RPI2JM Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2021
BAB II - 1
BAB II
PROFIL KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN
2.1 Gambaran Umum Kabupaten Banggai Kepulauan
Kabupaten Banggai Kepulauan yang terletak di perairan sebelah
timur Sulawesi Tengah ini merupakan kabupaten baru hasil pemekaran
dari Kabupaten Banggai pada tahun 1999 berdasarkan UU No. 51/1999.
Selanjutnya pada tahun 2013 di wilayah Kabupaten Banggai Kepulauan
kembali terjadi pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOB) yaitu Kabupaten
Banggai Laut sesuai dengan UU No. 5 Tahun 2013. Kabupaten Banggai
Kepulauan memiliki luas wilayah daratan 2.488,76 km2 dan luas wilayah
lautnya ± 6.671,32 km2 dan terdiri atas 21 gugusan pulau-pulau yang
terbagi dalam 20 pulau kecil dan 1 pulau besar yaitu Pulau Peling dengan
luas 2.340,00 km2, Pulau berpenghuni sebanyak 2 pulau dan tidak
berpenghuni 19 pulau. Kabupaten Banggai Kepulauan terbagi dalam 12
Kecamatan, dengan ibukota Kabupaten di Kota Salakan, tepatnya di
Pulau Peling. Untuk jelasnya mengenai kondisi administrasi di Kabupaten
Banggai Kepulauan, dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2.1.
Luas Wilayah Per Kecamatan Kabupaten Banggai Kepulauan, 2012
Kecamatan Luas Wilayah (km2)
Darat % Laut
Totikum 155,45 6,25 1.082,85 16,24
Totikum Selatan 95,19 3,83 663,09 9,94
Tinangkung 312,60 12,57 446,96 6,70
Tinangkung Selatan 187,89 7,55 251,23 3,77
RPI2JM Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2021
BAB II - 2
Liang 176,19 7,07 507,78 7,62
Peling Tengah 140,00 5,63 403,49 6,05
Bulagi 275,66 11,07 303,58 4,56
Bulagi Selatan 319,00 12,82 351,45 5,27
Bulagi Utara 318,00 12,78 350,21 5,25
Buko 184,84 7,43 1.050,60 15,75
Buko Selatan 187,32 7,52 1.064,70 15,96
Banggai Kepulauan 2.488,76 100 6.671,32 100
Sumber: Kabupaten Banggai Kepulauan Dalam Angka (2013)
Secara geografis, Kabupaten Banggai Kepulauan terletak diantara
1°06’30” LS - 2°20’00” LS dan 122°40’00” BT - 124°13’30” Bujur Timur,
dengan batasan sebagai berikut :
-. Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Tomini.
-. Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Tolo.
-. Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Peling.
-. Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Maluku
Selain dipisahkan dari daratan pulau utama (Pulau Sulawesi) oleh
Selat Peleng sepanjang 15 – 30 km, kepulauan ini juga dipisahkan dari
Kepulauan Sula (Maluku) dan Pulau Banggai di sebelah timur oleh Selat
Bote dan juga Selat Kalumbatan. Wilayah Kabupaten Banggai Kepulauan
RPI2JM Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2021
BAB II - 3 selatan dengan Teluk Tolo/Selat Bangkurung, sebelah timur dengan Laut
Maluku/Selat Kalumbatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Gambar 1.1 batas administrasi Kabupaten Banggai Kepulauan.
PETA ADMINISTRASI
Gambar 2.1 Batas Administrasi Kabupaten Banggai Kepulauan.
2.2 Kependudukan
2.1 Jumlah dan Perkembangan Penduduk
Berdasarkan perkembangan penduduk di Kabupaten Banggai Kepulauan
dari tahun 2008 hingga 2012, jumlah penduduknya mengalami kenaikan. Hal
ini dapat dilihat dari data jumlah penduduk tahun 2008 penduduknya
berjumlah 102.596 jiwa dan pada tahun 2012 meningkat hingga berjumlah
112.040 jiwa, Perkembangan yang tinggi ini diperkirakan karena disebabkan
perkembangan penduduk alamiah.
Jika dilihat dari tingkat perkembangan penduduk dari tahun 2008
hingga 2012, perkembangan rata-rata penduduk di Kecamatan Tinangkung
paling besar dibanding dengan perkembangan penduduk di kecamatan
lainnya, yaitu sebesar 2,07 % pertahun. Sedangkan perkembangan yang
paling rendah adalah terdapat di Kecamatan Bulagi Selatan yaitu sebesar
RPI2JM Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2021
BAB II - 4 pertumbuhan penduduk dari tahun 2008 hingga 2012 dapat dilihat pada Tabel
I.2.
