• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS TEKNIK MUSIKALISASI DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PUISI BAGI SISWA KELAS VIII.A SMP MUHAMMADIYAH 12 MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EFEKTIVITAS TEKNIK MUSIKALISASI DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PUISI BAGI SISWA KELAS VIII.A SMP MUHAMMADIYAH 12 MAKASSAR"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS TEKNIK MUSIKALISASI DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PUISI BAGI SISWA KELAS VIII.A SMP MUHAMMADIYAH 12 MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Bahasa Dan Sasrta Indonesisa

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

RODI

10533724213

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 2017

▸ Baca selengkapnya: musikalisasi puisi dari cerpen hatarakibachi

(2)
(3)
(4)

vii

MOTO DAN PERSEMBAHAN

Aku terlahir sederhana,

Hidup susah bagiku itu suda biasa, saya tidak kaya karena itu allah

memberikan saya sebuah senyuman agar saya bisa bersedekah

.

Jangan pernah malu karna terlihat miskin....

Tapi malulah ketika kita berpura-pura kaya..

Qulil Haqqa Waalau Kana Mur”aan

Katakan yang sebenarnya meskipun itu pahit”.

RODI

Karya ini kupersembahkan kepada

Ayahanda Ridwan dan Ibunda Sitti Amina

Sang motivator sekaligus inspirasi bagi saya,begitu pula dengan saudara-saudaraku yang selalu menyayangi dan mendukungku dalam menggapai apa yang menjadi cita citaku,dan saya ucapkan terimah kasih yang sebesar-besarnya kepada para sahabat sahabatku yang ada di Asrama pondok Al - Jihad yang selalu memotifasi dan mendoakanku demi tercapainya apa yang kemudian menjadi cita-cia dan keinginanku dan saya berharap kedepanya asrama pondok Al- Jihad menjadi lebih baik dari yang sebelumnya dan teman-teman selalu mengedepankan yang namanya solidaritas..amin.

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………... i

HALAMAN KONTROL PEMBIMBING……… ii

ABSTRAK……… iii KATA PENGANTAR………... iv DAFTAR ISI………. v DAFTAR TABEL……… vi BAB 1 PENDAHULUAN………. 1 A. Latar Belakang……… 1 B. Rumusan Masalah……….. 7 C. Tujuan Penelitian……… 7

D. Manfaat Hasil Penelitian……… 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA………... 9

A. Kajian Pustaka……… 9

1. Penelitian yang Rlevan………. 9

2. Hakikat Membaca………... 10

3. Membaca Puisi……… 12

4. Hakikat puisi……….. 14

(6)

B. Kerangka Pikir……….. 33

C. Hipotesis Tindakan……….. 36

BAB III METODE PENELITIAN……… 37

A. Jenis Penelitian………..……… 37

B. Rancangan Penelitian………..……….. 39

C. Populasi dan Sampel………..………... 39

D. Defenisi Operasional Variabel………..……… 40

E. Instrumen Penelitian………..……….. 41

F. Teknik Pengumpulan Data………..……….. 41

G. Teknik Analisis Data………..……….. 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN………..……… 47

A. Hasil Penelitian………..………..…… 47

1. Deskripsi Hasil Pre-tes Membaca Puisi Ayah Segalanya Untukku Karya Clara Kelas VIII.A SMP Muhammadiyah 12 Makassar. Sebelum Diterapkan Model Musikalisasi………..………. 47

2. Deskripsi Hasil Pos-tes Membaca Puisi Dengan Teknik Musikalisasi Dalam Puisi Ayah Segalanya Untukku Karya Clara Kelas VIII.A SMP Muhammadiyah 12 Makassar Sesudah Diterapkan Model Musikalisasi. ………..……….………..………….. 52

(7)

3. Efektivitas Penerapan Musikalisasi dalam Membaca Puisi Ayah Segalanya Untukku Karya Clara Siswa Kelas VIII.A SMP Muhammadiyah

12 Makassar. ………..……….………..……. . …………. 56

B. Pembahasan Hasil Penelitian………..……….………..……. . ……….. 58

BAB V SIMPULAN DAN SARAN………..……….………..……. . ……….. 60

A. Simpulan………..……….………..……. . ………..………..…………. 60

B. Saran………..……….………..……. . ………..………..………….….. 60

DAFTAR PUSTAKA……...…….………..……. . ………..………..………….….. 62

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Isi

Tabel 3.1 Populasi Penelitian…….……… 40

Tabel 3.2 Standar Ketuntasan Hasil Belajar …….………. 43

Tabel 4.1 Nilai Awal (Pre-test) dan Nilai Akhir (Post-test) Pada Kelompok Eksperimen……. 47

Tabel 4.2 Nilai Awal (Pre-test) dan Nilai Akhir (Post-test) Pada Kelompok Kontrol……….. 48 Tabel 4.3 Nilai Pre-tes Dari Kedua Kelompok Membaca Puisi dengan teknik

musikalisasi pada puisi Ayah Segalanya Untukku Karya Clara Siswa

Kelas VIII.A SMP Muhammadiyah 12 Makassar……….. 49 Tabel 4.4 Perhitungan untuk Mencari mean (Rata-rata) Nilai Pre-test dari Kedua

Kelompok…….……….. 50 Tabel 4.5 Tingkat Hasil Belajar Pre-test Dari Kedua Kelompok……….. 51 Tabel 4.6 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Kelompok Eksperimen dan Kelompok

Kontrol Membaca Puisi Siswa SMP Muhammadiyah 12 Makassar………. 52

Tabel 4.7 Nilai Pre-test Dari Kedua Kelompok Dalam Membaca Puisi Ayah

Segalanya Untukku Karya Clara Siswa Kelas VIII.A SMP Muhammadiyah

(9)

Tabel 4.8 Perhitungan untuk Mencari Mean (Rata-rata) Nilai Pre-test dari

Kedua Kelompok……… 54

Tabel 4.9 Tingkat Hasil Belajar Pos-test dari Kelompok eksperimen dan Kelompok

Kontrol…….……… 55 Tabel 4.10 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar SMP Muhammadiyah 12

Makassar…….……… 56 Tabel 4.11 Analisis Nilai Pre-tes dan Pos-tes………... 57

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Puisi merupakan salah satu genre sastra yang lahir karena kecintaan penyair terhadap bahasa (Aftarueddin, 1982:16). Puisi merupakan pernyataan perasaan yang imajinatif, yaitu perasaan yang direkakan. Perasaan dan pikiran penyair yang masih abstrak dikonkretkan. Puisi tak lepas dari seni rangkai kata yang penuh dengan makna. Penyair mengolah kata sedemikian rupa sehingga tercapai puisi. Puisi merupakan salah satu media bagi seseorang untuk mencurahkan segala macam perasaan yang ada di benaknya.

Berdasarkan kutipan Wulan dalam Mulyana (1997:34 membaca puisi merupakan salah satu cara mengapresiasi puisi yang paling banyak dilakukan. Pembelajaran membaca puisi memang telah ada mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga tingkat atas, namun ternyata hasilnya belum cukup memuaskan. Masih banyak siswa yang membaca puisi tanpa penghayatan. Mereka cenderung sekedar membaca puisi, tanpa mengerti makna, maksud, bahkan jiwa puisi yang dibaca. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian dengan memanfaatkan sedikit peluang meneruskan rumusan masalah mengenai membaca puisi yaitu hasil karya musikalisasi menjadi sebuah media pembelajaran yang menarik dan variatif dalam.pembelajaran apresiasi puisi.

Salah satu yang membedakan penelitian ini, yaitu lebih difokuskan kepada suatu pemahaman siswa atas puisi yang dibacanya, bukan cara mendeklamasikan puisi tersebut. Alasan penulis mencetuskan teknik musikalisasi sebagai media pembelajaran apresiasi

(11)

puisi karena bertolak pada pengertian media yaitu segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran perasaan, perhatian, minat serta perhatian siswa sedemikian rupa hingga proses belajar mengajar terjadi efektif dan efisien.

Adapun yang menjadi alasan penulis memilih teknik musikalisasi, karena media ini suatu karya seni yaitu musik yang dipadukan dengan puisi.Hal ini, sangat menarik jika menjadi sebuah media hasil karya mengapresiasi puisi dengan melantunkannya menjadi lagu dan dipadukan dengan alat musik tradisional maupun moderen menjadi karya seni music, Musik merupakan salah satu cabang seni yang universal.

Musik dikenal oleh berbagai kalangan, bahkan musik sudah menjadi bagian dari kehidupan (Jamalus, 1991:2). Oleh karena itu, penulis ingin bereksperimen sejauh mana teknik musikalisasi ini jika diaplikasikan dalam pembelajaran apresiasi puisi dapat menjadi stimulus rangsangan untuk menggeluti atau mendalami jiwa puisi yang dibacanya.

Dalam Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan yang selanjutnya disingkat (KTSP) untuk mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah menengan pertama (SMP) dikemukakan bahwa tujuan pembelajaran sastra yaitu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperhalus wawasan, memperluas budi pekerti, serta mmeningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. Penjabaran ini berkaitan dengan latihan mempertajam perasaan, penalaran dan daya khayal serta kepekaan terhadap kehidupan bermasyarakat, budaya, dan lingkungan.

