Prosiding Seminar Tekn%gi dan Kese/ama/an PLTN ser/a Fasi/ilas Nuklir
Serpong. 9-10 Februari 1993 PRSG, PPTKR -BATAN
EFEKTIVITAS KERJA OPERATOR RKU RSG-GAS.
DITINJAU DARI SEGI ERGONOMI
Oleh
Hjeu Karllana, Darlls, Soedardjo
Pusat Penelitian Teknologi Keselamatan Reaktor - Badan Tenaga Atom Nasional
ABSTRAK
EFEKTIVITAS KERJA OPERATOR RKU RSG-GAS DITINJAU DARI SEGI
ERGONOMI. Telah dilakukan pengamatan cara kerja operator reaktor dan pengukuran kondisi lingkungan kerja operator di RKU RSG-GAS. Berdasarkan hasil pengamatan dapat di simpulkan bahwa terdapat beberapa gerakan yang dilakukan operator kurang ergonomis. Desain Ruang Kontrol Utama harus disesuaikan dengan data anthropometri orang Indonesia sehingga efektivitas kerja operator dalam mengoperasikan r'eaktor dapat tercapai secara optimal.
ABSTRACT
ERGONOMIC CONSIDERATIONS TO WORKING EFFECTIVENESS OF MAIN
CONTROL ROOM OPERATOR IN MPR-GAS. The operator activities of main control room MPR-GAS have been observed and also its environment working condition has been measured. According to ergonomic consideration and the data evaluated, its summarized that several movement ofthe operator is slightlyunergonomic, however the instrumentation lay-out should be synchronized with Indonesia operator anthropometric data and thus working effectiveness ofthe reactor operator can be obtained.
1. PENDAHULUAN.
Unjuk kerja manusia di tentukan oleh banyak faktor. Faktor faktorpembentuk unjuk kerja manusia ini berkembang sejalan dengan perkembangan pengetahuan manusia atas diri dan lingkungannya. Faktor faktor pembentuk unjuk kerja manusia antara lain adalah ; Faktor faktor pembentuk unjuk kerja eksternal, Faktor faktor pembentuk unjuk kerja internal dan Faktor faktor pembentuk kecemasan.
Kesesuaian antara faktor faktor pembentuk unjuk kerja eksternal dan internal akan menimbulkan unjuk kerja yang dapat diandalkan, hal ini terjadi karena situasi yang terbentukolehnya tidak mendorong manusia untuk berbuat kesalahan.
Kondisi kerja yang baikakan sangat menggairahkan para pekerja namun kondisi kerja yang baik tidak selalu sarna untuk bermacam macam stasiun kerja. Pada dasarnya setiap stasiun kerja yang memenuhi kondisi kerja yang baik akan berpeluang untuk lebih produktif dan efektif.
Gairah kerja dapat dilihat dari sisi psikologi dan referensi ergonomi yang berkaitan dengan masalah anthropometri manusia. Setiap pekerja memiliki ciri ciri dan kemampuan tersendiri berupa kemampuan dasar manusia/pekerja seperti dasar dasar mekanis dan dasar dasarpsikomotoryang menguji hal-hal seperti kecepatan reaksi, gerak, ketrampilan tangan dan lain lainnya, semua ini merupakan faktor pendukung unjuk kerja internal.
Secara urn urn dikatakan bahwa seseorang bergairah untuk bekerja apabila ia merasa selalu ingin berbuat
sesuatu yang sesuai dengan kerangka tugasnya. Sebaliknya seseorang tidak bergairah bekerja apabila tidak sesuai dengan tugasnya. Diantara dua keadaan tersebut masih terdapat lagi kondisi yang disebut menurun ataupun meningkatnya gairah kerja. Adapun parameter parameter yang mempengaruhi gairah kerja ini sebetulnya sangat luas. Secara garis besar gairah kerja dipengaruhi oleh hal hal seperti :
a. Lingkungan kerja: Meliputi hubungan kerja antara pekerja (termasuk dengan atasan dan bawahan), ruang kerja, sarana kerja dan suasana kerja (suhu, kebisingan, pencahayaan dan lain lainya).
b. Lingkungan pribadi pekerja: Meliputi kondisi pribadi dalam rumah tangga pekerja.
c. Interface pekerja dengan temp at kerja : Meliputi hal-hal seperti gaji, fasilitas, tunjangan dan lain lain yang berhubungan dengan hal-hal pokok yang memotivisir kerja. Dengan batasan parameter-param-eter tersebut diatas merupakan faktor pembentuk unjuk kerja eksternal.
