• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1 Desain Penelitian. Penelitian. T - 2 Asosiatif Kuesioner Individu Pelanggan Cross

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1 Desain Penelitian. Penelitian. T - 2 Asosiatif Kuesioner Individu Pelanggan Cross"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

64

3.1 Desain Penelitian

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Tujuan Penelitian Desain Penelitian Jenis penelitian Metode Penelitian

Unit Analisis Time Horison

T - 1 Asosiatif Kuesioner IndividuÆPelanggan Cross Sectional T - 2 Asosiatif Kuesioner IndividuÆPelanggan Cross

Sectional Sumber : Hasil Olah Data Penulis, 2009

Jenis penelitian yang digunakan adalah Asosiatif. Merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala (Sugiono,2007).

Metode penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Kuesioner ialah instrumen pengumpulan data atau informasi yang dioperasionalisasikan ke dalam bentuk item atau pertanyaan.

Unit analisis merujuk pada tingkat kesatuan data yang dikumpulkan selama tahap analisis data selanjutnya (Sekaran,2006,p.173). Dalam hal ini, unit analisis ialah individu untuk semua tujuan penelitian. Data yang dikumpulkan dari setiap pelanggan dan memperlakukan respon tiap pelangganya sebagai sumber data individual.

(2)

Time Horison yang digunakan adalah Cross Sectional yaitu informasi dikumpulkan pada suatu saat tertentu, dapat dilakukan dalam beberapa hari bahkan beberapa minggu atau karena situasi.

Keterangan :

T – 1 Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Kualitas Produk dan Kualitas Pelayanan

secara simultan tehadap Keputusan Pembelian pada PT.Nabel Sakha Gemilang.

T – 2 Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan,

dan Keputusan Pembelian secara simultan terhadap Loyalitas Pelanggan pada PT.Nabel Sakha Gemilang.

3.2 Operasional Variable Penelitian

Tabel 3.2 Operasional Variabel Variabel Konsep

Variabel Sub Variabel Indikator Ukuran Skala Pengu kuran Kualitas Produk (X1) kemampuan produk untuk menampilkan fungsinya, hal ini termasuk waktu kegunaan dari produk, keandalan, kemudahan dalam penggunaan dan perbaikan, dan nilai-nilai yang lainnya Kinerja (Perfomance)

‐ bekerja dengan baik pada mesin

‐ kinerja yang cepat pada mesin Ordinal menjadi Interval Likert Fitur (feature) ‐ Mengandung detergen yang baik untuk membersihkan mesin dari kerak

‐ Mampu mengontrol endapan karbon pada mesin

Keandalan (reliability)

‐ Suara mesin menjadi halus

‐ Mengeluarkan sisa hasil pembakaran yang

(3)

baik dan ramah lingkungan

Konsistensi (consistency)

‐ Isi (takaran) yang konsisten

‐ Angka kekentalan minyak pelumas sesuai

Keawetan (durability) ‐ Tidak boros ‐ Memelihara keawetan pada mesin Desain (design)

‐ Kemasan yang menarik ‐ Kemasan yang rapi

Kualitas Pelayanan (X2) Pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaian nya untuk mengimbangi harapan pelanggan Keberwujudan (Tangibles) ‐ Karyawan yang berpenampilan sopan dan rapi

‐ Memiliki fasilitas dan prasarana yang lengkap Ordinal menjadi Interval Likert Keandalan

(Reliability) ‐ Proses distribusi yang mudah dan praktis ‐ Pengiriman barang yang tepat waktu

Daya Tanggap

(responsivenes)

‐ Memiliki karyawan yang cepat tanggap dan bersedia menanggapi keluhan ‐ Kemampuan dan kecepatan karyawan dalam melayani pelanggan

(4)

Jaminan (assurance)

‐ Mempunyai jaminan transaksi yang baik ‐ Merasa aman

melakukan transaksi Empati

(emphaty)

‐ Memiliki karyawan yang ramah dan peduli terhadap pelanggan ‐ Customer service yang mudah dihububungi Keputusan Pembelian (Y) Memutuskan alternatif yang akan dipilih dan mungkin Keputusan Pembelian - Pemilihan perusahaan akan pendistribusian produk - Pemilihan perusahaan sebagai distributor satu-satunya

(5)

penggantinya jika diperlukan. Pembelian meliputi keputusan konsumen mengenai apa yang akan dibeli, apakah membeli atau tidak, kapan dan dimana membeli, dan bagaimana membayarnya Perilaku Pasca Pembelian - Rasa puas - Merekomendasikan kepada orang lain.

