• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KERANGKA TEORI. bahasa yunani, yaitu startegos ini berasal dari kata stratus yang berarti militer

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KERANGKA TEORI. bahasa yunani, yaitu startegos ini berasal dari kata stratus yang berarti militer"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KERANGKA TEORI 2.1 Strategi

2.1.1 Pengertian Strategi

Strategi merupakan sebagai kosa kata yang pada mulanya berasal dari bahasa yunani, yaitu “startegos” ini berasal dari kata “stratus” yang berarti militer dan „ag‟ yang berarti memimpin (2005: 8). Menurut Kotler dan Amstrong (2003: 37) Strategi adalah penempatan tujuan dasar jangka panjang dan sasaran perusahaan, dan penempatan serangkaian tindakan, serta alokasi sumber daya yang penting untuk melaksanakan sasaran ini.

Menurut Faulkner dan Jhonson dalam Kotler dan Amstrong (2003: 15) Strategi adalah arah dan cakupan organisasi yang secara ideal untuk jangka yang lebih panjang, yang menyesuaikan sumber dayanya dengan lingkungan yang berubah, dan secara khusus, dan dengan pasarnya, dengan pelangan untuk memenuhi harapan stakeholder.

2.1.2 Tahapan Penyusunan Strategi

Menurut Triton PB (2000: 17) Penyusunan strategi memerlukan tahapan-tahapan tertentu untuk di penuhi. Berdasarkan rumusan pengertian terakhir dari definisi strategi pada beberapa buku, maka sedikitnya ada enam tahapan umum yang perlu diperhatikan dalam merumuskan suatu strategi, yaitu :

1. Seleksi yang mendasar dan kritis terhadap permasalahan. 2. Menetapkan tujuan dasar dan sasaran strategi.

(2)

3. Menyusun perencanaan tindakan (action plan). 4. Menyusun rencana penyumberdayaan.

5. Mempertimbangkan keunggulan. 6. Mempertimbangkan keberlanjutan.

Untuk menghindari kerancuan, perlu di perhatikan bahwa sampai bagian ini pembahasan masih terbatas mengenai strategi dan belum mencapai wilayah pembahasan manjemen strategis. Dengan memahami tahapan umum yang ada dalam menyusun suatu stratgi, maka akan lebih mudah di dalam melakukan manajemen atas strategi itu sendiri.

2.2. Pengembangan Bisnis 2.2.1 Definisi Bisnis

Menurut Suryatama (2008: 1) Bisnis dalam ilmu ekonomi merupakan suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen untuk mendapatkan keuntungan atau laba. Istilah bisnis berasal dari bahasa inggris yaitu business, yang berasal dari kata dasar busy yang berarti “sibuk” dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat.

Menurut Huat dalam Suryatama (2008: 3) kata bisnis didalam artian yang luas istilah yang bersifat umum yang menunjukkan semua institusi dan kegiatan yang memproduksi jasa dan barang dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Bisnis menjadi sebuah sistem yang memproduksi jasa dan barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat luas.

(3)

2.2.2 Definisi Pengembangan Bisnis

Menurut Solihin (2006: 26) pengembangan bisnis (business development) yang seorang wirausaha pada umumnya akan melakukan kegiatan usaha melalui tahap-tahap pengembangan bisnis sebagai berikut :

1. Memiliki ide bisnis

Usaha apapun yang akan dikembangkan oleh seorang wirausahawan, pada mulanya berasal dari ide bisnis. Ide usaha yang dimiliki seorang wirausahawan dapat berasal dari berbagai sumber. Ide tersebut dapat muncul setelah melihat keberhasilan orang lain atau karena adanya sense of business yang kuat dari wirausahawan.

2. Penyaringan ide/konsep usaha

Ide usaha masih merupakan gambaran yang kasar mengenai bisnis yang akan dikembangkan oleh seorang wirausahawan. Pada tahap selanjutnya, wirausahawan akan menterjemahkan ide tersebut dalam konsep usaha yang lebih spesifik. Dengan memperjelas ide usaha menjadi konsep usaha, maka hal tersebut akan semakin memudahkan wirausahawan dalam melakukan seleksi ide-ide usaha karena ide usaha tersebut akan semakin jelas wujud bisnisnya.

