Makalah Alat Berat Yang Umum Digunakan Untuk Proyek
Konstruksi
BAB I
PENDAHULUAN
Alat berat yang kita kenal didalam ilmu teknik sipil adalah alat yang digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan suatu struktur. Penggunaan alat berat yang kurang tepat dengan kondisi dan situasi lapangan pekerjaan akan berpengaruh berupa kerugian antara lain rendahnya produksi, tidak tercapainya jadwal atau target yang telah di tentukan, atau kerugian perbaikan yang tidak semestinya. Oleh karena itu sebelum menentukan tipe dan jumlah peralatan dan attachmentnya, haruslah dipahami fungsi dan aplikasinya. Terdapat beraneka macam alat yang sering di gunakan dalam pekerjaan konstruksi, tetapi yang akan dibahas dalam makalah ini hanya alat-alat yang umum digunakan untuk pekerjaan konstruksi saja. Adapun alat-alat yang akan di bahas tersebut antaranya : bulldozer, alat pengangkut seperti loader, alat gali atau excavator, motor grader, dan alat pengangkut jarak jauh seperti dump truck. Disini akan diberikan juga contoh perhitungan prodktivitas untuk setiap jenis alat yang akan dibahas.
BAB II
STUDY PUSTAKA
A.
Bulldozer
Bulldozer adalah suatu alat berat yang mempunyai roda rantai (track shoe) untuk pekerjaan serbaguna yang memiliki kemampuan traksi yang tinggi. Bisa digunakan untuk menggali (digging), mendorong (pushing), menggusur meratakan (spreading), menarik beban, menimbun (filling), dan banyak lagi. Mampu beroperasi di daerah yang lunak sampai daerah yang keras sekalipun. Dengan swamp dozer untuk daerah yang sangat lunak, dan daerah yang sangat keras perlu dibantu dengan ripper (alat garu), atau dengan blasting (peledakan dengan tujuan pemecahan pada ukuran tertentu). Mampu beroperasi pada daerah yang miring dengan sudut kemiringan tertentu, berbukit, apalagi didaerah yang rata. Jarak
dorong efisien berkisar antara 25-40 meter dan tidak lebih dari 100 meter. Jarak mundur tidak boleh terlalu jauh, bila perlu gerakan mendorong dilakukan secara estafet. Mendorong pada daerah turunan lebih efektif dan produktif daripada di daerah tanjakan. Attachment yang biasanya menyertainya antara lain: bermacam-macam blade, towing, winch, ripper, tree pusher, harrow, disc plough, towed scraper, sheep foot roller, peralatan pipe layer, dan lain-laiin.
Pada dasarnya bulldozer adalah alat yang menggunakan traktor sebagai penggerak utamanya, artinya traktor yang dilengkapi dozer attachment dalam hal ini perlengkapannya attachment adalah blade. Sebenarnya, bulldozer adalah nama jenis dari dozer, selain mendorong lurus ke depan, juga memungkinkan untuk mendorong ke samping dengan sudut 250 terhadap kedudukan lurus.
Jenis pekerjaan yang biasanya menggunakan bulldozer adalah:
Mengupas top soil dan pembersihan lahan dan pepohonan,
Pembukaan jalan baru,
Pemindahan material pada jarak pendek sampai dengan 100 m,
Membantu mengisi material pada scraper,
Menyebarkan material,
Mengisi kembali saluran,
Membersihkan quarry.
Gambar 2.1 Bulldozer.
1.
Blade
Dalam pengoperasian, bulldozer dilengkapi dengan blade yang dapat distel sedemikian rupa sesuai kebutuhan yang diinginkan, untuk itu dikenal berbagai macam blade yang dipakai pada bulldozer atau angel dozer yaitu:
Universal Blade (U-Blade)
Blade jenis ini dilengkapi dengan sayap (wing) yang terdapat disisi blade untuk efektifitas produksi. Hal ini memungkinkan bulldozer membawa/mendorong muatan lebih banyak karena kehilangan muatan yang relative kecil dalam jarak yang cukup jauh. Umumnya bulldozer jenis ini sering digunakan untuk pekerjaan reklamasi tanah (land reclamation), stock pile work, dan sebagainya.
Straight Blade (S-Blade)
Straight blade cocok digunakan untuk semua jenis lapangan, blade ini juga merupakan modifikasi dari U-Blade, maneuver lebih mudah dan balade ini juga dapat menghandel material dengan mudah.
Angling Blade (A-Blade)
Angling blade dibuat untuk posisi lurus dan menyudut. Blade ini juga dapat dibuat untuk:
a. Pembuangan ke samping (side casting) b. Pembukaan jalan (pioneering roads) c. Menggali saluran (cutting ditches) d. Pekerjaan lain yang sesuai.