Keberhasilan kerja dapat tercapai apabila unjuk kerja, kondisi kerja, dan gairah kerja dapat terpenuhi sehingga dapat meningkatkan efektivitas kerja.
Tujuan utama dari pengamatan ini adalah sebagai langkah awal mengetahui secara dekat kebiasaan kerja operator reaktor, mengetahui beban mental dan fisik para operator serta kondisi lingkungan kerja RKU-RSG-GAS.
Prosiding Seminar Teknologi dan Keselamatan PLTN serta Fasilitas Nuklir
2. PERALATAN DAN TATA KERJA.
A. PERALATAN.
Pengamatan dilakukan dengan menggunakan peralatan audiovisual berupa camera Handy-Cam, Sedangkan kondisi lingkungan kerja seperti kebisingan, penerangan, dan tekanan panas pengukurannya menggunakan Sound Level Meter, Lux Meter, Hygrom-eter sedangkan Martin's Human Body Measuring Kit digunakan untuk mengukur data anthropometri operator
RKU-RSG-GAS. Pengamatan dan pengukuran
dilaksanakan pada sa at reaktor beroperasi menurunkan dan menaikkan daya.
B. TAT A KERJA.
Pengamatan diambil pada saat reaktor beroperasi ketika menurunkan daya dari 15 MW ke 0 MW dan pada sa at menaikkan daya dari 0 MW ke 1 MW dan 1 MW ke 10 MW. Pada saat kegiatan tersebut semua gerakan-gerakan yang dilakukan operator direkam secara audio-visual dan dari hasil rekaman kegiatan ini dapat diketahui gerakan-gerakan yang kurang ergonomis dan tata letak instrumen tidak sesuai dengan anthropometri operator RKU-RSG-GAS.
Pengukuran kebisingan dan penerangan dilakukan dengan mengambil titik-titik pengukuran yang telah ditentukan, kemudian dari masing-masing titik pengukuran diukur tingkat kebisingan tertinggi dan terendah. Dari hasil pengukuran tersebut di ambil harga rata-ratanya (lihat Lampiran 1).
Pada beberapaoperator RKU-RSG-GAS dilakukan pengukuran data anthropometrinya seperti tinggi badan (berdiri dan duduk), panjang jangkauan, dan lain sebagainya. Dari hasil pengukuran tersebut dibuat perbandingan data anthropometri pekerja Indonesia dengan pekerja Eropa ( lihat Lampiran 2 dan 3).
3. HASIL DAN PEMBAHASAN.
Dari hasil pengamatan operasi reaktor yaitu pada saat menurunkan (Shut-down) dari 15 MW ke 0 MW dan menaikkan (Start-Up) dari 0 MW ke 1MW dan 1MW ke
10 MW, dijumpai kecanggungan operator
mengoperasikan reaktor.
Tujuan utama dari pengamatan ini adalah sebagai langkah awal untuk mengetahui secara dekat kebiasaan kerja operator reaktor, mengetahui beban mental dan fisik para operator maupun keluhan secara pribadi serta kondisi lingkungan kerja RKU-RSG-GAS. Dari beberapa keluhan ini terdapat beberapa tombol instrumentasi pada meja pengendali yang kecil dan berbentuk silinder, dengan ujungnya berbentuk lingkar datar. Ujung tombol ini sering ditekan dalam waktu yang lama untuk menaikkan dan menurunkan daya, hal ini dapat dimodifikasi dengan menambah bahan karet dengan diameter agak lebar sehingga akan mengurangi tekanan padajari pada saat menekan at au menggantinya dengan tombol membran sentuh.
