• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERILAKU MENYIMPANG ANAK USIA REMAJA. Rahmat H. Kuyo. Nim : Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERILAKU MENYIMPANG ANAK USIA REMAJA. Rahmat H. Kuyo. Nim : Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal :

PERILAKU MENYIMPANG ANAK USIA REMAJA

Rahmat H. Kuyo

Nim : 221 408 056

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo

ABSTRAK

Dalam penelitian ini, permasalahan yang penulis angkat adalah tentang faktor apa saja yang menjadi penyebab anak usia remaja melakukan penyimpangan, serta mengetahui upaya-upaya pemerintah dalam mencega dan menanggulangi segala penyimpangan yang dilakukan anak usia remaja di Kelurahan Gogagoman Kecamatan Kotamobagu Barat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui factor yang menyebabkan perilaku menyimpang anak usia remaja dan bagaimana upaya pemerintah dalam menanggulanginya. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, dimana dalam hal ini penulis menggambarkan kasus dan peristiwa-peristiwa pada berbagai aspek yang timbul diberbagai kehidupan masyarakat usia remaja. Dari hasil penelitian ini, ditemukan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan anak remaja melakukan penyimpangan, yaitu faktor yang terdapat pada diri sendiri, lingkungan keluarga, dan faktor lingkungan masyarakat yakni faktor yang mendominasi diantara faktor-faktor diatas. Dengan hal ini melihat dari beberapa faktor yang penulis dapatkan, ini berarti penelitian penulis tercapai.

Key wods : Behavior, disorder, teenager

Kirschenbaum (dalam, Darmadi, 2009:119) menyatakan bahwa manusia pada dasarnya merupakan makhluk yang terdidik dan bisa dididik, sehingga dalam hidupnya mereka senantiasa memerlukan nilai sebagai pegangan dalam menyikapi dunia dan kehidupannya. Oleh sebab itu, menurutnya pendidikan nilai

(2)

pada hakekatnya merupakan suatu keharusan yang tidak bisa ditawar lagi, khususnya menyangkut proses klarifikasi nilai-nilai keyakinan dan kehidupan yang layak bagi diri manusia itu sendiri.

Perilaku manusia yang dalam hal ini moralitas, merupakan sebuah fungsi dari masa lalu remaja dan bergantung pada banyak faktor, diantaranya pengaruh-pengaruh orang tua, norma-norma sosial dan pengalaman pribadi yang ikut menentukan sikap dan tingka laku. Namun berdasarkan pada realitas dilapangan menunjukan bahwa sebagian besar remaja yang merupakan aset bangsa justru merupakan sumber berbagai masalah moral yang terjadi. Lokasi penelitian yang di teliti, dengan jumlah penduduk 12.000 jiwa dan 40% sebagian besar di pegang oleh para remaja yang tersebar di 25 rukun tetangga (RT) dan 10 rukun warga (RW). Sebagian besar remaja di kelurahan Gogagoman kerap melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak bermoral mulai dari perkelahian, pencurian, pornografi, penganiayaan, perjudian, dan sampai juga dengan pembunuhan.

Dengan melihat masalah seperti yang sudah diuraikan di atas, dalam penelitian ini, peneliti mengambil manfaat berupa manfaat teoristis yaitu bisa memberikan sumbangan pemikiran terhadap pembelajaran moral serta manfaat praktis yaitu hasil penelitian ini bisa menjadi kontribusi bagi pemerintah kelurahan gogagoman. Dengan manfaat diatas, penelitian ini juga bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis bagaimana factor yang menyebabkan perilaku menyimpang anak remaja serta mengetahui bagaimana pemerintah menanggulangi dan mencega tindakan penyimpangan tersebut.

Pengertian Remaja

Remaja berasal dari kata latin adolesence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik. Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh Calon (Sudarsono, 2008:2) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Hal ini menunjukan bahwa remaja berada pada posisi di antara status dewasa dan status anak sehingga remaja bukan kategori orang dewasa ataupun kategori anak-anak di bawa umur sepuluh tahun.

Rosenblum(dalam, Santrock, 2007:18) mengatakan bahwa seorang remaja bisa saja merasa sedang dipuncak dunia pada satu saat namun merasa tidak berharga sama sekali pada waktu berikutnya. Dalam beberapa kejadian intensitas dari emosi yang mereka alami, memiliki proporsi yang terlalu berlebihan

(3)

dibandingkan kejadian yang menyebabkannya. Dengan demikian bahwa seorang remaja akan merasakan perubahan besar dan berlebihan pada waktu tertentu dibandingkan apa yang menjadi penyebabnya.

