• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEYSNA BELLA OCTAVIA ROMBE ALLO NIM PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN. Oleh :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DEYSNA BELLA OCTAVIA ROMBE ALLO NIM PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN. Oleh :"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh :

DEYSNA BELLA OCTAVIA ROMBE ALLO NIM. 130500144

PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

S A M A R I N D A 2016

(2)

Oleh :

DEYSNA BELLA OCTAVIA ROMBE ALLO NIM. 130500144

Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

S A M A R I N D A 2016

(3)

Pembimbing,

Nuzula Elfa Rahma SP., M.Sc NIP. 19820713 201404 2 001

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Karya Ilmiah : Persepsi dan Partisipasi Masyarakat dalam Program Pengelolaan Sampah Terpadu 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle) Di Kelurahan Karang Asam Ulu RT. 08 Kota Samarinda.

Nama : Deysna Bella Octavia Rombe Allo NIM : 130500144

Program Studi : Manajemen Lingkungan Jurusan : Manajemen Pertanian

Menyetujui, Mengesahkan,

Ketua Program Studi Ketua Jurusan Manajemen Lingkungan Manajemen Pertanian,

Ir. Dadang Suprapto, MP Ir. M. Masrudy. MP NIP. 19620101 198803 1 003 NIP. 19600805 198803 1 003

Penguji II,

Ir. Dadang Suprapto, MP NIP. 19620101 198803 1 003 Penguji I,

Adi Supriadi, S.Hut ., M.Si NIP. 19751007 200812 1 001

(4)

ABSTRAK

DEYSNA BELLA OCTAVIA ROMBE ALLO. Persepsi Dan Partisipasi Masyarakat Dalam Mengelola Sampah Melalui Program Pengelolaan Sampah Terpadu 3R (Studi Kasus : Masyarakat RT. 08 Kelurahan Karang Asam Ulu Kota Samarinda) (dibawah bimbingan : NUZULA ELFA RAHMA).

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya menjaga kebersihan lingkungan disekitar RT. 08 Kelurahan Karang Asam Ulu serta persepsi dan partisipasi dari masyarakat.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui langsung persepsi masyarakat serta partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat terhadap program pengelolaan sampah terpadu 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah osbservasi dan wawancara langsung dilapangan, terhadap persepsi serta partisipasi masyarakat yang tinggal di RT. 08 Kelurahan Karang Asam Ulu RT. 08 Kota Samarinda.

Berdasarkan observasi dan wawancara langsung diketahui bahwa 100% masyarakat sangat paham mengenai program pengelolaan sampah terpadu 3R dan berdasarkan hasil kuisioner, sekitar 13 orang (65%) cukup sering mengikuti kerja bakti serta 5 orang (25%) dan hanya 2 orang atau 10% yang masih jarang mengikuti kerja bakti. Selain itu, 4 orang (20%) yang masih jarang membawa sampah ke tempat pembuangan sampah karena mereka beranggapan bahwa ada petugas yang bertugas membawa sampah yang telah mereka kumpulkan ke tempat pembuangan sampah sementara, 5 orang (25%) cukup sering, dan 13 orang atau 65% sering membawa sampahnya langsung ke tempat pembuangan sampah.

(5)

RIWAYAT HIDUP

Deysna Bella Octavia Rombe Allo, lahir pada 29 Oktober 1995 di Sanga-sanga Kalimantan Timur. sebagai anak pertama dari pasangan Apdulim Rombe Allo, Se dan Deicy Nancy Yaenne Mamesah. Setelah menempuh pendidikan formal di SD YPTH milik perusahaan Expand di Sanga-sanga, SD Khatolik WR. Soepratman Pasundan Samarinda dan SD Lanjutan advent di Manado Tahun 2002 sampai dengan 2007, SLTPN 1 Manado dan pada Tahun 2007 sampai dengan 2010 di SMP Negeri 3 Samarinda dan SMK Farmasi Samarinda pada Tahun 2010 sampai dengan 2013, penulis melanjutkan pendidikan tinggi D3 di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda pada tahun 2013 dengan program Studi Manajemen Lingkungan Jurusan Manajemen Pertanian sampai dengan sekarang. Dan telah mengikuti praktik kerja lapang selama 2 bulan terhitung dari bulan Maret sampai dengan bulan April 2016 di Wilmar Plantation Limited PT. Mustika Sembuluh Estate 1 Central Kalimantan Project (CKP) di Jalan Jenderal Sudirman KM. 62 Kecamatan Mentawa Baru Kabupaten Kotawaringin Timur Sampit-Pangkalan Bun Provinsi Kalimantan Tengah. Dengan ketekunan, motivasi tinggi untuk terus belajar dan berusaha, penulis telah berhasil menyelesaikan pengerjaan tugas akhiri ini.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah berjudul Persepsi dan partisipasi Masyarakat Dalam Program Pengelolaan Sampah Terpadu 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle) Di Kelurahan Karang Asam Ulu Kota Samarinda. Karya Ilmiah ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Manajemen Lingkungan, Jurusan Manajemen Pertanian, Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

Dalam penyusunan laporan ini banyak pihak yang langsung atau tidak langsung telah membantu dan tidak bisa kami sebutkan semuanya disini, penulis menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Keluarga tercinta, Ayah, Ibu, dan Saudara untuk doa dan telah memberi dukungan baik materi maupun moril kepada penulis.

2. Ibu Nuzula Elfa Rahma SP., M.Sc selaku Dosen Pembimbing.

3. Masyarakat RT. 08 Kelurahan Karang Asam Ulu yang telah membantu penulis selama menyelesaikan penelitian

4. Bapak Adi Supriadi, S.Hut., M.Si selaku Dosen Penguji satu. 5. Bapak Ir. Dadang Suprapto, MP selaku Dosen Penguji dua.

6. Bapak Ir. Dadang Suprapto, MP. selaku Ketua Program Studi Manajemen Lingkungan

7. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar di Program Studi Manajemen Lingkungan. 8. Rekan-rekan mahasiswa/mahasiswi angkatan 2013 yang telah banyak

(7)

9. Seluruh pihak yang membantu penulis selama menyelesaikan karya ilmiah ini.

10. Bapak Ir. M. Masrudy, MP. Selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian. 11. Bapak Ir.Hasanudin, MP. Selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri

Samarinda.

Penulis menyadari bahwa Karya Ilmiah ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu, saran yang bersifat membangun penulis terima dengan senang hati. Akhirnya penulis berharap semoga Karya Ilmiah ini bermanfaat untuk kita semua.

Kampus Gunung Panjang, 2016

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix DAFTAR LAMPIRAN... xi I. PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Tujuan Penelitian ... 2 C. Hasil Penelitian ... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 3

A. Sampah Rumah Tangga. ... 3

B. Pengelolaan Sampah... 4

C. Partisipasi Masyarakat ... 8

D. Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah ... 9

E. Persepsi Masyarakat Terhadap Pengelolaan Sampah ... 10

III. METODE PENELITIAN ... 16

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 15

B. Alat dan Bahan Penelitian ... 15

C. Jenis dan Sumber Data ... 16

D. Prosedur Kerja ... 16

E. Pengolahan Data ... 19

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 16

A. Hasil ... 22

B. Pembahasan ... 37

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 35

A. Kesimpulan ... 40

B. Saran ... 41 DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Tubuh Utama Halaman

1. Nilai Rataan Jawaban Berdasarkan Kriteria Penilaian... 20

2. Identitas Data 20 Responden Masyarakat Kelurahan Karang Asam Ulu RT. 08 Kota Samarinda. ... 23

3. Perhitungan Nilai Jawaban Masing-masing Responden ... 24

4. Total Penilaian Atas Jawaban Responden ... 24

5. Persentase Penilaian Responden Terhadap Adanya Program Pengelolaan Sampah Terpadu 3R. ... 25

6. Kisaran Umur Responden ... 26

7. Tingkat Pendidikan Responden ... 26

(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Tubuh Utama Halaman 1. Bagan Prosedur Kerja Penelitian ...

