• Tidak ada hasil yang ditemukan

NASKAH PUBLIKASI RICA PUSTIKAWATY NIM I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NASKAH PUBLIKASI RICA PUSTIKAWATY NIM I"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER

TERHADAP SKALA NYERI HAID SISWI KELAS X

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1

SUNGAI AMBAWANG KABUPATEN KUBU RAYA

RICA PUSTIKAWATY

NIM I31112028

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2016

(2)
(3)

PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP SKALA NYERI HAID SISWI KELAS X

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 SUNGAI AMBAWANG KABUPATEN KUBU RAYA

Rica Pustikawaty1, Rita Hafizah2, Desy Wulandari3

(1Mahasiswa Program Studi Keperawatan,2Manajemen Keperawatan Rumah Sakit Sultan Syarif Mohammad Alkadri,3Dosen Program Studi

Keperawatan Fakultas Kedokteran)

ABSTRAK

Latar Belakang : Remaja mengalami perubahan pada sistem reproduksi yang

ditandai dengan menstruasi. Menstruasi yang dialami oleh remaja sering kali disertai dengan keluhan yaitu dismenore. Dismenore dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, sehingga membutuhkan penanganan untuk mengurangi nyeri haid. Salah satu cara penanganan yang dapat dilakukan yaitu dengan aromaterapi lavender. Aromaterapi lavender merupakan penanganan yang menggunakan minyak essensial lavender yang didalamnya terdapat kandungan linalool dan linalyl asetat yang bermanfaat untuk mengurangi nyeri haid.

Tujuan : Mengetahui pengaruh aromaterapi lavender terhadap skala nyeri haid

siswi kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya.

Metode : Penelitian ini menggunakan rancangan pre-eksperiment dengan one

group pretest posttest design. Penelitian dilakukan kepada 16 responden yang mengalami dismenore dengan menggunakan teknik purposive sampling. Analisa menggunakan uji t berpasangan, dengan nilai p<0,05.

Hasil : Hasil sebelum dilakukan aromaterapi lavender didapatkan skala nyeri

terbanyak pada responden yaitu skala nyeri sedang 68,8%. Setelah dilakukan aromaterapi lavender didapatkan skala nyeri terbanyak pada responden yaitu skala nyeri ringan 75%. Pada uji t-tes paired didapatkan hasil bahwa nilai p=0,000.

Kesimpulan: Terdapat pengaruh aromaterapi lavender terhadap penurunan skala

nyeri haid siswi kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya

(4)

THE EFFECT OF LAVENDER AROMATHERAPY ON MENSTRUAL PAIN SCALE IN 10THGRADE STUDENTS

OF SUNGAI AMBAWANG 1 SENIOR HIGH SCHOOL KUBU RAYA REGENCY

Rica Pustikawaty1, Rita Hafizah2, Desy Wulandari3

(

1College Student In Nursing Study Program,2Nursing Management,

Sultan Mohammad Alkadrie Hospital Pontianak,3College Lecturer In Nursing

Study Program, Faculty Of Medicine)

ABSTRACT

Background : Adolescent has many individual changes in reproductive system

marked by menstruation. This experience by adolescents often accompanied by dysmenorrhea. Dysmenorrhea is menstruation pain which can affect daily activities. The treatments are needed to decrease the problem, one of the treatments is by lavender aromatherapy. This treatment using lavender essential oil contains linalool and linalyl acetate beneficial to decrease menstruation pain.

Objective : To understand the effect of lavender aromatherapy on menstrual pain

scale in students who had dysmenorrhea in 10 th grade students of Sungai

Ambawang 1 Senior High School Kubu Raya Regency.

Methods : This research used pre-experiment with one group pretest posttest

design. Research was done to 16 respondents experiencing dysmenorrhea with purposive sampling technique. Analysis was using paired t test with p <0,05.

Results : Before lavender aromatherapy treatment was given, most 68.8%

respondents had moderate pain scale. After lavender aromatherapy treatment most 75% had lower pain scale. In the paired t test the result showed p value = 0.000.

