57 EFISIENSI BIAYA PRODUKSI DAN PENDAPATAN KELOMPOK WANITA TANI
SINGKONG (KASUS PADA DESA MAJALENGKA KECAMATAN BAWANG KABUPATEN BANJARNEGARA)
Efficiency of Production Costs and Revenue of Cassava Farm Women Group (Case In Majalengka Village, Bawang Sub-District, Banjarnegara District)
Sarno1* dan Eko Apriliyanto1
1 Program Studi Agroindustri Politeknik Banjarnegara Jln. Raya Madukara Km. 2 Kenteng, Banjarnegara
*Email: abisarno1@gmail.com
ABSTRACT
The purpose of this study was to analyze the efficiency of production costs and income of cassava farmer women in Majalengka Village, Bawang District, Banjarnegara Regency. The benefits of the results of research to help groups of cassava farmers in finding, describing and explaining farm business decision making in order to increase their farm income. This research was conducted using a survey method with a case study approach. The main target is the members of women farmer groups who carry out cassava farming. The sampling method used is Simple Random Sampling. The data collection method is done by interview, recording and observation and the data collected consists of primary and secondary data. The data analysis method used is an analysis of the efficiency of production costs, revenues and revenues. The results showed that (a) The total amount of cassava farm receipts produced by the group of farm women reached an average of Rp914.853,00 from the average production amount of 1.401 kg / ha and an average selling price of cassava Rp 653,00/kg, (b) The total production cost of cassava farming reaches Rp 765.800,00 (c) The average amount of income earned by members of the women farming group is Rp 149,053, (d) The amount of cassava farming production costs incurred by the women farmers group includes efficient because it has a value of production cost efficiency (Eb)> 1.
Keywords: cost, efficiency, income, production, cassava.
ABSTRAK
Tujuan penelitian adalah menganalisis efisiensi biaya produksi dan pendapatan kelompok wanita tani singkong Desa Majalengka Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara. Manfaat dari hasil penelitian untuk membantu kelompok wanita tani singkong dalam menemukan, menggambarkan dan menjelaskan tentang pengambilan keputusan berusaha tani dalam rangka meningkatkan pendapatan usahataninya. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode survey dengan pendekatan studi kasus. Sasaran utama adalah para anggota kelompok wanita tani yang melakukan usaha tani singkong. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah Simple Random Sampling. Metode pengambilan datanya dilakukan dengan cara wawancara, pencatatan dan observasi serta data yang dikumpulkan terdiri atas data primer dan sekunder. Adapun metode analisis data yang digunakan adalah analisis efisiensi biaya produksi, penerimaan dan pendapatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (a) Jumlah penerimaan usahatani singkong yang dihasilkan kelompok wanita tani rata-rata mencapai sebesar Rp914.853,00 dari jumlah produksi rata-rata yang dihasilkan sebesar 1.401 kg/ha dan harga jual singkong rata-rata Rp653,00/kg, (b) Jumlah biaya produksi usaha tani singkong rata-rata mencapai sebesar Rp765.800,00 (c) Jumlah pendapatan rata-rata yang diperoleh para anggota kelompok wanita tani mencapai
58 sebesar Rp 149.053,00 (d) Jumlah biaya produksi usaha tani singkong yang dikeluarkan kelompok wanita tani termasuk efisien karena memiliki nilai efisiensi biaya produksi (Eb) > 1.
Kata kunci: biaya, efisiensi, pendapatan, produksi, singkong. PENDAHULUAN
Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki kekayaan sumberdaya hayati dan keunggulan komparatif untuk menghasilkan berbagai produk pertanian tropis yang tidak terdapat pada negara non tropis. Diantara berbagai komoditas pertanian khas tropis yang potensial untuk dikembangkan adalah komoditas tanaman pangan. Komoditas tersebut tergolong sebagai komoditas komersial bernilai ekonomi tinggi (high value commodity), sehingga harus diproduksi secara efisien untuk dapat bersaing di pasar (Saptana dan Kurnia, 2007). Melalui aspek produksi, pengembangan komoditas tanaman pangan masih dapat ditingkatkan ditinjau dari aspek ketersediaan lahan dan peluang peningkatan adopsi teknologi.Momentum pengembangan komoditas tanaman pangan ini harus dijaga dan kita dapat melakukannya karena kita memiliki potensi yang sangat besar dan berpeluang untuk mengisi pasar global yang semakin terbuka (Tampubolon, 2002).Tanaman pangan sebetulnya memiliki kedudukan sebagai komoditas yang dapat digunakan sebagai sumber pertumbuhan baru di sektor pertanian, yang berperanan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat terutama di daerah pedesaan maupun peranannya sebagai sumber devisa negara non migas (Anwar, 1995). Oleh karena itu komoditas tanaman pangan memerlukan konsentrasi pengembangan dan peningkatan produksi untuk kesejahteraan masyarakat. Sentuhan dan upaya adopsi teknologi dibidang tanaman pangan khususnya tanaman pangan local seperti singkong membawa dampak yang positif terhadap peningkatan produksi.