Chusion Blade (C-Blade)
Chusion blade dilengkapi dengan bantalan karet (Rubber cushion) yang berfungsi untuk meredam tumbukan. Selain digunakan untuk push-loading, juga digunakan untuk pemeliharaan jalan dan pekerjaan dozing lainnya mengingat lebar C-Blade ini memungkinkan untuk meningkatkan kmampuan maneuver.
2.
Produktivitas Dozer
Produktifitas dozer sangat bergantung pada ukuran blade, ukuran traktor dan jarak tempuh. Perhitungan produktivitas ditentukan dari volume yang dipindahkan dalam 1 siklus dan dalam 1 jam pegoperasian.
a. Kapasitas Blade
Kapasitas blade dapat dicari dari data pada table atau melalui perhitungan. Rumus dari kapasitas blade (dalam lcm) adalah:
Nilai W = 1,5 sampai 1,67 (satuan dalam meter) untuk sudut α antara 30-33º.
b. Waktu Siklus
Pengisian blade umumnya dilakukan pada 40-50 ft (13-17 m) pertama dari jarak tempuh. Pada saat kembali, blade dalam keadaan kosong. Waktu angkut dan kembali bulldozer dapat ditentukan dari jarak dibagi kecepatan untuk setiap variable. Perhitungan waktu siklus juga ditentukan oleh suatu waktu yang konsisten (fixed time) yang merupakan waktu yang dibutuhkan bulldozer untuk mempercepat dan memperlambat laju kendaraan. FT pada umumnya berkisar antara 0,10-0,15 menit. Waktu yang diperlukan oleh dozer untuk melakukan 1 siklus adalah:
CT= FT + HT + RT
c. Produktivitas
Perhitungan maksimum produktivitas bulldozer dapat dicari dengan memakai rumus:
Contoh soal:
Hitung produktivitas bulldozer yang digunakan untuk memindahkan pasir kering sejauh 60 m dengan menggunakan S-Blade yang berdimensi 3,36 m panjang dan tinggi 1,256 m. Diperkirakan kecepatan dozer adalah 3 km/jam dan kecepatan kembali 4 km/jam dengan waktu tetap 0,3 menit.waktu operasi 60 menit.
Waktu siklus: CT = 2,1 + 0,3 = 2,4 menit Produktivitas :
B.
Loader
Alat penggerak loader dapat diklasifikasikan sebagai roda crawler atau ban. Loader beroda crawler atau crawler-tractor-mounted mempunyai roda yang mirip dengan dozer hanya dipasang lebih maju ke depan untuk menstabilkan alat pada saat mengangkut material. Loader beroda ban atau wheel-tractor-mounted terdiri atas 4-wheel-drive dan rear-wheel
drive. Rear-wheel-drive biasanya dipakai untuk menggali 4-wheel-drive cocok untuk
membawa bucket bermuatan penuh.
Bucket digunakan untuk mmenggali, memuat tanah atau material yang granular, mengangkatnya dan kemudian di angkut untuk dibuang (dumping) pada suatu ketinggian pada dump truck dan sebagainya. Bucket yang dipasangkan pada loader dapat berupa general purpose bucket, rock bucket, side dump bucket, dan multi purpose bucket. Ukuran bucket berkisar antara 0,15 m3 sampai 15 m3. Ukuran yang paling sering digunakan adalah 6 m3.
Penggunaan loader yang lain adalah untuk menggali pondasi basement, dengan syarat ruangnya memungkinkan untuk bekerjanya loader. Disamping itu juga dapat digunakan untuk memuat material yang telah diledakkan, misalnya pada pembuatan terowongan, pada daerah pengambilan batu (quarrying). Loader juga dapat digunakan untuk menggali butiran-butiran lepas bebatuan untuk dibongkar “grizly hopper” pada crusher plant.
Gambar 2.2 Loader
1.
Aplikasi Loader
Fungsi loader adalah yang paling umum adalah untuk memuat material kedalam alat pengangkut. Pada area yang datar alat pengangkut dapat diletakkan didekat loader sehingga gerakan loader akan lebih mudah. Terdapat 3 metode pemuatan material dari kedalam truck yaitu I shape loading, V shape loading, dan pass loading.
Awalnya pemuatan material kedalam alat pengangkut dilakukan oleh power shovel atau front shovel, namun karena kapasitas loader makin besar maka penggunaan loader menjadi lebih seriing. Fungsi lain dari loader adalah untuk menggali basement dan fondasi dengan lebar yang sama dengan lebar bucket.
