• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.1 WILAYAH ADMINISTRASI - DOCRPIJM 359c18f8a4 BAB IIBab 2 Profil Kabupaten Majalengka 7122016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "2.1 WILAYAH ADMINISTRASI - DOCRPIJM 359c18f8a4 BAB IIBab 2 Profil Kabupaten Majalengka 7122016"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019

2.1 WILAYAH ADMINISTRASI

Secara geografis Kabupaten Majalengka terletak di bagian Timur Provinsi

Jawa Barat yaitu Sebelah Barat antara 1080 03’-1080 19’ Bujur Timur, Sebelah Timur 1080 12’-1080 25’ Bujur Timur, Sebelah Utara antara 60 36’-60 58’ Lintang Selatan dan Sebelah Selatan 60 43’-70 03’ Lintang Selatan, dengan batas-batas wilayahnya sebagai berikut :

 Sebelah Selatan, berbatasan dengan Kabupaten Ciamis dan

Kabupaten Tasikmalaya;

 Sebelah Barat, berbatasan dengan Kabupaten Sumedang;

 Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Indramayu;

 Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Cirebon dan

Kabupaten Kuningan.

Luas Wilayah Kabupaten Majalengka adalah 1.204,24 Km2, berarti Kabupaten Majalengka hanya sekitar 2,71 % dari luas Wilayah Provinsi Jawa

Barat (yaitu kurang lebih 44.357,00 Km2) dengan ketinggian tempat antara 19-857 m di atas permukaan laut. Dilihat dari topografinya Kabupaten Majalengka

dapat dibagi dalam tiga zona daerah, yaitu :

 Daerah Pegunungan dengan ketinggian 500-857 meter di atas permukaan

(2)

RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019

(3)

RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019

 Daerah Bergelombang/berbukit dengan ketinggian 50-500 meter di atas

permukaan laut dengan luas 376,53 Km2 atau 31,27 % dari seluruh luas wilayah Kabupaten Majalengka.

 Daerah Dataran Rendah dengan ketinggian 19-50 meter di atas permukaan

laut dengan luas 345,69 Km2 atau 28,70 % dari seluruh luas wilayah Kabupaten Majalengka.

Kabupaten Majalengka terdiri dari 26 Kecamatan dan 343 Desa.Dari 343

desa tersebut 330 berstatus desa dan 13 berstatus kelurahan. Bila dilihat dari

klasifikasi desanya terdapat 35 desa Swadaya Mula, 176 desa Swadaya Madya,

61 desa Swakarya Mula, 68 desa Swakarya Madya dan 3 desa Swasembada

Madya.

Jumlah Pemerintahan terendah di Kabupaten Majalengka berdasarkan

satuan lingkungan setempat terdiri dari 2.074 Rukun Warga/Rukun Keluarga dan

6.275 Rukun Tetangga, dengan rasio RT terhadap RW sebesar 3,03

%.Selengkapnya wilayah Kabupaten Majalengka dapat dilihat pada Tabel2.1 dan

Gambar2.1.

Tabel 2.1

Letak Geografis di Kabupaten Majalengka

No Kecamatan

Bujur Timur Lintang Selatan

(4)

RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019

No Kecamatan

Bujur Timur Lintang Selatan

Ketinggian

Sumber : Badan Koordinasi Survei Pemetaan Nasional (Bakosurtanal)

Ket :*) Masih bergabung dengan Keamatan Induk

Tabel 2.2

Klasifikasi Desa Di Kabupaten Majalengka

Kecamatan Swadaya Swakarya Swasembada Jumlah

(5)

RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019

Kecamatan Swadaya Swakarya Swasembada Jumlah

Mula Madia Mula Madia Mula Madia

Kertajati 14 - - - 14

Jatitujuh 14 - - 1 - - 15

Ligung 18 - - 1 - - 19

Sumberjaya 15 - - - 15

Jumlah 292 34 7 9 1 - 343

Sumber : Data Sektoral Kabupaten Majalengka 2015, Bappeda.

2.2 POTENSI WILAYAH KABUPATEN 2.2.1 POTENSI EKONOMI

Ekonomi Kabupaten Majalengka telah tumbuh dan berkembang lebih

cepat selama 4 (tahun) tahun terakhir.Perkembangan perekonomian ini dapat

diamati dan dianalisis dalam beberapa sektor lapangan usaha. Yang

menggambarkan sektor-sektor ekonomi yang menentukan dan berpengaruh

besar dalam pembangunan Kabuapaten Majalengka sehingga sektor tersebut

merupakan sektor unggulan dalam perekonomian daerah.Untuk melihat

perkembangan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Majalengka selama Tahun

20011 – 2015 dapat diamati tabel di bawah ini.

Dari tabel Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten

Majalengkamenunjukkan bahwa laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten

Majalengka dari tahun 2014 yang tertinggi adalah Sektor Pertanian, Kehutanan,

dan Perikananyaitu sebesar 25,09 % kemudian diikuti oleh sektor Perdagangan

Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepedasebesar18,21%, Sektor Industri

Pengolahan sebesar 13,54 %, Sektor Kontruksi sebesar 12 %, Sektor Jasa

Pendidikan sebesar 5,71 % , SektorTransportasi dan Pergudangan sebesar 3,77

% sedangkan untuk sektor terkecil adalah Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,

Limbah dan Daur Ulang sebesar 0,08%. Berdasarkan ekonomi tersebut dapat

diambil suatu kebijakan pembangunan yang lebih terarah.Skala prioritas untuk

sektor unggulan dapat dikembangkan sesuai dengan potensi yang dimiliki.Untuk

(6)

RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019

Tabel 2.3

Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Majalengka Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (persen), 2011─2014

LAPANGAN USAHA/INDUSTRY 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5)

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan/Agriculture, Forestry and Fishing 7,80 9,49 13,49 5,78

B Pertambangan dan Penggalian/Mining and Quarrying 9,41 5,24 7,82 -15,50

C Industri Pengolahan/Manufacturing 10,36 6,65 10,22 17,58

D Pengadaan Listrik dan Gas/Electricity and Gas 10,52 9,31 -13,22 12,34

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang/Water supply, Sewerage,

Waste Management and Remediation Activities 11,05 12,14 14,56 5,73

F Konstruksi/Construction 13,67 26,23 11,90 11,97

G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor/Wholesale and Retail

Trade; Repair of Motor Vehicles and Motorcycles 10,61 10,28 12,25 8,32

H Transportasi dan Pergudangan/Transportation and Storage 5,16 3,43 14,27 12,89

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum/Accommodation and Food Service Activities 9,94 9,06 10,32 7,89

J Informasi dan Komunikasi/Information and Communication 7,50 5,73 6,08 11,61

K Jasa Keuangan dan Asuransi/Financial and Insurance Activities 4,36 6,41 13,26 7,04

L Real Estat/Real Estate Activities 7,98 7,04 8,82 7,71

M,N Jasa Perusahaan/Business Activities 8,45 7,09 10,49 8,61

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib/Public Administration and

Defence; Compulsory Social Security 7,53 11,39 3,21 3,65

P Jasa Pendidikan/Education 19,55 23,87 17,69 23,87

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial/Human Health and Social Work Activities 5,42 13,79 13,57 15,54

R,S,T,U Jasa lainnya/Other Services Activities 12,61 7,64 10,84 8,98

Produk Domestik Regional Bruto/Gross Regional Domestic Product 9,72 11,01 11,80 9,47

Produk Domestik Regional Bruto Tanpa Migas/Gross Regional Domestic Product Without Oil and Gas 9,71 11,03 11,85 10,05 * Angka sementara/Preliminary Figures

(7)

RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019

Tabel 2.4

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Majalengka

Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha(juta rupiah) Tahun 2010─2014

LAPANGAN USAHA/INDUSTRY 2010 2011 2012 2013 2014

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan/Agriculture, Forestry and Fishing 3.686.975,1 3.974.730,6 4.351.879,9 4.938.859,3 5.224.373,9

B Pertambangan dan Penggalian/Mining and Quarrying 434.055,3 474.915,6 499.792,2 538.869,8 455.350,0

C Industri Pengolahan/Manufacturing 1.744.198,8 1.924.971,9 2.052.997,2 2.262.843,9 2.660.579,9

D Pengadaan Listrik dan Gas/Electricity and Gas 9.950,4 10.997,3 12.021,1 10.431,4 11.719,0

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang/Water supply,

Sewerage, Waste Management and Remediation Activities 6.522,7 7.243,6 8.122,8 9.305,3 9.838,1

F Konstruksi/Construction 1.196.853,8 1.360.418,0 1.717.214,5 1.921.580,7 2.151.628,3

G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor/Wholesale

and Retail Trade; Repair of Motor Vehicles and Motorcycles 2.237.837,2 2.475.307,0 2.729.803,6 3.064.120,0 3.318.994,1

H Transportasi dan Pergudangan/Transportation and Storage 517.206,6 543.873,0 562.552,3 642.844,7 725.688,7

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum/Accommodation and Food Service