Conclusion : Lavender aromatherapy had effect on decreasing menstruation pain

scale in 10th grade students of Sungai Ambawang 1 Senior High School Kubu

Raya Regency.

(5)

PENDAHULUAN

Remaja merupakan periode perkembangan dimana individu mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, biasanya antara usia 10 sampai 19 tahun.1 Pada remaja putri yang normal secara periodik akan mengalami peristiwa reproduksi yaitu menstruasi. Menstruasi atau haid merupakan perdarahan pada uterus yang terjadi secara siklik dan dialami oleh sebagian besar wanita usia produktif, panjang siklus menstruasi biasanya berlangsung antara 24 hari sampai 35 hari dengan rata-rata 28 hari.2

Menstruasi yang dialami kenyataannya banyak disertai dengan berbagai keluhan diantaranya adalah nyeri haid (dismenore). Dismenore adalah menstruasi yang nyeri disebabkan oleh kejang otot uterus.3 Dismenore terbagi menjadi dua, yaitu dismenore primer dan dismenore sekunder. Dismenore primer adalah nyeri haid yang terjadi tanpa terdapat kelainan anatomis. Sedangkan dismenore sekunder adalah nyeri haid yang berhubungan

dengan kelainan anatomis yang jelas.4

Angka kejadian dismenore didunia sangatlah besar, di Meksiko 32,9% mengalami nyeri ringan sementara 67,1% mengalami nyeri sedang sampai berat. Sedangkan berdasarkan hasil studi mahasiswa di Universitas Turki menunjukkan 87,8% mengalami dismenore dan demikian juga hasil sebuah studi pada mahasiswa di Malaysia yang melaporkan prevalensi dismenore secara keseluruhan berjumlah 50,9%, Universitas Nigeria melaporkan prevalensi dismenore yaitu berjumlah 84,9%.5 Di indonesia angka kejadian dismenore pada remaja sebesar 64,25% yang terdiri dari 54,89% mengalami dismenore primer dan 9,36% mengalami dismenore sekunder.6

Penanganan nyeri haid (dismenore) dapat terbagi dalam 2 kategori yaitu penanganan secara farmakologis dan non farmakologis. Penanganan secara farmakologis seperti mengkonsumsi obat-obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID) yang dapat menghambat pembentukkan prostaglandin, misalnya ibuprofen

(6)

yang mana dapat mengurangi kram.7 Penanganan nyeri secara non farmakologi yang dapat dilakukan untuk nyeri haid (dismenore) salah satunya yaitu dengan menggunakan aromaterapi lavender.8

Pada aromaterapi lavender terdapat kandungan utamanya yaitu linalyl asetat dan linalool, dimana linalyl asetat berfungsi untuk mengendorkan dan melemaskan sistem kerja saraf dan otot yang mengalami ketegangan sedangakan linalool berperan sebagai relaksasi dan sedatif sehingga dapat menurunkan nyeri haid.9

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sungai Ambawang pada tanggal 3 maret 2016 melalui pengisian angket kepada seluruh siswi kelas X didapatkan bahwa 75 (73,5%) siswi mengalami nyeri haid dan 27 (26,4%) siswi lainnya tidak mengalami nyeri saat haid. Sedangkan untuk tingkat skala nyeri haidnya, didapatkan 27 (36%) siswi mengalami nyeri ringan, 30 (40%) siswi mengalami nyeri sedang, 15 (20%) siswi mengalami nyeri berat

terkontrol dan 3 (4%) siswi lainnya mengalami nyeri berat tidak terkontrol.

