• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dipersiapkan Oleh: Tim Ahli dan Unit Perencanaan Strategis Badan Pelaksana Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BPRR) KOTA PADANG Padang, Desember 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Dipersiapkan Oleh: Tim Ahli dan Unit Perencanaan Strategis Badan Pelaksana Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BPRR) KOTA PADANG Padang, Desember 2009"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

MEMBANGUN KEMBALI PADANG

KOTA TERCINTA:

Pokok-pokok Kebijakan Rehabilitasi dan

Rekonstruksi Kota Padang serta Rencana

Aksi Darurat

(Emergency Action Plan)

Dipersiapkan Oleh:

Tim Ahli dan Unit Perencanaan Strategis

Badan Pelaksana Rehabilitasi dan

Rekonstruksi (BPRR) KOTA PADANG

Padang, Desember 2009

1 PENDAHULUAN.

Gempa berkekuatan 7,9 skala richter tanggal 30 September 2009 yang terjadi di Kota Padang dan daerah lain di Sumatera Barat, telah menimbulkan kehilangan nyawa, kerusakan yang parah terhadap prasarana dan sarana pemerintahan, perekonomian, perumahan dan permukiman masyarakat. dan terganggunya kenormalan aktifitas kehidupan. Untuk itu maka diperlukan upaya pemulihan kembali melalui kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi yang dapat segera dilakukan secara sistematis, terorganisir dengan baik dan efektif. Upaya untuk menata dan memulihkan kembali kehidupan kota tersebut memerlukan pokok-pokok kebijakan dan rencana aksi darurat yang dapat dijadikan landasan untuk merencanakan dan membangun kembali Padang Kota Baru (Padang New City).

Dokumen ini menyajikan pokok-pokok kebijakan dan rencana aksi darurat ini mengidentifikasi kegiatan pokok rehabilitasi dan rekonstruksi yang perlu dilakukan dan kerangka untuk perubahan (revisi) skenario pengembangan kota Padang kedepan. Dalam kaitan ini beberapa dokumen perencanaan strategis (seperti

Rencana Tata Ruang Wilayah/RTRW dan Rencana

Pembangunan jangka Menengah/RPJM Kota ) perlu segera direvisi untuk merespon dampak bencana yang telah terjadi dan membangun kesiapan untuk merespon kemungkinan (tidak diharapkan) terjadinya kembali bencana dimasa depan. Dalam perspektif rencana aksi darurat (jangka pendek) dan memfasilitasi percepatan terlaksananya kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi maka penyusunan anggaran 2010 perlu ditinjau ulang. Ini artinya,

(2)

kebijakan umum anggaran (KUA) dan prioritas platform anggaran sementara (PPAS) untuk penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2010 perlu disesuaikan dengan substansi dokumen pokok-pokok kebijakan dan rencana aksi darurat ini.

Pokok-pokok kebijakan dan rencana aksi darurat ini diharapkan dapat menjadi landasan untuk membangun Kota Padang yang humanis, dinamis, nyaman, tertib dan sejahtera.

2 TUJUAN PERUMUSAN POKOK-POKOK KEBIJAKAN

DAN RENCANA DARURAT.

a. Sebagai acuan bagi Pemko untuk dapat segera melakukan (early respons) berbagai kegiatan/tindakan terkait rehabilitasi dan rekonstruksi Padang Kota Baru (Padang New City) .

b. Sebagai acuan untuk mengawal tindakan rehabilitasi dan rekonstruksi yang dilakukan pada bagian (a), berada dalam koridor dimensi pokok pembangunan Padang New City yang akan menjadi dasar revisi dokumen perencanaan strategis (RTRW dan RPJM).

c. Sebagai acuan keterlibatan berbagai pihak (baik pemerintah maupun non pemerintah) dalam pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi sehingga tidak kehilangan momentum untuk pengerahan sumberdaya.

d. Sebagai acuan untuk mengembangkan berbagai proposal untuk mengakses dana non-pemerintah, baik nasional maupun internasional.

e. Sebagai acuan untuk mengembangkan/membuat peta kebutuhan yang diperlukan untuk rehabilitasi dan rekonstruksi

Kota Padang dan mengidentifikasi sumber-sumber pemenuhan kebutuhan tersebut.

f. Sebagai acuan yang memudahkan calon donor untuk membantu sesuai dengan misi dan sumberdaya yang mereka miliki.

