• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Keuangan Konsolidasi PT Polysindo Eka Perkasa Tbk dan Anak Perusahaan Periode 30 September 2003 dan 2002 (TIDAK DIAUDIT)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Keuangan Konsolidasi PT Polysindo Eka Perkasa Tbk dan Anak Perusahaan Periode 30 September 2003 dan 2002 (TIDAK DIAUDIT)"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

Periode 30 September 2003 dan 2002

(TIDAK DIAUDIT)

(2)

Laporan Auditor Independen

Halaman Laporan Keuangan Konsolidasi

Neraca Konsolidasi 1

Laporan Laba Rugi Konsolidasi 4

Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi 5

Laporan Arus Kas Konsolidasi 6

(3)

A K T I V A

Catatan 2 0 0 3 2 0 0 2

Rp Rp

AKTIVA LANCAR

Kas dan setara kas 3c,4,36 12.102.596.021 13.886.502.916 Piutang usaha, setelah dikurangi penyisihan

piutang ragu-ragu sebesar Rp 123,132,126,657 pada tahun 2003 dan Rp 102,377,275,866 pada

tahun 2002 3d,5,36

Pihak ketiga 147.905.963.898 272.277.359.837 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 844.196.723.976 981.162.241.209 Piutang lain-lain 6 11.698.831.327 22.252.919.333 Persediaan, setelah dikurangi penyisihan

persediaan usang sebesar Rp 6.587.184.179

pada tahun 2003 dan 2002 3e,7 386.882.314.764 480.950.308.027 Uang muka pembelian 22.321.306.363 20.707.800.402 Pajak dibayar di muka 3m,18a 71.934.308.078 99.171.559.997 Biaya dibayar di muka 2.436.241.598 6.795.139.826 Jumlah aktiva lancar 1.499.478.286.025 1.897.203.831.547 AKTIVA TIDAK LANCAR

Piutang hubungan istimewa 8,35 477.169.693.907 316.893.431.026 Aktiva pajak tangguhan 3m,18d 119.751.702 -Rekening bank yang dibatasi penggunaannya 9,36 16.549.173.966 17.534.344.220 Aktiva tetap, setelah dikurangi akumulasi

penyusutan sebesar Rp 4,947,168,965,410 tahun 2003 dan Rp 4,288,843,180,190 pada

tahun 2002 3f,g,10,35 5.774.331.351.680 6.424.297.386.552 Uang muka investasi dalam proyek

perusahaan patungan 11 5.914.525.920 5.914.525.920 Uang muka pembelian aktiva 46.000.802 80.000.000 Aktiva lain-lain 12 2.474.562.614 2.060.600.000 Jumlah aktiva tidak lancar 6.276.605.060.591 6.766.780.287.718

(4)

KEWAJIBAN DAN EKUITAS (DEFISIENSI)

Catatan 2 0 0 3 2 0 0 2

Rp Rp

KEWAJIBAN LANCAR

Pinjaman jangka pendek 13,35,36 3.013.133.625.467 3.044.224.280.791

Wesel bayar 14 3.827.233.649.214 4.098.026.951.296

Wesel bayar terjamin dan tidak terjamin 3h,15 5.722.987.261.147 6.147.021.221.967

Hutang usaha 16,35,36

Pihak ketiga 118.967.858.335 96.681.882.179 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 342.619.435.049 404.048.985.451 Hutang pembelian aktiva tetap 17,35,36 255.665.261 590.271.369 Hutang pajak 3m,18b 124.820.065.847 139.701.639.603 Beban masih harus dibayar 19,36 2.172.359.305.196 1.338.908.346.292 Bagian hutang sewa guna usaha yang akan

jatuh tempo dalam waktu satu tahun 3g,21 38.508.506.632 50.011.333.181 Kewajiban lancar lain-lain 38.928.243.715 18.578.857.135 Jumlah kewajiban lancar 15.399.813.615.863 15.337.793.769.264 KEWAJIBAN TIDAK LANCAR

Hutang hubungan istimewa 20,35 54.331.183.342 59.475.698.714 Kewajiban pajak tangguhan 3m,18d 406.978.341.415 459.873.025.087 Hutang sewa guna usaha 3g,21 31.810.730.702 49.439.258.073 Cadangan uang jasa karyawan 3j,25 16.465.430.234 9.713.596.820 Jumlah kewajiban tidak lancar 509.585.685.693 578.501.578.694

(5)

KEWAJIBAN DAN EKUITAS (DEFISIENSI)

Catatan 2 0 0 3 2 0 0 2

Rp Rp

EKUITAS (DEFISIENSI) Modal saham

Modal dasar 17.000.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 500 per saham

Modal ditempatkan dan disetor penuh

4.393.920.000 saham 22 2.196.960.000.000 2.196.960.000.000 Tambahan modal disetor 3h,23 11.992.613.553 11.992.613.553 Selisih transaksi perubahan ekuitas Anak

Perusahaan 3h (4.950.019.100) (4.950.019.100) Selisih kurs karena penjabaran laporan

keuangan 3l 14.309.900.958 6.883.414.792 Saldo laba (akumulasi defisit)

Telah ditentukan penggunaannya 8.280.000.000 8.280.000.000 Belum ditentukan penggunaannya (10.359.908.450.351) (9.471.477.237.938) Jumlah ekuitas (defisiensi) (8.133.315.954.940) (7.252.311.228.693) JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS

(6)

Catatan 2 0 0 3 2 0 0 2

Rp Rp

PENDAPATAN USAHA

Penjualan bersih 3k,28,35 1.556.541.341.320 2.835.410.685.320 Pendapatan usaha lainnya 3k,35 33.471.124.194 74.498.407.621 Jumlah pendapatan usaha 1.590.012.465.514 2.909.909.092.941 BEBAN POKOK PENJUALAN 3k,29,35 (1.933.581.278.888) (3.038.171.890.016) RUGI KOTOR (343.568.813.374) (128.262.797.075) BEBAN USAHA

Beban penjualan 3k,31 (123.611.870.497) (252.043.972.447) Beban umum dan administrasi 3k,32 (176.182.780.777) (141.591.324.220) Jumlah beban usaha (299.794.651.274) (393.635.296.667) RUGI USAHA (643.363.464.648) (521.898.093.742) PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN

Penghasilan bunga 33 233.754.675 527.488.756 Penyelesaian atas klaim asuransi, bersih 828.411.449 6.056.873.575 Laba atas penjualan aktiva tetap, bersih 68.636.363 15.135.155 Beban uang jasa karyawan 3j,2b - Beban bunga dan administrasi bank 32 (624.064.766.659) (396.622.642.315) Laba (rugi) kurs, bersih 3l 737.245.034.254 1.799.529.617.483 Pendapatan lain-lain, bersih 4.485.877.157 8.180.207.946 Jumlah penghasilan (beban) lain-lain, bersih 118.796.947.239 1.417.686.680.600 LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK PENGHASILAN (524.566.517.409) 895.788.586.858

PENGHASILAN (BEBAN) PAJAK 3m

Periode berjalan 18e - Tangguhan 18e 17.111.646.681 (15.037.496.388) Jumlah penghasilan (beban) pajak 17.111.646.681 (15.037.496.388) LABA (RUGI) DARI AKTIVITAS NORMAL (507.454.870.728) 880.751.090.470 POS LUAR BIASA 3p,34 22.373.823.424 -LABA (RUGI) BERSIH (485.081.047.304) 880.751.090.470

(7)

Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang

Selisih Selisih kurs

Selisih Telah Belum

Tambahan restrukturisasi ditentukan ditentukan Jumlah ekuitas

Catatan Modal saham modal disetor laporan

keuangan

entitas sepengendali

penggunaannya penggunaannya (defisiensi)

Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

Saldo per 31 Desember 2002 2.196.960.000.000 11.992.613.553 (4.950.019.100) 11.698.245.315 – 8.280.000.000 (9.874.827.403.047) ################

Selisih kurs karena penjabaran

laporan keuangan 3l – – – 2.611.655.643 – – – 2.611.655.643

Selisih restrukturisasi entitas

sepengendali – – – – – – – -

Laba (Rugi) bersih periode berjalan – – – – – – (485.081.047.304) (485.081.047.304)

Saldo per 30 September 2003 2.196.960.000.000 11.992.613.553 (4.950.019.100) 14.309.900.958 - 8.280.000.000 (10.359.908.450.351) ################

Saldo laba (akumulasi defisit)

karena penjabaran transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan

Selisih Selisih kurs

Selisih Telah Belum

Tambahan restrukturisasi ditentukan ditentukan Jumlah ekuitas

Catatan Modal saham modal disetor laporan

keuangan

entitas sepengendali

penggunaannya penggunaannya (defisiensi)

Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

Saldo per 31 Desember 2001 2.196.960.000.000 11.992.613.553 (4.950.019.100) 13.592.933.696 – 8.280.000.000 (10.352.228.328.408) ################

Selisih kurs karena penjabaran

laporan keuangan 3l – – – (6.709.518.904) – – – (6.709.518.904)

Selisih restrukturisasi entitas

sepengendali – – – – – – – -

Laba (Rugi) bersih periode berjalan – – – – – – 880.751.090.470 880.751.090.470

Saldo per 30 September 2002 2.196.960.000.000 11.992.613.553 (4.950.019.100) 6.883.414.792 - 8.280.000.000 (9.471.477.237.938) ################

Saldo laba (akumulasi defisit)

karena penjabaran transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan

(8)

