• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulanan (y-on-y)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "II. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulanan (y-on-y)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

No. 64/11/15/Th. IX, 2 November 2015

P

ERTUMBUHAN

P

RODUKSI

I

NDUSTRI

M

ANUFAKTUR

T

RIWULAN

III

T

AHUN

2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI IBS NAIK

9,90

PERSEN SEDANGKAN IMK NAIK

15,28

PERSEN PADA TAHUN

2015

DIBANDINGKAN TAHUN

2014

A. I

NDUSTRI

B

ESAR DAN

S

EDANG

(IBS)

I. Pendahuluan

Angka pertumbuhan produksi industri manufaktur untuk triwulan III ini disajikan untuk keseluruhan skala industri, antara lain Industri Besar dan Sedang (IBS) yaitu industri dengan tenaga kerja lebih dari 20 orang dan Industri Mikro dan Kecil (IMK) yaitu industri dengan tenaga kerja 1-19 orang.

Pertumbuhan produksi industri manufaktur pada tahun 2015 ini, seluruhnya akan disajikan dalam kode Klasifikasi Baku Lapangan Usahan Indonesia (KBLI) terbaru tahun 2009 menurut International

Standard Industrial Classification of All Economics Activities (ISIC) United Nations, revisi 4 tahun 2008.

Kode KBLI yang disajikan adalah untuk kode klasifikasi 2 (dua) digit.

Angka pertumbuhan Industri Besar dan Sedang disajikan untuk pertumbuhan antar triwulan dan antar tahun untuk 2 (dua) jenis industri yaitu industri makanan (kode 10), dan industri karet, barang dari karet dan plastik (kode 22).

II. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulanan (y-on-y)

Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang (y-on-y) pada triwulan III tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 9,90 persen dibandingkan triwulan III tahun 2014, sedangkan untuk pertumbuhan nasional sebesar 4,22 persen.

Pertumbuhan produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (y-on-y) pada triwulan III tahun 2015 naik sebesar 9,90 persen dibandingkan triwulan III tahun 2014.

Pertumbuhan produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulanan (q-to-q) pada triwulan III tahun 2015 naik sebesar 3,99 persen dari triwulan II tahun 2015.

(2)

Kedua jenis industri di atas mengalami kenaikan pada triwulan III tahun 2015 dibandingkan triwulan III tahun 2014, dengan rincian sebagai berikut :

- Industri Makanan (kode 10), naik sebesar 1,48 persen, dan angka pertumbuhan nasional naik sebesar 7,09 persen.

- Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik (kode 22), naik sebesar 0,53 persen, demikian juga terjadi kenaikan angka pertumbuhan nasional sebesar 5,28 persen.

Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang per triwulannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 1

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulanan (y-on-y) Triwulan III Tahun 2015

Provinsi Jambi

No Kode

KBLI Jenis Industri

Pertumbuhan Triwulanan (y-on-y) (%) Provinsi Jambi Indonesia

(1) (2) (3) (4) (5)

1 10 Industri Makanan

Manufacture of food products 1,48 7,09

2 22

Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik Manufacture of Rubber and Plastics

Products

0,53 5,28

I B S (Industri Besar dan Sedang) 9,90 4,22

III. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulanan (q-to-q)

Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang (q-to-q) pada triwulan III tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 3,99 persen dibandingkan dengan triwulan II tahun 2015. Demikian pula dengan pertumbuhan produksi industri manufaktur nasional mengalami kenaikan sebesar 1,04 persen. Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang per triwulannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 2

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulanan (q-to-q) Triwulan III Tahun 2015

Provinsi Jambi

No Kode

KBLI Jenis Industri

Pertumbuhan Triwulanan (q-to-q) (%) Provinsi Jambi Indonesia

(1) (2) (3) (4) (5)

1 10 Industri Makanan

Manufacture of food products 0,09 0,30

2 22

Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik Manufacture of Rubber and Plastics

Products

6,48 -2,80

I B S (Industri Besar dan Sedang) 3,99 1,04

Kedua jenis industri di atas mengalami kenaikan pada triwulan III tahun 2015 dibandingkan triwulan II tahun 2015, dengan rincian sebagai berikut :

(3)

- Industri Makanan (kode 10) naik sebesar 0,09 persen, demikian pula angka pertumbuhan nasional naik sebesar 0,30 persen. Jenis industri ini didominasi oleh industri minyak kelapa sawit (Crude

Palm Oil/CPO) dan juga industri minyak mentah dari kelapa. Kenaikan yang relatif kecil ini

dipengaruhi oleh adanya tingkat produksi yang masih terjaga stoknya meskipun di tengah ketidakstabilan harga.

- Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik (kode 22) naik sebesar 6,48 persen. Sementara angka pertumbuhan nasional turun sebesar 2,80 persen. Kenaikan ini disebabkan oleh adanya kenaikan produksi pada awal Triwulan III 2015 serta permintaan pasar dan menguatnya nilai mata uang asing.

B. I

NDUSTRI

M

ANUFAKTUR

M

IKRO DAN

K

ECIL

(IMK)

I. Pendahuluan

Untuk angka pertumbuhan Industri Mikro dan Kecil (IMK) akan disajikan menurut 7 (tujuh) jenis industri, antara lain industri makanan (kode 10), industri pakaian jadi (kode 14), industri kayu, barang dari kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur) dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya (kode 16), industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia (kode 20), industri barang galian bukan logam (kode 23), industri barang logam, bukan mesin dan peralatannya (kode 25) dan industri furnitur (kode 31).

II.

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Triwulanan (y-on-y) Triwulan

III Tahun 2015

Pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulanan (y-on-y) pada triwulan III Tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 15,28 persen dibandingkan dengan triwulan III tahun 2014. Demikian juga angka pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil untuk nasional mengalami peningkatan sebesar 6,87 persen.

Pertumbuhan produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil triwulanan (y-on-y) pada triwulan III tahun 2015 naik sebesar 15,28 persen dibandingkan dengan triwulan III tahun 2014.

Pertumbuhan produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil triwulanan (q-to-q) pada triwulan III tahun 2015 turun sebesar 0,48 persen dibandingkan dengan triwulan II tahun 2015.

Pertumbuhan produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil triwulanan (c-to-c) selama Januari sampai September 2015 yang juga merupakan angka pertumbuhan produksi selama tahun 2015 naik sebesar 10,18 dibandingkan dengan periode yang sama pada 2014.

(4)

Tabel 3

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Triwulanan (y-on-y) Triwulan III Tahun 2015

Provinsi Jambi

No Kode

KBLI Jenis Industri

Pertumbuhan (%) Tahun 2015

Provinsi Jambi Indonesia

(1) (2) (3) (4) (5)

1 10 Industri Makanan 21,56 7,36

2 14 Industri Pakaian Jadi 14,53 7,75

3 16

Industri Kayu, Barang dari Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya

1,25 -5,88

4 20 Industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia 21,32 18,63

5 23 Industri Barang Galian Bukan Logam 10,92 2,15

6 25 Industri Barang Logam, Bukan Mesin dan

Peralatannya 26,55 -2,68

7 31 Industri Furnitur 8,52 5,82

IMK (Industri Mikro dan Kecil) 15,28 6,87

Dari ketujuh jenis industri tersebut, semua jenis industri yang mengalami kenaikan yaitu :

- Industri barang logam, bukan mesin dan peralatannya (kode 25), naik sebesar 26,55 persen, sedangkan angka pertumbuhan nasional mengalami penurunan sebesar 2,68 persen,

- Industri makanan (kode 10), naik sebesar 21,56 persen, sedangkan untuk angka pertumbuhan nasional meningkat lebih kecil yaitu sebesar 7,36 persen,

- Industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia (kode 20), naik sebesar 21,32 persen, sementara angka pertumbuhan nasional meningkat sebesar 18,63 persen,

- Industri pakaian jadi (kode 14), naik sebesar 14,53 persen, sedangkan untuk angka pertumbuhan nasional meningkat lebih kecil yaitu sebesar 7,75 persen,

- Industri barang galian bukan logam (kode 23), naik sebesar 10,92 persen, dan angka pertumbuhan nasional naik sebesar 2,15 persen,

- Industri furniture (kode 31), naik sebesar 8,52 persen, sementara angka pertumbuhan nasional mengalami peningkatan sebesar 5,82 persen,

- Industri kayu, barang dari kayu, barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya (kode 16), naik sebesar 1,25 persen, sedangkan angka pertumbuhan nasional turun sebesar 5,88 persen.

(5)

III.

