• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

A. Analisis Data dan Pembahasan

Berdasarkan perumusan masalah pada Bab 1, maka diperlukan pembatasan masalah dalam menganalisis data. Hal ini bertujuan agar pembahasanmasalah lebih terarah. Oleh karena itu, permasalahan masalah dibatasi berikut:

1. Analisis kontribusi jenis-jenis Pendapatan Asli Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah di Karanganyar 2012-2014.

2. Analisis upaya yang dilakukan DPPKAD terhadap jenis-jenis Pendapatan Asli Daerahnya di Karanganyar 2012-2014.

Pembahasan pemasalahan kontribusi penerimaan dan pertumbuhan jenis-jenis Pendapatan Asli Daerah dijelaskan berikut:

1. Kontribusi jenis-jenis Pendapatan Asli Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah di Karanganyar 2012-2014

Dalam menentukan tingkat kontribusi jenis-jenis Pendapatan Asli Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah dilakukan dengan cara membandingkan realisasi dengan Pendapatan Asli Daerah yang kemudian dikalikan dengan 100%. Cara menghitungnya dijelaskan sebagai berikut:

Kontribusi =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ𝑟𝑒𝑎 𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖𝑗𝑒𝑛𝑛𝑖𝑠 −𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠𝑃𝐴𝐷

𝑟𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖𝑝𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛𝑃𝐴𝐷 𝑥100%

(2)

a. Pajak Daerah Tahun 2012 =45.658.231.047 116.706.893.419𝑥100% = 39,122% Tahun 2013 = 77.015.249.349 161.715.929.349𝑥100% = 47,624% Tahun 2104 =86.152.370.887 215.298.860.199𝑥100% = 40,015% b. Retribusi Daerah Tahun 2012 =15.646.685.611 116.706.893.419𝑥100% = 13,407% Tahun 2013 =20.874.824.214 161.715.929.349𝑥100% = 12,908% Tahun 2014 =28.717.727.165 215.298.860.199𝑥100% = 13,339%

c. Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Tahun 2012 = 4.039.677.413 116.706.893.419𝑥100% = 3,461% Tahun 2013 = 7.603.188.065 161.715.929.349𝑥100% = 4,702% Tahun 2014 = 7.696.875.835 215.298.860.199𝑥100% = 3,575%

d. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Tahun 2012 =51.365.299.348 116.706.893.419𝑥100% = 44,010% Tahun 2013 =56.222.667.712 161.715.929.349𝑥100% = 34,766% Tahun 2014 =92.731.886.312 215.298.860.199𝑥100% = 43,071%

(3)

Tabel 3.1

Tabel Presentase Kontribusi Pajak Daerah terhadap PAD Kabupaten Karanganyar 2012-2014

Sumber: Kantor DPPKAD Karanganyar (telah diolah)

Berdasarkan Tabel 3.1 kontribusi Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah dari tahun 2012-2014 mengalami fluktuatif. Pada tahun 2013 sebesar 47,6% naik dari tahun 2012 sebesar 39,1%, naik 8,5% disebabkan karena tahun 2013 secara realisasi Pajak Daerah mengalami peningkatan yang tinggi. Peningkatan disebabkan karena jenis Pajak Daerah banyak mengalami peningkatan seperti Pajak Restoran yang mengalami peningkatan yang cukup tinggi disebabkan karena restorannya bertambah banyak dari tahun lalu dan banyak terdapat restoran yang besar seperti Sambal Layah dan lain-lainnya, tidak hanya restoran tetapi rumah makan dan catering pun bertambah banyak sehingga realisasi Pajak Restoran meningkat. Untuk sampel penulis melakukan wawancara terhadap salah satu wajip pajak restoran sebagai berikut.