Desa Majalengka merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Bawang
yang memiliki luas wilayah mencapai 523,870 ha atau sekitar 9,489 % dari luas keseluruhan Kecamatan Bawang 5.520,637 ha. Memiliki 24 Rukun Tetangga (RT) dan10 Rukun Warga (RW) serta jumlah penduduknya 3.508 jiwa (Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjarnegara, 2018). Kelompok Wanita Tani (KWT) Sinar Tani Desa Majalengka disebut sebagai salah satu kelompok yang pengurus dan anggotanya terus eksis mengembangkan budidaya singkong. Luas lahan tegalan atau lahan kering seluas 301,241 ha, lahan sawah sekitar 51,314 ha, sedangkan lahan bukan sawah sekitar 472,556 ha. Lahan tegalan atau kering semua ditanam singkong dengan potensi hasil mencapai rata-rata 5 ton/ha. Keberadaan faktor produksi dalam usaha tani singkong harus mendapatkan perhatian khusus bagi para anggota kelompok wanita tani karena membawa dampak secara langsung dalam perolehan pendapatan (Muizah, et al., 2013). Selain itu efisien tidaknya penggunaan biaya produksi juga bagian dari hal yang perlu diperhatikan dalam rangka meningkatkan pendapatan usahatani yang diperoleh (Budiawati, et al., 2016). Efisiensi biaya dan pendapatan kelompok wanita tani singkong perlu diidentifikasi dan dikaji secara mendalam sejauhmana pengaruhnya terhadap tingkat pendapatan yang diperoleh. Hal tersebut penting dilakukan karena dampaknya secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu tujuan penelitian tersebut dilakukan untuk menganalisis efisiensi biaya produksi dan pendapatan yang diperoleh kelompok wanita tani singkong khususnya di Desa Majalengka Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara.
59 BAHAN DAN METODE
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Agung (1998) dalam Widyarini, et al., (2013) mengatakan bahwa metode penelitian tersebut didasarkan pada masalah-masalah aktual yang ada pada masa sekarang. Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan situasi, kejadian dan memberikan gambaran hubungan antar fenomena, menguji hipotesisi, membuat prediksi serta implikasi dari suatu masalah yang ingin dipecahkan. Pada penelitian ini digunakan pendekatan studi kasus pada kelompok wanita tani singkong Desa Majalengka, Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara yang melakukan usahatani singkong. Pendekatan studi kasus digunakan untuk mendapatkan keterangan yang jelas dan menyeluruh serta mendalam dari permasalahan yang diteliti. Sasaran penelitian atau responden sebanyak 20 orang para anggota kelompok wanita tani yang melakukan usaha tani singkong pada tahun 2017. Penelitian dilaksanakan pada Mei sampai dengan Juni 2019.
Metode pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui kegiatan wawancara, pencatatan dan kegiatan observasi yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung terhadap obyek yang diteliti (Nazir, 1998). Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Variabel penelitian yang digunakan adalah: a). Produksi adalah banyaknya hasil dari kegiatan budidaya singkong yang diperoleh selama satu periode panen dalam satuan (kg/ha), b). Harga adalah harga jual singkong dalam satuan (Rp/kg), c). Penerimaan adalah jumlah perkalian produksi dengan harga jual dalam satuan (Rp), d). Biaya produksi adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan produksi singkong yang meliputi biaya tetap dan variabel dalam satuan (Rp), c). Pendapatan adalah pendapatan bersih yang
diperoleh anggota kelompok wanita tani singkong dalam satuan (Rp).
