• Tidak ada hasil yang ditemukan

Arah Politik internasional Indonesia Ter

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Arah Politik internasional Indonesia Ter"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH POLITIK INTERNASIONAL

“ARAH POLITIK INTERNASIONAL INDONESIA TERHADAP

MALAYSIA PADA MASA PRESIDEN SOEKARNO SAMPAI

PRESIDEN JOKOWI”

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah politik internasional Dosen Pengampu : Drs. Tri Cahya Utama, MA

Makalah ini disusun oleh:

Ghiebiel Fido Caliptra

14010412130075, No Absen 014, Kelas 14

Program Studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Universitas Diponegoro Semarang

(2)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

(3)

negara lain untuk mencapai tujuan nasionalnya dan juga sebagai batu loncatan untuk mencapai tujuan internasional negara tersebut. interaksi negatif juga bisa terjadi pada hubungan antar negara, interaksi negatif tersebut seperti adanya permusuhan antar negara, konflik bahkan perang. Munculnya permusuhan, konflik dan bahkan perang jelas menimbulkan kerugian bagi setiap pihak yang terlibat didalamnya. Pihak yang kalah jelas mengalami kerugian yang paling besar dari suatu konflik namun pihak yang menang tetap mengalami kerugian walaupun jumahnya sedikit, ini seperti peribahasa “menang jadi arang kalah jadi abu” artinya dalam sebuah permusuhan pasti menimbulkan kerugian baik dari pihak yang kalah mupun pihak yang menang. Adanya interaksi positif dan interaksi negatif yang timbul karena adanya hubungan antar negara tersebut tidak terlepas dari kepentingan nasional suatu negara.

Negara dalam memperjuangkan kepentingan nasionalnya di dunia dan sistem internasional harus didukung dengan kekuatan nasional negara tesebut. Kekuatan nasional ini berperan penting dalam mewujudkan kepentingan nasional suatu negara karena apabila kekuatan nasionalnya baik dibandingkan negara lain maka negara tersebut dapat lebih mudah menekan negara lain baik secara langsung maupun tidak langsung demi mencapai kepentingan nasionalnya. Terdapat tiga unsur dari kekuatan nasional1 yaitu pertama ada yang bersifat

dirasakan seperti militer dan tidak dapat dirasakan seperti sifat maupun watak bangsa. Kedua, ada yang berubah seperti penduduk suatu negara dan tidak dapat berubah seperti wilayah suatu negara. Terakhir yaitu dinamis seperti kekuatan suatu bangsa. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya jika kepentingan nasional tersebut memiliki peran penting dalam mewujufkan kepentingan nasional suatu

(4)

negara. Kepentingan nasional suatu negara terkait dalam berbagai macam bidang yaitu kepentingan dalam bidang ekonomi, kepentingan dalam bidang politik maupun kepentingan dalam bidang militer.

Pada makalah ini lebih berfokus kepada kepentingan nasional dalam bidang politik. Kemampuan negara dalam perpolitikan internasional seperti melakukan perundingan dan diplomasi harus didukung dengan kekuatan nasional negaranya. Tujuan dari perundingan dan diplomasi yang dilakukan oleh suatu negara dapat lebih mudah tercapai jika negara tersebut memiliki kekuatan nasional yang lebih besar dari negara lainnya yang terlibat didalam perundingan tersebut. kekuatan nasional suatu negara juga menjadi pedoman untuk memposisikan negara dalam percaturan politik global. Semua negara dalam melakukan tindakan didunia Internasional seperti berusaha memperjuangkan kepentingan nasional di bidang politik dalam sistem politik Internasional pasti berdasarkan kekuatan nasional negaranya. Indonesia dalam melakukan manuver politik Internasionalnya juga berdasarkan kekuatan nasionalnya.

(5)

kesejahteraan Indonesia itu sendiri. Tentu saja hal tersebut harus didukung sepenuhnya oleh kekuatan nasional yang prima. Setidaknya kekuatan nasional suatu bangsa memiliki delapan unsur yaitu2: Geografi, Sumber Daya Alam,

Kemampuan Industri, Kesiapan Militer, Penduduk, Semangat Bangsa dan Kualitas Demokrasi. Kedelapan unsur ini harus memiliki keadaan atau kondisi yang prima untuk mendukung suatu negara khususnya Indonesia dalam percaturan Politik Internasional dan untuk memperjuangkan kepentingan nasional Indonesia di kancah sistem Internasional.

Telah menjadi suatu fenomena umum terkait ketegangan antara Indonesia dengan Malaysia. Ketegangan ini muncul sejak Era Presiden Soekarno dan bahkan hubungan antara Indonesia dengan Malaysia maih mengalami dinamika di suatu saat melunak dan suatu saat dapat kembali menegang karena hal yang berkaitan dengan sengketa perbatasan wilayah maupun kekerasan terhadap Tenaga Kerja Indonesia yang ada di Malaysia. Gejolak hubungan antara Indonesia dengan Malaysia ini berbeda-beda bergantung pada sikap politik Internsaional yang diambil setiap presiden Indonesia dari Soekarno sampai Jokowi. Arah pengambilan politik internasional Indonesia yang berbeda pada setiap era kepemimpinan Presiden Indonesia pada masa soekarno sampai Jokowi terkait hubungan antara Indonesia dengan Malaysia menjadi sesuatu yag menarik untuk dianalisa, maka dengan adanya hal tersebut saya berusaha menganalisa perkembangan perubahan manuver politik Indonesia dengan Malaysia dari Presiden Soekarno, Soeharto, B.J Habibie, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jokowi.

(6)

Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah hubungan antara Indonesia dengan Malaysia yang selalu besifat dinamis?

2. Bagaimana peran kekuatan nasional Indonesia dalam mengambil keputusan politik internasional terkait hubungan antara Indonesia dengan Malaysia?

3. Bagaimana arah politik internasional Indonesia terhadap Malaysia mulai dari Presiden Soekarno sampai Jokowi?

Tujuan

1. Menjelaskan sejarah hubungan antara Indonesia dengan Malaysia yang selalu besifat dinamis.

2. Menjelaskan peran kekuatan nasional Indonesia dalam mengambil keputusan politik internasional terkait hubungan antara Indonesia dengan Malaysia.

3. Menjelaskan arah politik internasional Indonesia terhadap Malaysia mulai dari Presiden Soekarno sampai Jokowi.

(7)

Dalam membahas arah dari politik Internasional Indonesia terkait hubungannya dengan Malaysia. Terlebih dahulu menjelaskan apakah politik Internasional itu? Sebagai dasar dalam menganalisa politik internasional indonesia pada masing-masing era pemerintahan presidennya, mulai dari Soekarno sampai Jokowi. Pertama pengertian dari politik internasional itu sendiri, menurut catatan mata kuliah Politik Internasional, Politik Internasional adalah bidang studi yang berupaya memahami dan mempelajari hubungan politik antar negara bangsa dadlam substansi politik antara negara bangsa. Muncul istilah Global Politik yang berarti bidang studi yang tidak hanya mempelajari hal yang berkaitan dengan politik namun juga ekonomi dalam hubungan antar negara di Sistem Internasional.

Politik global juga menjangkau tidak hanya pada negara namun juga aktor lain seperti perusahaan multinasional dan juga badan Mom-Governmental Organization. Persamaan dari politik Internasional dengan politik global adalah sama-sama mempelajari politik dalam lingkup hubungan antar negara dan bersifat internasional. Perbedaannya adalah politik global membahas atau mempelajari hal yang lebih luas tidak hanya dalam bidang politik namun juga dalam bidang ekonomi. Negara dalam perannya di kancah perpolitikan internasional pasti berdasarkan dari kepentingan nasional negaranya.

Menurut John T Rourke, kepentingan nasional bersifat kontroversial dan sering menimbulkan pro dan kontra.

Terdapat empat pandangan kontra atau menolak mengenai konsep kepentingan nasional yaitu:3

a) Kepentingan nasional tidak ada, yang ada hanya kepentingan penguasa.

(8)

b) Pemimpin sebaiknya didalam membuat keputusan sesuai dengan kepentingan nasional, namun yang terjadi pemimpin memberikan tanggapan terhadap sesuatu masalah kurang dipikirkan.

c) Kepentingan nasional terlampau sulit dirumuskan, tidak rasional dan terlalu beragam.

d) Identik dengan egoisme nasional suatu negara dan dianggap tidak etis. Keempat pernyataan kontra mengenai kepentingan nasional disanggah atau dibantah dengan empat pandangan yang pro atau setuju dengan kepentingan nasional yaitu:

a) Mengakui bahwa masyarakat dan kepentingan bersifat heterogen.

b) Kepentingan nasional dapat dirumuskan melalui tahap-tahap demokratis. c) Kepentingan nasional berupa sintesis dari berbagai kepentingan nasional

yang tumpang tindih.

d) Kepentingan nasional bisa merupakan kepentingan kelompok mayoritas, akan tetapi perlu memperhatikan kepentingan minoritas.