Activities 411.429,7 452.338,8 493.316,9 544.206,7 587.128,7

J Informasi dan Komunikasi/Information and Communication 410.003,3 440.755,9 465.991,4 494.338,7 551.713,4

K Jasa Keuangan dan Asuransi/Financial and Insurance Activities 384.855,2 401.626,8 427.383,3 484.048,1 518.148,6

L Real Estat/Real Estate Activities 176.062,1 190.105,0 203.481,1 221.418,4 238.490,4

M,N Jasa Perusahaan/Business Activities 45.427,6 49.267,7 52.759,2 58.292,5 63.313,5

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib/Public

Administration and Defence; Compulsory Social Security 595.781,5 640.671,9 713.651,3 736.582,1 763.486,5

P Jasa Pendidikan/Education 588.086,5 703.042,5 870.866,8 1.024.946,2 1.269.636,3

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial/Human Health and Social Work Activities 113.387,0 119.531,4 136.013,3 154.473,6 178.479,8

R,S,T,U Jasa lainnya/Other Services Activities 324.555,0 365.477,3 393.382,4 436.027,3 475.169,4

Produk Domestik Regional Bruto/Gross Regional Domestic Product 12.883.187,8 14.135.274,0 15.691.229,4 17.543.188,5 19.203.738,8 Produk Domestik Regional Bruto Tanpa Migas/Gross Regional Domestic Product Without

Oil and Gas 12.752.047,5 13.989.733,0 15.532.532,6 17.373.196,1 19.120.022,8

* Angka sementara/Preliminary Figures

(8)

RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator ekonomi

makro yang dapat digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan pembangunan

ekonomi suatu daerah. PDRB Kabupaten Majalengka Tahun 2014 atas dasar

harga berlaku sebesar 19.203.738,8juta rupiah, dan tanpa migas sebesar

19.120.022,8 juta rupiah.Sedangkan atas dasar harga konstan sebesar

15.745.285,6 juta rupiah, dan tanpa migas sebesar 15.668.618,5 juta rupiah.

Perekonomian Kabupaten Majalengka pada tahun 2014 mengalami

perlambatan dibandingkan dengan pertumbuhan tahun-tahun sebelumnya. Laju

pertumbuhan PDRB Kabupaten Majalengka tahun 2014 mencapai 4,88 persen,

sedangkan tahun 2013 sebesar 4,93 persen. Pertumbuhan yang melambat ini

disebabkan karena menurunnya produksi minyak mentah dan gas bumi.

Sedangkan jika dilihat dari pertumbuhan PDRB tanpa migas, pada tahun 2014

tumbuh sebesar 5,43 persen dan 4,96 persen pada tahun 2013.

Pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Jasa

Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 15,28 persen. Sedangkan untuk kategori

Pertambangan dan Penggalian serta Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan

Jaminan Sosial Wajib pada tahun 2014 mencatat pertumbuhan yang negatif. Jika

dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi Jawa Barat, Kabupaten

Majalengka masih berada dibawah.

Pada tahun 2014, secara agregat PDRB per kapita Kabupaten Majalengka

mencapai 16,25 juta rupiah atau senilai US$ 1.369,61, meningkat 9,51 persen

bila dibandingkan dengan tahun 2013 yang sebesar 14,84 juta rupiah (US$

1.417,22). Peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 11,30

(9)

RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019

Gambar 2.2

PDRB Kabupaten Majalengka Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2014

Sumber : Data Sektoral Tahun 2015

Gambar 2.3

Distribusi PDRB Kabupaten Majalengka Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014

Sumber : Data Sektoral Tahun 2015

27%

Air, Sampah, Limbah dan Daur Ulang

(10)

RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019

Tabel diatas menunjukkan bahwa laju pertumbuhan ekonomi di

Kabupaten Majalengkapada tahun 2014 berdasarkan PDRB atas dasar harga

berlaku, yang tertinggi adalah Sektor Jasa Pendidikan sebesar 23,87%,

SektorJasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 15,54% diikuti Sektor Industri

Pengolahan yaitu sebesar 17,58%. Untuk struktur ekonomi Kabupaten

Majalengka terihat pada distribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Kabupaten Majalengka dari tahun 2011-2014

.

Berdasarkan ekonomi tersebut

dapat diambil suatu kebijakan pembangunan yang lebih terarah.Skala prioritas

untuk sektor unggulan guna dapat dikembangkan sesuai dengan potensi yang

dimiliki. Untuk lebih jelasnya distribusi PDRB Kabupaten/Kota atas dasar Harga

Konstan Periode Tahun 2011-2014.

2.2.2 SEKTOR EKONOMI KREATIF

Mempetakan (

maping

) potensi ekonomi kreatif di Kabupaten Majalengka merupakan langkah penting dalam rangka mendorong penguatan pertumbuhan

ekonomi wilayah. Sebagaimana diketahui, secara nasional

road map

pengembangan ekonomi kreatif saat ini (periode 2009-2015) berada pada tahap

penumbuhan, sehingga mempetakan potensi ekonomi kreatif di Kabupaten

Majalengka merupakan kebutuhan mendesak, mengingat dalam waktu satu

tahun ke depan tahap akselerasi pengembangan ekonomi kreatif telah menjadi

agenda nasional.

Berdasarkan hasil kajian lapangan dan data sekunder, potensi ekonomi

kreatif di Kabupaten Majalengka mencakup sembilan subsektor yang tersebar di

beberapa kecamatan(

Kajian Potensi Ekonomi Kreatif di Kabupaten Majalengka

Tahun 2013).

Untuklebih jelas mengenai sebaran potensi ekonomi kreatif di

(11)

RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019

Tabel 2.5

Sebaran Subsektor Ekonomi Kreatif Di Kabupaten Majalengka

No. Kecamatan Sub Sektor Jumlah Unit

Penerbitan dan percetakan 32 96

Musik 10 53

Penerbitan dan Percetakan 6 12

Fesyen 13 20

Penerbitan dan Percetakan 11 32

Musik 1 10

Penerbitan dan Percetakan 3 8

Jumlah 19 80

Penerbitan dan Percetakan 3 8

Musik 1 15

(12)

RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019

Penerbitan dan Percetakan 2 4

Musik 1 8

Penerbitan dan Percetakan 12 24

Fesyen 10 31

Jumlah 28 80

9. Talaga

Seni Pertunjukan 3 26

Film Video dan Fotografi 6 12

Penerbitan dan Percetakan 5 13

Kuliner 2 6

Jumlah 16 57

10. Cikijing

Fesyen 87 267

Penerbitan dan Percetakan 13 19

Musik 1 12

Kuliner 2 7

Jumlah 103 305

11. Cingambul Fesyen 22 373

Penerbitan dan Percetakan 2 8

Jumlah 24 381

12. Banjaran

Seni Pertunjukan 1 5

Fesyen 1 2

Penerbitan dan Percetakan 4 8

Kuliner 6 31

Jumlah 12 46

13. Maja

Kuliner 5 11

Musik 1 12

Penerbitan dan Percetakan 16 43

Film Video dan Fotografi 2 4

Fesyen 9 32

Seni Pertunjukan 1 7

Jumlah 34 109

14. Argapura Seni Pertunjukan 7 44

(13)

RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019

Penerbitan dan Percetakan 13 28

Musik 2 13

Televisi dan Radio 1 7

Jumlah 29 95

16. Sukahaji

Fesyen 1 7

Penerbitan dan Percetakan 2 4

Kuliner 2 8

Penerbitan dan Percetakan 27 49

Musik 1 9

Penerbitan dan Percetakan 1 2

Musik 1 8

Penerbitan dan Percetakan 10 32

Jumlah 44 174

21. Sumberjaya Periklanan 2 6

(14)

RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019

Penerbitan dan Percetakan 7 17

Musik 1 8

Penerbitan dan Percetakan 15 31

Musik 3 22

Penerbitan dan Percetakan 15 31

Musik 2 15

Penerbitan dan Percetakan 1 2

Musik 1 6

Penerbitan dan Percetakan 12 24

Musik 5 36

Kuliner 2 3

Jumlah 36 168

26. Palasah Periklanan 7 22

(15)

RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019

Penerbitan dan Percetakan 8 18

Musik 1 9

Jumlah 60 221

Jumlah Seluruhnya 826 3.226

Sumber : Hasil Lapangan dan Profil IKM Kab. Majalengka (2012), Kajian Potensi Ekonomi Kreatif di kabupaten Majalengka Tahun 2013.

Memperhatikan tabel tersebut, secara faktual berdasarkan identifikasi

lapangan menunjukkan bahwa potensi ekonomi kreatif di Kabupaten Majalengka

mencakup sebanyak 826 unit aktivitas usaha yang terdistribusi di 26 kecamatan

yang meliputi sembilan subsektor dengan jumlah tenaga kerja yang mampu

diserap mencapai 3.226 orang. Dari kesembilan subsektor yang teridentifikasi

menunjukkan sebaran yang tidak merata antar kecamatan, yaitu sebagai berikut:

 Seni pertunjukan : 9 kecamatan

 Percetakan dan penerbitan : 21 kecamatan

 Periklanan : 9 kecamatan

 Kerajinan : 13 kecamatan

 Televisi dan radio : 6 kecamatan

 Musik : 16 kecamatan

 Film, video dan photografi : 18 kecamatan

 Fesyen : 21 kecamatan

 Kuliner : 16 kecamatan

Gejala sebaran ini mengindikasikan bahwa ragam aktivitas ekonomi

masyarakat di Kabupaten Majalengka yang telah berlangsung lama bila dikaitkan

dengan kerangka ekonomi kreatif sesungguhnya cukup beragam dan potensial.

