PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI, KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN
PROSES SAINS SISWA DI SMP N 3 PERBAUNGAN
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh:
TRI SUCI NAIBAHO NIM. 8126173031
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i ABSTRAK
Tri Suci Naibaho. Pengaruh Metode Pembelajaran Inquiry Terhadap Hasil Belajar Biologi, Kemampuan Berpikir Kritis dan Keterampilan Proses Sains Siswa di SMP N 3 Perbaungan. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Agustus 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; (1) Pengaruh penggunaan metode inkuiri terbimbing (Guided Inkuiry), inkuiri bebas termodifikasi (Modified Free Inquiry) dan metode tradisional terhadap hasil belajar kognitif siswa dalam mempelajari materi ekosistem ; (2) Pengaruh penggunaan metode inkuiri terbimbing (Guided Inkuiry), inkuiri
bebas termodifikasi (Modified Free Inquiry) dan metode tradisional terhadap kemampuan
berpikir kritis siswa dalam mempelajari materi ekosistem; (3) Pengaruh penggunaan metode inkuiri terbimbing (Guided Inkuiry), inkuiri bebas termodifikasi (Modified Free Inquiry) dan metode tradisional terhadap keterampilan proses sains siswa dalam mempelajari materi ekosistem di SMP Negeri 3 Perbaungan. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan sampel penelitian ditentukan secara acak dengan teknik
cluster random sampling. Kelas A dibelajarkan dengan metode inkuiri terbimbing (Guided Inkuiry), kelas B dibelajarkan dengan inkuiri bebas termodifikasi (Modified Free Inquiry) dan kelas C sebagai kelas kontrol yang dibelajarkan dengan metode tradisional. Instrumen penelitian menggunakan tes hasil belajar, tes kemampuan berpikir kritis dan tes keterampilan proses sains. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan metode Guided Inquiry, Modified Free Inquiry dan tradisional terhadap hasil belajar biologi siswa pada materi ekosistem di SMP N 3 Perbaungan. Hasil belajar biologi siswa yang dibelajarkan dengan guided inquiry 84,63 ± 5,879 secara signifikan lebih tinggi dibandingkan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan metode Modified Guided Inquiry 80,49 ± 5,236 dan yang dibelajarkan dengan metode tradisional 77,43 ± 4,690 ; (2) Ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan
metode Guided Inquiry, Modified Free Inquiry dan tradisional terhadap kemampuan
berpikir kritis siswa pada materi ekosistem di SMP N 3 Perbaungan. kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan dengan metode Guided Inquiry 78,84 ± 4,803 secara signifikan lebih tinggi dibandingkan kemampuan berpikir kritis Modified Free Inquiry
71,21 ± 2,839 maupun kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan dengan metode pembelajaran tradisional 68,25 ± 4,845 dan (3) Ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan metode Guided Inquiry, Modified Free Inquiry dan tradisional terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi ekosistem di SMP N 3 Perbaungan. Keterampilan proses sains yang dibelajarkan dengan Guided Inquiry 72,05 ± 8,220 secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang dibelajarkan dengan
Modified Free Inquiry 68,72 ± 7,967 dan kelas yang dibelajarkan dengan tradisional 65,05 ± 47,897. Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini diharapkan kepada guru untuk dapat menerapkan metode guided inquiry dan modified free inquiry dalam pembelajaran biologi untuk meningkatkan hasil belajar biologi, kemampuan berpikir kritis, dan keterampilan proses sains siswa.
ii ABSTRACT
Tri Suci Naibaho. The Effect of Inquiry Learning Method On Students’ Biology Achievement, Critical Thinking Skills And Science Process Skills In SMP N 3 Perbaungan. Thesis. Medan: Postgraduate Program State University of Medan, August 2014.