Untuk menumbuhkan derajat dan tingkat apresiasi yang memadai dari siswa diperlukan kegiatan pembelajaran apresiasi sastra yang terarah. Pembelajaran apresiasi sastra mencakup pembelajaran apresiasi prosa, (roman, novel, dan cerpen), apresiasi puisi, dan apresiasi drama. Oleh karena itu, pembelajaran apresiasi sastra diarahkan kepada setiap komponen pembelajaran yang ada. Dengan demikian, hasil pembelajaran setiap komponen

(12)

diharapkan dapat berimbang. Namun dalam penelitian ini, hanya dibicarakan komponen pembelajaran puisi pada aspek membaca.Puisi salah satu bentuk karya sastra yang berbeda dengan bentuk karya sastra yang lain. Pembelajarannya antara lain terletak pada bahasanya yang jauh lebih baik padat dibandingkan dengan bentuk prosa.

Pada puisi terdapat ungkapan ide yang menggunakan bahasa yang terpadu dan padat. Menurut Sumardi puisi adalah salah satu karya sastra dengan bahasa yang dipersingkat, dipadatkan, serta diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata yang imajinatif

Pradopo (2002:7) mengatakan bahwa puisi mengekspresikan pemikiran yang berkaitan perasaan, merangsang imajinasi, dan panca indra dalam susunan yang berirama. Selain memberikan kenikmatan estetik, puisi juga memperkaya kehidupan batin, menghaluskan budi, dan membangkitkan semangat dalam kehidupan.

HerbertSpencer iyalah seorang filsuf inggris dan seorang pemikir teori liberal kelasik terkemuka, Mengatakan puisi merupakan bentuk pengucapan gagasan yang memiliki sifat emosional dengan mempertimbangkan efek keindahan.

Pengajaran sastra di lembaga pendidikan formal dari hari ke hari semakin sarat dengan berbagai macam persoalan. Tampaknya, pengajaran sastra memang terjadi masa sejak dahulu. Keluhan pada guru, subjek didik, dan sastrawan tentang rendahnya tingkat apresiasi sastra selama ini menjadi bukti konkrik adanya problematika dalam pembelajaran sastra di lembaga pendidikan formal. Hasil wawancara bebas dengan para guru bahasa dan sastra Indonesia dalam berbagai kesempatan ini menunjukan bahwa secara umum, keluhan-keluhan dalam pembelajaran sastra di lembaga pendidikan formal berkisar pada hal-hal berikut.

Pertama, pengetahuan dan kemampuan dasar dalam bidang kesastraan pada guru sangat terbatas. Materi kesastraan yang mereka peroleh selama mengikuti pendidikan formal di lembaga perguruan tinggi keguruan yang disingkat dengan (LPTK) sangat terbatas.

(13)

Materi kuliah kesastraan yang mereka peroleh lebih bersifat teoritis, sedangkan yang mereka butuhkan di lapangan lebih bersifat praktis.

Kedua, buku dan bacaan penunjang pembelajaran sastra di sekolah, khususnya di SMP juga terbatas. Karena itu minat belajar dan minat membaca siswa masih sangat minim.

Problematika yang diuraikan di atas menyebabkan pembelajaran sastra diberbagai jenjang pendidikan formal hingga saat ini belum mencapai sasaran sebagaimana yang diharapkan halk memadai. Penyebabnya ialah ada guru yang kurang memberikan cara atau teknik dalam pembacaan puisi dan aspek-aspek yang diperhatikan dalam membaca puisi.

Salah satu cara yang dilakukan untuk mengetahui cara pencapaian tujuan yang telah ditetapkan setelah proses belajar mengajar guru, adalah melakukan penelitian mengenai metode musikalisasi puisi dengan menggunakan musikalisasi sebagai media untuk mengukur kemampuan siswa terhadap puisi, pemahaman musikalisasi puisi merupakan tujuan yang terkait dengan penelitian tersebut.

Seperti yang pernah diungkapkan Nenden Lilis A. Ada tiga manfaat musikalisasi puisi:

1. Memudahkan upaya sosialisasi puisi kepada masyarakat.

2. Musik pada umumnya memiliki daya tarik dan juga menimbulkan kesenangan tertentu kepada pendengarnya, karena puisi yang dikomunikasikan lewat atau dengan bantuan musik akan lebih cepat diapresiasi masyarakat.

3. Masyarakat pun akan lebih cepat akrab dengan syair–syair dari puisi itu karena terbantu oleh nada–nada. Hal itu telah terbukti pada lagu–lagu Bimbo dan Iwan Fals yang merupakan pusi–puisi karya Taufiq Ismail dan Rendra.

(14)

Lebih merangsang minat masyarakat untuk memasuki dunia sastra. Boleh jadi pada awalnya masyarakat lebih tertarik pada irama dari musikalisasi tersebut. Akan tetapi, ketertarikan itu lambat laun akan membuka mata dan rasa masyarakat pada daya sentuh–daya sentuh dari puisi. Hal ini selanjutnya akan merangsang minat masyarakat pada puisi.

Memberi alternatif penafsiran kandungan suatu puisi. Sebelum seorang musisi musikalisasi sebuah puisi, ia tentunya telah berupaya memahami, merasakan, dan menghayati segala yang terkandung dalam puisi itu. Hasil dari penafsiran inilah yang kemudian dipresentasikan dalam karya musikalisasinya. Hingga akhirnya, dapat membantu apresian dalam upaya menafsirkan sebuah puisi dari musikalisasi yang didengar/disimak.

Problematika yang diuraikan di atas menyebabkan pembelajaran

Sastradiberbagai jenjang pendidikan formal hingga saat ini belum mencapai sasaran sebagaimana yang diharapkan .

Dengan demikian, diharapkan kepada pihak yang terlibat langsung dalam dunia pendidikan formal dapat meramu sedemikian rupa sistem pendidikan dan pembelajaran sastra khususnya puisi. Hal ini sesuai dengan tuntutan Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP), yaitu membekali peserta didik dalam keterampilan membaca dan menulis karya sastra khususnya puisi. dengan demikian tumbuh penghargaan tehadap hasil karya kesastraan dan intelektual bangsa sendiri.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti termotivasi melakukan penelitian dengan judul : efektifitas Teknik Musikalisasi untuk menghasilkan kemampuan membaca puisi pada siswa kelas VIIIA SMP Muhammadiyah 12 Makassar. Pemilihan judul dalam penelitian ini, dengan alasan bahwa di sekolah tersebut sudah menerapkan teknik musikalisasi dalam pembelajaran puisi.

(15)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka dapat ditentukan identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah bentuk penerapan media musikalisasi puisi yang sesuai dengan kebutuhan siswa serta memenuhi syarat untuk meningkatkan kemampuan membaca puisi pada siswa SMP Kelas VIII.A

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui bentuk penerapan media musikalisasi puisi yang sesuai dengan kebutuhan siswa serta memenuhi syarat untuk meningkatkan kemampuan membaca puisi pada siswa SMP Kelas VIII.A

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini berupa manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1. Manfaar Teoritis

Hasil penelitian ini adalah untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan penambahan khasanah dibidang media pembelajaran membaca puisi. 2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini bagi guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia adalah guru akan lebih antusias dalam mengajarkan pembelajran teknik membaca puisi sehingga prestasi hasil belajar siswa akan meningkat.

Bagi siswa, mereka akan lebih senag dengan pembelajaran membaca puisi kerena adanya media baru yang menarik untuk siswa.

(16)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka (Teori-teori pendukung dan Hasil penelitian yang Relevan) hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian oleh Sofyan (2008), yang menyatakan tingkat pembacaan, pemahaman, dan penulisan siswa tentang puisi belum memadai. Penyebabnya ialah adanya guru yang kurang memberikan cara atau teknik dalam pembacaan puisi dan aspek-aspek yang di perhatikan dalam membaca puisi.

Pada sisi lain, menurut penelitian Ainun Qoyim(2007) para siswa menemui banyak

kesulitan, khususnya dalam keterampilan berbicara. Perkembangan kognitif siswa SMP yang masih berada pada tahap operasi kongkrit sehingga masih memerlukan contoh nyata untuk dapat memahami konsep yang abstrak dan rumit oleh karena itu diperlukan penggunaan media pembelajaran utnuk membantu siswa memahami konsep yang abstrak.

Berdasarkan pengalaman penulis selama mengajar Bahasa Indonesia di SMP Negeri Mojosongo 3 Surakarta. Sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran berbicara, terutama materi musikalisasi puisi. Nilai hasil belajar yang penulis amati pada tahun terakhir terutama dalam pembelajaran berbicara, mencapai rata-rata kurang dari 60. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan berbicara siswa secara lisan masih relatif rendah.

Tinjauan pustaka yang diuraikan dalam penelitian ini mendapat acuan untuk mendukung dan memperjelas penelitian. Adapun isi dalam tinjauan pustaka ini adalah hakekat membaca, membaca puisi, hakikat puisi, unsur-unsur puisi, unsur-unsuk musikalisasi puisi, pembelajaran puisi, langkah-lankah puisi, apresiasi, puisi, dan metode mengajar.

(17)

1. Hakikat Membaca

Membaca adalah salah satu aspek seseorang agar lebih muda memahami kebahasaan yang mendukung tumbuhnya masyarakat menjadi masyarakat yang kompleks.

Melalui membaca, orang dapat memperoleh pengalaman yang menjelajahi batas ruang dan waktu. Sehingga segala perisitiwa yang terjadi di tempat yang lain dimasa lampau, dimasa sekarang dan kemungkinan dimasa yang akan datang.