2.
Produktivitas Loader
Factor-faktor yang harus diperhatikan didalam penentuan produktivitas loader adalah sebagai berikut:
a. Kondisi material,
c. Area untuk pergerakan loader, d. Waktu siklus loader ,
e. Waktu efisien loader.
Tabel 2.1 Faktor pemuatan bucket (Bucket fill factor, BBF)
Material Factor
Material seragam atau campuran 0,95-1,00
Batu kerikil 0,85-0,90
Batu hasil peledakan (baik) 0,80-0,95
Batuan hasil bebatuan (rata-rata) 0,75-0,90
Batuan hasill peldakan (buruk) 0,60-0,75
Batuan berlumpur 1,00-1,20
Lanau basah 1,00-1,10
Material berbeton 0,85-0,95
Cara menghitung produktivitas adalah dengan menggunakan table-tabel waktu yang tergantung pada beberapa factor. Waktu muat tergantung pada jenis material yang diangkut. Waktu berputar ditentukan sebesar 0,2 menit. Waktu bongkar ditentukan berdasarkan tempat atau kemana material ditempatkan. Selain itu diperlukan koreksi terhadap waktu siklus.
Tabel 2.2 Waktu muat (menit)
Material LT
Berbutir seragam 0,03-0,05
Berbutir campuran dan basah 0,03-0,06
Lanau basah 0,03-0,07
Tanah atau kerikil 0,04-0,20
Material berbeton 0,05-0,20
Untuk meghitung waktu angkut (LT) dan waktu kembali (RT) digunakan grafik yang berbeda utnuk setiap jenis loader. Rumus yang digunakan untuk menghitung produktivitas adalah:
Table 2.3 Faktor penambahan dan penguranga untuk CT (menit)
Uraian Factor Kondisi tanah: Berbutir campuran Diameter < 3 mm Diameter 3-20 mm Diameter 20-150 mm Diameter 150 >
Kondisi tanah asli/lepas
+0,02 +0,02 −0,02 0 +0,03 +0,04 Timbunan
Tinbunan dengan tinggi < 3 m Pembongkaran dari truck
+0,01 +0,02
Lain-lain
Pengoperasian tetap Pengoperasian tidak tetap Target sedikit Target berresiko −0,04 +0,04 +0,04 +0,05
Tabel 2.4 waktu buang (menit)
Pemuatan DT
Ditmpah di atas tanah Dimuat ke dalam truck
±0,10 0,04-0,07
Contoh soal:
Sebuah loader digunakan untuk memindahkan material dari timbunan setinggi ±3 m ke dalam truck. Material merupakan material seragam dengan rata-rata berdiameter kurang dari 3,5 mm. loader mempunyai kapasitas 1,20 lcm (loader 910F) dengan jarak tempuh rata-rata 50 m. waktu berputar adalah 1 menit dan efisiensi kerja alat adalah 50/60 menit perjam engan pengoperasian tetap.
Dari table 2.1 BBF adalah 1 Dari table 2.2 LT = 0,05 menit
Dari table 2,3 faktor koreksi waktu siklus = 0,02 + 0 − 0,04 menit Dari table 2.4 DT = 0,5 menit
Dari grafik di lampiran pada buku “Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi karangan Ir. Susy Fatena Rostiyanti, M.Sc. hal 158.” HT dan RT = 2×0,25 menit
CT = 0,05 + 0,02 + 0 – 0,04 + 0,05 + 0,5 = 0,58 menit
C.
Excavator (Alat Gali)
Yang termasuk didalam alat gali adalah antaranya backhoe, power shovel, atau juga dikenal sebagai front shovel, dragline, dan clamshell. Backhoe dan power shovel juga disebut alat penggali hidrolis karena bucket digerakkan secara hidrolis. Alat-alat penggali ini mempunyai as diantara alat penggeraknya dan badan mesin sehingga alat berat tersebut dapat melakukan gerakan memutar walaupun tidak ada gerakan pada alat penggerak.
1.
Alat Penggali Hidrolis
Karakteristik penting dari hydraulic excavator adalah pada umumnya menggunakan tenaga diesel engine dan full hydraulic system. Excavating operation paling efisien adalah menggunakan metode heel and toe (ujung dan pangkal), mulai dari atas permukaan sampai ke
bagian bawah. Power shovel dan backhoe adalah alat berat yang termasuk dalam alat penggali hidrolis yang dipasangkan bucket di depannya, dimana backhoe menggali material yang berada dibawah permukaan tempat alat tersebut berada, sedangkan front shovel menggali material dipermukaan tempat alat tersebut berada.
a. Front Shovel
Front shovel adalah alat yang digunakan untuk menggali material dipermukaan tempat alat tersebut berada. Kapasitas bucket tergantung dari jenis material. Oleh sebab itu ada factor koreksi didalam menentukan kapasitas bucket. Factor koreksi tersebut dikalikan dengan kapasitas bucket (heaped capacity).