3. Pengembangan rencana usaha

Wirausahawan adalah orang yang melakukan penggunaan sumber daya untuk memperoleh keuntungan. Dengan demikian, komponen utama yang harus dikembangkan oleh seorang wirausahawan adalah perhitungan laba rugi dari bisnis tersebut. Selain itu, yang juga harus diperhatikan adalah

(4)

kecenderungan pasar saat ini maupun yang akan datang. Rencana usaha tersebut akan menjadi panduan bagi pelaksanaan usaha.

4. Implementasi rencana usaha pada pengendalian usaha

Rencana usaha yang telah dibuat kemudian diimplementasikan dalam pelaksanaan usaha. Dalam kegiatan implementasi rencana usaha, seorang wirausahawan akan mengerahkan berbagai sumber daya yang dibutuhkan seperti modal, material dan tenaga kerja untuk menjalani kegiatan usaha. Setelah itu dilakukan proses evaluasi dengan membandingkan hasil pelaksanaan usaha dengan target usaha yang telah dibuat dalam perencanaan usaha. Melalui pelaksanaan kegiatan usaha, seorang pengusaha juga akan memperoleh umpan balik yang dapat digunakan untuk melakukan perbaikan dalam pelaksanaan kegiatan usaha, penetapan tujuan dan strategi baru atau melakukan tindakan koreksi.

Menurut Subagyo (2008: 29), pengembangan usaha berarti usaha yang akan dibangun merupakan bagian dari identitas usaha yang ada sebelumnya. Sedangkan Menurut Anoraga (2007: 66) Pengembangan usaha pada dasarnya adalah tanggung jawab dari setiap pengusaha/wirausaha. Dalam pengembangan usaha termasuk bagi industri rumah tangga saat ini sangat membutuhkan pandangan kedepan (akan dijadikan seperti apa usaha tersebut), motivasi dan tentu saja kreativitas. Jika ini dapat dilakukan oleh setiap wirausaha, maka besarlah harapan untuk dapat menjadikan usaha yang semula kecil menjadi skala menengah atau bahkan menjadi sebuah usaha besar.

(5)

2.2.3 Cara Pengembangan Bisnis

Menurut Humaizar (2010: 19), disebutkan bahwa ada tiga cara pengembangan bisnis yaitu:

1. Perluasan ke hulu atau ke hilir pengembangan usaha disesuaikan dengan posisi usaha anda saat ini, jika usaha tersebut berada di hilir, maka pengembangannya kearah hulu. Kelebihan: pengembangan pada posisi ini lebih muda, karena telah mengetahui pasar, sumber material, dan teknologi, kekurangan jika terjadi permintaan produk pada bisnis ini melemah, maka tingkat penjualan akan menurun.

2. Diversifikasi Usaha

Diversifikasi usaha adalah mengembangkan usaha keberbagai jenis usaha. Kelebihan: jika salah satu jenis usaha mengalami penurunan permintaan pasar (rugi), maka usaha yang lain masih dapat menutupi kerugiannya. Kekurangan: pengembangan cara ini cukup sulit dilakukan karena harus mempelajari dari awal baik pasar, sumber material, ataupun teknologinya dan sebagainya.

3. Menjual bisnis (Franchise)

Arti dari menjual bisnis disini adalah menjual hak patennya. Ini dilakukan ketika usaha tersebut sudah memiliki hak paten atas produk atau jasa dan konsep pemasarannya.

2.2.4 Tipe Pengembangan Bisnis

Menurut Subagyo (2008: 23), disebutkan bahwa ada dua tipe pengembangan bisnis yaitu:

(6)

1. Pengembangan Vertikal

Pengembangan vertikal adalah perluasan usaha dengan cara membangun bisnis baru yang masih memiliki hubungan langsung dengan bisnis utamanya.

2. Pengembangan Horizontal

Pengembangan horizontal adalah pembangunan usaha baru yang bertujuan memperkuat bisnis utama untuk mendapatkan keunggulan komparatif, yang secara lineproduk tidak memiliki hubungan dengan bisnisnya.

2.3 Analisis SWOT

Menurut Hunger dan Wheelen (2003: 193) Analisis SWOT merupakan akronim untuk Strenghts, Weakness, Opportunities, Threats dari organisasi, yang semuanya merupakan faktor-faktor strategis. Analisis SWOT harus mengidentifikasi kompetisi langkah perusahaan yaitu keahlian tertentu dari sumber-sumber yang dimiliki oleh sebuah perusahaan dan cara unggul yang mereka gunakan.

