• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dosen Pembimbing : 1. Prof. Dr. Ir. Sulistijono, DEA 2. Tubagus Noor R., S.T., M.Sc. Luthfi Ardiansyah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Dosen Pembimbing : 1. Prof. Dr. Ir. Sulistijono, DEA 2. Tubagus Noor R., S.T., M.Sc. Luthfi Ardiansyah"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

Dosen Pembimbing :

1. Prof. Dr. Ir. Sulistijono, DEA

2. Tubagus Noor R., S.T., M.Sc.

Luthfi Ardiansyah - 2710100063

PENGARUH DIMENSI CACAT GORES PADA COATING

DAN TEMPERATUR TERHADAP ARUS PROTEKSI SISTEM

IMPRESSED CURRENT CATHODIC PROTECTION (ICCP)

(2)

Latar Belakang

Perumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Batasan Masalah

Manfaat Penelitian

PENDAHULUAN

(3)

Latar Belakang

COATING +

PROTEKSI

(4)

1. NEB (Canada)

2. ERCB (Europe)

3. EGIG (Europe)

4. PHMSA (USA)

(5)

Bagaimana pengaruh variasi dimensi cacat gores

pada coating terhadap arus proteksi sistem ICCP

pada baja API 5L grade B di lingkungan air laut.

Bagaimana pengaruh temperatur air laut terhadap

kebutuhan arus proteksi sistem ICCP pada baja API

5L grade B di lingkungan air laut.

(6)

Tujuan Penelitian

Mempelajari dan memahami pengaruh variasi dimensi

cacat gores pada coating terhadap arus proteksi sistem

ICCP pada baja API 5L grade B di lingkungan air laut.

Mempelajari dan memahami pengaruh temperatur air

laut terhadap arus proteksi sistem ICCP pada baja API 5L

(7)

Batasan Masalah

Batasan masalah dan asumsi dalam penelitian ini

adalah :

1. Material baja karbon rendah API 5L grade B

homogen

2. Cacat coating berupa goresan

3. Larutan NaCl 3,5% sama dengan air laut yang

sebenarnya

4. Selama proses pengukuran, temperatur dianggap

konstan

5. Jenis Coating yang digunakan sempurna (tidak bisa

ditembus dengan arus listrik

)

(8)

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk aplikasi

pengetahuan dalam pengendalian korosi pada pipeline

dengan sistem ICCP pada lingkungan air laut.

Selain itu, perbedaan kondisi cacat gores pada coating

pipa dan temperatur tertentu dapat menjadi referensi

untuk menentukan seberapa besar arus proteksi yang

harus

diberikan

agar

sesuai

dengan

kondisi

struktur/pipeline.

(9)

Korosi

Pengaruh Temperatur terhadap korosi

Proteksi Katodik

ICCP

(10)

Definisi Korosi

• Proses Deteroriasi (penurunan kualitas) suatu

material, biasanya logam, karena bereaksi

dengan lingkungannya (NACE)

• Berdasarkan mekanisme 

• Korosi Temperatur rendah

• Korosi Temperatur tinggi

(11)
(12)

Pengaruh Temperatur Terhadap Laju

Korosi (ASM Vol. 13)

•Semakin meningkat temperatur, laju korosi semakin tinggi :

Persamaan Arhennius :

•Dengan

: r

= Laju Korosi

A

= Faktor Arhennius

E

= energy aktivasi

R

= konstanta gas

(13)

Kondisi Temperatur Lautan Dunia

rentang dari temperatur permukaan air laut

dunia berada diantara -1,8 ᵒC sampai

(14)

Proteksi Katodik

External Corrosion and Cathodic Protection

Fe+

PIPE O2+ 2H2O + 4e

electrons

Inside of the pipe

SOIL or WATER 4OH -PIPE O2+ 2H2O + 4e electrons

Inside of the pipe

SOIL or WATER 4OH -External supply of electrons

Without

cathodic

protection

With

cathodic

protection

(15)

Jenis Proteksi Katodik

(16)
(17)

Sumber : ASM Metals Handbook, Vol 13 Corrosion

No

sacrificial anode system

Impressed-Current System

1

Simple

Complex

2

Low/no maintenance

Requires maintenance

3

Work best in conductive

electrolytes

Can work in low-conductivity

electrolytes

4

Lower installation costs for

smaller installations

Remote anodes possible

5

Higher capital investment

for large systems

Low capital investment for large

systems

(18)

Diagram Alir Penelitian

Bahan Penelitian

Alat Penelitian

Langkah-Langkah Pelaksanaan Penelitian

Rancangan Penelitian

(19)
(20)
(21)
(22)