Gambar 2.3 Front shovel
Tabel 2.5 Faktor koreksi (BFF) untuk alat gali
Material BFF (%)
Tanah dan tanah organik 80-110
Pasir dan kerikil 90-100
Lempung keras 65-95
Lempung basah 50-90
Batuan dengan peledakan buruk 40-70
Batuan dengan peledakan baik 70-90
Prouktivitas fromt shovel tergantung pada jenis material, ketinggian penggalian, sudut putaran, besar alat angkut, dan lain-lain. Pengaruh ketinggian dan sudut putaran juga merupakan factor yang mempengaruhi produktivitas front shovel. Dari itu factor tersebut diberikan dalam table berikut:
Tabel 2.6 Faktor penggali untuk ketinggian penggalian dan sudut putaran Persentase kedalaman optimumu Sudut putaran 45º 60º 75º 90º 120º 150º 180º 40 0,93 0,89 0,85 0,80 0,72 0,65 0,59 60 1,10 1,03 0,96 0,91 0,81 0,73 0,66 80 1,22 1,12 1,04 0,98 0,86 0,77 0,69 100 1,26 1,16 1,07 1,00 0,88 0,79 0,71 120 1,20 1,11 1,03 0,97 0,86 0,77 0,70 140 1,12 1,04 0,97 0,91 0,81 0,73 0,66 160 1,03 0,96 0,90 0,85 0,75 0,67 0,62 b. Backhoe
Backho biasanya digunakan untuk pekerjaan galian pada saluran,terowongan, atau basement. Backhoe sama dengan front shovel dimana material mempengaruhi produktivitas. Penentuan waktu siklus backhoe didasarkan pada pemilihan kapasitas bucket. Rumusnya:
Tabel 2.7 waktu siklus backhoe beroda crawler (menit)
Jenis Material Ukuran Alat
< 0,76 m3 0,94 – 1,72 m3 > 1,72 m3
Kerikil, pasir, tanah organik 0,24 0,30 0,40
Tanah, lempung lunak 0,30 0,375 0,50
Batuan,lempung keras 0,375 0,462 0,60
Tabel 2.8 Faktor koreksi untuk kedalaman dan sudut putar Kedalaman penggalian (% dari maks) Sudut Putar (º) 45 60 75 90 120 180 30 1,33 1,26 1,21 1,15 1,08 0,95 50 1,28 1,21 1,16 1,10 1,03 0,91 70 1,16 1,10 1,05 1,00 0,94 0,83 90 1,04 1,00 0,95 0,90 0,85 0,75 Gambar 2.4 Backhoe Contoh soal:
Backhoe digunakan untuk melakukan penggalian lempung kerikil, alat mempunyai kapasitas 1,6 m3. Rata-rata kedalaman penggalian adalah 6 m dengan maksimum kedalaman penggalian adalah 7 m. sudut putar alat adalah 75º. Berapa produktivitas alat jika efisiensi adalah 50 menit/jam?
Penyelsaian:
BFF (table 2.5) untuk kerikil adalah 90-100%, gunakan 95% Waktu siklus (table 2.7) adalah 0,30 menit
Persentase kedalaman = 6 m/7 m = 0,86 = 86% S = 1,05 Produktivitas backhoe :
P = 266 m3 / jam
2.
Dragline
Dragline adalah alat gali yan dipakai untuk meggali material yang letaknya lebih tinggi dari pemukaan tempat alat tersebut berada dengan jangkauan yang lebih jauh dari alat-alat gali lainnya.alat-alat dasar dari dragline adalah bucket yang dipasangkan pada boom. Panjang boom dari dragline sama seperti crane akan tetapi lebiih panjang dari boom alat gali lainnya.
3.
Clamshell
Pada umumnya clamshell digunakan untuk penggalian tanah lepas se[erti pasir, kerikil, batuan pecah, dan lain-lain. Clamshell mengangkat material secara vertical. Ukuran bucket pada clamshell bervariasi antara ringan sampai berat. Bucket yang ringan umumnya digunakan untuk memindahkan material, sedangkan bucket berukuran berat digunakan untuk menggali. Pada bucket berukuran berat umumnya dipasangkan gigi yang membantu alat dalam menggali material.
Gambar 2.6 Clamshell
Perhitungan produktivitas clamshell belum distandarisasikan, oleh sebab itu maka persamaan untuk clamshell adalah:
Pada umumnya waktu siklus clamshell didapat dari hasil perkiraan berdasarkan pengalaman.
D.
Motor Grader
Motor grader merupakan alat perata yang mempunyai bermacam-macam kegunaan. Untuk keprluan perataan tanah, digunakan grader, disamping untuk membentuk permukaan yang dikehendaki. Grader juga dapat digunakan untuk mencampurkan dan menebarkan tanah dan campuran aspal. Pada umumnya grader digunakan dalam proyek dan perawatan jalan dan dengan kemampuannya bergerak, juga sering digunakan dalam proyeklapangan terbang.
Gambar 2.7 Motor Grader
Dalam pengoperasiannya, motor grader menggunakan blade yang disebutmoldboard yang dapat digerakkan sesuai kebutuhan bentu permukaan. Sebagaimana diketahui motor grader adalah tipe peralatan yang dapat dipakai dalam berbagai variasi pekerjaan konstruksi (grading). Kemampuan ini akibat gerakan-gerakan flexibel yang dipunyainya terhadap blade dan roda-roda ban. Keserbagunaan ini diperbesar dengan perlengkapan-perlengkapan lainnya, seperti:
Scarifier teeth (ripper dalam bentuk penggaruk kecil) dipasang di bagian depan blade dan dapat dikendalikan secara tersendiri.
Pavement widener (untuk mengatur penghamparan) Elevating grader unit (alat pengatur grading)
Produktivitas grader dihitung berdasarkan jarak tempuh alat perjam pada proyek jalan, sedangkan pada proyek-proyek lainnya, perhitungan produktivitas motor grader adalah luas area per jam. Waktu (jam) yang dibutuhkan utnuk menyelesaikan pekerjaan jalan dihitung melalui rumus:
N (passes) adalah berapa kali motor grader harus melakukan gerakan bolak-balik pada suatu tempat sebelum hasil yang diinginkan tercapai. Jumlah N tergantung pada kondisi permukaan, kemampuan operator alat, dan bentuk permukaan seperti apa yang diinginkan. Lruas (km) adalah panjang ruas yang ditempuh oleh motor grader untuk melakukan 1 pass
dan Vrata-rata (km/jam) adalah kecepatan rata-rata motor grader sepanjang 1 ruas. Rumus yang digunakan untuk menghitung produktivitas adalah:
Prod = 1000vWE
(m2/jam)=1000×(km/jam)(m)(efisiensi kerja) Contoh soal:
Jalan tanah sepanjang 12 km memerlukan perataan dan pembentukan permukaannya kembali. Diperkirakan motor grader yang digunakan untuk pekerjaan tersebut harus melakukan pass sebanyak 6 kali. Karena kondisi jalan maka dua pass pertama dikerjakan dengan kecepatan 7 km/jam dan semakin cepat 1 km/jam untuk dua pass kedua dan ketiga. Berapa lama pekerjaan tersebut dapat diselesaikan jika efesiensi adalah 45 menit/jam?
Penyelesaian:
E.
Dump Truck
Dump truck adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan material pada jarak menegah sampai jarak jauh (500 m atau lebih). Muatannya diisi oleh alat pemuat, sedangkan untuk membongkar alat ini bekerja sendiri. Ditinjau dari besar muatannya, dump truck dapat di kelompokkan dalam 2 golongan yaitu:
On high way dump truck muatannya < 20 m3 Off high way dump truck muatanya > 20 m3
1.
Pemilihan Truck
Kapasitas truck yang dipilih harus seimbang dengan alat pemuatnya (loader), jika perbandingan ini kurang proporsioanal, maka kemungkinan loader ini akan banyak menunggu atau sebaliknya. Beberapa pertimbangan (keuntungan dan kerugian) yang harus diperhatikan dalam beberapa pemilihan ukuran truck adalah sebagai berikut:
Gambar 2.8 Dump Truck
a. Truck Kecil
Keuntungan dalam menggunakan truck berukuran kecil antara lain: Lebih lincah dalam beroperasi dan lebih mudah mengoperasikannya
Lebih fleksibel dalam pengangkutan jarak dekat Pertimbangan terhadap jalan kerja lebih sederhana Penyesuaian terhadap kemampuan loader lebih mudah
Jika salah satu truck dalam satu unit angkutan tidak bekerja, tidak akan bermaslah terhadap total produksi.
