RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019
2.1 WILAYAH ADMINISTRASI
Secara geografis Kabupaten Majalengka terletak di bagian Timur Provinsi
Jawa Barat yaitu Sebelah Barat antara 1080 03’-1080 19’ Bujur Timur, Sebelah Timur 1080 12’-1080 25’ Bujur Timur, Sebelah Utara antara 60 36’-60 58’ Lintang Selatan dan Sebelah Selatan 60 43’-70 03’ Lintang Selatan, dengan batas-batas wilayahnya sebagai berikut :
Sebelah Selatan, berbatasan dengan Kabupaten Ciamis dan
Kabupaten Tasikmalaya;
Sebelah Barat, berbatasan dengan Kabupaten Sumedang;
Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Indramayu;
Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Cirebon dan
Kabupaten Kuningan.
Luas Wilayah Kabupaten Majalengka adalah 1.204,24 Km2, berarti Kabupaten Majalengka hanya sekitar 2,71 % dari luas Wilayah Provinsi Jawa
Barat (yaitu kurang lebih 44.357,00 Km2) dengan ketinggian tempat antara 19-857 m di atas permukaan laut. Dilihat dari topografinya Kabupaten Majalengka
dapat dibagi dalam tiga zona daerah, yaitu :
Daerah Pegunungan dengan ketinggian 500-857 meter di atas permukaan
RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019
RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019
Daerah Bergelombang/berbukit dengan ketinggian 50-500 meter di atas
permukaan laut dengan luas 376,53 Km2 atau 31,27 % dari seluruh luas wilayah Kabupaten Majalengka.
Daerah Dataran Rendah dengan ketinggian 19-50 meter di atas permukaan
laut dengan luas 345,69 Km2 atau 28,70 % dari seluruh luas wilayah Kabupaten Majalengka.
Kabupaten Majalengka terdiri dari 26 Kecamatan dan 343 Desa.Dari 343
desa tersebut 330 berstatus desa dan 13 berstatus kelurahan. Bila dilihat dari
klasifikasi desanya terdapat 35 desa Swadaya Mula, 176 desa Swadaya Madya,
61 desa Swakarya Mula, 68 desa Swakarya Madya dan 3 desa Swasembada
Madya.
Jumlah Pemerintahan terendah di Kabupaten Majalengka berdasarkan
satuan lingkungan setempat terdiri dari 2.074 Rukun Warga/Rukun Keluarga dan
6.275 Rukun Tetangga, dengan rasio RT terhadap RW sebesar 3,03
%.Selengkapnya wilayah Kabupaten Majalengka dapat dilihat pada Tabel2.1 dan
Gambar2.1.
Tabel 2.1
Letak Geografis di Kabupaten Majalengka
No Kecamatan
Bujur Timur Lintang Selatan
RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019
No Kecamatan
Bujur Timur Lintang Selatan
Ketinggian
Sumber : Badan Koordinasi Survei Pemetaan Nasional (Bakosurtanal)
Ket :*) Masih bergabung dengan Keamatan Induk
Tabel 2.2
Klasifikasi Desa Di Kabupaten Majalengka
Kecamatan Swadaya Swakarya Swasembada Jumlah
RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019
Kecamatan Swadaya Swakarya Swasembada Jumlah
Mula Madia Mula Madia Mula Madia
Kertajati 14 - - - 14
Jatitujuh 14 - - 1 - - 15
Ligung 18 - - 1 - - 19
Sumberjaya 15 - - - 15
Jumlah 292 34 7 9 1 - 343
Sumber : Data Sektoral Kabupaten Majalengka 2015, Bappeda.
2.2 POTENSI WILAYAH KABUPATEN 2.2.1 POTENSI EKONOMI
Ekonomi Kabupaten Majalengka telah tumbuh dan berkembang lebih
cepat selama 4 (tahun) tahun terakhir.Perkembangan perekonomian ini dapat
diamati dan dianalisis dalam beberapa sektor lapangan usaha. Yang
menggambarkan sektor-sektor ekonomi yang menentukan dan berpengaruh
besar dalam pembangunan Kabuapaten Majalengka sehingga sektor tersebut
merupakan sektor unggulan dalam perekonomian daerah.Untuk melihat
perkembangan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Majalengka selama Tahun
20011 – 2015 dapat diamati tabel di bawah ini.
Dari tabel Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten
Majalengkamenunjukkan bahwa laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten
Majalengka dari tahun 2014 yang tertinggi adalah Sektor Pertanian, Kehutanan,
dan Perikananyaitu sebesar 25,09 % kemudian diikuti oleh sektor Perdagangan
Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepedasebesar18,21%, Sektor Industri
Pengolahan sebesar 13,54 %, Sektor Kontruksi sebesar 12 %, Sektor Jasa
Pendidikan sebesar 5,71 % , SektorTransportasi dan Pergudangan sebesar 3,77
% sedangkan untuk sektor terkecil adalah Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang sebesar 0,08%. Berdasarkan ekonomi tersebut dapat
diambil suatu kebijakan pembangunan yang lebih terarah.Skala prioritas untuk
sektor unggulan dapat dikembangkan sesuai dengan potensi yang dimiliki.Untuk
RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019
Tabel 2.3
Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Majalengka Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (persen), 2011─2014
LAPANGAN USAHA/INDUSTRY 2011 2012 2013 2014
(1) (2) (3) (4) (5)
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan/Agriculture, Forestry and Fishing 7,80 9,49 13,49 5,78
B Pertambangan dan Penggalian/Mining and Quarrying 9,41 5,24 7,82 -15,50
C Industri Pengolahan/Manufacturing 10,36 6,65 10,22 17,58
D Pengadaan Listrik dan Gas/Electricity and Gas 10,52 9,31 -13,22 12,34
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang/Water supply, Sewerage,
Waste Management and Remediation Activities 11,05 12,14 14,56 5,73
F Konstruksi/Construction 13,67 26,23 11,90 11,97
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor/Wholesale and Retail
Trade; Repair of Motor Vehicles and Motorcycles 10,61 10,28 12,25 8,32
H Transportasi dan Pergudangan/Transportation and Storage 5,16 3,43 14,27 12,89
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum/Accommodation and Food Service Activities 9,94 9,06 10,32 7,89
J Informasi dan Komunikasi/Information and Communication 7,50 5,73 6,08 11,61
K Jasa Keuangan dan Asuransi/Financial and Insurance Activities 4,36 6,41 13,26 7,04
L Real Estat/Real Estate Activities 7,98 7,04 8,82 7,71
M,N Jasa Perusahaan/Business Activities 8,45 7,09 10,49 8,61
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib/Public Administration and
Defence; Compulsory Social Security 7,53 11,39 3,21 3,65
P Jasa Pendidikan/Education 19,55 23,87 17,69 23,87
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial/Human Health and Social Work Activities 5,42 13,79 13,57 15,54
R,S,T,U Jasa lainnya/Other Services Activities 12,61 7,64 10,84 8,98
Produk Domestik Regional Bruto/Gross Regional Domestic Product 9,72 11,01 11,80 9,47
Produk Domestik Regional Bruto Tanpa Migas/Gross Regional Domestic Product Without Oil and Gas 9,71 11,03 11,85 10,05 * Angka sementara/Preliminary Figures
RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019
Tabel 2.4
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Majalengka
Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha(juta rupiah) Tahun 2010─2014
LAPANGAN USAHA/INDUSTRY 2010 2011 2012 2013 2014
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan/Agriculture, Forestry and Fishing 3.686.975,1 3.974.730,6 4.351.879,9 4.938.859,3 5.224.373,9
B Pertambangan dan Penggalian/Mining and Quarrying 434.055,3 474.915,6 499.792,2 538.869,8 455.350,0
C Industri Pengolahan/Manufacturing 1.744.198,8 1.924.971,9 2.052.997,2 2.262.843,9 2.660.579,9
D Pengadaan Listrik dan Gas/Electricity and Gas 9.950,4 10.997,3 12.021,1 10.431,4 11.719,0
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang/Water supply,
Sewerage, Waste Management and Remediation Activities 6.522,7 7.243,6 8.122,8 9.305,3 9.838,1
F Konstruksi/Construction 1.196.853,8 1.360.418,0 1.717.214,5 1.921.580,7 2.151.628,3
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor/Wholesale
and Retail Trade; Repair of Motor Vehicles and Motorcycles 2.237.837,2 2.475.307,0 2.729.803,6 3.064.120,0 3.318.994,1
H Transportasi dan Pergudangan/Transportation and Storage 517.206,6 543.873,0 562.552,3 642.844,7 725.688,7
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum/Accommodation and Food Service
Activities 411.429,7 452.338,8 493.316,9 544.206,7 587.128,7
J Informasi dan Komunikasi/Information and Communication 410.003,3 440.755,9 465.991,4 494.338,7 551.713,4
K Jasa Keuangan dan Asuransi/Financial and Insurance Activities 384.855,2 401.626,8 427.383,3 484.048,1 518.148,6
L Real Estat/Real Estate Activities 176.062,1 190.105,0 203.481,1 221.418,4 238.490,4
M,N Jasa Perusahaan/Business Activities 45.427,6 49.267,7 52.759,2 58.292,5 63.313,5
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib/Public
Administration and Defence; Compulsory Social Security 595.781,5 640.671,9 713.651,3 736.582,1 763.486,5
P Jasa Pendidikan/Education 588.086,5 703.042,5 870.866,8 1.024.946,2 1.269.636,3
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial/Human Health and Social Work Activities 113.387,0 119.531,4 136.013,3 154.473,6 178.479,8
R,S,T,U Jasa lainnya/Other Services Activities 324.555,0 365.477,3 393.382,4 436.027,3 475.169,4
Produk Domestik Regional Bruto/Gross Regional Domestic Product 12.883.187,8 14.135.274,0 15.691.229,4 17.543.188,5 19.203.738,8 Produk Domestik Regional Bruto Tanpa Migas/Gross Regional Domestic Product Without
Oil and Gas 12.752.047,5 13.989.733,0 15.532.532,6 17.373.196,1 19.120.022,8
* Angka sementara/Preliminary Figures
RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator ekonomi
makro yang dapat digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan pembangunan
ekonomi suatu daerah. PDRB Kabupaten Majalengka Tahun 2014 atas dasar
harga berlaku sebesar 19.203.738,8juta rupiah, dan tanpa migas sebesar
19.120.022,8 juta rupiah.Sedangkan atas dasar harga konstan sebesar
15.745.285,6 juta rupiah, dan tanpa migas sebesar 15.668.618,5 juta rupiah.
