• Tidak ada hasil yang ditemukan

Inkontinensia Urin Pada Postpartum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Inkontinensia Urin Pada Postpartum"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

1.1

1.1 LataLatar Ber Belakanlakangg

Proses persalinan sering menimbulkan komplikasi akibat adanya stres terhadap jaringan Proses persalinan sering menimbulkan komplikasi akibat adanya stres terhadap jaringan  jalan

 jalan lahir lahir dan dan bayi. bayi. Pribakti Pribakti (2006) (2006) menyatakan menyatakan lamanya lamanya persalinan persalinan dapat dapat mengakibatkanmengakibatkan terjadinya keru-sakan saraf otot dasar panggul, termasuk uterus, dan otot-otot kandung kemih. terjadinya keru-sakan saraf otot dasar panggul, termasuk uterus, dan otot-otot kandung kemih. Lemahnya otot dasar panggul dapat menimbulkan inkontinensia. ata !"# menyebutkan Lemahnya otot dasar panggul dapat menimbulkan inkontinensia. ata !"# menyebutkan 200

200 jutjuta a penpendudduduk uk dundunia ia menmengalgalami ami inkinkontontineinensinsia a uriurin. n. i i $m$merikerika a %eri%erikatkat, , penpenderderitaita inkon

inkontinenstinensia ia urin men&apai ' urin men&apai ' juta de-ngan *+ juta de-ngan *+ peremperempuanpuan. . umlumlah ah ini sangat ini sangat sedikisedikit t daridari kondisi sebenarnya, sebab masih banyak ka-sus yang tidak dilaporkan (%aifudin, 200').

kondisi sebenarnya, sebab masih banyak ka-sus yang tidak dilaporkan (%aifudin, 200').

nkontinensia urin tidak mengan&am jia pada penderita, tetapi dapat berdampak terhadap nkontinensia urin tidak mengan&am jia pada penderita, tetapi dapat berdampak terhadap fisik dan kualitas hidup. alam penelitian %rikrishna, /obinson, dan ardo1o (200) tentang fisik dan kualitas hidup. alam penelitian %rikrishna, /obinson, dan ardo1o (200) tentang  pengalam-an

 pengalam-an dan dan harapan harapan anita anita yang yang mengalami mengalami inkon-tinensia inkon-tinensia urin urin se&ara se&ara kualitatif kualitatif dandan ku

kuanantititattatif if babah-h-a a aaninita ta dedengngan an ininkokontntininenensia sia ururin in memembmbataatasi si akaktiti3i3itatas s (4(4',',2626+)+),,  pembatasan

 pembatasan peran peran (64,25+), (64,25+), dan dan pembatasan pembatasan sosial sosial (*0,+). (*0,+). %e&ara %e&ara kualita-tif, kualita-tif, ditemukanditemukan  juga

 juga baha baha anita anita dengan dengan inkon-tinensia inkon-tinensia urin urin merasakan merasakan gangguan gangguan body body images, images, tidak tidak   per&aya

 per&aya diri diri karena karena menimbulkan menimbulkan bau, bau, dan dan melakukan melakukan pembatasan pembatasan akti3itas akti3itas seperti seperti belanja,belanja, dansa, bermain dengan anak-anaknya, tertaa dan bersin.

dansa, bermain dengan anak-anaknya, tertaa dan bersin.

enurut "eit, 7la&kell, dan 8elly (200), komplikasi fisik yang paling umum terjadi enurut "eit, 7la&kell, dan 8elly (200), komplikasi fisik yang paling umum terjadi  pada penderita inkontinensia urin antara

 pada penderita inkontinensia urin antara lain9 infeksi kandung kemih, infeksi uretra, dan irlain9 infeksi kandung kemih, infeksi uretra, dan iritasiitasi 3agin