Dari 15 kategori subsektor ekonomi kreatif yang telah ditetapkan terdapat 9

subsektor yang secara eksisting menjadi aktivitas ekonomi masyarakat

Kabupaten Majalengka.

Subsektor percetakan dan penerbitan serta subsektor fesyen merupakan

(16)

masing-RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019

masing di 21 kecamatan dari 26 kecamatan yang ada. Kedua subsektor ini

mampu menyerap 56,48 persen (1.822 orang) dari seluruh tenaga kerja yang

diserap subsektor ekonomi kreatif yang ada. Namun demikian, sampai sejauh ini

belum teridentifikasi bagaimana tingkat produktivitas (ekonomi) mereka. Bisa

jadi, tingkat produktivitas mereka relatif lebih rendah dibandingkan dengan

tingkat produktivitas subsektor lainnya, karena tenaga kerja yang terserap di

kedua subsektor ini adalah pekerja (buruh). Sementara tenaga kerja di sektor

lain mungkin adalah pelaku wirausaha ekonomi kreatif yang memiliki peluang

mengembangkan kreativitasnya sehingga kesempatan memperoleh pendapatan

yang lebih tinggi.

Pengembangan ekonomi kreatif dimaksudkan untuk memberikan kontribusi

ekonomi yang signifikan, menciptakan iklam bisnis yang positif, membangun citra

dan identitas bangsa, mengembangkan ekonomi berbasis kepada sumber daya

alam yang terbarukan, Menciptakan inovasi dan kreativitas yang merupakan

keunggulan kompetitif suatu bangsa,memberikan dampak sosial yang positif.

2.2.3 SEKTOR PARIWISATA

Salah satu Potensi Wilayah Kabupaten Majalengka terkait sektor pariwisata

diantaranya sebagai berikut :

1. Wisata Paralayang, Lokasi Minat Khusus Paralayang di Desa Sidamukti, Kecamatan Majalengka. Daya tarik wisata di Desa Sidamukti

direncanakan menjadi kawasan terpadu karena kan ditunjang oelh

wisata lainnya Sirkuit, Curug Cisempoy dan Perkebunan Mangga

(Sentro Mangga Gedong Gincu).

2. Wisata Panyaweuyandi Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka.

- Potensi Alam meliputi Panorama Terasering sepanjang 2 Km,

Wilayah Terasering dan Puncak Panyaweuyan di Desa Sukasari

Kaler, Sukasari Kidul dan Desa Tejamulya. Wilayah Penyangga

Terasering dan Puncak Panyaweuyan di Desa Sukadana dan Desa

Argamukti.

- Potensi Bidang Seni dan Budaya seperti : Seni Gembyung, Seni

(17)

RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019

Seni Atraksi Kuda, Seni Kuda Renggong, Upacara Kenduri, Hajat

Buyut, Guar Bumi dan Upacara Keagamaan.

- Potensi Bidang Kuliner : Nasi Liwet, Pareredan, Opak, Dodol Waluh,

Dodol Kesemek, Gula Cakar, Gula Kawung/merah, Pisang Apuy,

Pisang Raja, Pisang Tanduk, Susu Murni, Air Lahang, Wedang Jahe.

- Rencana Pengembangan Kawasan Terasering Panyaweuyan

menjadi

paket wisata terpadu

karena lokasi yang berdampingan

dengan wisata alam Curug Muara Jaya, Desa Argamukti (Apuy),

Wisata Edukasi (Pembelajaran pertanian, dll), Wisata Religius

(Situs).

3. Agrowisata :

- Perkebunan Mangga Gedong Gincu (Kecamatan Kertajati, Jatitujuh,

Ligung), Wisata Agrobatu (Kecamatan Sindangwangi), Perkebunan

Mangga Gedong Gincu (Kecamatan Majalengka, Panyingkiran),

Bercocok Tanam (Kecamatan Rajagaluh, Sukahaji, Majalengka),

Kebun Teh Sadarehe Desa Payung (Kecamatan Rajagaluh), Durian

Sinapeul (Kecamatan Sindangwangi), Kebun Teh Cipasung

(Kecamatan Lemahsugih), Pisang Apuy (Kecamatan Argapura), dan

Jagung (Kecamatan Argapura, Banjaran, Lemahsugih).

4. Ekowisata :

- Batu Luhur (Kecamatan Sindangwangi), Curug Baligo (Kecamatan

Sindangwangi), dan Talaga Herang/Loa (Kecamatan Sindangwangi).

5. Wisata Belanja :

- Kerajinan Besi (Kecamatan Sumberjaya), Anyaman dan Renda

(Kecamatan Leuwimunding, Palasah, Sindangwangi, Sukahaji,

Rajagaluh), Industri Rotan (Kecamatan Sumberjaya, Leuwimunding,

Sindangwangi, Rajagaluh), Industri Bola (Kecamatan Kadipaten),

Kecap (Kecamatan Kadipaten, Majalengka), Jeruk Sambal

(Kecamatan Palasah), Kerajinan Batik (Kecamatan Palasah), Emping

Melinjo (Kecamatan Rajagaluh, Sukahaji, Sindangwangi, Talaga),

Batu Alam (Kecamatan Sindangwangi), Industri Jeans (Kecamatan

(18)

RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019

6. Wisata Kuliner :

- Depo Ikan Tawar (Kecamatan Argapura), Depo Ikan Lengkong

Kulon (Kecamatan Sindangwangi).

7. Desa Wisata :

- Jeruk Sambal Desa Weragati (Kecamatan Palasah).

- Ekonomi Kreatif (JAF= Jatiwangi Art Festival) Desa Jatisura

(Kecamatan Jatiwangi).

Selain itu, beberapa kegiatan yang dilakukan di Kabupaten Majalengka

guna mendukung Kabupaten Majalengka sebagai tujuan wisata juga diwujudkan,

antara lain pembangunan Air Mancur Munjul, Taman Dirgantara, Pembangunan

Air Mancur Aerocity di alun-alun Majalengka dan Penataan alun-alun majalengka.

2.2.4 PENGGUNAAN LAHAN

Kabupaten Majalengkamerupakan daerah agraris, hal ini dapat

ditunjukkan dengan besarnya luas lahan yang dipergunakan untuk sawah, yaitu

sekitar 42,02 % dari seluruh luas lahan yang ada di Kabupaten Majalengka.Luas

lahan sawah pada Tahun 2014 sebesar 50.334 Ha, dan yang menggunakan

irigasi mencapai 71,98 %. Sedangkan untuk luas lahan kering mencapai 69.462

Ha. dan 31,76 % digunakan sebagai kebun.

Tabel 2.6

Luas Lahan Kering Menurut Penggunaannya dari Tahun 2010-2014

No Penggunaan

Tanah/Lahan

Luas Lahan Kering (Ha)

(19)

RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019

No Penggunaan

Tanah/Lahan

Luas Lahan Kering (Ha)

2010 2011 2012 2013 2014

9 Hutan Rakyat 4.747 4.697 4.685 5.682 5.702

10 Hutan Negara 17.217 17.217 17.203 17.203 17.203

11 Lainnya 5.651 5.591 6.159 7.359 7.957

12 Sementara tidak

diusahakan 28 28 28 28 -

Kab. Majalengka 68.525 68.525 68.525 68.528 68.996

Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Majalengka

Tabel 2.7

Luas Lahan Kering Menurut Penggunaannya dari Tahun 2010-2014

No Klasifikasi Tanah

Luas Lahan Sawah (Ha)

2010 2011 2012 2013 2014

1 Irigasi Teknis 17.982 17.982 17.865

2 Irigasi Setengah

Teknis 7.970 7.970 7.950

3 Irigasi Sederhana

Milik PU 5.534 5.533 5.458

4 Irigasi Non PU 7.901 7.989 7.988

5 Tadah Hujan 12.512 12.422 12.167 14.449 14.102

6 Sementara Tidak

Diusahakan - - - - -

7 Lain-lain - - - - -

Kab. Majalengka 51.899 51.896 51.428 50.962 50.334

2.3 DEMOGRAFI DAN URBANISASI 2.3.1 DEMOGRAFI

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), bahwa jumlah

penduduk di Kabupaten Majalengka sampai dengan tahun 2014 berjumlah

1.176.117 jiwa, yang terdiri dari 587.711jiwa penduduk laki-laki dan 588.406jiwa

penduduk perempuan. Kepadatan penduduk di Kabupaten/Majalengka

berbeda-beda untuk setiap kecamatan. Kepadatan penduduk rata-rata di Kabupaten

(20)

RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019

Majalengka pada tahun 2012 berkisar 977Jiwa/Km2, KecamatanJatiwangi

memiliki kepadatan 2.079jiwa/km2 merupakan kecamatan dengan kepadatan tertinggi di Kabupaten Majalengka Sedangkan Kecamatan Kertajati memiliki

kepadatan penduduk 306 jiwa/km2 dan merupakan kecamatan dengan

kepadatan terendah. Selengkapnya jumlah dan kepadatan penduduk Kabupaten

Majalengka dapat dilihat pada Tabelberikut.