2. Grafik Sampah Rumah Tangga Perlu Dikelola Setiap Hari ... 26

3. Grafik Sampah Rumah Tangga Yang Dibiarkan Menumpuk Dapat Menimbulkan Dampak Buruk Bagi Lingkungan ... 26

4. Grafik Sampah Organik Dan Sampah Anorganik Harus Dipilah Sebelum Dibuang Ke Tempat Sampah. ... 27

5. Grafik Pengolahan Sampah Rumah Tangga Menjadi Kompos Memberikan Manfaat Bagi Masyarakat ... 27

6. Grafik Sampah Yang Masih Bisa Dapat Dipakai Sebaiknya Dimanfaatkan Kembali ... 28

7. Grafik Pemindahan Sampah Ke Tempat Pembuangan Sampah Sementara Penting Dilakukan Agar Tidak Terjadi Penumpukkan Sampah Rumah Tangga ... 28

8. Grafik Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Mudah Dilakukan.. ... 29

9. Grafik Pengelolaan Sampah Dengan Prinsip 3R (Reuse, Reduce Recycle) Merupakan Cara yang Efisien Dalam Mengatasi Masalah Mengenai Sampah Rumah Tangga ... 29

10. Grafik Pembayaran Biaya Retribusi Untuk Fasilitas Pengelolaan Sampah Perlu Dilakukan Secara Rutin ... 30

11. Grafik Memilah Sampah Organik Dan Anorganik ... 30

12. Grafik Membawa Wadah Sendiri Ketika Berbelanja ... 31

13. Grafik Menghemat Penggunaan Plastik ... 31

14. Grafik Memanfaatkan Kembali Botol Atau Kaleng Yang Masih Dapat Digunakan. ... 32

15. Grafik Membawa Sampah Ke Tempat Pembuangan Sementara ... 32

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran Halaman

1. Peta Lokasi Penelitian Kelurahan Karang Asam Ulu ... 51

2. Persiapan Kuisioner ... 51

3. Lingkungan RT. 08 Kelurahan Karang Asam Ulu. ... 52

4. Wawancara Masyarakat RT. 08 Kelurahan Karang Asam Ulu Kota Samarinda ... 52

5. Kantor Kelurahan Karang Asam Ulu Kota Samarinda ... 53

6. Rumah Ketua RT. 08 Kelurahan Karang Asam Ulu. ... 53

7. Pengambilan Dokumentasi. ... 54

8. Cara Perhitungan Hasil Rataan Jawaban Responden dan Perhitungan Presentase Jawaban Responden ... 55

(12)

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Sampai sekarang sampah masih menjadi permasalahan yang belum terpecahkan oleh bangsa ini. Sampah menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan hidup di Indonesia. Bila tidak dikelola dengan baik, beberapa tahun mendatang sekitar 250 Juta rakyat Indonesia akan hidup bersama tumpukan sampah. Kementerian Lingkungan hidup mencatat rata-rata penduduk Indonesia menghasilkan sekitar 2,5 liter sampah per hari atau 625 juta liter dari jumlah total penduduk. Kondisi ini akan terus bertambah sesuai dengan kondisi lingkungannya (Slamet, 2004).

Menurut Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) memperkirakan, Indonesia membutuhkan sekitar 122 tempat sampah sebesar Gelora Bung Karno (GBK) setiap tahun untuk menampung sampah yang tidak terangkut.

Direktur Perumahan dan Pemukiman Bappenas Nugroho, mengatakan, volume sampah di Indonesia sekitar 1 juta meter kubik setiap hari, namun baru 42% di antaranya yang te rangkut dan diolah dengan baik. Jadi, sampah yang tidak diangkut setiap harinya sekitar 348.000 meter titik atau sekitar 300.000 ton.

Sampah merupakan bahan yang terbuang atau dibuang dari hasil aktifitas manusia maupun proses alam yang masih belum memiliki nilai ekonomi. Berdasarkan sumbernya, sampah dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu sampah domestik dan sampah non domestik. Sampah domestik memberikan kontribusi yang besar terhadap jumlah sampah yang masuk ke TPA. Penghasil sampah domestik terbesar adalah rumah tangga, yang terdiri dari sampah

(13)

organik dan sampah anorganik. Dampak pencampuran antara sampah organik dan sampah anorganik sangat berbahaya, oleh karena itu teknik pengelolaan sampah yang efektif, ramah lingkungan dan kesehatan perlu digali mengingat peningkatan jumlah sampah berbanding lurus dengan peningkatan jumlah penduduk (E. Colink, 1989).

2. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui langsung persepsi masyarakat serta partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat terhadap program pengelolaan sampah terpadu 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle).

3. Hasil Penelitian

Adapun hasil yang diharapkan adalah untuk menambah wawasan tentang bagaimana caranya mengelolaan sampah melalui program pengelolaan sampah terpadu 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle).di RT. 08 Kelurahan Karang Asam Ulu Kota Samarinda.

(14)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Sampah Rumah Tangga

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga, yang dimaksud dengan sampah rumah tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan sehari -hari dalam rumah tangga yang tidak termasuk tinja dan sampah spesifik. Sampah rumah tangga pertama-tama dapat dikelola dengan cara dipilah. Pemilahan yang dimaksud adalah kegiatan mengelompokkan sampah menjadi sedikitnya lima jenis sampah yang terdiri atas:

1. Sampah yang mengandung bahan berbahaya 2. Sampah yang mudah terurai

3. Sampah yang dapat digunakan kembali 4. Sampah yang dapat didaur ulang

Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 ini diharapkan dapat mewujudkan pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan.Pengelolaan sampah rumah tangga diharapkan bertumpu pada penerapan 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle). dalam rangka penghematan sumber daya alam, penghematan energi, pengembangan energi alternatif dari pengolahan sampah, perlindungan lingkungan, dan pengendalian pencemaran (Aboejoewono, 1985).

Sampah yang sering dihasilkan oleh rumah tangga berupa sampah sisa makanan, sampah kertas, sampah botol bekas, sampah kemasan, dan sampah plastik.Berdasarkan sifatnya, sampah sisa makanan dan sampah kertas dapat digolongkan menjadi sampah organik karena sampah-sampah tersebut dapat terdegradasi secara alami dalam waktu yang relatif singkat.Sedangkan sampah

(15)

seperti botol bekas, kemasan, dan plastik adalah sampah yang sulit terurai secara alami sehingga membutuhkan waktu yang sangat lama untuk dapat didegradasi (Nurhidayat, 2010).

B. Pengelolaan Sampah

Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (UUPS), yang dimaksud dengan sampah adalah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Sampah yang merupakan sisa dari kegiatan manusia harus dikelola agar tidak menimbulkan pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan. Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah (Aboejoewono, 1985).

Pengurangan sampah yang dimaksud dalam UUPS meliputi kegiatan pembatasan timbulan sampah, pendauran ulang sampah, dan pemanfaatan kembali sampah. Untuk dapat mewujudkan kegiatan-kegiatan ini, masyarakat dan para pelaku usaha dalam melaksanakan kegiatannya diharapkan dapat menggunakan bahan yang menimbulkan sampah sedikit mungkin, dapat digunakan kembali, dapat didaur ulang, dan mudah diurai oleh proses alam. Penanganan sampah yang dimaksud dalam UUPS adalah kegiatan yang diawali dengan pemilahan dalam bentuk pengelompokkan dan pemisahan sampah sesuai dengan jenis, jumlah, dan sifat sampah. Langkah selanjutnya adalah pengumpulan dan pemindahan sampah dari sumber sampah ke tempat penampungan sementara, dan pengangkutan sampah dari tempat p enampungan sampah sementara menuju ke tempat pemprosesan akhir. Kemudian sampah yang telah terkumpul di tempat pemrosesan akhir dikelola dengan cara mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah dan/atau diproses untuk

(16)

mengembalikan hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman (Aboejoewono, 1985).

Secara umum pengelolaan sampah di perkotaan dilakukan melalui 3 tahapan kegiatan, yakni pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan akhir. menggambarkan secara sederhana tahapan-tahapan dari proses kegiatan dalam pengelolaan sampah sebagai ialah:

1. Pengumpulan, diartikan sebagai pengelolaan sampah dari tempat asalnya sampai ke tempat pembuangan sementara sebelum menuju tahapan berikutnya. Pada tahapan ini digunakan sarana bantuan berupa tong sampah, bak sampah, peti kemas sampah, gerobak dorong, atau tempat pembuangan sementara. Untuk melakukan pengumpulan, umumnya melibatkan sejumlah tenaga yang mengumpulkan sampah setiap periode waktu tertentu;

2. Pengangkutan, yaitu mengangkut sampah dengan menggunakan sarana bantuan berupa alat transportasi tertentu ke tempat pembuangan akhir/pengolahan. Pada tahapan ini juga melibatkan tenaga yang pada periode waktu tertentu mengangkut sampah dari tempat pembuangan sementara ke tempat pembuangan akhir (TPA);

3. Pembuangan akhir, di mana sampah akan mengalami pemrosesan baik secara fisik, kimia maupun biologis hingga tuntas penyelesaian seluruh proses (Aboejoewono, 1985).