3 POKOK-POKOK KEBIJAKAN REHABILITASI DAN

REKONSTRUKSI KOTA PADANG.

Ada delapan pokok-pokok kebijakan rehabilitasi dan rekonstruksi Kota Padang, yaitu: (1) memindah pusat pemerintahan; (2) merevitalisasi Pasar Raya dan Pasar Satelit; (3) mereorganisasi jaringan transportasi kota; (4) menata kawasan pusat kota lama (Pondok, Muaro dan Pasa Gadang); (5) memulihkan sarana pendidikan dan kesehatan; (6) memulihkan rumah dan permukiman masyarakat; (7) memulihkan mental masyarakat; dan (8) meninjau ulang dan merevisi rencana tata ruang wilayah (RTRW) dan rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD).

3.1 MEMINDAHAN PUSAT PEMERINTAHAN DARI LOKASI SEKARANG KE LOKASI BARU.

Alasan Pemindahan:

 Berdasarkan analisi ilmiah peluang terjadinya gempa dengan kekuatan yang besar dan tsunami relatif tinggi.  Mengurangi konsentrasi massa dalam jangka waktu lama

di kawasan yang rentan terhadap dampak bencana.  Mendorong optimalisasi pemanfaatan ruang kota dan

(3)

Gambar: Struktur Pusat Pertumbuhan Kota Padang

Kriteria Kawasan Baru:

 Memenuhi kriteria fisik (topografi, hydrology, aksibilitas, daya dukung, stabilitas tanah, dampak lingkungan minimal dan keamanan).

 Sebaran penduduk dan pemukiman, sebaran sekolah, jenis tanah, arahan penggunaan tanah, kerawanan bencana dan jaringan transportasi.

 Ketersediaan lahan.

 Biaya dan resiko pemindahan.

 Persepsi terhadap lokasi pusat pemerintahan

(terkonsentrasi di satu areal atau terpencar). Calon Lokasi dan Penilaian Awal:

 Pilihan calon lokasi pusat pemerintahan cukup terbatas yakni: Air Pacah, Bukit Napa, Limau Manis, Bandar Buat, Gunung Sarik dan Lubuk Minturun.

 Penilaian awal:

- Lubuk Minturun dan Gunung Sarik dampak lingkungan berupa hilangnya lahan produktif (sawah) dan kemungkinan dampak lingkungan lainnya cukup besar.

- Limau Manis dan Bandar Buat sudah padat dan mengalami kemacetan pada jam tertentu. - Air Pacah, tersedia lahan milik Pemko sekitar 30

Ha, prasarana relatif sudah baik, berada di jalur utama Padang By Pass, dampak lingkungan masih perlu dikaji lebih lanjut dan biaya investasi relatif rendah.

- Bukit Napa, kemungkinan dampak lingkungan masih perlu dikaji dan memerlukan biaya investasi yang relatif besar untuk pembangunan jalan.

 Keputusan akhir tentang calon lokasi (setelah di-short list) perlu didasarkan atas penilaian sistematis terhadap berbagai indikator pokok pemilihan lokasi sebagai berikut:

- Biaya pembebasan lahan; - Biaya pematangan lahan; - Biaya pembuatan jalan;

- Biaya pembangunan infrastruktur (air, listrik, komunikasi);

- Biaya konstruksi fisik: fondasi, struktur, interior dan eksterior.

(4)

3.2 MEREVITALISASI PASAR RAYA DAN PASAR SATELIT.

 Mengidentifikasi pedagang yang berusaha di Pasar Raya (Pasar Inpres I, II, III, dan IV), mengikutkan mereka dalam perencanaan pembangunan kembali dan mendapat jaminan penempatan kembali pada lokasi yang dibangun baru.

 Mengupayakan pembiayaan pembangunan baru Pasar Raya dengan sumber pendanaan dari pedagang, pemerintah dan dan sumber pendanaan masyarakat lainnya sehingga harga ruang menjadi terjangkau bagi keberlanjutan bisnis pedagang yang ada.

 Menyiapkan format untuk mensinergikan kegiatan perdagangan antara pelaku besar, menengah dan kecil.  Merehabilitasi dan mengembangkan pasar raya menjadi

pasar rakyat modern.

 Membangun terminal angkot di pasar raya untuk meningkatkan dinamika perdagangan dan interaksi publik.

