• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KECERDASAN INTRAPERSONAL MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KECERDASAN INTRAPERSONAL MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH KECERDASAN INTRAPERSONAL MOTIVASI BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA

Drs. Marlan, M.Si Dosen Kopertis Wilayah I Dpk. USI

Abstract

This research is aimed to influence intrapersonal intelligence to student’s learning motivation in mathematics subject from student’s motivation. The place used as research is SMA Sultan Agung Pematang Siantar. This research was conducted in October 2015 until February in 2016. The number of samples in this study were 30 students. The independent variable in this research is intrapersonal intelligence, while the dependent variable is the student's learning motivation. The results showed that intrapersonal intelligence has a positive and significant effect on students ’learning motivation in mathematics subjects, lectures that are better intrapersonal lectures can improve students' learning motivation for the better.

--- Keyword : Intrapersonal And Motivation Learning

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh mutu pendidikan. Pendidikan pada dasarnya adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya, sehingga mampu menghadapi segala perubahan dan permasalahan yang dihadapi. Indonesia sangat membutuhkan sumbangan yang optimal dari warga negara Indonesia.

Mutu pendidikan Indonesia teruta-ma dalam teruta-mata pelajaran teruta-mateteruta-matika masih rendah. Banyak data yang menukung opini ini, seperti: (1) data UNESCO menunjukkan, peringkat

mate-matika Indonesia berada di deretan 34 dari 38 negara. Sejauh ini, Indonesia masih belum mampu lepas dari deretan penghuni papan bawah. (2) hasil penelitian tim Programme of Inter-national Student Assessment (PISA) menunjukkan, Indonesia menempati peringkat ke-9 dari 41 negara pada kategori literatur matematika. Sementara itu, menurut Penelitian Trends in International Mathematics and Science Study (TIMMS) yang Sudah agak lawas yaitu tahun 1999, matematika Indonesia berada di peringkat ke-34 dari 38 negara (Zainurte, 2007:1).

Untuk meningkatkan mutu pendi-dikan, bangsa Indonesia mencanangkan

(2)

2 program wajib belajar selama selama

tahun. Dalam program tersebut diharap-kan seluruh anggota masyarakat men-dapatkan kesempatan untuk memperoleh pendidikan dimana kecerdasan dan kemampuannya dapat dikembangkan secara optimal.

Belajar mengandung dua pokok pengertian yaitu proses dan hasil belajar. Proses belajar disini dapat dimaknai sebagai suatu kegiatan dan usaha untuk mencapai perubahan tingkah laku, sedangkan perubahan tingkah laku tersebut merupakan hasil belajar.

Kecerdasan secara garis besar dapat di bagi menjadi delapan jenis kecerdasan. Yaitu: kecerdasan linguistik, kecerdasan logis matematika, kecerdasan visual spasial, kecerdasan musical, kecerdasan kinestetik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan natural. (Masykur, 2007: 104)

Kecerdasan intrapersonal merupakan kecerdasan seseorang yang mampu memahami diri sendiri, mengetahui kelemahan-kelemahan yang ada pada dirinya sendiri, sehingga dapat memotivasi pada dirinya sendiri. Biasanya orang yang mempunyai skor tinggi dalam faktor-faktor kecerdasan

intrapersonal akan digambarkan sebagai seorang yang merasa nyaman pada dirinya sendiri, puas dan berfikiran positif karena apa yang dilakukannya itu atas jerih payahnya sendiri.

Matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang di hadapi manusia, suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung dan yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan meng-gunakan hubungan-hubungan.

Didalam menemukan jawaban kita harus melalui proses yang benar yang tentunya atas jerih payahnya sendiri, bukan dari jerih payahnya orang lain. Jika proses itu benar maka hasilnya juga benar.

Dengan demikian ada hubungan antara kecerdasan intrapersonal dengan motivasi belajar matematika, sebab didalam menemukan jawaban mate-matika, perlu adanya proses yang benar dan dilakukan atas jerih payahnya sendiri. Dengan begitu mereka akan merasa puas dengan apa yang dila-kukannya, sehingga perlu diadakan

(3)

3 penelitian mengenai kecerdasan

intra-personal dengan motivasi belajar matematika.

