• Tidak ada hasil yang ditemukan

inkontinensia urin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "inkontinensia urin"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

DAFTAR

DAFTAR ISI ISI 11

BAB

BAB I I : : PANDAHULUAN PANDAHULUAN 22

1.1

1.1 LATAR LATAR BELAKANG BELAKANG 22

1.2

1.2 TUJUAN TUJUAN 22

BAB

BAB II II : : PEMBAHAPEMBAHASAN SAN 33

2.1 2.1 ANAMNESIS ANAMNESIS 33 2.2 2.2 PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN 33 2.3 2.3 DIAGNOSIS DIAGNOSIS 55 2.3.1

2.3.1 DIFFERENTIAL DIFFERENTIAL DIAGNOSIS DIAGNOSIS 55 2.3.2

2.3.2 WORKING WORKING DIAGNOSIS DIAGNOSIS 66

2.4

2.4 ETIOLOGI ETIOLOGI 66

2.5

2.5 PATOFISIOLOGI PATOFISIOLOGI 88

2.6

2.6 KLASIFIKASI KLASIFIKASI INKONTINEINKONTINENSIA NSIA URIN URIN 1212 2.7 2.7 KOMPLIKASI KOMPLIKASI 1414 2.8 2.8 PENATALAKSANAAN PENATALAKSANAAN 1414 2.9 2.9 PROGNOSIS PROGNOSIS 1717 2.10 2.10 PREVENTIF PREVENTIF 1717 BAB

BAB III III : : PENUTUP PENUTUP 1818

3.1

3.1 KESIMPULAN KESIMPULAN 1818

3.2

3.2 SARAN SARAN 1818

DAFTAR

(2)
(3)

B

B

A

A

BB

II

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

1.1 Latar 

1.1 Latar BelBelakangakang

Pembahasan tentang proses menua semakin sering muncul dengan Pembahasan tentang proses menua semakin sering muncul dengan beratambahnya populasi usia lanjut di berbagai belahan dunia. Telah banyak beratambahnya populasi usia lanjut di berbagai belahan dunia. Telah banyak dikemukaan bahwa proses menua amat dipengaruhi oleh interaksi faktor genetik dikemukaan bahwa proses menua amat dipengaruhi oleh interaksi faktor genetik dan lingkunganseharusnya dianggap sebagai suatu proses normal dan tidak dan lingkunganseharusnya dianggap sebagai suatu proses normal dan tidak selalu menyebabkan gangguan fungsi atau penyaki. Proses penuaan secara selalu menyebabkan gangguan fungsi atau penyaki. Proses penuaan secara umum terdapat kecenderungan menurunnya kapasitas fungsional baik pada umum terdapat kecenderungan menurunnya kapasitas fungsional baik pada tingkat selular maupun pada tingkat oragan sejalan dengan proses menua. tingkat selular maupun pada tingkat oragan sejalan dengan proses menua.  Akibat penurunan kapasitas fungsional tersebut, orang lanjut usia biasanya tidak  Akibat penurunan kapasitas fungsional tersebut, orang lanjut usia biasanya tidak berespon pada berbagai rangsangan, baik internal maupun eksternal, sesensitif  berespon pada berbagai rangsangan, baik internal maupun eksternal, sesensitif  yang dapat dilakukan orang yang lebih muda. Menurunnya respon tersebut yang dapat dilakukan orang yang lebih muda. Menurunnya respon tersebut cenderung membuat oarng usia lanjut sulit untuk memelihara kestabilan cenderung membuat oarng usia lanjut sulit untuk memelihara kestabilan homeostatis tubuh.

homeostatis tubuh.

Salah satunya adalah inkontinensia urin dimana terjadi ketidakmampuan Salah satunya adalah inkontinensia urin dimana terjadi ketidakmampuan seseorang dalam menahan air kencingnya. Inkontinensia urin merupakan salah seseorang dalam menahan air kencingnya. Inkontinensia urin merupakan salah satu keluhan utama pada penderita lanjut usia, batasan inkontinensia adalah satu keluhan utama pada penderita lanjut usia, batasan inkontinensia adalah pengluaran urin tanpa disadari, dalam jumlah dan frekuensi yang cukup sehingga pengluaran urin tanpa disadari, dalam jumlah dan frekuensi yang cukup sehingga mengakibatkan masalah gangguan kesehatan atau sosial.

mengakibatkan masalah gangguan kesehatan atau sosial. 1.2 Tujuan

1.2 Tujuan

  Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk megetahui   Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk megetahui mengenai inkontinensia urin meliputi; pemeriksaan, penyebab, komplikasi, dan mengenai inkontinensia urin meliputi; pemeriksaan, penyebab, komplikasi, dan cara penanganannya.

(4)
(5)

B B

A

A

BB

II

II

ISI

ISI

2.1 Anamnesis 2.1 Anamnesis

  Adalah komunikasi antara dokter dengan pasien atau keluarga pasien   Adalah komunikasi antara dokter dengan pasien atau keluarga pasien atau orang terdekat dari pasien tersebut. Menanyakan keluhan utama dan atau orang terdekat dari pasien tersebut. Menanyakan keluhan utama dan keluhan penyerta.

keluhan penyerta.

Pada inkontinensia, pasien datang dengan keluhan sering tidak dapat Pada inkontinensia, pasien datang dengan keluhan sering tidak dapat menahan kencing sehingga sering kencing dicelana sebelum sampai ke WC. menahan kencing sehingga sering kencing dicelana sebelum sampai ke WC. Passien juga mengatakan kadang saat tertawa dengan bersemangat, tanpa Passien juga mengatakan kadang saat tertawa dengan bersemangat, tanpa ssadar terkencing-kencing. Sedangkan penyakit jantung, darah tinggi, kencing ssadar terkencing-kencing. Sedangkan penyakit jantung, darah tinggi, kencing manis sebelumnya tidak ada.

manis sebelumnya tidak ada. 2.2 Pemeriksaan

2.2 Pemeriksaan

y

y Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik1-31-3

Tujuan pemeriksaan fisik adalah mengenali pemicu inkontinensia urin dan Tujuan pemeriksaan fisik adalah mengenali pemicu inkontinensia urin dan membantu menetapkan patofisiologinya. Selain pemeriksaan fisik umum yang membantu menetapkan patofisiologinya. Selain pemeriksaan fisik umum yang selalu harus dilakukan, pemeriksaan terhadap abdomen, genitalia, rectum, fungsi selalu harus dilakukan, pemeriksaan terhadap abdomen, genitalia, rectum, fungsi neurologis, dan pelvis (pada wanita) sangat diperlukan.

neurologis, dan pelvis (pada wanita) sangat diperlukan.

y

y Pemeriksaan abdomen harus mengenali adanya kandung kemih yangPemeriksaan abdomen harus mengenali adanya kandung kemih yang

penuh, rasa nyeri, massa, atau riwayat pembedahan. penuh, rasa nyeri, massa, atau riwayat pembedahan.

y

y Kondisi kulit dan abnormalitas anatomis harus diidentifikasi ketikaKondisi kulit dan abnormalitas anatomis harus diidentifikasi ketika

memeriksa genitalia. memeriksa genitalia.

y

y Pemeriksaan rectum terutama dilakukan untuk medapatkan adanyaPemeriksaan rectum terutama dilakukan untuk medapatkan adanya

obstipasi atau skibala, dan evaluasi tonus sfingter, sensasi perineal, dan obstipasi atau skibala, dan evaluasi tonus sfingter, sensasi perineal, dan refleks bulbokavernosus. Nodul prostat dapat dikenali pada saat refleks bulbokavernosus. Nodul prostat dapat dikenali pada saat pemeriksaan rectum.

pemeriksaan rectum.

y

y Pemeriksaan pelvis mengevaluasi adanya atrofi mukosa, vaginitis atrofi,Pemeriksaan pelvis mengevaluasi adanya atrofi mukosa, vaginitis atrofi,

massa, tonus otot, prolaps pelvis, dan adanya sistokel atau rektokel. massa, tonus otot, prolaps pelvis, dan adanya sistokel atau rektokel.

y

y Evaluasi neurologis sebagian diperoleh saat pemeriksaan rectum ketikaEvaluasi neurologis sebagian diperoleh saat pemeriksaan rectum ketika

pemeriksan sensasi perineum, tonus anus, dan refles bulbokavernosus. pemeriksan sensasi perineum, tonus anus, dan refles bulbokavernosus.