Perekonomian Kabupaten Majalengka pada tahun 2014 mengalami
perlambatan dibandingkan dengan pertumbuhan tahun-tahun sebelumnya. Laju
pertumbuhan PDRB Kabupaten Majalengka tahun 2014 mencapai 4,88 persen,
sedangkan tahun 2013 sebesar 4,93 persen. Pertumbuhan yang melambat ini
disebabkan karena menurunnya produksi minyak mentah dan gas bumi.
Sedangkan jika dilihat dari pertumbuhan PDRB tanpa migas, pada tahun 2014
tumbuh sebesar 5,43 persen dan 4,96 persen pada tahun 2013.
Pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Jasa
Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 15,28 persen. Sedangkan untuk kategori
Pertambangan dan Penggalian serta Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib pada tahun 2014 mencatat pertumbuhan yang negatif. Jika
dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi Jawa Barat, Kabupaten
Majalengka masih berada dibawah.
Pada tahun 2014, secara agregat PDRB per kapita Kabupaten Majalengka
mencapai 16,25 juta rupiah atau senilai US$ 1.369,61, meningkat 9,51 persen
bila dibandingkan dengan tahun 2013 yang sebesar 14,84 juta rupiah (US$
1.417,22). Peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 11,30
RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019
Gambar 2.2
PDRB Kabupaten Majalengka Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2014
Sumber : Data Sektoral Tahun 2015
Gambar 2.3
Distribusi PDRB Kabupaten Majalengka Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014
Sumber : Data Sektoral Tahun 2015
27%
Air, Sampah, Limbah dan Daur Ulang
RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019
Tabel diatas menunjukkan bahwa laju pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten Majalengkapada tahun 2014 berdasarkan PDRB atas dasar harga
berlaku, yang tertinggi adalah Sektor Jasa Pendidikan sebesar 23,87%,
SektorJasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 15,54% diikuti Sektor Industri
Pengolahan yaitu sebesar 17,58%. Untuk struktur ekonomi Kabupaten
Majalengka terihat pada distribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Majalengka dari tahun 2011-2014
.
Berdasarkan ekonomi tersebutdapat diambil suatu kebijakan pembangunan yang lebih terarah.Skala prioritas
untuk sektor unggulan guna dapat dikembangkan sesuai dengan potensi yang
dimiliki. Untuk lebih jelasnya distribusi PDRB Kabupaten/Kota atas dasar Harga
Konstan Periode Tahun 2011-2014.
2.2.2 SEKTOR EKONOMI KREATIF
Mempetakan (
maping
) potensi ekonomi kreatif di Kabupaten Majalengka merupakan langkah penting dalam rangka mendorong penguatan pertumbuhanekonomi wilayah. Sebagaimana diketahui, secara nasional
road map
pengembangan ekonomi kreatif saat ini (periode 2009-2015) berada pada tahap
penumbuhan, sehingga mempetakan potensi ekonomi kreatif di Kabupaten
Majalengka merupakan kebutuhan mendesak, mengingat dalam waktu satu
tahun ke depan tahap akselerasi pengembangan ekonomi kreatif telah menjadi
agenda nasional.
Berdasarkan hasil kajian lapangan dan data sekunder, potensi ekonomi
kreatif di Kabupaten Majalengka mencakup sembilan subsektor yang tersebar di
beberapa kecamatan(
Kajian Potensi Ekonomi Kreatif di Kabupaten Majalengka
Tahun 2013).
Untuklebih jelas mengenai sebaran potensi ekonomi kreatif diRPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019
Tabel 2.5
Sebaran Subsektor Ekonomi Kreatif Di Kabupaten Majalengka
No. Kecamatan Sub Sektor Jumlah Unit
Penerbitan dan percetakan 32 96
Musik 10 53
Penerbitan dan Percetakan 6 12
Fesyen 13 20
Penerbitan dan Percetakan 11 32
Musik 1 10
Penerbitan dan Percetakan 3 8
Jumlah 19 80
Penerbitan dan Percetakan 3 8
Musik 1 15
RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019
Penerbitan dan Percetakan 2 4
Musik 1 8
Penerbitan dan Percetakan 12 24
Fesyen 10 31
Jumlah 28 80
9. Talaga
Seni Pertunjukan 3 26
Film Video dan Fotografi 6 12
Penerbitan dan Percetakan 5 13
Kuliner 2 6
Jumlah 16 57
10. Cikijing
Fesyen 87 267
Penerbitan dan Percetakan 13 19
Musik 1 12
Kuliner 2 7
Jumlah 103 305
11. Cingambul Fesyen 22 373
Penerbitan dan Percetakan 2 8
Jumlah 24 381
12. Banjaran
Seni Pertunjukan 1 5
Fesyen 1 2
Penerbitan dan Percetakan 4 8
Kuliner 6 31
Jumlah 12 46
13. Maja
Kuliner 5 11
Musik 1 12
Penerbitan dan Percetakan 16 43
Film Video dan Fotografi 2 4
Fesyen 9 32
Seni Pertunjukan 1 7
Jumlah 34 109
14. Argapura Seni Pertunjukan 7 44
RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019
Penerbitan dan Percetakan 13 28
Musik 2 13
Televisi dan Radio 1 7
Jumlah 29 95
16. Sukahaji
Fesyen 1 7
Penerbitan dan Percetakan 2 4
Kuliner 2 8
Penerbitan dan Percetakan 27 49
Musik 1 9
Penerbitan dan Percetakan 1 2
Musik 1 8
Penerbitan dan Percetakan 10 32
Jumlah 44 174
21. Sumberjaya Periklanan 2 6
RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019
Penerbitan dan Percetakan 7 17
Musik 1 8
Penerbitan dan Percetakan 15 31
Musik 3 22
Penerbitan dan Percetakan 15 31
Musik 2 15
Penerbitan dan Percetakan 1 2
Musik 1 6
Penerbitan dan Percetakan 12 24
Musik 5 36
Kuliner 2 3
Jumlah 36 168
26. Palasah Periklanan 7 22
RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019
Penerbitan dan Percetakan 8 18
Musik 1 9
Jumlah 60 221
Jumlah Seluruhnya 826 3.226
Sumber : Hasil Lapangan dan Profil IKM Kab. Majalengka (2012), Kajian Potensi Ekonomi Kreatif di kabupaten Majalengka Tahun 2013.
Memperhatikan tabel tersebut, secara faktual berdasarkan identifikasi
lapangan menunjukkan bahwa potensi ekonomi kreatif di Kabupaten Majalengka
mencakup sebanyak 826 unit aktivitas usaha yang terdistribusi di 26 kecamatan
yang meliputi sembilan subsektor dengan jumlah tenaga kerja yang mampu
diserap mencapai 3.226 orang. Dari kesembilan subsektor yang teridentifikasi
menunjukkan sebaran yang tidak merata antar kecamatan, yaitu sebagai berikut:
Seni pertunjukan : 9 kecamatan
Percetakan dan penerbitan : 21 kecamatan
Periklanan : 9 kecamatan
Kerajinan : 13 kecamatan
Televisi dan radio : 6 kecamatan
Musik : 16 kecamatan
Film, video dan photografi : 18 kecamatan
Fesyen : 21 kecamatan
Kuliner : 16 kecamatan
Gejala sebaran ini mengindikasikan bahwa ragam aktivitas ekonomi
masyarakat di Kabupaten Majalengka yang telah berlangsung lama bila dikaitkan
dengan kerangka ekonomi kreatif sesungguhnya cukup beragam dan potensial.
