BAB
II
PROFIL
KABUPATEN
SERAM
BAGIAN
BARAT
Profil Kabupaten Seram Bagian Barat merupakan bagian yang penting dalam penyusunan PIJM Bidang Cipta Karya, sebagai dasar perencanaan pembangunan infrastruktur pada masa yang akan datang. Bagian profil kabupaten/kota pada RPIJM Bidang Cipta Karya menggambarkan kondisi daerah dari berbagai aspek, yaitu gambaran kondisi geografis dan administrasi wilayah, demografi, topografi, geohidrologi, geologi, klimatologi, serta kondisi social dan ekonomi
2.1
Gambaran
Geografis
dan
Administratif
Wilayah
Kabupaten Seram Bagian Barat merupakan salah satu kabupaten hasil pemekaran berdasarkan
Undang‐Undang Nomor 40 Tahun 2003, yang semula merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Maluku Tengah yang kemudian menjadi Kabupaten Maluku Tengah, Kabupaten Seram Bagian Barat dan Kabupaten Seram Bagian Timur. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Seram Bagian Barat telah disusun pada tahun 2005, namun masih mengacu pada Undang‐Undang Nomor 24 Tahun 1992, sehingga perlu
disempurnakan dengan berpedoman pada Undang‐Undang Nomor 26 Tahun 2007.
Kabupaten Seram Bagian Barat adalah daerah berwilayah kepulauan, yang terletak antara 01° 19' ‐ 07° 16' Lintang Selatan dan 127°20’ ‐ 129°1’ Bujur Timur. Secara geografis Kabupaten Seram Bagian Barat mempunyai batas‐batas wilayah yaitu :
(1). Utara : Laut Seram
(2). Selatan : Laut Banda
(3). Barat : Selat Buru
(4). Timur : Kabupaten Maluku Tengah
Kabupaten Seram Bagian Barat terdiri dari 62 buah pulau , yang berpenghuni hanya 10 buah pulau, dan 52 buah pulau tanpa berpenghuni.
(i) Tanjung Sapa, Tanjung Hamu, Tanjung Kalawi, Tanjung Tana, Tanjung Mahoni, Tanjung Sensuraba, Tanjung Tandaru, Tanjung Besar, Tanjung Wantebu, Tanjung Tapi, Tanjung Lasua, Tanjung seragi lmo, Tanjung Ulate, Tanjung Tene, Tanjung Halulatile, Tanjung Hatawanu, Tanjung Haluate, Tanjung Ani, Tanjung Batu, Tanjung Sisi, Tanjung Marua, Tanjung tutuhunur, Tanjung Tutual – Malwai,
Tanjung Hatuhuren, Tanjung Warin, Tanjung Kamarian, Tanjung Hahusaesiah, Tanjung Halanua,
Tanjung Pamali, tanjung Sanenapusa, Tanjung Epua, Tanjung Saniani, Tanjung Tohosu, Tanjung Hapala, Tanjung Wane, Tanjung Samala, dan Tanjung Kenu.
2.2
Gambaran
Demografi
2.2.1 Jumlah, Pertumbuhan, dan Kepadatan Penduduk
Penduduk seperti dua sisi mata uang, disatu sisi merupakan suatu potensi yang menjadi modal utama
pembangunan sedangkan disisi lain merupakan target sasaran pencapaian pembangunan itu sendiri.
Kesejahteraan penduduk merupakan sasaran utama dari pembangunan. Sasaran ini tidak akan mungkin
tercapai apabila pemerintah tidak dapat memecahkan masalah kependudukan, seperti besarnya
jumlahpenduduk dan penyebaran penduduk yang tidak merata.
Berbagai usaha untuk menekan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi telah dilakukan pemerintah melalui program keluarga berencana (KB). Selain itu dengan telah diberlakukannya program otonomi daerah, diharapkan dapat mengurangi perpindahan penduduk dari desa ke kota.
Jumlah penduduk Kabupaten Seram Bagian Barat pada tahun 2011 sebesar 178.020 jiwa dan
meningkat menjadi 180.398 jiwa pada tahun 2012, dan terakhir di tahun 2013 mencapai
179.781jiwa.Jumlah Kepala Keluarga (KK) pada tahun 2013 berjumlah 35.956 KK.
Pertumbuhanpenduduk tahun 2013 mengalamipergerakan melambat, dari 1,34 padatahun 2012 menjadi
0,50 pada tahun2013.