Tabel2.8

Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Majalengka Tahun 2014

No Kecamatan

Luas Daerah

(Km2)

Penduduk (Jiwa) Kepadatan

Penduduk per Km2(Jiwa/Km2) Laki-laki Perempuan Total

1 Lemahsugih 78,64 28.853 28.856 57.709 734

Kab. Majalengka 1.204,24 577.881 588.432 1.176.313 977

Sumber : Data Sektoral Kabupaten Majalengka 2015

Pertambahan jumlah penduduk di Kabupaten Majalengka dipengaruhi

(21)

RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019

(migrasi). Berdasarkan data penduduk dari Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa

laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Majalengka Tahun 2012 rata-rata 0,4%.

Laju pertumbuhan penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Cikijing sedangkan

untuk laju pertumbuhan terkecil terdapat di Kecamatan Kertajati Lebih jelas

mengenai laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Majalengka terlihat pada Tabel

berikut.

Tabel 2.9

Jumlah Penduduk Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2014

No Kecamatan Jumlah Penduduk

(22)

RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019

No Kecamatan Jumlah Penduduk

2010 2011 2012 2013 2014

26 Sumberjaya 56.655 56.902 57.127 57.353 57.136

Jumlah 1.166.473 1.171.470 1.176.117 1.180.774 1.176.313

Sumber : Kabupaten Majalengka Dalam Angka, BPS Kabupaten Majalengka,2013 Data Sektoral Kabupaten Majalengka Tahun 2015

Tabel2.10

Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2014

No Kecamatan

Laju Pertumbuhan Penduduk Rata-rata

(23)

RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019

No Kecamatan

Laju Pertumbuhan Penduduk Rata-rata

Laju Pertumbuhan Penduduk (%)

2010 2011 2012 2013 2014

Jumlah -3,334 0,428 0,397 0,396 -0,378 -0,498

Sumber : Hasil Analisis

2.3.2 KEMISKINAN

Selama kurun waktu 2011-2015, angka kemiskinan di Kabupaten

Majalengka terus menurun yaitu 178.566 jiwa atau 14,98% pada tahun 2011

menjadi 151.704 jiwa atau 12,73 % pada tahun 2015, dimana target yang

tertuang dalam RPJMD adalah 11%. Hal ini menunjukan bahwa program-pogram

penanggulangan kemiskinan harus terus ditingkatkan untuk dapat mengurangi

angka kemiskinan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Tabel2.11

Angka Kemiskinan Kabupaten Majalengka Tahun 2011-2015

Miskin (Jiwa) 178.566 169.800 164.900 159.370 151.704 131.088

Jumlah Penduduk

(Jiwa) 1.158.882 1.164.724 1.170.505 1.176.313 1.182.109 1.308.428

Persentase Penduduk

Miskin (%) 14,98 14,46 14,07 13,42 12,73 11

Sumber :BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2016.

2.3.3 PROYEKSI PENDUDUK

Jumlah penduduk Kabupaten Majalengka pada tahun 2015 mencapai

1.182.109 jiwa dengan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) 0,493%.

Pertumbuhan jumlah penduduk tersebut melebihi target capaian yang tertuang

pada RPJMD 2014-2018 dan RPJPD Kabupaten Majalengka yaitu pada tingkat

LPP 0,80%. Untuk lebih jelasnya jumlah penduduk, LPP, dan Kepadatan

penduduk dapat dilihat pada tabel 2.12 Data tersebut menjadi dasar untuk

proyeksi 5 (lima) tahun ke depan, sebagai berikut :

(24)

RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019

Jumlah Penduduk, LPP, dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Majalengka Tahun 2011-2015

No. Indikator

Tahun

2011 2012 2013 2014 2015*

1. Jumlah Penduduk

(Jiwa) 1.158.882 1.164.724 1.170.505 1.176.313 1.182.109

Laki-laki (Jiwa) 579.121 582.012 585.011 587.881 590.690

Perempuan (Jiwa) 579.761 582.712 585.494 588.432 591.419

2. LPP (%) 0,494 0,50 0,498 0,496 0,493

3. Kepadatan Penduduk

(jiwa/km2) 962 967 972 977 982

Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2016. * : Data Estimasi

Tabel 2.13

Proyeksi Penduduk Kabupaten Majalengka Tahun 2016-2020

No. Indikator

Tahun

2016 2017 2018 2019 2020

1. Proyeksi Jumlah

Penduduk 1.187.918 1.193.722 1.199.526 1.205.330 1.211.134

2. Kepadatan

Urbanisasi dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor yaitu pertumbuhan alami

penduduk daerah perkotaan, migrasi dari daerah perdesaan ke daerah dan

reklasifikasi desa perdesaan menjadi desa perkotaan. Jumlah Penduduk Desa

yaitu 1.178.685 Jiwa sedangkan Penduduk Kota (Kelurahan) 71.495 Jiwa,

sehingga Rasio penduduk kota dan desa adalah 13 Kelurahan : 330 Desa yaitu 1

: 25,4.

Tabel 2.14

Data Jumlah Penduduk Kota Kabupaten Majalengka Tahun 2015

(25)

RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019

1 Desa (Jiwa) 596.606 582.079 1.178.685

2 Kota (Jiwa) 35.713 35.782 74.495

Jumlah 632.319 617.861 1.250.180

Sumber : Data SIAK, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Tahun 2015.

Urbanisasi dipengaruhi oleh Migrasi Permanen yaitu Migrasi Masuk da

Migrasi Keluar. Migrasi Masuk biasanya dipengaruhi oleh adanya daya tarik dari

suatu kawasan perkotaan, sedangkan migrasi keluar disebabkan karena

terbatasnya lapangan kerja yang tersedia dan terbatasnya fasilitas/sarana

pendidikan yang berkualitas sehingga memicu penduduk untuk menetap di kota

besar dan meninggalkan daerahnya karena keterbatasan pilihan.

Tabel 2.15

Data Migrasi Masuk dan Migrasi Keluar Penduduk Kabupaten Majalengka Tahun 2015

No Jenis Migrasi Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Migrasi Masuk (Pindah)

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Tahun 2015.

Migrasi Neto menunjukkan selisih banyaknya migran masuk dan migran

keluar per 1000 penduduk dalam satu tahun. Data migrasi masuk dan migrasi

keluar dapat diketahui angka migrasi neto sebesar 0,42. Angka migrasi minus

mengandung arti bahwa jumlah penduduk yang masuk lebih sedikit

dibandingkan dengan jumlah penduduk keluar Kabupaten Majakengka.

Migrasi Bruto adalah angka yang menunjukkan banyaknya kejadian

perpindahan, jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar dibagi jumlah penduduk

tempat asal dan jumlah penduduk tempat tujuan.

Tabel 2.16

(26)

RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Tahun 2013-2015.

Urbanisasi penduduk dipengaruhi oleh alasan ekonomi, politis, agama dan

kejadian luar biasa seperti bencana alam, peperangan, kelaparan dan wabah

penyakit. Berdasarkan data urbanisasi selama kurun waktu 3 (tiga) tahun maka

diperoleh proyeksi urbanisasi penduduk Kabupaten Majalengka 5 (lima) tahun

kedepan.

Tabel 2.17

Proyeksi Urbanisasi Kabupaten Majalengka Tahun 2013-2015

No Jenis Migrasi 2016 2017 2018 2019 2020

Kabupaten/Kota Lain 7.460 8.611 9.762 10.913 12.064

4 Migrasi Keluar (Pindah) ke

Provinsi Lain 3.194 3.674 4.153 4.633 5.112

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Tahun 2015.

2.4 ISU STRATEGIS SOSIAL DAN LINGKUNGAN 2.4.1 POTENSI EKONOMI

Sektor industri memegang peranan yang sangat penting dalam

peningkatan pembangunan ekonomi suatu daerah, karena sektor ini selain cepat

(27)

RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019

tenaga kerja, disamping itu sektor ini pun merangsang kegiatan ekonomi sektor

lainnya seperti sektor jasa, angkutan dan perdagangan. Sebagai gambaran pada

PDRB Kabupaten Majalengka bahwa sektor industri mempunyai peranan sebesar

13,85 % dengan laju pertumbuhan sebesar 17,58 %.

Kabupaten Majalengka merupakan daerah potensi pertanian maka

pengembangan industri perlu diarahkan juga ke arah agro industri sehingga

keseimbangan pembangunan industri dan pertanian dapat berjalan secara

mantap.