Peneliti bertanya kepada 2 orang guru di Sekolah Menegah Atas Negeri 1 Sungai Ambawang dikatakan bahwa remaja putri yang mengalami nyeri haid sering meminta izin untuk beristirahat di Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), bahkan terkadang ada yang meminta izin untuk pulang karena tidak tahan terhadap nyeri haid yang dialaminya. Peneliti juga bertanya kepada 10 siswi kelas X di Sekolah Menegah Atas Negeri 1 Sungai Ambawang mengenai penanganan apa saja yang dilakukan ketika mengalami nyeri haid, diperoleh hasil terdapat 3 siswi mengatakan melakukan penanganan dengan meminum obat yang dibeli di apotek, 5 siswi mengatakan melakukan penanganan dengan beristirahat dan 2 siswi lainnya mengatakan tidak melakukan apa-apa ketika mengalami nyeri haid.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka peneliti menganggap penting untuk dilakukan penelitian tentang pengaruh aromaterapi lavender terhadap skala nyeri haid

(7)

siswi kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, menggunakan desain penelitian pre-eksperimen berupa one–group pretest posttest.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswi kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sungai Ambawang dan yang mengalami nyeri haid serta mengetahui perkiraan siklus haid yang ditinjau dari tanggal haid selama 3 bulan terakhir berjumlah 25 siswi

Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik non probability sampling dengan purposive sampling yaitu pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu berdasarkan kriteria yang digunakan peneliti.10 Pada penelitian ini jumlah responden yang digunakan oleh peneliti sebanyak 16 siswi. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah Siswi Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sungai Ambawang kelas X dan

menandatangani informed consent, siswi yang mengalami dismenore selama 3 bulan terakhir dan siswi yang sudah mengetahui perkiraan siklus haid ditinjau dari tanggal haid selama 3 bulan terakhir.

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah siswi yang mengalami skala nyeri haid 10, siswi yang alergi terhadap aromaterapi lavender, siswi yang mengalami gangguan penciuman dan siswi yang meminum obat analgesik pada saat dilakukan penelitian

Variabel independen dalam penelitian ini adalah aromaterapi lavender sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah skala nyeri haid siswi kelas X di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya.

Alat dan bahan yang digunakan adalah tungku aromaterapi, minyak essensial lavender, air, lilin, korek api dan jam tangan. Untuk alat ukur nyeri haid yang digunakan dalam penelitian adalah lembar observasi berupa numeric rating scale. Efektifitas perlakuan dinilai dengan cara

(8)

membandingkan nilai sebelum pemberian aromaterapi lavender (Pretest) dan setelah diberikan aromaterapi lavender (Posttest).

Aromaterapi lavender diberikan satu kali pada saat responden mengalami menstruasi dengan durasi selama 15 menit. Pada pengaruh aromaterapi lavender terhadap skala nyeri haid dianalisis dengan menggunakan paired t test.

HASIL PENELITIAN

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia dan Usia Pertama Kali Menstruasi dan Rentang Usia Responden dan Usia Pertama Kali Menstruasi (N=16)

Karakteristik (f) (%) Usia Remaja Pertengahan Usia Remaja Akhir (14-16 Tahun) (17-19 Tahun) 15 1 93,9% 6,3% Usia Pertama Kali Menstruasi 1112 13 2 7 7 12,5% 43,8% 43,8% Rentang Usia Responden dan Usia Pertama Kali Menstruasi 2 3 4 5 6 2 5 3 37,5% 12,5% 31,3% 18,8%

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.1 didapatkan bahwa karakteristik usia responden pada penelitian ini adalah antara usia 14

sampai 17 tahun. Dengan mayoritas kategori usia remaja pertengahan berjumlah 15 responden dengan persentase 93,9%. Mayoritas responden berusia 16 tahun dengan jumlah 9 responden dengan persentase 56,3%, usia responden termuda yaitu 14 tahun berjumlah 1 responden dengan persentase 6,3%. Responden yang berusia 15 tahun berjumlah 5 responden dengan persentase 31,3% dan responden yang berusia 17 tahun berjumlah 1 responden dengan persentase 6,3%.

Mayoritas responden pertama kali mengalami menstruasi pada usia 12 dan 13 tahun yaitu berjumlah masing-masing 7 responden dengan persentase 43,8%. Rentang usia responden dan usia pertama kali menstruasi adalah antara 2-5 tahun dengan mayoritas responden mempunyai rentang usia dan usia pertama kali menstruasi adalah 2 tahun dengan persentase 37,5%.

