• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.1. WILAYAH ADMINISTRASI - DOCRPIJM 81ea29bd0d BAB IIBab 2 PROFIL RPIJM PSP Rev02

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "2.1. WILAYAH ADMINISTRASI - DOCRPIJM 81ea29bd0d BAB IIBab 2 PROFIL RPIJM PSP Rev02"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Padang Sidimpuan 2015-2019

Bab

2.

PROFIL KOTA

PADANGSIDIMPUAN

2.1. WILAYAH ADMINISTRASI

Kota Padangsidimpuan terletak pada garis 01o 08’ 07’’ - 01o 28’ 19’’ Lintang Utara dan 99o 13’ 53’’ - 99o 21’ 31’’ Bujur Timur dan berada pada ketinggian 260 sampai dengan 1.100 meter di atas permukaan laut. Dengan jarak + 432 Km dari Kota Medan - Ibukota Propinsi Sumatera Utara, merupakan salah satu kota terluas di bagian barat Propinsi Sumatera Utara. Luas wilayah Kota Padangsidimpuan mencapai 159,31 km2 atau setara dengan 0.2 % dari luas wilayah daratan Provinsi Sumatera Utara, yang dikelilingi oleh beberapa bukit

serta dilalui oleh beberapa sungai dan anak sungai. Posisi Kota

Padangsidimpuan memiliki akses darat yang memadai dan cukup strategis, karena berada pada jalur utama yang merupakan penghubung antara berbagai pusat pertumbuhan, yaitu:

Jalur Barat : menuju Medan - Ibukota Propinsi Sumatera Utara, terdapat dua jalur yaitu melalui Sibolga dan Sipirok.

Jalur Selatan : menuju Panyabungan Ibukota Mandailing Natal, dan ke Propinsi Sumatera Barat.

Jalur Timur: menuju Gunung Tua Kabupaten Padang Lawas Utara, ke Kota Pinang Kabupaten Labuhan Batu Selatan yang terhubung dengan Trans Sumatera Highway yang dapat menghubungkan semua Ibukota Propinsi di pulau Sumatera dan ke pulau Jawa.

Batas-batas wilayah administrasi kota Padangsidimpuan dapat diuraikan sebagai berikut:

- Sebelah Utara berbatas dengan Kecamatan Angkola Barat Kabupaten

Tapanuli Selatan

- Sebelah Timur berbatas dengan Kecamatan Angkola Timur Kabupaten

Tapanuli Selatan

- Sebelah Selatan berbatas dengan Kecamatan Batang Angkola Kabupaten

Tapanuli Selatan

- Sebelah Barat berbatas dengan Kecamatan Angkola Selatan Kabupaten

(2)
(3)

Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Padang Sidimpuan 2015-2019

Administrasi Pemerintahan Kota Padangsidimpuan terdiri atas 6 kecamatan, yaitu:

Serta 37 kelurahan dan 42 desa. Selanjutnya wilayah administrasi paling rendah adalah lingkungan dan dusun. Secara keseluruhan, jumlah lingkungan/dusun di Kota Padangsidimpuan mencapai 265 lingkungan/dusun.

Struktur Organisasi Pemerintahan Kota Padangsidimpuan terdiri dari 32 (tiga puluh dua) SKPD yaitu :

1. Inspektorat Daerah

2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

3. Badan Kepegawaian Daerah

4. Badan Pemberdayaan Masyarakat Daerah

5. Badan KB, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

6. Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian

7. Badan Penanggulangan Bencana Daerah

8. Badan Lingkungan Hidup Daerah

9. Rumah Sakit Umum Daerah

10.Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah 11.Dinas Pekerjaan Umum Daerah

12.Dinas Pendidikan Daerah

13.Dinas Koperasi, UKM, Perindag dan Pasar

14.Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pencegahan Kebakaran 15.Dinas Kesehatan Daerah

16.Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan 17.Dinas Sosial dan Tenaga Kerja

18.Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika 19.Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

20.Dinas Pemuda Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata 21.Sekretariat Daerah Kota Padangsidimpuan

22.Sekretariat DPRD Kota Padangsidimpuan 23.Sekretariat Korpri

24.Kantor Satuan Polisi Pamong Praja 25.Kantor Kesbang, Politik

(4)

Pembagian wilayah kecamatan Kota Padangsidimpuan terdiri dari 6 kecamatan yaitu :

Tabel 2.1. Pembagian Wilayah Kecamatan Kota Padangsidimpuan

No. Kecamatan

1. Kec. Padangsidimpuan Selatan 19,27 12,10 12

2. Kec. Padangsidimpuan Utara 14,98 9,40 16

Sumber: RTRW Kota Padangsidimpuan Tahun 2013-2033

2.2. POTENSI WILAYAH KOTA PADANGSIDIMPUAN 2.2.1.SEJARAH PADANGSIDIMPUAN

Sekitar tahun 1700, Padangsidimpuan merupakan lokasi dusun kecil yang sering disinggahi oleh para pedagang sebagai tempat peristirahatan yang disebut