2 0 0 3 2 0 0 2

Rp Rp

Penerimaan dari pelanggan 1.414.420.434.700 2.479.842.264.580 Pembayaran kas kepada pemasok (757.455.376.527) (1.514.596.615.102) Penerimaan kas operasi dan pembayaran lainnya (149.752.568.959) (455.718.120.775) Kas yang dihasilkan dari (digunakan untuk) operasi 507.212.489.214 509.527.528.703 Penghasilan bunga 210.358.893 748.956.188 Pembayaran bunga dan administrasi bank (14.042.389.437) (97.970.604.754) Penerimaan dan penyelesaian atas klaim asuransi 257.863.545 6.267.783.183 Penerimaa restitusi pajak 14.139.321.407 35.776.913.893 Pembayaran pajak penghasilan (51.788.668.881) (35.836.390.803) Kas bersih dihasilkan dari (digunakan untuk) aktivitas operasi 455.988.974.741 418.514.186.410

Hasil penjualan aktiva tetap 29.999.999 17.428.355 Pembelian aktiva tetap (166.289.900) (640.197.434) Penambahan aktiva lain-lain - - Kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi (136.289.901) (622.769.079) ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

(9)

Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang

2 0 0 3 2 0 0 2

Rp Rp

Penambahan (pengurangan) pinjaman jangka pendek (269.462.037.717) (436.524.724.684) Penurunan hutang pembelian aktiva tetap - (46.100.000) Pembayaran hutang sewa guna usaha (10.157.579.927) (3.008.858.943) Penambahan (pembayaran) hutang hubungan istimewa (136.259.281.968) (54.191.743.896) Penambahan piutang hubungan istimewa (40.269.142.986) (6.809.637.386) Penambahan wesel bayar - - Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk)

aktivitas pendanaan (456.148.042.598) (500.581.064.909) (295.357.758) (82.689.647.578) (186.885.166) -

12.584.838.945 96.576.150.494 12.102.596.021 13.886.502.916 ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

PENURUNAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS

SALDO KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN Pengaruh selisih kurs

(10)

1. U M U M

a. Pendirian dan Informasi Umum

PT Polysindo Eka Perkasa Tbk (Perusahaan) didirikan dalam rangka Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 jo. Undang-undang No. 12 tahun 1970 berdasarkan akta No. 22 tanggal 15 Pebruari 1984 dari Januar Tirtaamidjaja, SH, notaris di Jakarta. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-6107.HT.01.01.Th.84 tanggal 26 Oktober 1984 dan diumumkan dalam Tambahan No. 3247 Berita Negara Republik Indonesia No. 72 tanggal 7 September 1990. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir dengan akta No.100 tanggal 27 Desember 2002 oleh notaris Aulia Taufani, SH, pengganti dari Sutjipto, SH, notaris di Jakarta, mengenai pengeluaran saham-saham baru Perusahaan tanpa hak memesan efek terlebih dahulu dalam kerangka restrukturisasi hutang Perusahaan dan mengenai perubahan modal dasar Perusahaan, modal ditempatkan dan disetor Perusahaan. Pengesahan akta perubahan ini oleh Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia masih dalam proses. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahan adalah terutama meliputi industri kimia dan serat sintetis, pertenunan dan perajutan serta industri tekstil lainnya. Perusahaan berkedudukan di Kendal, Jawa Tengah dengan pabrik yang berlokasi di Kendal, Jawa Tengah dan Karawang, Jawa Barat. Kantor pusat Perusahaan berlokasi di Sentra Mulia Suite 1001, Lantai 10, Jl. H.R. Rasuna Said Kav.X-6 No. 8, Jakarta. Perusahaan mulai berproduksi secara komersial pada tahun 1986. Hasil produksi Perusahaan dipasarkan didalam dan diluar negeri, diantaranya ke Eropa, Amerika Serikat, Asia dan Timur Tengah.

Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha (Grup) Texmaco.

b. Penawaran Umum Efek dan Wesel Bayar Perusahaan dan Anak Perusahaan

• Pada tanggal 14 Desember 1990, Perusahaan menawarkan 12.000.000 sahamnya kepada masyarakat melalui Bursa Efek Jakarta dan Surabaya.

• Pada tanggal 8 Oktober 1993, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dengan suratnya No S-1738/PM/1993 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebesar 184.000.000 saham kepada pemegang saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya pada tanggal 1 Nopember 1993.

• Pada tanggal 15 Desember 1994, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua BAPEPAM No S-2027/PM/1994, perihal efektifnya perubahan nilai nominal per saham dari Rp 1.000 menjadi Rp 500 per saham.

• Pada tanggal 20 Mei 1996, Perusahaan memperoleh surat pernyataan efektif dari Ketua BAPEPAM dengan suratnya No S-778/PM/1996 untuk melakukan Penawaran Umum

(11)

1. U M U M (Lanjutan)

b. Penawaran Umum Efek dan Wesel Bayar Perusahaan dan Anak Perusahaan (Lanjutan)

• Pada tanggal 11 Desember 1997, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua BAPEPAM dengan suratnya No S-2844/PM/1997 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas III dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebesar 2.185.920.000 saham kepada pemegang saham. Saham-saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya pada tanggal 5 Januari 1998.

• Pada tahun 1994, Perusahaan menerbitkan Unsecured Senior Notes sebesar

US$ 125.000.000 yang dicatat di Bursa Efek Luxembourg. Pada tahun 1996, Perusahaan menawarkan kepada pemegang Unsecured Senior Notes untuk menukarkan Notes tersebut dengan Guaranteed Senior Notes sebesar US$ 125.000.000 yang diterbitkan oleh PIFC dimana Perusahaan bertindak sebagai penjamin. Wesel ini juga dicatat di Bursa Efek Luxembourg.

• Pada tahun 1996, PIFC dengan Perusahaan sebagai penjamin menerbitkan Secured Floating Rate Notes sebesar US$ 50.000.000 dan Guaranteed Secured Notes sebesar US$ 260.000.000 yang tercatat di Bursa Efek Luxembourg.

• Pada tahun 1997, PIFC dengan Perusahaan sebagai penjamin menerbitkan Guaranteed Secured Notes sebesar US$ 250.000.000 yang tercatat di Bursa Efek Luxembourg.

• Sebelum Januari 2000, wesel bayar yang disebutkan di atas sudah tidak tercatat (delisted) dari Bursa Efek Luxembourg.

• Pada tanggal 30 September 2003 and 2002, seluruh saham Perusahaan sejumlah

4.393.920.000 dan 4.393.920.000 saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya.

c. Anak Perusahaan Yang Dikonsolidasi

Perusahaan menguasai baik langsung maupun tidak langsung, lebih dari 50% hak suara di Anak Perusahaan berikut ini :

Operasi Persentase Jumlah aktiva

Anak Perusahaan Lokasi Kegiatan usaha komersial kepemilikan 2002 2001

% Rp Rp (dalam jutaan) (dalam jutaan) PT Texmaco Jaya Tbk (TJ) Karawang Perdagangan, pertenunan, perajutan dan pemrosesan 1972 92,00 1.077.940 1.151.978 PT Texmaco Graha Busana (TGB), dimiliki TJ dengan kepemilikan 99%

Jakarta Perdagangan tekstil dan produksi pakaian jadi dan asesoris

1994 91,08 19.775 21.106

Polysindo International

Finance Company B.V.

(12)

Polysindo (Mauritius) Ltd. (PML) Republik Mauritius

(13)

1. U M U M (Lanjutan)

c. Anak Perusahaan Yang Dikonsolidasi (Lanjutan)

Pada tahun 2001, Perusahaan mengakuisisi 10.000 saham sejumlah US$ 10.000 yang merupakan kepemilikan di Polysindo (Mauritius) Ltd (PML

d. Karyawan, Direksi dan Komisaris

• Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 September 2003 sebagai berikut :

Dewan Komisaris :

Komisaris Utama : Tuan H. Slamet Nugroho, MBA

Komisaris : Tuan Kalpathi Hari Haran Sivasubramania Tuan Timbul Thomas Lubis, SH, LLM

Dewan Direksi :

Direktur Utama : Tuan Vasudevan Ravishankar Direktur : Tuan Drs. Masjud Ali, MBA

Tuan Seeniappa Jegathesan Tuan Bambang LM Soedibjo

• Jumlah karyawan Perusahaan rata-rata pada tanggal 30 September 2003 dan 2002 masing-masing sebanyak 3.986 dan 3.943 orang karyawan tetap. Jumlah karyawan Anak Perusahaan rata-rata pada tanggal 30 September 2003 dan 2002 masing-masing sebanyak 5.767 dan 7.878 orang karyawan tetap.

2. DAMPAK KONDISI EKONOMI TERHADAP KEGIATAN USAHA, BPPN,

RESTRUKTURISASI HUTANG DAN KELANGSUNGAN HIDUP PERUSAHAAN

a. Kondisi Ekonomi

Indonesia mengalami dampak memburuknya kondisi ekonomi karena depresiasi mata uang utama, penurunan drastis harga saham dan penurunan tingkat pertumbuhan ekonomi. Kemerosotan ekonomi di Indonesia telah dimulai pada semester kedua tahun 1997. Lanjutan dari memburuknya kondisi ekonomi ini juga mempengaruhi kondisi keuangan Perusahaan. Kondisi ekonomi tersebut telah mengakibatkan meningkatnya biaya dan beban operasi. Perusahaan akan terus terkena dampak di masa mendatang, oleh ekonomi negara yang tidak stabil dan menurunnya kepercayaan para investor.