(9)

Antara kepentingan Nasional dan Kekuatan Nasional memiliki keterkaitan, dimana apabila kekuatan nasionalnya bagus maka negara dapat lebih mudah untuk mencapai tujuan kepentingan nasionalnya namun apabila kekuatan nasionalnya lemah maka negara akan kesulitan untuk mencapai kepentingan nasionalnya. Kepentingan nasional mencakup kepentingan dalam bidang ekonomi, politik, sosial dam militer. Penjelasan diatas dapat membantu dalam menganalisa arah politik Indonesia terhadap Malaysia pada masing-masing Presiden Indonesia mulai dari Soekarno sampai Jokowi.

A. Sejarah Hubungan Indonesia Dengan Malaysia Yang Selalu Bersifat Dinamis.

(10)

Tumasik atau Singapura. Tumasik pada saat itu merupakan wilayah kecil dan dengan kedatangan Parameswara daerah tersebut menjadi sebuah kota dagang yang besar yang menyaingi Sriwijiya bahkan Madjapahit pada masanya.

Kerukunan yang terjalin antara bangsa Melayu ini mulai terganggu dengan kedatangan Inggris dan Belanda. Berdasarkan perjanjian London 1824 yang menyatakan jika Inggris menyerahkan daerah Sumatera kepada Belanda dan Inggris tidak boleh untuk melakukan perjanjian dagang kepada siapapun pedagang yang berasal dari Sumatera. Begitu pula dengan Belanda yang harus menyerahkan Malaka dan beberapa daerah di Semenanjung Malaysia kepada Inggris ditambah lagi Belanda juga tidak boleh untuk melakukan perjanjian dagang dengan pedagang yang berasal dari Malaya dan semenanjung Malaysia. Kedatangan kedua negara dengan berdasarkan perjanjian tersebut dianggap oleh peneliti Malaysia sebagai strategi pecah-belah (devide at empera) bangsa Melayu. Campur tangan kolonialisme ini ternyata tidak mengubah kehidupan socio-cultural dari masyarakat kedua negara, namun hal tersebut berubah ketika Perang Dingin terjadi. Perang Dingin yang membagi dunia menjadi dua yaitu blok barat yang berfaham liberal dan blok timur yang berfaham komunis.

(11)

Untuk menjaga stabilitas pertahanan dan keamanan dalam negeri Malaysia, Perdana Menteri Malaysia pada waktu itu Tunku Abdul Rahman menandatangai perjanjian di bidang militer antara Malaysia dan Inggris yang bernama AMDA (ANGLO-MALAYA DEFENCE AGREEMENT)4 perjanjian ini

berisi tentang penyerahan tanggungjawab pertahanan Malaysia di tangan Inggris. Keberpihakan Malaysia pada blok barat ditekankan oleh Perdana Menteri Tunku Abdul yang menyatakan “Tanah Melayu bukanlah sebuah negara berkecuali. Kita anti Komunis dan menyokong pihak Barat”.5 Dari pernyataan tersebut jelas jika

Malaysia memang pro terhadap blok barat.

Indonesia yang pada saat berlangsungnya Perang Dingin juga belum lama menikmati kemerdekaan dari kolonialisme Belanda dan Jepang. Sikap Indonesia terhadap Malaysia sudah kurang begitu baik karena Indonesia pada waktu itu tidak mengakui kemerdekaan dari Malaysia, dasar dari Indonesia tidak mengakui kemerdekaan dari Malaysia adalah kebanyakan pemimpin Indonesia menyatakan jika Malaysia tidak merdeka seutuhnya sebab masih ada campur tangan Inggris didalam pemerintahan Malaysia. Ditambah lagi dengan kecurigaan Indonesia terhadap pangkalan militer Inggris yang ada di Malaysia. Kecurigaan tersebut dirasa wajar karena Indonesia sendiri masih mengalami “trauma” terhadap kolonialisme dan menganggap jika bentuk kerjasama antara Malaysia dengan Inggris tersebut merupakan bentuk kolonialisme baru.

Didalam negeri Indonesia pada masa awal kemerdekaan mengalami pergolakan seperti munculnya sejumlah pemberontak yang ingin mengoyahkan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Salah satunya adalah munculnya

4 http://www.sejarawan.com/255-sejarah-singkat-hubungan-awal-indonesia-malaysia.html 11 mei 2015

(12)

PRRI6 pada tahun 1949 atau pada awal Republik Indonesia Serikat dibentuk.

Pemberontakan dilakukan pada tahun 1956 dan pada tahun 1957 munculah beberapa dewan seperti dewan banteng dan dewan gajah yang berusaha melakukan pemberontakan. Pemberontakan PRRI ini menjadi konflik tidak hanya didalam negeri namun juga di luar negeri karena pada saat itu Malaysia membolehkan Inggris dan sekutunya untuk mengakses pelabuhannya. Pelabuhan itu digunakan untuk menyuplai barang kebutuhan PRRI selama melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan Indonesia.