 Membangun dan mengembangkan pasar pasar satelit yang dilengkapi dengan terminal angkutan dalam kota (Siteba, Belimbing, Gaung, Bandar Buat, Ulak Karang, Simpang Haru, Indarung) dan antar kota (Lubuk Begalung dan Lubuk Buaya) untuk mengurangi kepadatan pasar raya dan menumbuhkan pusat ekonomi baru.

 Memfasilitasi pedagang pasar raya yang ingin merelokasi usahanya ke pasar satelit terdekat dengan tempat tinggal.

3.3 MEREORGANISASI JARINGAN TRANSPORTASI KOTA.

 Menata kembali jalur angkutan kota (bus kota dan mikrolet) yang ada sekarang untuk mendukung perkembangan dan penyebaran pusat pertumbuhan ekonomi.

 Menata manajemen, kepemilikan moda transportasi kota, dan kriteria kelayakan alat transportasi.

 Membuka jalur baru moda transportasi masif yang menggunakan bus way dan kereta rel listrik (monorail/skytrain) untuk jalur utama.

 Perlunya regulasi ulang tentang rute dan trayek angkutan kota, angkutan penumpang dan barang dengan mempertimbangkan butir-butir diatas.

3.4 MENATA KAWASAN PUSAT KOTA LAMA (Kawasan Pondok, Muaro dan Pasar Gadang).

 Merevitalisasi kawasan Padang Lama agar karakter kota lama dapat dipertahankan dan ditingkatkan.

 Membangun ruang publik untuk interaksi dan kehidupan masyarakat kota yang lebih baik dan menyenangkan.  Merevitalisasi kawasan Kota Lama agar lebih mempunyai

nilai ekonomis dan humanis.

 Mengembangkan pola kehidupan kota yang multikultural.  Mengembangkan pola kemitraan swasta dan pemerintah

(public private partnership) dalam membangun kembali prasarana bisnis skala menengah dan besar.

(5)

3.5 MEMULIHKAN PRASARANA DAN SARANA PENDIDIKAN DAN KESEHATAN.

 Membangun kembali prasarana dan sarana pendidikan dan kesehatan yang rusak dengan mengacu kepada standar kehandalan dan keselamatan manusia.

 Melakukan audit dan memastikan bahwa bangunan pendidikan dan kesehatan (sekolah/kampus/rumah sakit) yang ada adalah tempat yang aman dari akibat bencana.  Merelokasi prasarana pendidikan dan kesehatan yang

terbukti berdasarkan hasil audit berada di kawasan beresiko tinggi bencana ke lokasi yang lebih aman atau melengkapi dengan bangunan yang memenuhi standar kehandalan dan keselamatan manuasia.

 Mengupayakan bantuan khusus kepada lembaga pendidikan swasta yang bangunannya rusak (terutama TK, SD,SMP, SMA dan Perguruan Tinggi).

 Memberikan perhatian khusus kepada pembangunan kembali prasarana kesehatan di daerah pinggiran.

 Mengupayakan sumber pembiayaan non-pemerintah untuk pemulihan prasarana dan sarana pendidikan dan kesehatan.

3.6 MEMULIHKAN RUMAH MASYARAKAT DAN PRASARANA PEMUKIMAN.

 Menstimulasi, memfasilitasi, dan membantu

pembangunan dan perbaikan rumah masyarakat yang rusak karena gempa.

 Perbaikan regulasi tentang izin mendirikan bangunan.  Mendirikan pos pelayanan teknis konstruksi atau klinik

konstruksi.

 Sosialisasi manual tentang pembangunan rumah tahan gempa.

 Mendorong kearifan lokal, pemakaian material lokal dan daur ulang.

 Pemulihan dan Penyediaan air bersih dan fasilitas dasar lainnya yang belum berfungsi.

 Pelatihan tukang dan mandor.

3.7 MEMULIHKAN MENTAL MASYARAKAT DAN MITIGASI BENCANA.

 Pemulihan dari trauma (trauma healing) seperti belajar berkelompok, ceramah, pemutaran film, menggambar, permainan (games), rekreasi, olah raga, zikir bersama.  Meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kesiapan

masyarakat dalam menghadapi kemungkinan terjadinya bencana.

 Penyediaan fasilitas untuk mitigasi bencana, percepatan penyelesaian jalur evakuasi, bangunan tinggi evakuasi, daerah-daerah ketinggian (escape hill) dan lain-lain.  Memfungsikan pusat peringatan dini (early warning

system).