This study aims to investigate ; 1) The effect of Guided Inquiry, Modified Free Inquiry and traditional methods on student’s biology achievement about ecosystem; 2) The effect of Guided Inquiry, Modified Free Inquiry and traditional methods on students' critical thinking skills in learning about ecosystem; 3) The effect of Guided Inquiry, Modified Free Inquiry and traditional methods on students’ science process skills in learning about ecosystem in SMP Negeri 3 Perbaungan. This study was quasi-experimental with cluster random sampling technique. Class A for guided inquiry, class B for Modified Free Inquiry and class C for traditional method as control class.The instrument of the study using the test of learning achievement, critical thinking skills and science process skills. The results of study showed that : 1) There was a significant effect between using guided inquiry, Modified Free Inquiry and traditional methods on student learning achievement
about ecosystem. The students’ achievement taught by Guided Inquiry method was 84,63
± 5,879 significantly higher than the achievement of students taught by Modified Free Inquiry method was 80,49 ± 5,236 and the students taught by traditional method was 77,43 ± 4,690 ; (2) There was a significant effect between using guided inquiry, Modified Free Inquiry and traditional methods on student critical thinking skills about ecosystem. The student critical thinking skills taught by Guided Inquiry method was 78,84 ± 4,803 significantly higher than the critical thinking skills of students taught by Modified Free Inquiry method was 71,21 ± 2,839 and the students taught by traditional method was 68,25 ± 4,845; and (3) There is a significant effect between using guided inquiry, Modified Free Inquiry and traditional methods on students’ science process skills about ecosystem. The students’ science process skills taught by Guided Inquiry method was 72,05 ± 8,220 significantly higher than the students’ science process skills taught by Modified Free Inquiry method was 68,72 ± 7,967 and the students taught by traditional method was 65,05 ± 47,897. In following up of this study, the teachers are expected to implement guided inquiry and modified free inquiry methods in biology learning to improve students’ learning achievement, critical thinking skills and science process skills.
Keywords: Guided inquiry, Modified Free Inquiry, Traditional method learning, learning
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis ini dengan baik. Tesis ini berjudul “Pengaruh Metode
Pembelajaran Inquiry terhadap Hasil Belajar Biologi, Kemampuan Berpikir Kritis dan Keterampilan Proses Sains Siswa di SMP N 3 Perbaungan” yang disusun
untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan pada
Program studi Pendidikan Biologi Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Banyak pihak yang senantiasa memberikan bantuan, bimbingan dan motivasi
dalam menyelesaikan tesis ini. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati dan
rasa tulus, penulis mengucapkan terimakasih dan apresiasi yang
setinggi-tingginya kepada Syarifuddin, M.Sc,Ph.D dan Dr. Hasruddin, M.Pd selaku
pembimbing tesis yang dengan sabar telah banyak memberikan bimbingan,
masukan, dan motivasi serta meluangkan waktunya kepada penulis. Kepada
ketiga narasumber yaitu Prof. Dr. Rer.nat Binari Manurung, M.Si, Dr. Syahmi
Edi, M.Si dan Dr. Fauziyah Harahap, M.Si yang telah memberikan masukan dan
koreksi untuk perbaikan tesis ini, serta seluruh Bapak dan Ibu dosen dengan tulus
ikhlas telah memberikan ilmu kepada penulis selama menempuh pendidikan di
Program Pascasarjana Unimed. Pada kesempatan ini juga penulis menyampaikan
ucapan terimakasih dan penghargaan kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Medan, Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si.
2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan Prof. Dr. H. Abdul
Muin Sibuea, M.Pd.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Biologi, Dr. Hasruddin, M.Pd., yang telah
memberikan kemudahan dan kelancaran dalam penyusunan tesis.
4. Dr. Mufti Sudibyo, M.Si dan Zulkifli selaku validator instrumen.
5. Kepala sekolah Tagor S,Pd dan Barbara Eva Murdiati, SPd selaku guru IPA
di SMP Negeri 3 Perbaungan yang telah banyak membantu dalam penelitian
ini.
6. Ayahanda Jawatner Naibaho, S.Pd dan Ibunda Arfah Ariani Sembiring M
(Almh) serta Ibu Herlina, S.Pd yang telah mendukung serta memberikan doa
iv
Arie Zoel Firman Naibaho, Asih Kumala Dewi dan Mukhlish Novandi, S.Pd
serta kedua keponakan kembar yang selalu membuat penulis semangat
Shafatun Nabilah Naibaho dan Shifatun Nadhirah Naibaho.
7. Sahabat tersayang Harjumaini Nasution, S.Pd, Dian Brangzo Daulay, S.Pd,
Mila Kuswarini,S.Pd dan Indah Purnama Sari, S.Pd.
8. Teman-teman angkatan XXII khususnya kelas A-2 dan A-1 Program Studi
Pendidikan Biologi.
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih kurang sempurna, untuk
itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca guna
penyempurnaan tesis ini. Kiranya tesis ini dapat bermanfaat dalam memperkaya
khasanah berpikir bagi pembaca, khususnya dalam dunia pendidikan.