Tabel 2.2.
Jumlah dan Perkembangan Penduduk Kabupaten Banggai Kepulauan, 2008 - 2012
Kecamatan Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
Totikum 9.602 9,805 9.869 10,077 10,053
Totikum
Selatan
7.584 7,744 8.036 8,206 8,216
Tinangkung 10.669 10,894 13.201 13,480 13,916
Tinangkung
Selatan
6.105 6,234 7.204 7,356 7,470
Tinangkung
Utara
6.626 6,766 7.670 7,832
7,955
Liang 8.608 8,790 8.768 8,953
8,905
Peling Tengah 8.292 8,467 9.244 9,439
9,525
Bulagi 9.237 9,432 9.529 9,730
9,689
Bulagi Selatan 10.044 10,256 9.716 9,921
9,793
Bulagi Utara 8.692 8,875 8.890 9,078
9,043
Buko 8.973 9,162 9.356 9,553
9,529
Buko Selatan 8.164 8,336 7.881 8,047
7,946
Banggai
Kepulauan
102,596
04,761
109,364
111,672
112,040
Sumber : Kabupaten Banggai Kepulauan Dalam Angka (2013)
Dari seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Banggai Kepulauan,
Kecamatan Totikum Selatan mempunyai tingkat kepadatan tertinggi yaitu
sebesar 86 jiwa/Km², sedangkan Kecamatan Bulagi Utara mempunyai tingkat
RPI2JM Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2021
BAB II - 5 Untuk mengetahui lebih jelas mengenai kepadatan penduduk di
Kabupaten Banggai Kepulauan dapat dilihat pada Tabel I.3.
Tabel 1.3
Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2) Di Kabupaten Banggai Kepulauan, 2012
Kecamatan Luas
Wilayah
(Km2)
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
Kepadatan
(Jiwa/Km2)
Totikum 155,45 10,053 65
Totikum Selatan 95,19 8,216 86
Tinangkung 312,60 13,916 43
Tinangkung
Selatan
187,89 7,470 39
Tinangkung
Utara
136,65 7,955 57
Liang 176,19 8,905 51
Peling Tengah 140,00 9,525 67
Bulagi 275,66 9,689 35
Bulagi Selatan 319,00 9,793 31
Bulagi Utara 318,00 9,043 28
Buko 184,84 9,529 52
Buko Selatan 187,32 7,946 43
Banggai
Kepulauan
2.488,76 112,040 45
Sumber : Kabupaten Banggai Kepulauan Dalam Angka (2013)
1.3.2.2 Proyeksi Penduduk
Dari perkembangan penduduk diatas maka dapat diambil asumsi
proyeksi penduduk di Kabupaten Banggai Kepulauan di masa yang akan
datang. Berdasarkan data tersebut maka jumlah penduduk Kabupaten
Banggai Kepulauan yang dapat diketahui pada tahun 2033 adalah sebesar
155.979 jiwa dengan asumsi pertumbuhan per-tahunnya sebesar 2,06%.
Untuk lebih jelas proyeksi penduduk tahun 2013 - 2033 di Kabupaten
Banggai Kepulauan dapat dilihat pada Tabel I.4.
Berdasarkan perhitungan hasil proyeksi penduduk serta perkiraan
RPI2JM Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2021
BAB II - 6 penyebaran dan kepadatan penduduk Kabupaten Banggai Kepulauan pada
tahun 2033. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai kepadatan penduduk dan
pola penyebarannya di Kabupaten Banggai Kepulauan dapat dilihat pada Tabel
I.5.
Tabel I.4
Proyeksi Penduduk Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2013 – 2033
No Kecamatan Tahun Proyeksi
2
Sumber: Hasil Analisis
RPI2JM Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2021
BAB II - 7
Proyeksi Kepadatan Penduduk Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2013 - 2033
Ke
Sumber: Hasil Analisis
Berdasarkan data yang ditampilkan di atas tampak bahwa pola
penyebaran dan kepadatan penduduk Kabupaten Banggai Kepulauan apabila
diperkirakan hingga akhir tahun perencanaan adalah sebagai berikut:
1. Tahun 2013, rata-rata kepadatan mencapai 42 jiwa/Km² dengan angka
RPI2JM Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2021
BAB II - 8 Totikum Selatan dan untuk kepadatan terendah yaitu mencapai 28
jiwa/Km² berada di Kecamatan Bulagi Utara.