(9)

Tabel 4.2 Skala Nyeri Haid Sebelum (Pretest) Pemberian Aromaterapi Lavender (N=16)

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.2 didapatkan bahwa karakteristik skala nyeri haid sebelum pemberian aromaterapi lavender adalah pada responden yang mengalami nyeri haid dengan skala nyeri ringan yaitu berjumlah 4 responden dengan persentase 25%, skala nyeri sedang yaitu berjumlah 11 responden dengan persentase 68,8% dan skala nyeri berat terkontrol yaitu berjumlah 1 responden dengan persentase 6,3%.

Tabel 4.3 Skala Nyeri Haid Setelah (Posttest) Pemberian Aromaterapi Lavender (N=16)

Skala Nyeri Haid

(Posttest) (f) (%) Tidak Nyeri (0) Nyeri Ringan (1-3) Nyeri Sedang (4-6) 3 12 1 18,8% 75% 6,3%

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.3 didapatkan bahwa karakteristik skala nyeri haid setelah pemberian aromaterapi lavender adalah pada skala tidak nyeri yaitu berjumlah 3 responden dengan persentase 18,8%, skala nyeri ringan yaitu berjumlah 12 responden dengan persentase 75% dan skala nyeri sedang yaitu 1 responden dengan persentase 6,3%.

Tabel 4.4 Hasil Uji Pengaruh Aromaterapi Lavender Terhadap Skala Nyeri Haid Sebelum dan Sesudah Pemberian Aromaterapi Lavender Dengan Uji t Berpasangan (N=16)

Pada tabel 4.4 ditampilkan jumlah responden yang mengikuti aromaterapi lavender berjumlah 16 responden. Rata-rata skala nyeri sebelum diberikan aromaterapi lavender yaitu 4,56 dengan standar deviasi 1,548 dan rata-rata skala

Skala Nyeri Haid

(Pretest) (f) (%) Nyeri Ringan (1-3) Nyeri Sedang (4-6) Nyeri Berat Terkontrol (7-9) 4 11 1 25% 68,8% 6,3% Variabel Mean Std Deviation P Sebelum diberikan aromaterapi lavender (A) Setelah diberikan aromaterapi lavender (B) 4,56 1,50 1,548 1,155 0,000

(10)

nyeri setelah diberikan aromaterapi lavender yaitu 1,50 dengan standar deviasi 1,155. Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa nilai p = 0,000. Karena nilai p<0,05 yang artinya Ha diterima dan H0 ditolak.

PEMBAHASAN

Usia responden dalam penelitian ini cukup bervariasi. Usia responden dimulai dari usia 14 hingga 17 tahun, dengan mayoritas responden berusia 16 tahun yaitu berjumlah 9 responden dengan persentase 56,3%, hal ini disebabkan karena responden pada penelitian ini adalah siswi kelas X dimana pada usia kelas X berada paling banyak di usia 16 tahun. Pada penelitian ini usia responden termasuk dalam kategori usia remaja yaitu usia antara 10-19 tahun.11

Kategori usia remaja pada penelitian ini terdiri dari usia remaja pertengahan dan usia remaja akhir. Dimana usia remaja pertengahan berjumlah 15 responden dengan persentase 93,9% dan usia remaja akhir berjumlah 1 responden dengan persentase 6,3%. Adanya

pengklasifikasian umur responden ini didukung oleh Rohan yang menyatakan bahwa usia remaja terbagi menjadi tiga kategori yaitu remaja awal yang terdiri dari usia 10-13 tahun, remaja pertengahan terdiri dari usia 14-16 tahun dan remaja akhir terdiri dari usia 17-19 tahun.12

Pada usia responden yang mengalami menstruasi pertama kali dalam penelitian ini mayoritas berusia 12 dan 13 tahun. Dimana masing-masing usia terdapat 7 responden dengan persentase 43,8%. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sukarni dan Wahyu dimana menstruasi pertama (menarche) diartikan sebagai permulaan menstruasi pada seorang gadis selama masa pubertas yang biasanya muncul pada usia 11 sampai 14 tahun.13 Hal ini juga didukung oleh Wibowo dimana seseorang mengalami menstruasi pertama kali pada umur 12-13 tahun.14 Terjadinya menarche pada seseorang menunjukkan bahwa kadar estrogen dan progesteron sudah memadai untuk menginduksi perkembangan uterus.15 Menarche dapat terjadi setelah dua tahun