3.8 MENINJAU ULANG DAN MEREVISI RTRW DAN RPJMD.

 Mengidentifikasi perubahan mendasar dalam struktur dan pemanfaatan ruang kota, perubahan dinamika aktifitas

(6)

masyarakat terkait pemindahan pusat pemerintahan, pengembangan pusat ekonomi baru, reorganisasi jalur transportasi.

 Meninjau ulang dan mengidentifikasi aspek-aspek yang memerlukan penyesuaian dan revisi RTRW dan RPJMD.  Merevisi dan mengesahkan RTRW dan RPJMD sebagai

Perda.

4 RENCANA AKSI DARURAT.

Rencana aksi darurat mencakup kegiatan-kegiatan berikut:

4.1 Merevisi dan mempersiapkan dokumen-dokumen

anggaran, perencanaan dan mempersiapkan

sejumlah manual.

 Merevisi KUA dan PPAS tahun 2010.  Merevisi RTRW dan RPJMD.

 Menyusun Master Plan Pusat Pemerintahan Kota Padang.

 Menyusun Peta jalan (Roadmap) Pemulihan dan Pengembangan Ekonomi.

 Menyusun Rencana Induk Jaringan Transportasi Kota.

 Menyusun Master Plan dan Merevitalisasi Kawasan Pasar Raya.

 Menyusun Master Plan dan Merevitalisasi Kawasan Padang Lama.

 Menyusun Peta Jalan (Roadmap) dan

Melaksanakan Pemulihan Fasilitas Pendidikan dan kesehatan.

 Menyusun Manual dan Melaksanakan Pemulihan Mental Masyarakat Pasca Gempa.

 Menyusun Manual Capacity Building dan Pembangunan Rumah Korban Gempa.

4.2 Pemulihan Ekonomi Masyarakat.

 Memberikan bantuan bantuan input pertanian (bibit, pupuk, anak ikan, dll) untuk petani tanaman pangan dan perikanan korban gempa di Kecamatan Pauh, Kuranji, dan Koto Tangah.  Memberikan bantuan perbaikan prasarana

pertanian (irigasi, kolam ikan) kepada pelaku usahatani korban gempa di Kecamatan Pauh, Kuranji, dan Koto Tangah.

 Memberikan bantuan peralatan melaut kepada nelayan kecil korban gempa di Kecamatan Padang Utara, Padang Selatan dan Koto Tangah.

 Perbaikan jembatan yang digunakan oleh masyarakat miskin dalam mendukung kegiatan kehidupan mereka.

 Memberikan bantuan untuk perbaikan/perluasan daya tampung pasar-pasar satelit bagi pelaku usaha kecil (Pondok, Simpang Haru, dan Siteba).  Memberikan bantuan peralatan usaha bagi pelaku industri rumah tangga kecil (pembuat kerupuk, goreng pisang, tahu, dlsb). Memberikan pelatihan berusaha kepada masyarakat yang kehilangan pekerjaan karena rusaknya prasarana bisnis (spt. Karyawan hotel, supermaket dan bisnis lainnya).

(7)

4.3 Membangun Rumah “Sementara” untuk Korban Gempa. Menyusun

 Membangun rumah tempat tinggal sementara korban gempa dengan kriteria: miskin, punya

anak Balita/ada Manula, rumah rusak

berat/masih tinggal di tenda pada Keluruahan-kelurahan yang persentase rumah rusak berat lebih dari 22%.

 Merehabilitasi fasilitas umum pemukiman seperti: penyediaan air bersih komunal, sumur, sampah dan sanitasi umum.

 Memberikan pelatihan pertukangan pada

kelurahan-kelurahan yang persentase rumah rusak berat lebih dari 22%.

 Memberikan pelatihan penanganan bencana dan pengurangan resiko bencana bagi staf BPBD dan aparat kecamatan.

4.4 Merehabilitasi Fasilitas Pendidikan dan Kesehatan.

 Mengembangkan pelayanan mental (mental healing) di Puskesmas-puskesmas dengan prioritas pada Puskesmas yang melayani banyak korban.

 Membangun kit rekreasi di sekolah TK, SD dan pemukiman di kelurahan-kelurahan yang terkena dampak berat gempa.