Ordinal menjadi Interval Likert Loyalitas Pelanggan (Z) wujud perilaku dari unit-unit pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian secara terus menerus Melakukan pembelian ulang secara teratur ‐ Kesadaran ‐ Pembelian awal ‐ Pembelian kembali Ordinal menjadi Interval Likert Membeli antarlini produk atau jasa

‐ Membeli produk yang bukan kebutuhan industri di PT.Nabel Sakha Gemilang

(6)

terhadap barang atau jasa suatu perusahaan

yang dipilih Mereferensikan kepada orang

lain

‐ Merekomendasikan kepada mitra bisnis Menunjukan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing ‐ Penolakan ‐ Selalu menggunakan PT.Nabel Sakha sebagai distributor minyak pelumas Sumber : Hasil Olah Data Penulis, 2009

Pada tabel 3.2 di atas dijelaskan bahwa pada penelitian ini menggunakan ukuran skala interval. Skala interval adalah skala yang menunjukan jarak antara satu data dengan data yang lain dan mempunyai bobot yang sama (Riduwan dan Kuncoro, 2007, p.18).

Dalam penelitian skala yang digunakan untuk pengukuran instrumen adalah likert. Skala likert yaitu suatu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial, [sangat setuju (SS), setuju (S), ragu – ragu (N), tidak setuju (T), dan sangat tidak setuju (ST)] (Sugiyono, 2007). Dalam pengukuran tersebut diberikan pembobotan untuk setiap jawaban kuesioner yaitu dengan 5 buah skala. Bobot dan kategori atas tanggapan responden diuraikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 3.3 Bobot dan Kategori Pengukuran Data

Keterangan Penilaian

Sangat Tidak setuju 1

Tidak setuju 2

Ragu – ragu 3

Setuju 4

(7)

3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian,ada beberapa data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Jenis dari masing-masing data tersebut adalah kuantitatif dan sumber datanya adalah primer, yang didapat secara langsung dari pelanggan yang dijadikan responden, melalui penyebaran kuesioner.

Tabel 3. 4

Jenis dan Sumber Data Penelitian

Tujuan Data Jenis Data Sumber Data

T – 1 Kuesioner pelanggan Kuantitatif PrimerÆKuesioner T – 2 Kuesioner pelanggan Kuantitatif PrimerÆKuesioner Sumber : Hasil Olah Data Penulis, 2009

Menurut Umar (2005), Data Primer adalah data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perorangan, seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner. Data primer dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian mengenai pengaruh Kualitas Produk dan Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan Pembelian yang berdampak pada Loyalitas Pelanggan PT.Nabel Sakha Gemilang

Jenis data yang digunakan adalah Kuantitatif yaitu data yang dinyatakan dalam angka yang diperoleh dari sumbernya . Data kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini ialah jawaban dari kuesioner yang berisikan pendapat dari pelanggan PT.Nabel Sakha Gemilang

(8)

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Nazir (2003) mengatakan bahwa teknik pengumpulan data merupakan alat – alat ukur yang diperlukan dalam melaksanakan suatu penelitian. Data yang akan dikumpulkan dapat berupa angka – angka, keterangan tertulis, informasi lisan, dan beragam fakta yang berhubungan dengan fokus penelitian yang akan diteliti. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan :

a. Data Primer

Data Primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara).

• Kuesioner

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk di jawabnya (Sugiyono, 2007). Dimana dalam penelitian kali ini daftar pertanyaan tertulis tersebut diberikan kepada pelanggan PT.Nabel Sakha Gemilang.

b. Data Sekunder

Data sekunder ialah adalah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).

• Studi Pustaka

Yaitu dasar – dasar teori dari perpustakaan atau buku, jurnal, majalah, artikel, internet, data perusahaan dan lainnya yang terkait dengan judul atau pokok bahasan yang diteliti. Dimana hal ini akan membantu dalam menganalisis data dan sebagai landasan teori.

(9)

3. 5 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel ialah suatu cara pengambilan sampel yang representatif dari populasi dimana pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili dan dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya (Riduwan dan Kuncoro,2007,p.40).

Menurut Riduwan dan Kuncoro (2007, p.48), dalam penentuan sampel, apabila subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, yaitu seluruh jumlah populasi dijadikan sampel. Karena berdasarkan data pada PT. Nabel Sakha Gemilang populasinya hanya berjumlah sedikit yaitu 55 perusahaan , maka menggunakan penelitian populasi.

