• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PROFIL KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN - DOCRPIJM b86f2d04a4 BAB IIBab 2 Profil Kabupaten .

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II PROFIL KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN - DOCRPIJM b86f2d04a4 BAB IIBab 2 Profil Kabupaten ."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

RPI2JM Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2021

BAB II - 1

BAB II

PROFIL KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN

2.1 Gambaran Umum Kabupaten Banggai Kepulauan

Kabupaten Banggai Kepulauan yang terletak di perairan sebelah

timur Sulawesi Tengah ini merupakan kabupaten baru hasil pemekaran

dari Kabupaten Banggai pada tahun 1999 berdasarkan UU No. 51/1999.

Selanjutnya pada tahun 2013 di wilayah Kabupaten Banggai Kepulauan

kembali terjadi pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOB) yaitu Kabupaten

Banggai Laut sesuai dengan UU No. 5 Tahun 2013. Kabupaten Banggai

Kepulauan memiliki luas wilayah daratan 2.488,76 km2 dan luas wilayah

lautnya ± 6.671,32 km2 dan terdiri atas 21 gugusan pulau-pulau yang

terbagi dalam 20 pulau kecil dan 1 pulau besar yaitu Pulau Peling dengan

luas 2.340,00 km2, Pulau berpenghuni sebanyak 2 pulau dan tidak

berpenghuni 19 pulau. Kabupaten Banggai Kepulauan terbagi dalam 12

Kecamatan, dengan ibukota Kabupaten di Kota Salakan, tepatnya di

Pulau Peling. Untuk jelasnya mengenai kondisi administrasi di Kabupaten

Banggai Kepulauan, dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2.1.

Luas Wilayah Per Kecamatan Kabupaten Banggai Kepulauan, 2012

Kecamatan Luas Wilayah (km2)

Darat % Laut

Totikum 155,45 6,25 1.082,85 16,24

Totikum Selatan 95,19 3,83 663,09 9,94

Tinangkung 312,60 12,57 446,96 6,70

Tinangkung Selatan 187,89 7,55 251,23 3,77

(2)

RPI2JM Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2021

BAB II - 2

Liang 176,19 7,07 507,78 7,62

Peling Tengah 140,00 5,63 403,49 6,05

Bulagi 275,66 11,07 303,58 4,56

Bulagi Selatan 319,00 12,82 351,45 5,27

Bulagi Utara 318,00 12,78 350,21 5,25

Buko 184,84 7,43 1.050,60 15,75

Buko Selatan 187,32 7,52 1.064,70 15,96

Banggai Kepulauan 2.488,76 100 6.671,32 100

Sumber: Kabupaten Banggai Kepulauan Dalam Angka (2013)

Secara geografis, Kabupaten Banggai Kepulauan terletak diantara

1°06’30” LS - 2°20’00” LS dan 122°40’00” BT - 124°13’30” Bujur Timur,

dengan batasan sebagai berikut :

-. Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Tomini.

-. Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Tolo.

-. Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Peling.

-. Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Maluku

Selain dipisahkan dari daratan pulau utama (Pulau Sulawesi) oleh

Selat Peleng sepanjang 15 – 30 km, kepulauan ini juga dipisahkan dari

Kepulauan Sula (Maluku) dan Pulau Banggai di sebelah timur oleh Selat

Bote dan juga Selat Kalumbatan. Wilayah Kabupaten Banggai Kepulauan

(3)

RPI2JM Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2021

BAB II - 3 selatan dengan Teluk Tolo/Selat Bangkurung, sebelah timur dengan Laut

Maluku/Selat Kalumbatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

Gambar 1.1 batas administrasi Kabupaten Banggai Kepulauan.

PETA ADMINISTRASI

Gambar 2.1 Batas Administrasi Kabupaten Banggai Kepulauan.

2.2 Kependudukan

2.1 Jumlah dan Perkembangan Penduduk

Berdasarkan perkembangan penduduk di Kabupaten Banggai Kepulauan

dari tahun 2008 hingga 2012, jumlah penduduknya mengalami kenaikan. Hal

ini dapat dilihat dari data jumlah penduduk tahun 2008 penduduknya

berjumlah 102.596 jiwa dan pada tahun 2012 meningkat hingga berjumlah

112.040 jiwa, Perkembangan yang tinggi ini diperkirakan karena disebabkan

perkembangan penduduk alamiah.

Jika dilihat dari tingkat perkembangan penduduk dari tahun 2008

hingga 2012, perkembangan rata-rata penduduk di Kecamatan Tinangkung

paling besar dibanding dengan perkembangan penduduk di kecamatan

lainnya, yaitu sebesar 2,07 % pertahun. Sedangkan perkembangan yang

paling rendah adalah terdapat di Kecamatan Bulagi Selatan yaitu sebesar

(4)

RPI2JM Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2021

BAB II - 4 pertumbuhan penduduk dari tahun 2008 hingga 2012 dapat dilihat pada Tabel

I.2.