Berdasarkan uraian di atas, penulis pada penelitian ini akan meneliti sejauh mana pengaruh kecerdasan intrapersonal terhadap motivasi belajar matematika ditinjau dari motivasi siswa (siswa kelas Xl semester ganjil SMA)

1.2. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk pengaruh kecerdasan intrapersonal ter-hadap motivasi belajar matematika ditinjau dari motivasi siswa.

1.3. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian “Quasi Experimental research ” karena untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan/atau memanipulasikan semua varia-bel yang relevan. (Budiyono, 2003: 82-83).

Tempat yang digunakan sebagai penelitian adalah SMA Sultan Agung Pematangsiantar. Penelitian ini

dilaksa-nakan pada bulan Oktober tahun 2015 sampai dengan bulan Februari pada tahun 2016.

Sampel adalah kelompok kecil yang secara nyata kita teliti dan tarik kesimpulan (Sukmadinata, 2006: 250). Sedangkan menurut Budiyono (2000: 119) sampel adalah sebagian populasi yang diamati. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 30 orang.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kecerdasan intrapersonal. Kecer-dasan intrapersonal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kecerdasan yang berhubungan dengan kesadaran dan pengetahuan diri sendiri serta perasaan diri sendiri. Kecerdasan ini melibatkan kemampuan untuk secara akurat dan realistis menciptakan gambaran mengenai diri sendiri (kekuatan dan kelemahan). Dilihat dari hasil angket kecerdasan intrapersonal yang meliputi 3 aspek, yaitu:

− Mengenali diri sendiri

− Mengetahui apa yang diinginkan

− Mengetahui yang penting dalam diri sendiri

Skala pengukuran dalam kecerdasan intrapersonal adalah skala ordinal,

(4)

4 dimana skala ordinal diperoleh dari skala

interval yang diubah ke dalam skala ordinal dengan 3 kriteria yaitu tinggi, sedang dan rendah.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi belajar.

Untuk memperoleh data dan keterangan-keterangan yang dibutuhkan dalam penelitian ini, penulis perlu menentukan metode pengumpulan data yang sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti. Pada penelitian ini, penulis hanya menggunakan metode pokok yang berupa metode angket.

2. URAIAN TEORITIS

2.1. Tinjauan tentang Belajar

Sadiman (2002 : 1) mengemukakan bahwa “Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga keliang lahat nanti”.

Abin Syamsudin Makmun (2003 : 157) mengemukakan bahwa “Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu”.

Nana Syaodih Sukmadinata (2003 : 53) mengemukakan bahwa “Belajar

adalah suatu aktivitas mental / psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam

pengetahuan pemahaman, keterampilan dan sikap”.

Berdasarkan beberapa pandangan para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa “Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap”.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah sebagai berikut: (Purwanto, 2006 : 106)

1) Raw input (masukan mentah) adalah siswa. Siswa memiliki karakteristik tertentu yaitu:

a) Fisiologis ialah bagaimana kondisi fisiknya, panca inderanya, dan lain. lain.

b) Psikologis ialah minatnya, tingkat kecerdasannya, bakatnya, motiva-sinya, kemampuan kognitilitya. 1) Instrumental input atau faktor-faktor

(5)

5 dimanipulasikan, yang meliputi

kurikulum, atau bahan pelajaran, guru yang memberikan pengajaran, sarana dan fasilitas, serta manajemen yang berlaku di sekolah yang bersangkutan. 2) Environmental input atau masukan

lingkungan, yang meliputi: alam dan sosial.

2.2. Matematika

Menurut Suriasumantri (2003:190), "matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari suatu pernyataan". Sejalan dengan pemikiran itu, Kennedy dan Tipps (2003:3) mengemukakan "Mathematics is a tool and a language for solving problems great and small". matematika adalah sebuah alat dan bahasa untuk memecahkan permasalahan besar dan kecil. Berarti matematika di sini bisa dimanfaatkan untuk komunikasi.

Seperti dikemukakan yang dikutip oleh Mulyono Adurrahman (2003:252), matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang di hadapi manusia; suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang

menghitung, dan yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan.

Berdasarkan pandangan para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa “Matematika adalah suatu bahasa melambangkan makna untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang di hadapi manusia dan memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan

menggunakan hubungan serta

menggunakan pengetahuan tentang menghitung”.