3agina. a. ritasi 3agina dapat ritasi 3agina dapat berkeberkembanmbang g menjamenjadi di infeksinfeksi i dan sampai dan sampai terjaditerjadinya infeksi nya infeksi padapada sistem re-produk

sistem re-produksi si lainnylainnya. a. elihaelihat t dampadampak k yang timbul akibat yang timbul akibat inkoninkontinentinensia sia urin, makaurin, maka  peraat

 peraat harus harus mampu mampu melakukan melakukan pen&egahan pen&egahan masalah masalah inkon-tinensia inkon-tinensia urin. urin. %alah %alah satu satu &ara&ara yang bisa

yang bisa dilakudilakukan kan peraaperaat t adalah dengan mengoptadalah dengan mengoptimalkaimalkan n fungfungsinysinya a sebagasebagai i edukaedukator tor  de

dengngan an memembmberierikakan n pepengngetetahahu-au-an n tetentntanang g pepen&n&egegahahan an mamasasalah lah ininkokontntininenensia sia akakibibatat kehamilan dan persalinan. Pen&egahan in-kontinensia urin yang dapat dilakukan oleh peraat kehamilan dan persalinan. Pen&egahan in-kontinensia urin yang dapat dilakukan oleh peraat adalah meningkatkan kekuatan otot-otot dasar panggul termasuk otot detrusor dan uretra.

adalah meningkatkan kekuatan otot-otot dasar panggul termasuk otot detrusor dan uretra.

1.2

1.2 RumusRumusan Maan Masalahsalah '.2

'.2.'.' 7ag7agaimaimana anaana anatomtomi dan fisii dan fisioloologi 3esgi 3esika urika urinainaria paria pada anda anitaita:: '.2.2

'.2.2 $pa y$pa yang dang dimaksuimaksud dend dengan gan nkonnkontinentinensia ;rsia ;rin Pin Pada Pada Postpaostpartum rtum ::

 TR “Inkontinensia Ur

(2)

'.2. 7agaimana epidemiologi nkontinensia ;rin Pada Postpartum : '.2.5 $pa saja etiologi nkontinensia ;rin Pada Postpartum :

'.2.* $pa saja faktor resiko terjadinya nkontinensia ;rin Pada Postpartum : '.2.6 7agaimana patofisiologi nkontinensia ;rin Pada Postpartum :

'.2.4 $pa saja manifestasi klinis nkontinensia ;rin Pada Postpartum : '.2. 7agaimana &ara mendiagnosis nkontinensia ;rin Pada Postpartum : '.2. $pa saja pemeriksaan penunjang nkontinensia ;rin Pada Postpartum : '.2.'0 7agaimana penatalaksanaan nkontinensia ;rin Pada Postpartum : '.2.'' $pa saja komplikasi nkontinensia ;rin Pada Postpartum :

'.2.'2 7agaimana prognosis nkontinensia ;rin Pada Postpartum : 1.3 Tujuan La!ran

'..' ;ntuk mengetahui anatomi dan fisiologi 3esika urinaria pada anita. '..2 ;ntuk mengetahui definisi nkontinensia ;rin Pada Postpartum. '.. ;ntuk mengetahui epidemiologi nkontinensia ;rin Pada Postpartum. '..5 ;ntuk mengetahui etiologi nkontinensia ;rin Pada Postpartum.

'..* ;ntuk mengetahui faktor resiko terjadinya nkontinensia ;rin Pada Postpartum. '..6 ;ntuk mengetahui patofisiologi nkontinensia ;rin Pada Postpartum.

'..4 ;ntuk mengetahui manifestasi klinis nkontinensia ;rin Pada Postpartum. '.. ;ntuk mengetahui &ara mendiagnosis nkontinensia ;rin Pada Postpartum.

'.. ;ntuk mengetahui pemeriksaan penunjang pada nkontinensia ;rin Pada Postpartum. '..'0 ;ntuk mengetahui penatalaksanaan nkontinensia ;rin Pada Postpartum.

'..'' ;ntuk mengetahui komplikasi nkontinensia ;rin Pada Postpartum. '..'2 ;ntuk mengetahui prognosis nkontinensia ;rin Pada Postpartum.

(3)

BAB II PEMBAHA"AN

2.1 Anat!m# $an %#s#!l!g# &es#ka Ur#nar#a Pa$a 'an#ta

<esika urinaria (kandung kemih) dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet, terletak di belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul. 7entuk kandung kemih seperti keru&ut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan dengan ligamentum 3esika umbilikalis medius.