2. Tahun 2018, rata-rata kepadatan mencapai 49 jiwa/Km² dengan angka kepadatan tertinggi yaitu mencapai 97 jiwa/Km² berada di Kecamatan
Totikum Selatan dan untuk kepadatan terendah yaitu mencapai 32
jiwa/Km² berada di Kecamatan Bulagi Selatan.
3. Tahun 2033, rata-rata kepadatan mencapai 62 jiwa/Km² dengan angka
kepadatan tertinggi tetap berada di Kecamatan Totikum Selatan yaitu
mencapai 116 jiwa/Km² dan untuk kepadatan terendah berada di
Kecamatan Bulagi Selatan yaitu mencapai 40 jiwa/Km².
1.3.2.3 Persentase Penduduk Menurut Agama
Penduduk di Kabupaten Banggai Kepulauan mayoritas beragama Islam
dengan persentase 40,06 % , sedangkan agama yang lain adalah Kristen 24,91
% dan Katolik 22,26 %. Jumlah penduduk agama terbesar tersebar di wilayah
Kecamatan Tinangkung dan Bulagi Selatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Tabel I.6 berikut ini.
Tabel I.6
Persentase Pemeluk Agama Menurut Kecamatan Di Kabupaten Banggai Kepulauan, 2012
o
Aga
ma
Agama
I
sla
m
K
riste
n
K
atoli
k
H
indu
B
udh
a
Toti
kum
8,20 0,80 1,43 - -
Toti
kum
Selatan*
0,28 0,09 - -
Tina
ngkung
13,4
1
0,78 1,13 0,09 0,08
Tina
ngkung
Selatan*
0,56 0,15 0,07 0,02
Tina
ngkung
Utara*
RPI2JM Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2021
BAB II - 9 Lian
g
8,31 1,29 0,08 - -
Peli
ng
Tengah*
1,54 0,45 - -
Bul
agi
4,44 3,90 5,74 - -
Bul
agi
Selatan
1,23 5,47 6,46 - -
0
Bul
agi
Utara*
3,94 2,71 - -
1
Buk
o
4,47 4,18 2,55 - -
2
Buk
o
Selatan*
2,10 1,45 0,05 -
Banggai
Kepulauan
40,06 24,91 22,26 0,21 0,10
Sumber: Kabupaten Banggai Kepulauan Dalam Angka (2013) Keterangan :
*) Data bergabung dengan Kecamatan Induk
1.3.2.4 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan penduduk Kabupaten Banggai Kepulauan menurut
data tahun 2006 adalah tidak / belum pernah sekolah 3.247 orang, tidak
tamat SD 18.938 orang, SD 56.252 orang, SLTP 23.363 orang, SMU 6.443
orang, Akademi / Diploma 956 orang dan Universitas 2.358 orang. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel I.7.
Tabel 1.7
Tingkat Pendidikan Penduduk Kabupaten Banggai Kepulauan, 2012
o
Tingkat Pendidikan
Jumlah (Orang)
%
Tidak/Belum
Pernah Sekolah
3,247
RPI2JM Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2021
BAB II - 10 Tidak/Belum
tamat SD
19,673
17.56
Taman
Kanak-kanak (TK)
508
0.45
Sekolah Dasar
(SD)
27,515
24.56
SLTP
10,396
9.28
Sekolah
Menengah Umum
(SMU)
6,379
5.69
Akademi/Diploma
25,870
23.09
Universitas
18,452
16.47
Jumlah 112,040 100
Sumber : Kabupaten Banggai Kepulauan Dalam Angka, Tahun 2013
Dari tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar penduduk Kabupaten
Banggai Kepulauan memiliki tingkat pendidikan Sekolah Dasar yakni 24,56 %
sedangkan SLTP sebesar 9,28 %.
1.3.2.5 Karakteristik Sosial Budaya Masyarakat
Masyarakat Kabupaten Banggai Kepulauan adalah masyarakat yang
masih menghargai budaya dan tata nilai leluhur yang dikembangkan secara
turun-temurun. Hal ini tercermin dari berbagai perilaku komunal yang
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
A. Sistem Kepemimpinan Dalam Masyarakat
Penduduk mayoritas di Kabupaten Banggai Kepulauan memeluk agama
Islam dan Kristen, budaya masyarakat masih berkaitan dengan unsur
keagamaan, dan peranan Tuan Guru/Kyai dan Pendeta merupakan
RPI2JM Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2021
BAB II - 11 Penduduk di Kabupaten Banggai Kepulauan terdiri dari beragam suku
dan agama. Suku-suku yang ada di Kabupaten Banggai Kepulauan antara lain: Suku Banggai, Saluan dan Balantak merupakan suku asli yang terdapat
hampir diseluruh wilayah Kabupaten Banggai Kepulauan.