• Material pipa

: Baja karbon rendah

• Spesifikasi pipa

: Spiral pipe welding

API 5L grade B

• Panjang pipa

: 100 mm

• Diameter luar (OD) : 2.375” = 60.3 mm

• Diameter dlm (ID) : 2.067” = 52.48 mm

• Tebal dinding

: 0.154” = 3.91 mm

(23)

Komposisi Kimia standard API

5L

(24)
(25)
(26)
(27)

Pemberian Coating dan Pemberian

Goresan

Cacat 1%

• p = 10 mm, l = 18.9 mm

Cacat 3%

• p = 20 mm, l = 28.4 mm

Cacat 5%

• p = 20 mm, l = 47.335 mm

(28)

Cacat 10%

Cacat 30%

Cacat 50%

Cacat 70%

p = 40 mm; l = 47 mm

p = 60 mm; l = 94 mm

p = 80 mm; l =118 mm

p = 100 mm; l = 132,5

mm

(29)
(30)

• Preparasi Media Air Laut

1. Melarutkan 2.458,83 Kg NaCl ke dalam

aquades 67,5 Liter ke dalam 1 wadah besar.

2. Mengaduk larutan hingga homogen.

3. Membagi larutan yang ada ke dalam 3 box

kontainer dimana masing-masing wadah

sudah disekat menjadi 5 bagian. Sehingga 1

bagian sebanyak 4,5 liter

(31)

Rancangan Penelitian

Kondisi

Lingkungan

Temperatur

(32)
(33)
(34)
(35)

Analisa Data

Pembahasan

(36)

0,00

50,00

100,00

150,00

200,00

250,00

300,00

15

20

25

30

35

A

ru

s

Pr

o

te

ksi

(

mA

/mm

²)

Temperatur (ᵒC)

Temperatur vs Arus Proteksi

Tanpa Cacat Gores

Luas Goresan 189

mm²

Luas Goresan 568

mm²

Luas Goresan 946,7

mm²

Luas Goresan 1880

mm²

Luas Goresan 5640

mm²

(37)

0,00

50,00

100,00

150,00

200,00

250,00

300,00

0

5000

10000

15000

20000

A

rus

Pr

o

te

ksi

(mA

/m²

)

Luas Goresan (mm²)

Luas Goresan vs Arus Proteksi

Temperatur 15°C

Temperatur 25°C

Temperatur 35°C

(38)

Persamaan Regresi Linear Berganda

(39)

Uji Korelasi Pearson

Korelasi

antara

temperatur

dengan

kebutuhan

arus

memiliki

kategori

tingkat

cukup kuat sebesar 0,448 (0,3≤

r <0,599)

Sedangkan variabel presentase

cacat memiliki tingkat korelasi

kuat terhadap kebutuhan arus

sebesar 0,717 (0,6≤ r <0,8).

(40)

Uji Korelasi Berganda

Dimana,

r X₁Y = 0,458

r X₂Y = 0,717

r X₁ X₂ = 0

sehingga didapatkan nilai korelasi variabel temperatur dan

presentase cacat secara bersama-sama terhadap

kebutuhan arus proteksi sebesar 0,8508. Artinya semakin

tinggi variabel tersebut kebutuhan arus akan semakin

(41)

• Untuk menunjukkan apakah variabel temperatur dan

presentase cacat yang dipilih mempunyai pengaruh

secara bersama-sama terhadap kebutuhan arus

dilakukan uji signifikan dengan persamaan :

)

1

/(

)

1

(

/

2

2

R

n

k

k

R

F=

Di mana :

R : koefisien korelasi ganda (0,8058)

k : banyaknya variabel independen (2)

n : banyaknya anggota sampel (27)

tabel F; dengan dk pembilang = 2 dan dk penyebut = 24.

Didapatkan F=31,478> F tabel (3,4) artinya signifikan

(42)

Foto Makro Spesimen Temperatur

15ᵒC

(43)
(44)

Foto Makro Spesimen Temperatur

25ᵒC

(45)
(46)

Foto Makro Spesimen Temperatur

35ᵒC

(47)
(48)

Pembahasan

• Ketika terdapat cacat gores pada coating pada suatu daerah

tertentu di permukaan suatu baja, maka akan ada

permukaan baja yang terekspose dengan elektrolit.

• Dan saat syarat terjadinya korosi telah dipenuhi yaitu

adanya

anoda,

katoda,

kontak

antar

metalik

dan

elektrolit, maka korosi akan terjadi.

