• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Blok pertambangan bawah tanah Deep Ore Zone (DOZ) PT. Freeport Indonesia (PTFI) merupakan pertambangan bijih mineral logam dengan produk utama berupa tembaga (Cu) yang dilakukan dengan sistem penambangan bertipe runtuhan (block caving). Penambangan yang dilakukan pada blok ini telah memasuki tahap produksi sepenuhnya, yaitu dengan berhentinya tahapan peledakan primer di level peledakan ( undercut level).

Keamanan tambang merupakan hal yang perlu dipertimbangkan demi menunjang proses produksi. Hal ini meliputi alat keselamatan kerja dan juga optimalisasi keamanan lingkungan tambang dengan meminimalisir resiko kecelakaan yang mungkin terjadi, baik kecelakaan kerja maupun dari aspek kondisi tambang. Adanya luncuran lumpur basah pada level ekstraksi (extraction level) merupakan suatu kondisi tidak aman yang meningkatkan faktor resiko dalam bekerja di lokasi tambang ini.

Kejadian luncuran lumpur basah (spill out / mudrush) yang terjadi pada rentang periode Januari 2008 - Mei 2016 dinilai cukup tinggi, yaitu dengan total 409 kejadian luncuran lumpur (UG Geotech, 2016). Penggantian alat angkut produksi berupa manual Load Haul Dump (LHD) menjadi Automatic LHD (Minegem) merupakan suatu upaya dalam peningkatkan keamanan K3 bagi pekerja, tetapi hal ini tidak mampu menurunkan resiko kejadian luncuran lumpur basah dan bahkan menurunkan tingkat produksi bijih (ore).

Korban jiwa yang tercatat pada beberapa periode kejadian luncuran lumpur basah telah menjadi resiko tertinggi dalam “10 Resiko Utama Tambang Bawah Tanah Tahun 2016 PT. Freeport Indonesia” (Komite Pengarah K3 Divisi Tambang Bawah Tanah, 2016), maka penanganan akan luncuran lumpur basah ini diperlukan. Perlunya analisis mengenai identifikasi lanjut akan faktor yang mempengaruhi luncuran lumpur basah dan identifikasi pola kejadian luncuran lumpur basah diperlukan sebagai dasar perencanaan mitigasi.

(2)

2 Permasalahan luncuran lumpur basah ini merupakan permasalahan tambang bawah tanah, terutama pada sistem penambangan block caving. Masuknya air ke dalam pertambangan bawah tanah dengan membawa material halus di sepanjang jalur yang dilewati menjadi masalah apabila tidak dilakukan pengendalian. Faktor pengaruh yang ada bukan hanya dari kondisi bebatuan sekitar saja, akan tetapi dari sistem manajemen yang dilakukan oleh pertambangan juga berpotensi muncul sebagai pemicu (trigger). (UG Geotech, 2011).

Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa kajian mengenai faktor pengaruh atas kejadian luncuran lumpur basah beserta manajemen kontrol produksi yang aman perlu dilakukan. Penulis tertarik untuk menulis Tugas Akhir dengan mengambil judul : “Potensi Luncuran Lumpur Basah (Spill Out) Pada Tambang Bawah Tanah Tipe Block Caving Berdasarkan Litologi, Fakta Historis Dan Kondisional Mucking : Studi Kasus Blok Penambangan Deep Ore Zone (DOZ) PT Freeport Indonesia

Pokok Permasalahan

Adapun permasalahan yang akan dibahas pada bab selanjutnya dalam penelitian ini antara lain:

A.Bagaimana peran besaran fragmen dan kejenuhan air dalam hancuran batuan bijih di dalam lubang produksi (drawpoint) terhadap luncuran lumpur basah pada blok tambang Deep Ore Zone PT.Freeport Indonesia?

B.Bagaimana pola pergerakan luncuran lumpur basah yang terjadi pada periode Januari 2008 – Mei 2016?

C.Bagaimanakah tingkat validitas akan kegiatan penarikan produksi hancuran bijih (mucking) sebagai faktor pengganggu dalam kejadian luncuran lumpur basah?

D.Bagaimana batasan zona pengaruh faktor pengganggu / pemicu dalam kejadian luncuran lumpur basah ?

(3)

3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian Tugas Akhir ini adalah :

1. Melakukan pengamatan lapangan terhadap karakteristik fragmen hancuran batuan bijih dan tingkat kejenuhan air (moisture) hancuran batuan bijih di dalam drawpoint.

2. Melakukan uji spectral pada sampel core batuan.

3. Menganalisa fakta atas rekam data yang berhubungan dengan kejadian luncuran lumpur basah (spill) yang dalam periode Januari 2008- Mei 2016.

4. Menganalisa pola penarikan produksi hancuran bijih(mucking) pada H-1 tiap kejadian luncuran lumpur basah yang dalam periode Januari 2008- Mei 2016.

