• Tidak ada hasil yang ditemukan

TELAAH KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH ATAS ISLAM TERPADU GRANADA SAMARINDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TELAAH KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH ATAS ISLAM TERPADU GRANADA SAMARINDA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Tarbiyah & Ilmu Keguruan (JTIK) Borneo, Volume 1 (3), 2020

259

TELAAH KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH ATAS ISLAM TERPADU

GRANADA SAMARINDA

Suriyani Asri IAIN Samarinda

asri_suriyani@gmail.com Muhammad Iwan Abdi IAIN Samarinda muh.iwanabdi76@gmail.com Bahrani IAIN Samarinda bahranibadri3@gmail.com Abstrak

SMA Islam Terpadu Granada Samarinda masih terbilang cukup baru sebagai lembaga pendidikan tingkat menengah di Samarinda namun dapat mencapai akreditasi sangat baik. Sekolah ini dengan cepat dan tanggap segera mempersiapkan diri dan beradaptasi dengan berbagai komponen dalam kurikulum yang digunakannya. Maka dari itu kurikulum perlu disusun secara sistematis dan isinya harus sesuai dengan standar yang ada. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana isi kurikulum SMA Islam Terpadu Granada Samarinda dan posisi kurikulum tersebut dalam konteks pencapaian tujuan pendidikan nasional.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode analisis konten. Sumber data berasal dari dokumen kurikulum SMA Islam Terpadu Granada Samarinda yang didukung oleh beberapa hasil wawancara dari Kepala Sekolah dan Waka Kurikulum.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa SMA Islam Terpadu Granada Samarinda memadukan antara kurikulum nasional dan internasional. Penyusunan dokumen sesuai dengan pedoman penyusunan kurikulum BSNP dan Kurikulum di SMA Islam terpadu Granada Samarinda sangat khas dengan karakteristik nilai keislaman. Jadi, kurikulum nasional dan kurikulum Islam Terpadu saling bersinergi dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang akan menghasilkan peserta didik yang berkarakter. Hal ini dilakukan dengan cara memasukkan nilai-nilai keislaman dalam setiap mata pelajaran yang diberikan. Kedua kegiatanpengembangan melalui program-program sekolah dan pengembangan muatan lokal. Di dalam dokumen kurikulum tersebut terlihat bahwa pelaksanaan pendidikan di SMA Islam Terpadu Granada mengikuti peraturan dari dinas pendidikan dan juga menyisipkan nilai keislaman dalam setiap proses pendidikan tersebut.

Key Words: Telaah Kurikulum, SMA Islam Terpadu A. Pendahuluan

Kurikulum sebagai kegiatan belajar memberikan dampak positif dalam proses belajar mengajar di sekolah, paling tidak dalam tingkah laku peserta didik, karena baik buruknya hasil belajar peserta didik tergantung dari kurikulum itu sendiri. Oleh karena

Jurnal Tarbiyah & Ilmu Keguruan (JTIK) Borneo

Volume 1 No.3, 2020 E-ISSN: 2714-6030

(2)

Jurnal Tarbiyah & Ilmu Keguruan (JTIK) Borneo, Volume 1 (3), 2020

260 itu dibutuhkan kurikulum yang bisa diterima dan dipahami oleh peserta didik dan memberikan nuansa sendiri dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Kurikulum yang disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dikatakan bahwa kurikulum adalah pengaturan dan rencana tenatng isi pelajaran dan bahan ajar yang digunakan sebagai acuan dalam proses belajar mengajar.1 Bahan ajar dan isi pelajaran tersbut tentu mengacu pada usaha mencapai tujuan pendidikan secara nasional.

Kurikulum sifatnya dinamis karena selalu berubah-rubah sesuai dengan perkembangan dan tantangan zaman. Semakin maju peradaban suatu bangsa maka semakin berat pula tantangan yang dihadapinya. Persaingan ilmu pengetahuan semakin gencar dilakukan oleh dunia internasional, sehingga Indonesia juga dituntut untuk dapat bersaing secara global demi mengangkat martabat bangsa. Oleh karena itu, untuk menghadapi tantangan yang akan menimpa dunia pendidikan kita, ketegasan kurikulum dan implementasinya sangat dibutuhkan untuk membenahi kinerja pendidikan yang jauh tertinggal dengan negara-negara maju di dunia.

SMA Islam Terpadu Granada Samarinda adalah salah satu dari sekolah menengah atas yang dikelolah oleh swasta dan baru berdiri pada tahun 2015, SMA Islam Terpadu Granada Samarinda memiliki peserta didik yang banyak meraih prestasi baik dari akademik maupun non akademik dan secara resmi pada taun 2019 mendapat predikat “A” dari BAN S/M Kalimantan Timur menjadi sekolah yang unggul dan terus berkontribusi dalam dunia pendidikan di kancah daerah maupun nasional.2

SMA IT Granada masih terbilang cukup baru sebagai lembaga pendidikan tingkat menengah di Samarinda namun dapat mencapai akreditasi sangat baik. Sekolah ini dengan cepat dan tanggap segera mempersiapkan diri dan beradaptasi dengan berbagai komponen dalam kurikulum yang digunakannya. Secara aktif kepala sekolah mengikuti rangkaian program sosialisasi kurikulum dan secara intens mengirimkan guru mata pelajaran dalam pelatihan dan diklat implementasi pembelajaran dalam kurikulum. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap dokumen kurikulum yang dimiliki. Sehingga peneliti memilih judul “Telaah Kurikulum Sekolah Menengah Atas Islam Terpadu Garanada Samarinda”.