(11)

awitan pubertas yaitu sekitar usia 12,5 tahun.16

Pada penelitian ini responden termasuk dalam kategori remaja yang telah melewati menarche selama 12 bulan atau lebih. Sehingga hal tersebut dapat menyebabkan responden mengalami keluhan pada menstruasi yang dialaminya, satu diantara keluhan menstruasi tersebut yaitu nyeri haid (dismenore) dengan rata-rata rentang usia responden pertama kali menstruasi dan usia responden sekarang antara 2-5 tahun, hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Hendrik yang menyatakan bahwa dismenore dapat terjadi 2-3 tahun setelah seseorang mengalami menstruasi pertama dan mencapai maksimalnya pada usia 15 sampai 25 tahun.17 Hal ini didukung oleh Neinsten dimana dismenore dapat terjadi 1-3 tahun setelah mengalami menstruasi pertama, hal ini dikarenakan pada awal menstruasi siklusnya masih berjenis anovulasi sehingga banyak remaja yang tidak mengalami dismenore di awal menstruasi.18

Distribusi skala nyeri haid sebelum dilakukan pemberian aromaterapi lavender adalah didapatkan responden terbanyak mengalami nyeri sedang yaitu 11 responden (68,8%). Hal tersebut disebabkan karena pada saat dilakukan penelitian responden mengalami stres oleh karena berbagai masalah yang dialami responden seperti stres karena tugas yang banyak, stres menghadapi ulangan harian dan stres yang dipicu oleh masalah pribadi responden. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Priyanti dimana semakin tinggi tingkat stres yang dialami seseorang maka akan meningkatkan rasa nyeri haid yang dialaminya.19

Didukung penelitian yang dilakukan oleh Sari, yang menyatakan bahwa bila seseorang mengalami stres maka tubuh akan memproduksi hormon estrogen dan hormon adrenalin secara berlebihan. Dimana ketika hormon estrogen berlebihan di dalam tubuh maka dapat menyebabkan peningkatan kontraksi uterus yang berlebihan sehingga mengakibatkan nyeri haid.

(12)

Sedangkan ketika hormon adrenalin meningkat di dalam tubuh maka akan menyebabkan otot tubuh menjadi tegang termasuk otot rahim sehingga akan menyebabkan terjadi nyeri saat haid.20

Hasil penelitian sebelum dilakukan aromaterapi lavender ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Chasanawati dan Rohmawati, yang mana sebelum diberikan aromaterapi lavender responden terbanyak mengalami nyeri sedang. Pada penelitian yang dilakukan oleh Chasanawati didapatkan sebelum diberikan aromaterapi terdapat 52,4% responden mengalami nyeri sedang dan 47,6% mengalami nyeri ringan.21 Hal ini sejalan dengan penelitian Rohmawati yang menunjukkan bahwa tingkat nyeri menstruasi sebelum diberikan aromaterapi adalah 60,61% responden mengalami nyeri sedang, 36,36% mengalami nyeri ringan dan 3,03% mengalami nyeri berat.22

Distribusi skala nyeri haid setelah dilakukan pemberian aromaterapi lavender adalah mayoritas responden mengalami

skala nyeri ringan sebanyak 12 responden (75%). Hal ini disebabkan oleh karena responden merasa rileks dan nyaman bahkan ada beberapa dari responden yang tertidur sehingga rasa nyeri haid yang dirasakan oleh responden dapat berkurang. Pada pemberian aromaterapi lavender ini merupakan salah satu upaya untuk merelaksasikan diri.23 Pada saat seseorang melakukan relaksasi dengan baik dan didukung dengan lingkungan yang tenang maka hal tersebut akan memberikan efek terhadap penurunan intensitas nyeri.24