Beberapa masalah dan keluhan yang sering terjadi antara lain adalah :
274
Serpong. 9-10 Februari 1993 PRSG, PPTKR -BATAN
A. Pada semua panel dinding dibuat mendatar dari atas ke bawah. Panel ini dipersiapkan untuk dilihat operator pada jarak dckat sekitar 25 hingga 50 em, berhubung data anthropometri operator RKU-RSG-GAS berbeda dengan data anthropometri operator Eropa, maka beberapa penampil informasi yang berupa penyimpangan jarum manual tegak, akan menimbulkan
penyim-pangan interpretasi dengan adanya deviasi sudut pandang, karena tidak tegak lurus dan penampil jauh diatas mata operator yang mengamatinya.
Untuk pengamatan tegak lurus, diperlukan bangku tambahan agar dapat membaca secara benar penampil informasi tersebut. Dengan pengalaman ini, untuk RKU reaktor yang akan datang perlu diadakan modifikasi panel dinding (Gambar 1 ).
B. Para operator yang berada di meja pengendali, masih bekerja kurang ergonomis dikarenakan sering membungkukkan badan, setengah berdiri untuk melihat tegak lurus penampil informasi pada ineja yang mendatar dan memanjang ke depan. Meja pengendali reaktor tersebut dibuat sesuai dengan standar orang Jerman. Untuk mengatasi hal tersebut, pada meja pengendali reaktoryang akan datang perludipikirkan desain meja pengendali, dengan mengacu pada data anthropometri operator Indonesia (Gambar 2). C. Pada meja komunikasi perlu diperhatikan peng-gunaannya. Sebaiknya komunikasi dipergunakan untuk hal-hal yang sifatnya penting dan berhubungan dengan operasi reaktor. Pada jendela kaca ~ntara RKU dan kolam reaktor sebaiknya dibuat agak miring, sehingga kejadian yang tegak lurus dibawah lubang jendelapun masih dapat diamati. Lebar jendelapun perlu diperhatikan karena akan mengurangi batas pandang terhadap daerah-daerah sekitar kolam reaktor.
Dari pengukuran data anthropometri beberapa op-erator RKU RSG-GAS terdapat kekurangan yang dapat menurunkan unjuk kerja maupun gairah keIja para op-erator. Hal ini disebabkan data anthropometri operator reaktor tidak sesuai dengan tata letak dan desain RKU-RSG-GAS, karena tata letakdan desain RKU-RSG-GAS di desain sesuai dengan anthropometri standar Eropa (lampiran 2 dan 3).
a. Kcbisingan.
Dari hasil pengukuran kebisingan di RKU-RSG-GAS di dapatkan nilai kebisingan terendah sebesar49,9 dB dan kebisingan tertinggi sebesar 60 dB. Hasil tersebut dapat dikatagorikan bahwa RKU- RSG-GAS masuk dalam ruartgan yang memiliki tingkat kebisingan scdang (intensitas scdang antara 40 dB sampai 60 dB).
b. Pcncrangan.
RKU-RSG-Prosiding Seminar Teknologi don Keselamatan PLTN serta Fasilitas Nuklir
GAS di dapatkan tingkat penerangannya antara 190 sampai 465 lux ( rata-rata 328 lux ). Hasil tersebut memenuhi syarat dan baik pada suatu ruangan, sedangkan standar penerangan yang baik adalah sekitar 300 lux. Selain itu RKU-RSG-GAS juga dilengkapi dengan pengatur penyinaran, sehingga sebelum menyinari daerah kerja penerangan dapat diatur secara sendiri sendiri sesuai dengan penerangan yang diinginkan.
c. Pengukuran panas.
Tekanan panas pada suatu lingkungan merupakan perpaduan antara suhu udara, kelembaban, radiasi, kecepatan gerakan udara dan panas metabolisme dari aktivitas pekerja. Di dalam RKU-RSG-GAS cuaca kerja (kondisi kerja) di aturdan di kendalikan oleh suatusistem ventilasi dengan kode KLE.34.ANC0.1, untukmengatur suhu, tekanan, kelembaban dan sirkulasi udara.