5. Menganalisa besaran area jarak pengaruh atas penarikan produksi ore (mucking) area serta menganalisa besaran jumlah total penarikan produksi hancuran bijih (mucking) yang memungkinkan memicu kejadian luncuran lumpur basah berdasar rekam data produksi.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui sebaran fragmentasi dan tingkat kebasahan batuan pada wilayah yang berpotensi terjadi luncuran lumpur.

2. Mengetahui jenis mineral yang berpotensi sebagai zona lemah dalam batuan maupun material pembentuk lumpur basah.

3. Mengetahui pola kejadian atas luncuran lumpur basah yang terjadi. 4. Mengetahui besar dari tingkat kepercayaan atas faktor penarikan

produksi hancuran bijih (mucking) sebagai pemicu yang memungkinkan terjadinya luncuran lumpur basah.

5. Mengetahui batasan zona aman produksi dan besaran penarikan produksi hancuran bijih (mucking) yang disarankan.

(4)

4 Batasan Masalah

1. Riset terfokus pada kejadian luncuran lumpur yang terjadi di area tambang block caving DOZ di PT. Freeport Indonesia.

2. Fokus membahas aspek penarikan produksi hancuran bijih (mucking) sebagai kemungkinan faktor pengganggu / pemicu kejadian.

3. Riset berdasarkan pada rekam kejadian luncuran lumpur dan data produksi dari penarikan produksi hancuran bijih (mucking) yang telah dilakukan sejak Januari 2008 - Mei 2016.

4. Waktu pengaruh dari kejadian penarikan produksi hancuran bijih (mucking) dibatasi pada 1 hari sebelum kejadian spill terjadi.

5. Menggunakan metode taksonomi sebagai dasar atas model itterasi berkelanjutan / menerus.

Lokasi, Kondisi dan Kesampaian Daerah Penelitian Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di daerah pertambangan bawah tanah Deep Ore Zone (DOZ) dengan elevasi antara 3116 – 3146 meter dari permukaan laut. Daerah ini berada di sebelah Tenggara dari tambang terbuka (open pit) Grasberg dan berada di bawah tambang bawah tanah (underground) Gunung Bijih Timur (GBT) dan tambang bawah tanah (underground) Intermediete Ore zone (IOZ). Secara administratif daerah ini tergambar pada gambar 1.1 dan lampiran 1.1, berada dalam wilayah Kecamatan Mimika Timur, Kabupaten Mimika, Propinsi Papua dan berada pada wilayah kontrak karya A (C.O.W – A). Secara geografis daerah penelitian berada pada koordinat UTM (Universal Traverse Mercator) antara 736800 mE – 737840 mE dan 9548640 mN – 9549300 mN dengan luas daerah penelitian sekitar 1000 m x 660 m.

Suhu pada lokasi penelitian berkisar antara 5o – 24o C, menyebabkan tingkat kelembaban di dalam area tambang ini cukup tinggi. Banyaknya input air meteorik melalui rekahan antar batuan membuat tambang bawah

(5)

5 tanah tersebut terdapat genangan air seringkali berubah menjadi lumpur. Debu dari batuan dan ore, asap dari alat - alat berat tambang serta kendaraan kecil yang keluar masuk area tambang hampir memenuhi seluruh lorong (panel), terutama pada panel yang berada di zona produksi.

Gambar 1.1 Peta lokasi dan kesampaian daerah PT. Freeport Indonesia. (UG Division,2007)

(6)

6

Gambar 1.2 Lokasi pengamatan lapangan dalam peta permodelan level ekstraksi blok DOZ (UG Division,2007) 0 50 100 150 200m

Line scale

Legenda

= Batas area pengamatan = Area Drawpoint Tertutup Permanen

U

LEVEL EKSTRAKSI DOZ (3116 – 3126 mdpl)

(7)

7 Daerah penelitian tergambar pada gambar 1.2 dan lampiran 1.2 difokuskan pada level ekstraksi (3116 – 3126 mdpl), yaitu area produksi blok DOZ dimana ekstraksi/ penarikan produksi bijih (mucking) dilakukan. Area pengamatan dilakukan di sepanjang lubang pengambilan bijih (drawpoint) dan dinding lorong panel pada level ini.

Hambatan yang ditemui pada saat proses pemetaan dilaksanakan antara lain seperti dinding lorong ditutupi oleh debu tebal, telah disemen (shotcrete) / dibeton (concrete), dan adanya area tertutup dikarenakan isu keamanan yang mengganggu proses penelitian.