Menurut, paradigma baru dalam pengelolaan sampah lebih menekankan pada pengurangan sampah dari sumber untuk mengurangi jumlah timbulan sampah serta mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan dari sampah. Maka dari itu, prinsip 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle).sejalan dengan pengelolaan

(17)

sampah yang menitikberatkan pada pengurangan sampah dari sumbernya (Yolarita, 2011)

Prinsip 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle). dapat diuraikan sebagai berikut:

a) Prinsip pertama adalah reduce atau reduksi sampah, yaitu upaya untuk mengurangi timbulan sampah di lingkungan sumber dan bahkan dapat dilakukan sejak sebelum sampah dihasilkan. Setiap sumber dapat melakukan upaya reduksi sampah dengan cara mengubah pola hidup konsumtif, yaitu perubahan kebiasaan dari yang boros dan menghasilkan banyak sampah menjadi hemat/efisien dan hanya menghasilkan sedikit sampah.

b) Prinsip kedua adalah reuse yang berarti menggunakan kembali bahan atau material agar tidak menjadi sampah (tanpa melalui proses pengolahan), seperti menggunakan kertas bolak balik, menggunakan kembali botol bekas minuman untuk tempat air, dan lain-lain. Dengan demikian reuseakan memperpanjang usia penggunaan barang melalui perawatan dan pemanfaatan kembali barang secara langsung.

c) Prinsip ke tiga adalah recycle yang berarti mendaur ulang suatu bahan yang sudah tidak berguna menjadi bahan lain atau barang yang baru setelah melalui proses pengolahan. Beberapa sampah dapat didaur ulang secara langsung oleh masyarakat dengan menggunakan teknologi dan alat yang sederhana, seperti mengolah sisa kain perca menjadi selimut, kain lap, keset kaki dan sebagainya, atau sampah dapur yang berupa sisa-sisa makanan untuk dijadikan kompos (Departemen Pekerjaan Umum, 2007).

Sistem pengelolaan sampah yang selama ini diterapkan di Indonesia adalah dikumpulkan, ditampung di Tempat Penampungan Sementara (TPS) dan

(18)

akhirnya dibuang ke tempat penampungan akhir (TPA).Pola operasional konvensional ini dapat menyebabkan terjadinya penumpukan sampah di rumah tangga, TPS dan TPA. Oleh karena itu, prinsip 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle). yang diterapkan langsung mulai dari sumber sampah menjadi sangat penting karena dapat membantu mempermudah proses pegelolaan sampah. Pemilahan sampah yang dilakukan sebagai bagian dari penerapan 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle). akan mempermudah teknik pengolahan sampah selanjutnya. Kegiatan pemilahan sampah memiliki keuntungan yaitu efisiensi sampah menjadi bentuk baru yang lebih bermanfaat. Keuntungan lain dari kegiatain ini adalah dapat memangkas biaya petugas dan transportasi pengangkut sampah serta mengurangi beban TPA dalam menampung sampah (Yolarita, 2011).

Dari beberapa pengertian yang telah dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan sampah merupakan kegiatan bert ahap yang pada dasarnya dilakukan untuk mengolah sampah agar dapat diproses menjadi bentuk lain yang memberikan manfaat dan tidak berbahaya bagi lingkungan. Pengelolaan sampah yang dimaksud pada penelitian ini adalah kegiatan pengelolaan sampah yang dilakukan pada tingkat rumah tangga, berupa pengurangan pemakaian bahan yang sulit terurai, pemilahan sampah, pemindahan sampah dari sumber sampah ke tempat penampungan sementara, pemanfaatan kembali sampah, serta kegiatan kebersihan seperti gotong royong untuk kerja bakti di lingkungan tempat tinggal (Yolarita, 2011).

(19)

C. Partisipasi Masyarakat

Partisipasi masyarakat adalah keterlibatan masyarakat dalam menentukan arah, strategi dalam kebijakan kegiatan, memikul beban dalam pelaksanaan kegiatan, dan memetik hasil dan manfaat kegiatan secara merata. Partisipasi juga berarti memberi sumbangan dan turut serta menentukan arah atau tujuan yang akan dicapai, yang lebih ditekankan pada hak dan kewajiban bagi setiap orang, partisipasi berarti memberi sumbangan dan turut serta menentukan arah dan tujuan pembangunan, yang ditekankan bahwa partisipasi adalah hak dan kewajiban bagi setiap masyarakat (Koentjaraningrat, 1991).

Menjelaskan bahwa partisipasi masyarakat sering diartikan sebagai keikutsertaan, keterlibatan dan kesamaan anggota masyarakat dalam suatu kegiatan tertentu baik secara langsung maupun tidak langsung, sejak dari gagasan, perumusan kebijakan, pelaksanaan program dan evaluasi. Partisipasi secara langsung berarti anggota masyarakat ikut memberikan bantuan tenaga dalam kegiatan yang dilaksanakan, sedangkan partisipasi tidak langsung dapat berupa sumbangan pemikiran, pendanaan, dan material yang diperlukan (Alfiandra, 2009)

Partisipasi masyarakat memiliki hubungan yang erat antara individu satu dengan individu yang lain atau sebaliknya, terdapat hubungan yang bersifat timbal balik dan saling mempengaruhi. Hubungan tersebut terdapat di antara individu dengan individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok. Pada umumnya, dapat dikatakan bahwa tanpa partisipasi masyarakat maka setiap kegiatan pembangunan akan kurang berhasil (Walgito, 1999).

(20)

D. Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah

Dalam konteks pengelolaan sampah, partisipasi masyarakat dapat berupa pemilahan antara sampah organik dan sampah anorganik dalam proses pewadahan, atau melalui pembuatan kompos dalam skala keluarga dan mengurangi penggunaan barang yang tidak mudah terurai. Konsep partisipasi dapat diukur melalui tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap pemanfaatan. Bila dikaitkan dengan pengelolaan sampah, maka partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah tidak hanya dilihat dari ikut sertanya masyarakat dalam proses pelaksanaan mengelola sampah, tetapi juga ikut serta menjadi anggota organisasi yang berkaitan dengan masalah sampah yang berperan dalam merencanakan sistem pengelolaan sampah yang baik (Yolarita, 2011).

Menambahkan bahwa partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah dapat berupa partisipasi secara tidak langsung. Yang dimaksud dengan partisipasi tidak langsung ini adalah keterlibatan masyarakat dalam masalah keuangan, yaitu partisipasi dalam pengelolaan sampah dengan cara melakukan pembayaran retribusi pelayanan persampahan melalui dinas terkait yang secara langsung memberikan pelayanan dalam kebersihan. Salah satu bentuk partisipasi terhadap pengelolaan sampah juga dapat dilihat dari kesediaan membayar (willingness to pay) untuk peningkatan fasilitas pengelolaan sampah agar kebersihan dan kualitas lingkungan tetap terjaga (Yolarita, 2011).

Dari berbagai penjelasan yang telah dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah merupakan keterlibatan masyarakat secara langsung maupun tidak langsung dalam upaya mengelola sampah menjadi suatu benda lain yang memilki

(21)

manfaat. Banyak cara yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengelolaan sampah, baik dalam bentuk sumbangan tenaga, ide, pikiran, maupun materi. Partisipasi merupakan modal yang penting bagi program pengelolaan sampah untuk dapat berhasil mengatasi permasalahan mengenai sampah rumah tangga yang banyak terdapat di lingkungan ma syarakat, terutama di perkotaan (Yolarita, 2011).

Pada penelitian ini, partisipasi masyarakat dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu partisipasi secara langsung dan partisipasi secara tidak langsung.Partisipasi secara langsung berupa pengurangan pemakaian bahan yang sulit terurai, pemilahan sampah, pemindahan sampah dari sumber sampah ke tempat penampungan sementara, pemanfaatan kembali sampah, serta kegiatan kebersihan seperti gotong royong untuk kerja bakti di lingkungan tempat tinggal.Partisipasi secara tidak langsung dapat berupa pembayaran retribusi sampah, mengikuti penyuluhan/pelatihan mengenai pengelolaan sampah, dan pemberian saran/kritik kepada RT/RW terkait sistem pengelolaan sampah masyarakat (Yolarita, 2011).

E. Persepsi Masyarakat terhadap Pengelolaan Sampah

Persepsi merupakan salah satu aspek psikologis yang penting bagi manusia dalam merespon kehadiran berbagai aspek dan gejala di sekitarnya.Persepsi mengandung pengertian yang sangat luas. Berbagai ahli telah memberikan definisi yang beragam tentang persepsi, walaupun pada prinsipnya mengandung makna yang sama. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, persepsi adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu dan merupakan proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya (Krech dan Cruthcfield, 1997).

(22)

Persepsi pada dasarnya menyangkut proses informasi pada diri seseorang dalam hubungannya dengan objek stimulus. Dengan demikian persepsi merupakan gambaran arti atau interprestasi yang bersifat subjektif, artinya persepsi sangat bergantung pada kemampuan dan keadaan diri yang bersangkutan. Dalam kamus psikologi persepsi diartikan sebagai proses pengamatan seseorang terhadap segala sesuatu di lingkungannya dengan menggunakan indera yang dimilikinya, sehingga menjadi sadar terhadap segala sesuatu yang ada di lingkungan tersebut (Krech dan Cruthcfield, 1997).

