BAB II
GAMBARAN UMUM KABUPATEN PULANG PISAU
2.1.
Karakteristik Fisik dan Tata Ruang
2.1.1. Luas dan Batasan Wilayah
Kabupaten Pulang Pisau merupakan salah satu dari 14 kabupaten/kota yang ada dalam
wilayah Propinsi Kalimantan Tengah. Letak Kabupaten Pulang Pisau berada di sebelah
Timur bagian Selatan Kab. Kapuas berada pada 10º s/d 0º Lintang Selatan
Latitude South
110º s/d 120º Bujur Timur
Longitude East
Lihat
Gambar 2.1.
Peta Orientasi)
dengan batas administrasi sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Gunung Mas.
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Kapuas.
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Katingan
Gambar 2.1
Secara administrasi Kabupaten Pulang Pisau yang luasnya 8.977 Km². Luas tersebut
terbagi dalam 8 wilayah kecamatan. Dengan luas pelayanan kecamatan sebesar itu
dan jumlah 99 Desa, maka setiap administrasi Desa atau Kelurahan melayani
wilayah yang sangat luas seperti pada
Tabel 2.1.
Pulang Pisau selain menjadi ibu
Tabel 2.1.
Luas Wilayah Kabupaten Pulang Pisau/Kecamatan dan Persentase Terhadap
Kabupaten Pulang Pisau
42,25% dari luas Kabupaten Pulang Pisau secara keseluruhan Kecamatan terluas
kedua adalah kecamatan Jabiren Raya dengan luas 1.323 km² atau 14,70% dari luas
wilayah Kabupaten Pulang Pisau. Kecamatan yang mempunyai luas terbesar ketiga
dan keempat adalah Kecamatan Kahayan Kuala dan kecamatan Kahayan Tengah
dengan masing-masing luas 1.155 km² (12.08%)
dan 783 km².(8.70%). Sedangkan
kecamatan yang paling kecil luas wilayahnya adalah Kecamatan Kahayan Hilir
Gambar 2.2
2.1.2. Karakteristik Fisik Dasar
Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang selalu dibutuhkan dalam setiap
kegiatan. Terutama dalam era pembangunan yang dewasa ini selalu ditingkatkan.
Tanah sebagai letak kegiatan yang dibebani untuk menampung semua kegiatan
mengakibatkan kebutuhan akan tanah semakin bertambah, sementara Iuas tanah
senantiasa tetap.
Disamping Iuas tanah yang tidak akan pemah bertambah, tidak semua tanah dapat
digunakan untuk berbagai jenis kegiatan, karena tanah mempunyai faktor pembatas,
baik dari segi fisik maupun dari segi hukum. Faktor pembatas, dari segi fisik yaitu:
kemampuan tanah, ketinggian, jenis tanah, kesuburan dan lain sebagainya,
sedangkan dari segi hukum meliputi penguasaan hak yang telah ada diatas tanah
tersebut. Oleh karena penting sekali untuk melihat karakteristik fisik dasar yang
terdapat dalam wilayah Kabupaten Pulang Pisau.
Ketinggian atau topografi merupakan faktor yang panting di dalam penyebaran
kegiatan budidaya terutama pertanian, sehingga ketinggian merupakan faktor yang
perlu diperhatikan di dalam pembangunan pertanian dalam arti Iuas. Ketinggian
tempat dari permukaan air laut berpengaruh terhadap suhu udara, yaitu setiap naik
100 m suhu akan turun rata-rata 0,6°, sehingga makin tinggi suatu tempat akan
menyebabkan daerah tersebut mempunyai suhu lebih rendah.
Kabupaten Pulang Pisau terletak pada daerah beriklim panas dan lembab, karena
secara geografis, masih terletak di sekitar khatulistiwa dan bercurah hujan tinggi.
Suhu berkisar 21° C - 23° C dan maksimal 36° C. Curah Hujan di Kabupaten Pulang
Pisau mulai dari wilayah Selatan hingga ke pedalaman yang menjadi semakin
meningkat. Jumlah curah hujan 2000-2500 mm dengan luas wilayah 318.049,54 Ha,
terdapat dibagian selatan Kabupaten Pulang Pisau. Untuk curah hujan 2500 - 3500
mm / tahun meliputi bagian tengah kabupaten Pulang Pisau.
Potensi hidrologi Kabupaten Pulang Pisau cukup besar, terutama adanya aliran
beberapa sungai antara lain Sungai Kapuas, Sungai Kapuas Murung, dan beberapa
sungai kecil Iainnya.