Tabel 2.2.

Jumlah dan Perkembangan Penduduk Kabupaten Banggai Kepulauan, 2008 - 2012

Kecamatan Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

Totikum 9.602 9,805 9.869 10,077 10,053

Totikum

Selatan

7.584 7,744 8.036 8,206 8,216

Tinangkung 10.669 10,894 13.201 13,480 13,916

Tinangkung

Selatan

6.105 6,234 7.204 7,356 7,470

Tinangkung

Utara

6.626 6,766 7.670 7,832

7,955

Liang 8.608 8,790 8.768 8,953

8,905

Peling Tengah 8.292 8,467 9.244 9,439

9,525

Bulagi 9.237 9,432 9.529 9,730

9,689

Bulagi Selatan 10.044 10,256 9.716 9,921

9,793

Bulagi Utara 8.692 8,875 8.890 9,078

9,043

Buko 8.973 9,162 9.356 9,553

9,529

Buko Selatan 8.164 8,336 7.881 8,047

7,946

Banggai

Kepulauan

102,596

04,761

109,364

111,672

112,040

Sumber : Kabupaten Banggai Kepulauan Dalam Angka (2013)

Dari seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Banggai Kepulauan,

Kecamatan Totikum Selatan mempunyai tingkat kepadatan tertinggi yaitu

sebesar 86 jiwa/Km², sedangkan Kecamatan Bulagi Utara mempunyai tingkat

(5)

RPI2JM Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2021

BAB II - 5 Untuk mengetahui lebih jelas mengenai kepadatan penduduk di

Kabupaten Banggai Kepulauan dapat dilihat pada Tabel I.3.

Tabel 1.3

Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2) Di Kabupaten Banggai Kepulauan, 2012

Kecamatan Luas

Wilayah

(Km2)

Jumlah

Penduduk

(Jiwa)

Kepadatan

(Jiwa/Km2)

Totikum 155,45 10,053 65

Totikum Selatan 95,19 8,216 86

Tinangkung 312,60 13,916 43

Tinangkung

Selatan

187,89 7,470 39

Tinangkung

Utara

136,65 7,955 57

Liang 176,19 8,905 51

Peling Tengah 140,00 9,525 67

Bulagi 275,66 9,689 35

Bulagi Selatan 319,00 9,793 31

Bulagi Utara 318,00 9,043 28

Buko 184,84 9,529 52

Buko Selatan 187,32 7,946 43

Banggai

Kepulauan

2.488,76 112,040 45

Sumber : Kabupaten Banggai Kepulauan Dalam Angka (2013)

1.3.2.2 Proyeksi Penduduk

Dari perkembangan penduduk diatas maka dapat diambil asumsi

proyeksi penduduk di Kabupaten Banggai Kepulauan di masa yang akan

datang. Berdasarkan data tersebut maka jumlah penduduk Kabupaten

Banggai Kepulauan yang dapat diketahui pada tahun 2033 adalah sebesar

155.979 jiwa dengan asumsi pertumbuhan per-tahunnya sebesar 2,06%.

Untuk lebih jelas proyeksi penduduk tahun 2013 - 2033 di Kabupaten

Banggai Kepulauan dapat dilihat pada Tabel I.4.

Berdasarkan perhitungan hasil proyeksi penduduk serta perkiraan

(6)

RPI2JM Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2021

BAB II - 6 penyebaran dan kepadatan penduduk Kabupaten Banggai Kepulauan pada

tahun 2033. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai kepadatan penduduk dan

pola penyebarannya di Kabupaten Banggai Kepulauan dapat dilihat pada Tabel

I.5.

Tabel I.4

Proyeksi Penduduk Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2013 – 2033

No Kecamatan Tahun Proyeksi

2

Sumber: Hasil Analisis

(7)

RPI2JM Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2021

BAB II - 7

Proyeksi Kepadatan Penduduk Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2013 - 2033

Ke

Sumber: Hasil Analisis

Berdasarkan data yang ditampilkan di atas tampak bahwa pola

penyebaran dan kepadatan penduduk Kabupaten Banggai Kepulauan apabila

diperkirakan hingga akhir tahun perencanaan adalah sebagai berikut:

1. Tahun 2013, rata-rata kepadatan mencapai 42 jiwa/Km² dengan angka

(8)

RPI2JM Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2021

BAB II - 8 Totikum Selatan dan untuk kepadatan terendah yaitu mencapai 28

jiwa/Km² berada di Kecamatan Bulagi Utara.

2. Tahun 2018, rata-rata kepadatan mencapai 49 jiwa/Km² dengan angka kepadatan tertinggi yaitu mencapai 97 jiwa/Km² berada di Kecamatan

Totikum Selatan dan untuk kepadatan terendah yaitu mencapai 32

jiwa/Km² berada di Kecamatan Bulagi Selatan.