Gambar. Anatomi Vesika Urinaria

7agian 3esika urinaria terdiri dari=

>undus yaitu, bagian yang menghadap ke arah belakang dan baah, bagian ini terpisah dari rektum oleh spatium re&to3esikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus deferen, 3esika seminalis dan prostat.

8orpus, yaitu bagian antara 3erteks dan fundus.  TR “Inkontinensia Urine Postpartum Page 3

(4)

<erteks, bagian yang man&ung ke arah muka dan berhubungan dengan ligamentum 3esika umbilikalis.

inding kandung kemih terdiri dari lapisan sebelah luar (peritonium), tunika muskularis (lapisan otot), tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan bagian dalam). Pembuluh limfe 3esika urinaria mengalirkan &airan limfe ke dalam nadi limfatik iliaka interna dan eksterna.

Lapisan otot 3esika urinaria terdiri dari otot polos yang tersusun dan saling berkaitan dan disebut m. detrusor 3esikae. Peredaran darah 3esika urinaria berasal dari arteri 3esikalis superior  dan inferior yang merupakan &abang dari arteri iliaka interna. <enanya membentuk pleksus 3enosus 3esikalis yang berhubungan dengan pleksus prostatikus yang mengalirkan darah ke 3ena iliaka interna.

Persarafan 3esika urinaria berasal dari pleksus hipogastrika inferior. %erabut ganglion simpatikus berasal dari ganglion lumbalis ke-' dan ke-2 yang berjalan turun ke 3esika urinaria melalui pleksus hipogastrikus. %erabut preganglion parasimpatis yang keluar dari ner3us splenikus  pel3is yang berasal dari ner3us sakralis 2,  dan 5 berjalan melalui hipogastrikus inferior 

men&apai dinding 3esika urinaria.

%ebagian besar serabut aferen sensoris yan g keluar dari 3esika urinaria menuju sistem susunan saraf pusat melalui ner3us splanikus pel3ikus berjalan bersama saraf simpatis melalui  pleksus hipogastrikus masuk kedalam segmen lumbal ke-' dan ke-2 medula spinalis.

2.2 De(#n#s# Ink!nt#nens#a Ur#n Pa$a P!startum

nkontinensia urin menurut  International Continence Society didefinisikan sebagai keluarnya urin se&ara in3olunter yang menimbulkan masalah sosial dan higiene serta se&ara objektif tampak nyata.  International Consultation on Incontinence membagi klasifikasi inkontinensia urine menjadi 6, yaitu = nkontinensia urine desakan, inkontinensia urine stress , inkontinensia urine &ampuran, nkontinensia urine berlebih, ?okturnal @nuresis,  Post Micturition  Dribbling  dan Incontinencia continua.

asalah berkemih yang paling umum dalam kehamilan dan pas&apartum adalah inkontinensia urine stress. The International Continence Society (%) mendefinisikan inkontinensia urine stres sebagai keluhan pelepasan in3olunter saat melakukan akti3itas, saat  bersin dan pada aktu batuk. nkontinensia urine stres terjadi akibat peningkatan tekanan intra

abdomen yang tiba-tiba (misalnya, tekanan mendadak yang timbul akibat bersin atau batuk).  TR “Inkontinensia Urine Postpartum Page 4

(5)

%edangkan inkontinensia urine desakan disebabkan oleh gangguan pada kandung kemih dan uretra. 8edua jenis inkontinensia ini merupakan tipe yang paling sering terjadi pada ibu  postpartum. Aerkadang mun&ul gejala &ampuran dari kedua tipe inkontinensia ini, yang disebut  juga dengan inkontinensia urine &ampuran.

2.3 E#$em#!l!g#

arshal et al., ('6) menyatakan berdasarkan sur3einya, sebanyak *+ dari anita rlandia  pas&apartum mengalami gejala inkontinensia. alam sebuah penelitian tahun '0, ditemukan

fakta 0+ ibu primipara yang telah menjalani persalinan per 3aginam dari hasil pemeriksaan elektromiografik memperlihatkan terjadinya reiner3asi otot dasar panggul pada minggu ke-  pas&apartum ($llen et al., '0).