(14)

2. DAMPAK KONDISI EKONOMI TERHADAP KEGIATAN USAHA, BPPN,

RESTRUKTURISASI HUTANG DAN KELANGSUNGAN HIDUP PERUSAHAAN

(Lanjutan)

a. Kondisi Ekonomi (Lanjutan)

Situasi ekonomi tersebut menyebabkan penurunan yang cukup drastis dalam bidang penanaman modal asing di Indonesia. Indikasi ini dapat dilihat dari pengharapan investor asing atas perkembangan bursa saham dan nilai tukar Rupiah. Pada tanggal 11 September 2001, teroris menyerang WTC twin tower, New York dan Pentagon Washington yang membawa pengaruh yang negatif pada ekonomi dunia termasuk Indonesia. Resesi global yang disebabkan oleh tragedy WTC mempengaruhi permintaan pasar dunia. Terhadap Indonesia, Amerika Serikat merupakan partner usaha besar selain Jepang. Tragedi ini membawa pengaruh buruk terhadap pemulihan ekonomi Indonesia. Teror Bom Bali pada tanggal 12 Oktober 2002 mempunyai pengaruh yang besar terhadap perekonomian lokal yang tergantung pada sector pariwisata, dan bahkan dapat menyebabkan gangguan yang besar terhadap ekonomi Indonesia. Bom Bali ini akan menggagalkan proses pemulihan ekonomi yang baru dimulai dengan adanya penguatan ekonomi makro dan stabilitas politik, menghancurkan sedikit kepercayaan pasar yang ada. Akibat lansungnya tentu saja akan mengenai Bali, yang juga dikenal sebagai pulau dewata dan sebelumnya aman dari pertikaian etnis maupun agama dan serangan-serangan bom sebagaimana terjadi didaerah-daerah lain di Indonesia sejak 1998. Kondisi ekonomi Indonesia pada tahun 2001 dan 2002 mengalami masala h memerlukan perhatian yang serius, seperti masalah keamanan dan keadaan politik yang tidak menentu, lambannya penanganan proses restrukturisasi hutang Perusahaan, perkembangan yang lambat dari fungsi bank dan beban keuangan pemerintah yang berat.

Perusahaan dan Anak Perusahaan (PT Texmaco Jaya Tbk) berhasil menjalankan usahanya walaupun di dalam keadaan sulit bagi industri tekstil dan kondisi ekonomi pada umumnya, baik di Indonesia maupun diluar Indonesia selama tahun 2002. Pada semester pertama tahun 2002 telah terbukti kondisi harga bahan baku dan harga jual tekstil menunjukkan keadaan yang stabil. Tetapi pada semester kedua terdapat kenaikan harga bahan baku dan hal ini tidak dapat sepenuhnya dikompensasikan dengan kenaikan harga jual.

Kenaikan harga bahan baku selama bulan Januari – Maret 2003 berkisar 51% dibandingkan pada bulan Desember 2002. Namun, kenaikan harga jual hanya 24%. Disamping itu keadaan perang di Timur Tengah mempunyai pengaruh terhadap hasil ekspor Perusahaan di kawasan tersebut. Namun demikian, dengan melihat hasil akhir dari perang Timur Tengah, pada saat ini permintaan tekstil mulai naik. Terlebih lagi, harga bahan baku seperti Paraxylene, MEG telah mulai turun. Pada akhir tahun 2002, PT Texmaco Jaya Tbk telah menambah divisi baru yaitu Fabric Apparel Business (FAB) memproduksi dan mengekspor pakaian jadi (garment). Sebagian dari kain tersebut akan diproses menjadi pakaian jadi melalui pihak ketiga (outsourcing of conversion process). Hal ini mempunyai potensi ekspor yang besar dan keuntungan yang besar akan

(15)

2. DAMPAK KONDISI EKONOMI TERHADAP KEGIATAN USAHA, BPPN,

RESTRUKTURISASI HUTANG DAN KELANGSUNGAN HIDUP PERUSAHAAN

(Lanjutan)

a. Kondisi Ekonomi (Lanjutan)

Langkah-langkah untuk perbaikan kondisi ekonomi, perpajakan dan moneter harus diambil oleh Pemerintah dan lainnya, tindakan/langkah tersebut adalah diluar pengawasan Perusahaan. Oleh karena itu, tidaklah mungkin untuk menentukan dampak masa depan terus memburuknya kondisi ekonomi terhadap likuiditas dan pendapatan Perusahaan, termasuk dampaknya terhadap pelanggan dan pemasok Perusahaan.

b. Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN)

Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) adalah lembaga khusus yang dibentuk oleh Pemerintah, pada awal tahun 1998, untuk membantu sektor perekonomian nasional melalui program penjaminan Pemerintah, program penyehatan perbankan, serta restrukturisasi hutang perusahaan. BPPN menerima seluruh asset bank yang dibekukan operasinya, (BBO maupun BBKU) dan juga kredit macet kategori 5 dari Bank yang diambil alih (BTO), Bank Rekapitalisasi, dan Bank Pemerintah yang direkapitalisasi oleh BPPN. Dengan demikian, pinjaman Perusahaan dan Anak Perusahaan kepada bank pemerintah, bank rekapitalisasi, bank yang diambil alih dan bank yang dibekukan operasinya, administrasinya telah dialihkan kepada BPPN.

Pada tanggal 29 September 2000 Grup Texmaco telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan BPPN sehubungan restrukturisasi hutang untuk seluruh Grup Texmaco (termasuk untuk PT Polysindo Eka Perkasa Tbk. dan Anak Perusahaan). Selanjutnya setelah penandatanganan MoU tersebut, Komite Kebijakan Sektor Keuangan (KKSK) telah memberikan beberapa keputusan atas syarat-syarat persetujuan dan kondisi dasar restrukturisasi hutang grup Texmaco. Untuk itu pada tanggal 23 Mei 2001 Grup Texmaco dengan BPPN telah menandatangani Master Restructuring Agreement (MRA) sehubungan dengan adanya beberapa tambahan dan perubahan kondisi restrukturisasi hutang sebagaimana telah diputuskan ole h KKSK. Berikut ini adalah skema restrukturisasi yang telah disetujui dalam MRA :

• BPPN dan Grup Texmaco akan membentuk 2 perusahaan baru (NewCo) yaitu satu untuk divisi tekstil (NewTexCo) dan satu untuk divisi engineering (NewEngCo).

• Komposisi modal NewTexCo adalah BPPN sebesar 70% dan pemegang saham pendiri

sebesar 30%, sedangkan kepemilikan NewEngCo adalah 100% dimiliki oleh pemegang saham pendiri.

(16)

2. DAMPAK KONDISI EKONOMI TERHADAP KEGIATAN USAHA, BPPN,

RESTRUKTURISASI HUTANG DAN KELANGSUNGAN HIDUP PERUSAHAAN

(Lanjutan)

b. Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) (Lanjutan)

• BPPN akan mengalihkan seluruh tagihan kepada masing-masing NewCo dan atas pengalihan tersebut NewCo akan menerbitkan Secured Guaranteed Exchangeable Bond kepada BPPN. • Pemegang saham pendiri akan mengalihkan Aktiva Inti dan Aktiva Non Inti kepada

masing-masing NewCo dan atas pengalihan tersebut NewCo akan menerbitkan Subordinated Exchangeable Bond kepada pemegang saham pendiri.

• Kedua belah pihak akan membuat Perjanjian Implementasi (Implementing Agreement) atas implementasi dari persyaratan dan kondisi dasar restrukturisasi.

• Kedua belah pihak akan melakukan pengaturan atas manajemen dan kontrol pada NewCo serta aktiva dan Anak Perusahaan NewCo.

• Penyelesaian kewajiban berdasarkan skema restrukturisasi ini berakhir/jatuh tempo pada tahun 2011.

• BPPN akan menunjuk kontroler keuangan independen untuk melakukan pengawasan kas (cash monitoring) atas perusahaan grup Texmaco.

Implementasi skema restrukturisasi diatas yang sudah terla ksana sampai dengan 31 Desember 2002 adalah :

• Pembentukan (New Co) yaitu PT Bina Prima Perdana untuk divisi tekstil dan PT Jaya Perkasa Engineering untuk divisi engineering.

• Pengalihan seluruh tagihan BPPN kepada masing-masing NewCo dan penerbitan Secured Guaranteed Exchangeable Bond oleh NewCo kepada BPPN.

• Pengawasan kas (cash monitoring).

BPPN juga masih mendukung operasi Perusahaan dengan memberikan jaminan untuk fasilitas letter of credit untuk mengimpor bahan baku (Catatan 13).

c. Restrukturisasi Hutang

Pada tanggal 22 Desember 2000, Perusahaan dan PIFC mengadakan Preliminary Endorsement of Memorandum of Understanding (PEMoU) dengan pemegang wesel mayoritas dan BPPN.

(17)
(18)

2. DAMPAK KONDISI EKONOMI TERHADAP KEGIATAN USAHA, BPPN,

RESTRUKTURISASI HUTANG DAN KELANGSUNGAN HIDUP PERUSAHAAN

(Lanjutan)

c. Restrukturisasi Hutang (Lanjutan)

Jenis instrumen dalam penerbitan “New Debt Securities” adalah sebagai berikut :

• Pemegang wesel bayar akan menerima New Senior Secured Bonds yang diterbitkan oleh Polysindo Mauritius I dan dijamin oleh Perusahaan.

• Pemegang hutang terjamin BPPN akan menerima New Senior 1st Lien Secured Notes yang diterbitkan oleh Perusahaan.

• Pemegang hutang tak terjamin BPPN dan Trade Claim Debt akan menerima the New Senior 2nd Lien Secured Notes – Series A. Hutang BPPN dalam Rupiah dan Trade Claim Debt diterbitkan oleh Perusahaan, sedangkan untuk hutang BPPN dalam dolar Amerika Serikat diterbitkan ole h Polysindo Mauritius II dan dijamin oleh Perusahaan. Sebagian Trade Claim Debt dalam dolar Amerika Serikat mungkin akan diterbitkan oleh Polysindo Mauritius.

