0492 0.0967 29.7960 28.7932 1.0028 0.0961 29.7493 28.7001 1.0491 0.0955 29.7026 28.5837 1.1189 0.0949 29.7259 28.5604 1.1655 0.0943 29.7493 28.5837 1.1656 0.0938 29.7726 28.5837 1.1890 0.1036 29.7026 28.7001 1.0025 ΔV (volt) T kaki panas (oC) T kaki dingin (oC) ΔT (K) 0.0933 29.7259 28.5372 1.1888 0.0926 29.8193 28.5837 1.2356 0.0919 29.9129 28.7699 1.1429 0.0912 29.8193 28.6069 1.2124 0.0905 29.9129 28.7467 1.1662 0.0899 29.9362 28.8165 1.1198 0.0893 29.8428 28.7234 1.1194 0.0887 29.8895 28.7699 1.1196 0.0884 29.7960 28.6069 1.1890 0.0881 29.9129 28.7234 1.1895 0.0877 29.9362 28.8165 1.1198 0.0873 29.8428 28.7001 1.1427 0.0867 29.9129 28.6534 1.2594 0.0862 29.9129 28.6534 1.2594 0.0856 30.0297 28.8863 1.1434 0.0852 29.9129 28.7467 1.1662 0.0847 29.9129 28.7234 1.1895 0.0842 30.0063 28.8397 1.1666

Gambar

Gambar 2. Grafik beda tegangan yang dihasilkan  terhadap beda temperatur pada kedua air saat
Gambar 3. Grafik beda tegangan yang dihasilkan  terhadap beda temperatur pada kedua kaki saat
Tabel 2. Hasil percobaan 1a
Tabel 3. Hasil percobaan 1b (efek seebeck) ΔV  (volt)  T kaki dingin  ( o C)  T kaki panas (oC)  ΔT (K)  0.5437  13.1224  35.6308  22.0977  0.5443  13.2973  36.0430  22.5084  0.5449  13.2224  36.3348  22.7457  0.5455  13.1724  36.4321  23.1124  0.5461  13.
+3

Referensi

Dokumen terkait

デジタルメデイアのインタラクティブ性

Retribusi daerah adalah Pungutan yang dilakukan oleh pemerintah daerah pada Badan/Koperasi/Perorangan yang melakukan kegiatan usaha di bidang bahan bakar minyak

[r]

-Kaabah terpelihara dari unsur jahilliah -Mekah dijadikan kota suci umat Islam -wujud pemerintahan Islam yang kuat -Mekah menjalankan pemerintahan Islam -Islam tersebar ke seluruh

Setelah Anda berhasil menginputkan metode pembayaran dengan kupon dan VCC fb ads, sebaiknya jangan langsung Anda gunakan untuk beriklan, tapi tunggu dulu antara 3

terdekat dengan anak harus mampu mengenalkan secara lebih detail tentang bahasa Arab, misal menyebut ibunya dengan ummi , menyebut ayahnya dengan abi atau yang lain. 2 Bukan hanya

Lebih banyak ibu yang tidak anemia yang melahirkan bayi BBLR karena cakupan kulon progo terhadap pemberian tablet fe pada tahun 2015 sudah mencapai 90% yang

Pakan yang diberikan dalam proses pembesaran kerapu yang ada di keramba jaring apung BAPPL-STP Serang yaitu semata-mata diberikan ikan rucah yang didapat dari