“Padang Na Dimpu”. “Padang Na Dimpu” berarti suatu daratan di ketinggian

yang ditumbuhi ilalang yang terletak di Kampung Bukit Kelurahan Wek II, di pinggiran Sungai Sangkumpal Bonang. Pada tahun 1825 oleh Tuanku Lelo,

salah seorang pengirim pasukan kaum Padri, dibangun benteng

(5)

Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Padang Sidimpuan 2015-2019

lulusan ini ialah RAJIUN HARAHAP Gelar Sutan Hasayangan, penggagas berdirinya INDISCHE VEERIGINING sebagai cikal bakal berdirinya Perhimpunan Indonesia di Negeri Belanda dan merupakan Organisasi pertama yang berwawasan SEJARAH SINGKAT KOTA PADANGSIDIMPUAN. RAJIUN HARAHAP yang lahir di Batunadua tanggal 30 Oktober 1879. Juga menggagas pengumpulan dana studi bagi guru-guru yang akan disekolahkan ke Negeri Belanda. Dari sejarah Kota Padangsidimpuan ini dapat disimpulkan, bahwa peranan dan fungsi kota ini sejak dahulu adalah sebagai pusat pemerintahan, pusat aktivitas perdagangan dan jasa, serta pusat pendidikan. Kronologis Pembentukan Kota Padangsidimpuan Melalui aspirasi masyarakat serta Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1982 dan melalui Rekomendasi DPRD Kabupaten Tapanuli Selatan Nomor 15/KPTS/1992 dan Nomor 16/KPTS/1992 Kota Administratif Padangsidimpun diusulkan menjadi Kota Madya Daerah Tingkat II, bersamaan dengan pengusulan pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Mandailaing Natal, Angkola Sipirok dan Kabupaten Padang Lawas. Setelah dibentuknya Kabupaten Mandailing Natal, maka melalui :

1. Surat Bupati Tapanuli Selatan Nomor 135/1078/2000 tanggal 30 Nopember

2000,

2. Keputusan DPRD Tapanuli Selatan Nomor 01/PIMP/2001 tanggal 25

Januari 2001, serta

3. Surat Gubernur Sumatera Utara Nomor 135/1595/2001 tanggal 5 Pebruari

2001 Maka, diusulkan pembentukan Kota Padangsidimpuan yang menghasilkan diterbitkannya Undang Undang Nomor 4 tahun 2001 tentang pembentukan Kota Padangsidimpuan tanggal 17 Oktober tahun 2001 oleh Menteri Dalam Negeri, atas nama Presiden Republik Indonesia. Kemudian pada tanggal 9 Nopember 2001 diresmikan Padangsidimpuan menjadi kota oleh Gubernur Sumatera Utara dan Drs. Zulkarnain Nasution dilantik sebagai pejabat Walikota Padangsidimpuan.

Pada awal pembentukan, Kota Padangsidimpuan memiliki luas wilayah sebesar 11.465,66 Ha dengan jumlah kecamatan sebanyak 5 kecamatan yang terdiri dari 58 desa dan 20 kelurahan. Kelima kecamatan tersebut adalah:

1. Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara

2. Kecamatan Padangsidimpuan Selatan

3. Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua

4. Kecamatan Padangsidimpuan Utara

5. Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru

(6)

Realisasi pembentukan Kecamatan Angkola Julu tertuang dalam Berita Acara Nomor 136/2785/2005 tanggal 19 Mei 2005 tentang Penyerahan Sebagian

Wilayah Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru dan Kecamatan

Padangsidimpuan Batunadua kepada Padangsidimpuan Angkola Julu. Sehingga jumlah kecamatan di Kota Padangsidimpuan menjadi 6 kecamatan, dengan nama kecamatan sebagai berikut:

Jalan merupakan sarana yang sangat penting untuk memperlancar dan mendorong roda perekonomian. Sarana jalan yang baik dapat meningkatkan mobilitas penduduk dan memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lain. Panjang jalan di seluruh Kota Padangsidimpuan pada tahun 2015 mencapai 536,96 km yang terbagi atas jalan Nasional (26,26 km), jalan Propinsi (35,70 km) dan jalan Kota (475 km).

Table 2.2. Panjang Jalan Menurut Status dan Kondisi, 2015 (Km)

Kondisi Negara Provinsi Kab/Kota Desa

Baik 20,26 10,00 323,00 -

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Daerah Kota Padangsidimpuan

Tabel 2.3. Panjang Jalan Kabupaten/Kota Menurut Jenis Permukaan dan Kecamatan, 2015 (Km)

