• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KARAKTER GENERASI MILENIAL DARI SUDUT PANDANG BUYA HAMKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KARAKTER GENERASI MILENIAL DARI SUDUT PANDANG BUYA HAMKA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 e-ISSN : 2746-4873

p-ISSN : 2774-5473

Jurnal Fakultas Ilmu Keislaman Vol. 2 No. 1, Januari 2021

ANALISIS KARAKTER GENERASI MILENIAL DARI SUDUT PANDANG BUYA HAMKA

Ade Yuliyanti dan Cici Marlianti

Universitas Islam Al-Ihya (UNISA) Kuningan Jawa Barat, Indonesia Email: adeyuliyanti01@gmail.com dan cicimarlianti2303@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya fenomena terjadinya krisis karakter moral dan akhlak. sehingga Buya Hamka memiliki pandangan tentang para generasi milenial harus bisa mempersiapkan diri dari terjangan arus globalisasi. Modernisasi memberi kontribusi perubahan bagi kehidupan generasi milenial perubahan tersebut cenderung mengarah kepada krisis karakter moral dan akhlak. Rumusan masalah yang akan di kaji dalam penelitian ini adalah bagaimana nilai-nilai karakter dalam perspektif Buya Hamka, bagaimana fenomena karakter generasi milenial, dan bagaimana penyelesaian permasalahan karakter yang terjadi pada generasi milenial. Adapun tujuannya: Untuk mengetahui nilai-nilai karakter dalam perspektif Buya Hamka, untuk mengetahui fenomena karakter dalam generasi milenial, dan untuk mendeskripsikan penyelesaian permasalahan karakter yang terjadi pada generasi milenial.untuk mencapai tujuan tersebut peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dan jenis penelitian keperpustakaan (Library Reseach), sehingga hasil penelitian dari studi pustaka dalam karakter perspektif Buya Hamka sebuah pemikiran merupakan suatu kumpulan sifat yang timbul pada diri manusia untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pertimbangan sehingga dengan mudah untuk melakukan sesuatu tanpa ada dorongan dari luar. Sehingga hal ini dapat tertuju pada kesamaan aspek pemikiran dan kemajuan pemikiran milenial yang ditinjau dari nilai-nilai karakter dan permasalahan pada milenial dapat diperbaiki dengan cara latihan batin.

Kata kunci: Generasi Mileneial, Karakter, Buya Hamka Abstract

This research is motivated by the phenomenon of a moral and moral character crisis. so that Buya Hamka has a view that the millennial generation must be able to prepare themselves from the current globalization. Modernization contributes to changes in the life of the millennial generation, these changes tend to lead to a crisis of moral and moral character. The formulation of the problem that will be examined in this research is how the character values in Buya Hamka's perspective, how the phenomenon of the character of the millennial generation, and how to solve character problems that occur in the millennial generation. The objectives: To find out the character values in Buya Hamka's perspective, to find out the character phenomenon in the millennial generation, and to describe the resolution of character problems that occur in the millennial generation. To achieve this goal researchers used qualitative research methods and types of library research (Library Research ), so that the research results from the literature study in the perspective of Buya Hamka's character, a thought is a collection of traits that arise in humans to perform actions without requiring consideration so that it is easy to do something without any outside encouragement. So that this can be focused on the similarity of aspects of thought and the progress of millennial thinking in terms of character values and problems in millennials can be fixed by means of inner training.

(2)

2

Keywords : Millennial generation, Character, Buya Hamka

Pendahuluan

Dalam era digital pada zaman milenial banyak situs-situs yang mendukung tentang kemajuan teknologi dan peralatan komunikasi yang mempuni sehingga hal tersebut mempengaruhi pada perkembangan zaman, di era generasi milenial mereka di tuntut untuk bisa mengikuti perubahan tersebut bisa berupa perubahan tatanan sosial, kondisi ekonomi, gaya hidup, teknologi, dan sebagainya. Sehingga generasi ini umumnya lebih menggunakan teknologi sebagai acuan untuk kemajuan zaman, sehingga anak yang lahir di generasi ini lebih kekinian di banding dengan generasi sebelumnya (Santoso, 2017).