Kesampaian Daerah Penelitian

Daerah pertambangan PT. Freeport Indonesia dicapai dengan menggunakan pesawat maskapai penerbangan “Air Fast” dari Bandar Udara Adi Sucipto, Solo menuju Bandar Udara Timika selama lebih kurang 6 jam perjalanan. Dari Bandar Udara Timika perjalanan dilanjutkan menuju Tembagapura sejauh 66 km melalui jalan darat yang dapat ditempuh dengan menggunakan bus perusahaan atau mobil kecil (light vehicle) Toyota “Land Cruiser” selama 2–3 jam perjalanan. Kota Tembagapura (Mile 68) merupakan kota tempat tinggal karyawan – karyawan dan kantor administrasi PT. Freeport Indonesia.

Daerah penelitian diawali dengan perjalanan darat sekitar 6,44 km menuju kantor geologi tambang bawah tanah (underground geology and technical) di Mile 72 sebagai lokasi berdiskusi melakukan perencanaan, mendapatkan bimbingan dari ahli geologi dan geoteknik PT Freeport Indonesia serta memasukkan data setelah kembali dari lapangan. Perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan mobil kecil (light vehicle) Toyota “Land Cruiser” sekitar 15 menit atau dengan bus perusahaan sekitar 30 menit menuju Mile 74 untuk melakukan check-in di lingkup area kantor Underground Geology and Technical, perjalanan kembali dilanjutkan dengan menggunakan mobil kecil (light vehicle) Toyota “Land Rover” sekitar 15 menit perjalanan menuju Lunch Room di tambang bawah tanah DOZ untuk kembali check-in area tambang dan zona potensial luncuran

(8)

8 lumpur (spill), kemudian perjalanan diteruskan ke lokasi survei pada Level Extraction.

Penelitian Terdahulu

Hasil dari penelitian terdahulu digunakan sebagai acuan dalam memahami lebih lanjut tentang kondisi hidrogeologi daerah penelitian. Penelitian yang berkaitan dan pernah dilakukan di lokasi penelitian dapat dilihat di tabel 1.1.

Tabel 1.1. Penelitian terdahulu di blok DOZ PT. Freeport Indonesia

No Peneliti Tujuan Metode Hasil

1 Wiguna, I., , 2009

Bertujuan untuk mengetahui celah aliran air

serta sebaran kantong air yang mungkin terbentuk di hancuran batuan yang tertumpuk di level undercut Studi rekam blok model dan rekam data corelog. Dilakukan survei kebasahan di wilayah timur pertambangan (panel 4-19). Diketahui kemungkinan terbentuknya 4 titik kantong air di daerah penelitian yang diketahui dengan melimpahnya di drawpoint sekitar titik tersebut yang dikorelasikan dengan rekam data. Kemungkinan celah yang ditemukan melalui analisis terhadap potongan permodelan berupa rekah pada zona sesar dan batas tepi pada tepian dinding bukaan tambang (cave boundary). 2 Silalahi, P., 2012 Bertujuan untuk mereview material penyusun wetmuck dari aspek kegeologian. Drawpoints mapping, water tracer test, dan keseimbangan data kelimpahan air

Semua jenis hancuran batuan dapat menjadi penyusun wetmuck dikarenakan adanya proses pergerakan batuan lepas yang akan menghasilkan material lebih halus dengan sementasi berupa kalsit, hasil dari pelarutan marmer. Teramati perubahan waktu tempuh air meteorik menuju area tambang dari 14 hari menjadi 1 hari. Aliran ini dapat melalui rekah struktur batuan, cave boundary, dan pengaruh HOD

3 Wicaksono D, 2012 Bertujuan untuk memvisualisasi resiko sebaran lumpur basah serta melakukan praduga terhadap Pembuatan peta hasil dari

pembobotan atas data sekunder

Dalam pembobotan ini digunakan parameter presentase HOD, persentase kehadiran batuan hancuran IOZ, HALO(High Alterate Rock / Fault Breccia Rock),

(9)

9 pemicu kejadian

luncuran lumpur basah

presentase kebasahan, presentase lama jeda produksi, serta presentase kehadiran material halus di drawpoint 4 Soebari L., 2012 Bertujuan untuk membahas jenis eskavasi dalam DOZ dan hasil persebaran Fosterit karena adanya pergerakan hancuran batuan dan hubungannya dengan potensi luncuran lumpur basah. Melakukan kajian akan sistem operasional dan kegiatan produksi tambang block caving DOZ yang berimbas pada pergerakan batuan.

Forsterite cenderung teramati

dengan ukuran

halus(<5cm)dengan meterial penyerta material halus lang lengket dan memiliki kecenderungan menjadi jalur aliran air, seiring dengan waktu presentase hancuran forsterite meningkat di area selatan yang merupakan wilayah asal hancuran diorit karena produksi berlebihan di area ini sehingga terjadi ketimpangan HOD (Height of Draw) yang memungkinkan terjadinya Airgap dan pergerakan material. Pemerataan produksi diharapkan dilakukan untuk menyeimbangkan cave propagation dan menghidari ketimpangan HOD.