Hasil penelitian setelah dilakukan aromaterapi lavender ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Chasanawati yang menyatakan bahwa setelah pemberian aromaterapi terjadi penurunan skala nyeri yaitu 81% responden mengalami nyeri ringan dan 19% responden tidak mengalami nyeri.21 Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gunardi yaitu terdapat penurunan skala tingkat nyeri setelah pemberian aromaterapi lavender, didapatkan

(13)

60% responden tidak mengalami nyeri, 35% mengalami nyeri ringan dan 5% mengalami nyeri sedang.25

Pada hasil uji Paired T Test didapatkan nilai p = 0,000. Hasil p < 0,05 berarti ada pengaruh pemberian aromaterapi lavender terhadap skala nyeri haid siswi kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Widyaningrum yang menyatakan bahwa rata-rata derajat nyeri sebelum diberikan aromaterapi lavender adalah 4,50 (nyeri sedang), setelah diberikan aromaterapi lavender adalah 1,90 (nyeri ringan). Hasil analisa bivariat yaitu ada perbedaan tingkat nyeri menstruasi sebelum dan sesudah diberikan aroma terapi lavender pada mahasiswi Akbid Ngudi Waluyo Tahun 2015 dengan nilai p = 0,000.26 Hasil ini diperkuat oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Gunardi Saiful yang menyatakan bahwa sebelum diberikan aromaterapi lavender terdapat 65% responden mengalami nyeri ringan, 30% mengalami nyeri sedang dan

5% mengalami nyeri berat. Sesudah diberikan aromaterapi lavender terdapat penurunan pada tingkat nyeri yaitu 60% responden tidak nyeri, 35% mengalami nyeri ringan dan 5% mengalami nyeri sedang. Hasil rata-rata dari penelitian yaitu pretest 3,35 menjadi rata-rata posttest 0,85 dengan nilai p = 0,000.25

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aromaterapi lavender berpengaruh dalam penurunan skala nyeri haid. Hal ini disebabkan pada saat seseorang menghirup aromaterapi lavender, molekul yang mudah menguap (volatile) dari minyak tersebut dibawa ke sel-sel reseptor dihidung. Ketika molekul-molekul tersebut menempel pada rambut-rambut halus di hidung, maka terjadilah suatu pesan elektrokimia yang akan ditransmisikan melalui saluran olfactory ke otak kemudian ke sistem limbik.27 Dimana akan merangsang hipotalamus untuk melepaskan hormon serotonin dan hormon endorphin, yang mana fungsi hormon serotonin yaitu dapat memperbaiki suasana hati sedangkan hormon endorphin sebagai penghilang rasa

(14)

sakit alami serta menghasilkan perasaan rileks, tenang dan senang.28 Ketika seseorang menghirup aromaterapi lavender selama 15-30 menit maka dapat mengendorkan otot-otot yang mengalami ketegangan dan kemudian dapat membuka aliran darah yang sempit sehingga dapat menurunkan nyeri haid.26

PENUTUP

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini sebagai berikut : a. Usia responden terbanyak

berusia 16 tahun (56,3%), usia pertama kali menstruasi terbanyak pada usia 12 tahun (43,8%) dan 13 tahun (43,8%) dan rentang usia responden dengan usia pertama kali menstruasi terbanyak yaitu 2 tahun (37,5%).

b. Skala nyeri haid terbanyak sebelum dilakukan pemberian aromaterapi lavender pada responden yaitu skala nyeri sedang 68,8%. Dan skala nyeri haid terbanyak setelah dilakukan pemberian aromaterapi lavender

pada responden yaitu 75% mengalami skala nyeri ringan. c. Terdapat pengaruh aromaterapi

lavender terhadap penurunan skala nyeri haid siswi kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya.

SARAN

Saran yang dapat disampaikan berdasarkan penelitian ini antara lain: a. Bagi Institusi Pendidikan

Aromaterapi lavender dapat dijadikan sebagai tindakan mandiri perawat dalam asuhan keperawatan maternitas dengan nyeri haid (dismenore) sebagai terapi non farmakologi yang dapat diberikan untuk penurunan skala nyeri haid. Aromaterapi lavender ini juga dapat dijadikan sebagai tambahan pengetahuan di bidang keperawatan maternitas.

b. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman peneliti tentang pengaruh aromaterapi lavender terhadap penurunan skala nyeri haid.

(15)

c. Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu penanganan nyeri haid di sekolah, karena penatalaksanaan aromaterapi lavender mudah untuk diterapkan. Sehingga diharapkan kepada siswi yang mengalami nyeri haid tidak perlu absen dari sekolah dan diharapkan dapat berkonsentrasi selama mengikuti kegiatan pembelajaran.

d. Bagi Penelitian Selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber referensi dalam penelitian selanjutnya mengenai pengaruh aromaterapi lavender terhadap skala nyeri haid.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih untuk Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya yang telah memberikan izin penelitian dan kepada siswi kelas X yang telah memberikan waktu dan kesempatan kepada peneliti untuk memberikan aromaterapi lavender

sebagai salah satu penanganan nyeri haid.

DAFTAR PUSTAKA

1. Potter PA, & Perry AG. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan Praktik Vol 1. Jakarta: EGC.2012.

2. Norwitz & Schorge. At a Glance Obstetri & Ginekologi, Ed.2. Jakarta: EGC. 2007.

3. Mitayani. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika.2009.

4. Manuaba, I.A.C. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: EGC.2009.

5. Ortiz, I Mario. Primary dysmenorrhea among Mexican university students: prevalence, impact and treatment. European Journal of Obstetrics & Gynecology and Reproductive Biology. 2010. Pp 73–77. Diunduh tanggal 11 Januari 2016 6. Purba, S Frenita. Faktor-Faktor

Yang Berhubungan Dengan Dismenore Pada Siswi SMK Negeri 10 Medan Tahun 2013 .Jurnal Gizi, Kesehatan Reproduksi dan Epidemiologi. 2013; 2 (5). Diunduh tanggal 2 Maret 2016.

7. Corwin, Elizabeth. J. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC. 2009.

8. Dehkordi Raisi Ziba. Effect Of Lavender Inhalation On The Symptoms Of Primary Dysmenorrhea And The Amount Of Menstrual Bleeding: A Randomized Clinical Trial. Journal Complementary

(16)

Therapies In Medicine. 2014;Vol 22. pp 212-219. Elsevier. University Of Medical Sciences. Diunduh tanggal 4 Februari 2016.

9. Iga DP. Aromaterapi Lavender Sebagai Media Relaksasi. Bagian Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. 2013. Diunduh tanggal 4 Februari 2016.

10. Notoatmodjo, Soekidjo.

Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 2012.

11. Aryani Ratna. Kesehatan Remaja: Problem dan Solusinya. Jakarta: Salemba Medika. 2010. 12. Rohan, Hasdianah dan Sandu,

Siyoto. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi.Yogyakarta: Nuha Medika. 2013

13. Sukarni dan Wahyu. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Yogyakarta : Nuha Medika. 2013 14. Wibowo S Daniel. Anatomi

Tubuh Manusia. Jakarta: PT Grasindo. 2005.

15. Coad Jane. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Bidan. Jakarta: EGC. 2006

16. Batubara RL Jose. Adolescent Development (Perkembangan Remaja). Jurnal Sari Pediatri. 2010. Vol 12 (1). Diunduh tanggal 1 Juni 2016

17. Hendrik. Problem Haid Tinjauan Syariah Islam dan Medis. Solo: Tiga Serangkai. 2006

18. Neinstein S Lawrence. Adolescent Health Care A Practical Guide Ed5th. Philadelphia: Wolters Kluwer. 2008

19. Priyanti Sari. Hubungan Tingkat Stres Terhadap Dismenore Pada Remaja Putri Di Madrasah Mamba’ul Ulum Awang-Awang Mojosari Mojokerto. Jurnal Ilmiah Kesehatan Politeknik Kesehatan Majapahit. 2014. Vol 6 (2). Diunduh tanggal 31 Mei 2016