Pengklasifikasian industri yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik

didasarkan pada jumlah tenaga kerja dengan standar sebagai berikut :

(1)Industri Rumah tangga, yaitu usaha dengan tenaga kerja kurang dari

5 orang

(2)Industri Kecil, yaitu usaha industri dengan tenaga kerja antara 5 – 19

orang

(3)Industri Sedang, yaitu usaha industri dengan tenaga usaha antara 20 – 99 orang

(4)Industri Besar, yaitu usaha industri dengan tenaga kerja di atas 100

orang

Data yang disajikan untuk sektor industri ini adalah industri dengan

kategori industri besar dan industri sedang. Pada tahun 2014 jumlah industri

besar di Kabupaten Majalengka sebanyak 17 perusahaan dengan 10.552 orang

tenaga yang terserap dan industri sedang sebanyak 288 perusahaan dengan

tenaga kerja yang terserap sebanyak 10.592 orang.

Bila dilihat dari jenis produksinya, industri besar/sedang yang berada di

Kabupaten Majalengka 86,15 % merupakan industri genteng.

Pengembangan Hortikultura di Kabupaten Majalengka memiliki potensi

besar melalui usaha intensifikasi yaitu peningkatan produksi per kesatuan luas

dengan meningkatkan penggunaan teknologi kimia-biologi seperti penggunaan

varietas unggul, pupuk organik/anorganik, teknologi mekanik dan teknologi

budidaya. Pengembangan tanaman pangan dan hortikultura didukung oleh

kondisi :

a. Tersedianya potensi lahan bukan pertanian sebesar 35.721 ha yang dapat

(28)

sayur-RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019

sayuran). Disamping itu, Kabupaten Majalengka memiliki kesuburan tanah

yang tinggi dan spesifik, agroekologi yang sangat cocok untuk

pengembangan berbagai jenis tanaman hortikultura.

b. Potensi sumber daya manusia atau tenaga kerja berlimpah. Namun

sementara ini tenaga kerja pedesaan lebih banyak melakukan urbanisasi,

karena sempitnya kesempatan kerja di pedesaan dan kalaupun ada usaha

tani dan atau usaha tani kebun dianggapnya tidak menjanjikan masa

depan.

c. Adanya Modal Sosial Tinggi (Social Capital) tinggi dalam mengembangkan

agribisnis hortikultura, memiliki pengalaman dalam membangun pertanian

dan modal tersendiri untuk membangun agribisnis hortikultura yang

berdaya saiing tinggi. Di samping itu, sifat orang Kabupaten Majalengka

yang suka berkelompok akan sangat membantu mempercepat diffusi

inovasi teknologi hortikultura.

d. Kabupaten Majalengka memiliki empat kelebihan alam yaitu panjang dan

intensitas penyinaran, suhu, bebas taifun dan curah hujan. Jumlah radiasi

mataharidalam setahun yang melebihi daerah lain sehingga dengan iklim

tropis, dimungkinkan di Kabupaten Majalengka dilakukan penanaman

secara rotatif tiga sampai empat kali dalam setahun.

2.4.2 DATAPENDAPATAN PERKAPITA DANPROPORSI PENDUDUK MISKIN

Dengan asumsi bahwa, pendapatan faktor produksi dan transfer yang

mengalir ke luar sama dengan pendapatan faktor produksi dan transfer yang

masuk, maka nilai pendapatan regional diasumsikan sama besar dengan nilai

PDRB. Angka pendapatan per kapita diperoleh dengan cara membagi PDRB

dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Untuk lebih jelas dapat dilihat

(29)

RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019

Tabel 2.18

PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Majalengka Tahun 2011-2015

No. Tahun PDRB Per Kapita

Atas Dasar HargaKonstan (Rp)

1. 2011 11.640.752

2. 2012 12.283.963

3. 2013 12.825.997

4. 2014 13.385.286

5. 2015 13.987.658

Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun 2016.

Dari tabel di atas, terlihat pendapatan per kapita atas dasar harga

konstan selama periode tahun 2011-2015 selalu mengalami peningkatan, yaitu

pada tahun 2011 pendapatan per kapitanya sebesar Rp 11.640.752 naik menjadi

Rp 13.987.658pada tahun2015 atau meningkat sebesar 16,78 % selama 3 tahun

atau sebesar 5,59 % per tahun. Data ini menunjukan bahwa tingkat pendapatan

masyarakat Kabupaten Majalengka secara riil selalu meningkat setiap tahunnya.

Berdasarkan Data Kemisikinan terdapat beberapa permasalahan terkait

indikator kemiskinan di Kabupaten Majalengka, diantaranya sebagai berikut :

1. Masih rendahnya akurasi Data Kemiskinan.

2. Masih terdapat progra-program penanggulangan kemiskinan yang kurang

tepat sasaran.

3. Relatif masih kurangnya motivasi Penduduk Miskin untuk meningkatkan status

kesejahteraannya, sebagai pengaruh dari lingkungan sosial dimana masih ada

aggapan bahwa kemiskinan merupakan nasib yang harus diterima.

4. Masih rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia, baik dalam pengetahuan dan

pendidikan, maupun dari keterampilan yang dimiliki.

5. Masih rendahnya daya saing penduduk miskin dalam memperoleh pendidikan

dan keterampilan, kesempatan kerja serta pembiayaan usaha produktif.

6. Masih terbatasnya akses informasi mengenai program-program

(30)

RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019

Tabel 2.19

Data Kemiskinan Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2015

No Indikator Satuan 2010 2011 2012 2013 2014 2015

1. Jumlah Penduduk Jiwa 1.166.473 1.171478 1.164.724 1.170.505 1.176.313 1.182.109

2. Jumlah Penduduk

Miskin

Jiwa 181.112 178.566 169.800 164.900 159.370 151.704

3. Tingkat Kemiskinan Persen 15,52 14,98 14,46 14,07 13,42 12,73

4. Tingkat Pengangguran

Terbuka

Persen 5,82 7,80 6,71 7,35 4,47 4,01

2.5 DATA KONDISI LINGKUNGAN STRATEGIS

2.5.1 TOPOGRAFI A. Topografi

Berdasarkan kondisi topografi, Kabupaten Majalengka dapat dibedakan

menjadi 3 (tiga) bagian yaitu landai (dataran rendah), berbukit bergelombang,

serta perbukitan terjal.Kondisi bentang alamnya melandai ke daerah Barat Laut,

menyebabkan aliran sungai dan mata air mengalir ke arah Utara.Sehingga pada

wilayah bagian Utara Kabupaten Majalengka terdapat banyak

persawahan.Perbukitan dengan lereng yang curam terdapat di lereng Gunung

Ciremai dan daerah di lereng Gunung Cakrabuana.Kondisi topografis ini sangat

berpengaruh pada pemanfaatan ruang dan potensi pengembangan wilayah, juga

menyebabkan dampak yang mengakibatkan terdapatnya daerah yang rawan

terhadap gerakan tanah yaitu daerah yang mempunyai kelerengan curam.

Adapun distribusi ketiga bagian topografi yang ada di Kabupaten

Majalengka sebagaimana disebutkan di atas, adalah sebagai berikut :

1. Dataran rendah, rnempuryai kemiringan tanah antara 0 - 15%,

meliputi semua kecamatan yang ada di Kabupaten Majalengka.

Kecamatan yang mempunyai kemiringan 0-15% seluruh wilayahnya

terdiri dari kecamatan Cigasong, Jatitujuh, Jatiwangi, Kadipaten,

Kertajati, Ligung dan Palasah.

2. Berbukit Gelombang, kemiringan tanahnya berkisar antara 15% -

40%, metiputi Kecamatan Argapura, Banjaran, Bantarujeg dan

(31)

RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019

Maja, Majalengka, Rajagaluh, Sindangwangi, Sukahaji dan Sindang,

Talaga.

3. Perbukitan Terjal, kemiringan tanahnya berkisar antara >40%,

meliputi daerah sekitar Gunung Ciremai, Kecamatan Agapura,

Banjaran, Bantarujeg dan Malausma, Cikijing, Cingambul,

Lemahsugih, Leuwimunding, Maja, Majalengka, Panyingkiran,

Rajagaluh, Sindangwangi, Sukahaji dan Sindang, Sumberjaya dan

Talaga.