(6)
(7)

Pemeriksaan neurologis juga perlu mengevaluasi penyakit-penyakit yang Pemeriksaan neurologis juga perlu mengevaluasi penyakit-penyakit yang dapat diobati seperti kompresi medula spinalis dan penyakit parkinson. dapat diobati seperti kompresi medula spinalis dan penyakit parkinson. Pemeriksaan fisik seyogyanya juga meliputi pengkajian tehadap status Pemeriksaan fisik seyogyanya juga meliputi pengkajian tehadap status fungsional dan kognitif, memperhatikan apakah pasien menyadari keinginan fungsional dan kognitif, memperhatikan apakah pasien menyadari keinginan untuk berkemih dan mengunakan toilet.

untuk berkemih dan mengunakan toilet.

y

y Tes diganostikTes diganostik

Menurut Ouslander, tes diagnostik pada inkontinensia perlu dilakukan Menurut Ouslander, tes diagnostik pada inkontinensia perlu dilakukan untuk mengidentifikasi faktor yang potensial mengakibatkan inkontinensia, untuk mengidentifikasi faktor yang potensial mengakibatkan inkontinensia, mengidentifikasi kebutuhan klien dan menentukan tipe inkontinensia.

mengidentifikasi kebutuhan klien dan menentukan tipe inkontinensia. Mengukur sisa urin setelah berkemih, dilakukan dengan cara :

Mengukur sisa urin setelah berkemih, dilakukan dengan cara :

Setelah buang air kecil, pasang kateter, urin yang keluar melalui kateter  Setelah buang air kecil, pasang kateter, urin yang keluar melalui kateter  diukur atau menggunakan pemeriksaan ultrasonik pelvis, bila sisa urin > 100 cc diukur atau menggunakan pemeriksaan ultrasonik pelvis, bila sisa urin > 100 cc berarti pengosongan kandung kemih tidak adekuat.

berarti pengosongan kandung kemih tidak adekuat. Urinalisis

Urinalisis

Dilakukan terhadap spesimen urin yang bersih untuk mendeteksi adanya Dilakukan terhadap spesimen urin yang bersih untuk mendeteksi adanya faktor yang berperan terhadap terjadinya inkontinensia urin seperti hematuri, faktor yang berperan terhadap terjadinya inkontinensia urin seperti hematuri, piouri, bakteriuri, glukosuria, dan proteinuria. Tes diagnostik lanjutan perlu piouri, bakteriuri, glukosuria, dan proteinuria. Tes diagnostik lanjutan perlu dilanjutkan bila evaluasi awal didiagnosis belum jelas. Tes lanjutan tersebut dilanjutkan bila evaluasi awal didiagnosis belum jelas. Tes lanjutan tersebut adalah :

adalah :

y

y Tes laboratorium tambahan seperti kultur urin, blood urea nitrogen,Tes laboratorium tambahan seperti kultur urin, blood urea nitrogen,

creatinin, kalsium glukosa sitologi. creatinin, kalsium glukosa sitologi.

y

y Tes urodinamik --> untuk mengetahui anatomi dan fungsi saluran kemihTes urodinamik --> untuk mengetahui anatomi dan fungsi saluran kemih

bagian bawah bagian bawah

y

y Tes tekanan urethra --> mengukur tekanan di dalam urethra saat istirahatTes tekanan urethra --> mengukur tekanan di dalam urethra saat istirahat

dan saat dianmis. dan saat dianmis.

y

(8)
(9)

y

y Pemeriksaan penunjuangPemeriksaan penunjuang

Uji urodinamik sederhana dapat dilakukan tanpa menggunakan alat-alat Uji urodinamik sederhana dapat dilakukan tanpa menggunakan alat-alat mahal. Sisa-sisa urin pasca berkemih perlu diperkirakan pada pemeriksaan fisis. mahal. Sisa-sisa urin pasca berkemih perlu diperkirakan pada pemeriksaan fisis. Pengukuran yang spesifik dapat dilakukan dengan ultrasound atau kateterisasi Pengukuran yang spesifik dapat dilakukan dengan ultrasound atau kateterisasi urin. Merembesnya urin pada saat dilakukan penekanan dapat juga dilakukan. urin. Merembesnya urin pada saat dilakukan penekanan dapat juga dilakukan. Evaluasi tersebut juga harus dikerjakan ketika kandung kemih penuh dan ada Evaluasi tersebut juga harus dikerjakan ketika kandung kemih penuh dan ada desakan keinginan untuk berkemih. Diminta untuk batuk ketika sedang diperiksa desakan keinginan untuk berkemih. Diminta untuk batuk ketika sedang diperiksa dalam posisi litotomi atau berdiri. Merembesnya urin seringkali dapat dilihat. dalam posisi litotomi atau berdiri. Merembesnya urin seringkali dapat dilihat. Informasi yang dapat diperoleh antara lain saat pertama ada keinginan Informasi yang dapat diperoleh antara lain saat pertama ada keinginan berkemih, ada atau tidak adanya kontraksi kandung kemih tak terkendali, dan berkemih, ada atau tidak adanya kontraksi kandung kemih tak terkendali, dan kapasitas kandung kemih.

kapasitas kandung kemih. 2.3 Diagnosis

2.3 Diagnosis

2.3.1 Differential Diagnosis 2.3.1 Differential Diagnosis

Inkontinensia

Inkontinensia overflow overflow merupakan hilangnya kendali miksi involunter yangmerupakan hilangnya kendali miksi involunter yang

berhubungan dengan distensi kandung kemih yang berlebihan. Hal ini dapat berhubungan dengan distensi kandung kemih yang berlebihan. Hal ini dapat terjadi secara sekunder dari kerusakan otot detrusor yang memicu kelemahan terjadi secara sekunder dari kerusakan otot detrusor yang memicu kelemahan detrusor. Selain itu obstruksi uretra juga dapat memicu distensi kandung kemih detrusor. Selain itu obstruksi uretra juga dapat memicu distensi kandung kemih dan

dan inkontinensi overflow.inkontinensi overflow. InkontinensiaInkontinensia overflow overflow terjadi pada keadaan kandungterjadi pada keadaan kandung

kemih yang lumpuh akut atau kronik yang terisi terlalu penuh, sehingga tekanan kemih yang lumpuh akut atau kronik yang terisi terlalu penuh, sehingga tekanan kandung kemih dapat naik tinggi, meningkatnya tegangan kandung kemih akibat kandung kemih dapat naik tinggi, meningkatnya tegangan kandung kemih akibat obstruksi prostat hipertrofi pada laki-laki atau lemahnya otot detrusor akibat obstruksi prostat hipertrofi pada laki-laki atau lemahnya otot detrusor akibat diabetes melitus, trauma medula spinalis, obat-obatan. Manifestasi klinisnya diabetes melitus, trauma medula spinalis, obat-obatan. Manifestasi klinisnya berupa pengosongan kandung

berupa pengosongan kandung kemih kemih yang tidak sempurna yang tidak sempurna mengakibatkan urinemengakibatkan urine menetes lewat uretra secara intermitten atau keluar tetes demi tetes.

menetes lewat uretra secara intermitten atau keluar tetes demi tetes. Inkontinen

Inkontinensia urin tipe sia urin tipe fungsional terjadi akibat penurunan berat fungsi ffungsional terjadi akibat penurunan berat fungsi f isikisik dan kognitif sehingga pasien tidak dapat mencapai toilet pada saat yang tepat. dan kognitif sehingga pasien tidak dapat mencapai toilet pada saat yang tepat. Hal ini terjadi biasanya pada demensia berat, penglihatan yang buruk, Hal ini terjadi biasanya pada demensia berat, penglihatan yang buruk, keengganan ke toilet karena depresi, kecemasan atau kemarahan, drunkeness, keengganan ke toilet karena depresi, kecemasan atau kemarahan, drunkeness, atau berada dalam situasi di mana tidak mungkin untuk mencapai atau berada dalam situasi di mana tidak mungkin untuk mencapai toilet,gangguan mobiditas, gangguan neurologik dan psikologik.

(10)
(11)

2.3.1 W

2.3.1 Workiorking ng DiagnosDiagnosisis Pada

Pada kasus kasus ini, ini, pasien menderita pasien menderita inkontineninkontinentia tia campuran campuran (inkontinent(inkontinentiaia stress dan inkontinentia urgensi). Dikarenakan inkontinentia stress dapat terjadi stress dan inkontinentia urgensi). Dikarenakan inkontinentia stress dapat terjadi akibat outlet kandung kemih atau sfingter yang tidak kompeten. Apa saja yang akibat outlet kandung kemih atau sfingter yang tidak kompeten. Apa saja yang mengakibatkan tambahan tekanan abdominal. Tambahan tekanan mengakibatkan tambahan tekanan abdominal. Tambahan tekanan intra-abdominal dapat terjadi akibat obesitas, kehamilan, mengangkat barang berat, abdominal dapat terjadi akibat obesitas, kehamilan, mengangkat barang berat, batuk, bersin,

batuk, bersin, tertawa, gerak tertawa, gerak badan, dan badan, dan seterusnya. seterusnya. Sedangkan Sedangkan inkontineninkontinentiatia urgensi dikaitkan pengeluaran urine yang tidak dapat ditahan dan segera keluar  urgensi dikaitkan pengeluaran urine yang tidak dapat ditahan dan segera keluar  (urgensi).