Jenis tanah daerah selatan berbeda jenis tanah yang terdapat daerah hulu utara.
Jenis tanah yang terbentuk erat hubungannya dengan bahan induk (geologi), iklim
dan keadaan medannya. Secara garis besar, jenis tanah yang terdapat di Wilayah
A. Aluvial Hidromorfik
Jenis tanah terbentuk dari hasil endapan sungai tanah ini pada umumnya
terdapat di daerah cekungan atau disekitar bantaran sungai. Tanah ini relatif Iebih
subur dibandingkan dengan tanah Iainnya di Kalimantan Tengah akan tetapi
tanahnya bersifat asam sampai agak asam.
A. Aluvial Hidromorfik Kelabu
Jenis tanah terbentuk dari hasil endapan sungai tanah ini pada umumnya
terdapat di daerah cekungan atau disekitar bantaran sungai dan sering
tergenang. Tanah ini relatif Iebih subur dibandingkan dengan tanah Iainnya di
Kalimantan Tengah dan tanahnya bersifat asam sampai agak asam.
B. Aluvial Marin
Jenis tanah terbentuk dari hasil endapan air laut yang dipengaruhi oleh pasang
surutnya air laut. Tanah ini terdapat di daerah pantai.
C. Podsolik
Tanah podsolik merupakan jenis tanah yang sering dijumpai terletak menyebar di
tengah sampai hulu sungai. Tanah podsolik telah mengalami perkembangan Iebih
lanjut, bersolum dalam, terbentuk dari bahan induk batu liat, dengan bentuk
wilayah berombak sampai agak berbukit. Wama tanah podsolik ini adalah warna
coklat sampai merah kuning dengan tekstur halus sampai kasar, dan memiliki
drainase baik dengan reaksi tanah masam.
D. Organosol
Tanah organosol terbentuk akibat dari timbunan bahan organik yang berasal dari
sisa-sisa tumbuhan, yang tidak terdekomposisi akibat dari lingkungan yang tidak
mendukung terjadinya pelapukan oleh bakteri. Tanah ini berwama gelap dan
bersifat asam sampai sangat asam. Jenis tanah ini banyak terdapat diwilayan
bagian selatan sampai kebagian tengah dari kabupaten Pulang Pisau.
2.1.3. Karakteristik Sumber Daya Alam
Kabupaten Pulang Pisau merupakan salah satu kabupaten yang mempunyai potensi
sumberdaya alam yang cukup besar. Sumberdaya alam yang terdapat di Kabupaten
Pulang Pisau, sebagian besar adalah hutan dan hasil ikutannya, tambang baik yang
telah dilakukan eksploitasi maupun masih dalam taraf ekplorasi. Di samping itu juga
mempunyai potensi sumberdaya sungai, obyek wisata, serta sumberdaya lahan yang
petemakan.
Sumber daya mineral di Kabupaten Pulang Pisau berdasarkan hasil penyelidikan
yang dilakukan baik oleh pemerintah maupun oleh perusahaan - perusahaan
pertambangan telah diperoleh data adanya beberapa bahan galian di daerah ini. Dari
beberapa bahan galian tersebut baru sebagian kecil yang telah diketahui potensinya,
dan sebagian besar masih memerlukan penyelidikan lebih lanjut bila perlu untuk
dikembangkan.
Potensi tambang dan bahan galian seperti Emas, Batu bara, Gambut, Kaolin, Batu
Gamping, dan Pasir Kwarsa serta tanah liat. Jenis bahan galian ini terletak menyebar
di kecamatan Kabupaten Pulang Pisau. Pada umumnya perusahaan yang bergerak
pada bidang pertambangan tersebut baru dalam tahap penyelidikan tahap awal untuk
mengetahui cadangan deposit bahan tambang. Akan tetapi beberapa dari
perusahaan pertambangan melakukan eksploitasi.
2.1.4. Karakteristik Lingkungan
Karakteristik fisik alam wilayah disamping memberikan sumberdaya yang dapat
dikembangkan untuk menunjang kehidupan wilayah, juga memberikan kendala
pengembangan untuk menjaga agar kehidupan wilayah dapat terus berlanjut. Apabila
pemanfaatan sumberdaya alam tidak dilakukan secara bijaksana dan kendala fisik
alam tidak diperhatikan, maka kondisi lingkungan akan cenderung rusak dan
keberlanjutan kehidupan tidak dapat dijamin.