3. Tahun 2033, rata-rata kepadatan mencapai 62 jiwa/Km² dengan angka

kepadatan tertinggi tetap berada di Kecamatan Totikum Selatan yaitu

mencapai 116 jiwa/Km² dan untuk kepadatan terendah berada di

Kecamatan Bulagi Selatan yaitu mencapai 40 jiwa/Km².

1.3.2.3 Persentase Penduduk Menurut Agama

Penduduk di Kabupaten Banggai Kepulauan mayoritas beragama Islam

dengan persentase 40,06 % , sedangkan agama yang lain adalah Kristen 24,91

% dan Katolik 22,26 %. Jumlah penduduk agama terbesar tersebar di wilayah

Kecamatan Tinangkung dan Bulagi Selatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada Tabel I.6 berikut ini.

Tabel I.6

Persentase Pemeluk Agama Menurut Kecamatan Di Kabupaten Banggai Kepulauan, 2012

o

Aga

ma

Agama

I

sla

m

K

riste

n

K

atoli

k

H

indu

B

udh

a

Toti

kum

8,20 0,80 1,43 - -

Toti

kum

Selatan*

0,28 0,09 - -

Tina

ngkung

13,4

1

0,78 1,13 0,09 0,08

Tina

ngkung

Selatan*

0,56 0,15 0,07 0,02

Tina

ngkung

Utara*

(9)

RPI2JM Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2021

BAB II - 9 Lian

g

8,31 1,29 0,08 - -

Peli

ng

Tengah*

1,54 0,45 - -

Bul

agi

4,44 3,90 5,74 - -

Bul

agi

Selatan

1,23 5,47 6,46 - -

0

Bul

agi

Utara*

3,94 2,71 - -

1

Buk

o

4,47 4,18 2,55 - -

2

Buk

o

Selatan*

2,10 1,45 0,05 -

Banggai

Kepulauan

40,06 24,91 22,26 0,21 0,10

Sumber: Kabupaten Banggai Kepulauan Dalam Angka (2013) Keterangan :

*) Data bergabung dengan Kecamatan Induk

1.3.2.4 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan penduduk Kabupaten Banggai Kepulauan menurut

data tahun 2006 adalah tidak / belum pernah sekolah 3.247 orang, tidak

tamat SD 18.938 orang, SD 56.252 orang, SLTP 23.363 orang, SMU 6.443

orang, Akademi / Diploma 956 orang dan Universitas 2.358 orang. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel I.7.

Tabel 1.7

Tingkat Pendidikan Penduduk Kabupaten Banggai Kepulauan, 2012

o

Tingkat Pendidikan

Jumlah (Orang)

%

Tidak/Belum

Pernah Sekolah

3,247

(10)

RPI2JM Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2021

BAB II - 10 Tidak/Belum

tamat SD

19,673

17.56

Taman

Kanak-kanak (TK)

508

0.45

Sekolah Dasar

(SD)

27,515

24.56

SLTP

10,396

9.28

Sekolah

Menengah Umum

(SMU)

6,379

5.69

Akademi/Diploma

25,870

23.09

Universitas

18,452

16.47

Jumlah 112,040 100

Sumber : Kabupaten Banggai Kepulauan Dalam Angka, Tahun 2013

Dari tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar penduduk Kabupaten

Banggai Kepulauan memiliki tingkat pendidikan Sekolah Dasar yakni 24,56 %

sedangkan SLTP sebesar 9,28 %.

1.3.2.5 Karakteristik Sosial Budaya Masyarakat

Masyarakat Kabupaten Banggai Kepulauan adalah masyarakat yang

masih menghargai budaya dan tata nilai leluhur yang dikembangkan secara

turun-temurun. Hal ini tercermin dari berbagai perilaku komunal yang

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

A. Sistem Kepemimpinan Dalam Masyarakat

Penduduk mayoritas di Kabupaten Banggai Kepulauan memeluk agama

Islam dan Kristen, budaya masyarakat masih berkaitan dengan unsur

keagamaan, dan peranan Tuan Guru/Kyai dan Pendeta merupakan

(11)

RPI2JM Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2021

BAB II - 11 Penduduk di Kabupaten Banggai Kepulauan terdiri dari beragam suku

dan agama. Suku-suku yang ada di Kabupaten Banggai Kepulauan antara lain:  Suku Banggai, Saluan dan Balantak merupakan suku asli yang terdapat

hampir diseluruh wilayah Kabupaten Banggai Kepulauan.

 Suku Bajo, keunikan suku ini berdiam dipinggir laut atau rumah panggung

Suku Bajo merupakan suku yang bermata pencaharian sebagai nelayan.  Suku Bugis, Buton Muna dan Gorontalo merupakan suku pendatang yang

sudah menetap sehingga membaur menjadi bagian dari suku asli.

