I. Wilayah Administrasi
Secara geografis, Kota Tomohon dikelilingi Kabupaten Minahasa. Kota ini terletak di jalur utama yang menghubungkan Manado dengan kota-kota di Kabupaten Minahasa. Jarak Tomohon ke beberapa kota: Bitung (± 55-60 km), Manado (± 22 km), Tondano (± 15 km), dan Langowan (± 33 km). Koordinat geografisnya adalah 01°15’15” Lintang Utara dan 124°49’20” Bujur Timur. Luas wilayah Kota Tomohon, yang diresmikan pada 27 Januari 2003, adalah 147,2178 km² atau 14.721,78 Ha. Aksesibilitas ke kota-kota lain di Sulawesi Utara cukup lancar melalui jalan-jalan berkualitas baik. Kota Tomohon berbatasan dengan Kecamatan Pineleng dan Tombulu (utara), Tombulu dan Tondano (timur), Sonder dan Remboken (selatan), serta Tombariri (barat).
II. Potensi Wilayah Kabupaten/Kota
Kota Tomohon memiliki berbagai potensi wilayah yang signifikan untuk pengembangan ekonomi dan pariwisata. Potensi tersebut meliputi kawasan hutan yang dapat dikonversi, kawasan pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, pariwisata, industri, perdagangan, hotel dan jasa pemukiman, serta kuliner dan restoran. Setiap sektor memiliki karakteristik dan potensi unik yang perlu dikembangkan secara berkelanjutan.
2.2.1 Kawasan Hutan yang Dapat Dikkonversi
Kawasan hutan di Tomohon Barat, Utara, dan Timur berpotensi dikonversi menjadi kawasan pertanian, perkebunan, atau lahan dengan tanaman berfungsi ganda (buah, kayu, dan fungsi ekologis). Pengembangan hutan rakyat dilakukan masyarakat dan Dinas Kehutanan dan Perkebunan sejak 2009. Hal ini menunjukan potensi besar untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan menjaga kelestarian lingkungan. Namun, konversi hutan harus dilakukan secara terencana dan berkelanjutan untuk menghindari dampak negatif terhadap lingkungan.
2.2.2 Kawasan Pertanian
Tomohon dikenal sebagai Kota Bunga, dengan komoditas utama seperti gladiol, krisan, anyelir, dan anggrek. Penanaman tanaman hias menyebar di lima kecamatan, seiring dengan program pemerintah “Tomohon Kota Bunga”. Tanaman pangan seperti padi, jagung, dan ubi juga dibudidayakan. Produksi padi tahun 2012 mencapai 10.984,27 ton, sedangkan produksi kubis (hortikultura) tahun 2011 mencapai 7.933 kuintal. Diversifikasi komoditas pertanian ini penting untuk meningkatkan ketahanan pangan dan ekonomi lokal.
2.2.3 Kawasan Perkebunan
Produksi perkebunan meliputi kelapa (terbanyak, 626,8 ton), cengkeh, vanili, kopi, dan aren. Potensi ini dapat ditingkatkan melalui pengembangan teknologi budidaya dan peningkatan nilai tambah hasil panen. Diversifikasi komoditas perkebunan penting untuk mengurangi risiko kegagalan panen dan meningkatkan pendapatan petani. Ketersediaan infrastruktur yang memadai juga diperlukan untuk mendukung pengembangan sektor ini.
2.2.4 Kawasan Peternakan
Populasi ternak tahun 2012: sapi (3.110 ekor), kuda (280 ekor), kambing (951 ekor), dan babi (73.877 ekor). Dominasi babi menunjukkan potensi besar dalam pengembangan industri pengolahan daging. Namun, perlu diperhatikan aspek kesehatan hewan dan pengelolaan limbah peternakan agar tidak mencemari lingkungan. Peningkatan kualitas ternak dan akses pasar yang lebih luas dapat meningkatkan pendapatan peternak.
2.2.5 Kawasan Perikanan
Sistem perikanan darat berupa kolam tersebar di lima kecamatan. Data produksi per kecamatan terdapat pada Tabel 2.2 (yang tidak tersedia dalam teks). Pengembangan perikanan darat berpotensi meningkatkan pendapatan masyarakat dan ketahanan pangan. Peningkatan teknologi budidaya dan manajemen yang baik diperlukan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil perikanan. Ketersediaan air yang cukup dan kualitas air yang baik juga harus dijaga.
2.2.6 Kawasan Pariwisata
Kota Tomohon memiliki berbagai objek wisata alam (danau, gunung, air terjun), sejarah dan budaya (waruga, patung, gereja tua), buatan (amphiteater, resort), dan agro (perkebunan, kebun bunga). Potensi ini dapat dikembangkan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan dan pendapatan daerah. Namun, perlu diperhatikan pengelolaan dan pelestarian lingkungan agar tetap lestari. Infrastruktur pariwisata dan SDM yang terampil juga diperlukan untuk mendukung pengembangan sektor ini.
