• Tidak ada hasil yang ditemukan

VENTA KEVARA APRILIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "VENTA KEVARA APRILIA"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

L/O/G/O

FINAL THESIS TEST

MN092350

PROGRAM PASCA SARJANA

TEKNIK SISTEM DAN PENGENDALIAN KELAUTAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

2014

VENTA KEVARA APRILIA

4112 204 012

(2)

PERANCANGAN INTEGRATED

BRIDGE DECK BERBASIS

ATURAN ERGONOMI MENUJU

ONE MAN BRIDGE OPERATED

(OMBO) SHIPS

(3)

PENDAHULUAN

RUNNING PROGRAM

KESIMPULAN

OUTLINE

METODOLOGI

(4)

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG LATAR BELAKANG RUMUSAN & BATASAN MASALAH RUMUSAN & BATASAN MASALAH TUJUAN TUJUAN MANFAAT MANFAAT

(5)

PENDAHULUAN

RUMUSAN MASALAH

1. Membuat database aturan ergonomik yang ada. Berdasarkan referensi data antropometri orang Indonesia dan

data–data yang berhubungan dengan desain bridge ergonomic yang di dapat dari industri galangan dan product.

2. Menyimpulkan data yang ada menjadi suatu pedoman dalam proses desain bridge deck bagi kapal baru sesuai data antropometri orang indonesia. 3. Membuat suatu algoritma analisa

pemikiran penilaian ergonomik dari contoh existing kapal berdasarakan database ergonomi yang di buat. 4. Membangun aplikasi yang mampu

meberikan solusi untuk meningkatkan nilai keergonomikan bridge deck kapal.

BATASAN MASALAH

1. Objek yang dikaji dan dianalisa

terbatas pada peletakan peralatan di bridge deck kapal dan bridge

console dengan memprioritaskan peralatan utama (main equipment) berdasarkan pengelompokan

fungsional peralatan :

a) Tipe dari peralatan & frekuensi penggunaan.

b) Peralatan yang penting saat terjadi situasi emergency.

c) Critical dimension dan logical sequences equipment.

2. Sebagai bahan prototype

menggunakan kapal type tanker.

(6)

PENDAHULUAN

TUJUAN

1. Mendesain ergonomic bridge deck kapal di Indonesia & memberi

rekomendasi tata letak peralatan di bridge deck dan bridge console sesuai antropometri orang

Indonesia

2. Membuat suatu acuan atau pedoman dalam perancangan kapal baru ”One Man Controlled Bridge” agar peletakan peralatan di bridge deck dan bridge console, sesuai dengan aturan ergonomi. 3. Membuat perangkat lunak yang

dapat memudahkan untuk menganalisa dan memberikan rekomendasi tata letak peralatan Di bridge deck berdasarkan aturan ergonomi.

MANFAAT

1. Memberi acuan dan rekomendasi bagi industri terkait dalam

melakukan perubahan penentuan tata letak peralatan di bridge deck, untuk kapal baru dan existing kapal di Indonesia agar sesuai dengan rules ergonomik berdasarkan antropometri orang indonesia. 2. Pengembangan program berbasis

komputer akan lebih murah, handal, akurat dan praktis sebagai simulator proses analisa ergonomi dalam

memberikan bantuan konsistensi, kehandalan dan efisiensi operasi kapal.

(7)

Kapal modern memiliki desain bridge one man-operated. Cukup satu orang operator yang mengkoordinasikan ship’s movements dan operations di wheelhouse

Latar Belakang

Kecelakaan kapal banyak disebabkan karena human errors akibat kesalahan penempatan sejumlah peralatan di bridge deck yang tidak sesuai dengan kondisi fisik operator dan kaidah ergonomi sehingga akan mudah menimbulkan kelelahan (fatigue).

Faktor manusia (Antropometri) dalam ergonomi penting untuk menserasikan kerja antara manusia dengan sistem kerja (man-machine system) sehingga operator dapat bekerja secara nyaman, efisien dan memperkecil beban kerja.

Indonesia belum memiliki regulasi atau standart khusus yang mengatur perancangan bridge deck berdasarkan ergonomic rules, sesuai antropometri orang Indonesia.

(8)

Ergonomic Design of Navigation Bridges

Prinsip Ergonomi Desain

Prinsip Ergonomi Desain

 Berlaku untuk kapal yang memiliki sertifikat SOLAS dan dirancang untuk meningkatkan keamanan dan efisiensi

navigasi.