• Pemegang Wesel Bayar dan Wesel Bayar Tak Terjamin akan menerima New Senior 2nd Lien Secured Notes – Series B. Hutang Rupiah dari Wesel Bayar diterbitkan oleh Perusahaan, hutang Dolar Amerika Serikat dari Wesel Bayar dan Wesel Bayar Tak Terjamin diterbitkan oleh Polysindo Mauritius dan dijamin oleh Perusahaan.

Kondisi dari masing-masing instrumen “New Debt Securities” adalah sebagai berikut : • New Senior Secured Bond

o Jumlah pokok yang berasal dari Guaranteed Secured Notes US$ 122.526.000, Secured Floating Rates Notes US$ 50.000.000, Guaranteed Secured Notes US$ 260.000.000 dan Guaranteed Secured Notes US$ 250.000.000 adalah sebesar 87% dari pokok yang lama atau sebesar US$ 593,8 juta.

o Tanggal dikeluarkan adalah 1 Januari 2001 dan jatuh tempo 8 tahun dari tanggal tersebut o Diberikan pada saat Closing

o 13% dari pokok pinjaman akan ditukar dengan modal saham baru sekitar 8% dari modal dilusi penuh Perusahaan.

o Bunga terhutang tahun 1998 hingga 2002 akan dihapuskan. Keuntungan dari restrukturisasi pinjaman ini sebesar Rp 2.263.998.564.889 dibukukan sebagai pos luar biasa (Catatan 36). o Suku bunga: 1 Januari 2001 – 30 Juni 2001: 0,9835% dan 1 Juli 2001 – 31 Desember 2001:

2,9505% yang harus dibayarkan pada saat Closing pada Escrow Deposit Fund.

o Tanggal pembayaran New Senior Secured Bonds jatuh pada hari kerja pertama di bulan Januari mulai 1 Januari 2005 sampai dengan 1 Januari 2009.

(19)

2. DAMPAK KONDISI EKONOMI TERHADAP KEGIATAN USAHA, BPPN,

RESTRUKTURISASI HUTANG DAN KELANGSUNGAN HIDUP PERUSAHAAN

(Lanjutan)

c. Restrukturisasi Hutang (Lanjutan) • New Senior 1st Lien Secured Notes

o Jumlah pokok yang berasal dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Dharmala, PT Bank Papan Sejahtera, PT Bank International Indonesia Tbk dan PT Bank Duta adalah sebesar keseluruhan hutang lama yaitu sekitar US$ 167,6 juta dengan denominasi dolar Amerika Serikat.

o Hutang bunga akan direstrukturisasi menjadi 66,65% modal saham baru dilusi penuh Perusahaan.

o Beban bunga tahun 2001 sebesar US$ 4,39 juta akan dibayarkan kepada BPPN pada saat Closing.

o Tanggal dikeluarkan: 1 Januari 2001.

o Tanggal pembayaran New Senior 1st Lien Secured Notes jatuh pada hari kerja pertama di bulan Januari mulai 1 Januari 2005 sampai dengan 1 Januari 2011.

• New Senior 2nd Lien Secured Notes – Series A :

o Jumlah pokok sebesar 24% dari hutang BPPN tak terjamin (PT Bank Putera Multikarsa dan Wesel Bayar), 24% unsecured Trade Claim Debt (Credit Agricole Indosuez, PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia, Bangkok Bank Jakarta, PT Bank IBJ Indonesia, PT Bank Tabungan Negara dan PT Bank Lippo) dan 87% secured Trade Claim Debt (PT Bank Finconesia, Union Europeene de CIC Singapura, PT Bank Indosuez Indonesia, Bangkok Bank Singapura dan ING Bank) atau sekitar US$ 61,9 juta. Sisa pokoknya akan direstrukturisasi menjadi 3,45% modal saham baru dilusi penuh Perusahaan.

o Hutang bunga tahun 1998 hingga 2002 akan dihapuskan. Keuntungan dari restrukturisasi pinjaman ini sebesar Rp 188.650.231.600 dibukukan sebagai pos luar biasa (Catatan 36). o Beban bunga tahun 2001 sebesar US$ 2,157 juta akan dibayarkan pada saat Closing. o Tanggal pembayaran New Senior 2nd Lien Secured Notes – Series A jatuh pada hari kerja

pertama di bulan Januari mulai 1 Januari 2005 sampai dengan 1 Januari 2009. • New Senior 2nd Lien Secured Notes – Series B :

o Jumlah pokok sebesar 24% hutang Promisory Notes dan Wesel Bayar Tak Terjamin dengan jumlah sekitar US$ 91,7 juta. Sisa pokok akan direstrukturisasi menjadi 11,90% modal saham baru dilusi penuh Perusahaan.

o Denominasi: Dolar Amerika Serikat

o Hutang bunga tahun 1998 hingga 2002 akan dihapuskan. Keuntungan dari restrukturisasi pinjaman ini sebesar Rp 177.180.659.744 dibukukan sebagai pos luar biasa (Catatan 36). o Beban bunga tahun 2001 sebesar US$ 4,751 juta akan dibayarkan pada saat Closing. o Tanggal pembayaran New Senior 2nd Lien Secured Notes – Series B jatuh pada hari kerja

(20)

2. DAMPAK KONDISI EKONOMI TERHADAP KEGIATAN USAHA, BPPN ,

RESTRUKTURISASI HUTANG DAN KELANGSUNGAN HIDUP PERUSAHAAN

(Lanjutan)

c. Restrukturisasi Hutang (Lanjutan)

Pada tahun 2001, Perusahaan juga telah merestrukturisasi hutang sewa guna usaha.

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 25 Juli 2001 yang diaktakan dengan akta notaris Soetjipto SH No. 105 pada tanggal yang sama, para pemegang saham independen telah memberikan persetujuan untuk mengalihkan hutang dalam restrukturisasi Anak Perusahaan kepada Perusahaan, namun demikian pengalihan hutang tersebut akan terlaksana apabila para kreditur menyetujuinya.

Pada tanggal 30 Nopember 2001 Perusahaan menandatangani Escrow Deposit Agreement (Secured Bondholders) dengan para pemegang wesel terjamin dan Deutche Bank AG Trustees Hongkong Limited (escrow agent) sehubungan dengan pembentukan Escrow Account untuk pemegang wesel bayar terjamin (Secured Escrow Deposit Fund).

Pada tanggal 9 Agustus 2002, Perusahaan juga menandatangani Escrow Deposit Agreement dengan para kreditur tidak terjamin (Unsecured Creditors) dan Deutsche Bank AG Trustees Hongkong Limited (escrow agent) sehubungan dengan pembentukan escrow account untuk kreditur tidak terjamin (Unsecured Escrow Deposit Fund).

Pada tanggal 22 Nopember 2002 Perusahaan telah mengajukan Revised Term Sheet kepada para kreditur sehubungan dengan usulan perubahan syarat-syarat restrukturisasi yang antara lain mengenai tanggal pelaksanaan penerbitan “New Debt Securities”, perubahan tingkat bunga dan komposisi cicilan hutang pokok dan bunga. Sampai dengan tanggal 28 Maret 2003, upaya-upaya negosiasi atas perubahan tersebut masih sedang dibicarakan dengan pihak kreditur.

d. Kelangsungan Hidup

Keadaan ekonomi yang digambarkan pada catatan 2a untuk tahun 2003 dan 2002 di atas telah mempengaruhi kondisi keuangan Perusahaan dan Anak perusahaan yang dicerminkan antara lain: • Perusahaan dan Anak Perusahaan mempunyai rugi usaha sebesar Rp 485.081.047.304 • Modal kerja negatif sebesar Rp 13.900.335.329.838.

• Defisiensi modal sebesar Rp 8.133.315.954.940 sebagai akibat dari kerugian berturut-turut dari operasi.

(21)

2. DAMPAK KONDISI EKONOMI TERHADAP KEGIATAN USAHA, BPPN,

RESTRUKTURISASI HUTANG DAN KELANGSUNGAN HIDUP PERUSAHAAN

(Lanjutan)

d. Kelangsungan Hidup (Lanjutan)

Sehubungan dengan tunggakan atas pinjaman Perusahaan dan Anak Perusahaan maka dengan aktif Perusahaan dan Anak Perusahaan mengadakan perjanjian untuk merestrukturisasi hutangnya dengan berbagai kreditur. Untuk itu pada tahun 2001, Grup Texmaco dengan BPPN telah menandatangani Master Restructuring Agreement (MRA) tertanggal 23 Mei 2001 (Catatan 2b). Selanjutnya pada tanggal 30 November 2001, Perusahaan dan PIFC telah menandatangani Definitive Memorandum of Agreement (MOA) dengan para pemegang wesel dan BPPN sehubungan dengan rencana restrukturisasi dari Perusahaan dan untuk memperbaharui PEMoU (Catatan 2c). Dampak dari perjanjian restrukturisasi adalah Perusahaan dan Anak Perusahaan memperoleh pembebasan hutang bunga atas pinjaman tertentu dan konversi pokok pinjaman tertentu menjadi saham. Perusahaan juga telah merestrukturisasi hutang sewa guna usaha.

Selain melakukan restrukturisasi hutang, Perusahaan dan anak Perusahaan juga merencanakan untuk melakukan langkah-langkah proaktif sebagai berikut :

• Meningkatkan pemanfaatan kapasitas

• Membentuk organisasi yang responsif dan melakukan rasionalisasi tenaga kerja • Memperluas jangkauan pemasaran

• Memproses sebagian kain Anak Perusahaan menjadi pakaian jadi (garment) melalui jasa pihak ketiga dalam rangka meningkatkan potensi ekspor

• Program penurunan biaya.