Dalam Rohman (2012: 13) dikatakan bahwa analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang dilakukan untuk mengevaluasi kekuatan (strenghts) dan kelemahan (Weaknesses) Internal organisasi, serta peluang organisasi atau proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats).

Menurut Suryatama (2008: 84) analisis SWOT hanya menggambarkan situasi yang terjadi, bukan sebagai suatu acuan pemecahan masalah, hal ini dapat dilihat dari Strenght, Weakness, Opportunity, dan Threats.

(7)

1. Strenght (Kekuatan)

Strenght merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada.

2. Weakness (Kelemahan)

Weakness adalah kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada.

3. Opportunity (Kesempatan)

Opportunity adalah kondisi peluang yang berkembang dimasa yang akan datang yang kemungkian terjadi.

4. Threats (Ancaman)

Threats merupakan kondisi atau keadaan yang mengancam dari luar.

2.3.1 Matriks SWOT

Menurut David (2010: 327) Matriks SWOT terdiri atas sembilan sel. Terdapat empat sel faktor utama, empat sel strategi, dan satu sel yang dibiarkan kosong (sel kiri atas). Keempat sel strategi, yang diberi nama SO, WO, ST, dan WT dikembangkan setelah melengkapi keempat sel faktor utama, yang diberi nama S, W, O, dan T. Terdapat delapan langkah dalam membentuk sebuah Matriks SWOT, yaitu buat daftar peluang-peluang eksternal utama perusahaan, buat daftar ancaman-ancaman eksternal utama perusahaan, buat daftar kekuatan-kekuatan internal utama perusahaan, buat daftar kelemahan-kelemahan internal utama perusahaan, cocokan kekuatan internal dengan peluang eksternal, dan catat hasilnya pada sel strategis SO, cocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal, dan catat hasilnya pada sel strategi WO, cocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal, dan catat hasilnya pada sel strategi ST, dan cocokkan

(8)

kelemahan internal dengan ancaman eksternal, dan catat hasilnya pada sel strategi WT.

Strategi SO (SO Strategies) memanfaatkan kekuatan internal perusahaan untuk menarik keuntungan dari peluang eksternal. Secara umum, organisasi akan menjalankan strategi WO, ST, atau WT untuk mencapai situasi di mana mereka dapat melaksanakan strategi SO. Jika sebuah perusahaan memiliki kelemahan besar, maka perusahaan akan berjuang untuk mengatasinya dan mengubahnya menjadi kekuatan.

Strategi WO (WO Strategies) bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan cara mengambil keuntungan dari peluang eksternal. Terkadang peluang peluang besar muncul, tetapi perusahaan memiliki kelemahan internal yang menghalanginya memanfaatkan peluang tersebut.

Strategi ST (ST Strategies) menggunakan kekuatan sebuah perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Hal ini bukan berarti bahwa suatu organisasi yang kuat harus selalu menghadapi ancaman secara langsung di dalam lingkungan eksternal.

Strategi WT (WT Strategies) merupakan taktik defensive yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman eksternal. Sebuah organisasi yang menghadapi berbagai ancaman eksternal dan kelemahan internal benar-benar dalam posisi yang membahayakan.

Matriks kekuatan-kelemahan-peluang-ancaman (strenghts-weakness, opportunities-threats-SWOT) adalah sebuah alat pencocokan yang penting, yang membantu para manajer mengembangkan empat jenis strategi : Strategi SO

(9)

(kekuatan-peluang), Strategi WO (kelemahan-peluang), Strategi ST (Kekuatan ancaman, dan Strategi WT (kelemahan-ancaman).