Menurut Lisnur Azizah, S.Pd (2007:1), Kegiatan mengapresiasi sastra berkaitan dengan latihan mempertajam perasaan, penalaran, dan daya khayal, serta kepekaan terhadap masyarakat, budaya, dan lingkungan hidup. Selain itu, pembelajaran sastra juga bertujuan mengembangkan kepekaan siswa terhadap nilai-nilai indrawi, nilai akali, nilai afektif, nilai keagamaan, dan nilai sosial. Secara sendiri-sendiri, atau gabungan dari keseluruhan itu, sebagaimana tercermin dalam karya sastra.

Memahami puisi adalah kegiatan siswa dalam mencermati setiap detail puisi mulai dari kegiatan mendengarkan, mengapresiasi, hingga mengidentifikasi unsur-unsur yang terkandung dalam sebuah puisi sehingga siswa menjadi faham dan mengerti apa maksud dari puisi yang dihadapinya. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman siswa terhadap pembelajaran puisi termasuk nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah puisi.

Dari pernyataan tersebut maka ditawarkanlah teknik pengajaran memahami puisi dengan menggunakan model musikalisasi puisi. Pengajaran puisi sebagai satu bagian dari pengajaran sastra bertugas mengasah kemampuan siswa dalam memahami makna yang tersurat dalam sebuah puisi, untuk itu pengajaran puisi hendaklah diarahkan kepada pembinaan apresiasi puisi.

2. membaca Puisi

Pada hakikatnya sarana bacaan terdapat dua macam bacaan yang bersifat informatif. Bacaan yang bersifat informatif adalah bacaan yang memberikan informasi tentang suatu

(18)

kenyataan berdasarkan pengetahuan sedangkan bacaan yang bersifat imajinatif adalah bacaan yang ditulis untuk dinikmati, dipahami, dan dianalisis karena didalamnya terdapat maksud tertentu yang ingin disampaiakan oleh pengrangnya. (Situmarong,2003:10).

Membaca sebuah puisi merupakan suatu bagian dari bacaan yang bersifat imajinatif yang di dalamnya terdapat maksud tertentu seperti pemberian hiburan, informasi, dan pengertian untuk memperkaya wawasan dan memupuk kesadaran terhadap problematika yang terdapat dalam masyarakat yan dituangkan ke dalam bahasa menurut tafsiran pengarangnya.

Membaca puisi menurut Junaid terbagi atas beberapa jenis yang dimulai dari bentuk sederhana sampai pada bentuk yang lebih kompleks seperti : baca biasa, baca vokalis, baca gramatikal, baca puitis, deklamasi, dramatisasi puisi, dan baca puisi dan deklamasi (dalamNasir 2008:10).

Selain itu musikalisasi puisi merupakan salah satu bagian dari jenis baca puisi yang dikolaborasikan dengan musik yang pas sehingga menjadi kesatuan yang utuh dan harmonis. a. Baca biasa

Baca biasa dimaksudkan membaca puisi tanpa mempertimbangkan bagaimana seharusnya membaca puisi, apa isinya, siapa penyairnya, dan sebagainya. Membaca biasa puisi bertujuan untuk menumbuhkan kebiasaan bagi mereka untuk membaca puisi tanpa merasa dibebani.

b. Baca vokalis

Baca vokalis adalah baca puisi dengan melafalkan fonem-fonem secara sempurna dan tepat. Sempurna dimaksudkan bahwa fonem-fonem yang dilafalkan sesuai dengan harakatnya sehingga terdengar sebagaimana seharusnya. Sedangkan tepat dimaksudkan bahwa fonem-fonem itu dilafalkan secara sempurna misalnya: /p/ diucapkan /p/ bukan/f/ atau /v

(19)

c. Baca gramatikal

Baca gramatikal adalah cara baca yang memperhatikan faktor-faktor gramatikalnya seperti tanda baca, kelompok kata dan frasa, dan unsur eyambemen. d. Deklamasi

Deklamasi adalah suatu bentuk penampilan (baca) puisi secara ekpresif. Oleh karena itu, untuk menampilkan ekpresif mutlak didukung oleh:

1. Penglafalan fonem yang sempurna dan tepat 2. Bacaan gramatikal yang benar

3. Bacaan puitis yang benar 4. Penghayatan

5. Penguasaan anggota tubuh yang terlatih e. Dramatisasi sajak

“Dramatisasi” awal dari kata dasar “drama” dan akhiran “sasi” (penyerapan) dari bahasa asing “drama” dimaksudkan melakonkan akhiran “sasi” mengandung fungsi yaitu memberi atau menjadikan sesuatu sehingga memjadi lebih jelas.

Bertolak dari pengertian tersebut maka dramatisasi dapat diartikan melakukan atau melakonkan sesuatu sehingga makna atau maksudnya menjadi jelas. Selanjutnya dramatisasi sajak diartikan menampilkan beberapa puisi oleh beberapa orang di depan penonton sehingga makna yang tersirat pada puisi itu menjadi lebih jelas.

3. Hakikat Puisi

Puisi adalah salah satu bentuk (genre) karya sastra yang berbeda bentuknya dengan karya sastra yang lain misalnya: prosa dan drama. Secara etimologi puisi berasal dari bahasa Yunani poenia “membuat” atau poesis “pembutan”. Dalam bahasa Inggris puisi disebut poem atau poerty. Menurut Taringan dalam (Supardi,2005:18), puisi diartikan “membuat” atau “pembuatan” karena melalui puisi pada dasarnya seseorang telah menciptakan sesuatu dunia

(20)

tersendiri yang berisi pesan atau gambaran suasana-suasana tertentu baik fisik maupun batiniah.

Senada dengan itu, beberapa pendapat lain dari para sastrawan dunia tentang puisi adalah sebagai berukut:

a) William Wordsworth\: puisi adalah peluapan yang spontan dari perasaan-perasaan yang penuh daya; dia memperoleh rasanya dari emosi, atau rasa yang dikumpulkan

kembali dalam kedamaian.

b) Leigh Hunt : puisi adalah: luapan perasaan yang imajinatif c) Matew Arnold : puisi merupakan kritik kehidupan

d) Herbet Read : puisi bersifat intuitif, imajinatif, dan sintetik

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa puisi merupakan ekpresi dari pengalaman imajinatif manusia yang dituangkan dalam bahasa.

4. Unsur-unsur yang Membangun Puisi

Mengapresiasi sebuah puisi pada hakikatnya adalah menghargai, memahami, dan menghayati. Untuk itu terlebih dahulu mengetahui unsur-unsur yang terkadung dalam sebuah puisi. Puisi terdiri dari atas dua bagian besar yakni struktur fisik dan struktur batin puisi.

Menurut Richald (dalam Sahabuddin 2008: 15), bahwa kedua struktur tersebut adalah metode puisi dan hakikat puisi. Sedangkan Boulton menyebutnya sebagai bentuk fisik dan bentuk mental. Berikut ini akan diuraikan struktur fisik dan strukutur batin puisi beserta unsur-unsur yang membangun struktur tersebut.

a. Struktur fisik puisi

Struktur fisik puisi dibangun oleh diksi, bahasa kias (figurative language), pencitraan (imagery), dan persajakan, sedangkan struktur batin dibangun oleh pokok pikiran (subjek matter), tema, nada (tone), suasana, (atmosphere), dan amanat (massage).

(21)

1) Diksi

Diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras yang dipergunakan penyair dalam membangun puisinya sehingga diperoleh efek tertentu. Oleh karena itu, penyair harus mampu memilih kata yang cocok dengan samping suasana, kemudian dapat dijelmakan pada pengalamannya. Di samping itu penyair memilih kata yang tepat juga mempertimbangkan urutan kata dan kekuatan dari kata-kata tersebut Mathew yang dikutip (2007:64).

2) Gaya bahasa

Dalam sebuah puisi peranan gaya bahasa sangat penting. Gaya bahasa dapat manentukan kehidupan sebuah kalimat dan memberikan gerak pada kalimat bahkan menimbulkan reaksi tertentu yang dapat menimbulkan tanggapan pikiran kepada pembaca.

Menurut Slamet (dalam Bulan 2006:93), gaya bahasa ialah susunan perkataan yang terjadi karena perasaan yang timbul atau hidup dalam hati penulis yang menimbulkan suatu perasaan tertentu dalam hati pembaca.

3) Bunyi

Intama Rini (2012) Dalam puisi bunyi bersifat estetik, merupakan unsur puisi untuk mendapatkan keindahan dan tenaga ekspresif. Bunyi ini erat hubungannya dengan anasir-anasir musik, misalnya : lagu, melodi, irama, dan sebagainya.

Bunyi di samping hiasan dalam puisi, juga mempunyai tugas yang lebih penting lagi, yaitu untuk memperdalam ucapan, menimbulkan rasa, dan menimbulkan bayangan angan yang jela, menimbulkan suasana yang khusus dan sebagainya.

b. Struktur batin

Struktur batin puisi merupakan wujud kesatuan makna puisi yang terdidri atas teman, perasaan, nada, dan amanat yang disampaikan oleh penyair.