Dari 15 kategori subsektor ekonomi kreatif yang telah ditetapkan terdapat 9
subsektor yang secara eksisting menjadi aktivitas ekonomi masyarakat
Kabupaten Majalengka.
Subsektor percetakan dan penerbitan serta subsektor fesyen merupakan
masing-RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019
masing di 21 kecamatan dari 26 kecamatan yang ada. Kedua subsektor ini
mampu menyerap 56,48 persen (1.822 orang) dari seluruh tenaga kerja yang
diserap subsektor ekonomi kreatif yang ada. Namun demikian, sampai sejauh ini
belum teridentifikasi bagaimana tingkat produktivitas (ekonomi) mereka. Bisa
jadi, tingkat produktivitas mereka relatif lebih rendah dibandingkan dengan
tingkat produktivitas subsektor lainnya, karena tenaga kerja yang terserap di
kedua subsektor ini adalah pekerja (buruh). Sementara tenaga kerja di sektor
lain mungkin adalah pelaku wirausaha ekonomi kreatif yang memiliki peluang
mengembangkan kreativitasnya sehingga kesempatan memperoleh pendapatan
yang lebih tinggi.
Pengembangan ekonomi kreatif dimaksudkan untuk memberikan kontribusi
ekonomi yang signifikan, menciptakan iklam bisnis yang positif, membangun citra
dan identitas bangsa, mengembangkan ekonomi berbasis kepada sumber daya
alam yang terbarukan, Menciptakan inovasi dan kreativitas yang merupakan
keunggulan kompetitif suatu bangsa,memberikan dampak sosial yang positif.
2.2.3 SEKTOR PARIWISATA
Salah satu Potensi Wilayah Kabupaten Majalengka terkait sektor pariwisata
diantaranya sebagai berikut :
1. Wisata Paralayang, Lokasi Minat Khusus Paralayang di Desa Sidamukti, Kecamatan Majalengka. Daya tarik wisata di Desa Sidamukti
direncanakan menjadi kawasan terpadu karena kan ditunjang oelh
wisata lainnya Sirkuit, Curug Cisempoy dan Perkebunan Mangga
(Sentro Mangga Gedong Gincu).
2. Wisata Panyaweuyandi Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka.
- Potensi Alam meliputi Panorama Terasering sepanjang 2 Km,
Wilayah Terasering dan Puncak Panyaweuyan di Desa Sukasari
Kaler, Sukasari Kidul dan Desa Tejamulya. Wilayah Penyangga
Terasering dan Puncak Panyaweuyan di Desa Sukadana dan Desa
Argamukti.
- Potensi Bidang Seni dan Budaya seperti : Seni Gembyung, Seni
RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019
Seni Atraksi Kuda, Seni Kuda Renggong, Upacara Kenduri, Hajat
Buyut, Guar Bumi dan Upacara Keagamaan.
- Potensi Bidang Kuliner : Nasi Liwet, Pareredan, Opak, Dodol Waluh,
Dodol Kesemek, Gula Cakar, Gula Kawung/merah, Pisang Apuy,
Pisang Raja, Pisang Tanduk, Susu Murni, Air Lahang, Wedang Jahe.
- Rencana Pengembangan Kawasan Terasering Panyaweuyan
menjadi
paket wisata terpadu
karena lokasi yang berdampingandengan wisata alam Curug Muara Jaya, Desa Argamukti (Apuy),
Wisata Edukasi (Pembelajaran pertanian, dll), Wisata Religius
(Situs).
3. Agrowisata :
- Perkebunan Mangga Gedong Gincu (Kecamatan Kertajati, Jatitujuh,
Ligung), Wisata Agrobatu (Kecamatan Sindangwangi), Perkebunan
Mangga Gedong Gincu (Kecamatan Majalengka, Panyingkiran),
Bercocok Tanam (Kecamatan Rajagaluh, Sukahaji, Majalengka),
Kebun Teh Sadarehe Desa Payung (Kecamatan Rajagaluh), Durian
Sinapeul (Kecamatan Sindangwangi), Kebun Teh Cipasung
(Kecamatan Lemahsugih), Pisang Apuy (Kecamatan Argapura), dan
Jagung (Kecamatan Argapura, Banjaran, Lemahsugih).
4. Ekowisata :
- Batu Luhur (Kecamatan Sindangwangi), Curug Baligo (Kecamatan
Sindangwangi), dan Talaga Herang/Loa (Kecamatan Sindangwangi).
5. Wisata Belanja :
- Kerajinan Besi (Kecamatan Sumberjaya), Anyaman dan Renda
(Kecamatan Leuwimunding, Palasah, Sindangwangi, Sukahaji,
Rajagaluh), Industri Rotan (Kecamatan Sumberjaya, Leuwimunding,
Sindangwangi, Rajagaluh), Industri Bola (Kecamatan Kadipaten),
Kecap (Kecamatan Kadipaten, Majalengka), Jeruk Sambal
(Kecamatan Palasah), Kerajinan Batik (Kecamatan Palasah), Emping
Melinjo (Kecamatan Rajagaluh, Sukahaji, Sindangwangi, Talaga),
Batu Alam (Kecamatan Sindangwangi), Industri Jeans (Kecamatan
RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019
6. Wisata Kuliner :
- Depo Ikan Tawar (Kecamatan Argapura), Depo Ikan Lengkong
Kulon (Kecamatan Sindangwangi).
7. Desa Wisata :
- Jeruk Sambal Desa Weragati (Kecamatan Palasah).
- Ekonomi Kreatif (JAF= Jatiwangi Art Festival) Desa Jatisura
(Kecamatan Jatiwangi).
Selain itu, beberapa kegiatan yang dilakukan di Kabupaten Majalengka
guna mendukung Kabupaten Majalengka sebagai tujuan wisata juga diwujudkan,
antara lain pembangunan Air Mancur Munjul, Taman Dirgantara, Pembangunan
Air Mancur Aerocity di alun-alun Majalengka dan Penataan alun-alun majalengka.
2.2.4 PENGGUNAAN LAHAN
Kabupaten Majalengkamerupakan daerah agraris, hal ini dapat
ditunjukkan dengan besarnya luas lahan yang dipergunakan untuk sawah, yaitu
sekitar 42,02 % dari seluruh luas lahan yang ada di Kabupaten Majalengka.Luas
lahan sawah pada Tahun 2014 sebesar 50.334 Ha, dan yang menggunakan
irigasi mencapai 71,98 %. Sedangkan untuk luas lahan kering mencapai 69.462
Ha. dan 31,76 % digunakan sebagai kebun.
Tabel 2.6
Luas Lahan Kering Menurut Penggunaannya dari Tahun 2010-2014
No Penggunaan
Tanah/Lahan
Luas Lahan Kering (Ha)
RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019
No Penggunaan
Tanah/Lahan
Luas Lahan Kering (Ha)
2010 2011 2012 2013 2014
9 Hutan Rakyat 4.747 4.697 4.685 5.682 5.702
10 Hutan Negara 17.217 17.217 17.203 17.203 17.203
11 Lainnya 5.651 5.591 6.159 7.359 7.957
12 Sementara tidak
diusahakan 28 28 28 28 -
Kab. Majalengka 68.525 68.525 68.525 68.528 68.996
Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Majalengka
Tabel 2.7
Luas Lahan Kering Menurut Penggunaannya dari Tahun 2010-2014
No Klasifikasi Tanah
Luas Lahan Sawah (Ha)
2010 2011 2012 2013 2014
1 Irigasi Teknis 17.982 17.982 17.865
2 Irigasi Setengah
Teknis 7.970 7.970 7.950
3 Irigasi Sederhana
Milik PU 5.534 5.533 5.458
4 Irigasi Non PU 7.901 7.989 7.988
5 Tadah Hujan 12.512 12.422 12.167 14.449 14.102
6 Sementara Tidak
Diusahakan - - - - -
7 Lain-lain - - - - -
Kab. Majalengka 51.899 51.896 51.428 50.962 50.334
2.3 DEMOGRAFI DAN URBANISASI 2.3.1 DEMOGRAFI
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), bahwa jumlah
penduduk di Kabupaten Majalengka sampai dengan tahun 2014 berjumlah
1.176.117 jiwa, yang terdiri dari 587.711jiwa penduduk laki-laki dan 588.406jiwa
penduduk perempuan. Kepadatan penduduk di Kabupaten/Majalengka
berbeda-beda untuk setiap kecamatan. Kepadatan penduduk rata-rata di Kabupaten
RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019
Majalengka pada tahun 2012 berkisar 977Jiwa/Km2, KecamatanJatiwangi
memiliki kepadatan 2.079jiwa/km2 merupakan kecamatan dengan kepadatan tertinggi di Kabupaten Majalengka Sedangkan Kecamatan Kertajati memiliki
kepadatan penduduk 306 jiwa/km2 dan merupakan kecamatan dengan
kepadatan terendah. Selengkapnya jumlah dan kepadatan penduduk Kabupaten
Majalengka dapat dilihat pada Tabelberikut.
