• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Geowisata

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Geowisata"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

DisusunOleh:

DisusunOleh:

ALFONSIUS REYNALDO YUDHA A.

ALFONSIUS REYNALDO YUDHA A.

111.150.055

111.150.055

PLUG 7

PLUG 7

LABORATORIUM HIDROGEOLOGI

LABORATORIUM HIDROGEOLOGI

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

(2)

KATA PENGANTAR

Segala ucapan syukur dan pujian penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya karena penyertaan serta perlindungan-Nya lah penulis dapat menyelesaikan Laporan Geologi Wisata Tebing Breksi ini dengan baik

Laporan ini dibuat setelah menerima kuliah dari geologi wisata dengan bimbingan dari Ir. Achmad Subandrio MT. Selaku dosen pengajar. Penulis juga berterima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan dari semua pihak baik secara l angsung maupun tidak langsung hingga laporan ini dapat terselesaikan.

Penulis merasa masih banyak hal yang kurang dalam laporan ini untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan laporan ini agar menjadi lebih baik.

Yogyakarta, 11 Oktober 2017 Penyusun,

ALFONSIUS REYNALDO Y. 111.150.055

(3)

DAFTAR ISI

LAPORAN GEOWISATA TEBING BREKSI ... 1

KATA PENGANTAR ... 2

DAFTAR ISI ... 3

BAB I ... 4

1.1 Latar Belakang ... 4

1.2 Maksud dan Tujuan ... 4

BAB II ... 6

3.1 Persyaratan Teknis Desain Konstruksi Sumur ... 6

3.1.1 Jenis Akuifer ... Error! Bookmark not defined. 3.1.2 Penentuan Lubang Sumur ... Error! Bookmark not defined. 3.1.3 Penentuan Panjang Screen ... Error! Bookmark not defined. 3.1.4 Penentuan Pompa Submersible ... Error! Bookmark not defined. 3.1.5 Penentuan Pemasangan Gravel Pack...Error! Bookmark not defined. 3.1.4 Penentuan Pemasangan Grouting ...Error! Bookmark not defined. 3.2 Daftar Harga ... 7

3.3 Perhitungan Anggaran Biaya ... Error! Bookmark not defined. BAB IV ... 9

4.1 Kesimpulan ... 15

DAFTAR PUSTAKA ... 16

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Geowisata/geotourism merupakan istilah yang belum lama terdengar dalamkepariwisataan nasional. Istilah geotourism muncul tak lebih tua dari pertengahan 1990-an.Seorang ahli Geologi dari Buckinghamshire Chilterns University di Inggris  bernama Tom Hosediperkirakan menjadi orang yang pertama aktif memperkenalkan istilah itu. Ia misalnya menulisdi Geological Society pada 1996 suatu makalah berjudul “Geotourism, or can tourists becomecasual rock hounds: Geology on your doorstep”.

Inti dari kegiatan geowisata ini sebenarnya adalah menggabungkan antara dua akar kata“geo” yang berarti bumi dan kata “tourism” yang merupakan pengertian dari wisata itu sendiri. Dalam ekskursi geologi ke lapangan, para geologist telah terbiasa menikmati indahnya pemandangan, keunikan bentang alam dan batuan, asyiknya menyusuri sungai dan pantai, atau mendaki perbukitan, di samping pekerjaan utamanya mencatat proses-proses geologis. Sementara itu, dalam kegiatan geowisata dapat dikatakan tidak perlu menjadi seorang geologis untuk melaksanakan kegiatan ini, namun inti dari kegiatan ini adalah pemahaman terhadap proses-proses geologis yang dikemas dalam suatu kegiatan wisata.

Kegiatan geowisata yang kami adakan berlokasi di Wisata Tebing Breksi, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Tempat wisata yang satu ini memang unik, karena mengedepankan tebing sebagai obyeknya. Tebing yang tampak bagai mahakarya seni raksasa ini diresmikan oleh Gubernur D.I Yogyakarta pada 30 Mei 2015.