Berdasarkan dari penelitian sebelumnya, menunjukkan bahwa penelitian berjudul “Potensi Luncuran Lumpur Basah (Spill Out) Pada Tambang Bawah Tanah Tipe Block Caving Berdasarkan Litologi, Fakta Historis Dan Kondisional Mucking : Studi Kasus Blok Penambangan Deep Ore Zone (DOZ) PT Freeport Indonesia” belum pernah dilakukan.

Manfaat Penelitian dan Hasil Akhir Yang Diharapkan

Penelitian ini memberikan korelasi hubungan fragmen hancuran batuan dan kejenuhan air di lokasi pertambangan terkini beserta analisis material halus yang mungkin menjadi indikasi bidang lemah di zona alterasi dan identifikasi terhadap pola kejadian luncuran lumpur basah yang telah terjadi sebelumnya dengan berdasar pada data rekam produksi.

(10)

10 Hasil dari riset ini diharapkan mampu menjadi bahan pertimbangan dalam mengontrol dan mencegah kemungkinan luncuran lumpur basah (spill out) daerah pertambangan bawah tanah DOZ.

Waktu Penelitian

Penelitian ini berlangsung selama 3 bulan dari April 2016 - Juni 2016 dengan rincian kegiatan yang dapat diamati pada tabel 1.2.

Tabel 1.2. Rincian Kegiatan di PT. Freeport Indonesia

BULAN April Mei Juni

MINGGU KE - 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

TAHAP PERSIAPAN Studi Literatur Pencetakan form pengumpulan data

Pencetakan peta tambang bawah tanah DOZ

TAHAP PENGAMATAN LAPANGAN DAN PENGAMBILAN DATA

Survey pemetaan karakteristik fragmen hancuran batuan dan tingkat moisture dalam Drawpoint Pengamatan Skeleton Corelog di Coresite-Timika Pengujian Sampel Uji NIR TAHAP PENGELOMPOKAN DATA

Pengambilan data sekunder dari PT. Freeport Indonesia Pengelompokan data DOZ

(lanjutan) Tabel 1.1. Rincian Kegiatan Penelitian di PT. Freeport Indonesia

BULAN April Mei Juni

(11)

11 TAHAP PENGOLAHAN

DATA

Analisa jenis hancuran batuan dominant dalam drawpoint

Analisa hubungan fragmen hancuran dengan tingkat moisture

Analisa terhadap rekam blok model daerah penelitian

Analisa terhadap rekam data hidrologi

Analisa terhadap rekam historis kejadian luncuran lumpur

Analisa rekam data

produksi berkaitan dengan kejadian luncuran lumpur TAHAP PEMBAHASAN

Pembahasan mengenai kondisi geologi DOZ Pembahasan mengenai kondisi penyebaran area potensial luncuran lumpur basah di level ekstraksi DOZ

Pembahasan mengenai rekam pola luncuran Pembahasan signifikansi penarikan produksi ore Pembahasan besaran area dan tonase yang

berpengaruh

TAHAP KESIMPULAN DAN LAPORAN

Rekomendasi dan Presentasi

Gambar

Gambar 1.1 Peta lokasi dan kesampaian daerah  PT. Freeport Indonesia.
Gambar 1.2 Lokasi pengamatan lapangan dalam peta permodelan level ekstraksi blok DOZ (UG Division,2007)
Tabel 1.1. Penelitian terdahulu di  blok DOZ PT. Freeport Indonesia
Tabel 1.2. Rincian Kegiatan   di PT. Freeport Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Seringkali apabila tunggakan sewa berlaku ianya dikaitkan dengan masalah kemampuan yang dihadapi penyewa dan juga disebabkan faktor pengurusan yang lemah. Ada pula

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka akan dilakukan penelitian yang berjudul “Upaya meningkatkan minat dan hasil belajar matematika dengan model

[r]

Latar Belakang: Persiapan mental merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dalam proses persiapan operasi karena mental pasien yang tidak siap atau labil dapat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bahasa Indonesia dalam publikasi tersebut belum memuaskan karena terdapat beberapa kesalahan, seperti kesalahan penulisan kata

Tujuan dari isi paper ini adalah untuk menganalisa unjuk kerja sistem kompresi citra grayscale asli, apakah informasi data citra hasil rekonstruksi benar-benar dapat

- SAHAM SEBAGAIMANA DIMAKSUD HARUS DIMILIKI OLEH PALING SEDIKIT 300 PIHAK &amp; MASING2 PIHAK HANYA BOLEH MEMILIKI SAHAM KURANG DARI 5% DARI SAHAM DISETOR SERTA HARUS DIPENUHI

1 M.. Hal ini me nunjukkan adanya peningkatan keaktifan belajar siswa yang signifikan dibandingkan dengan siklus I. Pertukaran keanggotaan kelompok belajar