Kecamatan Aspal Kerikil Tanah Tidak Dirinci Jumlah

Padangsidimpuan Tenggara 62,00 2,00 4,01 - 68,01

Padangsidimpuan Selatan 60,00 4,00 8,32 - 72,32

Padangsidimpuan Batunadua 45,00 5,00 25,26 - 75,26

Padangsidimpuan Utara 105,00 2,00 30,71 - 137,71

Padangsidimpuan Hutaimbaru 50,00 3,66 5,11 - 58,77

Padangsidimpuan Angkola Julu 30,00 14,00 18,94 - 62,94

Jumlah 352,00 30,66 92,35 - 475,00

2014 216,398 160,257 98,345 - 475,00

2013 210,13 175,26 98,35 - 475,09

2012 241,00 45,00 189,01 - 475,01

2011 241,00 45,00 189,01 - 475,00

(7)

Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Padang Sidimpuan 2015-2019 2.2.3. PARIWISATA

Seiring perkembangan Jaman fungsi hotel tidak hanya sebagai tempat menginap saja, tetapi juga berfungsi sebagai tempat melakukan pertemuan bisnis, seminar, pesta pernikahan (resepsi), lokakarya, musyawarah nasional dan

kegiatan lainnya. Jumlah Hotel dan akomodasi lainnya di Kota

Padangsidimpuan sebanyak 26 buah, yang terdiri dari 2 hotel kelas berbintang, 22 kelas melati, dan 2 buah jasa penginapan lainnya. Hotel dan akomodasi lainnya ini tersebar di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Padangsidimpuan Utara sebanyak 15, Padangsidimpuan Selatan sebanyak 10 dan Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua sebanyak 1 hotel melati.

Gambar 2.2. Data Kunjungan Wisata ke Kota Padangsidimpuan

Pariwisata unggulan di Kota Padangsidimpuan :

Tor Simarsayang

Tor Simarsayang, merupakan kawasan objek wisata alam favorit di Kota Padangsidimpuan, terletak di Kelurahan Batang Ayumi Julu, dan Kelurahan Bonan Dolok Kecamatan Padangsidimpuan Utara, atau sekitar 5 km dari pusat Kota Padangsidimpuan. Objek wisata ini berada di lokasi perbukitan yang dipenuhi pepohonan rindang, melewati jalan berliku dan penuh tanjakan sepanjang 1 km lebih untuk mencapai puncak bukit. Dari puncak bukit kita bisa menyaksikan pemandangan dan keindahan Kota Padangsidimpuan, khususnya pada malam hari kita bisa melihat kerlipan lampu-lampu kota dan cahaya lampu kendaraan.

(8)

Selain tempat rekreasi, jalan menuju objek wisata ini dijadikan masyarakat Padangsidimpuan sebagai sarana olah raga, khususnya hari minggu yang dipenuhi banyak orang untuk melaksanakan aktivitas olahraga dan makan minuman ringan tersaji di kawasan ini.

Agrowisata

Pengembangan Agrowisata sebagai satu bagian dari sektor pariwisata dengan memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai objek wisata perlu diperhatikan dalam mencapai potensi wisata. Kota Padangsidimpuan identik dengan sebutan Kota Salak karena tidak sedikit kebun salak di daerah ini. Berkat komoditas salak pula, popularitas daerah yang memisahkan diri dari Kabupaten Tapanuli Selatan sejak 21 Juni 2001 semakin dikenal di masyarakat luas. Minat masyarakat maupun wisatawan terhadap buah yang berduri ini semakin meningkat, bahkan dari tahun ke tahun terus bertambah dan telah merambah pasar luar negeri.

Perkembangan pengolahan buah salak di kota Padangsidimpuan tidak terlepas dari pembinaan Dinas Perindag melalui kegiatan pelatihan dan penyuluhan petani untuk mengolah buah salak menjadi asinan, dodol, sirup, keripik hingga souvenir. Pengolahan dari buah salak ini dikembangkan untuk tetap menjaga nilai jual dan memberi nilai tambah bagi petani dan pengrajin sehingga tetap berminat mengembangkan tanamannya sekaligus menambah pendapatan warga.

2.3. DEMOGRAFI dan URBANISASI

Jumlah penduduk Kota Padangsidimpuan pada tahun 2015 diperkirakan mencapai 209.796 jiwa, dengan luas wilayah sebesar 159,31 km2 maka

kepadatan penduduknya mencapai 1.317 jiwa/km2. Kecamatan

Padangsidimpuan Utara merupakan kecamatan yang paling tinggi kepadatan

penduduknya yang mencapai 4.297 jiwa/km2 disusul oleh Kecamatan

Padangsidimpuan Selatan yang mencapai 3.443 jiwa/km2.

Jumlah rumah tangga di Kota Padangsidimpuan adalah 47.015 rumah tangga dengan rata-rata jumlah anggota rumah tangga 4,46 orang. Jumlah rumah tangga paling banyak berada di Kecamatan Padangsidimpuan Selatan yaitu sebanyak 14.816 rumah tangga sedangkan jumlah rumah tangga paling sedikit berada di Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu yaitu 1.832 rumah tangga.