B. Landasan Teori 1. Pengertian Kurikulum

Istilah kurikulum pertama kali digunakan pada dunia olahraga di zaman Yunani Kuno. Kurikulum berasal dari kata curir dan curere. Pada waktu itu kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari.

Menurut Print, kurikulum harus meliputi perencanaan pengalaman belajar dan program yang diimplementasikan serta ditulis dalam bentuk dokumen yang tersusun rapi, atau sering kita sebut sebagai dokumen kurikulum.3 Kurikulum harus diartikan sebagai pengalaman belajar, mata pelajaran, dan program pembelajaran. Hamalik berpendapat bahwa kurikulum adalah pengaturan dan rencana terkait tujuan pembelajaran, isi materi serta bahan untuk mencapai tujuan pendidikan melalui proses belajar.4 Kurikulum adalah perencaanaan dari tujuan, materi, dan pengalaman belajar, pengembangan strategi serta evaluasi yang ditulis dalam bentuk dokumen.

1Peraturan Pemerintah RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Standar Nasional Pendidikan, hlm. 4.

2Ismail Latisi, Waka Kurikulum SMA Islam Terpadu Granada, Wawancara, Samarinda 9 Maret

2020.

3Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

2013, hlm. 3.

(3)

Jurnal Tarbiyah & Ilmu Keguruan (JTIK) Borneo, Volume 1 (3), 2020

261 2. Fungsi dan Peranan Kurikulum

Kurikulum merupakan komponen penting dalam meraih tujuan pendidikan karena memiliki beberapa fungsi. Ada empat fungsi kurikulum:

a. Mengarahkan siswa untuk menyesuaikan dengan lingkungan dan perubahan (fungsi penyesuaian);

b. Menghasilkan siswa yang berkarakter dan dapat hidup harmonis dengan masyarakat (fungsi integrasi);

c. Memebrikan layanan yang sama bagi semua siswa tanpa ada perbedaan (fungsi deferensiasi);

d. Menyiapkan siswa untuk melanjutkan studi (fungsi persiapan);

e. Membantu siswa dalam memilih program belajar yang sesuai (fungsi pemilihan); f. Mengarahkan dan membimbing potensi siswa (fungsi diagnostik).5

Peran kurikulum dalam pendidikan dilihat sebagai strategi untuk mencapai tujuan pendidikan. Peranan ini meliputi konservatif, kreatif, dan evaluatif.

a. Kurikulum memiliki tugas menyampaikan budaya terdahulu yang sesuai dengan zaman sekarang sehingga kurikulum bersifat konservatif;

b. Dalam penyusunan kurikulum harus terdapat pembaharuan yang diseuaikan dengan tuntutan masyarakat saat ini dan mendatang. Inovasi-inovasi pembelajaran dan pendidikan perlu disampaiakan dalam pengembangan kurikulum sehingga kurikulum harus bersifat kreatif.

c. Pembuatan kurikulum juga harus bisa memilih pengetahuan dan nilai budaya baru tidak hanya mengikuti warisan budaya sehingga kurikulum harus bersifat kritis dan evaluatif.6

Ketiga peranan kurikulum di atas, sudah sepatutnya dilaksanakan secara seimbang agar dapat memenuhi tuntutan situasi serta kondisi. Jika tidak demikian, maka dikhawatirkan dapat terjadi ketidaksesuaian yang menjadikan kurikulum berjalan tidak efektif.

Mengoptimalkan peran kurikulum merupakan tugas dan tanggungjawab semua pihak termasuk siswa, masyrakat, dan orangtua, tidak hanya kepala sekolah dan guru. Oleh karena itu setiap pihak harus memahami kurikulum sesuai dengan bidang serta tupoksinya.

3. Komponen Kurikulum

Kurikulum terdiri atas komponen-komponen yang tersusun menjadi suatu sistem. Komponen-komponen kurikulum meliputi:

a. Tujuan

Tujuan kurikulum mengacu pada tujuan pendidikan. Terdapat empat tingakatan tujuan pendidikan: 1) nasional, institusional, kurikuler, dan tujuan lebih khusus. Tujuan pendidikan tingkat nasional tertera dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, yaitu membentuk peradaban dan watak bangsa yang cerdas bermartabat serta mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pribadi berilmu, beriman, dan bertakwa.7

Tingkatan kedua adalah tujuan institusional. Tujuan institusional adalah tujuan yang ingin dicapai satuan pendidikan atau insitusi sekolah. Tujuan ini terlihat dalam visi misi sekolah. Kemudian tujuan institusional diturunkan menjadi tujuan kurikuler, yaitu tujuan yang ingin didapat dari setiap mata pelajaran di sekolah.

b. Isi

5 Ma’as Shobirin, Konsep dan Implementasi Kurikulum 2013, (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2016), hlm. 19-23.