Suku Bajo, keunikan suku ini berdiam dipinggir laut atau rumah panggung
Suku Bajo merupakan suku yang bermata pencaharian sebagai nelayan. Suku Bugis, Buton Muna dan Gorontalo merupakan suku pendatang yang
sudah menetap sehingga membaur menjadi bagian dari suku asli.
B. Sistem Kemasyarakatan
Struktur dan sistem budaya yang berkembang pada dasarnya sudah
mulai longgar, artinya budaya dan kebiasaan yang ada cenderung dapat
menerima budaya dan kebiasaan pendatang yang baru dari luar. Hal ini
terlihat dari masyarakat yang bisa menerima budaya dari luar. Perhelatan
perkawinan pun cenderung pragmatis dan ritualnya disesuaikan dengan
sistem kepercayaan dan agama yang dianut.
Kebiasaan pada kehidupan guyub dan gotong royong untuk suatu
kegiatan masih dipertahankan. Hal ini tercermin dari motto dan slogan masyarakat Banggai yaitu “monsuani tano” atau mencintai untuk pembangunaan daerahnya sendiri.
Upacara adat yang biasa dilakukan di Kabupaten Banggai Kepulauan
adalah upacara adat Banggai Sea-Sea di Lumbi-Lumbia dan pemukiman suku
Bajo diatas air laut.
C. Kesenian Rakyat
Jenis kesenian rakyat yang banyak digemari di Kabupaten Banggai
Kepulauan dan berkembang hingga saat ini antara lain:
1. Festival Budaya Banggai;ditampilkan bebagai atraksi seni dan budaya yang
ada di Kabupaten Banggai Kepulauan.
2. Seba Lembaga Adat Banggai ; dirumuskannya keputusan-keputusan adat
Banggai.
3. Menanam ubi Banggai (Bapidok); dilakukan pada saat menanam ubi
Banggai disertai dengan adat istiadat setempat.
D. Tata Budaya Dan Sistem Upacara Masyarakat
Dalam aktivitasnya, masyarakat masih melakukan berbagai aktifitas dan
RPI2JM Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2021
BAB II - 12 di Banggai Kepulauan pada umumnya adalah :
1.Upacara adat Banggai Etnis Sea-sea di Lumbi-lumbia dan Osan.
1.3.3 Potensi Bencana Alam
Geologi Kabupaten Banggai Kepulauan terletak di sepanjang zona
tumbukan antara lempeng mikro kontinen Banggai – Sula dengan jalan ofiolit
Sulawes Timur. Tumbukan antara lempeng tersebut merupakan fenomena
tektonik yang dicirikan dengan pergerakan sistem sesar sorong yang bergerak
kearah barat dan bersifat mendatar.
Distribusi pusat gempa dangkal dan gempa sedang terkonsentrasi
disekitar utara Pulau Peleng, yang lainnya terdapat disebelah selatan dan
kepulauan Talaibu. Pusat gempa dengan kedalaman 26 Km dibawah
permukaan laut yang terletak di Pulau Peleng yang menyebabkan tsunami
dengan ketinggian gelombang 10 sampai 15 meter yang mengakibatkan
rusaknya rumah-rumah penduduk pada sekitar pesisir Pulau Peleng. Kondisi
ini dikarenakan letak diantara sesar Sorong Utara dan sesar Sorong Selatan,
maka kawasan pesisir Kabupaten Banggai Kepulauan sangat rawan terjadi
gelombang tsunami.
1.3.4 Potensi Sumber Daya Alam 1.3.4.1 Sumber Daya Lahan
Apabila di lihat dari potensi sumber daya lahan, Kabupaten Banggai
Kepulauan memiliki wilayah potensi (wilayah yang sesuai dan cocok untuk
dikembangkan untuk berbagai kegiatan wilayah) sebesar 27.18%, wilayah
kendala 46,29% (wilayah dengan kisaran lerengnya 15 – 40%, sesuai untuk
pengembangan kegiatan-kegiatan tertentu seperti rekreasi umum dan
bangunan terhitung yang dapat dikembangkan dengan bantuan teknologi atau
persyaratan teknis) dan wilayah limitasi (wilayah dengan kisaran lerengnya >
40%, wilayah yang tidak berpotensi untuk pengembangan kegiatan budidaya)
sebesar 26,53%.
Secara fisik, wilayah ini memiliki bentang fisik yang cukup bervariasi.