Perbedaan persepsi bisa terjadi karena terdapat empat prinsip dasar dalam proses pembentukan persepsi, yaitu:

1. Persepsi dipengaruhi oleh karakteristik orang yang memberikan respons pada stimuli yang diterima. Artinya seseorang akan memberikan sesuatu arti tertentu terhadap stimulus yang dihadapinya, walaupun arti dan maksud stimulus tidak sesuai dengan arti persepsi orang tersebut

2. Persepsi bersifat selektif secara fungsional, di mana seseorang dalam mempersepsikan suatu stimulus melalui proses pemilihan

3. Persepsi yang selalu diorganisasikan dan diberi arti memiliki suatu medan kesadaran yang memberi struktur terhadap gambaran yang muncul kemudian. Di samping itu, keadaan lingkungan sosial seseorang akan mempengaruhi proses pembentukan persepsi

4. Persepsi ditentukan oleh sifat-sifat struktur secara keseluruhan. Jika individu dianggap sebagai anggota kelompok, semua sifat individu yang berkaitan dengan sifat kelompok dipengaruhi oleh keanggotaan kelompoknya melalui pembauran (Krech dan Cruthcfield, 1997).

(23)

Persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungan, baik melalui penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman (Sarwono, 1999). Sarwono (1999) menjelaskan bahwa persepsi seseorang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu, seperti jenis kelamin, perbedaan generasi (usia), tingkat pendidikan, dan tingkat pengetahuan. Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari lingkungan di luar yang mempengaruhi persepsi seseorang, seperti lingkungan sosial budaya, interaksi antar individu, dan media komunikasi di mana seseorang memperoleh informasi tentang sesuatu (Sarwono, 1999).

Persepsi adalah suatu pandangan yang diberikan oleh seseorang terhadap suatu objek, gejala maupun peristiwa, yang dilakukan individu yang bersangkutan secara sengaja dengan cara menghubungkan objek, gejala atau peristiwa tersebut dengan pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan, pengalaman, sistem kepercayaan, adat istiadat yang dimilikinya. Persepsi seseorang terhadap lingkunganya merupakan faktor penting karena akan berlanjut dalam menentukan tindakan individu tersebut. Persepsi yang benar terhadap suatu obyek diperlukan, karena persepsi merupakan dasar pembentukan sikap dan perilaku ( Asngari, 1984).

Tinjauan terhadap konsep persepsi, khususnya untuk objek-objek lingkungan dapat dikaji melalui dua pendekatan, yaitu

a) melalui pendekatan konvensional.

(24)

Hubungan manusia dengan lingkungan merupakan titik tolak dan merupakan sumber informasi sehingga individu menjadi seorang pengambil keputusan. Keputusan inilah yang pada akhirnya menentukan tindakan dari seorang individu terhadap lingkungannya. Berasal dari pemahaman ini, persepsi terhadap lingkungan sebagai gambaran, pemahaman atau pandangan individu dalam memelihara kebersihan lingkungan yang berkenaan dengan segenap unsur yang terdapat dalam lingkungan, khususnya yang menyangkut limbah rumah tangga (Asngari, 1984).

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat dalam konteks pengelolaan sampah merupakan pendangan masyarakat mengenai pentingnya pengelolaan sampah, yang kemudian mendorong perilaku masyarakat dalam mengelola sampah agar kebersihan lingkungan dapat terus terjaga. Persepsi masyarakat menjadi salah satu penentu tingkat partisipasi masyarakat karena persepsi merupakan proses psikologis yang tidak terlepas dari di ri masing-masing individu yang berfungsi membentuk sikap dan menentukan keputusan untuk bertindak. Apabila persepsi masyarakat terhadap pengelolaan sampah baik, maka partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah akan meningkat (Asngari, 1984)

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat berasal dari dalam diri individu dan hubungannya dengan lingkungan di mana ia tinggal. Faktor yang berasal dari dalam individu berupa usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan, pengetahuan dan pegalaman. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan pengetahuan adalah pengetahuan masyarakat tentang cara mengelola sampah, sedangkan pengalaman adalah apa yang pernah di alami pada masa lalu yang berkaitan dengan pengelolaan sampah, seperti

(25)

proses pembelajaran cara-cara mengolah sampah pada suatu penyuluhan ataupun praktik pengelolaan sampah yang sudah pernah dilakukan oleh masyarakat. Faktor yang berasal dari lingkungan eksternal individu berupa hubungan individu tersebut terhadap lingkungan sosialnya, dalam hal ini berupa pemerintah/tokoh masyarakat yang berperan untuk menyebarluaskan informasi mengenai pengelolaan sampah. Selain itu, sarana dan prasarana yang tersedia juga memberi pengaruh kepada persepsi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengelolaan sampah (Gugun Gunawan, 2007).

(26)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di RT 08 Kelurahan Karang Asam Ulu Kota Samarinda. Daerah ini merupakan kawasan percontohan untuk program 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle). Oleh karena itu, lokasi ini dianggap representatif untuk mempelajari persepsi dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan terhitung dari bulan Mei hingga Juli 2016. Meliputi Kegiatan antara lain persiapan penelitian, pengambilan data hingga penulisan laporan karya ilmiah.

B. Alat dan Bahan yang digunakan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah meliputi:

1. Kamera, digunakan untuk mendokumentasikan kejadian-kejadian penting selama proses penelitian berlangsung.

2. Alat tulis menulis, digunakan untuk mencatat segala informasi penting berkaitan dengan judul penelitian.

3. Laptop dan printer, untuk membuat laporan karya ilmiah.

Sedangkan bahan penelitian yang digunakan adalah lembaran kuisioner sebagai acuan dalam menggali materi penelitian.

C. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder.

1. Data primer diperoleh dari responden melalui kuisioner dan wawancara langsung. Unit responden adalah masyarakat RT. 08 terdiri dari laki-laki dan perempuan, responden, dipilih secara acak .

(27)

2. Data sekunder diperoleh dari laporan-laporan, dokumen-dokumen dan refrensi lain yang terkait dengan topik penelitian.

D. Prosedur Kerja 1. Studi Literatur

Pengumpulan referensi yang terkait dengan penelitian ini seperti referensi tentang persepsi dan partisipasi masyarakat tentang mengelolah sampah melalui programpengelolaan sampah terpadu 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle).

2. Perijinan dan AdministrasI

Mengurus surat rekomendasi yang diperlukan untuk pelaksanaan penelitian.

3. Orientasi lapangan

Orientasi lapangan ini dilakukan untuk mengetahui wilayah studi tempat penelitian ini akan dilaksanakan, termasuk di dalamnya melakukan diskusi dengan pihak-pihak terkait

4. Persiapan alat dan bahan

Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk melakukan penelitian.

5. Pembuatan daftar pertanyaan

Menyusun kuesioner sesuai kebutuhan dari topik penelitian dengan membuat daftar pertanyaan sebanyak 15 pertanyaan.

6. Pengumpulan data

Pengumpulan data terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil kuesioner dan wawancara langsung dengan responden sebanyak 20 responden yang merupakan kepala keluarga suami

(28)

maupun istri. Data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen dan referensi terkait topik penelitian.

7. Analisis data

Data diolah dan dianalisi secara deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. penelitian kualitatif dan kuantitatif adalah:

a. Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah dari pada melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi.

b. Penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara acak, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2012).

Untuk mendapatkan hasil deskriptif presentase adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

F

P = X 100%

N

Keterangan:

P : Presentase Nilai yang Dicari F : Frekuensi Jawaban Responden N : Jumlah Responden

(29)

Penghitungan deskriptif presentase ini mempunyai langkah-langkah sebagai berikut:

a. Pengecekan atau pengoreksian data yang telah terkumpul, tujuannya untuk menghilangkan kesalahan-kesalahan yang terdapat pada pencatatan dilapangan.

b. Menghitung frekuensi jawaban responden dalam tiap pertanyaan. c. Jumlah responden keseluruhan

d. Masukkan data ke dalam rumus (Sudjana. D, 2001). 8. Penyusunan laporan penelitian.

Penyusunan Laporan penelitian pada akhir penelitian setelah semua data yang diperlukan dalam penelitian telah terkumpul.

E. Pengolahan Data

1. Data yang telah dikumpulkan menggunakan kuesioner akan diolah kemudian dipresentasikan, diklasifikasikan, kemudian ditabulasikan, selanjutnya data secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif,

Adapun bagan prosedur kerja dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini:

(30)

Studi Literatur

Perijinan dan Administasi

Orientasi Lapangan

Persiapan Alat dan Bahan

Pembuatan Daftar Pertanyaan

Pengumpulan Data

Analisis Data

Penyusunan Laporan Penelitian

Gambar 1. Bagan Prosedur Kerja Penelitian.

2. Hasil jawaban dari 20 responden dilakukan penghitungan dengan menjumlah semua nilai hasil responden, yang dilanjutkan dengan menghitung rata-ratanya.

3. Hasil nilai rataan jawaban dari semua responden dinilai berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditetapkan oleh Hafizianor (2010), pada Tabel. 1 berikut :

(31)

Tabel 1. Nilai rataan jawaban berdasarkan kriteria penilaian. Rataan nilai jawaban Kriteria/status penilaian

2,01 3,0 Sangat paham

1,01 2,0 Paham

0,1 1,0 Tidak paham

Menurut Hafizianor (2010), untuk menilai persepsi masing-masing responden kedalam kriteria/status penilaian digunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

Keterangan:

= Rataan nilai berdasarkan jawaban responden = Total nilai jawaban responden

n = Jumlah Pertanyaan

4. Dihitung persentase responden untuk masing-masing kriteria penelian Hafizioanor (2010) menjelaskan bahwa yang digunakan adalah rumus sebagai berikut:

% X =

x 100% Keterangan:

% X = Presentase kriteria

X = Jumlah responden yang masuk dalam kriteria n = Jumlah Pertanyaan

(32)

5. Melakukan penilaian berdasarkan hasil perhitungan persentase jawaban responden

(33)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil

1. Gambaran Umum Daerah Penelitian

Kelurahan Karang Asam Ulu merupakan salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan Sungai Kunjang Kota Samarinda. Berdasarkan letak administrasinya kelurahan Karang Asam Ulu memiliki batas wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara : Kelurahan Karang Asam Ilir b. Sebelah Selatan : Sungai Mahakam

c. Sebelah Barat : Kelurahan Loa Bakung d. Sebelah Timur : Sungai Mahakam

Kelurahan Karang Asam Ulu memiliki luas 69,23 km² dengan jumlah penduduk 126.302 jiwa pada tahun 2013 dengan kurang lebih 7 kelurahan yang berada di wilayah kecamatan Sungai Kunjang, yaitu Kelurahan Loa Buah, Loa Bakung, Karang Asam Ilir, Teluk Lerong Ulu, Lok Bahu, dan Karang Anyar.

Kelurahan Karang Asam Ulu Khususnya RT. 08 merupakan salah satu RT yang berada di Kelurahan Karang Asam Ulu dengan kepala keluarga sebanyak 83 dengan jumlah keseluruhan 281 warga yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 281 warga dan perempuan berjumlah 90 orang. RT. 08 berada tepat dibelakang kantor Kelurahan Karang Asam Ulu.

2. Data Pokok

Data yang diperoleh dari penelitian yang dilaksanakan di pemukiman sekitar Karang Asam, khususnya masyarakat RT 08 Kelurahan Karang Asam Ulu Kota Samarinda 3 bulan terhitung dari awal Mei hingga Juli 2016.

(34)

Berikut identitas responden penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3. Sedangkan perhitungan nilai masing-masing jawaban responden dapat dilihat pada tabel 4. Dan total penilaian atas jawaban ditampilkan pada tabel 5.

Tabel 2. Identitas Data 20 Responden Masyarakat Kelurahan Karang Asam Ulu RT. 08 Kota Samarinda.

No Kelamin Jenis Kelamin Jenis Umur Pendidikan Pekerjaan Jenis 1 Acco Laki-laki 31 SARJANA PNS 2 Ferry Laki-laki 21 SMA Wiraswasta 3 Ichsan Laki-laki 37 SARJANA PNS 4 Dimas Laki-laki 20 SMA Pedagang 5 Evan Laki-laki 43 SD Wiraswasta

6 Lanny Perempuan 27 SMA IRT

7 Debi Perempuan 35 SARJANA PNS 8 Ronny Laki-laki 58 SMP Buruh 9 Sharon Perempuan 47 SARJANA PNS 10 Sebrinda Perempuan 26 SMA Wiraswasta 11 Marlin Perempuan 38 SARJANA PNS 12 Hendri Laki-laki 25 SARJANA PNS 13 Yoel Laki-laki 50 SD Pedagang 14 Adul Laki-laki 41 SARJANA PNS 15 Radit Laki-laki 55 SMA Buruh

16 Naila Perempuan 20 SD IRT

17 Siti Perempuan 45 SARJANA PNS 18 Janah Perempuan 60 SMP IRT 19 Abdullah Laki-laki 27 SMA Buruh 20 Muhammad Laki-laki 51 SD PNS Sumber: Data primer setelah diolah (2016)

Tabel 3. Perhitungan Nilai Jawaban Masing-masing Responden. No. Responden Laki-laki/Perempuan

(L/P) Nilai Jawaban Responden Total Nilai Jawaban

1 L 3,3,3,3,3,2,2,3,3 25 2 L 2,3,2,2,2,3,3,3,2 22 3 P 2,3,2,3,2,3,1,2,2 20 4 L 3,2,3,3,3,2,3,2,3 24 5 P 2,3,3,2,2,3,1,3,3 22 6 L 2,3,3,2,3,3,2,2,2 22 7 L 3,3,2,3,3,2,1,3,3 23 8 P 2,3,2,3,2,3,2,2,3 22

(35)

Tabel 3. lanjutan 9 L 3,3,3,2,3,3,2,3,3 25 10 P 2,3,2,3,2,3,1,2,2 20 11 L 2,3,3,3,2,3,3,3,3 25 12 P 2,3,3,3,2,3,1,3,3 23 13 L 3,3,3,3,2,3,2,2,3 24 14 P 3,3,3,3,2,3,2,2,3 24 15 L 3,3,2,3,3,3,2,3,3 25 16 P 3,2,3,3,2,3,3,2,3 24 17 L 2,3,3,3,2,2,3,2,3 23 18 L 3,3,2,3,3,3,2,3,3 25 19 P 2,3,3,3,2,3,1,3,3 23 20 L 2,3,2,3,2,3,1,2,2 20

Sumber: Data primer setelah diolah (2016)

Tabel 4. Total Penilaian Atas Jawaban Responden No. Responden Laki-laki/Perempuan

(L/P) Rataan Nilai Kriteria

1 L 2.7 Sangat Paham 2 L 2.4 Sangat Paham 3 P 2.2 Sangat Paham 4 L 2.6 Sangat Paham 5 P 2.4 Sangat Paham 6 L 2.4 Sangat Paham 7 L 2.5 Sangat Paham 8 P 2.3 Sangat Paham 9 L 2.7 Sangat Paham 10 P 2.2 Sangat Paham 11 L 2.7 Sangat Paham 12 P 2.5 Sangat Paham 13 L 2.6 Sangat Paham 14 P 2.6 Sangat Paham 15 L 2.7 Sangat Paham 16 P 2.6 Sangat Paham 17 L 2.5 Sangat Paham 18 L 2.7 Sangat Paham 19 P 2.5 Sangat Paham 20 L 2.2 Sangat Paham

Nilai Rataan 2.05 Sangat Paham Sumber: Data primer setelah diolah (2016)

(36)

Adapun hasil persentase penilaian pemahaman masyarakat RT.08 (responden) terhadap persepsi mereka mengenai program pengelolaan sampah terpadu 3R dilihat pada tabel 6

Tabel 5. Persentase Penilaian Responden Terhadap Adanya Program Pengelolaan Sampah Terpadu 3R.

No. Kriteria Jiwa Persentase (%)

1 Sangat Paham 20 100

2 Paham 0 0

3 Tidak Paham 0 0

Jumlah 20 100

Sumber: Data primer setelah diolah (2016)

Berdasarkan hasil jawaban terhadap kuisioner yang diajukan seperti yang ditampilkan pada tabel 6. Diatas, menunjukkan bahwa masyarakat RT.08 yang telah sangat memahami akan program pengelolaan sampah terpadu 3R yang dilaksanakan di RT mereka sebanyak 100%.

Berikut beberapa data responden yag telah diambil: a. Karakteristik Masyarakat

1. Umur

Berdasarkan hasil survey dengan responden di Kelurahan Karang Asam Ulu Kota Samarinda khususnya masyarakat RT. 08 diperoleh struktur umur dengan kisaran tahun. Selengkapnya sebagai berikut ditampilkan pada tabel 1.

Tabel 6. Kisaran Umur Responden

Sumber : Data primer hasil kuisioner responden 2016 No Umur (Orang) Jumlah %

1 20-30 7 35

2 31-40 4 20

3 41-50 5 25

4 51-60 4 20

(37)

2. Pendidikan

Hasil survey yang dilakukan di daerah tersebut menunjukkan pendidikan formal responden pada tabel 2 berikut ini:

Tabel 7. Tingkat Pendidikan Responden

Sumber Data primer hasil kuisioner responden 2016

Data yang didapatkan dari tingkat pendidikan para responden di wilayah Kelurahan Karang Asam Ulu Kota Samarinda khususnya masyarakat RT. 08 jumlah 100% dengan total keseluruhan sebanyak 20 orang kepala keluarga dengan pendidikan yang terbanyak adalah sarjana yang jumlahnya 8 orang atau 40% dari 100% nya, SMA (Sekolah Menengah Atas) berjumlah 6 orang atau 30%, Lalu untuk SD (Sekolah Dasar) berjumlah 4 orang atau 20%, untuk tingkat pendidikan yang jumlahnya terendah yaitu SMP (Sekolah Menengah Pertama) yang berjumlah 2 orang atau 10% dari jumlah 100% diantaranya.