(9)

Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Padang Sidimpuan 2015-2019

Rasio jenis kelamin merupakan perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan, yaitu sebesar 94,96 persen. Hal tersebut berarti jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibanding jumlah penduduk laki-laki sekitar 5,14 persen. Jumlah kepadatan penduduk per kecamatan dapat terlihat pada tabel berikut:

Tabel 2.4. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Per Kecamatan di Kota Padangsidimpuan Tahun 2015

Sumber: RTRW Kota Padangsidimpuan 2013-2033 dan BPS Kota Padangsidimpuan, 2016

Tabel 2.5 Jumlah Penduduk Per Kecamatan dan Jenis Kelamin Di Kota Padangsidimpuan Tahun 2015

Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah Rasio Jenis

Kelamin

Padangsidimpuan Tenggara 16.150 17.345 33.495 93,11

Padangsidimpuan Selatan 32.620 33.725 66.345 96,72

Padangsidimpuan Batunadua 10.452 10.545 20.997 99,12

Padangsidimpuan Utara 30.895 33.480 64.375 92.28

Padangsidimpuan Hutaimbaru 8.053 8.378 16.431 96.12

Padangsidimpuan Angkola Julu 4.014 4.139 8.153 96,98

Jumlah 102.184 107.612 209.796 94,96

2.4. ISU STRATEGIS SOSIAL, EKONOMI, DAN LINGKUNGAN

2.4.1. Data Perkembangan PDRB dan Potensi Ekonomi

Kota Padangsidimpuan merupakan kota di Provinsi Sumatera Utara yang dikenal sebagai salah satu pusat perdagangan bagi kota-kota di sekitarnya. Sejalan dengan hal tersebut, sektor perdagangan merupakan kontributor terbesar bagi PDRB daerah ini dibanding sektor lainnya.

(10)

menyebabkan PDRB bervariasi antar daerah. Dari sini dapat dilihat besaran nilai tambah dari masing-masing sektor ekonomi. Selain itu juga dapat dilihat sektor-sektor yang berperan dalam pembentukan perekonomian daerah.

PDRB kota Padangsidimpuan atas dasar harga berlaku tahun 2014 sebesar 4,42 trilyun rupiah, meningkat 10,68 persen dibanding dengan tahun sebelumnya. Berdasarkan atas harga konstan 2010 PDRB kota Padangsidimpuan tahun 2015 sebesar 3,45 trilyun rupiah atau mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 5,04 persen dibanding tahun sebelumnya.

Sektor perdagangan besar dan eceran, reperasi mobil dan sepeda motor merupakan sektor yang memberi peranan atau konstribusi yang terbesar terhadap PDRB tahun 2015 yaitu sebesar 20,87 persen, peranan sektor tersebut mengalami sedikit kenaikan apabila dibandingkan dengan tahun 2014 yang sebesar 0,57 persen.

Gambar 2.5. Struktur Ekonomi Kota Padangsidimpuan Tahun 2015

2.4.2.Sosial Masyarakat

Pendidikan

(11)

Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Padang Sidimpuan 2015-2019

Kementerian Agama di Kota Padangsidimpuan ada sebanyak 7 sekolah dengan jumlah murid 2.052 dan jumlah guru sebanyak 130 guru. Tsanawiyah (MTs) ada sebanyak 16 sekolah dengan jumlah guru 303 orang dan jumlah murid sebanyak 3.055 orang. Pada tingkat Madrasah Aliyah (MA) jumlah sekolah ada sebanyak 8 sekolah dengan jumlah guru 252 orang dan jumlah murid sebanyak 1.911 orang.

Rasio murid SD terhadap sekolah yang berarti bahwa setiap sekolah yang ada di Kota Padangsidimpuan secara rata-rata pada tahun 2015/2016 terdapat sebanyak 280,86 murid. Sedangkan untuk sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI) memiliki rasio sebesar 293,14 murid per sekolah. Pada tingkat pendidikan SMP, rasio murid terhadap sekolah adalah sebesar 434,46 murid per sekolah. Sedangkan untuk sekolah Madrasah Tsanawiyah (MTs) memiliki rasio sebesar 253,44 murid per sekolah. Sementara itu rasio murid sekolah menengah SMA terhadap sekolah sebesar 417.17 murid per sekolah. Sedangkan untuk sekolah Madrasah Aliyah (MA) memiliki rasio sebesar 238,88 murid per sekolah.

Kesehatan

Ketersediaan sarana kesehatan berupa rumah sakit merupakan faktor utama dalam menunjang perbaikan kualitas hidup. Jumlah rumah sakit yang ada di Kota Padangsidimpuan tahun 2015 terdiri dari 3 rumah sakit umum, 9 puskesmas, 28 puskesmas pembantu, 14 BPU/rumah bersalin swasta, 22 Poskesdes, 137 Posyandu, 28 Apotek dan 31 toko obat. Jumlah tenaga medis di Kota Padangsidimpuan pada tahun 2015 adalah sebagai berikut, jumlah dokter umum ada sebanyak 31 orang, dokter gigi sebanyak 7 orang, dokter spesialis sebanyak 12 orang, bidan sebanyak 257 orang, serta perawat sebanyak 249 orang.

