PROFIL KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN |II-1 BAB II
PROFIL KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN
2.1 Gambaran Umum Kabupaten Banggai Kepulauan
Kabupaten Banggai Kepulauan yang terletak di perairan sebelah timur Sulawesi Tengah ini merupakan kabupaten baru hasil pemekaran dari Kabupaten
Banggai pada tahun 1999 berdasarkan UU No. 51/1999. Selanjutnya pada tahun 2013 di wilayah Kabupaten Banggai Kepulauan kembali terjadi pemekaran
Daerah Otonomi Baru (DOB) yaitu Kabupaten Banggai Laut sesuai dengan UU No. 5 Tahun 2013. Kabupaten Banggai Kepulauan memiliki luas wilayah daratan 2.488,79km2 dan luas wilayah lautnya ± 6.671,32 km2 dan terdiri atas
235 gugusan pulau-pulau, pulau berpenghuni sebanyak 2 pulau yaitu Pulau Peling dan Pulau Bakalan, dan tidak berpenghuni 233 pulau.Kabupaten Banggai Kepulauan terbagi dalam 12 Kecamatan, dengan ibukota Kabupaten di Kota
Salakan, tepatnya di Pulau Peling. Untuk jelasnya mengenai kondisi administrasi di Kabupaten Banggai Kepulauan, dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2.1.
Luas Wilayah Per Kecamatan Kabupaten Banggai Kepulauan, 2014
No Kecamatan Luas Wilayah (km
2)
Banggai Kepulauan 2.488,79 27,17 6.671,32 72,83
PROFIL KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN |II-2 Secara geografis, Kabupaten Banggai Kepulauan terletak diantara antara 1°
06’' 30" Lintang Selatan sampai dengan 1° 35' 58" Lintang Selatan dan 122° 37' 6,3"
Bujur Timur sampai dengan 123° 40' 1,9" Bujur Timur di Jazirah Timur Laut Pulau Sulawesi, dengan batasan sebagai berikut :
-. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Banggai,
-. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Banggai Laut,
-. Sebelah Timur berbatasan Laut Maluku,
-. Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Peleng
PENDAHULUAN |II- 3 2.2 Kependudukan
2.2.1 Jumlah Dan Perkembangan Penduduk
Berdasarkan perkembangan penduduk di Kabupaten Banggai Kepulauan dari tahun 2011 hingga 2014, jumlah penduduknya mengalami kenaikan. Hal ini dapat dilihat dari data jumlah penduduk tahun 2011 penduduknya berjumlah 174.800 jiwa dan pada tahun 2012
meningkat hingga berjumlah176.869 jiwa, Perkembangan yang tinggi ini diperkirakan karena disebabkan perkembangan penduduk alamiah.
Jika dilihat dari tingkat perkembangan penduduk dari tahun 2011 hingga 2014, Jumlah
penduduk begitu besar dan terus bertambah setiap tahun. Sebagian besar penduduk masih terpusat di Kecamatan Tinangkung. Data tahun 2014 menunjukkan sekitar 12,67% penduduk
tinggal di Kecamatan Tinangkung. Dimana luas Kecamatan Tinangkung sekitar 12,56% dari seluruh wilayah daratan Kabupaten Banggai Kepulauan.
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai jumlah dan laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2011 hingga 2014 dapat dilihat pada Tabel I.2.
Tabel 1.2.
Jumlah dan Perkembangan Penduduk Kabupaten Banggai Kepulauan, 2011 - 2014
PENDAHULUAN |II- 4 Banggai Selatan 4.958 5,057 -
Totikum 9.981 10,053 10,121 10,188
Totikum Selatan 8.146 8,216 8,282 8,348
Tinangkung 13.633 13,916 14,181 14, 444
Tinangkung Selatan 7.365 7,470 7,567 7 ,663
Tinangkung Utara 7.843 7,955 8,060 8, 164
Liang 8.851 8,905 8,954 9, 003
Peling Tengah 9.414 9,525 9,628 9 ,731
Bulagi 9.626 9,689 9,750 9, 807
Bulagi Selatan 9.764 9,793 9,821 9, 850
Bulagi Utara 8.983 9,043 9,098 9 ,155
Buko 9.461 9,529 9,593 9 ,656
Buko Selatan 7.921 7,946 7,970 7 ,994
Jumlah Penduduk 174,800 176,869 113,025 114 ,003
Sumber :Badan Pusat Statistik Kabupaten Banggai Kepulauan (2015)
PENDAHULUAN |II- 5 sedangkan Kecamatan Bulagi Utara mempunyai tingkat kepadatan terendah yaitu 29
jiwa/Km².
