• Tidak ada hasil yang ditemukan

I-1 RENCANA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "I-1 RENCANA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN KEPUTUSAN BUPATI BOGOR NOMOR :

TANGGAL :

RENCANA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) menyusun Rencana Kerja (Renja) yang mengacu pada Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD), Rencana Strategis (Renstra) SKPD, hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan periode sebelumnya, masalah yang dihadapi, dan usulan program serta kegiatan yang berasal dari masyarakat. Renja SKPD memuat kebijakan, program dan kegiatan pembangunan, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.

Penyusunan Renja Badan Lingkungan Hidup tahun 2014 sedikit berbeda dengan penyusunan Renja tahun- tahun sebelumnya, dimana Renja tahun 2014 belum memiliki acuan Renstra terbaru, karena telah berakhirnya masa berlaku Renstra periode tahun 2008-2013 seiring dengan berakhirnya masa jabatan Bupati dan Wakil Bupati periode tahun 2008-2013. Mengingat dokumen RKPD tahun 2014 yang diacu dalam penyusunan Renja masih mengacu pada RPJMD tahun 2008-2013, maka sebagai konsekuensi dari hal tersebut, Renstra Badan Lingkungan Hidup tahun 2008-2013 masih tetap diacu dalam penyusunan Renja tahun 2014.

Dokumen Renja Badan Lingkungan Hidup tahun 2014 akan dijadikan landasan awal dalam penyusunan Renstra Badan Lingkungan Hidup periode tahun 2013-2018. Disamping itu, Renja Badan Lingkungan Hidup harus terintegrasi dengan prioritas dan

(2)

I-2

fokus pembangunan daerah tahun 2014, bersinergi dengan prioritas pembangunan nasional dan Provinsi Jawa Barat, serta harus menjadikan Standar Pelayanan Minimal (SPM) sebagai acuan dalam pelaksanaan program dan kegiatan di lingkup Badan Lingkungan Hidup. Dst... (disesuaikan oleh SKPD dan Kecamatan)

(3)

LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOGOR

NOMOR : TANGGAL :

RENCANA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) menyusun Rencana Kerja (Renja) yang mengacu pada Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD), Rencana Strategis (Renstra) SKPD, hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan periode sebelumnya, masalah yang dihadapi, dan usulan program serta kegiatan yang berasal dari masyarakat. Renja SKPD memuat kebijakan, program dan kegiatan pembangunan, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.

Penyusunan Renja Badan Lingkungan Hidup tahun 2014 sedikit berbeda dengan penyusunan Renja tahun- tahun sebelumnya, dimana Renja tahun 2014 belum memiliki acuan Renstra terbaru, karena telah berakhirnya masa berlaku Renstra periode tahun 2008-2013 seiring dengan berakhirnya masa jabatan Bupati dan Wakil Bupati periode tahun 2008-2013. Mengingat dokumen RKPD tahun 2014 yang diacu dalam penyusunan Renja masih mengacu pada RPJMD tahun 2008-2013, maka sebagai konsekuensi dari hal tersebut, Renstra Badan Lingkungan Hidup tahun 2008-2013 masih tetap diacu dalam penyusunan Renja tahun 2014.

Dokumen Renja Badan Lingkungan Hidup tahun 2014 akan dijadikan landasan awal dalam penyusunan Renstra Badan Lingkungan Hidup periode tahun 2013-2018. Disamping itu, Renja

(4)

I-2

Badan Lingkungan Hidup harus terintegrasi dengan prioritas dan fokus pembangunan daerah tahun 2014, bersinergi dengan prioritas pembangunan nasional dan Provinsi Jawa Barat, serta harus menjadikan Standar Pelayanan Minimal (SPM) sebagai acuan dalam pelaksanaan program dan kegiatan di lingkup Badan Lingkungan Hidup.

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pembentukan Lembaga Teknis Daerah.

Badan Lingkungan Hidup (BLH) merupakan Perangkat Daerah yang menjadi unsur pendukung penyelenggaraan pemerintah daerah di bidang lingkungan hidup yang dipimpin oleh Kepala Badan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati.

Badan Lingkungan Hidup mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pengelolaan lingkungan hidup dan mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Perumusan kebijakan teknis di Bidang Lingkungan Hidup

b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di Bidang Lingkungan Hidup

c. Pembinaan pelaksanaan tugas di Bidang Lingkungan Hidup dan d. Pelaksanaan Tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

Dengan mengusung VISI “Terwujudnya Peningkatan Kualitas Sumber Daya melalui Pengelolaan Lingkungan Hidup yang berkelanjutan”, diharapkan lima MISI yang ada, yakni mewujudkan organisasi yang handal, meningkatkan penataan lingkungan hidup guna mendukung pengendalian dampak lingkungan hidup, meningkatkan pemanfaatan dan pengembangan kualitas SDA, meningkatkan pemulihan lingkungan hidup, meningkatkan pengawasan dan pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup dapat terwujud.

Badan Lingkungan Hidup (BLH) sebagai Badan yang bertanggungjawab terhadap pengelolaan lingkungan hidup, telah melakukan berbagai upaya pengelolaan dan pengendalian lingkungan hidup yang dilakukan setiap tahunnya secara langsung ataupun

(5)

tidak langsung yang tertuang didalam Rencana Strategis (Renstra) dimana didalamnya memuat sasaran dan program yang akan dilaksanakan selama 5 (lima) tahun berturut-turut berdasarkan kemampuan baik secara internal maupun eksternal beserta berbagai peluang dan ancaman yang mungkin timbul.

Penjabaran Rencana Strategis (Renstra) adalah Rencana Kerja (Renja), yang disusun setiap tahun oleh badan dalam bentuk kegiatan operasional terperinci.

Rencana Kerja merupakan penghubung antara Renstra dengan perencanaan operasional yang lebih terperinci serta merupakan alat untuk monitoring dan evaluasi kinerja.

Melalui Rencana Kerja Tahunan diupayakan untuk mengadakan perencanaan, penataan dan pengendalian lingkungan sehingga pengelolaannya sejalan dengan pelestarian lingkungan. Rencana Kerja BLH Tahun 2014 menguraikan seluruh program dan kegiatan yang ada dimasing-masing bidang dan bagian Sekretariat.

1.1. LANDASAN HUKUM :

Penyusunan Renja BLH Kabupaten Bogor didasarkan kepada :

1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Undang-undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan mengubah Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Djawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851);

2. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

(6)

I-4

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan,

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 164, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4484); 8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 9. Undangan-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

10. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 11. Peraturan Pemerintahan Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana

Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4577);

12. Peraturan Pemerintahan Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah kepada Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

(7)

4578);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4463); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara

Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4464);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

19. Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);

20. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

(8)

I-6

Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

22. Peraturan Pemerintah Nomor 30 tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5219); 23. Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014;

24. Instruksi Presiden Nomor 1 tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010;

25. Instruksi Presiden Nomor 3 tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan;

26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

27. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

28. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat

Tahun 2005-2025 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Propinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 24 SERI E);

29. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Propinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Tahun 2009 Nomor 6 SERI E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 64);

(9)

Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah (Lembran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 9); 31. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 9 Tahun 2008 tentang

Susunan dan Kedudukan Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 9);

32. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pembentukan Lembaga Teknis Daerah (Lembaran Daerah Nomor 12 Tahun 2008);

33. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 19 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025 (Lembran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 36);

34. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 27 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025 (Lembran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 27);

35. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 7 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008-2013 (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2009 Nomor 7) sebagaimana diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 16 Tahun 2011 tentang Perubahan Peraturan Daerah Kabupaten Tahun 2008-2013 (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2011 Nomor 16);

1.3. MAKSUD DAN TUJUAN

Tujuan penyusunan Rencana Kerja adalah :

1. Menjabarkan Visi, Misi dan Program yang telah ditetapkan melalui Rencana Strategis Badan Lingkungan Hidup (BLH)

2. Sebagai sarana dalam menampung aspirasi masing-masing bidang untuk penyusunan program dan kegiatan tahunan BLH

3. Tersedianya pedoman yang dapat digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiataan

4. Mewujudkan sinkronisasi dan sinergi perencanaan pembangunan daerah Kabupaten Bogor

(10)

I-8

1.4. SISTEMATIKA PENULISAN :

Sistematika Penyusunan Rencana Kerja (Renja) Badan Lingkungan Hidup tahun 2014 adalah sebagai berikut :

1. BAB I PENDAHULUAN

Berisi uraian tentang Latar Belakang, Dasar Hukum, Maksud dan Tujuan serta Sistematika Penulisan.

2. BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2011 DAN TAHUNH 2012

Bab II ini berisi tentang Evaluasi Pelaksanaan Renja BLH Tahun Lalu dan Capaian Renstra BLH, Isu-isu Penting Penyelenggaran Tugas dan Fungsi BLH, Review terhadap Rancangan Awal RKPD, Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat.

3. BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

Bab ini berisikan Telaahan terhadap Kebijakan Nasional dan Provinsi, Tujuan dan Sasaran Renja BLH, Program dan Kegiatan.

4. BAB IV PENUTUP

Berisikan catatan penting, kaidah-kaidah pelaksanaan dan rencana tindak lanjut.

(11)

BAB II

EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2012

2.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA TAHUN 2012 DAN CAPAIAN RENSTRA BLH.

Anggaran Belanja Daerah Badan Lingkungan Hidup (BLH) pada Tahun 2012 sebesar Rp. 7.857.877.000,- terdiri dari Belanja Tidak Langsung sebesar Rp. 3.777.650.000,- dan Belanja Langsung, sebesar Rp. 4.480.227.000.

Anggaran Belanja Tidak Langsung digunakan untuk Gaji Pokok dan Tunjangan sementara Belanja Langsung digunakan untuk pelaksanaan program dan kegiatan dilingkup Badan Lingkungan Hidup yang terdiri dari 10 (sepuluh) Program dan 50 (limapuluh) kegiatan.

Realisasi hasil pelaksanaan dari anggaran tersebut adalah sebagai berikut : Anggaran Belanja sebesar Rp. 7.857.877.000,- , Realisasi sebesar Rp. 7.239.800.558,- atau terserap 93,17%, terdiri dari Belanja Tidak Langsung yang ditargetkan sebesar Rp. 3.777.650.000,- terealisasi sebesar Rp. 3.322.604.118,- atau terserap98,37%, sementara Belanja Langsung dari target sebesar Rp. 4.480.227.000,- terealisasi sebesar Rp. 3.917.196.440,- atau terserap 87,43% maka Surplus/Defisitsebesar 93,17% atau sebesar Rp. 7.239.800.558,-.Secara garis besar realisasi anggaran Badan Lingkungan Hidup sebagai berikut:

No. Uraian Anggaran

(Rp.) Realisasi (Rp.) % Realisasi A. PENDAPATAN B. BELANJA 7.857.877.000 7.239.800.558 93,17 1. BELANJA TIDAK LANGSUNG 3.777.650.000 3.322.604.118 98,37 2. BELANJA LANGSUNG 4.480.227.000 3.917.196.440 87,43 C. SURPLUS / (DEFISIT) 7.857.877.000 7.239.800.558 93,17

(12)

II-2

Uraian kegiatan beserta capaian indikator kinerja outputnya sebagai berikut :

1) Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup, terdiri dari 8 kegiatan dengan perincian sebagai berikut : 1.1. Kegiatan Pelaksanaan Pemantauan Kualitas Lingkungan, dari

rencana anggaran Rp.200.000.000,- realisasinya mencapai Rp.184.374.900,- atau sebesar 92,19% dengan output dari rencana jumlah pemantauan kualitas lingkungan, dari rencana sebanyak 100 perusahaan dan 8 sungai (S.Ciliwung, S.Cisadane, S. Cileungsi, S. Cipamingkis, S. Cikaniki, S. Cikeas, S. Kalibaru dan S. Cibeet) realisasinya tercapai 100 perusahaan dan 8 sungai atau sebesar 100%.

1.2. Kegiatan Pelaksanaan Pengelolaan B3 dan Limbah B3, dari rencana anggaran Rp.150.000.000,- realisasinya mencapai Rp.139.559.500,- atau sebesar 93,04% dengan outputdari rencana jumlah perusahaan pengelolaan limbah B3 yang dibina, dari rencana sebanyak 160 perusahaan, realisasinya tercapai 160 perusahaan atau sebesar 100%

1.3. Kegiatan Pelaksanaan Peningkatan peran serta Masyarakat Dalam Pengendalian Lingkungan Hidup, dari rencana anggaran Rp.200.000.000,- realisasinya mencapai Rp.177.649.575,- atau sebesar 88,82% dengan outputdari rencana Jumlah masyarakat yang peduli lingkungan, dari rencana sebanyak 50 orang, realisasinya tercapai 50 orang atau sebesar 100%

1.4. Kegiatan Pelaksanaan Pembinaan Penerapan Amdal dan UKL/UPL, dari rencana anggaran Rp.162.500.000,- realisasinya mencapai Rp.154.149.800,- atau sebesar 95% dengan outputdari rencana Jumlah perusahaan yang dibina dalam penerapan AMDAL dan UKL/UPL dan jumlah sosialisasi evaluasi tanggapan yang terlaksana, dari rencana sebanyak 72 perusahaan di 12 kecamatan yakni Pamijahan, Cisarua, Cijeruk, Parung, Gunung Sindur, Kemang, Cibinong, Citeureup, Babakan Madang, Gunung Putri, Klapanunggal dan Cileungsi, realisasinya tercapai 72 perusahaan atau sebesar 100%

(13)

1.5. Kegiatan Pelaksanaan Analisa Pengujian Air Limbah, dari rencana anggaran Rp.75.000.000,- realisasinya mencapai Rp.74.998.500,- atau sebesar 100% dengan outputdari rencana Jumlah industri yang dianalisa pengujian air limbah, dari rencana sebanyak 20 industri di 6 kecamatan yakni Cibinong, Gunung Putri, Babakan Madang, Leuwisadeng, Cileungsi, Citeureup, Ciomas, Cigudeg dan Kemang, realisasinya tercapai 20 industri atau sebesar 100%

1.6. Kegiatan Pelaksanaan Analisa Pengujian Air Permukaan, dari rencana anggaran Rp.75.000.000,- realisasinya mencapai Rp.74.998.800,- atau sebesar 100% dengan outputdari rencana Jumlah sertifikat hasil uji air di 8 sungai (S. Kalibaru, S.Ciliwung, S.Cisadane, S. Cileungsi, S. Cipamingkis, S. Cikaniki, S. Cikeas dan S. Cibeet), dari rencana sebanyak 107 titik, realisasinya tercapai 107 titik atau sebesar 100%

1.7. Kegiatan Pelaksanaan Analisa Pengujian Udara (Ambient), dari rencana anggaran Rp.75.000.000,- realisasinya mencapai Rp.74.997.400,- atau sebesar 100% dengan outputdari rencana Jumlah sertifikat hasil uji udara, dari rencana sebanyak 40 titik di 6 kecamatan yakni Ciawi, Gunung Sindur, Cibinong, Citeureup, Gunung Putri, Cileungsi dan Klapanunggal, realisasinya tercapai 40 titik atau sebesar 100%

1.8. Kegiatan Pelaksanaan Koordinasi Penyelesaian Sengketa Akibat Dampak Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup, dari rencana anggaran Rp.125.000.000,- realisasinya mencapai Rp.78.423.750,- atau sebesar 62,74% dengan outputdari rencana Jumlah kasus yang ditangani terdapat pengaduan dugaan adanya pencemaran/kerusakan lingkungan, dari rencana sebanyak 5 kegiatan, realisasinya tercapai 5 kegiatan atau sebesar 100%

2) Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam, terdiri dari 2 kegiatan dengan perincian sebagai berikut :

2.1. Kegiatan Pelaksanaan Pengendalian dan Pengawasan Pemanfaatan SDA, dari rencana anggaran Rp.100.000.000,-

(14)

II-4

realisasinya mencapai Rp.83.405.000,- atau sebesar 83% dengan outputdari rencana Jumlah pengendalian kerusakan lingkungan yang terlaksana, dari rencana sebanyak 40 kegiatan, realisasinya tercapai 40 kegiatan atau sebesar 100%

2.2. Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Informasi Status Kerusakan Lahan/Tanah untuk Produksi Biomasa, dari rencana anggaran Rp. 235.750.000,- realisasinya mencapai Rp. 218.400.000,- atau sebesar 93% dengan outputdari rencana jumlah informasi data kondisi lahan/tanah dan status kerusakannya, dari rencana sebanyak 10 buku, realisasinya tercapai 10 buku atau sebesar 100%

3) Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam, terdiri dari 1 kegiatan dengan perincian sebagai berikut :

3.1. Kegiatan Pelaksanaan Penyusunan Pedoman Standar dan Prosedur Pemulihan Lingkungan, dari rencana anggaran Rp.100.000.000,- realisasinya mencapai Rp.69.774.850,- atau sebesar 70% dengan outputdari rencana jumlah buku pedoman standar dan prosedur pemulihan yang tersusun, dari rencana sebanyak 1 buku, realisasinya tercapai 1 buku atau sebesar 100%.

4) Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, terdiri dari 1 kegiatan dengan perincian sebagai berikut :

4.1. Kegiatan Data Pengembangan dan Informasi Lingkungan, dari rencana anggaran Rp.314.250.000,- realisasinya mencapai Rp.293.566.080,- atau sebesar 93,42% dengan outputdari rencana jumlah buku tentang data dan informasi lingkungan, dari rencana sebanyak 10 laporan, realisasinya tercapai 1 laporan atau sebesar 100%

5) Program Peningkatan Pengendalian Polusi, terdiri dari 1 kegiatan dengan perincian sebagai berikut :

5.1. Kegiatan Pelaksanaan Pengujian Emisi Udara Akibat Aktivitas Industri, dari rencana anggaran Rp.100.000.000,- realisasinya mencapai Rp.93.997.400,- atau sebesar 94% dengan outputdari

(15)

rencana Jumlah kegiatan usaha industri dalam pengelolaan pengendalian pencemaran udara, dari rencana sebanyak 90 kegiatan usaha, realisasinya tercapai 90 kegiatan usaha atau sebesar 100%

6) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, terdiri dari 18 kegiatan dengan perincian sebagai berikut :

6.1. Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Jasa Surat Menyurat, dari rencana anggaran Rp.4.980.000,- realisasinya mencapai Rp.993.000,- atau sebesar 19,94% dengan outputdari rencana jumlah kebutuhan surat menyurat dan dokumen kerja kantor, dari rencana sebanyak 1.130 lembar, realisasinya tercapai 228 lembar atau sebesar 100%

6.2. Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik, dari rencana anggaran Rp.102.600.000,- realisasinya mencapai Rp.75.747.162,- atau sebesar 73,83% dengan outputdari rencana jumlah kebutuhan sarana komunikasi dan listrik, dari rencana sebanyak 6 line Telepon, 2 internet, 5 listrik dan 2 PAM, realisasinya tercapai 6 line Telepon, 2 internet, 5 listrik dan 2 PAM atau sebesar 100%

6.3. Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan Dinas/Operasional, dari rencana anggaran Rp.9.675.000,- realisasinya mencapai Rp.6.660.400,- atau sebesar 68.84% dengan outputdari rencana jumlah STNK kendaraan dinas operasional yang tersedia, dari rencana sebanyak 1 unit roda 6, 7 unit roda 4 dan 9 unit roda 2, realisasinya tercapai 1 unit roda 6, 7 unit roda 4 dan 9 unit roda 2 atau sebesar 100%

6.4. Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor, dari rencana anggaran Rp.78.000.000,- realisasinya mencapai Rp.62.154.000,- atau sebesar 79,68% dengan outputdari rencana jumlah tenaga kebersihan kantor, dari rencana sebanyak 4 orang, realisasinya tercapai 4 orang atau sebesar 100%

6.5. Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan Kerja, dari rencana anggaran Rp.13.200.000,- realisasinya mencapai Rp.5.950.000,- atau sebesar 45% dengan outputdari

(16)

II-6

rencana jumlah peralatan kerja yang diperbaiki, dari rencana sebanyak 94 unit, realisasinya tercapai 42 unit atau sebesar 100%

6.6. Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Alat Tulis Kantor, dari rencana anggaran Rp.71.824.000,- realisasinya mencapai Rp.68.807.300,- atau sebesar 95,80% dengan outputdari rencana jumlah kebutuhan ATK untuk pelaksaan tupoksi, dari rencana sebanyak 69 jenis, realisasinya tercapai 69 jenis atau sebesar 100%

6.7. Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan, dari rencana anggaran Rp.65.000.000,- realisasinya mencapai Rp.54.231.250,- atau sebesar 83,43% dengan outputdari rencana jumlah barang dan cetakan dan penggandaan, dari rencana sebanyak 15 cetakan dan 84 penggandaan, realisasinya tercapai 15 cetakan dan 61 penggandaan atau sebesar 100%

6.8. Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor, dari rencana anggaran Rp.5.000.000,- realisasinya mencapai Rp.4.185.000,- atau sebesar 83.70% dengan outputdari rencana jumlah kebutuhan komponen instalasi listrik dan penerangan bangunan kantor, dari rencana sebanyak 8 jenis, realisasinya tercapai 8 jenis atau sebesar 100%

6.9. Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor, dari rencana anggaran Rp.54.312.000,- realisasinya mencapai Rp.50.560.400,- atau sebesar 93,09% dengan outputdari rencana Jumlah pemeliharaan gedung kantor, dari rencana sebanyak 2 unit meja kerja+kaca, 30 unit meja kerja ½ biro, 1 unit sofa sice, 22 unit kursi lipat, 5 unit meja rapat dan 1 unit papan struktur, realisasinya tercapai 2 unit meja kerja+kaca, 30 unit meja kerja ½ biro, 1 unit sofa sice, 22 unit kursi lipat, 5 unit meja rapat dan 1 unit papan struktur atau sebesar 100%

6.10. Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan, dari rencana anggaran Rp.20.000.000,- realisasinya mencapai Rp.19.228.000,- atau sebesar 96,14%

(17)

dengan outputdari rencana Jumlah kebutuhan surat kabar, majalah dan buku peraturan perundang-undangan, dari rencana sebanyak 5.042 jenis dan 2 buku, realisasinya tercapai 5.040 jenis dan 2 buku atau sebesar 100%

6.11. Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Bahan Logistik Kantor, dari rencana anggaran Rp.1.500.000,- realisasinya mencapai Rp.1.111.000,- atau sebesar 74,07% dengan outputdari rencana jumlah kebutuhan tabung gas yang tersedia, dari rencana sebanyak 24 unit, realisasinya tercapai 22 unit atau sebesar 100%

6.12. Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Makanan dan Minuman, dari rencana anggaran Rp.39.819.000,- realisasinya mencapai Rp.31.069.000,- atau sebesar 74,43% dengan outputdari rencana jumlah kebutuhan jamuan makan dan minum, dari rencana sebanyak 250 galon, 150 dus, 2705 orang “rapat” dan 150 orang “tamu”, realisasinya tercapai 60 galon, 18 dus, 2.140 orang “rapat” dan 150 orang “tamu” atau sebesar 100%

6.13. Kegiatan Pelaksanaan Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi Ke Dalam dan Luar Daerah, dari rencana anggaran Rp.300.000.000,- realisasinya mencapai Rp.231.445.198,- atau sebesar 77,15% dengan outputdari rencana jumlah rapat-rapat koordinasi dan konsultasi dalam dan luar daerah, dari rencana sebanyak 311 Dalam Daerah dan 183 Luar Daerah, realisasinya tercapai 164 Dalam Daerah dan 146 Luar Daerah atau sebesar 100%

6.14. Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Jasa Tenaga Pendukung Administrasi/Teknis Perkantoran, dari rencana anggaran Rp.29.850.000,- realisasinya mencapai Rp.29.850.000,- atau sebesar 100% dengan outputdari rencana jumlah honor bulanan bagi para pegawai kontrak, dari rencana sebanyak 2 orang, realisasinya tercapai 2 orang atau sebesar 100%

6.15. Kegiatan Pelaksanaan Pelayanan Dokumentasi dan Arsip SKPD, dari rencana anggaran Rp.35.232.000,- realisasinya mencapai Rp.27.725.805,- atau sebesar 78,69% dengan outputdari rencana jumlah dokumen dan arsip dinas, dari rencana

(18)

II-8

sebanyak 1000 arsip, realisasinya tercapai 1000 arsip atau sebesar 100%

6.16. Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Pelayanan Administrasi Kepegawaian, dari rencana anggaran Rp.90.000.000,- realisasinya mencapai Rp.85.774.495,- atau sebesar 95,30% dengan outputdari rencana jumlah pengelolaan administrasi kepegawaian di BLH, dari rencana sebanyak 9 laporan, realisasinya tercapai 9 laporan atau sebesar 100%

6.17. Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Pelayanan Administrasi Barang, dari rencana anggaran Rp.35.000.000,- realisasinya mencapai Rp.27.080.000,- atau sebesar 77,37% dengan output dari rencana jumlah pengelolaan administrasi barang dinas, dari rencana sebanyak 6 dokumen, realisasinya tercapai 6 dokumen atau sebesar 100%

6.18. Kegiatan Pelaksanaan Penyediaan Pelayanan Keamanan Kantor, dari rencana anggaran Rp.108.000.000,- realisasinya mencapai Rp.92.550.000,- atau sebesar 85,69% dengan outputdari rencana jumlah piket pengamanan kantor setiap hari, dari rencana sebanyak 6 orang, realisasinya tercapai 6 orang atau sebesar 100%

7) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, terdiri dari 8 kegiatan dengan perincian sebagai berikut :

7.1. Kegiatan Pelaksanaan Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor, dari rencana anggaran Rp.75.380.000,- realisasinya mencapai Rp.55.032.000,- atau sebesar 73,01% dengan outputdari rencana jumlah pemeliharaan perlengkapan gedung kantor, dari rencana sebanyak 11 unit, realisasinya tercapai 11 unit atau sebesar 100%

7.2. Kegiatan Pelaksanaan Pengadaan Peralatan Kantor, dari rencana anggaran Rp.90.000.000,- realisasinya mencapai Rp.70.697.500,- atau sebesar 78,55% dengan outputdari rencana jumlah kebutuhan peralatan kantor, dari rencana sebanyak 17 unit, realisasinya tercapai 17 unit atau sebesar 100%

7.3. Kegiatan Pelaksanaan Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor, dari rencana anggaran Rp.98.000.000,- realisasinya

(19)

mencapai Rp.87.227.000,- atau sebesar 89,01% dengan outputdari rencana jumlah pemeliharaan gedung kantor, dari rencana sebanyak 2 gedung, realisasinya tercapai 2 gedung atau sebesar 100%

7.4. Kegiatan Pelaksanaan Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional, dari rencana anggaran Rp.90.000.000,- realisasinya mencapai Rp.82.942.250,- atau sebesar 92,16% dengan outputdari rencana jumlah kendaraan operasional 7 mobil dan 9 motor, dari rencana sebanyak 7 mobil dan 9 motor, realisasinya tercapai 7 mobil dan 9 motor atau sebesar 100% 7.5. Kegiatan Pelaksanaan Pemeliharaan Rutin/Berkala

Perlengkapan Gedung Kantor, dari rencana anggaran Rp.50.000.000,- realisasinya mencapai Rp. 19.318.200,- atau sebesar 38.64% dengan output dari rencana jumlah kondisi peralatan kantor, dari rencana sebanyak 64 unit, realisasinya tercapai 42 unit atau sebesar 100%

7.6. Kegiatan Pelaksanaan Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Kantor, dari rencana anggaran Rp.51.275.000,- realisasinya mencapai Rp.10.966.625,- atau sebesar 21,39% dengan outputdari rencana jumlah kondisi peralatan kantor, dari rencana sebanyak 8 macam, realisasinya tercapai 6 macam atau sebesar 100%

7.7. Kegiatan Pelaksanaan Pengadaan Alat-Alat Labolatorium, dari rencana anggaran Rp.600.000.000,- realisasinya mencapai Rp.592.665.500,- atau sebesar 98,78% dengan outputdari rencana jumlah alat laboratorium, dari rencana sebanyak 1 unit, realisasinya tercapai 1 unit atau sebesar 100%

7.8. Kegiatan Pelaksanaan Pemeliharaan Alat-Alat Labolatorium, dari rencana anggaran Rp.32.780.000,- realisasinya mencapai Rp.26.860.000,- atau sebesar 81,94% dengan outputdari rencana jumlah alat laboratorium yang terkalibrasi, dari rencana sebanyak 15 unit, realisasinya tercapai 15 unit atau sebesar 100%

8) Program Peningkatan Disiplin Aparatur, terdiri dari 1 kegiatan dengan perincian sebagai berikut :

(20)

II-10

8.1. Kegiatan Pelaksanaan Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Perlengkapannya, dari rencana anggaran Rp.9.300.000,- realisasinya mencapai Rp.9.225.000,- atau sebesar 99% dengan outputdari rencana jumlah pakaian dinas dan perlengkapan, dari rencana sebanyak 6 keamanan dan 4 kebersihan, realisasinya tercapai 6 keamanan dan 4 kebersihan atau sebesar 100%

9) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, terdiri dari 2 kegiatan dengan perincian sebagai berikut :

9.1. Kegiatan Pelaksanaan Bimbingan Teknis Implementasi Peraturan Perundang-undangan, dari rencana anggaran Rp.42.000.000,- realisasinya mencapai Rp.16.300.000,- atau sebesar 38,81% dengan outputdari rencana jumlah peserta bimbingan teknis/implementasi peraturan, dari rencana sebanyak 12 orang, realisasinya tercapai 4 orang atau sebesar 100%

9.2. Kegiatan Pelaksanaan Pembinaan Mental dan Rohani bagi Aparatur, dari rencana anggaran Rp.25.000.000,- realisasinya mencapai Rp.20.000.000,- atau sebesar 80,-% dengan outputdari rencana jumlah aparat yang dibina, dari rencana sebanyak 24 kali ceramah dan 44 kali senam, realisasinya tercapai 24 kali ceramah dan 44 kali senam atau sebesar 100% 10) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian

Kinerja dan Keuangan, terdiri dari 8 kegiatan dengan perincian sebagai berikut :

10.1. Kegiatan Pelaksanaan Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD, dari rencana anggaran Rp.25.000.000,- realisasinya mencapai Rp.24.995.000,- atau sebesar 100% dengan outputdari rencana Jumlah dokumen lakip yang tersedia, dari rencana sebanyak 15 buku, realisasinya tercapai 15 buku atau sebesar 100%

10.2. Kegiatan Pelaksanaan Penyusunan Pelaporan Keuangan Semesteran, dari rencana anggaran Rp.20.000.000,- realisasinya mencapai Rp.20.000.000,- atau sebesar 100% dengan output dari rencana jumlah dokumen laporan

(21)

keuangan semesteran yang tersedia, dari rencana 1 dokumen, realisasinya tercapai 1 dokumen atau sebesar 100%

10.3. Kegiatan Pelaksanaan Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun, dari rencana anggaran Rp.25.000.000,- realisasinya mencapai Rp.25.000.000,- atau sebesar 100% dengan outputdari rencana jumlah keluaran dokumen keuangan akhir tahun, dari rencana sebanyak 5 buku realisasinya tercapai 5 buku atau sebesar 100%

10.4. Kegiatan Pelaksanaan Penyusunan Perencanaan Anggaran, dari rencana anggaran Rp.55.000.000,- realisasinya mencapai Rp.52.699.900,- atau sebesar 96% dengan outputdari rencana jumlah dokumen anggaran perubahan 2011 dan anggaran TA 2012, dari rencana sebanyak 160 buku, realisasinya tercapai 160 buku atau sebesar 100%

10.5. Kegiatan Pelaksanaan Penatausahaan Keuangan SKPD, dari rencana anggaran Rp.150.000.000,- realisasinya mencapai Rp.148.500.000,- atau sebesar 99%, dengan outputdari rencana jumlah administrasi keuangan kegiatan BLH, dari rencana sebanyak 12 laporan, realisasinya tercapai 12 laporan atau sebesar 100%

10.6. Kegiatan Pelaksanaan Penyusunan Renstra dan Renja SKPD, dari rencana anggaran Rp.20.000.000,- realisasinya mencapai Rp.19.999.900,- atau sebesar 100% dengan outputdari rencana jumlah dokumen renja 2011 yang tersedia, dari

rencana sebanyak 15 buku, realisasinya tercapai 15 buku atau sebesar 100%

10.7. Kegiatan Pelaksanaan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan SKPD, dari rencana anggaran Rp.20.000.000,- realisasinya mencapai Rp.18.850.000,- atau sebesar 94,25% dengan outputdari rencana jumlah dokumen laporan kegiatan pada dinas, dari rencana sebanyak 12 dokumen, realisasinya tercapai 12 dokumen atau sebesar 100%

10.8. Kegiatan Pelaksanaan Publikasi Kinerja SKPD, dari rencana anggaran Rp.25.000.000,- realisasinya mencapai Rp.22.500.000,- atau sebesar 90% dengan output jumlah

(22)

II-12

kinerja SKPD, dari rencana sebanyak 3 dokumen, realisasinya tercapai 3 dokumen atau sebesar 100%.

Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan, ada 12 kegiatan yang realisasikegiatannyatidak mencapai 100 %. Hal ini disebabkan oleh beberapa permasalahan antara lain adalah :

- Anggaran belanja BLH yang relatif kecil sehingga pelaksanaan kegiatan menjadi kurang maksimal.

- Sumber Daya Manusia yang terbatas baik yang teknis maupun non teknis membuat pelaksanaan kegiatan kurang optimal

- Sarana dan prasarana yang terbatas mengakibatkan pelaksanaan kegiatan tidak maksimal

- Adanya efisiensi dalam penggunaan anggaran

(23)

2.2. ANALISIS KINERJA PELAYANAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP

Sesuai dengan Peraturan Bupati Bogor Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pendelegasian Kewenangan Dokumen Administrasi Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan Kepada Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah, Kepala Badan Lingkungan Hidup memiliki kewenangan meliputi:

1. Perijinan, terdiri atas:

a. Izin Penyimpanan Sementara Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (LB3); dan

b. Izin Pengumpulan Limbah B3 , kecuali minyak pelumas dan oli bekas

2. Non Perijinan, terdiri atas:

a. Pengesahan Kelayakan Lingkungan; dan

b. Pengesahan Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup/Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

Kewenangan tersebut diatas penunjang pencapaian Indikator Kinerja Kunci Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor.

Dalam implementasi kinerja pelayanan, BLH melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap kegiatan atau usaha yang telah memperoleh pengesahan dan rekomendasi kelayakan lingkungan. Secara umum permasalahan dapat diatasi dengan cara melakukan koordinasi bersama sektor terkait dan aparat lapangan.

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor memberikan kontribusi bagi pencapaian kebijakan prioritas Pembangunan Daerah yang Kesatu, yaitu Peningkatan infrastruktur sarana prasarana wilayah dan pengendalian kualitas lingkungan, kontribusi Pencapaian kebijakan tersebut ditandai dengan capaian rata-rata indikator kinerja kunci (IKK) sebesar 104,73%, dengan predikat kinerja sangat tinggi. Uraian capaian kinerja indikator kinerja kunci tersebut sebagai berikut :

(24)

II-14

1) Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL dan UKL/UPL dari rencana sebesar 60 %, realisasinya mencapai 60,09 % atau 100,15%;

2) Penegakan hukum lingkungan dari rencana 70% realisasinya mencapai 78,43%; atau 112,04%

3) Luas lahan dan/tanah untuk produksi biomassa yang telah ditetapkan dan diinformasikan status kerusakannya dari rencana sebesar 80% realisasinya mencapai 89,15 %, atau 111,44%;

4) Pencemaran status mutu air dari rencana 80% realisasinya mencapai 80 %, atau 100%;

5) Jumlah usaha/kegiatan yang mentaati persyaratan administratif dan teknis persyaratan pengendalian pencemaran udara dari rencana 80% realisasinya mencapai 80% atau 100%.

Capaian Indikator Kinerja Kunci (IKK) tersebut telah mencapai sasaran antara lain sebagai berikut :

1) Meningkatnya pengendalian pencemaran air, udara dan kerusakan tanah

2) Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup

Pencapaian kinerja dari indikator kinerja kunci di atas, dikontribusikan oleh 10 program dan 50 kegiatan, yaitu :

1) Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup, dengan 8 kegiatan;

2) Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam, dengan 2 kegiatan;

3) Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam, dengan 1 kegiatan;

4) Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, dengan 1 kegiatan;

5) Program Peningkatan Pengendalian Polusi, dengan 1 kegiatan; 6) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, dengan 18 kegiatan; 7) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, dengan 8

kegiatan;

(25)

9) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, dengan 2 kegiatan;

10) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan, dengan 8 kegiatan.

Badan Lingkungan Hidup dalam menjalankan tugas dan fungsinya di bidang perencanaan tentunya tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang dihadapi baik internal maupun eksternal, akan tetapi permasalahan-permasalahan yang dihadapi tersebut harus dipandang sebagai suatu tantangan dan peluang dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan pelayanan pada Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor. Tantangan yang paling nyata dihadapi kedepan terkait dengan perencanaan adalah bahwa dinamika pembangunan daerah harus bergerak cepat yang diakibatkan oleh adanya perkembangan global diberbagai sektor kehidupan masyarakat yang tidak dapat dihindari.Seiring dengan perkembangan global tersebut, telah diantisipasi dengan berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dan pemerintah provinsi, hal ini tentu berimplikasi pula terhadap kebijakan yang harus dikeluarkan oleh pemerintah daerah Kabupaten Bogor agar adanya sinergi dan kesesuaian dalam menjalankan berbagai program dan kegiatan yang dilaksanakan.

Berdasarkan analisis terhadap permasalahan internal maupun eksternal, dalam hal ini dengan menggunakan metode SWOT Analisis. Dalam analisis SWOT Lingkungan internal meliputi Strength (Kekuatan) dan Weaknesses (Kelemahan), sedangkan Lingkungan eksternal meliputi Oppurtunity (Peluang)dan Ancaman Threaths (Ancaman).

Adapun Masing-masing kondisi lingkungan internal dan eksternal antara lain sebagai berikut :

1. Lingkungan Internal Kekuatan (S):

a. Undang-undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

b. Peraturan daerah nomor 12 tahun 2008 tentang pembentukan lembaga teknis daerah;

(26)

II-16

c. Pembentukan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Laboratorium Lingkungan yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati Bogor Nomor 70 Tahun 2008;

d. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2003 tentang Izin Pembuangan Air Limbah dan Peraturan Bupati Nomor 74

Tahun 2009 tentang Tata Cara Pemberian Izin dan Pengawasan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (LB3)

e. Peraturan Bupati Nomor 32 tahun 2011 tentang Pendelegasian Kewenangan Penandatanganan Dokumen Administrasi Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan Kepada Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah

f. SDM yang berkompeten di bidang lingkungan sebagai Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup (PPLH) dan Penyedik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Lingkungan

g. Pegawai yang berpendidikan Stara-1 (S1) keatas di Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor diatas 66,63 % dari total jumlah pegawai;

Kelemahan (W) :

a. Sarana dan prasarana kerja belum memadai; b. Keterbatasan anggaran;

c. Masih lemahnya koordinasi dengan lintas SKPD lain, instansi vertikal dan pemangku kepentingan lainnya seperti LSM, Perguruan Tinggi, Lembaga Penelitian

d. Belum efektifnya sistem pengendalian dan evaluasi, baik metodologi, pelaksanaan maupun penggunaannya.

2. Lingkungan Eksternal Peluang (O):

a. UU nomor 25 tentang sistem perencanaan pembangunan nasional dan Permendagri nomor 54 tahun 2010;

b. Apresiasi dan Harapan yang tinggi oleh pimpinan daerah, DPRD, dan Masyarakat Kabupaten Bogor tentang peran maksimal Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor dalam

(27)

pembangunan daerah yang dimulai dari perencanaan sampai dengan evaluasi;

c. Kepercayaan pimpinan daerah, DPRD dan masyarakat terhadap Badan Lingkungan Hidup.

d. Banyaknya Industri-industri berpartisipasi dalam pembangunan.

e. Kerjasama antar pemerintah pusat dan daerah serta perguruan tinggi dan LSM ;

f. Sumber daya alam. Ancaman (T):

a. Belum maksimalnya penegakkan hukum;

b. Kurangnya keterpaduan program kerja Organisasi Perangkat Daerah;

c. Luas wilayah yang besar, dan keterbatasaan sumber pendapatan dan pembiayaan untuk pembangunan sangat menyulitkan menentukan skala prioritas ;

d. Banyaknya pendekatan-pendekatan sebagai sumber masukan perencanaan pembangunan sehingga menyulitkan menentukan kegiatan prioritas pembangunan.

(28)

II-18

2.3. ISU– ISU PENTING PENYELENGGARAAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota, lembaga lingkungan hidup mempunyai tugas utama membantu kepala daerah dalam merumuskan kebijakan dan melakukan koordinasi bidang lingkungan hidup sesuai dengan ruang lingkup kewenangannya. Kewenangannya meliputi perumusan kebijakan, pelaksanaan pengendalian dan pengawasan pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, memfasilitasi kegiatan instansi terkait dalam hal pengendalian dampak lingkungan, melaksanakan fasilitasi penyelesaian sengketa lingkungan, melakukan pembinaan dan peningkatan partisipasi masyarakat, pelayanan bidang lingkungan hidup dan penyelenggaraan unit pelaksana teknis laboratorium lingkungan.

Badan Lingkungan Hidup sesuai tugasnya yaitu sebagai membantu Bupati dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di bidang Lingkungan Hidup, dan dalam melaksanakan tugas pokok tersebut Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor mempunyai fungsi, sebagai berikut :

1. Perumusan kebijakan teknis di Bidang Lingkungan Hidup

2. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di Bidang lingkungan Hidup

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di Bidang Lingkungan Hidup dan

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(29)

Ditinjau dari sisi tugas bidang lingkungan hidup, secara umum tugas Badan Lingkungan Hidup terkait dengan pencapaian visi dan seluruh misi Kepala Daerah dan wakil Kepala Daerah, namun secara khusus, tugas dan fungsi Badan Lingkungan Hidup berkontribusi langsung dalam mendukung pencapaian misi ke 3 yaitu Meningkatkan infrastruktur yang berkualitas dan terintegrasi secara berkelanjutan.

Isu strategis yang berkaitan dengan lingkungan hidup yang terjadi saat ini adalah terjadinya kerusakan lingkungan di daerah-daerah pertambangan, dan pembangunan kawasan-kawasan industri.Kondisi ini dapat meningkatkan polusi baik polusi udara, air, maupun suara sehingga dapat mengurangi kualitas kesehatan masyarakat di sekitar kawasan industri. Demikian pula alih fungsi lahan secara berlebihan dan tidak sesuai dengan peruntukannya dapat mengakibatkan terjadinya degradasi lahan. Hal ini dapat mengakibatkan peningkatan potensi bencana yang timbul seperti erosi, banjir, polusi dan lain-lain.

Sebagai respon atas berbagai isu lingkungan hidup tersebut, maka Badan Lingkungan Hidup perlu merancang berbagai rencana pembangunan yang ramah lingkungan. Sebagai implikasinya maka peningkatan kompetensi SDM khususnya dibidang lingkungan hidup perlu ditingkatkan.Selanjutnya perumusan rencana pembangunan berwawasan lingkungan perlu melibatkan berbagai sektor, sehingga kuantitas dan kualitas koordinasi juga perlu ditingkatkan. Elemen penting lainnya dalam bidang lingkungan hidup yang berwawasan lingkungan adalah ketersediaan data dan informasi yang lengkap dan akurat tentang kondisi degradasi lingkungan, sehingga di masa yang akan datang sistem data dan informasi lingkungan hidup menjadi salah satu sumber informasi dalam berbagai kegiatan ekonomi, sosial maupun lainnya.

2.4. REVIEW TERHADAP RANCANGAN AWAL RKPD

Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan lingkungan hidup di Kabupaten Bogor selama periode 2008-2012 diukur dari semakin luasnya kawasan pemukiman atau industri dan sumber mata air yang dipantau status mutu airnya, yaitu dari 10% pada tahun 2008 menjadi 80% tahun 2012.

(30)

II-20

Sementara berkaitan dengan kewajiban para pelaku usaha/kegiatan dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan, dilakukan pengawasan, yang cakupannya meningkat setiap tahunnya, yaitu dari 35% pada tahun 2008 menjadi 60,09% pada tahun 2012.

Berkaitan dengan jumlah kegiatan usaha yang mentaati persyaratan administrasi dan teknis persyaratan pengendalian pencemaran udara, yaitu dari 10% pada tahun 2008 menjadi 80% pada tahun 2012.

Guna memperoleh gambaran tentang areal yang berpotensi mengalami kerusakan lahan/tanah maka dalam rangka pengendalian kerusakan lahan/tanah, yaitu Luas lahan dan/tanah untuk produksi biomassa yang telah ditetapkan dan diinformasikan status kerusakannya, yaitu dari 10% pada tahun 2008 menjadi 89,15% tahun 2012.

Sejak tahun 2009, BLH Kabupaten Bogor telah secara aktif berupaya untuk menegakkan hukum lingkungan, dengan memfasilitasi penyelesaian kasus lingkungan yang terjadi di Kabupaten Bogor. Efektivitas penegakan hukum lingkungan telah meningkat dari 10% pada tahun 2009 menjadi 78,43% pada tahun 2012.

(31)

2.5. PENELAAHAN USULAN PROGRAM DAN KEGIATAN MASYARAKAT Usulan program dan kegiatan dari masyarakat merupakan bagian dari kegiatan jaring aspirasi terkait kebutuhan dan harapan pemangku kepentingan terhadap prioritas dan sasaran pelayanan serta kebutuhan pembangunan tahun yang direncanakan sesuai dengan tugas dan fungsi Badan Lingkungan Hidup.

Usulan program dan kegiatan tersebut diperoleh berdasarkan masih banyak terjadi pencemaran dan kerusakan lingkungan serta masyarakat dan stakeholder lainnya belum sepenuhnya menyadari bahwa pelestarian lingkungan hidup, penanggulangan dan pencegahan kerusakan lingkungan merupakan tugas dan tanggung jawab bersama, bukan hanya pemerintah saja.

Namun untuk Tahun Anggaran 2014, tidak ada program dan kegiatan yang berdasarkan usulan dari masyarakat, program dan kegiatan diusulkan dalam rangka memenuhi amanah Permendagri No. 6 tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan SPM.

(32)

III-1

BAB III

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

3.1. TELAAHAN TERHADAP KEBIJAKAN NASIONAL DAN PROVINSI

Kebijakan nasional dan provinsi merupakan penjabaran tujuan dan sasaran pada misi serta menjadi strategi pembangunan Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor. Kebijakan tersebut menjadi pedoman dalam melaksanakan program dan kegiatan dengan kata lain kebijakan nasional dan provinsi adalah cara untuk mengarahkan pencapaian tujuan dan sasaran misi yang ditetapkan dan dijadikan pedoman dalam melaksanakan program dan kegiatan pembangunan.

Dalam penyusunan program dan kegiatan Badan Lingkungan Hidup tahun 2014, tidak ada Kebijakan Nasional dan Provinsi yang dijadikan pedoman untuk melaksanakan program dan kegiatan pembangunan.

3.2. TUJUAN DAN SASARAN RENCANA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP

Visi Badan Lingkungan Hidup adalah : ”Terwujudnya Perbaikan Kualitas Sumber Daya melalui Pengelolaan Lingkungan yang Berkelanjutan”. Misi Badan Lingkungan Hidup adalah sebagai berikut :

a. Mewujudkan Organisasi yang Handal.

b. Meningkatkan Penataan Lingkungan Hidup guna Mendukung Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup.

c. Meningkatkan Pemanfaatan Dan Pengembangan Kualitas Sumber Daya Alam.

d. Meningkatkan Pemulihan Lingkungan Hidup

e. Meningkatkan Pengawasan dan Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup.

Perumusan Tujuan Strategis BLH sesuai dengan Visi dan Misi yang telah ditetapkan sebagai berikut :

Misi Pertama :

1. Melengkapi Sarana dan Prasarana Kerja BLH

2. Meningkatkan Pelayanan Masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup

(33)

3. Melengkapi Peraturan Pengelolaan Lingkungan Hidup

4. Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang Kompeten dibidang Lingkungan Hidup

Misi Kedua :

1. Meningkatkan Ketaatan Pelaku Kegiatan/Usaha 2. Meningkatkan Pengelolaan Lingkungan Hidup 3. Meningkatkan Kualitas dan Akses Informasi

4. Meningkatkan Pengelolaan dan Pemantauan Dampak Lingkungan Hidup.

Misi Ketiga :

1. Meningkatkan Dukungan dan Peran Aktif Aparatur, Kegiatan Usaha, Perguruan Tinggi, LSM dan Masyarakat

2. Mengoptimalkan Jejaring Lingkungan Hidup sebagai Forum Komunikasi

3. Tersedianya Kajian Lingkungan Hidup

4. Mendorong Penggunaan Teknologi Tepat Guna dan Ramah Lingkungan Hidup.

Misi Keempat :

1. Meningkatkan Kualitas dan Akses Informasi;

2. Meningkatkan Kapasitas Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan Lingkungan Hidup.

Misi Kelima :

1. Meningkatkan Pemantauan Kualitas Lingkungan Hidup;

2. Menurunkan Tingkat Kerusakan dan Pencemaran Lingkungan Hidup;

3. Meningkatkan Kapasitas dan Pelayanan Jasa Laboratorium

Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan yaitu sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan oleh lembaga dalam jangka waktu tahunan, semesteran, triwulanan atau bulanan. Sasaran menggambarkan hal yang ingin dicapai melalui tindakan yang akan dilakukan pencapaian tujuan. Sasaran memberikan fokus pada penyusunan kegiatan yang bersifat spesifik, terinci, dan terukur.

Sasaran Badan Lingkungan Hidup adalah sebagai berikut : Sasaran sesuai dengan Misi Pertama :

(34)

III-3

2. Meningkatkan pelayanan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup;

3. Melengkapi peraturan pengelolaan lingkungan hidup;

4. Mewujudkan sumber daya manusia yang kompeten di bidang lingkungan hidup.

Sasaran sesuai dengan Misi Kedua :

1. Meningkatkan ketaatan pelaku kegiatan/usaha; 2. Meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup; 3. Meningkatkan kualitas dan akses informasi;

4. Meningkatkan pengelolaan dan pemantauan dampak lingkungan hidup.

Sasaran sesuai dengan Misi Ketiga :

1. Meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup bagi kegiatan usaha; 2. Meningkatkan kualitas dan akses informasi;

3. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan kelembagaan lingkungan hidup.

Sasaran sesuai dengan Misi Keempat :

1. Meningkatkan kualitas dan akses informasi;

2. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan kelembagaan lingkungan hidup

Sasaran sesuai dengan Misi Kelima :

1. Meningkatkan pemantauan kualitas lingkungan hidup;

2. Menurunkan tingkat kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup; 3. Meningkatkan kapasitas dan pelayanan jasa laboratorium.

3.3. PROGRAM DAN KEGIATAN

Berdasarkan hasil evaluasi kinerja, Badan Lingkungan Hidup merasa perlu untuk menaikkan anggarannya agar upaya pengelolaan lingkungan hidup bisa lebih baik lagi. Tahun 2013 anggaran Belanja yang direncanakan sebesar Rp. 9.568.269.000,- terdiri dari Belanja Tak Langsung sebesar Rp. 3.629.663.000,- dan Belanja Langsung sebesar Rp. 5.938.606.000,- Rincian Anggaran Belanja Badan Lingkungan Hidup sebagai berikut :

(35)

Secara keseluruhan, program dan kegiatan pada Anggaran Belanja BLH adalah sebagai berikut:

REKAPITULASI BELANJA LANGSUNG TAHUN 2013

No. NAMA PROGRAM KEGIATAN BANYAK ANGGARAN KET

I. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 18 Keg 1.264.847.849

II. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 9 Keg 1.043.598.000

III. Program Peningkatan Disiplin Aparatur 1 Keg 15.960.000

IV. Program Kapasitas Sumber Daya Aparatur 3 Keg 98.700.000

V.

Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan keuangan

8 Keg 430.000.000

VI.

Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan

LH 9 Keg 1.851.250.151

VII. Program Perlindungan dan Konservasi SDA 2 Keg 530.000.000

VIII. Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan SDA 1 Keg 100.000.000

IX. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan LH

4 Keg 454.250.000

X. Program Peningkatan Pengendalian Polusi 1 Keg 150.000.000

Jumlah 56 Keg 5.938.606.000

Sementara BLH juga telah menetapkan Target Pencapaian Indikator Kinerja Kunci sebagai berikut :

No. URAIAN ANGGARAN ANGGARAN +/- KET

2013 2014 A. Pendapatan - - - B. Belanja 9.568.269.000 13.516.297.000 3.948.028.000 Belanja Tidak Langsung 3.629.663.000 3.964.517.000 334.854.000 Belanja Langsung 5.938.606.000 9.551.780.000 3.613.174.000 C. Surplus/Defisit 9.568.269.000 13.516.297.000 3.948.028.000

(36)

III-5

- Prosentase Cakupan Pengawasan Kegiatan/Usaha Wajib AMDAL dengan target sebesar 65 %

- Prosentase Pencemaran Status Mutu Air : 100 %

- Prosentase Jumlah Usaha dan/atau Kegiatan yang Mentaati Persyaratan Administrasi dan Teknis Pengendalian Pencemaran Udara : 100 %

- Prosentase Luasan Lahan dan/atau Tanah untuk Produksi Biomassa yang telah ditetapkan Status dan Diinformasikan Status Kerusakannya dengan target : 100 %

- Prosentase Penegakan Hukum dengan target 90 %

Untuk pencapaian target yang telah ditetapkan BLH maka langkah-langkah yang diambil adalah sebagai berikut :

- Menyusun Rencana Kerja Badan Lingkungan Hidup tahun 2013 - Menyusun tahapan kegiatan/anggaran

- Menentukan jadwal pelaksanaan kegiatan

Adapun Program kegiatan Tahun 2014 terdiri atas :

1) Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup, dengan 13 kegiatan;

2) Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam, dengan 3 kegiatan;

3) Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam, dengan 1 kegiatan;

4) Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, dengan 10kegiatan;

5) Program Peningkatan Pengendalian Polusi, dengan 1 kegiatan; 6) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, dengan 18 kegiatan; 7) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, dengan 9

kegiatan;

8) Program Peningkatan Disiplin Aparatur, dengan 1 kegiatan;

9) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, dengan 3 kegiatan;

10) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan, dengan 9 kegiatan.

(37)

Adapun yang menjadi program prioritas Badan Lingkungan Lingkungan Hidup Tahun 2014 adalah :

Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup, dengan kegiatan antara lain :

1. Pemantauan Kualitas Lingkungan; 2. Pengelolaan B3 dan Limbah B3;

3. Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengendalian dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

4. Pembinaan Penerapan AMDAL dan UKL/UPL; 5. Analisa Pengujian Air Limbah;

6. Analisa Pengujian Air Permukaan; 7. Analisa Pengujian Udara Ambient;

8. Koordinasi Penyelesaian Sengketa Akibat Dampak Pencemaran Dan Kerusakan Lingkungan;

9. Inventarisasi dan identifikasi sumber pencemar air dari kegiatan/usaha;

10. Perhitungan Daya dukung dan Daya Tampung Sungai Ciliwung, Cileungsi dan Cisadane;

11. Pengendalian Pencemaran Limbah Domestik, UKM dan Peternakan; 12. Pendampingan Kegiatan Pembangunan IPAL Komunal dan Biogas dari

Limbah Domestik; 13. Pembuatan Raperbup.

(38)

BAB IV PENUTUP

Renja Badan Lingkungan Hidup tahun 2014 merupakan dokumen perencanaan yang penting dipedomani untuk memberikan arah bagi pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2014 di lingkup Badan Lingkungan Hidup, guna mendukung tercapainya target pembangunan daerah tahun 2014 yang tercantum dalam Rencana kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014. Renja Badan Lingkungan Hidup tahun 2014 dipastikan masih mempedomani Renstra Badan Lingkungan Hidup tahun 2008-2013, telah memuat hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan tahun sebelumnya, memuat permasalahan yang dihadapi oleh Badan Lingkungan Hidup dalam pelaksanaan program dan kegiatan, serta telah mengakomodir usulan program dan kegiatan yang berasal dari masyarakat.

Optimalisasi dalam pelaksanaan isi Renja merupakan hal penting yang perlu diupayakan dalam rangka mewujudkan kelancaran pelaksanaan program dan kegiatan yang telah direncanakan sesuai dengan kewenangan urusan lingkungan hidup yang diemban oleh Badan Lingkungan Hidup sebagai salah satu SKPD di lingkup Pemerintah Kabupaten Bogor. Oleh karena itu, sangat diharapkan adanya dukungan dari seluruh pihak yang terkait dengan pelaksanaan isi Renja Badan Lingkungan Hidup.

Semoga Renja Badan Lingkungan Hidup tahun 2014 ini dapat dijadikan acuan bagi seluruh pemangku kepentingan terkait, sehingga diharapkan dapat tercapai tujuan pembangunan daerah Kabupaten Bogor tahun 2014. Akhirnya, ucapan terima kasih disampaikan kepada seluruh pihak yang terlibat dalam penyusunan dokumen ini.

Ditetapkan di Pada Tanggal

: Cibinong : 28 Juni 2013

KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOGOR

Drs. RONNY SUKMANA,M.Si. PembinaTk.I

(39)

KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOGOR

Drs. RONNY SUKMANA,M.Si. PembinaTk.I

(40)

BAB IV P E N U T U P

Renja Badan Lingkungan Hidup tahun 2014 merupakan dokumen perencanaan yang penting dipedomani untuk memberikan arah bagi pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2014 di lingkup Badan Lingkungan Hidup, guna mendukung tercapainya target pembangunan daerah tahun 2014 yang tercantum dalam Rencana kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014. Renja Badan Lingkungan Hidup tahun 2014 dipastikan masih mempedomani Renstra Badan Lingkungan Hidup tahun 2008-2013, telah memuat hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan tahun sebelumnya, memuat permasalahan yang dihadapi oleh Badan Lingkungan Hidup dalam pelaksanaan program dan kegiatan, serta telah mengakomodir usulan program dan kegiatan yang berasal dari masyarakat.

Optimalisasi dalam pelaksanaan isi Renja merupakan hal penting yang perlu diupayakan dalam rangka mewujudkan kelancaran pelaksanaan program dan kegiatan yang telah direncanakan sesuai dengan kewenangan urusan lingkungan hidup yang diemban oleh Badan Lingkungan Hidup sebagai salah satu SKPD di lingkup Pemerintah Kabupaten Bogor. Oleh karena itu, sangat diharapkan adanya dukungan dari seluruh pihak yang terkait dengan pelaksanaan isi Renja Badan Lingkungan Hidup.

Semoga Renja Badan Lingkungan Hidup tahun 2014 ini dapat dijadikan acuan bagi seluruh pemangku kepentingan terkait, sehingga diharapkan dapat tercapai tujuan pembangunan daerah Kabupaten Bogor tahun 2014. Akhirnya, ucapan terima kasih disampaikan kepada seluruh pihak yang terlibat dalam penyusunan dokumen ini.

BUPATI BOGOR,

Referensi

Dokumen terkait

merencanakan pendampingan kegiatan-kegiatan yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang berhubungan dengan Seksi Pemberdayaan Pelaku Usaha

9004-RY Terdakwa bawa ke Asrama Yonkav-2/Tank untuk digadaikan kepada orang tua Praka Supriyadi (yang sebelumnya telah memesan) bernama Sdr.Djono (Saksi-1)

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan efek penyuluhan kesehatan menggunakan media cetak dengan media audio visual terhadap peningkatan pengetahuan

Jika pada percobaan tersebut diinginkan kejadian munculnya mata dadu prima, maka mata dadu yang diharapkan adalah munculnya mata dadu 2, 3, dan 5, atau sebanyak 3

PayPal seperti rekening bank, pertama Anda membuat account, lalu mengisi account tersebut dengan dana dari kartu kredit yang dapat diterima PayPal dan Anda sudah dapat

Di samping itu, pada penelitian Anjarsari (2014) menyatakan bahwapemberian makanan melalui pola asuh yang tidak sesuai kaidah gizi akan menyebabkan kebutuhan gizi anak

Sebagai kesimpulan, keluarga berisiko tinggi telah didapati mengalami proses keluarga dan kesejahteraan anak yang lebih lemah berbanding keluarga yang mempunyai tahap risiko

Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode penelitian quasy eksperiment , dimana penulis tidak terlibat langsung saat melakukan