Tabel2.8
Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Majalengka Tahun 2014
No Kecamatan
Luas Daerah
(Km2)
Penduduk (Jiwa) Kepadatan
Penduduk per Km2(Jiwa/Km2) Laki-laki Perempuan Total
1 Lemahsugih 78,64 28.853 28.856 57.709 734
Kab. Majalengka 1.204,24 577.881 588.432 1.176.313 977
Sumber : Data Sektoral Kabupaten Majalengka 2015
Pertambahan jumlah penduduk di Kabupaten Majalengka dipengaruhi
RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019
(migrasi). Berdasarkan data penduduk dari Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa
laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Majalengka Tahun 2012 rata-rata 0,4%.
Laju pertumbuhan penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Cikijing sedangkan
untuk laju pertumbuhan terkecil terdapat di Kecamatan Kertajati Lebih jelas
mengenai laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Majalengka terlihat pada Tabel
berikut.
Tabel 2.9
Jumlah Penduduk Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2014
No Kecamatan Jumlah Penduduk
RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019
No Kecamatan Jumlah Penduduk
2010 2011 2012 2013 2014
26 Sumberjaya 56.655 56.902 57.127 57.353 57.136
Jumlah 1.166.473 1.171.470 1.176.117 1.180.774 1.176.313
Sumber : Kabupaten Majalengka Dalam Angka, BPS Kabupaten Majalengka,2013 Data Sektoral Kabupaten Majalengka Tahun 2015
Tabel2.10
Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2014
No Kecamatan
Laju Pertumbuhan Penduduk Rata-rata
RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019
No Kecamatan
Laju Pertumbuhan Penduduk Rata-rata
Laju Pertumbuhan Penduduk (%)
2010 2011 2012 2013 2014
Jumlah -3,334 0,428 0,397 0,396 -0,378 -0,498
Sumber : Hasil Analisis
2.3.2 KEMISKINAN
Selama kurun waktu 2011-2015, angka kemiskinan di Kabupaten
Majalengka terus menurun yaitu 178.566 jiwa atau 14,98% pada tahun 2011
menjadi 151.704 jiwa atau 12,73 % pada tahun 2015, dimana target yang
tertuang dalam RPJMD adalah 11%. Hal ini menunjukan bahwa program-pogram
penanggulangan kemiskinan harus terus ditingkatkan untuk dapat mengurangi
angka kemiskinan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Tabel2.11
Angka Kemiskinan Kabupaten Majalengka Tahun 2011-2015
Miskin (Jiwa) 178.566 169.800 164.900 159.370 151.704 131.088
Jumlah Penduduk
(Jiwa) 1.158.882 1.164.724 1.170.505 1.176.313 1.182.109 1.308.428
Persentase Penduduk
Miskin (%) 14,98 14,46 14,07 13,42 12,73 11
Sumber :BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2016.
2.3.3 PROYEKSI PENDUDUK
Jumlah penduduk Kabupaten Majalengka pada tahun 2015 mencapai
1.182.109 jiwa dengan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) 0,493%.
Pertumbuhan jumlah penduduk tersebut melebihi target capaian yang tertuang
pada RPJMD 2014-2018 dan RPJPD Kabupaten Majalengka yaitu pada tingkat
LPP 0,80%. Untuk lebih jelasnya jumlah penduduk, LPP, dan Kepadatan
penduduk dapat dilihat pada tabel 2.12 Data tersebut menjadi dasar untuk
proyeksi 5 (lima) tahun ke depan, sebagai berikut :
RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019
Jumlah Penduduk, LPP, dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Majalengka Tahun 2011-2015
No. Indikator
Tahun
2011 2012 2013 2014 2015*
1. Jumlah Penduduk
(Jiwa) 1.158.882 1.164.724 1.170.505 1.176.313 1.182.109
Laki-laki (Jiwa) 579.121 582.012 585.011 587.881 590.690
Perempuan (Jiwa) 579.761 582.712 585.494 588.432 591.419
2. LPP (%) 0,494 0,50 0,498 0,496 0,493
3. Kepadatan Penduduk
(jiwa/km2) 962 967 972 977 982
Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2016. * : Data Estimasi
Tabel 2.13
Proyeksi Penduduk Kabupaten Majalengka Tahun 2016-2020
No. Indikator
Tahun
2016 2017 2018 2019 2020
1. Proyeksi Jumlah
Penduduk 1.187.918 1.193.722 1.199.526 1.205.330 1.211.134
2. Kepadatan
Urbanisasi dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor yaitu pertumbuhan alami
penduduk daerah perkotaan, migrasi dari daerah perdesaan ke daerah dan
reklasifikasi desa perdesaan menjadi desa perkotaan. Jumlah Penduduk Desa
yaitu 1.178.685 Jiwa sedangkan Penduduk Kota (Kelurahan) 71.495 Jiwa,
sehingga Rasio penduduk kota dan desa adalah 13 Kelurahan : 330 Desa yaitu 1
: 25,4.
Tabel 2.14
Data Jumlah Penduduk Kota Kabupaten Majalengka Tahun 2015
RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019
1 Desa (Jiwa) 596.606 582.079 1.178.685
2 Kota (Jiwa) 35.713 35.782 74.495
Jumlah 632.319 617.861 1.250.180
Sumber : Data SIAK, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Tahun 2015.
Urbanisasi dipengaruhi oleh Migrasi Permanen yaitu Migrasi Masuk da
Migrasi Keluar. Migrasi Masuk biasanya dipengaruhi oleh adanya daya tarik dari
suatu kawasan perkotaan, sedangkan migrasi keluar disebabkan karena
terbatasnya lapangan kerja yang tersedia dan terbatasnya fasilitas/sarana
pendidikan yang berkualitas sehingga memicu penduduk untuk menetap di kota
besar dan meninggalkan daerahnya karena keterbatasan pilihan.
Tabel 2.15
Data Migrasi Masuk dan Migrasi Keluar Penduduk Kabupaten Majalengka Tahun 2015
No Jenis Migrasi Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Migrasi Masuk (Pindah)
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Tahun 2015.
Migrasi Neto menunjukkan selisih banyaknya migran masuk dan migran
keluar per 1000 penduduk dalam satu tahun. Data migrasi masuk dan migrasi
keluar dapat diketahui angka migrasi neto sebesar 0,42. Angka migrasi minus
mengandung arti bahwa jumlah penduduk yang masuk lebih sedikit
dibandingkan dengan jumlah penduduk keluar Kabupaten Majakengka.
Migrasi Bruto adalah angka yang menunjukkan banyaknya kejadian
perpindahan, jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar dibagi jumlah penduduk
tempat asal dan jumlah penduduk tempat tujuan.
Tabel 2.16
RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Tahun 2013-2015.
Urbanisasi penduduk dipengaruhi oleh alasan ekonomi, politis, agama dan
kejadian luar biasa seperti bencana alam, peperangan, kelaparan dan wabah
penyakit. Berdasarkan data urbanisasi selama kurun waktu 3 (tiga) tahun maka
diperoleh proyeksi urbanisasi penduduk Kabupaten Majalengka 5 (lima) tahun
kedepan.
Tabel 2.17
Proyeksi Urbanisasi Kabupaten Majalengka Tahun 2013-2015
No Jenis Migrasi 2016 2017 2018 2019 2020
Kabupaten/Kota Lain 7.460 8.611 9.762 10.913 12.064
4 Migrasi Keluar (Pindah) ke
Provinsi Lain 3.194 3.674 4.153 4.633 5.112
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Tahun 2015.
2.4 ISU STRATEGIS SOSIAL DAN LINGKUNGAN 2.4.1 POTENSI EKONOMI
Sektor industri memegang peranan yang sangat penting dalam
peningkatan pembangunan ekonomi suatu daerah, karena sektor ini selain cepat
RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019
tenaga kerja, disamping itu sektor ini pun merangsang kegiatan ekonomi sektor
lainnya seperti sektor jasa, angkutan dan perdagangan. Sebagai gambaran pada
PDRB Kabupaten Majalengka bahwa sektor industri mempunyai peranan sebesar
13,85 % dengan laju pertumbuhan sebesar 17,58 %.
Kabupaten Majalengka merupakan daerah potensi pertanian maka
pengembangan industri perlu diarahkan juga ke arah agro industri sehingga
keseimbangan pembangunan industri dan pertanian dapat berjalan secara
mantap.
Pengklasifikasian industri yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik
didasarkan pada jumlah tenaga kerja dengan standar sebagai berikut :
(1)Industri Rumah tangga, yaitu usaha dengan tenaga kerja kurang dari
5 orang
(2)Industri Kecil, yaitu usaha industri dengan tenaga kerja antara 5 – 19
orang
(3)Industri Sedang, yaitu usaha industri dengan tenaga usaha antara 20 – 99 orang
(4)Industri Besar, yaitu usaha industri dengan tenaga kerja di atas 100
orang
Data yang disajikan untuk sektor industri ini adalah industri dengan
kategori industri besar dan industri sedang. Pada tahun 2014 jumlah industri
besar di Kabupaten Majalengka sebanyak 17 perusahaan dengan 10.552 orang
tenaga yang terserap dan industri sedang sebanyak 288 perusahaan dengan
tenaga kerja yang terserap sebanyak 10.592 orang.
Bila dilihat dari jenis produksinya, industri besar/sedang yang berada di
Kabupaten Majalengka 86,15 % merupakan industri genteng.
Pengembangan Hortikultura di Kabupaten Majalengka memiliki potensi
besar melalui usaha intensifikasi yaitu peningkatan produksi per kesatuan luas
dengan meningkatkan penggunaan teknologi kimia-biologi seperti penggunaan
varietas unggul, pupuk organik/anorganik, teknologi mekanik dan teknologi
budidaya. Pengembangan tanaman pangan dan hortikultura didukung oleh
kondisi :
a. Tersedianya potensi lahan bukan pertanian sebesar 35.721 ha yang dapat
sayur-RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019
sayuran). Disamping itu, Kabupaten Majalengka memiliki kesuburan tanah
yang tinggi dan spesifik, agroekologi yang sangat cocok untuk
pengembangan berbagai jenis tanaman hortikultura.
b. Potensi sumber daya manusia atau tenaga kerja berlimpah. Namun
sementara ini tenaga kerja pedesaan lebih banyak melakukan urbanisasi,
karena sempitnya kesempatan kerja di pedesaan dan kalaupun ada usaha
tani dan atau usaha tani kebun dianggapnya tidak menjanjikan masa
depan.
c. Adanya Modal Sosial Tinggi (Social Capital) tinggi dalam mengembangkan
agribisnis hortikultura, memiliki pengalaman dalam membangun pertanian
dan modal tersendiri untuk membangun agribisnis hortikultura yang
berdaya saiing tinggi. Di samping itu, sifat orang Kabupaten Majalengka
yang suka berkelompok akan sangat membantu mempercepat diffusi
inovasi teknologi hortikultura.
d. Kabupaten Majalengka memiliki empat kelebihan alam yaitu panjang dan
intensitas penyinaran, suhu, bebas taifun dan curah hujan. Jumlah radiasi
mataharidalam setahun yang melebihi daerah lain sehingga dengan iklim
tropis, dimungkinkan di Kabupaten Majalengka dilakukan penanaman
secara rotatif tiga sampai empat kali dalam setahun.
2.4.2 DATAPENDAPATAN PERKAPITA DANPROPORSI PENDUDUK MISKIN
Dengan asumsi bahwa, pendapatan faktor produksi dan transfer yang
mengalir ke luar sama dengan pendapatan faktor produksi dan transfer yang
masuk, maka nilai pendapatan regional diasumsikan sama besar dengan nilai
PDRB. Angka pendapatan per kapita diperoleh dengan cara membagi PDRB
dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Untuk lebih jelas dapat dilihat
RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019
Tabel 2.18
PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Majalengka Tahun 2011-2015
No. Tahun PDRB Per Kapita
Atas Dasar HargaKonstan (Rp)
1. 2011 11.640.752
2. 2012 12.283.963
3. 2013 12.825.997
4. 2014 13.385.286
5. 2015 13.987.658
Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2016.
Dari tabel di atas, terlihat pendapatan per kapita atas dasar harga
konstan selama periode tahun 2011-2015 selalu mengalami peningkatan, yaitu
pada tahun 2011 pendapatan per kapitanya sebesar Rp 11.640.752 naik menjadi
Rp 13.987.658pada tahun2015 atau meningkat sebesar 16,78 % selama 3 tahun
atau sebesar 5,59 % per tahun. Data ini menunjukan bahwa tingkat pendapatan
masyarakat Kabupaten Majalengka secara riil selalu meningkat setiap tahunnya.
Berdasarkan Data Kemisikinan terdapat beberapa permasalahan terkait
indikator kemiskinan di Kabupaten Majalengka, diantaranya sebagai berikut :
1. Masih rendahnya akurasi Data Kemiskinan.
2. Masih terdapat progra-program penanggulangan kemiskinan yang kurang
tepat sasaran.
3. Relatif masih kurangnya motivasi Penduduk Miskin untuk meningkatkan status
kesejahteraannya, sebagai pengaruh dari lingkungan sosial dimana masih ada
aggapan bahwa kemiskinan merupakan nasib yang harus diterima.
4. Masih rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia, baik dalam pengetahuan dan
pendidikan, maupun dari keterampilan yang dimiliki.
5. Masih rendahnya daya saing penduduk miskin dalam memperoleh pendidikan
dan keterampilan, kesempatan kerja serta pembiayaan usaha produktif.
6. Masih terbatasnya akses informasi mengenai program-program
RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019
Tabel 2.19
Data Kemiskinan Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2015
No Indikator Satuan 2010 2011 2012 2013 2014 2015
1. Jumlah Penduduk Jiwa 1.166.473 1.171478 1.164.724 1.170.505 1.176.313 1.182.109
2. Jumlah Penduduk
Miskin
Jiwa 181.112 178.566 169.800 164.900 159.370 151.704
3. Tingkat Kemiskinan Persen 15,52 14,98 14,46 14,07 13,42 12,73
4. Tingkat Pengangguran
Terbuka
Persen 5,82 7,80 6,71 7,35 4,47 4,01
2.5 DATA KONDISI LINGKUNGAN STRATEGIS
2.5.1 TOPOGRAFI A. Topografi
Berdasarkan kondisi topografi, Kabupaten Majalengka dapat dibedakan
menjadi 3 (tiga) bagian yaitu landai (dataran rendah), berbukit bergelombang,
serta perbukitan terjal.Kondisi bentang alamnya melandai ke daerah Barat Laut,
menyebabkan aliran sungai dan mata air mengalir ke arah Utara.Sehingga pada
wilayah bagian Utara Kabupaten Majalengka terdapat banyak
persawahan.Perbukitan dengan lereng yang curam terdapat di lereng Gunung
Ciremai dan daerah di lereng Gunung Cakrabuana.Kondisi topografis ini sangat
berpengaruh pada pemanfaatan ruang dan potensi pengembangan wilayah, juga
menyebabkan dampak yang mengakibatkan terdapatnya daerah yang rawan
terhadap gerakan tanah yaitu daerah yang mempunyai kelerengan curam.
Adapun distribusi ketiga bagian topografi yang ada di Kabupaten
Majalengka sebagaimana disebutkan di atas, adalah sebagai berikut :
1. Dataran rendah, rnempuryai kemiringan tanah antara 0 - 15%,
meliputi semua kecamatan yang ada di Kabupaten Majalengka.
Kecamatan yang mempunyai kemiringan 0-15% seluruh wilayahnya
terdiri dari kecamatan Cigasong, Jatitujuh, Jatiwangi, Kadipaten,
Kertajati, Ligung dan Palasah.
2. Berbukit Gelombang, kemiringan tanahnya berkisar antara 15% -
40%, metiputi Kecamatan Argapura, Banjaran, Bantarujeg dan
RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019
Maja, Majalengka, Rajagaluh, Sindangwangi, Sukahaji dan Sindang,
Talaga.
3. Perbukitan Terjal, kemiringan tanahnya berkisar antara >40%,
meliputi daerah sekitar Gunung Ciremai, Kecamatan Agapura,
Banjaran, Bantarujeg dan Malausma, Cikijing, Cingambul,
Lemahsugih, Leuwimunding, Maja, Majalengka, Panyingkiran,
Rajagaluh, Sindangwangi, Sukahaji dan Sindang, Sumberjaya dan
Talaga.