Mengingat karaktenstik dasar dan kekayaan alam yang dimiliki, lingkungan fisik
Wilayah Kabupaten Pulang Pisau sangat rawan untuk menurun kualitasnya. Oleh
karena itu banyak hal yang harus mendapat perhatian dalam pengembangan
wilayah, agar kondisi lingkungan tetap terjaga, yang pada akhirnya akan menjamin
keberlanjutan kehidupan wilayah. Kondisi lingkungan yang rawan terganggu oleh
pemanfaatan sumberdaya alam adalah berkaitan dengan intensitas pemanfaatan dan
cara pemanfaatan sumberdaya alam, baik sumberdaya alam yang dapat
diperbaharui, maupun sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui, serta
pemanfaatan lahan yang tidak memperhatikan kendala lingkungan dan kesesuaian
lahan. Persoalan lingkungan yang telah muncul di Kabupaten Pulang Pisau saat ini
menjaga kelestanan penggunaan lahan dibawahnya.
Karakter lingkungan alam non hayati wilayah studi yang perlu diwaspadai adalah
potensi bahaya alam. Adapun bahaya alam yang berupa bahaya geologi terdiri atas
banjir genangan dan banjir bandang, gerakan tanah (terutama Iongsoran tanah), dan
lempung yang mengembang
(exfansive clay).
Erosi adalah terkikisnya lapisan tanah oleh air. Keadaan erosi erat kaitannya dengan
keadaan lereng dan tutupan vegetasi dipermukaan tanahnya. Tingkat erosi di
Kabupaten Pulang Pisau sudah mulai kelihatan seperti pengendapan sungai Kapuas
terutama dibagian muara sungai terlihat bahwa daerah pantai yang dekat dengan
muara sungai kapuas sangat berlumpur, hal ini disebabkan karena sebagian wilayah
kabupaten Pulang Pisau sudah mulai terbuka artinya tidak lagi tertutup oleh vegetasi.
Pengikisan yang kelihatan terjadi disekitar tebing sungai dan pada lokasi pengelolaan
hutan dan kegiatan masyarakat lainnya.
2.1.5. Karakteristik Penggunaan Lahan
Penggunaan tanah di suatu daerah mencerminkan hubungan antara faktor fisik tanah
dengan manusia dan kegiatannya. Suatu wilayah yang jumlah penduduknya masih
sedikit akan memperlihatkan pola penggunaan tanah yang belum bervariasi. Pola
penggunaan tanah di Kabupaten Pulang Pisau dapat dikelompokan menjadi 3
kelompok yaitu :
a. Penggunaan tanah menetap terdiri dari pemukiman, perkebunan, sawah dan
kebun campuran.
b. Penggunaan tanah tidak menetap, yaitu perladangan, semak, dan alang - alang
serta hutan belukar.
c. Tanah yang belum diusahakan yaitu hutan, sungai dan danau.
Terdapatnya ladang berpindah dengan rotasi pada periode tertentu. Jika tanahnya
masih dapat menghasilkan baik maka lahan tersebut akan diusahakan, sebaliknya
jika tanah tersebut tidak memuaskan maka akan ditinggalkan sehingga Iuas lahan
2.1.6. Karakteristik Sosial Kependudukan
Penduduk merupakan salah satu elemen penting dari suatu wilayah, yang
memberikan ciri kehidupannya. Dengan segala kegiatannya, penduduk menentukan
dinamika kehidupan suatu wilayah. Oleh sebab itu berikut ini akan dibahas mengenai
aspek kependudukan dan sosial budaya.
2.1.6.1.
Pertumbuhan Penduduk
Usia 25
–
29 dan 5
–
9 tahun mendominasi jumlah penduduk kabupaten Pulang
Pisau baik laki-laki maupun perempuan, itu pertanda bahwa daerah sedang dalam
kondisi berkembang. Berikut piramida penduduk Kabupaten Pulang Pisau yang
tertuang dalam
gambar 2.4,
Gambar 2.4
Pertambahan penduduk dan perkembangan penduduk Kabupaten Pulang Pisau
dalam dekade terakhir ini dapat dilihat pada
Tabel 2.2.
Dalam tabel tersebut terlihat
terkonsentrasi pada wilayah ibukota kecamatan, karena sebagian besar kegiatan
perekonomian dan aktivitas penduduk terkonsentrasi tersebut.