B. Sistem Kemasyarakatan

Struktur dan sistem budaya yang berkembang pada dasarnya sudah

mulai longgar, artinya budaya dan kebiasaan yang ada cenderung dapat

menerima budaya dan kebiasaan pendatang yang baru dari luar. Hal ini

terlihat dari masyarakat yang bisa menerima budaya dari luar. Perhelatan

perkawinan pun cenderung pragmatis dan ritualnya disesuaikan dengan

sistem kepercayaan dan agama yang dianut.

Kebiasaan pada kehidupan guyub dan gotong royong untuk suatu

kegiatan masih dipertahankan. Hal ini tercermin dari motto dan slogan masyarakat Banggai yaitu “monsuani tano” atau mencintai untuk pembangunaan daerahnya sendiri.

Upacara adat yang biasa dilakukan di Kabupaten Banggai Kepulauan

adalah upacara adat Banggai Sea-Sea di Lumbi-Lumbia dan pemukiman suku

Bajo diatas air laut.

C. Kesenian Rakyat

Jenis kesenian rakyat yang banyak digemari di Kabupaten Banggai

Kepulauan dan berkembang hingga saat ini antara lain:

1. Festival Budaya Banggai;ditampilkan bebagai atraksi seni dan budaya yang

ada di Kabupaten Banggai Kepulauan.

2. Seba Lembaga Adat Banggai ; dirumuskannya keputusan-keputusan adat

Banggai.

3. Menanam ubi Banggai (Bapidok); dilakukan pada saat menanam ubi

Banggai disertai dengan adat istiadat setempat.

D. Tata Budaya Dan Sistem Upacara Masyarakat

Dalam aktivitasnya, masyarakat masih melakukan berbagai aktifitas dan

(12)

RPI2JM Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2021

BAB II - 12 di Banggai Kepulauan pada umumnya adalah :

1.Upacara adat Banggai Etnis Sea-sea di Lumbi-lumbia dan Osan.

1.3.3 Potensi Bencana Alam

Geologi Kabupaten Banggai Kepulauan terletak di sepanjang zona

tumbukan antara lempeng mikro kontinen Banggai – Sula dengan jalan ofiolit

Sulawes Timur. Tumbukan antara lempeng tersebut merupakan fenomena

tektonik yang dicirikan dengan pergerakan sistem sesar sorong yang bergerak

kearah barat dan bersifat mendatar.

Distribusi pusat gempa dangkal dan gempa sedang terkonsentrasi

disekitar utara Pulau Peleng, yang lainnya terdapat disebelah selatan dan

kepulauan Talaibu. Pusat gempa dengan kedalaman 26 Km dibawah

permukaan laut yang terletak di Pulau Peleng yang menyebabkan tsunami

dengan ketinggian gelombang 10 sampai 15 meter yang mengakibatkan

rusaknya rumah-rumah penduduk pada sekitar pesisir Pulau Peleng. Kondisi

ini dikarenakan letak diantara sesar Sorong Utara dan sesar Sorong Selatan,

maka kawasan pesisir Kabupaten Banggai Kepulauan sangat rawan terjadi

gelombang tsunami.

1.3.4 Potensi Sumber Daya Alam 1.3.4.1 Sumber Daya Lahan

Apabila di lihat dari potensi sumber daya lahan, Kabupaten Banggai

Kepulauan memiliki wilayah potensi (wilayah yang sesuai dan cocok untuk

dikembangkan untuk berbagai kegiatan wilayah) sebesar 27.18%, wilayah

kendala 46,29% (wilayah dengan kisaran lerengnya 15 – 40%, sesuai untuk

pengembangan kegiatan-kegiatan tertentu seperti rekreasi umum dan

bangunan terhitung yang dapat dikembangkan dengan bantuan teknologi atau

persyaratan teknis) dan wilayah limitasi (wilayah dengan kisaran lerengnya >

40%, wilayah yang tidak berpotensi untuk pengembangan kegiatan budidaya)

sebesar 26,53%.

Secara fisik, wilayah ini memiliki bentang fisik yang cukup bervariasi.

Mulai dari daerah pegunungan, daerah lembah, daerah dataran, dan daerah

pesisir pantai serta laut. Keberagaman bentang fisik ini merupakan potensi

sumber daya alam yang besar, karena berbagai kandungan materi alam pada

(13)

