BAB2
PROFIL KABUPATEN SAMBAS
2. 1Wilayah Administrasi
2.1. 1 Luas Wilayah
Luas Kabupaten Sambas adalah 6.395,70 km² atau sekitar 4,36% dari luas Provinsi Kalimantan Barat. Daerah pemerintah Kabupaten Sambas pada Tahun 2013 terbagi menjadi 19 kecamatan dan 183 desa serta
1 UPT. Kecamatan terluas adalah Kec. Sajingan Besar dengan luas 1.391,20 km² atau 21,75% sedangkan yang terkecil adalah Kec. Salatiga dengan luas sebesar 82,75 km² atau 1,29% dari luas wilayah Kabupaten Sambas. Kabupaten Sambas memiliki panjang pantai sejauh 198,76 km dengan karakteristik sebagian
besar adalah pantai berpasir membentang dari Semelagi Besar (Kec. Selakau) hinga Tanjung Datok (Kec. Paloh) . Panjang pantai tiap kecamatan menurut Lapan (2013) yaitu : Kec. Selakau 13,51 km; Kec.
Pemangkat 20,49 km; Kec. Jawai 42,53 km; Kec. Teluk Keramat 19,87 km dan Kec. Paloh 102,5 km.
2.1. 2 Batas Wilayah
Kabupaten Sambas terletak di bagian paling utara Provinsi Kalimantan Barat atau di antara 0°57’29,8” LU dan 2°04’53,1” LU serta 108°54’17” BT dan 109°45’7,56” BT. Secara administratif, batas wilayah Kabupaten
Sambas adalah:
Sebelah Utara : Negara Malaysia, Laut Natuna
Sebelah Timur : Negara Malaysia, Kabupaten Bengkayang
RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASIJANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN SAMBAS
RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASIJANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN SAMBAS
Gambar 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Sambas
2. 2Potensi Wilayah
A. Kawasan Perbatasan
Kabupaten Sambas sebagai wilayah paling utara di Provinsi Kalimantan Barat sekaligus berbatasan
langsung dengan negara tetangga tentu saja memiliki nilai strategis bagi pengembangan wilayahnya.Pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan tentu saja harus memperhatikan berbagai isu pembangunan tersebut.Berdasarkan hasil identifikasi terhadap kondisi kawasan permukiman
perkotaan di Kabupaten Sambas, Kawasan Permukiman Perkotaan Liku (IKK Paloh), Kawasan Permukiman Kaliau’ (IKK Sajingan Besar), Kawasan Permukiman Perkotaan Aruk dan Kawasan Permukiman Perkotaan
Temajuk merupakan kawasan permukiman perkotaan yang terletak di kawasan perbatasan negara.
Tabel 2.1 Kawasan Permukiman Perkotaan Kabupaten Sambas berdasarkan Tipologinya
NO SEBARAN TIPOLOGI KAWASAN
1 2 3 4 5 6
1 Kawasan Permukiman Kota Sambas 2 Kawasan Permukiman IKK Tebas 3 Kawasan Permukiman IKK Pemangkat 4 Kawasan Permukiman IKK Selakau 5 Kawasan Permukiman IKK Teluk Keramat 6 Kawasan Permukiman IKK Jawai 7 Kawasan Permukiman IKK Sebawi 8 Kawasan Permukiman IKK Salatiga 9 Kawasan Permukiman IKK Selakau Timur 10 Kawasan Permukiman IKK Galing
11 Kawasan Permukiman Perkotaan Liku (IKK Paloh) 12 Kawasan Permukiman IKK Tekarang
13 Kawasan Permukiman IKK Jawai Selatan
14 Kawasan Permukiman Kaliau’ (IKK Sajingan Besar) 15 Kawasan Permukiman IKK Sejangkung
16 Kawasan Permukiman IKK Sajad 17 Kawasan Permukiman IKK Tangaran
18 Kawasan Permukiman Balai Gemuruh (IKK Subah) 19 Kawasan Permukiman Perkotaan Semparuk 20 Kawasan Permukiman Perkotaan Aruk 21 Kawasan Permukiman Perkotaan Temajuk
Sumber: SPPIP Kabupaten Sambas, 2012 Keterangan:
1: Kawasan Permukiman Ibukota Kabupaten
2: Kawasan Permukiman Ibukota Kecamatan, meliputi semua kawasan permukiman perkotaan di wilayah Ibukota Kecamatan
3: Kawasan Permukiman Perbatasan Negara
4: Kawasan Permukiman Pendukung Kegiatan Industri, merupakan kawasan permukiman perkotaan yang berada dalam maupun berdekatan dengan pusat kegiatan industri
5: Kawasan Permukiman Pendukung Kegiatan Agribisnis. Kegiatan agribisnis yang dimaksud disini adalah kawasan strategis kabupaten yang berbasis pertanian seperti Kota Terpadu Mandiri dan Kawasan Usaha Agribisnis Terpadu
RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASIJANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN SAMBAS
Kebijakan penataan ruang Kabupaten Sambas dalam RTRW Kabupaten Sambas 2011-2031 yang terkait
dengan potensi Kabupaten Sambas sebagai kawasan perbatasan yaitu Pengembangan Kawasan perbatasan untuk mendukung pertahanan dan keamanan negara sekaligus meningkatkan kesejahteraan
masyarakat sekitar, dengan strategi untuk mendukung kebijakan tersebut sebagai berikut:
1. Mengembangkan kawasan khusus pertahanan dan keamanan di kawasan perbatasan yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukungnya;
2. Mengembangkan kawasan perbatasan dengan pendekatan kesejahteraan, pertahanan dan keamanan serta keberlanjutan lingkungan;
3. Mengembangkan prasarana dan sarana wilayah untuk mendukung peningkatan perekonomian masyarakat di kawasan perbatasan.
B. Pariwisata
Pembangunan kepariwisataan diarahkan pada peningkatan peran pariwisata dalam kegiatan ekonomi yang dapat menciptakan lapangan kerja serta kesempatan berusaha dengan tujuan untuk meningkatkan
pendapatanmasyarakat serta pendapatan daerah.Upaya yang dilakukan pemerintah adalah melalui pengembangan dan pendayagunaan berbagai potensi kepariwisataan.
Saat ini setidaknya terdapat 95 objek wisata di Kabupaten Sambas, yang terdiri dari objek wisata alam dan
potensi budaya. Potensi yang besar ini sesungguhnya akan berdampak cukup besar bagi perkembangan ekonomi masyarakat kabupaten Sambas apabila dikelola dan dikembangkan secara profesional.
Penyelenggaraan Pemerintah untuk Urusan Pariwisata diarahkan pada upaya mendata dan mengembangkan kekayaan seni dan budaya daerah yang telah ada dan bernilai untuk dijadikan suatu daya tarik daerah. Secara umum kondisi obyektif permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan bidang
pariwisata di Kabupaten Sambas antara lain adalah, masih minimnya ketersediaan infrastruktur dasar, serta sarana dan prasarana kepariwisataan. Kemudian juga belum optimalnya peran serta masyarakat dalam
menjaga dan menghidupkan budaya yang mendukung kepariwisataan.Selain itu, masih terbatasnya alokasi anggaran dari pemerintah daerah dalam pembangunan kepariwisataan di daerah.
Tabel 2.2 Objek Wisata Menurut Lokasi di Kabupaten Sambas
NO. KECAMATAN LOKASI NAMA OBJEK WISATA JENIS OBJEK
WISATA
1 Selakau Sui Rusa Pantai Polaria Wisata Bahari
Semelagi Besar Pantai Saadi/Terigas Wisata Bahari 2 Pemangkat Pemangkat Kota
Pantai Tanjung Batu Wisata Bahari
Pantai Sinam Wisata Bahari
Toa Pekong Ular Putih Wisata Religi
3 Tekarang Tekarang Perkebunan Sawo Agro Wisata
NO. KECAMATAN LOKASI NAMA OBJEK WISATA JENIS OBJEK WISATA
Serindang Agro Wisata Matang Nangka Wisata Agro
6 Sambas Dalam Kaum
Istana Alwatzikoebillah Wisata Sejarah
Masjid Jami Wisata Sejarah
Water Front City Wisata Buatan
7 Sebawi Sempalai Sebedang Danau Sebedang Wisata Alam
Makam Bujang Nadi Dare Nandung Wisata Budaya
8 Subah Ramin Jadi Rumah Batu Wisata Budaya
9 Sajad Kuayan Makam Bantilan Wisata Budaya
10 Galing Ratu Sepudak Makam Ratu Sepudak Wisata Budaya
11 Jawai
Sarang Burung Danau Pantai Kahona Wisata Bahari
Sentebang Pantai Natuna Wisata Bahari
Dungun Laut Pantai Dato’ Buntar Wisata Bahari 12 Jawai Selatan Jawai Laut Pantai Putri Serayi Wisata Bahari
13 Teluk Keramat Sekura Perkebunan Salak Agro Wisata
14 Tangaran
Pancur Pantai Tanjung Terabitan Wisata Alam Desa Arung Parak Pantai Muare Jalan Indah Wisata Bahari Simpang Empat Pantai Dataran Merdeka Wisata Bahari
15 Sajingan Besar
Kaliau Air Terjun Riam Merasap Wisata Alam
Santaban Goa Alam Santok Wisata Alam /Religi