“Rumah makan saya buka dari jam 9.00 sampai habis. Makanan yang sering dipesan nasi soto dan esteh. Untuk harga sendiri per porsi

Tahun Realisasi PAD Presentase

2012 45.658.231.047 116.706.893.419 39,1%

2013 77.015.249.349 161.715.929.349 47,6%

(4)

Rp 8000. Omset yang saya dapatkan kira-kira Rp 350.000 per bulan. Saya rutin setiap bulan membayar pajak ddan biasanya pegawai DPPKAD datang kesini untuk menagih. Sebetulnya saya keberatan untuk membayar pajak setiap bulannya karena rumah makan ini termasuk yang kurang besa, tapi harus bagaimana lagi, saya harus taat peraturan.”

Realisasi Pajak Daerah sebelumnya tidak terdapat Pajak Bumi dan Bangunan dan terdapat realisasi sebesar Rp 22.685.549812 terjadi disebabkan adanya peralihan pajak ke tahun 2013, karena itu Pajak Daerah mengalami peningkatanyang sangat tinggi. Selain Pajak Restoran dan PBB yaitu Pajak Hiburan mengalami peningkatan yang disebabkan karena adanya hiburan yang sering diadakan yaitu sirkus akrobatik dan sektor pariwisata yang penerimaannya cukup besar. Kemudian Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan mengalami peningkatan karena tidak dilakukan kegiatan proses verifikasi sehingga memberikan peluang keuntungan untuk pihak Wajib Pajak dan juga PPAT (Pejabat Pembuat Akte Tanah) dikarenakan tidak melakukan pengecekan, jika diadakan pengecekan proses verifikasinya akan terhambat dalam peralihan hak. Jenis Pajak Daerah lainnya yang mengalami peningkatan yaitu Pajak Hotel yaitu yang disebabkan tahun kalender yang banyak adanya tanggal merah/long

weekenddan meningkatnya pariwisata yang ada di Karanganyar

sehingga membuat wisatawan untuk berkunjung dan menginap di hotel atau penginapan setempat. Lainya Pajak Parkir mengalami peningkatan karena banyak wisata yang menginap di penginapan/hotel dan pasti tempat parkirnya bertambah banyak, tempat penitipan

(5)

kendaraan bertambah banyak dan karena wisata yang meningkat area parkir pun ikut meningkat.

Dapat dilihat tabel diatas kontribusi tahun 2014 menglami penurunan sebesar 40,0% turun 7,6%, padahal Pendapatan Asli Daerahnya meningkat. Hal itu disebabkan karena kontribusi perhitungan tersebut tidak bisa dijadikan acuan karena Pendapatan Asli Daerah tidak hanya diambil dari Pajak Daerahnya saja, ada beberapa jenis yang terdapat didalamnya dan yang berpengaruh adalah Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah. Hal di atas didukung oleh salah satu pegawai DPPKAD Galuh Kurniawan, Amd seksi penetapan data sebagai berikut:

“Presentase kontribusi tidak bisa dijadikan acuan, karena yang berpengaruh untuk jenis-jenis Pendapatan Asli Daerah yaitu Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah. Untuk hasil kontribusi tergantung pembaginya yaitu pendapatan asli daerahnya.”

Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah mengalami kenaikan karena adanya hasil penjualan aset daerah banyak terjadi lelang karena umur ekonomis aset daerahnya sudah habis, itu yang membuat kontribusi Pajak Daerah menurun.

Penyebab lainnya yaitu terdapat pada Pajak Mineral Bukan Logam mengalami penurunan untuk realisasinya. Pajak Mineral Bukan Logam yang mengalami penurunan yaitu Batu Kali, Pasir Kali, Pasir Kerikil/Grosok, Tanah Uruk dan Batu Pecah/ Spilt disebabkan untuk batu dan pasir hanya terdapat sedikit bahan materialnya. Bea Perolehan Hak atas tanah dan bangunan mengalami penurunan yang

(6)

disebabkan karena diberlakukan lagi proses verifikasi sehingga membuat Wajib Pajak tidak mau melakukan pendaftaran BPHTB. Dengan diadakan kembali proses verifikasi tersebut kecurangan yang dilakukan oleh pihak PPAT dapat dihindari.Untuk jenis Pajak Daerah yang lain yaitu Pajak Hiburan mengalami penurunan karena kesadaran Wajib Pajak rendah tahun, banyak hiburan-hiburan yang tidak diadakan lagi karena kalah dengan Kota Surakarta dan kurrang baiknya manajemen pengelolaan kepariwisataan.