6 Ma’as Shobirin, Konsep…, hlm. 25.

(4)

Jurnal Tarbiyah & Ilmu Keguruan (JTIK) Borneo, Volume 1 (3), 2020

262 Kurikulum berisi semua yang akan diberikan kepada siswa dalam proses belajar.8 Kurikulum berisi jenis bidang studi dan program masing-masing bidang studi. Jenis bidang studi mengacu pada visi misi sekolah. Berkenaan dengan penentuan materi pembelajaran dalam kurikulum, pendidik memiliki wewenang penuh untuk menentukan materi pembelajaran, sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang hendak dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran.

c. Strategi

Strategi berkaitan dengan pelaksanaan kurikulum. Strategi dilihat sebagai metode, pendekatan, dan alat yang digunakan guru untuk mengajar.9 Strategi pengajaran meliputi pelaksanaan, penilaian, bimbingan, serta pengaturan dalam pengajaran. Unsur-unsur dalam strategi pelaksanaan kurikulum, yakni: tingkat dan jenjang pendidikan, KBM, bimbingan penyuluhan, supervisi, sarana, dan penilaian, serta pengaturan kegiatan sekolah. Guru harus lebih variatif dalam menggunakan strategi pembelajaran sehingga siswa merasa senang belajar dan aktif di kelas. Dengan proses belajar yang menyenangkan maka keefektifan pembelajaran akan terwujud.

d. Evaluasi

Tujuan evaluasi kurikulum untuk mengetahui ketercapaian tujuan pendidikan serta memeriksa kinerja kurikulum. Indikator kinerja yang dievaluasi tidak hanya terbatas pada efektivitas saja, namun juga relevansi, efesiensi, kelayakan program. Hasil evaluasi kurikulum digunakan oleh pengembang kurikulum untuk penyusunan kurikulum berikutnya. Pemangku kebijakan menggunakan hasil evaluasi kurikulum sebagai dasar dalam pembuatan kebijakan pendidikan. Pelaksana pendidikan seperti kepala sekolah dan guru dapat mengetahui perkembangan peserta didik, memilih metode dan bahan ajar berdasrkan pada hasil evaluasi kurikulum.

Evaluasi kurikulum dapat dilakukan salah satunya dengan penilaian autentik. Penilaian autentik ini lebih dapat dipercaya karena bersifat asli berdasarkan pada penilaian sesungguhnya terhadap kemampuan siswa. Rusman berpendapat bahwa penilaian autentik merupakan penilaian akternatif untuk melihat kemampuan menyelesaikan tugas dan masalah yang dilakukan oleh siswa.10 Karakteristik penilaian autentik adalah belajr tuntas, asli, berkesinambungan, mengacu pada kriteria, dan memakai teknik penilaian yang bervariasi. Peniliaian autentik juga harus meliputi komponen input, proses, dan output dari kegiatan belajar mengajar.11

4. Kurikulum 2013

Tujuan perancangan kurikulum 2013 adalah membekali siswa dengan kecakapan hidup yang beriman, inovatif, produktif sehingga dapat berkontribusi bagi kehidupan bernegara serta peradaban dunia.12 Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dirancang unuk menyempurnakan dan melengkapi kurikulum-kurikulum yang telah dibuat sebelumnya, denngan tujuan untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan dapat

8Halim Simatupang, dkk., Telaah Kurikulum SMP di Indonesia, (Surabaya: CV. Pustaka MediaGuru, 2019), hlm. 28.

9 Ahmad Izzan dan Saehudin, Hadis Pendidikan, (Bandung: Humaniora, 2016), hlm. 178. 10Pariang Sonang Siregar dan Rindi Genesa Hatika, Ayo Latihan Mengajar: Implementasi

Kurikulum 2013 di Sekolah (Peerteaching dan Microteaching), (Yogyakarta: CV Budi Utama,

2019), hlm. 16.

11 Rizqi Silviannisa, “Efektivitas Penilaian Auntentik Kurikulum 2013 dalam Menilai Sikap Siswa kelas VII E di SMP Negeri 2 Sedari”, Skripsi, UIN Sunan Ampel Surabaya tahun 2015, hlm. 33-35.

12 Lismina, Pengembangan Kurikulum di Sekolah dan Perguruan Tinggi, (Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia, 2019), hlm. 190-191.

(5)

Jurnal Tarbiyah & Ilmu Keguruan (JTIK) Borneo, Volume 1 (3), 2020

263 mengatasi permasalahan pendidikan yang ada, tantangan pada abad ini akan lebih besar akibat dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pengembangan kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan dari pengembangan kurikulum berbasis kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan secara terpadu.

Pada kurikulum 2013, pemerintah menetapkan Standar Nasional Pendidikan, Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum, Silabus, dan Pedoman Implementasi Kurikulum, sedangkan setiap satuan pendidikan seperti halnya pada kurikulum 2006, juga menyusun KTSP, kecuali dokumen 2 yang berupa Silabus setiap mata pelajaran sudah disusun oleh pemerintah, guru tinggal mengopi dan menyusunnya menjadi satu kesatuan KTSP yang utuh. Silabus dipakai acuan guru untuk menyusun RPP.

Konsep dara kurikulum 2013 menitikberatkan pada berkembangnya pengatahuan, sikap, dan keterampilan siswa. Faktor-faktor pengembangan kurikulum 2013 dipengaruhi oleh tantangan internal dan eksternal. Tantangan internal terkait dengan pemenuhan delapan standar nasional pendidikan sedangkan tantangan eksternal terkait tuntutan globalisasi dan masyarakat berkembang. Kurikulum 2013 juga melakukan penyempurnaan pola pikir melalui perubahan pola pembelajaran dari berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa, dari pola satu arah menjadi interaktif, dari pasif menjadi aktif, dari terisolasi menjadi jejaring, dari alat tunggal menjadi multimedia, dan sebagainya.