Sedangkan kerugiannya adalah:
Waktu hilang lebih banyak, akibat banyaknya truck yang beroperasi, terutama waktu pemuatan (loading)
Excavator lebih sukar memuatnya karena kecilnya bak
Biaya pemeliharaan lebih besar karena banyaknya truck, begitu pula tenaga pemeliharaan.
b. Truck Besar
Keuntungan dengan menggunakan truck berukuran besar adlah:
Untuk kapasitas yang sama dengan truck kecil, jumlah unit truck besar lebih sedikit Sopir dan crew yang digunakan lebih sedikit
Cocok untuk angkutan jarak jauh
Pemuatan dari loader lebiih mudah, sehingga waktu hilang lebih sedikit. Kerugiannya adalah:
Jalan kerja harus diperhatikan karena kerusakan jalan relatif lebih cepat akibat berat truck yang besar
Pengoperasiannya lebih sulit karena ukurannya yang besar
Produksi akan sangat berkurang apabila satu truck tidak bekerja (untuk jumlah yang relative kecil)
Maintenance lebih sulit dilaksanakan.
2.
Produktivitas
Produktivitas suatu alat selalu bergantung pada waktu siklus. Waktu siklus truck terdiri dari waktu pemuatan, waktu pengangkutan, waktu pembongkaran muatan, waktu perjalanan kembali dan waktu antri. Rumus yang dipakai untuk menghitung produktivitas truck adalah:
Factor-faktor yang mempengaruhi waktu siklus truck adalah sebagai berikut: a. Waktu muat, tergantung pada:
Ukuran dan jenis alat pemuat
Jenis dan kondisi material yang dimuat Kapasitas alat angkut
Kemampuan operator alat muat dan alat angkut
b. Waktu berangkat atau pengangkutan tergantung pada: Jarak tempuh alat angkut
Kondisi jalan yang dilalui
c. Waktu pembongkaan muatan tergantung pada: Jenis dan kondisi material
Cara pembongkaran material Jenis alat pengangkutan
d. Waktu kembali juga dipengaruhi hal-hal yang sama dengan waktu pengangkutan. e. Waktu antri tergantung pada
Kemampuan alat angkut untuk berputar.
4. Proyek Dam
Proyek dam pada umumnya menggunakan alat penggali tanah, crane, truck, concrete mixer atau concrete mixer truck, alat pemadat tanah, loader, bulldozer, grader. Alat penggali tanah yang umumnya dipakai untuk proyek dam berupa backhoe atau front shovel. Concrete mixer digunakan untuk mencampurkan bahan pembuaan beton yang dipakai untuk pembuatan dinding penahan tanah.
Alat Proyek dam pada umumnya menggunakan alat : 1. Penggali tanah,
2. crane, 3. truck,
4. concrete mixer atau concrete mixer truck,
5. alat pemadat tanah,
6. loader,
7. bulldozer, dan 8. grader.
9. Alat penggali tanah yang umumnya dipakai untuk proyek dam berupa backhoe ataufront
shovel.
10. Concrete mixer digunakan untuk mencampurkan bahan pembuaan beton yang dipakai
untuk
pembuatan dinding penahan tanah.
Proyek Bendungan Tibu Kuning
February 11, 2013
Bendungan atau dam adalah suatu tembok penahan air yang dibentuk dari berbagai batuan dan tanah. Air yang dibendung akan digunakan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain dijadikan pembangkit tenaga listrik (PLTA), penyediaan air bersih, tempat rekreasi, pengendali banjir, dan sebagainya. Sejak tahun 1900 sampai dengan sekarang Indonesia memiliki lebih dari 100 buah bendungan mulai dari tipe waduk lapangan hingga bendungan besar baik yang dikelola oleh pemerintah maupun instansi swasta.
Seperti diketahui bahwa tubuh bendungan akan mengalami tekanan dari efek loading air danau bendungan. Akibat gaya tekanan ini maka tubuh bendungan kemungkinan akan dapat mengalami deformasi. Karena bendungan memiliki peranan yang cukup penting bagi kehidupan masyarakat, maka diperlukan suatu bentuk pemeliharaan dan
Salah satu bentuk pemeliharaan dan perawatan tersebut salah satunya adalah dengan melakukan pemantauan deformasi pada tubuh bendungan.
Dam dapat diklasifikasikan menurut struktur, tujuan atau ketinggian. Berdasarkan struktur dan bahan yang digunakan, bendungan dapat diklasifikasikan sebagai dam kayu, “embankment dam” atau “masonry dam”, dengan berbagai subtipenya. Tujuan dibuatnya termasuk menyediakan air untuk irigasi atau penyediaan air di perkotaan, meningkatkan navigasi, menghasilkan tenaga hidroelektrik, menciptakan tempat rekreasi atau habitat untuk ikan dan hewan lainnya, pencegahan banjir dan menahan pembuangan dari tempat industri seperti pertambangan atau pabrik. Hanya beberapa dam yang dibangun untuk semua tujuan di atas.