Sungai Bening Air Terjun Riam Cagat Wisata Alam
16 Paloh
Tanah Hitam Pantai Tanjung Lestari Wisata Bahari Pantai Harapan Wisata Bahari
Sebubus
Pantai Pulau Selimpai Wisata Bahari Taman Rekreasi Batu Bejamban Wisata Ritual Pantai Kampak Indah Wisata Bahari
Temajuk
Pantai Tanjung Bendera Wisata Bahari Pantai Tanjung Kemuning Wisata Bahari
Pantai Bayuan Wisata Bahari
Pantai Camar Bulan Wisata Bahari Dermaga Asam Jawe Wisata Bahari Pantai Telok Atong Bahari Wisata Bahari Hutan Hujan Tropis Tanjung Dato’ Wisata Alam Pantai Batu Pipih Wisata Bahari Air Terjun Teluk Nibung Wisata Alam Air Terjun Gunung Pangi Wisata Alam
Kalimantan Pantai Kalimantan Wisata Bahari
17 Sejangkung Desa Piantus Bukit Piantus Wisata Alam
RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASIJANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN SAMBAS
Gambar 2.2 Pantai Temajuk di Kecamatan Paloh Sumber: liburwisata.wordpress.com
2. 3Demografi dan Urbanisasi
Penduduk merupakan modal dasar pembangunan, seperti yang tercantum dalam Program Pembangunan Nasional bahwa manusia Indonesai atau penduduk di sebut modal dasar di samping modal dasar lainnya, apabila mereka dapat dibina dan dikerahkan secara efektif. Namun penduduk juga menjadi beban
pembangunan apabila tidak berkualitas, baik kualitas pendidikan, kesehatan mental dan fisik.Oleh karena itu penduduk yang banyak bukan jaminanbagi tercapainya keberhasilan pembangunan.Kecamatan Tebas
merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk tertinggi yaitu 46.265 jiwa.Sebaliknya KecamatanSajad dengan jumlah pendudukterendah, yaitu hanya10.301jiwa.
Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Kabupaten Sambas Tahun 2015
NO. KECAMATAN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1 Selakau 16.006 15.745 31.751
2 Selakau Timur 5.586 5.523 11.109
3 Pemangkat 23.128 23.137 46.265
4 Semparuk 12.257 12.828 25.085
5 Salatiga 7.562 7.700 15.262
6 Tebas 33.234 33.638 66.872
7 Tekarang 6.873 7.418 14.291
8 Sambas 24.384 24.743 49.127
9 Subah 9.402 8.566 17.968
10 Sebawi 8.172 8.455 16.627
11 Sajad 4.955 5.346 10.301
12 Jawai 16.981 18.998 35.979
13 Jawai Selatan 8.856 9.056 17.912
14 Teluk Keramat 28.807 31.362 60.169
NO. KECAMATAN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
16 Tangaran 11.062 12.395 23.457
17 Sejangkung 12.334 12.092 24.426
18 Sajingan Besar 6.045 5.069 11.114
19 Paloh 12.575 12.573 25.148
2015 258475 258.475 264.640
2014 257517 257.517 262.370
2013 255474 255.474 260.097
2012 251423 251.423 257.675
2011 247252 247.252 255.244
Sumber: Kabupaten Sambas dalam Angka, 2016
Tabel 2.4 Kepadatan Penduduk Kabupaten Sambas Tahun 2015
NO. KECAMATAN JUMLAH Luas
(Km2)
Kepadatan (/Km2)
1 Selakau 31.751 129,51 245
2 Selakau Timur 11.109 162,99 68
3 Pemangkat 46.265 111,00 417
4 Semparuk 25.085 90,15 278
5 Salatiga 15.262 82,75 184
6 Tebas 66.872 395,64 169
7 Tekarang 14.291 83,16 172
8 Sambas 49.127 246,66 199
9 Subah 17.968 644,55 28
10 Sebawi 16.627 161,45 103
11 Sajad 10.301 94,94 109
12 Jawai 35.979 193,99 185
13 Jawai Selatan 17.912 93,51 192
14 Teluk Keramat 60.169 554,43 109
15 Galing 20.252 333,00 61
16 Tangaran 23.457 186,67 126
17 Sejangkung 24.426 291,26 84
18 Sajingan Besar 11.114 1.391,20 8
19 Paloh 25.148 1.148,84 22
2015 523.115 6.394,70 82
2014 519.887 6.394,70 81
2013 515.571 6.394,70 81
2012 509.098 6.394,70 79
2011 502.496 6.394,70 78
RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASIJANGKA MENENGAH (RPIJM)
2. 4Isu Strategis Sosial, Ek
2.4 1 PDRB dan Potensi EkonomiKondisi perekonomian di Kabupaten setiap tahunnya dan struktur per ADHK) dari tahun 2011 – 2016
PDRB Kabupaten Sambas atas pada tahun 2014 menjadi Rp.