B. Kemirigan Lereng

Kemiringan lereng di Kabupaten Majalengka di klasifikasikan kedalam 3

kelas yaitu 0–15 %, 15–40 % dan >40 %. Berdasarkan klasifikasi kelas

kemiringan lahan, 13.21 % dari luas wilayah Kabupaten Majalengka mernpunyai

kemiringan lahan di atas 40%, sedangkan kontribusi kelas kemiringan lahan

mayoritas adalah pada kelas kemiringan lahan 0-15%, yaitu 82.207 Ha atau

68.26% luas wilayah Kabupaten Majalengka, dan daerah ini merupakan daerah

yang relatif datar. Untuk lebih jelasnya tentang kemiringan lahan ini dapat dilihat

pada Tabel 2.20 dan Gambar 2.4

Tabel 2.20

Kemiringan Tanah di Kabupaten Majalengka

(32)

RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019

NO NAMA

KECAMATAN

LUAS (Ha)

KEMIRINGAN LAHAN (Ha)

0-15% 15-40% 40%

19 Palasah 2.698 2.698 - -

20 Panyingkiran 1.915 1.845 - 70

21 Rajagaluh 3.943 1.039 1.624 1.280

22 Sindangwangi 2.827 820 1.020 987

23 Sukahaji 2.197 1.191 595 345

24 Sindang 3.252 3.252 - -

25 Sumberjaya 3.177 3.147 - 30

26 Talaga 4.092 1.815 1.757 520

JUMLAH 120.424 82.207 22.316 15.901

Sumber : Potensi Wilayah, BPN Kabupaten Majalengka. Sumber: RTRW Kabupaten Majalengka Tahun 2011-2031

2.5.2 GEOHIDROLOGI

Secara umum, kondisi sistem hidrologi di suatu daerah dapat ditinjau dari

kajian Daerah Aliran Sungai (DAS). DAS merupakan suatu bentang alam yang

dibatasi oleh pemisah alami berupa topografi perbukitan/pegunungan dan

berfungsi mengumpulkan, menyimpan dan mengalirkan air, sedimen dan unsur

hara ke sungai utama yang akhirnya bermuara pada satu outlet tunggal. Di

Kabupaten Majalengka terdapat 2 (dua) sungai sungai besar yang menjadi

jantung kebutuhan air cukup besar untuk dimanfaatkan terutama bagi pengairan

yaitu Sungai Cimanuk dan Cilutung. Di Kabupaten Majalengka terdapat beberapa

tempat yang mempunyai debit air yang sangat tinggi seperti Desa Cipadung,

Payung, dan Talagaherang.

Gambar 2.4

(33)
(34)

RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019

Tabel 2.21

Sungai-Sungai Sumberdaya Air di Kabupaten Majalengka

NO NAMA SUNGAI BENDUNGAN

AREAL

2 Cideres Tirtanegara,

Cigasong

2.741 3,94 0,65

3 Cikeruh Cikeruh, Cibutul 3.354 10,68 0,99

4 Ciherang Ciherang 1.009 1,76 0,3

5 Cikadongdong Cikemangi, Cikondang

2.411 1,47 0,4

6 Ciwaringin Ciwaringin 3.387 6,36 0,44

7 Cilongkrang Ciminggiri Suplai ke Bd

Ciawi

Sumber : Data Pokok Bapeda Kabupaten Majalengka Sumber: RTRW Kabupaten Majalengka Tahun 2011-2031

Kondisi rata-rata potensi ABT tiap kecamatan

Kondisi ABT di Kabupaten Majalengka dapat diklasifikasikan ke dalam 4

klasifikasi sangat berpotensi dengan nilai indeks 4 sampai kurang berpotensi

dengan nilai indeks 1. Setiap kecamatan memiliki peluang sebagai kawasan yang

berpotensi hingga kurang berpotensi, sehingga kondisi rata-ratanya adalah

tergantung luasnya kehadiran kawasan dengan nilai indeks tertentu yang dapat

dilihat pada Tabel 2.22

Tabel 2.22

(35)

RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019

Sumber : Inventarisasi dan Pemetaan Zona Konservasi Air Bawah Tanah

Untuk Kecamatan, Malausma, Kasokandel dan Sindang merupakan kecamatan hasil pamekaran sehingga untuk datanya masih menginduk ke tiga kecamatan yang diberi tanda tersebut.

Nilai potensi ABT berkisar antara 1 s/d 4, maka nilai rata-rata potensi ABT

tiap kecamatan, merupakan rata-rata nilai indeks dikalikan dengan persen (%)

luas setiap Nilai Inseks tertentu. Dengan demikian Potensi ABT tiap kecamatan

dapat dibuat klasifikasi sebagaimana terlihat pada Tabel 4.8 dan Gambar 4.4

Tabel 2.23

Klasifikasi Potensi ABTdi Kabupaten Majalengka

NO

KISARAN INDEKS RATA-RATA

KECAMATAN KELAS KETERANGAN

1 1.64 – 2.01 Kertajati – Ligung – Dawuan dan Kasokandel –

(36)

RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019

2.5.3 GEOLOGI

Kondisi geologis dan geografis menunjukkan bahwa di Kabupaten

Majalengka terdapat sesar baribis yang dicurigai merupakan patahan rawan

gempa. Gempa bumi yang terjadi pada 6 Juli 1990 dengan kekuatan 5,1 skala

Richter (BMG) atau 5,8 Mb dengan kedalaman 3,3 km diperkirakan berkaitan

dengan local extention di volcanik arc pada lajur sesar Baribis yang berarah Barat

Laut Tenggara. Litologi geologinya terutama untuk daerah Selatan dan Timur

menunjukkan ciri rawan gerakan tanah.Hal ini terbukti dari jumlah kejadian

bencana akibat gerakan tanah yang terjadi di daerah Selatan dan Timur wilayah

Kabupaten Majalengka. Jenis litologi gunung api muda aluvial ternyata potensial

untuk air tanah.

1. Aluvium, seluas 17.162 ha (14,25%) terdapat di Kecamatan Cikijing,

Dawuan Jatijutuh, Jatiwangi, Kadipaten, Kertajati, Ligung, Sumberjaya,

Talaga, Palasah, dan Cingambul.

2. Pleistocene Sedimentary Facies, merupakan batuan endapan yang berumur.

Pleistocene seluas 13.716 ha (13,39%) terdapat di Kecamatan Agrapura,

Bantarujeg, Jatitujuh, Kertajati, dan Lemahsugih.

3. Miocene Sedimentary Facies, merupakan batuan endapan berumur.

Miocene seluas 23.480 Ha (19,50%) terdapat di Kecamatan Agrapura,

Bantarujeg, Cikijing, Dawuan, Kadipaten, Lemahsugih, Maja, Majalengka,

Talaga, Panyingkiran, Banjaran dan Cingambul.

4. Undifferentioned Volcanic Product, merupakan batuan endapan hasil

Gunung Api Muda berupa andesit seluas 51.650 ha (42,89%) tersebar di 20

Kecamatan kecuali Kecamatan Cikijing, Kertajati, dan Banjaran.

5. Pliocene Sedimentary Facies, merupakaan batuan endapan yang berumur

Pliocene seluas 3.870 ha (3,22%) terdapat di Kecamatan Bantarujug,

Dawuan, Lemahsugih, Leuwimunding, Maja, Majalengka, Rajagaluh,

Sukahaji, Payingkiran, Cigasong, dan Sindangwangi.

6. Lipanite Dasite, seluas 179 ha (0.15%) terdapat di Kecamatan

Leuwimunding

(37)

RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019

Gambar 2.5

(38)

RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019

8. Old Quartemary Volcanic Product, merupakan batuan endapan gunung api

tua yang berumur quarter seluas 10.283 ha (8.54%) terdapat di Kecamatan

Argapura, Bantarujeg, Cikijing, Ligung, Talaga dan Banjaran.

Tanah merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan

manusia, hewan dan tumbuhan. Jenis tanah memegang peranan penting dalam

menentukan sifat dan tingkat kesuburan tanah dalam menunjang kegiatan

pertanian di suatu daerah. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan

tanah yaitu bahan induk, topografi, vegetasi dan waktu yang akan menghasilkan

jenis-jenis tanah yang berbeda sifat dan tingkat kesuburannya. Berdasarkan

penyebarannya jenis tanah di Kabupaten Majalengka dapat dikategorikan ke

dalam 15 jenis tanah sebagai berikut : (Untuk lebih jelasnya lihat Gambar 2.6) 1. Asosiasi podsolik kuning dan hidromorf kelabu seluas 10.767 Ha (8,94 %)

yang tersebar di lima Kecamatan yaitu Jatiwangi, Kertajati, Jatitujuh,

Ligung dan Palasah.

2. Grumosol kelabu seluas 14.137 Ha atau sebesar 11,74 % terdapat di

Kecamatan Lemahsugih, Bantarujeg dan Malausma, Maja, Panyingkiran,

Kertajati dan Jatitujuh.

3. Asosiasi grey humus rendah dan aluvial kelabu seluas 10.609 Ha (8,81 %)

terdapat di Kecamatan Kadipaten, Dawuan dan Kasokandel, Kertajati,

Jatitujuh dan Ligung.

4. Asosiasi mediteran coklat dan grumosol seluas 9.781 Ha (8,2 %) terdapat

di Kecamatan Cigasong, Sukahaji dan Sindang, Sindangwangi,

Leuwimunding, Jatiwangi, Dawuan dan Kasokandel, Sumberjaya dan

Palasah.

5. Asosiasi regosol kelabu, regosol coklat keabuan dan latosol terdapat di

Kecamatan Argapura, Rajagaluh, Sindangwangi dan Dawuan,Kasokandel.

Merupakan jenis tanah yang paling sedikit yang ada di Kabupaten

Majalengka dengan luas 846 Ha atau sekitar 0,70 %.