RPI2JM Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2021

BAB II - 13 bentang fisik tersebut dapat dimanfaatkan sebagai obyek dan daya tarik

wisata. Kondisi fisik lainnya yang secara potensi mendukung Kabupaten

1.3.4.2 Sumber Daya Air

Di Kabupaten Banggai mempunyai banyak sungai, danau dan mata air

yang menyebar. Keberadaan air permukaan dan sungai tidak hanya berfungsi

sebagai sumber air minum, tapi juga dimanfaatkan sebagai sumber bagi

kegiatan budidaya pertanian sedangkan pemanfaatan air permukaan dan

sungai untuk bidang perikanan belum tercapai optimal. Wilayah yang

daerahnya pulau membutuhkan air bersih diperoleh dengan memanfaatkan

fluktuasi air tanah dangkal yang sangat dipengaruhi oleh air hujan. Air tanah

tersimpan dalam aquifer berupa rekahan atau cela batuan padu dan

didapatkan pada kedudukan yang dangkal.Sumber daya air di Kabupaten

Banggai Kepulauan berupa air tanah seperti sumur gali yang berada di daerah

pantai dan dataran rendah dengan ketinggian 0 – 15 meter diatas permukaan

laut, ketinggian muka air tanah dangkal berkisar 0,5 - 1,0 meter dari

permukaan air tanah. Serta banyak mata air yang menyebar di berbagai

kecamatan

Melihat kondisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sumberdaya air di

Kabupaten Banggai Kepulauan masih berpotensi, oleh sebab itu perlu adanya

perlindungan dan pelestarian pada sumber-sumber tersebut dengan

menetapkan wilayah perlindungan sesuai dengan peraturan.

1.3.4.3 Sumber Daya Hutan

Hutan produksi pada Kabupaten Banggai Kepulauan dibagi menjadi tiga

yang pertama hutan produksi tetap sebesar 34.014,813 Ha, yang kedua hutan

produksi terbatas sebesar 40.070,348 Ha dan yang terakhir adalah hutan

produksi konservasi 17.710,762 Ha. Kegiatan pemanfaatan hutan produksi

berkurang karena penurunan produksi hutan sehingga banyak lahan yang

dialih fungsikan untuk kegiatan perkebunan dan pertanian.

1.3.5 Potensi Ekonomi Wilayah 1.3.5.1 Sektor Pertanian

Sektor pertanian secara umum meliputi kegiatan pertanian tanaman

pangan, perkebunan, perikanan dan peternakan. Untuk saat ini sektor

(14)

RPI2JM Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2021

BAB II - 14 terutama kegiatan pertanian tanaman pangan dan perkebunan. Kabupaten

Banggai Kepulauan memiliki luas lahan persawahan yang telah terolah 551 Ha

dengan produksi rata-rata 3,29 ton perhektar. Selain itu, produksi yang paling

menonjol adalah kelapa dalam. Produksi kelapa dalam mencapai 2.252 ton

dari total lahan 27.070 Ha. Bangkep juga merupakan salah satu daerah

penghasil jambu mente di Sulawesi Tengah. Luas lahan perkebunan jambu

mente mencapai 10.825 Ha dengan jumlah produksi 2.061 ton. Selain ketiga

komoditi tersebut bangkep juga menghasilkan kopi, cengkih, vanili, kakao,

kemiri, lada dan pala. Komoditi lainnya adalah pisang dengan produksi 1.230

ton yang diekspor dan diantarpulaukan, durian 314 ton pertahun, mangga

362,5 ton dan nangka 693 ton pertahun. 1.3.5.2 Sektor Perikanan

Selain potensi pertanian tanaman dan perkebunan, terdapat potensi lain

yang cukup besar dimiliki oleh Kabupaten Banggai Kepulauan yaitu

diantaranya adalah sumber daya kelautan dan perikanan. Seperti diketahui

sebelumnya, wilayah perairan laut Kabupaten Banggai Kepulauan dengan luas

+ 18,828,10 km2, adalah merupakan bagian dari kawasan Selat Peleng. Laut di

Kabupaten Banggai Kepulauan ini sebagian besar wilayah ini masih bebas dari

berbagai dampak pencemaran lingkungan, selain itu kawasan ini memiliki

kekayaan keanekaragaman jenis ikan yang cukup besar dibandingkan

kawasan lain di Indonesia. Perikanan dan kelautan sebagai komoditi

primadona, menghasilkan produksi bernilai ekspor rumput laut 11.350 ton,

ikan suntung 125 ton, kerapu hidup 95,5 ton, lobster hidup 52,25 ton dan

cakalang 976 ton.

Dari sektor ini, Kabupaten Banggai Kepulauan terkenal karena memiliki

jenis ikan endemik yang keberadaanya hanya di perairan Kabupaten Banggai

Kepulauan, yakni Banggai Cardinal Fish (BCF). Tak kalah menarik dari sektor kelautan adalah budidaya kerang mutiara. Budidaya kerang mutiara di

Kabupaten Banggai Kepulauan selain dilakukan pengusaha, juga dilakukan

kebanyakan masyarakat pesisir. Budidaya kerang mutiara yang telah

dilaksanakan sejak tahun 1998 ini, sekarang terus berkembang dan mampu

memproduksi mutiara kualitas ekspor pada tahun 2009 mencapai 6.375 butir

dengan nilai jual Rp. 3,67 miliar. Produksi komoditi ini dimungkinkan terus

berkembang, karena potensi wilayah yang sangat luas dan cocok untuk

(15)