Mulai dari daerah pegunungan, daerah lembah, daerah dataran, dan daerah
pesisir pantai serta laut. Keberagaman bentang fisik ini merupakan potensi
sumber daya alam yang besar, karena berbagai kandungan materi alam pada
RPI2JM Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2021
BAB II - 13 bentang fisik tersebut dapat dimanfaatkan sebagai obyek dan daya tarik
wisata. Kondisi fisik lainnya yang secara potensi mendukung Kabupaten
1.3.4.2 Sumber Daya Air
Di Kabupaten Banggai mempunyai banyak sungai, danau dan mata air
yang menyebar. Keberadaan air permukaan dan sungai tidak hanya berfungsi
sebagai sumber air minum, tapi juga dimanfaatkan sebagai sumber bagi
kegiatan budidaya pertanian sedangkan pemanfaatan air permukaan dan
sungai untuk bidang perikanan belum tercapai optimal. Wilayah yang
daerahnya pulau membutuhkan air bersih diperoleh dengan memanfaatkan
fluktuasi air tanah dangkal yang sangat dipengaruhi oleh air hujan. Air tanah
tersimpan dalam aquifer berupa rekahan atau cela batuan padu dan
didapatkan pada kedudukan yang dangkal.Sumber daya air di Kabupaten
Banggai Kepulauan berupa air tanah seperti sumur gali yang berada di daerah
pantai dan dataran rendah dengan ketinggian 0 – 15 meter diatas permukaan
laut, ketinggian muka air tanah dangkal berkisar 0,5 - 1,0 meter dari
permukaan air tanah. Serta banyak mata air yang menyebar di berbagai
kecamatan
Melihat kondisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sumberdaya air di
Kabupaten Banggai Kepulauan masih berpotensi, oleh sebab itu perlu adanya
perlindungan dan pelestarian pada sumber-sumber tersebut dengan
menetapkan wilayah perlindungan sesuai dengan peraturan.
1.3.4.3 Sumber Daya Hutan
Hutan produksi pada Kabupaten Banggai Kepulauan dibagi menjadi tiga
yang pertama hutan produksi tetap sebesar 34.014,813 Ha, yang kedua hutan
produksi terbatas sebesar 40.070,348 Ha dan yang terakhir adalah hutan
produksi konservasi 17.710,762 Ha. Kegiatan pemanfaatan hutan produksi
berkurang karena penurunan produksi hutan sehingga banyak lahan yang
dialih fungsikan untuk kegiatan perkebunan dan pertanian.
1.3.5 Potensi Ekonomi Wilayah 1.3.5.1 Sektor Pertanian
Sektor pertanian secara umum meliputi kegiatan pertanian tanaman
pangan, perkebunan, perikanan dan peternakan. Untuk saat ini sektor
RPI2JM Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2021
BAB II - 14 terutama kegiatan pertanian tanaman pangan dan perkebunan. Kabupaten
Banggai Kepulauan memiliki luas lahan persawahan yang telah terolah 551 Ha
dengan produksi rata-rata 3,29 ton perhektar. Selain itu, produksi yang paling
menonjol adalah kelapa dalam. Produksi kelapa dalam mencapai 2.252 ton
dari total lahan 27.070 Ha. Bangkep juga merupakan salah satu daerah
penghasil jambu mente di Sulawesi Tengah. Luas lahan perkebunan jambu
mente mencapai 10.825 Ha dengan jumlah produksi 2.061 ton. Selain ketiga
komoditi tersebut bangkep juga menghasilkan kopi, cengkih, vanili, kakao,
kemiri, lada dan pala. Komoditi lainnya adalah pisang dengan produksi 1.230
ton yang diekspor dan diantarpulaukan, durian 314 ton pertahun, mangga
362,5 ton dan nangka 693 ton pertahun. 1.3.5.2 Sektor Perikanan
Selain potensi pertanian tanaman dan perkebunan, terdapat potensi lain
yang cukup besar dimiliki oleh Kabupaten Banggai Kepulauan yaitu
diantaranya adalah sumber daya kelautan dan perikanan. Seperti diketahui
sebelumnya, wilayah perairan laut Kabupaten Banggai Kepulauan dengan luas
+ 18,828,10 km2, adalah merupakan bagian dari kawasan Selat Peleng. Laut di
Kabupaten Banggai Kepulauan ini sebagian besar wilayah ini masih bebas dari
berbagai dampak pencemaran lingkungan, selain itu kawasan ini memiliki
kekayaan keanekaragaman jenis ikan yang cukup besar dibandingkan
kawasan lain di Indonesia. Perikanan dan kelautan sebagai komoditi
primadona, menghasilkan produksi bernilai ekspor rumput laut 11.350 ton,
ikan suntung 125 ton, kerapu hidup 95,5 ton, lobster hidup 52,25 ton dan
cakalang 976 ton.