Tanpa di sadari, para generasi ini lemah akan ilmu pengetahuan moral, dan agama. Lebih parahnya jika mereka lakukan sampai bertentangan dengan agama dan kebudayaan negara (Nuryano, 2018). Tantangan yang di hadapi oleh generasi ini merupakan arus globalisasi yang begitu deras sehingga bila mereka siap, maka individu dalam generasi milenial ini akan tergilas oleh zaman. Oleh karena itu, para generasi milenial harus bisa mempersiapkan diri dari terjangan arus globalisa.

Arus modernisasi telah banyak memberi perubahan dalam kehidupan milenial yang menyedihkan perubahan yang terjadi justru cenderung mengarah kepada krisis karakter moral dan akhlak. Krisis karakter ini tengah menjalar dan menjangiuiti milenial saat ini (Noor, 2017).

Kaum milenial ini mendominasi sangat drastis dari generasi sebelumnya. Bagi Indonesia, generasi ini menjadi penting di bicarakan mengingat jumlahnya besar dan menentukan. Dari 264 jiwa penduduk Indonesia pada tahun 2017 dan 266.79 juta jiwa pada tahun 2018, komposisi penduduk usia produktif Indonesia dengan kisaran umur antara 15-64 tahun adalah 181 juta. Sebagian usia produktif tersebut terdapat penduduk rentang usia 15-40 tahun, yang menurut publikasi statistik Indonesia pada tahun 2018 berjumlah 105 juta jiwa atau 55% dari total warga negara Indonesia.

Menurut Ritonga (2018) menyebutkan bahwa mereka yang lahir pada tahun 1980-2000, atau yang pada tahun 2018 ini berusia antara 18 sampai 38 tahun adalah jumlah populasi warga negara Indonesia yang disebut sebagai generasi milenial. Karakter memberikan gambaran tentang suatu bangsa sebagai penanda, penciri sekaligus pembeda suatu bangsa dengan bangsa lainnya. Karakter memberikan arahan tentang bangsa itu menapaki dan melewati suatu zaman dan mengantarkannya kepada suatu derajat tertentu. Bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki karakter yang mampu membangun peradaban besar yang kemudian mempengaruhi dunia (Saleh, 2012).

Karakter itu penting dalam tatanan yang lebih luas yaitu pada generasi muda karakter juga memegang peran penting. Idealnya generasi muda harus memiliki karakter yang baik, generasi muda adalah tulang punggung bangsa. Apabila generasi muda baik, berkualitas, maka negara akan semakin maju dan berkualitas. Begitu pun sebaliknya, apabila kualitas generasi muda jelek maka bangsa ini pun akan runtuh/ jelek (Santoso: 2016).

Idealnya bagi umat islam sikap yang harus di ambil yaitu memanfaatkan iptek dan sisi lain tetap menjaga akhlak dan karakternya selaku muslim, karena manusia mempunyai kelebihan di bandingkan dengan makhluk lainnya. Dan manusia pada dasarnya mempunyai akal sehingga dapat dapat membentuk budi pekerti. Kehadiran teknologi pada manusia modern yang tidak berkarakter baik lahirlah berbagai permasalahan seperti desintegrasi ilmu pengetahuan,

(3)

3

kepribadian yang terpecah, penyalah gunaan iptek, dan pendangkalan iman. Untuk hal tersebut di perlukan pembentukan karakter pada generasi milenial (Abuddin Nata, 2013)

Karakter merupakan serangkaian sikap,perilaku, motivasi, dan keterampilan untuk melakukan hal yang terbaik. Karakter adalah keseluruhan nilai-nilai, pemikiran, perkataan, dan perilaku atau perbuatan yang telah membentuk diri seseorang. Karakter merupakan jati diri, kepribadian, watak, yang melekat pada diri seseorang. Sebagai aspek kepribadian, karakter merupakan cerminan dari kepribadian secara utuh dari mentalitas, sikap dan perilaku seseorang. Karakter atau watak adalah suatu sifat yang tampak dalam perilaku sehari-hari sebagai pengaruh dari lingkungan yang bersifat sementara (Hajam: 2012). Karakter merupakan sifat yang utama yang terukir baik pikiran, sikap, maupun tindakan yang melekat dan menyatu kuat pada diri seseorang. Karakter pula merupakan sebuah ukiran yang ada dalam jiwa, maka ia akan sulit untuk di ubah (Maragustam, 2016).

Karakter merupakan bagian dari elemen-elemen spesifik manusia dalam kemampuan menghadapi tantangan atau kesulitan yang di hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Perilaku, sikap dan cara berpikir seseorang bersifat unik dan khas yang lahir dari karakter dasar yang di miliki manusia. Karakter dasar yang di miliki manusia terdiri dari berbagai elemen yang merupakan bawaan lahir. Meskipun bawaan lahir, karakter dasar harus dilatih, diasah, dan dikembangkan, sehingga menjadi kesadaran yang mendalam dan menjadi kepribadian

Metode Penelitian

Metode penelitian dapat di artikan sebagai cara ilmiah untuk mendapat data yang valid dengan tujuan dapat di temukan, di kembangkan, dan di buktikan. Suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat di gunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan (Sugiyono, 2015). Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, kualitatif merupakan metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat postpositivisme, di gunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument, kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara Purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/ kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiyono, 2015).

Penelitian kualitatif adalah penelitian adalah penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya. Sangat jelas bahwa pengertian ini mempertentangkan penelitian yang bernuansa kuantifikasi apapun tidak perlu di gunakan pada penelitian kualitatif (Moleong, 2017). Dari kajian tentang di definisi-definisi tersebut disintesiskan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Jenis penelitian ini yang di gunakan adalah penelitian kepustakaaan (library research),yaitu penelitian yang dilakukan dengan melakukanmengumpulkan data dari berbagai literatur dalam perpustakaan dan lainya.Literatur yang digunakan tidak terbatas hanya pada buku-buku melainkandapat berupa bahan dokumentasi, majalah, dan koran-koran (Mahmud, 2011). Maksudnya adalah semua sumber datanya baik yang primer atau pun sekunder berasal dari bahan-bahan yang tertulis yang berkaitan dengan judul penelitian yang akan di bahas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifatdeskriptif. Data yang terkumpul berupa

(4)

kata-4

kata, sehingga tidakmenekankan pada angka (Sugiyono, 2014). Penelitian keperpustakaan (library research) adalah suatu riset yang memanfaatkan sumber perpustakaan untuk memperoleh data penelitiannya (Hasibuan, 2015).

Penelitian kepustakaan mengambil setting perpustakaan sebagai tempat penelitian dengan objek penelitiannya adalah bahan-bahan kepustakaan. Dengan demikian penelitian ini hanya mengambil perpustakaan sebagai kancah penelitiannya. Peneliti berhadapan dengan berbagai macam literature sesuai tujuan dan masalah yang akan dan sedang di teliti. Penelitian kepustakaan ini menghasilkan kesimpulan tentang kecenderungan sebuah teori digunakan dari waktu ke waktu, perkembangan sebuah paradigma, dan pendekatan ilmu pengetahuan tertentu.

Kajian pustaka (Literature review) adalah proses kegiatan menelaah dan membaca bahan-bahan pustaka seperti buku-buku atau dokumen-dokumen, mempelajari dan menilai prosedur dan hasil penelitian yang sejenis pernah dilakukan oleh orang lain,serta mempelajari laporan-laporan hasil observasi dan hasil survei tentang masalah yang terkait dengan topik permasalahan yang di teliti. Melaksanakan kajian pustaka (Literature review) merupakan tahapan yang sangat penting dan tidak mungkin di lewatkan dalam setiap kerja penelitian termasuk penelitian pendidikan. Melaui kajian pustaka peneliti dapat lebih memahami secara teoritis dan konseptual tentang ide-ide pokok penelitian seperti yang tergambarkan pada pertanyaan penelitian. Pemahaman secara teoritis tentang konsep-konsep yang relevan dengan topic penelitian di tambah berbagai publikasi yang di tulis oleh orang yang tidak terlibat atau tidak mengobservasi kejadian-kejadian atau peristiwa secara langsung yang di publikasikannya. Melacak sumber kedua dalam kajian literatur merupakan hal yang sangat penting, sebab sumber kedua bukan hanya berisi hasil kajian orang lain terhadap sesuatu, akan tetapi juga berisi tentang teori serta konsep-konsep penting yang sangat kita perlukan yang mungkin tidak kita temukan dalam sumber pertama misalnya buku-buku teks dan ansiklopedi (Sanjaya, 2013).

Hasil dan Pembahasan

Dari hasil pembahasan ini buku karya sastra dari tokoh-tokoh bangsa yang sudah tertuang pesan perjuangan membangun bangsa, nasehat untuk mengembangkan pribadi, dan semangat membangun generasi. Salah satunya adalah Buya Hamka, beliau merupakan seorang tokoh ulama cendikia, dan sastrawan yang terkemuka di Indonesia. Karya-karyanya yang bercorak keagamaan dan sosial yang telah memberikan banyak sekali pengaruh untuk dunia pemikiran dalam pendidikan di Indonesia. Salah satu karya fenomenal Buya Hamka antara lain adalah buku “Pribadi Hebat. Buku ini menjelaskan tentang arti “kepribadian,” tinggi rendahnya pribadi seseorang adalah karena usaha hidupnya, caranya berpikir, tepatnya berhitung,jauhnya memandang, dan kuatnya semangat diri sendiri”(Hamka, 2014).

Kutipan di atas memberikan pesan yang luar biasa kepada generasi muda untuk terus memiliki usaha yang keras, ilmu pengetahuan, dan mempunyai optimisme. Buku ini menjadikan sebuah syarat pesan kepada generasi muda bangsa. Satu lagi kutipan yang terdapat pada cetak sampulnya berbunyi,” Bebanmu akan berat, jiwamu harus kuat. Akan tetapi, aku percaya langkahmu akan jaya. Kuatkan pribadimu!” (Hamka: 2014. Cet IX).

Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa sebuah daya penting dari generasi milenial harus mampu mengimbangkan struktur kebudayaan dari perbedaan ras, kasta dan budaya hal ini agar mencapai hasil generasi yang kredibel yang mampu mengangkat daya berpikir yang kuat dari setiap generasi milenial.

Karakter itu adalah efek jangka panjang dari kebiasaan sehari-hari. Di butuhkan akan komitmen Adapun orang yang terindikasi mengidap kebiasaan buruk, untuk mengubah karakter

(5)

5

yang buruk menjadi karakter yang baik. Karena mengenali karakter sendiri itu sangat penting untuk jujur kepada diri sendiri, tentang karakter yang dimiliki. ada beberapa ciri-ciri orang yang terindikasi mengidap kebiasaan buruk yang pada akhirnya akan berkomplikasi menjadi karakter buruk di dalam dirinya. Ciri-cirinya antara lain: sulit mendapatkan kepercayaan dari orang lain, orang sering curiga kepadanya, orang sering menjauh dan tidak suka berteman dengannya, selalu terlambat dalam hal apa pun, orang sering mengaitkannya dengan hal negatif, dalam pekerjaan hasilnya selalu berantakan,dan suka menunda pekerjaan (Riyanto, 2014)

karakter membangun inner nature seseorang danbiasanya mengacu pada kualitas-kualitas positif. Seseorang denganperilaku negatif, tidak etis, atau malas, acap kali dianggap sebagaiseseorang yang tidak berkarakter. Orang dengan ciri-ciri tersebutkerap dikatakan orang berkarakter buruk (Soedarsono, 2007) Orang yang disebut sebagai berkarakter buruk jika dalamperilakunya sarat dengan nilai negatif. Jadi bisa dikatakanseseorang akan disebut sebagai orang yang berkarakter jikaperilaku, sikap dan tindakannya sesuai dengan kaidah moral.Sebagaimana tubuh manusia yang dapat terkena penyakit yangmenyebabkan gejala-gejala tertentu seperti pucat dan lemah, makakarakter yang buruk juga pasti dapat terkena penyakit yangmenyebabkan gejala-gejala tertentu dalam bentuk kelemahankarakter (Mahdi, 2004). Manusia yang berkarakter adalah manusia yang selaluberusaha memperbaiki dirinya sebagai individu, sebagai bagiandari kehidupan sosial kemasyarakatan, sebagai makhluk beragama,dan dalam interaksinya dengan alam. Oleh karena itu, dalam pembentukan karakter seseorang dibutuhkan pembinaan jiwa, bagian utama dari pembinaan jiwa adalah keyakinan, menyakiniadanya kebenaran, rasa takut, cinta dan tunduk untuk mendekati kekuatan yang paling sempurna yaitu Allah Swt.

A. Pembentukan Kepribadian 1. Daya Tarik (Menarik)

Karakter menarik dapat menjadikan kenyamanan bagi orang lain dan memiliki hubungan yang baik bukan karena unsur paksaan. Bahwa menjadi seseorang yang memiliki pribadi yang menarik harus mempunyai budi yang tinggi, kesanggupan menahan hati pada perkara yang belum di sepakati, dengan kecerdasan, kecepatan menarik kesimpulan, kebagusan susunan kata yang baik, kepandaian menjaga perasaan orang dan kesanggupan menenggang (Hamka, 2014).

2. Bijaksana

Kebijaksanaan adalah di ibaratkan tiang yang kukuh bagi pertumbuhan pribadi. Timbulnya karakter bijaksana karena adanya ilmu, ketetapan hati, dan karena meletakkan sesuatu pada tempatnya, serta menilik sesuatu karena berdasarkan nilainya (Hamka, 2014: 36). Dan bijaksana adalah sendi yang utama dalam meneggakan pribadi yang bermutu tinggi (Hamka, 2014)

3. Percaya Diri

Kepercayaan diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang penting pada seseorang.Tanpa adanya percaya diri akan banyak menimbulkan permasalahan pada diri, dan merupakan suatu atribut yang paling berharga pada diri seseorang dalam kehidupan bermasyarakat, karena dengan percaya diri orang tersebut akan mampu mengaktualisasikan segala potensi pada dirinya. Hal ini sesuai dengan pendapat Lautser dalam Gufron dan Rini (2010) yang mengatakan bahwa:” Kepercayaan diri di peroleh dari pengalaman hidup. Kepercayaan diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang berupa keyakinan akan kemampuan diri seseorang sehingga tidak terpengaruh oleh

(6)

6

orang lain dan dapat bertindak sesuai kehendak, gembira, optimis, cukup toleran, dan bertanggung jawab.”.

4. Berani

Memahami kata berani tidak berhenti pada para pejuang kemerdekaan yang terdahulu yang berjuang di medan perang yang hanya bersenjatakan bambu runcing dengan menghadapi lengkapnya persenjataan para penjajah, sehingga pribadi berani adalah sanggup menghadapi segala kesulitan atau bahaya dengan tidak kehilangan akal (Hamka, 2014). Karena selama keberanian masih ada dalam jiwa suatu bangsa, betapa besarnya kesulitan yang dihadapi maka percayalah akan bangkit kembali. Seseorang dikatakan berani ketika sudah memiliki sikap tenang dan tidak gugup saat menghadapi orang sehebat apa pun (Hamka, 2014).

5. Berpandangan Baik

Berpandangan baik merupakan wujud, kebaikan, kebenaran dan keadilan yang mutlak hanya satu. Namun, tidak mencari yang baik saja, tanpa adanya hal yang cacat dialam ini akan sulit di temukan. Bukan berarti kebesaran jiwa seseorang bukan tidak tahu bahwa ada yang buruk dalam dunia ini. Akan tetapi, keteguhan pribadinya akan di pandang dari sisi yang baik (Hamka, 2014). Seperti seorang filsafat yang terkenal, Nietsche memandang dunia dari sisi buruknya.

6. Kesehatan Tubuh

Pikiran sehat berasal dari jiwa yang sehat, demikian peran kesahatan sangat berpengaruh pada pikiran, bukankah pikiran yang sehat akan mrmbawa kita ketengah masyarakat dan pergaulan hidup. Beragam pula seseorang dalam menumpahkan kemarahan.

7. Empati

Setiap orang memiliki kencenderungan untuk menyukai dan membenci sesuatu. Seperti momen kelahiran, pernikahan, sedih, berita duka, kerugian dan lain-lain. Hal itu tidak memandang besar kecilnya orang dan tinggi maupun rendah kedudukannya. Maka hal ini yang mendasari perlu adanya tenggang rasa (empati) agar antar pribadi timbul pengertian dan turut merasakan kesedihan dan kegembiraan orang lain.

B. Hasil Pembahasan Pemikiran Buya Hamka

Adapun hasil pembahasan pemikiran buya hamka diantaranya : 1. Memiliki Tujuan

Manusia lahir kedunia dengan tidak membawa apa-apa, setelah melalui hidup, sampai kepada ketentuan hidup menurut ukuran kekuatan dan kesanggupannya. Tidak ada orang yang sampai dengan tiba-tiba pada suatu tempat. Pasti setiap manusia memiliki tujuan hidup, karena tuhan telah memberikan rasa syukur dan rela menerima pekerjaan pada setiap manusia. Di ibaratkan seperti di lautan yang luas memperlihatkan kapal-kapal besar sedang berlayar, tampak terlihat pula perahu, sekunar, pelang, jung, dan selondang, bahkan biduk kecil pengail pun ada juga. Semuanya akan berlayar ke tujuannya dengan tenang dan alangkah kecilnya kapal dan perahu di lautan yang sangat luas tersebut. Begitu pun dengan hidup hanya satu kali, tidak ada pengulangan, dan umur pun hanya sekejap. Lebih baik mempunyai satu pekerjaan asalkan tetap, daripada banyak tetapi penuh keraguan. Setiap sampai di batas tujuan, berhentilah sejenak untuk menoleh kebelakang apa yang telah terselesaikan dengan mengucapkan rasa syukur kepada tuhan atas apa yang dikehendakinya. Dan lihat pula apa yang akan kita tempuh di hadapan kita dengan

(7)

7

penuh ketenang, walaupun bitu sulit tetapi hadapilah dengan keyakinan yang kuat (Hamka, 2014).

2. Keinginan Bekerja

Jika tidak ada cita-cita dan keinginan maka tidak akan ada pula manusia yang maju, dan tidak akan muncul manusia besar yang memiliki pribadi yang besar pula yang melanjutkan pekerjaan orang yang terdahulu dan mewariskannya kepada generasi yang akan datang (Hamka, 2014).

3. Rasa Wajib

Bermacam-macam arti kewajiban menurut cabang-cabang ilmu dalam islam dan ahli ilmu berkata,” Yang bernama wajib itu yang ada dan berdiri sendirinya, yag kadim dan yang kekal, yang tidak pernah di sentuh oleh sifatnya,” tidak ada”, yang tersusun dan tidak dapat di bagi. Bernama wajibul wujud”. Adapun wajib menurut kaidah fiqih, ialah yang di beri pahala apabila dikerjakan dan berdosa apabila di tinggalkan. Wajib menurut Undang-Undang ahli kesopanan (akhlak), pekerjaan yang di rasa oleh hati sendiri mesti di kerjakan atau mesti di tinggalkan (Hamka, 2015). Kewajiban sejati merupakan sesuatu yang di perintahkan oleh hati sendiri, bukan yang diperintahkan oleh orang lain (Hamka, 2014). Oleh karena itu, wajiblah bagi setiap orang saling mengingatkan kepada saudaranya karena sesama manusia akan kewajiban yang mesti mereka pikul dalam hidup, di tunjukan kepada mereka tentang kewajiban tersebut, walaupun mereka akan menolak, menerima, membenci atau cinta. Kewajiban terbagi kepada empat bagian yaitu kewajiban pada diri sendiri, kewajiban kepada orang lain, kewajiban kepada allah, dan kewajiban kepada makhluk bernyawa yang lain (Hamka, 2015).

4. Pengaruh Agama dan Iman

Agama dan keimanan sangatlah berpengaruh besar terhadap pembentukan pribadi pada setiap manusia, sebanyak apapun ilmu, kepintaran, walaupun banyak buku dalam lemari dibacanya setiap hari tetapi tidak akan mendorong keberanian ketika menghadapi kewajiban jika iman seseorang tersebut tidak ada. Sehingga iman adalah kepercayaan kepada zat yang Maha kuasa (Hamka, 2014).

5. Pengaruh Shalat dan Ibadah

Bekerjalah dengan penuh kepercayaan kepada tuhan, dan niatkan dalam hati kita semata-mata untuk beribadah. Dengan beribadahlah merupakan sumber kekuatan yang sangat besar bagi pribadi, dengan beribadah pribadi yang awalnya lemah akan bangkit kembali. Pribadi akan mencari sandaran yang kuat dan kukuh, sumber kekuatan tersebut adalah Tuhan (Hamka, 2014).

Sehingga dari paparan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa karakter generasi milenial ditinjau dari sudut pandang Buya Hamka agar generasi milenal dapat memiliki nilai nilai kehidudapan dari moral, agama, sosial, ras dan perbedaan kebudayaan sehingga pemikiran Buya Hamka hadir untuk dijadikan acuan bagi generasi milenial yang kreatif berjiwa luhur dan mampu bersaing dari generasi kegenerasi agar menacapai tujuan hidup yang berkarakter.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil menganalisa studi perpustakaan yang diambil dari studi isi yang berasal dari Sebuah pemikiran Buya Hamka maka dapat disimpulkan diantaranya :

Mampu Bersaing dan Berinovasi, Generasi yang hidup di tengah kecanggihan teknologi mempunyai pola pikir yang sangat terbuka, sehingga mampu untuk melakukan pekerjaan dalam

(8)

8

satu waktu dan tetap berjalan dengan kondusif. Generasi ini juga mampu menciptakan inovasi dan siap bersaing dengan pasar yang lebih luas lagi, sepuluh tahun lalu sebelum internet Booming seperti sekarang, komunikasi masih terbatas, tetapi segala informasi bisa di dapat dalam hitungan detik. Dalam dunia kerja jika di bandingkan dengan generasi sebelumnya milenial jelas sangat berbeda. Generasi yang satu ini tidak suka bekerja di dalam perkantoran yang situasinya terkesan membosankan. Generasi milenial lebih berjiwa pengusaha yang menjalani pekerjaannya di luar ruangan dan di dukung dari segala kebebasan. Milenial adalah generasi yang sangat akrab akan teknologi, sehingga sehari-hari dalam pekerjaannya tidak selalu lepas dengan kecanggihan teknologi. Di samping itu, milenial ini juga merupakan generasi yang paling berpendidikan karena milenial hidup dimasa konflik, maka mereka dapat mengenyam pendidikan yang memadai. Dalam menanggapi sebuah isu, yang beredar di masyarakat milenial juga sangat berbeda dan mudah sekali tanggap dengan isu yang beredar di masyarakat. Milenial juga sangat berbeda dengan generasi sebelumnya jika di dalam dunia kerja, milenial tidak menyukai situasi yang terkesan membosankan. Selalu Fleksibel menghadapi Perubahan mampu menyesuaikan keadaan dengan cepat, berbeda dengan generasi terdahulunya yang terkenal tua dan berpatokan kepada aturan yang sudah turun temurun.

DAFTAR PUSTAKA

Hamka. (2017). Akhlaqul Karimah. (hh.1-13). Jakarta: Gema Insani. ---. (2015). Lembaga Budi. (hh.1-15). Jakarta: Republik.

---. (2014). Pribadi Hebat (hh.1-156). Jakarta: Gema Insani.

Hariyanto, dan Muchlas, Samani. (2011). Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya. Dinamika Ilmu. Vol 14 hal 6.

Isa, Gani, Abdul. (2012). Akhlaq perspektif Al-Quran. Banda Aceh: Ar-Raniry Press.

Ismail, Ilyas. (2018). The True Da’wa Menggagas Paradigma Baru Dakwah Era Milenial. Jakarta: Prenadamedia Group.

Kesuma, Dharma. (2011). Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah. Bandung: PT.Remaja Rosda Karya.

Sindo, Koran. (2018, Januari 18). Generasi Milenial dan Pudarnya Nasionalisme Pangan. Mahmud. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Cv Pusta Setia.

Maragustam. (2018). Filsafat Pendidikan Islam Menuju Pembentukan Karakter. Jurnal Manajemen Pendidikan Islam.Vol.03.No.01.E-ISSN:2549-3663.P.198-226.

Moleong, Lexy J. (2017). Metode Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Naim, Ngainun. (2012). Character Building. Yogyakarta: Ar-ruz Media.

Nata, Abuddin. (2013). Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia. Jakarta: Rajawali Pers.

Nuryanto Yayuk. (2018). Cakap Berdemokrasi Ala Generasi Milenial. Yogyakarta: Deepublish. Puji, Nita. (2019). Assalamualaikum Generasi Milenial. Jakarta: PT.Elek Media Komputindo. Purwandi Lilik, Ali Hasanuddin. (2017). Millenial Nusantara. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Rianawati. (2014). Implementasi Nilai-nilai Karakter pada Mata Pelajaran (Pendidikan Agama

Islam). (hh.20) Pontianak: IAIN Pontianak Press.

Risnawati, Rini dan M. Nur Ghufron. (2010). Teori-Teori Psikologi. Yoyakarta: Ar-Ruzz Media Group.

(9)

9

Ritonga, Razali. Pengangguran Milenial. Kompas. Diakses 15 Oktober 2018.

Rohinah, M. Noor. (2017). Pendidikan Karakter Berbasis Sastra: Solusi Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Group.

Rosita, Rahmi. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Generasi Milenial Terhadap Keputusan Menggunakan Aplikasi GrabFood. Jurnal Lentera Bisnis. Voleme. 09, No. 1 Mei 2020. Saleh. Muwafik, Akh. (2012). Membangun Karakter dengan Hati Nurani Pendidikan Karakter

untuk Generasi Bangsa. Jakarta: Erlangga.

Sanjaya,Wina. (2013). Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode dan Prosedur (hh.207-208). Jakarta : PT.Fajar Interpratama Mandiri.

Santoso, Edwin. (2017).Millennial Finance. Jakarta: Grasindo.

Sari, Sapta. (2019). Literasi Media Pada Generasi Milenial Di Era Digital. Jurnal

Soedarsono, Soemarno. (2007). Hasrat untuk Berubah (Membangun Karakter adalah Proses yang tidak ada hentinya). (hh.) Jakarta: Elex Media Komputindo.

Referensi

Dokumen terkait

Program penanggulangan kemiskinan dengan basis bantuan sosial yang merupakan baru di Indonesia adalah program pemberian bantuan dana bersyarat atau lebih dikenal

• Pas toto 4x6 (Iatar belakang warna merah) sebanyak 4 lembar, dengan ketentuan bagi pria berjas dan berdasi sedangkan bagi wanita berpakaian kebaya nasional. Selama

Umumnya bakteri yang teridentifikasi dari hasil ulasan uterus anjing yang mengalami pyometra adalah bakteri yang normal ditemukan pada uterus anjing sehat.. Pada pyometra,

Margond a Raya Konsultansi Studi Kelayakan Pembangunan Jalan Tembus Jalan Proklamasi ke Jalan Bogor

Efek selain saham dan/atau instrumen pasar uang tidak memenuhi Prinsip Syariah di Pasar Modal, dengan ketentuan selisih lebih harga jual dari Nilai Pasar Wajar pada saat

Benih yang direndam dengan H2SO4 selama 20 menit tidak memberikan perbedaan yang signifikan pada daya berkecambah terhadap semua metode uji tetapi berbeda secara signifikan

Penilaian oleh pendidik pada dasarnya digunakan untuk menilai pencapaian hasil belajar peserta didik sebagai dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran dan bahan penyusunan

Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dilakukan penelitian mekanisme ekspansi ABES menggunakan perangkat lunak ANSYS Workbench dengan memodifikasi tipe