(urgensi).33 kelainan ini dibagi 2 subtipe yaitu motorik dan sensorik. Subtipekelainan ini dibagi 2 subtipe yaitu motorik dan sensorik. Subtipe motorik disebabkan oleh lesi pada sistem saraf pusat seperti stroke, parkinson, motorik disebabkan oleh lesi pada sistem saraf pusat seperti stroke, parkinson, tumor otak dan sklerosis multiple atau adanya lesi pada medula spinalis tumor otak dan sklerosis multiple atau adanya lesi pada medula spinalis suprasakral, subtipe semsorik disebabkan oleh hipersensitivitas kandung kemih suprasakral, subtipe semsorik disebabkan oleh hipersensitivitas kandung kemih akibat sinsitis, uretritis dan divertikulitis.

akibat sinsitis, uretritis dan divertikulitis. 2.4 Etiologi

2.4 Etiologi

Seiring dengan bertambahnya usia, ada beberapa perubahan pada Seiring dengan bertambahnya usia, ada beberapa perubahan pada anatomi dan fungsi organ kemih, antara lain: melemahnya otot dasar panggul anatomi dan fungsi organ kemih, antara lain: melemahnya otot dasar panggul akibat kehamilan berkali-kali, kebiasaan mengejan yang salah, atau batuk kronis. akibat kehamilan berkali-kali, kebiasaan mengejan yang salah, atau batuk kronis. Ini mengakibatkan seseorang tidak dapat menahan air seni. Selain itu, adanya Ini mengakibatkan seseorang tidak dapat menahan air seni. Selain itu, adanya kontraksi (gerakan) abnormal dari dinding kandung kemih, sehingga walaupun kontraksi (gerakan) abnormal dari dinding kandung kemih, sehingga walaupun kandung kemih baru terisi sedikit, sudah menimbulkan rasa ingin berkemih.

kandung kemih baru terisi sedikit, sudah menimbulkan rasa ingin berkemih.1,41,4

Penyebab Inkontinensia Urine (IU) antara lain terkait dengan gangguan di Penyebab Inkontinensia Urine (IU) antara lain terkait dengan gangguan di saluran kemih bagian bawah, efek obat-obatan, produksi urin meningkat atau saluran kemih bagian bawah, efek obat-obatan, produksi urin meningkat atau adanya gangguan kemampuan/keinginan ke toilet. Gangguan saluran kemih adanya gangguan kemampuan/keinginan ke toilet. Gangguan saluran kemih bagian bawah bisa karena infeksi. Jika terjadi infeksi saluran kemih, maka bagian bawah bisa karena infeksi. Jika terjadi infeksi saluran kemih, maka tatalaksananya adalah terapi antibiotika. Apabila vaginitis atau uretritis atrofi tatalaksananya adalah terapi antibiotika. Apabila vaginitis atau uretritis atrofi penyebabnya, maka dilakukan terapi estrogen topical. Terapi perilaku harus penyebabnya, maka dilakukan terapi estrogen topical. Terapi perilaku harus dilakukan jika pasien baru menjalani prostatektomi. Dan, bila terjadi impaksi dilakukan jika pasien baru menjalani prostatektomi. Dan, bila terjadi impaksi feses, maka harus dihilangkan misalnya dengan makanan kaya serat, mobilitas, feses, maka harus dihilangkan misalnya dengan makanan kaya serat, mobilitas, asupan cairan yang adekuat, atau jika perlu penggunaan laksatif. Inkontinensia asupan cairan yang adekuat, atau jika perlu penggunaan laksatif. Inkontinensia Urine juga bisa terjadi karena produksi urin berlebih karena berbagai sebab. Urine juga bisa terjadi karena produksi urin berlebih karena berbagai sebab. Misalnya gangguan metabolik, seperti diabetes melitus, yang harus terus Misalnya gangguan metabolik, seperti diabetes melitus, yang harus terus

(12)
(13)

dipantau. Sebab lain adalah asupan cairan yang berlebihan yang bisa diatasi dipantau. Sebab lain adalah asupan cairan yang berlebihan yang bisa diatasi dengan mengurangi asupan cairan yang bersifat diuretika seperti kafein.

dengan mengurangi asupan cairan yang bersifat diuretika seperti kafein.

Gagal jantung kongestif juga bisa menjadi faktor penyebab produksi urin Gagal jantung kongestif juga bisa menjadi faktor penyebab produksi urin meningkat dan harus dilakukan terapi medis yang sesuai. Gangguan meningkat dan harus dilakukan terapi medis yang sesuai. Gangguan kemampuan ke toilet bisa disebabkan oleh penyakit kronik, trauma, atau kemampuan ke toilet bisa disebabkan oleh penyakit kronik, trauma, atau gangguan mobilitas. Untuk mengatasinya penderita harus diupayakan ke toilet gangguan mobilitas. Untuk mengatasinya penderita harus diupayakan ke toilet secara teratur atau menggunakan substitusi toilet. Apabila penyebabnya adalah secara teratur atau menggunakan substitusi toilet. Apabila penyebabnya adalah masalah psikologis, maka hal itu harus disingkirkan dengan terapi non masalah psikologis, maka hal itu harus disingkirkan dengan terapi non farmakologik atau farmakologik yang tepat. Pasien lansia, kerap mengonsumsi farmakologik atau farmakologik yang tepat. Pasien lansia, kerap mengonsumsi obat-obatan tertentu karena penyakit yang dideritanya. Obat-obatan ini bisa obat-obatan tertentu karena penyakit yang dideritanya. Obat-obatan ini bisa sebagai µbiang keladi¶ mengompol pada orang-orang tua. Jika kondisi ini yang sebagai µbiang keladi¶ mengompol pada orang-orang tua. Jika kondisi ini yang terjadi, maka penghentian atau penggantian obat jika memungkinkan, penurunan terjadi, maka penghentian atau penggantian obat jika memungkinkan, penurunan dosis atau modifikasi jadwal pemberian obat.

dosis atau modifikasi jadwal pemberian obat.

Golongan obat yang berkontribusi pada IU, yaitu diuretika, antikolinergik, Golongan obat yang berkontribusi pada IU, yaitu diuretika, antikolinergik, analgesik, narkotik, antagonis adrenergic alfa, agonic adrenergic alfa, ACE analgesik, narkotik, antagonis adrenergic alfa, agonic adrenergic alfa, ACE inhibitor, dan kalsium antagonik. Golongan psikotropika seperti antidepresi, inhibitor, dan kalsium antagonik. Golongan psikotropika seperti antidepresi, antipsikotik, dan sedatif hipnotik juga memiliki andil dalam IU. Kafein dan alcohol antipsikotik, dan sedatif hipnotik juga memiliki andil dalam IU. Kafein dan alcohol   juga berperan dalam terjadinya mengompol. Selain hal-hal yang disebutkan   juga berperan dalam terjadinya mengompol. Selain hal-hal yang disebutkan diatas inkontinensia urine juga terjadi akibat kelemahan otot dasar panggul, diatas inkontinensia urine juga terjadi akibat kelemahan otot dasar panggul, karena kehamilan, pasca melahirkan, kegemukan (obesitas), menopause, usia karena kehamilan, pasca melahirkan, kegemukan (obesitas), menopause, usia lanjut, kurang aktivitas dan operasi vagina. Penambahan berat dan tekanan lanjut, kurang aktivitas dan operasi vagina. Penambahan berat dan tekanan selama kehamilan dapat menyebabkan melemahnya otot dasar panggul karena selama kehamilan dapat menyebabkan melemahnya otot dasar panggul karena ditekan selama sembilan bulan.

ditekan selama sembilan bulan.44

Proses persalinan juga dapat membuat otot-otot dasar panggul rusak Proses persalinan juga dapat membuat otot-otot dasar panggul rusak akibat regangan otot dan jaringan penunjang serta robekan jalan lahir, sehingga akibat regangan otot dan jaringan penunjang serta robekan jalan lahir, sehingga dapat meningkatkan risiko terjadinya inkontinensia urine. Dengan menurunnya dapat meningkatkan risiko terjadinya inkontinensia urine. Dengan menurunnya kadar hormon estrogen pada wanita di usia menopause (50 tahun ke atas), akan kadar hormon estrogen pada wanita di usia menopause (50 tahun ke atas), akan terjadi penurunan tonus otot vagina dan otot pintu saluran kemih (uretra), terjadi penurunan tonus otot vagina dan otot pintu saluran kemih (uretra), sehingga menyebabkan terjadinya inkontinensia urine. Faktor risiko yang lain sehingga menyebabkan terjadinya inkontinensia urine. Faktor risiko yang lain adalah obesitas atau kegemukan, riwayat operasi kandungan dan lainnya juga adalah obesitas atau kegemukan, riwayat operasi kandungan dan lainnya juga berisiko mengakibatkan inkontinensia. Semakin tua seseorang semakin besar  berisiko mengakibatkan inkontinensia. Semakin tua seseorang semakin besar 

(14)
(15)

kemungkinan mengalami inkontinensia urine, karena terjadi perubahan struktur  kemungkinan mengalami inkontinensia urine, karena terjadi perubahan struktur  kandung kemih dan otot dasar panggul.

kandung kemih dan otot dasar panggul. 2.5

2.5 PatofisiolPatofisiologiogi

Proses berkemih normal merupakan proses dinamis yang memerlukan Proses berkemih normal merupakan proses dinamis yang memerlukan rangkaian koordinasi proses fisiologik berurutan yang pada dasarnya dibagi rangkaian koordinasi proses fisiologik berurutan yang pada dasarnya dibagi menjadi 2 fase yaitu, fase pengisisan

menjadi 2 fase yaitu, fase pengisisan,, dengan kandung kemih berfungsi sebagaidengan kandung kemih berfungsi sebagai

reservoar urine

reservoar urine yang masuk secara berangsur-angsur dari ureter, dan fase miksiyang masuk secara berangsur-angsur dari ureter, dan fase miksi

dengan kandung kemih befungsi sebagai pompa serta menuangkan urine melalui dengan kandung kemih befungsi sebagai pompa serta menuangkan urine melalui uretra dalam waktu relatif singkat.

uretra dalam waktu relatif singkat. Pada keadaan normal selama fase pengisianPada keadaan normal selama fase pengisian tidak terjadi kebocoran urine, walaupun kandung kemih penuh atau tekanan tidak terjadi kebocoran urine, walaupun kandung kemih penuh atau tekanan intraabdomen meningkat seperti sewaktu batuk, meloncat-loncat atau kencing intraabdomen meningkat seperti sewaktu batuk, meloncat-loncat atau kencing dan peningkatan isi kandung kemih memperbesar keinginan ini. Pada keadaan dan peningkatan isi kandung kemih memperbesar keinginan ini. Pada keadaan normal, dalam hal demikian pun tidak terjadi kebocoran di luar kesadaran. Pada normal, dalam hal demikian pun tidak terjadi kebocoran di luar kesadaran. Pada fase pengosongan, isi seluruh kandung kemih dikosongkan sama sekali. Orang fase pengosongan, isi seluruh kandung kemih dikosongkan sama sekali. Orang dewasa dapat mempercepat atau memperlambat miksi menurut kehendaknya dewasa dapat mempercepat atau memperlambat miksi menurut kehendaknya secara sadar, tanpa dipengaruhi kuatnya rasa ingin kencing. Cara kerja kandung secara sadar, tanpa dipengaruhi kuatnya rasa ingin kencing. Cara kerja kandung kemih yaitu sewaktu fase pengisian otot kandung kemih tetap kendor sehingga kemih yaitu sewaktu fase pengisian otot kandung kemih tetap kendor sehingga meskipun volume kandung kemih meningkat, tekanan di dalam kandung kemih meskipun volume kandung kemih meningkat, tekanan di dalam kandung kemih tetap rendah. Sebaliknya otot-otot yang merupakan mekanisme penutupan selalu tetap rendah. Sebaliknya otot-otot yang merupakan mekanisme penutupan selalu dalam keadaan tegang. Dengan demikian maka uretra tetap tertutup. Sewaktu dalam keadaan tegang. Dengan demikian maka uretra tetap tertutup. Sewaktu miksi, tekanan di dalam kandung kemih meningkat karena kontraksi aktif miksi, tekanan di dalam kandung kemih meningkat karena kontraksi aktif otot-ototnya, sementara terjadi pengendoran mekanisme penutup di dalam uretra. ototnya, sementara terjadi pengendoran mekanisme penutup di dalam uretra. Uretra membuka dan urine memancar keluar. Ada semacam kerjasama antara Uretra membuka dan urine memancar keluar. Ada semacam kerjasama antara otot-otot kandung kemih dan uretra, baik semasa fase pengisian maupun otot-otot kandung kemih dan uretra, baik semasa fase pengisian maupun sewaktu fase pengeluaran. Pada kedua fase itu urine tidak boleh mengalir balik sewaktu fase pengeluaran. Pada kedua fase itu urine tidak boleh mengalir balik ke dalam ureter (refluks).

ke dalam ureter (refluks).1,5,61,5,6

Proses berkemih normal melibatkan mekanisme dikendalikan dan tanpa Proses berkemih normal melibatkan mekanisme dikendalikan dan tanpa kendali. Sfingter uretra eksternal dan otot dasar panggul berada dibawah kontrol kendali. Sfingter uretra eksternal dan otot dasar panggul berada dibawah kontrol volunter dan disuplai oleh saraf pudenda, sedangkan otot detrusor kandung volunter dan disuplai oleh saraf pudenda, sedangkan otot detrusor kandung kemih dan sfingter uretra internal berada di bawah kontrol sistem safar otonom, kemih dan sfingter uretra internal berada di bawah kontrol sistem safar otonom, yang mungkin dimodulasi oleh korteks otak. Kandung kemih terdiri atas 4 lapisan, yang mungkin dimodulasi oleh korteks otak. Kandung kemih terdiri atas 4 lapisan, yakni lapisan serosa, lapisan otot detrusor, lapisan submukosa dan lapisan yakni lapisan serosa, lapisan otot detrusor, lapisan submukosa dan lapisan mukosa. Ketika otot detrusor berelaksasi, pengisian kandung kemih terjadi dan mukosa. Ketika otot detrusor berelaksasi, pengisian kandung kemih terjadi dan

(16)
(17)

bila otot kandung kemih berkontraksi pengosongan kandung kemih atau proses bila otot kandung kemih berkontraksi pengosongan kandung kemih atau proses berkemih berlangsung. otot detrusor adalah otot kontraktil yang terdiri atas berkemih berlangsung. otot detrusor adalah otot kontraktil yang terdiri atas beberapa lapisan kandung kemih. Mekanisme detrusor meliputi otot detrusor, beberapa lapisan kandung kemih. Mekanisme detrusor meliputi otot detrusor, saraf pelvis, medula spinalis dan pusat saraf yang mengontrol berkemih. Ketika saraf pelvis, medula spinalis dan pusat saraf yang mengontrol berkemih. Ketika kandung kemih seseorang mulai terisi oleh urin, rangsangan saraf diteruskan kandung kemih seseorang mulai terisi oleh urin, rangsangan saraf diteruskan melalui saraf pelvis dan medula spinalis ke pusar saraf kortikal dan subkortikal. melalui saraf pelvis dan medula spinalis ke pusar saraf kortikal dan subkortikal. Pusat subkortikal (pada ganglia basal dan serebelum) menyebabkan kandung Pusat subkortikal (pada ganglia basal dan serebelum) menyebabkan kandung kemih berelaksasi sehingga dapat mengisi tanpa menyebabkan seseorang kemih berelaksasi sehingga dapat mengisi tanpa menyebabkan seseorang mengalami desakan untuk berkemih. Ketika pengisian kandung kemih berlanjut, mengalami desakan untuk berkemih. Ketika pengisian kandung kemih berlanjut, rasa penggebungan kandung kemih disadari, dan pusat kortikal (pada lobus rasa penggebungan kandung kemih disadari, dan pusat kortikal (pada lobus frontal), bekerja menghambat pengeluaran urin. Gangguan pada pusat kortikal frontal), bekerja menghambat pengeluaran urin. Gangguan pada pusat kortikal dan subkortikal karena obat atau penyakit dapat mengurangi kemampuan dan subkortikal karena obat atau penyakit dapat mengurangi kemampuan menunda pengeluaran urin. Komponen penting dalam mekanisme sfingter adalah menunda pengeluaran urin. Komponen penting dalam mekanisme sfingter adalah hubungan urethra dengan kandung kemih dan rongga perut. Mekanisme sfingter  hubungan urethra dengan kandung kemih dan rongga perut. Mekanisme sfingter  berkemih memerlukan agulasi yang tepat antara urethra dan kandung kemih. berkemih memerlukan agulasi yang tepat antara urethra dan kandung kemih. Fungsi sfingter urethra normal juga tergantung pada posisi yang tepat dari Fungsi sfingter urethra normal juga tergantung pada posisi yang tepat dari urethra sehiingga dapat meningkatkan tekanna intraabdomen secara efektif  urethra sehiingga dapat meningkatkan tekanna intraabdomen secara efektif  ditrasmisikan ke uretre. Bila uretra pada posisi yang tepat, urin tidak akan keluar  ditrasmisikan ke uretre. Bila uretra pada posisi yang tepat, urin tidak akan keluar  pada saat tekanan atau batuk yang meningkatkan tekanan intraabdomen. pada saat tekanan atau batuk yang meningkatkan tekanan intraabdomen. Mekanisme dasar proses berkemih diatur oleh refleks-refleks yang berpusat di Mekanisme dasar proses berkemih diatur oleh refleks-refleks yang berpusat di medula spinalis segmen sakral yang dikenal sebagai pusat berkemih. Pada fase medula spinalis segmen sakral yang dikenal sebagai pusat berkemih. Pada fase pengisian kandung kemih, terjadi peningkatan aktivitas saraf otonom simpatis pengisian kandung kemih, terjadi peningkatan aktivitas saraf otonom simpatis yang mengakibatkan penutupan leher kandung kemih, relaksasi dinding kandung yang mengakibatkan penutupan leher kandung kemih, relaksasi dinding kandung kemih serta penghambatan aktivitas parasimpatis dan mempertahankan inversi kemih serta penghambatan aktivitas parasimpatis dan mempertahankan inversi somatik pada otot dasar panggul. Pada fase pengosongan, aktivitas simpatis dan somatik pada otot dasar panggul. Pada fase pengosongan, aktivitas simpatis dan somatik menurun, sedangkan parasimpatis meningkat sehingga terjadi kontraksi somatik menurun, sedangkan parasimpatis meningkat sehingga terjadi kontraksi otot detrusor dan pembukaan leher kandung kemih. Proses reflek ini dipengaruhi otot detrusor dan pembukaan leher kandung kemih. Proses reflek ini dipengaruhi oleh sistem saraf yang lebih tinggi yaitu batang otak, korteks serebri dan oleh sistem saraf yang lebih tinggi yaitu batang otak, korteks serebri dan serebelum.

serebelum.