Tabel 3.2

Tabel Kontribusi Retribusi Daerah terhadap PAD Kabupaten Karanganyar 2012-2014

Tahun Realisasi PAD Presentase

2012 15.646.685.611 116.706.893.419 13,5%

2013 20.874.824.214 161.715.929.349 13,0%

2014 28.717.727.165 215.298.860.119 13,4%

Sumber: Kantor DPPKAD Karanganyar (telah diolah)

Berdasarkan Tabel 3.2 dapat dilihat kontribusi tahun 2013 sampai 2014 mengalami fluktuatif. Untuk kontribusi Retribusi Daerah sebesar 13,5% di tahun 2012. Kontribusi masih sama tahun 2013 di angka 13% hanya turun 0,5% dari tahun sebelumnya. Kemudian untuk tahun 2014 juga masih sama kontribusinya dari tahun

(7)

sebelum-sebelumnya 13,4% hanya naik sebesar 0,4%. Karena Retribusi Daerah realisasinya secara keseluruhan mengalami peningkatan tetapi hanya sedikit.

Secara keseluruhan disebabkan karena adanya faktor hambatan Sumber Daya Masyarakat, untuk retribusi rumah potong hewan, penyedotan kakus kurang adanya kontrol maka realisasinya tidak mengalami kenaikan yang sangat signifikan dan termasuk usaha yang kecil. Sementara untuk tempat khusus parkir pengelolaannya kurang terkontrol dan bisa disalahgunakan misalnya tidak melaporkan pendapatannya secara penuh hanya melaporkan 50%nya saja. Hal tersebut didukung oleh salah satu pegawai DPPKAD Galuh Kurniawan, Amd seksi penetapan data sebagai berikut:

“Faktor karena adanya hambatan SDM, misalnya tempat khusus parkir kurang terkontrol dan disalahgunakan. Secara kontroling kurang untuk tempat rumah potong hewan dan penyedotan kakus”

Tabel 3.3

Tabel Kontribusi Pengelolaan Daerah yang Dipisahkan terhadap PAD Kabupaten Karanganyar 2012-2014

Tahun Realisasi PAD Presentase

2012 4.039.677.413 116.706.893.419 3,4%

2013 7.603.188.065 161.715.929.349 4,7%

2014 7.696.875.835 215.298.860.119 3,5%

(8)

Berdasarkan Tabel 3.3 kontribusi dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 mengalami fluktuatif. Kontribusi tahun 2013sebesar 4,7% naik sebesar 1,3%. Disebabkan karena BPR BKK Tasikmadu dan BPR BKK Karanganyar mengalami penurunan, tetapi untuk Bank Jateng dan Bank Daerah mengalami peningkatan yang sangat tinggi. Kontribusi sebesar 3.5% turun sebesar 1,2% di tahun 2014. Secara keseluruhan disebabkan karena dalam manajemen untuk Perusahaan milik Daerah/BUMD berbeda-beda atau sistem manajemennya sendiri-sendiri dan pihak DPPKAD tidak bisa ikut campur hanya menerima bagi hasilnya saja serta pihak DPPKAD tidak bisa meningkatkan bagi hasil untuk Perusahaan milik Daerah/BUMD sehingga realisasinya hanya mengalami peningkatan yang kurang signifikan. Hal di atas didukung oleh salah satu pegawai DPPKAD Galuh Kurniawan, Amd seksi penetapan data sebagai berikut:

“Secara manajemen berbeda-beda, DPPKAD tidak bisa ikut campur hanya terima bagi hasil dan tidak bisa meningkatkan bagi hasil.”