20. Sari Diana. Hubungan Stres dengan Kejadian Dismenore Primer pada Mahasiswi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Jurnal Andalas.2015. Vol 4 (2). Diunduh tanggal 31 Mei 2016 21. Chasanawati R ika. Perbedaan

Efektifitas Penurunan Tingkat Nyeri Haid Pada Remaja Putri Dengan Teknik Aromaterapi Lavender Dan Terapi Musik Mozart Di SMP Negeri 39 Kota Semarang. Program Studi DIV Kebidanan Ngudi Waluyo. 2015. Diunduh tanggal 18 Mei 2016 22. Rohmawati Sulis. Perbedaan

Pemberian Kompres Hangat Dan Aromatherapy Terhadap Penurunan Nyeri Menstruasi (Dismenore) Pada Siswi Kelas XI SMA Negeri 1 Karangbinangun. Jurnal Surya. 2014. Vol 1 (17). Diunduh tanggal 18 Mei 2016. 23. Solehati dan Cecep. Konsep Dan

Aplikasi Relaksasi Dalam Keperawatan Maternitas. Bandung: PT Refika Aditama. 2015

24. Ernawati. Terapi Relaksasi Terhadap Nyeri Dismenore Pada Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Semarang. Jurnal Unimus. 2010. Diunduh tanggal 1 Juni 2016.

(17)

25. Gunardi Saiful. Pengaruh Terapi Lavender Terhadap Penurunan Skala Nyeri Dismenore Pada Mahasiswi STIKIM Jakarta. Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia. 2015. Vol 5 (1). Diunduh tanggal 4 Februari 2016.

26. Widyaningrum, Desy. Perbedaan Tingkat Nyeri Menstruasi Sebelum Dan Sesudah Diberikan Aroma Terapi Lavender Pada Mahasiswi AKBID NGUDI WALUYO. Program Studi D-IV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo. 2015. Diunduh tanggal 4 Februari 2016.

27. Koensoemardiyah. A-Z Aromaterapi Untuk Kesehatan, Kebugaran, dan Kecantikan. Yogyakarta: Lily Publisher. 2009.

28. Mangoenprasodjo Setiono. Terapi Alternatif & Gaya Hidup Sehat. Yogyakarta: Pradipta. 2005.

Gambar

Tabel  4.1  Karakteristik  Responden Berdasarkan Usia  dan  Usia  Pertama  Kali Menstruasi dan  Rentang  Usia  Responden dan Usia Pertama Kali Menstruasi (N=16)

Referensi

Dokumen terkait

Materi pembelajaran sastra mengenai Progresivisme dalam kumpulan puisi Philosophia karya Wachid Eko Purwanto relevan dengan standar isi yang berupa dengan kompetensi

Indonesia, yang memiliki salah satu angka pernikahan anak tertinggi di dunia menurut UNICEF, tahun lalu menaikkan usia resmi untuk menikah dari 16 menjadi 19 untuk kedua jenis

Dan untuk pelaksanaan pelayanan penyuluhan kepada masyarakat di Kelurahan Pelabuhan masih belum maksimal karenakan beberapa hal antara lain yaitu pertama masyarakat

Secara khusus, kunjungan kerja Komisi VI DPR RI ini dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan dan permasalahan yang dihadapi oleh Kementerian Koperasi dan UKM,

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertama, pelaksanaan pembelajaran online Mangunsari di Kota Salatiga berjalan dengan baik tanpa kendala yang berarti dikarenakan

Penambahan garam dalam pembuatan sosis bukan hanya berfungsi untuk memberi rasa, tetapi juga untuk melarutkan salt-soluble protein dalam daging sehingga dapat menghasilkan

Jadi pengertian Perancangan Interior Galeri Kerudung Handmade Almira dalam suasana modern natural adalah pemecahan masalah pada bagian dalam ruang yang menyediakan tempat untuk

Kompresor berfungsi menciptakan tekanan rendah pada ruang evaporator dan menciptakan tekanan tinggi pada