Jumlah penduduk yang terusbertambah setiap tahun tidakdiimbangi dengan pemerataanpenyebaran
penduduk. Data tahun2013 menunjukkan sekitar 14,66persen penduduk tinggal di KecamatanKairatu.
Sementara, luas KecamatanKairatu secara keseluruhan hanyasekitar 4,74 persen dari seluruhwilayah
daratan Seram Bagian Barat.Sementara itu, Kecamatan Elpaputihyang memiliki luas sekitar 16,78 persendari
luas total Seram Bagian Barat,hanya dihuni sekitar 2,83 persenpenduduk. Gambaran tersebut
selainmenunjukan tidak meratanyapenyebaran penduduk jugamenunjukan daya dukung lingkunganyang
kurang seimbang di antarakecamatan‐kecamatan di SeramBagian Barat.
Kepadatan penduduk di Kabupaten Seram Bagian Barat mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2011 tingkat kepadatan sebesar 25 jiwa/Km² dan pada tahun 2013 meningkat menjadi 26 jiwa/Km². Jumlah
Jumlah Penduduk Jumlah
KK Thn 2013
Tingkat Pertumbuhan Kepadatan Penduduk
2013 2012 2011 2013 2012 2011 2013 2012 2011
1 Huamual Belakang 26.567 26.098 25.959 5.313 1,80 0,54 ‐ 65 64 63
2 Kepulauan Manipa 5.986 5.903 5.871 1.197 1,41 0,55 ‐ 37 37 37
3 Seram Barat 28.388 27.746 27.598 5.678 2,31 0,54 ‐ 56 55 55
No Nama Kecamatan
Jumlah Penduduk Jumlah
KK Thn 2013
Tingkat Pertumbuhan Kepadatan Penduduk
2013 2012 2011 2013 2012 2011 2013 2012 2011
2.2.2 KomposisiPenduduk Menurut Jenis Kelamin
Sejak tahun 2007 sampai 2013,rasio jenis kelamin penduduk SeramBagian Barat selalu diatas 100.
Iniberarti bahwa jumlah penduduk lakilakilebih banyak daripada jumlahpenduduk perempuan.Namun
demikian, bila dilihatpola rasio jenis kelamin sejak tahun2007 di Seram Bagian Barat, memangmendekati angka 100. Pada tahun2007 ‐ 2013 nilai rasio jenis kelaminberkisar antara 103 sampai 105, nilaitersebut
dapat diartikan bahwa jumlahpenduduk laki‐laki dengan perempuantidak terlalu signifikan. Komposisi
penduduk menurut jenis kelamin di Kabupaten Seram Bagian Barat dapat dilihat pada tabel 2.3
Tabel 2.3
Penduduk menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin di Kabupaten Seram Bagian Barat
No. Kecamatan Penduduk Jumlah
Laki‐laki Perempuan 7 Inamasol 2.842 2.660 5.502 8 Amalatu 5.944 5.468 11.412 9 Elpaputih 2.677 2.411 5.088 10 Taniwel 6.629 5.972 12.601 11 Taniwel Timur 2.850 2.688 5.538
Sumber : Badan Pusat Statistik (SBB dalam angka 2014)
2.2.3 Komposisi Penduduk Menurut Struktur Usia
Komposisi penduduk menurut struktur usia di SeramBagian Barat yang tinggi adalah kelompok umur 0‐4 tahun sebanyak 23.593 jiwa, 5‐9 tahun sebanyak 22.350 jiwa, dan 10‐14 tahun sebanyak 21.621 jiwa.
2.2.4 Komposisi Penduduk menurut Tingkat Pendidikan
Komposisi penduduk menurut Tingkat Pendidikan di SeramBagian Barat yang tinggi adalah tamat Sekolah Dasar (SD) sebanyak 17.817 jiwa, dan yang paling rendah adalah Tidak/belum pernah sekolah sebanyak 755 jiwa. Berikut tabel lengkapnya;
Tabel 2.5
Penduduk berumur 15 tahun keatas menurut Pendidikan Tertinggi dan Jenis Kelamin di Kabupaten Seram Bagian Barat
No. Pendidikan tertinggi yang
ditamatkan
Penduduk Jumlah
Laki‐laki Perempuan
1 Tidak/belum pernah sekolah 427 283 755
2 Tidak Tamat SD 6.060 5.066 11.126
No. Pendidikan tertinggi yang
2.2.5 Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan dan Pengangguran
Seram Bagian Barat yang masih bercirikan perekonomian agraris, sebagian besar penduduknya masih
bekerja di sektor pertanian. Data tahun 2013 menunjukan bahwa Lapangan Usaha pertanian masih
menyerap tenaga kerja terbesar,sebesar 59,84 persen, dan tertinggi kedua adalah sektor jasa
Kemasyarakatan sebesar 31,02 persen. Berkembangnya sektor jasa untuk konteks Seram Bagian Barat lebih disebabkan kurang berkembangnya sektor manufaktur dalam menyerap limpahan tenaga kerja dari sector
pertanian dan galian daripada oleh kemajuan perekonomian masyarakat yang menuntut pelayanan dari
sector sector jasa. Sektor jasa di Seram Bagian Barat yang dominan adalah sektor – sektor informal.