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai kepadatan penduduk di Kabupaten Banggai Kepulauan dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3
Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2) Di Kabupaten Banggai Kepulauan, 2014
No. Kecamatan Luas Wilayah
Banggai Kepulauan 2.488,79 114 ,003 46
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Banggai Kepulauan (2015)
1.3.2.2 Proyeksi Penduduk
PENDAHULUAN |II- 6 jumlah penduduk Kabupaten Banggai Kepulauan yang dapat diketahui pada tahun 2035
adalah sebesar 155.979 jiwa dengan asumsi pertumbuhan per-tahunnya sebesar 0.87%. Untuk lebih jelas proyeksi penduduk tahun 2015 - 2035 di Kabupaten Banggai
Kepulauan dapat dilihat pada Tabel I.4.
Berdasarkan perhitungan hasil proyeksi penduduk serta perkiraan kondisi kepadatan penduduk pada tahun 2035, maka dapat diketahui pola penyebaran dan kepadatan
penduduk Kabupaten Banggai Kepulauan pada tahun 2035. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai kepadatan penduduk dan pola penyebarannya di Kabupaten Banggai Kepulauan dapat dilihat pada Tabel I.5.
Tabel I.4
Proyeksi Penduduk Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2015– 2035
o
Kecamatan Tahun Proyeksi
013 014 015 016 017 018 023 035
Totikum
0.121 1.192 1.341 1.492 1.644 1.799 2.605 4.385
Totikum
Selatan .282 .826 .930 .036 .143 .251 .814 1.059
Tinangkung
4.181 3.608 3.694 3.883 4.075 4.271 5.303 7.659
Tinangkung
Selatan .567 .653 .765 .880 .996 .114 .735 0.145
Tinangkung
Utara .060 .828 .887 .929 .932 .036 .589 .851
Liang
.954 .647 .757 .869 .982 0.096 0.690 1.998
PENDAHULUAN |II- 7
Tengah .628 .568 .677 .788 .900 0.013 0.602 1.898
Bulagi
.750 .505 .690 .880 0.073 0.269 1.312 3.727
Bulagi
Selatan .821 .966 0.100 0.236 0.374 0.514 1.243 2.855
0
Bulagi Utara
.098 .175 0.354 0.537 0.723 0.913 1.920 4.251
1
Buko
.593 0.101 0.324 0.551 0.784 1.021 2.290 5.283
2
Buko Selatan
.970 .505 .693 .884 .080 .280 0.348 2.868
Banggai
Kepulauan 13.025 15.574 18.212 19.965 21.706 23.577 33.451 55.979
Sumber : RTRW Kab. Banggai Kepulauan
Tabel I.5
Proyeksi Kepadatan Penduduk Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2015 - 2035
Kec
am ata n
PENDAHULUAN |II- 10 kepadatan penduduk Kabupaten Banggai Kepulauan apabila diperkirakan hingga akhir tahun
perencanaan adalah sebagai berikut:
1. Tahun 2013, rata-rata kepadatan mencapai 45 jiwa/Km² dengan angka kepadatan
tertinggi yaitu mencapai 87 jiwa/Km² berada di Kecamatan Totikum Selatan dan untuk kepadatan terendah yaitu mencapai 29 jiwa/Km² berada di Kecamatan Bulagi Utara. 2. Tahun 2018, rata-rata kepadatan mencapai 49 jiwa/Km² dengan angka kepadatan
tertinggi yaitu mencapai 97 jiwa/Km² berada di Kecamatan Totikum Selatan dan untuk kepadatan terendah yaitu mencapai 32 jiwa/Km² berada di Kecamatan Bulagi Selatan. 3. Tahun 2035, rata-rata kepadatan mencapai 62 jiwa/Km² dengan angka kepadatan
tertinggi tetap berada di Kecamatan Totikum Selatan yaitu mencapai 116 jiwa/Km² dan untuk kepadatan terendah berada di Kecamatan Bulagi Selatan yaitu mencapai 40
jiwa/Km².