 Refer to principal international statutory and discretionary

guidance : Standar IACS, SOLAS V, dan IMO

 Konfigurasi Perangkat (configuration device) Alarm, display dan perangkat kontrol harus disusun secara

fungsional dan logis untuk memungkinkan operator dapat secara mudah dan jelas mengidentifikasi masing-masing

(9)

Bridge Arrangement and Working

Environment

(10)

Bridge Arrangement and Working

Environment

1) View of Sea Surface

2) Wheelhouse Dimensions 3) Windows

• Height of Lower Edge of Front Windows • Height of Upper Edge of Front Windows • Window Inclination

4) Accessibility and Movement

• Clear Route Across the Wheelhouse • Adjacent Workstations Distances • Passageway Distance

5) Console and Workspace Design

• Console Height • Console Leg Room • Chair Design

6) Display Arrangement

• Immediate Field of View • Preferred Viewing Area

(11)

Instruments and Equipment at Navigating and

Maneuvering Workstations

Navigation Workstation

• Navigation radar display • Position-fixing systems • Depth indicator

• Chart table with instruments.

Maneuvering Workstation

• Radar display

• Automatic radar plotting aid (ARPA)

• Engine and thruster controls or telegraphs • Rudder angle indicator

• Propeller revolution indicator(s) • Pitch indicator

• Speed and distance indicator.

Manual Steering Workstation

• Manual steering device • Rudder angle indicator • Rate of turn indicator • Magnetic compass display • Course indicator • Talkback to bridge wings • Gyro repeater

Bridge Wing Workstations

• Engine control • Thruster control • Rudder control

• Rudder angle indicator • Gyro repeater

• Rate of turn indicator

• Sea bottom tracking speed indicator • Whistle control

• Communication (external and internal) • Morse light keys

Monitoring Workstation

• Radar • VHF radiotelephone

• Intercommunication Systems • Gyro repeater • Speed and distance indikator

• Rudder angle indicator • Propeller revolution indicator(s)

• Alarms • Emergency stop controls • Monitoring systems

(12)

Man Machine Interface

(13)

METODOLOGI

Penyusunan rekomendasi teknik

.

Mengimplementasikan rekomendasi

teknik ke software.

(14)

METODOLOGI

Perumusan kesimpulan dari setiap kerangka menjadi satu  aturan desain ergonomik  Identifikasi dan perumusan masalah Studi Literatur mengenai Ergonomic bridge  design dan Antropometri orang Indonesia  Pembuatan kerangka  standart berdasarkan standart yang berlaku  dan Pembuatan list brackdown sekaligus batasan dari aturan desain  ergonomik yang akan di buat.  Mulai Breakdown detail penyelesaian tiap‐tiap kerangka menggunakan aspek  ergonomi di tinjau dari faktor  Mekanika, gaya, behaviour, antropometri orang  indonesia, penggunaan engineering logic, pemodelan, simulasi program dll.  Penyusunan rekomendasi desain bridge berdasarkan aturan  ergonomic dan antropometri orang Indonesia, yang didapat dari  kesimpulan yang telah di analisa sebelumnya.  Implementasi standart aturan desain bridge ergonomik yang telah di  buat kedalam softaware , sehingga software tersebut sesuai jika  diaplikasikan pada desain ergonomik bridge deck  berdasarkan struktur  tubuh orang Indonesia. Study Lapangan di galangan ataupun Industri terkait  1. Buku  2. Paper  3. Artikel  4. Internet  5. Diskusi  A

(15)
(16)

Start Interface  Software Menu Interface  SoftwareDatabase ‐>Validating ‐>Input , ‐>Edit  Interface Software  Ergonomic End Processing  calculation and  decision Result ‐>Score ‐>Recommendation ‐>3D Simulation ‐>Report

Architecture Development

Program

Architecture Development

Program

Database ‐>Rules ‐>Picture ‐>3D picture  positioning

(17)

Dimensi Wheelhouse

Persentil yang digunakan dalam menentukan Dimensi wheelhouse

Tinggi Wheelhouse

= TBT (P97,5) + Toleransi ketinggian atap

= 1800 mm + 450 mm = 2250 mm

Tinggi Ceiling / plafon

= TBT (P97,5) + Toleransi ketinggian plafon

= 1800 mm + 300 mm = 2100 mm

Tinggi pintu (entrances)

= TBT (P97,5) + Toleransi ketinggian pintu

= 1800 mm + 200 mm = 2000 mm Dimensi ergonomi wheelhouse yang direkomendasikan

(18)
(19)

(View of Sea Surface)