B. Kemirigan Lereng
Kemiringan lereng di Kabupaten Majalengka di klasifikasikan kedalam 3
kelas yaitu 0–15 %, 15–40 % dan >40 %. Berdasarkan klasifikasi kelas
kemiringan lahan, 13.21 % dari luas wilayah Kabupaten Majalengka mernpunyai
kemiringan lahan di atas 40%, sedangkan kontribusi kelas kemiringan lahan
mayoritas adalah pada kelas kemiringan lahan 0-15%, yaitu 82.207 Ha atau
68.26% luas wilayah Kabupaten Majalengka, dan daerah ini merupakan daerah
yang relatif datar. Untuk lebih jelasnya tentang kemiringan lahan ini dapat dilihat
pada Tabel 2.20 dan Gambar 2.4
Tabel 2.20
Kemiringan Tanah di Kabupaten Majalengka
RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019
NO NAMA
KECAMATAN
LUAS (Ha)
KEMIRINGAN LAHAN (Ha)
0-15% 15-40% 40%
19 Palasah 2.698 2.698 - -
20 Panyingkiran 1.915 1.845 - 70
21 Rajagaluh 3.943 1.039 1.624 1.280
22 Sindangwangi 2.827 820 1.020 987
23 Sukahaji 2.197 1.191 595 345
24 Sindang 3.252 3.252 - -
25 Sumberjaya 3.177 3.147 - 30
26 Talaga 4.092 1.815 1.757 520
JUMLAH 120.424 82.207 22.316 15.901
Sumber : Potensi Wilayah, BPN Kabupaten Majalengka. Sumber: RTRW Kabupaten Majalengka Tahun 2011-2031
2.5.2 GEOHIDROLOGI
Secara umum, kondisi sistem hidrologi di suatu daerah dapat ditinjau dari
kajian Daerah Aliran Sungai (DAS). DAS merupakan suatu bentang alam yang
dibatasi oleh pemisah alami berupa topografi perbukitan/pegunungan dan
berfungsi mengumpulkan, menyimpan dan mengalirkan air, sedimen dan unsur
hara ke sungai utama yang akhirnya bermuara pada satu outlet tunggal. Di
Kabupaten Majalengka terdapat 2 (dua) sungai sungai besar yang menjadi
jantung kebutuhan air cukup besar untuk dimanfaatkan terutama bagi pengairan
yaitu Sungai Cimanuk dan Cilutung. Di Kabupaten Majalengka terdapat beberapa
tempat yang mempunyai debit air yang sangat tinggi seperti Desa Cipadung,
Payung, dan Talagaherang.
Gambar 2.4
RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019
Tabel 2.21
Sungai-Sungai Sumberdaya Air di Kabupaten Majalengka
NO NAMA SUNGAI BENDUNGAN
AREAL
2 Cideres Tirtanegara,
Cigasong
2.741 3,94 0,65
3 Cikeruh Cikeruh, Cibutul 3.354 10,68 0,99
4 Ciherang Ciherang 1.009 1,76 0,3
5 Cikadongdong Cikemangi, Cikondang
2.411 1,47 0,4
6 Ciwaringin Ciwaringin 3.387 6,36 0,44
7 Cilongkrang Ciminggiri Suplai ke Bd
Ciawi
Sumber : Data Pokok Bapeda Kabupaten Majalengka Sumber: RTRW Kabupaten Majalengka Tahun 2011-2031
Kondisi rata-rata potensi ABT tiap kecamatan
Kondisi ABT di Kabupaten Majalengka dapat diklasifikasikan ke dalam 4
klasifikasi sangat berpotensi dengan nilai indeks 4 sampai kurang berpotensi
dengan nilai indeks 1. Setiap kecamatan memiliki peluang sebagai kawasan yang
berpotensi hingga kurang berpotensi, sehingga kondisi rata-ratanya adalah
tergantung luasnya kehadiran kawasan dengan nilai indeks tertentu yang dapat
dilihat pada Tabel 2.22
Tabel 2.22
RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019
Sumber : Inventarisasi dan Pemetaan Zona Konservasi Air Bawah Tanah
Untuk Kecamatan, Malausma, Kasokandel dan Sindang merupakan kecamatan hasil pamekaran sehingga untuk datanya masih menginduk ke tiga kecamatan yang diberi tanda tersebut.
Nilai potensi ABT berkisar antara 1 s/d 4, maka nilai rata-rata potensi ABT
tiap kecamatan, merupakan rata-rata nilai indeks dikalikan dengan persen (%)
luas setiap Nilai Inseks tertentu. Dengan demikian Potensi ABT tiap kecamatan
dapat dibuat klasifikasi sebagaimana terlihat pada Tabel 4.8 dan Gambar 4.4
Tabel 2.23
Klasifikasi Potensi ABTdi Kabupaten Majalengka
NO
KISARAN INDEKS RATA-RATA
KECAMATAN KELAS KETERANGAN
1 1.64 – 2.01 Kertajati – Ligung – Dawuan dan Kasokandel –
RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019
2.5.3 GEOLOGI
Kondisi geologis dan geografis menunjukkan bahwa di Kabupaten
Majalengka terdapat sesar baribis yang dicurigai merupakan patahan rawan
gempa. Gempa bumi yang terjadi pada 6 Juli 1990 dengan kekuatan 5,1 skala
Richter (BMG) atau 5,8 Mb dengan kedalaman 3,3 km diperkirakan berkaitan
dengan local extention di volcanik arc pada lajur sesar Baribis yang berarah Barat
Laut Tenggara. Litologi geologinya terutama untuk daerah Selatan dan Timur
menunjukkan ciri rawan gerakan tanah.Hal ini terbukti dari jumlah kejadian
bencana akibat gerakan tanah yang terjadi di daerah Selatan dan Timur wilayah
Kabupaten Majalengka. Jenis litologi gunung api muda aluvial ternyata potensial
untuk air tanah.
1. Aluvium, seluas 17.162 ha (14,25%) terdapat di Kecamatan Cikijing,
Dawuan Jatijutuh, Jatiwangi, Kadipaten, Kertajati, Ligung, Sumberjaya,
Talaga, Palasah, dan Cingambul.
2. Pleistocene Sedimentary Facies, merupakan batuan endapan yang berumur.
Pleistocene seluas 13.716 ha (13,39%) terdapat di Kecamatan Agrapura,
Bantarujeg, Jatitujuh, Kertajati, dan Lemahsugih.
3. Miocene Sedimentary Facies, merupakan batuan endapan berumur.
Miocene seluas 23.480 Ha (19,50%) terdapat di Kecamatan Agrapura,
Bantarujeg, Cikijing, Dawuan, Kadipaten, Lemahsugih, Maja, Majalengka,
Talaga, Panyingkiran, Banjaran dan Cingambul.
4. Undifferentioned Volcanic Product, merupakan batuan endapan hasil
Gunung Api Muda berupa andesit seluas 51.650 ha (42,89%) tersebar di 20
Kecamatan kecuali Kecamatan Cikijing, Kertajati, dan Banjaran.
5. Pliocene Sedimentary Facies, merupakaan batuan endapan yang berumur
Pliocene seluas 3.870 ha (3,22%) terdapat di Kecamatan Bantarujug,
Dawuan, Lemahsugih, Leuwimunding, Maja, Majalengka, Rajagaluh,
Sukahaji, Payingkiran, Cigasong, dan Sindangwangi.
6. Lipanite Dasite, seluas 179 ha (0.15%) terdapat di Kecamatan
Leuwimunding
RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019
Gambar 2.5
RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019
8. Old Quartemary Volcanic Product, merupakan batuan endapan gunung api
tua yang berumur quarter seluas 10.283 ha (8.54%) terdapat di Kecamatan
Argapura, Bantarujeg, Cikijing, Ligung, Talaga dan Banjaran.
Tanah merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan
manusia, hewan dan tumbuhan. Jenis tanah memegang peranan penting dalam
menentukan sifat dan tingkat kesuburan tanah dalam menunjang kegiatan
pertanian di suatu daerah. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan
tanah yaitu bahan induk, topografi, vegetasi dan waktu yang akan menghasilkan
jenis-jenis tanah yang berbeda sifat dan tingkat kesuburannya. Berdasarkan
penyebarannya jenis tanah di Kabupaten Majalengka dapat dikategorikan ke
dalam 15 jenis tanah sebagai berikut : (Untuk lebih jelasnya lihat Gambar 2.6) 1. Asosiasi podsolik kuning dan hidromorf kelabu seluas 10.767 Ha (8,94 %)
yang tersebar di lima Kecamatan yaitu Jatiwangi, Kertajati, Jatitujuh,
Ligung dan Palasah.
2. Grumosol kelabu seluas 14.137 Ha atau sebesar 11,74 % terdapat di
Kecamatan Lemahsugih, Bantarujeg dan Malausma, Maja, Panyingkiran,
Kertajati dan Jatitujuh.