6. Asosiasi regosol coklat dan regosol coklat terdapat di Kecamatan Sukahaji,

Rajagaluh, Sindangwangi, Leuwimunding dan Sumberjaya dengan luas

(39)

RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019

7. Asosiasi latosol coklat dan regosol coklat hanya terdapat di 3 Kecamatan

yaitu Kecamatan Rajagaluh, Sindangwangi dan Kertajati seluas 3.883 Ha

(3,22 %).

8. Komplek podsolik merah kekuningan, podsolik kuning dan regosol seluas

10.573 Ha (8,78 %) terdapat di Kecamatan Bantarujeg dan Malausma,

Cikijing, Cingambul, Maja dan Majalengka.

9. Latosol coklat kemerahan terapat di 3 Kecamatan yaitu di Kecamatan

Cikijing, Cingambul dan Talaga, seluas 6.499 Ha (5,40 %).

10. Asosiasi landosol coklat dan regosol coklat seluas 13.023 Ha (10,81 %)

terdapat di Kecamatan Lemahsugih, Banjaran, Argapura, Maja,

Sukahaji,Sidang, Rajagaluh dan Sindangwangi.

11. Asosiasi podsolik merah seluas 1.987 Ha (1,65 %) terdapat di Kecamatan

Bantarujeg,Malusma, Talaga dan Jatiwangi.

12. Latosol coklat merupakan jenis tanah yang paling banyak terdapat di

Kabupaten Majalengka dengan luas 16.327 Ha ( 13,56 %) terdapat di

Kecamatan Lemahsugih, Bantarujeg, Malausma,Talaga, Banjaran,

Argapura, Maja, Majalengka, Cigasong, Jatiwangi, Kadipaten, Panyingkiran

dan Dawuan serta Kasokandel.

13. Regosol coklat seluas 3.057 Ha (2,54 %) terdapat di Kecamatan Argapura,

Maja, Majalengka, Cigasong dan Sukahaji serta Sindang.

14. Aluvial kelabu seluas 11.378 Ha (9,70 %) terdapat di Kecamatan Cikijing,

Talaga, Sukahaji, Sindang, Jatiwangi, Kadipaten, Panyingkiran,

Dawuan,Kasokandel , Jatitujuh, Ligung, Sumberjaya dan Palasah.

15. Grumosol kelabu kekuningan, regosol kelabu dan mediteran kekuningan

terdapat di Kecamatan Talaga, Kadipaten dan Dawuan,Kasokandel seluas

(40)

RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019

2.5.4 KLIMATOLOGI

Kondisi iklim suatu wilayah dapat dilihat dari keadaan curah hujan, hari

hujan, temperatur, kelembaban relatif, kecepatan angin, dan itensitas penyinaran

matahari.

1. Curah Hujan

Curah hujan disuatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim,

geografis dan perputaran/pertemuan arus udara. Sepanjang tahun 2012

Kabupaten Majalengka diguyur hujan hampir setiap bulan kecuali bulan Juli,

dengan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember 2012 yang mencapai

494 mm dengan jumlah hari hujan 22, dan terendah pada bulan Agustus yaitu 44

mm dengan jumlah hari hujan sebanyak 1.

Kecepatan angin di wilayah Kabupaten Majalengka rata-rata berkisar antara

4 knot sampai 5 knot dan kecepatan tertinggi terjadi pada bulan Februari yaitu

sebesar 20 knot. Faktor lain yang mempengaruhi hujan dan arah/kecepatan

angin adalah perbedaan tekanan udara.

a. Curah hujan dengan intensitas tinggi terjadi adalah curah hujan > 351

mm/bln, kondisi ini terjadi pada pada bulan Januari-Februari, April, dan

November – Desember.

b. Curah hujan dengan intensitas sedang adalah curah hujan 131 - 350 mm/bln,

kondisi ini terjadi pada bulan Mei, Juni, dan Oktober.

c. Curah hujan dengan intensitas rendah adalah curah hujan < 130 mm/bln,

kondisi ini terjadi pada bulan Juli, Agustus, dan September.

2. Temperatur

Suhu udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya

tempat tersebut dari permukaan air laut dan jarak dari pantai. Pada tahun 2012

suhu udara di Kabupaten Majalengka rata-rata berkisar antara 26,7°C sampai

29,7°C. Suhu udara maksimum terjadi pada bulan Oktober yaitu 35,4°C,

sedangkan suhu udara minimum terjadi pada bulan Juni dengan suhu sebesar

(41)

RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019

Gambar 2.5 Peta Geologi

3. KelembabanRelatif

Sepanjang tahun 2012 kelembaban relatif rata-rata 61 % - 86 % sehingga

dapat dikatakan bahwa Kabupaten Mjalengka termasuk daerah dengan

kelembaban relatifnya sedang. Kelembaban relatif wilayah Kabupaten Majalengka

cukup tinggi dengan rata-rata mencapai 86 % pada tahun 2012 Pada bulan

Januari-Maret, April-Mei, November-Desember merupakan bulan-bulan dengan

tingkat kelembabannya berada diatas rata-rata, sedangkan tingkat kelembaban

(42)

RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019

1. Kecepatan Angin

Kecepatan angin di wilayah Kabupaten Majalengka rata-rata berkisar antara 3

knot sampai 6 knot dan kecepatan tertinggi terjadi pada bulan Oktober yaitu

sebesar 22 knot. Faktor lain yang mempengaruhi hujan dan arah/kecepatan

angin adalah perbedaan tekanan udara.

2. Itensitas Penyinaran Matahari

Lama penyinaran matahari menunjukkan banyaknya hari yang mendapatkan

penyinaran matahari pada tiap bulannya. Itensitas penyinaran matahari di

Kabupaten Majalengka selama tahun 2011 berkisar 32 % - 96%,hal ini berarti

rata-rata efektifitas lama penyinaran yang terjadi di Kabupaten Majalengka

berkisar 60% hari tiap bulannya.

Tabel 2.24

Keadaan Cuaca Di Kabupaten Majalengka Tahun 2011

Bulan Temperatur (

0C )

Rata-rata Maximum Minimum

(1) (2) (3) (4)

Januari 26,7 31,6 24,0

Februari 27,0 32,1 24,0

Maret 26,9 32,3 23,9

April 27,7 33,0 24,3

Mei 27,9 33,2 23,9

Juni 27,2 32,9 22,7

Juli 27,4 33,2 22,8

Agustus 27,7 34,0 22,9

September 28,6 35,1 23,9

Oktober 29,7 35,4 24,8

November 28,7 34,0 24,9

Desember 27,1 32,3 24,4

(43)

RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019

2.5.5 DATA RISIKO BENCANA ALAM

Secara umum dilihat dari kondisi geografis, wilayah Kabupaten

Majalengka dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu bagian selatan terdiri dari

pegunungan dan perbukitan terjal dengan ketinggian 400 - 500 m diatas

permukaan laut dan berhawa relatif panas.

Berdasarkan posisi tersebut di atas, maka hampir seluruh Kabupaten

Majalengka mempunyai potensi bencana yang mungkin dapat terjadi setiap saat

dan sangat sukar diperkirakan kapan dan dimana persisnya bencana tersebut

akan terjadi. Kabupaten Majelengka termasuk daerah rawan terjadinya bencana

seperti halnya daerah lain di Indonesia, karena di wilayah ini selain kondisi

geologisnya menunjang terjadinya sejumlah bencana, juga banyak terdapat

perbukitan dan aliran sungai yang cukup besar.

Wilayah Selatan Kabupaten Majalengka yang kondisi geologisnya terdiri

dari pegunungan dan perbukitan sangat berpotensi terjadinya longsor bencana

pergeseran tanah di daerah ini, sesuai hasil pemetaan Badan Vulkanologi dan

Mitigasi Jawa Barat.

Sedangkan wilayah utara yang merupakan dataran rendah sangat

berpotensi terjadinya bencana banjir, dan abrasi sungai, hal ini sebagai

konsekwensi adanya beberapa aliran sungai yang cukup besar serta banyaknya

sungai – sungai kecil yang bermuara di sungai – sungai besar. Curah hujan yang

cukup tinggi menjadi penyebab utama timbulnya bencana abrasi dan banjir.

Selain hal tersebut di atas Kabupaten Majalengka mendapat julukan Kota

Angin karena sepanjang tahun hembusan angin yang cukup kencang sering

terjadi.Hal ini dapat menyebabkan terjadinya puting beliung yang melanda

Kabupaten Majalengka dan sering menimbulkan kerugian harta benda

masyarakat.

Peristiwa bencana tersebut tidak mungkin dihindari tetapi yang dapat kita

lakukan adalah memperkecil terjadinya korban jiwa, harta benda maupun

lingkungan. Banyaknya korban jiwa maupun harta benda peristiwa bencana yang

selama ini terjadi, lebih sering disebabkan kurangnya kesadaran dan pemahaman

(44)

RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019

upaya mitigasinya.Mengamati fenomena-fenomena diatas, Kabupaten

Majalengka yang relatif tidak aman dari bencana, namun demikian harus tetap

waspada agar dampak negatifnya berupa korban jiwa dan harta benda dapat

diminimalisir.