Laporan keuangan konsolidasi terlampir disusun dengan anggapan bahwa Perusahaan akan melanjutkan operasinya sebagai entitas yang berkemampuan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, yang berarti akan merealisasikan aktiva dan menyelesaikan kewajibannya dalam bisnis yang normal. Kemampuan Perusahaan dan Anak Perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya tergantung pada penyelesaian yang memuaskan dari berbagai ketidakpastian termasuk dukungan keuangan yang berkesinambungan dari para kreditur, pencapaian kegiatan usaha yang memuaskan, keberhasilan proses restrukturisasi dan keberhasilan program pemulihan ekonomi dari pemerintah secara keseluruhan. Hasil akhir dari hal ini tidak dapat ditentukan sekarang. Laporan keuangan konsolidasi terlampir tidak mencakup penyesuaian yang mungkin timbul dari ketidakpastian ini. Dampak terkait akan dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasi sepanjang hal itu telah diketahui dan dapat diperkirakan.

(22)

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI

Suatu ikhtisar kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh Perusahaan yang mempengaruhi penentuan posisi keuangan dan hasil usahanya, dijelaskan dibawah ini :

a. Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi

Laporan keuangan ini telah disajikan sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Standar Akuntansi Keuangan yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia, peraturan Badan Pengawasan Pasar Modal (BAPEPAM) dan Pedoman Penyajian Laporan Keuangan Perusahaan Publik yang ditetapkan oleh BAPEPAM bagi Perusahaan yang menawarkan sahamnya kepada masyarakat.

Laporan keuangan disusun dengan dasar pengukuran biaya historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran nilai lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.

Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung, dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan ini adalah Rupiah. b. Prinsip Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan induk perusahaan beserta seluruh Anak Perusahaan yang berada di bawah pengendalian induk perusahaan, kecuali anak perusahaan yang sifat pengendaliannya adalah sementara atau adanya pembatasan jangka panjang yang mempengaruhi kemampuan anak perusahaan untuk memindahkan dananya ke induk perusahaan. Dalam hal pengendalian terhadap anak perusahaan dimulai atau diakhiri dalam suatu tahun tertentu, maka hasil usaha anak perusahaan yang diperhitungkan ke dalam laporan keuangan konsolidasi hanya sebatas hasil pada saat pengendalian tersebut mulai diperoleh atau hingga saat pengendalian atas anak perusahaan itu berakhir.

Suatu pengendalian atas suatu anak perusahaan dianggap ada bilamana induk perusahaan menguasai baik langsung maupun tidak langsung lebih dari lima puluh persen (50%) hak suara di anak perusahaan; atau induk perusahaan dapat menentukan kebijakan keuangan dan operasi dari anak perusahaan; atau mempunyai kemampuan untuk memberhentikan atau menunjuk mayoritas anggota dewan direksi di anak perusahaan.

(23)

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) b. Prinsip Konsolidasi (Lanjutan)

Kepemilikan pemegang saham minoritas atas ekuitas Anak Perusahaan disajikan sebagai “Hak Minoritas” dalam neraca konsolidasi. Kerugian yang menjadi bagian dari pemegang saham minoritas pada suatu Anak Perusahaan dapat melebihi bagiannya dalam ekuitas Anak Perusahaan. Kelebihan tersebut dan kerugian lebih lanjut yang menjadi bagian pemegang saham minoritas, harus dibebankan pada pemegang saham mayoritas, kecuali terdapat kewajiban yang mengikat pemegang saham minoritas untuk menutup kerugian tersebut. Apabila pada periode selanjutnya, Anak Perusahaan melaporkan laba, maka laba tersebut harus terlebih dahulu dialokasikan kepada pemegang saham mayoritas sampai seluruh bagian kerugian pemegang saham minoritas yang dibebankan kepada pemegang saham mayoritas dapat dipenuhi. Pada tanggal 31 Maret 2003 dan 2002, bagian pemegang saham minoritas atas akumulasi kerugian Anak Perusahaan telah melebihi bagiannya dalam saldo ekuitas Anak Perusahaan. Oleh karena itu, kelebihan kerugian tersebut dibebankan pada Perusahaan sebagai pemegang saham mayoritas.

c. Kas dan Setara Kas

Kas dan setara kas terdiri dari uang kas, uang yang ada di bank yang dengan cepat dapat dijadikan uang kas dan deposito berjangka yang akan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal penempatannya. Rekening bank yang dibatasi penggunaannya tidak dikelompokkan sebagai komponen kas dan setara kas.

d. Penyisihan Piutang Ragu-Ragu

Penyisihan piutang ragu-ragu ditetapkan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan masing-masing akun piutang pada akhir periode.

e. Persediaan

Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan persediaan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang (weighted average method). Biaya perolehan meliputi biaya-biaya yang terjadi untuk memperoleh persediaan tersebut serta membawanya ke lokasi dan kondisi yang sekarang. Perusahaan melakukan penyisihan kerugian untuk persediaan usang dan rusak berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan yang usang dan rusak pada akhir periode.

(24)

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) f. Aktiva Tetap

Aktiva tetap dinyatakan berdasarkan harga perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan aktiva tetap dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aktiva tetap sebagai berikut :

Tahun

Bangunan dan prasarana 20

Mesin dan peralatan 10 – 16

Kendaraan 5

Peralatan kantor 5

Peralatan toko 5

Tanah dinyatakan berdasarkan harga perolehan dan tidak disusutkan.

Pengeluaran untuk perbaikan atau perawatan aktiva tetap untuk menjaga manfaat keekonomian masa yang akan datang dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya. Penyempurnaan yang menambah nilai (kegunaan) dan masa manfaat, dan penambahan dalam jumlah besar dikapitalisasi. Aktiva tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual, dikeluarkan dari kelompok aktiva tetap berikut akumulasi penyusutan yang bersangkutan, dan keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian atau pelepasan suatu aktiva tetap diakui sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi konsolidasi periode berjalan.

g. Sewa Guna Usaha

Transaksi sewa guna usaha digolongkan sebagai sewa guna usaha dengan hak opsi (capital lease) apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :

a. Penyewa guna usaha memiliki hak opsi untuk membeli aktiva yang disewa guna usaha pada akhir masa sewa guna usaha dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa guna usaha.

b. Seluruh pembayaran berkala yang dilakukan oleh penyewa guna usaha ditambah dengan nilai sisa dapat menutup pengembalian biaya perolehan barang modal yang disewa guna usaha beserta bunganya sebagai keuntungan perusahaan sewa guna usaha.

(25)

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) g. Sewa Guna Usaha (Lanjutan)

Jika salah satu kriteria tidak terpenuhi, maka transaksi sewa guna usaha dikelompokkan sebagai transaksi sewa menyewa biasa (operating lease). Aktiva sewa guna usaha dengan hak opsi dinyatakan sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa guna usaha selama masa sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga opsi) yang harus dibayar pada akhir masa sewa guna usaha. Setiap pembayaran sewa guna usaha dialokasikan sebagai angsuran pokok kewajiban dan beban bunga.

Menurut metode capital lease, aktiva sewa guna usaha disajikan dalam akun “Aktiva tetap”, sedangkan kewajibannya dilaporkan dalam akun “Hutang sewa guna usaha”. Penyusutan dihitung dengan metode dan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama dengan aktiva tetap pemilikan langsung.

h. Beban Tangguhan

Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan emisi saham kepada masyarakat ditangguhkan dan diamortisasi dalam jangka waktu sepuluh tahun berdasarkan metode garis lurus. Pada tahun 1997 Perusahaan mempercepat jangka waktu amortisasi menjadi lima tahun. Berdasarkan surat keputusan BAPEPAM KEP No-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000, beban emisi saham secara retrospektif dibukukan pada akun “Tambahan Modal Disetor”. Sedangkan beban emisi saham anak perusahaan disajikan pada pos ekuitas dan laporan perubahan ekuitas konsolidasi pada akun “Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan”.

Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan penerbitan obligasi dan wesel bayar jangka panjang dibebankan ke hutang yang bersangkutan dan diamortisasi berdasarkan umur hutang tersebut dengan mempergunakan metode garis lurus.

i. Manfaat Pensiun

Perusahaan dan Anak Perusahaan menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti untuk semua karyawan tetap lokalnya.

Biaya jasa kini diakui sebagai beban pada periode berjalan. Biaya jasa lalu, koreksi aktuarial dan dampak perubahan asumsi bagi peserta pensiun yang masih aktif diamortisasi dengan metode anuitas pasti selama estimasi sisa masa kerja rata-rata karyawan sebagaimana ditentukan oleh aktuaris.

Metode penilaian aktuaria yang digunakan oleh aktuaris adalah metode Projected Benefits Entry Age Normal.

(26)

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) j. Cadangan Uang Jasa Karyawan

Mulai tahun 2001, hak karyawan atas uang jasa dan ganti rugi yang berhubungan dengan pengunduran diri karyawan secara suka rela dan hak pensiun karyawan yang tidak mengikuti program pensiun, diakui dengan metode akrual. Kewajiban estimasian yang diakui berhubungan dengan jasa yang diberikan oleh karyawan sampai dengan tanggal neraca dan dihitung sesuai dengan peraturan Menteri Tenaga kerja No 150/Men/2000 tanggal 20 Juni 2000.

k. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Penjualan lokal diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan, sedangkan penjualan ekspor diakui pada saat barang dikapalkan. Beban diakui pada saat terjadinya.

l. Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing

Pembukuan Perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi dalam mata uang asing dibukukan dengan menggunakan kurs pada saat terjadinya transaksi. Pos aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dilaporkan ke dalam mata uang Rupiah dengan mempergunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal neraca. Laba atau rugi kurs yang timbul akibat penjabaran pos aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi periode berjalan.