(22)

Untuk memahami struktur batin dalam sebuah puisi, pembaca harus berusaha melibatkan diri dengan nuansa puisi sehingga perasaan dan nada penyair yang diungkapakan melalui bahasanya dapat diberi makna oleh pembaca. Berikut ini diuraikan empat bagian dari struktur batin puisi, yaitu tema, nada, perasaan, dan amanat.

1) Tema

Menurut Semi (dalam Suryaman 2007:62) tema merupakan gagasan pokok yang dikemukakan penyairnya lewat puisinya, tema puisi biasanya mengungkapkan persoalan manusia yang bersifat hakiki, seperti : cinta kasih, ketakutan, kebahagiaan, kedukaan, kesengsaraan hidup, keadilan, kebenaran, ketuhanan, kritik sosial, dan protes.

Tema puisi berhubungan dengan penyairnya dalam konsep-konsep yang terimajinasikan. Oleh karena itu, tema bersifat khusus (penyair), tetapi objektif (bagi semua penafsir), dan lugas (tidak dibuat-buat).

2) Nada

Dalam menciptakan puisi, penyair mempunyai sikap tertentu terhadap pembaca dan sikap penyair terhadap apa yang diungkapkan dalam sajaknya, apakah dia ingin bersikap menggurui, menyindir, atau bersifat lugas hanya menceritakan sesuatu kepada pembaca. Sikap penyair terhadap pembaca disebut pembaca.

3) Perasaan

Setiap puisi terdapat ungkapan perasaan penyair yang sifatnya total. Dalam puisi tersebut terkadang penyair mengungkapkan rasa gembira, sedih, terharu, takut, gelisah, rindu, penasaran, benci, cinta, dendam, dan sebagainya.

4) Amanat

Sesuai dengan arti katanya, amanat atau pesan adalah suatu yang hendak disampaikan oleh penyair kepada pembaca lewat puisinya. Untuk dapat menyimak pesan-pesan penyair di

(23)

dalam puisinya maka pembaca puisi harus menangkap dan memahami makna lugas dan makna utuh dari puisi karena amanat berada di balik rangkaian kata puisi.

Beberapa pendapat para ahli tentang unsur-unsur yang membangun sebuah puisi, dapat disimpulkan bahwa puisi dibangun oleh dua unsur pokok, yaitu: struktur batin yang terdiri dari atas tema, nada, perasaan, dan amanat. Adapun struktur fisik terdiri atas diksi, gaya bahasa, dan bunyi.

5. Musikalisasi Puisi

Musikalisasi puisi di Indonesia sebenarnya telah tumbuh subur sejak era 80-an. Seniman-seniman pelopor musikalisasi puisi di tanah air seperti Ferdi Arsi, Sapardi Djoko Damono, bahkan Emha Ainun Nadjib dapat disebut sebagai tonggak awal musikalisasi puisi di tanah air. Di ranah yang berbeda tapi boleh disepakati sebagai salah satu bentuk musikalisasi puisi adalah semisal Ebiet G. Ade.

Penyanyi balada itu memiliki kebiasaan menulis puisi terlebih dulu sebelum menciptakan aransemen musik bagi puisinya sebelum matang menjadi sebuah lagu yang utuh. Musikalisasi puisi sesungguhnya dapat didesain menjadi salah satu cara untuk mendekatkan puisi kepada khalayak yang lebih luas, tidak hanya peminat sastra. Musikalisasi puisi dapat memberi penajaman makna sehingga dapat membantu masyarakat yang yang tidak berminat pada sastra akhirnya bisa memahami puisi.

Puisi-puisi yang kemudian lebih populer sebagai lagu masih dapat dikategorikan sebagai musikalisasi puisi. Para penggemar Iwan Fals yang semula tidak mengenal WS Rendra dan karyanya akhirnya penasaran untuk membaca karya-karya Rendra. Itu terjadi ketika puisi Rendra yang berjudul "Kesaksian" dinyanyikan Iwan Fals bersama Kantata Taqwa pada tahun 1991 Kasus lainnya adalah puisi "Panggung Sandiwara" karya Taufik Ismail yang dimainkan begitu apik oleh God Bless di era 70-an. Taufik Ismail pun menulis "Pintu Surga" pada tahun 2005 yang berhasil dipopulerkan kelompok musik Gigi.

(24)

Pada umumnya pembacaan puisi dimulai dalam bentuk sederhana sampai pada bentuk yang lebih kompleks. Menurut Supardi (2005:21), ada enam jenis pembacaan puisi yaitu: baca puisi biasa, baca vokalis, baca puitis, deklamasi, dramatisasi sajak, baca puisi dan deklamasi.

Seiring dengan perkembangan karya sastra maka penafsiran makna dan ekspresi dalam mengapresiasikan sebuah karya sastra pun mengalami perkembangan. Seperti halnya dengan musikalisasi puisi yang merupakan jenis baca puisi dimana puisi dikolaborasikan dengan musik yang senyawa dengan materi puisi tersebut sehingga tercipta suatu kesatuan dalam menyampaikan makna dan maksud pengarang dalam puisi.

Musikalisasi puisi diposisikan sebagai medium alternatif di dalam mensosialisasikan puisi, sehingga nilai-nilai didalamnya dapat dijadikan refleksi kehidupan publik. Pentingnya peran puisi dalam kehidupan spritual manusia.

a. Pengertian musikalisasi

Puisi merupakan ekspresi dari pengalaman imajinatif manusia yang dituangkan ke dalam bahasa. Selanjutnya, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:767) musikalisasi diartikan sebagai hal menjadikan suatu dalam bentuk musik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa musikalisasi puisi ialah hasil imajinatif manusia yang dirangkai kedalam bahasa yang dipadukan dengan musik sehingga memiliki sifat musik.

Istilah lain dari “musikalisasi puisi” adalah contoh istilah dimana “puisi” merupakan subjek dari perbuatan, yaitu memusikkan puisi atau membuat puisi menjadi musik, Situmarong (2003: 1) senada dengan hal tersebut, menurut Maulana (dalam Supardi 2005:1), mengemukakan bahwa musikalisasi puisi adalah cara baca puisi dengan seluruh tafsirnya dengan iringan musik yang pas kemudian senyawa dengan puisi.

Santosa (dalam Nasir 2008:21), mengemukakan bahwa musik dan puisi merupakan dua suku kata benda yang membentuk (genre) kesenian kolaboratif antara seni puisi dan

(25)

musik dengan puisi terlebih dahulu memperhatikan keselarasan antara komposisi nada dalam musik dengan makna tekstual di dalam puisi, sehingga tercipta hubungan harmonis.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa musikalisasi puisi adalah jenis puisi yang dipadukan dengan musik yang cara bacanya diiringi dengan musik.

b. Unsur-unsur musikalisasi puisi

Musikalisasi puisi sebenarnya bukan merupakan karya seni pertunjukan yang sederhana, melainkan organisme yang sangat kompleks. Supardi (2003:2) mengemukakan bahwa musikalisasi puisi adalah salah satu bentuk seni pertunjukan yang di dalamnya terdapat tiga elemen penyangga dasar, yaitu: (1) karya puisi (2) musik dalam makna fisik/aturan dan (3) pengetahuan pemanggungan/ pementasan. Ketiga unsur tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.

a) Karya puisi

Musikalisasi puisi berawal dari karya puisi yang merupakan hasil imajinasi pengarang yang dituangkan ke dalam sebuah bahasa. Karya puisi yang dimaksudkan ialah materi puisi yang dibacakan kemudian diberikan penekanan musikal dan dikemas dengan bumbu suasana yang sesuai dengan isi puisi (Supardi, 2003:2).

b) Pengetahuan pemanggungan/pementasan

Setiap aktor dan artis sampi kepada pemain seni pertunjukan lainnya, perlu mengetahui pengetahuan pemanggungan atau pementasan sebelum melakukan ekspresi di atas panggung. begitupun dengan musikalisasi puisi. Seorang pembaca puisi seharusnya memahami pengetahuan pemanggungan.

W.S Rendra (dalam Nasir 2008:25), mengemukakan bahwa di dalam pemanggungan atau pementasan ada tiga hal yang menjadi prioritas utama oleh seorang pemain seni pertunjukan yaitu: arah dalam panggung, wilayah panggung, dan watak petak.

(26)

Yakni pengaturan posisi yang menjelaskan bahwa tangan kanan pemain yang menghadap pada penonton disebut kanan, arah tangan kiri disebut bagian kiri. Di bagian belakang disebut atas, sedangkan bagian depan adalah bagian bawah.

Daerah panggung yang terlihat oleh penonton disebut ruang pemain, (playing space) atau tempat pemain berekting. Sedangkan pada bagian depan (plaing space) adalah (proscenium), yakni paruh atau bidang yang menjolok kearah penonton dan selalu dalam keadaan terbuka. Antara (playing space) dan (proscenium) terdapat layar atau tirai lebar yang membentang pementasan dimulai.

b) Wilayah Panggung

Merupakan daerah pementasan yang berpisah dengan wilayah penonton. c) Watak Petak

Menggambarkan kualitas ruang pada setiap bagian-bagian panggung. 6. Pembelajaran Puisi

a. Tujuan Pembelajaran Puisi

Pradopo (2003:135) menyatakan bahwa sastra dalam pembelajaran dapat membantu pengajaran kebahasaan karena sastra dapat meningkatkan empat keterampilan dalam berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Sastra dalam pembelajaran khususnya puisi dapat memperkenalkan budaya nusantara, mempertajam imajinasi, mengembangkan cipta, rasa dan karsa, memperluas wawasan kehidupan, maupun pengetahuan-pengetahuan lain.