Tabel 2.6
Tabel 2.7
Persentase Penduduk berumur 15 tahun keatas yang bekerja menurut Lapangan Pekerjaan Utama dan jenis kelamin di Kabupaten Seram Bagian Barat
Jumlah persentase pendudukmiskin di Kabupaten Seram BagianBarat pada bulan Juli 2013
sebesar24,63 persen. Dibandingkan denganpersentase penduduk miskin padabulan juli2012 yang berjumlah
Hasil Pendataan Keluarga Berencana di Kabupaten Seram Bagian Barat
2.3.1 Topografi dan Kemiringan Lerang
Kabupaten Seram Bagian Barat merupakan daerah kepulauan, dengan jumlah pulau sebanyak 67
pulau, dimana pulau yang dihuni sebanyak 11 buah pulau, dan yang tidak dihuni sebanyak 56 pulau.
Secara umum wilayah Kabupaten Seram Bagian Barat didominasi oleh bentang lahan berketinggian 0 – 500 mdpl, sedangkan ketinggian tempat di atas 1000 mdpl tidak terlalu banyak ditemui di wilayah Kabupaten Seram Bagian Barat.
2.4
Gambaran
Geohidrologi
2.4.1 Hidrologi
Kabupaten Seram Bagian Barat memiliki sumberdaya air yang cukup berlimpah, baik sumberdaya air permukaan maupun sumberdaya air bawah tanah. Dengan adanya curah hujan yang lebih besar 2000 mm/tahun dapat dipastikan bahwa semua sungai‐sungai yang mengalir di daerah ini adalah bersifat permanen atau selalu berair sepanjang tahunnya.
Demikian pula terdapat 29 sungai yang terindikasi berair sepanjang tahun. Dilihat dari jumlah sungai
dan persebarannya yang mencakup keseluruhan wilayah maka Kabupaten Seram Bagian Barat memilki
potensi air permukaan yang sangat besar, dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan domestik (air bersih dan air baku), serta untuk kegiatan pertanian (irigasi) untuk tanaman pangan lahan basah.
Adapun persebaran akuiter air tanah dibagi menjadi :
1. Akuiter air tanah langka terdapat di bagian tengah sampai selatan wilayah yang berbatasan dengan Kabupaten Maluku Tengah, Semenanjung Huamual bagian tengah, hampir seluruh Pulau Manipa, dan Pulau Kelang bagian Timur dan Barat;
2. Akuiter air tanah sedang dari Piru kearah Timur dari bagian tengah Kabupaten Seram Bagian Barat
sampai ke perbatasan KabupatenMaluku Tengah, bagian Utara Semenanjung Huamual dan Pulau
Manipa serta Pulau Kelang;
3. Akuiter air tanah tinggi pada sepanjang lereng dan daratan pantai Utara serta pantai barat dan tenggara Kabupaten Seram Bagian Barat.
Oleh karena itu, potensi sumberdaya air permukaan sangat memadai untuk mendukung kegiatan
pertanian tanaman pangan lahan basah, lahan kering dan perkebunan, termasuk untuk pengembangan irigasi teknis, semi teknis maupun sederhana dan sumberdaya air bersih/ air minum untuk kebutuhan domestik serta untuk pembangkit listrik mikro hidro.
Keseimbangan daur tata air di Kabupaten Seram Bagian Barat dapat dilestarikan, jika sistem konservasi air tanah dan air permukaan di daerah ini dapat dipertahankan. Khususnya sistem vegetasi tutupan lahan kawasan lindung/konservasi, Hutan Produksi Tetap (HPT), dan Hutan Produksi (HP).