3. Jenis Pekerjaan

Jenis pekerjaan masyarakat setempat yang diambil sebagai responden dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini:

No Pendidikan (Orang) Jumlah % 1 Tidak Tamat SD 0 0 2 SD 4 20 3 SMP 2 10 4 SMA 6 30 5 SARJANA 8 40 JUMLAH 20 100

(38)

Tabel 8. Mata Pencarian Responden.

Sumber : Data primer hasil kuisioner responden 2016

Dari data tabel 3 diatas dapat dilihat mata pencarian masyarakat responden di wilayah Kelurahan Karang Asam Ulu Kota Samarinda khususnya masyarakat RT. 08 sebagian besar berkerja sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil) yang berjumlah 8 orang atau sebanyak 40% dari jumlah keseluruhan 20 orang atau 100% orang, yang bekerja sebagai IRT (Ibu Rumah Tangga) berjumlah 4 orang atau 20% orang, 3 orang yang berkerja sebagai wiraswasta dan buruh atau 15% dan berjumlah 2 orang atau 10% yang bekerja sebagai pedagang.

4. Informasi Jumlah Kepala Keluarga (KK) di Wilayah Studi.

Kepala keluarga (KK) adalah sebagian terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul di suatu atap dalam keadaan saling bergantungan

Dalam pelaksanaan kegiatan ini diperlukan responden sebagai sebagai pelengkap data untuk mengetahui pula jumlah keseluruhan kepala keluarga yang ada di wilayah Kelurahan Karang Asam Ulu Kota Samarinda khususnya masyarakat RT. 08 yaitu sebanyak 83 kepala keluarga dengan jumlah keseluruhan 281 warga

No Pencarian Mata (Orang) Jumlah % 1 Tidak Bekerja 0 0 2 IRT 4 20 3 Pedagang 2 10 4 PNS 8 40 5 Wiraswasta 3 15 6 Buruh 3 15 JUMLAH 20 100

(39)

yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 191 dan yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 90 orang dan dengan mengambil sampel responden untuk mewakili sebanyak 20 kepala responden dari 36 kepala keluarga yang berada di Kelurahan Karang Asam Ulu Kota Samarinda khususnya masyarakat RT. 08 (dapat dilihat dilampiran Tabel 5. Data Responden).

5. Informasi Umum Responden

Masyarakat atau responden yang tinggal di wilayah Kelurahan Karang Asam Ulu Kota Samarinda khususnya masyarakat RT. 08 adalah dewasa dengan usia berkisar 26-60 tahun, terdiri dari laki-laki 12 orang dan perempuan orang. Seluruh responden telah berkeluarga dengan rata-rataa jumlah anggota keluarga 4 orang. Adapun pekerjaan mereka cukup beragam Pedagang, PNS (Pegawai Negeri Sipil), Wiraswasta, Buruh.

6. Pernyataan Responden

Adapun data yang dapat disajikan oleh penulis informasi mengenai pernyataan responden tentang partisipasi dan persepsi masyarakat dalam mengelolaan sampah melalui program pengelolaan sampah terpadu 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle) di Kelurahan Karang Asam Ulu Kota Samarinda khususnya masyarakat RT. 08 yang dapat dilihat pada diagram dibawah ini:

(40)

Gambar 2. Presentase Responden Sampah Rumah Tangga Perlu Dikelola Setiap Hari.

Sebanyak 17 responden atau 85% menjawab cukup setuju dan setuju sebanyak 3 responden atau 15% berprespsi bahwa sampah rumah tangga perlu dikelola setiap hari.

Gambar 3. Presentase Responden Sampah Rumah Tangga Yang Dibiarkan Menumpuk Dapat Menimbulkan Dampak Buruk Bagi Lingkungan

Sebanyak 20 responden atau 100% menjawab setuju dengan sampah rumah tangga yang dibiarkan menumpuk dapat menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan.

. 15% 85% Setuju Cukup Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 100% Setuju Cukup Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju

(41)

Gambar 4. Presentase Responden Sampah Organik Dan Sampah Anorganik Harus Dipilah Sebelum Dibuang Ke Tempat Sampah.

Sebanyak 15 responden atau 75% menjawab setuju dan cukup setuju sebanyak 5 responden atau 25% bahwa sampah organik dan sampah anorganik harus dipilah sebelum dibuang ke tempat sampah.

Gambar 5. Presentase Responden Pengolahan Sampah Rumah Tangga Menjadi Kompos Memberikan Manfaat Bagi Masyarakat

Sebanyak 17 responden atau 85% menjawab setuju dan sebanyak 3 responden atau 15% menjawab cukup setuju dengan pengolahan sampah rumah tangga menjadi kompos memberikan manfaat bagi masyarakat.

75% 25% Setuju Cukup Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 85% 15% Setuju Cukup Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju

(42)

Gambar 6. Presentase Responden Sampah Yang Masih

Bisa Dapat Dipakai Sebaiknya Dimanfaatkan Kembali.

Sebanyak 6 responden atau 30% menjawab setuju dan 14 responden atau 70% menjawab cukup setuju dengan sampah yang masih bisa dapat dipakai sebaiknya dimanfaatkan kembali.

Gambar 7. Presentase Responden Pemindahan Sampah Ke Tempat Pembuangan Sampah Sementara Penting Dilakukan Agar Tidak Terjadi Penumpukkan Sampah Rumah Tangga. 30% 70% Setuju Cukup Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 90% 10% Setuju Cukup Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju

(43)

Sebanyak 18 responden atau 90% menjawab setuju dan 2 responden atau 10% menjawab cukup setuju dengan pemindahan sampah ke tempat pembuangan sampah sementara penting dilakukan agar tidak terjadi penumpukkan sampah rumah tangga.

Gambar 8. Presentase Responden Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Mudah Dilakukan

Sebanyak 4 responden atau 20% menjawab setuju, 5 responden atau 25% menjawab cukup setuju, sebanyak 8 responden atau 40% menjawab kurang setuju dan tidak setuju sebanyak 3 responden atau 15% bahwa pengelolaan sampah rumah tangga mudah dilakukan.

Gambar 9. Presentase Responden Pengelolaan Sampah Dengan Prinsip 3R (Reuse, Reduce, Recycle) Merupakan Cara yang Efisien Dalam Mengatasi Masalah Mengenai Sampah Rumah Tangga

20% 25% 40% 15% Setuju Cukup Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 45% 55% Setuju Cukup Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju

(44)

Sebanyak 9 responden atau 45% menjawab setuju dan 11 responden atau 55% menjawab cukup setuju bahwa Pengelolaan Sampah Dengan Prinsip 3R (Reuse, Reduce, dan Recycle) Merupakan cara yang efisien dalam mengatasi masalah mengenai sampah rumah tangga.

Gambar 10. Presentase Responden Pembayaran Biaya Retribusi Untuk Fasilitas Pengelolaan Sampah Perlu Dilakukan Secara Rutin

Sebanyak 18 responden atau 90% menjawab setuju dan 2 responden atau 10% menjawab cukup setuju dengan Pembayaran Biaya Retribusi Untuk Fasilitas Pengelolaan Sampah Perlu Dilakukan Secara Rutin.

Gambar 11. Presentase Responden Grafik Memilah Sampah Organik Dan Anorganik

90% 10% Setuju Cukup Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 40% 60% Tidak Pernah Jarang Cukup Sering Sering

(45)

Sebanyak 8 responden atau 40% menjawab tidak pernah dan sebanyak 12 orang atau 60% menjawab jarang berpartisipasi dengan memilah sampah organik dan anorganik.

Gambar 12. Presentase Responden Grafik Membawa Wadah Sendiri Ketika Berbelanja

Sebanyak 10 responden atau 50% menjawab tidak pernah, jarang sebanyak 8 responden atau 40%, dan sebanyak 2 responden atau 10% menjawab cukup sering terhadap partisipasi mereka membawa wadah sendiri ketika berbelanja.

Gambar 13. Presentase Responden Grafik Menghemat Penggunaan Plastik 50% 40% 10% Tidak Pernah Jarang Cukup Sering Sering 25% 45% 30% Tidak Pernah Jarang Cukup Sering Sering

(46)

Sebanyak 5 responden atau 25% menjawab tidak pernah, jarang sebanyak 9 responden atau 45%, dan sebanyak 6 responden atau 30% menjawab cukup sering menghemat penggunaan plastik.

Gambar 14. Presentase Responden Memanfaatkan Kembali Botol Atau Kaleng Yang Masih Dapat Digunakan.

Sebanyak 2 responden atau 10% menjawab tidak pernah, jarang sebanyak 3 responden atau 15%, dan 15 responden atau 75% menjawab cukup sering memanfaatkan kembali botol atau kaleng yang masih dapat digunakan.