Suhu Udara.
Suhu udara di dalam RKU-RSG-GAS di atur menggunakan pengatur su1m (cooler) yang terdapat pada sistem KLE.34.ANCO.1. Pada saat reaktor beroperasi maupun tidak beroperasi suhu udara di RKU tetap dan selalu terjaga pada suhu antara 22°C sampai dengan 26°C. Dari studi suhu nikmat yang dilakukan oleh Mc Connel dan Spiegelman pada orang Indonesia adalah 24°C sampai 26°C.
Tekanan Udara.
Tekanan udara di dalam RKU-RSG-GAS diatur sarna dengan tekanan udara di luar ruangan, yaitu sekitar
1 Atmosfir. Penentuan tersebut berdasar pada : a. RKU-RSG-GAS merupakan daerah kerja beradiasi rendah.
b. RKU-RSG-GAS tidakberfungsi sebagai salah satu penghambat terlepasnya zat radioaktif.
c. RKU-RSG-GAS sarna dengan ruang bebas radiasi. Penilaian tersebut memungkinkan stafpengoperasian dapat bekerja selama mungkin dengan suasana yang tidak ada perubahan tekanan udara.
Serpong, 9-10 Februari 1993 PRSG, PPTKR -BATAN
Kelembaban Udara.
Kelembaban udara di RKU-RSG-GAS dijaga agar stabil hingga 60 %. Berdasarkan penilaian secara ergonomis keadaan ini dinilai cukup nyaman. Karena batas kelembaban udara yang baik adalah antara 65 % samapi 90 % (SEMenteri TenagaKerja SE:No.01/MEN/ 1987).
Sirkulasi Udara.
Pada kondisi operasi normal sistem
KLE.34.ANC0.1, pertukaran udara di dakam RKU-RSG-GAS mencapai 1200m3/jam dan sirku1asi udara di dalam ruangan sebesar 3000 m3/jam. Pertukaran udaraI sebesar tersebut sudah dapat memberikan udara bersih kepada para petugas yang sedang mengoperasikan reaktor.
4. KESIMPULAN.
Berdasarkan pengamatan dari gerakan-gerakan yang di lakukan oleh operator pada sa at reaktor beroperasi, ternyata masih ada gerakan-gerakan yang kurang ergonomis, sehingga menyebabkan kerja operator RKU RSG GAS kurang efektif. Ini disebabkan karena anthropometri operator RKU RSG GAS kurang sesuai dengan dimensi panel-panel instrumentasi yang dibuat dengan standar anthropometri orang Jerman.
Dari hasil pengukuran/penilaian kondisi lingkungan kerja di RKU-RSG-GAS pada umun1l1ya masih dalam batas normal.
Perlu dipikirkan desain RKU RSG GAS dengan mengacu pada data anthropometri orang Indonesia, sehingga efektivitas kerja operator RSG GAS dalam mengoperasikan reaktor dapat tercapai secara optimal.
5. DAFfAR PUSTAKA.
1. SUTALAKSANA dkk, "Teknik Tata Cara Kerja", ITB-Bandung.
2. SUMA'MUR PK, "Industrial Hygeine, Ocuuptional Health and safety, Depnaker RI", Jakarta 1982. 3. Hywell Murrell,"Ergonomics Man is Working Environment", 1979
4. IAEA Handbook of Hun1an Reliability Analisis with Emphasis on Nuclear Power Plant Application", NUREG/ CR 1278, 1983.
DISKUSI LATIJO
Dalam pengukuran dipakai daya dibawah/sama dengan 1 MW. Apakah untukdaya yang puluhan MW spektrum dapat dianggap linear untuk semua energi ?