tambah di semua sektor. Sementar Rp. 10.716,62 Milliar, kemudian 4,78 %.
Untuk lebih meningkatkan laju perlu adanya peningkatan mutu peningkatan infrastruktur. Keter
perlu diperhatikan guna meny memiliki potensi besar dalam m
Gambar 2.3 Grafik
RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASIJANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN SAMBAS
royeksiJumlah Penduduk Kabupaten Sambas Tahun 2016
upaten
bas 523.115 529.642 534.844 540.047
lisis Tahun 2016
Ekonomi, dan Lingkungan
konomiabupaten Sambas secara makro dapat dilihat dari laju tur perekonomian.Apabila melihat kondisi PDRB atas dasar 016 dapat dilihat bahwa PDRB Kabupaten Sambas mening
atas dasar harga berlaku meningkat sebesar 10,97 % dar Rp. 14.667,87 Milliar pada tahun 2015. Hal ini disebab
ementara itu, PDRB atas dasar harga konstan 2010 pada udian meningkat menjadi Rp. 11.228,79 Milliar pada tahun
laju pertumbuhan ekonomi dan sekaligus mewujudkan pem utu sumber daya manusianya yang diikuti pengendalian eterpaduan antara program pemerintah dengan peran
enyelaraskan langkah dalam menggali sektor-sektor p mendukung pertumbuhan ekonomi
afik Perkembangan PDRB ADHB dan PDRB ADHK Kabupat
Sumber: Kabupaten Sambas dalam Angka, 2016 20,80
RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASIJANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN SAMBAS
016 - 2019
uk (Jiwa)
8 2019
047 545.250
laju pertumbuhan ekonomi dasar harga konstan (PDRB
ningkat setiap tahunnya.
dari Rp. 13.217,82 Milliar ebabkan meningkatnya nilai
pada tahun 2014 mencapai tahun 2015 atau naik sekitar
an pemerataan pendapatan, alian jumlah penduduk serta an swasta dan masyarakat
or potensial yang sekaligus
paten Sambas
PDRB Per Kapita Harga Berlaku
Tabel 2.6 Tab
Sumber: Kabupaten Sambas dalam An
Ket: *Angka Sementara, **Angka San
Pada tahun 2014, kontribusi s
ditunjukkan pada PDRB harga eceran; reparasi mobil dan sepeda m
sebesar 8,00 dan sektor lainnya 28,5
Pada tahun 2015, struktur perek ini memberikan kontribusi sebes
PDRB harga berlaku tahun ters mobil dan sepeda motor sebes sektor lainnya 28,98 %. Pola S
setiap sektor menunjukkan angk
Gambar 2.4
12,44 8,15
28,98
Tabel Perkembangan PDRB Kabupaten Sambas Tahun 201
2011 2012 2013 2014
13.739,40 10.591.621,20 11.819.111,40 13.217.81
42.540,60 9.576.456,30 10.167.416,40 10.716.62 m Angka, 2016
angat Sementara
busi sektor pertanian sebesar 33,36 % terhadap keseluruhan
ga berlaku tahun tersebut. Kemudian disusul oleh sektor sepeda motor sebesar 17,44%, sektor industri sebesar 12,68
nya 28,52 %.
perekonomian Kabupaten Sambas masih didominasi oleh sebesar 32,94% terhadap keseluruhan perekonomian
tahun tersebut. Kemudian disusul oleh sektor perdagangan bes ebesar 17,49%, sektor industri sebesar 12,44 %, kons ola Struktur ini masih tetap sama dibanding tahun sebelum
n angka yang semakin berimbang.