Pembukuan Anak Perusahaan yang bertempat kedudukan di luar negeri, yaitu PIFC dan PML masing-masing diselenggarakan dalam mata uang Guilders Belanda dan Dolar Amerika Serikat. Untuk tujuan penyajian laporan keuangan konsolidasi, laporan keuangan Anak Perusahaan yang bertempat kedudukan di luar negeri dijabarkan dengan nilai Rupiah, sebagai berikut :

• Pos-pos neraca, kecuali akun ekuitas, dijabarkan dengan menggunakan kurs tanggal neraca. • Pendapatan dan beban dijabarkan dengan menggunakan kurs rata-rata tertimbang periode

berjalan. Perbedaan yang timbul dari penjabaran ini disajikan dalam neraca konsolidasi sebagai bagian dari ekuitas pemegang saham.

Selisih kurs yang terjadi disajikan sebagai bagian dari ekuitas pada akun “Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan”.

(27)

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) m. Pajak Penghasilan

Pajak penghasilan ditentukan berdasarkan laba kena pajak untuk periode bersangkutan. Perusahaan melakukan penangguhan pajak (deferred income tax) atas perbedaan waktu pengakuan pendapatan dan beban antara laporan keuangan untuk tujuan komersial dan pajak, yang terutama menyangkut amortisasi, penyusutan aktiva tetap, penyisihan persediaaan usang, transaksi sewa guna usaha dan cadangan uang jasa karyawan. Perlakuan tersebut sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 46 tentang Akuntansi Pajak Penghasilan. Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substantial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi konsolidasi periode berjalan.

n. Laba Bersih per Saham Dasar

Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih periode berjalan dengan jumlah rata-rata tertimbang dari jumlah saham yang beredar pada tanggal 30 September 2003 dan 2002 masing-masing sebesar 4.393.920.000 saham.

Laba per saham dilusian tidak disajikan kerena Perusahaan tidak mengeluarkan efek berpotensi saham biasa yang dilutif.

o. Informasi Segmen

Pada tahun 2000, Ikatan Akuntan Indonesia menerbitkan revisi PSAK No. 5 tentang “Pelaporan Segmen”. Berdasarkan PSAK ini, sejak 1 Januari 2002 Perusahaan dan Anak Perusahaan mengklasifikasikan pelaporan segmen sebagai berikut:

1)Segmen usaha (primer), dimana kegiatan usaha Perusahaan dan Anak Perusahaan dibagi menjadi indusri kimia dan serat sintetis; industri pertenunan dan perajutan; perdagangan dan produksi pakaian jadi serta jasa keuangan.

2) Segmen geografis (sekunder), yang terdiri dari kegiatan usaha dalam negeri dan luar negeri. Perusahaan dan Anak Perusahaan telah menyajikan kembali informasi segmen yang berakhir pada 31 Desember 2001 agar sesuai dengan PSAK ini.

p. Restrukturisasi Hutang

(28)

laporan laba rugi konsolidasi periode berjalan dan diklasifikasikan sebagai “pos luar biasa”.

q. Penurunan Nilai Aktiva

Perusahaan dan Anak Perusahaan mengakui rugi penurunan nilai aktiva apabila taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount) dari suatu aktiva lebih rendah dari nilai tercatatnya. Pada tanggal neraca, Perusahaan dan Anak perusahaan melakukan penelaahan untuk menentukan apakah terdapat indikasi penurunan nilai atau pemulihan penurunan nilai. Setiap rugi penurunan nilai atau pemulihan penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi konsolidasi periode berjalan.

4. KAS DAN SETARA KAS

2 0 0 3 2 0 0 2

Rp Rp

Kas :

Rupiah 752.183.118 988.378.273 Dollar Amerika Serikat 330.845.308 352.868.687 1.083.028.426 1.341.246.960

Bank : #

Rekening Rupiah 3.560.441.293 9.293.424.926 Rekening Dollar Amerika Serikat 7.459.126.302 3.251.831.030 11.019.567.595 12.545.255.956 Jumlah 12.102.596.021 13.886.502.916

(29)

5. PIUTANG USAHA

Akun ini terdiri dari : Pihak ketiga :

2 0 0 3 2 0 0 2

Rp Rp

Pelanggan dalam negeri 148.188.759.463 260.604.172.180 Pelanggan luar negeri 9.348.203.299 36.953.969.685 Jumlah 157.536.962.762 297.558.141.865 Dikurangi : Penyisihan piutang ragu-ragu (9.630.998.864) (25.280.782.028) Bersih 147.905.963.898 272.277.359.837

Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut :

2 0 0 3 2 0 0 2

Rp Rp

Saldo awal periode 9.630.998.864 25.280.782.028 Perubahan selama periode berjalan :

Penambahan penyisihan - - Pengurangan penyisihan - - Saldo akhir periode 9.630.998.864 25.280.782.028

Berdasarkan hasil penelaahan status masing-masing akun piutang pada akhir periode, pihak manajemen Perusahaan berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian dari tidak tertagihnya piutang usaha.

(30)

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa :

2 0 0 3 2 0 0 2

Rp Rp

PT Multikarsa Investama 341.374.295.053 477.187.189.435 PT Texmaco Taman Synthetics 204.226.845.669 259.689.333.483 PT Wastra Indah 135.181.363.393 93.534.019.703 PT Raja Busana Mahameru 26.100.229.387 29.934.157.622 PT Sumatex Subur 25.655.601.950 25.691.675.889 PT Bima Peranan Busana 25.733.632.495 22.293.158.562 Polysindo (USA) Inc, Amerika Serikat 17.901.541.479 19.553.692.043 PT Mutu Gading Tekstil 39.449.370.047 24.307.936.490 Polysindo (UK) Ltd, Inggris 22.028.710.078 27.498.513.535 PT Citra Abadi Sejati 1.419.579.184

PT Busana Perkasa Garments 14.993.637.491 22.258.708.546 Drapper Texmaco Inc Co 18.462.019.568 21.477.069.744 PT Ungaran Sari Garments 14.201.789.273 17.268.486.735 Coastal Group Ltd, Afrika Selatan 7.755.715.876 9.022.309.296

Norfil Ltd, Inggris 6.510.026.646

Commonwealth Holdings Pte Ltd, Singapura 4.441.987.225 5.167.412.432 PT Elokprima Mitra Busana 2.087.907.759

PT Mutiara Persada Inti 46.619.886.282

PT Texmaco Perkasa Engineering 2.546.706.304 2.603.419.947 PT Perkasa Heavyndo Engineering 214.690.390 555.975.218 PT Super Mitory Utama 642.575.018

PT Wahana Perkasa Auto Jaya 89.068.435 89.068.435 PT Perkasa Indobaja 60.672.767 91.393.263 PT Texmaco Micro Indoutama - 34.914.669 Jumlah 957.697.851.769 1.058.258.435.047

Dikurangi : Penyisihan piutang ragu-ragu (113.501.127.793) (77.096.493.838) Bersih 844.196.723.976 981.161.941.209

Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut :

2 0 0 3 2 0 0 2

Rp Rp

Saldo awal periode 74.186.553.403 82.071.685.499 Perubahan selama periode berjalan :

Penambahan penyisihan 39.314.574.390 - Pengurangan penyisihan - (4.975.191.661)

(31)

istimewa, yang mengalami kesulitan keuangan akibat kondisi ekonomi. Pihak manajemen Perusahaan berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian dari tidak tertagihnya piutang usaha.

Piutang usaha digunakan sebagai jaminan atas pinjaman jangka pendek dan wesel bayar terjamin (Catatan 13 dan 15).

6. PIUTANG LAIN-LAIN

2 0 0 3 2 0 0 2

Rp Rp

Piutang karyawan 5.689.267.130 8.859.337.710 Piutang dari potongan pembelian 2.052.167.389 891.525.358 Klaim asuransi 332.553.353 4.124.399.489 Lain-lain 3.624.843.455 8.377.656.776 Jumlah 11.698.831.327 22.252.919.333

Berdasarkan hasil penelaahan status masing-masing akun piutang lain-lain pada akhir periode, pihak manajemen Perusahaan berpendapat bahwa tidak perlu dibuat penyisihan piutang ragu-ragu karena berkeyakinan seluruh piutang dapat tertagih.

7. PERSEDIAAN

2 0 0 3 2 0 0 2

Rp Rp

Barang jadi 159.281.043.001 196.496.550.363 Barang dalam proses 51.434.257.490 78.498.671.360 Bahan baku 72.000.864.199 112.985.496.713 Bahan pembantu 110.753.334.253 99.556.773.770 Jumlah 393.469.498.943 487.537.492.206 Dikurangi : Penyisihan persediaan usang (6.587.184.179) (6.587.184.179) Bersih 386.882.314.764 480.950.308.027

(32)

Mutasi penyisihan persediaan usang adalah sebagai berikut :

2 0 0 3 2 0 0 2

Rp Rp

Saldo awal periode 6.587.184.179 6.587.184.179 Perubahan selama periode berjalan

Penambahan penyisihan – –

Pengurangan penyisihan – –

Saldo akhir periode 6.587.184.179 6.587.184.179

Berdasarkan hasil penelahaan keadaan fisik persediaan pada akhir periode, pihak manajemen Perusahaan berpendapat bahwa penyisihan persediaan usang telah cukup memadai.

Persediaan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya kepada PT Asuransi Tri Pakarta, PT Asuransi Jasa Indonesia dan PT Asuransi Prima Perkasa Internasional dengan jumlah pertanggungan sebesar US$ 70.900.000 dan Rp 10.676.600.000 untuk periode 30 September 2003 dan US$ 70.900.000 dan Rp 9.330.000.000 untuk Periode 30 Septembet 2002, yang mana menurut pendapat manaje men cukup memadai untuk menutupi kerugian-kerugian yang mungkin timbul.