Dari sektor ini, Kabupaten Banggai Kepulauan terkenal karena memiliki
jenis ikan endemik yang keberadaanya hanya di perairan Kabupaten Banggai
Kepulauan, yakni Banggai Cardinal Fish (BCF). Tak kalah menarik dari sektor kelautan adalah budidaya kerang mutiara. Budidaya kerang mutiara di
Kabupaten Banggai Kepulauan selain dilakukan pengusaha, juga dilakukan
kebanyakan masyarakat pesisir. Budidaya kerang mutiara yang telah
dilaksanakan sejak tahun 1998 ini, sekarang terus berkembang dan mampu
memproduksi mutiara kualitas ekspor pada tahun 2009 mencapai 6.375 butir
dengan nilai jual Rp. 3,67 miliar. Produksi komoditi ini dimungkinkan terus
berkembang, karena potensi wilayah yang sangat luas dan cocok untuk
RPI2JM Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2021
BAB II - 15
1.3.5.3 Sektor Industri
Pada dasarnya kegiatan industri merupakan suatu kegiatan yang
bertujuan untuk mengelolah bahan baku menjadi bahan setengah jadi
maupun bahan jadi. Semua aktivitas yang berkaitan dengan proses tersebut
sesungguhnya merupakan aktivitas industri. Sehingga apabila kita cermati
kegiatan industri ini akan dapat berhubungan dengan berbagai sektor kegiatan
lainnya. Sebagai contoh apabila terdapat kegiatan industri yang mengolah
tanaman hasil perkebunan seperti kelapa sawit menjadi minyak kelapa sawit,
tentunya aktivitas tersebut dapat disebut industri pengelolahan tanaman
perkebunan.
Berdasarkan hal tersebut maka sebenarnya banyak sekali potensi
kegiatan industri pengelolahan yang dapat didirikan di wilayah Kabupaten
Banggai Kepulauan, mengingat pula cukup besarnya potensi hasil
perkebunan, pertanian dan perikanan di wilayah ini yang menanti untuk
diolah menjadi bentuk hasil, produksi lain yang lebih berkembang.
1.3.5.4 Sektor Pariwisata
Wilayah Kabupaten Banggai kepulauan adalah wilayah yang
berdasarkan keadaan topografinya terdiri dari daratan, pantai dan hamparan
pegunungan yang luas, keadaan alam ini tentunya memiliki kekayaan alam
yang menarik dan mempesona sehingga dibeberapa tempat ditemui obyek
wisata yang dikelola secara swadaya oleh masyarakat atau pemerintah
setempat.
Wisata Kabupaten Banggai Kepulauan didominasi sumberdaya wisata
bahari dan daya tarik kepulauan. Sebenarnya disamping keindahan wilayah
pesisir dan keunikan panorama bawah laut, Kabupaten Banggai Kepulauan
juga menyimpan potensi wisata alam cukup menarik dan budaya warisan
kerajaan pada masa lampau. Wisatawan bisa menyaksikan kehidupan sosial
budaya masyarakat Kabupaten Banggai Kepulauan.
Potensi wisata bahari di Bangkep diantaranya Pulau Tikus, Pulau
Lasampung Delepo, Kembongan yang dikelililngi pasir putih asri alami dan
terumbu karang indah. Pasir putih di Kabupaten Banggai Kepulauan
menawarkan keindahan tersendiri bagi wisatawan, karena kondisinya yang
RPI2JM Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2021
BAB II - 16 keanekaragaman terumbu karang dan ikan hias, makin memanjakan
wisatawan yang suka menyelam. Sementara di sebagian besar wilayah laut
Banggai Kepulauan ditemukan Ikan Cardinal (BCF) yang merupakan biota
khas dan unik yang keberadaanya hanya ada di Kabupaten Banggai
Kepulauan.
Wisata alam yang tidak kalah menarik dari wisata bahari adalah Air
Terjun Tembang, Air Terjun Lelengan dan Danau Tendetung. Panorama danau
ini sangat indah dan dapat ditempuh dengan berkuda. Air Terjun lainnya yang
juga indah adalah Air Terjun Kambani di Kecamatan Buko, lingkungan air
terjun ini dikelilingi pepohonon dan bebatuan yang masih asli alami. Selain
objek wisata Air Terjun di wilayah Banggai Kepulauan terdapat pula Objek
Wisata Goa Pentu, Goa yang berada di Kecamatan Liang ini menjadi salah
satu ikon wisata di Kabupaten Banggai Kepulauan.
