• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI. bari di Akademi Maritim Cirebon dalam tesis ini, penulis mengambil kesimpulan sebagai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI. bari di Akademi Maritim Cirebon dalam tesis ini, penulis mengambil kesimpulan sebagai"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

KESIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Berdasarkan data-data dan hasil penelitian yang telah dianalisis perihal gaya hidup pelaut dalam usia non produkti dalam mengembangkan etika tangggung jawab bagi generasi bari di Akademi Maritim Cirebon dalam tesis ini, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapatnya dalam membelanjakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktu. Faktor-faktor utama pembentuk gaya hidup dapat dibagi menjadi dua yaitu secara demografis dan psikografis. Faktor demografis misalnya berdasarkan tingkat pendidikan, usia, tingkat penghasilan dan jenis kelamin, sedangkan faktor psikografis lebih kompleks karena indikator penyusunnya dari karakteristik konsumen.

2. Ada 2 bentuk gaya hidup pelaut yang dibahas ialah: Hedonisme dan konsumerisme. Hedonisme (Kata sifanya: Hedonistis) adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup. Sedangkan Konsumerisme ialah bahwa puncak kebahagiaan seseorang itu diukur dari kepuasan seseorang dalam memenuhi apa yang dia inginkan tanpa melihat kebutuhan dasar dengan menumpuk-numpuk barang konsumsi dalam jumlah besar.

(2)

3. Pelaut adalah seseorang yang pekerjaannya berlayar di laut. Hal ini mencakup seluruh orang yang bekerja di atas kapal. Selain itu sering pula disebut dengan Anak Buah Kapal atau ABK. Tiga jenis pelaut terlihat di anjungan: seorang nahkoda, juru mudi dan panduan pelabuhan.

4. Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa harus mengikuti suatu ajaran moral tertentu, atau bagaimana seharus mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan pelbagai ajaran moral

5. Adapun tujuan etika Kristen adalah: bagaimana mengharmonisasikan relasi dengan dirinya sendiri, relasi dengan orang lain, dan relasi dengan Tuhan.

6. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban. Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian hidup manusia, bahwa setiap manusia di bebani dengan tangung jawab. Apabila di kaji tanggung jawab itu adalah kewajiban yang harus di pikul sebagai akibat dari perbuatan pihak yang berbuat.

7. Pertanyaan yang paling penting bagi etika bukan, “Apakah yang baik untuk tujuan yang baik?” atau “Apakah yang benar menurut hukum yang benar?” melainkan “Apakah tanggapan yang tepat terhadap peristiwa ini atau situasi ini?” Apakah yang perlu dilakukan disini? Bagaimana kita menanggapi dengan tepat peristiwa-peristiwa dan orang-orang yang kita jumpai?

8. Dari hasil analisis penulis tentang gaya hidup pelaut adalah sebagai berikut:

a. Hidup mewah : Pelaut hidup dalam kemewahan, tidak berfikir panjang dalam membelanjakan uangnya dikarenakan mudahnya atau besarnya pendapatan yang ia

(3)

dapatkan. Tentunya gaya hidup mewah ini didasari oleh beberapa faktor. Ada yang ingin melampiaskan karena tadinya dia berasal dari keluarga yang miskin atau dari kampung yang tidak bisa memiliki apa-apa, sehingga karena sudah ada uang ia mencoba untuk memilikinya. Ada pula yang mau menunjukkan bahwa dia punya banyak uang (gaji besar), sehingga ia mau memiliki barang tersebut. Tetapi ada juga yang membelikan barang tersebut karena ingin kualitas dan kenyamanan untuk dipakai agar lebih tahan lama. Namun dari ketiga hal ini, yang lebih mendominasi ialah hidup mewah karena begitu mudahnya dan kaget mendapatkan yang besar.

b. Hidup berfoya-foya. Pelaut sering berfoya-foya (senang menghamburkan uang untuk tujuan bersenang-senang). Atas dasar senang kepada sesuatu barang dan mampu membelikannya, maka barang itu pun dibeli. Untuk melampiaskan rindu kepada keluarga, dikarenakan dipisahkan jarak dan waktu yang lama, biasanya orang tua melampiaskan dengan sering membawa keluarga jalan-jalan ke mall dan membelikan keinginan anak-anak. Hidup dalam berfoya-foya tentunya diakibatkan mentalitas “instan”, artinya menggampangkan segala sesuatu. Uang begitu mudahnya diambil, maka mengeluarkan juga tidak harus berfikir panjang.