3.6 Teknik Pengolahan Sampel

Dikarenakan dalam penelitian ini, menggunakan penelitian populasi, maka tidak ada pengolahan sampel, karena semua jumlah populasi di jadikan sampel, yaitu jumlah populasi = jumlah sampel = 55 pelanggan atau perusahaan.

(10)

3.7 Metode Analisis

Tabel 3.5 Metode Analisis

Tujuan Penelitian Metode Analisis

Metode yang Digunakan Alat Analisis

T-1 Asosiatif

Korelasi Pearson dan Analisis Jalur (Path

Analysis)

T-2 Asosiatif

Korelasi Pearson dan Analisis Jalur (Path

Analysis) Sumber : Hasil Olah Data Penulis, 2009

Keterangan :

T – 1 Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Kualitas Produk dan Kualitas Pelayanan secara simultan tehadap Keputusan Pembelian pada PT.Nabel Sakha Gemilang.

T – 2 Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan, dan Keputusan Pembelian terhadap Loyalitas Pelanggan pada PT.Nabel Sakha Gemilang.

Riduwan dan Kuncoro (2007,p.22) mengemukakan kegiatan yang cukup penting dalam keseluruhan proses penelitian ialah pengolahan data. Dengan pengolahan data dapat diketahui tentang makna dari data yang berhasil dikumpulkan. Dengan demikian hasil penelitian pun akan segera diketahui.

(11)

Dalam pelaksanaannya, pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan melalui bantuan komputer dengan program SPSS Version 15.0 for Windows.

3.7.1 Skala Likert

Skala Likert ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial (Riduwan dan Kuncoro, 2007,p.20).

Dengan skala likert, maka variabel yang akan di ukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan.

Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Cara pengukurannya dengan menghadapkan seorang responden pada sebuah pernyataan dan kemudian diminta untuk memberikan jawaban. Pilihan jawaban pernyataan digolongkan menjadi empat kategori yakni:

1. ”Sangat Setuju” (SS), 2. ”Setuju” (S),

3. ”Netral” (N)

4. ”Tidak Setuju” (TS),

5. ”Sangat Tidak Setuju” (STS).

3.7.2 Uji Validitas

Uji validitas menunjukan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi pengukurannya. Untuk mencari validitas instrument, peneliti melakukan uji product moment dari pearson.

(12)

Bila korelasi antar skor item pertanyaan dengan skor total ini signifikan menurut statistik, maka dapat dikatakan alat ukur tersebut mempunyai validitas konstrak. Validitas berarti sejauh mana ketetapan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukuranya.

Pengujian validitas ini dilakukan dengan menganalisis setiap pertanyaan dalam kuesioner. Untuk menentukan apakah pertanyaan kuesioner valid maka nilai r hitung yang dihasilkan dari tiap pertanyaan akan di bandingkan dengan r tabel yang telah diterapkan. Dasar penentuan besaran nilai r tabel adalah sebagai berikut :

1. Menentukan nilai df (degree of freedom)

Nilai df ditentukan dari banyaknya sampel uji validitas. Disarankan agar jumlah responden untuk uji coba minimal 30 orang. Dengan jumlah ini, distribusi skor (nilai) akan lebih mendekati kurva normal. Rumus untuk mencari nilai df yaitu : n – 2, dimana n adalah banyaknya sampel yang di uji. Jadi, df = 30 – 2 = 28

2. Menentukan nilai r tabel

Dengan nilai df = 28, dan dengan tingkat signifikasi 5 %.

Setelah mengetahui nilai r tabel, maka langkah selanjutnya adalah membandingkan nilai r hitung tiap pertanyaan dengan nilai r tabel yang telah di tentukan.

3. Mencari r hasil

r hasil untuk tiap item (variabel) bisa dilihat pada kolom CORRECTED ITEM – TOTAL CORRELATION

(13)

4. Mengambil keputusan

Dasar pengambilan keputusan

‐ Jika r hitung bernilai positif, serta r hitung > r tabel, maka pertanyaan tersebut valid. ‐ Jika r hitung tidak positif , dan r hitung < r tabel, maka pertanyaan tersebut tidak

valid.

Apabila dalam pengujian tersebut terdapat pertanyaan yang tidak valid, maka pertanyaan yang tidak valid tersebut dikeluarkan dan kemudian dilakukan pengujian kembali untuk pertanyaan yang valid saja tanpa pertanyaan yang tidak valid. Setelah pengujian validitas (semua pertanyaan di nyatakan valid).