Medan, Agustus 2014
Penulis,
Tri Suci Naibaho
DAFTAR ISI
BAB II. KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
2.1. Kajian Teori 10
2.1.1. Belajar dan Hasil Belajar 10
2.1.2. Hakikat Metode Pembelajaran 11
2.1.3. Metode Pembelajaran Inquiry 12
2.1.4. Model Pembelajaran Konvensional 19
2.1.5. Kemampuan Berpikir Kritis 20
2.1.6. Keterampilan Proses Sains 23
2.2. Penelitian Relevan 25
2.3. Kerangka Berpikir 26
2.4.Pengajuan Hipotesis 31
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 34
3.2. Populasi dan Sampel 34
3.8. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 44
3.9. Teknik Analisis Data 52
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 54
4.1.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian 54
4.1.2. Uji Persyaratan Statistik 56
4.1.2.2. Uji Homogenitas 58
4.2. Analisis Data 58
4.3. Pembahasan 63
4.4. Keterbatasan Penelitian 72
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
5.1. Simpulan 73
5.2. Implikasi 74
5.3. Saran 75
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Tahapan Metode Inquiry 18
Tabel 2.2. Aspek Kemampuan Berpikir Kritis 24
Tabel 3.1. Desain Penelitian 35
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Instrumen Hasil Belajar Materi Ekosistem 45 Tabel 3.3. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis 46 Tabel 3.4 Kisi-Kisi Tes Keterampilan Proses Sains 47 Tabel 3.5. Kategori Reliabilitas Suatu Tes 49
Tabel 3.6. Kategori Indeks Daya Pembeda Suatu Tes 50
Tabel 3.7. Kategori Indeks Kesukaran Suatu Tes 51
Tabel 4.1 Uji Normalitas Data Pretes dan Postetst Hasil Belajar Siswa 56 Tabel 4.2 Uji Normalitas Data Pretes dan Postetst Tes Berpikir Kritis 57 Tabel 4.3 Uji Normalitas Data Pretes dan Postetst Tes Keterampilan 58
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Bagan Alur Prosedur Penelitian 41
Gambar 4.1 Pengaruh Metode Guided Inquiry, Modified Free Inquiry, dan
Tradisional terhadap Hasil Belajar Siswa 59 Gambar 4.2 Pengaruh Metode Guided Inquiry, Modified Free Inquiry, dan
Tradisional terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa 60 Gambar 4.3 Pengaruh Metode Guided Inquiry, Modified Free Inquiry, dan
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus 79
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 83
Lampiran 3.Tes Hasil Belajar 108
Lampiran 4. Tes Kemampuan Berpikir Kritis 114
Lampiran 5. Rubrik Penilaian Tes Berpikir Kritis 118
Lampiran 6. Tes Keterampilan Proses Sains 124
Lampiran 7. Lembar Kerja Siswa 128
Lampiran 8. Validitas Tes Hasil Belajar 141
Lampiran 9. Perhitungan Tes Hasil Belajar 144
Lampiran 10. Validitas Kemampuan Berpikir Kritis 147
Lampiran 11. Data Sebaran Hasil Tes Hasil Belajar 150 Lampiran 12. Data Sebaran Hasil Tes Hasil Belajar 156 Lampiran 13. Data Sebaran Hasil Tes Hasil Belajar 162
Lampiran 14. Nilai Kelas Guided Inquiry 168
Lampiran 15. Nilai Kelas Modified Free Inquiry 169
Lampiran 16. Nilai Kelas tradisional 170
Lampiran 17. Hasil Perhitungan SPSS 171
Lampiran 18. Dokumentasi 190
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan transformasi pengetahuan,
sikap dan keterampilan dengan melibatkan aktivitas fisik dan mental siswa.
Keterlibatan siswa baik secara fisik maupun mental merupakan bentuk
pengalaman belajar siswa yang dapat memperkuat pemahaman siswa terhadap
konsep pembelajaran. Guru sebagai tenaga pendidik profesional diharapkan
mampu memilih dan menggunakan metode yang sesuai dengan materi pelajaran
sehingga dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa.
Galbreath (dalam Arnyana, 2006) mengemukakan bahwa pada abad
pengetahuan, modal intelektual, khususnya kecakapan berpikir tingkat tinggi
(higher order thinking) terutama berpikir kritis, merupakan kebutuhan sebagai
tenaga kerja yang handal. Afcariono (2008) juga menyatakan bahwa kemampuan
berpikir tinggi khususnya berpikir kritis sangat penting diajarkan di sekolah
karena keterampilan ini sangat diperlukan oleh siswa untuk sukses dalam
kehidupannya. Oleh karena itu, seorang ahli pendidikan, John Dewey, sejak awal
mengharapkan agar siswa diajarkan kecakapan berpikir kritis (Johnson, 2002).