2.4Struktur Perekonomian Kabupaten Sambas Tahun 2015
Sumber: Kabupaten Sambas dalam Angka, 2016
32,94 ar 12,68 %, sektor konstruksi
oleh sektor pertanian. Sektor ian yang ditunjukkan pada
RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASIJANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN SAMBAS
2.4 2Isu Lingkungan Hidup
Kegiatan manusia dapat berdampak terhadap kondisi lingkungan hidup, di wilayah Kabupaten Sambas isu
terkait lingkungan hidup terutama adalah gangguan Daerah Aliran Sungai, pencemaran air dan kebakaran hutan.
A. Pencemaran dan Sedimentasi Sungai
Wilayah Kabupaten Sambas terdapat 4 (empat) Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan luas hamparan mencapai 516.200 ha atau 80,71% dari luas wilayah kabupaten yang terdiri dari DAS Paloh (64,375 ha),
DAS Sambas (245.700 ha) yang meliputi Sungai Sambas, Sambas Kecil, Sungai Kumba Sajingan Besar serta DAS Sebangkau (193,125 ha) yang meliputi Sungai Sebangkau dan Selakau.
Hasil pemantauan kualitas lingkungan hidup di beberapa sungai utama di Kabupaten Sambas, menunjukkan
tingginya nilai konsentrasi parameter-parameter kualitas air, seperti :biochemical oxygen demand (BOD), chemical oxygen demand (COD) dan ammonia. Sedimentasi juga terjadi di beberapa sungai di Kabupaten Sambas yang di duga disebabkan adanya kegiatan pembukaan lahan, baik karena kegiatan perkebunan,
pertanian, maupun pertambangan di daerah hulu sungai.Sedimentasi ini disebabkan karena erosi air limpasan permukaan (surface run off) yang membawa dan mengendapkan partikel-partikel tanah ke dalam
alur-alur sungai sehingga terjadi akumulasi sedimen di dasar sungai.
B. Genangan dan Banjir
Genangan dan banjir merupakan permasalahan yang setiap tahun terjadi di beberapa tempat di Kabupaten
Sambas. Berkurangnya daya tampung sungai terhadap limpahan air yang disebabkan karena berkurangnya kemampuan lahan mengikat air dan karena adanya pendangkalan sungai yang disebabkan adanya
sedimentasi menyebabkan genangan dan banjir.
Potensi terjadinya genangan dan banjir di Kabupaten Sambas juga disebabkan karena geomorfologi di wilayah Kabupaten Sambas. Perpaduan antara pegunungan di timur dan selatan serta dataran pantai yang
rata dan rendah di utara dan barat menyebabkan air hujan akan cepat mengalir dari kawasan pegunungan kea rah lereng di sekitarnya, kemudian terus mengalir ke wilayah-wlayah yang lebih rendah melalui sungai.
Apabila sungai-sungai mengalami hambatan mengalirkan air tersebut, maka akan terjadi limpahan yang menyebabkan genangan dan banjir.
C. Abrasi pantai
Kabupaten Sambas memiliki garis pantai sepanjang 198,76 KM yang tersebar di Kecamatan Selakau, Pemangkat, Jawai, Teluk Keramat, dan Paloh. Dari 5 Kecamatan tersebut sebagian wilayahnya telah
mengalami abrasi pantai.Abrasi ini pantai ini dapat disebabkan karena rusaknya vegetasi disepanjang pantai dan atau disebabkan karena dinamika ombak dan arus laut.Vegetasi di pantai 5 wilayah Kecamatan tersebut
pantai, kerusakan vegetasi pantai juga mengakibatkan gangguan kuantitas, kualitas, dan keragaman fauna
akuatis di wilayah tersebut.