2.3. Kecerdasan (Inteligens)

Seperti dikemukakan Howard Gardner yang dikutip oleh Adi W. Gunawan (2003 : 218), kecerdasan adalah potensi yang dapat atau tidak dapat diaktifkan, tergantung pada nilai suatu kebudayaan tertentu dan keputusan yang dibuat oleh pribadi atau keluarga, guru sekolah dan lain sebagainya.

Orang berfikir menggunakan pikiran (intelek) nya, cepat tidaknya dan terpecahkan atau tidaknya suatu masalah tergantung kepada kemampuan kecer-dasannya. Ngalim Purwanto (2006 : 52) mengemukakan bahwa “Kecerdasan

(6)

6 adalah kemampuan yang dibawa sejak

lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu”.

Berdasarkan pandangan beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa “kecerdasan adalah kemampuan yang dibawa manusia sejak lahir, yang dapat dikembangkan ataupun tidak, tergantung pada nilai dari suatu kebudayaan tertentu” .

Faktor-faktor yang dapat mem-pengaruhi kecerdasan sehingga terdapat perbedaan kecerdasan seseorang dengan yang lain ialah, sebagai berikut:

1) Pembawaan, pembawaan ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak lahir.

2) Kematangan, tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing.

3) Pembentukan, pembentukan ialah segala keadaan diluar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan inteligensi. Dibedakan dalam pem-bentukan sengaja seperti yang dilakukan di sekolah sekolah dan

pembentukan tidak sengaja seperti pengaruh alam sekitar.

4) Minat dan pembawaan yang khas, minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu.

5) Kebebasan, kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode tertentu dalam memecahkan masalah (Ngalim Purwanto, 2006: 55-56).

2.4. Kecerdasan Intrapersonal

Adi W. Gunawan (2003 : 238) mengemukakan bahwa “Kecerdasan intrapersonal adalah kecerdasan yang berhubungan dengan kesadaran dan pengetahuan diri sendiri”. Kecerdasan ini melibatkan kemampuan untuk secara akurat dan realistis menciptakan gambaran mengenai diri sendiri (kekuatan dan kelemahan), kesadaran akan mood atau kondisi emosi dan mental diri sendiri, kesadaran akan tujuan, motivasi, keinginan, proses berfikir dan kemampuan melakukan disiplin diri, mengerti diri sendiri dan harga diri.

Agus Efendi (2005 : 156) mengemukakan bahwa “Kecerdasan intrapersonal adalah kecerdasan yang

(7)

7 bergerak kedalam; acces to one's own

feeling life (akses kepada kehidupan perasaan diri sendiri); kecerdasan dalam membedakan perasaan-perasaan secara instan”

Berdasarkan pandangan beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa ”Kecerdasan intrapersonal adalah kecerdasan yang berhubungan dengan kesadaran dan pengetahuan diri sendiri, serta perasaan diri sendiri; kecerdasan ini melibatkan kemampuan untuk secara akurat dan realistis menciptakan gambaran mengenai diri sendiri (kekuatan dan kelemahan)” Kecerdasan intrapersonal mempunyai 3 aspek, adapun 3 aspek dalam kecerdasan intrapersonal adalah sebagai berikut:

1. Mengenali diri sendiri

a) Kesadaran diri emosionil, yaitu bagian dari bebas buta emosi, dan sebuah tanda keseimbangan dan kedewasaan. b) Sikap asertif, yaitu keterampilan

emosional untuk secara bebas dan tepat mengungkapkan pikiran, perasa-an, pendapat, dan keyakinan.

c) Harga diri, yaitu karakteristik kecerdasan emosi yang menunjukkan penilaian diri yang tinggi dan

merupakan sumber penting bagi rasa percaya diri.

d) Kemandirian, yaitu sebuah sifat yang kita hubungkan dengan orangorang yang suka memulai sebagai ciri dari kecerdasan emosi, kita dapat menggambarkan orang yang bebas atau tidak bergantung.

e) Aktualisasi diri, yaitu menganggap rendah dan membatasi diri sendiri. 2) Mengetahui apa yang diinginkan Orang

yang cerdas cenderung mengetahui apa yang mereka inginkan dan kemana tujuan hidup mereka. Untuk itu, mereka cenderung mendapatkan apa yang diinginkan dan mencapai tujuan mereka, dan kenyataannya mereka berhasil.