Namun sampai saat ini, kecakapan berpikir kritis siswa belum ditangani secara
sungguh-sungguh oleh para guru di sekolah sehingga siswa masih banyak yang
kurang terampil menggunakan kemampuan berpikir kritis yang berdampak pada
hasil belajar siswa rendah. Hal ini mendukung pernyataan Ariyati (2010) bahwa
2
kritis siswa. Pada umumnya siswa diarahkan untuk menghafal dan menimbun
informasi, sehingga siswa pintar secara teoritis tetapi miskin aplikasi. Akibatnya
kemampuan berpikir kritis menjadi beku, bahkan menjadi susah untuk
dikembangkan.
Berdasarkan Data Kumpulan Nilai (DKN) yang diperoleh dari guru bidang
studi IPA SMP Negeri 3 Perbaungan dapat disimpulkan hasil belajar siswa masih
rendah dan terdapat beberapa siswa yang masih memperoleh nilai dibawah
kriteria ketuntasasan minimum (KKM) kemudian dengan melakukan wawancara
terhadap salah seorang guru bidang studi IPA di SMP Negeri 3 Perbaungan bahwa
walaupun guru-guru IPA di sekolah tersebut telah berusaha menerapkan metode
yang bervariasi seperti ceramah, diskusi, tanya jawab, bahkan kegiatan praktikum
di laboratorium, tetapi keaktivan siswa di kelas masih kurang memadai. Hal ini
ditandai dengan dengan minimnya aktivitas bertanya, menjawab, menanggapi dan
mengemukakan pendapat, menalar, belum terbiasa belajar dengan diawali
permasalahan-permasalahan dan menemukan sendiri apa yang mereka pelajari,
sehingga kemampuan berpikir anak tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal
akibatnya hasil belajar yang dicapai oleh siswa masih jauh dari yang diharapkan.
Kurangnya kemampuan berpikir kritis mengakibatkan siswa menjadi kurang
dapat menggunakan metode belajar yang sesuai sehingga belajar hanya secara
hafalan dan merasa bosan. Kurangnya kemampuan berpikir kritis juga berdampak
pada pemikiran siswa yang kurang sistematis atau kurang runtut. Hal ini dapat
menyebabkan siswa sulit dalam memahami konsep-konsep biologi yang abstrak,
yang berakibat pada rendahnya hasil belajar biologi Pada PISA 2006, capaian
3
393. Pada PISA 2009, menunjukkan skor Indonesia kembali turun menjadi 383
dan menduduki peringkat ke-60 dari 65 negara. Pencapaian siswa Indonesia masih
banyak berada pada level kemampuan dasar belum sampai pada level kemampuan
yang lebih tinggi. Hasil dari TIMSS (Trends in International Mathematics and
Science Study) IPA 2007, menyatakan bahwa Indonesia menduduki urutan ke-35
dari 49 negara, hasil PISA 2013 yang lebih memprihatinkan, indonesia menempati
urutan dua terbawah dari 65 negara (Anonim, 2013). Memahami saling
ketergantungan dalam ekosistem merupakan materi biologi yang membahas
tentang makhluk hidup dan lingkungannya serta permasalahan yang muncul
akibat dari pencemaran dan kerusakan lingkungan. Pada materi ini diperlukan
keaktivan siswa dalam belajar dan berusaha menganalisis permasalahan yanga ada
dan mengatasi permasalahan tersebut. Siswa diharapkan dapat mencari dan
menemukan konsep-konsep dalam ekosistem, serta dapat menyelesaikan
permasalahan-permasalahan yang muncul dalam kehidupan sehari-hari. Jadi
dalam materi saling ketergantungan dalam ekosistem dibutuhkan kemampuan
berpikir dan sikap siswa terhadap ekosistem, pencemaran dan kerusakan
lingkungan serta permasalahannya. Agar dikelas menjadi efektif dan siswa terlibat
secara aktif dalam proses pembelajaran, saat ini para peneliti bidang pendidikan
telah mengembangkan sejumlah teori belajar dan berbagai metode yang dinilai
baik dalam mendukung suasana aktif di dalam kelas. Metode yang berpusat pada
siswa (student centered) dianggap tepat sebagai solusi terhadap permasalahan
untuk meningkatkan hasil belajar biologi dan kemampuan berpikir kritis. Salah
satu metode yang berpusat pada siswa, yang mampu mengaktivkan siswa secara
4