3. Asosiasi grey humus rendah dan aluvial kelabu seluas 10.609 Ha (8,81 %)
terdapat di Kecamatan Kadipaten, Dawuan dan Kasokandel, Kertajati,
Jatitujuh dan Ligung.
4. Asosiasi mediteran coklat dan grumosol seluas 9.781 Ha (8,2 %) terdapat
di Kecamatan Cigasong, Sukahaji dan Sindang, Sindangwangi,
Leuwimunding, Jatiwangi, Dawuan dan Kasokandel, Sumberjaya dan
Palasah.
5. Asosiasi regosol kelabu, regosol coklat keabuan dan latosol terdapat di
Kecamatan Argapura, Rajagaluh, Sindangwangi dan Dawuan,Kasokandel.
Merupakan jenis tanah yang paling sedikit yang ada di Kabupaten
Majalengka dengan luas 846 Ha atau sekitar 0,70 %.
6. Asosiasi regosol coklat dan regosol coklat terdapat di Kecamatan Sukahaji,
Rajagaluh, Sindangwangi, Leuwimunding dan Sumberjaya dengan luas
RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019
7. Asosiasi latosol coklat dan regosol coklat hanya terdapat di 3 Kecamatan
yaitu Kecamatan Rajagaluh, Sindangwangi dan Kertajati seluas 3.883 Ha
(3,22 %).
8. Komplek podsolik merah kekuningan, podsolik kuning dan regosol seluas
10.573 Ha (8,78 %) terdapat di Kecamatan Bantarujeg dan Malausma,
Cikijing, Cingambul, Maja dan Majalengka.
9. Latosol coklat kemerahan terapat di 3 Kecamatan yaitu di Kecamatan
Cikijing, Cingambul dan Talaga, seluas 6.499 Ha (5,40 %).
10. Asosiasi landosol coklat dan regosol coklat seluas 13.023 Ha (10,81 %)
terdapat di Kecamatan Lemahsugih, Banjaran, Argapura, Maja,
Sukahaji,Sidang, Rajagaluh dan Sindangwangi.
11. Asosiasi podsolik merah seluas 1.987 Ha (1,65 %) terdapat di Kecamatan
Bantarujeg,Malusma, Talaga dan Jatiwangi.
12. Latosol coklat merupakan jenis tanah yang paling banyak terdapat di
Kabupaten Majalengka dengan luas 16.327 Ha ( 13,56 %) terdapat di
Kecamatan Lemahsugih, Bantarujeg, Malausma,Talaga, Banjaran,
Argapura, Maja, Majalengka, Cigasong, Jatiwangi, Kadipaten, Panyingkiran
dan Dawuan serta Kasokandel.
13. Regosol coklat seluas 3.057 Ha (2,54 %) terdapat di Kecamatan Argapura,
Maja, Majalengka, Cigasong dan Sukahaji serta Sindang.
14. Aluvial kelabu seluas 11.378 Ha (9,70 %) terdapat di Kecamatan Cikijing,
Talaga, Sukahaji, Sindang, Jatiwangi, Kadipaten, Panyingkiran,
Dawuan,Kasokandel , Jatitujuh, Ligung, Sumberjaya dan Palasah.
15. Grumosol kelabu kekuningan, regosol kelabu dan mediteran kekuningan
terdapat di Kecamatan Talaga, Kadipaten dan Dawuan,Kasokandel seluas
RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019
2.5.4 KLIMATOLOGI
Kondisi iklim suatu wilayah dapat dilihat dari keadaan curah hujan, hari
hujan, temperatur, kelembaban relatif, kecepatan angin, dan itensitas penyinaran
matahari.
1. Curah Hujan
Curah hujan disuatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim,
geografis dan perputaran/pertemuan arus udara. Sepanjang tahun 2012
Kabupaten Majalengka diguyur hujan hampir setiap bulan kecuali bulan Juli,
dengan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember 2012 yang mencapai
494 mm dengan jumlah hari hujan 22, dan terendah pada bulan Agustus yaitu 44
mm dengan jumlah hari hujan sebanyak 1.
Kecepatan angin di wilayah Kabupaten Majalengka rata-rata berkisar antara
4 knot sampai 5 knot dan kecepatan tertinggi terjadi pada bulan Februari yaitu
sebesar 20 knot. Faktor lain yang mempengaruhi hujan dan arah/kecepatan
angin adalah perbedaan tekanan udara.
a. Curah hujan dengan intensitas tinggi terjadi adalah curah hujan > 351
mm/bln, kondisi ini terjadi pada pada bulan Januari-Februari, April, dan
November – Desember.
b. Curah hujan dengan intensitas sedang adalah curah hujan 131 - 350 mm/bln,
kondisi ini terjadi pada bulan Mei, Juni, dan Oktober.
c. Curah hujan dengan intensitas rendah adalah curah hujan < 130 mm/bln,
kondisi ini terjadi pada bulan Juli, Agustus, dan September.
2. Temperatur
Suhu udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya
tempat tersebut dari permukaan air laut dan jarak dari pantai. Pada tahun 2012
suhu udara di Kabupaten Majalengka rata-rata berkisar antara 26,7°C sampai
29,7°C. Suhu udara maksimum terjadi pada bulan Oktober yaitu 35,4°C,
sedangkan suhu udara minimum terjadi pada bulan Juni dengan suhu sebesar
RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019
Gambar 2.5 Peta Geologi
3. KelembabanRelatif
Sepanjang tahun 2012 kelembaban relatif rata-rata 61 % - 86 % sehingga
dapat dikatakan bahwa Kabupaten Mjalengka termasuk daerah dengan
kelembaban relatifnya sedang. Kelembaban relatif wilayah Kabupaten Majalengka
cukup tinggi dengan rata-rata mencapai 86 % pada tahun 2012 Pada bulan
Januari-Maret, April-Mei, November-Desember merupakan bulan-bulan dengan
tingkat kelembabannya berada diatas rata-rata, sedangkan tingkat kelembaban
RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019
1. Kecepatan Angin
Kecepatan angin di wilayah Kabupaten Majalengka rata-rata berkisar antara 3
knot sampai 6 knot dan kecepatan tertinggi terjadi pada bulan Oktober yaitu
sebesar 22 knot. Faktor lain yang mempengaruhi hujan dan arah/kecepatan
angin adalah perbedaan tekanan udara.
2. Itensitas Penyinaran Matahari
Lama penyinaran matahari menunjukkan banyaknya hari yang mendapatkan
penyinaran matahari pada tiap bulannya. Itensitas penyinaran matahari di
Kabupaten Majalengka selama tahun 2011 berkisar 32 % - 96%,hal ini berarti
rata-rata efektifitas lama penyinaran yang terjadi di Kabupaten Majalengka
berkisar 60% hari tiap bulannya.
Tabel 2.24
Keadaan Cuaca Di Kabupaten Majalengka Tahun 2011
Bulan Temperatur (
0C )
Rata-rata Maximum Minimum
(1) (2) (3) (4)
Januari 26,7 31,6 24,0
Februari 27,0 32,1 24,0
Maret 26,9 32,3 23,9
April 27,7 33,0 24,3
Mei 27,9 33,2 23,9
Juni 27,2 32,9 22,7
Juli 27,4 33,2 22,8
Agustus 27,7 34,0 22,9
September 28,6 35,1 23,9
Oktober 29,7 35,4 24,8
November 28,7 34,0 24,9
Desember 27,1 32,3 24,4
RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019
2.5.5 DATA RISIKO BENCANA ALAM
Secara umum dilihat dari kondisi geografis, wilayah Kabupaten
Majalengka dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu bagian selatan terdiri dari
pegunungan dan perbukitan terjal dengan ketinggian 400 - 500 m diatas
permukaan laut dan berhawa relatif panas.
Berdasarkan posisi tersebut di atas, maka hampir seluruh Kabupaten
Majalengka mempunyai potensi bencana yang mungkin dapat terjadi setiap saat
dan sangat sukar diperkirakan kapan dan dimana persisnya bencana tersebut
akan terjadi. Kabupaten Majelengka termasuk daerah rawan terjadinya bencana
seperti halnya daerah lain di Indonesia, karena di wilayah ini selain kondisi
geologisnya menunjang terjadinya sejumlah bencana, juga banyak terdapat
perbukitan dan aliran sungai yang cukup besar.
Wilayah Selatan Kabupaten Majalengka yang kondisi geologisnya terdiri
dari pegunungan dan perbukitan sangat berpotensi terjadinya longsor bencana
pergeseran tanah di daerah ini, sesuai hasil pemetaan Badan Vulkanologi dan
Mitigasi Jawa Barat.