• Saat terjadi korosi tersebut, sistem ICCP harus

meningkatkan arus keluarannya untuk mempertahankan

potensial baja tersebut berada pada range potensial

proteksi optimumnya.

• Dengan begitu, total arus keluaran dari sistem ICCP akan

meningkat seiring dengan meningkatnya area baja yang

terekspose (cacat coating). (J, Wu dkk, 2009)

(49)

• Temperatur memberikan pengaruh yang signikan terhadap laju

korosi suatu baja. Menurut Laurie S. McNeill, Setidaknya ada

empat parameter kunci yang mempengaruhi korosi yang dapat

bervariasi dengan adanya temperatur antara lain kelarutan

oksigen, properties/sifat dari larutan (contohnya viskositas), laju

oksidasi ferrous iron dan aktivitas biologi.

Parameter yang pertama adalah kelarutan oksigen di dalam

air laut akan menurun seiring dengan kenaikan temperatur.

Dengan begitu, oksigen yang memiliki peranan penting dalam

menangkap elektron akan berkurang, sehingga laju korosi akan

menurun.

• Viskositas dari air akan menurun pada temperatur yang lebih

tinggi (1,5 x 10

-2

N.Sec/m

2

pada 5ᵒC menjadi 9 x 10

-3

N.sec/m

2

pada temperatur 25ᵒC). Hal ini akan meningkatkan perpindahan

reaktan (oksigen terlarut atau unsur penerima elektron lainnya)

dan produk korosi (Fe

2+

) dari dan menuju permukaan karena

(50)

• Laju oksidasi ferrous iron (Fe

2+

) juga dipengaruhi oleh

temperatur. Pada kondisi pH tertentu, laju oksidasi besi

ferro (Fe

2+

) meningkat dengan urutan besarnya setiap

kenaikan 15ºC temperatur. Perubahan spesiasi besi dapat

mendukung pembentukan senyawa yang berbeda pada

temperatur

yang

berbeda. Efek pada

korosi

akan

bergantung pada sifat dari skala baru yang terbentuk

tersebut.

• Parameter terakhir yang dipengaruhi oleh temperatur

adalah aktifitas mikrobiologi didalam elektrolit. Adanya

mikroba dapat mengubah tingkat deplesi oksigen dan

kondisi redoks. Selain itu, oksidasi biologi pada ferrous iron

meningkat pada temperatur yang lebih tinggi.

• Hal inilah yang menyebabkan kebutuhan arus proteksi ICCP

spesimen dengan kondisi cacat coating yang sama pada

penelitian meningkat seiring dengan naiknya temperatur

elektrolit.

(51)

• Adanya coating pada kombinasi sistem

proteksi katodik ICCP dengan coating memberi

perlindungan yang signifikan (kebutuhan arus

tanpa cacat 0,015 mA; 0,045 mA; 0,071 mA

sedangkan kebutuhan arus tanpa coating

0,799 mA; 2,185 mA; 4,701 mA)

(52)

Kesimpulan

1.

Pada temperatur yang sama, kebutuhan arus proteksi paling tinggi

terjadi pada spesimen tanpa coating yaitu 42,4 mA/m² pada temperatur

15ᵒC; 115,4 mA/m² pada temperatur 25ᵒC dan 248,28 mA/m² pada

temperatur 35ᵒC. Sedangkan kebutuhan arus paling rendah terjadi pada

spesimen tanpa cacat yaitu 0,79 mA/m² pada temperatur 15ᵒC; 2,38

mA/m² pada temperatur 25ᵒC dan 3,75 mA/m² pada temperatur 35ᵒC.

2.

Pada presentase cacat gores yang sama, kebutuhan arus proteksi paling

tinggi dialami oleh spesimen pada temperatur 35°C yaitu 18,85 mA/m²

untuk luas goresan 189 mm²; 22,87 mA/m² untuk luas goresan 568 mm²;

34,22 mA/m² untuk luas goresan 946,7 mm²; 63,22 mA/m² untuk luas

goresan 1890 mm²; 71,09 mA/m² untuk luas goresan 5680 mm²; 142,28

mA/m² untuk luas goresan 9467 mm² dan 220,45 mA/m² untuk luas

goresan 13250 mm².

3.

Didapatkan persamaan regresi linear berganda, Y (Kebutuhan Arus) =

-70,317 + 3,463X₁ (Temperatur) + 0,007X₂ (Luas Goresan), dimana

persamaan ini bisa diaplikasikan untuk penentuan kebutuhan arus

proteksi ICCP pada kombinasi luas goresan dan temperatur tertentu

dengan batasan rentan temperatur antara 15ᵒC -35ᵒC dan rentan luas

goresan antara 0 mm² - 18934,2 mm².