membangkitkan diskusi, juga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan
hasil belajarnya adalah metode inquiry, metode ini melatih siswa dalam
memecahkan masalah, meningkatkan pemahaman terhadap sains,
mengembangkan keterampilan belajar sains, dan literasi sains serta dapat melatih
kecakapan berpikir siswa (Zion, 2007). Pembelajaran inkuiri merupakan suatu
metode yang berpusat pada siswa, kelompok-kelompok siswa dihadapkan
pada suatu persoalan atau mencari jawaban atas pertanyaan- pertanyaan
melalui suatu prosedur yang telah direncanakan secara jelas (Mustachifidoh,
2013). Aktivitas di laboratorium memiliki potensi untuk memberi peluang
siswa belajar mengkonstruksi pengetahuan sainsnya sambil bekerja, tetapi
siswa mengalami kesulitan dalam mengintegrasikan konsep-konsep yang
mereka pelajari dari guru dengan peristiwa-peristiwa yang mereka amati di
laboratorium. Kesulitan- kesulitan tersebut disebabkan diantaranya oleh: (1)
pemahaman yang kurang terhadap konsep-konsep yang mendasari percobaan,
(2) ketidakmauan untuk menghubungkan hasil-hasil pengamatan dengan teori,
dan (3) ketidakmauan mengaitkan konsep-konsep yang dimiliki dengan
hasil-hasil pengamatan di laboratorium (Mustachifidoh, 2013) . dengan menggunakan
metode inkuiri dapat membantu siswa untuk mengintegrasikan konsep-konsep
yang telah mereka ketahui sebelumnya dengan peristiwa-peristiwa yang mereka
amati di laboratorium. inkuiri juga dapat mengubah miskonsepsi yang dialami
siswa menjadi konsep ilmiah. Belajar dengan menggunakan inkuiri ini
diharapkan siswa menjadi lebih kreatif, inovatif, dan belajarnya menjadi
lebih bermakna sehingga prestasi belajar biologi dapat ditingkatkan. Hal ini
5
lebih tinggi tingkatannya, misalnya merumuskan masalah, merancang
percobaan, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data,
menarik kesimpulan, memiliki sifat-sifat objektik, jujur, hasrat ingin tahu,dan
keterbukaan. Dampak positif yang lain dari penerapaninkuiri adalah: (1)
berkurangnya miskonsepsi yang dibawa siswa sebelum pembelajaran, (2)
peningkatan pada kemampuan siswa untuk mengintegrasikan konstruksi
pengetahuannya di laboratorium dengan konstruksi pengetahuannya dalam
kehidupan sehari-hari (Suastra, 2009). Siswa diharapkan dapat menumbuhkan
motivasi dan memberi kesempatan banyak kepada siswa untuk mengambil
peran sebagai ilmuwan, sehingga akan timbul kebanggan dan harga diri
dengan mengetahui hasil pekerjaan, memahami tujuan yang harus dicapai,
akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar, melahirkan hasil belajar yang
bermakna sehingga hasilnya akan bermakna bagi subjek belajar. Dengan
kelebihan yang ada dalam inquiry, maka perlu diterapkan metode ini disekolah
sebagai solusi agar siswa lebih diberdayakan dan aktif dalam aktivitas belajar
sehingga dapat melatih kemampuan berpikir kritis yang diharapkan dapat
bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran dengan keterampilan proses sains juga sangat jarang
dilaksanakan untuk sekolah menengah pertama sehingga menyebabkan tidak
berkembangnya tingkat berpikir kritis siswa dalam pembelajaran biologi.
Keterampilan proses melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau
intelektual, manual, dan sosial. Keterampilan kognitif atau intelektual dengan
melakukan keterampilan proses siswa menggunakan pikirannya, keterampilan
6
perakitan alat, keterampilan sosial dimaksudkan bahwa dengan keterampilan
proses siswa berinteraksi dengan sesamanya dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar (Rustaman, 2009).
Bedasarkan fakta-fakta diatas, perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh
metode inquiry terhadap hasil belajar biologi, kemampuan berpikir kritis dan
keterampilan proses sains di SMP Negeri 3 Perbaungan pada materi saling
ketergantungan dalam ekosistem.