Kecamatan Kahayan Hilir merupakan kecamatan yang mempunyai jumlah penduduk
terbesar yaitu 26.654 jiwa, dengan tingkat pertumbuhan yaitu rata-rata tingkat
pertumbuhan hanya 1,17 % pertahun. Hal ini dapat dipahami karena lokasi
Kecamatan Kahayan Hilir yang strategis, dan merupakan pusat kegiatan sosial
ekonomi di Kabupaten Pulang Pisau dimana Kahayan Hilir sebagai Ibukotanya.
Kecamatan Maliku mempunyai jumlah penduduk terbesar kedua yaitu 23.278 jiwa
dengan tingkat pertumbuhan 1,63 % pertahun. Sedangkan kecamatan yang memiliki
jumlah penduduk terkecil adalah Kecamatan Kahayan Tengah yaitu 7.502 jiwa yang
mempunyai perkembangan penduduk 1,60%.
Tabel 2.2.
Perkembangan Penduduk Tahun 2000
–
2011 di Kabupaten Pulang Pisau
No
Kab
2000
2010
2011
1. Kahayan Kuala 6.722 18.151 20.101 2. Sebangau Kuala 9.473 7.993 3. Pandih Batu 9.816 19.744 20.064 4. Maliku 9.067 22.898 23.278 5. Kahayan Hilir 26.188 26.654 6. Jabiren Raya 6.403 7.751 7.882 7. Kahayan Tengah 7.384 7.502 8. Banama Tingang 6.441 8.394 8.599 PULANG PISAU 38.449 119.983 122.073 Sumber : Pulang Pisau Dalam Angka 2012
2.1.6.2.
Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk Kabupaten Pulang Pisau pada tahun 2011 adalah 14 jiwa /
Km
2. Angka tersebut menunjukkan kepadatan penduduk Kabupaten Pulang Pisau
masih sangat rendah. Hal ini mengingat luas wilayah kabupaten dan belum
intensifnya kegiatan ekonomi pada wilayah ini. Penyebaran penduduk di Kabupaten
Tabel 2.3
Kepadatan Penduduk Kabupaten Pulang Pisau
No
Kecamatan
Luas Area
Penduduk
Kepadatan
Penduduk
Km²
%
Km²
%
1.
Kahayan Kuala1.155
12,84
20.101
16,47
17
2.
Sebangau Kuala3.801
42,25
7.993
6,55
2
3.
Pandih Batu536
5,96
20.064
16,43
37
4.
Maliku413
4,59
23.278
19,07
56
5.
Kahayan Hilir360
4,00
26.654
21,83
74
6.
Jabiren Raya1.323
14,70
7.882
6,46
6
7.
Kahayan Tengah783
8,70
7.502
6,15
10
8.
Banama Tingang626
6,96
8.599
7,04
14
∑
PULANG PISAU8.997
100,00
122.073
100,00
14
Sumber: Pulang Pisau Dalam Angka, tahun 2012Tabel 2.4
Rasio Jenis Kelamin Kabupaten Pulang Pisau
No
Kecamatan
Penduduk
Rasio Jenis
Kelamin
Laki-laki Perempuan Jumlah
1.
Kahayan Kuala10.265
9.836
20.101
104
2.
Sebangau Kuala4.349
3.644
7.995
119
3.
Pandih Batu10.519
9.545
20.064
110
4.
Maliku12.017
11.261
23.278
107
5.
Kahayan Hilir13.794
12.860
26.645
107
6.
Jabiren Raya4.104
3.778
7.882
109
7.
Kahayan Tengah3.923
3.579
7.502
110
8.
Banama Tingang4.474
4.125
8.599
108
Pulang Pisau
63.445
58.628
12.2073
108
2.1.6.3. Struktur Penduduk
Berdasarkan data jumlah penduduk Kabupaten Pulang Pisau pada tahun 2011,
sebesar 122.073 jiwa terdiri dari 63.445 jiwa (52.00 %) adalah perempuan dan
sebesar 58.628 jiwa
(
48,00
%) adalah laki-laki. Dengan demikian perbandingan seks
ratio (laki-laki terhadap perempuan) adalah sebesar 1,08 %,
lihat tabel 2.4.
Dari 112.073 jiwa penduduk Kabupaten Pulang Pisau 44.85 % merupakan penduduk
usia belum produktif dan jumlah penduduk untuk usia produktif mencapai 51.33
%.Sedangkan yang tidak produktif sebanyak 3,81 %. Gambaran struktur penduduk
menurut kelompok umur di Kabupaten Pulang Pisau disajikan pada
Tabel 2.5.