Agama

Mayoritas penduduk Kota Padangsidimpuan beragama Islam yaitu sebesar 184.604 orang. Kemudian penduduk yang beragama Kristen Protestan sebanyak 17.600 orang, yang beragama Katolik sebanyak 9.412 orang, yang beragama Budha sebanyak 7.162 orang, sedangkan penduduk yang beragama Hindu, Konghucu dan Lainnya tidak ada. Sarana ibadah Masjid sebanyak 207 buah, Gereja Kristen sebanyak 64 buah, Gereja Katolik sebanyak 2 buah dan Vihara sebanyak 1 buah.

(12)

No Uraian Tahun Satuan

Sumber : Kantor Kementerian Agama Kota Padangsidimpuan

2.4.3.Data Kondisi Lingkungan Strategis Padangsidimpuan Selatan serta pada areal persawahan yang terdapat di Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara.

2. Wilayah bergelombang dengan kemiringan lereng berkisar antara 8 –15 % terdapat 2.457,56 Ha atau 18,29 % dari luas total Wilayah Kota, yang terdapat di Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara.

3. Wilayah yang curam dengan kemiringan lereng berkisar antara 15 –25 % terdapat 2 .925 Ha atau 21.76 % dari luas total wilayah Kota, yang terdapat pada bagian Utara Kota, seperti Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru dan Padangsidimpuan Angkola Julu.

4. Wilayah yang sangat curam dengan kemiringan 25 –40 % terdapat seluas 2.175 Ha atau 16,18 % dari luas total Kota. Daerah ini umumnya terdapat pada bagian Timur dan Selatan Kota, seperti Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua dan Padangsidimpuan Tenggara. 5. Wilayah yang terjal dengan kemiringan di atas 40 % terdapat seluas beberapa kecamatan di wilayah Kota Padangsidimpuan. Jenis batuan yang ada di Kota Padangsidimpuan terdiri atas antara lain :

- Batuan endapan baru dan endapan jaman quarterseluas 917,79 Ha yang

(13)

Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Padang Sidimpuan 2015-2019

kecuali di Kecamatan Padangsidimpuan Utara dan Kecamatan

Padangsidimpuan Selatan.

- Batuan resen seluas 1.835,59 Ha hanya terdapat di Kecamatan

Padangsidimpuan Batunadua.

- Batuan vulkanik tersier dan quarter serta batuan beku dalam seluas

458,90 Ha terdapat di Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru.

- Batuan sedimen terlipat seluas 458,90 Ha terdapat di Kecamatan

Padangsidimpuan Angkola Julu.

Di Kota Padangsidimpuan terdapat 5 jenis tanah yang struktur kimianya berbeda-beda. Jenis tanah aluvium/organosol dan gley humus terdapat terdapat hampir di semua kecamatan.

2. Mediteran. Tanah ini terbentuk pada iklim dengan curah hujan 800-2.500 mm/thn. Tersebar pada elevasi 0-400 m dpl. Solumnya agak tebal (1-2 m), erosi sedang hingga besar. Jenis tanah ini cocok untuk persawahan, rerumputan, tegalan, kebun buah-buahan.

3. Organosol/Alluvial. Terbentuknya tanah ini tidak dipengaruhi iklim. Terletak pada topografi datar sampai sedikit bergelombang di dataran rendah. Warna tanah kelabu tua atau hitam dan cocok untuk persawahan, ladang, tambak, palawija dan kebun kelapa. Jenis tanah ini tersebar di semua kecamatan dalam Kota Padangsidimpuan.

4. Latosol. Tanah ini terletak pada iklim basah dengan curah hujan 2.000-7.000 mm/thn, dengan bulan kering kurang dari 3 bulan. Terletak pada topografi bergelombang. Solumnya dalam (1,5 -10 m) dengan warna merah coklat hingga kuning. Jenis tanah ini cocok untuk persawahan, tanaman palawija, sayur-mayur dan buah-buahan, kebun karet, lada dan tegalan. Tersebar di Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru, Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua.

5. Podsolik Coklat Kelabu. Tanah ini berkembang pada iklim dengan curah hujan di atas 1.500 mm/thn. Tanpa bulan kering tersebar pada topografi datar, bergelombang, landai dan berbukit pada elevasi 10 - 2.000 m dpl, berwarna kelabu, kehitaman, coklat tua hingga kekuningan. Jenis tanah ini tersebar di Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua.

Klimatologi

(14)

musim hujan. Suhu udara rata-rata 23,450C dengan jumlah curah hujan pertahun 2.125 mm dan 129 hari hujan dalam setahun.