1.1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi
permasalahan yang ada dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) guru
masih jarang menerapkan metode yang mengaktivkan siswa; (2) dalam kelas
bersifat teacher centered; guru lebih banyak memberi informasi dengan metode
ceramah, diikuti oleh diskusi dan tanya jawab biasa. Hal ini menyebabkan potensi
dan kemampuan diri siswa tidak berkembang secara baik, (3) siswa cenderung
pasif dalam proses pembelajaran; (4) siswa tidak terbiasa belajar dengan diawali
permasalahan-permasalahan dan membuktikan konsep sehingga kemampuan
berpikir kritis siswa tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal ; (5) Keterampilan
proses sains sangat jarang dilakukan guru IPA khususnya biologi; (6) siswa
kurang menyukai prosesdi kelas karena suasana belajar yang menjenuhkan,
sehingga minat dan motivasi belajar siswa rendah yang pada akhirnya hasil
belajar biologi juga rendah dan (7) Belum adanya inovasi yang menerapkan
7
1.2. Pembatasan Masalah
Untuk memfokuskan masalah yang akan dibahas, maka perlu dilakukan
pembatasan masalah. Oleh karena itu, masalah dalam penelitian ini dibatasi
sebagai berikut:
1. Metode pembelajaran dalam penelitian ini dibatasi dengan
menggunakaninkuiri terbimbing (Guided Inquiry), inkuiri bebas termodifikasi
(Modified Free Inquiry) dan metode tradisional.
2. Hasil belajar siswa dibatasi pada materi saling ketergantungan dalam ekosistem
di kelas VII semester genap SMP Negeri 3 Perbaungan, pada ranah kognitif
C1, C2, C3, C4 dan C5.
3. Kemampuan berpikir kritis dibatasi pada kemampuan pada sembilan aspek
yang dikembangkan oleh Tsui (2002), dan penyusunan soal diadaptasi dari tes
kemampuan berpikir kritis Cornell (1964).
4. Keterampilan Proses Sains dibatasi pada kemampuan mengamati,
mengelompokkan, meramalkan, menafsirkan, mengajukan pertanyaan,
berhipotesis, merencanakan percobaan, menetapkan konsep dan berkomunikasi
(Rustaman, 2007).
5. Subjek penelitian dibatasi pada siswa kelas VII SMP N 3 Perbaungan pada
materi ekosistem.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan
8
1. Apakah terdapat pengaruh penggunaan metode inkuiri terbimbing (Guided
Inkuiry), inkuiri bebas termodifikasi (Modified Free Inquiry) dan metode
tradisional terhadap hasil belajar kognitif siswa dalam mempelajari materi
saling ketergantungan dalam ekosistem di SMP Negeri 3 Perbaungan?
2. Apakah terdapat pengaruh penggunaan metode inkuiri terbimbing (Guided
Inkuiry), inkuiri bebas termodifikasi (Modified Free Inquiry) dan metode
tradisional terhadap kemampuan berpikir kritis siswa dalam mempelajari
materi saling ketergantungan dalam ekosistem di SMP Negeri 3 Perbaungan?
3. Apakah terdapat pengaruh penggunaan metode inkuiri terbimbing (Guided
Inkuiry), inkuiri bebas termodifikasi (Modified Free Inquiry) dan metode
tradisional terhadap keterampilan proses sains siswa dalam mempelajari materi
saling ketergantungan dalam ekosistem di SMP Negeri 3 Perbaungan?
1.4. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah, maka tujuan dilakukannya penelitian ini
adalah untuk mengetahui:
1. Pengaruh penggunaan metode inkuiri terbimbing (Guided Inkuiry), inkuiri
bebas termodifikasi (Modified Free Inquiry) dan metode tradisional terhadap
hasil belajar kognitif siswa dalam mempelajari materi saling ketergantungan
dalam ekosistem di SMP Negeri 3 Perbaungan?
2. Pengaruh penggunaan metode inkuiri terbimbing (Guided Inkuiry), inkuiri
bebas termodifikasi (Modified Free Inquiry) dan metode tradisional terhadap
kemampuan berpikir kritis siswa dalam mempelajari materi saling
9
3. Pengaruh penggunaan metode inkuiri terbimbing (Guided Inkuiry), inkuiri
bebas termodifikasi (Modified Free Inquiry) dan metode tradisional terhadap
keterampilan proses sains siswa dalam mempelajari materi saling
ketergantungan dalam ekosistem di SMP Negeri 3 Perbaungan?
1.5.Manfaat Penelitian
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran bagi guru dalam upaya merencanakan dan memilih metode
pembelajaran pada materi IPA lainnya yang sesuai dengan kompetensi dan tujuan
yang diharapkan, sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan
hasil belajar siswa, serta bermanfaat juga bagi siswa agar dapat menumbuh
kembangkan atau meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar IPA.