RPI2JM Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2021

BAB II - 15

1.3.5.3 Sektor Industri

Pada dasarnya kegiatan industri merupakan suatu kegiatan yang

bertujuan untuk mengelolah bahan baku menjadi bahan setengah jadi

maupun bahan jadi. Semua aktivitas yang berkaitan dengan proses tersebut

sesungguhnya merupakan aktivitas industri. Sehingga apabila kita cermati

kegiatan industri ini akan dapat berhubungan dengan berbagai sektor kegiatan

lainnya. Sebagai contoh apabila terdapat kegiatan industri yang mengolah

tanaman hasil perkebunan seperti kelapa sawit menjadi minyak kelapa sawit,

tentunya aktivitas tersebut dapat disebut industri pengelolahan tanaman

perkebunan.

Berdasarkan hal tersebut maka sebenarnya banyak sekali potensi

kegiatan industri pengelolahan yang dapat didirikan di wilayah Kabupaten

Banggai Kepulauan, mengingat pula cukup besarnya potensi hasil

perkebunan, pertanian dan perikanan di wilayah ini yang menanti untuk

diolah menjadi bentuk hasil, produksi lain yang lebih berkembang.

1.3.5.4 Sektor Pariwisata

Wilayah Kabupaten Banggai kepulauan adalah wilayah yang

berdasarkan keadaan topografinya terdiri dari daratan, pantai dan hamparan

pegunungan yang luas, keadaan alam ini tentunya memiliki kekayaan alam

yang menarik dan mempesona sehingga dibeberapa tempat ditemui obyek

wisata yang dikelola secara swadaya oleh masyarakat atau pemerintah

setempat.

Wisata Kabupaten Banggai Kepulauan didominasi sumberdaya wisata

bahari dan daya tarik kepulauan. Sebenarnya disamping keindahan wilayah

pesisir dan keunikan panorama bawah laut, Kabupaten Banggai Kepulauan

juga menyimpan potensi wisata alam cukup menarik dan budaya warisan

kerajaan pada masa lampau. Wisatawan bisa menyaksikan kehidupan sosial

budaya masyarakat Kabupaten Banggai Kepulauan.

Potensi wisata bahari di Bangkep diantaranya Pulau Tikus, Pulau

Lasampung Delepo, Kembongan yang dikelililngi pasir putih asri alami dan

terumbu karang indah. Pasir putih di Kabupaten Banggai Kepulauan

menawarkan keindahan tersendiri bagi wisatawan, karena kondisinya yang

(16)

RPI2JM Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2021

BAB II - 16 keanekaragaman terumbu karang dan ikan hias, makin memanjakan

wisatawan yang suka menyelam. Sementara di sebagian besar wilayah laut

Banggai Kepulauan ditemukan Ikan Cardinal (BCF) yang merupakan biota

khas dan unik yang keberadaanya hanya ada di Kabupaten Banggai

Kepulauan.

Wisata alam yang tidak kalah menarik dari wisata bahari adalah Air

Terjun Tembang, Air Terjun Lelengan dan Danau Tendetung. Panorama danau

ini sangat indah dan dapat ditempuh dengan berkuda. Air Terjun lainnya yang

juga indah adalah Air Terjun Kambani di Kecamatan Buko, lingkungan air

terjun ini dikelilingi pepohonon dan bebatuan yang masih asli alami. Selain

objek wisata Air Terjun di wilayah Banggai Kepulauan terdapat pula Objek

Wisata Goa Pentu, Goa yang berada di Kecamatan Liang ini menjadi salah

satu ikon wisata di Kabupaten Banggai Kepulauan.

Beberapa potensi dan daya tarik wisata yang terdapat di Kabupaten

Banggai Kepulauan saat ini berupa air terjun, wisata alam, pantai, gua, pulau

dan sebagainya merupakan potensi yang hingga saat ini belum dimanfaatkan

dengan optimal. Untuk itu tentunya potensi ini perlu dioptimalkan

pemanfaatannya terutama untuk meningkatkan perekonomian wilayah

Kabupaten Banggai Kepulauan.