Berikut merupakan matriks SWOT untuk perumusan strategi: Tabel 2.1

Matriks SWOT

Sumber: Pardede (2011: 243)

2.3.2 Matriks EFAS

Menurut Rangkuti (2014: 25) dikatakan bahwa matriks EFAS digunakan untuk merumuskan faktor-faktor strategi eksternal ke dalam kerangka strength and weakness perusahaan. Mengidentifikasi dan mengevaluasi peluang dan ancaman eksternal memampukan organisasi untuk mengembangkan misi yang jelas. Merancang strategi guna mencapai tujuan jangka panjang, dan mengembangkan berbagai kebijakan untuk meraih tujuan organisasi. Sebelum strategi diterapkan, perencanaan strategi harus

Unsur-unsur dari dalam perusahaan (Internal) Unsur-unsur dari luar perusahaan (External) Kekuatan-kekuatan (S) Kelemahan-Kelemahan (W) Peluang-peluang (O) A SIASAT SO B SIASAT WO Ancaman-Ancaman (T) C SIASAT ST D SIASAT WT

(10)

menganalisis lingkungan eksternal untuk mengetahui berbagai kemungkinan peluang dan ancaman. Setelah itu dapat dibuat tabel EFAS ( ekternal strategi factors analisis summary). Adapun cara penentu faktor strategi ekternal (EFAS) adalah:

1. Pada kolom 1, identifikasi dan tulisan item-item EFAS yang paling penting dalam strategi ekternal, tunjukkan mana yang merupakan peluang (O) dan ancaman (T) untuk analisis eksternal 2. Pada kolom 2, tentukan bobot untuk setiap faktor mulai 1,0

(sangat penting), sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap posisi strategi perusahaan. Semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00.

3. Hitung rating untuk masing-masing faktor peluang, ancaman, kekuatan, kelemahan dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor). Pemberian nilai rating untuk faktor peluang yang semakin besar diberikan rating +4, tetapi jika peluang kecil diberikan +1. Pemberian nilai rating ancaman kebalikannya, jika nilai ancaman sangat besar ratingnya adalah nilai ancamannya sedikit rating nya 4.

Rating pada matriks EFAS :

1 = memiliki peluang yang sangat sedikit atau ancaman yang sangat besar.

(11)

4 = memiliki peluang yang sangat besar atau ancaman yang sangat kecil.

Jadi, Rating mengacu pada kondisi perusahaan, sedangkan bobot mengacu pada industri dimana perusahaan tersebut berada.

Tabel 2.2 TABEL EFAS FAKTOR-FAKTOR STRATEGI EKSTERNAL

BOBOT RATING BOBOT X

RATING KOMENTAR PELUANG : Jumlah X X X X ANCAMAN : Jumlah X X X X TOTAL 1,00 Sumber : Rangkuti (2014: 26) 2.3.3 Matriks IFAS

Matriks IFAS digunakan untuk merumuskan faktor-faktor strategi internal ke dalam kerangkan strength and weakness perusahaan. Setelah faktor-faktor strategi internal suatu perusahaan diidentifikasi, tabel IFAS (Internal strategi factors analysis summary) disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategi internal tersebut, adapun cara penentuan faktor strategi internal :

a. Pada kolom 1, identifikasi dan tulisan item-item IFAS yang paling penting dalam kolom faktor strategi, tunjukkan mana yang merupakan kekuatan (S) dan kelemahan (W) untuk analisis internal.

b. Pada kolom 2, tentukan bobot untuk setiap faktor mulai 1,0 (sangat penting), sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap posisi strategi

(12)

perusahaan. Semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00.

c. Pemberian nilai rating untuk faktor kekuatan yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika kekuatannya kecil diberi nilai +1. Pemberian nilai rating kelemahan kebalikannya, jika nilai kelemahan sangat besar rating nya adalah 1, sebalikknya jika nilai kelemahannya kecil ratingnya 4.

Rating pada Matriks IFAS : 1 = merupakan kelemahan utama. 2 = merupakan kelemahan yang kecil. 3 = merupakan kekuatan yang kecil. 4 = merupakan kekuatan utama.