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi
bagi penelitian selanjutnya dan dapat dijadikan sebagai sebuah rujukan dalam
73
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan metode Guided Inquiry,
Modified Free Inquiry dan tradisional terhadap hasil belajar biologi siswa
pada materi ekosistem di SMP N 3 Perbaungan. Hasil belajar biologi siswa
yang dibelajarkan dengan guided inquiry secara signifikan lebih tinggi
dibandingkan dengan metode Modified Free Inquiry dan metode tradisional.
2. Ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan metode Guided Inquiry,
Modified Free Inquiry dan tradisional terhadap kemampuan berpikir kritis
siswa pada materi ekosistem di SMP N 3 Perbaungan. Kemampuan berpikir
kritis siswa yang dibelajarkan dengan guided inquiry secara signifikan lebih
tinggi dibandingkan dengan metode Modified Free Inquiry dan metode
tradisional.
3. Ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan metode Guided Inquiry,
Modified Free Inquiry dan tradisional terhadap keterampilan proses sains
siswa pada materi ekosistem di SMP N 3 Perbaungan. Keterampilan proses
sains siswa yang dibelajarkan dengan guided inquiry secara signifikan lebih
tinggi dibandingkan dengan metode Modified Free Inquiry dan metode
74
5.2. Implikasi
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh
metode Guided Inquiry dan Modified Free Inquiry terhadap hasil belajar, berpikir
kritis dan keterampilan proses sain siswa. Hal ini memberi penjelasan dan
penegasan bahwa metode pembelajaran Guided Inquiry dan Modified Free
Inquiry merupakan salah satu faktor yang menjadi perhatian untuk meningkatkan
hasil belajar biologi siswa. Hal ini dapat dimaklumi karena melalui penerapan
metode pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran sehingga keberhasilan dan ketercapaian tujuan pembelajaran akan
tercapai.
Dengan demikian konsekuensinya apabila penerapan metode pembelajaran
yang kurang tepat dalam pembelajaran maka tentu akan berakibat berkurang pula
partisipasi siswa dalam pembelajaran. Melalui penelitian ini menunjukkan bahwa
secara rata-rata hasil belajar, berpikir kritis dan keterampilan proses sain siswa
yang diajarkan dengan metode pembelajaran Guided Inquiry lebih baik daripada
metode pembelajaran Modified Free Inquiry dan metode pembelajaran tradisional.
Sedangkan rata-rata hasil belajar, berpikir kritis dan keterampilan proses sain
metode pembelajaran Modified Free Inquiry lebih baik daripada metode
pembelajaran tradisional. Hal ini menunjukkan bahwa dengan metode
pembelajaran Guided Inquiry efektif untuk meningkatkan hasil belajar, berpikir
kritis dan keterampilan proses sains karena Metode inquiry menekankan pada
aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya Metode
inquiry menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran,
75
secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi
pelajaran itu sendiri.
5.3. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka perlu disarankan sebagai berikut:
1. Kepada guru Mata Pelajaran Biologi agar memaksimalkan kegiatan
pembelajaran dengan berbagai metode pembelajaran yang variatif diantaranya
yaitu metode pembelajan Guided Inquiry dan metode pembelajaran Modified
Free Inquiry.
2. Sebelum dilakukan penerapan metode pembelajaran Guided Inquiry dan
Modified Free Inquiry perlu disosialisasikan juga terlebih dahulu kepada
siswa bagaimana mekanisme metode pembelajaran tersebut sehingga proses
pembelajaran, tujuan maupun kompetensi yang akan diharapkan dapat
tercapai.
3. Dari hasil penelitian yang sudah ada, peneliti hendaknya dapat
mengembangkan metode pembelajaran yang lebih baik lagi digunakan untuk
siswa agar tidak terfokus pada metode pembelajaran Guided Inquiry dan
Modified Free Inquiry saja. Mungkin ada lebih banyak lagi metode
pembelajaran yang lebih baik sehingga tujuan pembelajaran tercapai dengan
76
DAFTAR PUSTAKA
Afcariono, M. 2008. Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Siswa Pada Mata Pelajaran Biologi.
Jurnal Pendidikan Inovatif, 3(2) : 65-68.
Anonim. 2013. PISA 2012 in Focus. OECD.
Anonim. 2002. Integrated Curriculum for Secondary Schools: Curriculum Specifications Science Form 2. Curriculum Development Centre.
Ministry of Education Malaysia. 1 -53.
Ariyati, E. 2010. Pembelajaran Berbasis Praktikum untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa. Jurnal Matematika dan IPA, 1 (2) : 1-11.
Arikunto, S. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara.