Tabel 2.5.
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kabupaten Kapuas Tahun 2011
Kelompok
Umur
Laki-laki Perempuan
Jumlah
%
Klasifikasi
0 – 4 6.350 5.717 12.067
Sumber, Hasil Olahan dari Pulang Pisau dalam angka 2012
2.1.6.4.
Mobilitas Penduduk
Pada dasamya jumlah penduduk Kabupaten Kapuas selalu meningkat dari tahun ke
tahun, namun tingkat pertumbuhannya bervariasi pada setiap periode. Pertumbuhan
penduduk Kabupaten Kapuas disebabkan oleh oleh pertumbuhan alamiah dan
migrasi. Akan tetapi dengan melihat pola perubahan laju pertumbuhan penduduknya
dari periode ke periode yang lain, menunjukkan bahwa pertumbuhan penduduk
Kabupaten ini cenderung didominasi oleh pertumbuhan karena migrasi masuk,
karena adanya daya tarik sektor pertambangan, perkebunan, industri dan jasa serta
2.2.
Karakteristik Perekonomian
2.2.1. Pertumbuhan Ekonomi
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan jumlah produk nilai barang dan
jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi atau jumlah balas jasa yang diterima
oleh faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi, jumlah pengeluaran yang
dilakukan untuk konsumsi rumah tangga, lembaga swasta, konsumsi pemerintah,
dan perubahan ekspor neto dari satu daerah. Dengan demikian dengan angka PDRB
dapat terlihat seberapa besar kegiatan perekonomian yang dihasilkan dalam kurun
waktu tertentu (satu tahun) di Kabupaten Pulang Pisau dan pertumbuhan dari
kegiatan perekonomian Kabupaten Pulang Pisau jika dibandingkan dengan tahun
sebelumnya.
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Pulang Pisau dari berbagai kegiatan ekonomi yang
terjadi di wilayah kabupaten Pulang Pisau atas dasar harga berlaku pada tahun 2003
adalah sebesar 9.60 %. Sedangka pada tahun 2004 terjadi penurunan menjadi 7.89 %.
Tabel 2.6.
Produksi Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Konstant 2000
Kabupaten Pulang Pisau
Sumber: Pulang Pisau Dalam Angka 2012
Ciri perekonomian suatu daerah ditunjukan oleh sumbangan masing - masing sektor
ekonomi / lapangan usaha yang menggambarkan struktur ekonomi daerah. Secara
kuantitatif dapat diukur dengan indikator peranan PDRB menurut lapangan usaha atas
dasar harga konstan. Peranan PDRB Kabupaten Pulang Pisau menurut sektor ekonomi
disajikan dalam
Tabel 2.7.
Sektor pertanian mendominasi lapangan usaha di kabupaten
Pulang Pisau, diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran, kemudian jasa-jasa,
bangunan/konstruksi dan yang paling kecil adalah sektor pertambangan dan penggalian.
Tabel 2.7.
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha di kabupaten
Pulang Pisau
No
Lapangan Usaha
2009
2010
2011
1.
Pertanian
650.073,06
743.337,42
841.621,96
2.
Pertambangan dan
Penggalian
3.082,16
3.453,97
3.918,33
3.
Industri Pengolahan
63.535,60
70.401,20
76.856,22
4.
Listrik dan Air Bersih
4.330,40
4.837,56
5.383,79
5.
Bangunan/Konstruksi
83.811,59
91.083,85
105.240,51
No
Lapangan Usaha
2009
2010
2011
Restoran
7.
Pengangkutan dan
Telekomunikasi
29.586,82
32.287,99
34.870,30
8.
Keuangan, Persewaan
dan Jasa Perusahaan
22.489,68
23.020,50
24.498,98
9.
Jasa-jasa
110.218,34
125.872,38
146.743,51
Total
1.141.907,85 1.294.241,50
1.465.302,03
Sumber: Pulang Pisau Dalam angka, 2012
2.3. Karakteristik Sarana dan Prasarana Sosial
2.3.1. Pemukiman
Kondisi pemukiman di wilayah Kabupaten Pulang Pisau ditinjau dari pola
pembentukannya pada umumnya membentuk pola linier. Bentuk pola linier ini
diperlihatkan
oleh
suatu
pemukiman
yang
berkelompok
dengan
pola
perkembangannya membentuk dan memanjang sepanjang tepian jalur-jalur aliran
sungai dan jaringan jalan yang ada.