Beberapa potensi dan daya tarik wisata yang terdapat di Kabupaten
Banggai Kepulauan saat ini berupa air terjun, wisata alam, pantai, gua, pulau
dan sebagainya merupakan potensi yang hingga saat ini belum dimanfaatkan
dengan optimal. Untuk itu tentunya potensi ini perlu dioptimalkan
pemanfaatannya terutama untuk meningkatkan perekonomian wilayah
Kabupaten Banggai Kepulauan.
1.3.5.5 Kependudukan
Kependudukan atau komposisi penduduk merupakan faktor utama
dalam setiap perencanaan, karena dalam pengembangan baik perubahan
jumlah maupun tingkah laku penduduk merupakan bagian pokok dari
perencanaan wilayah. Beberapa hal yang menunjukkan potensi kependudukan
di wilayah ini adalah tingkat usia produktif yang cukup tinggi yaitu sebesar
87.647 jiwa atau mencapai 58,81% dari jumlah penduduk Kabupaten Banggai
Kepulauan. Hal ini merupakan potensi bagi pelaksanaan pembangunan
Kabupaten Banggai Kepulauan, karena sebagai wilayah yang berkembang
tentunya wilayah ini membutuhkan banyak tenaga kerja yang diperoleh dari
penduduk usia produktif. Sedangkan potensi lainnya yaitu penduduk
berdasarkan tingkat pendidikan, maksudnya adalah penduduk yang sempat
menamatkan pendidikan formal yaitu sebanyak 13.633 jiwa atau sebesar
11,8% dari jumlah penduduk Kabupaten Banggai Kepulauan. Hal ini dapat
RPI2JM Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2021
BAB II - 17 semakin besarnya penduduk yang menyelesaikan pendidikan formalnya maka
wilayah ini memiliki kesempatan untuk berkembang lebih cepat.
1.4 ISU-ISU STRATEGIS KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN
Selain terdapat potensi yang dapat mendukung perkembangan tata
ruang wilayah, tentunya terdapat pula berbagai kendala dan permasalahan
yang menghambat pengembangan tata ruang wilayah Kabupaten Banggai
Kepulauan. Sehingga dapat mengganggu pula tingkat pertumbuhan ekonomi
wilayah ini. Adapun berbagai kendala dan masalah yang dihadapi tersebut
adalah :
1. Permasalahan Fisik
Ditinjau dari kondisi saat ini, sebagian kawasan budidaya terletak
pada lahan dengan kondisi fisik yang relatif stabil, namun tidak dipungkiri
masih terdapat lahan kering (pertanian rakyat) yang berada pada lereng
yang cukup terjal dan kurang subur sehingga membatasi produktivitas dan
ekspansi budidaya. Hal ini tidak terlepas dari kondisi topografi wilayah
Kabupaten Banggai Kepulauan yang cenderung memiliki kondisi
kemiringan lereng agak curam hingga sangat curam. Sehingga penggunaan
lahan budidaya tidak jarang berekspansi ke kawasan yang seharusnya
menjadi kawasan lindung/konservasi. Selain itu permasalahan tersebut
didukung pula oleh kondisi geografis Kabupaten Banggai Kepulauan yang
berada diantara gunung dan pantai, dengan luasan lahan yang memiliki
kelandaian datar relatif kecil sehingga memiliki keterbatasan dalam
mengembangkan kegiatan yang diperuntukkan bagi kawasan lahan
budidaya. Dalam hal ini, untuk lahan pertanian rakyat dimungkinkan
pengembangannya secara rehabilitasi dan intensifikasi dengan input
teknologi budidaya konservasi.
2. Kelestarian Lingkungan
Masalah kelestarian lingkungan di Kabupaten Banggai Kepulauan saat
ini perlu mendapat perhatian yang lebih serius, karena mengingat luasan
kawasan lindung yang cukup besar. Sementara itu sosialisasi tentang
keberadaan dan manfaat kawasan lindung di Kabupaten Banggai
Kepulauan kepada masyarakat masih sangat rendah. Hal ini mendorong
RPI2JM Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2021
BAB II - 18 merupakan hutan yang sifat alamnya diperuntukkan guna mengatur tata
air, pencegahan banjir dan erosi serta pemeliharaan tingkat kesuburan
tanah.