Menurut ketinggian, dam besar lebih tinggi dari 15 meter dan dam utama lebih dari 150 m. Sedangkan, dam rendah kurang dari 30 m, dam sedang antara 30 – 100 m, dan dam tinggi lebih dari 100 m.
Kadang-kadang ada yang namanya Bendungan Sadel sebenarnya adalah sebuah dike, yaitu tembok yang dibangun sepanjang sisi danau untuk melindungi tanah di
sekelilingnya dari banjir. Ini mirip dengan tanggul, yaitu tembok yang dibuat sepanjang sisi sungai atau air terjun untuk melindungi tanah di sekitarnya dari kebanjiran.
Sebuah bendungan pengukur overflow dam dirancang untuk dilewati air. Weir adalah sebuah tipe bendungan pengukur kecil yang digunakan untuk mengukur input air. Bendungan Pengecek check dam adalah bendungan kecil yang didesain untuk mengurangi dan mengontrol arus erosi tanah.
Bendungan kering dry dam adalah bendungan yang didesain untuk mengontrol banjir. Bendungan ini biasanya kering, dan akan menahan air yang bila dibiarkan akan membanjiri daerah dibawahnya.
Bendungan separuh diversionary dam adalah bendungan yang tidak menutup sungai. sebagian dari arus ditampuh di danau terpisah, di depan bendungan.
Bendungan kayu kadang-kadang digunakan orang karena keterbatasan lokasi dan ketinggian di tempat ia dibangun. Di Lokasi tempat bendungan kayu dibuat, kayulah bahan yang paling murah, semen mahal dan sulit untuk diangkut. Bendungan kayu dulu banyak digunakan, tapi kebanyakan sudah diganti dengan beton, khususnya di negara-negara industri. Beberapa bendungan dam masih dipakai. Kayu juga bahan dasar yang digunakan berang, sering juga ditambah lumpur dan bebatuan untuk membuat bendungan berang-berang.
Concrete Dam
Secara umum bendungan dapat di klasifikasikan sebagai berikut : 1.Type Concrete (Beton)
Bendungan Gravitasi
Bendungan Busur
Bendungan Rongga
2. Steel (Baja) 3. Timber (Kayu)
4. Type Fill (Bendungan Urugan)
Bendungan Urugan Batu
Bendungan Urugan Tanah.
Disamping itu bendungan dapat pula di golongkan sesuai penggunaannya misalnya bendungan pemasukan, bendungan penyimpan, bendungan pengatur, dll.
Faktor yang mempengaruhi pemilihan tempat (lokasi) bendungan adalah :
1. Faktor Alam
Type, besar, tinggi dari bendungan
Keadaan Pondasi
Bahan bahan yang dapat digunakan untuk konstruksi
Rencana perkembangan mendatang
Masalah yang timbul akibat meluapnya reservoir (daerah genangan)
Pengaruh pada daerah hilir akibat pemanfaatan air di hulu.
Untuk pengendalian banjir
Untuk pengendalian air irigasi
Untuk pembangkit listrik (PLTA)
Untuk industri
Untuk sumber air baku (Water supply)
Untuk pelayaran
Untuk perikanan
Untuk rekreasi
Penempatan daerah rendah
Faktor yang mempengaruhi pemilihan type bendungan pada tempat yang terpilih secara langsung dipengaruhi oleh kondisi alam, seperti :
Topografi Geologi Spillway Seismic activity Bahan bendungan. Dll 3. Topografi
Keadaan topografi seperti, profil potongan melintang dari letak bendungan dan garis tinggi yang menbatasinya. Yang mempunyai andil yang penting dalam menentukan volume material yang dibutuhkan bendungan, disamping itu juga mempengaruhi stabilitas dari bendungan.
Keadaan geologi yang mempengaruhi pemilihan tipe bendungan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Besar muatan yang membebani dan lapisan endapan sungai
Kekuatan dan keseragaman dari batu pondasi
Data kekedapan air pada pondasi
4. Spillway
Spillway merupakan kebutuhan dasar dari konstruksi bendungan yang besarnya tergantung dari cara menentukan tinggi muka air banjir pada daerah tersebut. Spillway ini merupakan jaminan terhadap keselamatan dari bendungan.
Pengaruh gempa bumi terhadap perencanaan mempunyai ukuran yang bermacam macam untuk tiap negara, tergantung pada kegiatan getarannya.