2.2.7 Kawasan Industri
Terdapat 2.184 unit usaha industri dengan 3.930 tenaga kerja (tahun 2012), meliputi industri pangan, sandang, kimia, logam, dan kerajinan. Industri rumah panggung di Woloan dan home industry di Kinilow merupakan industri unggulan. Pengembangan industri perlu memperhatikan aspek lingkungan dan keberlanjutan. Ketersediaan tenaga kerja terampil dan akses pasar yang luas juga perlu diperhatikan untuk mendukung daya saing industri lokal.
2.2.8 Kawasan Perdagangan
Kawasan perdagangan berkembang pesat di Tomohon Tengah dan Timur. Terdapat supermarket, toko, ruko, restoran, dan pasar. Kedekatan dengan Manado memudahkan distribusi barang dan jasa. Tahun 2012 terdapat 1 pasar umum, 1 pasar desa, 17 toko, 87 kios, 416 warung, dan 42 rumah makan/restoran. Tersedianya berbagai bank juga mendukung aktivitas perdagangan. Perlu pengembangan infrastruktur perdagangan yang lebih modern dan terintegrasi.
2.2.9 Kawasan Hotel dan Jasa Pemukiman
Jumlah hotel dan penginapan terus bertambah, didorong oleh Tomohon International Flower Festival (TIFF) dan faktor eksternal seperti kegiatan nasional dan internasional di Sulawesi Utara. Peningkatan kepemilikan rumah juga terjadi. Perlu pengembangan infrastruktur dan kualitas pelayanan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan dan penduduk. Keberadaan TIFF penting sebagai daya tarik wisata yang berkelanjutan dan meningkatkan perekonomian.
2.2.10 Kawasan Kuliner dan Restoran
Kawasan kuliner dan restoran berkembang pesat, mendukung pengembangan pariwisata. Aneka kuliner khas Minahasa menjadi daya tarik tersendiri. Restoran berkembang di pusat kota dan pinggiran, terutama di jalur utama. Pengembangan kuliner perlu memperhatikan kualitas, kebersihan, dan inovasi untuk menarik minat wisatawan dan meningkatkan pendapatan pelaku usaha. Pemasaran yang efektif juga sangat penting untuk meningkatkan jumlah pengunjung.
2.2.11 Kawasan Pertambangan, Listrik, dan Energi
Tomohon memiliki potensi panas bumi di Lahendong dan Pangolombian, yang dimanfaatkan untuk pembangkit listrik (PLTP Lahendong, 60 MW). Energi panas bumi juga digunakan untuk pengeringan kayu. Pengembangan energi terbarukan ini penting untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Pengelolaan energi panas bumi perlu memperhatikan aspek lingkungan dan keselamatan. Diversifikasi sumber energi juga penting untuk mengurangi ketergantungan pada satu sumber energi.
III. Demografi dan Urbanisasi
Penduduk Kota Tomohon pada pertengahan 2012 diperkirakan 93.857 jiwa (47.265 laki-laki dan 46.592 perempuan). Kecamatan Tomohon Utara memiliki penduduk terbanyak (28,7%), sementara Tomohon Timur tersedikit (11,1%). Tomohon Tengah memiliki kepadatan penduduk tertinggi (2.222,74 jiwa/km²). Sex ratio Kota Tomohon adalah 101,44, kecuali Tomohon Tengah (93,11). Pertumbuhan penduduk terbesar terjadi di Tomohon Tengah (2,57%). Penduduk usia produktif (15-64 tahun) mencapai 67,97%.
2.3.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kecamatan Tahun 2012
Data rinci jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan kecamatan tahun 2012 terdapat pada Tabel 2.6 (tidak tersedia dalam teks). Analisis sex ratio menunjukkan distribusi jenis kelamin yang tidak merata antar kecamatan. Kecamatan Tomohon Tengah memiliki jumlah perempuan lebih banyak daripada laki-laki, berbeda dengan kecamatan lain. Informasi ini penting untuk perencanaan pembangunan yang memperhatikan kebutuhan spesifik setiap kelompok penduduk.
2.3.2 Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin
Data rinci penduduk menurut umur dan jenis kelamin tahun 2012 terdapat pada Tabel 2.8 (tidak tersedia dalam teks). Presentase penduduk usia produktif (15-64 tahun) yang tinggi (67,97%) merupakan potensi besar untuk pembangunan ekonomi. Namun, perlu diperhatikan pula penduduk usia non-produktif agar tetap terpenuhi kebutuhannya. Data ini penting untuk perencanaan pembangunan yang memperhatikan struktur usia penduduk.
2.3.3 Kemiskinan
Masalah kemiskinan menjadi perhatian utama. Data kemiskinan yang akurat sangat penting untuk mendukung strategi penanggulangan kemiskinan (Tabel 2.9 dan 2.10 tidak tersedia dalam teks). Analisis data kemiskinan diperlukan untuk merumuskan program dan kebijakan yang tepat sasaran untuk mengurangi angka kemiskinan. Perlu dikaji faktor-faktor penyebab kemiskinan dan strategi yang efektif untuk mengatasinya.