1.3.2.3. Persentase Penduduk Menurut Agama
Penduduk di Kabupaten Banggai Kepulauan mayoritas beragama Islam dengan persentase58,83 % , sedangkan agama yang lain adalah Kristen 36,46 % dan Katolik 4,68 %. Jumlah penduduk agama terbesar tersebar di wilayah Kecamatan Tinangkung dan Bulagi
Selatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel I.6 berikut ini. Tabel I.6
PersentasePemeluk Agama Menurut Kecamatan Di Kabupaten Banggai Kepulauan, 2015
PENDAHULUAN |II- 11 Islam Kristen Katolik Hindu Budha
1 Totikum 5,78 0,21 0,56 0,00 0,00
2 Totikum Selatan 5,01 0,41 2,14 0,00 0,00
3 Tinangkung 10,79 1,37 0,28 0,00 0,00
4 Tinangkung Selatan 5,80 0,88 0,42 0,00 0,00
5 Tinangkung Utara 6,59 0,43 0,32 0,00 0,00
6 Liang 6,18 1,86 0,24 0,00 0,00
7 Peling Tengah 6,51 2,23 0,00 0,00 0,00
8 Bulagi 3,31 5,63 0,07 0,00 0,00
9 Bulagi Selatan 1,31 8,07 0,30 0,00 0,00
10 Bulagi Utara 0,23 5,69 0,05 0,01 0,00
11 Buko 2,81 6,50 0,16 0,01 0,00
12 Buko Selatan 4,51 3,19 0,13 0,00 0,00
Banggai Kepulauan 58,83 36,46 4,68 0,02 0,00
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Banggai Kepulauan (2015)
1.3.2.4.Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan penduduk Kabupaten Banggai Kepulauan menurut data tahun 2006 adalah tidak / belum pernah sekolah 3.247 orang, tidak tamat SD 18.938 orang, SD 56.252 orang, SLTP 23.363 orang, SMU 6.443 orang, Akademi / Diploma 956 orang dan Universitas 2.358 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel I.7.
Tabel 2.7
Tingkat Pendidikan Penduduk Kabupaten Banggai Kepulauan 2014 No Tingkat Pendidikan Jumlah
(Orang)
%
PENDAHULUAN |II- 12
6 Akademi/Diploma 25,870 23.09
7 Universitas 18,452 16.47
Jumlah 113,025 100
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Banggai Kepulauan (2015)
Dari tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar penduduk Kabupaten Banggai
Kepulauan memiliki tingkat pendidikan Sekolah Dasar yakni 24,56% sedangkan SLTP sebesar 9,28%.
1.3.2.5. Karakteristik Sosial Budaya Masyarakat
Masyarakat Kabupaten Banggai Kepulauan adalah masyarakat yang masih menghargai
budaya dan tata nilai leluhur yang dikembangkan secara turun-temurun. Hal ini tercermin dari berbagai perilaku komunal yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
A. Sistem Kepemimpinan Dalam Masyarakat
Penduduk mayoritas di Kabupaten Banggai Kepulauan memeluk agama Islam dan Kristen, budaya masyarakat masih berkaitan dengan unsur keagamaan, dan peranan Tuan
Guru/Kyai dan Pendeta merupakan figur/tokoh yang masih sangat dihormati masyarakat. Penduduk di Kabupaten Banggai Kepulauan terdiri dari beragam suku dan agama.
PENDAHULUAN |II- 13 Suku Banggai, Saluan dan Balantak merupakan suku asli yang terdapat hampir diseluruh
wilayah Kabupaten Banggai Kepulauan.
Suku Bajo, keunikan suku ini berdiam dipinggir laut atau rumah panggung Suku Bajo
merupakan suku yang bermata pencaharian sebagai nelayan.
Suku Bugis, Buton Muna dan Gorontalo merupakan suku pendatang yang sudah menetap
sehingga membaur menjadi bagian dari suku asli.
B.Sistem Kemasyarakatan
Struktur dan sistem budaya yang berkembang pada dasarnya sudah mulai longgar,
artinya budaya dan kebiasaan yang ada cenderung dapat menerima budaya dan kebiasaan pendatang yang baru dari luar. Hal ini terlihat dari masyarakat yang bisa menerima budaya
dari luar. Perhelatan perkawinan pun cenderung pragmatis dan ritualnya disesuaikan dengan sistem kepercayaan dan agama yang dianut.
Kebiasaan pada kehidupan guyub dan gotong royong untuk suatu kegiatan masih
dipertahankan. Hal ini tercermin dari motto dan slogan masyarakat Banggai yaitu “monsuani tano” atau mencintai untuk pembangunaan daerahnya sendiri.