2.4.4.Resiko Bencana Alam

Berdasarkan pada potensi bencana Kota Padangsidimpuan, maka ditetapkan kawasan rawan bencana sebagai berikut.

a. Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi, dengan luas kurang lebih 1.816,39 ha yang meliputi:

- Sebelah barat Kota melalui Desa Simasom, Desa Mompang, Desa Rimba

Soping, Kelurahan Batang Ayumi Julu, Kelurahan Batang Ayumi Jae, Kelurahan Sitamiang, Kelurahan Losung, Kelurahan Wek V, Kelurahan Aek Tampang, Kelurahan Sihitang, Desa Pal IV Pijorkoling, Desa Purba Tua, Desa Salambue, Desa Sigulang, Kelurahan Pijorkoling, Desa Manunggang Julu, Desa Goti dan Desa Manegen;

- sebelah timur Kota melalui Desa Pintu Langit Jae, Desa Simasom, Desa Mompang, Desa Simatohir, Desa Rimba Soping, Desa Gunung Hasahatan, Desa Ujung Gurap, Desa Baruas, Desa Siloting, Desa Batang Bahal, Desa Labuhan Labo, Desa PK Pijorkoling, Desa Labuhan Rasoki dan Desa Tarutung Baru.

b. Kawasan Rawan Bencana Letusan Gunung Api dengan luas kurang lebih 435,20 Ha. Kawasan rawan bencana ini meliputi wilayah :

- sebagian Desa Pintu Langit Jae, Desa Joring Natobang, Desa Joring Lombang, Desa Huta Padang dan Desa Lembah Lubuk Raya, dengan tingkat kerawanan tinggi dan dengan tingkat kawasan rawan sedang sekitar 5 – 10 Km meliputi sebagian Desa Pintu Langit Jae, Desa Joring Natobang, Desa Joring Lombang, Desa Huta Padang, Desa Lembah Lubuk Raya, Desa Simasom, Desa Mompang, Desa Batu Layan, Desa Lubuk Manik, Desa Singali, Desa Sabungan Jae dan Kelurahan Pal IV Maria;

- Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu dan Kecamatan

Padangsidimpuan Hutaimbaru dengan luas total ± 435,20 Ha.

c. Kawasan Rawan Bencana Tanah Longsor dengan tingkat kerawanan tinggi dengan luas kurang lebih 546, 87 Ha, meliputi:

- Desa Pintu Langit, Desa Simasom, Desa Joring Natobang dan Desa Mompang di Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu;

- Desa Partihaman Saroha, Kelurahan Hutaimbaru dan Kelurahan

Panyanggar di Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru;

- Kelurahan Wek VI dan Kelurahan Sidangkal di Kecamatan

(15)

Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Padang Sidimpuan 2015-2019

terutama Gempa, Letusan Gunung api, Kota Padangsidimpuan tidak terlepas dari bahaya letusan gunung api yang bersumber dari Gunung api Sibual-buali dan Gunung api Lubuk Raya, kawasan dengan tingkat kerawanan tinggi terhadap letusan gunung api tersebut adalah pada bagian utara kota yakni pada beberapa desa yang berada di Kecamatan Angkola Julu dan Kecamatan Huta Imbaru dengan pola sebaran melingkar dengan jari-jari sekitar 3 - 4 km dari pusat erupsi.

Sedangkan kawasan rawan bencana gempa bumi yang termasuk dalam kategori tingkat kerawanan tinggi adalah kawasan di sepanjang jalur struktur patahan yang merupakan sumber terjadinya gempa bumi (radius < 100 m) dan atau merupakan bidang-bidang lemah yang sangat rentan terhadap goncangan bila terjadi gempa bumi. Serta menyebar pada batuan yang bersifat lebih lepas, dimana bila terjadi gempa goncangan akan lebih terasa kuat dibanding dibatuan yang lebih kompak sehingga tingkat bahaya yang berpotensi bencananya juga lebih tinggi. Kawasan rawan bencana gempa bumi yang tergolong memiliki tingkat kerawanan tinggi dan harus dilindungi adalah menyebar di tiap kecamatan.

Dengan demikian dalam rangka mengantisipasi jika sewaktu-waktu bencana terjadi bencana sebagaimana disebutkan diatas, maka diperlukan beberapa strategi penanganan seperti diuraikan berikut:

 Mengembangkan jalan eksisting dan menambah jalan baru sebagai jalur penyelamatan;

 Mengintegrasikan/menghubungkan jalan eksisting dan menambah jalan

baru sebagai rencana jalur penyelamatan dengan fasilitas perlindungan dan sistem kota secara umum; jalur evakuasi bencana tersbut terdiri dari Koridor Jalan Ompu Sarudak, Koridor Jalan Syeh Mahmud Salim, Koridor Jalan Tano Hudon (Batunadua-Pokenjior), Koridor Jalan Tor-Simarsayang, Koridor Jalan Ompu Togalangit, Koridor Jalan Tengku Rizal Nurdin, dan Koridor Jalan Pijor Koling – Tarutung Baru.

