• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Suseptibilitas Magnetik Tanah Gambut Kalimantan Tengah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Uji Suseptibilitas Magnetik Tanah Gambut Kalimantan Tengah"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Uji Suseptibilitas Magnetik Tanah Gambut Kalimantan Tengah

PRANITHASEPTIANAB.*), SITIZULAIKAH, ARIFHIDAYAT, ROSYIDAAZZAHRO

Pascasarjana Jurusan Fisika Universitas Negeri Malang. Jl. Semarang 5 Malang *)E-mail: utha_pranithaseptiana@yahoo.co.id

*)PENULISKORESPONDEN TEL: 089637006536

ABSTRAK: Tanah gambut merupakan kekayaan yang tersebar di Indonesia dimana termasuk sedimen jenis limnis yang belum dimanfaatkan secara optimal. Berkaitan dengan itu, maka peneliti ingin melakukan identifikasi sifat magnetik pada tanah gambut di Kalimantan Tengah dengan menggunakan suseptibilitas magnetik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkarakterisasi mineral magnetik tanah gambut di Kalimantan Tengah dengan menggunakan alat Bartington Susceptibilitymeter (MS2B) pada suseptibilitas low frequency dan suseptibilitas high frequency. Hasil suseptbilitas magnetik tanah gambut sebesar - 0.00009 x 10-6 m3/kg hingga 0,08 x 10-6 m3/kg dengan nilai frekuensi dependent rata-rata sebesar -0.55086% diidentifikasi terdapat campuran bulir magnetik halus dalam domainse SP (Superparamagnetik) dan sebagian kecil bulir kasar non-SP. Nilai frekuensi dependent terbesar berada pada lokasi ke empat sebesar 385,71 % dan nilai frekuensi dependent terkecil berada pada lokasi ke dua sebesar -133,3 % .

Kata Kunci: suseptibilitas magnetik, tanah gambut, Kalimantan Tengah.

PENDAHULUAN

Tanah gambut merupakan sedimen jenis limnis yaitu sedimen yang diendapkan di rawa-rawa atau danau. Dari total luas lahan basah di Indonesia, sebesar 21 juta ha merupakan lahan gambut yang tersebar di Sumatera, Papua dan Kalimantan (Agus dkk, 2008). Beberapa penelitian, tanah gambut telah dilakukan di Kalimantan Tengah, diantaranya uji karakteristik termal (Usup et al, 2004), topografi dan distribusi karbon (Rudyanto et al, 2015) serta proses kebakaran gambut (Prat et al, 2016 dan Arifudin, 2013). Penelitian tanah gambut juga dilakukan di beberapa negara dengan menggunakan uji sifat kemagnetan yaitu, tercatat variasi lingkungan magnetik pada danau-tanah gambut di lembah Chandra, NW Himalaya, bahwa mineral magnetik ditunjukkan oleh tiga kumpulan yang dominan. Mineral magnetik dengan variasi di danau adalah campuran antara mineral ferri-antiferromagnetik, mineral antiferromagnetik, dan secara signifikan konsentrasi meningkat dari campuran ferri-antiferromagnetik (Rawat et al, 2015). Di danau Kolleru, India, empat core gambut dilakukan analisis thermomagnetik dan diketahui kandungan mineral magnetiknya yang dominan adalah titanomagnetit, magnetit dan hematit (Basavaiah et al, 2015).

Tanah gambut merupakan obyek potensial untuk mempelajari kondisi lingkungan di area pengendapan melalui uji sifat magnetik yang telah terbukti dapat dilakukan pada sedimen jenis lain. Penelitian bertujuan mengkarakterisasi sifat magnetik tanah gambut dan mempelajari karakteristik mineral magnetik pembawa sifat magnetik pada tanah gambut khususnya gambut di Kalimantan Tengah. Uji awal yang dilakukan adalah uji suseptibilitas magnetik. Uji suseptibilitas magnetik dapat dilakukan pada frekuensi tinggi dan frekuensi rendah guna melihat sebaran bulir mineral magnetik sebagaimana dalam metode Dearing (1999). Sifat magnetik batuan secara umum sangat ditentukan oleh jenis, bentuk, ukuran bulir, dan konsentrasi mineral magnetik yang terendapkan dalam suatu jenis batuan. Pemahaman akan hal tersebut merupakan dasar analisis dalam kajian kemagnetan lingkungan atau environmental magnetism (Liu et al, 2012).