HASIL DAN PEMBAHASAN Formulasi untuk mengetahui atau menganalisis efisiensi biaya produksi dan pendapatan usahatani singkong pada kelompok wanita tani di Desa Majalengka Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara adalah sebagai berikut (Soekartawi, 1990):
Efisiensi (Eb) = TR/TC Keterangan:
TR = Total penerimaan (Harga x Jumlah produksi)
TC = Total biaya produksi
Eb> 1 Biaya produksi efisiensi dan Eb< 1 Biaya produksi tidak efisiensi
Untuk menghitung total biaya produksi usahatani singkong digunakan analisis biaya produksi sebagai berikut :
TC = TFC + TVC Keterangan :
TFC : Total Fixed Cost (Total biaya tetap)
TVC : Total Variable Cost (Total biaya variabel)
Untuk menganalisis tentang besarnya pendapatan yang diperoleh anggota kelompok wanita tani digunakan sebagai berikut (Soekartawi, 1990) :
𝝅 = TR – TC TR = P x Q Keterangan:
TR : Total penerimaan (Total Revenue) P : Harga produk (Price)
Q : Jumlah produk (Quantity) TC : Total biaya produksi(Total Cost) 1. Analisis Penerimaan Usahatani
Singkong
Analisis penerimaan usahatani singkong kelompok wanita tani sebagai responden penelitian meliputi hasil analisis perhitungan jumlah produksi singkong dikalikan dengan harga jual singkong yang terjadi di Desa Majalengka Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara. Adapun hasil analisis perhitungan penerimaan dan pendapatan usahatani singkong kelompok
59 wanita tani Desa Majalengka tersaji pada
Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Analisis Penerimaan dan Pendapatan Usahatani Singkong
No Uraian Satuan Maksimum Minimum Rata-Rata
1. Harga jual singkong Rp/kg 1.300 400 653
2. Jumlah produksi singkong kg/ha 6.950 40 1.401
3. Jumlah biaya produksi singkong Rp 1.275.000 470.000 765.800
4. Penerimaan : Harga jual x Jumlah produksi 914.853
5. Pendapatan : Penerimaan – Jumlah biaya produksi 149.053 Sumber : Analisis data primer, 2019.
Berdasarkan Tabel 1 diperoleh bahwa jumlah penerimaan usahatani singkong yang dihasilkan kelompok wanita tani rata-rata mencapai sebesar Rp914.853,00 dari jumlah produksi rata-rata yang dihasilkan sebesar 1.401 kg/ha dan harga jual singkong rata-rata Rp653,00/kg. Sedangkan untuk rata-rata biaya produksi usahatani singkong sebesar Rp765.800,00. Oleh karena itu jumlah pendapatan rata-rata yang diperoleh para anggota kelompok wanita tani sebesar Rp149.053,00. Rendahnya tingkat pendapatan yang diperoleh disebabkan oleh adanya harga jual singkong yang relatif rendah disertai jumlah produksi singkong yang belum maksimal. Hal tersebut disebabkan oleh adanya serangan hama dan penyakit terutama hama uret. Sedangkan rendahnya harga jual singkong lebih disebabkan oleh adanya wilayah dan sasaran pasarn yang masih bersifat lokal dan tertutup aksesnya atau belum menjangkau pemasaran yang lebih luas. 2. Analisis Efisiensi Biaya Produksi
Usahatani Singkong
Berdasarkan pada hasil analisis yang tersaji pada Tabel 1 maka hasil analisis untuk menghitung efisiensi biaya produksi usahatani singkong yang dilakukan oleh kelompok wanita tani sudah atau belum efisien adalah sebagai berikut (Soekartawi, 1990):
Efisiensi (Eb) =Rp 914.853Rp 765.800=1,194
Keputusan yang diperoleh bahwa biaya produksi usahatani singkong yang dikeluarkan termasuk efisien karena memiliki nilai efisiensi biaya produksi (
Eb)>1. Hal tersebut dapat diartikan bahwa setiap Rp100,00 biaya yang dikeluarkan untuk produksi, maka akan mendatangkan penerimaan sebesar Rp119,40. Efisiensi penggunaan biaya produksi singkong kelompok wanita tani meliputi biaya penggunaan bibit tanaman, biaya pemupukan (Urea, SP-36, KCL, Kandang), biaya pestisida, dan biaya penggunaan tenaga kerja. Keberadaan factor-faktor produksi tersebut akan memberikan pengaruh positif apabila masing-masing factor produksi saling mendukung satu sama lainnya. Faktor produksi tersebut tidak akan selamanya memberikan pengaruh positif terhadap produksi singkong kelompok wanita tani, beberapa ada yang memberikan pengaruh negatif bagi peningkatan produksi singkong (Thamrin, et al., 2013). Secara umum rata-rata biaya penggunaan faktor produksi singkong yang dikeluarkan relatif kecil jika dibandingkan dengan besarnya tingkat penerimaan yang diperoleh.