3.7.3 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat ukur dapat menghasilkan data yang reliabel. Suatu hasil pengukuran dikatakan reliabel apabila memberikan hasil yang stabil dan konsisten (relatif sama atau tidak ada perbedaan signifikan) bila dipakai untuk mengukur gejala yang sama pada waktu yang berbeda. Teknik yang dipakai untuk menguji reliabilitas pada studi ini adalah dengan pendekatan konsistensi internal yang ditunjukkan oleh koefisien Cronbach Alpha. Jika Cronbach Alpha > rtabel , maka dapat dikatakan reliabel sedangkan jika Cronbach Alpha < rtabel , maka dapat dikatakan tidak reliabel (modul praktikum lab statistik manajemen, Universitas Bina Nusantara ,2007, p.29)

(14)

3.7.4 Uji Normalitas

Menurut Sunyoto (2007,pp.95-96) uji asumsi klasik normalitas akan menguji data variabel bebas (X), berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal. Uji asumsi klasik normalitas dapat diketahui dengan cara melihat hasil normal probability plot, suatu data dikatakan berdistribusi normal jika garis (titik-titik) data riil menggunakan garis diagonal. Uji normalitas dan kesamaan varians sebuah sampel data dilakukan dengan alat uji SHAPIRO-WALK, LILLIEFORS atau KOLMOGOROV-SMIRNOV, serta gambar NORMALITY PROBABILITY PLOTS

Menurut Singgih Santoso (2002,p.154), dalam menjelaskan output test of normality, pedoman pengambilan keputusanya adalah :

- Nilai Sig atau signifikasi atau probabilitas ≤0.05, berdistribusi tidak normal - Nilai Sig atau signifikasi atau probabilitas > 0.05, berdistribusi normal

3.7.5 Uji Korelasi Pearson

Korelasi adalah asosiasi (hubungan) antara variabel-variabel yang diminati, apakah data sample yang ada menyediakan bukti cukup bahwa ada kaitan-kaitan antar variabel-variabel dalam populasi asal sampel, jika ada hubungan, seberapa kuat hubungan antara variabel tersebut. Keeratan hubungan itu dinyatakan dengan nama koefisien korelasi atau bisa disebut korelasi saja. Perlu dicatat bahwa dalam korelasi itu kita belum menentukan dengan pasti variabel independent dan dependentnya seperti yang kita lakukan dalam analisis regresi (modul praktikum lab statistik manajemen, Universitas Bina Nusantara 2007, p.30).

Berdasarkan Riduwan dan Engkos Ahmad Kuncoro (2007,p.61) untuk mengetahui hubungan antara variable X1 dengan Y dan X2 dengan Y dan X1 dan X2 terhadap Y digunakan teknik korelasi. Analisis korelasi yang digunakan adalah Pearson Product Moment.

(15)

Korelasi adalah suatu hubungan, Koefisien korelasi adalah indeks arah dan besaran suatu hubungan atau relasi, Koefisien korelasi Product Moment ( r ) dapat dihitung dengan beberapa rumus yang ekuivalen. Ada beberapa manfaat dalam mempelajari korelasi yakni :

1. Penentuan adanya hubungan serta besarnya hubungan antara variabel dapat diketahui, sebab koefisien korelasi merupakan ukuran yang dapat menjelaskan besar kecilnya hubungan.

2. Dengan mengetahui adanya hubungan, maka prediksi terhadap variabel lainnya dapat dilakukan dengan bantuan garis regresi.

Salah satu jenis korelasi yang paling populer adalah Pearson Product Moment, yang diperoleh dengan membagi kovarians kedua variabel dengan perkalian simpangan bakunya. Meski memiliki nama Pearson, metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Dilakukan uji korelasi terlebih dahulu untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara variabel dependent dan variabel independent. Analisis korelasi Pearson Product Moment termasuk teknik statistik parametrik yang menggunakan data interval dan ratio dengan persyaratan tertentu (Kuncoro dan Riduwan 2007,pp.61-62)

Korelasi PPM dilambangkan r dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1 ≤ r ≤ + 1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna, r = 0 artinya tidak ada korelasi , dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan dikonsultasikan dengan table Interpretasi Nilai r sebagai berikut :

(16)

Tabel 3.6 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Sumber : Riduwan dan Kuncoro (2007,p.62)

Pengujian signifikasi yang berfungsi apabila peneliti ingin mencari makna generalisasi dari hubungan variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi PPM tersebut di uji dengan Uji Signifikasi sebagai berikut :

Hipotesis :

Ha : Variabel X berhubungan secara signifikan dengan variabel Y Ho : Variabel X tidak berhubungan secara signifikan dengan variabel Y

Dasar Pengambilan Keputusan :

• Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.

• Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

Analisis Korelasi Ganda berfungsi untuk mencari besarnya hubungan antara dua variabel bebas (X) atau lebih secara simultan (bersama-sama) dengan variabel terikat (Y).

Kategori Nilai Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

(17)

Selanjutnya, untuk mengetahui signifikasi Korelasi Ganda bandingkan dengan nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas Sig sebagai berikut .

Hipotesis

Ha : Variabel X1 dan X2 berhubungan secara simultan dan signifikan terhadap variabel Y. Ho : Variabel X1 dan X2 tidak berhubungan secara simultan dan signifikan terhadap variabel Y.

3.7.6 Uji Regresi Berganda

Regresi adalah proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi di masa yang akan datang berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar kesalahanya dapat diperkecil. Regresi dapat diartikan sebagai usaha memprediksi perubahan. Jadi regresi mengemukakan masa depan untuk memberikan sumbangan menentukan keputusan terbaik. Kegunaan regresi dalam penelitian adalah untuk meramalkan (memprediksi) variable terikat (Y) apabila variable bebas (X) diketahui (Kuncoro dan Riduwan 2007,pp.83-84). Pada regresi berganda, terdapat satu variabel dependen dan lebih dari satu variabel independent.

Persamaan regresi berganda :

Y = a + b1X1 + b2X2 dimana : Y = variabel terikat a = konstanta b1 = koefisien regresi X1, X2 = variabel bebas

(18)

3.7.7 Analysis Path

Path Analysis yang dikenal dengan analisis jalur yang diartikan oleh Bohrnstedt sebagaimana dikutip oleh Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro (2007, p.1) adalah ”a technique for estimating the effect’s a set of independent variables has on a dependent variable from a set of observed correlations, given a set of hypothesized casual asimetric relation among the variables”. Sedangkan tujuan utama dari path analysis adalah a method of measuring the direct influence along each separate part in such a system and thus of finding the degree to witch variation of a give effect is determined by each particular causes. The method depend on the combination of knowledge og the degree of correlation among the variables in a system with such knowledge as may prossessed of the casual relation (Maruyama, 1998:16).

Jadi model path analysis digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variable terikat (endogen).

Berdasarkan pendapat Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro (2007,p.115), Teknis analisis jalur akan digunakan dalam menguji besarnya sumbangan (kontribusi) yang ditunjukkan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antar variable X1, X2 terhadap Y serta dampaknya terhadap Z. Dimana variabel X1 dan X2 adalah variabel eksogen (bebas) dan variabel Y dan Z adalah variabel endogen (terikat).

Al Rasyid dalam Sitepu (1994,p.24) yang dikutip oleh Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro (2007,p.115) mengatakan bahwa dalam penelitian sosial tidak semata-mata hanya mengungkapkan hubungan variabel sebagai terjemahan statistik dari hubungan antara variabel alami, tetapi terfokus pada upaya untuk mengungkapkan hubungan kausal antar variabel.

(19)

Manfaat lain model path analysis adalah untuk:

1 . Penjelasan (explanation) terhadap fenomena yang dipelajari atau permasalahan yang diteliti.

2 . Prediksi nilai variable terikat (Y) berdasarkan nilai variable bebas (X), dan prediksi dengan path analysis ini bersifat kualitatif.

3 . Faktor determinan yaitu penentuan variable bebas (X) mana yang berpengaruh dominan terhadap variable terikat (Y), juga dapat digunakan untuk menelusuri mekanisme (jalur-jalur) pengaruh variable bebas (X) terhadap variable terikat (Y). 4 . Pengujian model, menggunakan theory trimming (apabila variabel eksogen tidak

signifikan), baik untuk uji reliabilitas konsep yang sudah ada ataupun uji pengembangan konsep baru.

a. Asumsi-Asumsi Path Analysis

Berdasarkan pendapat Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro (2007, p.2), asumsi yang mendasari path analysis adalah :

1. Hubungan antar variabel bersifat linier, adaptif dan bersifat normal.

2. Hanya sistem aliran kausal ke satu arah artinya tidak ada arah kausalitas yang berbalik.

3. Variabel terikat (endogen) minimal dalam skala ukur interval dan rasio. 4. Menggunakan sample probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel

untuk memberikan peluang yang sama pada setiap pada anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.