Pengertian Perilaku Menyimpang

Perilaku menyimpang adalah bentuk dari pada suatu kenakalan baik, yang dilakukan oleh remaja atau pun orang dewasa. Faktor kesengajaan atau kesadaran diri dari orang tersebut, dan tidak melanggar hukum adalah seseorang yang tidak bisa digolongkan sebagai nakal, walaupun perbuatannya sedikit menyimpang dari norma-norma hukum, yang ada di negara Indonesia. Perilaku yang menyimpang adalah bentuk kebiasaan atau perilaku yang melanggar hukum, dan hal ini digolongkan oleh orang-orang, khususnya remaja sebagai suatu kenakalan yang domain dilakukan pada awal usia masa remaja.

Faktor Penyebab Perilaku Menyimpang Remaja

Ada beberapa teori tentang bagaimana dan apa saja yang menyangkut faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang remaja, antara lain (dalam, Santrock, 2007:233) yaitu sebagai berikut :

1. Menurut Pendekatan Biopsikosial

Dalam pendekatan biopsikosial ini, ada beberapa faktor yang menyebabkan perilaku menyimpang remaja, yaitu :

a. Faktor biologis yaitu kegagalan dari fungsi tubuhnya, sehingga menimbulkan masalah paa anak remaja yang mengalaminya

b. Faktor psikologis yaitu gangguan berfikir, proses belajar yang keliruh akan membuat masalah pada anak remaja

c. Faktor sosial yaitu status sosio-ekonomi, kualitaslingkungan tempat tinggal 2. Menurut pendekatan psikopatologi

Pendekatan psikopatologi ini berfocus pada upaya mendeskripsikan dan mengeskplorasi jalur perkembangan masalah. Banyak peneliti berusaha memahami kaitan antara pencetus awal dari timbulnya suatu masalah, seperti faktor-faktor resiko, dan pengalaman dimasa dini, serta dampaknya seperti kenakalan atau depresi.

Dari beberapa factor di atas, sangat jelas ada beberapa factor yang bisa mempengaruhi anak remaja melakukan perilaku menyimpang, yang bisa menimbulkan berbagai masalah pada anak itu sendiri, orang tua serta masyarakat sekitar.

Metode Penelitian

Untuk memeperoleh dan mendapatkan data, peneliti mennggunakan metode kualitatif deskriptif, dengan ini peneliti menjadi instrument utama di dalam

(4)

penelitian. Sumber data yang menjadi pedoman, peneliti menggunakan sumber yang berasal dari data Primer yakni anak remaja dan pihak pemerintah Gogagoman dan data Sokunder yakni buku literature, internet dan data Kelurahan.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Dari perolehan data yang peneliti dapatkan, ada beberapa faktor yang menyebabkan perilaku menyimpang anak usia hal ini bisa dilihat dari deskripsi hasil penelian sebagai berikut :

1. Faktor lingkungan Masyarakat

Faktor lingkungan adalah faktor yang paling menonjol untuk seorang remaja melakukan tindakan penyimpangan. Kondisi masyarakat, yang selalu melakukan berbagai bentuk kenakalan, menjadi acuan dan petunjuk bagi anak berusia remaja.

2. Faktor dari dalam diri remaja

Faktor berkaitan dengan diri remaja, seperti kesalahan fisik dan minat dan kesadaran, ditemukan bahwa terdapat informasi yang mengalami ganguan fisik yang dapat menggangu proses kedewasaan. Ada juga yang terdapat gangguan mental seperti kurangnya kemampuan menyesuaikan diri dengan keadaan sekitar. Selain itu rata-rata minat kesadaran juga dapat dikatakan rendah ( wawancara dengan sekretaris lurah VP, 24 april 2013). Hal ini menunjukan sangat jelas bahwa kekurangan yang dimiliki seorang anak, baik secara fisik ataupun minat kesadarannya kurang, akan menyebabkan anak remaja ini kerap melakukan hal-hal yang kurang terpuji misalkan merokok,berbuat onar dll.

3. Faktor keluarga

Orang tua merupakan kelompok masyarakat terkecil akan tetapi merupakan lingkungan paling kuat dalam membesarkan anak. Orang tua yang baik pengasuhannya dan tingginya kepedulian terhadap anak remaja, akan berpengaruh positif bagi perkembangan anak remaja, sedangkan orang tua yang jelek atau kurang pedulinya mereka terhadap perkembangana anak remaja, maka akan melahirkan perilaku negatif bagi kehidupan anak remaja. Tingka laku orang tua yang tidak pernah memperdulikan perkembangan anak-anaknya dan terpenting bagi mereka selama anak-anaknya belum melanggar hukum maka ini tidak pernah menjadi permasalahan bagi mereka selaku orang tua sehingga kadang-kadang anak melakukan tindakan penyimpangan.