Menurut Undang-undang nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan

Bencana disebutkan bahwa rawan bencana adalah kondisi atau karakteristik

geologis, biologis, hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik,

ekonomi, dan teknologi pada suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang

mengurangi kemampuan mencegah, meredam, mencapai kesiapan, dan

mengurangi kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya tertentu.

Data Potensi Bencana di Wilayah Kabupaten Majalengka dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 2.25

Data Potensi Bencana di Wilayah Kabupaten Majalengka

NO. KECAMATAN DESA BENCANA

LONGSOR TEKTONIK VULKANIK

1. Argapura Cikaracak Longsor bahan

rombakan

Potensi terlanda hujan

abu dan lontaran batu KRB I II dan potensi terlanda hujan abu dan lontaran batu KRB 1)

Argalingga Longsor bahan

rombakan

Potensi aliran awan

panas,lava,lahar (KRB II dan potensi terlanda hujan abu dan lontaran batu KRB 1) II dan potensi terlanda hujan abu dan lontaran batu KRB 1)

Tejamulya Longsor bahan

rombakan

(45)

RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019

NO. KECAMATAN DESA BENCANA

LONGSOR TEKTONIK VULKANIK

Gunungwangi Nendatan Potensi aliran awan

panas,lava,lahar (KRB II dan potensi terlanda hujan abu dan lontaran batu KRB 1)

abu dan lontaran batu KRB I

Sukadana Longsor bahan

rombakan

2. Bantarujeg Sukamenak Longsor bahan

rombakan

Gununglarang Longsor bahan rombakan Babakan Sari Longsor bahan

rombakan

Cikidang Longsor bahan

rombakan Haurgeulis Longsor bahan

rombakan Bantarujeg Longsor bahan

rombakan Wadowetan Longsor bahan

rombakan Salawangi Longsor bahan

rombakan Cimangguhilir Longsor bahan

rombakan Sindanghurip Longsor bahan

rombakan Cipeuteuy Longsor bahan

rombakan 3. Banjaran

Sangiang Longsor bahan

rombakan

Cimeong Longsor bahan

rombakan

Girimulya Longsor bahan rombakan

Kareo Longsor bahan

rombakan

Genteng Longsor bahan

rombakan

Banjaran Longsor bahan

rombakan Hegarmanah Longsor bahan

rombakan

4. Cingambul Sedaraja Longsor bahan

rombakan

Potensi terlanda hujan

(46)

RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019

NO. KECAMATAN DESA BENCANA

LONGSOR TEKTONIK VULKANIK

Cikondang Longsor bahan

5. Cikijing Cipulus Longsor bahan

rombakan

Kasturi Longsor bahan

rombakan Cilancang Longsor bahan

rombakan Sindangpanji Longsor bahan

rombakan 6. Lemahsugih

Kalapadua Longsor bahan rombakan

Sukajadi Longsor bahan

rombakan

Lemahputih Longsor bahan rombakan

Sadawangi Longsor bahan rombakan

Margajaya Longsor bahan rombakan Dayehwangi Longsor bahan

rombakan

Padarek Longsor bahan

rombakan

Kepuh Longsor bahan

rombakan Mekarwangi Longsor bahan

rombakan Sinargalih Longsor bahan

rombakan

Cigaleuh Longsor bahan

rombakan

Bangbayang Longsor bahan rombakan Borogojol Longsor bahan

rombakan Sindangwangi Longsor bahan

rombakan Margajaya Longsor bahan

(47)

RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019

NO. KECAMATAN DESA BENCANA

LONGSOR TEKTONIK VULKANIK rombakan

Mekarmulya Longsor bahan rombakan

Cibulan Longsor bahan

rombakan Lemahputih Longsor bahan

rombakan

Cipasung Longsor bahan

rombakan

7. Maja

Anggrawati Longsor bahan rombakan

Cengal Longsor bahan

rombakan

Retakan

Gunungmanik Longsor bahan rombakan

Banjaran Longsor bahan

rombakan

Wanahayu Longsor bahan

rombakan

8. Majalengka

Cibodas Longsor bahan

rombakan

Retakan

Sidamukti Longsor bahan rombakan

Retakan

Munjul Longsor bahan

rombakan Babakanjawa Longsor bahan

rombakan

Cicurug Longsor bahan

rombakan

Kulur Longsor bahan

rombakan

9. Malausma

Ciranca Nendatan dan Retakan

Buninagara Longsor bahan rombakan

Cimuncang Longsor bahan rombakan, nendatan,retakan

Lebakwangi Nendatan dan Retakan

Werasari Longsor bahan

rombakan

Malausma Longsor bahan

rombakan Jagamulya Longsor bahan

rombakan

10. Panyingkiran Panyingkiran Retakan

11. Rajagaluh Sindangpano Longsor bahan

rombakan, Retakan

Rajagaluhlor Longsor bahan rombakan

Cipinang Longsor bahan

(48)

RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019

NO. KECAMATAN DESA BENCANA

LONGSOR TEKTONIK VULKANIK

Cisetu Longsor bahan

rombakan Rajagaluh Longsor bahan

rombakan Rajagaluh Kidul Longsor bahan

rombakan

Kumbung Longsor bahan

rombakan Singawada Longsor bahan

rombakan Babakan Kareo Longsor bahan

rombakan

Sadomas Longsor bahan

rombakan

Payung Longsor bahan

rombakan

12. Sindangwangi Ujungberung Longsor bahan

rombakan

Bantaragung Longsor bahan rombakan

Lengkong Kulon Longsoran

Balagedog Longsor bahan rombakan Leuwilaja Longsor bahan

rombakan Buah Kapas Longsor bahan

rombakan Jeruk Leueut Longsor bahan

rombakan Sindangwangi Longsor bahan

rombakan

13. Sindang Pasirayu potensi terlanda hujan

abu dan lontaran batu KRB I)

Heubeulisuk Longsor bahan rombakan Mekarwangi Longsor bahan

rombakan

14. Talaga Gunungmanik potensi terlanda hujan

abu dan lontaran batu KRB I)

Cibeureum Longsor bahan rombakan

15. Ligung Wana Salam Longsor bahan

rombakan

16. Lemahsugih Ciparay Longsor bahan

rombakan

(49)

RPIJM Kabupaten Majalengka2015-2019

NO. KECAMATAN DESA BENCANA

LONGSOR TEKTONIK VULKANIK rombakan

Karang Asem Longsor bahan rombakan

Heuleut Longsor bahan

rombakan

Mirat Longsor bahan

rombakan

Patuanan Longsor bahan

rombakan Tanjungsari Longsor bahan

rombakan Leuwikujang Longsor bahan

rombakan Nanggerang Longsor bahan

rombakan

Mindi Longsor bahan

rombakan Rajawangi Longsor bahan

rombakan

Lame Longsor bahan

rombakan

17. Jatitujuh Biyawak Longsor bahan

rombakan Pasindangan Longsor bahan

rombakan

Panongan Longsor bahan

rombakan

18. Kadipaten Cipaku Longsor bahan

rombakan Karangsambung Longsor bahan

rombakan

19. Cigasong Cigasong Longsor bahan

rombakan

Batujaya Longsor bahan

rombakan Karayunan Longsor bahan

rombakan Babakan Manjeti Longsor bahan

rombakan Kutamanggu Longsor bahan

rombakan

Cicenang Longsor bahan

rombakan Simpeureum Longsor bahan

rombakan Tenjolayar Longsor bahan

rombakan

Tajur Longsor bahan

rombakan

20. Dawuan Karanganyar Longsor bahan

Gambar

Gambar 2.1 Peta Administrasi
Tabel 2.1 Letak Geografis di Kabupaten Majalengka
Tabel 2.2 Klasifikasi Desa Di Kabupaten Majalengka
Tabel   2.3 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Majalengka
+7

Referensi

Dokumen terkait

Saya selaku mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, memohon kesediaan Anda untuk mengisi skala yang tersedia.. Skala ini dibuat dalam

Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa dengan penerapan strategi pembelajaran information search pada mata pelajaran PAI di SMK Manba’ul Falah Dawe Kudus pada

Saya rasa tidak menjadi masalah jika suami pulang lebih awal dari saya dan mengurus pekerjaan rumah tangga.. Saya tidak merasa bingung jika harus SS S TS

Bagi pangan PRG yang secara sengaja ditingkatkan nilai gizinya (misalnya dengan adanya pro-vitamin A dalam padi dan mustard ), maka harus dilakukan pengkajian nilai gizi pangan

Sedangkan bagi pemerintah atau instansi terkait diharapkan untuk mengkaji kembali ketentuan/peraturan yang dinilai menjadi kendala dalam pengembangan usaha rumput laut dan

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui prevalensi PJK pada penderita DM tipe 2, karakteristik pasien DM tipe 2 berdasarkan

Arah pembangunan yang bertumpu pada upaya pencapaian pembangunan manusia (SDM), peningkatan kapasitas kelembagaan dan aparatur, serta upaya untuk meningkatkan

Untuk memudahkan pembicaraan, Anda dapat memilah lokasi benda pada ruang- ruang (lihat Gambar 6). Ruang I: antara titik fokus sampai cemin. Ruang III: lebih dari