10 BAB 2
LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum
2.1.1 Komunikasi
Secara umum komunikasi dikatakan sebagai suatu proses penyampaian pesan dari komunikator ke komunikan. Dimana penyampaian tersebut dapat dilakukan secara langsung ataupun melalui perantara media.
Dikatakan oleh Lasswel pada buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, definisi cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: Who Says What In Whitch Channel
To Whom With What Effect?” Atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa
Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana? (Deddy Mulyana, 2011: 69). Dalam hal ini Laswell menegaskan pentingnya efek (feedback) yang ditimbulkan oleh proses tersebut terutama dari sisi komunikan. Sehingga menciptakan keselarasan dalam pemikiran yang disampaikan oleh komunikator.
Komunikasi banyak dikemukakan oleh para ahli, selain Laswell, menurut Carl I.Hovland dikatakan komukasi adalah upaya yang sistematis merumuskan secara tegar asas – asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap (Effendy, 2005:10). Dalam hal ini penyampaian informasi yang dikatakan efektif apabila menjadikan informasi tersebut sebagai pembentukan opini dari komunikan serta sikap yang akan dihasilkan oleh komunikan. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa Komunikasi yang baik akan tercipta apabila tidak hanya penyampaian informasi secara satu arah tetapi juga adanya timbal
balik dari komunikan yang secara baik merespon melalui tindakan,pendapat atau opini dari hal yang telah disampaikan oleh komunikator.
Model Lasswell, Model ini berupa ungkapan verbal, yaitu
Model ini sering digunakan pada komunikasi massa. Who menjadi pihak yang mengeluarkan dan menyeleksi berita, says what adalah bahan untuk menganalisa pesan itu. In which channel adalah media. To whom adalah khalayak. Dan with what effect adalah pengaruh yang diciptakan pesan dari media massa kepada pembaca, pendengar, dan pemirsa. Sama seperti model komunikasi lainnya, model ini juga mendapat kritik. Hal itu dikarenakan model ini terkesan seperti menganggap bahwa komunikator dan pesan itu selalu mempunyai tujuan. Model ini juga dianggap terlalu sederhana. Tapi, sama seperti model komunikasi yang baik lainnya, model ini hanya fokus pada aspek-aspek penting dalam komunikasi.
2.1.1.1 Jenis – jenis Komunikasi
Pada dasarnya komunikasi digunakan untuk menciptakan atau meningkatkan interaksi/aktifitas hubungan antara manusia atau kelompok. Jenis-jenis komunikasi terdiri dari:
a. Komunikasi Verbal
Komunikasi ini paling banyak dipakai dalam hubungan antar manusia. Melalui kata-kata mereka mengungkapkan perasaan, emosi, pemikiran, gagasan, dan menyampaikan fakta.
b. Komunikasi Nonverbal
Komunikasi yang pesannya tanpa kata-kata. Dalam hidup nyata komunikasi nonverbal ternyata jauh lebih banyak dipakai daripada komunikasi verbal, dengan kata-kata. Dalam berkomunikasi hampir secara otomatis komunikasi nonverbal ikut terpakai. Karena itu. Komunikasi nonverbal bersifat tetap dan selalu ada.
2.1.1.2 Unsur Komunikasi
Tidak terlepas dari Komunikasi sendiri, ada beberapa unsur yang berkesinambungan sehingga dapat menciptakan komunikasi yang disebut dengan efektif. Berdasarkan definisi Lasswell ini dapat diturunkan menjadi lima unsur komunikasi yang saling bergantung satu sama lain, yaitu:
a. Sumber adalah komunikator atau orang yang menyampaikan isi pernyataan. b. Pesan adalah terjemahan ide-ide atau gagasan, apabila pengirim ide atau
gagasan hendak penerima (receiver) memahami idenya maka haru berubah menjadi suatu bentuk (proses encoding) antara lain : berupa tulisan, ekspresi wajah, gerakan, bahasa, dan simbolik.
c. Saluran adalah mediyang digunakan komunikator untuk menyampaikan pesan.
d. Komunikan adalah penerima pesan dari komuniator. Misalkan, Jika pengirim mentransmisikan dalam bentuk surat, maka komunikasi terjadi ketika penerima mambaca dan mengerti tulisan tersebut.
e. Efek adalah pengaruh yang muncul dari pesan yang disampaikan (feedback) oleh komunikator ke komunikan.
Pada penelitian ini, yang dimaksud dengan sumber adalah program acara Boom Global Tv, dimana pesan yang disampaikan itu di konsumsi oleh masyarakat luas. Sedangkan pesan yang di sampaikan adalah isi konten program variety show Boom yang mengandung unsur, hiburan, nilai pedidikan seperti sains. Sedangkan untuk komunikannya adalah penonton program acara Boom mahasiswa Binus,
Marketing Communication 2012. Dan yang dimaksudkan dengan efek adalah minat
penonton program variety show Boom.
2.1.2 Komunikasi Massa
Dalam bahasan ini akan ada dua kerancuan yakni mass communications dan
mass communication hal ini berbeda dari objek yang dibicarakan. Pada buku
Pengantar Komunikasi Massa dijelaskan oleh Jay Back dan Frederick C. Whitney bahwa Mass Communications lebih menunjuk pada media mekanis yang digunakan dalam komunikasi massa yakni media massa. Sementera mass communication lebih menunjuk pada teori dan proses teoritik (proses dalam komunikasi massa) oleh karena itu disini penulis merujuk pada komuniksi massa(Mass Communications)
Menurut Drs. Tommy Suprapto, M.S. dalam buku Pengantar Teori dan Manajamen Komunikasi. Komunikas massa adalah proses penyampaian informasi, ide, dan sikap kepada banyak orang (biasanya dengan menggunakan mesin atau media yang diklasifikasikan ke dalam media massa, seperti radio, televisi, surat kabar/majalah dan film) (2009:17). Sama hal yang dikemuka oleh Nabeel Jurdi
dalam bukunya Readings in Mass Communicatin (1983) disebutkan bahwa dalam komunikasi massa, tidak ada tatap muka antar penerima pesan. Hal ini terjadi pada proses penyampaian pesan yang biasa dilakukan dengan melalui media televisi. Pada hal ini program acara dikatakan sebagai komunikator, dan penonton(jamak) dikatakan sebagai komunikan.
Kekuatan suatu media massa pada dasarnya terletak pada besarnya audience pada kemampuannya meraih jutaan audience dalam sesaat. Itulah sebabnya dalam buku Communication Theories, Origins, Methods, Uses.(Suprapto,2009:47) Saverin dan James W. Tankard Jr (1979:1) mengatakan bahwa:
Mass communication is part skill, part art, and part science. It is a skill in the sense that it involves certain fundamental learnable technique such as focusing a television camera operating, a tape recorder or taking note during an interview. It is art in the sense that it involves creative challenges such as writing a script for a science in the sense that there are certain principles involves in how communication works that can be verified and used to make things work better.
Dari pendapat Saverin dan Tankard terlihat bahwa komunikasi massa memang sesuatu yang pelik dan rumit karena selain diselenggarakan secara massal, juga di tunjukan kepada massa melalui media massa. Berdasarkan sifat-sifat komponen, komunikasi massa mempunyai ciri-ciri khusus sebagai berikut:
a. Berlangsung satu arah. Dalam komunikasi massa feedback baru akan diperoleh setelah komunikasi berlangsung.
disampaikan melalui media massa merupakan produk bersama. Seorang komunikator dalam media massa bertindak atas nama lembaga dan nyaris tidak memiliki kebebasan individual/ oleh sebab itu, komunikatornya melembaga (institutionalized communicator atau organized communicator). Lebih dari itu, karena pesan-pesan yang disebarkan melalui media massa merupakan hasil kerja sama (collective), maka komunikatornya disebut juga
-collective communicator.
c. Pesan-pesan bersifat umum. Pesan-pesan yang disampaikan melalui media massa pada umumnya bersifat umum (untuk orang banyak)
d. Melahirkan keserempakan. Perhatikan bagaimana kekuatan sebuah media elektronik (televisi) yang melalui acara tertentu mampu memaksa penontonnya untuk serempak menonton.
e. Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen. Kemajemukan audience komunikasi massa ini menyebabkan pelaksanaan komunikasi massa harus benar-benar mempersiapkan semua ide atau informasi yang disampaikan sebaik mungkin sebelum disebarluaskan.
2.1.2.1 Fungsi Komunikasi Massa
Fungsi komunikasi massa biasa tergolong dalam empat bagian yakni to inform, to educate, to persuade, dan to entertain. Hal ini diperjelas serta disederhanakan oleh Alexis S. Tan kedalam sebuah bagan sebagai berikut (Hidayat, 2007:64)
No Tujuan Komunikator Tujuan Komunikan
peluang, memahami lingkungan, menguji kenyataan, meraih keputusan
2. Mendidik Memperoleh pengetahuan
dan keterampilan yang berguna mengfungsikan dirinya secara efektif dalam masyarakatnya, mempelajari nilai, tingkah laku yang cocok diterima dalam masyarakatnya
3. Mempersuasi Memberikan keputusan,
mengadopsi nilai, tingkah laku, dan aturan yang cocok agar diterima dalam masyarakatnya
4. Menyenangkan,memuaskan kebutuhan komunikan
Menggembirakan, mengendorkan urat saraf, menghibur, dan
mengalihkan perhatian dari masalah yang dihadapi
2.1.2.2 Media Massa
Jika khalayak tersebar tanpa diketahui dimana mereka berada, maka biasanya digunakan media massa. Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan televisi.
2.1.2.3 Pengertian Media Massa
Kata “media” adalah bentuk jamak dari kata “medium”. Medium adalah cara atau alat yang menyampaikan sebuah pesan sampai kepada khalayak (Miller, 2010: 9). Media massa adalah suatu istilah yang mulai dipergunakan pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas.
Peristiwa yang terjadi di suatu negara, akan segera mempengaruhi perkembangan masyarakat di negara lain. Atau dengan kata lain, menurut istilah John Naisbitt dan Patricia Aburdence dalam bukunya Megatrend 2000 (1991), dunia kini telah menjadi ‘global village’.
2.1.2.4 Jenis – Jenis Media Massa 1. Media Massa Cetak (Printed Media).
Media massa yang dicetak dalam lembaran kertas. Isi media massa umumnya t erbagi tiga bagian atau tiga jenis tulisan: berita, opini, dan feature.
2. Media Massa Elektronik (Electronic Media)
Jenis media massa yang isinya disebarluaskan melalui suara atau gambar dan suara dengan menggunakan teknologi elektro, seperti radio, televisi, dan film. 3. Media Online (Online Media, Cybermedia) yakni media massa yang dapat kita
2.1.2.5 Karakteristik Media Massa
Karakteristik media massa menurut Cangara dalam bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi (2003:134-135), adalah :
1. Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari banyak orang mulai dari pengumpulan, pengelolaan sampai pada penyajian informasi.
2. Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim dan penerim. Kalau terjadi reaksi, biasanya memerlukan waktu dan tertunda.
3. Meluas dan serempak, dimana informasi yang disampaikan diterima oleh banyak orang pada saat yang sama.
4. Memakai peralatan teknis atau mekanis, seperti radio, surat kabar, majalah dan sejenisnya.
5. Bersifat terbuka, artinya pesan yang diterima oleh siapa saja dan dimana saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin, dan suku bangsa.
2.1.3 Televisi
Televisi merupakan alat komunikasi yang berfungsi menangkap siaran bergambar. Kata televisi berasal dari kata tele dan vision, yang memiliki arti jauh (tele) dan tampak (vision). Jadi, televisi berarti melihat dari jarak jauh.penemuan televisi tidak dapat dipisahkan dari penemuan dasar hukum gelombang elektromagnetik yang ditemukan oleh Joseph Henry dan Michael Faraday (1831).
buku Matinya Rating Televisi(Panjaitan:2006); tahun 1952 muncul gagasan dari Menteri Penerangan saat itu, Maladi, untuk mendirikan sebuah stasiun televisi di Indonesia. Sepuluh tahun kemudian, Agustus 1962 keinginan itu terlaksana dengan nama Televisi Republik Indonesia (TVRI). Ide itu sejalan dengan cita-cita presiden Soekarno yang ingin menjadikan bangsa Indonesia sebagai mercusuar melalui penciptaan hal – hal besar, khususnya di bidang kenegaraan dan politik awal tahun 1980-an beberapa orang yang dekat dengan lingkar kekuasaan tertinggi, namun bukan pemerintah, mendirikan stasiun televisi swasta yang bernama Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI). Kehadiran televisi swasta ini sontak membuat kehidupan dunia televisi tidak lagi sederhana. Disusul dengan kehadiran SCTV, TPI, ANTV, Indosiar, Trans TV, TV7,Metro TV, Lativi, dan GTV(yang kini dikenal dengan Global TV)
2.1.3.1 Fungsi Televisi
Televisi sebagai media komunikasi audiovisual memiliki 3 fungsi utama, yakni fungsi informasi, pendidikan serta hiburan. (Effendy, 2003:24)
1. Fungsi Informasi (The Information Function) Televisi dalam melaksankan fungsinya sebagai sarana informasi tidak hanya dalam bentuk siaran pandang mata, yaitu berita yang dibacakan penyiar dilengkapi gambar-gambar factual, akan tetapi juga menyiarkan bentuk lain seperti ceramah, diskusi dan komentar. Televisi dianggap sebagai media massa yang mampu menyiarakan informasi yang sangat memuaskan. Hal ini didorong oleh 2 faktor yang terdapat dalam media massa audiovisual tersebut yaitu immediacy dan realism. Immediacy, mencakup pengertian langsung dan dekat. Peristiwa yang akan disiarkan oleh
stasiun televisi dapat dilihat dan didengar oleh pemirsa pada saat peristiwa itu berlangsung. Realism, mengandung makna kenyataan. Ini berarti bahwa stasiun televisi menyiarkan informasinya secara audio dan visual dengan perantaran
mikrofon dan kamera apa adanya sesuai dengan kenyataan, jadi para pemirsa
melihat dan mendengar sendiri. Dalam menyiarkan informasi mengenai pidato presiden istana negara misalnya, para pemirsa melihat sendiri wajah presiden dan mendengar sendiri suaranya. Nyata, tidak seperti ketika membaca surat kabar mengenai peristiwa yang sama, yang telah dahulu diolah oleh wartawan. 2. Fungsi Pendidikan (The Educational Function) Sebagai media komunikasi
massa televisi merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarakan acara pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya begitu banyak secara simultan. Seduai dengan makna pendidikan, yakni meningkatkan pengetahuan dan penalaran masyarakat, televisi menyiarkan acara-acara tertentu secara teratur, misalnya pelajaran bahasa, matematika dll. Selain acara pendidikan yang dilakukan secara berkesinambungan diatas, stasiun televisi juga menyiarkan berbagai acara secara implicit mengandung pendidikan. Acara-acara tersebut antara lain sandiwara, fragmen, ceramah, film dan lainnya yang dinamakan pendidikan informal.
3. Fungsi Hiburan (The Entertainment Function) Sebagai media yang melayani kepentingan masyarakat luas, fungsi hiburan yang melekat pada televisi tampaknya lebih dominan daripada fungsi-fungsi lainnya, sebagaian besar dari alokasi waktu massa siaran televisi diisi oleh acara-acara hiburan seperti lagu, film, sinetron, dan lainnya. Fungsi hiburan sangat penting, karena ia menjadi salah satu kebutuhan manusia untuk mengisi waktu mereka dari aktivitas di luar rumah. Televisi hadir dengan berbagai isi serta konten program yang terus
memenuhi kebutuhan khalayak.
2.1.3.2 Karakteristik Televisi
Peran media massa penyiaran amat menonjol, hal ini karena media massa penyiaran, khususnya media massa televisi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut (Darwanto, 2007: 42-44 ):
1. Keserempakan
Yang dimaksud keserempakan (simultaneusness) ialah dalam waktu yang relatif sama, khalayak di mana pun berada dapat menerima informasi dari media yang bersangkutan. Untuk ini hanya berlaku bagi media massa elektronik, sedangkan media cetak, masalah teknis, keserempakan tidak dapat terjadi. Salah satu ciri media massa adalah kemampuannya menyampaikan informasi sedini mungkin kepada khalayak. Itulah salah satu penyebab mengapa radio dan televisi sejak ditemukan pertama kali, dapat dengan cepat siarannya berkembang.
2. Mampu meliput daerah yang tidak terbatas Media massa elektronik dapat meliput dan mampu menembus belahan bumi manapun tanpa gangguan yang berarti.
3. Bisa dimengerti yang buta huruf
Kelebihan lain dari media massa elektronik, bisa dimengerti oleh mereka yang buta huruf, mereka hanya dapat menggunakan daya fantasinya saja, karena itu mereka tidak mengalami kesulitan saat menonton program siarannya, sebab televisi di dalam susunan gambarnya telah mengubah bahasa verbal menjadi bahasa gambar.
4. Bisa diterima mereka yang cacat tubuh
Media massa radio dan televisi saling mengisi kekurangan dan kelebihannya, sehingga kekurangan masing – masing dapat diatasi, sehingga dapat
dimanfaatkan mereka yang cacat tubuh pendengaran maupun penglihatan.
2.1.3.3 Program Acara Televisi
Pengertian program acara televisi yaitu kata “program” itu sendiri berasal dari bahasa Inggris proggrame atau program yang berarti acara atau rencana. Undang-undang penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara, tetapi menggunakan istilah “siaran” yang didefinisikan sebagai pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. Namun kata “program” lebih sering digunakan dalam dunia
penyiaran di Indonesia daripada kata “siaran” untuk mengacu kepada pengertian acara. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiensnya. (Morissan, 2008:200).
Dengan demikian disimpulkan bahwa pengertian program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiencenya. Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audience tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran apakah itu radio atau televisi. Program menjadi ujung tombak stasiun televisi karena pemirsa secara langsung melihat dari program-program yang disajikan setiap hari dan program mempunyai arti yang sangat penting dalam menginterpretasikan identitas sebuah stasiun televisi. Seperti diketahui yang menjadi audiens tentu saja dari berbagai kalangan serta segmen yang berbeda-beda, karena itu program acaranya pun disesuaikan berdasakan tujuan atau target audiens dari program yanga akan ditayangkan, maka pengelola program televisi harus mengetahui siapa audiens yang menonton televisi pada waktu- waktu tertentu. Semakin banyak audiens menonton suatu program acara televisi maka pemasang iklan akan berlomba-lomba untuk beriklan sebelum dan sesudah program itu ditayangkan. Di samping itu khalayak umum memiliki sifat yang sangat
heterogen, maka akan sulit bagi media penyiaran untuk melayani semuanya, sehingga pengelola program penyiaran harus memilih satu atau beberapa khalayak saja yang memiliki karakter atau respon yang sama dari seluruh populasi penduduk Indonesia.
Morissan (2005:100) mengelompokkan berbagai jenis program menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya, yaitu :
1. Program informasi (berita) yang dibagi kedalam dua jenis, yaitu :
a. Berita keras (hard news) yang merupakan laporan berita terkini yang harus segera disiarkan.
b. Berita lunak (soft news) yang merupakan kombinasi dari fakta, gossip, dan opini seperti halnya talk show.
2. Program Hiburan (entertainment) yang dibagi kedalam tiga kelompok, yaitu : a. Musik
b. Drama permainan (game show) c. Pertunjukan (variety show)
2.2 Teori Khusus
2.2.1 Teori Uses and Gratification
Teori uses and gratification dikemukakan oleh Katz and Gurevitch(1959), seperti dirintis oleh Jack M.Leod dan Lee B.Becker(1981:9), memberikan penekanan pada kecendurungan audiens yang aktif dalam mengonsumsi media, yakni bahwa the
person follow his/her interests, choosing media content according to needs and synthesize content to satisfy those needs. Pada hal ini ditekankan bahwa setiap
mereka inginkan.(Pawito,2008:203)
Pada kehidupan masyarakat zaman sekarang, sering terlihat bagaimana pemilihan media yang masyarakat butuhkan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari – hari. Mulai dari gadget yang digunakan seperti smart-phone hingga tab atau media cetak hingga media televisi. Pada hal ini setiap orang juga memilih konten yang akan dibaca atau ditonton.
Dibalik kelebihan serta kelemahan setiap elektronik yang dimiliki, televisi mendapatkan posisi penting untuk menjadi salah satu media yang masih paling banyak digunakan oleh masyarakat pada umumnya. Hal ini diindikasikan dengan fungsi televisi sendiri yang dapat memberikan informasi secara audio-visual. Tidak hanya dari bentuk suara tetapi video bergambar yang mendukung informasi yang disampaikan sehingga mendapatkan feedback yang cukup cepat. Teori uses and
grafications beroprasi dalam beberapa cara yang bisa dilihat dalam bagan dibawah
ini.
Teori Uses and Grafititation (Nurudin, 2007: 194-195). Sumber pemuasan
kebutuhan yang berhubungan dengan non media : 1. Keluarga, teman-teman 2. Komunikasi Interpersonal 3. Hobi 4. Tidur Lingkungan dan Sosial 1. Ciri-ciri demo grafis 2. Afilia si kelom pok 3. Ciri-ciri Kebutuhan Khalayak 1. Kognitif 2. Afektif 3. Integrati f personal 4. Integrati f sosial 5. Pelepasa n ketegang an Pemuasan media (fungsi) 1. Pengama tan lingkung an 2. Diversi/ hiburan 3. Indetitas Personal 4. Hubunga n sosial
Penggunaan media massa:
1. Jenis-jenis media SK, majalah, radio, TV dan film 2. Isi media 3. Terpaan media 4. Konteks sosial dan
Orang dapat melakukan partisipasi aktif dalam proses komunikasi massa, sebagaimana dikemukakan oleh peneliti sebelum Katz, Blumler, dan Gurevitch. Wilbur Schramm (1954), contohnya mengembangkan sebuah cara menentukan “mengenal penawaran komunikasi massa mana yang akan dipilih oleh individu tertentu”. Fraksi pemilihan (fraction of selection)-nya secara visual menggammbarkan secara tepat proses yang dilalui yakni membuat pilihan menonton tayangan televisi atau film:
Harapan akan Penghargaan Usaha yang Dibutuhkan
Disinilah akan terjadi penyeleksian konten program apa saja yang akan dipilih oleh khalayak dan pada masing – masing individu.(Turner,2011:101) kembali lagi kepada masing – masing tiap individu, karena merekalah yang memutuskan apa yang menjadi kebutuhan mereka. Dalam teori uses and gratifications ditekankan bahwa
audience aktif untuk menentukan media mana yang harus dipilih untuk memuaskan
kebutuhannya. Teori uses and gratifications lebih menekankan pada pendekatan manusiawi dalam melihat media massa. Artinya, manusia itu mempunyai otonomi, wewenang untuk memperlakukan media.
2.2.2 Minat
Berdasarkan teori “Acceptance Rejection” yang dikemukakan Fryer, bahwa keberadaan minta itu berdasarkan pada orientasi suka dan tidak sukanya individu terhadap objek, subjek atau aktifitas. Orientasi ini pada gilirannya akan mempengaruhi penerimaan individu. Jika individu suka terhadap objek, subjek atau aktifitas tersebut, maka individu akan menerimanya. Jika individu tidak suka kepada
objek, subjek atau aktifitas tersebut, maka akan menolaknya. Penentuan minat ini didasarkan pada reaksi individu (menolak, menerima). Jika menerima berarti ia berminat dan jika menolak berarti ia tidak berminat (Sarwono S.W, 2003:71)
Faktor timbulnya minat menurut Crow and Crow (1982), terdiri dari tiga factor (Sarwono S.W, 2003:76)
1. Faktor dorongan dari dalam, yaitu rasa ingin tahu atau dorongan untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan berbeda. Dorongan ini dapat membuat sseorang berminat untuk mempelajari ilmu mekanik, melakukan penelitian ilmiah, atau aktifitas lain yang menantang.
2. Faktor motif sosial, yakni minat dalam upaya mengembangkan diri dari dan dalam ilmu pengetahuan, yang mungkin diilhami oleh hasrat untuk mendapatkan kemampuan dalam bekerja, atau adanya hasrat untuk memperoleh penghargaan dari keluarga atau teman.
3. Faktor emosional, yaki minat yang berkaitan dengan perasaan dan emosi. Misalnya, keberhasilan akan menimbulkan perasaan puas dan dapat meningkatkan minat, sedangkan kegagalan dapat menghilangkan minat seseorang.
2.3 Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang diuji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
penyebab atau pendahulu dari variabel yang lain (Rakhmat, 2004:12). Variabel bebas dalam penelitian ini pengaruh penayangan program acara variety show “Boom” Global Tv .
2. Variabel Terikat (Y) Variabel terikat adalah variabel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya (Rakhmat, 2004:12). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat menonton (studi kasus: mahasiswa Bina Nusantara jurusan marketing communication 2012).