(5)

Dengan hasil di atas, peneliti juga mendapatkan perolehan data tentang bagaimana upaya pemerintah dalam menanggulangi tindakan penyimpangan tersebut, anatara lain sebagai berikut :

1. Penyuluhan sosial untuk kesadaran bagi masyarakat

Masyarakat adalah tempat yang cukup lama untuk sebuah hubungan dalam kehidupan remaja, sehingga itu masyarakat harus mempunyai kesadaran penuh dalam menaungi anak berusia remaja untuk menghadapi berbagai rintangan dalam kehidupan. Sosialisasi bagi masyarakat akan pentingnya sebuah kesadaran sangat berperan penting untuk menanggulangi berbagai penyimpangan yang dilakukan oleh kalangan anak remaja, sebab melihat dari kurangnya kesadaran yang dimilki oleh setiap warga masyarakat akan membuat semakin maraknya perilaku penyimpangan yang dilakukan oleh anak usia remaja.

2. Memberikan sanksi kepada anak remaja yang melakukan penyimpangan Perilaku menyimpang yang dilakukan anak remaja di Kelurahan Gogagoman adalah tindakan yang dominannya belum melanggar hukum contohnya merokok, mengkonsumsi miras, tidak menghiraukan perkataan orang tua, dll, sehingga pemberian sanksi kepada anak yang melakukan pelanggaran adalah atas kebijakan pemerintah kelurahan gogagoman.

3. Penyuluhan sosial pada setiap orang tua

Orang tua, wali atau pengasuh harus memahami semua kebutuhan anak-anaknya, baik yang bersifat biologis maupun yang bersifat psikologis. Anak-anak didalam hidupnya perluh mkn, minum, pakaian. Disamping itu mereka membutuhkan cinta serta rasa aman dalam keluarga, juga perlakuan adil dari kedua orang tua sangat mereka harapkan. Orang tua memiliki peranan untuk menanamkan dsiplin bagi anak-anak sejak masih kecil agar setelah dewasa hal tersebut dapat menjadi kebiasaan.

Simpulan

Dari beberapa teori diatas serta hasil perolehan data, bisa dismpulkan bahwasanya yaitu :

1. Factor-faktor yang menyebabkan perilaku menyimpang anak usia remaja adalah factor kesadaran diri pada anak remaja, factor lingkungan keluarga, dan factor keluarga

2. Upaya pemerintah dalam menanggulangi tindakan penyimpangan yang dilakukan anak remaja yaitu penyuluhan terhadap masyarakat, sosialisasi

(6)

pada setiap orang tua dan pemberian sangsi terhadap anak yng melakukan penyimpangan

Saran

:

Masyarakat dan orang tua harus lebih menyadari dan meningkatkan kepedulian terhadap anak usia remaja sebab remaja adalah masyarakat kecil yang masih perluh pembibingan karena remaja termasuk usia yang masih mudah terpengaruh. Pemerintah harus lebih meningkatkan sosialisasi terhadap orang tua dan masyarakat agar lebih meningkatkan kepedulian terhadap anak usia remaja.

(7)

PERILAKU MENYIMPANG ANAK USIA REMAJA

(Studi Kasus di Kelurahan Gogagoman Kec. Kota Barat Provinsi Sulawesi Utara)

JURNAL

OLEH

RAHMAT H. KUYO NIM: 221 408 056

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Jusdin Puluhulawa, M.Si Dr. Hi. Sukarman Kamuli, M.Si NIP: 19601010 198703 1 021 NIP: 19670606 200403 1 001

Mengetahui

Ketua Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan

Asmun W. Wantu S.Pd, M.Sc NIP:19780712 200501 2 004

(8)

Darmadi, Hamid. 2009. Dasar Konsep Pendidikan Moral. Bandung: Ikapi.

Sudarsono, 2008. Kenakalan Remaja. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Santrock, Jhon. 2007. Perkembangan Anak. Jakarta: PT. Erlangga ____________ 2007. Remaja. Jakarta: PT Erlangga.

Referensi

Dokumen terkait

Suku-suku bangsa pribumi ini tergolong ras Nusantara, yang oleh orang Barat disebut Austronesia, dan yang sejak 600.000 tahun dahulu kala telah bermigrasi ke

Berdasarkan dapatan daripada kajian ini juga pengkaji mendapati kalangan ibubapa murid Tahun 5 lebih proaktif di dalam pengetahuan mereka

Cigondewah merupakan sebuah desa yang pernah indah dengan alam pemandangannya: sungai yang jernih serta hamparan sawahnya yang subur. Desa ini dahulu dikenal sebagai produsen

mu’āthah di Suzuya Mall Banda Aceh telah sesuai dengan ketentuan hukum Islam, karena pihak Suzuya Mall Banda Aceh memperbolehkan konsumen untuk memilih sendiri

Pada gambar tersebut terlihat bahwa struktur mikro hasil pengecoran aluminium skrap, unsur silikon (Si) tersebar tidak merata dan didominasi oleh aluminium (Al).

Secara sederhana suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen atau variabel-variabel yang terorganisir, saling berinteraksi,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan human resource, merchandise, harga, lokasi dan layout antara Indomaret dan Alfamart berdasarkan

Perlunya konseling bagi ABA juga diperkuat oleh Silverman (1993) melalui pendapatnya bahwa konseling sangat diperlukan untuk membantu anak ber- bakat akademik