Tabel 2.3 Tabel IFAS FAKTOR-FAKTOR STRATEGI INTERNAL

BOBOT RATING BOBOT X RATING KOMENTAR KEKUATAN: Jumlah X X X X KELEMAHAN: Jumlah X X X X TOTAL 1,00 Sumber: Rangkuti (2014: 27) 2.4 Penelitian Terdahulu

1. Vivi Angeline Chatarine (2012), meneliti tentang “Strategi Pengembangan Bisnis Buah Semangka Pada CV Salim Abadi, Kabupaten

(13)

skor yang berjumlah 3,1234. Nilai tersebut di atas nilai rata-rata sebesar 2,5 yang menunjukkan bahwa pengembangan bisnis buah semangka CV SA berada di atas rata-rata, yaitu perusahaan mampu memanfaatkan kekuatannya dengan cukup baik, antara lain: 1) mencakup pasar Jawa dan Sumatera, 2) memiliki petani mitra dan musiman, 3) memiliki sistem pembukuan dan alat pengambilan keputusan, 4) input produksi terjamin ketersediaannya, 5) memiliki SOP buah semangka sendiri, 6) pembagian kerja karyawan yang jelas, dan 7) fasilitas informasi manajemen yang lengkap. Selain itu, perusahaan dapat meminimalkan kelemahan dengan cukup baik, yaitu: 1) masih menggunakan sistem sewa lahan, 2) kontrak jual beli belum kuat, 3) belum mampu memenuhi kebutuhan ekspor semangka, 4) visi dan misi perusahaan belum tertulis dan jelas, 5) SDM lapangan yang kurang profesional, dan 6) kegiatan promosi belum gencar. Hasil analisis matriks IE menunjukkan bisnis buah semangka CV SA berada pada kuadran IV, yaitu berada pada posisi kemampuan internal kuat dan eksternal yang sedang.Perusahaan dapat dikelola dengan strategi tumbuh dan membangun (grow and build) yang dapat dilakukan dengan melakukan strategi intensif seperti penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk, serta dapat dilakukan dengan strategi integratif seperti integrasi kedepan, integrasi ke belakang dan integrasi horizontal. Hasil strategi dengan matriks SWOT menghasilkan tujuh alternatif strategi, yaitu: 1) mengembangkan kinerja SDM untuk meningkatkan produksi dan sasaran pasar yang lebih luas, 2) memberikan pelatihan dan pendidikan bagi karyawan, 3) melakukan kerjasama dengan petani semangka lainnya, 4) membeli lahan sendiri, 5) memanfaatkan potensi daerah serta dukungan pemerintah dan

(14)

teknologi yang ada, 6) menetapkan kontrak perjanjian kepada pemasok dan pembeli dengan jelas, dan 7) menetapkan visi dan misi perusahaan.

2. Nia Yamesa (2010) meneliti tentang “Strategi Pengembangan Usaha Peternakan Ayam Ras Petelur Pada Perusahaan AAPS Kecamatan Guguak, Kabupaten 50 Kota, Sumatera Barat”. Data yang dikumpulkan mencakup data primer dan data sekunder, baik kualitatif maupun kuantitatif.Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan dilapang, wawancara dan kuisioner kepada pihak perusahaan.Data sekunder diperoleh dari hasil riset atau penelitian terdahulu, makalah-makalah seminar, artikel-artikel dan literature yang relevan dengan perkmasalahan yang dianalisis.Sebagai data penunjang dikumpulkan informasi dari instansi-instansi yang terkait seperti Badan Pusat Statistik (BPS) dan Dinas Pertanian RI.Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan konsep manajemen strategis. Analisis yang dilakukan terdiri dari analisis kualitatif (faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan) dan analisis kuantitatif untuk perumusan strategi terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap pemasukan digunakan matriks IFE (Internal Factor Evaluation) dan matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation), tahap pemaduan dilakukan dengan matriks IE (Internal-Eksternal) dan matriks SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threats), dan tahap pengambilan keputusan menggunakan QSPM (Quantitative Strategy Position Matrix)

3. Rara Tama Puteri (2014) meneliti tentang “Strategi Pengembangan Bisnis Rumah Tempe Indonesia di Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat”.Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang

(15)

memprioritaskan alternatif strategi berdasarkan hasil analisis lingkungan internal dan eksternal Rumah Tempe Indonesia.Pengambilan data dilakukan terhadap enam responden pada bulan April 2014 hingga Mei 2014 di Rumah Tempe Indonesia di Bogor, Jawa Barat. Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode perumusan strategi. Hasil analisis matriks IE menunjukkan posisi RTI berada di kuadran dua yaitu tumbuh dan membangun.Strategi yang paling tepat digunakan adalah strategi intensif dan integratif. Terdapat 5 alternatif strategi yang dapat diterapkan RTI berdasarkan analisis matriks SWOT. Hasil analisis matriks QSP menunjukkan strategi yang sebaiknya menjadi prioritas dalam pengembangan bisnis RTI yaitu melakukan pengembangan pasar baru secara intensif.