Dalam pelaksanaanya, kurikulum 2013 juga memiliki beberapa pengutan terkait tata Kelola kurikulum dan materi. Tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat kolaboratif. Manajemen sekolah juga diperkuat melalui peningkatan kepemimpinan kepala sekolah serta perbaikan sarana prasarana.

C. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode penelitian yang digunakan peneliti di SMA Islam Terpadu Granada adalah metode penelitian content analysis. Analisis konten adalah alat penelitian yang difokuskan pada konten aktual dan internal media. Konten yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah kurikulum Islam Terpadu di SMA IT Granada Samarinda.

Informasi yang diperolah dari wawancara, hasil observasi, dan fakta-fakta dari dokumen yang sesuai dengan fokus penelitian dijadikan sebagai data penelitian. Penelitian ini menggunakan sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer berasal dari dokumen kurikulum sedangkan sumber data sekunder diperoleh dari wawancara dengan wakil kepala bagian kurikulum serta kepala sekolah.

Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang sudah terkumpul kemudian di analisis dengan model analisis interaktif Miles Huberman, reduksi dan penyajian data kemudian menarik kesimpulan. Untuk mendapatkan keabsahan data digunakan triangulasi sumber, metode, dan waktu.

D. Hasil Penelitian

1. Kurikulum SMA Islam Terpadu Granada Samarinda

Secara umum SMA IT Granada Samarinda mengikuti kurikulum nasional. Untuk kelas 12 masih menggunakan KTSP 2006, sementara kelas 10 dan 11 menggunakan kurikulum 2013. Sebenarnya jika membicarakan Granada dalam kapasitasnya sekolah Islam Terpadu salah satu anggota Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) sehingga menggabungkan antara kurikulum nasional dan kurikulum JSIT.

Perpaduan kurikulum yang digunakan SMA IT Granada Samarinda mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2018 tentang perubahan atas peraturan menteri pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah

(6)

Jurnal Tarbiyah & Ilmu Keguruan (JTIK) Borneo, Volume 1 (3), 2020

264 Aliyah dan juga mengacu pada 3 standar tambahan yang ditetapkan oleh Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia yaitu standar pembinaan peserta didik, standar pendidikan agama Islam, dan standar kerjasama.

Dalam dokumen kurikulum SMA Islam Terpadu Granada memuat komponen-komponen penyusunan dokumen kurikulum yang terdiri atas cover, lembar pengesahan, daftar isi, Bab I pendahuluan, Bab II mengenai tujuan pendidikan, bab III mengenai struktur dan muatan kurikulum, dan bab IV mengenai kalender pendidikan.

Cover dokumen kurikulum SMA Islam Terpadu Granada berisi judul dari dokumen itu sendiri yaitu dokumen kurikulum SMA Islam Terpadu Granada. Selanjutnya terdapat dua logo, yaitu logo dari SMA Islam Terpadu Granada dan Logo pemerintah daerah Kalimantan Timur. Terakhir, terdapat alamat sekolah. Hal ini menunjukkan identitas sekolah yang memiliki dokumen kurikulum tersebut dan asal daerah sekolah tersebut.

Lembar pengesahan pada dokumen kurikulum terdiri atas beberapa tanda tangan, yaitu tanda tangan kepala sekolah, ketua komite, ketua yayasan pendidikan Islam Granada, dan kepala dinas pendidikan provinsi Kalimantan Timur. Pada halaman pengesahan menunjukkan bahwa pihak-pihak terkait telah menyetujui dan mengesahkan dokumen kurikulum yang telah disusun oleh tim pegembangan kurikulum SMA Islam Terpadu Granada.

Penyusunan daftar isi dalam dokumen kurikulum SMA Islam Terpadu Granda memuat judul, bab, dan subbab yang terkait dengan dokumen tersebut. Daftar isi harus sesuai dengan isi dokumen agar memudahkan pembacanya apabila ingin membaca pada halaman tertentu.

Pada bab I pendahuluan dalam dokumen kurikulum SMA Islam Terpadu Granada terdiri dari beberapa subbab yaitu latar belakang, landasan hukum, dan tujuan. Latar belakang ditulis dalam bahasa yang baik dan benar. Landasan hukun penyusunan kurikulum berdasarkan Al-Qur’an, Hadits, Undang-Undang RI, Peraturan Pemerintah (PP), dan Peraturan Menteri (Permen). Tujuan dibuatnya dokumen kurikulum ini adalah untuk dijadikan pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional, pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran dan proses belajar mengajar dalam rangka mencapai visi, misi dan tujuan sekolah, pedoman pengembangan potensi peserta didik dan pencapaian seluruh kompetensi, sebagai acuan bagi guru dalam mengembangkan silabus dan rencana pembelajaran, sebagai sumber motivasi bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, dan untuk dijadikan dasar pelaksanaan evaluasi dan program tindak lanjut dalam mewujudkan pendidikan yang lebih berkualitas di Sekolah Menengah Atas Islam Terpadu Granada Samarinda.

Selanjutnya penjelasan terkait bab III pada dokumen kurikulum yang berkaitan tentang struktur dan muatan kurikulum. Kurikulum SMA Islam Terpadu Granada disusun dan dikembangkan dengan mengacu pada landasan filosifis, teoritis, dan yuridis.