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Triwulanan (q-to-q) Triwulan

III Tahun 2015

Pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulanan (q-to-q) pada triwulan III tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 0,48 persen dibandingkan dengan triwulan II tahun 2015, Angka pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil secara nasional, mengalami penurunan sebesar 1,31 persen pada triwulan III tahun 2015 dibandingkan dengan triwulan II tahun 2015.

Pertumbuhan produksi industri manufaktur Mikro dan Kecil per triwulannya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Triwulanan (q-to-q) Triwulan III Tahun 2015

Provinsi Jambi

No Kode

KBLI Jenis Industri

Pertumbuhan (%) Triwulanan (q-to-q) Provinsi Jambi Indonesia

(1) (2) (3) (4) (5)

1 10 Industri Makanan 4,34 -3,19

2 14 Industri Pakaian Jadi 2,27 -4,72

3 16

Industri Kayu, Barang dari Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya

-2,88 -3,82

4 20 Industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia 4,59 8,76

5 23 Industri Barang Galian Bukan Logam -3,97 0,63

6 25 Industri Barang Logam, Bukan Mesin dan

Peralatannya -5,81 -7,27

7 31 Industri Furnitur -6,66 -3,35

IMK (Industri Mikro dan Kecil) -0,48 -1,31

Dari ketujuh jenis industri tersebut, terdapat 3 jenis industri yang mengalami kenaikan pada triwulan III tahun 2015 dibandingkan dengan triwulan II tahun 2015 dengan rincian sebagai berikut :

- Industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia (kode 20), naik sebesar 4,59 persen, dan angka pertumbuhan nasional naik sebesar 8,76 persen,

- Industri makanan (kode 10), naik sebesar 4,34 persen, sedangkan angka pertumbuhan nasional turun sebesar 3,19 persen,

- Industri pakaian jadi (kode 14), naik sebesar 2,27 persen, sedangkan angka pertumbuhan nasional mengalami penurunan sebesar 4,72 persen.

Terdapat 4 jenis industri yang mengalami penurunan pada triwulan III tahun 2015 dibandingkan dengan triwulan II tahun 2015 dengan rincian sebagai berikut:

(6)

rotan dan sejenisnya (kode 16), turun sebesar 2,88 persen, dan angka pertumbuhan nasional mengalami penurunan sebesar 3,82 persen,

- Industri barang galian bukan logam (kode 23), turun sebesar 3,97 persen, sedangkan angka pertumbuhan nasional naik sebesar 0,63 persen,

- Industri barang logam bukan mesin dan peralatannya (kode 25), turun sebesar 5,81 persen, dan angka pertumbuhan nasional mengalami penurunan sebesar 7,27 persen,

- Industri furniture (kode 31), turun sebesar 6,66 persen, dan angka pertumbuhan nasional mengalami penurunan sebesar 3,35 persen.

IV.

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Tahun 2015

Pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulanan (c-to-c) selama periode bulan Januari sampai September tahun 2015 yang juga merupakan pertumbuhan selama tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 10,18 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014, sedangkan angka pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil secara nasional, mengalami peningkatan sebesar 5,68 persen untuk periode selama bulan Januari sampai September tahun 2015 dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014.

Pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil per jenis industri dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Selama Tahun 2015

Provinsi Jambi

No Kode

KBLI Jenis Industri

Pertumbuhan (%) Tahun 2015

Provinsi Jambi Indonesia

(1) (2) (3) (4) (5)

1 10 Industri Makanan 12,20 6,83

2 14 Industri Pakaian Jadi 3,28 7,59

3 16

Industri Kayu, Barang dari Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya

9,20 -4,29

4 20 Industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia 17,54 12,71

5 23 Industri Barang Galian Bukan Logam 9,69 -2,28

6 25 Industri Barang Logam, Bukan Mesin dan

Peralatannya 14,11 -3,16

7 31 Industri Furnitur 7,70 9,09

IMK (Industri Mikro dan Kecil) 10,18 5,68

(7)

- Industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia (kode 20), naik sebesar 17,54 persen, sementara angka pertumbuhan nasional mengalami meningkat sebesar 12,71 persen,

- Industri barang logam, bukan mesin dan peralatannya (kode 25), naik sebesar 14,11 persen, sedangkan angka pertumbuhan nasional mengalami penurunan sebesar 3,16 persen,

- Industri makanan (kode 10), naik sebesar 12,20 persen, dan untuk angka pertumbuhan nasional meningkat sebesar 6,83 persen,

- Industri barang galian bukan logam (kode 23), naik sebesar 9,69 persen, sementara angka pertumbuhan nasional turun sebesar 2,28 persen,

- Industri kayu, barang dari kayu, barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya (kode 16), naik sebesar 9,20 persen, sedangkan angka pertumbuhan nasional turun sebesar 4,29 persen,

- Industri furniture (kode 31), naik sebesar 7,70 persen, dan angka pertumbuhan nasional mengalami peningkatan sebesar 9,09 persen.