Konfrontasi antara Indonesia dengan Malaysia semakin memanas saat akan dibentuknya Federasi Malaysia yang meliputi persekutuan tanah melayu, Singapura, Brunei, Sabah dan Serawak. Indonesia menganggap pembentukan dari Federasi Malaysia tersebut sebagai ancaman dari negara barat yang berusaha untuk memperluas pengaruhnya sampai ke Indonesia. Tidak hanya Indonesia, Filipina juga tidak setuju dengan pembentukan Federasi Malaysia tersebut karena kawasan Sabah yang menjadi salah satu kawasan didalam Federasi Malaysia merupakan kawasan dari peninggalan Sultan Hulu yang disewakan kepada Inggris. Peredaan konfrontasi coba digagas dengan membuat perjajian oleh ketiga pihak yaitu Malaysia, Indonesia dan Filipina. Dimulai dari Filipina yang memprakarsia pertemuan tingkat wakil menteri dari ketiga negara pada tanggal 9-17 april 19637, kemudian dilanjutkan dengan pertemuan antara menteri luar negeri

masing-masing negara yang diadakan bulan juni 1963.8 Konfrontasi benar-benar

6 ibid

(13)

mereda pada saat pertemuan antara Soekarno dengan Tunku Abdul Rahman pada tanggal 1 juni 1963.9

Situasi yang mulai kondusif ini tidak berlangsung lama karena sebelum diadakannya pengambilan suara oleh PBB, Federasi Malaysia sudah terbentuk. Pembentukan Federasi Malaysia yang tiba-tiba ini membuat hubungan antara Indonesia dengan Malaysia memanas, Indonesia menganggap Malaysia melanggar perjanjian yang telah dibuat. Mengetahui hal tersebut Soekarno membentuk Dwi Komando Rakyat (Dwikora) yang intinya adalah perang dengan Malaysia dengan mengerahkan segala sumber kekuatan. Sikap Malaysia sendiri terhadap serangan yang dilakukan oleh Indonesia adalah membicarakan kasus ini kepada Dewan Keamanan (DK) PBB. Pada sidang umum PBB Soekarno menyatakan sikap jika Malaysia masuk kedalam PBB, Indonesia akan keluar dari keanggotaan PBB. Hubungan Indonesia dengan Malaysia cenderung memanas pada saat pemerintahan Soekarno.

Presiden Soekarno kemudian digantikan oleh Presiden Soeharto. Soeharto yang memiliki pola pikir yang lebih condong ke barat membuat Indonesia membuka “keran” investasi besar-besaran. Konfrontasi dengan Malaysia juga berangsur-angsur mereda dan kerjasama secara bilateral lebih memungkinkan untuk dilakukan. situasi kondusif ini juga tercipta dengan kesamaan pandangan antara Indonesia dengan Malaysia mengenai komunisme, kedua negara sepakat untuk memerangi komunisme. Soeharto sendiri sebelum menjadi Presiden merupakan komandan Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang memberantas G 30 S PKI pada beberapa kota di Indonesia. Malaysia sendiri juga mengalami pergantian Perdana Menteri dari Tunku Abdul Rahman ke Tun Abdul Razak.

(14)

Hubungan antara Soeharto dengan Tun Abdul Razak terjalin harmonis dan hal tersebut juga berimbas dengan semakin eratnya hubungan antara Indonesia dengan Malaysia. Hubungan kedua negara pada masa itu dapat di istilahkan seperti hubungan “Abang dan Adik”.

Tun Abdul Razak menganggap Soeharto sebagai Abang sedangkan Soeharto menganggap Tun Abdul Razak sebagai adik. Hubungan tersebut juga berdampak kepada semakin meningkatnya kerjasama yang dilakukan oleh kedua negara. Indonesia yang berperan sebagai Abang senantiasa membantu adiknya yaitu Malaysia yang baru merdeka dengan cara mengirimkan tenaga ahli dan staf pengajar dari Indonesia untuk membantu pembangunan dan perkembangan dari Malaysia, sedangkan Malaysia senantiasa mendukung Indonesia pada setiap tindakan dan sikap Indonesia dalam percaturan Politik Internasional.

(15)

sengketa pulau Sipadan-Ligitan Mahathir menolak usulan dari Soeharto yang menginginkan sengketa dibawa ke forum kawasan ASEAN karena Indonesia pasti diuntungkan dan dapat memenangkan sengketa sebab Indonesia dijuluki sebagai saudara tua oleh sebagian besar anggota ASEAN. Hal itu membuat Malaysia enggan menyelesaikan kasus sengketa ini pada rana kawasan ASEAN, namun yang diinginkan oleh Mahathir adalah penyelesaian kasus sengketa dibawah pengadilan internasional.