Pada kelas X dan XI, SMA Islam Terpadu Granada menggunakan struktur kurikulum 2013. Pada struktur ini, SMA Islam terpadu Granada mengambil dua program peminatan, yaitu program peminatan ilmu pengetahuan alam dan program peminatan ilmu pengetahuan sosial. Pada kelas XII, SMA Islam Terpadu Granada juga menggunkan kurikulum KTSP 2006 dengan dua program penjurusan yang sama sebagimana kelas X dan XI, yaitu program ilmu sains dan sosial.

Pemilihan mata pelajaran menggunakan kurikulum dinas pendidikan dan kurikulum JSIT (Kurikulum Jaringan Sekolah Islam Terpadu). Untuk kurikulum dinas pendidikan secara otomatis ada mata pelajaran wajib tetapi kemudian berbicaranya kurikulum JSIT maka mengikuti program JSIT. Maka ada mata pelajaran yang tidak ada di sekolah lain tetapi ada di SMA Islam Terpadu Granada, misalnya tahfidz Qur’an dan bahasa Arab.

Pengembangan diri di SMA Islam Terpadu Granada meliputi dua komponen, yaitu bimbingan konseling dan ekstrakulikuler. Bimbingan konseling adalah salah satu

(7)

Jurnal Tarbiyah & Ilmu Keguruan (JTIK) Borneo, Volume 1 (3), 2020

265 layanan pihak sekolah kepada siswa untuk membimbing, memecahkan masalah dan membina siswa selama menjadi siswa di SMA Islam Terpadu Granada. Untuk mengembangkan potensi, bakat, minat peserta didik, SMA Islam Terpadu Granada juga memberikan berbagai macam bentuk kegiatan ekstrakulikuler yang terdiri dari berbagai bidang yang dapat diikuti siswa, yaitu: bidang kesenian, bidang keolahragaan, bidang keakademikan, dan bidang umum. Selain itu ada juga kegiatan bina pribadi Islam, yaitu program pengembangan diri yang disusun oleh tim pengelola program bina pribadi Islam yang dibentuk oleh SMA Islam Terpadu Granada. Program ini merupakan program pengembangan diri yang berupa bimbingan Islam terpadu yang bertujuan untuk membentuk karakter dan kepribadian islami peserta didik secara integral dari segala sisinya dengan cara mengembangkan potensi rohani, jasmani, dan akal fikiran peserta didik13

Untuk ketuntasan belajar dalam mengukur pencapaian siswa dalam pembelajaran digunakan Kriteria Lulusan Minimal (KKM). unsur penentu KKM tersebut SMA Islam Terpadu Granada dapat membuat kriteria dan skala penilian KKM dengan angka puluhan. Hal ini dilakukan untuk memudahkan analisis setiap indikator yang ada dan tentunya hal ini telah disepakati oleh setiap guru mata pelajaran.

Untuk kenaikan kelas dan kelulusan dilakuakn berdasarkan pada penilaian hasil belajar semester genap dan juga hasil ujian sekolah maupun nasional. Dalam dokumen kurikulum SMA Islam Terpadu Granada dijelaskan kriteria kenaikan kelas dan juga penyebab siswa dinyatakan tinggal kelas. Terkait dengan kelulusan, SMA Islam Terpadu Granada menetapkan kriteria sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 pasal 72 Ayat(1) dan juga ada kriteria tambahan dari pimpinan Yayasan Pendidikan Islam Granada dan kepala SMA Islam Terpadu Granada yang disesuaikan dengan visi dan misi sekolah dan yang termasuk dalam konten layanan SMA Islam Terpadu Granada.

2. Posisi Kurikulum SMA Islam Terpadu Granada dalam Pencapaian Tujuan Pendidikan Nasional

Kurikulum SMA Islam Terpadu Granada dijadikan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional dan upaya pemenuhan 8 standar Nasional Pedidikan serta pencapaian 3 standar tambahan Jaringan Sekolah Islam Terpadu. Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat bahwa posisi Kurikulum SMA Islam Terpadu Granada juga posisinya sama dengan kurikulum nasional yakni untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

E. Pembahasan

1. Kurikulum SMA Islam Terpadu Granada

Format dokumen satu pada SMA Islam Terpadu Granada keseluruhan isinya sudah termuat di dalamnya. Penyusunan bab dan sub bab yang termuat di dalamnya sudah sesuai dengan mekanisme penyusunan berdasarkan dengan pedoman dari BNSP, sehingga isinya mencerminkan dokumen ilmiah yang mudah dipahami bagi yang membaca dokumen tersebut. Walaupun ada beberapa sub bab yang tidak dicantumkan dan tidak dijelaskan di dalamnya, yaitu pendidikan kecakapan hidup dan pendidikan kewirausahaan. Padahal dalam pedoman dari BNSP kedua hal tersebut juga masuk dalam sistematika penyusunan dokumen kurikulum.

Memperhatikan dokumen satu kurikulum SMA Islam Terpadu Granada, secara umum isi yang tertuang di dalamnya sudah memenuhi unsur daripada isi KTSP. Dalam segi penyusunannya teratur dan rapi dilihat dari bab dan sub bab. sebelum Bab I terdapat cover dan lembar pengesahan yang sesuai dengan pedoman. Untuk lembar

13 Tim Penyusun, “Kurikulum SMA Islam Terpadu Granada”, Dokumen Kurikulum, SMA Islam Terpadu Granada tahun 2019, hlm. 24.