Dengan demikian, untuk menjadi guru yang baik dibutuhkan perjalanan yang panjang, kompleks, dan keasyikan tersendiri. Perhatian terhadap pembelajaran sangat dibutuhkan bagi keberhasilan guru. Perhatian itu terfokus ke dalam penggunaan metode pembelajaran yang tepat.

(27)

Berdasarkan uraian tersebut, maka untuk membantu siswa dalam pengajaran puisi hendaknya memilih sarana yang sesuai dengan bahan pegajaran dengan menggunakan media-media yang dimaksud untuk memvisualisasikan konsep puisi yang abstrak dengan tujuan membantu siswa memahami puisi yang dipelajari, siswa merasa senang dalam pembelajaran puisi, sehingga siswa benar-benar mengerti konsep puisi yang diajarkan.

Menurut Qui Yan (2006), persiapan siswa harus didorong untuk menulis puisi setidaknya dua kali. Dalam penulisan puisi yang pertama mungkin terjadi banyak kesalahan sehingga dalam penulisan puisi yang kedua siswa dituntut mampu menulis lebih berhati-hati daripada yang pertama. Hal ini bertujuan agar siswa mampu memperbaiki karyanya sendiri, tentunya dengan bimbingan dari pengajarnya. Kaitannya dengan skripsi ini, pendapat dari Qui Yan memang benar, dan sesuai dengan skripsi ini karena dalam penulisan puisi hendaknya dilakukan tidak hanya sekali agar bisa mendapatkan hasil yang maksimal.

Selanjutnya Sutjarso (dalam Nasir 2008:17), mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran puisi adalah membina apresiasi puisi dan mengembangkan kearifan serta menangkap isyarat-isyarat kehidupan.

Keutuhan pada sebuah karya sastra merupakan suatu wujud dari pengalaman imajinasi pengarang yang didasarkan pada suatu realitas kemudian diungkapkan secara intensif. Demikian halnya dengan puisi.

Berdasarkan uraian diatas dapat dinyatakan bahwa pembelajaran puisi di SMP bertujuan untuk memperoleh apresiasi yang baik, memahami realitas kehidupan, dan menanamkan rasa kebanggaan terhadap budaya dan intelektual manusia Indonesia. Hal ini dapat dipahami secara baik apabila diintegrasikan kedalam keterampilan berbahasa seperti keterampilan membaca.

(28)

Pembelajaran puisi disebut berjalan dan secara baik ketika mengajar mampuh merubah diri peserta didik dalam arti yang luas serta mampu menumbuhkembangkan kesadaran peserta didik untuk belajar, sehingga pengalaman yang diperoleh peserta didik selama ia terlibat di dalam proses pembelajaran itu dapat dirasakan manfaatnya secara langsung bagi perkembangan pribadinya.

Terciptanya iklim belajar yang kondusif adalah salah satu bagian yang terpenting dalam pembelajaran puisi. Untuk menciptakan iklim belajar tersebut diperlukan langkah-langkah praktis dalam pembelajaran.

Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Pemilihan Puisi

a) Pertimbangan kesastraan meliputi:

d) Sajak yang dipilih hendaknya mampu menyentuh perasaan dan menimbulkan keharuan bagi pendengar/pembaca.

e) Sajak setidaknya mengandung ide yang dapat memperkaya pikiran dan perasaan f) puisi itu mengandung cita rasa dan daya kritik yang lebih baik

g) Sajak tersebut mengandung kesatuan antara isi dan bentuk h) Sajak tersebut tidak bersifat bombaptis

i) Sajak tersebut relevan dengan situasi, kondisi, dan tidak kaku 2) Pertimbangan Potensi Bicara

Dalam penelitian sebuah puisi terlebih dahulu dipertimbangkan persoalan kesukaran dalam pengucapannya. Dalam hubungan ini perlu diketahui bahwa ada sajak yang tergolong baik (dalam wujud tulisan) namun sukar diucapakan. Sebaliknya, ada sajak yang mungkin tergolong kurang baik, dari segi bacaan tergolongg sajak yang baik untuk dideklamasikan.

(29)

Puisi yang dipilih hendaknya sesuai dengan (1) tingkat usia (2) tingkat pendidikan (3) tingkat apresiasi penbaca.

4) Pertimbanagan Tujuan Pembacaan 1) Untuk kenikmatan

Sajak yang dipilih adalah sajak yang menimbulkan kenikmatan baik pada pembaca

maupun terhadap penonton.

2) Untuk Pendidikan Apresiasi

Sajak yang dipilih adalah sajak yang tidak terlalu sulit namun siswa dapat menyentuh

cita rasa.

3) Untuk Perlombaan

Sajak yang dipilih hendaknya sesuai tema dan jenis perlombaan yang diadakan.

4) Untuk Pelatihan Percakapan

Sajak yang dipilih hendaknya sesuai dengan tujuan latihan baca puisi, seperti baca

biasa, vokalis, baca gramatikal, dan baca puitis.

5) Untuk Pertemuan Tertentu

Sajak hendaknya sajak yang standard dan popular.

(30)

Sipembaca sering mengetahui kegagalan dalam pembacaan puisi karena ia tidak mampu menghayati sajak yang ia baca. Penghayatan tersebut meliputi isi sajak dan ekspresi yang meliputi : kata-kata kunci dan tekanan kata serta lagu kalimat.

a. Penghayatan Puisi

Penghayatan isi sajak dapat dicapai apabila: 1. Mengetahui tentang dunia persajakan/perpuisian

2. Memiliki pengetahuan yang ada kaitannya dengan sastra seperti pengetahuan bahasa, sosiologi, ilmu jiwa, dan sebagainya

3. Membiasakan diri bergaul dengan sajak

4. Senantiasa mambuka mata dan hati terhadap kenyataan hidup sehari-hari. 5. Tidak menaruh prasangka terhadap sipenyair (senang atau benci)

b. Penghayatan Ekspresi

Sipembaca purlu memahami dengan baik : (1) tipe-tipe puisi, seperti balada, sonata, pantun, dan sajak bebas (2) elemen-elemen sajak seperti kata-kata , frasa, symbol, konotasi, legenda, metaphora, dan (3) elemen supra segmental seperti tekanan kata, lagu, kalimat, irama, dan sebagaianya.

c. Latihan

Kreativitas anak didik dapat dipancing dengan memberikan waktu untuk latihan dalam pembacaan puisi, Misalnya:

a) Latihan Gimnastik

Mulut perlu senantiasa dilatih untuk mengucapkan fonem atau kata-kata secara tepat dan benar.

(31)

Daerah suara perlu dilatih untuk menghasilkan suara yang kita kehendaki seperti suara tinggi, rendah, dan suara ringan.

c) Latihan Nafas

Dalam pembacaan puisi diperlukan latihan nafas seperti: bernafas panjang, pendek, datar, dan tengah-tengah.

d) Latihan Tempo

Dalam pembacaan puisi siswa dapat dilatih dengan memenggal bahagian-bahagian sajak berdasarkan kesatuan kata, larik dan arti secara keseluruhan.

Dalam pemenggalan tersebut dapat digunakan tanda penolongan antara lain sebagai berikut:

/ : jeda sejenak // : Jeda agak lama . : Jeda total

: Dilanjutkan pada larik berikutnya

: Suara maninggi

: Suara menurun

Contoh : Tuhanku

Dalam termangu

Aku masih menyebut nama-Mu Biar susah sungguh

Mangingat kau penuh seluruh

(Khairil Anwar)

(32)

Deretan bangunan // aku-aku // Langit hitam dam sten / menunggu // Lalu lintas sepi //

Jendela bertutupan // apa akan terjadi Di sini //

Semua menanti //

(Taulia Ismail)

e) Musikalisasi Puisi Sebagai Salah Satu Apresiasi Sastra

Kata apresiasi dalam bahasa Indonesia berasal dari kata appreciation yang berarti penghargaan (Situmorang, 2003: 11), menurut Affendi (dalam Situmorang, 2003:10), apresiasi terhadap sastra adalah upaya atau proses menikmati, memahami, dan menghargai suatu karya sastra secara kritis dan kepekaan pikiran yang baik terhadap sastra.

f) Penilaian Membaca Musikalisasi Puisi

Musikalisasi adalah cara baca puisi dengan seluruh tafsirannya kemudian dilagukan dengan iringan musik yang pas kemudian senyawa dengan puisi tersebut.

Menurut (Bulan, 2006:1), dalam pembacaan puisi dengan teknik musikalisasi puisi, unsur yang paling penting dalam penilaiannya adalah sebagai berikut:

1) Penafsiran puisi

2) Harmonisasi atau keselarasan 3) Vokal

Penafsiran puisi adalah upaya untuk memahami suatu puisi dengan cara gerak yang melipti gesture, mimik dan pantomimik. Harmonisasi atau keselarasan diartikan sebagai kesesuian antara pemain musik dengan pembaca puisi yang telah digabungkan untuk menciptakan keharmonisan dalam musikalisasi puisi.

(33)

Vokal meliputi kejelasan, pengucapan, intonasi, dan tinggi rendahnya suara atau biasa disebut volume suara.

AYAH SEGALANA UNTUKKU Ayah…..