2.3.4 Rencana Pertumbuhan Penduduk Lima Tahun Kedepan
Proyeksi pertumbuhan penduduk hingga 2019 dihitung menggunakan asumsi pertumbuhan geometri (Tabel 2.11). Laju pertumbuhan penduduk bervariasi antar kecamatan. Proyeksi ini penting untuk perencanaan pembangunan infrastruktur dan layanan publik agar mampu memenuhi kebutuhan penduduk di masa mendatang. Perlu dipertimbangkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan penduduk, seperti migrasi dan angka kelahiran.
IV. Isu Strategis Sosial Ekonomi dan Lingkungan
Analisis isu strategis meliputi perkembangan PDRB, kondisi lingkungan, geohidrologi, geologi, klimatologi, isu strategis regional dan provinsi, serta isu strategis Kota Tomohon. PDRB Kota Tomohon menunjukkan peningkatan yang signifikan. Kondisi lingkungan perlu diperhatikan dengan memperhatikan topografi bergunung dan berbukit, serta keberadaan gunung berapi aktif. Potensi sumber daya air perlu dikelola dengan baik untuk keberlanjutan. Isu strategis regional dan provinsi perlu diintegrasikan dalam perencanaan pembangunan Kota Tomohon.
Perkembangan PDRB dan Potensi Ekonomi
PDRB Kota Tomohon meningkat baik atas dasar harga berlaku maupun konstan (Tabel 2.12 dan Grafik 2.5 tidak tersedia dalam teks). Pertumbuhan ekonomi tahun 2013 diproyeksikan sebesar 7,00%. Event Tomohon Flower Festival berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Data ini penting untuk evaluasi kebijakan ekonomi dan perencanaan pembangunan ekonomi yang lebih berkelanjutan. Pengembangan sektor unggulan perlu diprioritaskan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.
Kondisi Lingkungan Strategis
Topografi bergunung dan berbukit membatasi pengembangan wilayah. Terdapat empat gunung, dua di antaranya aktif (Gunung Lokon dan Mahawu). (Tabel 2.13 dan 2.14 tidak tersedia dalam teks). Perencanaan pembangunan perlu mempertimbangkan kondisi topografi dan risiko bencana alam. Pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan sangat penting untuk menjaga kelestarian lingkungan dan mengurangi risiko bencana.
Gambaran Geohidrologi
Ketersediaan air cukup baik untuk kebutuhan masyarakat dan produksi. Terdapat beberapa sungai (Ranowangko, Sapa, Ranoesem, Kinilow) dan tiga danau (Linau, Pangolombian, Tampusu). Fungsi sungai bervariasi, dari irigasi hingga antisipasi bencana. Pengelolaan sumber daya air perlu memperhatikan aspek konservasi, pendayagunaan, pengendalian daya rusak air, sistem informasi SDA, dan pemberdayaan masyarakat. Penting untuk menjaga kelestarian danau dan sungai.
Gambaran Geologi
Terdapat kawasan cagar alam geologi di Lahendong. Keberadaan gunung berapi aktif menyebabkan sering terjadi gempa (Tabel 2.15 tidak tersedia dalam teks). Perencanaan pembangunan perlu mempertimbangkan risiko gempa dan aktivitas vulkanik. Pengembangan kawasan cagar alam geologi perlu diintegrasikan dengan pariwisata berkelanjutan. Penting untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana alam.
Gambaran Klimatologi
Suhu rata-rata 18-30°C, kelembaban 89,3%. (Tabel 2.16 tidak tersedia dalam teks). Data ini penting untuk perencanaan pembangunan yang memperhatikan kondisi iklim. Perubahan iklim perlu diantisipasi dalam perencanaan pembangunan yang berkelanjutan. Penting untuk mempelajari dampak perubahan iklim terhadap sektor-sektor unggulan daerah.
Isu Strategis Regional
Sulawesi berperan penting dalam pembangunan nasional dan ASEAN. Pengembangan diarahkan pada lumbung pangan, bioenergi, dan perdagangan internasional. Peran Sulawesi sebagai pusat pertumbuhan di Kawasan Timur Indonesia dan sub-regional ASEAN perlu dioptimalkan. Integrasi dalam kebijakan pembangunan nasional sangat penting untuk memaksimalkan potensi daerah.
Isu Strategis Provinsi Sulawesi Utara
Isu strategis provinsi yang relevan dengan Kota Tomohon meliputi demokrasi, hukum, hak asasi manusia, kebudayaan, clean government, kesehatan masyarakat, pemberdayaan UMKM, teknologi informasi, pembangunan perbatasan, ekonomi ASEAN, pariwisata, revitalisasi pertanian, infrastruktur, dan pengelolaan sumber daya alam. Integrasi kebijakan provinsi sangat penting untuk mendukung pembangunan Kota Tomohon.
Isu Strategis Kota Tomohon
Isu strategis Kota Tomohon meliputi infrastruktur, keunggulan lokal dalam MEA, penguasaan IPTEK, kualitas produk lokal, produksi pertanian, aksesibilitas pertanian, modernisasi pasar, program OVOP, UMKM, pembangunan ramah lingkungan, pengelolaan sumber daya alam, dan pengembangan pariwisata. Perencanaan pembangunan harus memperhatikan isu-isu strategis ini untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan dan mensejahterakan masyarakat.