1. Tinggi badan untuk kebutuhan pandangan ke permukaan laut pada posisi berdiri = TBT (P97,5) + Toleransi alas kaki

= 1792 +8 = 1800 mm

2. Tinggi mata pada posisi duduk tegak

= TMD (50) + Toleransi variabilitas pakaian dan alas kaki = 730 mm + 20 = 750 mm ± 60 mm

3. Tinggi mata pada posisi berdiri

= TMB (97,5) + Toleransi variabilitas pakaian dan alas kaki = 1670 + 20 = 1690 ≈ 1700 mm

5. Perhitungan tinggi tempat duduk

= TP (10) + adaptation height = 400 + 200 = 600 mm ± 60 mm

Sehingga tinggi mata untuk posisi kerja

duduk = TP (10) + Tinggi

mata pada posisi duduk tegak (TMD) + adaptation

height

= 400 + 750 + 200 =1350

(20)

Hasil rekomendasi view of sea surface

Sehingga dari perhitungan diatas dapat diberikan rekomendasi untuk menentukan pandangan ke permukaan laut sebagai berikut :

• Pandangan ke permukaan laut dari navigating dan manoeuvring workstation juga monitoring workstation tidak boleh terhalang oleh lebih dari

dua panjang kapal atau 500 meter (1.640 kaki), mana yang lebih kecil. Sudut pandang ergonomis ke bagian depan haluan sebesar 10° atau setidaknya sebesar 5 ° dan tidak boleh melebihi 15 ° di kedua sisi, yaitu

starboard dan portside. Tidak peduli apakah kapal dalam kondisi vessel’s draft, trim dan deck cargo misalnya pada kapal kontainer.

(21)

Meja Console

• Tinggi console desktop / working height (Tinggi lantai sampai tepi depan meja console)

= Tinggi lutut (95) + tinggi adaptation height + toleransi tebal meja console

= 520 + 200 + 80 = 800 mm, nilai ergonomis yang direkomendasikan • (Absolute height of console) tinggi console keseluruhan / tinggi maksimum

console (termasuk tinggi sisi paling luar peralatan yang diinstal di console) = working height + tinggi sisi miring meja console untuk instalasi

radar

= 800 + 400 = 1200 mm

Berdasarkan prinsip sikap kerja posisi duduk dan berdiri yang baik maka ketinggian meja console kira-kira 10 cm berada dibawah tinggi siku atau sejajar tinggi siku dari watch officer. Untuk menjamin seseorang yang berbadan tubuh kecil bisa menjangkau peralatan dengan baik dan

(22)

Hasil rekomendsi meja console

• Tinggi console paling atas tidak boleh melebihi 1200 mm (47 inchi) dihitung dari tinggi mata posisi kerja duduk sebesar 1350 mm. Bentuk console pada bagian depan workstation tidak boleh lebih tinggi dari kebutuhan efisiensi penggunaan dari standing position dan tidak boleh menghalangi pandangan sepanjang tepi bawah jendela depan workstation dari sitting position. Tinggi Console harus 100 mm lebih rendah dari horizontal line of sight dengan instalasi

pada jarak 350 mm atau lebih dari jendela depan yang mempunyai ketinggian tepi bawah jendela sebesar 1000 mm.

(23)
(24)

Arrangement of Navigational System and

Equipent

Location of Primary and Frequently Used Controls

e.g., keys for emergency functions should have a prominent position and be characteristically marked.

Visual Information for More than One Watchstander (the displays should be duplicated e.g., repeaters)

Control Positioning for Simultaneous OperationLocation equipment Above Front Window

vessel’s heading, wind speed and relative direction, water depth, vessel’s speed (e.g., from GPS), rate of turn, rudder angle, propeller revolutions per minute,propeller pitch and time.

(25)

Data base bridge layout arrangement

dan main equipment

(26)

Main Window Interface

Pada main view tampak beberapa menu: • Item dan Component Input • Input

• Min dan Max • Picture box

• Check

• Add to report • Show Report

(27)

Window Interface tambahan

Form entry ukuran utama kapalForm wizard to make reportForm Report

(28)

Running Program

General specifications:

• Name of vessel : MT.PRIME ROYAL • Length [LOA] : 170.00 meters • Length [Lpp] : 162.00 meters • Breadth [B] : 27.40 meters

• Depth [D] : 13.00 meters • Draft [Designed] : 7.50

• Draft [Scantling] : 8.50

• Dead weight [At design draft] : 20,000 DWT • Dead weight [At scantling draft] : 24,000 DWT • Service Speed [ at 85% MCR,15% SM] : 15.50 knots

(29)
(30)
(31)