4. Devi Umi Puspasafitri (2014) meneliti tentang “Strategi Pengembangan Bisnis Produk Gel Handsanitizer”. Tujuan dari kajian ini adalah mempersiapkan strategi peluncuran produk ini ke pasar.Terdapat dua tahap dalam kajian ini yakni desain produk dan perencanaan strategi.Desain produk mencakup identifikasi pasar, desain prototipe penentua harga pokok dan penerimaan pelanggan.Perancangan strategi dikembangkan dengan menggunakan evaluasi internal faktor dan eksternal faktor (matriks IFE-EFE) yang diikuti dengan matriks perencanaan strategi kuantitatif (QSP). Hasil yang diperoleh menunjukan bauran pasar produk sebesar 1.23 juta dan desain produk yang dipilih adalah kemasan sekali pakai.Harga pokok produk adalah Rp 4 032. Hasil juga menunjukkan penerimaan pelanggan yang tinggi terhadap produk. Terdapat 20 faktor yang mempengaruhi peluncuran produk (secara internal dan eksternal). Total skor bobot pada faktor internal adalah 2.568 dan 2.620 untuk faktor

(16)

eksternal. Dengan analisis kartesius, dapat dilihat bahwa posisi bisnis terdapat pada kuadran kelima. Berdasarkan posisi tersebut, strategi-strategi yang disarankan adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk.

5. Ibrahim Chalid (2013) meneliti tentang “Kajian Strategi Pengembangan Usaha Persemaian Jabon Pada CV. Karya Barokah Bogor Jawa Barat” Melalui analisis matriks SWOT dihasilkan delapan alternatif strategi yang akan diolah menggunakan metode AHP untuk memudahkan dalam tahap pengambilan keputusan. Berdasarkan hasil analisis AHP alternatif strategi berdasarkan nilai prioritas tertinggi adalah 1) Memperluas lahan usaha operasional produksi dan tenaga kerja; 2) Meningkatkan jalinan kerjasama dengan petani mitra; 3) Memperbaiki struktur dan kebijakan manajemen; 4) Mengembangkan kemitraan besar; 5) Mengembangkan pola pemasaran agresif dan pelayanan yang lebih baik; 6) Mengembangkan Sistem Informasi Manajemen (SIM), 7) Meningkatkan mutu bahan olahan, dan 8) Membuat produk kreatif dan inovatif.

Gambar

Tabel 2.1  Matriks SWOT
Tabel 2.2  TABEL EFAS   FAKTOR-FAKTOR  STRATEGI  EKSTERNAL
Tabel 2.3  Tabel IFAS   FAKTOR-FAKTOR  STRATEGI  INTERNAL

Referensi

Dokumen terkait

dibandingkan dengan nilai α, menunjukkan nilai hasil P Value < α, yaitu 0,000 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 diterima yang artinya ada hubungan fungsi

Kajian tersebut dimulai dengan aplikasinya pada paleomagnetisme, yaitu pelacakan arah medan magnetik bumi di masa lampau dan berlanjut hingga awal abad 20, kajian

Pada penelitian ini telah dilakukan studi mengenai modifikasi struktur permukaan pelat aluminium dengan bubuk besi menggunakan metoda mechanical alloying (MA) yang bertujuan

Sebaliknya, responden (ibu hamil) yang memberikan penilaian dan harapan yang kurang bagus kepada lima aspek kualitas jasa pelayanan saat melakukan pemeriksaan

“Toksisitas Akut Ekstrak Daun Sirsak Ratu (Annona Muricata) Dan Sirsak Hutan (Annona Glabra) Sebagai Potensi Antikanker”.. Bogor: Institut

Pelaksanaan kegiatan dalam bentuk pemberian keterampilan menjahit masker yang sesuai dengan persyaratan kesehatan dengan menggunakan pola yang sederhana di Desa

Secara umum dari model dapat dijelaskan bahwa latihan fisik dapat menurunkan kadar glukosa basal sementara setelah latihan, namun lama-kelamaan akan naik kembali ke

Untuk kepentingan penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat, maka dalam Peraturan Pemerintah ini diatur mengenai