3) Mengetahui apa yang penting Kita memiliki kecenderungan yang sama untuk menilai kembali diri kita. Tujuan yang di pertimbangkan dan nilai-nilai yang mendasarinya akan menemukan urutan kepentingan sendiri (Harry Alder, 2001: 79 97)

2.5. Motivasi Belajar

Menurut Usman (2000: 28): “motivasi adalah suatu proses untuk mengingatkan motif-motif menjadi

(8)

8 perbuatan atau tingkah laku untuk

memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai suatu tujuan.”

Kata “motif” diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan aktivitasaktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan (Sardiman, 2001: 71).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas disimpulkan bahwa motivasi belajar

adalah penggerak seorang siswa untuk melakukan aktivitas belajar sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil Penelitian 3.1.1. Uji Regresi

Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi dengan persamaan untuk menganalisis pengaruh variabel independent kecerdasan intrapersonal terhadap variabel dependent motivasi belajar. Hasil uji regresi dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Uji Regresi

Coefficients@ Model Unstandardized Coeffiscients Standardized Coeffiscients t Sig. B Std. Error Betta (Constant) Motivasi Belajar 12.472 .428 2.194 .077 .764 5.685 5.560 .000 .000 Dependent Variable : Kecerdasan intrapersonal

Dari hasil uji regresi diperoleh persamaan regeresi :

Y = 12,472 + 0,428X

Dari Tabel 1 di atas dapat disimpulkan bahwa nilai signifikasi t untuk variabel kecerdasan intrapersonal sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada

(9)

9 pengaruh positif dan signifikan antara

kecerdasan intrapersonal dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika, yang artinya dengan kecerdasan intrapersonal yang baik dapat meningkatkan motivasi belajar matematika siswa.

3.1.2. Uji F

Untuk menguji pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat diuji dengan menggunakan uji F. Hasil perhitungan regresi secara simultan diperoleh sebagai berikut :

Tabel 2. Hasil Uji F ANOVAb

Model Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

Regression Residual Total 98.151 69.849 168.000 1 22 23 98.151 3.175 30.914 .000a

Predictors: (Constant), Motivasi belajar

Dependent Variable: Kecerdasan intrapersonal Pengujian pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya dilakukan dengan menggu-nakan uji F. Hasil perhitungan statistik menunjukkan nilai F hitung sebesar 30,914. Dengan menggunakan batas signifikansi 0,000, maka diperoleh nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa secara simultan variabel kecerdasan intrapersonal mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap motivasi belajar siswa pada

mata pelajaran matematika dapat diterima.

3.1.3. Uji Parsial (uji t)

Uji hipotesis pengaruh kecerdasan intrapersonal (X) terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika (Y). Prosedur dan kriteria penerimaan serta penolakan hipotesis ditetapkan sebagai berikut:

(10)

10 H0: b1 = 0 artinya, kecerdasan

intrapersonal tidak mempunyai pengaruh terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika.

H1 : b1≠ 0 artinya, kecerdasan

intrapersonal mempunyai pengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika.

b. Uji Hipotesis

Bila thitung > ttabel (α, N-k-1), maka H0

ditolak, artinya kecerdasan intrapersonal mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika dan apabila thitung < ttabel

maka H0 diterima, artinya

kecerdasan intrapersonal tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika.

c. Berdasarkan hasil pengolahan dengan program SPSS diketahui thitung sebesar 5.56 (Tabel 1).

d. Dengan α = 5%, ttabel (5%; 28)

diperoleh nilai ttabel sebesar 1,701.

Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa thitung (5,56) > ttabel (1,701),

maka dapat disimpulkan H1

diterima, artinya kecerdasan intrapersonal berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika

3.1.4. Koensien Determinasi

Koefisien determinasi merupakan besaran yang menunjukkan besarnya variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independennya. Dengan kata lain, koefisien determinasi ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh variabel bebas dalam menerangkan variabel terikatnya. Nilai koefisien determinasi ditentukan dengan nilai R square sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 3.

(11)

11 Tabel 3. Koefisisen Determinasi

Modal Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .764a .584 .565 1.78184

Predictor: (Constant), Motivasi Belajar

Dari Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa koefisien determinasi (adjusted R2) sebesar 0,565 menunjukkan bahwa

motivasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh variabel independen yaitu kecerdasan intrapersonal (X) sebesar 56,50 %, yang artinya kecerdasan intrapersonal memiliki pengaruh yang cukup kuat dalam mempengaruhi motivasi belajar siswa. Sedangkan sisanya yaitu 43,50 % dipengaruh oleh faktor lain yang tidak diajukan dalam penelitian ini.

3. PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan intrapersonal siswa berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar siswa. Hubungan yang positif ini mempunyai arti bahwa setiap terjadi kenaikan pada variabel bebas maka akan diikuti dengan kenaikan pada variabel terikat begitu pula jika terjadi penurunan. Dengan kata

lain, perubahan yang terjadi pada variabel bebas yaitu kecerdasan intrapersonal dapat merupegaruhi variabel terikat yaitu motivasi belajar siswa.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif mengenai hubungan antara kecerdasan intrapersonal dengan motivasi belajar siswa, kecerdasan intrapersonal siswa tergolong dalam kategori sedang dengan presentase 50,8%, sedangkan pada kategori tinggi dan rendah dengan masing-masing sebesar 25%. Adanya kategori tinggi, rendah, dan sedang tersebut menunjukkan bahwa setiap siswa mempunyai tipe kecerdasan yang berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan teori Armstrong (2013: 15) bahwa setiap orang memiliki kemampuan dan kapasitas dalam delapan jenis kecerdasan. Delapan kecerdasan tersebut berfungsi bersama-sama dengan cara yang unik bagi setiap orang. Beberapa orang memiliki tingkat fungsi yang sangat tinggi dalam hampir

(12)

12 semua atau sebagian dari delapan jenis

kecerdasan. Sebagian lainnya memiliki kekurangan dalam hampir semua jenis kecerdasan kecuali aspek-aspek yang paling dasar dari kecerdasan-kecerdasan tersebut. Sebagian besar berada di tingkat yang perkembangan yang tinggi dalam beberapa kecerdasan, beberapa lainnya di tingkat perkembangan yang rata-rata, dan sisanya relatif terbelakang perkembangannya. Berdasarkan teori tersebut. Dapat diidentifikasi bahwa kategori rendah menunjukkan siswa dengan kecerdasan intrapersonal yang rendah tetapi bisa tinggi di tipe kecerdasan yang lain. Kategori tinggi menunjukkan siswa dengan tipe kecerdasan intrapersonal yang tinggi tetapi bisa rendah pada tipe kecerdasan yang lain. Kategori sedang menunjukkan siswa dengan kategori kecerdasan intrapersonal yang sedang tetapi bisa juga tinggi ataupun rendah pada tipe kecerdasan yang lain. Kategori tersebut tidak menutup kemungkinan bahwa terdapat siswa yang rendah pada semua tipe kecerdasan atau bahkan tinggi pada semua tipe kecerdasan.

Menurut Slameto (2003: 54-59) bahwa intelegensi merupakan salah satu

faktor psikologis dari dalam diri individu yang mempengaruhi individu tersebut. Intelegensi itu sendiri terbagi menjadi berbagai jenis yang disebut dengan kecerdasan majemuk. Gardner dalam Asri Budiningsih (2005: 112-116) juga menyebutkan bahwa tidak ada satupun kegiatan manusia yang hanya menggunakan satu macam kecerdasan, melainkan menggunakan seluruh kecerdasan yang selama ini dianggap ada 7 macam kecerdasan dan dalam buku tersebut ditambah dengan 2 macam kecerdasan. Adapun kontribusi dari tiap macam kecerdasan tersebut tidaklah sama untuk setiap individu. Oleh karena itu penelitian ini berusaha mengungkap seberapa besar pengaruh kecerdasan intrapersonal sebagai salah satu dari 9 macam kecerdasan majemuk terhadap motivasi belajar siswa. Untuk mengetahui kontribusi dari kecerdasan intrapersonal terhadap motivasi belajar siswa, maka digunakan koefisien determinasi. Berdasarkan koefisien korelasi (r) yaitu 0,565 (sedang). Meskipun kecerdasan intrapersonal hanya memiliki hubungan yang termasuk dalam kategori sedang terhadap motivasi belajar siswa, bukan berarti tidak ada hubungan sama sekali.