ITEM : Console and workspace design

COMPONEN : BRIDGE CONSOLE

Dimensi console MT. Prime Royal

Score ergonomi bridge console MT.PRIME ROYAL = 1 (Ergonomi) dengan range scale antara 0 - 1

[A] Height console desktop : 700 mm , recomended 100% = 1 (Ergonomi) [B] Height overall : 1200 mm , recomended 100% = 1(Ergonomi) [C] Width : 970 mm, recomended 100% = 1(Ergonomi) [D] Length : 6 m, recomended 100% = 1(Ergonomi)

Running Program Console and workspace

design

(32)

Running Program Console and workspace

design

COMPONEN : Console leg room

• Length upper legroom : 350 mm • Length lower legroom : 550 mm

(33)

Rekomendasi console leg room

• Console leg room MT. PPRIME ROYAL CHEMICAL TANKER 24000 DWT belum memenuhi aturan ergonomic.

• Nama peralatan : Console leg room • Rekomendasi:

• Poin[A] Length of lower leg room : Terlalu sempit , sehingga watch officer tidak merasa nyaman dalam melakukan operasional peralatan di meja console. Ruangan kaki menjadi sempit sehingga membuat tempat duduk harus diatur sedikit kebelakang, hal ini akan berakibat jarak watch officer dengan peralatan menjadi lebih jauh sehingga mempengaruhi efektifitas pengoperasian peralatan yang diinstal di console dan kenyamanan dalam menjangkau peralatan. ,sebaiknya ditambah hingga mencapai antara 600-750mm

• Ditambah sekitar 50 mm akan lebih ergonomis

• The leg room required is governed by the seated working position suiting the user with regard to reach and effective operation of the equipment installed in the consoles, meaning the position of the chair in relation to the front of the console. The reach may be related to equipment installed in both front and side consoles. The upper leg room of the console should have a minimum of 450 mm (18 inches) in depth and the lower leg room a minimum of 600 mm (25 inches) in depth.

(34)

Running console leg room

COMPONEN : Adjustable chair [A] Seat height Width : 700 mm [B] Seat depth : 450 mm [C] Seat width : 350 mm [D] Backrest height : 600 mm

[E] Backrest width : 400 mm [F] Armrest height : 300 mm

[G] Distance between armrests: 350 mm

Single Watchstander Console MT. PPRIME ROYAL CHEMICAL TANKER 24000 DW belum memenuhi aturan ergonomic

(35)

Rekomendasi console leg room

• Nama peralatan : Adjustable chair • Rekomendasi:

• Poin[A] Seat height : Penempatan peralatan sudah sesuai dengan aturan ergonomi

• Chairs at workstations designed for a sitting position should be capable of rotating with the footrest being arrested, adjustable in height and capable of being arrested on the floor. Chairs should be capable of being moved out of the operating area. To provide easy operation of controls from sitting position, it should be possible to adjust the height of the seat to allow an elbow height 50 mm higher than the console desktop. the bridge design should permit installation of chairs allowing operations in both seated and standing working positions at dedicated workstations without degrading the required navigation visibility

• Poin[B] Seat depth : Penempatan peralatan sudah sesuai dengan aturan ergonomi

(36)

WHEELHOUSE DIMENSION

Dimensi ergonomis wheelhouse yang direkomendasikan

Tinggi wheelhouse dan ceiling MT. Prime Royal

Bridge ceiling clearance height

height : 1200 mm, Recomended 100 % = 1 (ergonomi)

Wheelhouse height

Height : 2650 mm, Recomended 40 % = 0,4 (kurang ergonomi)

(37)

Poin]A] Height   :   Terlau tinggi, 

Dari segi ruangan lebih menguntungkan karena akses dan pergerakan orang didalam wheelhouse lebih mudah baik dalam posisi kerja duduk ataupun berdiri akan tetapi dari segi konstruksi dan displacement kapal kurang baik karena pemborosan ruangan, semakin tinggi bangunan di bridge deck akan menambah berat kapal dan mengurangi jumlah muatan, dari segi ekonomis juga kurang baik karena membutuhkan plat yang lebih banyak dan menambah berat. Clearance antara tinggi tubuh dan ceiling masih tersedia dengan cukup. Harus dapat mengakomodasi orang dengan variasi ukuran antropometri tubuh orang indonesia dan mempertimbangkan pemasangan deck head panels dan instruments serta kebutuhan entrance saat membuka pintu. sebaiknya dikurangi hingga mencapai antara 2250‐ 2500mm.