5. Observed Variables diukur tanpa kesalahan (instrumen pengukuran valid dan reliable).

(20)

6. Model yang dianalisis dispesifikasikan (diidentifikasi) dengan benar berdasarkan teori-teori dan konsep yang relevan artinya model teori yang dikaji atau diuji dibangun berdasarkan kerangka teoritis tertentu yang mampu menjelaskan hubungan kausalitas antara variable yang diteliti.

Model analisis jalur ini menggunakan model serta persamaan struktural sebagai berikut :

ε

1 ρzx1 ε2 ρyx1

ρzy

ρyx2 ρzx2

Sumber : Riduwan dan Kuncoro (2007, p5)

Gambar 3.1 Struktur hubungan X1,X2, Y dan Z

Persamaan struktural untuk diagram jalur adalah sebagai berikut :

Y = ρ

yx1

X

1

+ ρ

yx2

X

2

+ ρ

y

ε

1

Z = ρ

zx1

X

1

+ ρ

zx2

X

2

+ ρ

z

ε

2

Keterangan :

Ρ = koefesien regresi yang distandarkan atau koefesien jalur

ε = pengaruh variabel lain yang tidak diteliti atau kekeliruan pengukuran variabel

X1

X2

(21)

Berdasarakan Riduwan dan Kuncoro (2007,p.116) , pada dasarnya koefisien regresi yang distandarkan merupakan koefisien regresi yang dihitung dari basis data yang telah di set dalam angka baku atau Z-Score (data yang diset dengan nilai rata-rata = 0 dan standar deviasi = 1). Koefisien jalur ini digunakan untuk menjelaskan besarnya pengaruh, bukan memprediksi variabel independent terhadap variabel dependent.

Berdasarkan Riduwan dan Sunarto (2007), perhitungan meggunakan analisis jalur , pengaruh kausal antar variabel dapat dibedakan menjadi 3 , yakni :

¾ Direct Causal Effects (pengaruh kausal langsung = PKL) adalah pengaruh satu variabel bebas terhadap variabel terikat yang terjadi tanpa melalui variabel lain.

¾ Indirect Causal Effects (pengaruh kausal tidak langsung =PKTL) adalah pengaruh satu variabel bebas terhadap variabel terikat yang terjadi melalui variabel lain yang terdapat dalam satu model kausalitas yang sedang diteliti. ¾ Total Cuasal Effects (pengaruh kausal total = PKT) adalah jumlah dari

pengaruh kausal langsung (PKL) dan pengaruh kausal tidak langsung (PKTL), jadi PKT = PKL + PKTL.

b. Langkah-langkah pengujian Path Analysis

Berdasarkan pendapat Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro (2007, pp.116-118) ada beberapa langkah pengujian path analysis yaitu sebagai berikut :

1. Merumuskan hipotesis dalam persamaan struktural

(22)

2. Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi

a. Gambaran diagram jalur lengkap, tentukan sub-sub strukturnya dan rumuskan persamaan strukturalnya yang sesuai hipotesis yang diajukan. Hipotesis : Naik turunnya variabel endogen (Y) dipengaruhi secara signifikan oleh variabel eksogen (X1 dan X2).

b. Menghitung koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan. Hitung koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan : Persamaan regresi ganda : Y= a + b1X1 + b2X2 +

ε

1

Pada dasarnya koefisien jalur (path) adalah koefisien regresi yang distandarkan yaitu koefisien regresi yang dihitung dari basis data yang telah di set dalam angka baku atau Z-score (data yang diset dengan nilai rata-rata =0 dan standar deviasi = 1). Koefisien jalur yang distandarkan (standardized path coeficient) digunakan untuk menjelaskan besarnya pengaruh (bukan memprediksi) variabel bebas (eksogen) terhadap variabel lain yang diberlakukan sebagai variabel terikat (endogen). Koefisien path ditunjukan oleh output yang dinamakan Coefficient yang dinyatakan sebagai Standardized Coefficicent atau dikenal dengan nilai Beta.

Jika ada diagram jalur sederhana mengandung satu unsur hubungan antar variabel eksogen dengan variabel endogen, maka koefisien path-nya adalah sama dengan koefisien korelasi r sederhana.