c. Perselingkuhan atau perzinahan. Gaya hidup ini yang paling sering ditemukan dalam kehidupan pelaut. Hampir setiap pelaut pernah melakukan ini. Baik muda atau pun yang sudah tua (berkeluarga). Setiap pelabuhan pasti sudah ada perempuan datang merayu dan ingin bercinta. Ada 80% yang menyatakan pernah melakukannya. Seseorang jatuh ke dalam perzinahan ini tentunya diakibatkan tidak terpenuhinya kebutuhan biologis kepada isteri (yang sudah berkeluarga),

(4)

terpengaruh dengan lingkungan dan ingin merasakan (yang masih lajang). Selain itu kejatuhan ke dalam dosa ini dikarenakan hubungannya kurang harmonis dengan keluarga (tidak menjaga kepercayaan). Dan tentunya tidak menekuni ajaran Agama yang dianut. Memang tidak semua orang yang rajin beribadah itu kuat dengan godaan seperti itu, tetapi setiap orang yang tekuni ajaran Agama sudah mengerti mana kehendak Tuhan dan ia pasti bisa berkata “tidak” untuk dosa. 9. Dampak hedonisme yang dibahas dalam Bab II adalah: cinta diri sendiri, materialisme,

seks bebas, dan memiliki mentalitas instan, ternyata benar terjadi dalam kehidupan pelaut.

10. Gaya hidup pelaut adalah gaya hidup yang menggampangkan segala sesuatu dan hidup dalam kemewahan, hidup dalam berfoya-foya, perzinahan. Gaya hidup ini bersifat negatif dan memiskinkan seseorang.

11. Gaya hidup di atas, sudah menjadi budaya dalam lingkungan pelaut. Memang tidak mudah untuk menghilangkan budaya yang selama ini ada, tetapi ketika ada kerja sama dan kerja keras baik dari keluarga, dosen-dosen, Pembina rohani, dan tentunya Yayasan dan Lembaga di sekolah pasti bisa.

12. Setiap orang pasti memiliki tanggung jawab sebab tanggung jawab itu pada dasarnya sudah melekat di dalam diri seseorang. Bertanggung jawab kepada diri sendiri, kepada keluarga dan kepada Tuhan. Bekerja di Laut bukan menjadi impian selamanya, tetapi menggunakan kesempatan itu untuk mendapatkan uang yang besar untuk kebutuhan keluarga. Namun, kenyataan gaji yang besar itu tidak kelihatan karena tidak bisa mengelola keuangan dengan baik. Pada umumnya, jika sudah berusia 40 tahun ke atas, pelaut sudah malas untuk berlayar. Fakor fisik dan tidak bisa meninggalkan anak-anak.

(5)

Pada saat itulah, mulai kelihatan seorang pelaut bisa mengelola keuangan atau tidak. Adapun etika tanggung jawab yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Menabung. Menabung atau mengumpulkan uang di Bank adalah salah satu cara untuk menyimpan uang. Tetapi menyimpan uang di Bank hanya untuk sesaat. Jika tidak cepat dipergunakan untuk mmebeli sesuatu yang merupakan investasi, uang yang banyak tadi pasti akan habis. Keinginan atau hasrat untuk hidup mewah dan berfoya-foya akan mendorong untuk terus mengambil sampai habis. Seperti yang diketahui bekerja di laut itu ada masa dan kontraknya. Ada kalanya harus menunggu kapal berbulan-bulan untuk naik kembali. Selama belum berangkat uang itu bisa habis untuk memenuhi kebutuhan.

b. Menginvestasikan. Investasi adalah penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keun-tungan”. Model ini sangat pas untuk diterapkan dalam kehidupan pelaut. Selain uangnya aman, mendapatkan penghasilan dan keuntungan. Ada banyak jenis-jenis investasi, seperti:

1) Membeli tanah. Tanah (ladang, sawah, kavlingan buat rumah). Dari 10 orang partisipan menjawab 5 orang (50%) menjawab melakukan jenis investasi ini. Kurang menyukai investasi ini karena beberapa faktor seperti: Menyimpan uang di Bank lebih aman, memfokuskan diri untuk kebutuhan dan pendidikan anak-anak, dan tidak bisa tersimpan uang karena habis untuk berfoya-foya atau tidak bisa mengelola uang dengan baik.

2) Rumah pribadi / kontrakan. Rumah adalah satu kebutuhan pokok yang harus dimiliki oleh semua orang. Rumah mewah atau rumah sederhana itu tergantung dari hasil atau pendapatan. Jika pelaut memiliki rumah mewah, karena

(6)

pendapatannya juga besar. Rumah mewah memang bagus, tetapi tidak dapat dikategorikan sebagai investasi karena tidak menghasilkan atau merauh keuntungan. Dari 10 orang partisipan mengatakan membeli rumah itu ada 10 orang (100%). Tetapi hanya 5 orang (50%) yang menginvestasikan uangnya membuat rumah kontrakan. Rumah kontrakan salah satu investasi yang baik, karena bisa menghasilkan uang setiap bulan atau tahunnya. Jika seseorang memiliki beberapa rumah kontrakan atau ruko, maka tiap bulan / tahunnya, ia mendapatkan pemasukan secara terus menerus.

3) Logam mulia. Membeli logam mulia (Emas, berlian, perak, permata) adalah salah satu jenis investasi. Pembelian emas juga melindungi dari depresiasi mata uang, karena harga emas meningkat seiring dengan inflasi hal ini mirip dengan menyimpan dana dalam bentuk valuta asing, keduanya sama-sama melindungi dari resiko penurunan nilai mata uang. Dari 10 orang partisipan, yang menjawab “ya” sebanyak 10 orang (100%), artinya semuanya menyukai membeli logam mulia. Dan dari 10 orang tersebut mengatakan membeli emas itu hanya untuk perhiasan ada sebanyak 8 orang (80%). Hanya 2 orang (20%) yang mengatakan untuk simpanan. Jika membeli emas hanya untuk perhiasan, kemungkinan besar itu hanya beberapa gram saja atau dipakai untuk gagah-gagahan. Seseorang dengan sengaja menginvestasikan uangnya kepada logam mulia, selain aman harganya emas tetap meningkat seiring dengan inflasi.

4) Membuka usaha sendiri. Memiliki usaha sendiri itu mudah karena harus memiliki skill dan memerlukan keuletan dalam melaksanakannya. Dari 10

(7)

orang partisipan yang menjawab “ya” membuka usaha hanya ada 4 orang (40%), sedangkan “tidak” ada 6 orang (60%). Memiliki usaha sendiri lebih menjamin akan masa depan, karena mendapatkan hasil secara terus menerus. Tetapi jika tidak dilakukan dengan ketekunan dan skill, maka modal akan bisa hangus atau mengalami kebangkrutan.

B. SARAN

Adapun upaya-upaya yang dilakukan dalam mengembangkan etika tanggung jawab bagi generasi baru di Akademi Maritim Cirebon adalah sebagai berikut:

1. Menekuni ajaran Agama yang dianut. Setiap Agama mengajarkan hal yang baik dan melarang untuk berbuat yang amoral. Kunci utama kesuksesan seseorang harus menekuni ajaran Agama yang dianut dengan baik, sehingga memiliki iman yang kuat. Berdoa, Baca Alkitab, memuji Tuhan dan hidup dalam persekutuan adalah cara yang tepat untuk menumbuh kembangkan iman. Kegitan agama yang sudah berjalan selama ini di AMC harus dipertahankan dan kalau bisa ditingkatkan. Sebagai Pembina rohani (termasuk penulis) harus menyelipkan nasehat-nasehat masalah temuan yang ditemukan. Dalam khotbah dan juga pada saat bimbingan konseling dan mengajar. 2. Mengelola keuangan dengan baik dengan cara menabung dan menginvestasikan uang

dengan baik dan tepat. Hiduplah dengan bijaksana dalam mengelola keuangan dengan baik. Tidak boros dan berfoya-foya. Belajar menabung dan menginvestasi uang untuk buka usaha sendiri. Mengelola keuangan harus dimulai dari:

(8)

- Sekolah

Lembaga, dosen-dosen dan Pembina tidak pernah berhenti untuk memberikan nasehat baik dalam acara formal (rapat taruna), di kelas saat mengajar bimbingan konseling maupun non formal seperti bertemu di asrama.

- Diri Sendiri (Taruna)

Taruna sudah harus memulai dari sekolah. Pada saat aktif di sekolah dan tinggal di asrama, tentunya kiriman setiap bulan bervariasi sesuai dengan tingkat kemampuan orang tua. Dari uang saku yang diberikan orang tua, harus bisa dikelola dengan baik, jika itu untuk kebutuhan 1 bulan harus bisa cukuup untuk 1 bulan. Atau bahkan taruna harus memulai menabung berapa persen dari uang saku, sehingga tatkala ada kebutuhan mendesak untuk sekolah tidak harus menuntut orang tua. Jika itu sudah terbiasa, maka tatkala mendapatkan gaji yang besa nanti, sudah bisa mengelola keuangan dengan baik. Dan membelikan yang perioritas.

3. Melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi, Belajar terus dan tingkatkan pendidikan setinggi mungkin. Jangan pernah puas dengan gelar yang ada. Sebab semakin tinggi gelar, semakin besar pendapatan dan peluang kerja. Sulitnya mencari dosen profesi di bidang kemaritiman yang berijazah ATT I dan ANT I menunjukkan kurangnya minat pelaut untuk sekolah. Untuk itu Taruna AMC harus memperioritaskan

(9)

mengejar gelar dulu, barulah uang. Memang dana yang cukup besar untuk mengambil harus menabung. Tetapi mau tidak mau ahrus dikejar agar berhasil. Habis tamat dari AMC dengan ijazah ANT I / ATT I perlu bekerja dulu untuk mendapatkan uang sehingga untuk melanjutkan ke tingkat ANT II / ATT II tidak harus membebankan orang tua lagi. Dan selanjutnya sampai mendapat ijazah profesi tertinggi di Pelaut yaitu ANT I dan ATT I. Jika sedah memiliki gelar yang tinggi, penulis yakin bahwa tidak akan sulit untuk mendapatkan pekerjaan baik di Laut maupun di Darat sebagai tenaga pengajar.

4. Menjaga keharmonisan keluarga. Hidup dalam kasih dan adanya keterbukaan adalah salah satu contoh keluarga yang harmonis. Keluarga yang harmonis di dalam rumah, maka pasangan atau anak keluar akan menjaga pergaulannya dengan baik. Keharmonisan keluarga menjadi salah satu penting untuk diperhatikan. Sebagai seorang anak harus memberikan penghormatan kepada keluarga. Dengan menunjukkan tanggung jawab yang baik seperti menjalin komunikasi dan mempercayakan pendapatan untuk dikelola di darat oleh orang tua atau isteri.

5. Memiliki tujuan hidup. Orang yang memiliki tujuan hidup akan mempunyai sasaran atau target yang harus diraih dan bukan mengalir begitu saja. Milikilah tujuan hidup dalam bekerja, sehingga apa yang dilakukan mendapatkan hasil.

(10)

C. REKOMENDASI

1. Karya ilmiah ini pertama-tama penulis rekomendasikan untuk seluruh pelaut yang non produktif (para dosen), agar menjadi bahan acuan untuk bisa memberikan nasehat kepada para pelaut generasi baru agar tidak terpengaruh dengan gaya hidup yang mengakibatkan seorang pelaut mengalami kemiskinan. Dengan demikian memustuskan mata rantai yang selama ini menghancurkan kehidupan para pelaut. 2. Karya ilmiah ini direkomendasikan kepada para Pembina rohani, baik dosen dan

Pembina rohani muslim (DR. H. Ali), maupun Dosen dan Pembina Rohani Kristen (Pdt. Freddy Siagian, S.Th), agar lebih giat dalam membimbing dan menananamkan nilai-nilai Agama kepada para taruna AMC untuk mendalami nilai-nilai iman dan mendukung dengan doa terus menerus sekalipun para Taruna/i sedang berlayar. 3. Karya ilmiah ini juga direkomendasikan untuk para pelaut generasi baru dan khusus

kepada Akademi Maritim Cirebon agar bisa membenahi diri dan memustuskan gaya hidup yang bersifat negatif dalam kehidupan pelaut sehingga bisa mencapai motto AMC: Menjadikan Pelaut yang Profesional, Cakap bahasa Ingris dan Cakap rohani.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil observasi dilapangan informasi yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa perempuan memiliki kecenderungan lebih mudah mengambil keputusan pembelian

Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT karena atas ridho-Nya, penulis bisa menyelesaikan skripsi dengan judul KOMUNIKASI INTERPERSONAL MEMBANGUN KEPERCAYAAN KOMUNITAS NEBENGERS

68 TITO KURNIAWAN PUTRA PERDANA Islam Farmasi--Sopir Direktur. 69 AJI BAGUS

Dari data tersebut dengan pertimbangan bahwa Dusun Jamboran merupakan salah satu dusun yang melakukan alih fungsi lahan yang cukup tinggi dari tanaman salak pondoh ke

[r]

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ROUND TABLE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA JEPANG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Raditya Designer Art Merupakan Jasa Lukis Dinding Terbaik Di Indonesia Dengan Desain – Desainnya Yang Unik, Berbeda, Simple, Dan Menarik Yang Akan Menarik Pelanggan Agar Datang

Untuk kebutuhan yang semakin kompleks, seperti untuk keperluan mailing , FTP ( File Transfer Protocol - kumpulan aturan atau prosedur standar yang dipakai untuk mentransfer file