 Meningkatkan kualitas jalan yang ada menjadi jalan evakuasi dengan cara: pelebaran jalan, perbaikan alignment jalan eksisting, peningkatan kualitas

badan jalan penambahan jalan-jalan baru untuk meningkatkan

aksesibilitas, efektivitas dan efisiensi kota;

 Mengintegrasikan/menghubungkan jalan eksisting tersebut dengan rencana

jalur penyelamatan sehingga menjadi suatu sistem kota yang terpadu dan dapat memitigasi bencana alam;

 Pembangunan jalur penyelamatan harus disertai dengan: penyadaran publik (pendidikan dan pelatihan, sosialisasi, demo evakuasi dan sebagainya).

 Penampungan tempat korban bencana di SD Sabungan Jae, SMK Taruna, Perguruan Sari Putra, SMK Negeri 1 dan 2, Terminal Batu Nadua, Kawasan Perkebunan PTPN III Pijor Koling, Terminal Pal IV Pijor Koling, Stadion H.M Nurdin, Sarana peribadatan dan Kantor Pemerintah .

(16)

a. Jalur evakuasi I, melalui jalur evakuasi Jalan di Desa Tinjoman – Jalan di Desa Sabungan julu – Jalan ke kelurahan Losung Batu;

b. Jalur evakuasi II, melalui jalur evakuasi Jalan Desa Hutapadang – Jalan Lembah Lubuk Manik – Jalan Simarsayang – Jalan Pangkal Dolok;

c. Jalur evakuasi III, melalui jalur evakuasi Jalan Pintu Langit – Jalan Simasom, Jalan Mompang – Jalan Desa Rimba Soping - Batunadua; dan

d. Jalur evakuasi I dengan jalur evakuasi II dapat dihubungkan dari Jalan Desa Lubuk Raya - Jalan Desa Huta Padang, Jalur evakuasi II dan Jalur evakuasi III dapat dihubungkan dengan Jalan Desa Huta Padang – Jalan Desa Joring Natopbang.

2.4.5 Isu-Isu Strategis Terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi entitas (daerah/masyarakat) di masa datang. Isu strategis juga diartikan sebagai suatu kondisi/kejadian penting /keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar

atau sebaliknya akan menghilangkan peluang apabila tidak dimanfaatkan. Karakteristik suatu isu strategis adalah kondisi atau hal yang bersifat penting, mendasar, berjangka panjang, mendesak, bersifat kelembagaan/keorganisasian dan menentukan tujuan di masa yang akan datang.

a. Bidang Air Minum

 Pelayanan

Pelayanan air minum di Kota Padangsidimpuan disediakan oleh :

1. KSO PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara Cabang Tapanuli Selatan, dengan daerah pelayanan meliputi 2 Kecamatan yaitu Kecamatan Padangsidimpuan Utara dan Kecamatan Padangsidimpuan Selatan.

2. PDAM Tirta Ayumi, direncanakan dengan daerah pelayanan meliputi 4 Kecamatan lainnya yaitu Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua, Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara, Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru dan Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu. Namun kondisi eksisting sampai Tahun 2016, baru melayani 6 Kelurahan/Desa yaitu Desa Palopat Pijorkoling, Desa Salambue, Kelurahan Pijorkoling, Desa Labuhan Rasoki, di Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara serta; Kelurahan Batunadua Jae dan Kelurahan Batunadua Julu di Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua.

 Tingkat Cakupan Pelayanan

(17)

Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Padang Sidimpuan 2015-2019

pertengahan tahun 2016 adalah 1.318 sambungan. Dilihat dari tingkat cakupan pelayanan air minum, Kota Padangsidimpuan baru mencapai kisaran 26,4% (Rispam Kota Padangsidimpuan, 2016).

 Kontinuitas pelayanan

Kontinuitas pendistribusian air minum ke pelanggan baik PDAM Tirta Ayumi dan KSO Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara Cabang Tapanuli Selatan sering mengalami gangguan sehingga tidak dapat didistribusikan selama 24 jam / hari.

 Tingkat Kehilangan Air

Tingkat Kehilangan air KSO Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara Cabang Tapanuli Selatan yang melayani Padangsidempuan – Kabupaten Tapanuli Selatan sebanyak 23 %. Tingkat Kebocoran air PDAM Tirta Ayumi sampai pada akhir Tahun 2015 diperkirakan mencapai 25%.

b.Bidang Sanitasi

Risiko Sanitasi adalah terjadinya penurunan kualitas hidup kesehatan, bangunan dan atau lingkungan akibat rendahnya akses terhadap layanan sektor sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat.

Penentuan area berisiko, ditentukan berdasarkan tingkat resiko sanitasi yang dilakukan dengan berdasarkan data sekunder, hasil penilaian oleh SKPD dan hasil studi EHRA (Data Primer).

Penentuan area berisiko berdasarkan data sekunder yaitu kegiatan menilai dan memetakan tingkat risiko sebuah area (kelurahan/desa), berdasarkan data yang tersedia di SKPD terkait sanitasi tentang ketersediaan layanan fasilitas Sanitasi seperti sumber air bersih, ketersedian dan pengelolaan air ,imbah domestik, pengelolaan persampahan dan penanganan genangan (drainase), juga meliputi jumlah populasi, luas administratif, luas terbangun, jumlah KK miskin; serta luas genangan.