Pembentukan pola pemukiman ini sangat dimaklumi mengingat kondisi fisik di
Kabupaten Pulang Pisau merupakan daerah yang banyak dilalui sungai, terlebih
keberadaan sungai ini dijadikan urat nadi lalu lintas kegiatan sosial ekonomi
penduduknya. Adapun bentuk pola pemukiman seperti ini dapat dilihat berdiri dan
memanjang pada setiap kecamatan - kecamatan yang dilaluinya, misalnya sepanjang
Sungai Kapuas dan Sungai Kahayan dan beberapa sungai kecil lainnya.
Pemukiman umumnya berada di bantaran sungai atau tepian sungai. Hal ini
disebabkan kebiasaan dalam menggunakan sungai disamping jalur transportasi, juga
tempat mandi, cuci, menangkap ikan, dan lain - lain. Sedangkan sungai-sungai kecil
yang bermuara di Sungai Kapuas juga terdapat permukiman.
Disamping itu terdapat suatu bentuk pola permukiman yang teratur yaitu pola
pemukiman yang diperlihatkan oleh pemukiman-pemukiman transmigrasi di
Kabupaten Pulang Pisau yang umumnya disebut Satuan Pemukiman (SP). Pola
bangunan rumah yang dijadikan sebagai tempat kegiatan sosial (istirahat, berkumpul
dengan keluarga) dikelilingi oleh Iahan-lahan yang secara Iangsung dijadikan sebagai
tempat melakukan kegiatan ekonomi mereka (bertani, berkebun)
2.3.2. Pendidikan
Kelengkapan fasilitas pendidikan di Kabupaten Pulang Pisau ditunjukkan dengan
keberadaan sarana pendidikan yang ada, mulai dari Sekolah Dasar hingga sekolah
pendidikan tinggi setingkat universitas. Distribusi dari masing - masing jenis fasilitas
pendidikan di setiap kecamatan pada umumnya cukup merata, Sedangkan untuk
pendidikan tinggi hanya terdapat di Kabupaten Pulang Pisau. Adapun kondisi
kegiatan pendidikan yang dirinci menurut tingkatan pendidikan dan kecamatan di
Kabupaten Pulang Pisau dapat diuraikan seperti di bawah ini.
Tabel 2.8
Angka Partisipasi Kasar (APK) Menurut Jenjang Pendidikan di Kabupaten Pulang
Pisau 2010 - 2011
No
Jenjang Pendidikan
APK
2010
2011
1.
SD/MI
87
107,99
2.
SMP/MTs
82
85,63
2.3.3. Kesehatan
Peranan sumber daya manusia yang berkualitas memegang peranan penting bagi
suksesnya kegiatan pembangunan di suatu wilayah atau daerah. Salah satu kunci
dalam menentukan kualitas sumber daya manusia tersebut dapat dilihat dari tingkat
kesehatannya. Berkaitan dengan hal tersebut, untuk menyiapkan sumber daya yang
berkualitas, ketersediaan sarana kesehatan untuk melayani kesehatan penduduk
sangatlah penting. Pelayanan kesehatan penduduk Kabupaten Pulang Pisau ditandai
dengan tersedianya sarana dan prasarana kesehatan berupa rumah sakit,
puskesmas dan puskesmas pembantu, dokter serta apotik. Data jumlah fasilitas
kesehatan di Pulang Pisau dapat dilihat pada
Tabel 2.9.
Tabel 2.9.
Banyaknya Unit Kesehatan di Kabupaten Pulang Pisau 2005 - 2011
No
Jenis Unit Kesehatan
2007
2008
2009
2010
2011
Didalam kegiatannya, keberadaan rumah sakit adalah untuk melayani kesehatan
penduduk dengan tenaga dan peralatan medis yang cukup lengkap dan dapat menerima
pasien yang membutuhkan perawatan darurat atau perawatan secara intensif melalui
rawat - inap. Berdasarkan hal tersebut kebutuhan akan sarana rumah sakit dirasakan
sangat penting, tetapi hingga saat ini fasilitas kesehatan Rumah Sakit hanya ada 1 di
ibukota Kabupaten Pulang Pisau.