(8)

Jurnal Tarbiyah & Ilmu Keguruan (JTIK) Borneo, Volume 1 (3), 2020

266 pengesahan sendiri, berdasarkan pedoman dari BNSP terdapat tanda tangan dari ketua komite sekolah, kepala sekolah, dan kepala dinas pendidikan daerah. Pada dokumen satu milik SMA Islam Terpadu Granada, ditambahkan tanda tangan dari ketua yayasan. Hal ini merupakan bentuk sah atau tidaknya dokumen kurikulum yang telah dibuat.

Pada dokumen tersebut, pada Bab I selain tiga sub bab yang sudah ditetapkan terdapat tambahan satu sub bab, yaitu analisis SWOT. Analisis SWOT ini merupakan perencanaan strategis yang dilakukan sebelum pelaksanaan pendidikan yang bertujuan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada SMA Islam Terpadu Granada dengan cara mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan tidak mendukung pencapaian visi, misi, dan tujuan SMA Islam Terpadu Granada, baik janngka pendek, menengah, maupun panjang dengan sasaran utama dimaksimalkan strength (kekuatan) dan opportunity (peluang) dan pada saat yang bersamaan dapat meminimalisisr weakness (kelamahan) dan threat (tantangan).

Pada bab II penyusunannya sudah sesuai dengan pedoman BNSP dan juga dijabarkan tujuan sekolah yang terdiri dari tujuan jangka pendek, tujuan jangka menengah dan tujuan jangka panjang. Tujuan sekolah ini sangat penting karena merupakan penjabaran visi dan misi untuk menentukan ke mana arah kegiatan yang dingikan oleh sekolah dalam mencapan tujuan sekolah tersebut.

Pada bab III penyusunan dokumen kurikulum juga sesuai dengan pedoman BNSP yang telah ditetapkan. Dalam dokumen kurikulum SMA Islam Terpadu Granada ada penambahan kegiatan pengembangan diri selain ekstrakulikuler, yaitu ada bimbingan konseling dan program bina pribadi Islam yang dilaksanakan di luar jam ajar formal.

Terkakhir pada bab IV yang terkait dengan kalender pendidikan, dokumen kurikulum SMA Islam Terpadu Granada secara umum susunan dan isi yang tertuang di dalamnya juga sudah telah memenuhi pedoman BNSP dalam penyusunan dokumen kurikulum. Hari efektif dan jumlah minggu di SMA IT Granada sudah dibuat dalam kalender akademik. Selain itu rencana kegiatan yang sudah disusun juga sudah masuk dalam kalender akademik.

a. Kesesuaian dengan Komponen Kurikulum

Dalam kaitannya dengan tujuan pendidikan kurikulum SMA Islam Terpadu Granada memuat kekhasan yang memiliki 10 indikator yang dapat diukur dari pencapaian visi. Hal ini terdiri dari beraqidah yang lurus, beraqidah yang benar, berakhlakul karimah, berbadan sehat jasmani dan rohani, berwawasan luas, beretos kerja yang tinggi, menjaga waktu, tertata urusannya, mandiri, dan bermanfaat bagi orang lain. Visi, misi, dan tujuan sekolah yang ada di dokumen kurikulum SMA Islam Terpadu Granada sudah mencakup dari tujuan pendidikan nasional.

Terkait isi kurikulum penyusunan mata pelajaran untuk kelas X dan XI pada SMA Islam Terpadu Granada pada tahun pelajaran 2019/2020 mengacu pada struktur kurikulum 2013 sedangkan penyusunan mata pelajaran untuk kelas XII mengacu pada struktur kurikulum KTSP tahun 2006. Muatan lokal yang dikembangkan dan diajarkan di SMA Islam Terpadu Granada yang disusun berdasarkan analisa sumber daya sekolah dan kebutuhan siswa adalah mata pelajaran tahfidz. Hal ini sesuai dengan peraturan pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005 bahwa sekolah berhak melaksanakan kurikulum berdasarkan kekhasan siswa maupun karakteristik budaya setempat.

Strategi kurikulum di SMA IT Granada Samarinda terlihat dari pemilihan kelompok mata pelajaran yang disesuaikan dengan standar nasional pendidikan dan juga standar dari kekhasan sekolah. Kemudian ditambahkan kegiatan pengembangan diri yang terdiri dari bimbingan konseling yang berguna untuk membimbing, memecahkan masalah, dan

(9)

Jurnal Tarbiyah & Ilmu Keguruan (JTIK) Borneo, Volume 1 (3), 2020

267 membina siswa. SMA IT Granada Samarinda juga melaksanakan program pengembangan minat dan bakat melalui kegiatan ekstrakurikuler yang bervariasi. Terdapat pula program bina islam yang digunakan sebagai cara untuk mencapai standar khusus sekolah islam. Dari sini terlihat bahwa strategi pelaksanaan kurikulum di SMA IT Granada Samarinda sudah sesuai dengan teori, meliputi: jenjand pendidikan, KBM, konseling, sarana, supervisi, dan evaluasi.14

Pada komponen evaluasi dokumen kurikulum terdiri dari kriteria ketuntasan minimal, kenaikan kelas, dan kelulusan. Setiap guru sudah menentukan kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada mata pelajaran. Penetapan kriteria dilakukan diawal tahun pelajaran dan sudah disebutkan nominal angkanya dalam dokumen kurikulum. Tentu saja, penentuan kriteria ini memperhatikan hal-hal dalam penentuan KKM.