(2)

METODE PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel

Tahap pertama adalah survey lokasi dan penentuan letak pengambilan sampel di beberapa tempat Kalimantan Tengah. Lokasi pengambilan sampel ditentukan oleh beberapa faktor seperti mudah dijangkau, belum tersentuh sehingga tanah gambut masih murni dan tidak tertimbun dengan tanah atau pasir akibat kegiatan masyarakat. Lokasi setiap titik pengambilan sampel diketahui menggunakan GPS (longittude dan

latittude). Pengambilan sampel tanah gambut dilakukan di beberapa tempat

Kalimantan Tengah yang terletak antara 113030’ – 114007’ Bujur Timur dan 1035' – 20 24’ Lintang Selatan.

Gambar 1. Lokasi Pengambilan Sampel Gambut Kalimantan Tengah (sumber: https://www.google.co.id/maps/, editing).

Lokasi sampel diambil secara spasial, dimana sampel tanah gambut diambil menggunakan core dengan panjang 2 meter di kedalaman tertentu.

Tahap kedua adalah tahap preparasi sampel. Sampel yang telah diambil pada masing-masing titik, lalu di slice dan dimasukkan ke dalam holder sampel yang berdiameter 2 cm (holder standart pengukuran magnetik). Dalam persiapan sampel ini diperoleh 62 sampel. Sampel tanah gambut yang diambil merupakan tanah gambut murni dengan warna tanah yang hitam dan keasaman yang tinggi (Hartatik dkk).

Tahap selanjutnya adalah tahap karakterisasi, yaitu dilakukan pengukuran suseptibilitas magnetik Karakteristik mineral magnetik sampel tanah gambut di Kalimantan Tengah dapat diteliti dengan menggunakan metode kemagnetan (Wang et al, 2013). Metode kemagnetan digunakan untuk mengukur suseptibilitas magnet (Li et al, 2014). Karakterisasi sampel gambut menggunakan alatBartington Susceptibilitymeter

(MS2B) untuk mengukur nilai suseptibilitas magnetik (  ) dengan sensor dual-frekensi yaitu pada low frequency dan high frequency. Sampel bulk dimasukkan ke dalam alat dan diberi medan luar, maka akan didapatkan nilai suseptibilitas dari masing-masing sampel. Untuk mengetahui nilai massa suseptibilitas magnetik diberikan oleh

persamaan: (1)

Dimana χ adalah massa spesifik suseptibilitas pada low frequency (m3/kg),

adalah suseptibilitas volume dan

adalah density bulk (kg/m3). Nilai suseptibilitas frekuensi dependent diberikan oleh persamaan :

%

100

lf

hf

... (2)

lf

/

METODE PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel

Tahap pertama adalah survey lokasi dan penentuan letak pengambilan sampel di beberapa tempat Kalimantan Tengah. Lokasi pengambilan sampel ditentukan oleh beberapa faktor seperti mudah dijangkau, belum tersentuh sehingga tanah gambut masih murni dan tidak tertimbun dengan tanah atau pasir akibat kegiatan masyarakat. Lokasi setiap titik pengambilan sampel diketahui menggunakan GPS (longittude dan

latittude). Pengambilan sampel tanah gambut dilakukan di beberapa tempat

Kalimantan Tengah yang terletak antara 113030’ – 114007’ Bujur Timur dan 1035' – 20 24’ Lintang Selatan.

Gambar 1. Lokasi Pengambilan Sampel Gambut Kalimantan Tengah (sumber: https://www.google.co.id/maps/, editing).

Lokasi sampel diambil secara spasial, dimana sampel tanah gambut diambil menggunakan core dengan panjang 2 meter di kedalaman tertentu.

Tahap kedua adalah tahap preparasi sampel. Sampel yang telah diambil pada masing-masing titik, lalu di slice dan dimasukkan ke dalam holder sampel yang berdiameter 2 cm (holder standart pengukuran magnetik). Dalam persiapan sampel ini diperoleh 62 sampel. Sampel tanah gambut yang diambil merupakan tanah gambut murni dengan warna tanah yang hitam dan keasaman yang tinggi (Hartatik dkk).

Tahap selanjutnya adalah tahap karakterisasi, yaitu dilakukan pengukuran suseptibilitas magnetik Karakteristik mineral magnetik sampel tanah gambut di Kalimantan Tengah dapat diteliti dengan menggunakan metode kemagnetan (Wang et al, 2013). Metode kemagnetan digunakan untuk mengukur suseptibilitas magnet (Li et al, 2014). Karakterisasi sampel gambut menggunakan alatBartington Susceptibilitymeter

(MS2B) untuk mengukur nilai suseptibilitas magnetik (  ) dengan sensor dual-frekensi yaitu pada low frequency dan high frequency. Sampel bulk dimasukkan ke dalam alat dan diberi medan luar, maka akan didapatkan nilai suseptibilitas dari masing-masing sampel. Untuk mengetahui nilai massa suseptibilitas magnetik diberikan oleh

persamaan: (1)

Dimana χ adalah massa spesifik suseptibilitas pada low frequency (m3/kg),

adalah suseptibilitas volume dan

adalah density bulk (kg/m3). Nilai suseptibilitas frekuensi dependent diberikan oleh persamaan :

%

100

lf

hf

... (2) METODE PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel

Tahap pertama adalah survey lokasi dan penentuan letak pengambilan sampel di beberapa tempat Kalimantan Tengah. Lokasi pengambilan sampel ditentukan oleh beberapa faktor seperti mudah dijangkau, belum tersentuh sehingga tanah gambut masih murni dan tidak tertimbun dengan tanah atau pasir akibat kegiatan masyarakat. Lokasi setiap titik pengambilan sampel diketahui menggunakan GPS (longittude dan

latittude). Pengambilan sampel tanah gambut dilakukan di beberapa tempat

Kalimantan Tengah yang terletak antara 113030’ – 114007’ Bujur Timur dan 1035' – 20 24’ Lintang Selatan.

Gambar 1. Lokasi Pengambilan Sampel Gambut Kalimantan Tengah (sumber: https://www.google.co.id/maps/, editing).

Lokasi sampel diambil secara spasial, dimana sampel tanah gambut diambil menggunakan core dengan panjang 2 meter di kedalaman tertentu.

Tahap kedua adalah tahap preparasi sampel. Sampel yang telah diambil pada masing-masing titik, lalu di slice dan dimasukkan ke dalam holder sampel yang berdiameter 2 cm (holder standart pengukuran magnetik). Dalam persiapan sampel ini diperoleh 62 sampel. Sampel tanah gambut yang diambil merupakan tanah gambut murni dengan warna tanah yang hitam dan keasaman yang tinggi (Hartatik dkk).

Tahap selanjutnya adalah tahap karakterisasi, yaitu dilakukan pengukuran suseptibilitas magnetik Karakteristik mineral magnetik sampel tanah gambut di Kalimantan Tengah dapat diteliti dengan menggunakan metode kemagnetan (Wang et al, 2013). Metode kemagnetan digunakan untuk mengukur suseptibilitas magnet (Li et al, 2014). Karakterisasi sampel gambut menggunakan alatBartington Susceptibilitymeter

(MS2B) untuk mengukur nilai suseptibilitas magnetik (  ) dengan sensor dual-frekensi yaitu pada low frequency dan high frequency. Sampel bulk dimasukkan ke dalam alat dan diberi medan luar, maka akan didapatkan nilai suseptibilitas dari masing-masing sampel. Untuk mengetahui nilai massa suseptibilitas magnetik diberikan oleh

persamaan: (1)

Dimana χ adalah massa spesifik suseptibilitas pada low frequency (m3/kg),

adalah suseptibilitas volume dan

adalah density bulk (kg/m3). Nilai suseptibilitas frekuensi dependent diberikan oleh persamaan :

%

100

lf

hf

... (2)

(3)

Dimana lf adalah suseptibilitas volume pada low frekuensi dan hf adalah suseptibilitas volume pada high frekuensi.

HASIL DAN PEMBAHASAN Suseptibilitas Magnetik

Pengambilan sampel gambut di sepanjang jalan Trans Kalimantan yaitu daerah Pulang Pisau sampai Berengbengkel, Palangkaraya, Kalimantan Tengah menghasilkan sebanyak 62 holder dari 6 core. Diantaranya terdapat 1 core yang dihasilkan pada lattitude -2,698025 dan longitude 114,301642 di daerah Pulang Pisau. Pengambilan sampel lokasi kedua 1 core pada lattitude -2,369437 dan longitude 114,113819. Lokasi ketiga 1 core pada lattitude -2,35764 dan longitude 114, 101526, lokasi ke empat 1 core berada pada lattitude -2,256691 dan longitude 113,875191. Lokasi ke lima 1 core berada pada lattitude -2,370281 dan longitude 114,114536 dan lokasi ke enam 1 core berada pada lattitude -2,319126 dan longitude 114,06118.

Uji sifat kemagnetan dilakukan dengan menggukan Susceptibility Meter

Bartingtone MS2B dan menghasilkan suatu nilai volume suseptibilitas magnetik ( ).

Pengukuran dengan menggunakan low frequency didapatkan nilai suseptibilitas frekuensi rendah (χlf) dan pengukuran pada high frequency didapatkan nila suseptibilitas frekuensi tinggi (χhf). Selain itu dihasilkan pula nilai persentase frekuensi

dependent (χfd) dari perhitungan antara χhfdan χlf.

Hasil pengukuran suseptibilitas magnetik pada sampel tanah gambut ditunjukkan pada tabel 1. Tabel 1. Memperlihatkan hubungan nilai suseptibilitas magnetik dan

frequency dependent dari enam titik dimana terdapat perbedaan yang signifikan. Nilai

rata-rata untuk frequency dependent adalah – 0,55086%. Korelasi antara nilai

χ

lf

dan χ

hf.

Berdasarkan hasil perhitungan data yang diperoleh dapat digrafikan pada gambar 2.

Gambar 2. memperlihatkan bahwa hubungan antara nilai χlf dan χhf yaitu linear dengan nilai korelasi yaitu 0,9994. Semakin besar nilai χhfmaka semakin besar χlf dan sebaliknya. Sebaran bulir pada keseluruhan sampel dapat diketahui dengan grafk hasil suseptibilitas magnetik dengan low frequency (χlf) dengan frekuensi dependent (χfd) pada gambar 3 dan 4.

Tabel 1. Nilai Suseptibilitas Magnetik dan Nilai Frequensi Dependent Tanah Gambut Kalimantan Tengah Titik Pengambilan Sampel lf 10-6m3/kg hf 10-6m3/kg fd (%) T1 0.006923917 0.006398406 6.700583 T2 -0.000150612 -0.000201822 -36.2704 T3 0.009223335 0.00845078 -2.36804 T4 -0.000573095 -0.000584794 42.86099 T5 0.007351346 0.00677885 23.6216 T6 -0.000387087 -0.000331591 -37.8499 RATA-RATA 0.003731301 0.003418305 -0.55086

(4)

Gambar 2. Grafik Hubungan Antara Suseptibilitas Magnetik Frekuensi Tinggi (χhf) dengan Suseptibilitas Frekuensi Rendah (χlf)Semua Titik Core.

Gambar 3. Grafik Sebaran Bulir Antara (χlf) dan (χfd)

Gambar 3. memperlihatkan bahwa persebaran bulir pada keseluruhan sampel di enam lokasi yang berbeda didominasi oleh bulir SP dengan sedikit campuran bulir MD (Multi Domain) dan SD-SSD. Suseptibilitas magnetik frekuensi rendah (χlf) menunjukkan hubungan yang tidak signifikan dengan suseptibilitas yang bergantung frekuensi (χhf). Terdapat satu sampel yang termasuk bulir MD yaitu pada titik 1 dengan nilai suseptibilitas magnetik 0,15797.10-8 m3/kg dan frekuensi dependent 1,67%. Terdapat pula satu sampel yang termasuk bulir SD-SSD yaitu pada titik 3 dengan nilai suseptibilitas magnetik 0,92910-8 m3/kg dan frekuensi dependent 3,49%. Hampir keseluruhan sampel termasuk bulir SP pada semua titik.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

1. Nilai suseptibilitas mineral magnetik pada sampel tanah gambut Kalimantan Tengah yang diambil dari enam titik berbeda berkisar antara - 0.00009 x 10-6 m3/kg hingga 0,08 x 10-6m3/kg.

MD SD-SSD SP

Gambar 2. Grafik Hubungan Antara Suseptibilitas Magnetik Frekuensi Tinggi (χhf) dengan Suseptibilitas Frekuensi Rendah (χlf)Semua Titik Core.

Gambar 3. Grafik Sebaran Bulir Antara (χlf) dan (χfd)

Gambar 3. memperlihatkan bahwa persebaran bulir pada keseluruhan sampel di enam lokasi yang berbeda didominasi oleh bulir SP dengan sedikit campuran bulir MD (Multi Domain) dan SD-SSD. Suseptibilitas magnetik frekuensi rendah (χlf) menunjukkan hubungan yang tidak signifikan dengan suseptibilitas yang bergantung frekuensi (χhf). Terdapat satu sampel yang termasuk bulir MD yaitu pada titik 1 dengan nilai suseptibilitas magnetik 0,15797.10-8 m3/kg dan frekuensi dependent 1,67%. Terdapat pula satu sampel yang termasuk bulir SD-SSD yaitu pada titik 3 dengan nilai suseptibilitas magnetik 0,92910-8 m3/kg dan frekuensi dependent 3,49%. Hampir keseluruhan sampel termasuk bulir SP pada semua titik.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

1. Nilai suseptibilitas mineral magnetik pada sampel tanah gambut Kalimantan Tengah yang diambil dari enam titik berbeda berkisar antara - 0.00009 x 10-6m3/kg hingga 0,08 x 10-6m3/kg.

MD SD-SSD SP

Gambar 2. Grafik Hubungan Antara Suseptibilitas Magnetik Frekuensi Tinggi (χhf) dengan Suseptibilitas Frekuensi Rendah (χlf)Semua Titik Core.

Gambar 3. Grafik Sebaran Bulir Antara (χlf) dan (χfd)

Gambar 3. memperlihatkan bahwa persebaran bulir pada keseluruhan sampel di enam lokasi yang berbeda didominasi oleh bulir SP dengan sedikit campuran bulir MD (Multi Domain) dan SD-SSD. Suseptibilitas magnetik frekuensi rendah (χlf) menunjukkan hubungan yang tidak signifikan dengan suseptibilitas yang bergantung frekuensi (χhf). Terdapat satu sampel yang termasuk bulir MD yaitu pada titik 1 dengan nilai suseptibilitas magnetik 0,15797.10-8 m3/kg dan frekuensi dependent 1,67%. Terdapat pula satu sampel yang termasuk bulir SD-SSD yaitu pada titik 3 dengan nilai suseptibilitas magnetik 0,92910-8 m3/kg dan frekuensi dependent 3,49%. Hampir keseluruhan sampel termasuk bulir SP pada semua titik.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

1. Nilai suseptibilitas mineral magnetik pada sampel tanah gambut Kalimantan Tengah yang diambil dari enam titik berbeda berkisar antara - 0.00009 x 10-6m3/kg hingga 0,08 x 10-6m3/kg.

MD SD-SSD SP

(5)

2. Nilai suseptibilitas yang bergantung pada frequency dependent pada sampel tanah gambut Kalimantan Tengah diambil dari enam titik berbeda berkisar antara 37% -43% dengan rata-rata adalah -0,55%, diidentifikasi terdapat campuran SP (Superparamagnetik) dan bulir kasar non-SP, atau bulir SP < 0,005

m

.

3. Hubungan antara low frequency dependent dengan dependence frequency

susceptibility yaitu terjadi fluktuasi (tidak linear).

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis menyampaikan terimakasih kepada DP2M Riset Dikti yang telah memberikan dana melalui hibah unggulan perguruan tinggi (PUPT) tahun 2016-2017 dimana anggota penulis 2 menjadi ketua peneliti tersebut. Terimakasih pula kepada bapak dan ibu saya yang telah membantu proses pengambilan sampel di lapangan.

DAFTAR RUJUKAN

Agus, F. dan Subiksa, I.G.M., 2008. Lahan Gambut: Potensi untuk Pertanian dan Aspek

Lingkungan, Balai Penelitian Tanah dan World Agroforestry Centre (ICRAF). Bogor,

Indonesia.

Arifudin, B., and Nasrul, Mi., 2013. Program of Community Empowerment Prevents

Forest Fires in Indonesian Peat Land, 3rd Int. Conf. Sustain. Future Hum. Secur.

SUSTAIN 2012 3-5 Novemb. 2012 Clock Tower Centen. Hall Kyoto Univ. Jpn. 17 (2013) 129–134.

Basavaiah, N., Mahesh B.J.L.V., Gawali, P.B., Naga Kumar,K.C.V. Demudu, G., Prizomwala, S.P., Hanamgond, P.T., and Nageswara Rao, K., 2015. Late Quaternary

environmental and sea level changes from Kolleru Lake, SE India: Inferences from mineral magnetic, geochemical and textural analyses, Conf. Nainital India. 371

(2015) 197–208.

Dearing, J. A., 2004. Environmental Magnetic Susceptibility. British Library Cataloguing in Publication Data.

Hartatik, W., Subiksa, I.G. M. dan Dariah, A., Sifat Fisika dan Kimia Tanah Gambut. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian-Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bogor, Indonesia.

Li, Y., Zuo, R., Bai, Y., and Yang, M., 2014. The Relationships Between Magnetic

Susceptibility And Elemental Variations For Mineralized Rocks, J. Geochem. Explor.

146 (2014) 17–26.

Liu, Q., Roberts, A.P., Larrasoana, J.C., Banerjee, S.K., Guyodo, Y., Tauxe,L., and Oldfield, F., 2012. Environmental Magnetism : Principles And Applications, 6 Novemb. 2012.

Prat-Guitart, N., Rein, G., Hadden, R.M., Belcher, C.M., and Yearsley, J.M.,

2016. Effects Of Spatial Heterogeneity In Moisture Content On The Horizontal

Spread Of Peat Fires, Sci. Total Environ. 02.145.

Rawat, S., Gupta, A.K., Srivastava, P., Sangode, S.J., and Nainwal, H.C., 2015. A 13,000

year record of environmental magnetic variations in the lake and peat deposits from the Chandra valley, Lahaul: Implications to Holocene monsoonal variability in the NW Himalaya. Palaeogeogr. Palaeoclimatol. Palaeoecol. 440 (2015) 116–127.

Rudiyanto, B.I., Setiawan, C., Arief, S.K., Saptomo, A., Gunawan, K.S., and

Indriyanto, H., 2015. Estimating Distribution of Carbon Stock in Tropical

Peatland Using a Combination of an Empirical Peat Depth Model and GIS,

1st Int. Symp. LAPAN-IPB Satell. LISAT Food Secur. Environ. Monit. 24

(2015) 152–157.

(6)

Usup, A., Hashimoto, Y., Takahashi, H., and Hayasaka, H., Combustion and

thermal characteristics of peat fire in tropical peatland in Central

Kalimantan, Indonesia, TROPICS. 14(1) (2004).

Wang, S., Lin, S., and Lu, S., 2013. Rock Magnetism, Iron Oxide Mineralogy And

Geochemistry Of Quaternary Red Earth In Central China And Their Paleopedogenic Implication. Palaeogeogr. Palaeoclimatol. Palaeoecol. 379–380 (2013) 95–103.

Gambar

Gambar  1.  Lokasi  Pengambilan  Sampel  Gambut  Kalimantan  Tengah  (sumber:
Gambar  2. memperlihatkan  bahwa  hubungan  antara  nilai  χ lf dan  χ hf yaitu  linear dengan nilai korelasi yaitu 0,9994

Referensi

Dokumen terkait

Model Hipotetis Pariwisata Berbasis Masyarakat dalam Pengelolaan Pantai Kedonganan sebagai Daya Tarik Wisata (Sumber: Peneliti, 2015) Empat prinsip pariwisata berbasis

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa variabel komunikasi keluarga memberikan sumbangan relatif sebesar 53,3% dan sumbangan efektif 21,6%. Variabel disiplin belajar

Namun, pada daerah frekuensi 2,5 Hz – 5 Hz, suspensi pasif dan suspensi aktif dengan Fuzzy memberikan defleksi rata-rata roda kendaraan yang lebih kecil dari suspensi

Stabilitas perekonomian adalah prasyarat bagi tercapainya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kepastian dalam memberikan jaminan investasi di suatu negara. Dengan

Tabel 10. Rasio Ketergantungan Penduduk Kabupaten Buleleng Dirinci Berdasarkan Kecamatan Tahun 2013.. Profil Perkembangan Kependudukan Kab.Buleleng,2014……….. Angka tersebut

Pengumpulan dokumen Informasi publik yang berada di lingkup PPID Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jawa Tengah dihimpun di

Keputusan skor pencapaian Bahasa Melayu kaedah EsI menunjukkan bahawa item 11 mendapat kekerapan paling tinggi yang dijawab betul, iaitu 106 sampel (64.6%).. Item 5 pula

Bab ini meliputi bahagian kajian literatur yang mana akan membincang dan menerangkan dengan lebih jelas mengenai teoritikal ke atas kajian-kajian yang terdahulu yang