Isu‐isu strategis yang berkaitan dengan sumber daya air di Kabupaten Seram Bagian Barat adalah: 1. Fasilitas dan utilitas wilayah secara kuantitas maupun kualitas masih terbatas, di samping itu
distribusi pelayanan fasilitas dan utilitas pun umumnya belum merata;
2. Terdapatnya kelompok‐kelompok transmigran sebagai petani yang membutuhkan pasokan air
irigasi sepanjang tahun; dan
Tabel 2.9
Persentase Rumahtangga menurut Sumber Air Minum (m2) di Kabupaten Seram Bagian Barat
2.5
Gambaran
Geologi
2.5.1 Geologi
Susunan batuan/litologi Kabupaten Seram Bagian Barat terdiri 4 formasi batuan utama diantaranya: batuan granit, batuan volkanik, batuan ultramafik/ultrabase, dan batuan malihan.Adapun struktur geologi yang berkembang di Kabupaten Seram Bagian Barat. Perlipatan yang terdiri atas antiklin dan sinklin yang berarah Timur – Barat didaratan Seram Bagian Barat.
Menerusnya gaya tektonik mengakibatkan sebagian dari pada perlipatan berubah menajadi sesar
Anjak ("Trust Fault") yang berarah Timur – Barat dan Cembung ke arah Utara, sedangkan di semenanjung Huamual terdapat sesar Anjak Barat daya – Timur laut yang terpotong oleh Tersier. Hal ini juga menjadi pertanda adanya sesar‐sesar aktif baru dan sesar yang diaktifkan kembalidan menjadi pertanda pula bahwa gempa tektonik masih cukup aktif di daerah ini.
Keseluruhan struktur geologi terpotong lagi oleh sesar mendatar berpasangan ("Sheear Laterar Fault Zona") yang berarah Barat laut – Tenggara (lebih dominan), dan arah Timur – laut – Barat daya. Hal ni memperkuat kondisi sesar‐sesar mendatar ini menjadi medium rambat gelombang gempa utama sebagai sesaraktif yang perlu diwaspasai daerah ini.
2.5.2 Tanah
diharuskan menjadi kawasan konservasi. Jika dilihat dari struktur geologi, kawasan berisiko bencana gempa bumi Kabupaten Seram Bagian Barat ada pada wilayah utaranya, dimana titik‐titik gempanya berada pada wilayah lautnya.
Oleh sebab itu kegiatan pembangunan berstruktur di wilayah utara harus benar‐benar
memperhatikan kondisi wilayah yang rentan bencana terutama bencana gempa bumi. Pengendalian lahan untuk kegiatan permukiman dan perkotaan perlu mengantisipasi akan peluang terjadinya gempa di wilayah ini.
Beberapa lokasi yang teridentifikasi merupakan daerah rawan bencana di wilayah Kabupaten Seram Bagian Barat antara lain:
1. Kawasan rawan tanah longsor
Kawasan rawan tanah longsor berada di sepanjang tepi sungai yang terjal, yang berada di seluruh
kecamatan.
2. Kawasan rawan gelombang pasang dan tsunami
Beberapa lokasi yang teridentifikasi merupakan daerah rawan gelombang pasang dan tsunami di wilayah Kabupaten Seram Bagian Barat antara lain:
a. Kecamatan Taniwel dan Kecamatan Huamual (tinggi)
b. Kecamatan Seram Barat (rendah)
c. Kecamatan Kairatu (sedang)
3. Kawasan rawan banjir
Kawasan rawan banjir berada pada wae Sapalewa, wae Hunuai, wae Pana, wae Kamasi dan wae Kawa di sebelah utara serta sungai‐sungai yang mengalir kearah barat di Kota Piru dan Kota Kairatu
4. Kawasan rawan gempa.
Beberapa lokasi yang teridentifikasi merupakan daerah rawan gempa, gerakan tanah dan longsor di wilayah Kabupaten Seram Bagian Barat antara lain:
a. Gempa dengan resiko tinggi terdapat pada bagian timur Kecamatan Kairatu.
2.6
Gambaran
Klimatologi
Iklim di wilayah Kabupaten Seram Bagian Barat adalah iklim laut tropis dan iklim musim, yang disebabkan wilayah Kabupaten Seram Bagian Barat dekat dengan daerah katulistiwa serta dikelilingi oleh lautan. Oleh karena itu iklim di daerah ini sangat dipengaruhi oleh lautan dan berlangsung bersamaan dengan iklim musim, yaitu musim Barat atau Utara dan musim Timur atau Tenggara. Pergantian musim selalu diselingi oleh musim pancaroba.