Persaingan antara Mahathir dan Soeharto yang semakin sengit karena kedua pemimpin memiliki pemikiran yang tegas dan kepala batu. Untuk meredam gesekan antara kedua pemimpin tersebut maka orang-orang dibawah Soeharto dan Mahathir sering menjalin komunikasi untuk menemukan jalan tengah agar persaingan tidak beerlangsung terus menerus dan melebar. Peredaan gesekan yang dilakukan oleh orang-orang dibawah kedua pemimpin tersebut membuat suasana tetap kondusif walaupun sebenarnya terjadi rivalitas antara Soeharto dan Mahathir.

(16)

Timor Leste dan hasilnya sebagian besar rakyat Timor Leste memilih untuk memerdekakan diri.

Semasa pemerintahan Presiden Habibie yang singkat kemudian digantikan oleh sosok kyai besar yaitu KH Abdurrahman Wahid atau sering disebut dengan Gus Dur. Masa pemerintahan Gus Dus juga tidak genap empat tahun melainkan kurang lebih hanya tiga tahun. Hubungan antara Indonesia dengan malaysia pada saat pemerintahan Gus Dur tidak mengalami perubahan yang berarti. Gus Dur dengan ajarannya pluralisme yaitu menghormati Suku, Ras dan Agama setiap orang menjadikan Indonesia sebagai negara yang lebih toleran dan menghormati perbedaan. Pemahaman tentang Pluralisme tersebut juga berpengaruh kepada sikap Indonesia terhadap Malaysia pada waktu itu. Hubungan antara Indonesia dengan Malaysia terbilang cukup kondusif karena prinsip dasar Pluralisme itu sendiri yang menjunjung tinggi toleransi setiap orang bahkan termasuk terhadap Malaysia sendiri.

Pada pemerintahan Presiden selanjutnya Indonesia dipimpin oleh sesosok perempuan yang merupakan anak dari Presiden Indonesia pertama Seokarno yaitu Ibu Megawati Soekarno Putri. Hubungan Indonesia dengan Malaysia pada saat pemerintahaan Megawati juga mengalami dinamika karena adanya beberapa peristiwa besar dan penting yang mewarnai hubungan Indonesia dengan Malaysia. Salah satunya yaitu Indonesia menyetujui jika kasus sengketa pulau Sipadan-Ligitan di bawa ke pengadilan Internasional, maka dengan dibawanya kasus tersebut ke pengadilan internasional membuat Indonesia kalah dan pulau Sipadan-Ligitan jatuh ke tangan Malaysia.10 Tentu hal tersebut menimbulkan kekecewaan,

(17)

padahal rencana kasus sengketa pulau Sipadan-Ligitan sudah terjadi sejak era Soeharto namun pada saat itu Soeharto masih tetap dengan pendiriannya yang menolak jika kasus tersebut dibawa ke pangadilan internasional. Kebijakan politik internasional yang dilakukan oleh Megawati tersebut terkesan lunak kepada Malaysia dengan menyetujui penyelesaian sengketa di pengadilan internasional yang berujung pada lepasnya wilayah Indonesia ke Malaysia.

Selama empat tahun memerintah Megawati digantikan oleh Susilo Bambang Yudhoyono atau biasa disebut dengan SBY. Presiden yang dipilih oleh rakyat dan memenangkan pemilu selama dua periode ini mempunyai strategi sendiri dalam percaturan politik internasional. Cara atau strategi tersebut adalah

million friends and zero enemy, terlihat jelas jika SBY lebih berusaha untuk memperbanyak teman dalam dunia internasional daripada bermusuhan dengan negara lain. Semboyan million friends and zero enemy membuat SBY banyak mengalah dalam kasus-kasus terstentu. Hal ini membuat Indonesia terkesan lembek di mata dunia dan cenderung tidak berani mengambil keputusan yang tegas dan beresiko. Pada hubungan Indonesia dengan Malaysia sikap lunak dan terkesan mengalah dari kebijakan politik internasional SBY terlihat dalam beberapa peristiwa seperti lebih mengedepankan proses secara diplomasi daripada berusaha untuk menekankan kepentingannya kepada Malaysia terkait sengketa wilayah yang acap kali terjadi, diplomasi yang dilakukan pun dirasa kurang agresif untuk memperjuangkan kepentingan nasional Indonesia sendiri.

(18)

dihasilkan oleh hutan-hutan yang ada di Indonesia.11 Pidato SBY pada saat di

Mabes TNI yang berkaitan dengan krisis hubungan yang terjadi antara Indonesia dengan Malaysia menyiratkan tentang ketidak tegasan SBY dalam mengambil suatu kebijakan yang strategis terkait krisis hubungan Indonesia-Malaysia. Manuver politik internasional yang diambil SBY terkait hubungannya dengan Malaysia cenderung bermain aman seperti semboyan SBY yang ingin mencari teman sebanyak-banyaknya dan menghindari sebuah permusuhan. Presiden Jokowi Dodo atau kerap dipanggil dengan Jokowi menggantikan Presiden SBY yang telah dua periode memerintah.

Politik internasional Jokowi terhadap Malaysia dapat dilihat dari tegasnya keputusan yang diambil terkait daerah perbatasan seperti pada kasus Ambalat dimana banyaknya kapal dan pesawat dari Malaysia yang melanggar perbatasan, sehingga Jokowi memutuskan untuk mengirim tiga pesawat Sukhoi ke pangkalan militer di Tarakan. Jokowi berusah untuk memperketat daerah perbatasan yang coba dilanggar oleh Malaysia. Tidak hanya itu, usaha Jokowi dalam memperkuat daerah perbatasan yang rawan terjadi pelanggaran lintas batas dengan mambangaun pangkalan militer di kawasan Tanjung Datu, Kecamatan Paloh, di perbatasan Kalimantan Barat dengan Malaysia tengah dibangun. Walaupun Jokowi masih beberapa tahun lagi memerintah namun sikap tegas Jokowi terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh Malaysia mendapatkan apresiasi tersendiri dari masyarakat. Tegasnya sikap Jokowi tersebut tidak terlalu menggangu hubungan dibidang politik maupun ekonomi antara Indonesia dengan Malaysia.

(19)

B. Peran Kekuatan Nasional Indonesia Dalam Mengambil Keputusan Politik Internasional Terkait Hubungan Antara Indonesia Dengan Malaysia.

Berbicara mengenai kekuatan nasional tentunya berbicara mengenai unsur-unsur yang menunjang dari kekuatan nasional tersebut. terdapat setidaknya delapan unsur yang menunjang kekuatan nasional suatu negara yaitu: Geografi, Natural Resource, Kemampuan Industri, Kesiapan Militer, Penduduk, Semangat Bangsa dan Kualitas Pemerintah. Indonesia tentu saja harus memperkuat delapan unsur tersebut untuk dapat menunjang kekuatan nasionalnya dan memperjuangkan kepentingan nasionalnya. Kekuatan Nasional Indonesia dinagi kedalam tiga era yaitu orde lama, orde baru dan masa setelah reformasi. Pada masa orde lama yang dipimpin oleh Presiden Soekarno, kekuatan nasional Indonesia bertumpu kepada empat hal yaitu kesiapan militer, penduduk, watak bangsa dan kualitas pemerintahan.

(20)

Bentuk dari penjajahan oleh Inggris bukan hanya mengambil sumber daya yang ada namun juga berusaha untuk membantu daerah jajahanya dengan memberikan fasilitas yang memadai seperti sekolah dan rumah sakit. Hal tersebut membuat Malaysia “rela” untuk dijajah namun segala fasilitas yang menunjang kehidupan mereka terpenuhi daripada harus berperang. Kedua yaitu penduduk, Indonesia mempunyai banyak jumlah penduduk dibanding dengan Malaysia. Keunggulan dalam jumlah penduduk merupakan keuntungan sendiri dari Indonesia sebab memiliki relawan yang siap berperang lebih banyak daripada Malaysia.

(21)

Malaysia dengan pemimpinnya Tunku Abdul Rahman hanya bergantung kepada Inggris untuk mempertahankan keamanan wilayah dari Malaysia dan tidak dapat berjuang sendiri mempertahankan kedaulatannya. Pada era orde baru yang dipimpin oleh Soeharto kekuatan nasional Indonesia betumpu kepada empat hal ang telah dijelaskan sebelumnya namun ditambah dengan satu faktor lagi yaitu kemampuan industri. Soeharto yang dikenal sebagai bapak pembangunan membuka investasi besar-besaran kepada perusahaan asing yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia. Semakin pesatnya pertumbuhan industri karena masuknya arus investasi asing maka pertumbuhan ekonomi Indonesia juga untuk meningkat, inilah yang menjadi keunggulan tambahan Indonesia dalam bersaing dengan Malaysia pada bidang ekonomi dan Industri.

(22)

C. Arah Politik Internasional Indonesia Terhadap Malaysia Mulai Dari Presiden Soekarno Sampai Jokowi.

Untuk mempermudah dalam menganalisa arah politik internasional Indonesia terhadap Malaysia, variabel penelitian dibagi menjadi tujuh variabel yaitu: Soekarno, Soeharto, B.J Habibie, Gus Dur, Megawati, SBY dan Jokowi. Ketujuh varibel tersebut akan dimasukan kedalam neraca arah politik Internasional. Dari neraca yang telah diolah bersama ketujuh variabel tersebut akan diketahui arah politik Internasional Indonesia terhadap Malaysia.

NERACA ARAH POLITIK INTERNASIONAL INDONESIA TERHADAP MALAYSIA

Keterangan:

KONFRONTASI KERJASAMA

A

B C

D E

(23)

a) Presiden Soekarno: memiliki sifat nasionaslisme tinggi sehingga politik internasional Indonesia terhadap Malaysia lebih cenderung untuk melakukan konfrontasi sebab adanya Inggris dalam pihak Malaysia membuat Soekarno beranggapan apa yang dilakukan oleh Inggris adalah penjajahan bentuk baru yang patut untuk diperangi. Ditambah lagi keadaan Indonesia pada saat itu yang baru saja merdeka dari penjajahan membuat Indonesia berusaha memerangi segala jenis penjajahan yang berusaha merebut kemerdekaan dari Indonesia.

b) Presiden Soeharto: memiliki politik internasional yang lebih condong ke barat, hal ini ditunjukan dengan dibukanya investasi besar-besaran di Indonesia sehingga industri Indonesia berkembang pesat pada waktu itu. Ditambah lagi dengan ideologi anti komunis Soeharto membuat dia lebih condong ke barat. Malaysia pada saat itu juga anti komunis sehingga hubungan kedua negara dapat terjalin dengan harmonis dan diibaratkan seperti “abang dan adik”. Walaupun dalam perkembangannya hubungan Indonesia dan Malaysia pernah mengalami rivalitas yang sengit pada saat Malaysia dipimpin oleh Mahathir, namun rivalitas tidak banyak menggagu keharmonisan hubungan kedua negara.

c) B.J Habibie: masa kepemimpinan yang singkat membuat politik internasional Presiden B.J Habibie terhadap Malaysia tidak terlalu terlihat dan bahkan dapat dikatakan kecil.

(24)

e) Megawati: pengambilan keputusan Megawati terhadap kasus sengketa pulau Sipadan-Ligitan yang setuju oleh ajakan Malaysia untuk menyelesaikan kasus ini di pengadilan internasional menggambarkan jika lunaknya Megawati terhadap Malaysia. Sikap yang lunak dan cenderung mengalah ini membuat hubungan antara Indonesia dengan Malaysia jauh dari gesekan dan dapat memungkinkan untuk kerjasama.

f) Susilo Bambang Yudhoyono: semboyan million friends and zero enemy

yang diusung oleh SBY menegaskan jika politik internasional Indonesia bersahabat, mudah melakukan kerjasama dan cenderung untuk mengalah sekaligus menghindari terjadinya permusuhan. Sikap SBY ini membuat Indonesia lembek di mata Dunia dan merendahkan harga diri Indonesia sendiri. Kerjasama menjadi lebih mudah dilakukan dan konfrontasi dengan negara lain juga dapat terhindarkan.

g) Jokowi: sikap Jokowi yang tegas dalam permasalahan batas wilayah membuat benih-benih dari konfrontasi bisa saja terjadi namun apa yang dilakukan oleh Jokowi seperti lebih ketat menjaga daerah perbatasan tidak sampai menggangu hubungan bilateral antara Indonesia dengan Malaysia. Hal ini dikarenakan tindakan penjagaan pada batas wilayah dilakukan secukupnya dan tidak berlebihan, sehingga tidak mengganggu hubungan kedua negara dalam bidang politik maupun ekonomi.

(25)

Hubungan antara Indonesia dengan Malaysia yang dinamis sebagian besar dipengaruhi oleh pemimpin kedua negara. Pada awal hubungan mulai terjadi konfrontasi antara Indonesia dengan Malaysia terkait masuknya Inggris dalam Malaysia yang dianggap Indonesia sebagai ancaman. Pergantian pemimpin pada Indonesia yang semula kaku dengan nasionalisme tinggi yaitu Soekarno beganti dengan Soeharto yang lebih condong ke barat dikarenakan kesamaan idiologi anti-komunis.

Hubungan antara Indonesia dengan Malaysia mulai harmonis semenjak Indonesia dipimpin oleh Soeharto dan muncul istilah Abang dan Adik dari keharmonisan hubungan kedua negara, namun hubungan Indonesia dengan Malaysia pernah mengalami gesekan pada saat Malaysia dipimpin oleh Mahathir. Setelah era Soeharto berakhir dan muncul reformasi hubungan Indonesia dan Malaysia tetap dinamis, namun Indonesia lebih banyak mengalah untuk bisa meneruskan kerjasama dengan Malaysia seperti yang digambarkan dalam diagram terkecuali Jokowi yang berani dan tegas untuk menjaga daerah perbatasan Indonesia. Ketegasan Jokowi dalam menjaga daerah peerbatsan tidak sampai menggagu hubungan antara Indonesia dengan Malaysia karena penjagaan tidak dilakukan secara berlebihan. Kekuatan nasional kedua negara juga berperan dalam manuver politik internasional yang dilakukan.

(26)

a)

http://www.edisicetak.joglosemar.co/berita/sby-gagal-tunjukkan-sikap-tegas-soal-malaysia-23900.html diakses 9 mei 2015

b) http://news.liputan6.com/read/294282/sikap-sby-tidak-tegas-terhadap-malaysia

diakses 9 mei 2015

c)

http://nasional.news.viva.co.id/news/read/558039-indonesia-bangun-pangkalan-militer-di-perbatasan-dengan-malaysia diakses 9 mei 2015

d) http://intelijenpost.com/halk

omentar-162-tki-ilegal-mewarnai-bisnis-oknum-21.html diakses 10 mei 2015

e)

http://jakartagreater.com/memperbaiki-pagar-rumah-di-tengah-kemelut-kawasan/ diakses 10 mei 2015

f)

http://candrawiguna.com/kasus-sipadan-dan-ligitan-bukan-kesalahan-megawati/ diakses 10 mei 2015

g) http://www.bbc.co.uk/indonesia/laporan_khusus/2013/11/131125_lapsus_suhar

to_stabiltas_dulu_sekarang diakses 10 mei 2015

h)

http://indonesiabicara.weebly.com/diskusi/relevansi-politik-luar-negeri-bebas-aktif-di-era-revolusi-mental diakses 10 mei 2015

i)

http://www.kaskus.co.id/thread/5213c2febe29a0c635000002/suharto-vs-mahathir-di-balik-panas-dinginnya-hubungan-ri-malaysia diakses 11 mei 2015

j)

http://socio-politica.com/2014/02/09/usman-ali-dan-harun-said-luka-lama-dari-era-politik-konfrontasi-soekarno/ diakses 11 mei 2015

k) https://www.academia.edu/5275999/Politik_Luar_Negeri_RI_pada_Orde_Baru

_Soeharto_ diakses 11 mei 2015

l) http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/485/Dwikora diakses 11 mei

(27)

m) http://pusatstudimalindo.org/ewrwrw/ 11 mei 2015

n) http://www.sejarawan.com/255-sejarah-singkat-hubungan-awal-indonesia-malaysia.html 11 mei 2015

o) “Persaudaraan Sepanjang Masa, Mencari Jalan Penyelesaian Damai Konfrontasi Indonesia-Malaysia 1963-1966”, Linda Sunarti

Referensi

Dokumen terkait

Dengan pemanfaatan controller SDN, administrator jaringan dapat mengubah sifat dan prilaku jaringan secara riil time dan mendeploy aplikasi baru dan layanan

Ariston, Perbandingan Ketepatan Shooting Ke Arah Gawang dengan Menggunakan Punggung Kaki dan Kaki Bagian Dalam pada Permainan Sepak bola Siswa SD Inpres 1 Kayumalue

Skripsi ini memanfaatkan konsep green building yaitu pemanfaatan air hujan menggunakan tangki dengan memperkirakan supply air hujan yang dapat dimanfaatkan dan

Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui total biaya perencanaan bahan dan upah kerja serta total biaya pelaksanaan bahan dan upah pada rangkaian pekerjaan

Darl hasil percobaan ternyata ada perbedaan yang bermakna antara dua jenis daun glrih tersebut sebagai anbijamur diamati dari diameter daerah hambatan pertumbuhan

Sehubungan dengan pandangan-pandangan di atas yang menyiratkan bahwa perilaku agresif bukan sesuatu yang dengan sendirinya ada di dalam diri manusia,tetapi

Pertanyaan ini pastinya akan sering muncul ketika Anda tengah menjalani sesi wawancara Pertanyaan ini pastinya akan sering muncul ketika Anda tengah menjalani sesi wawancara kerja.

Dari rumusan masalah yang ada, setelah peneliti melakukan penelitian di lapangan maka dapat disimpulkan bahwa pandangan hakim terhadap perkara permohonan wali ‘adal