Beribu kata telah ku ucapkan.. Beribu cinta telah kau berikan.. Beribu kasih telah kau curahkan.. Hanya untuk anakmu..

Ayah..

Kau ajarkan ku tentang kebaikan.. Kau tunjukan ku tentang arti cinta..

Kau jelaskan ku tentang makna kehidupan..

Dan kau mendidik ku dengan sungguh kasih saying.. Ayah..

Betapa mulianya hati mu..

Kau korbangkan segalanya demi anak mu.. Kau banting tulang haya untuk anak mu.. Kini ku berjanji untuk semu kerja keras mu.. Ku berjanji untuk semu kasih saying mu.. Dan ku berjanji untuk ketulusan hati mu.. Bahwa aku akan selalu menjaga mu..

Aku akan selalu meyayangi mu hingga akhir hidup ku..

OLEH; Clara 8. Metode Mengajar

(34)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:740), dinyatakan bahwa metode merupakan cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan sesuatu pekerjaan agar tercapai sesuai apa yang dikehendaki. Oleh karena itu, sebuah metode merupakan usaha untuk melekukan suatu aktivitas atau pekerjaan yang melibatkan unsur pengetahuan dan ketarampilan dalam rangka menghasilkan sebuah keputusan mengenai sesuatu yang lebih baik dan dapat dipertanggung jawabkan.

Penerapan metode yang bervariasi dan efektif dalam proses pembelajaran sangat membantu meningkatkan perkembangan mental peserta didik di sokolah. Perkembangan mental yang dimaksud meliputi kemampuan untuk bekerja secara abstraksi menuju konseptual.

Menurut Mulyasa (dalam Nasir. 2008:36), ada beberapa metode mengajar yaitu metode demonstrasi, metode inquiri, metode penemuan, metode eksperimen, metode pemecahan masalah, metode karyawisata, metode perolehan konsep, metode penugasan, metode ceramah, metode tanya jawab, dan metode diskusi.

Berkaitan dengan penelitian ini yaitu pembacaan puisi dengan model musikalisasi, maka metode yang paling tepat untuk digunakan di antara sebelas metode yang telah disebutkan, yaitu eksperimen.

Metode demonstrasi dalam pembelajaran musikalisasi puisi dapat berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam membaca puisi. Melalui metode demonstrasi guru memperlihatkan suatu proses, peristiwa, cara kerja, dan suatu alat kepada peserta didik. Demonstrasi dapat melakukan dengan berbagai cara, dari yang sekedar memberikan pengetahuan yang sudah diterima begitu saja oleh peserta didik, sampai pada cara agar peserta didik dapat menyelesaikan masalah.

Keefektifan penerapan metode eksperimen didukung oleh beberapa langkah sebagai berikut:

(35)

1) Lakukanlah perencanaan yang matang sebelum pembelajaran dimulai. Hal-hal tertentu perlu disiapkan, terutama fasilitas yang digunakan untuk kepentingan demonstrasi

2) Rumuskanlah tujuan pembelajaran dengan metode eksperimen dan pilihlah materi yang tepat untuk diekperimenkan.

3) Buat garis besar langkah-langkah eksperimen.

4) Tetapkanlah apakah eksperimen tersebut akan dilakukan oleh guru atau peserta didik, atau guru kemudian diikuti oleh peserta didik.

5) Mulailah eksperimen dengan menarik perhatian seluruh peserta didik, dan ciptakanlah suasana yang tenang dan menyenangkan.

6) Upayakanlah agar semua peserta didik terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran 7) Lakukanlah evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan, baik terhadap

efektifitas metode eksperimen maupun terhadap hasil belajar peserta didik (Mulyasa, 2008:108).

B. Kerangka Pikir

Berdasarkan uraian di atas bagian yang mengemukakan beberapa tatanan variabel yang digunakan dalam manjawab rumusan masalah.

Pembelajaran sastra terdiri atas tiga bagian, yaitu prosa, puisi, dan drama. Dalam pembelajaran puisi bagi siswa SMP bertujuan untuk memberikan kesadaran, pengetahuan, dan pengertian tentang puisi, melalui teknik tertentu, seperti membaca puisi tanpa musik maupun menggunakan musik pembacaan puisi tanpa iringan seperti baca biasa, baca vokalis, baca gramtikal, baca puisi dengan iringan music seperti musikalisasi puisi. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan pemahaman dan penghayatan yang tinggi.

Dalam mengukur tingkat kemampuan siswa membaca puisi dengan teknik musikalisasi puisi berdasarkan atas tiga indikator penilaian yaitu: (a) penafsiran puisi, (b) harmonisasi

(36)

atau keselarasan, dan (c) vokal. Untuk itu memperjelas penelitian ini maka dikemukakan bagan.

Bagan Kerangka Pikir

C. Hipotesis Penelitian Pembelajaran Sastra di Sekolah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Membaca Puisi Musikalisasi Puisi Harmonisasi atau Keselarasan Vokal Penafsiran Puisi

Wujud Peningkatan Kemampuan Puisi dengan Teknik Musikalisasi

Strategi Pembelajaranan

(37)

Berdasarkan masalah dan kajian pustaka yang telah peneliti paparkan maka dapat dirumuskan hioptesis bahwa pengembangan media musikalisasi puisi untuk pembelajaran membaca puisi akan sesuai dengan kebutuhan siswa kelas VIII.A SMP Muhammadiyah 12 Makassar.

(38)

37

37 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitan

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen karena dalam penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pengaruh penggunaan metode eksperimen terhadap prestasi belajar Bahasa Indonesia siswa kelas VIII.A SMP Muhammadiyah 12 Makassar. Karena penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, maka semua gejala yang diamati diukur dan diubah dalam bentuk angka, sehingga dimungkinkan digunakannya teknik analisis statistik.

Jenis penelitian ini merupakan eksperimen semu pemilihan sampel pada Quasi Experimental tipe Nonequivalent Control Group Design tidak dilakukan pemilihan sampel secara random melainkan dipilih dengan sengaja oleh peneliti, kelompok mana yang akan dijadikan kelompok eksperimen dan mana yang akan dijadikan kelompok kontrol.

Model penelitian ini, kelompok penelitian tidak dibuat sendiri oleh peneliti akan tetapi peneliti hanya meneruskan kelompok yang telah ada di sekolah tempat penelitian. Anggota dalam setiap kelompok tidak diacak atau dirandom, namun tetap dibiarkan seperti biasa. Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ditentukan sendiri oleh peneliti.

Dalam desain ini baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol sama-sama diberi pre-test kemudian dicari hasilnya. Setelah itu kelompok eksperimen mendapatkan perlakuan sedangkan kelompok kontrol tidak mendapatkan perlakuan. Kemudian keduanya mendapatkan post-test untuk mengetahui hasil perlakuan yang telah dilakukan. Adapun desain penelitian ini adalah sedabagi berikut:

(39)

38

38

O1 X O2

Gambar 2. Desain Penelitian Eksperimen Keterangan :

O1 : kelompok eksperimen sebelum diberikan perlakuan (pre-test) O2 : kelompok eksperimen setelah diberikan perlakuan (post-test) O3 : kelompok kontrol sebelum diberikan perlakuan (pre-test) O4 : kelompok kontrol setelah diberikan perlakuan (post-test) X : pemberian perlakuan (treatment) (Sugiyono, 2007: 79) Secara ringkas tahap – tahap yang dilakukan dalam penelitian ini :

a) Tahap pra eksperimen:

Sebelum melakukan perlakuakan (eksperimen), kedua kelas (kelompok eksperimen dan kelompok kontrol) diberikan pre-test atau tes awal, dengan maksud untuk mengetahui keadaan kedua kelompok tersebut sebelum diberikan perlakuan. Apabila setelah dilakukan tes awal, perbedaan yang dimiliki oleh kedua kelompok ini tidak berbeda jauh, maka akan dilanjutkan ke tahap berikutnya, yaitu pemberian perlakuan (eksperimen).

b) Tahap perlakuan (eksperimen)

Pada tahap ini, pemberian perlakuan (treatment) pada kelompok eksperimen sesuai dengan perlakuan yang telah direncanakan sebelumnya, sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan.

c) Tahap pasca eksperimen

Pada tahap ini, peneliti mengadakan tes kembali, yaitu tes akhir. Tes akhir ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pemberian perlakuan (treatment) terhadap kelompok eksperimen. Tes akhir ini diberikan kepada kelompok eksperimen dan

(40)

39

39

kontrol. Hasil tes akhir akan dibandingkan dengan hasil yang didapat pada waktu awal (pre-test).

B. Rancangan Penelitian

Eksperimen Pada intinya adalah pengamatan atau observasi terhadap hubungan kausal antara munculnya suatu akibat (variadel terikat) dan sebap (variabel bebas) tertentu. Penelitian ini menggunakan dua variable yang menjadi objeknya penerapan musikalisasi kelompok sebagai variabel bebas (X), sedangkan musikalisasi dalam membaca puisi Ayah Segalanya Untukku Karya Clara, variabel terikat (Y).

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini semua kelas kelas VIII SMP Muhammadiyah 12 Makassar yang berjumlah 165 orang terdiri atas 82 laki-laki dan 83 perempuan. Untuk lebih jelasnya diperhatikan keadaan populasi berikut ini.