Gambar 15. Presentase Responden Membawa Sampah Ke Tempat Pembuangan Sementara.

10% 15% 75% Tidak Pernah Jarang Cukup Sering Sering 10% 20% 70% 0 Tidak Pernah Jarang Cukup Sering Sering

(47)

Sebanyak 2 responden atau 10% menjawab tidak pernah, jarang sebanyak 4 responden atau 20%, dan 14 responden atau 70% menjawab cukup sering membawa sampah ke tempat pembuangan sementara.

Gambar 16. Presentase Responden Mengikuti Kegiatan Kebersihan Seperti Kerja Bakti.

Sebanyak 2 responden atau 10% menjawab jarang, cukup sering sebanyak 5 responden atau 25%, dan sering sebanyak 13 responden atau 65% mengikuti kegiatan kebersihan seperti kerja bakti.

B. Pembahasan

Kelurahan Sungai Kunjang terletak di daerah perkotaan, maka dari itu harus menyadari bahwa pentingnya pengelolaan sampah agar lingkungan sekitar telihat bersih, rapi, dan tertata dengan baik dan dari itulah masyarakat RT. 08 menyadari benar bahwa sampah rumah tangga yang dibiarkan menumpuk dapat menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan dan sebenarnya dapat diolah kembali agar tidak terlihat sebagai sampah yang tidak berguna.

Bedasarkan hasil pengamatan persepsi masyarakat Kelurahan Karang Asam Ulu RT 08 mengenai program pengelolaan sampah terpadu 3R seperti yang ditampilkan pada Tabel 6 di atas, menunjukan bahwa sebagian besar

10% 25% 65% Tidak Pernah Jarang Cukup Sering Sering

(48)

masyarakat pada dasarnya telah sangat memahami akan program tersebut. Salah satu factor yang menyebabkan pemahaman ini adalah tingkat pendidikan masyarakat RT 08, yaitu masyarakat yang berpendidikan SMA sebesar 30% dan Sarjana sebesar 40%, sehingga cenderung lebih mudah memahami persoalan lingkungan tempat tinggalnya.

Menurut masyarakat setempat kondisi Kelurahan Sungai Kunjang khususnya RT. 08 Samarinda jauh berbeda dengan beberapa tahun lalu,karena banyak perbaikan seperti pengecoran jalan, penempatan bunga-bunga di sepanjang jalan mulai dari gerbang masuk, dan juga penggunaan barang-barang bekas yang masih dapat digunakan didaur ulang masyarakat menjadi barang berguna seperti pot bunga yang dapat di gantung.

Masyarakat berpresepsi cukup setuju dengan sampah rumah tangga perlu dikelola setiap hari karena Untuk menangani permasalahan sampah secara menyeluruh perlu dilakukan alternatif-alternatif pengelolaan, Seperti mendaur-ulang sampah, dijadikan makanan ternak atau sampah rumah tangga menjadi kompos yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat karena mereka beranggapan dari sampah yang tidak berguna dapat berekonomis tinggi yang artinya dapat dibuat kompos lalu dijual ataupun dipergunakan sendiri. Sampah juga dapat membawa dampak yang buruk pada kondisi kesehatan manusia bila sampah dibuang secara sembarangan atau ditumpuk tanpa ada pengelolaan yang baik, maka akan menimbulkan berbagai dampak kesehatan yang serius. Tumpukan sampah yang dibiarkan begitu saja akan mendatangkan serangga (lalat, kecoa, kutu, dan lain-lain) yang membawa kuman penyakit. Sebenarnya banyak masyarakat yang setuju dan cukup setuju bahwa sampah organik dan sampah anorganik harus dipilah sebelum dibuang ke tempat sampah namun itu

(49)

hanya sekedar persepsi mereka, tetapi ternyata masyarakat belum benar-benar melakukannya.

Kesadaran akan lingkungan yang dijalankan oleh Kelurahan Karang Asam Ulu Kota Samarinda khususnya masyarakat RT. 08 dengan pemindahan sampah ke tempat pembuangan sampah sementara yang sangat penting dilakukan agar tidak terjadi penumpukkan sampah rumah tangga diwilayah RT mereka. Menurut Masyarakat rt. 08 40% dari 100% responden bertanggapan bahwa kurang setuju dengan pengelolaan sampah mudah dilakukan karena menurut Masyarakat ketidaktahuan mereka dalam mengelola sampah yang ada, tetapi menurut mereka dengan cara mengurangi, menggunakan kembali dan mendaur ulang sampah dapat mengatasi masalah lingkungan yang ada. Dengan membawa tas belanjaan sendiri dari rumah dapat mengurangi pemakaian tas plastik dan karena tas belanjaan dapat digunakan berulang-ulang.Botol/kaleng juga dapat didaur ulang menjadi berbagai macam benda berguna, seperti tempat pensil, botol minuman, pot, dan lain-lainnya. Masyarakat RT. 08 juga mengadakan kerja bakti/gotong royong sebulan 2 kali dan juga RT. 08 memiliki petugas sampah yang bertugas setiap malamnya untuk mengumpulkan lalu membuangnya ke tempat pembuangan sampah sementara dengan membayar.

(50)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan di Kelurahan Karang Asam Ulu RT. 08 Kota Samarinda yang telah dikemukakan di depan, maka dapat disampaikan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Persepsi masyarakat Kelurahan Karang Asam Ulu RT 08 kota Samarinda sebagian besar (100%) adalah termasuk dalam kriteria yang sangat memahami akan program pengelolaan sampah terpadu 3R.

2. Pemahaman yang sangat baik ini karena tingkat pendidikan warga Kelurahan Karang Asam Ulu RT 08 kota Samarinda (responden) didominasi lulusan SMA (30%) dan Sarjana (40%).

3. Lingkungan masyarakat yang tingal di Kelurahan Karang Asam Ulu RT. 08 Kota Samarinda sudah dikelola dengan baik, hal ini dapat diketahui dari hasil kuisioner bahwa sekitar 13 orang (65%) cukup sering mengikuti kerja bakti serta 5 orang (25%) sering mengikuti kerja bakti. Selain itu, 2 orang (10%) yang masih jarang membawa sampah ke tempat pembuangan sampah karena mereka beranggapan bahwa ada petugas yang bertugas membawa sampah yang telah mereka kumpulkan ke tempat pembuangan sampah sementara pada malam harinya yang dibayar oleh masyarakat sacara sukarela, 14 orang (70%) cukup sering membawa sampahnya langsung ke tempat pembuangan sampahdan 4 orang atau 20% jarang membawa sampah ketempat pembuangan sementara dikarenakan kesibukan mereka. 4. Banyaknya masyarakat yang setuju dan cukup setuju dengan mengelola

(51)

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, maka beberapa saran yang dikemukakan adalah sebagai berikut:

1. Masyarakat hendaknya harus terus meningkatkan partisipasi dalam mewujudkan pengelolaan sampah melalui program 3R di Kelurahan Karang Asam Ulu RT. 08 Kota Samarinda.

2. Perlu diadakannya penyuluhan tentang sampah atau masalah lingkungan lainnya agar masyarakat lebih tahu dan lebih sadar akan lingkungan sekitar.

(52)

Jakarta.

Alfiandra. 2009. Kajian Partisipasi Masyarakat Yang Melakukan Pengelolaan Persampahan 3R Di Kelurahan Ngaliyan Dan Kalipancur Kota Semarang. Tesis. Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro. Semarang.

Asngari. 1984. Persepsi Direktur Penyuluhan Tingkat Karasidenan dan Kepala Penyuluhan Pertanian Terhadap Peranan dan Fungsi Lembaga Penyuluhan Pertanian di Negara Bagian Texas Amerika Serikat. Media Peternakan VOL. 9 nO. 2 Fakultas Peternakan, Bogor: Institut Peternakan Bogor.

Dinas Pekerjaan Umum. 2007. Pedoman Umum 3R Berbasis Masyarakat di Kawasan Pemukiman. Jakarta (ID): Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Pemukiman.

E, Colink. 1989. Istilah Lingkungan Untuk Manajemen.

Gugun Gunawan. 2007. Mengelola Sampah Menjadi Uang, Jakarta: Trans Media Pustaka, 2007.

Hafizianor. (2009). Interaksi, persepsi dan sikap masyarakat terhadap kawasan suaka margasatwa. Jurnal Hutan Tropis Borneo, 26 (2), Hlm. 138-151. Koentjaraningrat. 1991. Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Universitas

Indonesia (UI-Press).

Krech David, Crutchfield. 1997. Individual In Society. London: McGraw-Hill Book Ltd.

Nurhidayat. 2010. Mengelola Sampah Untuk Pupuk Dan Pestisida Organik, Penebar Swadaya, Jakarta.

Republik Indonesia. 2008. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Jakarta

Sarwono SW. 1995. Psikologi Lingkungan. Jakarta (ID): Grasindo & Program Pascasarjana Prodi Psikologi UI.