Upacara adat yang biasa dilakukan di Kabupaten Banggai Kepulauan adalah upacara
adat Banggai Sea-Sea di Lumbi-Lumbia dan pemukiman suku Bajo diatas air laut.
C. Kesenian Rakyat
Jenis kesenian rakyat yang banyak digemari di Kabupaten Banggai Kepulauan dan berkembang hingga saat ini antara lain:
1. Festival Budaya Banggai;ditampilkan berbagai atraksi seni dan budaya yang ada di Kabupaten Banggai Kepulauan.
2. Seba Lembaga Adat Banggai ; dirumuskannya keputusan-keputusan adat Banggai.
3. Menanam ubi Banggai (Bapidok); dilakukan pada saat menanam ubi Banggai disertai
PENDAHULUAN |II- 14 D. Tata Budaya Dan Sistem Upacara Masyarakat
Dalam aktivitasnya, masyarakat masih melakukan berbagai aktifitas dan tata upacara yang dilakukan. Adapun tata upacara yang masih dipertahankan di Banggai Kepulauan pada
umumnya adalah Upacara adat Banggai Etnis Sea-sea di Lumbi-lumbia dan Osan.
1.3.3 Potensi Bencana Alam
Geologi Kabupaten Banggai Kepulauan terletak di sepanjang zona tumbukan antara lempeng mikro kontinen Banggai – Sula dengan jalan ofiolit Sulawesi Timur. Tumbukan antara lempeng tersebut merupakan fenomena tektonik yang dicirikan dengan pergerakan
sistem sesar sorong yang bergerak kearah barat dan bersifat mendatar.
Distribusi pusat gempa dangkal dan gempa sedang terkonsentrasi disekitar utara Pulau
Peleng, yang lainnya terdapat disebelah selatan dan kepulauan Taliabu. Pusat gempa dengan kedalaman 26 Km dibawah permukaan laut yang terletak di Pulau Peleng yang menyebabkan tsunami dengan ketinggian gelombang 10 sampai 15 meter yang mengakibatkan rusaknya rumah-rumah penduduk pada sekitar pesisir Pulau Peleng. Kondisi ini dikarenakan letak
diantara sesar Sorong Utara dan sesar Sorong Selatan, maka kawasan pesisir Kabupaten Banggai Kepulauan sangat rawan terjadi gelombang tsunami.
1.3.4 Potensi Sumber Daya Alam
1.3.4.1. Sumber Daya Lahan
Apabila di lihat dari potensi sumber daya lahan, Kabupaten Banggai Kepulauan memiliki wilayah potensi (wilayah yang sesuai dan cocok untuk dikembangkan untuk berbagai kegiatan wilayah) sebesar 27.18%, wilayah kendala 46,29% (wilayahdengan kisaran
lerengnya 15 – 40%, sesuai untuk pengembangan kegiatan-kegiatan tertentu seperti rekreasi umum dan bangunan terhitung yang dapat dikembangkan dengan bantuan teknologi atau
persyaratan teknis) dan wilayah limitasi (wilayahdengan kisaran lerengnya > 40%, wilayah yang tidak berpotensi untuk pengembangan kegiatan budidaya) sebesar 26,53%.
PENDAHULUAN |II- 15 berbagai kandungan materi alam pada kawasan ini yang menjadikan daerah ini subur. Selain
itu keberagaman bentang fisik tersebut dapat dimanfaatkan sebagai obyek dan daya tarik wisata. Kondisi fisik lainnya yang secara potensi mendukung Kabupaten
1.3.4.2. Sumber Daya Air
Di Kabupaten Banggai mempunyai banyak sungai, danau dan mata air yang
menyebar. Keberadaan air permukaan dan sungai tidak hanya berfungsi sebagai sumber air minum, tapi juga dimanfaatkan sebagai sumber bagi kegiatan budidaya pertanian sedangkan pemanfaatan air permukaan dan sungai untuk bidang perikanan belum tercapai optimal.
