• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMETAAN TANAH DI AREAL POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA. Oleh: HADI ISMANTO NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMETAAN TANAH DI AREAL POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA. Oleh: HADI ISMANTO NIM"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

PEMETAAN TANAH DI AREAL POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI

SAMARINDA

Oleh:

HADI ISMANTO

NIM. 100 500 201

PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

2013

(2)

PEMETAAN TANAH DI AREAL POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI

SAMARINDA

Oleh:

HADI ISMANTO

NIM. 100 500 201

Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya pada Program Diploma III

Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

2013

(3)

PEMETAAN TANAH DI AREAL POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI

SAMARINDA

Oleh:

HADI ISMANTO

NIM. 100 500 201

Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya pada Program Diploma III

Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

2013

(4)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Karya Ilmiah : PEMETAAN TANAH DI AREAL POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

N a m a : Hadi ismanto N I M : 100500201 Program Studi : Geoinformatika Jurusan : Manajemen Pertanian

Pembimbing, Penguji I, Penguji II,

Ir. Suparjo, MP

Menyetujui, Mengesahkan,

Ketua Program Studi GeoInformatika Ketua Jurusan Manajemen Hutan

Dyah Widyasasi, S.Hut, MP Ir. Hasanudin, MP NIP. 197101031997032001 NIP. 196308051989031005

Lulus ujian pada tanggal : . . . Dwinita Aquastini, S.Hut, MP

NIP. 197002141997032002

Dyah Widyasasi, S.Hut, MP

(5)

ABSTRAK

HADI ISMANTO, Pemetaan Tanah Di Areal Politeknik Pertanian Negeri Samarinda (dibawah bimbingan DWINITA AQUASTINI).

Latar belakang penelitian ini adalah karena banyaknya aktifitas yang dilakukan manusia di atas permukaan tanah, dimana mereka tidak mengetahui jenis tanah dan kualitas tanah yang ada disekitar mereka, seperti dalam hal penanaman pohon, mendirikan bangunan dan pembuatan jalan. Demikian juga yang terjadi pada lahan yang ada di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem lahan, asosiasi jenis tanah, luas masing – masing sistem lahan dan asosiasi tanah yang ada, serta jenis batuan penyusun di areal Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengambilan titik-titik batas areal dan georeferensing REPPPROT (1987) dengan peta Kalimatan Timur dengan mengunakan fasilitas filt to display kemudian ditumpang susun dengan batas areal untuk mengetahui sistem lahan apa saja yang berada di areal penelitian menggunakan Sofware ArcGis 10. Setelah dilakukan tumpang susun selanjutnya dapat diketahui luasan masing-masing sistem lahan dan jenis tanah.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diketahui di areal Politeknik Pertanian Negeri Samarinda terdapat 2 sistem lahan yaitu Mentalat dan Teweh dengan asosiasi tanah yang sama yaitu Tropudult dan Dystropept. Luas masing–masing sistem lahan Mentalat dengan luas 5.593 ha sedangkan sistem lahan Teweh dengan luas 22.581 ha, dengan batuan penyusun yang berbeda– beda yaitu Sandstone, Shale Mudstone Marl untuk sistem lahan Mentalat sendangkan Alluvium, Old Sand untuk sistem lahan Teweh.

(6)

RIWAYAT HIDUP

HADI ISMANTO, lahir pada tanggal 29 November 1992 di Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Timur. Merupakan anak Pertama dari tiga bersaudara oleh pasangan Bapak Idris dan Ibu Siti Mariam.

Mulai pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 02 Nunukan, pada tahun 1998 dan lulus pada tahun 2004, kemudian pada tahun yang sama melanjutkan ke SMP Negeri 1 Nunukan dan lulus pada tahun 2008. Selanjutnya pada tahun yang sama melanjutkan ke SMK Negeri 1 Nunukan dan berijazah pada tahun 2010.

Kemudian melanjutkan kuliah pada tahun 2010 di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Jurusan Manajemen Pertanian Program Studi Geoinformatika. Penulis juga aktif dalam organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa Politeknik Pertanian Negeri Samarinda menjabat sebagai ketua Hubungan Masyarakat (HUMAS), sekretaris Unit Kerja Mahasiswa Badminton dan anggota Hubungan Masyarakat di Himpunan Mahasiswa Geoinformatika periode 2011 – 2012. Penulis juga pernah menggikuti kegiatan Bina Akrab tahun 2011 dan 2012. Pada tanggal 5 Maret 2013 s/d 5 Mei 2013 mengikuti program PKL (Praktek Kerja Lapang) di PT Aneka Reksa Internasional sebuah perusahaan perkebunan sawit.

(7)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini.

Adapun maksud penyusunan Karya Ilmiah ini adalah salah satu peryaratan menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Ahli Madya Diploma III (A.md) Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Keberhasilan dan kelancaran dalam penulisan Karya Ilmiah ini juga tidak terlepas dari peran serta dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Orang tua tercinta dan kakak yang telah banyak memberikan dukungan, baik dari segi moril maupun materil kepada penulis.

2. Ibu Dwinita Aquastini, S.Hut, MP selaku dosen pembimbing.

3. Ibu Dyah Widyah Sasi, S.Hut, MP selaku dosen penguji I dan selaku Ketua Program Studi Geoinformatika.

4. Bapak Ir. Saini, MP selaku dosen penguji II.

5. Bapak Ir. Hasanudin,MP selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian 6. Bapak Ibu Dosen Program Studi Geoinformatika.

7. Seluruh staf dan teknisi Geoinformatika.

8. Seluruh teman-teman yang telah membantu dalam penulisan Karya Ilmiah ini.

Semoga amal baik dan keikhlasanya akan mendapat balasan yang setimpal dari ALLAH SWT. Amin!. Penulis menyadari dalam penyusunan Karya Ilmiah ini masih banyak sekali kekurangan, untuk itu penulis berharap saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca untuk kesempurnaan Karya Ilmiah ini. Semoga Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan penulis khususnya.

Hadi Ismanto

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Peta ... 4

B. Tanah ... 12

C. Jenis Klasifikasi ... 18

D. Sistem Lahan ... 21

E. Sistem Informasi Geografis ... 23

F. Deksripsi Areal Politeknik Pertanian Negeri Samarinda ... 27

G. Global Positioning System... 30

H. ArcGis 10 ... 32

BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 35

B. Alat dan Bahan ... 35

C. Prosedur Kerja ... 36

D. Pengolahan Data ... 37

BAB IV. PEMBAHASAN DAN HASIL A. Hasil... 46

B. Pembahasan ... 53

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 65

B. Saran ... 65 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Tubuh Utama Halaman

1. Data Nama – nama Program Studi yang ada di Politeknik

Pertanian Negeri Samarinda………... 29 2. Sistem Lahan di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda…… ... 46 3. Asosiasi Tanah di Politeknik Pertanian Negeri samarinda... 47 4. Luas Sistem Lahan dan Asosiasi Tanah ... 49 5. Batuan Penyusun dari Setiap Sistem Lahan ... 49 6. Koordinat Pengecekan Titik Contoh Kelerengan Sistem

Lahan di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda ... 50 Lampiran

7. Data Pengukuran Batas Areal ... 69 8. Koordinat Jaringan Jalan Umum ... 72 9. Koordinat Jaringan Jalan Cabang ... 74

(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Tubuh Utama Halaman

10. ArcMap 10 ... 32

11. Menyimpan Data ... 38

12. Tampilan dari Dissolve ... 39

13. Tampilan Membuat Dissolve... 40

14. Tampilan dari Display X Y... 41

15. Tahapan Export Data ... 41

16. Export Data ke Shp ... 42

17. Proses Pemilihan Koordinat Sistem. ... 42

18. Overlay dari Batas Areal, Jaringan Jalan, Dan Sistem Lahan REPPPROT (1987), Lakukan Analisis Data Dengan Cara Klik Kanan Pilih Atribut Table, Add Field……….. 43

19. Tampilan Calculate Geometry ... 44

20. Tampilan Layout ... 44

21. Diagram Alir Prosedur Penelitian... 45

22. Sistem Lahan dan Asosiasi Tanah ... 48

23. Peta Tanah di Areal Politeknik Pertanian Negeri Samarinda .... 52

Lampiran 24. Perbatasan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda ... 76

25. Lokasi Pengecekan Kelerangan ... 76

26. Menunggu Signal Pada GPS Penuh ... 77

27. Memberikan Nama pada Lokasi Titik Yang Diambil... 77

28. Pengecekan Kelerengan di Tower Air ... 78

(11)

Tanah merupakan lapisan atas bumi tempat manusia, hewan dan tumbuhan melakukan aktifitas sehari – hari, contoh dari aktifitas yang dilakukan oleh manusia seperti berkembangbiak, mendirikan bagunan, bercocok tanam dan berjalan. Dari sekian banyak aktifitas yang dilakukan manusia semuanya dilakukan di atas permukaan tanah. Walaupun semua kegiatan manusia dilakukan di atas permukaan tanah ada beberapa manusia yang tidak pernah mengetahui jenis tanah dan kualitas tanah yang ada disekitar mereka, sehingga dalam melakukan beberapa kegiatan manusia sering mengalami masalah contohnya dalam hal penanam pohon, mendirikan bangunan dan pembuatan jalan. Tanah merupakan campuran dari pelapukan batuan dan jasad makhluk hidup yang telah mati dan membusuk. Oleh pengaruh cuaca, jasad makhluk hidup tadi menjadi lapuk, mineral - mineralnya terurai (terlepas), dan kemudian membentuk tanah yang subur. Tanah juga disebut lithosfer (lith = batuan) karena dibentuk dari hasil pelapukan batuan. Tanah merupakan unsur kehidupan yang paling penting tanpa tanah, tentu kita tak ada tempat berpijak. Tanah memiliki banyak jenis dapat dilihat dari pesebaran tanah secara vertikal dan horizontal perbedaan proses pembentukan dan unsur yang terdapat di dalamnya juga berbeda (Anonim, 2010).

Seperti yang telah dinyatakan di atas, tanah memiliki sebaran secara vertikal dan horizontal. Persebaran vertikal hanya dipengaruhi oleh jenis – jenis tanah sedangkan persebaran secara horizontal disebabkan oleh perbedaan keadaan iklim, topografi, bahan batuan induk, dan waktu yang menyebabkan setiap daerah memiliki jenis dan karakter tanah yang berbeda - beda.

(12)

Perbedaan jenis tanah juga akan menyebabkan perbedaan pemanfaatannya, banyak sekali pemanfaatan yang dapat dilakukan di atas permukaan tanah contohnya seperti pembangunan, pembuatan jalan, lahan pertanian dan lahan pertambangan. Pembangunan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memajukan daerah, pembangunan biasanya berpengaruh terhadap daerah dimana pembangunan itu terjadi ini disebabkan karena semakin banyaknya pembangunan yang dilakukan maka semakin baik perekonomian di daerah tersebut, hal ini juga terjadi pada pembuatan jalan karena pembangunan semakin banyak fasilitas jalan sangatlah diperlukan untuk mendukung pembangunan disuatu daerah, lahan pertanian merupakan tempat melakukan kegiatan yang bersangkutan dengan pertanian seperti pesawahan, perkebunan dan penghijaunan. Dari perbedaan jenis serta pemanfaatan tanah yang dilakukan di atas tanah perlu adanya sebuah informasi yang berupa peta yang menunjukkan jenis – jenis tanah dan manfaat dari setiap jenis – jenis tanah yang ada sehingga dalam melakukan pembangunan, pembuatan jalan dan lahan pertanian tidak terjadi kesalahan yang menggakibatkan terjadinya kerugian yang besar Anonim (2012).

Menurut Basuki (2006) peta yang sesuai dengan peta tanah disebut juga peta tematik yang merupakan peta dengan obyek khusus. Tujuan utamanya adalah untuk secara spesifik mengkomunikasikan konsep data, contoh peta tematik yang biasa digunakan dalam perencanaan termasuk peta kadastral (batas pemilikan), peta zona (peta rancangan legal penggunan lahan), peta tata guna lahan, peta kepadatan penduduk, peta kelerengan, peta geologi, peta curah hujan dan peta produktivitas pertanian.

(13)

Dengan menggunakan peta, dapat mengetahui segala hal yang berada di permukaan bumi, seperti letak suatu wilayah, jarak antar kota, lokasi pegunungan, sungai, danau, lahan persawahan, jalan raya, bandara, dan sebagainya. Di era yang moderen ini dikenal adanya peta digital (digital map), yaitu peta yang berupa gambaran permukaan bumi yang diolah dengan bantuan media komputer. Biasanya peta digital ini dibuat dengan menggunakan software GIS (Geography Information System ) (Anonim, 2005).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Sistem lahan yang ada pada areal Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. 2. Asosiasi jenis tanah yang ada pada areal Politeknik Pertanian Negeri

Samarinda.

3. Luas masing – masing sistem lahan yang dan asosiasi tanah yang ada. 4. Jenis batuan penyusun di areal Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah memberikan informasi tentang:

1. Sistem lahan yang terdapat di areal Politeknik Pertanian Negeri Samarinda 2. Asosiasi jenis tanah yang terdapat di areal Politeknik Pertanian Negeri

Samarinda.

3. Luas setiap sistem lahan yang ada di areal Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

3. Batuan penyusun yang terdapat di areal Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

(14)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Peta

1. Pengertian Peta

Menurut Ramadijanti (2011), pemetaan adalah proses pengukuran, perhitungan dan penggambaran permukaan bumi ( terminology geodesi ) dengan menggunakan cara atau metode tertentu sehingga didapatkan hasil berupa softcopy maupun hardcopy peta yang berbentuk vector maupun raster. Pembuatan peta secara konvensial secara terestris dapat dipermudah dengan bantuan computer mulai dari pembacaan data di lapangan yang dapat langsung didownload ke computer untuk pelaksanaan perhitungan polygon, peralatan perhitungan ( Koreksi ) dan lain – lain, bahkan sampai pada proses pembuatan pemisahan warna secara digital sebagai bagian dari proses pencetakan peta. 2. Macam-macam Peta

Berdasarkan kegunaannya peta dibagi menjadi 5 yaitu : peta umum, peta topografi, peta chorografi, peta tematik, dan peta khusus (Basuki, 2006).

a. Peta umum

Peta umum adalah peta yang menggambarkan permukaan bumi secara umum. Peta umum ini memuat semua penampakan yang terdapat di suatu daerah, baik kenampakan fisis (alam) maupun kenampakan sosial budaya. Kenampakan fisis misalnya sungai, gunung, laut, danau, dan lainya. Kenampakan sosial budaya misalnya jalan raya, jalan kereta api, pemukiman kota dan lainya. Peta umum ada dua jenis yaitu : peta topografi dan peta chorografi.

(15)

b. Peta Topografi

Peta topografi adalah suatu representasi di atas bidang datar tentang seluruh atau sebagian permukaan bumi yang terlihat dari atas, diperkecil dengan perbandingan ukuran tertentu. Peta topografi menggambarkan secara proyeksi dari sebagian fisik bumi, sehingga dengan peta ini bisa diperkiraan bentuk permukaan bumi. Bentuk relief bumi pada peta topografi digambarkan dalam bentuk garis-garis kontur. Peta topografi menampilkan semua unsur yang berada di atas permukaan bumi, baik unsur alam maupun buatan manusia. Peta jenis ini biasa dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan di alam bebas, termasuk peta untuk kepentingan militer, teknik sipil dan arkeologi.

c. Peta Chorografi

Peta chorografi adalah peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi dengan skala yang lebih kecil yakni antara 1 : 250.000 sampai 1 : 1000.000 atau bahkan lebih. Perbedaan chorografi dengan topografi terletak pada penggunan garis-garis kontur, kerena peta topografi itu lebih kepada penggambaran bentuk relief (tinggi rendahnya) permukaan bumi, skala yang digunakan sendiri lebih kepada skala besar. Peta chorografi mengambarkan daerah yang luas, misalnya propinsi, negara, benua bahkan dunia. Dalam peta chorografi di gambarkan semua kenampakan yang ada pada suatu wilayah di antaranya pegunungan, gunung sungai, danau, jalan raya, jalan kereta api, batas wilayah, kota, garis pantai, rawa dan lain-lain.

(16)

d. Peta Tematik

Peta tematik juga disebut sebagai peta statistik ataupun peta khusus, yaitu peta dengan obyek khusus. Tujuan utamanya adalah untuk secara spesifik mengkomunikasikan konsep data. Contoh peta tematik yang biasa digunakan dalam perencanaan termasuk peta kadastral (batas pemilikan), peta zona (peta rancangan legal penggunan lahan), peta tata guna lahan, peta kepadatan penduduk, peta kelerengan, peta geologi, peta curah hujan dan peta produktivitas pertanian. Pemilihan sumber data disesuaikan dengan maksud dan tujuan pembuatan peta serta keadaan medan yang dihadapi. Terdapat beberapa sumber data yang digunakan pada pemetaan yaitu dengan pengamatan langsung di lapangan, dengan pengindraan jauh atau dari peta yang sudah ada (base map). Secara khusus, peta pengelolahan hutan berisikan tentang kejelasan pemilikan (batas-batas kadastral maupun administrasi), wilayah itu sendiri dan hasil inventarisasi yang menujukan unit-unit tegakan yang seragam. Kerena kegiatan survey lapangan umumnya sangat mahal, maka peta hutan biasanya digambarkan dari potret udara dengan penafsiran kegiatan dilapangan hanya diperlukan untuk pembuktian apakan penafsiran sudah betul apa belum dan juga melengkapi rincian di lapangan yang tidak dapat dilihat secara langsung pada potret.

3. Jenis Peta Berdasarkan Skala

Peta tidak sama besarnya (ukuranya). Ada peta yang berukuran besar dan ada peta yang berukuran kecil. Besar-kecilnya peta ditentukan oleh besar dan kecilnya skala yang digunakan. Skala peta adalah perbandingan jarak

(17)

antara dua titik di peta dengan jarak sebenarnya di permukaan bumi (lapangan) Hidayat (2010).

Selanjutnya dinyatakan berdasarkan skalanya peta dapat digolongkan menjadi empat jenis, yaitu:

a. Peta kadaster/teknik adalah peta yang mempunyai skala antara 1:100 sampai 1:5.000. Peta ini digunakan untuk menggambarkan peta tanah atau peta dalam sertifikat tanah, oleh karena itu banyak terdapat di Departemen Dalam Negeri, pada Dinas Agrarian (Badan Pertahanan Nasional).

b. Peta skala besar adalah peta yang mempunyai skala 1:5.000 sampai 1:250.000. Peta skala besar digunakan untuk menggambarkan wilayah yang relative sempit, misalnya peta kelurahan, peta kecamatan.

c. Peta skala sedang adalah peta yang mempunyai skala antara 1:250.000 sampai 1:500.000. Peta skala sedang digunakan untuk menggambarkan daerah yang agak luas, misalnya peta propinsi Jawa Tengah, peta propinsi Maluku.

d. Peta skala kecil adalah peta yang mempunyai skala 1:500.000 sampai 1:1000.000 atau lebih. Peta skala kecil digunakan untuk menggambarkan daerah yang relatif luas, misalnya peta negara, benua bahkan dunia. 4. Fungsi - fungsi Peta

Fungsi peta adalah menyajikan suatu informasi tentang suatu objek kepada pembaca peta. Agar informasinya mudah diterima dan cepat dipahami, maka cara penyampaianya harus jelas, dengan bahasa sederhana. Bahasa peta adalah simbol - simbol (titik, garis dan luasan/areal, kualitatif/kuantitatif, warna, notasi, arsir) yang merupakan sistem komunikasi antara pembuat peta dengan

(18)

pembaca peta. Pokok permasalahanya adalah bagaimana membuat simbol - simbol dan menempatkan ke dalam ruang peta sehingga pembaca peta dapat membacanya dengan mudah dan menafsirkan artinya dengan benar (Supriadi ,2010).

Selanjutnya dinyatakan bahwa sehubungan dengan informasi yang akan disajikan kedalam peta, perlu kejelasan, mana informasinya utama dan mana informasi tambahan agar peta mudah dipahami isinya. Dalam hal ini, informasi dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok:

a. Informasi dasar, yaitu unsur-unsur pada peta dasar yang perlu atau tidak perlu disajikan sebagai latar peta tematik (berhubungan dengan generalasi). b. Informasi pokok, yaitu informasi yang berkaitan dengan tema tematik.

Apakah hutan perlu diklasifikasikan atau distratifikasi. Apakah batas fungsi hutan atau batas administrasi perlu dicantumkan.

c. Informasi penunjang, yaitu informasi yang diharapkan dapat melengkapi informasi pokok da nada relevasinya untuk dicantumkan dalam peta.

Informasi apa saja yang perlu dicantumkan pada peta tematik sulit dirinci. Hal ini sangat tergantung kepada tema peta, tersedianya data dan kerateristik serta relevansinya. Apabila unsur-unsur dan informasinya terlalu banyak, maka petanya akan menjadi ruwet dan sukar dibaca, sedangkan kalau informasinya terlalu sedikit, peta menjadi kurang informatif.

5. Komponen-komponen atau Kelengkapan Peta

Menurut Anonim (2012), komponen-komponen peta atau kelengkapan peta ada 5 yang harus di utamakan yaitu :

(19)

a. Judul Peta

Judul peta merupakan komponen yang sangat penting. Biasanya, sebelum pembaca memperhatikan isi peta, pasti terlebih dahulu judul yang dibacanya. Judul peta jangan sampai menimbulkan penafsiran ganda pada peta. Judul peta biasanya diletakan di bagian tengah atas peta. Tetapi judul peta dapat juga diletakan di bagian lain dari peta, asalkan tidak menggangu kenampakan dari keseluruhan peta. Judul peta memuat isi peta. Dari judul peta kita dapat segera mengetahui data dan daerah mana yang tergambar dalam peta tersebut contoh:

1) Peta penyebaran penduduk pulau jawa. 2) Peta bentuk muka bumi asia.

3) Peta Indonesia. b. Skala Peta

Selain judul kita juga akan menemukan skala pada peta. Skala merupakan ciri yang membedakan peta dengan gambar lain. Skala peta sangat erat kaitanya dengan data yang membedakan peta dengan gambar lain. Skala peta sangat erat kaitanya dengan data yang disajikan dengan secara rinci.

c. Legenda atau Keterangan Peta

Legenda merupakan komponen penting pada peta. Kerena peta tanpa legenda. Keterangan petanya, sulit untuk dibaca, jadi agar mudah dibaca dan ditafsirkan, peta harus dilengkapi dengan legenda atau keterangan. Legenda menerangkan arti dari simbol-simbol yang terdapat dalam peta contoh : legenda atau keterangan peta. Legenda biasanya diletakan di pojok kiri bawah peta. Selain itu legenda peta dapat juga diletakan pada

(20)

bagian lain peta, sepanjang tidak menggangu kenampakan peta secara keseluruhan.

d. Petunjuk Arah atau Tanda Orientasi

Petunjuk arah juga penting artinya pada peta. Gunanya untuk menunjukan arah utara, selatan, timur dan barat. Tanda orientasi perlu dicantumkan pada peta untuk menghindari kekeliruhan. Petunjuk arah pada biasanya berbentuk tanda panah yang menunjuk kearah utara. Petunjuk ini diletakan di bagian mana saja dari peta, asalkan tidak menggangu kenampakan peta.

e. Simbol

Simbol peta adalah tanda atau gambar yang mewakili kenampakan yang ada di permukaan bumi yang terdapat pada peta kenampakannya. Jenis-jenis simbol peta antara lain:

1) Simbol titik, digunakan untuk menyajikan tempat atau data posisional. 2) Simbol garis, digunakan untuk menyajikan data yang berhubungan

dengan jarak.

3) Simbol area, digunakan untuk mewakili suatu area tertentu dengan simbol yang mencakup area tertentu.

f. Warna Peta

Warna peta digunakan untuk membedakan kenampakan atau objek di permukaan bumi, memberi kualitas atau kuantitas simbol di peta, an untuk keperluan estetika peta. warna simbol ada 5 yaitu hijau, kuning, choklat, biru muda, dan biru tua.

(21)

g. Garis Astronomis

Garis astronomis terdiri atas garis lintang dan garis bujur yang digunakan untuk menunjukkan letak suatu tempat atau wilayah yang dibentuk secara berlawanan arah satu sama lain sehingga membentuk vektor yang menunjukan letak astronomis.

h. Insert

Insert adalah peta kecil yang disisipkan di peta utama. Macam-macam insert antara lain:

1) Insert penunjuk lokasi, berfungsi menunjukkan letak daerah yang belum dikenali

2) Inset penjelas, berfungsi untuk memperbesar daerah yang dianggap penting

3) Insert penyambung, berfungsi untuk menyambung daerah yang terpotong di peta utama.

i. Garis Tepi Peta

Garis tepi peta merupakan garis untuk membatasi ruang peta dan untuk meletakkan garis astronomis, secara beraturan dan benar pada peta.

j. Sumber/tahun pembuatan

Sumber peta adalah referensi dari mana data peta diperoleh. 6. Syarat-syarat yang Wajib Ada Pada Peta

Peta yang lengkap dan baik harus memenuhi syarat-syarat peta, tanpa adanya syarat-syarat peta yang jelas peta tersebut tidak akan dapat dipergunakan. Menurut Lestari (2011), ada beberapa syarat dalam pembuatan peta, diantaranya adalah sebagai berikut :

(22)

a. Peta harus conform, artinya bentuk daerah, pulau, benua yang digambar pada peta harus sama bentuknya dengan kenyataan di lapangan.

b. Peta harus ekuivalen, artinya daerah yang digambar sama luasnya jika dilakukan dengan skala peta.

c. Peta ekuidistan, artinya jarak-jarak yang digambar di peta harus tepat perbandingannya dengan jarak sesungguhnya di lapangan.

d. Peta harus rapi dan bersih

e. Peta tidak boleh membingungkan f. Peta harus mudah dipahami

B. Tanah

1. Pengertian Tanah.

Menurut Hanafiah (2005), tanah pada masa kini sebagai media tumbuh tanaman di definisikan sebagai, lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh dan berkembangya perakaran penopangan tegak tumbunya tanaman dan mempunyai kebutuhan air dan udara, secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai nutrisi dan secara biologis berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpatisipasi aktif dalam penyediaan unsur hara tersebut dan zat – zat adaktif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman, yang secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk produksi baik tanaman pangan, obat – obatan, industri perkebunan, maupun kehutanan.

(23)

Secara material tersusun oleh 4 komponen terdiri dari : a. Mineral

Mineral dalam tanah berasal dari pelapukan batu – batuan. Oleh karena itu, susunan mineral di dalam tanah berbeda – beda sesuai dengan sesuai dengan susunan mineral batuan yang dilapuk. Batuan dapat dibedakan menjadi batuan beku atau batuan vulkanik, batuan endapan dan batuan metaforfosa. Batuan vulkanik terdiri dari mineral yang banyak mengandung unsur hara sedangkan batuan endapan dan batuan metamorfosa umumya mengandung mineral yang rendah kadar unsur haranya. Mineral tanah dibedakan menjadi mineral primer dan mineral sekunder. Mineral primer adalah mineral yang berasal langsung dari batuan yang dilapuk sedangkan mineral sekunder adalah bentukan baru yang terbentuk selama proses pembentukan tanah berlangsung. Contoh mineral primer pasir dan debu, contoh mineral sekunder liat.

b. Bahan organik

Bahan organik umumya ditemukan di permukaan tanah. Ada beberapa pengaruh dari bahan organik terhadap sifat – sifat tanah

1) Sebagai granulator yaiutu yang memperbaiki struktur tanah. 2) Sumber unsur hara, unsur mikro dan lain – lain.

3) Menambah kemampuan tanah untuk menahan air.

4) Menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur – unsur hara. 5) Sumber energi bagi mikroorganisme.

c. Air

Air terdapat di dalam tanah kerena ditahan/ diserap oleh masa tanah, tertahan oleh lapisan kedap air, atau karena keadaan drainase yang kurang

(24)

baik. Baik kelebihan air dan kekurangan air dapat menggangu pertumbuhan tanaman.

Kegunaan air bagi pertumbuhan tanaman. 1) Sebagai unsur hara tanaman

Tanaman memerlukan air dari tanah dan CO2 dari udara untuk membentuk gula dan karbohidrat dalam proses foto sinthesis.

2) Sebagai pelarut unsure hara

Unsur hara yang terlarut dalam air diserap oleh akar – akar tanaman dari larutan tersebut.

d. Udara

Udara dan air mengisi pori – pori tanah. Banyaknya pori – pori di dalam tanah kurang lebih 50 persen dari volume tanah, sedangkan jumlah air dan udara di dalamnya berubah – ubah. Susunan udara di dalam tanah berbeda dengan susunan udara di atmosfir sebagai berikut:

1) Kandungan uap lebih tinggi.

Tanah yang lembap mempunya udara dengan kelembaban mendekati 100%

2) Kandungan CO2 lebih besar dari pada atmosfir ( < 0,03% ).

3) Kandungan O2 lebih kecil dari pada atmosfir ( udara tanah 10 – 12 % O2

: 20% (O2).

Hal ini disebabkan karena kegiatan dekomposisi bahan pernapasan organisme hidup dalam tanah dan akar – akar tanaman yang mengambil O2 dan

melepas CO2. Berdasarkan volumenya maka secara rata terdiri dari 50%

padatan, berupa 45% bahan mineral dan 5% bahan organik 50% ruang pori, berisi 25% air dan 25% udara.

(25)

Dalam pertanian, tanah diartikan lebih khusus yaitu sebagai media tumbuhnya tanaman darat. Tanah berasal dari hasil pelapukan batuan bercampur dengan sisa – sisa bahan organik dan organisme (vegetasi dan hewan) yang hidup di atasnya atau didalamnya. Selain itu di dalam tanah terdapat pula udara dan air.

Air dalam tanah berasal dari air hujan yang ditahan oleh tanah sehingga tidak meresap ke tempat lain. Di samping percampuran bahan mineral dengan bahan organik, maka dalam proses pembentukan tanah terbentuk pula lapisan – lapisan tanha atau horison – horison. Oleh karena itu dalam definisi ilmiahnya tanah (soil) adalah kumpulan dari benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam lapisan – lapisan, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara, dan merupakan media untuk tumbuhnya tanaman (Hardjowigeno, 2003).

2. Fungsi tanah.

Fungsi utama tanah sebagai media tumbuh sebagai berikut :

a. Tempat tumbuh dan berkembangya perakara yang mempunyai dua peran utama, yaitu :

1) Penyokong tegak tumbuhnya trubus (bagian atas) tanaman, dan 2) Sebagai penyerap zat – zat yang dibutuhkan tanaman.

b. Penyedia kebutuhan primer tanaman untuk melaksanakan aktivitas metabolismenya, baik selama pertumbuhan maupun untuk berproduksi, maliputi air, udara, dan unsur – unsur hara.

c. Penyedia kebutuhan sekunder tanaman yang berfungsi dalam menunjang aktivitasnya supaya berlangsung optimum.

(26)

d. Habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena terlibat langsung atau tak langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut, maupun yang berdampak negatif karena merupakan hama penyakit tanaman.

Dari masing – masing komponen tanah berperan penting dalam menunjang fungsi tanah sebagai media tumbuh diantaranya :

a. Udara tanah misalnya berfungsi sebagai gudang dan sumber gas. b. Air berfungsi sebagai komponen utama tubuh tanaman dan biota tanah. c. Bahan organik dan mineral tanah sebagai gudang dan penyumplai unsur –

unsur hara bagi tanaman dan biota tanah (Hanafiah,2005). 3. Struktur tanah

Menurut Hardjowigeno (2003), struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir – butir tanah. Gumpalan struktur ini terjadi karena butir – butir pasir debu dan liat terikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti bahan organic, oksida – oksida besi dan lain – lain. Gumpalan ini memilik bentuk dan ukuran yang berbeda – beda diantaranya sebagai berikut :

a. Bentuk lempeng b. Bentuk prisma c. Bentuk tiang

d. Gumpal bersudut (seperti kubus) e. Gumpal membulat

f. Granuler (bulat –porous) g. Remah (bulat sangat porous)

Di daerah curah hujan tinggi umumnya ditemukan struktur remah atau granuler di permukaan dan gumpalan, di daerah kering sering dijumpai tanah

(27)

dengan struktur tiang atau prisma di lapisan bawah. Struktur lempeng mempunyai ketebalan kurang dari 1 mm sampai lebih dari 10 mm, prisma dan tiang antara kurang dari 10 mm sampai lebih dari 100 mm, gumpalan antara kurang dari 5 mm samapi lebih dari 50 mm, granuler kurang dari 1 mm samapi lebih dari 10 mm, remah kurang dari 1 mm samapi lebih dari 5 mm.

4. Warna tanah

Menurut Hadjowigeno (2005), warna tanah merupakan sifat morfologi tanah yang paling mudah dibedakan. Warna merupakan petunjuk untuk beberapa sifat tanah. Warnah hitam menunjukkan kandungan bahan organiknya tinggi, warna merah menunjukkan adanya oksida besi bebas (tanah – tanah yang teroksidasi) warna abu – abu kebiruan menunjukkan adanya reduksi.

Warna tanah disusun oleh tiga variable yaitu : hue, value, dan kroma. Hue adalah warna spectrum yang dominan, sesuai dengan panjang gelombangnya. Value menunjukkan gelap terangnya warna, sesuai dengan banyaknya sinar yang di pantulkan. Kroma menunjukkan kemurnian atau kekuatan dari warna spectrum.

C. Jenis Klasifikasi

1. Pengertian Klasifikasi

Manurut Madjid (2009), klasifikasi kesesuaian lahan adalah perbandingan antara kualitas lahan dengan persyaratan penggunaan lahan yang diinginkan. Struktur klasifikasi kesesuaian lahan menurut kerangka adalah terdiri dari 4 kategori sebagai berikut:

a. Ordo (Order) : Menunjukkan keadaan kesesuaian secara umum. b. Klas (Class) : Menunjukkan tingkat kesesuaian dalam ordo.

(28)

c. Sub-Klas : Menunjukkan keadaan tingkatan dalam kelas yang didasarkan pada jenis pembatas atau macam

perbaikan yang diperlukan dalam kelas.

d. Satuan (Unit) : Menunjukkan tingkatan dalam sub-kelas didasarkan pada perbedaan-perbedaan kecil yang berpengaruh dalam pengelolaannya.

2. Kesesuaian Lahan Pada Tingkat Ordo

Kesesuaian lahan pada tingkat Ordo berdasarkan kerangka kerja evaluasi lahan dibedakan menjadi 2 kategori, yaitu:

a. Ordo S : Sesuai (Suitable)

Ordo S atau Sesuai adalah lahan yang dapat digunakan untuk penggunaan tertentu secara lestari, tanpa atau sedikit resiko kerusakan terhadap sumber daya lahannya. Penggunaan lahan tersebut akan memberi keuntungan lebih besar daripada masukan yang diberikan.

b. Ordo N: Tidak Sesuai (Not Suitable)

Ordo N atau tidak sesuai adalah lahan yang mempunyai pembatas demikian rupa sehingga mencegah penggunaan secara lestari untuk suatu tujuan yang direncanakan. Lahan kategori ini yaitu tidak sesuai untuk penggunaan tertentu karena beberapa alasan. Hal ini dapat terjadi karena penggunaan lahan yang diusulkan secara teknis tidak memungkinkan untuk dilaksanakan, misalnya membangun irigasi pada lahan yang curam yang berbatu, atau karena dapat menyebabkan degradasi lingkungan yang parah, seperti penanaman pada lereng yang curam. Selain itu, sering pula didasarkan pada pertimbangan ekonomi yaitu nilai keuntungan yang diharapkan lebih kecil daripada biaya yang dikeluarkan.

(29)

3. Kesesuaian Lahan pada Tingkat Kelas a. Pengertian Kelas Kesesuaian Lahan

Kelas kesesuaian lahan merupakan pembagian lebih lanjut dari Ordo dan menggambarkan tingkat kesesuaian dari suatu Ordo. Tingkat dalam kelas ditunjukkan oleh angka (nomor urut) yang ditulis dibelakang simbol Ordo. Nomor urut tersebut menunjukkan tingkatan kelas yang makin menurun dalam suatu Ordo. Jumlah kelas yang dianjurkan adalah sebanyak 3 (tiga) kelas dalam Ordo S, yaitu: S1, S2, S3 dan 2 (dua) kelas dalam Ordo N, yaitu: N1 dan N2. Penjelasan secara kualitatif dari definisi dalam pembagian kelas disajikan dalam uraian berikut :

1) Kelas S1

Kelas S1 merupakan lahan yang tidak mempunyai pembatas yang berat untuk penggunaan secara lestari atau hanya mempunyai pembatas tidak berarti dan tidak berpengaruh nyata terhadap produksi serta tidak menyebabkan kenaikan masukan yang diberikan pada umumnya.

2) Kelas S2

Kelas S2 merupakan lahan yang mempunyai pembatas agak berat untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus dilakukan. Pembatas akan mengurangi produktivitas dan keuntungan, serta meningkatkan masukan yang diperlukan.

3) Kelas S3

Kelas S3 merupakan lahan yang mempunyai pembatas yang sangat berat untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus dilakukan.Pembatas akan mengurangi produktivitas dan keuntungan. Perlu ditingkatkan masukan yang diperlukan.

(30)

4) Kelas N1

Kelas N1 atau Tidak Sesuai Saat Ini merupakan lahan yang mempunyai pembatas yang lebih berat, tapi masih mungkin untuk diatasi, hanya tidak dapat diperbaiki dengan tingkat pengetahuan sekarang ini dengan biaya yang rasional. Faktor-faktor pembatasnya begitu berat sehingga menghalangi keberhasilan penggunaan lahan yang lestari dalam jangka panjang.

5) Kelas N2

Kelas N2 merupakan lahan yang mempunyai pembatas yang sangat berat, sehingga tidak mungkin digunakan bagi suatu penggunaan yang lestari.

4. Macam Klasifikasi Kesesuaian Lahan

Berdasarkan kerangka kerja evaluasi lahan dikenal empat macam klasifikasi kesesuaian lahan, yaitu:

a. Kesesuaian lahan yang bersifat kualitatif. b. Kesesuaian lahan yang bersifat kuantitatif. c. Kesesuaian lahan aktual.

d. Kesesuaian lahan potensial.

D. Sistem Lahan

1. Pengertian lahan

Menurut Anonim (2012), Istilah lahan digunakan berkenaan dengan permukaan bumi beserta segenap karakteristik-karakteristik yang ada padanya dan penting bagi perikehidupan manusia. Secara lebih rinci, istilah lahan atau land dapat didefinisikan sebagai suatu wilayah di permukaan bumi, mencakup semua komponen biosfer yang dapat dianggap tetap atau bersifat siklis yang

(31)

berada di atas dan di bawah wilayah tersebut, termasuk atmosfer, tanah, batuan induk, relief, hidrologi, tumbuhan dan hewan, serta segala akibat yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia di masa lalu dan sekarang yang kesemuanya itu berpengaruh terhadap penggunaan lahan oleh manusia pada saat sekarang dan di masa mendatang.

Lahan dapat dipandang sebagai suatu sistem yang tersusun atas komponen struktural yang sering disebut karakteristik lahan, dan komponen fungsional yang sering disebut kualitas lahan. Kualitas lahan ini pada hakekatnya merupakan sekelompok unsur - unsur lahan yang menentukan tingkat kemampuan dan kesesuaian lahan. Lahan sebagai suatu sistem"mempunyai komponen - komponen yang terorganisir secara spesifik dan perilakunya menuju kepada sasaran - sasaran tertentu. Komponen-komponen lahan ini dapat dipandang sebagai sumber daya dalam hubungannya dengan aktivitas manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mengemukakan enam kelompok besar sumber daya lahan yang paling penting bagi pertanian, yaitu iklim, relief dan formasi geologis, tanah, air, vegetasi, dan anasir artifisial (buatan).

Dalam konteks pendekatan sistem untuk memecahkan permasalahan - permasalahan lahan, setiap komponen lahan atau sumber daya lahan tersebut di atas dapat dipandang sebagai suatu subsistem yang tersendiri merupakan bagian dari sistem lahan. Selanjutnya setiap subsistem ini tersusun atas banyak bagian - bagiannya atau karakteristik - karakteristiknya yang bersifat dinamis. Dari beberapa pengertian tentang lahan maka dapat disimpulkan bahwa Lahan merupakan lingkungan fisik yang meliputi iklim, relief, tanah, hidrologi, dan

(32)

vegetasi. Faktor-faktor ini hingga batas tertentu mempengaruhi potensi dan kemampuan lahan untuk mendukung suatu tipe penggunaan tertentu.

2. Tipe Penggunaan Lahan

Tipe penggunaan lahan adalah golongan utama dari penggunaan lahan pedesaan, seperti lahan pertanian tadah hujan, lahan pertanian irigasi, lahan hutan, atau lahan untuk rekreasi. Tipe pemanfaatan lahan adalah suatu penggunaan lahan yang didefinisikan secara lebih rinci dan detail dibandingkan dengan tipe penggunaan lahan. Terdiri atas seperangkat spesifikasi teknis dalam konteks tatanan fisik, ekonomi dan sosial yang tertentu. Beberapa atribut utama adalah:

a. Produk, termasuk barang (tanaman, ternak, kayu), jasa (misalnya. fasilitas rekreasi), atau benefit lain (misalnya cagar alam, suaka alam)

b. Orientasi pasar, subsisten atau komersial c. Intensitas penggunaan kapital

d. Intensitas penggunaan tenagakerja

e. Sumber tenaga (manusia, ternak, mesin dengan menggu nakan bahan bakar tertentu)

f. Pengetahuan teknis dan perilaku pengguna lahan

g. Teknologi yang digunakan (peralatan dan mesin, pupuk, ternak, metode penebangan, dll)

h. Infrastruktur penunjang

i. Penguasaan dan pemilikan lahan j. Tingkat pendapatan.

(33)

E. Sistem Informasi Geografi (SIG)

1. Pengertian Sistem Informasi Geografi (SIG)

Menurut Barus (1997), definisi Sistem Informasi Geografis selalu berkembang dan bervariasi karena Sistem Informasi Geografis merupakan salah satu bidang kajian ilmu dan teknologi yang relatif baru digunakan oleh berbagai bidang disiplin ilmu dan berkembang dengan cepat. Beberapa penulis mendefinisikan Sistem Informasi Geografis sebagai berikut :

a. SIG adalah sistem yang berbasiskan komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografi, SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan dan menganalisis obyek-obyek dan fenomena dimana lokasi geografi merupakan karakter yang penting atau kritis untuk dianalisis.

b. SIG adalah kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras, komponen perangkat lunak, data geografis dan personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan, meng-update, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografi.

2. Komponen-komponen Dalam SIG

Menurut Barus (1997), komponen utama SIG dibagi dalam empat kelompok yaitu perangkat lunak, organisasi (manajemen) dan pemakai.

a. Perangkat Keras

Komponen dasar perangkat keras SIG dapat dikelompokkan sesuai dengan fungsinya antara lain adalah

1) Peralatan pemasukan data, misal papan dijitasi, penyiam (scanner), keyboard, disket dll).

(34)

2) Peralatan penyimpanan dan pengolahan data yaitu komputer, dan perlengkapannya seperti monitor, papan ketik, CPU, hard disk, floopy disk).

3) Peralatan untuk mencetak hasil seperti printer dan plotter. b. Perangkat Lunak

Perangkat lunak komputer merupakan berbagai program komputer yang menangani manajemen database, interface, pengguna dan fungsi analisis. Komponen perangkat lunak yang tepat dari suatu SIG sebenarnya bersifat relatif dan sangat ditentukan oleh tujuan dibentuknya SIG tersebut. Secara umum hampir semua perangkat lunak SIG mempunyai komponen yang fungsinya seperti di atas. Beberapa perangkat lunak dan nama pembuatnya diantaranya sebagai berikut:

1) ARC/INFO (ESRI) 2) ArcView (ESRI) c. Data

Sebuah data set spasial yang bereferensi terdiri dari 2 tipe informasi, yaitu data geometrik dan data atribut. Data geometrik terdiri dari 3 dimensi koordinat yang didefinisikan secara distribusi spasial, yaitu titik, garis dan poligon. Sedangkan data atribut adalah atribut dari titik, garis dan poligon. SIG dapat menyimpan data geografis dalam struktur data raster dan vektor. Data raster disimpan dalam bentuk grid atau pixel yang menunjukkan beberapa sistem koordinat, sedangkan format data vektor diwakili oleh vektor atau polygon yang menggunakan kumpulan titik (koordinat x,y) untuk menunjukkan bata obyek.

(35)

3. Data - data yang Digunakan Dalam SIG

Menurut Anonim (2000), data-data yang digunakan dalam SIG umumnya dapat dibagi menjadi 3 yaitu:

a. Data Grafis

Data grafis dibagi menjadi data-data raster dan data-data digital:

1) Data raster adalah semua data digital yang didapat dari hasil scanning dan data - data lain yang belum dalam format vector.

2) Data digital adalah data-data digital yang didapat dari hasil digitasi yang telah dilengkapi dengan data-data teks dan data-data atribut lainya. Misalnya, jaringan jalan beserta namanya, daerah aliran sungai (DAS) dengan anak-anak sungainya.

b. Data Tabular

Data tabular adalah data-data selain data grafis yang berupa data pendukung, berupa teks, angka dan data pendukung lain.

c. Data Vector

Data vector adalah data-data digital atau data-data yang telah diubah kedalam bentuk digital dan telah dilengkapi dengan data-data objek atau informasi objek.

4. Prosedur Dalam SIG a. Input

Tahap ini meliputi pemasukan data, yang dapat dilakukan dengan menggunakan alat digitizer, mouse, keyboard, scanning, dan sebagainya. b. Analisis

Analisis ini meliputi kegiatan-kegiatan seperti overlay, pembuatan peta tematik dan sebagainya.

(36)

c. Output

Hasil analisis dari penggabungan beberapa peta dapat berupa peta tematik, diagram model, atau yang lain. Secara umum hasil output dibagi menjadi dua yaitu output grafis dan output non-grafis. Output grafis seperti peta tematik, grafis dan sebagainya. Sedangkan non grafis yaitu data-data hasil analisis yang berupa data-data teks.

5. Sumber Data

Menurut Paryono (1994), sistem informasi geografis memerlukan data masukan agar dapat berfungsi dan memberikan informasi lain hasil analisanya. Data masukan tersebut dapat diperoleh dari 3 sumber, yaitu: (a) lapangan, (b) peta, dan (c) citra pengindraan jauh.

a. Data lapangan, data ini diperoleh langsung dari pengukuran lapangan secara langsung.

b. Data peta, informasi yang telah terekam pada peta kertas atau filem, dikonversikan kedalam bentuk digital.

c. Data citra pengindraan jauh, citra pengindraan jauh yang berupa foto udara atau radar dapat diinterprestasikan terlebih dahulu sebelum dikonversikan ke dalam bentuk digital melalui pelarikan atau scanning. Sedangkan citra yang diperoleh dari satelit yang sudah dalam bentuk digital dapat langsung digunakan setelah diadakan koreksi seperlunya. Ketiga sumber data tersebut saling mendukung satu terhadap lainnya. Data lapagan dapat digunakan untuk membuat peta fisis, sedangkan data penginderaan jauh juga memerlukan data lapangan untuk memastikan kebenaran data tersebut. Jadi ketiga sumber tersebut salaing terkait, melengkapi dan mendukung, sehingga tidak boleh ada yang di abaikan.

(37)

F. Deksripsi Areal Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

1. Letak Geografis

Politeknik Pertanian Negeri Samarinda adalah salah satu perguruan tinggi yang berada di Samarinda, Kalimantan Timur. Politeknik Pertanian Negeri Samarinda berdiri sejak 06 Februari 1989. Pada mulanya bernama Politeknik Pertanian Universitas Mulawarman. Berdasarkan SK. Menpan No. B-703/I/1995 tanggal 30 Juni 1995, maka secara resmi telah mandiri menjadi lembaga pendidikan vokasi di Kalimantan Timur, dengan Porsi praktikum 60% dan teori 40%. Lama studi 6 semester, pada semester terakhir praktek diprusahaan. Jumlah Satuan Kredit Semester (SKS) yang ditempuh berkisar antara 110 sampai dengan 120 SKS. Kurikulum dirancang dengan mengacu kepada kurikulum berbasis kempetensi (Competency Base Curriculum ). Politeknik Pertanian Negeri Samarinda secara geografis terletak di sebelah selatan kota Samarinda antara 1170 7’ 25.087” - 1170 7’ 30.495” BT dan 00 32’ 14.507” - 00 32’ 15.225” LS. Luas wilayah ± 28,1 ha terdiri dari kantor administrasi, ruang kuliah, laboratorium, workshop, ruang rapat, perpustakaan, auditorium, perumahan dosen, kebun contoh, arboretum, dan Hutan Taman Industri (HTI) (Anonim, 2010).

Batas – batas dari Politeknik Pertanian Negeri Samarinda adalah sebagai berikut :

Utara : Politeknik Negeri Samarinda Selatan : Kelurahan Rapak Dalam Timur : Kelurahan Rapak Dalam

(38)

Politeknik Pertanian Nageri Samarinda memiliki enam program studi, untuk jelasnya keenam program studi tersebut dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut.

Tabel 1. Nama - nama Program Studi yang ada di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. No Nama Program Studi

1. Manajemen Hutan

2. Budidaya Tanaman Perkebunan 3. Teknologi Hasil Hutan

4. Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan 5. Geoinformatika

6. Manajemen Lingkungan

2. Sarana dan prasarana

Politeknik Pertanaian Negeri Samarinda memiliki sarana dan prasarana diantaranya adalah:

a. Ruang Kuliah, berjumlah 24 ruang berkapasitas 30 orang, 1 ruang kuliah umum kapasitas 150 orang

b. Auditorium kapasitas 300 orang c. Perpustakaan

d. Radio Kampus

e. Berbagai Sarana Olahraga f. Bus dan Kendaraan Kampus g. Asrama Mahasiswa

h. Kebun Contoh

i. Hutan Pendidikan dan arboretum j. Sarana Ibadah

(39)

l. Kuliah dengan LCD Projektor

G. Global Positioning System

1. Pengertian GPS

Menurut Hartanto (2003), Global Positioning System atau sering di singkat GPS adalah suatu sistem navigasi yang menggunakan satellite informasi dan informasi waktu di hampir semua tempat di muka bumi, setiap saat dan dalam kondisi apapun. Pada dasarnya, GPS merupakan aplikasi yang harus menunggu terlebih dahulu permintaan dari pengguna. Aplikasi ini menyediakan akurasi positioning atau penentuan posisi yang berkisar antara 100 meter (95% dari waktu), 5 hingga 10 meter, juga sampai pada akurasi relative pada submeter, dan bahkan pada tingkat subcentimeter. Secara umum semakin tinggi akurasi yang dihasilkan akan memerlukan infrastruktur yang lebih canggih dan tentunya berhubungan dengan biaya yang harus di keluarkan.

Menurut Budiyanto (2010), perangkat GPS yang digunakan dalam pengambilan data sebenarnya adalah perangkat penangkap sinyal (receiver) dari beberapa satellite GPS yang mengorbit di atas lokasi survey. Panduan dari satellite GPS memberikan informasi lokasi receiver GPS tersebut. Berbagai permasalahan sering muncul dengan perangkat bantu GPS ini, seperti masalah akurasi pengukuran. Keraguan sering muncul atas data yang didapatkan pada receiver GPS yang digunakan untuk pengukuran, kondisi atmosferik, kondisi keterbukaan lokasi pengukuran, topografi dan lain – lain. Dalam kondisi tertentu nilai kesalahan yang ada dapat ditolerir. Nilai kesalahan yang sering muncul dapat diminimalisir dengan memaksimalkan pemilihan waktu pengambilan data yang tepat seperti dengan memperhatikan kondisi cuaca atau atmosfer, pengunaan jenis receiver yang baik daan lain – lain.

(40)

Penggunaan GPS untuk penentuan posisi saat ini diantaranya adalah navigasi untuk kegiatan pribadi (hiking, pelayaran, berburu, petunjuk ketika mengemudi, dan lain sebagainya) navigasi pesawat, survey di lepas pantai dan navigasi kapal, fleet tracking, pengendalian mesin, teknik sipil, survey daratan, GIS dan pemetaan, analisis dan lain sebagainya.

Easting adalah titik sumbu garis di permukaan bumi yang diambil dari arah timur barat, sedangkan northing adalah titik sumbu garis dipermukaan bumi yang diambil di arah utara ke selatan dan titik elevation adalah titik garis yang diambil dari arah atas ke bawah atau bisa dikatakan titik ketinggian.

2. Kemampuan GPS

Garmin GPS Navigasi 60 CXs adalah salah satu receiver GPS tipe navigasi yang dapat menentukan posisi dengan koordinat, yang dilengkapi dengan Kompas Digital. Alat ini punya kemampuan sebagai berikut :

a. Dapat menentukan posisi (koordinat) dalam format geografis (lintang dan bujur), koordinat pada proyeksi peta.

b. Dapat menentukan ketinggian suatu tempat. c. Dapat menentukan waktu, kecepatan dan arah.

d. Dapat menyimpan koordinat sebanyak 3000 titik (waypoint)

e. Dapat menyimpan koordinat secara otomatis (track) sebanyak 10000 titik. 3. Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan GPS

Menurut Ariyanto (2010), keuntungan dan kekurangan penggunaan GPS :

a. Kelebihan yang dimiliki GPS 1) Penggunaannya relative mudah

(41)

3) Informasi yang dihasilkan cukup akurat 4) Up to date

5) Biaya pengambilan data murah 6) Mudah dipindahkan – pindah/dibawah

7) Terus berkembang sesuai kebutuhan (banyak pilihan model) b. Kelemahan pengunaan GPS

1) Dipengaruhi oleh cuaca dan tempat (terjadi bias) 2) Pengambilan data harus dilakukan di tempat terbuka 3) Tergantung dengan keberadaan satelit GPS

4) Koordinat yang dihasilkan terkadang tidak pas jika diplotkan di peta 5) Harga alat masih relatif mahal

6) Tempat penyimpanan data masih terbatas H. ArcGis 10.

1. ArcMap 10

ArcMap merupakan menu utama dalam ArcGis yang digunakan untuk membuat (create), menampilkan (viewing), memilih (query), editing, composing dan publishing peta (GIS Consortium Aceh – Nias, 2007).

(42)

Komponen - komponen ArcMap antara lain :

a. Tabel Of Contents (TOC)

Merupakan list atau daftar isi data yang ditampilkan dalam Map area. TOC terdiri atas Data Frame yang berisi layer-layer yang mempresentasikan data yang ada. Beberapa fungsi yang dapat dilakukan dalam TOC antara lain :

1) Menyusun susunan layer

2) Mengaktifkan layer dan me-nonaktifkan layer

3) Melihat sistem koordinat yang digunakan (Layer Properties) 4) Membuka tabel attribute data spasial (Open Attribute Tabel)

TOC juga menyediakan fasilitas symbology yang merepresentasikan muka bumi yang diwakili oleh symbol (baik bentuk maupun warna) dari feature (point, line, maupun polygon) berdasarkan attribute dapat di sesuaikan melalui TOC.

Selain symbology TOC juga dapat melakukan fungsi labeling yang mana fasilitas ini berungsi unutk mempermudah user dalam memahami isi peta tersebut.

b. Arc Toolbox

ArcToolbox merupakan kumpulan alat bantu yang disediakan untuk melaksanakan operasi-operasi tertentu pada ArcGis. Tampilan ArcToolbox yaitu berupa tools yang ditampilkan pada folder-folder ArcToolbox berdasarkan fungsi. c. Search

Satu hal yang baru di ArcMap 10 yaitu terdapat fasilitas search. Fasilitas ini menyerupai alat browsing pada layanan mesin pencari. Melalui fasilitas ini, user dapat mencari data spasial, data project. dan tools local server.

(43)

d. Toolbar

Merupakan kumpulan tool yang diletakkan didalam bar. Secara logis toolbar memiliki tool-tool yang berkaitan secara erat dalam melaksanakan operasi-operasi tertentu.

(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Penelitian ini terletak di wilayah Politeknik Pertanian Negeri Samarinda sebagai obyek yang dikaji, meliputi pengambilan data lapangan dan pengolahan data di laboratorium penginderaan jauh dan SIG. Pengambilan data lapangan terdiri dari pengambilan data koordinat patok batas areal dan jaringan jalan, sedangkan pengolahan data di laboratorium penginderaan jauh dan SIG terdiri dari pengolahan data lapangan dan overlay data batas areal dan jalan dengan sistem lahan (REPPPROT 1987) .

2. Waktu

Penelitian ini memerlukan waktu selama 6 bulan terhitung dari tanggal 5 November 2012 sampai dengan 15 April 2013 meliputi orientasi lapangan dan pengambilan data lapangan, penyusunan proposal, pengolahan data di laboratorium, penulisan laporan penelitia.

B. Alat dan Bahan

1. Peralatan yang digunakan:

a. GPS Garmin 60 CSx , digunakan untuk menggambil koordinat b. Komputer/laptop intel core i3, digunakan untuk mengolah data c. Alat tulis (pensil,polpen,penggaris dll) digunakan untuk tulis menulis d. Kamera, digunakan untuk dokumentasi.

2. Bahan

a. Baterai, digunakan untuk mengaktifkan GPS Garmin 60 CSx b. Buku, digunakan untuk mencatat nama point dari patok.

(45)

c. Peta sistem lahan REPPPROT (1987). C. Prosedur Kerja

1. Persiapan

Persiapan meliputi orientasi lapangan, alat yang akan digunakan, penyusunan rencana kerja dan konsultasi pembimbing, serta pengumpulan data – data yang diperlukan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder :

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung di lapangan. Berupa koordinat dari patok batas areal Politeknik Pertanian Negeri Samarinda dan koordinat jaringan jalan. Metode pengambilan data primer dilaksanakan melalui pengambilan batas areal Politeknik Pertanian Negeri Samarinda dan jaringan jalan yang diukur menggunakan alat GPS Garmin 60 CSx.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data penunjang dari data primer. Dalam penelitian ini data sekunder yang digunakan antara lain :

1) Sistem lahan REPPPROT (1987).

2) Data batas areal Politeknik Pertanian Negeri Samarinda kemah kerja 2012.

2. Pengambilan Data

Menurut Ariyanto (2010), cara mengambil data di lapangan menggunakan GPS Garmin 60 CSx adalah sebagai berikut :

1) Mengaktifkan GPS dengan menekan tombol Power yang berada di atas GPS.

(46)

2) Menunggu hingga terhubung dengan satelit. (usahakan minimal ada 4 satelit yang muncul).

3) Memperhatikan pada layer monitor GPS, maka akan tampil icon seperti window,map,compas, setup dan lain – lainya.

4) Kemudian masuk ke fitur map maka akan tampil tanda panah. Tanda tersebut merupakan posisi GPS sekarang. Apabila garmin belum ada petanya maka GPS tersebut masih kosong atau belum di install peta, maka GPS tersebut bisa di install terlebih dahulu.

5) Setelah GPS telah di install peta maka langkah selanjutnya masuk ke fitur window kemudian menekan tombol mark, untuk menyimpan titik koordinat dimana posisi titik berada saat ini.

6) Selanjutnya memilih rename point dengan menulis nama yang diinginkan misalnya “Point 1”. Dan mencatat keterangan di buku catatan.

7) Apabila sudah selesai disimpan, maka selanjutnya pindah titik yang lain, misalnya posisi titik selanjutnya adalah rumah, kemudian klik tombol mark, dan memilih rename point dengan menuliskan nama yang diinginkan misalnya “Point 2”. Setelah itu memilih waypoint dari GPS maka tampil dua titik koordinat yaitu posisi Point 1 dan posisi Point 2 yang telah disimpan sebelumnya. Data tersebut selanjutnya dibuat dalam bentuk tabulasi.

D. Pengolahan data

Data yang sudah diambil dari lapangan dibawa ke ruang laboratorium SIG Program Studi Geoinformatika Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Diolah dengan menggunakan komputer dengan aplikasi software ArcGis 10. Dipadukan dengan sistem lahan REPPPROT (1987) hingga mendapatkan hasil yang akurat,

(47)

hasil akhir yang diperoleh berupa peta tanah Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

a. Download data GPS dengan menggunakan MapSource 1) Buka sofware MapSource.

2) Konekkan GPS dengan MapSource.

3) Pilih transfer > receive from device maka akan muncul data apa yang ada di GPS, pilih waypoint karena data yang diambil adalah titik koordinat.

4) Menyimpan pilih file > save as > tipe data text > save

Gambar 2. Menyimpan data b. Georeferencing

1) Buka ArcMap

2) Tampilkan layer Peta Rupa Bumi Kalimantan Timur

3) Perhatikan luas area dari image yang akan dikoreksi koordinatnya 4) Klik kanan pana layer sungai_Zoom To Layer

(48)

6) Lakukan zoom pada titik yang akan kita jadikan referensi agar peta tampak lebih jelas

7) Klik Control Point

8) Klik kiri pada titik yang dijadikan referensi di image, lalu carilah posisi titik tersebut pada peta acuan, klik kiri pada lokasi titik tersebut 9) Lakukan proses penentuan control point sebanyak 4 titik > periksalah

RMS Error-nya

10) Jika sudah selesai klik Georeferencing_Rectify > simpan hasil proses ini seperti pada langkah diatas.

c. Data Menagament Tools 1) Buka Arc Map

2) Klik Arc Toolbox Window > Data Managament Tools > Dissolve

Gambar 3. Tampilan dari Dissolve Klik Control Point

(49)

3) Setelah tampilan dari Dissolve muncul isi pada Imput Features isi dengan data yang akan di olah, Output Raster tempat menyimpan data kemudian centang tabel yang akan ditampilkan dan klik ok

Gambar 4. Tampilan Membuat Dissolve d. Digitasi

1) Data hasil pengukuran di input kedalam komputer/laptop dengan menggunakan software microsof excel.

2) Membuka software ArcGis 10 pilih Blank Map.

3) Mengatur koordinat sistem dengan cara pilih View, Data Frame Proserties

4) Pada koordinat sistem, pilih Pre Defined, projek koordinat sistem, UTM, WGS 84, Southern Hemisphere, WGS 84 UTM Zone 50S.prj. ok.

5) Pilih Add Data, kemudian cari lokasi penyimpanan file yang telah di input menggunakan software microsof excel klik dan pilih Sheet tempat menyimpan data klik Add.

(50)

6) Klik kanan pada data yang kita munculkan tadi pilih Display X Y Data pastikan X Field an Y Field telah terisi dengan benar dan memiliki koordinat sistem.

Gambar 5. Tampilan dari Display X Y

7) Maka akan muncul titik koordinat yang sifat sementara belum menjadi format shp.

8) Klik kanan pada data tabular yang telah di munculkan, pilih data dan pilih export data.

Gambar 6. Tahapan Export Data 9) Pilih tempat penyimpanan data kemudian klik ok.

(51)

Gambar 7. Export Data ke Shp

10) Setelah point telah di ubah kedalam format shp. Tahapan selanjutnya adalah membuat polygon dengan cara klik arc catalog, pilih folder connections dan pilih folder tempat penyimpanan data.

11) Klik kanan pada folder tempat penyimpan data, pilih new dan pilih shapefile.

12) Beri nama shapefile, pilih feature type dan klik edit, pilih select, projected coordinated system s, UTM, WGS 84, southern hemisphere, WGS 1984 UTM Zone 50S.prj, add dan ok.

(52)

13) Digitasi polygon sesuai pada point batas Politeknik Pertanian Negeri Samarian dan jaringan jalan.

14) Digitasi jaringan jalan sesuai point jalan yang telah di ambil 15) Add data REPPPROT 1987

16) Overlaykan polygon batas kampus, sistem lahan REPPPROT 1987, dan jaringan jalan yang telah di digitasi.

Gambar 9. Overlay dari Batas Areal, Jaringan Jalan, Dan Sistem Lahan REPPPROT (1987), Lakukan Analisis Data Dengan Cara Klik Kanan Pilih Atribut Table, Add Field.

17) Kemudian mencari luas areal Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, luas REPPPROT 1987 dan panjang jaringan jalan dengan cara klik kanan pilih atribut table, buat field dengen tipe double, klik kanan pada field pilih calculate geometri lalu pilih satuan dan klik ok.

(53)

Gambar 10. Tampilan Calculate Geometry

18) Setelah mengolah data selesai maka langkah selanjutnya adalah membuat layout. Membuat layout dengan cara klik View, dan memilih layout

(54)

Secara ringkas prosedur penelitian dapat dilihat pada diagram di bawah ini

Gambar 12 . Diagram Alir Prosedur Penelitian Persiapan

Pengumpulan Data

Data Sekunder Data Primer

Imput Data Digitasi Peta

Join Data Primer dan Data Sekunder

Layout Sistem Lahan REPPPROT 1987 dengan Batas Areal dan Jaringan Jalan

(55)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Hasil penelitian yang telah dilakukan di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda adalah berupa sistem lahan, asosiasi jenis tanah dan jenis batuan penyusun pada areal Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Secara lengkap hasil penelitian tersebut diuraikan di bawah ini.

1. Sistem Lahan di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Sistem lahan yang ditemukan di areal Politeknik Pertanian Negeri Samarinda merupakan hasil tumpang susun (overlay) antara batas polygon areal Politeknik Pertanian Negeri Samarinda dengan sistem lahan REPPPROT (1987). Sistem lahan yang ada dalam tingkat Great Group dan disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 2. Sistem Lahan di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Nomor Titik Koordinat Sistem Lahan

X Y Z 1 513707 9940214 67 Mentalat 2 513737 9940647 69 Mentalat 3 513777 9940829 70 Mentalat 4 513707 9940859 72 Mentalat 5 513573 9940367 77 Mentalat 6 513725 9940366 79 Teweh 7 514038 9940837 78 Teweh 8 514167 9941117 74 Teweh 9 514246 9940849 80 Teweh

(56)

Berdasarkan Tabel 2 di atas diketahui bahwa areal Politeknik Pertanian Negeri Samarinda memiliki 2 sistem lahan yaitu sistem lahan Mentalat dan lahan Teweh. Dengan masing – masing batas luarnya adalah

a. Sistem lahan Mentalat dengan koordinat 513777, 9940829, 70. 513707, 9940859, 72.

b. Sistem lahan Teweh batas terluarnya adalah koordinat513725, 9940366, 79. 514038, 9940837, 78. 514164, 9941117, 74. 514246, 9940849, 80.

Batas antara sistem lahan Mentalat dan Teweh adalah koordinat 513707, 9940214, 67. 513737, 9940647, 69. 513573, 9940367, 77.

2. Asosiasi Tanah di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Hasil tumpang susun (overlay) sistem lahan REPPPROT (1987) dengan batas polygon areal Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, dapat diketahui asosiasi tanah yang berada di areal Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Assosiasi tanah yang diketahui berdasarkan REPPPROT (1987) tersebut nama tanahnya dalam tingkat Great Group belum sampai kepada Macam Tanah. Asosiasi tanah yang ada dan padanannya untuk nama FAO (1970) dan PTT/Dudal Soeprapto Harjo (1957) dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 3. Asosiasi Tanah di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Nomor Nama Tanah (USDA)

Nama Tanah FAO (1970)

Nama Tanah (PTT/Dudal Suprapto Raharjo, 1957) 1 Tropudults Nitosol Latosol

2 Dystropept Cambisol Brown Forestn Soil Sesuai Tabel 3 di atas di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda terdapat 2 asosiasi tanah dan jenis tanah yaitu Tropudults, Dystropept dengan padanan nama dari asosiasi tanah menurut FAO (1970) Nitosol, Cambisol dan menurut PTT/Dudal Suprapto Raharjo (1957) adalah Latosol dan Brown Forestn Soil.

(57)

3. Luas Sistem Lahan dan Asosiasi Tanah

Luas dari sistem lahan dan asosiasi tanah yang ada di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda diketahui dari hasil tumpang susun (overlay ) sistem lahan REPPPROT (1987) dengan polygon batas areal Politeknik Pertanian Negeri Samarinda dan hasil penggabungan attribute tabel (union) sistem lahan dan batas areal. Batas dari sistem lahan dan asosiasi tanah dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 13 . Sistem Lahan dan Asosiasi Tanah

Berdasarkan Gambar 13 diketahui luas dari sistem lahan dan asosiasi tanah yang terdapat di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Luasan dari masing-masing sistem lahan dan asosiasi tanahnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

(58)

Tabel 4. Luas dari Sistem Lahan dan Asosiasi Tanah

Nomor Sistem Lahan Asosiasi Tanah Luas (ha) 1 Mentalat Tropudults Dystropept 5,593

2 Teweh Tropudults Dystropept 22,581

Dari Tabel 4 di atas diketahui bahwa 2 sistem lahan yang ada memiliki asosiasi tanah yang sama yaitu Tropudults dan Dystropept. Namun luas masing-masing asosiasi tanah tersebut tidak sama, luas asosiasi tanah dari sistem lahan Sistem lahan Mentalat lebih kecil (5,593 ha) daripada Sistem Lahan Teweh (22, 581 ha).

4. Batuan Penyusun yang ada di Areal Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Batuan penyusun yang ada di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda merupakan hasil dari tumpang susun sistem lahan REPPPROT (1987) dan polygon batas areal sehingga dapat diketahui batuan penyusun apa saja yang berada pada areal Politeknik Pertanian Negeri Samarinda seperti berikut.

Tabel 5. Batuan Penyusun dari Setiap Sistem Lahan

Nomor Sistem Lahan Batuan Penyusun

1 Mentalat Sandstone, Shale Mudstone Marl

2 Teweh Alluvium, Old Sand

Berdasarkan tabel 5 di ketahui bahwa batuan penyusun pada sistem lahan Mentalat adalah Sandstone dan Shale Mudstone Marl sedangkan batuan penyusun pada sistem lahan Teweh adalah Alluvium dan Old Sand.

Dari hasil tumpang susun (overlay ) sistem lahan REPPPROT (1987) dengan polygon batas areal diperoleh data sistem lahan, asosiasi tanah, batuan penyusun dan kelerengan (slope) yang ada di areal Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Selanjutnya dilakukan pengecekan kembali di lapangan berupa

Gambar

Tabel 1.   Nama - nama Program Studi yang ada di   Politeknik  Pertanian Negeri Samarinda
Gambar 2. Menyimpan data   b.    Georeferencing
Gambar 5. Tampilan dari Display X Y
Tabel 2.  Sistem Lahan di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Sehubungan dengan permasalahan yang ada pada penelitian ini, maka analisis data yang akan dibicarakan ada dua hal yaitu mengenai istilah-istilah sesaji dalam

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Analisis perbandingan tarif menunjukkan penetapan tarif dengan menggunakan

- Menyesuaikan beberapa kriteria bangunan ramah lingkungan dari GBCI dengan kriteria perancangan kantor sewa supaya bisa diterapkan secara baik sehingga tujuan menciptakan

Hasilnya menunjukkan bahwa ada satu isolat yaitu Ba-41, yang mampu menekan penyakit di lapangan meskipun tidak dapat menghambat pertumbuhan salah satu patogen di laboratorium..

Pada proses ini data yang akan dimasukkan berupa Kode Mata Kuliah, Nama Mata Kuliah, Nama dosen dan Ruang.. Proses entri

sistem dan metode penyelenggaraan pemagangan.. Format

Tetapi 22% petani lainnya memiliki tenaga kerja selain keluarga sebanyak 3 – 4 orang untuk membantu petani dalam melakukan panen dan distribusi buah mangga ke lembaga