(41)

40

40

Table 3.1 Keadaan Populasi

No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

1. 2. 3. 4. 5. VIII.1 VIII.2 VIII.3 VIII.4 VIII.5 27 18 10 14 13 10 15 20 17 21 37 32 30 31 34 Jumlah 82 83 165

Sumber Data: Tata Usaha SMP Muhammadiyah 12 Makassar Tahun Ajaran 2016-2017

2. Sampel

Sampel adalah sejumlah anggota yang dipilih/diambil dari suatu populasi. Besarnya sampel ditentukan oleh banyaknya data atau observasi dalam sampel itu. Meteode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik penyampelan kelompok. Teknik penyampelan kelompok adalah teknik penentuan sampel dilakukan dengan teknik memilih individu melainkan kelompok. Teknik penentuan sampel yang dijadikan subjek penelitian, dilakukan secara langsung.

Penentuan sampel menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebagi kelas (perbandingan), subjek dipilih tanpa mempergunakan randomonasasi. Jadi jumlah sampel pada penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII.A berjumlah 30 orang. D. Defenisi Operasional Variabel

Defenisi operasional variable dalam penelitian ini adalah:

1. Keefektifan penempatan musikalisasi adalah ketercapaiyan suatu tujuan, suatu usaha yang dapat dikatakan efektif bila mencapai tujuan. Kreteria keefektifan dalam penelitian ini adalah hasil pengetahuan membaca puisi dengan musikalisasi

(42)

41

41

yang dicapai peserta didik yang diterapkan berdasarkan bekaerja sama dalam menyelesaikan tugas yang diajukan oleh guru.

2. Apresiasi puisi adalah kemampuan siswa membaca puisi dan dapat menentukan makna, tema, suasana, nada, citra, majas/gaya bahasa, dalam puisi Ayah Segalanya Untukku Karya Clara.

F. Instrumen Penelitian

Untuk menjaring data digunakan instrument berupa tes. Tes yang diberikan berbentuk subjektif pilihan ganda sebanyak 20 nomor yang mengacu pada puisi Ayah Segalanya Untukku Karya Clara. Adapun bentuk soal menguraikan antara :pengaturan nada, vokal, majas atau gaya bahsa, tema, dan suasana.

Bobot satu nomor adalah lima (5), sehingga apa bila siswa menjawab keseluruhan soal dengan benar, berhak memperoleh skor 100. Dengan demikina, bobot tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 100.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes awal dan tes akhir dari kedua kelompok, adapun langkah-langkah pengumpulan data yang akan dilakukan sebagi berikut:

1. Tes awal (pretest)

Tes awal dilakukan sebelum treatment, pretes dilakukan untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh siswa sebelum diterapkan model musikalisasi.Adapun bentuk pre-tes yang diberikan yaitu berupa tugas mengerjakan soal.

2. Treatment (pemberian perlakuan)

(43)

42

42

3. Tes akhir (post test)

Setelah treatment, tindakan selanjutnya adalah post-test untuk mengetahui keefektifan model musikalisasi dalam pembelajaran membaca puisi dengan teknik musikalisasi pada puisi Ayah Segalanya Untukku karya Clara. Bentuk post test yang diberikan sama dengan bentuk pretest yaitu memberikan tugas kepada siswa sebagimana yang telah diuraikan.

H. Teknik Analisis Data

Sebelum dilakukan pengujian analisis data, terlebih dahulu diadakan uji prasyarat analisis yakni dengan pengujian normalitas dan homogenitas antara subyek pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

a) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui data penelitian yang telah dikumpulkan berdistribusi normal atau tidak. Uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas data adalah uji statistik Chi Square. Kriteria dalam pengujian normalitas, apabila nilai uji Chi-Square hitung ≤ nilai tabel atau nilai signifikansi ≥ 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa populasi dalam kelompok bersifat normal.

b) Uji Homogenitas

Uji homogenitas varian sebagaimana dimaksudkan untuk mengetahui seragam tidaknya varian sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama.

c) Uji Hipotesis

Uji hipotesis ini menggunakan uji-t. Uji-t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan antara hasil post-test kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.

(44)

43

43

1. Analisis Data Statistik Deskriptif

Merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul selama proses penelitian dan bersifat kuantitatif. Adapun langkah-langkah dalam penyusunaan melalui analisis ini adalah sebagai berikut:

a) Rata-rata(Mean) X = ∑n.i=1xi n

b) Persentase (%) nilai rata-rata f P = x 100 % N Dimana : P = Angka Parsentase

F = frekuensi yang dicari presentasenya N = Bayaknya sampel responden.

Dalam analisis ini peneliti menetapkan hasil belajar siswa dalam keterampilan membaca sesuai dengan prosedur yang dirancang oleh( Depdikbud) yaitu:

Tabel 3.2 Standar Ketuntasan Hasil Belajar

Tingkat Penguasaan (%) Kategori Hasil Belajar 0 – 34 35 – 54 55 – 64 65 – 84 86 – 100 Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

(45)

44

44

2. Analisis Data Statistik Inferensial

Dalam penggunaan statistik inferensial ini peneliti menggunakan teknik statistik t (uji t). Dengan tahapan sebagai berikut:

t = √ Keterangan :

Md = mean dari perbedaan pretest dan posttest χ1 = hasil belajar sebelum perlakuan (pretest) χ2 =hasil belajar setelah perlakuan (posttest) D = devisi masing-masing subjek

∑χ2d = Jumlah kuadrat deviasi N = subjek pada sampel

Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagi berikut: 1. Mencari harga “Md” dengan menggunakan rumus :

Md =∑d

N

Keterangan :

Md = Mean dari perbedaan pretest dengan posttest ∑d =jumlah dari gain (posttest – pretest)

N = Subjek pada sampel.

2. Mencari harga “∑χ2d” dengan menggunkan rumus: ∑χ2d= ∑d – (∑d)2

(46)

45

45

Keterangan :

∑χ2d = jumlah kuadrat deviasi

∑d = jumlah dari gain (post test – pre test) N = subjek pada sampel.

3. mentukan harga t Hitung dengan menggunakan rumus: t =

√ Keterangan :

Md = meand dari perbedaan pretest dan posttest X1 = Hasil belajar sebelum perlakuan (pretest) X2 = Hasil belajar setelah perlakuan (posttest) D = Deviasi masing-masing subjek

∑χ2d = Jumlah kuadrat deviasi N = Subjek pada sampel

4. Menentukan aturan pengambilan keputusan atau kriteria yang signifikan kaidah pengujian signifikan :

Jika t Hitung > t Tabel maka Ho ditolak, dan H1 diterima, berarti penerapan model musikalisasi siswa kelas VIII.A SMP

Muhammadiyah 12 Makassar.

5. Jika t Hitung > t Tabel maka Ho ditolak, dan H1 diterima, berarti penerapan model musikalisasi tidak berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas VIII.A SMP Muhammadiyah 12 Makassar.

(47)

46

46

Menentukan harga

t

Tabel Mencari

t

Tabel dengan menggunakan tabel distribusi

t

dengan taraf signifikan ɑ = 0,05 dan dk = N – 1.

6. Membuat kesimpulan apakah model musikalisasi efektif terhadap hasil membaca puisi dengan teknik musiklaisasi dalam puisi Ayah Segalanya Untukku karya Clara siswa kelas VIII.A SMP Muhammadiyah 12 Makassar.

(48)

47

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Hasil pre-tes Membaca puisi Ayah Segalanya Untukku karya Clara kelas VIII.A SMP Muhammadiyah 12 Makassar. Sebelum diterapkan Model Musikalisasi.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di sekolah SMP Muhammadiyah 12 Makassar, maka diperoleh data memlalui instrument tes sehingga dapat diketahui tingkat membaca puisi siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berupa nilai dari kelas VIII.A. Untuk lebih jelasnya diperhatikan tabel berikut ini.

Tabel 4.1 Nilai Awal (pre-test) dan Nilai Akhir (post-test) pada kelompok Eksperimen No Nilai F(S) P % No Nilai F (S) P % 1 32 1 3,2 1 59 1 5,9 2 36 1 3,6 2 60 1 6,o 3 52 2 5,2 3 62 2 1,24 4 56 4 2,22 4 65 4 2,60 5 60 1 6,0 5 68 1 6,8 6 64 6 20,69 6 70 6 4,20 7 68 6 4,08 7 72 6 4,32 8 72 1 7,2 8 75 1 7,5 9 74 1 7,4 9 78 1 7,8 10 76 1 7,6 10 80 1 8,0 11 90 1 9,0 11 85 7 8,3

(49)

48 48 12 81 4 3,24 12 88 1 8,8 13 84 1 8,4 13 89 1 8,9 14 88 4 3,52 14 92 1 9,2 15 96 1 9,6 15 96 1 9,6 Jumlah 30 100 Jumlah 30 100

Dari tabel 1, diketahui nilai awal pre-test kelompok eksperimen untuk nilai

terendah adalah 32 (tiga puluh dua), nilai tertinggi 96 (sembilan puluh enam).

Sedangkan pada nilai akhir post-test kelompok eksperimen untuk nilai terendah

adalah 56 (lima puluh enam), nilai tertinggi 96 (sembilan puluh enam).