D. Kebakaran hutan dan lahan
Aktivitas pembukaan hutan dan lahan dengan cara pembakaran sampai saat ini masih terjadi, baik yang dilakukan oleh perusahaan maupun oleh sebagian masyarakat. Aktivitas tersebut juga menimbulkan pencemaran udara yang pada ambang tertentu menyebabkan timbulnya penyakit infeksi saluran pernapasan
(ISPA).Gangguan asap akibat pembakaran di Kabupaten Sambas disamping mencemari kabupaten dan kota disekitarnya juga mencemari wilayah Negara tetangga (Malaysia).
2.4 3 Isu Strategis Kabupaten Sambas
Isu strategis di Kabupaten Sambas yang terkait dengan Bidang Ck yaitu infrastruktur jalan, sistem penyediaan air bersih, persampahan, drainase, dan pengolahan air limbah.
A. Jalan
Infrastruktur jalan memperlancar kegiatan perekonomian. Dengan makin meningkatnya usaha pembangunan maka akan menuntut peningkatan pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas penduduk dan
memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lain.
Pada tahun 2010 di Kabupaten Sambas telah ditetapkan beberapa ruas jalan strategis nasional rencana sebagaimana tertuang dalam Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia No.
567/KPTS/M/2010 tanggal 10 Nopember 2010 yang meliputi ruas jalan Batas Serawak–Aruk- Simpang
Tanjung (11,561 Km), Simpang Tanjung–Galing (29,757 Km), Temajok–Merbau (40,000 Km), Merbau–
Tanah Hitam (25,400 Km), Tanah Hitam–SP. Bantanan II (29,909 Km), SP. Bantanan II–SP. Bantanan I
(12,700 Km), Tanah Hitam–Simpang Empat (13,490 Km), Simpang Empat–Pinang Merah (12,095 Km),
Pinang Merah– Sentebang (27,750 Km), Sentebang– Sungai Sambas Besar (15,650 Km) dan Sungai
Sambas Besar–Tebas (2,150 Km).
Menurut status pengawasan dan kondisi jalan pada tahun 2010 total panjang jalan panjang 1.807.404 km
yang terdiri dari jalan nasional 94.502 km, jalan propinsi 74.300 km, jalan kabupaten 842.153 km, jalan desa 576.806 km dan jalan strategis nasional 219.643 km dengan total kondisi jalan baik 50.292 km, kondisi jalan
RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASIJANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN SAMBAS
Gambar 2.5 Kondisi Jalan di Kawasan Perbatasan Kabupaten Sambas-Malaysia
Sumber: Dokumen SPPIP, 2013
Tabel 2.7Panjang Jalan Menurut Status Pengawasan dan Kondisi Tahun 2010
No. Status Pengawasan
Kondisi Jalan
Jumlah
Baik Sedang Rusak Rusak
Berat
1 Nasional 41.240 44.802 8.460 94.502
2 Propinsi 18.800 25.000 30.500 74.300
3 Kabupaten 279.163 361.620 164. 990 36.380 842.153
4 Desa 131.853 174.032 140.661 130.260 576.806
5 Strategis Nasional 38.236 71. 906 42.474 67.027 219.643
Total 50.292 677.360 387.085 233.667 1.807.404
Sumber: Dokumen SPPIP, 2013
B. Air Bersih
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi penduduk baik untuk memasak/minum maupun
mencuci/mandi.Bagi daerah Kabupaten Sambas, khususnya di daerah pedalaman secara tradisional penggunaan air bersih masih bersumber dari sungai/danau dan air hujan.Akan tetapi di sebagian kecamatan
air bersih dikelola oleh PDAM. Pada tahun 2010 total air minum yang terjual 387.069 m³dengan pemakaian
paling banyak dari rumah tangga 296.046 m³dan pemakaian paling sedikit dari industri 3.231 m³dengan
total nilai penjualan Rp. 2.226.056.000,-.
Capaian air bersih di Kabupaten Sambas pada tahun 2015 masih sangat rendah yaitu 30,41% dengan
jumlah penduduk yang terlayani sebanyak 27.155 jiwa, dengan kapasitas produksi air bersih hanya mencapai 87 liter/detik dan Sambungan Rumah sebanyak 5.431 SR.
Permasalahan yang dihadapi dalam penyediaan air bersih adalah masih rendahnya cakupan pelayanan
memanfaatkan air sistem non perpipaan seperti sungai, sumur, mata air serta air hujan.Keadaan ini
menimbulkan permasalahan kerawanan air terutama bagi masyarakat di daerah pesisir yang wilayahnya memiliki resiko terjadinya intrusi air asin.