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) diadakan untuk melayani kesehatan
penduduk dengan kegiatan pelayanan berlangsung dalam periode waktu tertentu (jam
kerja), sedangkan Puskesmas Pembantu mempunyai prinsip kerja dan pelayanan yang
berlokasi cukup jauh dari sarana pelayanan kesehatan yang ada. Adapun jumlah sarana
kesehatan Puskesmas di Kabupaten Pulang Pisau adalah 51 unit yang tersebar relatif
merata di setiap kecamatan.
Praktek dokter adalah suatu pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat
dalam suatu ruang Iingkup tertentu, serta kegiatan pelayanannya diorientasikan dalam
waktu - waktu tertentu (pagi atau sore hari). Pelayanan kesehatan yang ditunjukan oleh
kegiatan prakter dokter dimaksudkan melayani kesehatan penduduk yang tidak dapat /
sempat dilakukan pada jam - jam kerja seperti yang biasanya dilakukan oleh sarana
kesehatan lain, serta dengan radius yang cukup dekat sehingga penduduk / pasien yang
sangat membutuhkan pemeriksaan akan dapat terlayani. Di Kabupaten Pulang Pisau
kegiatan pelayanan kesehatan ini berjumlah 9 dokter umum, dan 282 paramedis. Berikut
keterangan tabelnya:
Tabel 2.10
Banyaknya Puskesmas dan Jumlah Tenaga Medis di Kabupaten Pulang Pisau Tahun
2011
No
Nama Kecamatan
Banyak
Puskesmas
Jumlah Tenaga Medis
Dokter
Dokter Gigi Paramedis
Lainnya
Sumber, Pulang Pisau Dalam angka 2012
2.3.4. Peribadatan
Sarana peribadatan penduduk di Wilayah Kabupaten Kapuas sangat beragam
jenisnya. Hal ini berkaitan dengan bervariatifnya jenis agama yang diyakini oleh
penduduk wilayah tersebut. Dilihat dari struktur penduduk menurut agamanya maka
mayoritas penduduk di wilayah Kabupaten Kapuas merupakan penganut agama
Islam sebanyak 271.984 jiwa, kemudian agama Kristen Protestan yaitu sebanyak
20.648 jiwa, dan agama yang dianut paling sedikit oleh masyarakat adalah Agama
Budha yaitu sebanyak 123 jiwa.
Tabel 2.11
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Agama yang dianut
di Kabupaten Pulang Pisau 2010
No Kecamatan
Agama
Lainnya Jumlah
Islam Katholik Protestan Budha Hindu
1.
Sumber, Pulang Pisau Dalam Angka 2012
Berdasarkan kondisi pemeluk agama di kabupaten Pulang Pisau ini, maka jumlah
dan distribusi sarana peribadatan yang berupa Masjid serta Gereja cukup merata
pada masing-masing wilayah kecamatan. Di Kabupaten Pulang Pisau, jumlah fasilitas
peribadatan terdiri dari Masjid sebanyak 129 unit, Langgar 234 unit, Mushola 6 unit
Gereja sebanyak 92 unit, Pura dan Balai Kaharingan sebanyak 63 unit. Jumlah
Tabel 2.12.
Banyaknya Tempat Ibadah Menurut Kecamatan di Kabupaten Pulang Pisau
Tahun 2011
Sumber : Kabupaten Pulang Pisau Dalam Angka, 2012
2.4.
Karakteristik Sarana dan Prasarana Lainnya
2.4.1. Air Bersih
Pemakaian air bersih merupakan kebutuhan pokok yang harus dikonsumsi penduduk
secara rutin guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Baik buruknya
pelayanan air bersih akan sangat bergantung pada ketersediaan bahan baku air
untuk pengolahan Iebih lanjut. Hingga saat ini sumber bahan baku air yang tersedia
untuk diolah dan dijadikan air bersih, semua diambil dari sumber bahan baku air
sungai.
Penduduk yang menggunakan sarana air bersih yang disediakan PDAM masih relatif
kecil, karena penduduk terutama yang berada di tepian sungai telah menjadikan air
sungai tersebut sebagai sarana keperluan air minum ataupun Mandi Cuci dan Kakus
(MCK) secara Iangsung yang belum tentu terjamin kesehatannya. Pelayanan air
bersih dari PDAM di Kabupaten Pulang Pisau persebarannya belum merata di setiap
kecamatan oleh hanya terpusat kepada kota-kota kecamatan dan beberapa desa
PDAM Kabupaten Pulang Pisau saat ini beroperasi dengan kapasitas terpasang
sebesar 202,5 l/det, terdiri dari 4 lokasi di perkotaan (pusat dan cabang-cabang) serta
12 lokasi IKK dan pedesaan. Jumlah sambungan 12.650 pelanggan. Cakupan
wilayah pelayanan yang dapat dicapai PDAM hingga saat ini adalah 11 % dari
penduduk kabupaten Kapuas, atau 1% penduduk daerah pelayanan. Kapasitas
Produksi air bersih menurut lokasi PDAM di Kab Pulang Pisau tahun 2010 tidak
termasuk pelayanan skala pedesaan dapat dilihat pada
Tabel 2.13.