Musim Barat umumnya berlangsung pada bulan Desember sampai dengan bulan Maret, sedangkan
Tabel 2.11
Keadaan Temperatur di Kabupaten Seram Bagian Barat menurut Bulan (‘C)
Kondisi perekonomian Kabupaten Seram Bagian Barat dapat dikatakan membaik, hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan PDRB atas dasar harga Konstan dalam 3 tahun terakhir yang mengalami pertumbuhan
positif. PDRB berdasarkan harga konstan pada tahun 2011 sebesar Rp.338.907.500.000,mengalami
kenaikan pada tahun 2013 sebesar Rp.378.668.440.000.Demikian jugadengan Laju Pertumbuhan Ekonomi
Tabel 2.12
Peta Perekonomian Kabupaten Seram Bagian Barat Tahun 2011‐2013
No Deskripsi
Tahun
2011 2012 2013
1 PDRB Harga Konstan 338.907.500.000 360.177.380.000 378.668.440.000
2 Pendapatan Perkapita Kabupaten 1.936.116 2.046.683 2.106.276
3 Pertumbuhan Ekonomi 5,97 6,28 5,13
Sumber : BPS Kab. SBB, 2014
2.7.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Seluruh sektor ekonomi yang ada pada PDRB, pada tahun 2013 mencatat pertumbuhan yang positif. Bila diurutkan pertumbuhan PDRB atas dasar Harga konstan 200 menurut sektor dari yang tertinggi ke yang terendah, maka pertumbuhan tertinggi dihasilkan oleh sektor bangunan sekitar 7,72 persen, sektor perdagangan, hotel, dan restoran sekitar 6,76 persen, sektor pengangkutan dan transportasi sekitar 6,44, sektor Jasa‐jasa sekitar 6,33 persen, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan sekitar 5,89 persen, sektor industri pengolahan sekitar 5,37 persen, sector Pertambangan dan Penggalian sekitar 3,74, sektor listrik, gas, dan air bersih sekitar 3,73 persen dan sektor pertanian sekitar 2,92 persen.
Tabel 2.13
Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Seram Bagian Barat atas dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha
Struktur ekonomi sebagian besarmasyarakat Seram Bagian Barat beradadi sektor pertanian, yang dapat dilihatdari besarnya peranan sektor pertanianterhadap pembentukan PDRB SeramBagian Barat. Pada tahun 2013sumbangan tertinggi dihasilkan olehsektor pertanian sekitar 31,66 persen,diikuti oleh sektor
perdagangan,restoran, hotel sekitar 27,55 persen,sedangkan sumbangan sektor industripengolahan 18,01
persen. Dan sektorberikutnya yang kontribusinya relatifcukup besar adalah sektor jasa‐jasadengan andil sekitar 11,37 persen padatahun yang sama. Adapun sumbanganlima sektor lainnya masih kurang dari 10persen, dengan penyumbang terkeciladalah sektor listrik dan air bersih yaituhanya sekitar 0,33 persen.
Tabel 2.14
DistribusiPersentase PDRB Kabupaten Seram Bagian Barat atas dasar Harga Berlaku
menurut Lapangan Usaha
dibandingkan tahun 2012. Berdasarkan perhitungan PDRB atas dasar hargakonstan 2000, laju
pertumbuhanekonomi Seram Bagian Barat tahun2013 sekitar 5,13 persen, sedangkanpada tahun 2012
sekitar 6,28 persen.Nilai PDRB atas dasar harga berlakupada tahun 2012 adalah 815,215 milyarrupiah dan pada tahun 2012 meningkatmenjadi 921,497 milyar rupiah.
Gambar 2.4
Pendapatan perkapita adalahsalah satu indikator makro agregatuntuk mengukur tingkat
kesejahteraanpenduduk. Pada tahun 2013 mengalamipeningkatan. Pendapatan kapita atasdasar harga
berlaku meningkat dari4,150 juta rupiah pada tahun 2012menjadi sekitar 5,070 juta rupiah padatahun 2013. Sementara pendapatandomestik regional per kapita padatahun 2013 bila dilihat berdasarkanharga konstan tahun 2000 sekitar 2,017juta rupiah naik bila dibanding tahun2012, yang mencapai sekitar 1,875 jutarupiah.
Tabel 2.15
Tabel 2.16
Perkembangan Beberapa Agregat Pendapatan dan Pendapatan Per kapita Kabupaten Seram Bagian Barat atas dasar Harga Konstan 2000