C. Persampahan
Pada umumnya, masyarakat Kabupaten Sambas masih mengelola sampah dengan cara dibakar, sedangkan sebagian masyarakat perkotaan mengumpulkan sampah pada titik tertentu dan pada TPS untuk kemudian
diangkut ke TPA. Saat ini TPA yang digunakan adalah TPA Sorat.Permasalahan persampahan merupakan
salah satu aspek yang masih belum diperhatikan, hal ini terlihat adanya kawasan–kawasan terutama pada
kawasan perkotaan dimana sampah bertumpuk di pinggir jalan, pasar, saluran air bahkan sungai.
Pengolahan sampah di perkotaan saat ini sudah mulai menerapkan pola 3 R (Reduce, Reuse dan Recycle).Meskipun baru diterapkan pada beberapa kawasan saja, namun upaya pengolahan sampah berkelanjutan dengan pola 3R ini sudah mulai dilakukan sejak tahun 2009. Adapun beberapa kawasan yang
sudah dilakukan pilot project pembangunan Tempat pengolahan Sampah Terpadu (TPST) antara lain Desa Lubuk Dagang, Kecamatan Sambas; Desa Tebas Kuala Kecamatan Tebas dan Desa Penjajap Kecamatan
Pemangkat.
Kabupaten Sambas sampai dengan tahun 2015 telah memiliki 3 unit fasilitas 3R yang hanya dapat mencapai
angka pengurangan sampah sebesar 2,01%. Dalam pengangkutan sampah, Kabupaten Sambas memiliki kendaraan pengangkut sampah dengan kapasitas 121,00 m3/unit yang terdiri dari 10 unitDump Truck.
Gambar 2.6 Tempat Pembuangan Sampah Akhir Kabupaten Sambas
Sumber: Dokumen SPPIP, 2013
D. Drainase dan Air Limbah
Kondisi drainase pada kawasan perkotaan, sebagian sudah terbangun, namun terdapat ruas jalan yang masih belum memiliki drainase.Kondisi drainase saat ini masih ada yang bertumpuk sampah dan tidak
RENCANA PEMBANGUNAN INVESTASIJANGKA MENENGAH (RPIJM)
KABUPATEN SAMBAS
Sedangkan pengolahan air limbah belum dirasakan menjadi kebutuhan bagi masyarakat di Kabupaten
Sambas. Pengolahan limbah rumah tangga saat ini masih dialirkan langsung ke saluran drainase maupun sungai terdekat karena Kabupaten Sambas masih belum memiliki Instalasi Pengolahan Limbah.
Capaian cakupan pelayanan air limbah di Kabupaten Sambas pada Tahun 2015hanya mencapai 9,24%, dengan 9 unit tangki septik yang ada dapat melayani 46.719 jiwa, dan 1.300 jiwa yang terlayani MCK
komunal
Beberapa isu strategis daerah Kabupaten Sambas dalam lima tahun (2012-2016) mendatang, yaitu sebagai berikut:
a. Kabupaten Sambas dilalui jaringan jalan arteri primer Pontianak–Sungai Pinyuh–Singkawang–
Sambas–Aruk–Perbatasan Sarawak; serta jaringan jalan trans kalimantan poros utara Temajok–
Aruk– Jagoi Babang– Sanggau Ledo– Ledo- Serimbu– Balai Karangan– Nanga Merakai–
Nanga Kantuk–Nanga Badau;
b. Bagian utara wilayah Kabupaten Sambas merupakan wilayah perbatasan dengan Malaysia;
c. Pengembangan wilayah Kabupaten Sambas dipacu melalui pengembangan lima pusat
pertumbuhan yakni Kota Pemangkat, Tebas, Sambas, Sekura, dan Aruk dimana Aruk dikembangkan menjadi Border Development Center (BDC);
d. Penyediaan infrastruktur pendukung permukiman terkait dengan air bersih, persampahan dan jaringan drainase yang memadai bagi masyarakat kawasan perkotaan sangat dibutuhkan terkait dengan rendahnya pelayanan infrastruktur yang ada;
e. Minimnya ketersediaan infrastruktur dasar, terutama di kawasan perbatasan;
f. Belum optimalnya sistem distribusi dan koneksi hasil produksi pertanian, perikanan dan kelautan