Sedangkan wilayah utara yang merupakan dataran rendah sangat
berpotensi terjadinya bencana banjir, dan abrasi sungai, hal ini sebagai
konsekwensi adanya beberapa aliran sungai yang cukup besar serta banyaknya
sungai – sungai kecil yang bermuara di sungai – sungai besar. Curah hujan yang
cukup tinggi menjadi penyebab utama timbulnya bencana abrasi dan banjir.
Selain hal tersebut di atas Kabupaten Majalengka mendapat julukan Kota
Angin karena sepanjang tahun hembusan angin yang cukup kencang sering
terjadi.Hal ini dapat menyebabkan terjadinya puting beliung yang melanda
Kabupaten Majalengka dan sering menimbulkan kerugian harta benda
masyarakat.
Peristiwa bencana tersebut tidak mungkin dihindari tetapi yang dapat kita
lakukan adalah memperkecil terjadinya korban jiwa, harta benda maupun
lingkungan. Banyaknya korban jiwa maupun harta benda peristiwa bencana yang
selama ini terjadi, lebih sering disebabkan kurangnya kesadaran dan pemahaman
RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019
upaya mitigasinya.Mengamati fenomena-fenomena diatas, Kabupaten
Majalengka yang relatif tidak aman dari bencana, namun demikian harus tetap
waspada agar dampak negatifnya berupa korban jiwa dan harta benda dapat
diminimalisir.
Menurut Undang-undang nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana disebutkan bahwa rawan bencana adalah kondisi atau karakteristik
geologis, biologis, hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik,
ekonomi, dan teknologi pada suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang
mengurangi kemampuan mencegah, meredam, mencapai kesiapan, dan
mengurangi kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya tertentu.
Data Potensi Bencana di Wilayah Kabupaten Majalengka dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 2.25
Data Potensi Bencana di Wilayah Kabupaten Majalengka
NO. KECAMATAN DESA BENCANA
LONGSOR TEKTONIK VULKANIK
1. Argapura Cikaracak Longsor bahan
rombakan
Potensi terlanda hujan
abu dan lontaran batu KRB I II dan potensi terlanda hujan abu dan lontaran batu KRB 1)
Argalingga Longsor bahan
rombakan
Potensi aliran awan
panas,lava,lahar (KRB II dan potensi terlanda hujan abu dan lontaran batu KRB 1) II dan potensi terlanda hujan abu dan lontaran batu KRB 1)
Tejamulya Longsor bahan
rombakan
RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019
NO. KECAMATAN DESA BENCANA
LONGSOR TEKTONIK VULKANIK
Gunungwangi Nendatan Potensi aliran awan
panas,lava,lahar (KRB II dan potensi terlanda hujan abu dan lontaran batu KRB 1)
abu dan lontaran batu KRB I
Sukadana Longsor bahan
rombakan
2. Bantarujeg Sukamenak Longsor bahan
rombakan
Gununglarang Longsor bahan rombakan Babakan Sari Longsor bahan
rombakan
Cikidang Longsor bahan
rombakan Haurgeulis Longsor bahan
rombakan Bantarujeg Longsor bahan
rombakan Wadowetan Longsor bahan
rombakan Salawangi Longsor bahan
rombakan Cimangguhilir Longsor bahan
rombakan Sindanghurip Longsor bahan
rombakan Cipeuteuy Longsor bahan
rombakan 3. Banjaran
Sangiang Longsor bahan
rombakan
Cimeong Longsor bahan
rombakan
Girimulya Longsor bahan rombakan
Kareo Longsor bahan
rombakan
Genteng Longsor bahan
rombakan
Banjaran Longsor bahan
rombakan Hegarmanah Longsor bahan
rombakan
4. Cingambul Sedaraja Longsor bahan
rombakan
Potensi terlanda hujan
RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019
NO. KECAMATAN DESA BENCANA
LONGSOR TEKTONIK VULKANIK
Cikondang Longsor bahan
5. Cikijing Cipulus Longsor bahan
rombakan
Kasturi Longsor bahan
rombakan Cilancang Longsor bahan
rombakan Sindangpanji Longsor bahan
rombakan 6. Lemahsugih
Kalapadua Longsor bahan rombakan
Sukajadi Longsor bahan
rombakan
Lemahputih Longsor bahan rombakan
Sadawangi Longsor bahan rombakan
Margajaya Longsor bahan rombakan Dayehwangi Longsor bahan
rombakan
Padarek Longsor bahan
rombakan
Kepuh Longsor bahan
rombakan Mekarwangi Longsor bahan
rombakan Sinargalih Longsor bahan
rombakan
Cigaleuh Longsor bahan
rombakan
Bangbayang Longsor bahan rombakan Borogojol Longsor bahan
rombakan Sindangwangi Longsor bahan
rombakan Margajaya Longsor bahan
RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019
NO. KECAMATAN DESA BENCANA
LONGSOR TEKTONIK VULKANIK rombakan
Mekarmulya Longsor bahan rombakan
Cibulan Longsor bahan
rombakan Lemahputih Longsor bahan
rombakan
Cipasung Longsor bahan
rombakan
7. Maja
Anggrawati Longsor bahan rombakan
Cengal Longsor bahan
rombakan
Retakan
Gunungmanik Longsor bahan rombakan
Banjaran Longsor bahan
rombakan
Wanahayu Longsor bahan
rombakan
8. Majalengka
Cibodas Longsor bahan
rombakan
Retakan
Sidamukti Longsor bahan rombakan
Retakan
Munjul Longsor bahan
rombakan Babakanjawa Longsor bahan
rombakan
Cicurug Longsor bahan
rombakan
Kulur Longsor bahan
rombakan
9. Malausma
Ciranca Nendatan dan Retakan
Buninagara Longsor bahan rombakan
Cimuncang Longsor bahan rombakan, nendatan,retakan
Lebakwangi Nendatan dan Retakan
Werasari Longsor bahan
rombakan
Malausma Longsor bahan
rombakan Jagamulya Longsor bahan
rombakan
10. Panyingkiran Panyingkiran Retakan
11. Rajagaluh Sindangpano Longsor bahan
rombakan, Retakan
Rajagaluhlor Longsor bahan rombakan
Cipinang Longsor bahan
RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019
NO. KECAMATAN DESA BENCANA
LONGSOR TEKTONIK VULKANIK
Cisetu Longsor bahan
rombakan Rajagaluh Longsor bahan
rombakan Rajagaluh Kidul Longsor bahan
rombakan
Kumbung Longsor bahan
rombakan Singawada Longsor bahan
rombakan Babakan Kareo Longsor bahan
rombakan
Sadomas Longsor bahan
rombakan
Payung Longsor bahan
rombakan
12. Sindangwangi Ujungberung Longsor bahan
rombakan
Bantaragung Longsor bahan rombakan
Lengkong Kulon Longsoran
Balagedog Longsor bahan rombakan Leuwilaja Longsor bahan
rombakan Buah Kapas Longsor bahan
rombakan Jeruk Leueut Longsor bahan
rombakan Sindangwangi Longsor bahan
rombakan
13. Sindang Pasirayu potensi terlanda hujan
abu dan lontaran batu KRB I)
Heubeulisuk Longsor bahan rombakan Mekarwangi Longsor bahan
rombakan
14. Talaga Gunungmanik potensi terlanda hujan
abu dan lontaran batu KRB I)
Cibeureum Longsor bahan rombakan
15. Ligung Wana Salam Longsor bahan
rombakan
16. Lemahsugih Ciparay Longsor bahan
rombakan
RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019
NO. KECAMATAN DESA BENCANA
LONGSOR TEKTONIK VULKANIK rombakan
Karang Asem Longsor bahan rombakan
Heuleut Longsor bahan
rombakan
Mirat Longsor bahan
rombakan
Patuanan Longsor bahan
rombakan Tanjungsari Longsor bahan
rombakan Leuwikujang Longsor bahan
rombakan Nanggerang Longsor bahan
rombakan
Mindi Longsor bahan
rombakan Rajawangi Longsor bahan
rombakan
Lame Longsor bahan
rombakan
17. Jatitujuh Biyawak Longsor bahan
rombakan Pasindangan Longsor bahan
rombakan
Panongan Longsor bahan
rombakan
18. Kadipaten Cipaku Longsor bahan
rombakan Karangsambung Longsor bahan
rombakan
19. Cigasong Cigasong Longsor bahan
rombakan
Batujaya Longsor bahan
rombakan Karayunan Longsor bahan
rombakan Babakan Manjeti Longsor bahan
rombakan Kutamanggu Longsor bahan
rombakan
Cicenang Longsor bahan
rombakan Simpeureum Longsor bahan
rombakan Tenjolayar Longsor bahan
rombakan
Tajur Longsor bahan
rombakan
20. Dawuan Karanganyar Longsor bahan