Dikurangi sekitar   400 mm akan lebih  ergonomis

(38)

Kesimpulan

• Pembuatan software Ergonomics for marine application memberikan hasil yang cukup signifikan untuk menganalisa suatu peralatan atau item di bridge deck, apakah sudah memenuhi aturan ergonomic atau belum.

• Terdapat rekomendasi yang muncul ketika suatu peralatan yang dianalisa belum memenuhi aturan ergonomic dan yang telah

memenuhi aturan ergonomic. Masing – masing dari rekomendasi tersebut memuat nilai ergonomic yang sesuai untuk tiap item yang dianalisa, sehingga dapat diketahui berapa nilai egonomik yang harus dimiliki oleh masing – masing item agar sesuai dengan ergonomic rules.

• Rekomendasi yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai acuan

perbaikan pengaturan tata letak item dan peralatan di bridge deck maupun untuk perancangan kapal baru sehingga didapatkan nilai ergonomic yang sesuai dengan rules.

• Desain one man controlled bridge memiliki nilai ergonomik yang baik dalam membantu ABK saat menghandle seluruh kegiatan

(39)

DAFTAR PUSTAKA

• Flin,Rhona , Hetherington, Catherine , Mearns, Kathryn. “Safety in shipping : The human element”. The Industrial Psychology Research Centre, School of Psychology, University of Aberdeen, Kings College, Old Aberdeen : 2006.

• Georgoulis, Georgios , Nikitakos, Nikitas. “Bridge Ergonomic and Usability of Navigational System as a Safety and Quality Feature”. University of the Aegean, korai, chios : 2009.

• Guide for Crew Habitability on Ships, American Bureau of Shipping, Houston, December 2001. • Hendrick, H.W.1987, “Macro-ergonomics: a concept whose time has come” , Bulletin Human

Factors Society, 30, 1-3

• Houting, I ; Weide, R. van der. “Life cycle ergonomics (LCE ™) in designing the bridge of a pilot” . Integro BV, SCHIP & WERF de ZEE, Utrecht, The Netherlands , Juli/Agustus : 2007.

• IMO MSC/Circ.982, Guidelines on ergonomic criteria for bridge equipment and layout.

• ISO 9241-11(1998). Ergonomic requirements for office work with visual display terminals – guidance to Usability.

• ISO 8468 (2007). Ship’s bridge layout and associated equipment-requirements and guidelines. • IMO NAV 44/14. Report to the Maritime Safety Committee Sub-Committee on Safety of

Navigation, 1998.

Kobayashi H. “Human Factor for Safe Navigation”, Promotion of the Research on Mariners’

Characteristics. International Conference on Marine Simulation and Ship Manoeuvrability

(MARSIM 2006), 25-30 June 2006.

• Nee, Lim Shiau ; Yaakob, Omar bin. “Application of Ergonomics in Ship Design”. Faculty of Mechanical Engineering Universiti Teknologi Malaysia. Proceedings of the International

Conference on Mechanical Engineering 2003 (ICME2003), Dhaka, Bangladesh : 26- 28

(40)

L/O/G/O

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 2.1.Diagram Alir Massa ... Tata Letak Pabrik ... Tata Letak Peralatan ... Diagram Alir Kuantitatif ... Unit Pengolahan Air Utilitas ... Grafik Hubungan Tahun dengan

Hasil perhitungan momen untuk tata letak baru menunjukkan bahwa tata letak baru tidak lebih baik daripada tata letak lama, oleh karena itu perlu adanya perbandingan

Penelitian ini menggunakan bantuan software BLOCPLAN berdasarkan hubungan kedekatan yang sudah terlebih dahulu ditentukan untuk merancang tata letak yang baru. Penentuan

 Gambarkan tata letak peralatan (tempat pakan, tempat minum, pemanas, thermometer) se-ideal mungkin?.. Gambar Brooding dan tata letak

Tipe tata letak berdasarkan produk: (Product Layout) Adalah tipe tata letak yang berorientasi pada produk, dimana pusat kerja & mesin/peralatan disusun menjadi

existing, layout alternatif yang didapatkan dari metode 2-OPT dan CRAFT serta pengaruh dari perancangan tata letak fasilitas baru yang diketahui dari hasil simulasi dengan

Dari 3 alternatif tata letak baru yang diusulkan, yang memenuhi kriteria Ongkos Material Handling (OMH) terkecil dan aliran yang optimal adalah tata letak

Tata letak usulan opsi 3 merupakan modifikasi dari tata letak usulan opsi 2, dimana tata letak opsi 2 dalam penentuan jarak antar mesin dilakukan secara