Tabel 2.13
Kapasitas Produksi Air Minum dirinci Menurut Lokasi Perusahaan Daerah Air
Minum di Kabupaten Pulang Pisau Tahun 2010
Nama PDAM Kapasitas Produksi Sumber Air
Potensi Efektif
Cab. Pulang Pisau 40 lt/dt 30 lt/dt S. Kahayan
Unit IKK Bukit Rawi 2,5 lt/dt 1,5 lt/dt Sumur Bor/Air
Tanah
Unit IKK Buntoi 2,5 lt/dt 2 lt/dt S. Kahayan
Sumber : Pulang Pisau Dalam Angka, 2012
Secara keseluruhan PDAM Pulang Pisau menggunakan sumber air baku dari sungai
dengan kapasitas sumber air yang relatif besar.
Banyaknya Pelanggan Air Bersih dan Jumlah Air Bersih yang disalurkan menurut
Katagori Pelanggan tahun 2010 di kabupaten Pulang Pisau dapat dilihat pada
Tabel
2.14.
Tabel 2.14.
Jumlah Pelanggan Air Minum dan Jumlah Air Minum yang disalurkan dan
dirinci Menurut Kategori Pelanggan 2010
No Kategori Pelanggan Banyaknya Pelanggan
Banyaknya
2. Non Niaga (non komersial)
No Kategori Pelanggan Banyaknya
Sumber : Pulang Pisau Dalam angka, 2012
Dari tabel tersebut di atas dapat diketahui bahwa jumlah pelanggan yang paling
banyak menurut kategori adalah sambungan rumah tangga (SR) sebanyak 1.723
pelanggan kemudian diikuti oleh pelanggan kategori pelanggan pemerintah sebanyak
54 pelanggan.
2.4.2. Listrik
Jumlah pelanggan PLN di Kabupaten Pulang Pisau sampai dengan tahun 2011
sebanyak 21.301 pelanggan. Dari jumlah pelanggan tersebut lebih dari 99% lebih
atau sebanyak 19.781 pelanggan adalah pelanggan Rumah Tangga sebesar 19.781
pelanggan, kemudian diikuti oleh jumlah pelanggan kategori sosial sebanyak 712
pelanggan, dan 611 pelanggan bangunan swasta/bisnis. Daya yang tersambung di
kabupaten Pulang Pisau total sebanyak 15.547.550 sambungan, terbesar terdapat
pada kategori pelanggan rumah tangga sebanyak 12.212.350 sambungan, ini berarti
kebutuhan akan listrik di kabupaten Pulang Pisau lebih dari cukup.
Tabel 2.15.
Tabel 2.15
Jumlah Pelangan Listrik kabupaten Pulang Pisau Tahun 2011
No Jenis Pelanggan Jumlah
Pelanggan
Daya Tersambung
(VA)
1. Bangunan Pemerintah/Kantor (P1) 155 594.900
2. Bangunan Swasta/Bisnis dan BUMN (B1-BB6) 611 1.615.100
2.4.3. Telekomunikasi
Kebutuhan akan prasarana telekomunikasi dirasakan sangat penting karena manfaat
dari pelayanan jasa tersebut sangat dirasakan oleh masyarakat. Prasarana
telekomunikasi umum yang dimiliki Kabupaten Kapuas berupa Kantor Pos, Pos
Pembantu dan Wartel. Kecamatan selat dimana terdapat kota kuala kapuas yang
merupakan pusat pelayanan sosial kabupaten Kapuas mempunyai jumlah sarana
komunikasi terlengkap. Jumlah dan persebarannya dapat dilihat pada
Tabel 2.64.
Tabel 2.16.
Banyaknya Kantor Pos/Pos Pembantu, Rumah Pos, Pos Keliling, Kantor Pos
dan Bis Surat di Kab Pulang Pisau
Tahun 2011
Sumber : Pulang Pisau dalam angka, 2012