Arnyana, I. B. P. 2006. Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif Pada Pelajaran Biologi Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA. Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas PMIPA, IKIP Negeri Singaraja.
Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, 3(39).
Bell, R dan Banchi, H. 2008. Simplifying inquiry instruction. The Science Teacher 72 (7) : 30-34
Brickman, P., C. Gormally, N. Armstrong, B. Hallar. 2009. Effects of Inquiry-based Learning on Students’ Science Literacy Skills and Confidence. International Journal for the Scholarship of Teaching and Learning, 3, (2) :1-22.
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Ennis, R. H., W. L. Gardiner, R. Morrow, D. Paulus, dan L. Ringel. 1964. The Cornell Clas-Reasoning Test, Form X. Champaign: Illinois Critical Thinking Project, Department of Educational Policy Sudies, University of Illinois at Urbana-Champaign.
Fisher, A. 2009. Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga.
77
Hermawati, N. WM. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Penguasaan Konsep Biologi Dan Sikap Ilmiah Siswa SMA Ditinjau Dari Minat Belajar Siswa. E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha.
Johnson, E. B. 2002. Contextual Teaching and Learning. California: Corwin Press, Inc.
Kindsvatter, R., W. Wile, and M. Ishler. 1996. Dynamic of Effective Teaching. London: Logman Publisher.
Masek, A. dan S. Yamin. 2012. The Impact of Instructional Methods on Critical Thinking: A Comparison of Problem-Based Learning and Conventional Approach in Engineering Education. International Scholarly Research Network ISRN Education. 2012 : 1 - 6.
Mustachifidoh; Jelantik,S dan Widiyanti. 2013. Pengaruh model pembelajaran inquiry terhadap prestasi belajar biologi ditinjau dari intelegensi siswa SMA N 1 Srono. E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. (3) : 1-11.
Nurhadi & Senduk, G. A. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya Dalam KBK. Universitas Negeri Malang.
Nuraini, A. 2013. Perbedaan keberhasilan Model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan model pembelajaran inkuiri bebas pada aspek kognitif Peserta Didik. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
Purba, S. 2010. Strategi Pembelajaran Kolaboratif Dalam Meningkatkan Kreativitas Belajar Mengajar. Medan: Jurnal Teknologi Pendidikan Pascasarjana Unimed Medan, 3(1) : 1 April 2010.
Paidi. tanpa tahun. Peningkatan Scientific Skill Siswa Melalui Implementasi Metode Guided Inquiry Pada Pembelajaran Biologi di SMAN 1 Sleman. Yogyakarta: FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta.
Parr, B., dan M. C. Edwards. 2004. Inquiry-Based Instruction In Secondary Agricultural Education: Problem-Solving – An Old Friend Revisited.
Journal of Agricultural Education, 45(4).
Quitadamo, I. J., C. L. Faiola, J. E. Johnson, and M. J. Kurtz. 2008. Community-based Inquiry Improves Critical Thinking in General Education Biology. Article. CBE-Life Sciences Education, (7) : 327-337.
78
Roestiyah, N. K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran Dengan Problem Based Learning Itu Perlu Untuk Meningkatkan Profesionalitas Guru. Bogor: Ghalia Indonesia.
Rufaida, D. A., Hidayat, L.M ., dan Isnaini, S . 2012. Bank Soal IPA SMP/Mts. Yogyakarta : Citra Aji Permana.
Rusche, S. N dan K. Jason. 2011. “You Have to Absorb Yourself in It”: Using Inquiry and Reflection to Promote Student Learning and Self-knowledge.
Teaching Sociology American Sociological Association 39(4) 338– 353.
Syah, M. 2003. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sanjaya, W. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta :
Tsui, L. 2002. Fostering Critical Thinking through Effective Pedagogy: Evidence from Four Institutional Case Studies. The Journal of Higher Education,
73(6):740-763.
Wulaningsih, S; Prayitno, A.B dan Probosar, M.R. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains Ditinjau Dari Kemampuan Akademik Siswa SMA Negeri 5 Surakarta.
Pendidikan Biologi FKIP UNS. 4 (2) : 33-43.
Zion, M., D. Shafira, M. Slezak, E. Link, N. Bashan, M. Brumer, T. Orian, R. Nussinovitch, B. Agrest, dan R. Mendelovici. 2004. Case Study: Biomind-A New Biology Curriculum that Enables Aunthentic Inquiry Learning. Journal of Biological Education. 38 (2) : 57-69.
Zion, M. 2007. Implementation Model of An Open Inquiry Curriculum. Science Education International. 18 (2) : 93-112.