SURIAN PlNEM
Ekstrapolasi dapat dilakukan dari 1 MW ke 30 MW tctapi scbcnarnya tidak bcgitu linear. Untuk mcnghidari itu maka dilakukan iradiasi beberapa keping pada daya 1 MW dan 30 MW merupakan faktor korelasi daya.
Prosiding Seminar Teknologi dan Keselamalan PLTN serla Fasililas Nuklir
HASIL PENGUKURAN KEBISINGAN DAN PENERANGAN
DI RUANG KONTROL UTAMA RSG-GAS
No. Titik titik pengukuranPeneranganKebisingan (dB) pada RKU RSG-GAS
Max Min/ (lux ) l. AO = Pintu masuk 58,654,0 240 2. Al = Meja Telepon59,8 57,0 450 3. A2 = Meja Supervisor59,2 52,5 250 4. A3 = Meja Printer58,2 54,9 250 5. A4 = Meja Operator64,8 56,0 450 6. A5 = Lintasan I 64,5 52,7· 190 7. A6 = Lintasan II 64,5 57,3 280 8. A7 = Lintasan III 63,2 55,8 465 9. A8 = Meja Komputer62,6 55,6 450 10. A9 = Lintasan IV 61,854,1 250 Serpong. 9-10 Febrnarl1993 PRSG. PPTKR -BATAN
Lampiran 1.
---.---.---.---.----.---~'.-',/In
--Ice
/
I~
~~--II;[])
C))
276.
r-L/I
Ii
-'. j-:
---Prosiding Seminar Teknologi dan Keselamatan PLTN serta Fasililas Nuklir
Serpong, 9-10 Februari 1993 PRSG, PPTKR - BATAN
Lampiran 2.
HASILPENGUKURAN DATA ANTHROPOMETRI OPERATOR RKU RSG-GAS
No.
Anggota badan operator RKU RSG-GAS
Rata-rata
yang dilakukan pengukuran
(em)
1.
Tinggi badan
161,1
2.
Tinggi badan (duduk)
121,3
3.
Tinggi lutut ke alas kaki
51,2
4.
Tinggi pinggul ke bahu
58,1
5.
Panjang pergelangan tangan
63,5
6.
Panjang siku ke ujungjari
43,3
7.
Panjang tungkai kaki
92,2
8.
Lebar lingkaran tangan atas
6,6
9.
Lebar lingkaran tangan tengah
8,6
10.
Lebar lingkaran tangan bawah
5,4
11.
Lingkaran dada
26,6
12.
Lingkaran pinggang
24,3
13.
Lingkaran pinggul
29,7
14.
Lingkaran paha
15,1
15 ..
Lingkaran betis
10,2
16.
Lingkaran kepala
16
17.
Lingkaran leher
10,3
18.
Tebal dada
20,1
Prosiding Seminar Teknologi dan Keselama/an PLTN ser/a Fasilitas Nuklir
Serpong. 9-10 Februari 1993 PRSG. PPTKR - SATAN
Lampiran
3.
PERBANDINGAN
DATA ANTHROPOMETRI
TENAGA KERJA INDONESIA
DAN TENAGA KERJA EROP A (dalam em)
No.
Jenis ukuranPekeIja Indonesia
PekeIja Eropa
Anthropometri
Pria
Wanita
Pria
Wanita
A. BERDIRI
1.
Tinggi badan
151,6
173,5
159,8
163,3
2.
Tinggi bahu
147,6
132,6
136,9
122,0
3.
Tinggi siku
90,8
92,2
.99,6
97,8
4.
Tinggi pinggul
88,8 107,9
97,8
. 93,6
5.
Lebar bahu
34,9
39,9
45,5
39,6
6.
Lebar pinggul
31,5
35,3
35,6
28,9
7.
Panjang lengan
61,4
80,8
87,9
66,7
8.
Panjang lengan
40,7
47,9
52,7
44,2
bawah
9.
Panjang lengan
31,5
42,7
47,5
34,8
atas
11.
10.
Jangkauan atas 202,1
186,9 223,5
200,6
Panjang depa
165,6
151,7
B. DUDUK
1.