3. Menghitung koefisien jalur secara simultan (keseluruhan)

Uji secara keseluruhan hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut Ha: ρyx1 = ρyx2 = ... = ρyxk ≠ 0

Ho: ρyx1 = ρyx2 = …….. = ρyxk = 0

(23)

Keterangan : n = jumlah sampel

k = jumlah variabel eksogen R2

yxk = Rsquare

Jika F hitung ≥ F tabel, maka tolak Ho dan Ha diterima artinya signifikan dan F hitung ≤ F tabel, terima Ho dan Ha ditolak artinya tidak signifikan.

Dengan taraf signifikan (α) = 0,05.

Carilah nilai F tabel menggunakan Tabel F dengan menggunakan rumus: F tabel = F {(1-α) (dk=k), (dk=n-k-1) atau F {(1-α) (v1=k), (v2=n-k-1)}

Cara mencari F tabel : nilai (dk=k) atau V1 disebut sebagai nilai pembilang, Nilai (dk=n-k-1) atau V2 disebut sebagai nilai penyebut

b. Kaidah pengujian signifikansi: Program SPSS

- Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

- Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

4. Menghitung koefesien jalur secara individual

Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik berikut: Ha: ρyx1 > 0

Ho: pyx1 = 0

Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan rumus (Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro (2007, p.122)

(24)

Keterangan:

Statistik Se ρX1 diperoleh dari hasil komputasi pada SPSS untuk analisis regresi setelah data ordinal ditansformasi ke interval. Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi analisis jalur bandingkan antara nilai probabilitas Sig dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut.

• Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.

• Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya siginifikan.

5. Meringkas dan menyimpulkan

Setelah didapat hasil perhitungan maka dibuatlah ringkasan dari hasil penelitian tersebut kemudian dianalisis dan disimpulkan yang berguna untuk pengambilan keputusan penelitian.

3.8 Rancangan Uji Hipotesis

Rancangan uji hipotesis dalam penelitian ini disajikan berdasarkan tujuan penelitian. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%, sehingga tingkat presisi atau batas ketidakakuratan sebesar (ﻪ) = 5% = 0,05.

Dasar pengambilan keputusan

Sig ≥ 0,05 Æ Ho diterima, Ha ditolak Sig < 0,05 Æ Ho ditolak, Ha diterima

(25)

Ket :

X1 : Variabel Kualitas Produk PT.Nabel Sakha Gemilang X2 : Variabel Kualitas Pelayanan PT.Nabel Sakha Gemilang

Y : Variabel Keputusan Pembelian pada PT.Nabel Sakha Gemilang Z : Variabel Loyalitas Pelanggan pada PT. Nabel Sakha Gemilang

Hipotesis yang di uji dalam penelitian ini adalah :

1. Tujuan – 1 ( T – 1 )

Tujuan – 1 (T-1) ini berdasarkan sub-struktur sebagai berikut :

ε

1

ρ

yx1

ρ

yx2

Gambar 3.2 Sub-struktur 1 Analisis Jalur

¾ Uji korelasi Variabel X1 dengan Variabel Y

Ho : Variabel X1 tidak berhubungan secara signifikan dengan variabel Y Ha : Variabel X1 berhubungan secara signifikan dengan variabel Y ¾ Uji korelasi Variabel X2 dengan Variabel Y

Ho : Variabel X2 tidak berhubungan secara signifikan dengan variabel Y Ha : Variabel X2 berhubungan secara signifikan dengan variabel Y

X1

X2

(26)

¾ Uji koefesien jalur pada T – 1 secara simultan

Ho : Variabel X1 dan X2 tidak berkontribusi secara simultan maupun individual dan signifikan terhadap variabel Y

Ha : Variabel X1 dan X2 berkontribusi secara simultan maupun individual dan signifikan terhadap variabel Y

2. Tujuan – 2 (T- 2)

Tujuan – 2 (T-2) ini berdasarkan sub- struktur sebagai berikut :

ρ

zx1

ε

2

ρ

zy

ρ

zx2

Gambar 3.3 Sub-struktur 2 Analisis Jalur

¾ Uji korelasi Variabel X1 dengan Variabel Z

Ho : Variabel X1 tidak berhubungan secara signifikan dengan variabel Z Ha : Variabel X1 berhubungan secara signifikan dengan variabel Z ¾ Uji korelasi Variabel X2 dengan Variabel Z