(9)

Tabel 3.4

Tabel Kontribusi Lain-lain Pendapatan yang Sah terhadap PAD Kabupaten Karanganyar 2012-2014

Tahun Realisasi PAD Presentase

2012 51.362.299.348 116.706.893.419 44,0%

2013 56.222.667.721 161.715.929.349 34,8%

2014 92.731.866.312 215.298.860.119 43,0%

Sumber: Kantor DPPKAD Karanganyar (telah diolah)

Berdasarkan Tabel 3.4 tahun 2013 kontribusinya sebesar 34,8%, turun sebesar 9,2%. Untuk tahun selanjutnya kontribusinya mengalami peningkatan 43,0% naik sebesar 8,2%. Hal ini disebabkan karena kontribusi mengalami penurunan karena selisih Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah antara tahun 2012 dan 2013 hanya mengalami peningkatan secara realisasi sedikit yaitu sebesar Rp 4.860.368.373 sehingga membuat kontribusinya menurun.

Kontribusi lain-lain pendapatan daerah yang sah mengalami peningkatan 43,0% naik sebesar 8,2%, karena sendiri hasil penjualan aset daerah banyak yang dilelang karena umur ekonomis aset tersebut sudah habis dan ada hasil dari Dana kapitasi JKN yang tahun sebelumnya tidak terdapat tersebut. Untuk kontribusinya itu tergantung dengan pembaginya yaitu Pendapatan Asli Daerahnya. Hal di atas didukung oleh salah satu pegawai DPPKAD Galuh Kurniawan, Amd seksi penetapan data sebagai berikut:

(10)

“Hasil penjualan aset daerah tahun 2014 banyak yang dilelang karena umur ekonomisnya sudah habis.”

Tabel 3.5

Tabel Presentase Jenis-jenis Pendapatan Asli Daerah 2012-2014 di Karanganyar Tahun Pajak Daerah Retribusi Daerah Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 2012 39,1% 13,5% 3,4% 44,0% 2013 47,6% 12,0% 4,7% 34,8% 2014 40,1% 13,4% 3,5% 43,0%

Sumber: Kantor DPPKAD (telah diolah)

Dari Tabel 3.5 bisa dilihat rincian presentase kontribusi jenis-jenis Pendapatan Asli Daerah yaitu dari tahun 2012 sampai tahun 2014 untuk masing-masing jenis Pendapatan Asli Daerah mengalami fluktuatif. Untuk Pajak Daerah sendiri yang realisasi Pajak Daerah mengalami peningkatan yang cukup tinggi dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah mengalami peningkatan sedikit, karena kontribusi tidak bisa dijadikan acuan karena PAD tidak hanya dari Pajak Daerah ada komponen lainnya.Selain itu penyebabnya banyak jenis Pajak Daerah seperti Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Parkir, Pajak Hotel dan BPHTB mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Di dalam realisasi Pajak Daerah tahun 2012 tidak terdapat Pajak Bumi dan Bangunan dan selanjutnya terdapat realisasi sebesar Rp

(11)

22.685.549812, karena itu Pajak Daerah mengalami peningkatan yang sangat tinggi. Dan Pyang ajak Daerah mengalami penurunan disebabkan karena Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Faktor kontribusi mengalami penurunan karena jenis Pajak Daerah ada yang mengalami penurunan yaitu Pajak Hiburan karena faktor kesadaran Wajib Pajak rendah, banyak hiburan yang mengalami penutupan karena tidak dapat bersaing dengan Surakarta dan dari sektor pariwisata pengelolaan manajemennya buruk. Selain itu BPHTB disebabkan karena ditiadakannya proses verifikasi.

Retribusi Daerah juga mengalami fluktuatif dan kontribusinya berkisaran 13% , hanya mengalami peningkatan 0,4% dan penurunan 0,5% disebabkan karena adanya hambatan Sumber Daya Masyarakat (SDM). Pengelolaan Hasil Kekayaan Daerah yang Dipisahkan juga mengalami fluktuatif dan kontribusinya mengalami peningkatan 1,3% dan penurunan 1,2% disebkan karena karena itu termasuk Perusahaan Milik Daerah/BUMD jadi secara sistem manajemennya berbeda-beda karena milik daerah sehingga tidak bisa ikut campur hanya menerima bagi hasilnya. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah juga mengalami fluktuatif. Pada tahun 2014 sendiri realisasinya naik cukup tinggi dari tahun sebelumnya yang disebabkan penjualan aset daerah yang umur ekonimisnya sudah habis dan adanya hasil Dana Kapitasi YKN.