2.) Et#!l!g#

Penyebab utama inkontinensia urin setelah melahirkan adalah peregangan dan melemahnya otot dasar panggul, yang memberikan dukungan yang &ukup untuk rahim selama kehamilan. asar panggul adalah lapisan otot-fasia kuat yang digunakan untuk menjaga organ-organ internal, mempertahankan posisi normal mereka, mengontrol tekanan intra-abdomen, serta memfasilitasi  pengeluaran janin saat lahir, membentuk jalan lahir. Peregangan otot-otot dasar panggul terjadi di  baah berat rahim dan pertumbuhan janin dalam uterus. 7erat lahir, janin besar, &edera lahir juga

menyebabkan melemahnya otot.

@tiologi dari nkontinensia ;rin stress tidak begitu dimengerti, namun trauma pada saat kelahiran bayi merupakan penyebab potensial terhadap kejadian ini ( "anda et al, '69 <olleys '9 ork3ed B 7o '69 hiarelli B o&kburn, '9 Persson et al, 2000). $da pandangan umum baha sepertiga dari seluruh ibu yang telah memiliki anak, menderita gangguan ini, mulai dari seluruh ibu yang telah memiliki anak, menderita gangguan ini, mulai dari kondisi ringan sampai berat pada masa pas&anatal (!ilson et al., '69 ork3ed B 7o, ').

2.* %akt!r Res#k!

(6)

%etiap kelahiran dapat menyebabkan kerusakan pada otot dasar panggul. Pada saat kepala bayi keluar dari 3agina, tekanan yang terjadi pada kandung kemih, uretra dan terlebih pada otot dasar   panggul serta penyokongnya dapat merusak struktur ini. %obekan atau tekanan yang berlebihan  pada otot, ligamentum, jaringan penyambung dan jaringan syaraf akan menyebabkan kelemahan yang progresif akibat kelahiran bayi.!anita yang melahirkan dengan for&ep, ekstraksi 3akum atau melhirkan bayi dengan berat badan C 5000 gr akan mengalami resiko peningkatan inkontinensia urin. Persalinan seperti ini memiliki tendensi terjadinya peningkatan kerusakan saraf dasar   panggul.

8elainan struktur atau fungsi otot dasar panggul akan menyebabkan timbulnya prolapsus organ  panggul, disfungsi seksual, sindrom nyeri panggul kronis dan inkontinensia urin serta fekal. 8ebanyakan disfungsi dasar panggul (terutama prolapsus organ panggul inkontinensia urin dan fekal) dihubungkan dengan kerusakan dasar panggul selama persalinan per3aginam.

Pada 25 jam pertama setelah melahirkan akan terjadi retensi urin yang disebabkan oleh edema trigonium, diphorosis dan depresi dari sphin&ter uretra. 7ila anita  pas&a persalinan  tidak dapat  berkemih dalam aktu 5 jam  pas&a persalinan mungkin ada masalah dan sebaiknya segera dipasang doer kateter selama 25 jam. 7ila kemudian keluhan tak dapat berkemih dalam aktu 5  jam, lakukan kateterisasi dan bila jumlah residu C 200 ml maka kemungkinan ada gangguan proses

urinasinya. aka kateter tetap terpasang dan dibuka 5 jam kemudian , bila 3olume urine D 200 ml, kateter dibuka dan pasien diharapkan dapat berkemih seperti biasa.

%etelah retensi teratasi dan plasenta dilahirkan, kadar hormon estrogen akan menurun sehingga menyebabkan hilangnya peningkatan tekanan 3ena pada tingkat baah, dan hilangnya  peningkatan 3olume darah akibat kehamilan, hal ini merupakan mekanisme tubuh untuk mengatasi

kelebihan &airan. 8eadaan ini disebut dengan diuresis pas&a partum.

iuresis pada ibu dengan disfungsi dasar panggul akan memudahkan terjadinya inkontinensia urin pada ibu post partum. "al ini diperburuk oleh penambahan berat badan yang harus disokongnya. @tiologi dari nkontinensia ;rin stress tidak begitu dimengerti, namun trauma pada saat kelahiran bayi merupakan penyebab potensial terhadap kejadian. $da pandangan umum  baha sepertiga dari seluruh ibu yang telah memiliki anak, menderita gangguan ini, mulai dari seluruh ibu yang telah memiliki anak, menderita gangguan ini, mulai dari kondisi ringan sampai  berat pada masa pas&anatal.

2.+ Pat!(#s#!l!g#

(7)

nkontinensia urin disebabkan oleh gangguan fungsi penyimpanan dan fungsi  pengosongan traktus urinarius bagian baah. 7eberapa orang mengalami gangguan pada sfingter uretra dan kandung kemih. "al ini bisa terjadi pada saat partus per3aginam dimana o3eraktifitas dari jumlah detrusor yang sama dapat menjadi simptomatis dengan desakan inkontinensia. $danya trauma saat melahirkan dapat merusak otot dasar panggul, dimana hal ini dapat mengganggu mekanisme kontinensia dimana uretra se&ara anatomis juga didukung oleh otot-otot dasar panggul. %tres inkontinensia urin *+ disebabkan oleh persalinan  per3aginam.

%tres inkontinensia urin mun&ul ketika tekanan intrabdomen meningkat tiba-tiba dan tekanan kandung kemih lebih besar dari tekanan uretral. 8enaikan tekanan ini dapat disebabkan perubahan anatomi atau karena faktor neuromuskuler sfingter. 8erusakan otot langsung menyebabkan berkurangnya kesanggupan untuk menahan besarnya tekanan pada  bladder ne&k seaktu terjadi stres fisik. 8erusakan 3askular akibat tekanan yang besar dari

kepala janin dapat berpengaruh terhadap otot dan saraf. 8eadaan ini dapat terdeteksi pada saat  batuk, tertaa, bersin, dan gerakan-gerakan lainnya yang meningkatkan tekanan intraabdominal. %elanjutnya tekanan pada kandung kemih meningkat disertai keluarnya urin  pada penderita.

%tres inkontinensia urin dibagi dalam  stadium=

'. %tadium  (ringan) = aktifitas tidak terganggu

2. %tadium  (sedang) = aktifitas mulai terganggu, sering pakai pembalut urin keluar  kalau batuk atau bersin.

. %tadium  (berat) = aktifitas terganggu, selalu memakai pembalut kalau berjalan atau  berdiri urin keluar.

;rge inkontinensia urin adalah kehilangan urin yang tidak terkontrol, dimana tiba-tiba ada  perasaan terdesak untuk berkemih. apat disebabkan oleh kelainan neurologik, yang

terbanyak adalah idiopatik. 8andung kemih yang terlalu sensitif dapat berasal dari epitel kandung kemih atau otot detrusor itu sendiri. elahirkan anak dan proses penuaan menyebabkan ganggguan neuromuskular kandung kemih. 8ontrol sistem saraf pusat yang tidak baik terhadap proses penyimpanan urin dapat menyebabkan keadaan ini.

(8)

#3erflo inkontinensia terjadi karena keluarnya urin yang tidak dapat dikontrol dari kandung kemih yang sangat penuh dengan tekanan intra3esikal lebih besar dari tekanan  penutup uretra. ;rin biasanya keluar menetes terus menerus.

iEed inkontinensia urin adalah suatu keadaaan yang merupakan gabungan dari stres inkontinensia urin dan urge inkontinensia urin.

2., Man#(estas# kl#n#s

 8en&ing keluar pada aktu batuk, tertaa, bersin dan latihan.  8eluarnya ken&ing tidak dapat ditahan.

 8en&ing keluar menetes pada keadaan kandung ken&ing penuh.

2.- D#agn!s#s $an Pemer#ksaan enunjang

"al yang penting dalam menilai anita dengan inkontinensia urine adalah dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang lengkap. Pemeriksaan aal tidak selalu diagnostik, tetapi informasi yang didapat akan menuntun klinisi dalm memilih tes t diagnostik yang diperlukan. Pada umumnya keluhan penderita yaitu=

• 8en&ing keluar pada aktu batuk, tertaa, bersin dan latihan. • 8eluarnya ken&ing tidak dapat ditahan.

• 8en&ing keluar menetes pada keadaan kandung ken&ing penuh.

Pemeriksaan fisik yang lengkap meliputi pemeriksaan abdomen, 3aginal, pel3is, rektal dan  penilaian neurologis. Pada pemeriksaan abdomen bisa didapatkan distensi kandung kemih, yang menunjukkan suatu inkontinensia luapan, dan dikonfirmasi dengan kateterisasi. nspekulo bisa tampak prolaps genital, sistokel dan rektokel. $danya urine dalam 3agina terutama pas&a histerektomi mungkin mengetahui adanya massa pel3is.

Aest sederhana dapat dikerjakan setelah pemeriksaan fisik untuk membantu dalam menentukan tindakan selanjutnya. Aest F-tip (Gthe cotton swab test’), merupakan test sederhana untuk  menunjukan adanya inkontinensia stres sejati. Penderita disuruh mengosongkan kandung

(9)

kemihnya, urine ditampung. 8emudian spesimen urine diambil dengan kateterisasi. umlah urine dari ken&ing dan kateter merupakan 3olume kandung kemih. <olume residual menguatkan diagnosis inkontinensia luapan. %pesimen urine dikirim ke laboratorium.

Aest diagnostik lanjut yaitu sistourethroskopi dan diagnostik imaging. %istourethroskopi dikerjakan dengan anestesi umum maupun tanpa anestesi, dapat dilihat keadaan patologi seperti fistula, ureter ektopik maupun di3ertikulum. Aest urodinamik meliputi uroflometri dan sistometri. %istometri merupakan test yang paling penting, karena dapat menunjukan keadaan kandung kemih yang hiperaktif, normal maupun hipoaktif. iagnostik imaging meliputi ;%H, A s&an dan <P yang digunakan untuk mengidentifikasi kelainan patologi (seperti fistelItumor) dan kelainan anatomi (ureter ektopik).

Aest tambahan yang diperlukan untuk e3aluasi diagnostik yaitu ‘Pessary Pad Test’. Penderita minum *00 ml air selama '* menit untuk mengisi kandung kemih. %etelah J jam,  penderita melakukan latihan selama 5* menit dengan &ara = berdiri dari duduk ('0 kali), batuk ('0 kali), joging di tempat ('' kali), mengambil benda dari lantai (* kali), dan men&u&i tangan dari air  mengalir selama ' menit. Aest positif bila berat Pad sama atau lebih besar dari 'g. Aest ini dapat menunjukan adanya inkontinesia stres hanya bila tidak didapatkan kandung kemih yang tidak  stabil.

2. Penatalaksanaan

Pada umumnya terapi inkontinensia urin adalah dengan &ara operasi. $kan tetapi pada kasus ringan ataupun sedang, bisa di&oba dengan terapi konser3atif. Latihan otot dasar panggul adalah terapi non operatif yang paling populer, selain itu juga dipakai obat-obatan, stimulasi dan  pemakaian alat mekanis.

1. Lat#han /t!t Dasar P#nggul 0‘Pelvic Floor Exercises’)

8ontinensia dipengaruhi oleh aktifitas otot lurik urethra dan dasar pel3is. >isioterapi meningkatkan efektifitas otot ini. #tot dasar panggul membantu penutupan urethra pada keadaan yang membutuhkan ketahanan urethra misalnya pada aktu batuk. uga dapat mengangkat sambungan urethro3esikal kedalam daerah yang ditransmisi tekanan abdomen dan berkontraksi se&ara reflek dengan peningkatan tekanan intraabdominal, perubahan posisi dan pengisian kandug kemih.

(10)

Pada inkompeten sfingter uretra, terdapat hilangnya transmisi tekanan abdominal pada uretra proksimal. >isio terapi membantu meningkatkan tonus dan kekuatan otot lurik uretra dan periuretra.

Pada kandung kemih neurogrik, latihan kandung kemih (Gbladder training) telah menunjukan hasil yang efektif. Latihan kandung kemih adalah upaya melatih kandung kemih dengan &ara konser3atif, sehingga se&ara fungsional kandung kemih tersebut kembali normal dari keadaannya yang abnormal.

2. /at!atan

a) $lfa $drenergik $gonis  b) @fedrin

&) Phenylpropanololamine d) @strogen

3. "t#mulas# Elektr#k

etode ini paling sedikit diterima dalam terapi alaupun sudah rutin digunakan selama 2 dekade. Prinsip stimulasi elektrik adalah menghasilkan kontraksi otot lurik uretra dan  parauretra dengan memakai implantInon-implant (anal atau 3aginal) elektrode untuk 

meningkatkan tekanan uretra. $plikasi stimulasi dengan kekuatan rendah sela ma beberapa jam  per hari selama beberapa bulan. Aerdapat 65 + perbaikan penderita dengan &ara implant, tapi metode ini tidak populer karena sering terjadi efek mekanis dan morbiditas karena infeksi. %edang stimulasi non-implant terdiri dari generator mini yang digerakkan dengan baterai dan dapat dibaa dalam pakaian penderita dan dihubungkan dengan elektrode analI3aginal. 7entuk elektrode 3aginal = ring, "odge pessary, silindris.

4. Alat Mekan#s (‘Mechanical Devices’ )

Ta!on " Aampon dapat membantu pada inkontinensia stres terutama bila kebo&oran hanya terjadi intermitten misal pada aktu latihan. Penggunaan terus menerus dapat menyebabkan 3agina keringIluka.

(11)

 #dward S!ring " ipasang intra3agina. Aerdapat 40 + perbaikan pada penderita dg inkontinensia stres dengan pengobatan * bulan. 8erugian terjadi ulserasi 3agina.

 $onnas’s Device" Aerbuat dari bahan lateks yang dapat ditiup. 7ila ditiup dapat mengangkat sambungan urethro3esikal dan urethra proksimal.

Penatalaksanaan stres inkontinensia urine se&ara operatif dapat dilakukan dengan beberapa &ara meliputi =

') 8olporafi anterior 2) ;retropeksi retropubik ) Prosedur jarum

5) Prosedur sling pu

*) Periuretral bulking agent 6) Tension vaginal ta!e (A<A)

2.1 4!ml#kas#

nkontinensia urin postpartum dapat menimbulkan komplikasi pada masa nifas. 7eberapa komplikasi akibat inkontinensia urin postpartum adalah terjadinya uremia, infeksi, sepsis, bahkan terjadinya merupakan ruptur spontan 3esika urinaria. Perubahan signifikan struktur dan fungsi saluran kemih yang terjadi selama kehamilan dan masa nifas berkonsekuensi meningkatkan resiko infeksi saluran kemih . %ekitar , juta alasan kunjungan ke pelayanan kesehatan adalah karena infeksi saluran kemih (%8) setiap tahunnya. imana anita lebih rentan terkena %8 karena uretra yang lebih pendek dan kedekatan anus dengan meatus uretra. ;rin yang tertinggal di kandung kemih menjadi lebih basa dan mudah menjadi tempat pertumbuhan mikroorganisme. 8ebanyakan infeksi saluran kemih postpartum disebabkan oleh mikroorganisme gram positif  seperti @s&heri&hia &oli. enurut enhert-8ay mikroorganisme jenis ini merupakan patogen  penyebab %8 utama yaitu 4*+-*+. 7akteriuria (bakteri di dalam urin) dari kandung kemih

mungkin naik ke ginjal karena aliran aliran urin balik 3esikouretral seaktu berkemih, sehingga menyebabkan pielonefritis setelah beberapa hari. bu postpartum beresiko tinggi mengalami hal ini, karena sensiti3itas kandung kemih akibat peregangan, trauma, dan retensi dari urin residu9  bakteri yang masuk mellaui jalur pemasangan kateter, dan trauma kandung kemih selama

kelahiran bayi .

(12)

2.11 Pr!gn!s#s

Pengobatan tekanan urin pada inkontinesia urin tidak begitu efektif, pengobatan yang efektif  adalah dengan latihan otot (latihan kegel ) dan tindakan bedah. Perbaikan dengan terapi alfa agonis hanya sebesar '4+-45+, tetapi perbaikan dengan latihan kegel bisa men&apai 4+-+.

BAB III PENUTUP

(13)

3.1 4es#mulan

asalah berkemih yang paling umum dalam kehamilan dan pas&apartum adalah inkontinensia urine stress. The International Continence Society (%) mendefinisikan inkontinensia urine stres sebagai keluhan pelepasan in3olunter saat melakukan akti3itas, saat  bersin dan pada aktu batuk. nkontinensia urine stres terjadi akibat peningkatan tekanan intra

abdomen yang tiba-tiba (misalnya, tekanan mendadak yang timbul akibat bersin atau batuk). %edangkan inkontinensia urine desakan disebabkan oleh gangguan pada kandung kemih dan uretra. 8edua jenis inkontinensia ini merupakan tipe yang paling sering terjadi pada ibu  postpartum. Aerkadang mun&ul gejala &ampuran dari kedua tipe inkontinensia ini, yang

disebut juga dengan inkontinensia urine &ampuran.

8elainan struktur atau fungsi otot dasar panggul akan menyebabkan timbulnya prolapsus organ panggul, disfungsi seksual, sindrom nyeri panggul kronis dan inkontinensia urin serta fekal. 8ebanyakan disfungsi dasar panggul (terutama prolapsus organ panggul inkontinensia urin dan fekal) dihubungkan dengan kerusakan dasar panggul selama persalinan per3aginam.

DA%TAR PU"TA4A

$ndrianto P. ;rologi ;ntuk Praktek ;mum. @H. akarta, '' = '4*-'6.

(14)

7urnnet L%. ?o3akKs AeEbook of Hyne&ology. @le3enth @d. !illiam B !ilkins, ' 9 564-54. 7urnnet L%. /elaEations, alpositions, >istulas, and n&ontinen&e. n = ones "!, !ent1 $, unningham >.H. Hilstrap L. <anorsten P. 200*. #bstetry !illiams. nd @dition.&Hra-"ill edi&al Publlishing i3ision. ?e ork.

uni1af. 7uku $jar ;roginekologi. >8.;. akarta, 20029 0-6.

ar&hant . ;rinary n&ontinen&e. #bsteri&s and Hyne&ology $nnual, '0 9  = 26'-2 Prairohardjo %. lmu kandungan. @disi . ayasan 7ina Pustaka. akarta, '' = 2-505.

/una 7, %udarsan %, Padma 8, $runangsu A. Postpartum urinary stress in&ontinen&e-its relation ith the mode of deli3ery.  #bstet Hyne&ol ndia 2006.

!iknjosastro ", dkk = lmu 8ebidanan @d 2. akarta, ayasan 7ina Pustaka %arono Prairohardjo.

Referensi

Dokumen terkait

Perancangan buku kumpulan infografis resep aneka hidangan pembuka dan penutup ala Barat ini dibuat dengan tujuan untuk menciptakan sebuah buku resep aneka

Tidak terkecuali suku Akit di Karimun, mereka turut memainkan politik identitas dengan melakukan legitimasi historis dan kultural, membuat lembaga adat suku asli sebagai usaha

Sedangkan sosialisasi lalu lintas adalah penyampaian pendidikan lalu lintas tentang peraturan lalu lintas, tata cara berlalu lintas yang baik dan benar, kebijakan pemerintah atau

Identifikasi sumberdaya genetik ternak di Provinsi Riau dilakukan di delapan kabupaten, yaitu Kabupaten Kampar, Rokan Hulu, Kuantan Singingi, Pelalawan, Indragiri Hulu,

Dari data diatas faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya “scarcity” dalam kegiatan ekonomi adalah…A. Kayu jati setelah proses produksi berubah menjadi meja

Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel independen (Pemberdayaan dan Pelatihan) terhadap variabel dependen (Kepuasan Kerja) sebesar 93,6% atau

Untuk membuat bel listrik, beberapa komponen yang dibutuhkan adalah sebagai berikut: 1. Satu lembar papan kayu (ukuran 30×25 cm dengan ketebalan sekitar 1

Daerah DKI Jakarta (Kwarda) dan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (Kwarnas) dirasa masih kurang memadai untuk menarik minat mahasiswa untuk menjadi anggota pramuka. 2)