Sementara itu untuk kawasan lindung pada wilayah perairan laut,
perlu diperhatikan dengan mengadakan studi khusus tentang kelautan
yang nantinya dibuat peraturan yang membatasi budidaya kelautan dengan
cara yang tetap memperhatikan lingkungan dan kelestarian alam. Hal
tersebut dikarenakan kondisi saat ini menunjukkan adanya kegiatan
eksploitasi hasil laut yang cenderung tidak terkendali karena umumnya
masih banyak masyarakat yang menggunakan alat tangkap yang potensial
merusak terumbu karang yang merupakan ekosistem kelautan yang perlu
dilindungi. Ancaman lain yang lebih besar terhadap kerusakan kelestarian
ekosistem terumbu karang adalah penangkapan dengan menggunakan
bahan peledak, bius dan potasium sianida.
3. Perekonomian
Perekonomian Kabupaten Banggai Kepulauan bersifat dualistis,
dimana kegiatan ekonomi utama yang berlangsung saat ini sangat
bergantung pada sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui dan
memberikan pengaruh besar terhadap masalah-masalah lingkungan,
seperti kegiatan eksploitasi hutan serta tidak memberikan dampak pada
ekonomi lokal.
Ekonomi rakyat masih bersifat tradisional dan cenderung hanya
melayani kebutuhan lokal. Kegiatan ekonomi relatif terisolasi dengan sistem
dengan ekonomi yang lebih luas, sehingga nilai dan volume perdagangan
dengan wilayah lainnya relatif kecil.
4. Kependudukan
Jumlah penduduk Kabupaten Banggai Kepulauan pada tahun 2012
sebanyak 112.040 jiwa, sedangkan pada tahun 2033 jumlah penduduk
diperkirakan mencapai 155.979 jiwa dengan demikian perkembangan
penduduk Kabupaten Banggai Kepulauan cukup besar sampai akhir tahun
perencanaan dengan besarnya jumlah penduduk merupakan potensi
sumberdaya utama secara kuantitas untuk pembangunan Kabupaten
Banggai Kepulauan. Tetapi secara tidak langsung dengan pertambahan
RPI2JM Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2021
BAB II - 19 permintaan lapangan pekerjaan, yang tentunya di masa mendatang akan
menimbulkan permasalahan baru dalam pelaksanaan kegiatan
pembangunan. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka perlu adanya
peran pemerintah dan swasta untuk menciptakan lapangan kerja.
5. Sarana dan Prasarana
Berdasarkan hasil survey sekunder yang dilakukan bahwa pemenuhan
sarana dan prasarana di Kabupaten Banggai Kepulauan saat ini dirasakan
relatif masih kurang, baik dari segi kuantitas maupun segi kualitas
pelayanannya. Hal ini tentunya tidak terlepas dari proses pembangunan
yang sedang berjalan di Kabupaten Banggai Kepulauan, tetapi tentunya hal
ini perlu diantisipasi secepatnya. Antisipasi ini diperlukan karena untuk
mencapai perkembangan yang cepat tentunya menghendaki dukungan
sarana dan prasarana pendukung yang memadai pula. Apabila hal ini tidak
mendapat perhatian yang serius, maka dikhawatirkan akan menghambat
perkembangan dan kemajuan pembangunan di Kabupaten Banggai
Kepulauan. Selain itu pula permukiman yang tersebar mempunyai jarak
yang berjauhan, menimbulkan permasalahan pengalokasian sarana
pelayanan. Sarana pelayanan yang mempunyai jangkauan tingkat
pelayanan yang cukup luas (tingkat kecamatan) umumnya hanya terpusat
di Ibukota kecamatan, sehingga menimbulkan kesenjangan pelayanan bagi
pusat-pusat permukiman yang jauh dari ibukota kecamatan, untuk
mengantisipasi hal tersebut dalam pendistribusian sarana pelayanan
fasilitas sifatnya harus berjenjang sehingga dapat melayani keseluruhan
wilayah yang ada.
Dari uraian potensi dan permasalahan di Kabupaten Banggai Kepulauan
di atas, maka diketahui bahwa isu strategis pengembangan Kabupaten
Banggai Kepulauan adalah sebagai berikut:
1. Kondisi luas lahan potensial untuk pengembangan wilayah terbatas
2. Terjadi permasalahan lingkungan pada pada kawasan lindung di wilayah
hutan dan wilayah kelautan.
3. Potensi pengembangan perkebunan, kelautan dan pariwisata masih belum optimal, baik dilihat dari segi hasil maupun pengelolaannya untuk
RPI2JM Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2016-2021
BAB II - 20 4. Tingginya tingkat ketergantungan masyarakat pada sumberdaya alam yang
tidak dapat diperbaharui.