 Membantu penyediaan peralatan dan obat-obatan dan rehabilitasi bangunan dimana diperlukan pada Puskesmas di Kelurahan yang melayani banyak korban.

 Membantu pembangunan kembali ruang belajar pada sekolah-sekolah swasta tingkat SD, SMP dan SMA/SMK.

 Membantu penyedian peralatan belajar mengajar pada sekolah-sekolah swasta tingkat SD, SMP dan SMA/SMK.

4.5 Memulihkan Kondisi Psikologis dan Meningkatkan

Kesiapan Menghadapi Bencana.

 Mempersiapkan manual dan melaksanakan aktifitas pemulihan mental msyarakat.

 Melaksanakan aktifitas yang dapat meningkatkan

pengetahuan, kesadaran dan kesiapan

masyarakat untuk menghadapi bencana.

4.6 Memberikan Dukungan kepada Pedagang Pasar Raya

untuk Melanjutkan Usaha Mereka.

 Menyediakan tempat berdagang sementara untuk pedagang yang bangunannya mengalami kerusakan.

 Memfasilitasi dan memberikan dukungan kepada pedagang yang ingin merelokasi tempat berdagangnya ke pasar satelit terdekat dengan tempat tinggalnya.

 Mengadopsi kebijakan dan memberikan

dukungan yang dapat membantu pedagang untuk meneruskan usaha mereka dalam situasi yang sulit pasca gempa.

(8)

5 Langkah-langkah kerja dan jadwal.

Langkah-langkah kerja dan jadwal pelaksanaan rencana aksi darurat diharapkan sudah dapat dimulai bulan Desember sampai dengan Mei 2010. Jadwal implementasi rehabilitasi dan rekonstruksi diharapkan sudah dapat diselesaikan sampai 2015.

Finalisasi Rencana Aksi

Darurat

• Jaring Aspirasi dan Konsultasi Publik

• Pengesahan Kesepakatan (MoU) Wako dan DPRD sebagai Landasan Aksi TA 2010. • Pelaksanaan Konstruksi (Pusat Pemerintahan, Revitalisasi Pasar Raya, Pasar

Satelit, Terminal, mulai Maret 2010)

Penyusunan Master Plan

•Pusat Pemerintahan

•Road Map Pemulihan dan Pengembangan Ekonomi

•Manual, Capacity Building dan Pembangunan Rumah Masyarakat korban Gempa. •Road Map Pemulihan Fasilitas Pendidikan dan Kesehatan.

•Rencana Induk Jaringan Transportasi Kota Padang •Revitalisasi Kawasan Pasar Raya. •Revitalisasi Kawasan Padang Lama

•Skenario Pemulihan Dini Mental Masyarakat Pasca Gempa.

Revisi RTRW & RPJM

• Pembuatan TOR • Revisi RTRW dan RPJM • Pembahasan Draft oleh DPRD • PERDA RTRW dan RPJM

Penyusunan Program Kerja

SKPD

• Revisi Renstra SKPD

• Penyusunan Renja yang Disesuaikan dengan RENSTRA • RKA dan RAPBD 2011

S/d 31 Desember 2009 2 Januari-30 Mei 2010 April -30 Mei 2010 2 Januari-April 2010

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Estimasi Pangsa

 Mempresentasikan hasil diskusi tentang tanggapan terhadap karya seni rupa terapan nusantara Tugas Mandiri Membuat gambar/likusan rumah adat/pakaian tradisional/peralatan

Sesuai fokus penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan pola matematika yang terdapat pada surat Al-Ashr, Al-Kautsar, dan An-Nashr ditinjau dari nomor

Penemuan isolat bakteri endofit yang cocok untuk perlakuan benih bawang merah dalam mengendalikan Xaa penyebab penyakit hawar daun bakteri dan informasi mengenai respon

technique can improve students’ writing ski ll in terms of: (a) developing the information/ ideas appropriate with the topic provided; (b) organizing a text; (c)

information on public participation in PPMK community empowerment in selected DKI Jakarta villages in Kampung Rawa village, Johar Baru (Central Jakarta); Kali Baru vil-

Pengaruh Penambahan Serbuk Kaca Pada Batako Sebagai Bahan Pembuat Dinding, Tugas Akhir Program Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara.. Medan: Universitas

Secara general, mashlahat ini seperti manfaat menurut lafal dan maknanya.Manfaat diartikan dengan lezat, baik dalam memperolehnya maupun dalam menjaga,