3. Analisis Biaya dan Pendapatan Usahatani Singkong
Analisis yang digunakan untuk menguji tentang pendapatan yang diperoleh kelompok wanita tani digunakan analisis sebagai berikut (Soekartawi, 1990): Y = TR – TC= Rp914.853,00 - Rp765.800,00 = Rp149.053,00
Keputusan yang diperoleh adalah bahwa TR>TC atau pendapatan rata-rata yang diperoleh sebesar Rp149.053,00 sehingga dikatakan bahwa usahatani singkong yang dilakukan oleh kelompok wanita tani Desa Majalengka secara umum dikatakan menguntungkan. Hal tersebut didukung
61 oleh adanya hasil produksi singkong
rata-rata yang dicapai 1.401 kg/ha dan harga jual singkong Rp653,00 Meskipun sebenarnya masih bisa ditingkatkan, kontinuitas produksi singkong yang dihasilkan kelompok wanita tani membawa dampak positif bagi peningkatan pendapatan. Selain itu dukungan adanya fakta bahwa singkong merupakan komoditas pangan utama yang terus dan selalu dikembangkan masyarakat Desa Majalengka.
SIMPULAN
Berdasarkan pada hasil uraian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; (a) Jumlah penerimaan usahatani singkong yang dihasilkan kelompok wanita tani rata-rata mencapai sebesar Rp914.853 dari jumlah produksi rata-rata yang dihasilkan sebesar 1.401 kg/ha dan harga jual singkong rata-rata Rp653,00/kg, (b) Jumlah biaya produksi usahatani singkong rata-rata mencapai sebesar Rp765.800,00 (c) Jumlah pendapatan rata-rata yang diperoleh kelompok wanita tani mencapai sebesar Rp149.053,00 (d) Jumlah biaya produksi usahatani singkong yang dikeluarkan kelompok wanita tani dikatakan sudah efisien karena memiliki nilai efisiensi biaya produksi (Eb) > 1.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, A. 1995. Pengkajian Kelembagaan dalam Sistem Agribisnis. Bahan Ceramah Kelembagaan Dalam Sistem Agribisnis. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan. Bogor.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjarnegara, 2018. Banjarnegara Dalam Angka. Kabupaten Banjarnegara. 289 hal.
Budiawati, Y., Tomy P., Ronnie N., 2016. Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Ubi Kayu di
Kabupaten Garut. Jurnal Agribisnis Terpadu. Volume 9 Nomor 2 Tahun 2016. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Banten.
Muizah, R., Suprapti S., Shofia NA., 2013. Analisis Pendapatan Usahatani Ubi Kayu (Manihot esculenta crantz) Studi Kasus Desa Mojo Kecamatan Cluwak Kabupaten Pati. Jurnal Mediagro. Volume 9 Nomor 2 Tahun 2013. Universitas Wahid Hasyim. Semarang.
Nazir, M. 1998. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta.
Saptana, S. dan Kurnia, S.I., 2007. Mewujudkan Keunggulan Kompetitif Menjadi Keunggulan Kompetitif Melalui Pengembangan Kemitraan Usaha Hortikultura. Jurnal Hasil Penelitian dan Pengembangan. Puslitbang Departemen Pertanian, Jakarta.
Soekartawi. 1990. Teori Ekonomi Produksi. Rajawali Press, Jakarta. Tampubolon, S.M.H. 2002. Sistem dan
Usaha Agribisnis. IPB, Bogor. 151 hal.
Thamrin, M., Ainul M., Samsul EM., 2013. Analisis Usahatani Ubi Kayu (Manihot utilisima). Jurnal Agrium. Volume 18 Nomor 1 Tahun 2013. UMSU. Medan.
Widyarini, I., Dindy, D.P, Akhmad, R.K., 2013. Peran Wanita Tani Dalam Pengembangan Usahatani Sayuran Organik dan Peningkatan Pendapatan Keluarga di Desa Melung Kecamatan
Kedungbanteng. Jurnal
Pembangunan Pedesaan. Volume 13 Nomor 2 Tahun 2013. LPPM Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto.