• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 4 NO. 2 NOVEMBER 2015 / ISSN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL LENTERA BISNIS VOL. 4 NO. 2 NOVEMBER 2015 / ISSN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN BELAJAR DAN

LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR

MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN ADMINISTRASI

PERKANTORAN ANGKATAN 2010 FIS-UNY

Oleh: Nanik Alfiyah

Administrasi Bisnis, Politeknik LP3I Jakarta

Gedung sentra Kramat Jl. Kramat Raya No. 7-9 Jakarta Pusat 10450 Telp. 021 – 31904598 Fax. 021 - 31904599

Email : nanik.lp3i@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kemandirian belajar dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran angkatan 2010 FIS-UNY.

Penelitian ini adalah penelitian jenis Ex Post Facto. Responden penelitian adalah mahasiswa Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran angkatan 2010 FIS-UNY berjumlah 86 mahasiswa yang seluruhnya diambil sebagai subyek penelitian. Pengumpulan data kemandirian belajar dan lingkungan belajar dilakukan dengan menggunakan metode angket, sedangkan data prestasi belajar mahasiswa diperoleh dari data sekunder yaitu nilai IPK semester 3. Uji coba instrumen dilaksanakan pada mahasiswa Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran angkatan 2009 FIS-UNY berjumlah 30 mahasiswa. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan korelasi Product Moment dari Pearson dan uji reliabilitas menggunakan rumus Cronbach Alpha. Untuk mengetahui hubungan antara kemandirian belajar dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa digunakan analisis korelasi Product Moment. Sedangkan untuk mengetahui hubungan antara kemandirian belajar dan lingkungan belajar secara bersama-sama dengan prestasi belajar mahasiswa digunakan analisis korelasi ganda dengan tingkat signifikansi hasil analisis sebesar 5%.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1) Terdapat hubungan positif antara Kemandirian Belajar dengan Prestasi Belajar mahasiswa Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran angkatan 2010 FIS-UNY yang ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi rx1y sebesar 0,653 dan rtabel 0,213 (rx1y

> rtabel 5%). 2)Terdapat hubungan positif antara Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar mahasiswa Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran angkatan 2010 FIS-UNY yang ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi rx2y sebesar

0,586 dan rtabel 0,213 (rx1y > rtabel 5%). 3) Terdapat hubungan positif antara Kemandirian Belajar dan Lingkungan Belajar secara bersama-sama dengan Prestasi Belajar mahasiswa Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran angkatan 2010 FIS-UNY yang ditunjukkan dengan koefisien korelasi ganda ( sebesar 0,726 dan Fhitung sebesar 46,279.

(2)

Kata Kunci : Kemandirian Belajar, Lingkungan Belajar, Prestasi Belajar.

ABSTRACTION

This study aims to determine the relationship between independent learning and learning environment toward students achievement in Educational Office Administration Department academic year of 2010 FIS - UNY .

This research is a type of Ex Post Facto . The research respondents were students Educational Office Administration Department academic year of 2010 FIS - UNY total 86 students who taken as population research subjects. The instruman trials was done to students of Educational Office Administration Department FIS- UNY academic year of 2009 total 30 students. To determine the relationship between independent learning and environment learning simultaneously toward the students learning achievement used multiple correlation analysis with a significant level 5% on the analysis.

Based on the research results obtained the following conclusions : 1) There is a positive relationship between the independence learning with Achievement Learning of students Educational Office Administration Department academic year of 2010 FIS - UNY shown with correlation coefficient of 0.653 and rtabel rx1y 0.213 ( rx1y > rtabel 5 % ) . 2) There is a positive relationship between the Learning Environment toward Student Educational Achievement Office Administration Department academic year of 2010 FIS - UNY shown with correlation coefficient of 0.586 and rtabel rx2y 0.213 ( rx1y > rtabel 5 % ) . 3) There is a positive relationship between the independence Learning and Environment Learning simultaniously toward Student Educational Achievement Office Administration Department academic year of 2010 FIS - UNY indicated by multiple correlation coefficient ( R_y ( 1.2 ) ) of 0.726 and Fhitung 46.279.

Keywords: Learning Independence, Learning Environment, Learning Achievement.

PENDAHULUAN

Perkembangan dunia ilmu

pengetahuan yang semakin modern

membutuhkan Sumber Daya

Manusia (SDM) yang berkualitas.

Peningkatan kualitas SDM

merupakan syarat untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu cara untuk peningkatan SDM adalah melalui pendidikan.

Undang-undang No.20 Tahun 2003 pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha

sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan

keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa serta negara.

Pendidikan dapat dilakukan secara formal (sekolah) dan informal (luar sekolah). Satuan pendidikan sekolah merupakan bagian dari

pendidikan berjenjang dan

(3)

satuan pendidikan luar sekolah meliputi keluarga, kelompok belajar, kursus dan satuan pendidikan yang

sejenis. Salah satu jenjang

pendidikan formal adalah pendidikan tinggi (Perguruan Tinggi) yang merupakan kelanjutan pendidikan

menengah. Perguruan Tinggi

diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota

masyarakat yang memiliki

kemampuan akademik dan

profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan, menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.

Perguruan Tinggi pada

hakikatnya merupakan lembaga yang

berfungsi melestarikan,

mengembangkan, menyebarluaskan dan menggali ilmu pengetahuan. Selain itu perguruan tinggi juga berfungsi mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia. Universitas

Negeri Yogyakarta (UNY)

merupakan salah satu perguruan tinggi yang turut berperan dalam meningkatkan SDM yang berkualitas

yang diharapkan kelak dapat

bermanfaat di masyarakat.

UNY memiliki tujuh fakultas yaitu Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK), Fakultas Teknik (FT), Fakultas Ilmu Sosial (FIS) dan Fakultas Ekonomi (FE). Di Fakultas Ilmu Sosial, terdapat salah satu Program Studi

(Prodi) yaitu Pendidikan

Administrasi Perkantoran. Dengan

demikian, mahasiswa Prodi

Pendidikan Administrasi Perkantoran secara langsung ataupun tidak langsung turut berperan serta dalam peningkatan SDM yang berkualitas.

Hal ini dikarenakan Prodi

Pendidikan Administrasi

Perkantoranmempunyai tujuan salah

satunya menghasilkan tenaga

kependidikan bidang Administrasi Perkantoran yang profesional. Salah satu usaha yang digunakan untuk mewujudkan hal tersebut dengan

meningkatkan kompetensi dan

prestasi belajarmahasiswa yaitu diwujudkan dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Dengan Prestasi belajar yang baik diharapkan akan

menghasilkan lulusan yang

berkualitas yang berguna bagi masyarakat, bangsa dan negara.

Pada kenyataannya,

pencapaian IPK mahasiswa Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran khususnya angkatan 2010 belum optimal. Berdasarkan pra survei yang dilakukan peneliti, dari 86mahasiswa Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran angkatan 2010, 30 mahasiswa (sekitar 34,9%) yang mencapai IPK dengan predikat “Dengan Pujian”, 55 mahasiswa (sekitar 63,9%) mencapai IPK

dengan predikat “Sangat

Memuaskan”, dan 1 mahasiswa (sekitar 1,1%) mencapai IPK dengan predikat “Memuaskan”. Pencapaian IPK yang masih didominasi pada

peringkat “Sangat Memuaskan”

menunjukkan masih belum

optimalnya prestasi belajar mahasiwa Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran angkatan 2010.

Prestasi belajardi duga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor, baik dari dalam diri mahasiswa (intern) maupun dari luar diri mahasiswa (ekstern). Faktor intern terdiri dari faktor fisiologis dan faktor psikologis. Faktor fisiologis yaitu kondisi fisik dan panca indera, sedangkan faktor psikologis meliputi persepsi, bakat, minat, kecerdasan, motivasi, sikap, kebiasaan, disiplin, kemandirian, dan lain sebagainya.

(4)

Faktor ekstern terdiri dari faktor lingkungan dan instrumental. Faktor lingkungan yaitu lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Sedangkan faktor instrumental yaitu kurikulum,

bahan, guru, sarana, media

pembelajaran, administrasi, dan manajemen.

Belajar di perguruan tinggi sangatlah berbeda dengan belajar di sekolah menengah. Dalam hal ini mahasiswa dituntut bertanggung jawab dan lebih mandiri, tenaga pendidik (dosen) sifatnya hanya memberi rangsangan berupa dasar-dasar pengetahuan sesuai dengan substansi ilmu yang diajarkan, sehingga mahasiswa harus memiliki

strategi dalam mengikuti

pembelajaran, salah satunya dengan kemandirian belajar.

Berdasarkan wawancara tidak terstruktur yang dilakukan peneliti kepada beberapa orang mahasiswa Prodi Pendidikan Administrasi

Perkantoran angkatan 2010,

kemandirian belajar yang dimiliki oleh mahasiswa masih rendah. Hal ini dikarenakan mahasiswa Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran angkatan 2010 adalah mahasiswa

tahun pertama yang masih

mengalami masa transisi dari SMA/Sederajat ke Perguruan Tinggi. Pada masa transisi ini mahasiswa masih memiliki kebiasaan belajar yang kurang mandiri. Misalnya, mahasiswa hanya belajar apabila dosen masuk kelas atau mahasiswa akan belajar hanya pada saat menjelang ujian atau saat ada tugas. Disiplin belajar masih rendah, mahasiswa kurang memanfaatkan waktu luangnya untuk belajar mandiri sehingga pada saat ujian cenderung mencontek. Hal itu menunjukkan kemandirian belajar mahasiswa yang belum optimal yang

nantinya akan berakibat kurang optimalnya prestasi belajar yang dicapai.

Selain kemandirian belajar, terdapat faktor dari luar mahasiswa yang di duga mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa adalah lingkungan belajar, yaitu segala sesuatu yang

berhubungan dan dapat

mempengaruhi proses dan hasil belajar saat proses pembelajaran atau proses belajar mengajar. Lingkungan belajar yang kurang kondusif juga

dapat mempengaruhi mahasiswa

dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari pergaulan

mahasiswa Prodi Pendidikan

Administrasi Perkantoran yang

cenderung mengelompok,

membentuk semacam geng sehingga

menimbulkan gap. Beberapa

mahasiswa kurang perhatian pada saat perkuliahan berlangsung, mahasiswa lebih senang menggosip dengan teman sebayanya daripada memanfaatkan waktu luang yang ada, menggunakan handphone

(sms-an) meskipun dosen sedang

mengajar.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan antara

Kemandirian Belajar dan

Lingkungan Belajar dengan Prestasi belajarMahasiswa Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran Angkatan 2010 FIS – UNY”.

TINJAUAN KEPUSTAKAAN Kemandirian Belajar

Menurut Haris Mudjiman

(2007: 7) “Kemandirian belajar adalah proses kegiatan aktif, yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai sesuatu kompetensi guna

(5)

mengatasi suatu masalah dan di bangun dengan bekal pengetahuan dan kompetensi yang telah dimiliki”.

Menurut Umar Tirtaraharja dan La Sulo (2005: 50) mendefinisikan “Kemandirian belajar adalah aktifitas belajar yang berlangsungnya lebih didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri, dan tanggung jawab sendiri dari pembelajar”.

Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati (1990: 31) berpendapat bahwa “Kemandirian belajar adalah belajar

secara mandiri, tidak

menggantungkan pada orang lain. Peserta didik/mahasiswa harus memiliki keaktifan dan insiatif sendiri dalam proses pembelajaran

untuk meningkatkan prestasi

belajarnya”. Kemandirian belajar

dalam hal ini mengandung

pengertian sebagai kemampuan

belajar peserta didik/mahasiswa

untuk belajar sendiri tanpa

ketergantungan terhadap orang lain. Martinis Yamin (2007: 117) menyatakan bahwa “Kemandirian belajar adalah suatu aktifitas belajar

yang bebas menentukan arah,

rencana, sumber dan keputusan untuk mencapai tujuan akademik”. Lebih lanjut lagi Martinis Yamin

menyatakan bahwa kemandirian

belajar merupakan perilaku yang

mampu berinisiatif, mampu

mengatasi masalah, mempunyai rasa percaya diri, bertanggung jawab dan dapat melakukan sesuatu sendiri tanpa bergantung pada orang lain.

Berdasarkan uraian di atas,

dapat disimpulkan bahwa

kemandirian belajar adalah inisiatif

dan motif seseorang dalam

menentukan arah, rencana, sumber dan keputusan dalam aktivitas belajar dengan kemauan sendiri, pilihan sendiri dan disertai dengan rasa tanggung jawab dari pembelajar

tanpa bergantung pada orang lain.

Lingkungan Belajar

Keberhasilan proses belajar dapat ditunjukkan dengan adanya usaha yang keras untuk mencapai target yaitu prestasi belajar yang optimal. Penciptaan lingkungan

belajar yang kondusif dapat

membantu peserta didik untuk memperoleh hasil belajar yang diharapkan. Lingkungan belajar

merupakan salah satu faktor

eksternal yang mempengaruhi

prestasi belajar. Lingkungan belajar lebih menekankan pada segala sesuatu yang berada diluar diri individu. Faktor lain yang dapat mempengaruhi belajar adalah faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor

masyarakat yang seluruhnya

merupakan faktor ekstern.

Hutabarat (1988: 204)

menyebutkan bahwa, “Lingkungan belajar ialah segala sesuatu yang terdapat di tempat kita belajar, seperti penerangan, kursi, meja, meja kerja, dan ruangan tempat belajar”.

Menurut Dalyono (2009: 129) menyebutkan bahwa “Lingkungan belajar itu sebenarnya mencakup segala material dan stimulus di dalam diri dan di luar diri individu peserta didik (mahasiswa), baik yang bersifat fisiologis, psikologis, maupun sosial-kultural”.

Dari uraian yang telah

dipaparkan diatas, dapat disimpulkan bahwa lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang berhubungan dan dapat mempengaruhi proses dan

hasil belajar saat proses

pembelajaran atau proses belajar mengajar yang berasal dari luar individu, baik yang terdiri dari lingkungan sosial maupun non sosial.

(6)

Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Ngalim Purwanto (2010: 56) mendefinisikan “Prestasi belajar adalah hasil belajar yang didapatkan dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individual atau

kelompok yang dinyatakan

dengan skor hasil tes atau angka”.

Menurut Bloom yang

dikutip oleh Nana Sudjana

(2006:22) menyatakan

bahwadalam prestasi belajar ada tiga ranah yaitu 1) ranah kognitif yang meliputi enam aspek yakni,

pengetahuan atau ingatan,

pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi; 2) ranah afektif yang meliputi lima aspek yakni, penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan

internalisasi; 3)dan ranah

psikomotorik yang meliputi enam aspek yakni, gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar,

kemampuan perseptual,

keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks,

dan gerakan ekspresif dan

interpretatif.

Berdasarkan batasan

pengertian prestasi belajar tersebut, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai peserta didik

(mahasiswa) yang mencakup

ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik yang ditunjukkan dengan nilai yang diberikan guru/dosen setelah melalui kegiatan belajar selama periode tertentu.

2. Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar pada

hakekatnya merupakan interaksi

dari beberapa faktor. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar sangat penting dalam rangka membantu peserta didik dalam mencapai prestasi yang sebaik-baiknya.Prestasi belajar yang dicapai peserta didik dipengaruhi oleh 2 faktor utama yakni faktor dari dalam diri dan faktor yang berasal dari luar. Pendapat Clark yang dikutip Nana Sudjana menyatakan bahwa “prestasi belajar pesertadidik di sekolah

70% dipengaruhi oleh

kemampuan peserta didik dan

30% dipengaruhi oleh

lingkungan” (Nana Sudjana, 2006: 30).

Di samping faktor

kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, kemandirian, faktor ekonomi, faktor fisik dan psikis. Adanya pengaruh dari dalam diri peserta didik, merupakan hal yang logis dan wajar, sebab hakekat perbuatan belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang diniati dan disadarinya. Peserta didik harus

merasakan adanya suatu

kebutuhan untuk belajar dan berprestasi. Dengan demikian, hasil yang dapat diraih masih juga bergantung dari lingkungan. Artinya, ada faktor-faktor yang berada di luar dirinya yang dapat menentukan atau mempengaruhi hasil belajar yang dicapai.

Tabrani Rusyan, dkk

(2003:81) berpendapat bahwa “Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik dari

(7)

dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal), secara lebih rinci dijelaskan sebagai berikut :

Yang tergolong faktor

internal :

1) Faktor jasmaniah (fisiologis, baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh)

2) Faktor psikologis, terdiri atas: a) Faktor intelektif

1. Faktor potensial, yaitu kecerdasan dan bakat 2. Faktor kecakapan nyata,

yaitu prestasi yang telah dimiliki

b) Faktor nonentelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap,

kebiasaan, minat,

kebutuhan, motivasi, emosi, kedisiplinan, kemandirian dan lain-lain.

3) Faktor kematangan fisik maupun psikis

Yang tergolong faktor eksternal : 1) Faktor sosial yang terdiri

atas: a) Lingkungan keluarga b) Lingkungan sekolah/kampus c) Lingkungan masyarakat d) Lingkungan kelompok 2) Faktor budaya seperti adat

istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian 3) Faktor lingkungan fisik

seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, dan iklim 4) Faktor lingkungan spiritual

atau keagamaan

METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk jenis penelitian ex post facto, yaitu

penelitian yang dilakukan untuk meneliti fakta yang telah terjadi (after the fact) dengan tujuan mendiskripsikan dan/atau mencari keterkaitan antar variabel. Dalam penelitan ini tidak terdapat manipulasi variabel, kontrol, dan treatmen. Semuanya dibiarkan alami, seperti apa adanya. Desain yang digunakan adalah desain korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan antar variabel, yaitu antara variabel

bebas dan variabel terikat.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif karena menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data sampai pada penampilan hasilnya.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran angkatan 2010 yang berjumlah 86 mahasiswa dan uji coba instrumen dilakukan pada mahasiswa Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran angkatan 2009 berjumlah 30 mahasiswa.

Metode pengumpulan data

menggunakan dokumentasi dan

angket. Sehingga instrumen yang digunakan adalah dokumentasi dan angket. Angket yang digunakan dalam merupakan angket tertutup artinya jawabannya sudah ditentukan terlebih dahulu. Adapun

langkah-langkah dalam penyusunan

instrumen adalah (1) membuat kisi-kisi instrumen, (2) perhitungan skor. Hasil uji coba menunjukkan angket telah memenuhi syarat validitas dengan nilai r hitung lebih besar dari r tabel sebesar 0,361 dengan N=30, dan syarat reliabilitas lebih besar dari 0,60.

(8)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN

1. Deskripsi Data Penelitian Tabel 1. Distribusi KecenderunganFrekuensi

Kemandirian Belajar No. Skor Frekuensi Persentase Kategori 1. ≥ 54 58 67,4 % Baik 2. 36 ; 54 28 32,6 % Cukup 3. < 36 0 0 % Kurang Total 86 100 %

Berdasarkan tabel di atas, frekuensi variabel kemandirian belajar pada kategori baik sebanyak 58 Mahasiswa (67,4%). Frekuensi variabel kemandirian belajar pada kategori cukup sebanyak 28 mahasiswa (32,6%),

dan frekuensi variabel

kemandirian belajar pada kategori kurang 0 mahasiswa (0%). Dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kecenderungan frekuensi kemandirian belajar pada mahasiswa Prodi Pendidikan

Administrasi Perkantoran

angkatan 2010 pada kategori baik.

Tabel 2. Respon Mahasiswa untuk Variabel Kemandirian Belajar

Untuk variabel kemandirian belajar disimpulkan berdasarkan kecenderungan mahasiswa yang

memilih pernyataan dengan

alternatif jawaban Tidak Pernah

(TP). Dari hasil penelitian

diketahui bahwa 5 (5,8%)

mahasiswa tidak pernah belajar pada saat dosen berhalangan hadir, 7 mahasiswa (8,1%) tidak pernah membaca buku penunjang selain buku yang diwajibkan, 2 mahasiswa (2,3%) tidak pernah belajar kelompok dengan teman-temannya, 5 mahasiswa (5,8%) tidak pernah membuat rencana kegiatan belajar, dan 2 mahasiswa (2,3%) tidak pernah membuat catatan atau ringkasan tentang materi yang memudahkan.

Tabel 3. Distribusi Kecenderungan Frekuensi Lingkungan Belajar

Berdasarkan tabel di atas, frekuensi variabel lingkungan belajar pada kategori baik sebanyak 72 Mahasiswa (83,7%). Frekuensi variabel lingkungan belajar pada kategori cukup sebanyak 14 mahasiswa (16,3%), dan frekuensi variabel lingkungan belajar pada kategori kurang 0 mahasiswa (0%). Dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kecenderungan frekuensi

lingkungan belajar pada

mahasiswa Prodi Pendidikan

Administrasi Perkantoran

(9)

Tabel 4. Respon Mahasiswa untuk Variabel Lingkungan Belajar

Untuk variabel lingkungan belajar disimpulkan berdasarkan

kecenderungan mahasiswa

memilih pernyataan dengan

alternatif jawaban Kadang-kadang (KK). Dari hasil penelitian diketahui bahwa 72 mahasiswa (83,7%) merasa bahwa tidak

semua dosen mengenal

mahasiswa yang diajarnya, 5

mahasiswa (5,8%) merasa

termotivasi belajar karena dekat dengan dosen yang dikenal, 7

mahasiswa (8,1) terkadang

memiliki peralatan pendukung

untuk menunjang kelancaran

dalam pembelajaran, 7 mahasiswa

(8,1%) memiliki beberapa

buku/diktat kuliah dalam belajar, dan 9 mahasiswa (10,5%) merasa prestasi belajar meningkat karena tata ruang perkuliahan yang serba baru.

Tabel 5. Distribusi Kecenderungan Frekuensi Prestasi Belajar

Berdasarkan tabel di atas, frekuensi variabel prestasi belajar pada kategori Dengan Pujian sebanyak 33 Mahasiswa (38,4%).

Frekuensi variabel prestasi belajar pada kategori cukup sebanyak 52 mahasiswa (60,5%), dan frekuensi variabel prestasi belajar pada kategori Memuaskan 1 mahasiswa (1,2%). Dari hasil tersebut dapat

ditarik kesimpulan bahwa

kecenderungan frekuensi prestasi belajar pada mahasiswa Prodi

Pendidikan Administrasi

Perkantoran angkatan 2010 pada kategori sangat memuaskan.

2. Pengujian Prasyarat Analisis Tabel 6. Ringkasan Hasil Uji

Linearitas Variabel F hitung P Value Keterangan -Y 1,63 0,73 Linear -Y 1,69 0,57 Linear

Hasil uji linieritas di atas menunjukkan bahwa nilai P variabel kemandirian belajar dan lingkungan belajar lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan kedua variabel bebas dengan variabel terikat bersifat linear. Oleh karena itu analisis regresi dapat dilanjutkan.

Tabel 7. Ringkasan Hasil Uji Multikolinearitas Variabel Pearson correlat ion Signifik ansi Keteran gan Kemandirian Belajar- Lingkungan Belajar 0,468 0,000 Non Multikol inieritas

Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai korelasi antara variabel bebas lebih kecil dari 0,800, hal ini dapat disimpulkan

bahwa tidak terjadi

(10)

bebas dalam penelitian sehingga analisis korelasi ganda dapat dilanjutkan.

3. Pengujian Hipotesis

Tabel 8. Ringkasan Hasil Analisis Korelasi Product Moment Variabel P

Value – Y 0,653 0,213 0,000 – Y 0,586 0,213 0,000

a. Uji Hipotesis 1

Hipotesis yang pertama menyatakan bahwa “Terdapat Hubungan Positif antara Kemandirian belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa

Prodi Pendidikan

Administrasi Perkantoran Angkatan 2010 FIS –UNY”. Hasil analisis data koefisien

korelasi Product

Moment antara kemandirian

belajar dengan Prestasi

belajar (Y) menyatakan

bahwa sebesar0,653 lebih besar dari sebesar 0,213. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar. Dengan harga P value lebih kecil dari 0,05 sehingga korelasi signifikan. Karena P value sebesar 0,000 lebih

kecil dari 0,05 maka

hipotesis diterima.Hasil ini

menunjukkan adanya

hubungan positif dan

signifikan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar mahasiswa prodi

pendidikan administrasi

Perkantoran angkatan 2010 FIS-UNY.

b. Uji Hipotesis 2

Hipotesis kedua

menyatakan bahwa “Terdapat Hubungan Positif antara Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Prodi Pendidikan Admnistrasi Perkantoran Angkatan 2010 FIS –UNY”.Hasil analisis data koefisien korelasi Product

Moment antara lingkungan

belajar dengan Prestasi

belajar (Y) menyatakan

bahwa sebesar 0,586 lebih besar dari sebesar 0,213. Hasil ini

menunjukkan terdapat

hubungan positif antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa

prodi Pendidikan

Administrasi Perkantoran angkatan 2010 FIS-UNY. Karena P value sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 maka

hipotesis diterima.Hasil ini

menunjukkan adanya

hubungan positif dan

signifikan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar mahasiswa prodi

pendidikan administrasi

Perkantoran angkatan 2010 FIS-UNY.

c. Uji Hipotesis 3

Hipotesis ketiga

berbunyi “Terdapat hubungan positif antara kemandirian

belajar dan lingkungan

belajar secara bersama-sama dengan prestasi belajar mahasiswa prodi pendidikan administrasi perkantoran angkatan 2010 FIS-UNY”. Untuk menguji hipotesis tersebut dilakukan dengan

(11)

analisis korelasi berganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa koefisien korelasi ganda (R) sebesar 0,726. Ringkasan hasil korelasi ganda dapat di lihat dari tabel berikut ini :

Tabel 9. Ringkasan Hasil Analisis Korelasi Ganda

Dari tabel di atas juga dapat diterangkan hasil analisis menunjukkan bahwa koefisien korelasi ganda sebesar 0,726.

Kemudian untuk menguji

keberartian koefisien korelasi ganda digunakan uji F.

Pengujian signifikansi

bertujuan untuk mengetahui

signifikansi hubungan

kemandirian belajar dan lingkungan belajar secara

bersama-sama dengan

prestasi belajar (Y).

Berdasarkan hasil uji dengan korelasi koefisien ganda diperoleh nilai F sebesar 46,279. Berdasarkan hasil uji diperoleh nilai Pvalue sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti bahwa terdapat

hubungan positif dan

signifikan antara kemandirian

belajar dan lingkungan

belajar secara bersama-sama dengan prestasi belajar (Y) mahasiswa prodi pendidikan administrasi perkantoran angkatan 2010 FIS-UNY.

d. Sumbangan Efektif dan

Sumbangan Relatif

Tabel 10. Sumbangan Efektif dan Sumbangan Relatif Variabel Penelitian Efektif (%) Relatif (%) Kemandirian Belajar ( 31,6 % 60,0 % Lingkungan Belajar 21,1% 40,0 % Total 52,7 % 100 % Berdasarkan tabel diatas menunjukkan

sumbangan efektif (SE) dari

kedua variabel dalam

penelitian ini sebesar 52,7 %. Variabel kemandirian belajar

sebesar 31,6% dan

lingkungan belajar sebesar 21,1%, sedangkan sisanya

47,3% dipengaruhi oleh

faktor lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel kemandirian belajar memberikan peranan lebih

besar dalam pencapaian

prestasi belajar mahasiswa prodi pendidikan administrasi perkantoran angkatan 2010 FIS-UNY.

PEMBAHASAN

1. Hubungan Kemandirian Belajar dengan Prestasi Belajar

Hasil penelitian ini

menunjukkan terdapat hubungan positif dan signifikan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar mahasiswa prodi

pendidikan administrasi

perkantoran angkatan 2010 FIS-UNY yang ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi

sebesar 0,653. Dikatakan

signifikan karena harga P sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Sedangkan kemandirian belajar

(12)

mahasiswa prodi pendidikan administrasi perkantoran angkatan 2010 FIS – UNY termasuk dalam kategori baik. Hal ini dapat dilihat dari nilai kecenderungan variabel yaitu sebanyak 58 mahasiswa atau 67,4%.Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Siti Ma’rifatun Toyibah (2010) dengan judul “Hubungan Antara

Pemanfaatan Perpustakaan

Sekolah dan Kemandirian Belajar dengan Prestasi Belajar Akuntansi Peserta Didik Kelas X Program Keahlian Akuntansi SMK YPKK

1 Sleman Tahun Ajaran

2009/2010”, terdapat hubungan positif dan signifikan antara

kemandirian belajar dengan

prestasi belajar Akuntansiyang

ditunjukkan dengan

lebih besar dari dan dengan value 0,000 lebih kecil dari 0,05.

2. Hubungan Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar

Hasil penelitian ini

menunjukkan terdapat hubungan positif dan signifikan antara

lingkungan belajar dengan

prestasi belajar mahasiswa prodi

pendidikan administrasi

perkantoran angkatan 2010 FIS-UNY yang ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi

sebesar 0,586. Dikatakan

signifikan karena harga P sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Sedangkan lingkungan belajar

mahasiswa prodi pendidikan

administrasi perkantoran angkatan 2010 FIS – UNY termasuk dalam kategori baik. Hal ini dapat dilihat dari nilai kecenderungan variabel yaitu sebanyak 72 mahasiswa atau 83,7%. Hal ini sejalan dengan

penelitian yang dilakkan oleh Dian Renata (06402241024) Prodi

Pendidikan Administrasi

Perkantoran tahun 2011 dengan

judul “Hubungan antara

Lingkungan Belajar dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Peserta didik Kelas X Program

Keahlian Administrasi

Perkantoran di SMK Kristen 2 Klaten Tahun Ajaran 2009/2010”, menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar peserta didik yang ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,547, harga koefisien determinasi sebesar 0,299.

3. Hubungan Kemandirian Belajar dan Lingkungan Belajar secara Bersama-sama dengan Prestasi Belajar

Ketika dilakukan analisis bersama-sama antara kedua variabel bebas dengan satu variabel terikat maka terdapat hubungan yang positif antara Kemandirian Belajar dan Lingkungan Belajar secara bersama – sama dengan Prestasi Belajar

Mahasiswa Prodi Pendidikan

Administrasi Perkantoran angkatan 2010 FIS-UNY, yang ditunjukkan koefisien korelasi ganda ( sebesar 0,726 lebih besar dari rtabelsebesar 0,213. Fhitung sebesar 46,279. Berdasarkan hasil uji diperoleh nilai Pvalue sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05.

Berdasarkan hasil analisis korelasi ganda yang dilakukan dalam penelitian ini diperoleh koefisien

determinasi yang menunjukkan

bahwa varians prestasi belajar

mahasiswa Prodi Pendidikan

Administrasi Perkantoran angkatan 2010 FIS-UNY dapat dijelaskan oleh kombinasi dari kedua variabel bebas

(13)

yaitu R2 sebesar 0,527. Ini berarti 52,7% prestasi belajar mahasiswa Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran angkatan 2010 FIS-UNY dijelaskan oleh kemandirian belajar dan lingkungan belajar. Sedangkan 47,3% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemandirian belajar dan lingkungan belajar akan diikuti oleh

peningkatan prestasi belajar

mahasiswa.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka kemandirian belajar dan lingkungan belajar secara bersama-sama terdapat hubungan positif dengan prestasi belajar mahasiwa Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran angkatan 2010 FIS-UNY.

SIMPULAN

1. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan positif dan signifikan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar

mahasiswa Prodi Pendidikan

Administrasi Perkantoran

angkatan 2010 FIS-UNY yang

ditunjukkan dengan nilai

koefisien korelasi sebesar 0,653 (lebih besar dari sebesar 0,213) dengan P value lebih kecil dari 0,05.

2. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar

mahasiswa Prodi Pendidikan

Administrasi Perkantoran

angkatan 2010 FIS-UNY yang

ditunjukkan dengan nilai

koefisien korelasi sebesar 0,586 (lebih besar dari

sebesar 0,213) dengan P value lebih kecil dari 0,05.

3. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kemandirian belajar dan lingkungan belajar dengan prestasi belajarmahasiswa Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran angkatan 2010 FIS-UNY yang ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,726 dan F hitung sebesar 46,279.