1.3.5.5 Kependudukan

Kependudukan atau komposisi penduduk merupakan faktor utama

dalam setiap perencanaan, karena dalam pengembangan baik perubahan

jumlah maupun tingkah laku penduduk merupakan bagian pokok dari

perencanaan wilayah. Beberapa hal yang menunjukkan potensi kependudukan

di wilayah ini adalah tingkat usia produktif yang cukup tinggi yaitu sebesar

87.647 jiwa atau mencapai 58,81% dari jumlah penduduk Kabupaten Banggai

Kepulauan. Hal ini merupakan potensi bagi pelaksanaan pembangunan

Kabupaten Banggai Kepulauan, karena sebagai wilayah yang berkembang

tentunya wilayah ini membutuhkan banyak tenaga kerja yang diperoleh dari

penduduk usia produktif. Sedangkan potensi lainnya yaitu penduduk

berdasarkan tingkat pendidikan, maksudnya adalah penduduk yang sempat

menamatkan pendidikan formal yaitu sebanyak 13.633 jiwa atau sebesar

11,8% dari jumlah penduduk Kabupaten Banggai Kepulauan. Hal ini dapat

(17)

RPI2JM Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2021

BAB II - 17 semakin besarnya penduduk yang menyelesaikan pendidikan formalnya maka

wilayah ini memiliki kesempatan untuk berkembang lebih cepat.

1.4 ISU-ISU STRATEGIS KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN

Selain terdapat potensi yang dapat mendukung perkembangan tata

ruang wilayah, tentunya terdapat pula berbagai kendala dan permasalahan

yang menghambat pengembangan tata ruang wilayah Kabupaten Banggai

Kepulauan. Sehingga dapat mengganggu pula tingkat pertumbuhan ekonomi

wilayah ini. Adapun berbagai kendala dan masalah yang dihadapi tersebut

adalah :

1. Permasalahan Fisik

Ditinjau dari kondisi saat ini, sebagian kawasan budidaya terletak

pada lahan dengan kondisi fisik yang relatif stabil, namun tidak dipungkiri

masih terdapat lahan kering (pertanian rakyat) yang berada pada lereng

yang cukup terjal dan kurang subur sehingga membatasi produktivitas dan

ekspansi budidaya. Hal ini tidak terlepas dari kondisi topografi wilayah

Kabupaten Banggai Kepulauan yang cenderung memiliki kondisi

kemiringan lereng agak curam hingga sangat curam. Sehingga penggunaan

lahan budidaya tidak jarang berekspansi ke kawasan yang seharusnya

menjadi kawasan lindung/konservasi. Selain itu permasalahan tersebut

didukung pula oleh kondisi geografis Kabupaten Banggai Kepulauan yang

berada diantara gunung dan pantai, dengan luasan lahan yang memiliki

kelandaian datar relatif kecil sehingga memiliki keterbatasan dalam

mengembangkan kegiatan yang diperuntukkan bagi kawasan lahan

budidaya. Dalam hal ini, untuk lahan pertanian rakyat dimungkinkan

pengembangannya secara rehabilitasi dan intensifikasi dengan input

teknologi budidaya konservasi.

2. Kelestarian Lingkungan

Masalah kelestarian lingkungan di Kabupaten Banggai Kepulauan saat

ini perlu mendapat perhatian yang lebih serius, karena mengingat luasan

kawasan lindung yang cukup besar. Sementara itu sosialisasi tentang

keberadaan dan manfaat kawasan lindung di Kabupaten Banggai

Kepulauan kepada masyarakat masih sangat rendah. Hal ini mendorong

(18)

RPI2JM Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2021

BAB II - 18 merupakan hutan yang sifat alamnya diperuntukkan guna mengatur tata

air, pencegahan banjir dan erosi serta pemeliharaan tingkat kesuburan

tanah.

Sementara itu untuk kawasan lindung pada wilayah perairan laut,

perlu diperhatikan dengan mengadakan studi khusus tentang kelautan

yang nantinya dibuat peraturan yang membatasi budidaya kelautan dengan

cara yang tetap memperhatikan lingkungan dan kelestarian alam. Hal

tersebut dikarenakan kondisi saat ini menunjukkan adanya kegiatan

eksploitasi hasil laut yang cenderung tidak terkendali karena umumnya

masih banyak masyarakat yang menggunakan alat tangkap yang potensial

merusak terumbu karang yang merupakan ekosistem kelautan yang perlu

dilindungi. Ancaman lain yang lebih besar terhadap kerusakan kelestarian

ekosistem terumbu karang adalah penangkapan dengan menggunakan

bahan peledak, bius dan potasium sianida.

3. Perekonomian

Perekonomian Kabupaten Banggai Kepulauan bersifat dualistis,

dimana kegiatan ekonomi utama yang berlangsung saat ini sangat

bergantung pada sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui dan

memberikan pengaruh besar terhadap masalah-masalah lingkungan,

seperti kegiatan eksploitasi hutan serta tidak memberikan dampak pada

ekonomi lokal.

Ekonomi rakyat masih bersifat tradisional dan cenderung hanya

melayani kebutuhan lokal. Kegiatan ekonomi relatif terisolasi dengan sistem

dengan ekonomi yang lebih luas, sehingga nilai dan volume perdagangan

dengan wilayah lainnya relatif kecil.

