• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang telah diketahui oleh kebanyakan orang, kebutuhan informasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang telah diketahui oleh kebanyakan orang, kebutuhan informasi"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Media cetak merupakan sebagian kecil bentuk penggunaan bahasa. Seperti yang telah diketahui oleh kebanyakan orang, kebutuhan informasi saat ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup. Media cetak memuat informasi yang bermacam-macam dengan periode terbitan masing-masing. Berdasar pada periode terbitnya, ada yang terbit harian seperti koran dan mingguan atau bulanan seperti tabloid dan majalah. Setiap edisi biasanya mampu memuat hingga puluhan artikel. Hal tersebut menunjukkan betapa vitalnya penggunaan bahasa sebagai bagian dari pers atau alat penyampaian informasi.

Di Prancis, salah satu majalah yang terbit bulanan yaitu Ça M’Intéresse (selanjutnya disingkat ÇMI). ÇMI merupakan majalah bergenre sains populer dengan pembahasan yang beragam. ÇMI memuat rubrik di antaranya: kesehatan, alam, sains, teknologi, ekonomi, sejarah, sosial, budaya, hewan dan sebagainya. ÇMI merupakan salah satu majalah terlaris di Prancis. Situs online OJD1 melansir majalah tersebut mengalami peningkatan penjualan setiap tahunnya. Pada tahun 2013 merupakan masa puncak peningkatan penjualan yang mencapai 1.31%.

(2)

2

Pada umumnya, majalah yang paling diminati di Prancis merupakan majalah mengenai fashion maupun teknologi tetapi tidak untuk rubrik mengenai hewan. Minat baca majalah mengenai hewan di Prancis semakin berkurang. Hal tersebut terlihat pada menurunnya angka penjualan majalah bergenre hewan yaitu 30 Millions d’Amis—yang penjualannya menurun hingga 7.84 %2.

Pola penyampaian yang informatif sangat diperlukan agar berita tetap bisa menarik perhatian pembaca. Sebuah pemberitaan hendaklah tersusun dalam sebuah pola yang runtut dan memiliki kesinambungan antar kalimat penyusunnya. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap tingkat kepahaman isi berita, di sisi lain berita juga menjadi lebih komunikatif. Seperti yang dikemukakan Yunus (2010:66), berita yang dapat menggugah perhatian dan emosi pembaca merupakan tanda penyusunan berita yang baik.

Pemaparan di atas menimbulkan pertanyaan pada penelitian ini yaitu bagaimana strategi organisasi informasi rubrik Animaux agar tetap menarik dan mudah dipahami oleh pembaca. Contoh:

(1) Idéal pour les bélugas, habitués des zones arctiques (ici, au large de Moumansk, en Russie). Joe Bunni, lui n’a pas tenu plus de 40 min, bien que protégé par une combinaison étanche de 7 mm d’épaisseur. Mais l’eau glaciale n’est rien comparée au plaisir de nager parmi ceux qu’il appelle les « Casper des mers » (Ça M’Intéresse, février 2013)

(3)

3

‘Ideal untuk beluga, yang berhabitat di zona artik (dalam hal ini di sekitar Moumansk, Rusia). Joe Bunni tidak membutuhkan waktu lebih dari 40 menit, meskipun terlindungi oleh pakaian selam dengan ketebalan 7 mm. Tetapi air es menjadi tak sebanding dengan kesenangannya berenang di antara mereka yang dijuluki sebagai “Casper laut” (Ça M’Intéresse, Februari 2013)’

Dari contoh data (1) di atas, dapat diketahui bagaimana jurnalis menyusun artikel dengan memperhatikan progresivitas informasi. Progresivitas informasi dalam artikel ini terkait tingkat kepahaman informasi yang akan disampaikan kepada pembaca. Pada kalimat pertama jurnalis mendeskripsikan informasi mengenai beluga, kemudian menjelaskan mengenai Joe Bunni yang hanya memerlukan waktu kurang dari 40 menit untuk menyelam. Setelah itu, jurnalis menyampaikan kembali informasi mengenai beluga dengan menyebut beluga sebagai “Casper laut”.

Terlihat bahwa jurnalis menyampaikan artikel dengan topik yang berpindah dari topik satu ke topik yang lain, maupun kembali lagi ke topik yang telah diangkat. Hal tersebut terkadang menyebabkan pembaca mengalami kesulitan untuk memperoleh informasi yang terkandung dalam masing-masing tindak tutur. Oleh karena itu, penelitian ini membahas bagaimana progresi informasi dari masing-masing tindak tutur/acte tersebut. Jika progresi informasi dapat diketahui, maka pembaca akan lebih mudah memperoleh informasi yang ingin disampaikan oleh jurnalis. Progresivitas informasi dalam penelitian ini akan dibahas dengan pola organisasi informasi analisis wacana model Jenewa.

(4)

4 I.2 Rumusan Masalah

Pada penulisan wacana rubrik Animaux, masing-masing tindak tutur/acte mengandung sebuah topik. Jurnalis menyampaikan masing-masing topik dengan pola yang berpindah-pindah sehingga membuat pembaca terkadang mengalami kesulitan dalam memperoleh informasi yang terkandung di dalamnya.

Dari pemaparan singkat tersebut, muncul permasalahan untuk diangkat menjadi sebuah penelitian yaitu bagaimana bentuk organisasi informasi yang terjadi dalam wacana rubrik Animaux pada majalah ÇMI.

I.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk organisasi informasi yang terjadi dalam wacana rubrik Animaux pada majalah ÇMI dengan metode analisis wacana model Jenewa.

I.4 Tinjauan Pusaka

Penelitian mengenai majalah ÇMI sebagai objek penelitian pertama kali dilakukan dalam skripsi sarjana dari Jurusan Sastra Prancis Universitas Gadjah Mada. Penelitian dilakukan oleh Raditya Yudhistira Sujanto (2009) dengan judul “Maksim Relevansi, Kuantitas, dan Kualitas dalam Kuesioner Ça M’Intéresse Ditinjau dari Analisis Pragmatik”. Skripsi tersebut membahas hubungan pertanyaan dan jawaban dari sebuah

(5)

5

kuesioner yang berorientasi pada tiga maksim dalam teori pragmatik, yaitu maksim relevansi, kuantitas, dan kualitas.

Penelitian mengenai analisis wacana yang mengangkat media massa sebagai objek kajian telah banyak dilakukan. Salah satu penelitian berobjek material media massa pernah dilakukan oleh Aisyah Maulidina (2008), dengan skripsi berjudul “Wacana Rubrik L’Infirmière A Dit dalam Majalah Okapi”. Skripsi ini menganalisis kohesi dan koherensi teks serta aspek pragmatik yang mengerucut pada analisis bentuk dan makna tindak tutur langsung dan tindak tutur tidak langsung.

Ada pula yang telah dilakukan oleh linguis dunia terutama di Eropa, misalnya oleh Zellig S. Harris (1952) yang meneliti tentang analisis wacana yang berjudul “Discours Analysis”. Penelitian tersebut membahas analisis wacana dari sisi penggunaan morfem. Bagaimana penyampaian pesan dalam wacana melalui pola-pola morfem yang digunakan.

Selain itu, analisis wacana dengan model Jenewa telah banyak digunakan, antara lain penelitian dari Dr Abbas H. Jassim (2007) dengan judul “A Modular Analysis of Arabic Journalistic Texts”, yang membahas tentang perbedaan aspek, komponen, dan terminologi dengan analisis wacana model Jenewa terhadap teks jurnalistik berbahasa Arab. Penelitian serupa dalam jurnal hasil karya Cristina Alice Toma (2004) dengan judul penelitian “Cohésion Informative dans le Discours Scientifique”, membahas aspek organisasi informasi dan organisasi topikal dalam wacana sains.

(6)

6

Selanjutnya juga ada tesis karya Aprillia Firmonasari (2002) yang berjudul “Analyse Comparative de la Dimension Hiérarchique et des Forms d’Organisation Relationnelle et Informationelle des Trios Articles de Presse”. Tesis ini membahas mengenai organisasi wacana dari tiga artikel dengan topik AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome). Penelitian dilakukan dengan membandingkan dimensi hierarki, organisasi informasi dan relasi dari tiga artikel berbeda dengan menggunakan metode analisis wacana model Jenewa.

Yang terbaru, ada pula skripsi dari Selia Matrasari Kianjaya (2014) yang berjudul “Analisis Struktur Hierarki Artikel Kesehatan pada Media Online Berbahasa Prancis”. Penelitian tersebut meneliti bagaimana wacana kesehatan di Media Online disusun melalui analisis struktur hierarki. Dalam penelitian tersebut diteliti tiga artikel yang berasal dari 2 situs berita yang berbeda, di antaranya situs lefigaro.fr dan situs elle.fr.

Penelitian tentang analisis wacana model Jenewa telah beberapa kali dilakukan. Meskipun demikian, hingga saat ini belum pernah dilakukan penelitian analisis wacana model Jenewa dengan sub pembahasan organisasi informasi pada Ça M’Intéresse. Penelitian ini akan membahas organisasi informasi yang terdapat dalam rubrik Animaux. Analisis organisasi informasi pada teori analisis wacana model Jenewa membahas bagaimana progresi informasi yang terdapat dalam suatu artikel.

(7)

7 I.5 Landasan Teori

I.5.1 Wacana

Wacana merupakan padanan dari ‘discours’ dalam bahasa Prancis yang berarti wacana sebagai satuan bahasa terlengkap; dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar. Wacana ini direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh (novel, buku, seri ensiklopedia, dsb.), paragraf, kalimat, atau kata, yang membawa amanat yang lengkap (Kridalaksana, 1983: 179). Hal tersebut karena wacana— sebagai satuan gramatikal dan sekaligus objek kajian linguistik— mengandung semua unsur kebahasaan yang diperlukan dalam segala bentuk komunikasi (Mulyana, 2005:6).

Dalam hal ini, yang dimaksud dengan bentuk adalah susunan tiap unsur bahasa dirangkai secara sistematis saling berkesinambungan agar pesan/makna di dalamnya mampu dipahami pembaca sesuai dengan isinya. Setiap wacana memiliki sebuah ide pokok utama untuk menjadi topik pembahasan. Menyimpulkan dari pernyataan tersebut, sebuah wacana berita memiliki topik utama yang diangkat sebagai bahan pembicaraan. Topik bisa datang dari bahan pembicaraan terbaru dan terhangat di masyarakat atau sesuatu yang menarik untuk dijadikan sebuah pemberitaan.

(8)

8

Baryadi (2002: 9) mengklasifikasikan jenis wacana dengan dasar tertentu. Dasar klasifikasi tersebut antara lain: (i) media yang dipakai untuk mewujudkannya, (ii) keaktifan partisipan komunikasi, (iii) tujuan pembuatan wacana, (vi) bentuk wacana, (v) langsung tidaknya pengungkapan, (vi) genre sastra, (vii) isi wacana.

Berdasar poin (iii), jenis tujuan pembuatan wacana dapat dibedakan menjadi (a) narrative discourse ‘wacana naratif’, (b) descriptive discourse ‘wacana deskriptif’, (c) expository discourse ‘wacana eksposisi’, (d) argumentative discourse ‘wacana argumentatif’, (e) persuasive discourse ‘wacana persuasif’, (f) informative discourse ‘wacana informatif’, (g) procedural discourse ‘wacana prosedural’, (h) hortatory discourse ‘wacana hortatori’, (i) regulative discourse ‘wacana regulatif’, (j) humour discourse ‘wacana humor’, dan (k) journalistic discourse ‘wacana jurnalistik’.

Dalam penelitian ini, data diambil artikel dari majalah ÇMI rubrik Animaux. Dilihat dari jenisnya tujuannya, jenis artikel ini tergolong dalam wacana informatif, karena artikel rubrik tersebut disusun dengan tujuan untuk menyampaikan informasi tentang hewan-hewan tertentu.

I.5.2 Analisis Wacana Model Jenewa

Analisis wacana model Jenewa merupakan serangkaian hipotesis yang berfokus pada susunan hierarki dan fungsional struktur wacana (baik monolog maupun dialog) yang berkembang sejak tahun 1980. Metode ini

(9)

9

merupakan hasil buah pemikiran oleh para linguis di Universitas Jenewa, termuat dalam “Cahiers de Linguistique française” (Roulet, 2001 : 9).

Analisis wacana model Jenewa menaruh perhatian pada pembahasan tentang apa yang terjadi dalam sebuah teks (Filliettaz, 2002: 371). Molino (1989:44, melalui Roulet 2002: 375) memandang sebuah wacana merupakan satu kesatuan memiliki startifikasi yang kompleks, dengan kombinasi struktur yang variatif dan dengan komponen yang heterogen.

Analisis wacana model Jenewa memiliki metode analisis yang dikenal dengan metode modular. Pada metode tersebut, konstruksi yang membangun sebuah wacana terbagi dalam tiga ranah: linguistik, tekstual, dan situasional. Ranah linguistik membahas hubungan leksikal dan semantik sebuah wacana. Ranah tekstual membahas hubungan struktur hierarki wacana. Selanjutnya, ranah situasional membahas referensi dan situasional dalam sebuah wacana.

Ketiga pembedaan konstruksi yang membangun wacana di atas merupakan langkah awal untuk menganalisis wacana atau yang disebut sebagai modul. Organisasi informasi dalam penelitian ini dianalisis melalui ranah tekstual dari modul hierarki. Organisasi informasi menganalisis perkembangan struktur informasi melalui le topique dan le propos pada tindak tutur dalam sebuah wacana. Metode modular dalam analisis wacana Model Jenewa bertujuan mendefinisikan kompleksitas yang ada dalam wacana (Roulet, 2001:7).

(10)

10 I.6 Sumber Data dan Metode Penelitian

I.6.1 Sumber Data

Data diambil dari rubrik Animaux pada majalah ÇMI terbitan tahun 2013. Artikel diambil tiga artikel secara acak yaitu dari edisi Februari, Mei, dan Juli tahun 2013. Pada tahun tersebut angka penjualan meningkat mencapai 1,31%. Hal tersebut menandakan pada tahun 2013 ÇMI memiliki catatan yang positif yaitu peningkatan penjualan tertinggi pada tahun 2013.

Data tersebut dianggap cukup karena telah mewakili kedua belas edisi dalam satu tahun. Selain itu juga karena data merupakan artikel yang berasal dari majalah yang sama. Sebuah majalah memiliki kecenderungan satu gaya penulisan artikel karena penulis berita berada dalam satu tim redaksi yang sama meskipun artikel ditulis oleh jurnalis yang berbeda-beda.

I.6.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu: tahap pengumpulan data, tahap analisis, dan yang terakhir yaitu tahap penyajian kesimpulan.

(11)

11

Analisis data dilakukan dengan metode analisis deskriptif. Awalnya, data dikumpulkan dengan metode simak kemudian dilanjutkan dengan teknik catat. Masing-masing artikel dipenggal menjadi bentuk acte ‘tindak tutur’. Tindak tutur/acte merupakan satuan terkecil dalam analisis wacana model Jenewa. Acte ditentukan berdasar sifat informasi yang terkandung dalam masing-masing tidak tutur.

Setelah terbagi kedalam bentuk acte, kemudian data-data diidentifikasi jenis progresivitas informasinya. Setelah itu, data dideskripsikan jenis pemarkah topiknya, seperti yang diterapkan lebih lanjut dalam Bab III. Dengan menggunakan metode tersebut, diharapkan dapat memberikan gambaran yang sistematis terkait dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. Bagian kesimpulan dari pola organisasi informasi dari keseluruhan datadimuat pada bab terakhir, bab IV.

I.7 Sistematika Penulisan

Penelitian ini terdiri dari tiga bagian utama, antara lain bagian awal, bagian tengah, dan bagian akhir. Bagian awal yaitu Bab I dan Bab II, bagian tengah berupa pembahasan pada Bab III, dan bagian akhir yaitu kesimpulan pada Bab IV.

1. Bab I

Pada Bab I berisi latar belakang, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, tinjauan pustaka, kutipan

(12)

12

ringkas landasan teori, sumber dan metode penelitian, serta sistematika penyajian.

2. Bab II

Bab II berisi rangkuman teori metode modular analisis wacana model Jenewa sebagai metode analisis utama dalam penelitian ini. 3. Bab III

Bab III berisi pembahasan mulai dari segmentasi dari ketiga artikel kedalam bentuk acte sampai dengan analisis progresi informasinya. 4. Bab IV

Bab IV memuat kesimpulan dari keseluruhan artikel dan kecenderungannya.

Referensi

Dokumen terkait

Penulis : “Menurut pendapat bapak, dengan penggunaan Teknologi Informasi adakah pengaruhnya terhadap hasil akhir pekerjaan anda saat ini?”. Informan 11 :

Memuat tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran – saran dari peneliti, baik penulis dalam melakukan penelitian yang sejenis bagi program studi Ilmu Komunikasi

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media sosial twitter kurang disukai oleh admin Komunitas Prides Online karena jumlah karakter yang terbatas,

Guru dan siswa melakukan diskusi kelas tentang hasil eksperimen Guru memberi apresiasi kepada siswa yang berkinerja baik Guru memberi penguatan materi dan kesimpulan akhir2.

Hasil keseluruhan pengujian mengunakan alat ukur volume paru-paru, rata-rata kapasitas viltal paru-paru orang pada usia dewasa antara umur 18-25 tahun (mahasiswa

Dinas Perikanan Kabupaten Lumajang memiliki tugas pokok dan fungsi membantu Bupati Lumajang dalam pelaksanaan penyelenggaraan pembangunan di bidang Kelautan dan perikanan

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian pengembangan (Research and Development).Tempat penelitian di Jurusan Teknik Mesin, SMKN 3 Yogyakarta.Obyek penelitian ini

Penelitian yang memiliki hasil yang berbeda dengan penelitian ini adalah penelitian kolaborasi yang dilakukan oleh Setyaningrum Rahmawaty dan Ucik Witasari