Penentuan area berisiko berdasarkan Penilaian SKPD yaitu berdasarkan pengamatan, pengetahuan praktis dan keahlian profesi yang dimiliki individu SKPD/anggota Pokja Sanitasi Kota Padangsidimpuan.

Penentuan area berisiko berdasarkan hasil kajian /studi EHRA meliputi: kondisi sumber air; pencemaran air limbah domestik; pengelolaan persampahan di tingkat rumah tangga; kondisi drainase; aspek perilaku hidup bersih dan sehat (cuci tangan pakai sabun, higiene jamban, penangan air minum, buang air besar sembarangan).

Proses penentuan area berisiko dimulai dengan analisis data sekunder, penilaian SKPD dan analisis hasil studi EHRA bersasarkan instrumen profil sanitasi. Berdasarkan survei lapangan, pengamatan, pengetahuan praktis dan keahlian dari anggota Pokja Sanitasi Kota Padangsidimpuan dilakukan penyesuaian area berisiko sebagai hasil akhir area beriko sanitasi di Kota Padangsisimpuan.

(18)

Proses penentuan area beresiko dilakukan dengan pengumpulan data pada setiap kelurahan/desa di Kota Padangsidimpuan. Berdasarkan elaborasi data sekunder, persepsi SKPD dan data hasil studi EHRA di Kota Padangsidimpuan diperoleh area berisiko sanitasi sebagai berikut:

Tabel 2.7. Area Berisiko Sanitasi Kota Padangsidimpuan

Tabel Penentuan Area Berisiko Tabel Penentuan Area Berisiko Kecamatan Desa Huta Limbong 1,0 1,0 1,0 Kelurahan Batang Ayumi

Jae 2,0 2,0 2,0

Desa Perkebunan Pijorkoling 1,0 1,0 1,0

Desa Labuhan Labo 2,0 2,0 2,0 Padangsidimpuan

Hutaimbaru

Desa Partihaman Saroha 2,0 1,0 1,0

Kecamatan

Padangsidimpuan Selatan Kelurahan Hutaimbaru 2,0 1,0 2,0

(19)

Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Padang Sidimpuan 2015-2019

Tabel Penentuan Area Berisiko Tabel Penentuan Area Berisiko Kecamatan

Sumber : Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kota Padangsidimpuan 2015-2019

Berdasarkan tabel diatas, untuk sektor air limbah, kelurahan / desa yang termasuk beresiko sangat tinggi sebanyak 5 (lima) Kelurahan / desa yaitu Kelurahan Pijar Koling Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara, Kelurahan Wek VI dan Kelurahan Aek Tampang Kecamatan Padangsidimpuan Selatan, Kelurahan Wek I dan Kelurahan Timbangan Kecamatan Padangsidimpuan Utara. Sedangkan 74 (Tujuh Puluh Empat) kelurahan/desa lainnya merupakan area beresiko tinggi, rendah dan sangat rendah. Hal ini disebabkan prasarana air limbah domestik belum memadai.

(20)

Gambar

Gambar 2.1. Wilayah Administrasi Pemerintahan Kota Padangsidimpuan
Tabel 2.1. Pembagian Wilayah Kecamatan Kota Padangsidimpuan
Gambar 2.2. Data Kunjungan Wisata ke Kota Padangsidimpuan
Gambar 2.4. Kebun Salak sebagai potensi Agrowisata
+6

Referensi

Dokumen terkait

dapat memilih nilai-nilai positif dari berbagai lingkungan. Melalui proses difusi,juga dikembangkan suatu proses pendidikan karakter yaitu kepribadian yang kokoh yang

Dari uraian latar belakang permasalahan diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH MEDIA SOSIAL, ELECTRONIC WORD OF MOUTH, DAN CITRA

Sekretariat DPRD Jombang sebagai unsur pelayanan terhadap DPRD merupakan lembaga pemerintah yang berkedudukan sebagai unsur lemabaga pemerintah yang pencapaian tujuan

Proses filterisasi dilakukan karena kandungan minyak transformator berada pada kondisi yang dapat mengakibatkan kerusakan transformator. Proses filterisasi ini bertujuan

Ketika dilakukan observasi pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan Holtikultura dan Peternakan Kabupaten Pasaman Barat tentang lingkungan kerja, fenomena yang terlihat antara

Manajer Investasi memiliki kewenangan untuk membagikan atau tidak membagikan Hasil Investasi Yang Tidak Menjadi Basis Nilai Proteksi (jika ada) yang telah dibukukan ke dalam BATAVIA

Pemberi Kuasa mengakui dan menyetujui bahwa instruksi atas suatu transaksi yang diberikan Penerima Kuasa kepada Bank adalah sah dan juga mengikat Pemberi Kuasa,

YRM YUSUF RAMADHAN, M.Kom HES HERI SANTOSO, M.Kom JO JOHAIDIN SARAGIH, M.Si MIN MULKAN ISKANDAR, M.Si. Medan, Pebruari