Wilayah yang daerahnya pulau membutuhkan air bersih diperoleh dengan memanfaatkan fluktuasi air tanah dangkal yang sangat dipengaruhi oleh air hujan. Air tanah tersimpan dalam
aquifer berupa rekahan atau cela batuan padu dan didapatkan pada kedudukan yang dangkal.Sumber daya air di Kabupaten Banggai Kepulauan berupa air tanah seperti sumur gali yang berada di daerah pantai dan dataran rendah dengan ketinggian 0 – 15 meter diatas permukaan laut, ketinggian muka air tanah dangkal berkisar 0,5 - 1,0 meter dari permukaan
air tanah. Serta banyak mata air yang menyebar di berbagai kecamatan
Melihat kondisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sumberdaya air di Kabupaten
Banggai Kepulauan masih berpotensi, oleh sebab itu perlu adanya perlindungan dan pelestarian pada sumber-sumber tersebut dengan menetapkan wilayah perlindungan sesuai
dengan peraturan.
1.3.4.3. Sumber Daya Hutan
Hutan produksi pada Kabupaten Banggai Kepulauan dibagi menjadi tiga yang pertama hutan produksi tetap sebesar 33.650 Ha, yang kedua hutan produksi terbatas
sebesar 39.614 Ha dan yang terakhir adalah hutan produksi konversi 17.503 Ha. Kegiatan pemanfaatan hutan produksi berkurang karena penurunan produksi hutan sehingga banyak
PENDAHULUAN |II- 16 1.3.5 Potensi Ekonomi Wilayah
1.3.5.1 Sektor Pertanian
Sektor pertanian secara umum meliputi kegiatan pertanian tanaman pangan,
perkebunan, perikanan dan peternakan. Untuk saat ini sektor pertanian merupakan potensi utama di Kabupaten Banggai Kepulauan terutama kegiatan pertanian tanaman pangan dan perkebunan. Kabupaten Banggai Kepulauan memiliki luas lahan persawahan yang telah
terolah 596 Ha dengan produksi rata-rata 3,37 ton perhektar. Selain itu, produksi yang paling menonjol adalah kelapa dalam. Produksi kelapa dalam mencapai 2.252 ton dari total lahan 27.070 Ha. Bangkep juga merupakan salah satu daerah penghasil jambu mente di Sulawesi
Tengah. Luas lahan perkebunan jambu mente mencapai 10.825 Ha dengan jumlah produksi 2.061 ton. Selain ketiga komoditi tersebut bangkep juga menghasilkan kopi, cengkih, vanili,
kakao, kemiri, lada dan pala. Komoditi lainnya adalah pisang dengan produksi 1.230 ton yang diekspor dan diantarpulaukan, durian 314 ton pertahun, mangga 362,5 ton dan nangka 693 ton pertahun.
1.3.5.2Sektor Perikanan
Selain potensi pertanian tanaman dan perkebunan, terdapat potensi lain yang cukup
besar dimiliki oleh Kabupaten Banggai Kepulauan yaitu diantaranya adalah sumber daya kelautan dan perikanan. Seperti diketahui sebelumnya, wilayah perairan laut Kabupaten
Banggai Kepulauan dengan luas + 18,828,10 km2, adalah merupakan bagian dari kawasan Selat Peleng. Laut di Kabupaten Banggai Kepulauan ini sebagian besar wilayah ini masih bebas dari berbagai dampak pencemaran lingkungan, selain itu kawasan ini memiliki kekayaan keanekaragaman jenis ikan yang cukup besar dibandingkan kawasan lain di Indonesia.
Perikanan dan kelautan sebagai komoditi primadona, menghasilkan produksi bernilai ekspor rumput laut 11.350 ton, ikan suntung 125 ton, kerapu hidup 95,5 ton, lobster hidup 52,25
ton dan cakalang 976 ton.
Dari sektor ini, Kabupaten Banggai Kepulauan terkenal karena memiliki jenis ikan endemik yang keberadaanya hanya di perairan Kabupaten Banggai Kepulauan, yakni Banggai Cardinal Fish (BCF). Tak kalah menarik dari sektor kelautan adalah budidaya kerang mutiara.
PENDAHULUAN |II- 17 dilakukan kebanyakan masyarakat pesisir. Budidaya kerang mutiara yang telah dilaksanakan
sejak tahun 1998 ini, sekarang terus berkembang dan mampu memproduksi mutiara kualitas ekspor pada tahun 2009 mencapai 6.375 butir dengan nilai jual Rp. 3,67 miliar. Produksi
komoditi ini dimungkinkan terus berkembang, karena potensi wilayah yang sangat luas dan cocok untuk budidaya kerang mutiara.