- Industri pakaian jadi (kode 14), naik sebesar 3,28 persen, dan angka pertumbuhan nasional mengalami peningkatan sebesar 7,59 persen.

CATATAN TEKNIS

Sejak tahun 1976 Badan Pusat Statistik (BPS) telah melakukan Survey Industri Pengolahan Besar dan Sedang (IBS) secara bulanan/triwulanan. Data hasil survei tersebut dipakai sebagai bahan penyusunan Indeks Produksi Industri dan penghitungan Pertumbuhan Produksi Industri. Besaran Pertumbuhan Produksi Industri, selain digunakan sebagai bahan penghitungan PDRB, juga merupakan indikator dini untuk mengetahui perkembangan sektor industri di Indonesia.

Data dikumpulkan secara bulanan melalui Survei Industri Pengolahan Besar/Sedang. Perusahaan/usaha industri yang dicakup dalam survei ini adalah perusahaan industri yang melakukan kegiatan pengolahan, terletak pada bangunan atau lokasi tertentu dan mempunyai catatan administrasi tersendiri, serta mempunyai tenaga kerja 20 orang atau lebih.

Suatu kegiatan ekonomi dikatakan sebagai Industri Manufaktur jika kegiatan tersebut merupakan kegiatan ekonomi yang mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi/setengah jadi dan atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, serta sifatnya lebih dekat kepada pemakai akhir. Termasuk dalam kegiatan ini adalah kegiatan jasa industri dan pekerjaan perakitan (assembling).

Sedangkan Jasa Industri adalah kegiatan industri yang melayani keperluan pihak lain. Pada kegiatan ini bahan baku disediakan oleh pihak lain sedangkan pihak pengolah hanya melakukan pengolahannya dengan mendapat imbalan sejumlah uang atau barang sebagai balas jasa (upah makloon).

Industri Pengolahan dikelompokkan menjadi (empat) klasifikasi usaha berdasarkan jumlah tenaga kerjanya. Industri

besar adalah perusahaan industri yang mempunyai tenaga kerja 100 (seratus) orang atau lebih. Industri Sedang adalah

perusahaan industri yang mempunyai tenaga kerja antara 20 (dua puluh) sampai 99 (sembilan puluh sembilan) orang. Industri

Kecil adalah perusahaan industri yang mempunyai tenaga kerja antara 5 (lima) sampai 19 (sembilan belas) orang, dan Industri Mikro adalah industri yang mempunyai tenaga kerja antara 1 (satu) sampai 4 (empat) orang.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian dilakukan dalam dua tahap yaitu: tahap pertama dengan meren- dam larva ikan cupang berumur empat hari ke dalam larutan tepung testis sapi dengan dosis berbeda, dan tahap

Proses perhitungan penggajian yang masih diterapkan di Sentra-Net masih dibilang rumit dan cukup menghabiskan banyak waktu untuk di kerjakan oleh SDM,

Dengan pengujian ini dapat diketahui apakah variabel independen (X) secara tunggal berpengaruh terhadap variabel independen (Y), yaitu dengan membandingkan antara

Pada kalimat tersebut pengarang ingin mengingatkan kepada pembaca bahwa kita sebagai orang muslim harus berbakti kepada Tuhan Yang Maha Tunggal dengan cara kita harus selalu eling

Berdasarkan uraian pada latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah: Adakah perbedaan yang signifikan kemampuan penalaran

Adapun tema riset Partisipasi masyarakat dalam pemilu yakni : Masalah Sosial Ekonomi, Kehadiran dan Ketidakhadiran Pemilih di TPS Voter turnout, Perilaku memilih Voting

Mansyur Medan atau di tempat lain yang masih termasuk daerah hukum Pengadilan Negeri Medan, dengan sengaja dan melawan hukum memiliki barang sesuatu yang seluruhnya atau

Sesuai dengan hasil analisis penelitian, dibutuhkan media baru yang sesuai dengan target audiens yaitu melalui media game edukasi yang mampu mempermudah