4. Kependudukan

Jumlah penduduk Kabupaten Banggai Kepulauan pada tahun 2012

sebanyak 112.040 jiwa, sedangkan pada tahun 2033 jumlah penduduk

diperkirakan mencapai 155.979 jiwa dengan demikian perkembangan

penduduk Kabupaten Banggai Kepulauan cukup besar sampai akhir tahun

perencanaan dengan besarnya jumlah penduduk merupakan potensi

sumberdaya utama secara kuantitas untuk pembangunan Kabupaten

Banggai Kepulauan. Tetapi secara tidak langsung dengan pertambahan

(19)

RPI2JM Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2021

BAB II - 19 permintaan lapangan pekerjaan, yang tentunya di masa mendatang akan

menimbulkan permasalahan baru dalam pelaksanaan kegiatan

pembangunan. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka perlu adanya

peran pemerintah dan swasta untuk menciptakan lapangan kerja.

5. Sarana dan Prasarana

Berdasarkan hasil survey sekunder yang dilakukan bahwa pemenuhan

sarana dan prasarana di Kabupaten Banggai Kepulauan saat ini dirasakan

relatif masih kurang, baik dari segi kuantitas maupun segi kualitas

pelayanannya. Hal ini tentunya tidak terlepas dari proses pembangunan

yang sedang berjalan di Kabupaten Banggai Kepulauan, tetapi tentunya hal

ini perlu diantisipasi secepatnya. Antisipasi ini diperlukan karena untuk

mencapai perkembangan yang cepat tentunya menghendaki dukungan

sarana dan prasarana pendukung yang memadai pula. Apabila hal ini tidak

mendapat perhatian yang serius, maka dikhawatirkan akan menghambat

perkembangan dan kemajuan pembangunan di Kabupaten Banggai

Kepulauan. Selain itu pula permukiman yang tersebar mempunyai jarak

yang berjauhan, menimbulkan permasalahan pengalokasian sarana

pelayanan. Sarana pelayanan yang mempunyai jangkauan tingkat

pelayanan yang cukup luas (tingkat kecamatan) umumnya hanya terpusat

di Ibukota kecamatan, sehingga menimbulkan kesenjangan pelayanan bagi

pusat-pusat permukiman yang jauh dari ibukota kecamatan, untuk

mengantisipasi hal tersebut dalam pendistribusian sarana pelayanan

fasilitas sifatnya harus berjenjang sehingga dapat melayani keseluruhan

wilayah yang ada.

Dari uraian potensi dan permasalahan di Kabupaten Banggai Kepulauan

di atas, maka diketahui bahwa isu strategis pengembangan Kabupaten

Banggai Kepulauan adalah sebagai berikut:

1. Kondisi luas lahan potensial untuk pengembangan wilayah terbatas

2. Terjadi permasalahan lingkungan pada pada kawasan lindung di wilayah

hutan dan wilayah kelautan.

3. Potensi pengembangan perkebunan, kelautan dan pariwisata masih belum optimal, baik dilihat dari segi hasil maupun pengelolaannya untuk

(20)

RPI2JM Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2021

BAB II - 20 4. Tingginya tingkat ketergantungan masyarakat pada sumberdaya alam yang

tidak dapat diperbaharui.

Gambar

Tabel 2.1.
Gambar 1.1  batas administrasi Kabupaten Banggai Kepulauan.
Tabel 2.2.
Tabel 1.3 Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2)
+4

Referensi

Dokumen terkait

Islam Terhadap Tradisi Pasai dalam Perkawinan Adat Suku Banggai (Studi Kasus di Desa Kombutokan Kecamatan Totikum Kabupaten Banggai Kepulauan Sulawesi Tengah)

Setelah dilakukan inventarisasi dan evaluasi, baik hasil lapangan serta hasil kajian dari berbagai sumber pustaka, di Kabupaten Banggai Kepulauan terdapat 65 (enam puluh

penduduk Kabupaten Minahasa Selatan tersebar pada bentang wilayah dengan kepadatan yang.. cukup rendah dan sebagian besar terkonsentrasi di ibukota

 Organosol, merupakan tanah organik (tanah gambut) yang terdapat disebelah Barat sungai Barito mulai dari selatan hingga ke bagian Utara Kabupaten

LUAS WILAYAH MENURUT KELOMPOK KEMIRINGAN DI SETIAP KECAMATAN KABUPATEN

Pada tahun 2014 Kabupaten Biak Numfor memiliki 19 distrik yang terdiri dari 8 kelurahan dan 254 kampung atau total kampung/kelurahan definitif ada sebanyak 262

• Anjir Kalampan sepanjang 14,5 km (yang menghubungkan Kota Mandomai Kecamatan Kapuas Barat ke Pulang Pisau, wilayah Kabupaten Pulang Pisau. mengarah ke Palangka

Di Kabupaten Ciamis terdapat 3 (tiga) daerah aliran sungai, seperti pada Tabel 2.5 , dan dipetakan seperti pada Gambar 2.5.. Daerah aliran sungai tersebut terdiri dari daerah resapan