Slamet. 2004. Kesehatan Lingkungan, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Sudjana. D, 2001. Metode & Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah Production

(53)

tentang Perilaku dan Analisa Biaya dan Manfaat Pengomposan Skala Kawasan Pemukiman di Kelurahan IX Korong). Tesis. Program Studi Magister Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran. Bandung.

(54)
(55)

No Pernyataan

Pilihan Jawaban

Total (Orang) Persentase %

1

Sampah rumah tangga perlu dikelola setiap hari

Setuju 3 15 Cukup Setuju 17 85 KurangSetuju 0 0 Tidak Setuju 0 0 2 Sampah rumah tangga yang dibiarkan menumpuk dapat menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan Setuju 20 100 Cukup Setuju 0 0 KurangSetuju 0 0 Tidak Setuju 0 0 3 Sampah organic dan sampah anorganik harus dipilah sebelum dibuang ketempat sampah Setuju 15 75 Cukup Setuju 5 25 KurangSetuju 0 0 Tidak Setuju 0 0 4 Pengolahan sampah rumah tangga menjadi kompos memberikan manfaat bagi Anda

Setuju 17 85 Cukup Setuju 3 15 KurangSetuju 0 0 Tidak Setuju 0 0 5 Sampah yang masih dapat dipakai sebaiknya dimanfaatkan kembali Setuju 6 30 Cukup Setuju 14 70 Kurang Setuju 0 0 Tidak Setuju 0 0 6 Pemindahan sampah ketempat pembuangan sementara penting dilakukan agar tidak terjadi penumpukan sampah rumah tangga Setuju 18 90 Cukup Setuju 2 10 Kurang Setuju 0 0 Tidak Setuju 0 0

(56)

7 Pengelolaan sampah rumah tangga mudah dilakukan Cukup Setuju 5 25 Kurang Setuju 8 40 Tidak Setuju 3 15 8 Pengelolaan sampah dengan prinsip 3R merupakan cara yang efisien dalam mengatasi masalah mengenai sampah rumah tangga Setuju 9 45 Cukup Setuju 11 55 Kurang Setuju 0 0 Tidak Setuju 0 0 9 Pembayaran biaya retribusi untuk fasilitas pengelolaan sampah perlu dilakukan secarar utin Setuju 18 90 CukupSetuju 2 10 KurangSetuju 0 0 TidakSetuju 10 Memilah sampah organic dan anorganik TidakPernah 8 40 Jarang 12 60 CukupSering 0 0 Sering 0 0 11 Membawa wadah sendiri ketika berbelanja TidakPernah 10 50 Jarang 8 40 CukupSering 2 10 Sering 0 0 12 Menghemat penggunaan plastic TidakPernah 5 25 Jarang 9 45 CukupSering 6 30 Sering 0 0 13 Memanfaatkan kembali botol/kaleng yang masih dapat digunakan TidakPernah 2 10 Jarang 3 15 CukupSering 15 75 Sering 0 0 14 Membawa sampah ketempat pembuangan sementara TidakPernah 2 10 Jarang 4 20 CukupSering 14 70 Sering 0 0 15 Mengikuti kegiatan kebersihan seperti kerja bakti TidakPernah 0 0 Jarang 2 10 CukupSering 5 25 Sering 13 65

(57)

KuesionerPersepsidanPartisipasiMasyarakatdalamProgram PengelolaanSampahTerpadu 3R

RT. 08 KelurahanKarangAsamUlu Kota Samarinda Deysna Bella, mahasiswaPoliteknikPertanianNegeriSamarinda

Program StudiManajemenLingkungan

I. BAGIAN 1 Karakteristik Internal Individu

Petunjukpengisian: Berilahtandasilang (X) padajawaban yang Andaanggapsesuai. KARAKTERISTIK INTERNAL INDIVIDU

No. Karakteristik Jawaban

1. Usia :

2. Jenis Kelamin : [A] Laki-laki [B] Perempuan 3. PendidikanTerakhir : [A] SD [B] SMP [C] SMA [D] Sarjana 4. Pekerjaan : [A] Tidakbekerja [B] Bekerja

(58)

S = Setuju CS = CukupSetuju KS = KurangSetuju TS = TidakSetuju

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA

No. Pernyataan S CS KS TS

1. Sampah rumah tangga perlu dikelola setiap hari 2 Sampah rumah tangga yang dibiarkan menumpuk

dapat menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan 3. Sampah organic dan sampah anorganik harus dipilah

sebelum dibuang ketempat sampah

4. Pengolahan sampah rumah tangga menjadi kompos memberikan manfaat bagi Anda

5. Sampah yang masih dapat dipakai sebaiknya dimanfaatkan kembali

6.

Pemindahan sampah ketempat pembuangan sementara penting dilakukan agar tidak terjadi penumpukan sampah rumah tangga

7. Pengelolaan sampah rumah tangga mudah dilakukan 8.

Pengelolaan sampah dengan prinsip 3R merupakan cara yang efisien dalam mengatasi masalah

mengenai sampah rumah tangga

9. Pembayaran biaya retribusi untuk fasilitas

(59)

sesuai. TP = TidakPernah J = Jarang CS = CukupSering S = Sering

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA A. PartisipasiMasyarakatdalamPengelolaanSampahSecaraLangsung

No. Pernyataan TP J CS S

1. Memilah sampah organic dan anorganik 2. Membawa wadah sendiri ketika berbelanja 3. Menghemat penggunaan plastik

4. Memanfaatkan kembali botol/kaleng yang masihdapat digunakan

5. Membawa sampah ketempat pembuangan sementara 6. Mengikuti kegiatan kebersihan seperti kerja bakti

(60)

Gambar 17. Peta Lokasi Penelitian Kelurahan Karang Asam Ulu

(61)

Gambar 19. Lingkungan RT. 08 Kelurahan Karang Asam Ulu.

(62)

Gambar 21. Kantor Kelurahan Karang Asam Ulu Kota Samarinda.

(63)
(64)

Cara Perhitungan Hasil Rataan Jawaban Responden dan Perhitungan Presentase Jawaban Responden

PERHITUNGAN

1. Perhitungan Rataan

Contoh perhitungan rataan jawaban responden: Responden (Laki-laki) : Laki-laki Total Jawaban Responden (Laki-laki): 25 dari 9 Pertanyaan Jadi Nilai Rataan Jawaban responden adalah sebagai berikut:

= 2.7 Keterangan:

= Rataan nilai berdasarkan jawaban responden = Total nilai jawaban responden

n = Jumlah Pertanyaan

Nilai 2,7 termasuk criteria penilaian 2.01-3.0 dalam status penilaian persepsi sangat paham.

2. Perhitungan Persentase

a. Contoh Perhitungan Persentase Jawaban Responden Kriteria (sangat paham)

% X = x 100%

= x 100%

= 100

Nilai 100% Hasil Persentase Responden yang Telah Sangat Memahami akan Program Pengeloaan Sampah Terpadu 3R di Kelurahan Karang Asam Ulu RT 08 Kota Samarinda.

(65)

% X = x 100%

= x 100%

= 30

Nilai 30% Hasil Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Keterangan:

% X = Presentase kriteria

X = Jumlah responden yang masuk dalam kriteria n = Jumlah Pertanyaan

Gambar

Gambar 17.  Peta Lokasi Penelitian Kelurahan Karang  Asam Ulu
Gambar 20. Wawancara Masyarakat RT. 08 Kelurahan Karang Asam Ulu Kota Samarinda
Gambar 21. Kantor Kelurahan Karang Asam Ulu Kota Samarinda.
Gambar 22. Pengambilan Dokumentasi.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

farm pemerintah mengintervensi melalui kebijakan subsidi pupuk dan menerapkan kebijakan Harga Dasar Pembelian Pemerintah (HDPP) gabah dan beras (Adnyana dan Kariyasa, 2000).

Hasil penelitian menunjukan adanya pengaruh yang positif dan signifikan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan pada PDAM Tirta Taman Sari Kota Madiun karena budaya

Fisika Edisi kelima (diterjemahkan oleh Yuhilza Hanum).. Melalui pembelajaran problem based learning ini menjadikan siswa lebih berpartisipasi aktif memecahkan

Tingkat taksonomi Tingkat taksonomi (KKO) tertinggi (KKO) tertinggi sesuai tuntutan KI-4, sesuai tuntutan KI-4, ada pada KD 4.15 ada pada KD 4.15 yaitu mendesain yaitu

Efek stokastik terjadi beberapa saat setelah paparan, dan terdiri dari kerusakan materi nukleus dalam sel yang dapat menyebabkan kanker akibat radiasi atau mutasi

Jika untuk 2 (dua) bulan sejak akun dipindahkan ke Arsip dimana tidak ada Klien yang terdaftar, Mitra dikeluarkan dari program kemitraan Introducing Broker, begitu juga dengan

Dokumen Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal Perhubungan Laut 2020-2024 ini merupakan dokumen perencanaan pembangunan bidang transportasi laut untuk