SARAN

1. Secara Umum

Penelitian ini memberikan

informasi bahwa faktor

kemandirian belajar dan

lingkungan belajar memberikan sumbangan efektif sebesar 52,7%.

Untuk itu perlu diadakan

penelitian lebih lanjut mengenai

faktor-faktor lain yang

mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa.

2. Secara Khusus a) Bagi Mahasiswa

Kemandirian belajar

memiliki hubungan yang

positif dan signifikan,

sehingga diharapkan

mahasiswa memiliki

kemandirian belajar yang tinggi. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat 8,1%

mahasiswa tidak pernah

membaca buku penunjang selain buku yang diwajibkan. Oleh karena itu, mahasiswa

hendaknya memiliki

kesadaran diri untuk

membaca buku-buku

penunjang selain buku yang

diwajibkan dalam

perkuliahan. Selain itu,

(14)

mengakses di internet terkait informasi-informasi maupun

materi-materi dalam

perkuliahan guna menambah referensi ilmu pengetahuan.

b) Bagi Tenaga Pendidik

(Dosen)

Mengingat lingkungan belajar memiliki hubungan positif dan signifikan dengan prestasi belajar, maka tenaga pendidik (dosen) hendaknya turut menciptakan kondisi lingkungan belajar yang

kondusif. Dari hasil

penelitian, 83,7% mahasiswa merasa bahwa dosen kurang mengenal mahasiswa yang diajarnya. Oleh karena itu,

hendaknya dosen

meningkatkan relasi yang baik dengan mahasiswa. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengenal lebih dekat mahasiswa yang diajarnya,

menciptakan suasana

lingkungan belajar yang bersahabat baik di dalam maupun di luar kelas dan memberikan motivasi belajar mahasiswa untuk berprestasi. c) Bagi Universitas

Setiap perguruan tinggi

diharapkan mampu

menghasilkan lulusan yang berkualitas. Salah satu indikator yang dapat di lihat adalah melalui kompetensi dari setiap lulusan. Dengan

kompetensi yang baik

diharapkan pula dapat

menciptakan lulusan yang dapat bermanfaat dan berguna di masyarakat sehingga upaya

dalam peningkatan

kompetensi lulusan

hendaknya menjadi tujuan penting bagi universitas.

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi dan Nur

Uhbiyati.(1990). Ilmu

Pendidikan. Jakarta:PT Rineka Cipta.

Dalyono. (2009). Psikologi

Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Haris Mudjiman. 2007. Belajar Mandiri (Self Motivated Learning). Surakarta : UNS Press.

Hutabarat. (1988). Cara Belajar. Jakarta : Gunung Mulia.

Martinis Yamin. (2007). Desain

Pembelajaran Berbasis

Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Gaung Persada Press.

Nana Sudjana. (2006). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar.

Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Ngalim Purwanto, M. (2010). Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Tabrani Rusyan,dkk. (2003).

Pendidikan Budi Perkerti.

Jakarta : PT Intimedia

Nusantara.

Umar Tirtaraharja dan La Sulo. (2005). Pengantar Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Gambar

Tabel 2. Respon Mahasiswa untuk  Variabel Kemandirian Belajar
Tabel 5. Distribusi Kecenderungan  Frekuensi Prestasi Belajar

Referensi

Dokumen terkait

Lido Lintas Cakrawala yang telah memberi izin dan meluangkan waktunya untuk membantu baik dalam memberikan data maupun informasi yang dibutuhkan penulis untuk menyusun

Mengingat pentingnya acara ini diminta kepada saudara hadir tepat waktu dan apabila diwakilkan diharapkan membawa surat kuasa, serta membawa berkas klarifikasi 1 (satu) Dokumen

Pada penyampaian bad news tentang produk bagi para pelanggan (misalnya kenaikan harga produk atau penarikan produk), lebih baik digunakan pendekatan tidak

THE EFFECTS OF THE CULTURAL CONFLICTS ON THE MOTHER- DAUGHTER RELATIONSHIPS AS SEEN IN AMY TAN’S THE BONESETTER’S DAUGHTER AND THE JOY LUCK CLUB.. Beserta perangkat yang

Dengan ini menyatakan bahwa tugas akhir dengan judul “Segmentasi Citra pada Video dengan Metode Level Set Berbasis Pemrograman Paralel GPU CUDA” merupakan hasil

maklumat yang jelas kepada pihak pengurusan atasan dalam organisasi atau berkomunikasi dengan. individu/kesatuan pekerja di luar

[r]

Actual result Test Status Proses 11 Mengambil dan menampilkan data jenis aset sesuai database Sistem menampilkan data sesuai dengan database Sistem sudah menampilkan