(33)

8. PIUTANG HUBUNGAN ISTIMEWA

2 0 0 3 2 0 0 2

Rp Rp

PT Multikarsa Investama 379.562.800.840 197.053.935.670 PT Wahana Perkasa Auto Jaya 50.446.517.784 57.125.527.031 PT Texmaco Perkasa Engineering Tbk 50.162.855.986 17.462.993.023 PT Wastra Indah 30.173.861.241 12.073.372.421 PT Texmaco Taman Syntetics 5.428.960.816 63.191.445.591 PT Wismakarya Prasetya 4.610.295.157 6.937.559.143 PT Sumatex Subur 2.715.719.937 2.835.719.937 PT Perkasa Indosteel 1.251.037.912 1.251.037.912 PT Perkasa Heavindo Engineering 1.423.276.137 542.876.050 PT Raja Busana Mahameru 1.210.000.000

PT Ungaran Sari Garments 769.944.967 769.944.967 PT Perkasa Indobaja 769.584.129 710.070.955 PT Super Mitory Utama 839.820.513 349.820.513 PT Bima Peranan Busana 952.000.000 5.535.000 PT Mutu Gading Tekstil 679.520.000

PT Mahkota Indah Sentosa 377.832.876 377.832.876 PT Saritex Jaya Swasti 588.339.004

PT Devrindo Widya 290.352.365 251.906.334 PT Wahana Jaya Perkasa 99.820.513 99.820.513 PT Sarana Daycrown Industri 99.820.511 99.820.511 PT Kreasi Indah Textile 13.750.000 13.750.000 PT Citra Indah Textile 8.855.000 8.855.000

PT. Bridgeport 41.269.467

Jumlah 532.516.235.155 361.161.823.447 Dikurangi : Penyisihan piutang ragu-ragu (55.346.541.248) (44.268.392.421) Bersih 477.169.693.907 316.893.431.026

Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut :

2 0 0 3 2 0 0 2

Rp Rp

Saldo awal periode 55.346.541.248 44.268.392.421 Perubahan selama periode berjalan

Penambahan penyisihan – –

Pengurangan penyisihan – –

(34)

bunga dan tidak ditetapkan jangka waktu pembayarannya.

Piutang kepada PT Multikarsa Investama berasal dari penerimaan dari AR International Limited, Hong Kong sebesar Rp 51.421.394.625 untuk pengembalian uang muka pembelian aktiva tetap (mesin dan peralatan), sedangkan sisanya merupakan pinjaman untuk uang muka pengeluaran biaya-biaya sebesar Rp 241.724.247.363 pada tanggal 31 Desember 2002 dan sebesar Rp 111.445.250.787 pada tanggal 31 Desember 2001 serta fasilitas pinjaman Bank Dharmala yang digunakan oleh PT Multikarsa Investama sebesar Rp 12.000.000.000 pada tanggal 31 Desember 2001.

Berdasarkan hasil penelaahan status masing-masing akun piutang pada akhir periode, pihak manajemen Perusahaan berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian dari tidak tertagihnya piutang hubungan istimewa. Selain itu pihak Perusahaan juga telah memperoleh surat kesanggupan membayar dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa.

9. REKENING BANK YANG DIBATASI PENGGUNAANNYA

2 0 0 3 2 0 0 2

Rp Rp

BPPN :

PT Bank Dharmala

Rekening Rupiah 64.056.133 64.056.133 PT Bank Putera Multikarsa

Rekening Rupiah 5.569.629.066 5.621.977.201 Rekening Dollar Amerika Serikat 10.861.407.829 11.765.849.424 PT Bank Papan Sejahtera

Rekening Rupiah 37.356.312 37.356.312 PT Bank Umum Nasional

Rekening Dollar Amerika Serikat 16.169.126 17.375.691 PT Bank Asia Pacific

Rekening Rupiah 555.500 555.500 16.549.173.966 17.507.170.261 Lain-lain :

PT Bank Sociate Generale Indonesia

Rekening Rupiah - 27.173.959

- 27.173.959 Jumlah 16.549.173.966 17.534.344.220

(35)

BPPN. Rekening yang dibatasi penggunaannya oleh PT Bank Sociate Generale Indonesia disebabkan beberapa perusahaan dalam Texmaco Group sedang dalam proses restrukturisasi dengan PT Bank Sociate Generale Indonesia. Dengan demikian, saldo kas pada bank-bank tersebut dibatasi dan disajikan dalam aktiva tidak lancar pada neraca konsolidasi periode 30 September 2003 dan 2002.

Pemerintah Indonesia melalui Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) menghentikan izin operasi PT Bank Putera Multikarsa, yang merupakan pihak yang mempunyai hubungan istimewa pada tanggal 28 Januari 2000; PT Bank Dharmala, PT Bank Asia Pacific dan PT Bank Papan Sejahtera pada tanggal 13 Maret 1999; dan PT Bank Umum Nasional pada tanggal 21 Agustus 1998. Selanjutnya, operasi PT Bank Duta dan PT Bank Nusa International diambil alih oleh pemerintah pada tanggal 13 Maret 1999. Akibatnya, saldo sejumlah Rp 16.549.173.966 and Rp 17.534.344.220 yang ada di bank tersebut disajikan sebagai kas yang dibatasi penggunaannya dalam aktiva tidak lancar di neraca konsolidasi periode 30 September 2003 dan 2002.

Manajemen berpendapat bahwa penyisihan atas kemungkinan kerugian dari kas yang dibatasi penggunaannya tidak perlu, karena rekening bank yang dibatasi penggunaannya ini akan dikompensasikan dengan pinjaman Perusahaan dan Anak Perusahaan.

10. AKTIVA TETAP

2 0 0 3 2 0 0 2

Rp Rp

Nilai tercatat :

Pemilikan langsung 10.667.177.847.381 10.658.652.497.033 Aktiva sewa guna usaha 54.322.469.709 54.488.069.709 Jumlah nilai tercatat 10.721.500.317.090 10.713.140.566.742 Akumulasi penyusutan :

Pemilikan langsung 4.906.352.228.821 4.252.828.074.766 Aktiva sewa guna usaha 40.816.736.589 36.015.105.424 Jumlah akumulasi penyusutan 4.947.168.965.410 4.288.843.180.190 Nilai buku 5.774.331.351.680 6.424.297.386.552

(36)

Rincian aktiva tetap adalah sebagai berikut : Pemilikan langsung :

Perubahan selama periode berjalan

2 0 0 3 Saldo awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo akhir

Rp Rp Rp Rp Rp

Nilai tercatat :

Tanah 113.030.049.157 – – – 113.030.049.157

Bangunan dan prasarana 224.140.351.189 – – – 224.140.351.189

Mesin dan peralatan 10.279.652.125.022 3.721.504.250 – – 10.283.373.629.272

Kendaraan 12.643.896.361 736.100.000 (62.460.000) 155.800.000 13.473.336.361

Peralatan kantor 28.150.526.623 814.305.256 – – 28.964.831.879

Peralatan toko 4.126.510.098 69.139.425 – – 4.195.649.523

10.661.743.458.450 5.341.048.931 (62.460.000) 155.800.000 10.667.177.847.381

Akumulasi penyusutan :

Bangunan dan prasarana 82.005.813.273 8.197.233.455 – – 90.203.046.728

Mesin dan peralatan 4.341.588.645.178 435.304.019.151 – – 4.776.892.664.329

Kendaraan 11.980.004.743 351.818.937 (62.459.999) 12.983.333 12.282.347.014

Peralatan kantor 22.883.530.603 1.698.003.910 – – 24.581.534.513

Peralatan toko 1.918.791.447 473.844.790 – – 2.392.636.237

4.460.376.785.244 446.024.920.243 (62.459.999) 12.983.333 4.906.352.228.821

Nilai buku 6.201.366.673.206 5.760.825.618.560

Perubahan selama periode berjalan

2 0 0 2 Saldo awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo akhir

Rp Rp Rp Rp Rp

Nilai tercatat :

Tanah 112.771.463.577 161.290.355 – – 112.932.753.932

Bangunan dan prasarana 224.115.903.214 24.447.975 – – 224.140.351.189

Mesin dan peralatan 10.278.709.954.692 63.760.000 (3.276.000) – 10.278.770.438.692

Kendaraan 12.427.461.381 – (9.085.020) – 12.418.376.361

Peralatan kantor 26.468.583.938 947.409.097 – – 27.415.993.035

Peralatan toko 2.973.583.824 1.000.000 – – 2.974.583.824

10.657.466.950.626 1.197.907.427 (12.361.020) - 10.658.652.497.033

Akumulasi penyusutan :

Bangunan dan prasarana 71.075.272.253 8.197.920.188 – – 79.273.192.441

Mesin dan peralatan 3.466.085.441.788 671.715.399.521 (982.800) – 4.137.799.858.509

Kendaraan 11.417.773.265 438.851.116 (9.085.020) – 11.847.539.361

Peralatan kantor 19.871.001.783 2.164.698.814 – – 22.035.700.597

Peralatan toko 1.461.042.281 410.741.577 – – 1.871.783.858

3.569.910.531.370 682.927.611.216 (10.067.820) - 4.252.828.074.766

(37)

Aktiva sewa guna usaha :

Perubahan selama periode berjalan

2 0 0 3 Saldo awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo akhir

Rp Rp Rp Rp Rp

Nilai tercatat :

Mesin dan peralatan 46.159.844.782 – – – 46.159.844.782

Kendaraan 8.318.424.927 – – (155.800.000) 8.162.624.927

54.478.269.709 – – – 54.322.469.709

Akumulasi penyusutan :

Mesin dan peralatan 29.716.098.615 3.461.988.380 – (12.983.333) 33.165.103.662

Kendaraan 7.516.347.927 135.285.000 – – 7.651.632.927

37.232.446.542 3.597.273.380 – – 40.816.736.589

Nilai buku 17.245.823.167 13.505.733.120

Perubahan selama periode berjalan

2 0 0 2 Saldo awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo akhir

Rp Rp Rp Rp Rp

Nilai tercatat :

Mesin dan peralatan 46.159.844.782 – – – 46.159.844.782

Kendaraan 8.004.624.927 323.600.000 – – 8.328.224.927

54.164.469.709 323.600.000 - - 54.488.069.709 Akumulasi penyusutan :

Mesin dan peralatan 25.100.114.139 3.461.988.358 – – 28.562.102.497

Kendaraan 7.341.417.927 111.585.000 – – 7.453.002.927

32.441.532.066 3.573.573.358 - - 36.015.105.424

Nilai buku 21.722.937.643 18.472.964.285

Beban Penyusutan aktiva tetap dialokasikan pada :

2 0 0 3 2 0 0 2 Rp Rp Pemilikan langsung : Beban pabrikasi 443.501.252.606 679.913.319.709 Beban usaha 2.523.667.637 3.014.291.507 446.024.920.243 682.927.611.216 Aktiva sewa guna usaha :

Beban pabrikasi 3.461.988.380 3.461.988.358 Beban usaha 135.285.000 111.585.000 3.597.273.380 3.573.573.358 Jumlah 449.622.193.623 686.501.184.574

Manjemen melakukan penelahaan kembali terhadap umur teknis aktiva tetap mesin dan peralatan yang dikapitalisasi pada tahun 1997 khusus terhadap perluasan spinning dan texturizing. Manajemen berpendapat bahwa mesin-mesin tersebut memiliki kemampuan teknis yang baik karena belum

(38)

optimalnya penggunaan sebelumnya, sehingga terhadap aktiva tersebut ditetapkan dengan memperpanjang umur teknis aktiva dengan melakukan penyusutan sebesar 5% per tahun secara garis lurus. Dengan perubahan tersebut beban penyusutan selama periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2003 menjadi sejumlah Rp. 449.622.193.623 dari Rp. 662.816.799.350 dengan penyusutan sebesar 10% atau terdapar pengurangan baban penyustan sebesar Rp. 142.129.723.818.

Perusahaan dan Anak perusahaan memiliki beberapa bidang tanah yang berlokasi di Karawang, Kendal dan Pemalang seluas 1.297.579 M² dengan sertifikat berupa Hak Guna Bangunan (HGB) yang berjangka waktu 20 – 30 tahun yang akan jatuh tempo antara tahun 2006 dan 2029, dan sertifikat HGB atas sisa tanah seluas 100.548 M² masih dalam proses. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan sertifikat hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai. Pada tahun 2002 dan 2001, penambahan tanah sebesar RP 258.585.580 dan Rp 1.753.645.426 terdiri dari tanah yang berlokasi di Semarang seluas 24.120 M² dan di Karawang seluas 1.962,60 M². Sertifikat hak atas tanah tersebut masih dalam proses.

Berdasarkan laporan penilaian independen tanggal 18 Oktober 2002 dari PT Laksa Laksana, sebuah perusahaan penilai, aktiva tetap Perusahaan pada tanggal 10 Oktober 2002 dinilai (appraised) sebesar US$ 1.197.174.133 (Rp. 10.784.144.590.064). Penilaian aktiva tetap kendaraan dilakukan dengan pendekatan harga pasar (market) sedangkan penilaian aktiva tetap tanah, bangunan, mesin dan peralatan dilakukan dengan pendekatan harga perolehan atau harga pengganti (cost of reproduction / replacement).

Berdasarkan laporan PT Laksa Laksana selaku penilai independen tanggal 18 Oktober 2002, total nilai aktiva tetap TJ pada tanggal 10 Oktober 2002 adalah sebesar US$ 154.578.784 (Rp 1.392.445.686.272).

Seluruh aktiva tetap Perusahaan kecuali tanah, diasuransikan kepada PT Perusahaan Asuransi Tri Pakarta, PT Asuransi Rama Satria, PT Asuransi Jasa Indonesia, PT Asuransi Yasuda Indonesia dan PT Asuransi Prima Perkasa International, pihak yang mempunyai hubungan istimewa, terhadap resiko kebakaran dan resiko lainnya dengan nilai pertanggungan masing-masing sebesar US$ 980.006.000 dan Rp 11.993.500.000 pada tanggal 30 September 2003, dan US$ 1.096.177.490 dan Rp 10.954.000.000 pada tanggal 30 September 2002. Dikarenakan tidak tersedianya modal kerja yang cukup dan Perseroan mengalami kesulitan likuiditas, maka pembayaran premi asuransi tidak dapat dibayar penuh. Hal ini mengakibatkan mesin-mesin dan persediaan yang dimiliki Perseroan tidak lagi di tutup dengan perlindungan asuransi

Tanah, mesin dan peralatan digunakan sebagai jaminan atas pinjaman jangka pendek dan hutang wesel bayar terjamin. (Catatan 13 dan 15).

(39)

tersebut merupakan 17% dari jumlah modal Perusahaan patungan yang ditempatkan (Catatan 40). Kelanjutan dari joint venture ini sedang dipertimbangkan kembali oleh kedua belah pihak.

12. AKTIVA LAIN-LAIN

2 0 0 3 2 0 0 2

Rp Rp

Uang jaminan 2.474.562.614 2.057.600.000

Sewa jangka panjang - 3.000.000

Jumlah 2.474.562.614 2.060.600.000

13. PINJAMAN JANGKA PENDEK

2 0 0 3 2 0 0 2

Rp Rp

Pinjaman Modal Kerja :

PT Bina Prima Perdana (2003); BPPN (2002) : PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

Rupiah 1.331.301.272.184 1.324.212.321.480 (US$ 19,549,440 pada tahun 2003 dan

US$ 18,587,500 pada tahun 2002) 164.000.255.231 167.566.312.500 PT Bank Dharmala 20.000.000.000 20.000.000.000 PT Bank Putera Multikarsa 3.597.490.480 3.597.490.480 1.518.899.017.895 1.515.376.124.460 Lain-lain :

PT Bank Finconesia

(US$ 8,691,297 pada tahun 2003 dan

US$ 7,344,921 pada tahun 2002) 72.911.288.062 66.214.461.432 Jumlah kredit modal kerja 1.591.810.305.957 1.581.590.585.892

(40)

2 0 0 3 2 0 0 2

Rp Rp

Fasilitas Letter of Credit :

PT Bina Prima Perdana (2003); BPPN (2002) : PT Bank Putera Multikarsa

Rupiah 1.451.307.000 1.451.307.000 (US$ 12,717,055 pada tahun 2003 dan

US$ 11,903,465 pada tahun 2002) 106.683.373.336 107.309.734.469 PT Bank International Indonesia Tbk

(US$ 2,758,184) 24.494.086.771 24.865.028.774 Rupiah 23.138.405.576 24.494.086.771 PT Bank Duta

Rupiah 28.175.026.153 28.175.026.153 PT Bank Papan Sejahtera

(US$ 715,162 pada tahun 2003 dan

US$ 709,377 pada tahun 2002) 5.999.491.624 6.395.034.540 189.941.690.460 192.690.217.707 Lain-lain :

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (US$ 85,428,666 pada tahun 2003 dan

US$ 78,725,525 pada tahun 2002) 716.661.081.700 709.710.610.470 Rupiah 25.746.366.497 44.422.668.587 ING Bank

(US$ 13,924,531) 116.812.892.740 125.529.649.308 Credit Agricole Indosuez, Singapura in 2003

(PT Bank Indosuez Indonesia in 2002)

(US$ 12,117,088) 101.650.254.082 109.235.551.384 Credit Agricole Indosuez

(US$ 10,665,424) 89.472.238.833 96.148.794.024 Union Europeene de CIC Singapura

(US$ 6,911,351 pada tahun 2003 dan

US$ 5,840,708 pada tahun 2002) 57.979.320.009 52.653.979.251 PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

dibulatkan menjadi 100 pasien. Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 100 pasien. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling, yaitu

tercapai yakni ¼ panjang gelombang terbentuk sepanjang saluran kabel dengan minimum pada awal saluran maksimum pada ujung akhir saluran kabel?. Kondisi ini didapatkan ketika

Dari penelitian ini didapat bahwa penyebab konflik pada hubungan persahabatan pada siswa SMA Kartika I-II Medan paling banyak disebabkan oleh adanya keinginan untuk

Setelah diterapkannya strategi metakognitif, kemampuan pemahaman matematis mahasiswa meningkat pada setiap siklusnya. Hal ini dapat dilihat dari soal-soal yang dibuat sesuai

Diharapkan dapat menambah informasi khususnya pada keluarga yang merawat lansia yang mengalami demensia terkait burden family caregiver dengan kualitas hidup family

Subjek hukum dalam bab 2 Pasal 2 Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah yaitu seseorang dipandang memiliki kecakapan untuk melakukan perbuatan hukum dalam hal telah

Melihat kisah itu mendorongnya untuk membuat buku lalu dituangkan menjadi sebuah cerpen yang terdiri dari beberapa cerita yang berbeda dan diambilah salah satu kisah

pada varietas Jawa dan Brebes merupakan SYSV dan merupakan satu spesies yang sama dengan SYSV isolat lain (isolat SYSV dari Cina, Jepang, Korea Selatan, dan Vietnam)