(53)

API Specification 5L. Forty Second Edition. 2000. STD API/PETRO Spec 5L-ENGL 2000-0732290 0618044970.

A,W,Peabody. 2001. Control of Pipeline Corrosion. Edited by Ronald L Bianchetti. Texas: NACE International the Corrosion Society

Bergman, Jennifer. 2011. Temperature of Ocean Water. Atmospheric Space Science Engineering University of Michigan.

Bhusman, James B. 2010. impressed Current Cathodic Protection System Design. Bushman & Associates, Inc. Ohio: USA.

Charng, T., Lansing, F., 1982. Review of corrosion causses and corrosion control in a technical facility. DSN Engineering Section. New York.

Chen, X dkk. 2009. Effect Of Cathodic Protection On Corrosion Of Pipeline Steel Under Disbonded Coating. University of Science and Technology Beijing. China

Febrianto.2009. “Analisis Fluktuasi Arus Korosi Saat Hancurnya Lapisan Pasif dan Repasifasi oleh Ion Klorida”. Proceeding Seminar Nasional ke-15 Teknologi dan Keselamatan PLTN Serta Fasilitas Nuklir. Surakarta 17 Oktober 2009.

Guo, Boyun; Song, Shanhong; Chacko, Jacob,. 2005. Offshore Pipeline. USA: Elsevier Science.

Ika Marcelina. Studi Perbandingan Laju Korosi dengan Variasi Cacat Coating pada Pipa API 5L Grade X65 dengan Media

Korosi NaCl.

McNeill , Laurie S., Edwards, Marc.2000. The Importance of Temperature In Assessing Iron Pipe Corrosion Water Distribution

Systems. National Sciencce Foundation. USA.

NACE Standard – RP 0169-2002 (Houston, TX: NACE, 1967).

NAVFAC MO-110, 1995. Military Handbook: Handbook For Paints And Protective Coatings For Facilities. Departmen of

Defense, USA.

Ramachandran V.S. dan J.J. Beaudoin. 2000. Handbook of Analytical Techniques in Concrete Science and Technology. USA:

Elseiver Science

Rizky Ayu, Hasan Ikhwani, Heri Supomo. Analisa Desain Sistem Impressed Current Cathodic Protection (ICCP) pada Offshore

Pipeline Milik JOB Pertamina-Petrochina East Java.

Roberge, Pierre, R,. 2000. Handbook of Corrosion Engineering. USA: The Mc.Graw-Hill Companies Inc.

Total E&P Indonesie: France. 2011. Cathodic Protection. France: Total E&P Indonesie.Inc.

Wu, J., Xing, S., Yun, F.. 2009. The Influence Of Coating Damage On The ICCP Cathodic Protection Effect. Luoyang Ship Material Research Institute, P.R. China

http://www.amteccorrosion.co.uk/soadhbc.html, 2003

(54)

Gambar

Diagram Alir Penelitian
Diagram Alir Penelitian
Diagram Alir Penelitian (con’t)
Foto Makro Spesimen Temperatur  15ᵒC
+3

Referensi

Dokumen terkait

Adapun sejumlah bahan-bahan yang dikeluarkan melalui lubang, yang kemudian dikenal sebagai pipa kepundan, terdiri dari pecahan-pecahan batuan yang tua yang telah

Secara normatif, sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008

Penetrasi pasar dapat menjadi sebuah strategi yang efektif bagi PT Aviation Indonesia Travel Service STA Travel dengan memenuhi pedoman bahwa pasar saat ini belum jenuh

Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak gen yang mengalami crossover akan meningkatkan performance dari algoritma genetika, yang ditunjukkan dalam bentuk whole

Dengan adanya perancangan buku ilustrasi tentang mendukung dan mengapresiasi musisi indie lokal di Indonesia yang telah penulis rancang melalui analisis pada

Perangkat yang digunakan untuk melakukan serangan DoS pada tugas akhir ini hanya dapat melakukan serangan sampai dengan 200 message, dan jika count yang digunakan adalah 250

1. Pembelian bahan baku yang berlebih tidak sesuai dengan planning penjualan periode tersebut. Hal ini dikarenakan pola pikir yang menyediakan stok berlebih lebih baik,

Seminar Nasional Teknologi Rekayasa I (SNTR) POLTAS 2014 REVIEWER Prof Dr Ir Ahmad Syuhada, M Sc Prof Dr Ir Yuwaldi Away Dr Ir Marwan Dr Ir Mirza Irwansyah, MLA, MBA Dr Ir Taufik Saidi,