5. Bahan bendungan
Didasarkan atas pemikiran, bahwa tipe bendungan yang paling ekonomis yang harus dipilih, maka perlu untuk memperhatikan hal hal sebagai berikut :
Kualitas dan kwantitas bahan yang mungkin ada disekitar tempat bendungan
Jarak pengangkutan dari daerah penggalian ketempat penimbunan
Untuk pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Bendungan Tibu Kuning memerlukan banyak unsur yang saling terkait, unsur tersebut antara lain adalah penggunaan perangkat alat berat, waktu, kuantitas pekerjaan dan biaya, yaitu agar dapat menyelesaikannya tepat waktu dan efisien.
Penetapan penggunaan alat berat tertentu bukanlah hal yang sederhana, karena kesalahan dalam pemilihan dan kombinasi alat berat, yaitu jenis dan kemampuannya akan mengakibatkan produksi yang rendah dan dapat menyebabkan biaya yang lebih mahal dan waktu pelaksanaan yang lebih lama atau bahkan rugi.
Ada beberapa alternatif yang diusulkan. Metode Network Planning yang digunakan adalah CPM (Critical Path Method), yaitu untuk mendapatkan urutan pelaksanaan dan waktu pelaksanaan pekerjaan tersebut. Untuk mendapatkan alternatif yang optimal maka digunakan Program Dinamik (Dinamic Programming).
Hasil perhitungan biaya pada masing-masing alternatif dan hasil optimasi terhadap alternatif termurah maka didapat hasil sebagai berikut :
1. Alternatif 1 Rp. 7.333.668.738,00 (70.3%), waktu 361 hari
2. Alternatif 2 Rp. 7.536.338.033,00 (72.2%), waktu 372 hari
3. Alternatif 3 Rp. 6.671.349.636,00 (63.9%), waktu 349 hari
4. Hasil Optimasi Rp. 6.462.162.315,00 (61.9%), waktu 319 hari
5. Koreksi Hasil Optimasi Rp. 6.579.687.155,00 (63.0%), waktu 333 hari
Dari hasil perhitungan diatas maka dapat disimpulkan bahwa rentang penawaran yang dapat dibuat terhadap Engineer’s Cost Estimate (ECE) adalah 61.9% sampai dengan 70.3%, bila indikator ekonomi kita stabil maka penawaran terendah adalah sekitar 63.0%.
Penggunaan Program Dinamik cukup membantu didalam Manajemen Konstruksi untuk optimasi penggunaan alat berat pada suatu pekerjaan dengan suatu rangkaian kegiatan yang cukup banyak dan harga yang bervariasi akibat banyaknya alternatif yang dapat dibuat, yaitu memudahkan pengambilan keputusan untuk optimasi waktu dan biaya.
Informasi Infrastruktur
Propinsi : Jawa Barat Sektor :Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Tahun Mulai : Tahun Selesai : 1989 Tipe :
Urutan tanah tidak homogin Tinggi Diatas Dasar Sungai :
43 m
Tinggi Diatas Galian : 34 m Panjang Puncak : 420 m Lebar Puncak : 10 m
Volume Tubuh Bendungan :
Biaya : Rp. 281.000.000.000,00 Konsultan : PT. Indah Karya Kontraktor : Swakelola Manfaat :
Penampung limbah tambang emas Lokasi
:
Bantar Karet/ Nanggung, Bogor-Jawa Barat
Bendungan (Embung) Batu Bokah
Informasi Infrastruktur
Propinsi:
Nusa Tenggara Barat Sektor
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Tahun Mulai : Tahun Selesai : Tipe :
Urugan tanah homogin Tinggi Diatas Dasar Sungai :
20,70 m
Tinggi Diatas Galian : 21,20 m Panjang Puncak : 350 m Lebar Puncak : 2 m
Volume Tubuh Bendungan : Biaya : Rp. 2.196.000.000.000,00 Konsultan :
Directorat Jendral Bina Marga Kontraktor
: Manfaat : Lokasi :
Desa/Kecamatan Kateng/Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah
Bendungan Pongkor
Informasi Infrastruktur
Propinsi : Jawa Barat Sektor :Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Tahun Mulai : Tahun Selesai : 1989 Tipe :
Tinggi Diatas Dasar Sungai :
43 m
Tinggi Diatas Galian : 34 m Panjang Puncak : 420 m Lebar Puncak : 10 m
Volume Tubuh Bendungan : 588306 m Biaya : Rp. 281.000.000.000,00 Konsultan : PT. Indah Karya Kontraktor : Swakelola Manfaat :
Penampung limbah tambang emas Lokasi
: