• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. waktu. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Tabalong Tahun merupakan laporan Tahun pertama dari pelaksanaan Peraturan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. waktu. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Tabalong Tahun merupakan laporan Tahun pertama dari pelaksanaan Peraturan"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, maka tugas penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Kabupaten Tabalong Tahun 2015 dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Tabalong Tahun 2015 merupakan laporan Tahun pertama dari pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Tabalong Nomor 18 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Tabalong Tahun 2015 – 2019.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Tabalong disusun berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Tabalong dimaksudkan sebagai sarana untuk mengevaluasi pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih dan

(2)

KATA PENGANTAR ii bertanggung jawab dan untuk lebih memantapkan pelaksanaan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai wujud pertanggungjawaban dalam mencapai misi dan tujuan instansi pemerintah, serta dalam menuju terwujudnya kepemerintahan yang baik, bersih dan berwiibawa (good governance and clean government) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tabalong.

Akhirnya kami sampaikan terima kasih kepada semua fihak atas kebersamaan dan dukungan dalam rangka penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Tabalong Tahun 2015. Semoga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Tabalong ini dapat menjadi sarana evaluasi dan memberikan manfaat yang optimal bagi seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Tabalong bagi peningkatan kinerja yang lebih baik di masa mendatang.

Tanjung, Maret 2015 BUPATI TABALONG,

(3)

DAFTAR ISI iii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……….. i

Daftar isi ………. iii

Ikhtisar Eksekutif ………... iv

Daftar Tabel ………... vi

Daftar Grafik ………... viii

Bab I Pendahuluan A. Gambaran Umum ………... 1

B. Kondisi Sumber Daya Manusia / Aparatur ………. 9

C. Organisasi Perangkat Daerah ……….. 15

Bab II Perencanaan Kinerja A. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ……….. 18

B. Perjanjian Kinerja Tahun 2015 ………. 25

Bab III Akuntabilitas Kinerja A. Capaian Kinerja Organisasi ... 30

B. Akuntabilitas Keuangan …………... 100

BAB IV PENUTUP ………. 119

LAMPIRAN

Pernyataan Telah Direviu

Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2015 Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2015

(4)

IKHTISAR EKSEKUTIF iv Laporan akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Tabalong berisi pertanggung jawaban Kinerja Tahun 2015 sebagai bentuk pertanggungjawaban atas keberhasilan maupun kegagalan dalam menjalankan tugas dan fungsi. Laporan kinerja ini disusun berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja. Tahun 2015 adalah tahun ke-1 (pertama) dari RPJMD Kabupaten Tabalong Tahun 2015-2019 yang menjabarkan visi misi Bupati dan Wakil Bupati terpilih kedalam bentuk pencapaian agenda tujuan dan prioritas sasaran.

Pengukuran Kinerja dan keberhasilan ataupun kegagalan dalam mencapai setiap sasaran di Kabupaten Tabalong pada Tahun 2015, dapat diberikan ringkasan hasil sebagai berikut:

 Tujuan 1: “Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang produktif, berkepribadian dan beriman”

Dengan jumlah 3 (tiga) sasaran yang diukur melalui 10 (sepuluh) indikator, dengan hasil capaian:

6 (enam) indikator dengan capaian sangat memuaskan; 1 (satu) indikator dengan capaian memuaskan;

1 (satu) indikator dengan capaian sangat baik; 1 (satu) indikator dengan capaian baik; dan 1 (satu) indikator dengana capaian cukup.

(5)

IKHTISAR EKSEKUTIF v  Tujuan 2: “Meningkatkan potensi sumber daya manusia dan sumber

daya alam, daya saing dan pertumbuhan ekonomi”

Dengan jumlah 8 (delapan) sasaran yang diukur melalui 32 (tiga puluh dua) indikator, dengan capaian:

26 (dua puluh enam) indikator dengan capaian sangat memuaskan; 4 (empat) indikator dengan capaian memuaskan;

1 (dua) indikator dengan capaian kurang;

1 (satu) indikator dengan capaian sangat kurang; dan

 Tujuan 3: “Meningkatkan kemandirian, profesionalisme, produktivitas aparatur, pelayanan publik dan peran serta masyarakat dalam pembangunan berkelanjutan”

Dengan jumlah 5 (lima) sasaran yang diukur melalui 18 (tujuh belas) indikator, dengan capaian:

14 (empat belas) indikator dengan capaian sangat memuaskan; 1 (satu) indikator dengan capaian memuaskan;

1 (satu) indikator dengan capaian sangat kurang; dan 2 (dua) indikator lainnya tercapai sesuai target.

(6)

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Jumlah Desa / Kelurahan dan Luas Wilayah per Kecamatan … 5

Tabel 1.2. SDM berdasarkan Jenis Kelamin ……… 9

Tabel 1.3. SDM berdasarkan Golongan/Kepangkatan ……… 10

Tabel 1.4. SDM berdasarkan Pendidikan Formal ……… 11

Tabel 1.5. SDM berdasarkan Jabatan / Eselonering ……… 13

Tabel 1.6. SDM berdasarkan Jenis Diklat Penjenjangan ……… 14

Tabel 2.1. Perjanjian Kinerja Pemerintah Kab.Tabalong Tahun 2015 …… 25

Tabel 3.1. Skala Nilai Peringkat Kinerja ……… 31

Tabel 3.2. Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Pemahaman Dan Pengamalan Nilai-Nilai Keagamaan Dalam Pemerintahan Dan Kemasyarakatan ……… 33 Tabel 3.3. Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Budaya Kerja Yang Berkualitas Dan Produktif ……… 37

Tabel 3.4. Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Kualitas Dan Jangkauan Pelayanan Sosial Serta Peran Masyarakat Dalam Menurunkan Penyakit Masyarakat (Pekat) ……… 42 Tabel 3.5. Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia ……… 47

Tabel 3.6. Peringkat IPM Tabalong Tahun 2014 …..……… 51

Tabel 3.7. Pengukuran Kinerja Sasaran Berkembangnya Ekonomi Berbasis Pertanian Dalam Arti Luas ………... 59

(7)

DAFTAR TABEL vii Tabel 3.9. Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Kualitas Dan

Kuantitas Infrastruktur ………... 64

Tabel 3.10. Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak ……….. 67

Tabel 3.11. Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Kualitas SDA Dan Lingkungan Hidup ……….. 70

Tabel 3.12. Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Potensi Pemuda, Olahraga, Pariwisata Dan Seni Budaya ……… 75

Tabel 3.13. Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Kualitas Dan Produksi Sektor Industri Kecil Dan Menengah Dan Koperasi … 78

Tabel 3.14. Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Kemampuan

Keuangan Daerah ……… 82

Tabel 3.15. Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Ketahanan Pangan Yang Mantap ……… 83 Tabel 3.16. Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Kualitas

Pelayanan Publik ……… 86

Tabel 3.17. Pengukuran Kinerja Sasaran Terwujudnya Manajemen Perencanaan Yang Efektif ……… 93 Tabel 3.18. Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Keberdayaan

Masyarakat Dan Desa Dalam Rangka Pertumbuhan Daerah … 96 Tabel 3.19. Realisasi Pendapatan Tahun Anggaran 2015 (Unaudit) ………. 101 Tabel 3.20. Realisasi Belanja Tahun Anggaran 2015 (Unaudit) ………. 111 Tabel 3.21. Realisasi Pembiayaan Tahun Anggaran 2015 (Unaudit) ……… 118

(8)

DAFTAR GRAFIK viii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1. Banyaknya Desa menurut Kecamatan ………... 6

Grafik 1.2. Persentase Luas Wilayah Kabupaten Tabalong menurut Kecamatan ……… 6

Grafik 1.3. Berdasarkan Golongan / Kepangkatan ……… 10

Grafik 1.4. Berdasarkan Pendidikan Formal ……… 12

Grafik 1.5. Berdasarkan Jabatan / Eselonering ……… 13

(9)

BAB I – PENDAHULUAN 1 A. GAMBARAN UMUM

abupaten Tabalong terbentuk secara sah dengan dikeluarkannya Undang Undang Nomor 8 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Tanah Laut, Daerah Tingkat II Tapin dan Daerah Tingkat II Tabalong (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2756). Lahirnya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1965 Tanggal 14 juni 1965, yang mendorong daerah pesiapan Tingkat II Tabalong ditingkatkan lagi menjadi Daerah Otonomi Tingkat II Tabalong yang dipimpin oleh seorang Kepala Daerah, yang menjalankan roda Pemerintahan sendiri baik eksekutif maupun Legislatif.

1. GEOGRAFI DAN IKLIM

Kabupaten Tabalong secara geografis berada pada 1150 9’ – 1150 47’ Bujur Timur dan 10 18’ – 20 25’ Lintang Selatan. Dengan batas-batas: sebelah utara dan timur dengan propinsi Kalimantan Timur, sebelah selatan dengan Kabupaten Hulu Sungai Utara, kemudian sebelah barat dengan Propinsi Kalimantan Tengah. Luas wilayah Kabupaten Tabalong yang meliputi 12 kecamatan adalah 3.946 km2 atau sebesar 10,61% dari luas propinsi Kalimantan Selatan.

K

BAB I PENDAHULUAN

(10)

BAB I – PENDAHULUAN 2 Bentuk morfologi wilayah dapat dibagi menjadi empat bentuk yaitu daratan alluvial, dataran, bukit dan pegunungan. Jika dilihat dari persentasenya ternyata wilayah ini didominasi oleh dataran sebesar 41,34 persen dan pegunungan sebesar 29,79 persen.

Temperatur udara di temperatur udara maksimum di Kabupaten Tabalong pada tahun 2014 berkisar antara 220C sampai 330C, temperatur udara minimum berkisar antara 220C sampai 25.50C dan rata-rata temperature udara setiap bulan berkisar antara 24,50C sampai 270C.

Curah hujan di suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan topografi dan perputaran/pertemuan arus udara. Oleh karena itu curah hujan beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamat. Curah hujan maksimum terjadi pada bulan Maret yaitu 109 mm sedangkan curah hujan minimum terjadi pada bulan Januari, dan Desember yaitu 0,4 mm. Jumlah seluruh curah hujan selama tahun 2014 adalah 2.323 mm dan jumlah hari hujan adalah 146 hari.

2. PEMERINTAHAN

Wilayah administrasi Kabupaten Tabalong terdiri dari 12 Kecamatan yang terbagi atas tiga wilayah pengembangan pembangunan (WPP), bagian utara meliputi kecamatan Haruai, Bintang Ara, Upau, Muara Uya, dan Jaro. Bagian tengah meliputi kecamatan Tanta, Tanjung, dan Murung Pudak. Serta bagian selatan

(11)

BAB I – PENDAHULUAN 3 meliputi kecamatan Banua Lawas, Pugaan, Kelua, dan Muara Harus. Jumlah desa/kelurahan di Kabupaten Tabalong ini sebanyak 121 desa dan 10 kelurahan. Pusat kota dan kantor pemerintahan kabupaten Tabalong berada di 3 Kecamatan yaitu Tanjung sebagai ibukota kabupaten, Murung Pudak, dan Tanta.

(12)

BAB I – PENDAHULUAN 4 PETA KABUPATEN TABALONG

(13)

BAB I – PENDAHULUAN 5 Tabel 1.1.

Jumlah Desa / Kelurahan dan Luas Wilayah per Kecamatan

Kecamatan Jumlah Desa Jumlah Kelurahan Luas wilayah Banua Lawas 15 161,67 Pugaan 7 64,06 Kelua 11 1 115,78 Muara Harus 7 62,90 Tanta 14 172,10 Tanjung 11 4 323,34 Murung Pudak 5 5 118,72 Haruai 13 469,77 Bintang Ara 9 391,50 Upau 6 323,00 Muara Uya 14 924,16 Jaro 9 819,00 Jumlah 121 10 3.946,00

(14)

BAB I – PENDAHULUAN 6 Grafik 1.1.

Banyaknya Desa menurut Kecamatan

Grafik 1.2.

Persentase Luas Wilayah Kabupaten Tabalong menurut Kecamatan

(15)

BAB I – PENDAHULUAN 7 3. PENDUDUK

Jumlah penduduk yang besar dengan disertai kualitas sumber daya manusia yang baik merupakan suatu keuntungan bagi daerah yang bersangkutan. Hal ini merupakan modal penting dalam pembangunan. Sebaliknya jumlah penduduk yang besar tanpa disertai kualitas yang handal, akan berpotensi menjadi factor penghambat pembangunan daerah.

Penduduk kabupaten Tabalong tahun 2014 berjumlah 235.777 jiwa yang terdiri dari laki-laki 119.767 jiwa dan perempuan 116.010 jiwa dan jumlah rumahtangga adalah 66.480 rumahtangga.

Penduduk terbanyak adalah pada kecamatan Murung Pudak sebanyak 48.633 jiwa, disusul kecamatan Tanjung 35.126 jiwa. Dan yang paling sedikit adalah kecamatan Muara Harus 6.341 jiwa.

Kepadatan penduduk per km2 di kabupaten Tabalong adalah 60 jiwa, dimana kecamatan Murung Pudak adalah yang terpadat dengan 410 jiwa per km2 disusul kecamatan Kelua 210 jiwa per km2, sedangkan kecamatan Jaro yang terjarang penduduknya yaitu 19 jiwa per km2.

Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Tabalong dari tahun 2013 ke tahun 2014 adalah 11.75 persen. Kecamatan Jaro adalah kecamatan yang mengalami laju pertumbuhan yang terbesar yaitu 2.83 persen, dan yang terendah adalah Banua Lawas dengan 0.83 persen.

(16)

BAB I – PENDAHULUAN 8 4. PENDIDIKAN

Pendidikan adalah indikator keberhasilan pembangunan suatu bangsa adalah tingkat pendidikan penduduknya. Semakin maju pendidikan akan membawa pengaruh positif bagi masa depan.

Jumlah sekolah negeri untuk tingkat dasar di kabupaten Tabalong adalah TK 4 buah, SD 219 buah, SLTP 55 buah, SLTA 11 buah, serta SMK 8 buah. Sedangkan untuk sekolah swasta TK 172 buah, SD 6 buah, SLTP 4 buah, SLTA 2 buah, serta SMK 2 buah. Sekolah agama juga banyak terdapat didaerah ini yaitu MI negeri 12 buah, swasta 21 buah kemudian Tsanawiyah negeri 12 buah, swasta 12 buah, serta Aliyah negeri 4 buah dan swasta 5 buah.

5. KESEHATAN

Pembangunan di bidang kesehatan bertujuan agar semua lapisan masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan secara merata dan murah. Dengan tujuan tersebut diharapkan akan tercapai derajat kesehatan masyarakat yang baik, dan pada gilirannya masyarakat akan memperoleh kehidupan yang sehat dan produktif.

Jumlah Puskesmas di kabupaten Tabalong tahun 2014 adalah 16 buah dan Puskesmas Pembantu sebanyak 31 buah. Sementara itu jumlah dokter umum dan dokter gigi masing-masing sebanyak 28 dan 5 orang, sedangkan jumlah dokter spesialis 7 orang di RSUD Tanjung.

(17)

BAB I – PENDAHULUAN 9 B. KONDISI SUMBER DAYA MANUSIA / APARATUR

o Jumlah pegawai negeri sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tabalong sampai Desember 2015 mencapai 5.448 orang, terdiri 2.638 laki-laki (48,42%), dan 2.810 perempuan (51,58%).

Tabel : 1.2.

Berdasarkan Jenis Kelamin

PRIA WANITA JUMLAH

2,638 2,810 5,448

o Jumlah pegawai negeri sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tabalong sampai Desember 2015, berdasarkan golongan terdiri dari :

- Golongan IV/A : 1.265 orang ( 23,22% ) - Golongan IV/B : 152 orang ( 2,79% ) - Golongan IV/C : 25 orang ( 0,46% ) - Golongan IV/D : 0 orang ( 0% ) - Golongan IV/E : 0 orang ( 0% ) - Golongan III/A : 649 orang ( 11,91% ) - Golongan III/B : 843 orang ( 15,47% ) - Golongan III/C : 668 orang ( 12,26% ) - Golongan III/D : 594 orang ( 10,90% ) - Golongan II/A : 170 orang ( 3,12% ) - Golongan II/B : 216 orang ( 3,96% ) - Golongan II/C : 413 orang ( 7,58% ) - Golongan II/D : 330 orang ( 6,06% ) - Golongan I/A : 14 orang ( 0,26% )

(18)

BAB I – PENDAHULUAN 10 - Golongan I/B : 37 orang ( 0,68% )

- Golongan I/C : 39 orang ( 0,72% ) - Golongan I/D : 33 orang ( 0,61% )

Tabel : 1.3. Berdasarkan Golongan/Kepangkatan GOLONGAN JLH IV III II I A B C D E A B C D A B C D A B C D 1,265 152 25 0 0 649 843 668 594 170 216 413 330 14 37 39 33 5,448 Grafik 1.3. Berdasarkan Golongan/Kepangkatan 1,265 152 25 0 0 649 843 668 594 170 216 413 330 14 37 39 33 A B C D E A B C D A B C D A B C D IV III II I GOLONGAN

(19)

BAB I – PENDAHULUAN 11 o Jumlah pegawai negeri sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tabalong sampai Desember 2015, berdasarkan pendidikan terdiri dari :

- SD : 90 orang ( 1,65% ) - SLTP : 106 orang ( 1,95% ) - SLTA : 957 orang ( 17,57% ) - D-I : 37 orang ( 0,68% ) - D-II : 623 orang ( 11,44% ) - D-III : 584 orang ( 10,72% ) - D-IV : 83 orang ( 1,52% ) - S-1 : 2.744 orang ( 50,37% ) - S-2 : 224 orang ( 4,11% ) - S-3 : 0 orang ( 0% ) Tabel : 1.4.

Berdasarkan Pendidikan Formal

PENDIDIKAN

JUMLAH

SD SLTP SLTA D-I D-II D-III D-IV S-1 S-2 S-3

(20)

BAB I – PENDAHULUAN 12 Grafik : 1.4.

Berdasarkan Pendidikan Formal

o Jumlah pegawai negeri sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tabalong sampai Desember 2015, berdasarkan jabatan / eselonering, terdiri dari :

- Jafung (JFT/AK) : 3.566 orang ( 65,46% ) - Non Eselon (JFU) : 1.144 orang ( 21,00% ) - Eselon II.a : 1 orang ( 0,02% ) - Eselon II.b : 30 orang ( 0,55% ) - Eselon III.a : 54 orang ( 0,99% ) - Eselon III.b : 96 orang ( 1,76% ) - Eselon IV.a : 411 orang ( 7,54% ) - Eselon IV.b : 114 orang ( 2,09% ) - Eselon V.a : 32 orang ( 0,59% ) - Eselon V.b : 0 orang ( 0% ) SD SLTP SLTA D-I D-II D-III D-IV S-1 S-2 S-3

PENDIDIKAN 90 106 957 37 623 584 83 2,744 224 0

(21)

BAB I – PENDAHULUAN 13 Tabel : 1.5.

Berdasarkan Jabatan / Eselonering

JAFUNG NON ESELON ESELON JUMLAH V IV III II A B A B A B A B 3,566 1,144 32 0 411 114 54 96 1 30 5,448 Grafik : 1.5.

Berdasarkan Jabatan / Eselonering

o Jumlah pegawai negeri sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tabalong sampai Desember 2015, berdasarkan jenis diklat penjenjangan, terdiri dari :

- Non Diklat : 4.867 orang ( 89,34% ) - Diklatpim IV : 462 orang ( 8,48% ) - Diklatpim III : 101 orang ( 1,85% ) - Diklatpim II : 18 orang ( 0,33%) - Diklatpim I : 0 orang ( 0% ) 0 500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 4,000 A B A B A B A B V IV III II JAFUNG NON ESELON ESELON

(22)

BAB I – PENDAHULUAN 14 Tabel : 1.6.

Berdasarkan Jenis Diklat Penjenjangan

NON DIKLAT

SEPADA/ADUM/ SEPADYA/ SESPA/ LEMHANAS

JUMLAH

SEPALA/ADUMLA/ SPAMA SPAMEN SPATI/

DIKLAT PIM IV DIKLATPIM III DIKLATPIM II DIKLATPIM I

4,867 462 101 18 0 5,448

Grafik : 1.6.

Berdasarkan Jenis Diklat Penjenjangan

4,867

462

101 18 0

(23)

BAB I – PENDAHULUAN 15 C. ORGANISASI PERANGKAT DAERAH

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tabalong Nomor 13 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; Peraturan Daerah Kabupaten Tabalong Nomor 14 Tahun 2014 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Tabalong; Peraturan Daerah Kabupaten Tabalong Nomor 15 Tahun 2014 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Tabalong; dan Peraturan Daerah Kabupaten Tabalong Nomor 16 Tahun 2014 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan di Kabupaten Tabalong, Jumlah Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Tabalong terdiri dari:

1) Sekretariat Daerah; 2) Sekretariat DPRD; 3) Inspektorat Daerah

4) Dinas Tanaman Pangan Dan Hortilkutura 5) Dinas Peternakan Dan Perikanan

6) Dinas Kehutanan Dan Perkebunan 7) Dinas Pekerjaan Umum

8) Dinas Tata Kota, Kebersihan Dan Pengelolaan Pasar 9) Dinas Pendidikan

10) Dinas Kesehatan

11) Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda Dan Olah Raga 12) Dinas Sosial Dan Tenaga Kerja

(24)

BAB I – PENDAHULUAN 16 13) Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi Dan UMKM

14) Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil 15) Dinas Perhubungan Komunikasi Dan Informatika 16) Dinas Energi Dan Sumberdaya Mineral

17) Dinas Pendapatan Daerah

18) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 19) Badan Lingkungan Hidup Daerah

20) Badan Kepegawaian Daerah

21) Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik

22) Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa 23) Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Dan

Keluarga Berencana

24) Badan Ketahanan Pangan Dan Penyuluhan Pertanian 25) Badan Penanaman Modal Dan Perizinan Terpadu 26) Badan Pengelolaan Keuangan Dan Kekayaan Daerah 27) Badan Penanggulangan Bencana Daerah

28) Rumah Sakit Umum Daerah H. Badaruddin Tanjung 29) Satuan Polisi Pamong Praja

30) Kantor Perpustakaan Dan Arsip Daerah 31) Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI 32) Kecamatan (12)

(25)

BAB I – PENDAHULUAN 17 Selanjutnya berdasarkan Peraturan Bupati Tabalong Nomor 47 Tahun 2014 tentang Pembentukan UPT Dinas Daerah dan Peraturan Bupati Tabalong 48 Tahun 2014 tentang Pembentukan UPT Badan pada Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Tabalong, maka jumlah UPT yang ada di Kabupaten Tabalong sebanyak 65 (enam puluh lima) buah.

(26)

BAB II – PERENCANAAN KINERJA 18 A. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

1. Visi

isi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih yang menggambarkan arah pembangunan atau kondisi masa depan daerah yang ingin dicapai dalam masa jabatan selama 5 (lima)tahun sesuai misi yang diemban. Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2015–2019 Kabupaten Tabalong merupakan dokumen yang menjabarkan rencana pembangunan lima tahun. Dalam dokumen RPJMD terkandung berbagai program pembangunan daerah yang disusun atas dasar visi dan misi kepala daerah. Berdasar pada kondisi daerah, potensi, peluang dan tantangan dalam pembangunan daerah dengan mengacu pada visi kepala daerah terpilih dalam pelaksanaan pemilihan umum kepala daerah tahun 2014, maka pembangunan Kabupaten Tabalong dalam 5 (lima) tahun kedepan dengan visi :

“Menuju Kabupaten Tabalong yang agamais, sejahtera dan mandiri”

Pemahaman atas pernyataan visi tersebut mengandung makna terhadap sebuah keinginan yang kuat untuk mewujudkan

V

BAB II

(27)

BAB II – PERENCANAAN KINERJA 19 Kabupaten Tabalong sebagai sebuah daerah yang tatanan masyarakatnya diarahkan kepada masyarakat madani yang beretika dan bermoral serta mampu memenuhi kebutuhan hidup lahir dan batin dengan rasa aman dan nyaman yang didukung oleh sistem ekonomi, sosial dan budaya yang handal dan dinamis serta mampu bertindak sesuai keadaan dan mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi secara bijak. Secara filosofis visi diatas dapat dijelaskan melalu makna yang terkandung didalamnya sebagai berikut:

- Kabupaten Tabalong yang agamais

Merupakan pendekatan membumi melalui pembiasaan dalam rangka mengamalkan nilai-nilai agama pada kalangan masyarakat dan aparatur pemerintah daerah untuk hidup agamais dan modern dalam tatanan sosial kemasyarakatan serta memiliki kebiasaan dalam bekerja produktif dan bermanfaat. Nilai-nilai agama yang seharusnya mendapat perhatian tersebut seperti kejujuran, kedisiplinan, keikhlasan, kemandirian, keadilan, amanah, profesionalisme, musyawarah, kebersamaan/persatuan, aspiratif/akomodatif, tawakal dan lain-lain.

- Kabupaten Tabalong yang sejahtera

Merupakan pendekatan lahiriah untuk mencapai suatu keadaan masyarakat yang mampumemenuhi kebutuhan hidup lahir dan batin dengan rasa aman dan nyaman untuk menjadi masyarakat

(28)

BAB II – PERENCANAAN KINERJA 20 yang lebih baik, makmur, sehat dan damai.

- Kabupaten Tabalong yang mandiri

Merupakan pendekatan kelembagaan dan profesionalitas dalam rangka perkuatan sistem ekonomi, sosial dan budaya yang handal dan dinamis serta mampu bertindak sesuai keadaan dan menyelesaikan masalah yang dihadapi secara bijak dengan memaksimalkan potensi ekonomi yang ada seperti sumber daya manusia yang dioptimalkan, pemanfaatan sumber daya alam lokal, dan pemberdayaan lembaga ekonomi yang ada melalui kerja keras dan inovatif.

2. MISI

Guna mewujudkan visi sebagaimana yang telah disampaikan Bupati dan Wakil Bupati, maka ditetapkan MISI yang merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Adapun MISI pembangunan yang harus dilaksanakan dalam RPJMD Kabupaten Tabalong tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut:

- Mewujudkan Kehidupan Masyarakat yang Agamais

Dalam misi ini pembangunan diarahkan agar tercapai masyarakat madani yang beretika dan bermoral melalui peningkatan pemahaman dan pengamalan nilai-nilai agama, memperkuat kelembagaan keagamaan, pendidikan dan kemasyarakatan.

(29)

BAB II – PERENCANAAN KINERJA 21 - Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Dalam misi ini pembangunan diarahkan agar masyarakat mampu memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan dan kebutuhan dasar lainnya melalui kebijakan pembangunan daerah yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat serta upaya pelestarian dan pengelolaan lingkungan hidup.

- Mewujudkan Kemandirian Dengan Membangun dan Mengembangkan Potensi Sumber Daya.

Dalam misi ini pembangunan diarahkan pada tercapainya sistem yang handal dan dinamis yang mampu bertindak sesuai keadaan dan menyelesaikan masalah yang dihadapi secara bijak melalui penguatan kelembagaan ekonomi, sosial budaya dan pemerintahan.

3. Tujuan dan Sasaran

Dalam mewujudkan visi melalui pelaksanaan misi yang telah ditetapkan tersebut, maka diperlukan kerangka yang jelas pada setian misi menyangkut tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Tujuan dan sasaran adalah tahap perumusan sasaran strategis yang menunjukkan tingkat prioritas tertinggi dalam perencanaan pembangunan jangka menengah daerah yang selanjutnya akan menjadidasar penyusunan arsitektur kinerja pembangunan daerah secara keseluruhan.

(30)

BAB II – PERENCANAAN KINERJA 22 Tujuan dan sasaran merupakan dampak (impact) keberhasilan pembangunan daerah yang diperoleh dari pencapaian berbagai program prioritas terkait. Perumusan tujuan dan sasaran, selain menerjemahkan visi dan misi juga menjawab permasalahan pembangunan. Adapun tujuan dan sasaran pelaksanaan masing-masing misi sebagai berikut:

- Mewujudkan Kehidupan Masyarakat Yang Agamais

Tujuan dari misi tersebut adalah meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang produktif, berkepribadian dan beriman. Sasaran yang ingin dicapai adalah :

a. Meningkatnya pemahaman dan pengamalan nilai-nilai keagamaan dalam pemerintahan dan kemasyarakatan b. Meningkatnya budaya kerja yang berkualitas dan produktif c. Meningkatnya kualitas dan jangkauan pelayanan sosial serta

peran masyarakat dalam menurunkan penyakit masyarakat (PEKAT)

- Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Tujuan dari misi ini adalah meningkatkan potensi Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam, daya saing dan pertumbuhan ekonomi. Sasaran yang ingin dicapai adalah :

a. Meningkatnya indeks pembangunan manusia

b. Berkembangnya ekonomi berbasis pertanian dalam arti luas c. Menurunnya angka kemiskinan

(31)

BAB II – PERENCANAAN KINERJA 23 d. Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur

e. Meningkatnya pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak

f. Meningkatnya kualitas SDA dan lingkungan hidup

g. Meningkatnya potensi pemuda, olahraga, pariwisata dan seni budaya

h. Meningkatnya kualitas dan produksi sektor industri kecil dan menengah dan koperasi

- Mewujudkan kemandirian dengan membangun dan mengembangkan potensi sumber daya.

Tujuan dari misi ini adalah meningkatkan kemandirian, profesionalisme, produktivitas aparatur, pelayanan publik dan peran serta masyarakat dalam pembangunan berkelanjutan . Sasaran yang ingin dicapai adalah :

a. Meningkatnya kemampuan keuangan daerah b. Meningkatnya ketahanan pangan yang mantap c. Meningkatnya kualitas pelayanan publik

d. Terwujudnya manajemen perencanaan yang efektif

e. Meningkatnya keberdayaan keberdayaan masyarakat dan desa dalam rangka pertumbuhan daerah

(32)

BAB II – PERENCANAAN KINERJA 24 4. Arah Kebijakan Tahun 2015

Arah Kebijakan adalah arah atau tindakan yang diambil oleh pemerintah daerah untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan yang ditetapkan adalah tujuan yang terkait dengan visi dan misi sebagai rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan serta upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Arah kebijakan yang ditetapkan pada periode tahun 2015 –2019 merupakan penjabaran dari visi dan misi RPJMD, namun tetap tidak terlepas dan harus mengacu pada arah kebijakan yang ada pada Rencana Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Tabalong Tahun 2015 – 2025.

Arah kebijakan tahun 2015 diarahkan untuk memperkokoh kelembagaan pemerintahan daerah dan penataan seluruh sektor pembangunan sebagai penopang utama pelaksanaan pembangunan Kabupaten Tabalong selama lima tahun. Penguatan kelembagaan yang didukung dengan penanaman nilai-nilai keagamaan dilakukan tidak hanya pada lembaga pemerintahan daerah, namun juga pada kelembagaan sosial masyarakat dan kelembagaan politik yang memiliki pengaruh besar terhadap kemajuan pembangunan daerah, sehingga terwujud Kabupaten Tabalong yang agamais. Sedangkan penataan seluruh sektor pembangunan dilakukan untuk menghadapi periode pembangunan yang akan berjalan lebih pesat di masa yang akan datang. Arah Kebijakan tahun 2015 dapat disebut sebagai TAHUN KELEMBAGAAN DAN PENATAAN

(33)

BAB II – PERENCANAAN KINERJA 25 B. PERJANJIAN KINERJA (PK) TAHUN 2015

Dokumen penetapan kinerja merupakan dokumen pernyataan / kesepakatan / perjanjian kinerja untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan. Dokumen ini memuat sasaran strategis, indikator kinerja utama beserta target kinerja dengan mengacu pada Peraturan Bupati Tabalong Nomor 54 Tahun 2014 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tabalong.

Tabel : 2.1.

PERJANJIAN KINERJA

PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG 2015

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET

1. Meningkatnya pemahaman dan pengamalan nilai-nilai keagamaan dalam pemerintahan dan kemasyarakatan

1. Penurunan jumlah konflik bernuansa SARA

0

2. Jumlah sarana prasarana sosial dan keagamaan yang mendapat bantuan

223

2. Meningkatnya

budaya kerja yang berkualitas dan produktif

1. Persentase penyelesaian kasus hukuman disiplin

80

2. Meningkatnya kualitas pengelolaan Keuangan Daerah

WTP 3. Prosentase penyelesaian tindak

lanjut hasil pengawasan, oleh : BPK

90

4. Prosentase penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan, oleh : BPKP, Itjen, Provinsi, APIP lainnya

90

5. Prosentase penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan, oleh : Reguler Kabupaten

90

(34)

BAB II – PERENCANAAN KINERJA 26

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET

3. Meningkatnya

kualitas dan jangkaua pelayanan sosial serta peran masyarakat dalam menurunkan

penyakit masyarakat (PEKAT)

1. Prosentase penyelesaian kasus pelanggaran Perda

100

2. Tingkat waktu tanggap (response time rate) daerah layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) 75 4. Meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia

1. Indeks Pembangunan Manusia 72,65

2. APK SD/MI/Paket A 113,42

3. APK SMP/MTs/Paket B 96,69

4. APM SD/MI/Paket A 99,18

5. APM SMP/MTs/Paket B 78,12 6. Angka Kelulusan (AL) SD/MI 100 7. Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs 99,83 8. Persentase Guru SD yang

memenuhi kualifikasi S1/D-IV

71,39

9. Persentase Guru SMP/MTs Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV

86,70

10. Angka Kematian Ibu 130 11. Angka Kematian Bayi 11 12. Balita Gizi Buruk Mendapat

Perawatan

100

5. Berkembangnya ekonomi berbasis pertanian dalam arti luas

1. Tingkat Ketersediaan Energi dan Protein

88,82 2. Penguatan Cadangan Pangan 50,00 3. Stabilitas harga dan pasokan

pangan

55,00

6. Menurunnya angka kemiskinan

1. Persentase Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) terhadap jumlah penduduk

55

2. Angka Kemiskinan 5,14

7. Meningkatnya kualitas dan kuantitas

1. Persentase Jalan Kabupaten Dengan Kondisi Baik

(35)

BAB II – PERENCANAAN KINERJA 27

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET

infrastruktur 2. Persentase Jembatan Kabupaten Dengan Kondisi Baik

63

3. Jumlah Jaringan Irigasi 40

4. Rasion Rumah Layak Huni 90 5. Persentase ketersediaan sarana

angkutan darat 30 8. Meningkatnya pemberdayaan perempuan dan Perlindungan anak 1. Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan

100

9. Meningkatnya

kualitas SDA dan lingkungan hidup

1. Persentase luas pemukiman yang tertata

17,87

2. Tersedianya luasan RTH publik sebesar 30 % dari luas wilayah kota/kawasan perkotaan

26,5

3. Pemasangan pembangkit listrik tenaga surya di daerah yang belum terjangkau PLN

60

4. Persentase Penegakan hukum lingkungan

100

10. Meningkatnya potensi pemuda, olahraga, pariwisata dan seni budaya

1. Kunjungan Wisatawan Mancanegara Dan Nusantara

10.500

2. Jumlah prestasi olah raga dalam berbagai kejuaraan

12

3. Terbentuknya tempat tujuan wisata 9 11. Meningkatnya kualitas dan produksi industry kecil, menengah, dan koperasi

1. Persentase Usaha Mikro dan Kecil 99,96 2. Persentase koperasi aktif 74,23

12. Meningkatnya kemampuan keuangan daerah

1. Persentase peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

113.261. 638.000

(36)

BAB II – PERENCANAAN KINERJA 28

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET

ketahanan pangan yang mantap

2. Peningkatan produksi perkebunan 71,69 3. Produksi perikanan 10.600 14. Meningkatnya

kualitas pelayanan public

1. Prosentase peningkatan Survey kepuasan Masyarakat (IKM)

75%

2. Predikat SAKIP Kabupaten C 3. Meningkatnya minat baca

masyarakat

25.000

4. Peningkatan Sistem informasi Pelayanan Perijinan

1

5. Pelaksanaan apel kesadaran nasional bagi PNS/ASN

12

6. Rasio penduduk ber KTP per satuan penduduk

0,563

7. Penerapan KTP Nasional berbasis NIK

83

8. Website milik pemerintah daerah 30 9. Peningkatan klasifikasi RSUD

H.Badaruddin C 15 Terwujudnya manajemen perencanaan yang efektif

1. Persentase capaian pelaksanaan program pembangunan dengan SKPD

100

2. Persentase kesesuaian pembangunan daerah dengan ketentuan aturan tata ruang

80 3. Meningkatkan kesesuaian pembangunan dengan RTRW 60 16. Meningkatnya keberdayaan masyarakat dan desa dalam rangka pertumbuhan daerah

1. Tingkat perkembangan lembaga ekonomi perdesaan (terbentuknya BUMDes)

24

2. Tingkat partisipasi masyarakat dalam membangun desa (Jumlah desa mandiri)

20

(37)

BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA 29 aporan akuntabilitas Kinerja berisi pertanggung jawaban Kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi berisi ikhtisar pencapaian sasaran sebagaimana yang ditetapkan dalam dokumen penetapan Kinerja dan dokumen perencanaan, menyajikan informasi tentang pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, realisasi pencapaian Indikator Kinerja utama organisasi, penjelasan yang memadai atas pencapaian Kinerja, dan pembandingan capaian Indikator Kinerja sampai dengan tahun berjalan dengan target Kinerja 5 (lima) tahunan yang direncanakan.

Pengukuran Kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi, misi dan strategi instansi pemerintah. Proses ini dimaksudkan untuk menilai pencapaian setiap Indikator Kinerja guna memberikan gambaran tentang keberhasilan dan kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran. Selanjutnya dilakukan pula analisis akuntabilitas Kinerja yang menggambarkan keterkaitan pencapaian Kinerja kegiatan dengan program dan kebijakan dalam rangka mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi sebagaimana ditetapkan dalam rencana strategis. Pengukuran Kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan

L

BAB III

(38)

BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA 30 sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi instansi pemerintah. Pengukuran dimaksud merupakan hasil dari suatu penilaian yang sistematik dan didasarkan pada kelompok Indikator Kinerja sebagaimana diuraikan pada bab sebelumnya. Penilaian tersebut tidak terlepas dari proses yang merupakan kegiatan mengolah masukan menjadi keluaran atau penilaian dalam proses penyusunan kebijakan/program/kegiatan yang dianggap penting dan berpengaruh terhadap pencapaian sasaran dan tujuan.

Dalam hal ini, laporan akuntabilitas kinerja pemerintah merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja (Permenpan No. 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah).

A. CAPAIAN KINERJA TAHUN 2015

Pengukuran Capaian Indikator Kinerja pada setiap sasaran dilakukan dengan cara membandingkan antara target setiap Indikator dengan realisasinya, sehingga hasil akhir terhadap perhitungan capaian kinerja dapat dilakukan sebagai pengkategorian setiap hasil capaian.

Dalam tabel berikut disajikan pengelompokan klasifikasi pengkategorian penilaian terhadap setiap hasil capaian.

(39)

BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA 31 Tabel : 3.1.

SKALA NILAI PERINGKAT KINERJA

No Nilai Angka Interpretasi

1. >90-100 Sangat Memuaskan 2. >80-90 Memuaskan 3. >70-80 Sangat Baik 4. >60-70 Baik 5. >50-60 Cukup 6. >30-50 Kurang 7. 0-30 Sangat Kurang

3.1 EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA TAHUN 2015

Salah satu fondasi utama dalam manajemen kinerja adalah pengukuran kinerja dalam rangka menjamin adanya peningkatan dalam pelayanan public dan meningkatkan akuntabilitas dengan melakukan klarifikasi output dan outcome yang akan dan seharusnya dicapai untuk memudahkan terwujudnya organisasi yang akuntabel.

Mendasari IKU Kabupaten Tabalong dan sebagai format pelaporan kinerja ini maka dapat diberikan evaluasi dan analisis capaian terhadap 3 tujuan, 16 sasaran strategis dan 60 indicator kinerja, yang dapat dirinci sebagai berikut:

Tujuan 1 dengan 3 sasaran dan 10 indikator Tujuan 2 dengan 8 sasaran dan 32 indikator Tujuan 3 dengan 5 sasaran dan 18 indikator

(40)

BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA 32 TUJUAN 1 :

MENINGKATKAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) YANG PRODUKTIF, BERKEPRIBADIAN DAN BERIMAN

Dijabarkan dalam 3 (tiga) sasaran dengan 10 (sepuluh) indikator. o Sasaran Meningkatnya pemahaman dan pengamalan nilai-nilai

keagamaan dalam pemerintahan dan kemasyarakatan, diukur melalui 2 (dua) indikator yaitu (1) Penurunan jumlah konflik bernuansa SARA, dan (2) Jumlah sarana prasarana sosial dan keagamaan yang mendapat bantuan.

o Sasaran Meningkatnya budaya kerja yang berkualitas dan produktif, diukur melalui 6 (enam) indikator yaitu (1) Persentase penyelesaian kasus hukuman disiplin, (2) Meningkatnya kualitas pengelolaan Keuangan Daerah (3) Prosentase penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan oleh BPK, (4) Prosentase penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan oleh BPKP, Itjen, Provinsi, APIP lainnya, (5) Prosentase penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan oleh Reguler Kabupaten, dan (6) Persentase pencapaian program legislasi daerah (Prolegda).

o Sasaran Meningkatnya kualitas dan jangkauan pelayanan sosial serta peran masyarakat dalam menurunkan penyakit masyarakat (PEKAT), diukur melalui 2 (dua) indikator yaitu (1) Prosentase penyelesaian kasus pelanggaran Perda, dan (2) Tingkat waktu tanggap (response time rate) daerah layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK)

(41)

BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA 33

TUJUAN 1 SASARAN 1

Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang produktif, berkepribadian dan beriman

Meningkatnya Pemahaman Dan Pengamalan Nilai-Nilai Keagamaan Dalam Pemerintahan Dan Kemasyarakatan

Indikator kinerja, target, realisasi dan capaian dari sasaran ini disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel : 3.2.

Pengukuran kinerja sasaran

MENINGKATNYA PEMAHAMAN DAN PENGAMALAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN

DALAM PEMERINTAHAN DAN KEMASYARAKATAN

INDIKATOR KINERJA

TAHUN 2015

KATEGORI TARGET REALISASI CAPAIAN

1. Penurunan jumlah konflik bernuansa SARA 0 0 100% Sangat memuaskan 2. Jumlah sarana prasarana sosial dan keagamaan yang mendapat bantuan 223 200 89,68% Memuaskan

Berdasarkan hasil pengukuran sasaran pada tabel 3.2. dapat disimpulkan bahwa pengukuran terhadap 2 (dua) indikator kinerja, hasil capaian adalah:

(42)

BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA 34 1 (satu) indikator mememenuhi target capaian realisasi kinerja dengan kategori sangat memuaskan dan;

1 (satu) indikator mememenuhi target capaian realisasi kinerja dengan kategori memuaskan.

Penurunan jumlah konflik bernuansa SARA,

SARA adalah berbagai pandangan dan tindakan yang didasarkan pada sentimen identitas yang menyangkut keturunan, agama, kebangsaan atau kesukuan dan golongan. Setiap tindakan yang melibatkan kekerasan, diskriminasi dan pelecehan yang didasarkan pada identitas diri dan golongan dapat dikatakan sebagai tidakan SARA. Tindakan ini mengebiri dan melecehkan kemerdekaan dan segala hak-hak dasar yang melekat pada manusia.

Sesuai dengan target, di Tabalong pada tahun 2015 tidak ada peristiwa konflik bernuansa SARA, meski tidak ada peristiwa bernuansa SARA berbagai upaya telah diupayakan antara lain melalui tindakan pencegahan dengan mengaktifkan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), seminar kerukunan umat beragama, dan merencanakan serta mengevaluasi berbagai program kegiatan untuk meningkatkan kerukunan dalam masyarakat, upaya lain adalah dengan mengaktifkan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) dan Komunitas Intelelijen Daerah (Kominda), optimalisasi peran aparat Kecamatan maupun Perangkat Desa, meningkatkan koordinasi antar aparat keamanan

(43)

BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA 35 (Kepolisian, Satuan Polisi Pamong Praja) sebagai upaya preventif untuk mencegah adanya konflik.

Peningkatan toleransi dan kerukunan dalam beragama dilaksanakan setiap tahun dengan melibatkan tokoh agama melalui sosialisasi pembinaan kerukunan antar umat beragama, sedangkan peningkatan rasa solidaritas dan ikatan sosial dikalangan masyarakat melalui kegiatan sosialisasi pemantapan wawasan kebangsaan.

Jumlah sarana prasarana sosial dan keagamaan yang mendapat bantuan, Pada tahun 2015 target sarana prasarana

sosial keagamaan yang mendapat bantuan sebanyak 223 buah, sedangkan capaian realisasi adalah sebesar 200 buah, sehingga capaia kinerja adalah 89,68% (tinggi).

Dalam UU No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pada pasal 298 ayat (5) menegaskan bahwa Belanja Hibah dapat diberikan kepada a.l: Badan, Lembaga, dan Organisasi Kemasyarakatan yang berbadan hukum lndonesia, seyogyanya bantuan di Tabalong hampir tidak dapat dilaksanakan dengan adanya ketentuan tersebut, namun dengan adanya Surat Edaran Mendagri Nomor 900/4627/SJ bahwa penyediaan anggaran belanja hibah dan bantuan sosial dilaksanakan sepanjang telah dilakukan evaluasi dan mendapatkan rekomendasi dari Kepala SKPD terkait, memperoleh pertimbangan dari TAPD dan tercantum dalam KUA/PPAS tahun anggaran berkenaan. Dengan dasar inilah

(44)

BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA 36 bantuan terhadap sarana prasarana sosial dan keagamaan dapat direalisasikan meski belum mencapai 100%, tidak terpenuhinya target 100% ini disebabkan pula oleh keterlambatan dari calon penerima hibah/bantuan yang terlambat melengkapi berkas dengan akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.

(45)

BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA 37

TUJUAN 1 SASARAN 2

Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang produktif, berkepribadian dan beriman

Meningkatnya budaya kerja yang berkualitas dan produktif

Indikator kinerja, target, realisasi dan capaian dari sasaran ini disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel : 3.3.

Pengukuran kinerja sasaran

MENINGKATNYA BUDAYA KERJA YANG BERKUALITAS DAN PRODUKTIF

INDIKATOR KINERJA

TAHUN 2015

KATEGORI TARGET REALISASI CAPAIAN

1. Persentase penyelesaian kasus hukuman disiplin 80 95 118,7% Sangat memuaskan 2. Meningkatnya kualitas pengelolaan Keuangan Daerah WTP WTP 100% Sangat memuaskan 3. Prosentase penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan, oleh : BPK 90 100 111% Sangat memuaskan 4. Prosentase penyelesaian tindak lanjut hasil 90 94 104% Sangat memuaskan

(46)

BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA 38 pengawasan, oleh : BPKP, Itjen, Provinsi, APIP lainnya 5. Prosentase penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan, oleh : Reguler Kabupaten 90 58 64% Baik 6. Persentase pencapaian prolegda 31,25 25 80% Sangat baik

Berdasarkan hasil pengukuran sasaran pada tabel 3.3. dapat disimpulkan bahwa pengukuran terhadap 6 (enam) indikator kinerja, hasil capaian adalah:

4 (empat) indikator mememenuhi target capaian realisasi kinerja dengan kategori sangat memuaskan.

1 (satu) indikator mememenuhi target capaian realisasi kinerja sangat baik dan;

1 (satu) indikator mememenuhi target capaian realisasi kinerja baik.

Persentase penyelesaian kasus hukuman disiplin,

terpenuhinya target keberhasilan dalam penanganan penyelesaian kasus hukuman disiplin tidak terlepas dari dukungan semua pihak, berbagai upaya juga telah dilakukan oleh BKD seperti sosialisasi peraturan per undang-undangan tentang disiplin PNS, melakukan

(47)

BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA 39 komunikasi dan pembinaan terhadap PNS yang terlibat pelanggaran disiplin, langkah lain yang ditempuh adalah optimalisasi terhadap kerja tim penjatuhan hukuman disiplin, membentuk tim pansus dalam mencari akurasi data dilapangan khususnya dalam hal yang menyangkut izin perceraian yang berindikasi kearah pelanggaran disiplin PNS.

Meningkatnya kualitas pengelolaan Keuangan Daerah,

untuk tahun 2014 opini BPK atas pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Tabalong adalah Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), pada tahun 2015 ditargetkan dapat mempertahankan opini WTP, mengingat hasil penilaian opini BPK terhadap pengelolaan keuangan daerah baru dapat diketahui sekitar bulan Juni dan Juli. Maka capaian realisasi pada tahun 2015 terhadap opini BPK belum dapat diketahui. Dalam rangka mempertahankan opini WTP tersebut Badan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah dengan dukungan seluruh SKPD telah berupaya dengan melaksanakan kegiatan penatausahaan aset sesuai dengan aturan yang berlaku, melaksanakan stock of name barang (persediaan barang) dengan baik, dimana posisi saldo persediaan per 31 Desember 2015 sebesar 6.487.364.368,- , melaksanakan system pengendalian internal yang memadai (pengawasan oleh pimpinan masing-masing SKPD), dan adanya kepatuhan terhadap perundang-undangan. Sedangkan untuk Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Tabalong disusun dari kompilasi laporan keuangan 79

(48)

BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA 40 SKPD yang telah terintegrasi dalam system informasi manajemen pengelolaan keuangan daerah. LKPD tersebut biasanya diserahkan pada tanggal 31 Maret.

Prosentase penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan oleh: BPK

LHP dari hasil pemeriksaan oleh BPK atas LKPD pemerintah tabalong pada tahun 2015 terdapat 34 (tiga puluh empat) buah rekomendasi. Dimana dari seluruh rekomendasi tersebut sudah ditindak lanjuti seluruhnya / 100% Penetapan tindak lanjut selesai sesuai rekomendasi dan dalam proses penyelesaian ditentukan selanjutnya oleh BPK Pusat di Jakarta.

Prosentase penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan oleh: BPKP, Itjen, Provinsi, APIP lainnya

LHP dari BPKP pada tahun 2015, terdapat 7 (tujuh) buah laporan hasil pemeriksaan, dengan jumlah temuan terbanyak 48 (empat puluh delapan) buah temuan. Dari 48 temuan trersebut sudah ditindak lanjuti sebanyak 45 (empat puluh lima) temuan / 94%.

Prosentase penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan oleh: Reguler Kabupaten

penyelesaian tindak lanjut dari hasil pemeriksaan pada kabupaten pada tahun 2015, dari target capaian sebesar 90% hanya terealisasi sebanyak 58% dengan rincian sbb :

 pada tahun 2015 ada 32 LHP yang terbit dengan jumlah rekomendasi 126 buah

(49)

BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA 41  47 buah rekomendasi selesai ditibndaklanjuti (37,30%)

 26 buah rekomendasi dalam proses penyelesaian (20,63%)

Belum tercapainya target kondisi ini disebabkan antara lain :

 Terdapat 7 (tujuh) laporan hasil pemeriksaan yang terbit pada minggu terakhir desember 2015, sehingga tim evaluasi dan monitoring cukup kesulitan menyelesaikan tindak lanjutnya.  tim evaluasi dan monitoring inspektorat jugamenyelesikan

tindak lanjut atas LHP tahun sebelumnya.

Persentase Pencapaian Prolegda

Pada tahun 2015 ini, target dari program legislasi daerah (Prolegda) sebanyak 32 Peraturan Daerah (PERDA), yang sudah disampaikan ke DPRD oleh Bupati Tabalong sebanyak 14 PERDA dan yang sudah di paripurnakan oleh DPRD sebanyak 7 PERDA, sedangkan untuk Raperda inisiatif targetnya sebanyak 2 PERDA dan yang terealisasi hanya 1 buah PERDA, dengan target di tahun 2015 penyelesaian persentase Raperda sebesar 31,25% sedangkan persentase Perda yag telah diparipurnakan sebesar 25%, maka capaian kinerja yang diperoleh adalah 80% sehingga kategorinya adalah tinggi.

(50)

BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA 42

TUJUAN 1 SASARAN 3

Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang produktif, berkepribadian dan beriman

Meningkatnya kualitas dan jangkauan pelayanan sosial serta peran masyarakat dalam menurunkan penyakit masyarakat (PEKAT)

Indikator kinerja, target, realisasi dan capaian dari sasaran ini disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel : 3.4.

Pengukuran kinerja sasaran

MENINGKATNYA KUALITAS DAN JANGKAUAN PELAYANAN SOSIAL SERTA PERAN MASYARAKAT DALAM MENURUNKAN

PENYAKIT MASYARAKAT (PEKAT)

INDIKATOR KINERJA

TAHUN 2015

KATEGORI TARGET REALISASI CAPAIAN

1. Prosentase penyelesaian kasus pelanggaran Perda 100 100 100% Sangat memuaskan 2. Tingkat waktu tanggap (response time rate) daerah

layanan Wilayah

Manajemen Kebakaran (WMK)

75 44 58,66% Cukup

Berdasarkan hasil pengukuran sasaran pada tabel 3.4. dapat disimpulkan bahwa pengukuran terhadap 2 (dua) indikator kinerja, hasil capaian adalah:

(51)

BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA 43 1 (satu) indikator mememenuhi target capaian realisasi kinerja dengan kategori sangat memuaskan dan;

1 (satu) indikator mememenuhi target capaian realisasi kinerja dengan kategori cukup.

Prosentase penyelesaian kasus pelanggaran Perda, upaya

penegakan Perda dan menciptakan ketentraman dan ketertiban umum pada umumnya adalah terkendala dengan persoalan masih lemahnya koordinasi antar instansi terkait yang belum berjalan secara optimal. Dalam hal implementasi Perda acapkali muncul adanya keterbatasan dimana belum mengatur persoalan sanksi yang memadai, sehingga terkesan pelaksanaan Perda kurang jelas dan tegas. Meskipun demikian pada tahun 2015 belum ada permasalahan pelanggaran Perda yang ditangani satpol PP sehingga target penyelesaian 100% dapat terlaksana.

Tingkat waktu tanggap (response time rate) daerah layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK), Respon time (waktu

tanggap) adalah waktu minimal yang diperlukan dimulai saat menerima informasi dari warga/penduduk sampai tiba di tempat kejadian serta langsung melakukan tindakan yang diperlukan secara cepat dan tepat sasaran di Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK). Tingkat waktu tanggap (response time) daerah layanan wilayah manajemen kebakaran (WMK) adalah rasio antara kejadian kebakaran yang tertangani dalam waktu tidak lebih dari 15 (lima belas) menit dengan jumlah kejadian kebakaran di WMK, pada tahun

(52)

BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA 44 2015 target yang telah ditetapkan di wilayah kabupaten Tabalong adalah 75%, sedangkan realisasi sebesar 44%, sehingga capaian kinerja adalah 58,66% (rendah). Rendah dan tidak tercapainya indikator ini adalah : Kabupaten Tabalong wilayah perkebunan dan kehutanan lebih besar dari wilayah permukiman masyarakat, sehingga bencana alam seperti kebakaran hutan dan lahan potensinya lebih besar ketimbang wilayah permukiman, hal lain sebagai kendala adalah sarana dan prasarana yang ada dan dimiliki oleh UPT Damkar masih minim dan sangat terbatas bila dibanding dengan rasio kebutuhan, juga masih minimnya ketrampilan dan pelatihan terhadap SDM petugas pemadam kebakaran sehingga belum memenuhi sesuai dengan harapan.

(53)

BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA 45 TUJUAN 2 :

MENINGKATKAN POTENSI SUMBER DAYA MANUSIA DAN SUMBER DAYA ALAM, DAYA SAING DAN PERTUMBUHAN EKONOMI

Dijabarkan dalam 8 (delapan) sasaran dengan 32 (tiga puluh dua) indikator

o Sasaran Meningkatnya indeks pembangunan manusia, diukur melalui 12 (dua belas) indikator yaitu (1) Indeks Pembangunan Manusia, (2) APK SD/MI/Paket A, (3) APK SMP/MTs/Paket B, (4) APM SD/MI/Paket A, (5) APM SMP/MTs/Paket B, (6) Angka Kelulusan (AL) SD/MI, (7) Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs, (8) Persentase Guru SD yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV, (9) Persentase Guru SMP/MTs Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV, (10) Angka/Jumlah Kematian Ibu melahirkan, (11) Angka/Jumlah Kematian Bayi, dan (12) Cakupan Balita Gizi Buruk Yang Mendapat Perawatan.

o Sasaran Berkembangnya ekonomi berbasis pertanian dalam arti luas, diukur melalui 3 (tiga) indikator yaitu (1) Tingkat Ketersediaan Energi dan Protein, (2) Penguatan Cadangan Pangan, dan (3) Stabilitas harga dan pasokan pangan.

o Sasaran Menurunnya angka kemiskinan, diukur melalui 2 (dua) indikator yaitu (1) Persentase Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) terhadap jumlah penduduk dan (2) Angka Kemiskinan.

(54)

BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA 46 o Sasaran Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur, diukur melalui 5 (lima) indikator yaitu (1) Persentase Jalan Kabupaten Dengan Kondisi Baik, (2) Persentase Jembatan Kabupaten Dengan Kondisi Baik, (3) Jumlah Jaringan Irigasi, (4) Rasion Rumah Layak Huni, dan (5) Persentase ketersediaan sarana angkutan darat.

o Sasaran Meningkatnya pemberdayaan perempuan dan Perlindungan anak, diukur melalui 1 (satu) indikator yaitu (1) Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan.

o Sasaran Meningkatnya kualitas SDA dan lingkungan hidup, diukur melalui 4 (empat) indikator yaitu (1) Persentase luas pemukiman yang tertata, (2) Tersedianya luasan RTH publik sebesar 30 % dari luas wilayah kota/kawasan perkotaan, (3) Pemasangan pembangkit listrik tenaga surya di daerah yang belum terjangkau PLN, dan (4) Persentase penanganan tindak lanjut pengaduan masyarakat terhadap penanganan lingkungan hidup.

o Sasaran Meningkatnya potensi pemuda, olahraga, pariwisata dan seni budaya, diukur melalui 3 (tiga) indikator yaitu (1) Kunjungan Wisatawan Mancanegara Dan Nusantara, (2) Jumlah prestasi olah raga dalam berbagai kejuaraan, dan (3) Terbentuknya tempat tujuan wisata.

o Sasaran Meningkatnya kualitas dan produksi industry kecil, menengah, dan koperasi, diukur melalui 2 (dua) indikator yaitu (1) Persentase Usaha Mikro dan Kecil, dan (2) Persentase koperasi aktif.

(55)

BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA 47

TUJUAN 2 SASARAN 1

Meningkatkan Potensi Sumber Daya Manusia Dan Sumber Daya Alam, Daya Saing Dan Pertumbuhan Ekonomi

Meningkatnya indeks pembangunan manusia

Indikator kinerja, target, realisasi dan capaian dari sasaran ini disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel : 3.5.

Pengukuran kinerja sasaran

MENINGKATNYA INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

INDIKATOR KINERJA

TAHUN 2015

KATEGORI TARGET REALISASI CAPAIAN

1. Indeks Pembangunan Manusia 72,65 69,28 95,36 Sangat memuaskan

2. APK SD/MI/Paket A 113,42 94,75 83,54 Memuaskan

3. APK

SMP/MTs/Paket B 96,69 96,52 99,82

Sangat memuaskan

4. APM SD/MI/Paket A 99,18 93,10 93,87 Sangat

memuaskan 5. APM SMP/MTs/Paket B 78,12 94,28 120,69 Sangat memuaskan 6. Angka Kelulusan (AL) SD/MI 100 96,71 96,71 Sangat memuaskan

(56)

BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA 48 7. Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs 99,83 93,83 93,99 Sangat memuaskan 8. Persentase Guru SD yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV 71,39 81,81 114,50 Sangat memuaskan 9. Persentase Guru SMP/MTs Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV 86,70 84,80 97,81 Sangat memuaskan

10. Angka Kematian Ibu 130 145,4 89,4% Memuaskan

11. Angka Kematian

Bayi 11 9,2 119,6%

Sangat memuaskan

12.

Cakupan Balita Gizi

Buruk Yang

Mendapat Perawatan

100 100 100% Sangat

memuaskan

Berdasarkan hasil pengukuran sasaran pada tabel 3.5. dapat disimpulkan bahwa pengukuran terhadap 12 (dua belas) indikator kinerja, hasil capaian adalah:

10 (sembilan) indikator mememenuhi target capaian realisasi kinerja dengan kategori sangat memuaskan; dan

2 (dua) indikator mememenuhi target capaian realisasi kinerja dengan kategori memuaskan;

(57)

BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA 49

Indeks Pembangunan Manusia

Dengan adanya metode perhitungan baru, secara umum level IPM dengan menggunakan metode baru lebih rendah dibanding dengan IPM metode lama. Akibatnya terjadi perubahan peringkat IPM, namun peringkat tidak bisa dibandingkan karena adanya perbedaan metodologi dan indikator. IPM Tabalong pada tahun 2015 ditarget sebesar 72,65 hal ini sesuai dengan RPJMD Tabalong tahun 2015-2019, dalam realisasinya berdasarkan angka sementara (*) dari BPS Tabalong mencapai 69,28, sehingga capaian kinerjanya adalah 95,36% (sangat memuaskan)

Kemajuan pembangunan manusia secara umum ditunjukkan oleh angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM), yaitu dari aspek pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Aspek pendidikan diwakili oleh indeks rata-rata lama sekolah, aspek kesehatan diwakili oleh rasio hidup dan aspek ekonomi direpresentasikan oleh kemampuan daya beli. Mengacu dari data BPS Tabalong untuk IPM Kabupaten Tabalong tahun 2014 dengan metode penghitungan baru sebesar 68,36, lebih tinggi dibanding dengan angka Kalimantan Selatan yaitu 67,63. Pembangunan manusia di Kabupaten Tabalong mengalami kemajuan di bandingkan tahun-tahun sebelumnya. Peningkatan ini terutama di picu oleh semakin membaiknya mutu pendidikan dan pelayanan kesehatan secara umum. Infrastruktur sekolah dan layanan kesehatan sudah

(58)

BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA 50 menjangkau sampai 131 desa / kelurahan di Kabupaten Tabalong lebih terus ditingkatkan pelayanan terhadap masyarakat.

Angka harapan hidup merupakan perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas yang mencerminkan kualitas fisik penduduk. Pada tahun 2015 mencapai AHH 69,59(*). Konsumsi riil perkapita penduduk Tabalong pada tahun 2014 sebesar 10,1 juta. Konsumsi tersebut adalah konsumsi riil yang sudah disesuaikan dengan daya beli penduduk Tabalong. Daya beli penduduk Tabalong dihitung dengan perbandingan harga barang di Tabalong dan di Jakarta Selatan yang meliputi 66 komoditas makanan dan 30 komoditas non makanan.

Indeks Pembangunan Manusia mencerminkan indikator pembangunan daerah. Perbandingan antar daerah dapat dilihat pada tabel, Tabalong pada tahun 2014 mencapai 68,36. Bila diurutkan ada di urutan 3 se kalimantan selatan, hal ini menjadi tanggungjawab yang berat bagi pemerintah daerah untuk meningkatkan semua komponen pembangunan manusia ini.

(59)

BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA 51 Tabel 3.6.

PERINGKAT IPM DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Kab/Kota IPM PERINGKAT

Tanah Laut 66.50 6 Kotabaru 65.76 7 Banjar 65.71 8 Barito Kuala 62.56 12 Tapin 66.99 4 HSS 65.25 10 HST 65.37 9 HSU 61.32 13 Tabalong 68.36 3 Tanbu 66.94 5 Balangan 64.44 11 Banjarmasin 74.94 2 Banjarbaru 77.30 1 Kalimantan Selatan 67.63 Sumber : BPS Kalsel Keterangan :

IPM < 60 : IPM rendah IPM 60 - 70 : IPM sedang IPM 70 – 80 : IPM tinggi

(60)

BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA 52

Angka Partisipasi Kasar (APK) SD

Hasil capaian ini dihitung dari jumlah siswa dijenjang pendidikan tertentu dibagi jumlah penduduk kelompok usia sesuai jenjangnya dikali 100.Realisasi indikator pada tahun 2015 sebesar 94,75% ( Jumlah Siswa SD/MI 25.529siswa dibagi jumlah penduduk usia 7-12 tahun 27.421 siswa x 100) dari target 113,42 % atau capaian Indikator kinerja sebesar 83,54%.

Pada indikator ini terealisasi sebesar 94,75 %, dibanding dengan target yaitu 113,42 % sehingga capaian indikator kinerjanya sebesar 83,54%. Realisasi ini didapat dari Jumlah Peserta Didik yang duduk di SD/MI sederajad (25.982 siswa) dibagi dengan Jumlah Penduduk kelompok usia 7-12 tahun (27.421 orang) dikali 100 persen. Tercapainya realisasi indikator tersebut hingga 94,75% tersebut adalah merupakan imbasan dari dampak banyaknya peserta didik kabupaten/provinsi tetangga yang berbatasan dengan Kabupaten Tabalong, terutama pada sekolah-sekolah dasar yang langsung berbatasan dengan Kabupaten/provinsi tetangga seperti KabupatenPaser, Kabupaten Barito Timur, Kabupaten Balangan dan Kabupaten HSU yang pindah sekolah ikut orang tua. Capaian realisasi kinerja tahun 2015 dibandingkan dengan tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 18,02% pada angka 112,77%.

(61)

BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA 53

Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP

Hasil capaian ini dihitung dari jumlah siswa dijenjang pendidikan tertentu dibagi jumlah penduduk kelompok usia sesuai jenjangnya dikali 100. Realisasi indikator ini pada tahun 2015sebesar 96,52% (Jumlah siswa usia SMP 26.129 siswa dibagi jumlah penduduk usia 13-15 sebanyak 27.421 siswa dikali 100) dari target 96,69% atau capaian kinerja sebesar 99,82%.

Realisasi indikator ini pada tahun 2015 sebesar 96,52% dari target 96,69% atau capaian kinerja sebesar 99,82%. Realisasi ini didapat dari Jumlah Peserta Didik yang duduk di SMP/MTs sederajad (12.629 siswa) dibagi dengan Jumlah Penduduk kelompok usia 13-15 tahun (13.084 orang) dikali 100 persen. Apabila dilihat dari capaian realisasi tahun 2015 terhadap target yang ditetapkan sudah mencapai kategori sangat baik serta apabila dibandingkan dengan capaian realisasi tahun 2014 naik sebesar 0,53% pada angka 95,99%, dan bila dibandingkan dengan target nasional untuk mencapai APK Tuntas Madya sebesar 98,00 % hingga akhir periode RPJMD 2019. Periode RPJMD dengan waktu berjalan tersisa 4 tahun untuk mencapai APK Tuntas Madya, diharapkan setiap tahunnya dapat ditargetkan peningkatan APK sebesar 0,05%, dengan terus mengupayakan keberlanjutan program pemberian BOS dan BSM/PIP khususnya bagi peserta didik yang kurang mampu agar dapat bertahan disekolah tersebut dan dalam rangka pendidikan gratis wajar 9 tahun. Namun juga terus

Gambar

Tabel : 1.3.  Berdasarkan Golongan/Kepangkatan  GOLONGAN  IV  III  II  I  JLH  A  B  C  D  E  A  B  C  D  A  B  C  D  A  B  C  D  1,265  152  25  0  0  649  843  668  594  170  216  413  330  14  37  39  33  5,448  Grafik 1.3

Referensi

Dokumen terkait

Agar kepercayaan dan kenyamanan pelanggan TV kabel terjaga maka sistem informasi iuran TV kabel berbasis web merupakan suatu solusi untuk permasalahan yang ada pada

Trans 7 (Analisis Tema Authentic Halal Greek Food Yunani) karya Umrotul Fadilah mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Islam Negeri Walisongo

Dibutuhkan suatu media dalam hal ini adalah aplikasi pada multi platform smartphone, yaitu smartphone berbasis sistem operasi Android, BlackBerry, dan Symbian yang

Berdasarkan analisis dari hasil dan pembahasan penelitian, didapatkan hasil yang tidak bermakna secara statistik (p=0.5) pada kejadian komplikasi pada proses penyembuhan

Definisi Bioinformatika menurut Fredj Tekaia dari Institut Pasteur [TEKAIA2004] adalah: &#34;metode matematika, statistik dan komputasi yang bertujuan untuk

Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Tahun 2020 Badan Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat merupakan hasil kinerja Tahun 2020 atau tahun pertama

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah BPBD Kabupaten Gresik ini merupakan laporan capaian kinerja (performance results) selama tahun 2020, dengan kata lain Laporan

atas segala rahmat, taufiq serta hidayah-Nya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Manajemen Stres Istri yang