Ketentuan kriteria kenaikan kelas di SMA Islam Terpadu nada bisa dikatakan baik. Kriteria yang ditentukan mampu menjadikan siswa memiliki kompetensi atau kemampuan seperti yang diharapkan. SMA Islam Terpadu Granada menetapkan siswa yang naik atau lulus harus mengikuti 80% dari hari efektif belajar, mempunyai nilai ekstrakulikuler, poin pelanggaran tata tertib tidak mencapai 80%, untuk aspek afektif minimal baik (B), dan mencapai tambahan hapalan Al-Qur’an minimal Surah Ad-Dhuha sampai An-Naas untuk kelas X dan An-Naba sampai An-Naas untuk kelas XI. Kriteria lulusan mengacu pada PP 19/2005 pasal 27 ayat 1 dan telah dijabarkan dalam dokumen kurikulum sekolah.

b. Kesesuaian dengan prinsip pengembangan kurikulum

Untuk mencapai visi, misi, dan tujuan sekolah, SMA IT Granada melakukan analisis SWOT yang dituliskan dalam dokumen kurikulum. Analisis SWOt ini digunakan untuk mengetahui kekuatan, peluang, kelemahan, dan tantangan yang ada di sekitar wilayah sekolah dalam penyusunan kurikulum.

Penyusunan kurikulum SMA Islam Terpadu Granada sejalan dengan teori pada prinsip relevansi karena dalam pembuatannya memperhatikan kebutuhan masyarakat dan siswa di sekitarnya, sehingga nanti akan bermanfaat bagi siswa untuk berkompetisi di dunia kerja yang akan datang. Relevansi dalam kurikulum terkait antar komponennya dan juga relevansi eksternal, yaitu kesesuaian dengan kebutuhan jaman serta kemampuan siswa.15

Selain itu dokumen kurikulum SMA Islam Terpadu Granada berupaya agar hasilnya fleksibel dalam implementasinya, memungkinkan penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan siswa dan latar belakang siswa, peran kurikulum di sini sangat penting terhadap perkembangan siswa. Hal ini juga bisa dilihat pada struktur dan muatan kurikulum yang mempertimbangkan latar belakang siswa dalam pelaksanaannya. Kemudian pada evaluasi belajar peserta didik juga ada kriteria yang menjadi pertimbangan untuk hasil belajar siswa dan kelulusan yaitu tingkat kemampuan siswa dan juga sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pendidikan. Fleksibilitas kurikulum menurut Mansur memungkinkan kurikulum menyesuaikan kemampuan siswa, waktu, serta kondisi daerah dalam praktik di sekolah.16

14 Lismina, Pengembangan…, hlm. 19.

15 Asmariani, “Prinsi-Prinsi Pengembangan Kurikulum dalam Perpspektif Islam”, dalam

Jurnal Al-Afkar, Edisi No. 2 Vol. 128, 2014.

16 Mansur, “Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Multikultural”, dalam

(10)

Jurnal Tarbiyah & Ilmu Keguruan (JTIK) Borneo, Volume 1 (3), 2020

268 Kemudian prinsip kontiunuitas terlihat pada mata pelajaran yang diberikan di SMA Islam Terpadu Granada sesuai dengan jenjang pendidikan yang ada. Bahan pelajaran yang diperlukan untuk belajar lebih lanjut pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi sudah diajarkan pada tingkat pendidikan sebelumnya. Kontinuitas kurikulum menurut Nanik dilihat dari keberlangsungan kegiatan belajar siswa yang tak terputus sehingga kurikulum harus berkesinambungan anatar kelas maupun jenjang pendidikan.17

2. Posisi Kurikulum SMA Islam Terpadu Granada dalam Pencapaian Tujuan Pendidikan Nasional

Kurikulum memiliki posisi yang sentral dalam keseluruhan proses pendidikan dan tidak dapat dipisahkan dari pendidikan itu sendiri. Di sekolah guru melaksanakan funginya sebagai pendidik secara terencana berdasarkan dengan kurikulum yang telah disusun untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

Untuk posisi kurikulum SMA Islam Terpadu dalam pencapaian tujuan nasional juga sama halnya dengan posisi kurikulum secara nasional, yaitu sebagai sentral dalam menjalankan proses pendidikan untuk mencapai tujuan tersebut. Namun hal yang membedakan antara kurikulum nasional dengan kurikulum Islam Terpadu adalah pada karakteristiknya. Kurikulum Islam Terpadu tentunya memiliki karakteristik dengan nilai keislaman. Pencapaian tujuan pendidikan dalam proses pembelajaran di SMA Islam Terpadu Granada Samarinda dengan cara mengintegrasika pendidikan agama dengan pendidikan umum.

Tujuan pendidikan nasional yang berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2003 juga erat hubungannya dengan pendidikan karakter. Hal ini sesuai dengan visi dan Misi SMA Islam Terpadu Granada yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Intinya dalam pencapaian tujuan pendidikan nasional kurikulum Islam Terpadu dan kurikulum nasional saling bersinergi untuk menghasilkan peserta didik yang berkarakter.

F. Kesimpulan

SMA Islam Terpadu Granada menggunakan perpaduan antara dua kurikulum, yaitu kurikulum nasional dan kurikulum Islam Terpadu. Kurikulum nasional yang digunakan adalah KTSP 2006 untuk kelas XII dan Kurikulum 2013 untuk kelas X dan XI. Kurikulum Islam Terpadu diterapkan untuk semua jenjang kelas. Terkait dengan isi dan sistematika penyusunan kurikulum SMA Islam Terpadu Granada sudah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Namun terdapat kekurangan dari kurikulum tersebut, yakni tidak memasukkan unsur daerah Samarinda pada muatan lokal. Muatan lokal dalam kurikulum tersebut diisi dengan tahfidz yang disusun berdasarkan analisa sumber daya sekolah, kebutuhan siswa, dan tujuan dari satuan pendidikan tersebut.

Posisi kurikulum SMA Islam Terpadu Granada dalam pencapaian tujuan pendidikan nasional sama halnya dengan posisi kurikulum nasional, yaitu menempati posisi sentral dalam keseluruhan proses pendidikan. Namun yang membedakannya adalah kurikulum Islam terpadu memiliki karakteristik nilai keislaman yang terintegrasi dengan pendidikan umum. Visi, misi, serta tujuan SMA Islam Terpadu Granada sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Jadi, kurikulum nasional dan kurikulum Islam Terpadu saling bersinergi dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang akan menghasilkan peserta didik yang berkarakter. Hal ini dilakukan dengan cara memasukkan nilai-nilai keislaman dalam setiap mata pelajaran yang diberikan. Kedua

17 Nanik Kusumawati dan Vivi Rulviana, Pengembangan Kurikulum di Sekolah Dasar, (Magetan: CV. AE Media Grafika, 2017), hlm. 70.

(11)

Jurnal Tarbiyah & Ilmu Keguruan (JTIK) Borneo, Volume 1 (3), 2020

269 kegiatan pengembangan melalui program-program sekolah dan pengembangan muatan lokal. Di dalam dokumen kurikulum tersebut terlihat bahwa pelaksanaan pendidikan di SMA Islam Terpadu Granada mengikuti peraturan dari dinas pendidikan dan juga menyisipkan nilai keislaman dalam setiap proses pendidikan tersebut. Diterima.

DAFTAR PUSTAKA

Asmariani. “Prinsi-Prinsip Pengembangan Kurikulum dalam Perpspektif Islam”, dalam Jurnal Al-Afkar, Edisi No. 2 Vol. 128. 2014.

Izzan, Ahmad & Saehudin. Hadis Pendidikan. Bandung: Humaniora. 2016.

Kusumawati, Nanik & Rulviana, Vivi. Pengembangan Kurikulum di Sekolah Dasar. Magetan: CV. AE Media Grafika. 2017.

Latisi, Ismail, Waka Kurikulum SMA Islam Terpadu Granada. Wawancara. Samarinda 9 Maret 2020.

Lismina. Pengembangan Kurikulum di Sekolah dan Perguruan Tinggi. Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia. 2019.

Mansur. “Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Multikultural”, dalam Jurnal Kependidikan dan Keislaman FAI Unisma, edisi No. 2 Vol. X. 2016.

Mulyasa. Implemetasi Kurikulum 2012 Revisi. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2018. Mustari, Mohamad. Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo. 2015.

Peraturan Pemerintah RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Standar Nasional Pendidikan. Sanjaya, Wina. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

2013.

Shobirin, Ma’as. Konsep dan Implementasi Kurikulum 2013. Yogyakarta: CV Budi Utama. 2016.

Simatupang, Halim, dkk. Telaah Kurikulum SMP di Indonesia. Surabaya: CV. Pustaka MediaGuru. 2019.

Siregar, P. Sonang & Hatika, R. Genesa. Ayo Latihan Mengajar: Implementasi Kurikulum 2013 di Sekolah (Peerteaching dan Microteaching). Yogyakarta: CV Budi Utama. 2019.

Siviannisa, Rizqi. “Efektivitas Penilaian Auntentik Kurikulum 2013 dalam Menilai Sikap Siswa kelas VII E di SMP Negeri 2 Sedari”. Skripsi. UIN Sunan Ampel Surabaya tahun 2015.

Tim Penyusun. “Kurikulum SMA Islam Terpadu Granada”. Dokumen Kurikulum. SMA Islam Terpadu Granada tahun 2019.

Referensi

Dokumen terkait

Populasi yang akan di ambil berasal dari rata-rata jumlah wisatawan yanga. datang pada weekday dan

Mahasiswa dapat memahami tentang kegunaan ilmu sculpture dalam desain produk sebagai. acuan bentuk dan

[r]

Laporan skripsi dengan judul “ Sistem Informasi Pengelolaan Data Proyek Pada CV.Faiz Jaya ” telah dilaksanakan dengan tujuan untuk menghasilkan suatu aplikasi untuk mempermudah

Berdaharawan Khusus Penerima atau dengan sebutan lain adalah mereka yang diberi tugas, kewajiban dan tanggung jawab untuk menerima, menyimpan, membukukan dan menyetor

KPT terhadap Kesadaran merek produk Pepsi secara simultan dilihat dari ditolak dan diterima dapat disimpulkan bahwa variabel bebas yakni KPT yang terdiri dari iklan (X 1 ),

Penanganan autis secara linguistik klinis akan memberikan pemahaman baru bagi para pengajar di lembaga pendidikan khusus autis tentang bagaimana seharusnya

Peluang untuk menjadi PNS semakin kecil lagi setelah pemerintah memutuskan penundaan sementara (moratorium) tambahan formasi untuk penerimaan PNS sejak 1 September