Pada usia lanjut biasanya ada beberapa jenis inkontinensia urin yaitu ada Pada usia lanjut biasanya ada beberapa jenis inkontinensia urin yaitu ada inkontinensia urin tipe stress, inkontinensia tipe urgensi, tipe fungsional dan tipe inkontinensia urin tipe stress, inkontinensia tipe urgensi, tipe fungsional dan tipe overflow. Patofisiologi yang akan dibahas adalah inkontinensia urin tipe stress overflow. Patofisiologi yang akan dibahas adalah inkontinensia urin tipe stress dimana inkontinensia urin tipe stres merupakan inkontinensia urin yang paling dimana inkontinensia urin tipe stres merupakan inkontinensia urin yang paling banyak dijumai pada perempuan. Ada sebuah penelitian yang melaporkan bahwa banyak dijumai pada perempuan. Ada sebuah penelitian yang melaporkan bahwa

(18)
(19)

inkontinensia urin stres ternyata tidak hanya disebabkan oleh kegagalan inkontinensia urin stres ternyata tidak hanya disebabkan oleh kegagalan penyokong uretr tetapi juga karena penutupan leher vesika yang tidak adekuat penyokong uretr tetapi juga karena penutupan leher vesika yang tidak adekuat dan gangguan pada sestem kendali kontinensia urin (neuromuskular). dan gangguan pada sestem kendali kontinensia urin (neuromuskular). Pemahaman itu memicu kesimpulan bahwa tatalaksana yang diberikan pada Pemahaman itu memicu kesimpulan bahwa tatalaksana yang diberikan pada perempuan dengan inkontinensia urin harus disesuaikan dengan jenis perempuan dengan inkontinensia urin harus disesuaikan dengan jenis inkontinensia urin dan penyebab kerusakan; sebaiknya tatalaksana ini tidak inkontinensia urin dan penyebab kerusakan; sebaiknya tatalaksana ini tidak disamaratakan untuk semua kasus inkontinensia urin. Untuk lebih memahami disamaratakan untuk semua kasus inkontinensia urin. Untuk lebih memahami patofisiologinya, inkontinensia urin akan dibahas dengan pendekatan anatomi patofisiologinya, inkontinensia urin akan dibahas dengan pendekatan anatomi dan f

dan fisioloisiologi.gi.1,51,5

Gambar 1. Tampak lateral mekanisme kontinensia yang memperlihatkan pendesakan fasia Gambar 1. Tampak lateral mekanisme kontinensia yang memperlihatkan pendesakan fasia endopelvis menuju fascia arkus tendinosus pelvis dan otot l

endopelvis menuju fascia arkus tendinosus pelvis dan otot l evator ani.evator ani.11

Irisan lateral organ panggul pada gambar 1 menunjukkan anatomi yang Irisan lateral organ panggul pada gambar 1 menunjukkan anatomi yang berkaitan dengan sistem kendali kontinensia. Beberapa komponen penting yang berkaitan dengan sistem kendali kontinensia. Beberapa komponen penting yang berperan ialah otot levator ani yang berjalan dari tulang pubis menuju ke sfingter  berperan ialah otot levator ani yang berjalan dari tulang pubis menuju ke sfingter  ani dibalik rectum untuk menyokong organ pelvis. Otot itu berjalan disebelah ani dibalik rectum untuk menyokong organ pelvis. Otot itu berjalan disebelah lateral fascia arkus tendinosus pelvis yang merupakan fasia endopelvis yang lateral fascia arkus tendinosus pelvis yang merupakan fasia endopelvis yang menghubungkan tulang pubis dengan spina isiadika. Fasia tersebut cenderung menghubungkan tulang pubis dengan spina isiadika. Fasia tersebut cenderung berperan pasif dalam mekanisme kontinensia tetapi hubungan fascia itu dengan berperan pasif dalam mekanisme kontinensia tetapi hubungan fascia itu dengan otot levator ani merupakan elemen penting dalam sistem kendali in. Hubungan otot levator ani merupakan elemen penting dalam sistem kendali in. Hubungan tersebut memungkinkan kontraksi aktif otot pelvis untuk memicu elevasi leher  tersebut memungkinkan kontraksi aktif otot pelvis untuk memicu elevasi leher  vesika. Aktivitas konstn normal otot levator ani menyokong leher vesika dalam vesika. Aktivitas konstn normal otot levator ani menyokong leher vesika dalam proses miksi normal.

proses miksi normal.

Salah satu pertanyaan penting ialah bagaimana aparatus itu dapat Salah satu pertanyaan penting ialah bagaimana aparatus itu dapat menjaga uretra tertutup rapat walaupun tekanan dalam vesika meningkat pada menjaga uretra tertutup rapat walaupun tekanan dalam vesika meningkat pada

(20)
(21)

waktu batuk keras tanpa dapat mendesak urin keluar melalui uretra. Pada model waktu batuk keras tanpa dapat mendesak urin keluar melalui uretra. Pada model konseptul dijelaskan bahwa stabilitas lapisan penyokong cenderung lebih konseptul dijelaskan bahwa stabilitas lapisan penyokong cenderung lebih mempengaruhi terjadinya kontinensia dibandingkan dengan tinggi uretra. Individu mempengaruhi terjadinya kontinensia dibandingkan dengan tinggi uretra. Individu dengan lapisan penyokong yang kuat, uretra akan ditekan antara tekanan dengan lapisan penyokong yang kuat, uretra akan ditekan antara tekanan abdominal dan fasia pelvis pada arah yang sama. Kondisi tersebut diibaratkan abdominal dan fasia pelvis pada arah yang sama. Kondisi tersebut diibaratkan saaat seseorang dapat menghentikan aliran air yang melalui selang taman saaat seseorang dapat menghentikan aliran air yang melalui selang taman dengan menginjak selang dan menekan ke arah lantai keras yang mendasari. dengan menginjak selang dan menekan ke arah lantai keras yang mendasari. Jika lapisan dibawah uretra tidak stabil dan tidak memberikan tahanan yang Jika lapisan dibawah uretra tidak stabil dan tidak memberikan tahanan yang kokoh terhadap tekanan abdominal yang menekan uretra, maka tekanan yang kokoh terhadap tekanan abdominal yang menekan uretra, maka tekanan yang berlawanan akan menyebabkan hilangnya penutupan dan kerja oklusi akan berlawanan akan menyebabkan hilangnya penutupan dan kerja oklusi akan berkurang. Kondisi yang terjadi selanjutnya dapat diibaratkan seperti saat berkurang. Kondisi yang terjadi selanjutnya dapat diibaratkan seperti saat seseorang mencoba menghentikan aliran air melalui selang taman dengan seseorang mencoba menghentikan aliran air melalui selang taman dengan menginjak selang yang berada di atas tanah liat.

menginjak selang yang berada di atas tanah liat.

 Analog tersebut juga dapat menjelaskan mengapa pada inkontinensia urin  Analog tersebut juga dapat menjelaskan mengapa pada inkontinensia urin dapat terbentuk sistoureterokel yang besar dan pada pasien dengan uretra yang dapat terbentuk sistoureterokel yang besar dan pada pasien dengan uretra yang terletak jauh dibawah posisi normal sering kali tidak dapat menjalankan fungsi terletak jauh dibawah posisi normal sering kali tidak dapat menjalankan fungsi kontinensia dengan baik. Jika lapisan suburetral dapat mempertahankan kontinensia dengan baik. Jika lapisan suburetral dapat mempertahankan stabilitasnya maka mekanisme itu dipertahankan efektif (gambar 2).

stabilitasnya maka mekanisme itu dipertahankan efektif (gambar 2).

Gambar 2. A. tekanan abd

Gambar 2. A. tekanan abdominal medesak uretra terhadap pominal medesak uretra terhadap penyokong uretra. enyokong uretra. B. Pada gambar B. Pada gambar  ini, jaringan penyokong tidak stabil sehingga tidak membentuk jaringan yang kokoh saat uretra ini, jaringan penyokong tidak stabil sehingga tidak membentuk jaringan yang kokoh saat uretra ditekan. C. Sistouretrokel terbentuk saat uretra terletak lebih rendah dari normal tetapi memiliki ditekan. C. Sistouretrokel terbentuk saat uretra terletak lebih rendah dari normal tetapi memiliki lapisan penyokong kuat yang memungkinkan kompresi uretra.