(12)

2. Upaya yang dilakukan oleh DPPKAD terhadap jenis-jenis Pendapatan Asli Daerah

Upaya yang dilakukan oleh DPPKAD ada dua yaitu: a. Identifikasi

Mengefektifkan pemungutan pajak atau retribusi dan mengefisienkan cara pemungutannya pada obyek dan subyek yang sudah ada misalnya melakukan perhitungan potensi, penyuluhan, meningkatkan pengawasan dan pelayanan.

1) Pengelolaan misalnya pengelolaan pajak daerah harus diperbaiki lagi, tidak hanya Pajak Daerah tetapi jenis PAD lainnya juga harus diperbaiki lagi Retribusi Daerah, Pengelolaan Hasil Kekayaan Daerah yang Dipisahkan dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah.

2) Peningkatan mutu pegawai, misalnya meningkatkan motivasi dan penyegaran pegawai, lainnya pegawai tersebut diberikan

reward dan punishment.

3) Penyempurnaan Undang-Undang Pajak. b. Ekstensifikasi

Melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan PAD dengan cara menjaring wajib pajak baru melalui pendataan dan pendaftaran atau menggali pajak baru dan upaya memperluas subyek dan obyek pajak serta penyesuaian tarif.

(13)

1) Perluasan Wajib Pajak, harus lebih teliti dalam mendata dan mendaftar wajib pajak baru.

2) Penyempurnaan tarif, untuk penyempurnaan tarif tergantung kategorinya.

3) Perluasan Obyek Pajak.

B. Temuan

1. Kelebihan

a. Realisasi jenis-jenis Pendapatan Asli Daerah yaitu Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah mengalami peningkatan selama tahun 2012 sampai 2014. Walaupun apabila dihitung presentase kontribusinya fluktuatif.

b. Di tahun 2013 realisasi banyak jenis Pajak Daerah yang mengalami kenaikan yang cukup tinggi seperti Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Parkir, BPHTB sehingga membuat Pajak Daerah di tahun 2013 mengalami kenaikan yang tinggi dari tahun sebelumnya.

2. Kekurangan

a. Adanya penurunan kontribusi Pajak Daerah di tahun 2014 yang disebabkan karena Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah mengalami kenaikan, sehingga berpengaruh terhadap kontribusi Pajak Daerah.

(14)

b. Upaya yang digunakan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah kurang berhasil atau kurang efektif karena banyak yang mengalami penurunan.

Referensi

Dokumen terkait

Di dalam Odum (1971) dijelaskan bahwa di perairan yang arusnya kuat lebih banyak ditemukan substrat yang kasar (pasir atau kerikil), karena partikel kecil akan terbawa

Pendapat O’Daffer yang juga dikutip oleh Clayton menjelaskan bahwa dengan melakukan estimasi dalam berhitung dapat mengembangkan sikap positif terhadap matematika,

Untuk menentukan derajat ketahanan pangan rumahtangga petani di Desa Sukaraja, sebagai representasi dari desa-desa yang notabene merupakan daerah dengan agroekosistem tipe-2

terfeukti iKihwa pada tanggal 2 September 199^ terdakwa telah laasuk kedalaa wilayah Republik Indonesia yaitu dalam hal ini Bandara Udara Intemaei#- nal Juanda Surabaya, dari

(6) Pendidikan Profesi Guru (PPG) sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah program pendidikan yang diselenggarakan untuk mempersiapkan lulusan S1 kependidikan dan S1/D4

Namun tidak sesuai dalam prinsip-prinsip etika bisnis Islam yaitu dalam prinsip tauhid dimana pemberi modal juga mengejar keuntungan dari petani melalui pemotongan hasil panen,

Pada tahapan ini adalah tahap permulaan untuk membangun dan mengembangkan aplikasi sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Bagian ini merupakan kegiatan tentang

Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar liabilitas keuangan yang diklasifikasikan sebagai diperdagangkan disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif