• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 4 Mei 2009 di ruang anak C1 Lantai 2 RSUP. 2). Umur : 5 tahun 2 bulan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 4 Mei 2009 di ruang anak C1 Lantai 2 RSUP. 2). Umur : 5 tahun 2 bulan."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN

Pengkajian dilakukan pada tanggal 4 Mei 2009 di ruang anak C1 Lantai 2 RSUP Dr. Kariadi Semarang

1. Biodata

a. Identitas Pasien.

1). Nama : An. J

2). Umur : 5 tahun 2 bulan. 3). Jenis kelamin : Laki - laki 4). Suku bangsa : Jawa / Indonesia 5). Agama : Islam

6). Pendidikan : - 7). Pekerjaan : - 8). Alamat : Jepara

9). Tanggal masuk : 28 April 2009 10). No. register : 6031344

11). Diagnosa medis : Sindroma nefrotik. b. Penanggung Jawab.

1). Nama : Ny. L

2). Umur : 26 tahun

(2)

4). Pendidikan : SMA

5). Pekerjaan : Ibu rumah tangga 6). Hub. dengan pasien : Ibu

2. Riwayat Kesehatan a. Keluhan utama.

Ibu klien mengatakan bengkak pada mata dan perut anaknya berkurang, sedangkan pada alat kelamin bengkak, gatal dan kemerahan. b. Riwayat penyakit sekarang.

Ibu klien mengatakan pada tanggal 27 April 2009 saat klien atau An.J kelopak matanya bengkak, semakin lama semakin bengkak. Perut nyeri hilang timbul, BAK berkurang dengan warna keruh dan tidak ada nyeri dalam BAK.

Pada tanggal 28 April 2009 diperiksakan di poli RSUP Dr.Kariadi dan diminta untuk opname karena edema yang bertambah, BAK berkurang dengan warna keruh,perut nyeri hilang timbul, serta nafsu makan menurun. Saat dilakukan pengkajian tanggal 4 Mei 2009, ibu klien mengatakan sudah 5 hari ini anaknya dirawat di R.S Dr. Karyadi Semarang karena mengalami edema, alat kelamin gatal dan kemerahan, anak kurang aktif, kondisi lemas, nafsu makan menurun.

(3)

Ibu klien mengatakan pada usia 2 tahun badan anaknya bertambah gemuk terutama pada bagian perut dan wajah, setiap bangun pagi mata anaknya bengkak, kemudian dibawa ke rumah sakit Kartini Jepara dan dirawat inap ± 5 hari kemudian pulang dengan perbaikan. Pada bulan mei 2008 badan anaknya terutama pada daerah mata bengkak kembali, kemudian dibawa ke rumah sakit umum Kartini Jepara dan dirujuk ke RSUP Dr. Karyadi, ± 25 hari dirawat inap, kemudian pulang dengan perbaikan. Klien sudah 3 kali masuk rumah sakit dengan diagnosa yang sama.

d. Riwayat penyakit keluarga.

Ibu klien mengatakan keluarganya tidak ada yang menderita sakit seperti yang dialami klien sekarang dan keluarga tidak mempunyai riwayat penyakit ginjal, jantung, hipertensi, dan DM.

e. Riwayat obstetri. 1). Prenatal

Ibu klien mengatakan selama kehamilan sehat, tidak mengalami sakit seperti preeklamsi, jantung, diabetes mellitus atau yang lain. Selama kehamilan ibu memeriksakan kandungannya sebanyak tujuh kali di posyandu, dan diimunisasi TT sebanyak dua kali.

2). Intranatal

Klien atau an.J lahir di rumah, ditolong oleh bidan, klien lahir spontan, langsung menangis, berat badan waktu lahir 2,9 kg.

(4)

3). Postnatal

Ibu klien mengatakan klien di beri ASI sampai usia 17 bulan, mulai diberi susu formula pada usia 18 bulan, dan mulai diberi MPASI pada usia 2 bulan (pisang dan nasi yang dihaluskan).

f. Riwayat imunisasi.

Ibu klien mengatakan, imunisasi klien sudah lengkap, tetapi ibu klien lupa usia klien saat diimunisasi.

1) Polio : 3x 2) BCG : 1x 3) DPT : 2x 4) Campak : 1x 5) Hepatitis : 1x 3. Pola Fungsional Gordon.

a. Pola persepsi dan manajemen kesehatan.

Ibu klien mengatakan anaknya sakit ginjal, tapi sakit yang seperti apa kurang paham.

Ibu klien juga mengatakan bila ada anggota keluarga yang sakit dibawa berobat ke puskesmas atau rumah sakit terdekat, bila tidak parah cukup dibelikan obat di warung.

(5)

Ibu klien mengatakan sebelum sakit, klien makan sehari 3 kali dengan porsi sedang dengan komposisi: nasi, sayur, lauk, ditambah makanan ringan dan minum 5 – 6 gelas sehari.

Ibu klien mengatakan saat sakit dan dirawat dirumah sakit, klien makan habis ½ porsi (200 kalori), klien mengatakan malas makan, tidak tertarik dengan penyajian makanan, nafsu makan menurun, untuk minum klien mendapat terapi sirup 3 kali 200 cc per hari dan habis. Diit klien 3 kali nasi rendah garam (1200 kalori). Dalam sehari makanan / kalori klien yang masuk 600 kalori.

c. Pola eliminasi

Ibu klien mengatakan sebelum sakit klien BAB 1 kali sehari dan BAK 4 kali sehari tanpa dibantu orang lain atau keluarga. Saat sakit klien mengalami kesulitan dalam BAB dan BAK karena klien merasa lemas, sehingga BAB dan BAK klien dibantu oleh keluarga, dengan frekuensi BAB biasa atau normal yaitu 1 kali sehari dengan konsistensi lembek dan BAK 4 kali sehari dengan jumlah ± 1000 cc per hari.

d. Pola aktivitas

Orang tua klien mengatakan, saat sebelum sakit klien beraktivitas seperti biasa yaitu bermain bersama teman, adik dan orang tua, serta belajar menggambar, membuat garis, mewarnai dan lain-lain, sesuai dengan usianya sekarang.

(6)

Ibu klien mengatakan saat sakit dan dirawat dirumah sakit, klien lebih banyak diatas tempat tidur, klien tampak lemas, dan kurang kegiatan bermain.

e. Pola persepsi dan kognitif

Klien tampak cemas terhadap efek hospitalisasi, dan orang tua klien tidak tahu tentang penyakit yang diderita anaknya.

f. Pola istirahat tidur

Orang tua klien mengatakan, sebelum sakit klien tidak ada keluhan dengan kebiasaan tidurnya yaitu 8 – 9 jam / hari. Ketika sakit dan dirawat dirumah sakit, orang tua klien mengatakan istirahat dan tidur klien tidak mengalami perubahan atau seperti biasa, klien tidur siang ± 2 jam.

g. Pola persepsi diri dan konsep diri

Klien terlihat banyak diam dan takut pada perawat, ibu klien mengatakan klien selalu rewel dan minta pulang. Pihak keluarga dapat menerima penyakit yang diderita anaknya dan berharap tidak lama lagi akan segera sembuh.

h. Pola hubungan sosial

Hubungan klien dengan orang tua dan saudara – saudaranya baik, setiap kali bercakap – cakap klien menggunakan bahasa jawa. Orang terdekat dengan klien adalah keluarganya.

i. Pola seksualitas dan reproduksi

Klien merupakan anak terakhir dari 2 bersaudara, berjenis kelamin laki – laki berusia 5 tahun 2 bulan.

(7)

j. Pola mekanisme koping

Ibu klien mengatakan saat klien merasakan sakit, klien berespon dengan menangis. Klien takut saat didekati perawat atau dokter, klien kurang kooperatif.

k. Pola nilai dan kepercayaan

Pada usianya 5 tahun 2 bulan klien meminta kepada orang tuanya untuk selalu mendo’akan klien untuk kesembuhan penyakitnya dan klien juga berdo’a kepada Allah SWT meminta kesembuhan. Sebelum sakit terkadang klien ikut ayahnya sholat ke masjid.

4. Pemeriksaan Fisik.

a. Keadaan umum : lemah, pucat. b. Tingkat kesadaran : komposmentis.

c. Tanda – tanda vital : TD : 110 / 70 mmHg S : 37° C RR : 28 x /menit N : 94 x / menit d. Pengukuran antropometri : TB : 97 cm BB : 14 kg

(8)

Rambut : hitam, bergelombang, tebal, dan bersih. Mata : penglihatan tidak mengalami gangguan,

konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik, edema pada palpebra.

Hidung : simetris, tidak ada polip hidung, tidak ada sekret, tidak ada napas cuping hidung.

Telinga : pendengaran tidak mengalami gangguan, tidak ada nyeri, telinga simetris, bersih, tidak ada serumen. Mulut : bibir tidak cyanosis, mukosa bibir kering, gigi dan

gusi tidak mengalami gangguan. f. Leher dan

tenggorok : tidak ada benjolan pada leher, tidak ada nyeri untuk menelan, tidak ada perbesaran kelenjar tiroid.

g. Dada : bentuk simetris, tidak menggunakan alat bantu pernapasan.

h. Paru –paru :

I : bentuk simetris Pa : tidak ada nyeri tekan.

Pe : resonasi terdengar di seluruh permukaan paru. A : vesikuler diseluruh lapisan paru.

i. Jantung :

(9)

Pa : ictus cordis teraba di IC IV dan V sinistra. Pe : denyut apek teraba.

A : terdengar bunyi jantung I dan II, fremitus kanan dan kiri.

j. Abdomen :

I : bentuk tidak simetris / cembung, terdapat asites.

A : bising usus 26 kali per menit, peristaltik usus sulit dikaji.

Pe : hipertimpani.

Pa : tidak terdapat nyeri tekan pada abdomen. k. Genital : scrotum bengkak, gatal dan kemerahan.

l. Ekstremitas :

Ekstremitas atas : tidak terdapat edema, turgor kulit cukup dan bersih, klien mampu menggerakan tangan, terpasang infus di tangan kanan.

Ekstremitas bawah : bersih, turgor cukup, tidak terdapat edema, terpasang infus pada kaki kanan, daerah

tusukan bersih.

m. Kulit : warna sawo matang, turgor kulit cukup, kelembaban kurang, terdapat edema pada mata

(10)

(palpebra) dan perut. 5. Riwayat tumbuh kembang.

Tumbuh kembang klien pada bulan pertama kelahiran sampai usia 17 bulan tidak mengalami gangguan, seperti anak normal pada umumnya, mulai usia 2 bulan klien sudah bisa tersenyum, klien bisa miring pada usia 3 bulan, tengkurap pada usia 5 bulan, bisa duduk dan tumbuh gigi pertama pada usia 6 bulan, merangkak pada usia 7 bulan, berdiri pada usia 10 bulan, berjalan pada usia 13 bulan. Saat ini klien berusia 38 bulan atau 3 tahun 2 bulan, komunikasi klien lancar tapi klien lebih banyak diam, klien juga kurang aktif.

6. Penghitungan balance cairan.

Penghitungan balance cairan klien pada tanggal 5 Mei 2009 (dari jam 18.00 – 06.00 WIB) yaitu : IWL = jam jam x BBx 24 12 15 IWL = 24 12 15 14x x IWL = 105 Input output Infus 360 cc urine 1200 cc Minum 500 cc Iwl 105 Makan 250 cc + + 1110 cc 1305 cc

(11)

Balance cairan = Input – Output = 1110 cc – 1305 cc = - 195 cc

7. Pemeriksaan Penunjang.

a. Hasil pemeriksaan lab. Urine tanggal 4 Mei 2008. Urine lengkap.

Lekosit 3 – 5 LPB

-Eritrosit 0 – 1 LPB

-Ca oxalat Neg. Neg.

Triple fosfat Neg. Neg.

Amorf Neg Neg.

Bakteri Neg Neg.

b. Hasil pemeriksaan lab. Darah tanggal 4 Mei 2009.

Analizer Hema Jumlah Satuan Harga Normal Hemoglobin 12,50 gr/dl 10.50 - 15.00 Hematokrit 36,7 % 36,0 - 44,0 Eritrosit 4,35 juta/mmk 4,00 - 5,20 Leukosit 14,20 ribu/mmk 6,00 - 15,00 Trombosit 473,00 ribu/mmk 150,0 - 400,0 RDW 13,6 fL 11,6 – 14,8 Kimia klinik Ureum 42 mg / dl 15 - 39 Creatinin 0,25 mg / dl 1,60 - 1,30

(12)

Albumin 0,5 g / dl 3,40 - 5,0 Elektrolit Natrium 137 mmol/l 136 - 145 Kalium 4,0 mmol/l 3,5 - 5,1 Chlorida 104 mmol/l 98 - 107 Calcium 1,78 mmol/l 2,12 - 2,52 c. Hasil pemeriksaan lab. Urine lengkap tanggal 5 Mei 2009.

Warna keruh BJ 1.015 PH 5,00 Protein 150 mg/dl neg. Reduksi 100 mg/dl neg. Eritrosit 25 mg/dl neg.

d. Hasil pemeriksaan lab. Urine tanggal 6 Mei 2009. Warna kuning jernih

BJ 1,010

PH 8,00

Protein Neg. mg/dl neg.

e. Terapi tanggal 4 Mei 2009.

Per oral : Prednison 5 – 0 – 0 AD (Senin, Rabu, Jumat). Ca laktat 1 x 500 mg.

Diet : 3x nasi RG. 3 x 200 cc syrup.

(13)

Topical : Gentamicin salep f. Terapi tanggal 5 Mei 2009.

D 5% 480/20/5 tpm.

Injeksi : Furosemid 2 x 15 mg IV. Per oral : Prednison 5 – 0 – 0 AD

Ca. Laktat 1 x 500mg Diit : 3 x nasi R.G + 3 butir telur

3 x 200 cc syrup. Topical : Gentamicin salep g. Terapi tanggal 6 Mei 2009.

D 5% 480/20/5 tpm.

Injeksi : Furosemid 2 x 15 mg IV. Per oral : Prednison 5 – 0 – 0 AD

Ca. Laktat 1 x 500mg Diit : 3 x nasi R.G + 3 butir telur

3 x 200 cc syrup.

B. PENGELOMPOKAN DATA

No. Tgl / jam Data DS & DO TT

1. 4 Mei 2009 Data Subjektif:

a. Ibu klien mengatakan bengkak pada mata, dan perut anaknya berkurang, sedangkan pada alat kelamin bengkak.

(14)

No. Tgl / jam Data DS & DO TT rumah sakit, klien makan habis ½ porsi, klien

mengatakan malas makan, ingin muntah, tidak tertarik dengan penyajian makanan, nafsu makan menurun, untuk minum klien mendapat terapi sirup 3 kali 200 cc per hari dan habis.

c. Ibu klien mengatakan klien kadang-kadang menggaruk-garuk alat kelaminnya dan mengeluh gatal dan kemerahan.

d. Ibu klien mengatakan saat klien merasakan sakit, klien berespon dengan menangis. Klien takut saat didekati perawat atau dokter, Klien terlihat banyak diam, klien selalu rewel dan minta pulang.

2. 4 Mei 2009 Data objektif :

a. Klien takut saat didekati perawat atau dokter, klien tampak gelisah dan cemas terhadap efek hospitalisasi, serta klien kurang kooperatif.

b. Klien makan habis ½ porsi (200 kalori), untuk minum klien mendapat terapi sirup 3 kali 200 cc per hari dan habis. Diit klien 3 kali nasi rendah garam (1200 kalori). Dalam sehari makanan / kalori klien yang masuk 600 kalori.

c. TD: 110/70 mmHg, N: 120 x/menit,

RR: 28 x/menit, S: 37°C, TB : 97 cm, BB : 14 kg. d. Oedema palpebra dan perut berkurang, scrotum

bengkak, balance cairan : - 195 cc, ureum : 42 mg / 100 ml.

e. Klien kadang-kadang terlihat menggaruk-garuk area scrotum, scrotum kemerahan (eritema).

(15)

No. Tgl / jam Data DS & DO TT Ureum 42 mg / 100 ml, Creatinin 0,25 mg / 100 ml, Albumin 0,5 g / 100 ml, Natrium 137 mmol/l Kalium 4,0 mmol/l

g. Diet : 3x nasi RG (1200 kalori/hari), 3 x 200 cc syrup.

C. ANALISA DATA

No Tanggal Data fokus Etiologi Masalah Ttd.

1. 4 Mei 2009

DS: Ibu klien mengatakan bengkak pada mata, dan perut anaknya berkurang, sedangkan pada alat kelamin bengkak.

DO: Oedema palpebra dan perut berkurang, scrotum masih edema. BB : 14 kg. Balance cairan : - 195 cc, Ureum : 42 mg / 100 ml, Creatinin : 0,25 mg / 100 ml, Albumin : 0,5 g / 100 ml, Natrium : 137 mmol/l, Kalium : 4,0 mmol/l

Penumpukan cairan di jaringan. Kelebihan volume cairan. 2. 4 Mei 2009

DS: Ibu klien mengatakan saat sakit dan dirawat dirumah sakit, klien makan habis ½ porsi, klien mengatakan malas makan, ingin muntah, tidak tertaik dengan penyajian makanan, nafsu makan menurun, untuk minum klien mendapat terapi sirup 3 kali 200 cc

Penurunan nafsu makan. Resiko kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

(16)

No Tanggal Data fokus Etiologi Masalah Ttd. per hari dan habis.

DO: klien makan habis ½ porsi (200 kalori), untuk minum klien mendapat terapi sirup 3 kali 200 cc per hari dan habis. Diit klien 3 kali nasi rendah garam (1200 kalori). Dalam sehari makanan / kalori klien yang masuk 600 kalori. Hemoglobin 12,50 gr/%, Albumin 0,5 g / 100 ml,

TB : 97 cm, BB : 14 kg. 3. 4 Mei

2009

DS: Ibu klien mengatakan klien kadang-kadang menggaruk-garuk alat kelaminnya dan mengeluh gatal dan kemerahan.

DO: Klien kadang-kadang terlihat menggaruk-garuk area scrotum, scrotum kemerahan. Peningkatan ureum nitrogen. Gangguan integritas kulit. 4. 4 Mei 2009

DS: Ibu klien mengatakan bengkak pada mata, dan perut anaknya berkurang, sedangkan pada alat kelamin bengkak.

DO: Oedema palpebra dan perut berkurang, scrotum bengkak, balance cairan : - 195 cc, ureum : 42 mg / 100 ml. Resiko kekurangan volume cairan. Kehilangan protein dan cairan, edema. 5. 4 Mei 2009

DS: Ibu klien mengatakan saat klien merasakan sakit, klien berespon dengan menangis.

DO: Klien takut saat didekati

Dampak hospitalisasi

(17)

No Tanggal Data fokus Etiologi Masalah Ttd. perawat atau dokter, klien tampak

gelisah dan cemas terhadap efek hospitalisasi, serta klien kurang kooperatif.

(18)

D. PATHWAYS KEPERAWATAN KASUS

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN.

1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penumpukan cairan di jaringan, perubahan fungsi ginjal.

2. Resiko kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan nafsu makan.

3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan ureum nitrogen dalam darah.

4. Resiko kekurangan volume cairan (intravaskuler) berhubungan dengan kehilangan protein dan cairan, edema.

(19)

F. INTERVENSI.

Tanggal Diagnosa keperawatan

Tujuan &

kriteria hasil Intervensi

Rasional 4 Mei 2009 Kelebihan volume cairan seluruh tubuh berhubungan dengan penumpukan cairan di jaringan, perubahan fungsi ginjal. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan pasien tidak mengalami kelebihan volume cairan, dengan kriteria hasil: a. Edema berkurang. b. Balance cairan seimbang 1. Kaji masukan yang relatif terhadap keluaran secra akurat / menghitung balance cairan. 2. Timbang berat badan setiap hari.

3. Kaji perubahan edema: ukur lingkar abdomen pada umbilicus serta pantau edema sekitar mata. 4. Atur masukan cairan infus D 5% 480/20/5 tpm. 5. Pemberian obat IV furosemid 500 mg dan pada 1. Perlu untuk menentukan fungsi ginjal, kebutuhan penggantian cairan dan penurunan resiko kelebihan cairan. 2. Mengkaji retensi cairan untuk mengkaji ascites dan edema. 3. Agar tidak mendapatkan lebih

dari jumlah yang dibutuhkan. 4. Untuk mempertahankan masukan yang diresepkan. 5. Untuk memberikan penghilangan sementara dari edema dan untuk

(20)

Tanggal Diagnosa keperawatan

Tujuan &

kriteria hasil Intervensi

Rasional jam 10.00 WIB. 5 ml prednison 07.00 WIB. Topical : gentamicin salep. menurunkan ekskresi proteinuria. 4 Mei 2009 Resiko kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan nafsu makan. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan pasien mendapatkan nutrisi yang adekuat dengan kriteria hasil: a. Pasien makan habis satu porsi. b. Pasien tidak mual. dan muntah. c. Nafsu makan meningkat 1. Beri diit 3x nasi RG ( 1200 kkal sehari). 3 x 200cc syrup. 2. Batasi natrium selama edema dan terapi kortikosteroid. 3. Memberikan obat Antasida tablet 100mg sebelum makan. 4. Beri makan dengan porsi sedikit pada awalnya. 5. Beri makanan

dengan cara yang

1. Membantu pemenuhan nutrisi anak dan meningkatan daya tahan tubuh. 2. Asupan natrium dapat memperberat edeme usus yang menyebabkan hilangnya nafsu makan. 3. Menghilangkan rasa mual. 4. Untuk merangsang nafsu makan. 5. Untuk merangsang nafsu makan anak.

(21)

Tanggal Diagnosa keperawatan

Tujuan &

kriteria hasil Intervensi

Rasional menarik. 4 Mei 2009 Gangguan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan ureum nitrogen dalam darah Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan gangguan integritas kulit dapat teratasi, dengan kriteria hasil:

a. Kulit anak tidak menunjukkan adanya kerusakan integritas kulit : kemerahan atau iritasi. b. Anak merasa nyaman (tidak merasa gatal). 1. Berikan perawatan kulit. 2. Hindari pakaian yang ketat. 3. Bersihkan dan bedaki permukaan kulit beberapa kali sehari. 4. Ubah posisi dengan sering, sejajarkan tubuh dengan baik. 1. Memberikan kenyamanan pada anak dan mencegah kerusakan kulit. 2. Dapat

mengakibatkan area yang menonjol tertekan.

3. Untuk mencegah terjadinya iritasi pada kilit karena gesekan dengan alat tenun. 4. Untuk menghilangkan area tekanan. 4 Mei 2009 Resiko kekurangan cairan (intravaskuler) berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan anak tidak menunjukkan 1. Pantau tanda vital. 2. Kaji kualitas 1. Untuk mendeteksi bukti fisik penipisan cairan.

(22)

Tanggal Diagnosa keperawatan

Tujuan &

kriteria hasil Intervensi

Rasional kehilangan protein dan cairan, edema. kehilangan cairan intravaskuler atau shock hipovolemik yang ditunjukkan pasien minimum atau tidak ada, dengan kriteria hasil : a. Tidak terdapat tanda shock hipovolemik. b. Nilai ureum nitrogen normal. dan frekuansi nadi. 3. Ukur tekanan darah. 4. Laporkan adanya penyimpangan dari normal. hipovolemik. 3. Untuk mendeteksi adanya syok hipovolemik. 4. Agar pengobatan segera dapat dilakukan. . 4 Mei 2009 Cemas berhubungan dengan dampak hospitalisasi. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan cemas berkurang atau hilang, dengan kriteria hasil: a. Rewel berkurang. b. Anak mau diajak bicara dengan dokter atau perawat. c. Anak merasa 1. Kaji tingkat kecemasan anak. 2. Rencanakan dan berikan waktu yang tenang. 3. Rencanakan terapi bermain sesuai dengan usia anak. 1. Menetukan intervensi selanjutnya. 2. Untuk menurunkan kecemasan yang dirasakan pasien. 3. Menghilangkan dampak hospitalisasi.

(23)

Tanggal Diagnosa keperawatan

Tujuan &

kriteria hasil Intervensi

Rasional

nyaman dan tenang.

G. IMPLEMENTASI. No.

DX Tgl / jam Tindakan Respon klien Ttd

4 Mei 2009 07.00

Memberikan obat peroral : 5 ml prednison jam 07.00 WIB

S : -

O : klien meminum obat dan tidak dimuntahkan.

4 Mei 2009 07.10

Mengkaji tingkat kecemasan klien

S: Ibu klien mengatakan saat klien merasakan sakit, klien berespon dengan menangis.

O: Klien takut saat didekati perawat atau dokter, klien tampak gelisah dan cemas terhadap efek hospitalisasi, serta klien kurang kooperatif.

4 Mei 2009 08.00

Mengobservasi kondisi umum pasien.

S: Ibu klien mengatakan bengkak pada kedua mata anaknya berkurang, besarnya perut berkurang, alat kelamin masih bengkak, gatal dan kemerahan. O: Edema pada palpebra, scrotum bengkak, gatal dan kemerahan. 4 Mei 2009

08.30

Menganjurkan keluarga untuk memberikan makan pada klien dengan

S: Ya mba’, nanti saya lakukan saran mba’…

(24)

No.

DX Tgl / jam Tindakan Respon klien Ttd

memberikan porsi sedikit tapi sering untuk merangsang nafsu makan.

melakukannya.

4 Mei 2009 08.45

Menganjurkan pasien sering mengubah posisi dan mensejajarkan tubuh dengan baik.

S: Ibu pasien mengatakan akan menyuruh anaknya sering mengubah posisi.

O: Ibu klien paham dan mau melakukannya.

4 Mei 2009 09.50

Memasang infus S: Menangis.

O:Infus terpasang D 5% 30 tpm. 4 Mei 2009

10.00

Memberikan injeksi ca. furosemid 10 mg IV lewat infus.

S: menangis.

O: obat injeksi masuk IV lewat infus, tidak ada alergi.

4 Mei 2009 11.00 Mengukur tanda-tanda vital. S: - O: S : 37° C RR : 28 x / menit N : 94 x / menit 4 Mei 2009 13.00

Memantau jumlah urine yang keluar dari jam 06.00 s/d jam 13.00 WIB

S: -

O: urine yang keluar 600 cc (1 botol aqua sedang), warna kuning keruh. 5 Mei 2009 06.00 Menghitung balance cairan. S: - O: Input output Infus 360 cc urine 1200 cc Minum 500 cc Iwl 105 cc

(25)

No.

DX Tgl / jam Tindakan Respon klien Ttd

Makan 250 cc 1110 cc 1305 cc Balance cairan = 1110 – 1305 = - 195 cc 5 Mei 2009 08.00 Mengobservasi kondisi umum pasien.

S: Ibu klien mengatakan kedua mata anaknya sudah berkurang bengkaknya, bengkak pada alat kelamin sudah berkurang.

O: Bengkak pada palpebra berkurang, bengkak, gatal dan kemerahan pada scrotum berkurang.

5 Mei 2009 08.50

Memantau tetesan infuse. S: -

O: Infus menetes 30 tpm. Infus D 5%.

5 Mei 2009 10.00

Mengkaji nutrisi klien. S: ibu klien mengatakan anaknya sudah mau makan, makan habis ¾ porsi.

O: klien makan habis ¾ porsi, nafsu makan klien bertambah. 5 Mei 2009 11.00 Mengukur tanda-tanda vital. S: - O: S : 36,8° C RR : 26 x / menit N : 94 x / menit 5 Mei 2009 11.10 Mengkaji tingkat kecemasan klien. S: -

(26)

No.

DX Tgl / jam Tindakan Respon klien Ttd

didekati perawat dan kooperatif. 6 Mei 2009

07.30

Mengobservasi kondisi umum pasien.

S: Ibu klien mengatakan bengkak pada mata berkurang, alat kelamin juga tidak sudah bengkak, gatal dan kemerahan. O: Scrotum sudah tidak bengkak, gatal dan kemerahan.

6 Mei 2009 10.50 Mengukur tanda-tanda vital. S: - O: S : 36,8° C RR : 28 x / menit N : 92 x / menit 6 Mei 2009 11.15

Mengkaji status nutrisi klien.

S: Ibu klien mengatakan, klien makan dengan lahap, makan habis satu porsi.

O: klien makan habis satu porsi.

H. EVALUASI. No. dx. Tgl / jam Evaluasi Ttd. 4. 5 Mei 2009 11.00 S: -

O: Tidak ada tanda shock hipovolemik. S : 36,8° C

RR : 28 x / menit N : 92 x / menit

(27)

No.

dx. Tgl / jam Evaluasi Ttd.

P: Pertahankan intervensi. - Pantau tanda-tanda vital. 5. 5 Mei 2009

11.10

S: -

O: Klien terlihat senang dan mulai kooperatif, mau diajak bicara dengan perawat, tersenyum. A: Masalah cemas pada klien dapat teratasi. P: Pertahankan intervensi.

- Observasi keadaan umum pasien. 1. 6 Mei 2009

07.30

S: Ibu klien mengatakan mata anaknya sudah berkuarang bengkaknya, alat kelamin anaknya sudah tidak bengkak, gatal dan kemerahan. O: Scrotum sudah tidak bengkak, gatal dan

kemerahan.

A: Masalah kelebihan volume cairan dapat teratasi sebagian.

P: Lanjutkan intervensi.

- Timbang berat badan setiap hari.

- Memberikan cairan sesuai dengan ketentuan yang dianjurkan dokter.

2. 6 Mei 2009 11.15

S: Ibu mengatakan kien makan dengan lahap, makan habis satu porsi.

O: Klien makan habis satu porsi, nafsu makan klien meningkat, berat badan 14 kg.

A: Masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dapat teratasi.

P: Pertahankan intervensi.

(28)

No.

dx. Tgl / jam Evaluasi Ttd.

yang dianjurkan.

- Beri makan makanan yang bergizi dan sajikan dengan menarik.

3. 6 Mei 2009 07.30

S: Ibu klien mengatakan alat kelamin anaknya sudah tidak kemerahan lagi dan anaknya sudah tidak mengeluh gatal.

O: Scrotum tidak kemerahan, bengkak berkurang. A: Masalah gangguan integritas dapat teratasi. P: Pertahankan intervensi.

Referensi

Dokumen terkait

pembimbing mikro yaitu Bapak Sudrajat, M.Pd. Dosen pembimbing mikro memberikan masukan, baik berupa kritik maupun saran setiap kali mahasiswa selesai praktik mengajar termasuk

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan ekstrak daun ubi jalar (I. batatas.) dan benih ikan jelawat(L.hoeveni, Blkr) ukuran 5-8 cm yang

Daerah pelayanan ini terdiri dari 8 (delapan) kecamatan, yaitu Kecamatan Bukit Batu, Kecamatan Bengkalis, Kecamatan Mandau, Kecamatan Siak Kecil, Kecamatan Rupat,

Pembelajar lebih mungkin untuk yakin bahwa mereka dapat berhasil pada suatu tugas ketika mereka telah berhasil pada tugas tersebut atau tugas lain yang mirip di masa lalu

Taman Penitipan Anak (TPA) merupakan bentuk layanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Non- Formal yang terus berkembang jumlahnya.Taman Penitipan Anak telah dikembangkan

Untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dasar Mengoperasikan Software basis data dan memberi kesempatan yang luas kepada siswa

PADA HARI JUMAAT BERTARIKH 23 NOVEMBER 2O12 JAM 9.00 PAGI DALAM KAMAR TIMBALAN PENDAFTAR. MAHKAMAH TINGGI

Dengan demikian, teknik Collaborative Learning menurut Gunawan (2007:198) adalah, “Teknik pembelajaran secara kolaborasi yang melibatkan proses komunikasi secara utuh