Untuk awal nilai kelompok kontrol dalam pre-tes dan nilai pos-test dapat

dilihat dari tabel sebagi berikut:

Tabel 4.2 Nilai Awal (pre-test) dan Nilai Akhir (post-test) pada kelompok Kontrol No Nilai F(S) P % No Nilai F (S) P % 1 44 1 4,4 1 59 1 5,9 2 36 1 3,6 2 60 1 6,o 3 52 2 5,2 3 62 2 1,24 4 56 4 2,22 4 65 4 2,60 5 60 1 6,0 5 68 1 6,8 6 64 6 20,69 6 70 6 4,20 7 68 6 4,08 7 72 6 4,32 8 72 1 7,2 8 75 1 7,5 9 74 1 7,4 9 78 1 7,8 10 76 1 7,6 10 80 1 8,0

(50)

49 49 11 90 1 9,0 11 85 7 8,3 12 81 4 3,24 12 88 1 8,8 13 84 1 8,4 13 89 1 8,9 14 88 4 3,52 14 92 1 9,2 15 96 1 9,6 15 96 1 9,6 Jumlah 30 100 Jumlah 30 100

Dari tabel 1, diketahui nilai awal pre-test kelompok kontrol untuk nilai

terendah adalah 44 (empat puluh empat), nilai tertinggi 88 (delapan puluh delapan).

Sedangkan pada nilai akhir post-test kelompok kontrol untuk nilai terendah adalah 44

(lima puluh enam), nilai tertinggi 88 (delapan puluh delapan).

Tabel 4.3 Nilai Pre-tes Dari Kedua Kelompok Membaca Puisi dengan teknik musikalisasi pada puisi Ayah Segalanya Untukku Karya Clara Siswa Kelas VIII.A SMP Muhammadiyah 12 Makassar.

No Kode Nilai No Kode Nilai

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 KL 1 KL 2 KL 3 KL 4 KL 5 KL 6 KL 7 KL 8 KL 9 KL 10 60 68 72 76 80 82 84 92 96 84 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 KL 16 KL 17 KL 18 KL 19 KL 20 KL 21 KL 22 KL 23 KL 24 KL 25 90 65 87 60 80 90 80 90 87 72

(51)

50 50 11 12 13 14 15 KL 11 KL 12 KL 13 KL 14 KL 15 88 82 92 96 98 26 27 28 29 30 KL 26 KL 27 KL 28 KL 29 KL 30 80 87 80 87 82

Untuk mencari mean (rata-rata) nilai pre-test dari kedua kelompok siswa kelas VIII.A SMP Muhammadiyah 12 Makassar dapat dilihat melalui tabel di bawah ini:

Tabel 4.4 Perhitungan untuk Mencari mean (Rata-rata) Nilai Pre-test dari Kedua Kelompok. No X F XF 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9 6o 65 67 72 7,5 80 82 87 90 1 1 1 2 3 6 5 5 6 60 65 67 144 225 480 410 435 540 Jumlah 30 2426

Dari data di atas dapat diketahui bahwah nilai dari ∑ḟχ = 2426, sedangkan nilai dari N sendiri adalah 30. Oleh karena itu, dapat diperoleh nilai rata-rata (mean) sebagai berikut:

(52)

51 51 χ =∑k i=1 ḟχi ǹ = 2426 30 = 79.85

Dari hasil perhitungan di atas maka diperoleh nilai rata-rata dari kemampuan membaca puisi dengan teknik musikalisasi dalam puisi Ayah Segalanya Untukku Siswa kelas VIII.A SMP Muhammadiyah 12 Makassar, dari nilai rata-rata sebesar 75.81. Adapun dikategorikan pada pedoman Departemen pendidikan dan kebudayaan (Depdikbub), maka keterangan siswa dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5 Tingkat Hasil Belajar Pre-test Dari Kedua Kelompok

No Interval Frekuensi Presentase (%) Kategori 1. 2. 3. 4. 5. 0 – 34 35 – 54 55 – 65 65 – 84 85 - 100 0,00 0,00 2 17 11 0,00% 0,00% 10% 56% 34 Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca puisi dengan teknik musikalisasi dalam puisi Ayah Segalanya Untukku karya Clara siswa kelas VIII.A SMP Muhammadiyah 12 Makassar. Pada tahap pre-test dengan menggunakan instrument test, kategori sangat rendah tidak satu pun siswa yang memperoleh, sama halnya dengan kategori rendah, kategori sedang diperoleh tiga orang (10%) kategori tinggi 18 orang (56%), dan sangat tinggi diperoleh 11 orang (34%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat membaca puisi siswa relative tinggi atau baik. Pemerolehan hasil presentase yang ada dapat dikatakan bahwa kemampuan membaca puisi

(53)

52

52

dengan teknik musikalisas, dalam puisi Ayah Segalanya Untukku karya Clara kelas VIII.A belum tuntas sebagimana tabel berikut ini.

Tabel 4 .6 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Membaca Puisi Siswa SMP Muhammadiyah 12 Makassar.

Skor Kategorisasi Frekuensi %

0≤ X < 75 Tidak tuntas 5 18,75 %

75 ≤ X ≤ 100 Tuntas 25 81.25 %

Jumlah 30 100

Tabel tersebut menjelaskan bahwa masih ada lima (5) orang atau 18,75% siswa yang belum tuntas, sehingga perlu diadakan remedial karena ketuntasan menurut dalam kurikulum 2013 siswa yang memperoleh nilai 75 ke atas adalah 100%. Oleh karena itu dapat disimpulkan tingkat membaca puisi siswa dengan teknik musiklisasi dalam puisi Ayah Segalanya Untukku karya Clara, kelas VIII.A SMP Muhammadiyah 12 Makassar belum memenuhi kriteria ketuntasan karena siswa yang memperoleh nilai 75 ke atas 25 siswa atau 81,25 %.

2. Deskripsi Hasil Pos-tes Membaca Puisi Dengan Teknik Musikalisasi Dalam Puisi Ayah Segalanya Untukku Karya Clara Kelas VIII.A SMP Muhammadiyah 12 Makassar Sesudah Diterapkan Model Musikalisasi.

Selama penelitian berlangsung dan menggunakan model musikalisasi, terlihat ada perubahan yang signifikan pemerolehan nilai siswa setelah mengerjakan soal. Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan tabel berikut.

(54)

53

53

Tabel 4 .7 Nilai Pre-test Dari Kedua Kelompok Dalam Membaca Puisi Ayah

Segalanya Untukku Karya Clara Siswa Kelas VIII.A SMP Muhammadiyah 12 Makassar.

No Kode Nilai No Kode Nilai

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 KL 1 KL 2 KL 3 KL 4 KL 5 KL 6 KL 7 KL 8 KL 9 KL 10 KL 11 KL 12 KL 13 KL 14 KL 15 92 88 84 75 96 84 88 76 84 70 92 88 80 96 88 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 KL 16 KL 17 KL 18 KL 19 KL 20 KL 21 KL 22 KL 23 KL 24 KL 25 KL 26 KL 27 KL 28 KL 29 KL 30 96 76 88 76 88 77 96 84 86 80 92 76 96 70 92

Untuk mencari mean (rata-rata) nilai pre-test dari kerdua kelompok siswa kelas VIII.A SMP Muhammadiyah 12 Makassar dapat dilihat melalui tabel di bawah ini:

(55)

54

54

Tabel 4. 8 Perhitungan untuk Mencari Mean (Rata-rata) Nilai Pre-test dari Kedua Kelompok. No X F XF 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9 75 78 79 76 80 84 88 92 97 1 1 1 5 3 5 5 4 5 75 78 79 380 240 420 440 368 485 Jumlah 30 2.727

Dari data diatas dapat diketahui bahwa nilai dari ∑ḟχ = 2.537, sedangkan nilai dari N sendiri sebesar 30. Oleh karena itu, dapat diperoleh nilai rata-rata (mean) sebagai berikut: χ =∑k i=1 ḟχi ǹ = 2727 30 = 100

Dari hasil perhitungan diatas maka diperoleh nilai rata-rata dari membaca puisi dengan teknik musikalisasi dalam puisi Ayah Segalanya Untukku karya Clara Siswa kelas SMP Muhammadiyah 12 Makassar. Yaitu sebesar 100. Dan suda

Gambar

Tabel  3.1 Populasi Penelitian…… . …………………………………………………………… 40
Tabel 4.8 Perhitungan untuk Mencari Mean (Rata-rata) Nilai Pre-test dari
Tableau Menjelang Malam
Tabel 3.2 Standar Ketuntasan Hasil Belajar
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Pengalaman di industri pengelolaan Informasi Perkreditan ditunjukkan antara lain dengan bukti pernah menjabat sebagai anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris,

Sejumlah pelarut ditambahkan lagi (untuk membilas) sesuai dengan kebutuhan sehingga cairan ekstrak yang diperoleh menjadi kurang lebih tiga per empat dari volume

The fifth store stated that the name is Good luck cat, its function is to bring fortune and customers, colors meaning is gold and white, gold means money

teman-teman, yang pertama menulis di atas pasir kata ikan, yang kedua melipat bentuk ikan, yang ketiga mengecap gambar ikan dan yang keempat mencari perbedaan ikan mas dan

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara keberadaan jentik Aedes aegypti pada container, ada

Dari uji pertumbuhan bakteri, diketahui bahwa pepton isi perut ikan cunang dapat mendukung pertumbuhan bakteri dalam media terutama bakteri Staphylococcus aereus

Dari hasil penelitian telah dilakukan bahwa pada ekstrak akar biduri (Calotropis gigante L) positif mengandung senyawa saponin dengan kadar saponin adalah 2,6%