(22)
(23)

2.6 Klasifikasi Inkontinensia Urin 2.6 Klasifikasi Inkontinensia Urin1-31-3

y

y Inkontinensia Urin Akut ReversibelInkontinensia Urin Akut Reversibel

Pasien delirium mungkin tidak sadar saat mengompol atau tak dapat pergi Pasien delirium mungkin tidak sadar saat mengompol atau tak dapat pergi ke toilet sehingga berkemih tidak pada tempatnya. Bila delirium teratasi maka ke toilet sehingga berkemih tidak pada tempatnya. Bila delirium teratasi maka inkontinensia urin umumnya juga akan teratasi. Setiap kondisi yang menghambat inkontinensia urin umumnya juga akan teratasi. Setiap kondisi yang menghambat mobilisasi pasien dapat memicu timbulnya inkontinensia urin fungsional atau mobilisasi pasien dapat memicu timbulnya inkontinensia urin fungsional atau memburuknya inkontinensia persisten, seperti fraktur tulang pinggul, stroke, memburuknya inkontinensia persisten, seperti fraktur tulang pinggul, stroke, arthritis dan sebagainya.

arthritis dan sebagainya.

Resistensi urin karena obat-obatan, atau obstruksi anatomis dapat pula Resistensi urin karena obat-obatan, atau obstruksi anatomis dapat pula menyebabkan inkontinensia urin. Keadaan inflamasi pada vagina dan urethra menyebabkan inkontinensia urin. Keadaan inflamasi pada vagina dan urethra (vaginitis dan urethritis) mungkin akan memicu inkontinensia urin. Konstipasi juga (vaginitis dan urethritis) mungkin akan memicu inkontinensia urin. Konstipasi juga sering menyebabkan inkontinensia akut.

sering menyebabkan inkontinensia akut.

Berbagai kondisi yang menyebabkan poliuria dapat memicu terjadinya Berbagai kondisi yang menyebabkan poliuria dapat memicu terjadinya inkontinensia urin, seperti glukosuria atau kalsiuria. Gagal jantung dan inkontinensia urin, seperti glukosuria atau kalsiuria. Gagal jantung dan insufisiensi vena dapat menyebabkan edema dan nokturia yang kemudian insufisiensi vena dapat menyebabkan edema dan nokturia yang kemudian mencetuskan terjadinya inkontinensia urin nokturnal. Berbagai macam obat juga mencetuskan terjadinya inkontinensia urin nokturnal. Berbagai macam obat juga dapat mencetuskan terjadinya inkontinensia urin seperti Calcium Channel dapat mencetuskan terjadinya inkontinensia urin seperti Calcium Channel Blocker, agonist adrenergic alfa, analgesic narcotic, psikotropik, antikolinergik Blocker, agonist adrenergic alfa, analgesic narcotic, psikotropik, antikolinergik dan diuretic.

dan diuretic.

Untuk mempermudah mengingat penyebab inkontinensia urin akut Untuk mempermudah mengingat penyebab inkontinensia urin akut

reversible dapat dilihat akronim di bawah ini :

reversible dapat dilihat akronim di bawah ini :

D

D --> Delirium--> Delirium R

R --> Restriksi mobilitas, retensi urin--> Restriksi mobilitas, retensi urin II --> Infeksi, inflamasi, Impaksi--> Infeksi, inflamasi, Impaksi

P

(24)
(25)

y

y Inkontinensia Urin PersistenInkontinensia Urin Persisten

Inkontinensia urin persisten dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara, Inkontinensia urin persisten dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara, meliputi anatomi, patofisiologi dan klinis. Untuk kepentingan praktek klinis, meliputi anatomi, patofisiologi dan klinis. Untuk kepentingan praktek klinis, klasifikasi klinis lebih bermanfaat karena dapat membantu evaluasi dan intervensi klasifikasi klinis lebih bermanfaat karena dapat membantu evaluasi dan intervensi klinis.

klinis.

Kategori klinis meliputi : Kategori klinis meliputi : a.

a. Inkontinensia urin stress (stres inkontinence)Inkontinensia urin stress (stres inkontinence)

Tak terkendalinya aliran urin akibat meningkatnya tekanan intraabdominal, Tak terkendalinya aliran urin akibat meningkatnya tekanan intraabdominal, seperti pada saat batuk, bersin atau berolah raga. Umumnya disebabkan oleh seperti pada saat batuk, bersin atau berolah raga. Umumnya disebabkan oleh melemahnya otot dasar panggul, merupakan penyebab tersering inkontinensia melemahnya otot dasar panggul, merupakan penyebab tersering inkontinensia urin pada lansia di bawah 75 tahun. Lebih sering terjadi pada wanita tetapi urin pada lansia di bawah 75 tahun. Lebih sering terjadi pada wanita tetapi mungkin terjadi pada laki-laki akibat kerusakan pada sfingter urethra setelah mungkin terjadi pada laki-laki akibat kerusakan pada sfingter urethra setelah pembedahan transurethral dan radiasi. Pasien mengeluh mengeluarkan urin pembedahan transurethral dan radiasi. Pasien mengeluh mengeluarkan urin pada saat tertawa, batuk, atau berdiri. Jumlah urin yang keluar dapat sedikit atau pada saat tertawa, batuk, atau berdiri. Jumlah urin yang keluar dapat sedikit atau banyak.

banyak.77

b.

b. Inkontinensia urin urgensi (urgency inkontinence)Inkontinensia urin urgensi (urgency inkontinence)

Keluarnya urin secara tak terkendali dikaitkan dengan sensasi keinginan Keluarnya urin secara tak terkendali dikaitkan dengan sensasi keinginan berkemih. Inkontinensia urin jenis ini umumnya dikaitkan dengan kontraksi berkemih. Inkontinensia urin jenis ini umumnya dikaitkan dengan kontraksi detrusor tak terkendali (detrusor overactivity). Masalah-masalah neurologis sering detrusor tak terkendali (detrusor overactivity). Masalah-masalah neurologis sering dikaitkan dengan inkontinensia urin urgensi ini, meliputi stroke, penyakit dikaitkan dengan inkontinensia urin urgensi ini, meliputi stroke, penyakit Parkinson, demensia dan cedera medula spinalis. Pasien mengeluh tak cukup Parkinson, demensia dan cedera medula spinalis. Pasien mengeluh tak cukup waktu untuk sampai di toilet setelah timbul keinginan untuk berkemih sehingga waktu untuk sampai di toilet setelah timbul keinginan untuk berkemih sehingga timbul peristiwa inkontinensia urin. Inkontinensia tipe urgensi ini merupakan timbul peristiwa inkontinensia urin. Inkontinensia tipe urgensi ini merupakan penyebab tersering inkontinensia pada lansia di atas 75 tahun. Satu variasi penyebab tersering inkontinensia pada lansia di atas 75 tahun. Satu variasi inkontinensia urgensi adalah hiperaktifitas detrusor dengan kontraktilitas yang inkontinensia urgensi adalah hiperaktifitas detrusor dengan kontraktilitas yang terganggu. Pasien mengalami kontraksi involunter tetapi tidak dapat terganggu. Pasien mengalami kontraksi involunter tetapi tidak dapat mengosongkan kandung kemih sama sekali. Mereka memiliki gejala seperti mengosongkan kandung kemih sama sekali. Mereka memiliki gejala seperti inkontinensia urin stress, overflow dan obstruksi. Oleh karena itu perlu untuk inkontinensia urin stress, overflow dan obstruksi. Oleh karena itu perlu untuk

(26)
(27)

mengenali kondisi tersebut karena dapat menyerupai ikontinensia urin tipe lain mengenali kondisi tersebut karena dapat menyerupai ikontinensia urin tipe lain sehingga penanganannya tidak tepat.

sehingga penanganannya tidak tepat.77

c. Inkontinensia urin luapan / overflow (overflow incontinence) c. Inkontinensia urin luapan / overflow (overflow incontinence)

Tidak terkendalinya pengeluaran urin dikaitkan dengan distensi kandung Tidak terkendalinya pengeluaran urin dikaitkan dengan distensi kandung kemih yang berlebihan. Hal ini disebabkan oleh obstruksi anatomis, seperti kemih yang berlebihan. Hal ini disebabkan oleh obstruksi anatomis, seperti pembesaran prostat, faktor neurogenik pada diabetes melitus atau sclerosis pembesaran prostat, faktor neurogenik pada diabetes melitus atau sclerosis multiple, yang menyebabkan berkurang atau tidak berkontraksinya kandung multiple, yang menyebabkan berkurang atau tidak berkontraksinya kandung kemih, dan faktor-faktor obat-obatan. Pasien umumnya mengeluh keluarnya kemih, dan faktor-faktor obat-obatan. Pasien umumnya mengeluh keluarnya sedikit urin tanpa adanya sensasi bahwa kandung kemih sudah penuh.

sedikit urin tanpa adanya sensasi bahwa kandung kemih sudah penuh.77

d. Inkontinensia urin fungsional d. Inkontinensia urin fungsional

Memerlukan identifikasi semua komponen tidak terkendalinya pengeluaran Memerlukan identifikasi semua komponen tidak terkendalinya pengeluaran urin akibat faktor-faktor di luar saluran kemih. Penyebab tersering adalah urin akibat faktor-faktor di luar saluran kemih. Penyebab tersering adalah demensia berat, masalah muskuloskeletal berat, faktor lingkungan yang demensia berat, masalah muskuloskeletal berat, faktor lingkungan yang menyebabkan kesulitan untuk pergi ke kamar mandi, dan faktor psikologis.

menyebabkan kesulitan untuk pergi ke kamar mandi, dan faktor psikologis. 2.7 Komplikasi

2.7 Komplikasi88

Inkontinensia urin dapat menimbulkan komplikasi infeksi saluran kemih, Inkontinensia urin dapat menimbulkan komplikasi infeksi saluran kemih, lecet pada area bokong sampai dengan ulkus dekubitus karena selalu lembab, lecet pada area bokong sampai dengan ulkus dekubitus karena selalu lembab, serta jatuh dan fraktur akibat terpeleset oleh urin yang tercecer.

serta jatuh dan fraktur akibat terpeleset oleh urin yang tercecer. 2.8 Penatalaksanaan

2.8 Penatalaksanaan

Pada umumnya terapi inkontinensia urine adalah dengan cara operasi. Pada umumnya terapi inkontinensia urine adalah dengan cara operasi.   Akan tetapi pada kasus ringan ataupun sedang, bisa dicoba dengan terapi   Akan tetapi pada kasus ringan ataupun sedang, bisa dicoba dengan terapi konservatif. Latihan otot dasar panggul adalah terapi non operatif yang paling konservatif. Latihan otot dasar panggul adalah terapi non operatif yang paling populer, selain itu juga dipakai obat-obatan, stimulasi dan pemakaian alat populer, selain itu juga dipakai obat-obatan, stimulasi dan pemakaian alat mekanis.

mekanis.

Penatalaksanaan inkontinensia urin menurut Muller adalah mengurangi Penatalaksanaan inkontinensia urin menurut Muller adalah mengurangi faktor resiko, mempertahankan homeostasis, mengontrol inkontinensia urin, faktor resiko, mempertahankan homeostasis, mengontrol inkontinensia urin, modifikasi lingkungan, medikasi, latihan otot pelvis dan pembedahan.

(28)
(29)

y

y Terapi non farmakologiTerapi non farmakologi

Dilakukan dengan mengoreksi penyebab yang mendasari timbulnya Dilakukan dengan mengoreksi penyebab yang mendasari timbulnya inkontinensia urin, seperti hiperplasia prostat, infeksi saluran kemih, diuretik, gula inkontinensia urin, seperti hiperplasia prostat, infeksi saluran kemih, diuretik, gula darah tinggi, dan lain-lain. Adapun terapi yang dapat dilakukan adalah :

darah tinggi, dan lain-lain. Adapun terapi yang dapat dilakukan adalah :

y

y Melakukan latihan menahan kemih (memperpanjang interval waktuMelakukan latihan menahan kemih (memperpanjang interval waktu

berkemih) dengan teknik relaksasi dan distraksi sehingga frekwensi berkemih) dengan teknik relaksasi dan distraksi sehingga frekwensi berkemih 6-7 x/hari. Lansia diharapkan dapat menahan keinginan untuk berkemih 6-7 x/hari. Lansia diharapkan dapat menahan keinginan untuk berkemih bila belum waktunya. Lansia dianjurkan untuk berkemih pada berkemih bila belum waktunya. Lansia dianjurkan untuk berkemih pada interval waktu tertentu, mula-mula setiap jam, selanjutnya diperpanjang interval waktu tertentu, mula-mula setiap jam, selanjutnya diperpanjang secara bertahap sampai lansia ingin berkemih setiap 2-3 jam.

secara bertahap sampai lansia ingin berkemih setiap 2-3 jam.1-31-3

y

y Membiasakan berkemih pada waktu-waktu yang telah ditentukan sesuaiMembiasakan berkemih pada waktu-waktu yang telah ditentukan sesuai

dengan kebiasaan lansia. dengan kebiasaan lansia.9,109,10

y

y Promted voiding dilakukan dengan cara mengajari lansia mengenalPromted voiding dilakukan dengan cara mengajari lansia mengenal

kondisi berkemih mereka serta dapat memberitahukan petugas atau kondisi berkemih mereka serta dapat memberitahukan petugas atau pengasuhnya bila ingin berkemih. Teknik ini dilakukan pada lansia dengan pengasuhnya bila ingin berkemih. Teknik ini dilakukan pada lansia dengan gangguan fungsi kognitif (berpikir).

gangguan fungsi kognitif (berpikir).

y

y Melakukan latihan otot dasar panggul dengan mengkontraksikan ototMelakukan latihan otot dasar panggul dengan mengkontraksikan otot

dasar panggul secara berulang-ulang. Adapun cara-cara dasar panggul secara berulang-ulang. Adapun cara-cara mengkontraksikan otot dasar panggul tersebut adalah dengan cara :

mengkontraksikan otot dasar panggul tersebut adalah dengan cara :

y

y Berdiri di lantai dengan kedua kaki diletakkan dalam keadaan terbuka,Berdiri di lantai dengan kedua kaki diletakkan dalam keadaan terbuka,

kemudian pinggul digoyangkan ke kanan dan ke kiri ± 10 kali, ke depan ke kemudian pinggul digoyangkan ke kanan dan ke kiri ± 10 kali, ke depan ke belakang ± 10 kali, dan berputar searah dan berlawanan dengan jarum belakang ± 10 kali, dan berputar searah dan berlawanan dengan jarum  jam ± 10 kali.

 jam ± 10 kali.

y

y Gerakan seolah-olah memotong feses pada saat kita buang air besar Gerakan seolah-olah memotong feses pada saat kita buang air besar 

dilakukan ± 10 kali. dilakukan ± 10 kali.

Hal ini dilakukan agar otot dasar panggul menjadi lebih kuat dan urethra dapat Hal ini dilakukan agar otot dasar panggul menjadi lebih kuat dan urethra dapat tertutup dengan baik.

(30)
(31)

y

y Terapi farmakologiTerapi farmakologi

y

y Obat-obat yang dapat diberikan pada inkontinensia urgen adalahObat-obat yang dapat diberikan pada inkontinensia urgen adalah

antikolinergik seperti Oxybutinin, Propantteine, Dicylomine, flavoxate, antikolinergik seperti Oxybutinin, Propantteine, Dicylomine, flavoxate, Imipramine.

Imipramine.

y

y Pada inkontinensia stress diberikan alfa adrenergic agonis, yaituPada inkontinensia stress diberikan alfa adrenergic agonis, yaitu

pseudoephedrine untuk meningkatkan retensi urethra. pseudoephedrine untuk meningkatkan retensi urethra.

y

y Pada sfingter relax diberikan kolinergik agonis seperti Bethanechol atauPada sfingter relax diberikan kolinergik agonis seperti Bethanechol atau

alfakolinergik antagonis seperti prazosin untuk stimulasi kontraksi, dan alfakolinergik antagonis seperti prazosin untuk stimulasi kontraksi, dan terapi diberikan secara singkat.

terapi diberikan secara singkat.

y

y Terapi pembedahanTerapi pembedahan

Terapi ini dapat dipertimbangkan pada inkontinensia tipe stress dan Terapi ini dapat dipertimbangkan pada inkontinensia tipe stress dan urgensi, bila terapi non farmakologis dan farmakologis tidak berhasil. urgensi, bila terapi non farmakologis dan farmakologis tidak berhasil. Inkontinensia tipe overflow umumnya memerlukan tindakan pembedahan untuk Inkontinensia tipe overflow umumnya memerlukan tindakan pembedahan untuk menghilangkan retensi urin. Terapi ini dilakukan terhadap tumor, batu, menghilangkan retensi urin. Terapi ini dilakukan terhadap tumor, batu, divertikulum, hiperplasia prostat, dan prolaps pelvic (pada wanita).

divertikulum, hiperplasia prostat, dan prolaps pelvic (pada wanita).

y

y Modalitas lainModalitas lain

Sambil melakukan terapi dan mengobati masalah medik yang Sambil melakukan terapi dan mengobati masalah medik yang menyebabkan inkontinensia urin, dapat pula digunakan beberapa alat bantu bagi menyebabkan inkontinensia urin, dapat pula digunakan beberapa alat bantu bagi lansia yang mengalami inkontinensia urin, diantaranya adalah pampers, kateter, lansia yang mengalami inkontinensia urin, diantaranya adalah pampers, kateter, dan alat bantu toilet seperti urinal, komod dan bedpan.

dan alat bantu toilet seperti urinal, komod dan bedpan.

y

y PampersPampers

Dapat digunakan pada kondisi akut maupun pada kondisi dimana Dapat digunakan pada kondisi akut maupun pada kondisi dimana pengobatan sudah tidak berhasil mengatasi inkontinensia urin. Namun pengobatan sudah tidak berhasil mengatasi inkontinensia urin. Namun pemasangan pampers juga dapat menimbulkan masalah seperti luka lecet bila pemasangan pampers juga dapat menimbulkan masalah seperti luka lecet bila   jumlah air seni melebihi daya tampung pampers sehingga air seni keluar dan   jumlah air seni melebihi daya tampung pampers sehingga air seni keluar dan akibatnya kulit menjadi lembab, selain itu dapat menyebabkan kemerahan pada akibatnya kulit menjadi lembab, selain itu dapat menyebabkan kemerahan pada kulit, gatal, dan alergi.

(32)
(33)

y

y Kateter Kateter 

Kateter menetap tidak dianjurkan untuk digunakan secara rutin karena Kateter menetap tidak dianjurkan untuk digunakan secara rutin karena dapat menyebabkan infeksi saluran kemih, dan juga terjadi pembentukan dapat menyebabkan infeksi saluran kemih, dan juga terjadi pembentukan batu. Selain kateter menetap, terdapat kateter sementara yang merupakan batu. Selain kateter menetap, terdapat kateter sementara yang merupakan alat yang secara rutin digunakan untuk mengosongkan kandung kemih. alat yang secara rutin digunakan untuk mengosongkan kandung kemih. Teknik ini digunakan pada pasien yang tidak dapat mengosongkan Teknik ini digunakan pada pasien yang tidak dapat mengosongkan kandung kemih. Namun teknik ini juga beresiko menimbulkan infeksi pada kandung kemih. Namun teknik ini juga beresiko menimbulkan infeksi pada saluran kemih.

saluran kemih.9,109,10

y

y Alat bantu toiletAlat bantu toilet

Seperti urinal, komod dan bedpan yang digunakan oleh orang usia lanjut Seperti urinal, komod dan bedpan yang digunakan oleh orang usia lanjut yang tidak mampu bergerak dan menjalani tirah baring. Alat bantu tersebut yang tidak mampu bergerak dan menjalani tirah baring. Alat bantu tersebut akan menolong lansia terhindar dari jatuh serta membantu memberikan akan menolong lansia terhindar dari jatuh serta membantu memberikan kemandirian pada lansia dalam menggunakan toilet.

kemandirian pada lansia dalam menggunakan toilet.9,109,10

2.9 Prognosis 2.9 Prognosis88

y

y Inkontinensia urin tipe sterss biasanya dapat diatasi dengan latihan ototInkontinensia urin tipe sterss biasanya dapat diatasi dengan latihan otot

dasar panggul, prognesia cukup baik. dasar panggul, prognesia cukup baik.

y

y Inkontinensia urin tipe urgensi atau overactive blader umumnya dapatInkontinensia urin tipe urgensi atau overactive blader umumnya dapat

diperbaiki

diperbaiki dengan dengan obat obat obat obat golongan golongan antimuskariniantimuskarinik, k, prognosis prognosis cukupcukup baik.

baik.

y

y Inkontinensia urin tipe overflow, tergantung pada penyebabnya (misalnyaInkontinensia urin tipe overflow, tergantung pada penyebabnya (misalnya

dengan mengatasi sumbatan / retensi urin). dengan mengatasi sumbatan / retensi urin). 2.10 Preventif 

(34)
(35)

B

B

A

A

BB

III

III

KESIMPULAN

KESIMPULAN

Inkontinensia urine adalah ketidakmampuan menahan kencing. Inkontinensia urine adalah ketidakmampuan menahan kencing.   Anamnesis dan pemeriksaan fisik yang baik, dengan beberapa prosedur    Anamnesis dan pemeriksaan fisik yang baik, dengan beberapa prosedur 

diagnostik yang diperlukan mempunyai hasil yang baik untuk menegakkan diagnostik yang diperlukan mempunyai hasil yang baik untuk menegakkan diagnosis gangguan ini. Jenis inkontinensia urine yang utama yaitu inkontinensia diagnosis gangguan ini. Jenis inkontinensia urine yang utama yaitu inkontinensia stres, urgensi, luapan dan fungsional. Penatalaksanaan konservatif dilakukan stres, urgensi, luapan dan fungsional. Penatalaksanaan konservatif dilakukan pada kasus inkompetem sfingter uretra sebelum terapi bedah. Bila dasar  pada kasus inkompetem sfingter uretra sebelum terapi bedah. Bila dasar  inkontinensia neurogen atau mental maka pengobatan disesuaikan dengan faktor  inkontinensia neurogen atau mental maka pengobatan disesuaikan dengan faktor  penyebab.

(36)
(37)

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

1.

1. Santoso BI. Santoso BI. Inkontinensia urin Inkontinensia urin pada perempuan. Mpada perempuan. MKI. 2008 KI. 2008 Juli; volJuli; vol 58(no.7): 258-64

58(no.7): 258-64 2.

2. Inkontinensia urin Inkontinensia urin pada lansia. pada lansia. Di Di unduh dari:unduh dari:

http://www.smallcrab.com/lanjut-usia/838-inkontinensia-urin-pada-lansia http://www.smallcrab.com/lanjut-usia/838-inkontinensia-urin-pada-lansia 2011 Jan 15.

2011 Jan 15. 3.

3. Setiati S, Setiati S, Pramantara IDP. Pramantara IDP. Buka ajar Buka ajar ilmu penyakit dalam. ilmu penyakit dalam. InkontinensiaInkontinensia urin dan kandung kemih hiperaktif. Jilid I. Edisi ke-5. Jakarta:

urin dan kandung kemih hiperaktif. Jilid I. Edisi ke-5. Jakarta: InternaPublishing; 2009: hal 865²75.

InternaPublishing; 2009: hal 865²75. 4.

4. Inkontinensia Inkontinensia urine. urine. Diunduh Diunduh dari:dari:

http://agungrakhmawan.wordpress.com/2008/09/13/inkontinensia-urine/. http://agungrakhmawan.wordpress.com/2008/09/13/inkontinensia-urine/. 2011 Jan 15.

2011 Jan 15. 5.

5. Inkontinensia urin. Inkontinensia urin. Di Di unduh dari: unduh dari: http:/http://wiwik-asuhan- /wiwik-asuhan-keperawatan.bl

keperawatan.blogspot.com/2009/ogspot.com/2009/12/inkontine12/inkontinensia-urin.htnsia-urin.ht ml#. 2011 ml#. 2011 JanJan 15.

15. 6.

6. O¶callaghan CA. O¶callaghan CA. The renal The renal system at system at a glance. 2nd a glance. 2nd ed. Jakarta: erlangga;ed. Jakarta: erlangga; 2006.

2006. 7.

7. Baradero M, DBaradero M, Dayrit MW, Siswadi ayrit MW, Siswadi Y. Klien Y. Klien gangguan ginjal: seri gangguan ginjal: seri asuhanasuhan keperawatan. Jakarta: EGC; 2005.

keperawatan. Jakarta: EGC; 2005. 8.

8. Imobilisasi & Imobilisasi & inkontinensia urin. inkontinensia urin. Di Di unduh dari:unduh dari: http://www

http://www.scribd.com/doc.scribd.com/doc/6240327/IM/6240327/IMOBILISASI-INKONTINENSOBILISASI-INKONTINENSIA- IA-URIN. 2011 Jan 15.

URIN. 2011 Jan 15. 9.

9. Darmojo B. GDarmojo B. Geriatri ilmu kesehatan usia lanjut. Edisi keriatri ilmu kesehatan usia lanjut. Edisi keempat. Jakarta:eempat. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2009.

Balai Penerbit FKUI; 2009. 10.

10. Siti Siti Maryam, et Maryam, et al. al. Mengenal usia Mengenal usia lanjut lanjut dan perawatandan perawatannya. Jakarta:nya. Jakarta: Salemba Medika; 2008.

(38)

Gambar

Gambar  1.  Tampak  lateral  mekanisme  kontinensia  yang  memperlihatkan  pendesakan  fasiaGambar  1
Gambar 2. A. tekanan abd

Referensi

Dokumen terkait

masalah yang terjadi pada lansia terutama dalam menghadapi inkontinensia urin. adalah melakukan kegel

Setelah dilakukan analisis dan pembahasan, maka secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara Inkontinensia urin dengan derajat depresi

Beberapa alasan yang dapat menjelaskan mengapa kekuatan hubungan dalam penelitian ini lemah antara lain meskipun inkontinensia urin dapat terjadi pada berbagai usia, namun

PENERAPAN METODE BLADDER TRAINING UNTUK MENCEGAH TERJADINYA INKONTINENSIA URIN PADA PASIEN TERPASANG.. KATETER URIN DI

KATA KUNCI : Inkontinensia Urin tipe Stres (SUI), Questionnaire for Urinary Incontinence Diagnosis (QUID), Pad Test.. THE VALIDITY OF PAD TEST AS A DIAGNOSTIC TOOL

Inkontinensia urin karena leher kandung kemih dan uretra tidak menutup sempurna disertai dengan kelemah- an otot dasar pelvis 1.. Urethra Urethral sphincter Weak pelvic muscles

Pada peneltian ini didapatkan hasil bahwa tidak ada perbedaaan pengaruh penambahan core stability exercise pada pelvic floor exercise terhadap penurunan stres inkontinensia

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Min, dkk (2006) yang menyatakan bahwa lansia dengan fungsi kognitif yang masih baik dan mengalami inkontinensia urin akan