1.2 Maksud dan Tujuan

Kegiatan lapangan geowisata ini dimaksudkan agar mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu geologi dan geologi wisata, serta mengkaji lebih dalam mengenai daerah tersebut, sedangkan tujuannya adalah:

- Dapat mengetahui sejarah geologi dan menyimpulkan hubungannya dengan kenampakan geologi lain

- Dapat mengetahui litologi serta menentukan stratigrafi daerah kajian - Dapat mengetahui latar belakang dibangunnya lokasi wisata tersebut

(5)

- Dapat mengetahui pengaruh terhadap masyarakat sekitar setelah dibangun daerah wisata tersebut

1.3 Lokasi dan Kesampaian

Lokasi penelitian berada pada dua lokasi yaitu lokasi pertama pada koordinat 7o46’54.1’’S 110o30’13.8’’E, yaitu pada lokasi yang dikenal dengan Tebing Breksi sebelah barat Candi Ijo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman. Untuk mencapai lokasi kajian, diperlukan waktu sekitar 1,5 jam (90 menit) dari UP N “Veteran” Yogyakarta dengan menggunakan sepeda motor dengan kondisi jalan yang ramai l ancar.

(6)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Terbentuknya

Sebuah gunung api raksasa diduga telah terbentuk dan meletus dengan dahsyat menghasilkan Formasi Semilir. Singkapan terbaik terdapat di Desa Semilir, di Kecamatan Pathuk, Gunung kidul, sehingga formasi batuan ini disebut Semilir. Formasi ini, secara stratigrafi (urutan perlapisan), berada di atas Lava Bantal Berbah.

Mengacu pada Peta Geologi Lembar Yogyakarta (Rahardjo drr., 1977) dan Surakarta-Giritontro (Surono drr., 1992), sisa batuan hasil letusan gunung api super eksplosif ini banyak dijumpai mulai dari perbukitan di daerah Parangtritis, Wonogiri, Piyungan, Pleret, kabupaten Bantul, Prambanan, Kabupaten Sleman di sebelah barat, sampai Kecamatan Eromoko, Wuryantoro dan Manyaran, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah di bagian timur.

Dengan bukti endapan antara 300-600m, mengindikasikan bahwa Formasi Semilir ini adalah suatu peristiwa rangkaian letusan katastropik gunung api raksasa Semilir sekitar 20-30 juta tahun lalu yang diindikasikan kekuatannya hampir setara dengan Supervolcano Toba di Sumatera 74.000 tahun lalu (Smyth et al. 2005), serta Supervolcano Yellowstone di Wyoming, Amerika Serikat (2,1 juta tahun lalu).

Kemampuan erupsi Gunung Api Purba Semilir waktu itu diprediksikan tidak kurang dari 10 kali dari erupsi Gunung Tambora (1815), 100 kali dari erupsi Gunung Krakatau (1883) serta 1000 kali erupsi Gunung St. Helena di Washington, Amerika Serikat (1980).

Lingkungan pengendapan Formasi Semilir menunjukkan pendangkalan ke arah atas, yang semula laut dangkal berubah menjadi daratan. Fasies breksi batuapung dan  breksi batuapung andesitan diendapkan dalam waktu yang relatif singkat. Hal ini

menunjukkan bahwa kegiatan kegunungapian meningkat pesat pada saat pengendapan  bagian atas formasi. Erupsi besar yang membentuk Formasi Semilir diduga berpusat di

(7)

Hasil analisis geomorfologi dan litologi lainnya berupa penyusun Formasi Semilir di daerah Waduk Parangjoho dan Songputri, Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri, menunjukkan bahwa kedua cekungan waduk tersebut merupakan alternatif sumber erupsi gunung api penyusun Formasi Semilir di daerah Eromoko.

Endapan abu vulkanis letusan maha dahsyat Semilir di daerah Sambirejo Prambanan oleh masyarakat sekitar dijadikan sebagai lokasi penambangan batu breksi, yang lokasinya tak jauh dari kompleks Candi Ijo.