Ho : Variabel X2 tidak berhubungan secara signifikan dengan variabel Z Ha : Variabel X2 berhubungan secara signifikan dengan variabel Z

X1

X2

(27)

¾ Uji korelasi Variabel Y dengan Variabel Z

Ho : Variabel Y tidak berhubungan secara signifikan dengan variabel Z Ha : Variabel Y berhubungan secara signifikan dengan variabel Z ¾ Uji koefesien Jalur pada T – 2 secara simultan

Ho : Variabel X1,X2,Y tidak berkontribusi secara simultan maupun individual dan signifikan terhadap variabel Z

Ha : Variabel X1,X2,Y berkontribusi secara simultan maupun individual dan signifikan terhadap variabel Z

3.9 Rancangan Implikasi Hasil Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian, ingin di ketahui kualitas produk Total Oil dan kualitas pelayanan di PT.Nabel Sakha terhadap keputusan pembelian dan dampaknya pada loyalitas pelanggan PT. Nabel Sakha Gemilang. Selain itu juga ingin diketahui pengaruh kualitas produk dan kualitas pelayanan terhadap keputusan pembelian dan dampaknya pada loyalitas pelanggan PT.Nabel Sakha Gemilang . Untuk mendapatkan hasil dari setiap tujuan penelitian, maka dilakukan survey melalui kuesioner pada para pelanggan PT.Nabel Sakha Gemilang. Dari hasil kuesioner maka dapat dianalisis kualitas produk, kualitas pelayanan, keputusan pembelian, dan loyalitas pelanggan dan dilakukan analisis jalur (path analysis) pada variable-variabel tersebut. Rancangan implikasi hasil penelitian ini adalah bahwa PT.Nabel Sakha Gemilang dapat mengevaluasi bagaimana kualitas produk dari Total Oil dan kualitas pelayanan di PT.Nabel Sakha Gemilang dan sejauh mana keputusan pembelian yang telah dilakukan oleh para pelanggan dan sejauh mana loyalitas terbentuk di kalangan pelanggan di PT.Nabel Sakha Gemilang. Selain itu apakah kedua variabel tersebut benar-benar mempengaruhi keputusan pembelian yang akan berdampak pada loyalitas pelanggan.

(28)

Diharapkan hasil implikasi dari penelitian ini dapat memberikan hasil yang memuaskan dan bermanfaat bagi PT.Nabel Sakha Gemilang. PT.Nabel Sakha Gemilang dapat terus mempertahankan pelangganya agar tetap memutuskan untuk menjadi pelanggan yang setia dan terus memberikan kualitas produk dan kualitas pelayanan yang sesuai dengan harapan konsumen, sehingga dapat meraih pasar yang semakin luas dan terus mengalami peningkatan penjualan di PT.Nabel Sakha Gemilang.

Gambar

Tabel 3.5 Metode Analisis
Tabel 3.6 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
Gambar 3.2  Sub-struktur 1 Analisis Jalur
Gambar 3.3  Sub-struktur 2 Analisis Jalur

Referensi

Dokumen terkait

Meningkatnya konsentrasi ambien menyebabkan meningkatnya dampak pencemaran pada kesehatan manusia dan nilai ekonomi dari gangguan kesehatan tersebut (Gambar 4 dan Gambar 5).. Gambar

Selain komponen konsumsi rumah tangga, komponen PDRB Penggunaan yang mengalami peningkatan peranan pada triwulan III tahun 2014 dibandingkan dengan triwulan II

Solusi yang ditawarkan oleh ajaran Islam untuk mencegah terjadinya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) muslim antara lain sebagai berikut : (a) Supaya suami sebagai

Pencarian sumber data atau informasi ini dilakukan denngan mengidentifikasi alamat URL obyek wisata yang dicari berdasarkan class dan property yang ada pada ontologi, kemudian

Oleh karena itu, feromon seks berpeluang untuk dikembangkan pada areal yang lebih luas, terutama pada sentra produksi bawang merah dan endemis serangan hama ulat bawang.. Kata

Sebuah jaringan yang sederhana mempunyai struktur feed forward dimana signal bergerak dari input kemudian melewati lapisan tersembunyi dan akhirnya mencapai unit output

Proposal Skripsi ini disusun dari hasil penelitian yang dilakukan penulis dan diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh derajad kesarjanaan strata satu

Perkembangan terakhir berdasarkan Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara Nomor 140.22/2772.K/1996 tanggal 30 September 1996 tentang pendefitipan 7 Kelurahan