Tinggi duduk
77,9
84,8
90,7
83,2
2.
Tinggi siku
22,2
26,6
28,7
23,0
3.
Tinggi pinggul
19,0
23,4
24,1
18,4
4.
Tinggi lutut
49,8
46,3
54,4
49,5
5.
Panjang tungkai 44,8
42,1
56,9
59,1
atas
6.
Panjang tungkai 41,4
39,0
49,5
48,0
bawah
Prosiding Seminar Teknologi dan Keselamatan PLTN serta Fasilitas Nuklir
-7.0" ''\''1 ~j''''''TO'\_ --:: ~(.I·tH C()1I11101 ~ t·;I:'LOW }(, Itl ;-/" /" -I. - (>.I'Orl) 3 .9 -. 2 •G I .) Serpong, 9-10 Februari 1993 PRSG, PPTKR -BAT AN STO ~OOR; \ II (;III:'.ir $If ( lJ':. /u :;61: O~~·k· CON:;Ot.&" SGr UP CONTROLS ''>''<1'( A Y - C.?,,' TROt :;rt~lIe."''' ~;,\' 4';" i-1AJ< ><GY~OARD (0"',0) 4.1" ""R,rINe, 1I.1',,·j D QA II.S \<JOI~I~ 13G HC H
I..JOTt.:: R,,:ulJce hL'Iq!J t YCI!lJC ~ ')1I1c..hc-:. ('or COt"fO,-ruole use by \<JO'I1€t1.
Prosiding Seminar Teknologi dan Keselama/an PLTN ser/a Fasililas N"klir
!"!,r: I~.?I jJ: i(!1(1I{J~}
i
c .)I 1'1'1' ilid ic: Ilirl,ll1 ~.I'O\' 1.-,1'11: Serpong, 9-10 Febr"ari 1993 PRSG. PPTKR - BATAN ll.;I:1. T" "'ucr ~l
Ur"I: 1I']:",irlit.r 1.1,' "lot 'on ~ ' .' • \{ ,..,• JI1 (II)"Prosiding Seminar Teknologi dan Keselamatan PLTN serta Fasilitas Nuklir
Serpong, 9-10 Februari 1993 PRSG, PPTKR - BATAN
Prosiding Seminar Teknologi dan Keselamatan PLTN serta Fasililas Nllklir
Serpong, 9-10 Febroari 1993 PRSG, PPTKR - BATAN
GAMBAR 4. DAERAH KERJA OPERATOR
LAKI-LAKI
DAN W ANITA.
DAERAH KERJA YANG DIBUTUHKAN
0.1
JENTS FASILIT AS
LAKI-LAKI
IWAN
I
T
A
1.
2.
J.
OPERATOR DUD UK
OPERATOR BERDIRI
OPERATOR DUDUK-BERDIRI
141,6x53,4
141,6
X65,4
141,6
X65,4
127,8
X62,7
127,8
X74,7
127,8
X74,7
DAERAH KERJA
OPERATOR
LAKI-LAKI .
...,. /_ ... ---' ... - -_0 ~_ .. -:....~ .. ,. ',.-:_,_-:'~ __ '" " ...•.. r .;~ ....••.•. /""
'--.\.. /.", "" ...\
,
/'
./'-'"
.", .•..,
; . I\ /.- ' ... "I.r)' "-~
./
\
/
' :~
. I '/ .\ / ' . II ..
\ .'
.,.'
,
; '. : . \ ".,. - ..• ~ ' I .' : \ " ., " .• :. I •• \i
\. /\
..; :.. :
-.-
:.
•
I .,(j\
i
:
i·q
:
' .. ' .,,~--..
~h-d"'"
\ :
;-I ~ : ,.I'
~)
\ /
i
'
.
I "'-
jL:) ,;
Y ! ... --- - -- ... , ... __.~_. ---_._-~~_ ..., ..~~~.~.~---.-- .._-] .. _.. ~~-_~'--... '~..~.- ...DAERAH KERJA
OPERA TOR W ANITA.
282
-0) ••,
(J _. I