2.2 Litologi

Daerah ini terdiri dari litologi berupa lapisan tebal batuan lapili dan lapisan  batulempung dengan deskripsi litologi sebagai berikut :

a. Jenis Batuan : Batuan Piroklastik  Warna : F : Abu-abu L : Coklat Struktur : Masif, laminasi sejajar

Tekstur : - Ukuran butir : Lapillus (0,04 –  2 mm) - Derajat pembundaran : Menyudut

- Derajat pemilahan : Terpilah buruk - Kemas : Terbuka

Komposisi : - Mineral Sialis : Kuarsa - Mineral Ferromagnesian : Hornblende - Mineral Tambahan : Ash

(8)

 b. Jenis Batuan : Batuan Sedimen Silisiklastik  Warna : Abu-abu

Struktur : Masif

Tekstur : - Ukuran butir : Lempung (< 1/256 mm) - Derajat pembundaran :

-- Derajat pemilahan : Terpilah baik - Kemas : Tertutup Komposisi : - Mineral Lempung

 Nama Batuan : Batulempung

Gambar 1 Kenampakan Batulapili

(9)

2.3 Profil Kasar

Dari tebing setinggi 21 meter tersebut, terdiri dari lapisan batuan lapili dan lempung, sehingga profil kasarnya adalah sebagai berikut

2.4 Stratigrafi

Formasi Semilir tersingkap luas di sepanjang Pegunungan Selatan, pantai selatan J awa  bagian tengah. Formasi, yang memainkan peran penting dalam stratigrafi dan

magmatisme di daerah tersebut, dialasi secara selaras oleh Formasi Kebo-Butak dan  bagian atasnya ditindih oleh Formasi Nglanggran.

Formasi Semilir didominasi oleh batuan vulkanik berupa tuf kristal, tuf lapili , dan breksi batuapung. Bagian bawah dari formasi ini tersusun oleh batupasir berupa lithic-feldspathic wackes. Lempung gampingan di bagian bawah mengandung fosil foraminifera dan nanno, mengindikasikan lingkungan laut dan umur Miosen Awal (NN3). Bagian atas terdiri atas breksi batuapung dan breksi batuapung andesitan.

Di beberapa tempat di bagian atas terdapat beberapa lensa tipis lignit dan fosil kayu. Di  bagian atas, menunjukkan penyebaran ekstensif dari grain-flow sediment. Bagian ini

diinterpretasikan sebagai endapan terestrial. Berdasarkan penentuan umur dengan jejak  belah pada sirkon di breksi batuapung menunjukkan umur 17.0 + 0 juta tahun dan 16.0

(10)

 breksi batuapung andesitan diendapkan dalam waktu yang relatif singkat. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan kegunungapian meningkat pesat pada saat pengendapan  bagian atas formasi. Erupsi besar yang membentuk Formasi Semilir diduga berpusat di

Cekungan Baturetno

Gambar 4 Tatanan Stratigrafi Pegunungan Selatan Menurut Para Ahli

2.5 Mengenai Lokasi Wisata

Obyek wisata geo heritage ini bukan terbentuk secara alami, melainkan berasal dari bukit batu biasa yang menjelma akibat terkikis akti fitas penambangan bahan

material bangunan oleh warga sekitar selama bertahun-tahun lamanya sejak tahun 80-an d80-an menjadi sumber mata pencari80-an warga.

Setelah peneliti melakukan kajian terhadap lokasi ini, ditemukan kenyataan  bahwa batuan kapur breksi yang ada di tempat itu adalah endapan abu vulkanik dari

(11)

Rupanya larangan untuk melakukan penambangan tidak memutus semangat warga. Mereka mendapat ide untuk menjadikan kawasan ini sebagai salah satu obyek wisata setelah melihat keindahan guratan bekas galian yang ada.