(13)

13 Hal ini terbukti dari hasil uji hipotesis

pada penelitian ini yang menyatakan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Ha yang diterima dalam penelitian ini yaitu, ada hubungan yang positif antara kecerdasan intrapersonal dengan motivasi belajar siswa. Kategori hubungan yang dikatakan sedang tersebut bisa dikarenakan tidak semua siswa memiliki kecerdasan intrapersonal yang tinggi, akan tetapi bisa juga menonjol pada jenis kecerdasan yang lain serta faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Oleh karena itu, guru harus memperhatikan setiap kecerdasan yang dimiliki siswa. Selain itu guru juga harus memfasilitasi siswa khususnya siswa dengan kecerdasan intrapersonal yang tinggi agar kecerdasan siswa dapat termanfaatkan secara maksimal dalam rangka pencapaian motivasi belajar.

2. KESIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan intrapersonal mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika, artinya apabila dilakukan peningkatan

kecerdasan intrapersonal yang semakin baik dapat meningkatkan motivasi belajar siswa menjadi lebih baik.

b. Saran

a. Guru diharapkan dapat

memperhatikan setiap jenis kecerdasan yang dimiliki siswa khususnya siswa dengan kecerdasan intrapersonal yang tinggi.

b. Guru diharapkan mampu memfasilitasi tipe-tipe kecerdasan siswa khususnya

siswa dengan kecerdasan

intrapersonal yang tinggi sehingga potensi siswa dapat teroptimalkan dalam rangka meningkatkan motivasi belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Mulyono Abdurrahman. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Harry Alder. 2001. Pacu EQ dan IQ Anda. Jakarta: Erlangga.

Arikunto, Suharsimi. 2001. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Saifuddin Azwar. 1999. Pengantar

Psikologi Inteligensi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

(14)

14 Budiyono. 2000. Statistika Dasar untuk

Penelitian. Surakarta: FKIP UNS. Gunawan, Adi. 2003. Petuntuk Praktis

untuk Menerapkan Accelerated learning. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Abin Syamsudin Makmun. 2003. Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Masykur, Moch & Abdul Halim Fathani.

2007. Mathematical

intellegence. Malang: Ar-ruzz Media Group.

Purwanto, Ngalim. 2006. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sukmadinata, Nana S. 2003. Landasan Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosclakarya.

Sukmadinata, Nana S. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suriasumantri, Jujun S. 2003. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Usman, Uzer. 2000. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Armstrong, Thomas. 2013. Kecerdasan Multipel di dalam Kelas. Jakarta: lndeks.

Asri Budiningsih. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

CATATAN :

Tulisan ini telah dipublikasi pada Jurnal “AKADEMIA” Vol. 21 No.3 Edisi Juli 2017 ISSN : 1410 - 1315 Kopertis Wilayah – I Sumatera Utara

Gambar

Tabel 1. Hasil Uji Regresi
Tabel 2. Hasil Uji F  ANOVA b

Referensi

Dokumen terkait

Bidang yang terkait dengan tujuan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2015 adalah ketersediaan infrastruktur yang sesuai dengan rencana tata ruang ditandai oleh

Model pengelolaan parkir di Salatiga terpetakan sebagai model Perparkiran Berizin, Perparkiran Warga dengan izin UPT Perparkiran, dan perparkiran warga tanpa izin

Simpulan dari penelitian ini adalah penggunaan media sandpaper numbers dapat meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan pada anak kelompok A TK Qur’an Platinum Al Abidin

Hasil analisis statistik lebih lanjut, perbedaan usia kehamilan pada penderita preeklamsia berat dengan penderita eklamsia memiliki perbedaan yang tidak bermakna, hal ini

test Tes lisan Mengiuraikan Anatomi mata dan lidah, otot dan saraf yangi berperan pada mata dan lidah, Fungisi bagiian- bagiian mata dan lidah, mekanisme kerja orgian

dalam pandangan sementara orang merupakan bagian yang paling “tinggi” karena berurusan dengan realitas yang paling utama, berurusan dengan “apa yang sungguh - sungguh ada” yang

Visual Basic sangatlah menyenangkan karena dilengkapi dengan fasilitas - fasilitas yang mudah digunakan termasuk oleh orang yang baru mengenalnya sebab mereka tidak perlu bersusah

Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf (PERDOSSI) Cabang Medan melakukan penelitian ini dengan tujuan untuk memperoleh profil pasien stroke yang dirawat di beberapa