1.3.5.3Sektor Industri
Pada dasarnya kegiatan industri merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengelolah bahan baku menjadi bahan setengah jadi maupun bahan jadi. Semua aktivitas
yang berkaitan dengan proses tersebut sesungguhnya merupakan aktivitas industri. Sehingga apabila kita cermati kegiatan industri ini akan dapat berhubungan dengan berbagai sektor
kegiatan lainnya. Sebagai contoh apabila terdapat kegiatan industri yang mengolah tanaman hasil perkebunan seperti kelapa sawit menjadi minyak kelapa sawit, tentunya aktivitas tersebut dapat disebut industri pengelolahan tanaman perkebunan.
Berdasarkan hal tersebut maka sebenarnya banyak sekali potensi kegiatan industri
pengelolahan yang dapat didirikan di wilayah Kabupaten Banggai Kepulauan, mengingat pula cukup besarnya potensi hasil perkebunan, pertanian dan perikanan di wilayah ini yang
menanti untuk diolah menjadi bentuk hasil, produksi lain yang lebih berkembang.
1.3.5.4Sektor Pariwisata
Wilayah Kabupaten Banggai kepulauan adalah wilayah yang berdasarkan keadaan topografinya terdiri dari daratan, pantai dan hamparan pegunungan yang luas, keadaan alam ini tentunya memiliki kekayaan alam yang menarik dan mempesona sehingga dibeberapa
tempat ditemui obyek wisata yang dikelola secara swadaya oleh masyarakat atau pemerintah setempat.
Wisata Kabupaten Banggai Kepulauan didominasi sumberdaya wisata bahari dan daya tarik kepulauan. Sebenarnya disamping keindahan wilayah pesisir dan keunikan panorama
PENDAHULUAN |II- 18 Potensi wisata bahari di Bangkep diantaranya Pulau Tikus, Pulau Lasampung Delepo,
Kembongan yang dikelililngi pasir putih asri alami dan terumbu karang indah. Pasir putih di Kabupaten Banggai Kepulauan menawarkan keindahan tersendiri bagi wisatawan, karena
kondisinya yang masih alami dan belum tercemar. Jejeran pulau-pulau kecil dengan keanekaragaman terumbu karang dan ikan hias, makin memanjakan wisatawan yang suka menyelam. Sementara di sebagian besar wilayah laut Banggai Kepulauan ditemukan Ikan
Cardinal (BCF)yang merupakan biota khas dan unik yang keberadaanya hanya ada di Kabupaten Banggai Kepulauan.
Wisata alam yang tidak kalah menarik dari wisata bahari adalah Air Terjun Tembang,
Air Terjun Lelengan dan Danau Tendetung. Panorama danau ini sangat indah dan dapat ditempuh dengan berkuda. Air Terjun lainnya yang juga indah adalah Air Terjun Kambani di
Kecamatan Buko, lingkungan air terjun ini dikelilingi pepohonon dan bebatuan yang masih asli alami. Selain objek wisata Air Terjun di wilayah Banggai Kepulauan terdapat pula Objek Wisata Goa Pentu, Goa yang berada di Kecamatan Liang ini menjadi salah satu ikon wisata di Kabupaten Banggai Kepulauan.
Beberapa potensi dan daya tarik wisata yang terdapat di Kabupaten Banggai Kepulauan saat ini berupa air terjun, wisata alam, pantai, gua, pulau dan sebagainya
merupakan potensi yang hingga saat ini belum dimanfaatkan dengan optimal. Untuk itu tentunya potensi ini perlu dioptimalkan pemanfaatannya terutama untuk meningkatkan
perekonomian wilayah Kabupaten Banggai Kepulauan.
1.3.5.5Kependudukan
Kependudukan atau komposisi penduduk merupakan faktor utama dalam setiap
perencanaan, karena dalam pengembangan baik perubahan jumlah maupun tingkah laku penduduk merupakan bagian pokok dari perencanaan wilayah. Beberapa hal yang
menunjukkan potensi kependudukan di wilayah ini adalah tingkat usia produktif yang cukup tinggi yaitu sebesar 87.647 jiwa atau mencapai 58,81% dari jumlah penduduk Kabupaten
PENDAHULUAN |II- 19 potensi lainnya yaitu penduduk berdasarkan tingkat pendidikan, maksudnya adalah
penduduk yang sempat menamatkan pendidikan formal yaitu sebanyak 13.633 jiwa atau sebesar 11,8% dari jumlah penduduk Kabupaten Banggai Kepulauan. Hal ini dapat