 Nama Breksi sendiri datang dari warga, mengikuti tren dimana nama bukit batu tempat wisata di Bali dan Bandung yang hasil potongannya mirip dengan tebing ini, disebut dengan breksi. Karena itu lah, tebing ini dinamai Tebing breksi.

(12)
(13)
(14)

Gambar 8 Kondisi Parkiran Wisata Tebing Breksi

2.6 Pengaruh terhadap warga sekitar

Pada saat lokasi wisata tersebut diresmikan, lokasi tersebut mendapat tanggapan  positif dari warga Sambirejo. Karena semenjak lokasi wisata tersebut dibangun dan diresmikan, mereka merasakan perkembangan desa tempat mereka tinggal, mulai dari fasilitas berupa jalan, penerangan, serta infrastruktur lainnya. Selain itu, tingkat  pertumbuhan ekonomi daerah tersebut juga terjadi peningkatan. Karena warga mendapat matapencaharian di sekitar lokasi tersebut. Lokasi tebing breksi tersebut dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk menawarkan berbagai komoditi berupa barang dan jasa. Mulai dari usaha warung makan, pertokoan kelontong, suvernir, hingga jasa fotografi langsung cetak. Ditambah lagi minat para wisatawan yang tinggi untuk menggunakan jasa dan  barang yang mereka tawarkan. Informasi ini didapatkan oleh penulis saat berinteraksi

(15)

BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

1. Lokasi daerah telitian terletak di Wisata Tebing Breksi, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Daerah telitian termasuk ke dalam formasi Semilir berdasarkan litologi yang tersingkap berupa batulapili dan batulempung

3. Berdasarkan stratigrafinya, umur daerah tersebut berumur 17.0 + 0 juta tahun dan 16.0 + 1.0 juta tahun atau akhir Miosen Awal.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standarisasi Nasional (BSN). 2000. Spesifikasi Konstruksi Sumur bor Produksi  Air Tanah Untuk Kapasitas 150 Liter Per Menit Sampai Dengan 300 Liter Per  Menit. SNI 13-6422-2000.

Soemarto. 1986. Hidrologi Teknik . Surabaya: Usaha Nasional.

(17)

Gambar

Gambar 1 Kenampakan Batulapili
Gambar 3 Lapisan Batulempung
Gambar 4 Tatanan Stratigrafi Pegunungan Selatan Menurut Para Ahli
Gambar 5 Kenampakan Tebing Breksi
+4

Referensi

Dokumen terkait

Pada percobaan ini, proliferasi dan regenerasi tunas pisang secara in vitro selama 10 bulan pada media MS dengan penambahan BAP, TDZ, dan IAA dengan jumlah siklus subkultur

Penggunaan tepung ampas teh produk fermentasi sampai taraf 7,5% dapat direspon secara positif oleh ayam broiler, sedangkan penggunaannya pada taraf 10,0% dapat menurunkan

Dari hasil penelitian diketahui bahwa variabel program ( program ), lokasi ( place ), promosi ( promotion ), pelayanan amil ( people ), proses (process), lingkungan fisik

Pemakaian media pembelajaran VideoScribe dapat meningkatkan motivasi, antusias, dan keterampilan menulis cerita pendek dengan hasil belajar peserta didik di siklus

Capital budgeting menurut Syamsuddin (2009,412) adalah keseluruhan proses perencanaan, pengumpulan, pengevaluasian, penyeleksian dan penentuan alternatif penanaman

Al-„urf al amali (kebiasaan yang berbentuk perbuatan) adalah kebiasaan masyarakat yang berkaitan dengan perbuatan biasa.. Yang dimaksud “perbuatan biasa‟ adalah

Cakra Semarang TV sebagai salah satu media massa elektronik yang memiliki peran penting dalam masyarakat Jawa Tengah, terutama Semarang untuk melakukan trasformasi sosial

Para guru penulis yang amat terpelajar di PSL SPs USU yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu pada kesempatan yang terbatas ini, telah memberikan bekal ilmu yangberharga